Anda di halaman 1dari 131

ReHaT

Renungan Harian Toraya


Edisi Januari – April 2020

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 1
ReHaT
Renungan Harian Toraya

Diterbitkan dalam bahasa Indonesia


(Untuk kalangan sendiri oleh) :
BADAN PEKERJA SINODE GEREJA TORAJA
Jln. Ahmad Yani No. 45 Rantepao, 91831 Toraja Utara, Sulawesi Selatan
E-mail: bpsgetor@gmail.com
Website:www.bps.gerejatoraja.org

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 2
Penulis ReHaT edisi Januari s/d April 2020
Pdt.Marthen Betteng, Pdt.Nopriyanti Palayukan, Pdt. Yulianus Tandisau`, Pdt.Frederik Paluttu, Pdt.Natalia,
Pdt.Supriadi Mei Mahendra, Pdt.Merson sakke`, Pdt.Jhoni So`ba, Pdt.Grace Tato`, Pdt.Daud Palelingan Pdt.
Frans Sanggola Tangdira’pak, Erma,S.Th,Sinthia,Novita Yanti, Vinci, Novita Arif, Armaya,S.Th, Yudi
Pasomba,Dersa,Marta Simba`, Riska Karida, Sherly Pagasing, Irwan Pangarungan, Prasetiawan Samban
Taruk Allo, Surahman, Rohani Sulobua’, S.Th, Yenita Markus,S.Th, Helmawati Patiung,S.Th, Nampi
Pabisa,S.Th,Settin Galugu,S,Th, Grace Maya Panggau,S.Th, Yuliana Meti Kallungan, Crisna Lidiana Timbayo,
Herni Pabisa,S.Th, Krisnataniel, Marthen Bembe Arroan,S.Th, Andarias Rio Boko`, Sunarti Manguling, Merry,
Sapan,S.Th, Pdt.Gerson,Pdt.Armand Dannari.

Pemimpin umum dan penanggung jawab:


Pdt. Alfred Anggui,D.Th
Pemimpin Redaksi:
Pdt.Daud Palelingan,S.Th.MM
Pendamping Redaksi:
Pdt.Albatros Palilu,M.Theol
Pdt.Elvis Leme` saladan,S.Th

Penyunting, Editing dan Layout:


Pdt. Daud Palelingan

Penerjemah bahasa Toraja:


Pdt. Elvis Saladan

Desain Sampul
Rantivianto Kendenan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 3
Rabu 1 Januari 2020
Mazmur 20:1-6

MEYAKINI DUKUNGAN DOA


Ungkanappai’ Petokon Passambayangan

Selamat Tahun Baru. Salah satu bentuk dukungan yang


dapat menguatkan kita menjalani tahun ini adalah ketika ada
seseorang yang menyebut nama kita dalam doanya. Dia berdoa
agar kita mencapai harapan dan impian kita. Setidaknya kita akan
semakin semangat bahwa diluar sana ada orang yang sedang
mendukung kita untuk mencapai harapan kita.
Mazmur 20 menggambarkan permohonan pemazmur agar
Allah membela raja yang baik (ay.2-3) tidak semua raja itu jahat,
sebab diantara raja yang ada, masih terdapat raja yang sungguh-
sungguh taat mempersembahkan hidup dan kurbannya kepada
Allah (ay.4). Raja yang baik akan selalu bersandar pada pimpinan
Tuhan, dan itulah cara terbaik untuk berhasil dalam
kepemimpinannya. Pemazmur memiliki keyakinan bahwa bagi
setiap raja yang taat dalam jalan Tuhan, maka Allah pasti
memberikan kemenangan kepadanya sebagai orang yang diurapi
oleh Tuhan (ay.7) Jika demikian doa dan harapannya akan di jawab
oleh Tuhan demi membangun kepentingan rakyat. Itulah
sebabnya pemazmur dalam bacaan kali ini tak berhenti menaikkan
doanya demi keberhasilan raja yang taat kepada Tuhan
Hari ini adalah hari pertama di tahun 2020. Untuk menjalani
tahun tersebut, kita mesti sadar bahwa kita takkan mampu
berjalan sendiri tanpa topangan dan dukungan dari orang lain
terlebih pertolongan Tuhan. Oleh karena itu marilah kita merawat
kehidupan kita dengan saling mendoakan satu dengan yang lain
agar kita semakin kuat menjalani kehidupan. Selain itu, marilah
kita mendukung pemerintah kita dalam doa agar semua

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 4
pemerintah dapat memerintah kita dengan takut terhadap Tuhan.
Selamat Tahun baru.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 5
Kamis 2 Januari 2020
Mazmur 20:7-10

MENGANDALKAN KEKUATAN TUHAN


Ussattuan Kamatotoranna Puang Matua

Mungkin kita sering mendengar ucapan bahwa hal yang


tidak mungkin bagi kita dapat dimungkinkan oleh Allah. Kalimat ini
hendak menegaskan bahwa pertolongan Allah akan memberikan
kemenangan terhadap orang yang dikehendaki-Nya.
Mazmur 20:7-10 secara khusus menggambarkan sebuah
keyakinan dan penegasan pemazmur bahwa ternyata Tuhan
berpihak pada Daud. Pada ayat 7 Daud menegaskan bahwa:
“Sekarang aku tahu, bahwa Tuhan memberi kemenangan kepada
orang yang di urapi-Nya”. Daud dipilih dan diurapi oleh Tuhan
untuk menjadi seorang raja. Itulah sebabnya Daud merasa
bersyukur karena pilihan Tuhan yang jatuh atasnya ternyata
membawa kemenangan setelah beberapa waktu kemudian ia
menjalankan kepemimpinannya. Jika orang lain memegahkan
kekuatan diri dan kekuatan pasukannya (ay.8), tetapi Daud justru
lebih memegahkan Tuhan dan ternyata kemenangan justru
diserahkan kepada Daud yang dalam hidup dan kepemimpinannya
selalu mengandalkan Tuhan, tetapi bagi mereka yang
mengadalkan kekuatannya di luar Tuhan, maka yang terjadi adalah
mereka rebah dan jatuh (ay.8).
Bagaimana dengan kehidupan kita? Seberapa yakinkah
kita mengandalkan kuasa Tuhan dalam menjalani kehidupan kita?
Daud telah mengungkapakan pengalaman hidupnya bahwa
mengandalkan Tuhan berarti kemenangan, sedangkan
mengandalkan kekuatan diri sendiri berarti kebinasaan. Karena itu
marilah kita tetap percaya bahwa, di dalam Yesus ada kekuatan
yang akan menyertai kita dalam menjalani kehidupan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 6
Jumat 3 Januari 2020
Kejadian 28:10-22

DIBERKATI DARI MENDENGAR


Belanna ma’perangi anna dipassakke

Mendengar adalah hal yang amat penting dalam menjalani


kehidupan. Jika kita selalu mengarahkan pendengaran kita kepada
perkataan-perkataan yang benar maka hidup keseharian kita akan
terpola dari hal-hal baik yang kita dengar.
Yakub dalam pembacaan kita sedang menempuh
perjalanan yang jauh dan sangat melelahkan. Semua itu harus
ditanggungnya sebagai akibat dari kesalahannya kepada Esau
sehubungan dengan hak kesulungan yang diperolehnya. Ia juga
harus menanggung persoalan kedua orangtuanya termasuk
alasan untuk pergi mencari istri yang harus berasal dari kaum
keluarganya. Namun dalam perjalanan yang berat itu, Tuhan hadir
melalui mimpi untuk menyatakan janji penyertaan dan berkatnya
bagi Yakub yang adalah seorang berdosa. Dari mimpi tersebut
kemudian Yakub mendirikan tugu dan membangun janji kepada
Tuhan. Yakub menunjukkan kepekaan mendengar suara Tuhan
yang membuatnya yakin akan janji penyertaan atasanya dan dari
situlah Yakub punya alasan untuk bersyukur.
Kita sedang menjalani perjalanan yang panjang tanpa kita
tahu kapan berakhirnya. Dalam menjalaninya kita diperhadapkan
dengan berbagai pergumulan yang silih berganti. Kalau pun saat
ini kita sedang merasakan masalah berat, maka percayalah seperti
pengalaman Yakub bahwa Tuhan selalu setia hadir dalam
kehidupan umat-Nya. Siapapun dan bagaimanapun keadaan kita,
Dia adalah Allah yang penuh kasih yang akan terus ada untuk
menyatakan suara kasih-Nya, janji-Nya dan berkat-Nya. Hanya saja
dibutuhkan kepekaan untuk selalu setia dan percaya dengan suara
Tuhan yang kita baca, dengar dan renungkan. Yakinlah bahwa
Firman Tuhan adalah kekuatan bagi kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 7
Sabtu 4 Januari 2020
Mazmur 72:1-4

KITA ADALAH ALAT-NYA UNTUK MENYATAKAN PILIHAN


Kitamo tu Napoparea laumpamanassa dipileinna

Raja bagi bangsa Israel bukanlah pilihan rakyat Israel


melainkan pilihan Allah. Saul, Daud dan Salomo adalah tiga raja
pertama Israel yang adalah pilihan Allah. Saul gagal karena tidak
setia. Daud dipilih untuk menggantikan Saul. Selanjutnya Salomo.
Hal inilah yang menjadi alasan pemazmur bahwa jika raja adalah
pilihan Allah, maka seharusnyalah raja tunduk kepada Allah.
Salomo mendoakan agar raja dan keturunananya tunduk kepada
Allah dan menerima hukum dari Allah untuk dijalankan sepanjang
pemerintahannya (ay.1). Hukum yang dimaksudkan ialah semua
keadilan Allah harus ditegakkan oleh raja dalam rangka memimpin
umat-Nya. Raja harus menjamin damai sejahtera (ay.3) serta
membela umat-Nya yang tak berdaya dan tertindas serta
menghakimi dan menghukum pelaku kejahatan (ay.2,4).
Memiliki pemimpin atau menjadi pemimpin yang ideal
seperti yang didoakan Salomo adalah hal yang diimpikan oleh
semua masyarakat. Setiap kali kita berdoa untuk pemerintah, kita
selalu memohon agar pemerintah kita tetap hormat pada Tuhan.
Namun pertanyaan penting yang patut direnungkan adalah
apakah kita telah menjadi orang benar dalam memilih dan
menentukan pemimpin yang dianggap takut Tuhan, dan bukan
karena hubungan keluarga, apalagi dengan suap? Karena itu,
marilah sama-sama menghayati bahwa kita adalah alat Tuhan
untuk memilih pemimpin kita, dan marilah kita tetap mendukung
dan mendorong pemerintah kita untuk selalu menghadirkan
damai sejahtera, keadilan serta membela yang tertindas hingga
akhirnya pemerintah kita semakin menghayati dirinya sebagai alat
Tuhan untuk menyatakan kehendak Tuhan dalam menjalankan
kepemerintahannya.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 8
Minggu 5 Januari 2020
Mazmur 72:5-11

DOA
Passambayangan

Ibarat sayur tanpa garam tentu saja hambar, demikian


halnya orang kristen yang tanpa doa kekristenannya akan hambar
dan tidak dapat dirasakan oleh dirinya sendiri apalagi orang lain.
Doa merupakan kekuatan bagi orang percaya karena dengan doa
orang percaya dimungkinkan berkomunikasi dengan yang Maha
Kuasa. Sebagai orang Kristen sudah menjadi kewajiban untuk
melakukan doa didalam kehidupannya. Semakin banyak kita
berdoa maka semakin terbentuklah kepekaan kita didalam relasi
dengan Tuhan dan juga sesama manusia.
Mazmur 72:1-5 merupakan mazmur Daud untuk Salomo
dalam bentuk doa kepada Tuhan. Doa ini biasanya dipakai sebagai
doa pada waktu mengawali raja naik tahta. Doa ini dilakukan
karena pemahaman bahwa raja adalah yang diurapi Allah, oleh
karenanya seorang raja harus “melayani” Allah dengan bersikap
jujur dan adil, serta memelihara orang miskin karena itulah yang
dikehendaki Allah. Melalui doa selalu ada pengharapan baru bagi
terjadinya perubahan didalam pemerintahan melalui raja pada
saat itu. Permohonan raja yang memohon “hukum Allah”
dinyatakan sebagai bentuk pengakuan bahwa Allah-lah yang
memerintah sehingga keadilan dan kesejahteraan dapat terwujud.
Hal ini juga menunjukkan bahwa seorang raja yang diurapi
hendaknya selalu ditopang dengan doa kepada Allah agar selalu
mendapatkan hikmat saat menjakankan tugasnya.
Sebagai orang Kristen harus menjadi kewajiban menghidupi
doa didalam kehidupannya. Semakin tekun berdoa maka semakin
terbentuklah kepekaan kita didalam relasi dengan Tuhan dan
sesama manusia. Jadi tidak ada alasan bagi orang percaya untuk
hidup tanpa doa. Berdoalah selalu. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 9
Senin 6 Januari 2020
Mazmur 72:12-19

RELASI “ALLAH - PEMERINTAH - RAKYAT”


Kasiulanganna “Puang Matua-To Ma’parenta-Tobuda”

Apakah yang paling dibutuhkan seorang penguasa, agar


dapat memerintah dengan adil dan bijaksana? Dan apakah yang
mesti dimiliki seorang pemimpin agar disukai serta mampu
melakukan tugasnya dengan efektif dan efisien? Tentunya bagi
seorang penguasa dan pemimpin selain kewibawaan dan
kemampuan untuk memimpin dibutuhkan juga karakter yang
dapat menunjangnya saat menjalankan tugasnya.
Mazmur ini berisi ajaran kepada rakyat untuk mendoakan
Salomo agar menggunakan kuasa yang diterimanya dari Tuhan
dengan baik dan bukan untuk keuntungannya sendiri, melainkan
bagi kesejahteraan seluruh rakyat, khusunya mereka yang lemah
dan tidak berdaya. Karena itu mazmur ini berisi doa dan harapan.
Doa seperti apa yang diminta untuk kepemimpinan salomo?
1. Doa Memohon Kekuasaan dan Kedamaian (ay.12-14)
2. Doa Memohon Kemasyhuran dan Berkat (ay.15-17)
3. Puji-pujian kepada Allah (ay.18-19)
Dukungan doa dari rakyat seperti inilah yang memungkinkan raja
dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Ada relasi yang
terhubung antara sikap raja dan respons rakyat sehingga
berdampak terhadap kesuburan tanah Kanaan (ay.16) sebagai
pernyataan perkenaan dan berkat Tuhan.
Allah, pemerintah dan rakyat adalah hal yang tidak bisa
terpisah dalam kehidupan sosial. Sangat perlu pemerintah
membangun relasi yang kuat terhadap rakyat terlebih kepada
Tuhan, karena hanya dalam Tuhan pemerintah dapat menerima
petunjuk ketika melaksanakan tugasnya. Tugas kita sebagai umat,
warga jemaat dan rakyata adalah menopang pemerintah kita
denga dukungan doa dan karya.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 10
Selasa 7 Januari 2020
1 Raja-Raja 10:1-13

HIKMAT DARI ALLAH


Kakinaan ludiomai Puang Matua

Kalau mau mendapatkan keuntungan, kita harus bekerja


mencari untung. Jika ingin hidup berhasil, kita harus berusaha
sampai berhasil. Kalau mau sukses, kita harus berusaha
semaksimal mungkin demi mendapatkan kesuksesan itu. Orang
yang ingin mendapatkan hikmat harus mencari sampai
mendapatkan hikmat.
Carilah hikmat. Hikmat berarti pengetahuan akan
kebenaran. Arti lain adalah penyerahan diri sepenuhnya kepada
Tuhan, karena pusat hikmat hanya ada pada Allah. Salamo
menunjukkan hal itu dalam sikap dan tindakannya. Hal ini
kedengaran oleh ratu Syeba. Karena itu perikop 1 Raja-Raja 10:1-13 
diberi judul “Kunjungan ratu negeri Syeba”. Kunjungannya hanya
ingin melihat dan ingin mencobai sampai dimana hikmat yang
dimiliki oleh Salomo. Hikmat yang dimiliki oleh Salomo adalah
pemberian Allah, dan Salomo sama sekali tidak membanggakan
diri dengan segala hikmat dan pengetahuan yang dimiliki olehnya,
bahkan dalam Alkitab dikatakan bahwa Salomo memuliakan Allah
dengan segala yang telah Allah berikan kepadanya.
Hikmat dapat ditemukan melalui hidup yang takut akan
Tuhan. Takut mempunyai makna setia berserah pada Tuhan.
Untuk menjadi orang yang berhikmat, dapat dimulai dengan
bersekutu sambil membaca dan merenungkan firman Tuhan
setiap hari. Mengapa harus setiap hari? karena kita hendak
mengetahui maksud dan kehendak Allah hari ini. Untuk
mengetahui apa yang Allah ingin lakukan bagi kita, tidak ada cara
lain selain membaca firman Tuhan dan merenungkannya setiap
hari. Baca dan renungkanlah firman Tuhan agar hidup kita semakin
dipenuhi oleh hikmat. Terpujilah Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 11
Rabu 8 Januari 2020
Efesus 4:1-16

BERSATULAH
Tontongkomi sanguyun

Kelima jari yang kita miliki, memiliki nama, bentuk, dan


kegunaan yang berbeda. Ada yang lebih tinggi dari jari lainnya,
sebaliknya ada pula yang diciptakan lebih pendek. Kelima jari
tersebut diciptakan unik dan berbeda satu dengan lainnya, tetapi
perbedaan tersebut tidak kemudian membuat mereka  bergerak
sendiri. Dengan setiap kelebihan dan kekurangan yang mereka
miliki, mereka bersatu untuk mencapai tujuan.
Efesus 4:1-16 merupakan bagian surat Paulus yang darinya,
kita memperoleh kesan bahwa jemaat di Efesus persekutuannya
terancam dengan pengkotak-kotakan. Dalam bacaan kita, Paulus
mendorong jemaat untuk memelihara kesatuan dan
persaudaraan  karena demikianlah pengikut Kristus dikenal.
Hilangnya kasih, persaudaraan, dan kesatuan adalah persoalan
serius bagi persekutuan karena gereja dipanggil untuk menjadi
satu tubuh di dalam Kristus. Perbedaan-perbedaan potensi yang
terdapat di jemaat Efesus ternyata tidak dipandang sebagai
kekayaan bersama tetapi justru menciptakan kelompok-kelompok
yang relasinya kurang baik. Pada konteks inilah, pesan kesatuan
jemaat dengan karunia yang beranekaragam menjadi penting
disampaikan oleh Paulus. Kesatuan adalah kasih karunia Allah.
Untuk mencapai kesatuan, kita harus selalu ingat bahwa semua
yang melekat pada diri kita ini adalah pemberian Tuhan. 
Sebagai anggota tubuh Kristus, kita pun tidak terluput dari
perbedaan. Mulai dari perbedaan warna kulit, suku, karakter,
keahlian, dan status sosial. Tetapi di tengah perbedaan tersebut,
kita dipanggil untuk saling melengkapi satu dengan lainnya
sebagai sepersekutuan dalam Kristus. Solideo. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 12
Kamis 9 Januari 2020
Kisah Para Rasul 9:1-9

ANIAYA UMAT = ANIAYA TUHAN


Kadipakario-rioanna kombongan=kadipakario-rioanna Puang

Olive Moore, penulis Inggris abad ke-19, menulis kata-kata


ini: “Hati-hatilah menggunakan kebencian….Kebencian adalah
hasrat yang membutuhkan seratus kali energi cinta. Pakailah
hanya untuk membenci masalah, bukan orang. Pakailah hanya
untuk membenci sikap tidak toleran, ketidakadilan, kebodohan”.
Kebencian yang diperlihatkan oleh Saulus terhadap orang
percaya menjadikannya sebagai kekuatan untuk menghancurkan
orang percaya. Monster ganas, barangkali itulah istilah tepat
untuk melukiskan seorang Saulus sebelum ia bertemu Yesus.
Betapa tidak, Alkitab melukiskan bagaimana Saulus memasuki
rumah demi rumah, menyeret orang-orang percaya, dan
memenjarakan mereka. Alkitab melukiskan betapa Saulus dengan
semangat berkobar-kobar serta didukung oleh surat kuasa dari
Imam Besar, pergi untuk menangkap dan membunuh setiap orang
yang mengikuti Jalan Tuhan (ay.1-2). Sungguh ganas dan
mengerikan. Saulus boleh saja punya semangat, punya rencana,
dan dukungan Imam Besar, tetapi rencana tinggal rencana ketika
ia kemudian bertemu dengan Imam Besar dan Pemilik Kuasa yang
sesungguhnya. Segala sesuatu yang ia rencanakan pupus dengan
segera. Di hadapan Yesus, Saulus terkapar di tanah dan tidak
berdaya. Jangankan mencari dan menangkap orang-orang
percaya, melihat pun ia tidak dapat (ay.8-9).
Kebencian terhadap sesama adalah kebencian terhadap
Tuhan. Menganiaya umat Tuhan sama dengan menganiaya Tuhan.
Karena itu, Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya dibenci,
disiksa dan dihina sebab ia menjajikan keselamatan kepada siapa
yang percaya kepada-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 13
Jumat 10 Januari 2020
Kisah Para Rasul 9:10-19a

MENJADI ALAT TUHAN


Napoparea Puang Matua

Seseorang bertanya kepada Ibu Teresa, "Ibu telah


melayani kaum miskin di Kolkata, India. Tetapi, tahukah Ibu,
bahwa masih ada banyak orang miskin yang terabaikan? Apakah
Ibu tidak merasa gagal?" Ibu Teresa menjawab, "Anakku, aku tidak
dipanggil untuk berhasil, tetapi aku dipanggil untuk setia"
Bacaan hari ini mengajak kita untuk melihat bagaimana
Tuhan memanggil umat-Nya menjadi hamba-Nya. Tuhan datang
kepada Ananias tepat pada saat Saulus sedang berdoa. Tuhan
memerintahkan Ananias untuk melayani Saulus, membaptis dia,
dan membawahnya ke dalam lingkungan orang percaya lainnya.
Ananias pun semula ragu bahwa Saulus telah bertobat. Namun
Yesus telah memerintahkan Ananias untuk melayani Saulus,
membaptis dia, dan membawanya ke dalam lingkungan orang
percaya lainnya. Dalam sekali perjumpaan dengan Yesus yang
penuh kuasa, seorang monster yang ganas kemudian berubah
menjadi seorang laki-laki biasa yang lemah dan butuh
pertolongan. Di kemudian hari Saulus bahkan berubah menjadi
salah satu tokoh Kristen yang paling gigih dalam memberitakan
Injil Tuhan Yesus sampai akhir hayatnya.
Tidak sedikit orang yang menolak kesempatan untuk
melayani Tuhan. Ada yang merasa tidak punya waktu, tidak
mampu atau merasa hidupnya terlalu kotor. Ananias sempat ragu
menerima tugas dari Tuhan untuk menumpangkan tangannya ke
atas Saulus, karena ia tahu betapa jahatnya Saulus (ay.13). Tetapi
setelah mendengarkan maksud Tuhan atas diri Saulus, Ananias
taat. Kita adalah pilihan-Nya. Tuhanpun sudah mempercayakan
tugas memberitakan Injil Kerajaan-Nya dalam kehidupan kita.
Karena itu setialah. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 14
Sabtu 11 Januari 2020
Kisah Para Rasul 9:19b-31

OKB
Tosugi’ Ba’ru

Mungkin kita familiar dengan istilah OKB “orang Kaya


Baru” tapi yang diamksudkan disini adalah “Orang Kristen Baru”
yang butuh pendampingan dan butuh dukungan ditengah-tengah
keberimanan-Nya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat.
Paulus juga demikian apalagi ketika ia mulai berkumpul
dengan murid-murid yang lain. Tentu tidak mudah bagi Paulus.
Namun Paulus tidak menyerah dengan keadaan itu. Segera
setelah bertobat, Saulus giat memberitakan bahwa Yesus adalah
Mesias. Segala pemberitaan dan pengajaran itu dilakukan oleh
Saulus dengan sikap yang berani. Sikap segera dan berani yang
ditunjukkan oleh Saulus ini merupakan suatu tanda bahwa Saulus
kini telah percaya pada Yesus sebagai Mesias. Meski demikian,
tidak semua orang dapat menerima perubahan dramatis Paulus ini
sebagai hal yang positif. Baik di Damsyik maupun di Yerusalem,
Saulus ingin dibunuh oleh mereka yang tidak suka pada
perubahan tersebut. Bukan saja dari kalangan orang yang tidak
percaya tetapi juga dari kalangan orang percaya pun, ia
menghadapi sejumlah tantangan. Bagi orang yang belum percaya
dia adalah musuh, bagi orang percaya ia dijauhi karena memiliki
reputasi yang mengerikan. tetapi, berkat penyertaan Roh Kudus
segala tantangan dan kesulitan itu dapat dilewati oleh Saulus.
  Kisah pertobatan Saulus mengajarkan pada kita bahwa
pertobatan selayaknya membawa perubahan hidup kearah yang
semakin baik, sehingga sebagai orang yang percaya, kita harus
senantiasa bersandar pada pertolongan dan pimpinan Roh Kudus.
Tetaplah menjadi orang percaya yang taat dalam melakukan dan
mempertahankan iman kepada Kristrus di hadapan semua orang.
Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 15
Minggu 12 Januari 2020
Mazmur 89:1-10

MEYAKINI KESETIAAN TUHAN


Ungkanappai’ KamasokananNa Puang Matua

Ketika kita mendengar suatu informasi dan informasi itu


sudah meyakinkan kita bahwa itu benar-benar terjadi dan beguna
jika disampaikan kepada orang lain maka tentu dengan segera kita
meneruskan informasi itu. Namun Jika kita belum yakin, tentu kita
ragu meneruskannya. Toh! nanti orang akan menyebutnya hoax.
Tetapi jika sudah meyakinkan, maka dengan berbagai macam cara
kita akan menyampaikannya.
Firman Tuhan hari ini menyampaikan bahwa pemazmur
begitu girangnya menyampaikan kesetiaan Tuhan. Kegirangan itu
terjadi karena adanya keyakinan bahwa kesetiaan Tuhan sungguh
telah terjadi dan akan terjadi lagi. Ada beberapa cara yang
dipergunakan oleh pemazmur untuk menyampaikan kesetiaan
Tuhan: melalui nyanyian (ay.2a), diperkenalkan secara turun-
temurun (ay.2b), disyukuri setiap waktu (ay.6). Lalu mengapa
pemazmur meyakini kesetiaan Tuhan? Ada beberapa hal yang
menjadi alasannya: karena kesetiaan Tuhan itu dibangun untuk
selamanya (ay.3), tegak seperti langit (ay.3), dibuktikan melalui
penggenapan janji (ay.4-5), tidak ada tandingannya atau
saingannya (ay.7,9), serta disegani dan ditakuti (ay.8,10).
Marilah kita terus-menerus meyakini kasih setia Tuhan,
bahwa sekalipun situasi dunia sekarang ini sering membuat kita
merasa takut dan kuatir tapi percayalah bahwa kasih setia-Nya
takkan berakhir. Dulu, sekarang dan waktu yang akan datang Ia
akan tetap mengasihi kita. Sepanjang kita meyakini akan hal itu,
pasti kita tetap kuat dalam pengharapan. Tapi bukan hanya itu,
mari bagikan dan perkenalkan setiap kasih setia Tuhan yang telah
kita terima dan nikmati sampai saat ini. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 16
Senin 13 Januari 2020
Mazmur 89:11-19

MENGANDALKAN KUASA TUHAN


Ussattuan KuasanNa Puang Matua

Sering kita mengandalkan seseorang karena kehebatannya.


Artinya orang itu kita andalkan karena pada dirinya ada nilai lebih
dibanding diri kita, terutama soal kemampuan melakukan
beberapa hal.
Kemarin kita merenungkan tentang kasih setia Tuhan. Hari
ini tentang kuasa-Nya. Dalam perikop yang sama tentu kedua hal
ini tak terpisahkan. Kasih setia Tuhan yang kita renungkan kemarin
dinyatakan juga dalam kuasa-Nya seperti yang kita baca hari ini.
Pemazmur mengandalkan kuasa Tuhan karena kuasa Tuhan itu
luar biasa. Tak dapat disejajarkan dengan kuasa-kuasa dalam dunia
ini karena segala sesuatu berasal dari Dia. Langit, bumi dan segala
isinya adalah Kepunyaan-Nya (ay.12), tiada tempat di bumi ini yang
bukan milik-Nya (ay.13), kekuatan dan kehebatan-Nya tak
tertandingi, bahkan segala yang sering diandalkan dalam dunia ini
berasal dari-Nya (ay.11,14,19). Pemazmur kemudian menyampaikan
bahwa karena kuasa Tuhan yang luar biasa itulah maka manusia
bersorak, bermegah, berbahagia dan menjadikan mereka mulia
dan ditinggikan (ay.16-18).
Tidak salah jika kita membanggakan diri kita, sesama kita
atau sesuatu yang lain karena kehebatan yang dimiliki, namun kita
harus sadari bahwa tidak ada satupun yang hebat dalam dunia ini
yang tidak menjadi kepunyaan Tuhan (ay.19), semuanya adalah
milik Tuhan. Jadi yang harus kita andalkan adalah sang pemilik
segalanya yaitu Tuhan. Melalui karya-Nya itulah kita menjadi
percaya. Karena itu jangan mengandalkan yang lain karena
segalanya berasal dari Dia dan Dialah yang memiliki segalanya.
Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 17
Selasa 14 Januari 2020
Yeremia 1:4-10

TUHAN YANG MEMILIH KITA


PASTI IA MENOLONG
Puangmo Umpileiki’, Manassa lanatunduiki’

Banyak alasan yang terungkap untuk menyatakan


ketidaksediaan terhadap tugas yang dipercayakan. Ada alasan
yang masuk akal, ada juga yang tidak. Misalnya: Saya sudah tua,
saya masih muda, saya tidak bisa sama sekali, belum
berpengalaman, tidak punya waktu, saya sibuk, anakku masih
kecil, saya belum terbiasa, saya tidak tahu mau bilang apa, saya
tak bisa berdiri di depan orang banyak, tidak bawa kaca mata, saya
tidak bisa bawa kendaraan, dll.
Ungkapan Yeremia atas panggilan Tuhan dalam
pembacaan kita saat ini, mirip dengan alasan-alasan di atas yang
menyatakan ketidaksiapannya untuk melaksanakan tugas yang
diberikan kepadanya. Ia menyampaikan rasa ketidakmampuannya
dalam hal tidak pandai berbicara dan masih muda (ay.6). Tentu
saja alasan itu masuk akal dan kita masih sering mendengar
seseorang beralasan seperti itu. Dalam keadaan seperti itu, Tuhan
tetap mengharapkan agar Yeremia bersedia melaksanakan
perintah-Nya (ay.7). Oleh karena itu Tuhan memberi penguatan
dan semangat kepadanya (ay.8) serta meyakinkannya bahwa
Tuhan yang memilih, Tuhan yang memberi perintah, Ia juga yang
memampukannya, bahkan keyakinan bahwa jauh sebelum
dilahirkan, Tuhan sudah mengenal dan menetapkannya.
Kiranya kita juga meyakini bahwa sekalipun kita sering
diberi tanggungjawab yang menurut hati kita tak sanggup
melakukannya, percayalah bahwa Tuhan pasti menolong kita.
Jangan mengungkapan alasan yang tidak-tidak selama masih ada
niat. Sepanjang kita berusaha dan selama yang akan lakukan
adalah hal yang baik dan benar, pasti kita bisa. Pasti kita berhasil.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 18
Rabu 15 Januari 2020
Matius 12:15b-21

BERHARAP PADA UTUSAN ALLAH


Ma’rannuanan lako Pesuanna Puang Matua

Belum 2 Minggu kita melewati masa Natal (yang menurut


kalender gerejawi berakhir pada tanggal 6 Januari). Masa di mana
kita merayakan kelahiran Sang Juruselamat yaitu Yesus Kristus.
Banyak sebutan yang diberikan kepada-Nya misalnya sebagai
hamba yang menggenapi nubuatan Nabi Yesaya.
Yesus adalah Tuhan yang datang menyatakan keadilan
sehingga dikatakan bahwa Ia akan memaklumkan hukum kepada
bangsa-bangsa. Selain itu Ia juga datang membawa kesejahteraan
bagi orang-orang yang terkungkung oleh berbagai persoalan
hidup. Kalimat buluh yang patah terkulai tidak diputuskanNya, dan
sumbu yang pudar nyalahnya tidak akan dipadamkan-Nya (ay.20)
adalah ungkapan bahwa Ia tidak membiarkan orang yang merasa
hidupnya tidak berarti lagi dalam pergumulannya tetapi
dirangkulnya dan tetap diberi semangat. Ia tetap mengasihi
mereka. Sehingga semua orang akan berharap hanya kepada-Nya
(ay.21). Hal itu dibuktikan melalui banyaknya orang yang
mengikuti-Nya dan melepaskan pergumulan mereka seperti
penyakit (ay.15b).
Sekalipun kita sering merasa tersingkirkan, merasa dijauhi
dan merasa tak berharga lagi, namun kasih-Nya akan tetap
melingkupi kita. Kiranya kita adalah bahagian dari bangsa-bangsa
yang berharap selalu pada-Nya seperti yang diungkapkan dalam
ayat 21. Bergantung dan berharaplah pada-Nya karena Dia adalah
Tuhan yang merendahkan diri-Nya sehingga kasih-Nya menyentuh
siapa saja tetapi terutama bagi mereka yang mengalami
keterpurukan hidup. Dia bukan berasal dari dunia, tetapi Ia dari
Sorga, utusan Allah. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 19
Kamis 16 Januari 2020
Galatia 1:6-10

JANGAN MENINGGALKAN INJIL


Da’ ammi bokoi’ tu Kareba Kaparannuan

Sekarang ini orang percaya sudah banyak yang terlalu


cepat dipengaruhi oleh berbagai pengajaran dan tawaran hidup
yang menyenangkan. Akibatnya, tak jarang yang merelahkan diri
meninggalkan agamanya demi kesenangan yang belum tentu
dinikmati dalam waktu yang lama. Orang itu mungkin keluarga
kita, sahabat kita, sesama jemaat atau gereja atau agama kita.
Tentu kita merasa kecewa dan heran apalagi jika orang itu selama
ini adalah orang aktif dalam pelayanan.
Dalam pembacaan kita hari ini, Paulus heran dengan
keadaan yang terjadi dalam kehidupan jemaat di Galatia. Mereka
dulu senang dan menerima Injil yang diberitakan oleh Paulus.
Namun dengan begitu cepat berbalik dari Injil itu dan mengikuti
ajaran lain. Paulus menekankan bahwa tiadak ada Injil selain Injil
Yesus Kristus. Sekalipun di luar sana mengatakan bahwa ajaran
mereka adalah Injil tapi Paulus katakan sebenarnya itu bukanlah
Injil. Mereka hanya menjadi pengacau dan memutarbalikkan Injil
yang sebenarnya. Siapa yang memberiktakan injil lain dan siapa
mengikutinya mereka akan terkutuk. Jadi rasa heran Paulus itulah
sehingga ia kembali menekankan bahwa jangan sampai seseorang
berbalik dari Injil hanya karena tawaran-tawaran yang
menyenangkan.
Karena itu dari sini kita dapat belajar bahwa jangan sampai
persoalan ekononi, persoalan makanan, persoalan pasangan
hidup dan ajaran palsu kita meningglkan kepercayaan kita. Ajaran-
ajaran tentang Tuhan memang banyak, tetapi jangan sampai kita
salah jalan. Tidak ada yang mengajarkan keselamatan yang pasti di
luar ajaran tentang Injil Yesus Kristus. Karena itu jangan pernah
meninggalkannya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 20
Jumat 17 Januari 2020
Mazmur 40:1-6

KUASA YANG TIADA DUANYA


Kuasa tae’ undaoanni

Lebih tinggi dari langit, lebih dalam dari lautan, lebih luas dari
samudera itulah kasih Tuhanku.... kalimat di atas adalah penggalan
sebuah syair lagu rohani. Di dalamnya mengisahkan tentang kuasa
dan kasih Tuhan yang tak terukur. Langit, laut dan samudera
melambangkan hal yang sulit dijangkau, dan lagu itu mengatakan
kasih Tuhan lebih lagi dari hal yang sulit dijangkau itu.
Dalam perikop saat ini Daud mengakui bahwa banyak yang
telah dilakukan oleh Tuhan sehingga tak ada satu pun yang dapat
dipergunakan untuk mensejajarkannya karena terlalu besar
jumlahnya untuk dihitung (ay.6), karena sungguh amat banyak.
Ungkapan Daud ini lahir dari hatinya saat ia menyaksikan
pertolongan Tuhan yang sungguh amat banyak. Ketika menanti ia
dijenguk Tuhan, dan teriakannya didengar dan dijawab oleh Tuhan
(ay.2), dilepaskan dan dibangkitkan dari masalah atau pergumulan
(ay.3), Tuhan memampukannya untuk melakukan hal yang baik
(ay.4). Semuanya ini bukan hanya bagi Daud, tetapi juga terhadap
setiap orang yang melihatnya menjadi takut terhadap Tuhan
hingga menjadi percaya. Karena kuasa Tuhan yang luar biasa itu,
Daud menegaskan bahwa setiap orang yang menaruh percayanya
pada Tuhan dan tidak mengandalkan kuasa lain maka ia akan
berbahagia.
Kita menyadari adanya kuasa Tuhan. Tetapi bagaimanakah
kita menjadikannya sebagai satu-satunya kuasa yang sempurnah
dalam kehidupan kita? Yakinlah bahwa kuasa Tuhan tidak
tertandingi oleh kuasa manapun. Kuasa itulah yang akan sanggup
melepaskan atau menguatkan kita menghadapi persoalan hidup.
Kalau sudah ada kuasa yang sempurnah, buat apa mencari kuasa
yang lain? Tetaplah percaya kepada kuasa Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 21
Sabtu 18 Januari 2020
Lukas 5:1-11

KUASA YANG MENGATASI PENGALAMAN


Kuasa tu undaoanni mintu’ diolainna

Pengalaman adalah guru yang baik, begitulah bunyi suatu


pepatah. Dapat diartikan bahwa kesuksesan berasal dari sebuah
pengalaman. Entah itu pengalaman diri sendiri atau pengalaman
orang lain yang menginspirasi kita. Tetapi seringkali pengalaman
membuat seseorang sombong dan tidak mau menerima pendapat
orang lain. Biasanya ada ungakapan dalam bahasa Toraja: Dolo
siamo’ aku ungkande sia.... Dolo siamo aku dadi..
Petrus dan teman-temannya memiliki pengalaman dalam
hal menangkap ikan. Keseringannya mencari ikan di laut dengan
berbagai macam tantangannya tentu menjadi pengalaman luar
biasa bagi mereka. Namun di hadapan Tuhan, pengalamannya
bukanlah penghalang untuk mendapat berkat. Petrus tentu tahu
bahwa mencari ikan itu dilakukan pada malam hari, tetapi saat
diperintahkan oleh Tuhan untuk bertolak kembali dan
menebarkan jala, ia taat pada perintah Tuhan itu. Bisa saja ia
menjawab Tuhan seperti ini: sepanjang malam saja kami tidak
dapat apa-apa, apalagi kalau pagi atau siang hari! Atau sudalah
nanti malam lagi, kami sudah membersihkan jala. Karena
tunduknya pada kuasa Tuhan maka keberhasilan diperolehnya.
Apa yang membuat Petrus mendengar perintah Tuhan? Ya tak lain
karena telah mendengar Tuhan berbicara (ay.3-4). Pengalamannya
telah dikuasai oleh Tuhan. Dan dari kuasa itu pula mereka mampu
merendahkan diri dan diberi tugas yang lebih mulia (ay.8,10,11)
Kita mesti sadar bahwa seindah bagaimanapun
pengalaman kita memang berharga, tetapi kuasa Tuhan lebih dari
pengalaman hidup kita. Pedomani pengalaman hidup kita dengan
penuh kerendahan hati di hadapan Tuhan, dan yakin bahwa Dia
akan mengarahkan kita meraih keberhasilan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 22
Minggu 19 Januari 2020
Mazmur 40:7-11

RESPONSKU
Pebalingku

Tanpa terasa kita sudah berada di hari yang ke 19 dalam


tahun 2020. Dari hari ke sehari kasih setia Tuhan tak pernah
berubah, dan terus menerus dinyatakan-Nya kepada setiap anak-
anak-Nya. Melihat, menyaksikan dan mengalami kasih setia Tuhan
disepanjang hidup ini, bagaimana respons dari setiap orang yang
percaya kepada-Nya? Cukupkah dengan mengatakan syukur?
Melalui perikop hari ini, Daud memperlihatkan sikap dan
cara merespons kasih setia Tuhan dalam hidupnya. Ia tidak
sekedar menyatakan syukur lewat bibirnya, tetapi lebih daripada
itu ia mewujudnyatakan syukurnya melalui tindakan nyata. Daud
mengatakan bahwa ia suka melakukan kehendak Allah dan taurat
Tuhan ada di dalam dadanya (ay.9). Ia mengabarkan keadilan bagi
banyak orang dan ia tidak dapat menyembunyikan keadilan Allah
itu (ay. 10). Segala bentuk kebaikan Tuhan itu: keadilan, kesetiaan,
keselamatan, kasih dan kebenaran-Nya diberitakannya kepada
jemaah yang besar (ay.11)
Tiap orang punya cara dalam merespons kebaikan Tuhan.
Tentu saja ini terkait dengan kesungguhan dan ketulusan hati
bagaimana bersyukur kepada-Nya. Kebaikan Tuhan itu tidak hanya
dinikmati secara pribadi tetapi juga diperuntukkan bagi orang lain
dengan cara memberitakan keadilan Allah bagi orang yang tidak
mendapat rasa keadilan dalam hidupnya. Selain itu tetap
memberitakan bahwa Allah setia memelihara setiap umat-Nya
bahwa Dia terus menyatakan keselamatan kepada mereka yang
belum menerimanya dan menyampaikan betapa Allah penuh kasih
bagi setiap orang dan Dialah satu-satunya sumber kebenaran
dalam hidup ini. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 23
Senin 20 Januari 2020
Kisah Para Rasul 8:26-40

PERCAYA KARENA MENGERTI


Ma’patongan belanna nakanassaimo

Teringat dengan seorang nenek di sebuah kampung yang


terbaring lemah karena sakit serta tak berdaya karena usia lanjut.
Saat majelis gereja berkunjung dan berdoa, saat itu jugalah dia
mengaku ingin menerima Yesus sambil meminta untuk dibaptis.
Dalam perikop hari ini, seorang Etiopia yang percaya
kepada Yesus Kristus menyerahkan dirinya untuk dibaptis. Satu
keyakinan bahwa tidak ada sesuatupun yang terjadi dalam hidup
ini tanpa campur tangan Allah. Kisah ini memperlihatkan bahwa
Tuhan bekerja dengan cara-Nya sendiri. Dia datang kepada Filipus
dan menyuruh berangkat menjumpai seorang Etiopia yang pergi
ke Yerusalem untuk beribadah (ay.26-27). Saat yang tepat adalah
ketika orang Etiopia itu sedang dalam keretanya dan membaca
kitab Yesaya 53:7-8, namun ia tidak mengerti nas tersebut. Filipus
yang diutus oleh Tuhan membimbing orang tersebut dan
memberitakan Injil Yesus Kristus kepadanya (ay.35). Melalui
bimbingan Filipus, orang Etiopia ini meminta untuk dibabtis
(ay.36), sebab dia telah mengerti dan mengatakan pengakuannya:
“aku percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah (ay.37b).
Pada umumnya kita menerima baptisan pada waktu kita
masih kecil (bayi) bahkan kita belum mengerti apa yang kita
terima saat itu. Namun melalui bimbingan orang tua, guru dan
majelis gereja kita pun dapat mengerti dan percaya. Melalui
renungan ini, kita diingatkan bahwa baptisan yang kita terima
adalah tanda dan meterai bahwa kita menjadi warga kerajaan
Allah, serta kita dituntut untuk punya komitmen memegang teguh
kepercayaan kita bahwa Yesus Kristus itulah Tuhan dan
Juruselamat. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 24
Selasa 21 Januari 2020
Ibrani 10:1-7

KORBAN
Pemala’

Menurut KBBI korban adalah pemberian untuk


menyatakan kebaktian, kesetiaan dan sebagainya. Korban
persembahan menurut hukum taurat yang terus menerus
dipersembahkan setiap tahun, tidak akan pernah dapat
menyempurnakan orang yang datang mengambil bagian di
dalamnya. Persembahan tidak dapat memurnikan atau
menenangkan hati nurani, terlebih lagi korban persembahan tidak
dapat menghapus dosa (ay.1-4). Syukur kepada Allah bahwa Dia
sendiri yang menyediakan kurban sempurna yang membereskan
masalah dosa, yaitu melalui Yesus Kristus. Kristus dengan penuh
ketaatan mengerjakan kehendak Bapa. Oleh sebab itu sesuai
dengan kehendak Bapa, setiap orang yang percaya kepada-Nya
dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan
tubuh Yesus Kristus (ay.10).
Pengampunan dosa di dalam Yesus Kristus yang telah
mengorbankan diri-Nya, membuat kita kudus dihadapan Allah
serta menjadi milik Allah. Sekarang yang dituntut dari kita adalah
kualitas moral yang merupakan karakteristik Allah sendiri. Kualitas
moral dapat diperlihatkan melalui ketaatan yang sungguh kepada-
Nya dengan melakukan kehendak-Nya. Ketaatan disini tidak hanya
sekedar pantang kepada berbuatan jahat, tetapi juga
mengekpresikan kepada dunia belas kasih yang merupakan
karakter utama Yesus Kristus. Jikalau Yesus Kristus telah menjadi
korban bagi dosa-dosa kita, maka apakah yang patut
dipersembahkan kepada-Nya? “karena itu saudara-saudara, demi
kemurahan Allah, aku menasihatkan kamu, supaya kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah” (Rm.12:1) Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 25
Rabu 22 Januari 2020
Yesaya 48:12-16

DIALAH SATU-SATUNYA ALLAH


Iamo misa-misanna Puang

Kemajuan IPTEK memperlihatkan bahwa manusia semakin


hebat. Namun sehebat apapun manusia dia tetaplah ciptaan yang
punya keterbatasan. Dalam kesadaran itulah manusia tidak pantas
mengandalkan kepintaran, kekuatan, kekayaan, dan hal-hal lain
yang dimilikinya, tanpa mengandalkan kuasa Allah.
Mengapa mengandalkan Allah? Sebab Dialah satu-satunya
Allah. Dia tidak pernah berubah sekalipun manusia dan dunia ini
berubah-ubah. Dialah Allah yang tetap sama yang terus menerus
menyatakan kemurahan kasih-Nya kepada orang Israel yang suka
memberontak (ay.8b). Dialah Allah yang punya kuasa dan telah
menciptakan segalanya (ay.13). Tak dapat dipungkiri bahwa kita
seringkali seperti orang Israel yang suka memberontak. Suka
mengandalkan diri sendiri, mengandalkan kekuatan, kekayaan,
jabatan, dan lain sebagainya. Kita sering lupa bahwa ada Allah
sumber dari semua hal yang kita terima dan miliki tersebut.
Allah menuntut setiap orang yang percaya kepada-Nya
untuk terus-menerus memperbaharui hidupnya melalui sikap dan
cara hidup. Sama seperti orang Israel, demikianlah Allah mau
supaya kita dapat mendengarkan Dia (ay.12). Mendengar
mengandung arti taat kepada perintah dan kehendak-Nya. Taat
berarti tunduk kepada Allah, setia melakukan perintah-Nya dan
tidak berlaku curang. Firman-Nya: “Sekiranya engkau
memperhatikan perintah-perintah-Ku, maka damai sejahteramu
akan seperti sungai yang tidak pernah kering, dan kebahagiaanmu
akan terus berlimpah seperti gelombang-gelombang laut yang tidak
pernah berhenti” (ay.18). Harapan dan kerinduan akan damai
sejahtera dan kebahagiaan dapat terwujud dengan
memperhatikan perinta-Nya. Itulah janji-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 26
Kamis 23 Januari 2020
Galatia 1:11-24

KARENA ANUGERAH-NYA
Belanna Pa’kamaseanNa

“Semua karena anug’rah-Nya dibrikan-Nya padaku, semua


anug’rah-Nya bagi kita bila kita dipakai-Nya”. Bagian refrain dari
lagu “semua karena anugrah-Nya” ini adalah sebuah pengakuan
bahwa kalau Allah berkenan memilih dan memakai seseorang
menjadi pelayan-Nya, maka hal itu karena anugerah-Nya.
Paulus mengakui bahwa ia menjadi seorang rasul hanya
karena dipilih oleh Allah. Paulus dengan berani mengakui bahwa
dia berasal dari agama Yahudi, dia sangat memelihara adat istiadat
Yahudi dan tanpa batas menganiaya jemaat bahkan berusaha
membinasakannya (ay.13-14), kalau Paulus dapat berbalik dari
kehidupannya tersebut, itu karena anugerah-Nya (ay.15) dan atas
perkenan-Nyalah Paulus memberitakan Injil Yesus Kristus (ay. 11, 12
dan 16). Kisah Paulus hendak memberi pelajaran bahwa tidak satu
pun yang dapat mengahalangi panggilan dan pilihan Tuhan
terhadap seseorang jika Tuhan ingin menggunakannya sesuai
anugerah-Nya. Orang yang menyadari anugerah itu tidak akan
menyia-nyiakannya, sama seperti Paulus. Melainkan berani
meninggalkan kehidupan lamanya (dosa) dan hidup baru didalam
Kristus, bahkan rela menderita karena memberitakan injil Yesus
Kristus. Pelayanan yang ditunaikannya semata-mata untuk
menyukakan hati Allah dan bukan hati manusia, karena dengan
demikianlah dia sungguh menjadi hamba Kristus (ay.10).
Menjadi seorang pelayan Kristus, bukan hanya dengan
cara berkhotbah tetapi juga melalui cara dan pola hidup
keseharian. Dalam penghayatan iman, kita berkata bahwa hidup
ini adalah anugerah-Nya dan kalua kita dipilih menjadi pelayan-Nya
itupun karena anugerah-Nya. Jadi biarlah melalui hidup keseharian
kita orang lain dapat hidup memuliakan Allah. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 27
Jumat 24 Januari 2020
Galatia 2:1-10

BERSAMA MEMBERITAKAN INJIL


Pada-pada umpatele’ Kareba Kaparannuan

Perikop pembacaan kemarin telah memperlihatkan betapa


Paulus menyadari bahwa keterpanggilannya menjadi seorang
rasul adalah semata-mata karena anugerah-Nya. Anugerah itu
disyukurinya dengan adanya kerelaan memberitakan Injil Kristus.
Sejak Paulus mengalami anugerah Allah didalam hidupnya,
iapun begitu giat memberitakan Inji Yesus Kristus. Kali ini dia
melakukan kunjungan yang kedua kalinya ke Yerusalem setelah
lewat empat belas tahun, sebelumnya ia telah berkunjung kesana
(1:18). Paulus pergi memberitakan injil dan terus menerus
membentangkannya, untuk menunjukkan betapa besarnya
kebaikan Allah yang terus memeliharanya. Ketika dia melanjutkan
pelayanannya tersebut dia pun melibatkan Barnabas dan Titus
untuk ikut serta (ay.1). Di sanapun mereka berjumpa dengan rasul
yang lain yaitu Yakobus, Kefas dan Yohanes. Ketika ketiga rasul ini
melihat kasih karunia yang dianugerahkan Allah kepada Paulus,
maka mereka pun berjabat tangan dengannya sebagai tanda
persekutuan (ay.9) dan mereka bersama-sama memberitakan Injil
baik kepada orang bersunat, maupun yang tidak bersunat.
Melalui pemberitaan injil Yesus Kristus oleh para Rasul,
gereja terus bertumbuh. Gereja sebagai persekutuan orang yang
percaya hendaknya bertanggungjawab untuk terus mewartakan
injil Yesus Kristus. Mengapa? Karena gereja adalah kita yang telah
mengaku dan menerima serta percaya kepada Yesus Kristus. Kita
diberi tanggung jawab untuk bersama-sama memberitakan injil.
Salah satunya adalah memperlihatkan kepada dunia tentang kasih
karunia Kristus yang telah kita alami dalam hidup ini. Kasih yang
telah diterima itu dilanjutkan melalui kemampuan membangun
hubungan yang baik dan benar dengan semua orang. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 28
Sabtu 25 Januari 2020
Lukas 5:27-32

UNDANGAN
Petamba

Menghadiri sebuah undangan baik yang bersifat lisan


maupun yang sifatnya tertulis, tentu karena ada ikatan yang
membuat kita hadir. Entah sebagai sahabat, tetangga ataupun
kawan sekerja dalam berbagai aspek.
Undangan Yesus bagi Lewi, tidak seperti undangan
biasanya. Undangan Yesus sekaligus mengandung makna
perintah: “ikutlah Aku”. Lewi adalah seorang pemungut cukai, dan
karena jabatannya itu Lewi dianggap “buruk” dalam pandangan
umum. Kesan kebanyakan orang sepertinya mengisolir Lewi dari
kehidupan sosialisasinya. Lewi seolah-olah dikucilkan dari
pergaulan dengan sesama orang Yahudi, apalagi dengan tokoh
agama Yahudi, seperti para ahli taurat dan orang Farisi. Di tengah
kondisi yang dialaminya, Yesus datang menghampiri dan menyapa
dia dengan sebuah undangan (ay.27). Undangan Yesus itu segera
diresponsnya dengan positif, tanpa fikir panjang atau
pertimbangan yang lain, iapun segera berdiri, meninggalkan
segala sesuatu lalu mengikut Dia (ay.28).
Berdiri mengandung makna; tidak tinggal diam, melainkan
siap pergi dan berjalan bersama Yesus. Meninggalkan segala
sesuatu berarti melupakan segala kesibukan, pekerjaan dan
kebiasaan-kebiasaan buruk yang menjadi penghalang mengikut
Yesus. Mengikut Dia berarti berjalan bersama Yesus, mengikuti
perintah-Nya dan melakukan kehendak-Nya. Respons Lewi yang
kedua ialah mengadakan perjamuan besar untuk Yesus. Hal ini
merupakan sebuah sikap hati yang bersyukur kepada Yesus,
sekaligus mau memperlihatkan bahwa dia telah bertobat. Karena
itu, tinggalkan dosa kita dan berjalanlah bersama Dia dan hiduplah
dalam kehendak-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 29
Minggu 26 Januari 2020
Mazmur 27:7-11

MENCARI WAJAH ALLAH


Undaka’ Rupanna Puang Matua

Kedekatan batin sangat berpengaruh dikabulkannya sebuah


permohonan ketika meminta sesuatu kepada orang lain. Orang
yang meminta berarti merasa perlu dibantu sehingga berupaya
mencari orang yang dianggap tepat untuk dapat membantunya.
Bagian kedua dari mazmur ini beralih dari puji-pujian kepada
permohonan yang mengasyikkan yakni suatu gambaran
pembalikan suasana. Sebelum pemazmur menyampaikan
permohonannya, ia merasa perlu memantapkan dirinya di
hadapan Tuhan. Pemazmur berupaya mengarahkan hidupnya
sambil berdoa dalam kegawatan yang amat sungguh kepada
Allah. Pemazmur berupaya membentuk keberadaanya dengan
ketekunan hati yang amat pasrah. Ia bertekad mencari wajah Allah
sebagai sumber kesejahteraan dan kesukaan kekal. Pemazmur
yakin bahwa dengan mencari wajah Allah adalah cara yang terbaik
untuk menantikan pertolongan saat semua orang menolaknya
atau meninggalkannya.
Mencari wajah Allah tidak cukup dengan mengatakan
percaya tanpa tindakan, tetapi mencari wajah Allah membutuhkan
sikap dan perbuatan. Mencari wajah Allah berarti sebuah upaya
mencari apa yang dikehendaki Allah bahwa ketika Ia
menghadapkan wajah-Nya atau pendangan-Nya kepada kita,
berarti kita diberi kesempatan untuk selalu memancarkan dan
meneruskan wajah itu kepada orang lain. Karena itu, tetaplah
mencari wajah Allah dengan berupaya melakukan segala yang baik
dan benar sehingga setiap orang yang melihat kita akan menilai
bagaimana cara kerja kita dalam memuliakan Allah dalam cara
hidup keseharian kita. Cahayakanlah wajah Allah dalam sikap
hidup kita.Terpujilah Kristus.Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 30
Senin 27 Januari 2020
Efesus 5:1-21

ADA TERANG KARENA ADANYA DAYA


Den Arrang belanna den Kamatotoran

Salah satu penemuan besar sepanjang sejarah adalah


pembangkit tenaga listrik. Listrik merupakan sumber daya yang
menghasilkan cahaya pada sebuah balon lampu, sehingga cahaya
tersebut dapat menerangi sekitarnya. Selain lampu listrik,
berbagai temuan yang muncul kemudian misalnya pesawat radio,
televisi, kulkas, komputer, dll.
Hidup sebagai anak-anak terang adalah hidup yang
berbuahkan kebaikan. Hal itu dimungkinkan terjadi karena ada
daya dari kuasa Allah yang membuatnya mampu menghasilkan
terang. Kekuatan tersebut bukan hanya mampu menghasilkan
terang tetapi juga mampu menolong orang percaya menelanjangi
perbuatan-perbuatan kegelapan, sehingga makin nampaklah
terang yang dapat menuntun setiap orang kepada kebenaran
Allah. Kekuatan tersebut juga menuntun setiap orang menjalani
kehidupannya menjadi bijaksana dan menggunakan waktunya
dengan sebaik-baiknya. Kehidupan orang-orang yang dituntun
oleh kekuatan Allah akan nampak juga melalui kata-kata dan sikap
hidup bersyukur kepada Allah Sang pemberi kekuatan.
Selaku orang yang menyandang status anak-anak Allah atau
anak-anak terang haruslah nyata dalam kehidupan secara kongkrit
melalui kata dan perbuatan. Kekuatan yang memampukan kita
memancarkan terang kebenaran juga akan memampukan kita
mempegaruhi perbutan-perbuatan kegelapan. Karena itu yang
perlu kita perhatikan selaku orang percaya adalah senantiasa
terhubung dengan Allah sebagai sumber kekuatan agar kita
mampu menampakan kehendak Allah dan mampu memberi
pengaruh positif kepada orang-orang yang ada di sekitar kita.
Tetaplah menjadi terang dalam kebenaran. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 31
Selasa 28 Januari 2020
Filipi 2:12-18

KERJA, KERJA, KERJA


Parruk mengkarang

Kerja! Kerja! Kerja!, Kata ini tentu sangat akrab di telinga kita
selaku orang Indonesia, sebuah slogan yang diusung dalam masa
kepemimpinan presiden republik Indonesia khususnya pada
periode 2014-2019. Kata “Kerja” menurut KBBI berarti kegiatan
melakukan sesuatu. Bekerja atau kerja dapat berarti melakukan
sesuatu untuk menghasilkan sesuatu. Jika sesuatu yang kita
kerjakan itu baik, maka tentu kita berharap akan menghasilkan hal
yang baik pula. Bagaimana dengan mengerjakan keselamatan?
Rasul Paulus menekankan supaya jemaat Tuhan
mengerjakan keselamatannya dengan takut. Kata ‘kerjakanlah’
mengandung pikiran tentang penyempurnaan. Pada hakikatnya
yang dimaksudkannya adalah, jalanlah terus sampai karya
penyelamatan sepenuhnya dan sempurnanya dikerjakan di dalam
kamu. Ini tidak berarti bahwa kita dapat dan harus melaksanakan
keselamatan kita sendiri, kata keselamatan menyatakan bahwa
mustahil menyelamatkan diri kita sendiri, sebagaiamana di ayat 13
menekankan pekerjaan Allah yang hakiki. Kita dapat dan harus
menjalani hidup yang mengalami dan memancarkan karya
penyelamatan Allah yang dijadikan milik kita sendiri.
Penyerahan diri yang sungguh kepada Tuhan haruslah nyata
dalam kehidupan kita sehari-hari. Itulah cara kita menggenapi
rencana-Nya bagi kehidupan kita. Biarkanlah Tuhan bekerja
menurut cara-Nya dalam hati kita maka terang sinar-Nya dapat
terpancar melalui kita. Karena kitalah yang ditempatkan didalam
dunia menerangi yang gelap sambil menyatakan Firman yang
hidup bagi dunia yang telah mati karena pengaruh dosa. Karena
itu, marilah kita tetap bekerja meneruskan pekerjaan Kristus
melalui cara hidup kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 32
Rabu 29 Januari 2020
Mazmur 27:1-6

TUHANKU; TERANG, KESELAMATAN, BENTENG HIDUP


Ia tu Puangku; Arrang, Kasalamaran, Tambakuku katuoan

Banyak hal yang dapat menyebabkan seseorang mengalami


rasa takut dalam hidupnya. Entah karena takut kehilangan yang
dianggapnya berharga, takut akan ancaman, takut melihat
sesuatu yang mengerikan, takut gagal, takut ketika dalam
kegelapan atau ketinggian, dan lain sebagainya. Ada rasa takut
yang wajar namun ada juga rasa takut yang tidak wajar. Lalu
bagaimana mengatasinya?
Firman Tuhan yang dituliskan Daud dalam pembacaan ini
lahir dari penghayatannya terhadap berbagai hal yang dapat
menjadi alasan baginya ketika diliputi rasa takut. Akan tetapi sikap
percayanya terhadap Allah melahirkan kekuatan dalam dirinya
yang menolongnya dapat mengatasi segala rasa takut yang
dirasakannya terhadap segala rancangan kecelakaan yang
dilancarkan oleh musuhnya. Pemazmur menyakini bahwa Tuhan
yang dipercaya ialah terang, keselamatan dan benteng hidupnya.
Karena itu baginya tempat yang paling aman baginya untuk
berlindung adalah dalam rumah Tuhan sebab di situ ia dapat
menyaksikan kemurahan Tuhan, dan menikmati bait-Nya atau
mengalami perjumpaan dengan Allah yang melahirkan sukacita,
syukur dan nyanyian mazmur bagi Allah. Ia dapat tinggal dalam
rumah Tuhan sekalipun ia bukan seorang imam karena ia percaya
kepada-Nya.
Jika mengalami rasa takut karena kegelapan, percayalah
Tuhan itu terang bagi kita. Jika mengalami rasa takut karena
bahaya, percayalah Tuhan keselamatan kita. Jika takut karena
kekurangan percayalah Tuhan kekuatan kita. Tuhan Yesus
menjamin semua itu apabila kita “Tinggal di dalam Dia” (bnd. Yoh 15:1-8)

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 33
Kamis 30 Januari 2020
Ulangan 16:18-20

OTORITAS
Ma’kada misa

Demi keadilan dalam suatu wilayah, ditetapkanlah orang-


orang yang diberi otoritas menjalankan fungsi hukum agar setiap
orang yang melakukan pelanggaran diberi sanksi sesuai dengan
perbuatannya demi menyadarkan pelaku pada perbuatannya yang
dinilai menggangu kesejahteraan orang lain.
Musa diperintahkan untuk memberi perlengkapan terhadap
pemerintahan yang teratur dengan menetapkan kedudukan para
petugas persemakmuran Israel, secara khusus kepada hakim
setempat. Menjadi hakim di Israel merupakan kedudukan religius:
yang harus menjamin keadilan dan ketenteraman dari Allah di
dalam negeri. Dalam tiap-tiap kota harus dibuka suatu pengadilan.
Perkara yang melampaui wewenang pengadilan setempat
diajukan ke mahkamah besar. Setelah mahkamah ini memutuskan
perkara, naik banding tidak mungkin lagi, (bnd. Ul. 17:8-13.). Hukum
ini baru mulai berlaku setelah raja Yosafat membaharui tata
penghakiman. (bnd. 2 Taw. 19:5-11)
Kristus adalah Hakim yang Adil, Ia adalah Imam Besar yang
memiliki otoritas penuh yang akan mengadili setiap orang
menurut perbuatannya. Sebagai Imam Besar maka Dialah yang
akan menjadi hakim pembela bagi setiap orang yang
mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Imam Besar yakni
Tuhan kita Yesus Kristus, sehingga ketika tiba hari penghakiman
kita mendapat pembelaan di hadapan Allah dan dilayakkan masuk
kedalam kerajaan-Nya. Karena itu yang terpenting bagi kita
sebagai orang percaya adalah tetap setia kepada-Nya hingga akhir
pertandingan hidup kita agar kelak kita didapati sebagai orang-
orang yang setia sampai akhir. Terpujilah Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 34
Jumat 31 Januari 2020
1 Timotius 5:17-25

MENJAGA KEMURNIAN DIRI


Ungkaritutui kamaindanan Kale

Menjaga diri untuk tetap hidup sehat di dunia yang serba


instan sekarang ini adalah sebuah usaha yang tidak mudah karena
zat-zat kimia yang mengandung racun hampir terdapat dalam
setiap makanan atau minuman yang kita konsumsi yang kadang
kita tidak sadari bahwa kita sedang memasukkan racun ke dalam
tubuh kita. Hal itulah yan kemudian memicu timbulnya berbagai
macam penyakit dalam tubuh.
Banyak hal yang dapat menodai kemurnian hidup beriman
kita saat kita menjalani kehidupan kita setiap hari sehingga kita
tidak lagi hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Paulus
menegaskan kepada Timotius agar berupaya menjaga kemurnian
diri dengan hidup bijaksana, menghindari prasangka yang salah
dan pemihakan yang tidak pantas terhadap pribadi-pribadi
tertentu. Karena itu ia harus mengawasi agar pelayanan penatua-
penatua dihargai dan diberi upah yang layak, pendisiplinan bagi
jemaat yang tidak tertib hidupnya dan jika perlu ditegur secara
terbuka agar menjadi pelajaran bagi yang lain, perlunya saksi yang
kuat sebelum menyatakan seseorang bersalah. Selain kesehatan
iman, juga yang tidak kalah pentingnya adalah menjaga kesehatan
tubuh (ay. 23).
Untuk terhindar dari berbagai pengaruh buruk terhadap
pertumbuhan iman kita, maka sangat perlu mengetahui hal-hal
yang dapat saja merusak iman kita, terutama ajaran-ajaran yang
berkembang disekitar kita yang tidak searah dengan landasan
keberimanan kita dalam Kristus. Karena itu, hendaklah setiap
orang membuka hati pada nasihat yang sehat dari orang-orang
yang dipilih Tuhan dan terutama tetap tekun belajar melalui
Firman Tuhan setiap hari. Jagalah kehidupan di hadapan Tuhan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 35
Sabtu 1 Februari 2020
Mazmur 15:1-5

PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH


Kasipulungan sisola Puang Matua

Pembangunan sebuah rumah Tongkonan selalu melibatkan


peran serta orang yang dianggap bagian dari Tongkonan tersebut,
sekaligus menjadi tanda bahwa mengambil bagian dalam
pembangunan rumah tongkonan berarti dia adalah bagian yang
tak terpisahkan dari tongkonan tersebut.
Daud mencintai rumah Tuhan, ia ingin tinggal di sana dan
bersekutu dengan Tuhan. Ia rindu menjadi seperti para imam yang
tinggal di Kemah Suci. Namun apakah ia atau orang lain memenuhi
syarat? Pada sisi yang positif dia tidak bercela dalam sikap hidup,
aktif mempertahankan yang adil dalam segala urusan, bebas dari
tipu karena hatinya penuh dengan kebenaran, ia tidak
menyebarkan fitnah, ia bertindak hati-hati dari segala omongan
yang mempercakapkan orang lain, dalam hubungan dengan
kekayaan material ia menolak praktik-praktik makan riba.
Kemurahan hati dengan sikap tangan terbuka adalah ciri anak-
anak Allah dan tidak akan goyah selama-lamanya.
Tidak ada yang layak datang ke rumah Tuhan, karena hanya
di dalam kasih Yesus Kristus kita punya jalan dan kesempatan.
Dialah Imam Besar kita, pembela kita dan Ia menyambut kita
berdasarkan kebenaran-Nya dan bukan kebenaran kita. Firman
Tuhan dalam Mazmur ini membantu kita memeriksa langkah-
langkah, pekerjaan dan kata-kata, hubungan kita dengan orang
lain, dan bagaimana kita mempertanggung-jawabkan kekayaan
yang Tuhan berikan. Dari hal-hal itulah kita dapat tertolong
memperdalam hubungan kita dengan Yesus Kristus untuk
semakin bertumbuh dalam iman. Marilah kita tetap terhubung
dengan Allah dalam membangun dan mengembangkan
persekutuan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 36
Minggu 2 Februari 2020
Mazmur 37:1-11

STOP IRI HATI


Toreimi mangimburu

Iri hati! adalah hal yang enggan kita akui, namun memiliki
daya yang dapat mempengaruhi hari-hari kita. Kita perlu waspada,
karena walaupun ia muncul dengan cara perlahan, namun dengan
cepat ia akan menjebak kita kedalam berbagai persaingan,
ataupun ketidakpuasan.
Hal diatas menjadi sorotan Daud. Ia memperingatkan agar
kita menghindari panas hati yang disebabkan oleh perasaan iri hati
terhadap mereka yang berbuat jahat, namun berhasil dalam
hidupnya (ay. 17). Panas hati yang tidak terkendali sangat
berbahaya karena akan menggiring seseorang pada kejahatan
demi pemuasan kemarahannya (ay.8). Bukankah sesuatu yang
menakjubkan jikalau kita menjadi iri hati bahkan terhadap mereka
yang memperoleh keuntungan dengan cara yang fasik? Daud
didalam hikmatnya menyoroti perasaan ini sebagai gambaran dari
orientasi hidup yang menyimpang dari Tuhan, dan untuk
mengikisnya ia mengajak kita untuk: menatap kedepan dan
melihat akhir hidup mereka (ay.2,10); serta memusatkan orientasi
hidup kepada Tuhan, percaya kepada-Nya (ay.3), bergembira
karena-Nya (ay.4), menyerahkan hidup kepada-Nya (ay. 5), dan
berdiam diri serta menantikan-Nya (ay.7). Maka Ia akan bertindak,
memberikan apa yang kita inginkan (ay. 4-5), dan memunculkan
kebenaran serta hak kita (ay.6), sehingga kita dapat menikmati
kegembiraan dan kesejahteraan yang berlimpah-limpah (ay.11).
Mata dan hati yang penuh iri hati akan terjebak oleh
keberhasilan orang lain, tetapi pandangan mata dan hati yang
terpusat kepada Allah akan mengikis keirihatian. Karena itu,
Janganlah iri hati tetapi pusatkanlah hidup kita kepada Allah. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 37
Senin 3 Februari 2020
Rut 1:1-22

KARYA TUHAN DAN RESPONS IMAN


Penggauranna Puang Matua na Pebalinna Kapatonganan

Cara Tuhan bekerja dalam kehidupan umat-Nya memang


tidak dapat diduga. Dalam kitab Rut cara kerja Tuhan sangat
berbeda. Elimelekh membawa Naomi, istrinya, beserta kedua
anaknya meninggalkan Israel untuk menetap di Moab (ay.1).
Kedua anaknya menikah dengan perempuan Moab (ay.4), Padahal
Israel harus menjaga kemurnian iman dengan tidak mengawini
bangsa penyembah berhala.
Seiring berjalannya waktu, Naomi menjadi janda, karena
suaminya meninggal. Kedua anaknya pun kemudian menyusul
suaminya. Betapa sedihnya menjadi janda di negeri orang. Tak ada
lagi yang dapat menjadi sandaran hidup. Sampai akhirnya, Naomi
memutuskan untuk kembali ke Israel karena ia mendengar Tuhan
telah memperhatikan umat-Nya (ay.6). Meskipun demikian, Naomi
tidak egois. Ia membebaskan kedua menantunya dari keterikatan
dengan dia, toh kedua anaknya telah tiada. Tindakan Orpa pulang
ke rumah orang tuanya sangat wajar menurut ukuran dunia. Ia
taat pada perintah mertuanya dan memang sudah tidak terikat
dengan Naomi. Namun tindakan Rut melampaui itu karena ia
melihat dengan kaca mata iman (ay.16-17) yang memandang
bukan kepada situasi yang tak berpengharapan, seperti yang
Naomi lihat (ay.11-13). Naomi pun bergumul, bertumbuh mengatasi
apa yang ia sedang rasakan (ay.13b, 20-21).
Iman yang polos seperti Rut maupun yang bergumul seperti
Naomi, kedua-duanya Tuhan terima, yang penting fokus pada
Tuhan. Karena itu dekatkanlah diri kita pada-Nya agar kita bisa
melihat cara Allah bekerja memberi petunjuk dalam kehidupan
kita. Dialah pemilik kehidupan ini dan kepada Dialah kita patut
menghadapkan segala rencana kehidupan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 38
Selasa 4 Februari 2020
Yakobus 5:1-6

KAYA HARTA MISKIN NURANI


Sugi’ eanan apa bongko lan pa’inaan

Kaya harta tetapi miskin nurani. Kesenjangan-kesenjangan


yang terjadi antara si kaya dan si miskin bukanlah hal yang baru
kita ketahui. Bahkan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh si kaya
yang angkuh terhadap si miskin bukan rahasia lagi.
Yakobus mengecam orang-orang kaya pada zaman itu. Ia
tidak mengecam kekayaan mereka tetapi sikap mereka. Orang-
orang kaya itu menjadi sombong dan serakah, dan memiliki
kecenderungan menindas orang-orang miskin. Mereka melakukan
apa saja sesuai keinginan mereka, termasuk keinginan tidak
membayar upah kaum buruh yang bekerja pada mereka. Kecaman
Yakobus ini juga ditujukan pada orang-orang kaya di zaman ini.
Harta dan kekuasaan membuat mereka merasa paling berhak
melakukan apa saja sekehendak hati mereka tanpa memikirkan
kepentingan orang lain. Misalnya, upah buruh di bawah UMR
(Upah Minimum Regional), bertindak semena-mena terhadap
pembantu rumah tangga, membeli hukum, membayar aparat
untuk membungkam kebenaran, dll. Orang-orang kaya itu tidak
mudah dilawan karena mereka memiliki harta, dan kuasa untuk
mempertahankan diri. Sebaliknya orang-orang miskin, tidak dapat
berbuat apa-apa selain hanya mengeluh. Untuk semua perbuatan
ini Yakobus dengan tegas mengatakan bahwa Allah sendirilah
yang akan menghukum mereka. Sebab perbuatan mereka telah
Allah lihat, jeritan orang-orang miskin yang mereka tindas
didengar Allah (bnd. Ams. 4:1-3). Sebenarnya, orang-orang seperti
ini kaya materi tetapi miskin nurani. Mereka tidak memiliki
kepekaan terhadap kebutuhan dan kepentingan orang-orang di
sekitar mereka. Seandainya mereka memiliki hati nurani, mungkin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 39
kesenjangan ekonomi, sosial, relasi dengan orang-orang miskin,
sedikit demi sedikit akan terkikis.
Rabu 5 Februari 2020
Lukas 6:17-19

MISI YANG LUAS DAN KOMPREHENSIF


Soyanan Pa’pana’ta’ dipamaluangan lako mintu’na

Ketika sepak bola mulai digandrungi hampir di seluruh


benua Eropa, maka pejabat di salah satu propinsi di Tiongkok
memutuskan untuk memperkenalkan permainan itu. Para guru
dilatih menguasai teori sepak bola namun mereka gagal
menjawab teori tersebut. Akhirnya mereka memanggil pelatih dari
benua Eropa. Ketika pelatih datang ia berkata: "kalian tidak
mungkin berhasil hanya dengan cara ini, kalian harus terjun
langsung ke lapangan dan bermain sepak bola".
Dalam mengemban misi pelayanan, Yesus melibatkan para
murid-Nya. Ia mengawali dengan doa semalaman kepada Bapa di
Sorga. Yesus tidak sembarangan memilih, tetapi dengan sungguh
Ia menggumulkan masing-masing pribadi kepada Bapa di sorga.
Pelayanan yang akan diembankan kepada para murid-Nya nanti
bukanlah pelayanan yang mudah dan selalu lancar, sebaliknya
penuh dengan tantangan dan risiko. Oleh karena itu Ia harus
memilih orang yang tepat. Kemudian Ia memilih dan memanggil 12
murid ke dalam misi pelayanan-Nya.
Misi pelayanan Yesus yang luas dan komprehensif meliputi:
mengajar, menyembuhkan, dan mengusir setan. Luas artinya tidak
terbatas oleh tempat/daerah, golongan, usia tingkat sosial, dll.
Semua orang dari golongan dan dimana pun mereka berada,
menjadi fokus pelayanan-Nya. Melalui pengajaran, Ia menyatakan
kebenaran-Nya yang harus dinyatakan kepada setiap orang agar
mereka menyadari kebutuhannya akan Kristus dan menerima
keselamatan. Di samping itu Yesus pun menyatakan kuasa-Nya
dengan menyembuhkan dan mengusir setan. Sungguh nyata

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 40
bahwa ia berkuasa atas segala macam penyakit dan kuasa mana
pun jua, termasuk kuasa setan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 41
Kamis 6 Februari 2020
1 Yohanes 5:1-5

TINDAKAN KASIH MENGALAHKAN DUNIA


Soyanan Pa’kaboro’ untaloi lino

Percaya pada Yesus adalah pekerjaan Allah bukan hanya


keputusan manusia (ay.1). Ketika manusia percaya pada Yesus,
saat itu ia dilahirkan dari Allah. Kata kerja “dilahirkan” pada ayat 1
dipakai dalam bentuk pasif bukan aktif. Disini terlihat hubungan
tak terpisahkan antara tindakan manusia untuk percaya dan karya
Allah memilih umat menjadi anak-anak Allah.
Dilahirkan menjadi anak-anak Allah berarti dipersilakan
masuk ke dalam relasi kasih. Relasi kasih dengan Allah melalui
Yesus inilah yang mendorong kita untuk mengasihi saudara
seiman. Bukti seseorang mengasihi Allah adalah mengasihi
saudara seiman. Mengasihi saudara seiman berarti mengasihi
Allah dan melakukan perintah-perintah-Nya (ay.2). Yohanes
menghubungkan tiga hal sekaligus yakni mengasihi Allah,
melakukan perintah Allah dan mengasihi saudara seiman
ketiganya harus ada dalam hidup kita. Untuk melaksanakan ketiga
perintah ini maka langkah-langkah yang harus kita tempuhadalah:
Pertama, sifat perintah Allah. Perintah Allah tidak berat karena
beban yang diberikan kepada kita tidak melebihi kemampuan kita.
Kedua, iman kita. Orang percaya mampu melakukan perintah Allah
karena ia memiliki iman yang mengalahkan dunia. Memiliki iman
berarti memiliki relasi dengan Yesus Anak Allah (ay.5).
Tuhan Yesus telah mengalahkan musuh manusia yang paling
ditakuti yaitu kematian. Logikanya, jika kematian dapat
dikalahkan-Nya apalagi hal-hal lainnya. jika saat ini kita berada
dalam berbagai penderitaan, kesusahan dan pergumulan berat,
bersyukurlah Karena iman yang kita miliki adalah iman yang
mengalahkan dunia. Karena itu tetaplah mengasihi Allah dengan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 42
cara mengasihi sesama sebagi wujud dari cara kita mengashi Allah.
Terpujilah Kristus.Amin
Jumat 7 Februari 2020
Yesaya 29:1-8

PENGHUKUMAN DAN KESELAMATAN


Ukungan na Kasalamaran

"Ariel" adalah sebutan bagi Yerusalem yang memiliki arti


harfiah "singa Allah". "Celakalah Ariel ..." (ay.1). Pemakaian nama
"Ariel" di sini memiliki dua makna. Jika dikaitkan dengan mezbah
korban bakaran di Bait Allah, maka Yerusalem dimaknai sebagai
"tempat Allah tinggal di tengah umat-Nya". Namun jika dikaitkan
dengan "kota tempat Daud berkemah", maka Yerusalem dimaknai
sebagai "pusat kepemimpinan Israel, bahwa Allah telah memilih
Daud sebagai raja bagi Israel".
Yesaya berseru: "Celakalah Ariel ..." Ini menunjukkan bahwa
kota Daud yang merupakan pusat ibadah Yehuda, tidak akan luput
dari murka Tuhan. Semula Ariel adalah nama mezbah korban
bakaran di Bait Allah. Namun secara ironis, nama Ariel digunakan
dalam makna "seperti perapian yang akan menghukum umat-Nya"
(ay.2). Kota Yerusalem akan dikepung dari segala penjuru,
sehingga tidak ada celah sedikit pun untuk melarikan diri. Situasi
pengepungan digambarkan dengan arwah-arwah yang sudah
tidak berdaya, yang terkurung dalam debu. Para penduduk yang
terkepung hidup menderita. Yerusalem yang congkak (bnd.Yes.
28:14), pada saat itu akan benar-benar direndahkan. Yerusalem
yang tadinya tempat kediaman Daud yang sangat megah pada
saat itu akan benar-benar celaka. Musuh, yakni Asyur, akan datang
melawan Yerusalem (ay.5), seperti "debu halus" yang menyerang
kota dan membuat seisi kota lumpuh.
Namun badai pasir itu tidak berlangsung lama karena akan
segera hilang lenyap. Ditengah penghukuman yang sedang
berlangsung itulah, Allah hadir melawat umat-Nya. Penghukuman

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 43
merupakan tindakan Allah yang adil. Jika yang dihukum sadar
maka Tuhan pun akan mengingat dia dan memberikan
keselamatan.
Sabtu 8 Februari 2020
Markus 7:1-7

JANGAN MUNAFIK
Da’ ammi belo puduk

Ada kelompok tertentu yang berpikir bahwa dengan


menjauhkan diri dari makanan atau benda tertentu akan membuat
mereka tidak najis. Pada zaman Yesus adat istiadat itu masih
sangat kuat. Tuhan Yesus membawa ajaran yang memerdekakan
manusia dari keterikatan yang keliru.
Tradisi najis dan tidak najis sangat kuat dianut oleh orang-
orang Farisi dan para ahli Taurat. Mereka tidak dapat menerima
murid-murid Yesus karena makan dengan tidak cuci tangan
terlebih dahulu sebagaimana adat istiadat nenek moyang mereka
(ay.1-5). Menurut Yesus adalah kemunafikan ketika seseorang
terlihat beribadah kepada Allah tetapi memegang ajaran manusia
(ay.6-8). Yesus mengatakan bahwa perbuatan jahat kepada
sesama itulah yang membuat seseorang menjadi najis. Kejahatan
kemanusiaanlah yang membuat kita menjadi najis. Bagi Yesus ada
yang jauh lebih utama dari sekadar melaksanakan aturan-aturan
adat istiadat atau agama yaitu tindakan nyata mengasihi sesama.
Aturan adat istiadat bukan tidak penting selama didasarkan
pada kebenaran firman Tuhan, dipahami dan dipraktikkan dengan
motivasi yang benar karena mengasihi Allah dan demi kebaikan
sesama manusia. Namun, jika ada aturan adat istiadat di sekitar
kita yang tidak memanusiakan manusia kita harus menolaknya.
Misalnya, jika terdapat aturan yang membeda-bedakan jemaat
berdasarkan status sosialnya, sukunya, dan gendernya. Jangan
sampai karena aturan atupun kebiasaan adat budaya yang dimiliki
justru menjauhkan kita dari Tuhan. Karena itu, marilah kita

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 44
menjalani kehidupan ini dengan tidak munafik, tetapi tetaplah
beribadah kepada Allah dengan mengutamakan penyembahan
kepada-Nya daripada mementingkan cara berbudaya yang dapat
merusak keterhubungan kita dengan Allah. Amin

Minggu 9 Februari 2020


Mazmur 119:1-8

SUMBER KEBAHAGIAAN
Oto’na Kamauparan

“Bahagia itu sederhana” itulah kata-kata yang sering saya


lihat di halaman facebook ketika beberapa kerabat “berselfie”
dengan keluarga yang mereka cintai. Kebahagiaan memang
merupakan impian semua orang, sehingga ketika seseorang
merasakan momen kebahagiaan, hal itu akan terus dikenang dan
diabadikan, bahkan tidak jarang ada yang mempublikasikan
momen kebahagiaannya.
Dalam perikop ini, pemazmur menyatakan kebahagiaan
orang-orang yang hidup menurut taurat Tuhan. Pemazmur tahu
bahwa Tuhan ingin agar setiap orang memegang titah-titahNya
dengan sungguh-sungguh (ay.4), sebab dengan demikian mereka
akan tetap merasakan kebahagiaan yang bersumber dari firman-
Nya. Bukan tanpa 45alasan pemazmur berkata demikian karena
pemazmur memiliki pengalaman tentang suka dan duka dalam
menjalani kehidupan yang menggerakkannya mengungkapkan
kerinduannya untuk tetap berpegang pada ketetapan Tuhan
dengan berharap agar penyertaan Tuhan tetap berlangsung
dalam hidupnya.
Akhir-akhir ini kita hidup ditengah-tengah pergumulan
kehidupan yang seakan tidak berhenti, baik itu pergumulan
pribadi, keluarga, maupun pergumulan bangsa kita. Berbagai
pergumulan yang diperhadapkan kepada kita rasanya telah
mengambil alih kebahagiaan yang pernah ada. Tapi dengan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 45
hadirnya Taurat Tuhan sebagai penuntun jalan kehidupan maka
terbukalah jalan untuk merasakan kekuataan baru dalam
kebahagiaan sehingga pergumulan apapun yang kita hadapi tidak
dapat merenggut kebahagian yang sejati itu. Haleluya, Amin
Senin 10 Februari 2020
Roma 11:1-10

KASIH KARUNIA
Kamaturu-turuan

Seseorang yang terus melakukan kesalahan secara


berulang-ulang setidaknya menandakan bahwa orang tersebut
tidak belajar dari kesalahan yang pernah ia buat sehingga dapat di
pastikan bahwa orang tersebut sering mengabaikan nasihat.
Ketika saudara menghadapi orang yang demikian, bagaimana
respon saudara? Mungkin kita kecewa, jengkel bahkan mungkin
menjauhi orang yang demikian.
Dalam peristiwa pembangkangan yang dilakukan oleh
bangsa Israel terhadap Allah, tentunya membuat Allah kecewa
tehadap mereka. Israel adalah umat pilihan yang di tugaskan
untuk dapat menjadi saksi bahkan menjadi berkat bagi bangsa
lain, tetapi mereka justru melakukan kejahatan bahkan
menyeleweng dari keterpilihan mereka. Namun pertanyaan
penting ialah apakah Allah menolak umat-Nya? (ay.1) Allah tidak
menolak umat yang dipilih-Nya, sebab diantara umat pilihan-Nya
tersebut masih ada yang berlaku setia (ay.4). Allah tidak
memusnahkan semuanya apalagi ketika ada yang mau berbalik
dari tingkah lakuknya yang jahat. Hal itu diungkapkan sendiri oleh
rasul Paulus dalam perjalanan hidupnya (ay.1). Bahkan hal
keterpilihan dan hal pengampunan dosa itu merupakan kasih
karunia yang 46datang dari Allah yang telah tersakiti oleh
perbuatan umat-Nya, tetapi Allah tetap menyatakan kasih-Nya.
Seperti halnya rasul Paulus yang telah menerima kasih
karunia Allah, kitapun demikian. Sadar atau tidak, kita seringkali

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 46
jatuh dalam dosa namun Allah tetap memberikan kita kesempatan
untuk menyadari semuanya itu dan berbalik kepada-Nya. Ingat,
kasih karunia Allah-lah yang membuat kita hidup dan berharga di
hadapan-Nya. Haleluya, Amin
Selasa 11 Februari 2020
2 Korintus 4:1-15

INJIL KEKUATANKU
Kareba Kaparannuan iamo Kamatotoranku

Penolakkan adalah hal yang sangat menyakitkan dan


mengecewakan. Terkadang ketika kita mengalami yang
47namanya penolakan sering membuat kita berputus asa dan
tidak lagi mempunyai semangat.
Dalam pembacaan kita saat ini, jutru hal yang berbeda
ditunjukkan oleh kedua rasul Allah yakni Paulus dan Timotius.
Kedua rasul Allah ini tidak tawar hati atau tidak kehilangan
semangat ketika mereka mengalami penolakkan akan
pemberitaan mereka akan Injil Yesus Kristus. Bayangkan saja
penolakan yang mereka terima tidak main-main. Mereka ditindas
bahkan sampai mengalami penganiayaan tapi mereka tetap kuat
(ay. 8,9) bahkan semakin berani untuk memberitakan kebenaran
sekalipun maut ada didepan mereka. Pertanyaan penting, apa
yang membuat kedua rasul ini memiliki keberanian/kekuatan
demikian? Pertama, karena mereka tahu apa yang mereka
beritakan (ay.5,14). Injil tentang Yesus Kristus itu sendiri adalah
kekuatan Allah. Mereka percaya bahwa kekuatan yang dari Allah
itulah yang akan menerangi setiap orang yang mendengar
tentang Injil. Jadi, bukan karena kecakapan/kemampuan dari
kedua rasul ini (kedua rasul ini sadar bahwa mereka hanyalah
bejana tanah liat yang dipakai oleh Allah). Kedua, mereka
konsisten terhadap paggilan mereka selaku pelayan-pelayan
Kristus (ay. 13).

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 47
Saat kita memusatkan perhatian kita kepada siapa yang
kita percaya dan meyakini dengan sungguh apa yang kita imani
maka kita tidak akan mudah berputus asa bahkan tidak akan takut
dengan maut sekalipun karena didalam Yesus Kristus ada
kekuatan yang tak berkesudahan. Haleluya, Amin
Rabu 12 Februari 2020
Amsal 6:1-8

BEBASKANLAH DIRIMU
Lendokanko Kalemu

Berada dalam tekanan tentulah tidak mengenakan.


Tekanan biasanya 48datang dari luar walaupun tidak menutup
kemungkinan tekanan itu 48datang dari dalam diri sendiri.
Mungkin hal yang kedua aneh kedengarannya, kok tekanan
48datang dari diri sendiri. Hal inilah yang biasanya tidak disadari
oleh seseorang hingga terus terjerat di dalamnya.
Tanpa nasihat/teguran, manusia tidak akan pernah tahu
kesalahan yang dilakukannya. Dalam perikop saat ini kita
menemukan sebanyak dua kali penulis kitab Amsal menuliskan
kata “lepaskanlah dirimu” (ay.3,5). Apa yang terjadi? Ternyata
penulis kitab Amsal sedang menyampaikan nasihatnya kepada
anak-anak manusia agar hati-hati dalam membuat janji dan juga
mengeluarkan kata-kata. Hal ini menjadi sangat berbahaya jika
manusia tidak belajar untuk mengatakan “tidak”, karena akhirnya
ia akan diperbudak oleh hal yang dapat merusak dirinya. Lebih
baik merendahkan diri dan mendapat kebebasan ketimbang
membiarkan keangkuhan merusak atau menekan kita dalam
kehidupan kita. Penulis kitab Amsal mengajak kita untuk belajar
dari semut yang mempergunakan kesempatan dengan baik untuk
mempersiapkan masa depan.
Memang merupakan hal yang sangat bodoh ketika
manusia menekan hidupnya sendiri dengan memberikan berbagai
janji kepada orang lain dan tidak sanggup menepatinya. Itu akan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 48
membuatnya terlihat sangat bodoh. Karena itu, berupayalah
membebaskan diri dari “kebodohan” yang dapat saja merusak
perjalanan kehidupan kita. Terpujilah Kristus, Haleluya, Amin!

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 49
Kamis 13 Februari 2020
Yakobus 1:12 -18

TETAP TEGUH
Tontong tumanan

Bagaikan karang di tengah samudera yang tiada henti


menghadapi hantaman ombak yang ada disekitarnya, demikian
gambaran kehidupan manusia di dunia ini. Selama nafas masih di
badan serasa masalah tak kunjung henti datang menghampiri
kehidupan kita. Kalau batu karang saja bisa kuat tetap teguh,
bagaimana dengan kita?
Pertanyaan penting untuk direnungkan: “mengapa ada
pencobaan, mengapa ada ujian?” Tentu masing-masing kita dapat
menjawab pertanyaan ini. Hanya saja jangan sampai kita sesat!
(ay.16) Seorang Kristen harus kembali pada sebuah kebenaran
bahwa pencobaan tidak pernah datang dari Allah. Justru Allah
yang telah menyatakan anugerah-Nya kepada manusia, Ia
memberikan yang terbaik bagi kita (ay.17-18). Allah-lah yang
sanggup memberikan kekuatan kepada kita menghadapi berbagai
persoalan kehidupan. Namun dari manakah munculnya
pencobaan itu? pemicunya adalah keinginan diri sendiri. Setelah
terseret dan terpikat lalu kelanjutannya berujung pada dosa. Jelas
bahwa dosa melahirkan maut.
Bagimana dengan kita? Percayalah bahwa teguh bertahan
menghadapi semua pencobaan menunjukkan bahwa kita masih
memiliki iman. Masih ada kekuatan yang jauh lebih besar yang
diberikan oleh Allah kepada kita. Dengan iman yang demikian
menandakan bahwa kita sungguh mempercayai kehadiran-Nya di
dalam hidup kita. Karena itu berbahagialah setiap orang yang
demikian sebab mahkota kehidupan menjadi miliknya (ay.12).
Tetaplah kuat dalam goncangan kehidupan agar semua yang
menjadi pengguncang akan hilang dengan sendirinya. Haleluya,
Amin!

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 50
Jumat 14 Februari 2020
1 Yohanes 2:7-17

KASIH TERUS BERLANJUT


Pa’kaboro’ tangma’angge

Dalam sepanjang perjalanan kehidupan, kita seringkali


diperhadapkan dengan berbagai perubahan-perubahan yang ada
disekitar kita. Contohnya saja, mengenai aturan-aturan di bidang
pemerintahan; aturan-aturan di bidang pendidikan dan bidang-
bidang lainnya bahkan dari waktu ke waktu banyak aturan yang
mengalami perubahan. Akibatnya tidak jarang yang mengeluh
karena peraturan perintah yang kadang merumitkan.
Bagian dari surat Yohanes yang pertama ini,
sesungguhnya berisikan nasihat yang sejak zaman PL telah
diserukan agar umat Allah tetap memiliki dan menyatakan
kasihnya baik kepada Allah pun juga kepada sesama. Hal ini secara
berulang-ulang disampaikan dalam Alkitab oleh para nabi, rasul
bahkan Tuhan sendiri, yakni perintah untuk mengasihi. Perintah ini
ditujukan kepada semua manusia besar dan kecil, tua dan muda
tanpa terkecuali (ay.12-14), sehingga seorang Kristen wajib hidup
seperti Kristus hidup yang penuh kasih. Saat kita melakukan
perbuatan kasih, sesungguhnya kita sedang membawa terang
kepada sekitar kita bahkan secara tidak langsung kita sedang
menyingkirkan kegelapan itu yang digambarkan sebagai
kejahatan.
Kasih harus terus berlanjut, karena tanpa kasih dunia ini
sedang berada dalam kebinasaan. Karena itu marilah kita tetap
menyatakan keselamatan yang dari pada Tuhan dengan
menampakkan kasih itu sendiri, baik terhadap sesama, terlebih
lagi kepada Tuhan. Kasih tidak sekedar ucapan mulut tetapi kasih
adalah perwujudan kehidupan. Tuhanlah yang menolong kita
melaksanakan perintah ini. Haleluya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 51
Sabtu 15 Februari 2020
Matius 15:1-9

WASPADALAH!
Matangkinkomi !

Bagaimana bila seorang guru sekolah Minggu


mengajarkan kepada anak-anak sekolah Minggu bahwa sekarang
bukan zamannya lagi menghormati orang tua? Kira-kira
bagaimana reaksi orang tua mendengar hal ini?
Dapat kita bayangkan bagaimana orang Farisi dan para
imam sebagai pemuka agama yang buta kebenaran menuntun
kaum awam untuk melihat “kebenaran”. Dengan gaya
kepemimpinannya yang terlihat suci, mereka menyampaikan
teguran kepada Tuhan Yesus tentang murid-murid-Nya yang tidak
membasuh tangan sebelum makan. Tuhan Yesupun meresponi
teguran tersebut (ay.3-6), bahkan dengan tegas Tuhan
mengatakan bahwa mereka adalah orang munafik, yang
mengutamakan tradisi dari pada perintah Allah. Contohnya, tradisi
memberikan persembahan. Tradisi ini sebenarnya baik dan mulia.
Namun yang salah ialah demi melakukan tradisi tersebut, mereka
mengizinkan seseorang boleh mengabaikan perintah Tuhan untuk
menghormati dan memelihara orangtuanya (ay. 4-6). Jadi yang
utama bagi mereka ialah tradisi manusia dari pada perintah Tuhan.
Tradisi yang baik boleh kita lakukan. Namun bila hal itu
bertentangan dengan Firman Tuhan, kita harus tolak. Bila pun
harus memilih, maka tentunya kita harus mengutamakan firman-
Nya. Firman Tuhan adalah dasar, penuntun kehidupan yang
membaharui hidup kita dari waktu ke waktu. Sehingga
menghasilkan pikiran, perkataan dan perbuatan yang memuliakan
Tuhan dan memberkati sesama. Waspadalah terhadap paham-
paham yang salah yang bisa jadi dapat membawa pengaruh
bahkan menggeser iman kita dihadapan Tuhan dalam kehidupan
kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 52
Minggu 16 Februari 2020
Kejadian 20:1-17
JAKET MERAH
Tangungkalupai attu situran

Kita adalah bagian dari hari kemarin. Jika dulu Soekarno


memperkenalkan istilah “Jas Merah”, maka Jokowi juga kemudian
terkenal dengan istilah “Jaket Merah” yang menekankan tentang
Jangan mempermainkan Sejarah’. Kedua istilah tersebut ingin
menekankan pentingnya mengingat sejarah sebagai bagian dari
proses yang mengantar kita hingga hari ini, oleh sebab itu tidak
boleh dilupakan dan dipermainkan.
Tuhan berfirman “Akulah Tuhan, Allahmu, yang membawa
engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan”, itu
berarti Tuhan mau agar umat-Nya tidak melupakan serta tidak
mempermainkan sejarah karya Pembebasan Allah. Pembacaan
dimulai dengan sapaan “Tuhan” dalam rangka memperkenalkan
diri-Nya. Selanjutnya Tuhan menguraikan dalam firman-Nya apa
yang tidak boleh dengan adanya kata “jangan” dan tentang apa
yang harus dilakukan dengan beberapa kalimat perintah.
Firman ini tentunya berlaku juga bagi kita, bahwa Tuhan
ingin agar kita tetap mengingat siapa Tuhan kita, tentang apa
yang telah dilakukan-Nya dalam hidup kita, serta apa yang menjadi
larangan serta apa yang menjadi perintah-Nya bagi kita semua.
Sejarah yang tak akan pernah bisa dilakukan oleh siapa pun di
dunia ini, yaitu sejarah penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus
yang telah berkorban bagi manusia, agar manusia tidak binasa
melainkan memperoleh keselamatan. Penyakit lupa bisa
menghampiri siapa saja, tapi syukur kepada Allah bahwa Roh
Kudus senantiasa hadir untuk mengingatkan kita agar “JAKET
MERAH”. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 53
Senin 17 Februari 2020
Kejadian 20:18-21
TAKUT DAN GENTAR
Mataku’ sia ma`parondo

Apakah akhir-akhir ini saudara merasakan takut? Jika


saudara ingat kembali sepanjang perjalanan kehidupan saudara,
peristiwa apakah yang paling menakutkan dalam hidup saudara?
Seorang anak kecil mungkin takut kepada anjing yang
mengonggong, orang dewasa tentunya memiliki rasa takut
kepada para penjahat. Semua orang, tak mengenal usia dan
profesi, memiliki rasa takut kepada peristiwa bencana alam
seperti gempa, sunami, dan lainnya.
Jika kita perhatikan bacaan kita saat ini, orang Israel
diperhadapkan pada sebuah peristiwa yang membuat mereka
ketakutan. Dalam ayat 18 sangat jelas digambarkan bahwa ketika
mereka menyaksikan guruh menguntur, kilat, sangkakala
berbunyi, gunung berasap, mereka “takut dan gemetar” bahkan
akhirnya mereka berdiri jauh-jauh. Ada keyakinan mereka bahwa
peristiwa tersebut merupakan pertanda bahwa Allah sedang
berbicara dan menegur mereka, sehingga mereka meminta agar
Musa saja yang berbicara dengan mereka. Mereka takut, jika Allah
yang berbicara dengan mereka, maka mereka akan mati.
Tentunya kita tidak bisa memungkiri rasa takut seandainya
kita diperhadapkan pada situasi yang menakutkan. Namun Musa
menyampaikan kepada orang Israel, yang juga merupakan pesan
untuk kita semua, bahwa kita mesti takut kepada Tuhan agar kita
hidup dengan tidak berbuat dosa (ay.20). Bagaimana hidup kita
hari ini, apakah kita takut atau tidak takut akan Tuhan? Kristus
telah menyelamatkan kita dari dosa, sehingga kita mestinya hidup
dalam penghayatan, hidup dalam rasa takut dan hormat kepada
Dia yang telah menciptakan dan menyelamatkan kita. Roh Kudus
terus menolong kita untuk hidup takut akan Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 54
Selasa 18 Februari 2020
Ulangan 23:21-25

HATI-HATI BERNAZAR
Pemarangai tu mangallonan

Salah satu hal yang membuat persekutuan sering menjadi


tidak harmonis adalah ketika ada janji yang terucap lalu di ingkari.
Setidaknya ada dua istilah yang akhirnya muncul dan cukup
populer di tengah masyarakat ketika janji diingkari, yaitu “janji-janji
caleg” dan “PHP” (Pemberi Harapan Palsu). Istilah tersebut
tentunya menjadi populer karna benar-benar terjadi dan istilah itu
kemudian diberikan kepada orang yang ingkar janji.
Nazar ialah janji kepada diri sendiri untuk berbuat sesuatu
jika maksud dan harapan itu terwujud. Pada dasarnya nazar
bukanlah sesuatu yang salah, namun yang salah adalah ketika
nazar itu tidak ditepati. Dalam pembacaan kita disebutkan dengan
tegas “Apabila engkau bernazar kepada TUHAN, Allahmu,
janganlah engkau menunda-nunda memenuhinya, sebab tentulah
TUHAN, Allahmu, akan menuntutnya dari padamu, sehingga hal
itu menjadi dosa bagimu. Tetapi apabila engkau tidak bernazar,
maka hal itu bukan menjadi dosa bagimu”. (ay.21-22)
Setiap perkataan yang kita ucapkan kepada Tuhan adalah
sesuatu yang tidak akan pernah dilupakan oleh Tuhan, artinya
bahwa Tuhan bukanlah pelupa. Dia akan selalu mengingat setiap
nazar yang kita ucapkan. Oleh karena itu hati-hati dalam bernazar.
Jangan sampai kita mengucapkan nazar kepada Tuhan lalu
diingkari, karena hal itu akan menjadi dosa bagi kita yang dapat
membuat orang lain mencemooh kita. Itu sangat berdampak bagi
keutuhan persaudaraan, kekeluargaan dan juga keutuhan
persekutuan. Jika di masa yang lalu saudara pernah bernazar,
maka ingatlah selalu dan tepatilah sesuai waktu yang saudara
tetapkan. Mintalah kekuatan Roh Kudus agar dengan hikmat Allah
kita bukanlah orang yang “pengingkar”. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 55
Rabu 19 Februari 2020
Matius 19:1-12

ENTAH APA YANG MERASUKI


Ba’tula apamo untabai

Mana yang lebih banyak kita hadiri ibadah pemberkatan


nikah atau resepsinya? Jika saudara sering hadir dalam ibadah
pemberkatan nikah maka tentulah firman Tuhan yang sering
dibacakan pendeta akan selalu terngiang dan tertanam dalam hati
saudara. Khotbah bisa berbeda-beda dalam setiap ibadah
pemberkatan nikah, tapi firman Tuhan yang wajib dikatakan oleh
seorang pendeta kepada kedua mempelai adalah “Tarulah dalam
ingatan kamu firman Tuhan ini: Yang telah dipersatukan oleh Allah,
tidak boleh diceraikan oleh manusia”.
Entah apa yang merasuki orang-orang Farisi sehingga
mereka memiliki niat untuk mencobai Yesus. Ketika orang-orang
Farisi bertanya “Apakah diperbolehkan orang menceraikan
isterinya dengan alasan apa saja?”, maka Yesus dengan sangat
lantang menerangkan bahwa itu tidak boleh. Penjelasan Yesus
mengingatkan mereka tentang salah satu tujuan dari penciptaan,
yakni membentuk sebuah keluarga dari laki-laki dan perempuan.
Yesus pun menjelaskan tujuan pernikahan yaitu untuk bersatu.
Dalam kebersatuan itu, ada kedaulatan dan kehendak Allah. Itu
berarti pernikahan bukan terutama bersumber dari keinginan dan
kehendak manusia, melainkan kehendak Allah.
Jika kita belajar dari penjelasan Yesus, maka
sesungguhnya kita perlu memahami bahwa perceraian merupakan
dosa dan pemberontakan terhadap kehendak dan kedaulatan
Allah. Perceraian menciderai dan mengotori persekutuan yang
Tuhan telah bangun. Entah apa yang merasuki pikiran orang-orang
yang bercerai. Mulai hari ini, segala sesuatu yang memicu
perceraian, jauhilah dan mintalah kekuatan Roh Kudus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 56
Kamis 20 Februari 2020
Ibrani 8:1-13

PENGORBANAN TERINDAH
Pemala’ mandun maballo

Gelar Yesus yang adalah Tuhan, Guru (Rabi), Sahabat, dan


lainnya, sudah sering kita dengar. Tapi Yesus yang adalah Imam
Besar mungkin jarang kita dengar ataupun perkatakan. Imam
besar merupakan jabatan utama dalam kebaktian korban di Israel.
Setahun sekali, imam besar memasuki tempat maha kudus untuk
mempersembahkan korban pendamaian untuk dosa seluruh
umat. Itu berarti peranan imam besar sangat penting sebagai
perantara umat dengan Allah.
Dalam surat Ibrani dijelaskan bahwa kita bersyukur
memiliki Imam Besar yaitu Yesus Kristus yang duduk di sebelah
kanan tahta yang Mahabesar di Sorga. Yesus Kristus berbeda
dengan imam besar pada umumnya yang membawa
persembahan. Dalam ini Yesus Kristus sendirilah yang telah
mengorbankan nyawanya untuk keselamatan manusia. Tidak ada
persembahan atau korban yang lebih indah dari pengorbanan
Yesus Kristus. Melalui pengorbanan-Nya, manusia diperdamaikan
dengan Allah yang pernah rusak karena dosa.
Kita bersyukur bahwa Kristus telah menganugerahkan kita
karya Sang Imam Besar yakni keselamatan. Tentunya persekutuan
bersama dengan Tuhan juga memiliki tantangan. Tantangan itu
selalu ada dalam keluarga dalam pekerjaan bahkan dalam
pelayanan. Kita hanya dapat menghadapi tantangan tersebut
dengan kekuatan dan hikmat dari Roh Kudus, sehingga
pengorbanan terindah dari Sang Imam Besar Yesus Kristus itu
akan terus kita pelihara dalam kehidupan kita sampai selama-
lamanya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 57
Jumat 21 Februari 2020
Mazmur 2:1-12

PEMIMPIN YANG BIJAKSANA


To ma’pana’ta’ kinaa

Kita sering berdoa untuk saudara dan keluarga kita. Tapi


apakah kita juga sering mendoakan para pemimpin kita dalam doa
pribadi kita? Ataukah porsi untuk mendoakan para pemimpin kita
hanya saat berdoa syafaat saja? Menjadi seorang pemimpin
tidaklah mudah. Ditengah-tengah tantangan dan godaan,
pemimpin membutuhkan kebijaksanaan. Oleh karena itu kita perlu
mendoakan pemimpin kita agar beroleh hati yang bijaksana.
Firman Tuhan hari ini menegaskan pentingnya raja-raja
bertindak dengan bijaksana, beribadah kepada Tuhan agar Tuhan
tidak murka (ay.10-12). Para pemimpin tidak hanya butuh
pembekalan keterampilan dan pengetahuan kepemimpinan,
tetapi juga tindakan yang bijaksana dalam menyelesaikan berbagai
macam masalah yang ada. Di musim politik ini, kita menyadari
bahwa banyak yang menawarkan diri untuk menjadi pemimpin.
Kita tentunya tidak sekadar butuh informasi kesuksesan dan
kekayaan para calon pemimpin, tapi kita juga harus melihat calon
mana yang memiliki kebijaksanaan. Bijaksana dalam berpikir,
bijaksana dan bertutur kata dan dalam bertindak.
Sebagai pemilih dan orang yang akan dipimpin,
dibutuhkan kebijaksanaan untuk tetap menempatkan diri sebagai
orang-orang yang harus menjaga hidupnya agar tidak meletakkan
harga dirinya dengan menerima suap ketika memilih para
pemimpin. Selain itu kebersamaan harus terpelihara dengan baik
dan jangan menjadi retak hanya karena perbedaan pilihan. Di
sinilah kebijaksanaan kita diuji. Kristus sebagai Raja kita telah
memperlihatkan kebijaksanaan-Nya dengan mengorbankan diri-

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 58
Nya bagi seluruh umat. Roh Kudus kiranya memampukan kita juga
untuk tetap bertindak bijaksana. Amin
Sabtu 22 Februari 2020
1 Raja-raja 21:20-29

JANGAN SERAKAH, BERTOBATLAH!


Da’ ammi barak, Mengkatoba’ komi

Kekuasaan dan kekayaan adalah hal yang diinginkan


banyak orang. Tentunya hal ini tidak secara otomatis salah. Satu
sisi hal itu sesuatu yang wajar dan justru dapat dilihat sebagai
sebuah perningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) bahwa banyak
yang akhirnya bisa berpeluang menjadi pemimpin. Namun sisi lain,
seringkali para pemimpin tidak puas dengan gaji dan penghasilan
yang sewajarnya yang akhirnya tergoda melakukan korupsi.
Pembacaan hari ini memperlihatkan bagaimana Ahab Raja
Israel yang sudah memiliki kekuasaan, kekayaan, tapi ia tidak puas
dengan semua yang ia miliki. Keserakahan dan hawa nafsu
menguasainya sehingga melanggar apa yang Tuhan kehendaki.
Ahab memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di
mata Tuhan. Akibatnya, Tuhan marah dan menghukum. Tuhan
sendiri akan mendatangkan malapetaka kepada segenap
keluarganya (ay.22). Ketika ia mendengar hukuman Tuhan akan
datang, maka ia mengoyakkan pakaiannya, mengenakan kain
kabung bahkan berpuasa. Ini pertanda bahwa ia menyadari
dosanya dan segera bertobat di hadapan Tuhan.
Dari sini kita dapat belajar bahwa ketika kita
mendengarkan teguran Tuhan melalui orang yang Tuhan pakai,
maka kita perlu merenungkan apa yang telah kita lakukan,
kemudian kita menyesalinya dan bertobat di hadapan-Nya. Kita
mungkin juga pernah melakukan hal yang sama, yaitu melakukan
apa yang jahat di mata Tuhan. Kristus telah menebus kita dan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 59
karena itu mari kita meninggalkan semua dosa dan menikmati
pengampunan-Nya di dalam tuntunan kuasa Roh Kudus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 60
Minggu 23 Februari 2020
Mazmur 78:1-4

DARI GENERASI KE GENERASI


Ludiomai to dolo dadi, anna dipatarru’ lako bati’ siosso’

Saat masih kecil, biasanya kita sering mendengar dongeng


(ulelean pare). Dongeng biasanya diceriterakan oleh kakek atau
nenek saat-saat santai ataupun saat akan tidur. Selain itu, di sekolah-
sekolah biasanya guru menceriterakan dongeng saat pelajaran
bahasa daerah yang berhubungan dengan ceritera. Dongeng yang
terus menerus disampaikan menjadi sesuatu yang terus menerus
diingat.
Asaf mengajak bangsanya untuk mendengarkan pengajaran-
pengajarannya tentang perbuatan-perbuatan ajaib yang telah
dilakukan oleh Allah kepada umat-Nya pada zaman purbakala, yaitu
bagaimana Allah menuntun umat-Nya dari tempat perbudakan di
Mesir menuju ke tanah Kanaan, tanah perjanjian, tanah yang
berlimpah susu dan madu. Asaf mengajarkan apa yang ia tahu dan
telah ia dengar dari nenek moyangnya, yang terus diceriterakan dari
generasi ke generasi. Asaf adalah keturunan Gersom dari bani Lewi.
Ia ditunjuk oleh kepala orang Lewi sebagai penyanyi utama dengan
memakai ceracap ketika tabut dibawa ke Yerusalem, Raja Daud
kemudian mengangkatnya sebagai kepala paduan suara dalam
kebaktian.
Seperti Asaf yang tidak menyembunyikan atau menyimpan apa
yang telah ia dengar dan ia tahu tentang kebaikan dan tuntunan
Tuhan kepada umat-Nya, kitapun harus menceritakan kepada anak-
anak kita tentang kasih Allah, sehingga anak-anak kitapun dapat
mengenal Tuhan dengan baik, mereka dapat mengenal siapa
pencipta, pemelihara dan penyelamatnya dengan baik. Tanggung
jawab kita yang telah menerima Firman-Nya dan telah menerima
keselamatan di dalam Yesus Kristus adalah terus menceriterakannya
dari generasi ke generasi secara terus menerus.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 61
Senin 24 Februari 2020
Mazmur 78:5-11

SEJARAH YANG MEMBANGUN IMAN


Attu situran tu napobangun Kapatonganan

Perjalanan sejarah akan terus menjadi sesuatu yang akan


terus dikenang oleh anak cucu kita, bahkan akan menjadi
pelajaran bagi mereka. Untuk mengingat dan menghargai sejarah,
maka penting diceriterakan secara terus menerus kepada generasi
kita baik saat ini maupun keturunan yang akan datang.
Asaf menyampaikan kepada bangsanya tentang
bagaimana Allah menetapkan peringatan kepada Yakub dan
hukum taurat kepada Israel. Ia juga menyampaikan bahwa nenek
moyang mereka telah diperintahkan oleh Allah untuk
mengajarkan peringatan dan taurat itu kepada anak-anak mereka
agar dikenal oleh angkatan yang kemudian dan agar anak-anak
yang lahir kelak juga dapat menceritakan kepada anak-anak
mereka, agar tetap menaruh kepercayaan dan tidak melupakan
perbuatan-perbuatan Allah. Asaf juga mengajarkan kepada
bangsanya untuk tidak mengikuti kehidupan nenek moyang
mereka yang disebutnya sebagai angkatan pendurhaka,
pemberontak, angkatan yang tidak tetap hatinya dan tidak setia
kepada Tuhan. Selain itu, Asaf juga mengajak bangsanya untuk
mendengar dengan sungguh-sungguh dan belajar dengan baik
dari apa yang telah terjadi di masa lampau dalam kehidupan nenek
moyang mereka.
Sebagai orang Kristen kita perlu menyadari bagaimana
Allah telah berkarya dalam sejarah perjalanan kekristenan. Ada
kegagalan, kepahitan namun selalu ada perbuatan-perbuatan
Allah yang ajaib. Oleh sebab itu penting mengajarkan kepada
generasi kita agar iman mereka semakin kuat mengenal Allah dan
tetap setia kepada-Nya.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 62
Selasa 25 Februari 2020
1 Raja-Raja 19:9-18

JANGAN TAKUT MENYATAKAN KEBENARAN


Da’ ammi mataku’ umpamanassa katonganan

Ketakutan tidak hanya menghantui ketika kita melakukan


kesalahan, tetapi terkadang juga menghantui saat kita melakukan
apa yang baik dan benar. Kita terkadang takut karena banyak
orang-orang yang tidak setuju dengan apa yang kita lakukan
walaupun itu adalah hal yang baik dan benar.
Setelah Elia menyembeli nabi-nabi baal sebanyak empat
ratus lima puluh orang di sungai Kison dan setelah raja Ahab
memberitahukan kepada Izebel akan segala yang telah dilakukan
oleh Elia yang telah membunuh semua nabi baal itu dengan
pedang, Izebel kemudian mengancam Elia untuk membunuhnya.
Elia kemudian takut dan bangkit lalu pergi untuk menyelamatkan
nyawanya, ia berjalan sampai ke gunung Allah yaitu gunung
Horeb, disana ia kemudian masuk kedalam sebuah gua dan
bermalam di situ, namun Tuhan datang kepadanya dan berfirman:
apakah kerjamu di sini hai Elia? dan ia menjawab aku bekerja
segiat-giatnya bagi Tuhan Allah semesta alam karena orang Israel
meninggalkan perjanjian-Mu, merutuhkan mezbah-mezbah-Mu
dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang, hanya aku seorang
diri yang masih hidup dan mereka ingin mencabut nyawaku. Ia
merasa sendirian dan tak berdaya.
Mungkin kita pernah berindak seperti Elia yang akhirnya
pergi meninggalkan lingkungannya karena kita merasa takut
terhadap orang-orang yang memusuhi kita. Bahkan kita merasa
sendiri dan tak sanggup menyelesaikan segala perkara yang
sedang dihadapi. Kisah ini hendak mengajak kita untuk
merenungkan bahwa jangan takut menyatakan kebenaran karena
Allah sendirilah yang akan selalu menyertai kita. Tetaplah
nyatakan kebenaran, dan percayalah pada kuasa Allah.Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 63
Rabu 26 Februari 2020
Mazmur 51:3-8

JANGAN SEMBUNYIKAN DOSAMU


Da’ ammu buni tu kasalanmu

Apa respons anda bila seseorang memberitahukan kepada


anda bahwa hal yang telah anda lakukan adalah salah? Sebab
banyak orang ataupun kita sendiri yang tidak mau mengakui
kesalahan, bahkan mungkin menutupi kesalahan dengan
mempersalahkan orang lain.
Raja Daud mengakui dihadapan Tuhan akan dosanya
setelah nabi Natan memperingatkannya. Raja Daud mengingini
istri Uria yaitu Batsyeba yang akhirnya membuat raja Daud jatuh
dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba. Dosa Daud tidak
berhenti sampai di situ saja, ia bahkan merencanakan dan
membunuh Uria suami Batsyeba. Namun setelah ia diperingatkan
oleh Nabi Natan, hati Daud hancur, ia lalu datang dihadapan Allah
dengan penyesalan. Daud meminta belas kasihan Tuhan karena ia
tahu bahwa ia tela berdosa dan ia menyadari bahwa hanya Allah
yang dapat mengampuni dosanya, iapun tahu bahwa Allah yang ia
sembah adalah Allah yang penuh rahmat dan ampunan.
Dihadapan Tuhan Daud memohon supaya Ia membasuhnya dan
meminta supaya hatinya ditahirkan dan batinnya diperbaharui.
Jika kita telah melakukan dosa atau pelanggaran di
hadapan Tuhan, jangan ragu atau takut untuk datang kepada-Nya
memohon ampun atas segala dosa-dosa yang telah kita perbuat.
Pertobatan Daud dari dosanya yang begitu besar dan
pengampunan Allah yang begitu ajaib menunjukkan bahwa tidak
ada dosa apapun yang dapat memisahkan kita dari Kasih Allah jika
kita sungguh-sungguh bertobat dan mengakui segalah dosa-dosa
kita. Dosa akan selalu menghantui kita jika kita selalu
menyembunyikannya dan tidak mengakuinya di hadapan Tuhan.
Karena itu marilah berupaya mengakui dosa kita.Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 64
Kamis 27 Februari 2020
Mazmur 51:9-15

DIPULIHKAN DAN MENJADI ALAT-NYA


Dilendokan anna Popareai Puang

Tidak ada berkat terbesar yang telah kita terima dari Allah
selain pengampunan dosa dan keselamatan didalam Yesus
Kristus. Kita adalah orang-orang yang telah ditebus dari dosa dan
telah diselamatkan dari kuasa kegelapan menjadi anak-anak
tebusan Allah.
Setelah dinasihati oleh Natan maka raja Daud pun
mengakui dosanya dan meminta belas kasihan dari Allah. Daud
memohon supaya Allah membasuh dia dari segala dosanya (ay.9).
Ayat ini hendak memperlihatkan bahwa Daud akan hidup dalam
kesucian setelah dosanya diampuni oleh Allah. Daud juga meminta
supaya batinnya ditahirkan dan batinnya diperbaharui dengan Roh
yang teguh. Perkataan raja Daud agar Allah tidak mengambil Roh-
Nya yang kudus dari dirinya merupakan permohonannya agar
Allah tidak menolak dia menjadi Raja seperti yang Allah telah
lakukan kepada Saul. Selain Daud meminta pengampunan dosa
kepada Allah iapun meminta agar diperlengkapi dengan Roh yang
rela untuk mengajarkan jalan Tuhan kepada orang-orang lain yang
tela melakukan pelanggaran.
Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan di dalam
Yesus Kristus, kita pun tidak luput dari kesalahan dan
pelanggaran-pelanggaran yang membuat kita jatuh kedalam
penyesalan. Karena itu penting bagi kita untuk terus
mengusahakan kehidupan dalam kekudusan dihadapan Tuhan
sambil memohon agar kita diperlengkapi menjadi saksi-Nya di
dunia ini sebagai penyampai pengajaran-Nya. Dalam keberdosaan
kita, Yesus datang memulihkan kita, dan itulah anugerah Allah
yang akan kita teruskan kepada semua orang tentang Kristus.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 65
Jumat 28 Februari 2020
Roma 1:8-15

TELADAN IMAN
Pa’tuladanan Kapatonganan

Iman yang bertumbuh dengan baik adalah harapan setiap


orang yang percaya kepada Yesus Kristus, karena dengan iman
yang bertumbuh dengan baik, akan menghasilkan buah-buah yang
baik pula untuk selanjutnya menumbuhkan iman orang lain.
Iman orang-orang di Roma adalah iman yang bertumbuh
dengan baik bahkan telah tersiar di seluruh dunia. Rasul Paulus
mengucap syukur atas pertambahan iman yang nyata dari jemaat
di Roma. Selain mengucap syukur, rasul Paulus juga selalu
mendoakan mereka. Rasul Paulus juga dalam setiap doanya
memohon kepada Allah tentang kerinduannya untuk datang ke
Roma dan memberitakan injil kepada penduduk Roma. Rasul
Paulus bukanlah pendiri jemaat Roma, bahkan ia tidak mengenal
mereka secara pribadi dan belum pernah bertemu dengan
mereka. Namun rasul Paulus menyampaikan kerinduannya yang
mendalam untuk bersekutu dengan jemaat Roma supaya mereka
saling menguatkan dan menghiburkan.
Seperti rasul Paulus yang sangat merindukan persekutuan
dengan orang-orang di Jemaat Roma yang imannya telah
bertumbuh dengan baik dan telah menjadi teladan bagi orang lain.
Kitapun seharusnya terus merindukan persekutuan yang baik,
persekutuan dalam iman kepada Yesus Kristus dan selalu memberi
diri untuk hadir dalam persekutuan itu untuk saling membangun,
menguatkan dan saling menghiburkan. Seperti halnya Rasul
Paulus selalu mendoakan jemaat di Roma, maka sangat penting
bagi kita untuk terus mendoakan persekutuan kita agar di
dalamnya nama Tuhan terus dimuliakan dan iman kita semakin
bertumbuh dan berkualitas menghasilkan buah-buah yang baik
yang dapat dinikmati oleh sesama dalam kehidupan ini.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 66
Sabtu 29 Februari 2020
Matius 14:1-10

TIDAK TENANG KARENA DOSA


Tangrapa’ napobua’ kasalan

Pernakah kita merasa tidak tenang, bahkan merasa takut


karena kita terlanjur melakukan suatu kesalahan? Mungkin
perasaan kita terasa dikejar-kejar oleh bayang-bayang kesalahan
dan ketakutan karena ternyata hal yang kita lakukan akhirnya
bertentangan dengan nurani kita.
Hal ini dialami oleh raja Herodes ketika Yesus tampil sebagai
pribadi yang semakin dikenal oleh banyak orang karena Ia telah
melakukan banyak tanda-tanda mujizat dan semakin banyak orang
yang mengikuti-Nya. Ketika Herodes mendengar tentang Yesus ia
lalu berkata kepada pegawai-pegawainya bahwa inilah Yohanes
Pembaptis yang sudah bangkit dari antara orang mati, itulah
sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja didalamnya. Raja Herodes terus
dihantui oleh rasa ketakutan karena ia telah membunuh Yohanes
Pembaptis dengan cara memenggal kepalanya.
Kisah tentang ketakutan Raja Herodes dengan kehadiran
Yesus Kristus yang telah membuat banyak mujizat yang
disangkanya Yohanes Pembaptis bangkit dari kematian, menjadi
perenungan bagi kita bahwa orang yang menolak kebenaran akan
melahirkan dosa yang lain. Apabila kita terus mengeraskan hati
dan tidak mau bertobat, maka dosa-dosa itu akan selalu
menghantui kita, bahkan akan semakin menimbulkan perasaan
bersalah yang berkepanjangan dalam hidup kita sehingga kita
tidak akan pernah mengalami kebahagiaan karena akan terus
dibayang-bayangi oleh rasa bersalah. Namun ketika kita mau
menyadari kesalahan dan mau mengakuinya di hadapan Tuhan
maka kita akan mengalami pembaharuan oleh Roh Kudus sampai
kita menikmati sukacita di dalam Tuhan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 67
Minggu 1 Maret 2020
Mazmur 32:1-7

KEBAHAGIAN DIBALIK PENGAMPUNAN


Kamauparan lan kadipagarrisan

Banyak orang yang masih sulit melakukan pengampunan


terhadap seseorang yang pernah menyakitinya di masa lalu. Entah
karena dia merasa malu ataupun karena dia merasa tidak penting
lagi untuk menceriterakannya. Tetapi apakah dengan menyimpan
dendam terhadap hal yang pernah terjadi akan menyelesaikan
segala sesuatunya? Lalu apakah kemudian kita mereka tenang?
Bagi Daud kebahagiaan dan ketenangan hanya di
dapatkan ketika ia mengalami pengampuan dosa dari Tuhan. Kita
pula dapat belajar dari apa yang kemudian dilakuakan oleh Paulus:
Pertama, dia tahu bahwa orang yang menyadari keberdosaannya
tetapi tidak mau bertobat maka tidak akan mengalami
ketenangan dan kedamaian. Karena itu ia memilih untuk bertobat
dan mohon pengampunan. Kedua, walaupun tekanan dan
kesulitan tetap terjadi dalam kehidupannya, tetapi dia percaya
bahwa hidupnya tidak sendiri karena Allah adalah tempat
perlindungannya. Hal ini menjadikan Daud nyaman memilih tetap
menggantungkan hidupnya hanya kepada Allah.
Bagaimana dengan kita? Mengakui kesalahan/dosa yang
pernah kita lakukan masa lalu adalah solusi untuk mendapatkan
kasih karunia dari Tuhan. Setiap orang yang sadar akan dosanya
lalu mengaku bahwa dirinya berdosa maka Tuhan yang adalah
kasih akan menyatakan pengampunan dan pemulihan. Dengan
demikian maka apapun yang terjadi kedepannya kita tidak akan
merasa tertekan dan takut dengan kesulitan-kesulitan yang akan
terjadi sebab seperti Daud kita pun percaya bahwa Allah adalah
tempat perlindungan yang sejati yang terus memberi jalan dan
kesempatan buat kita untuk menerima pengampunan-Nya.
Terpujilah Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 68
Senin 2 Maret 2020
Mazmur 32:8-11

MENSYUKURI PENGAMPUNAN
Ungkurresumanga’ Kadipagarrisan

Orang yang bersyukur adalah pribadi yang tahu dan


menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya
hanya merupakan kasih karunia Tuhan. Karena itu mengucapkan
terima kasih adalah hal yang sangat sering kita katakan dan
dengarkan. Tetapi pertanyaan selanjutnya adalah apakah tindakan
selanjutnya setelah kita mengucapkan terima kasih?
Bacaan hari ini menggambarkan sukacita Daud karena
telah merasakan anugerah pengampunan dari Tuhan. Ayat 8
menegaskan bahwa Tuhan mengajak Daud untuk memilih
mentaati perintah Allah bukan seperti kuda atau bagal yang
terkenal senang membangkang. Pilihannya yang terakhir adalah
sangat tepat sebab orang fasik akan mengalami penderitaan
bukan hanya secara fisik tetapi juga tekanan batin karena hanya
orang yang telah mengakui dosanya dan mengalami pemulihan
sajalah yang akan merasakan damai sejahtera yang sesungguhnya
(ay.10). Karena itu Daud terus mengajak setiap orang percaya
untuk selalu bersukacita didalam Tuhan dan bersorak-sorai karena
hanya oleh anugerah pengampunan dari Tuhan maka kita
dimungkinkan untuk menikmati kasih setia-Nya (ay.11).
Tuhan sangat mengasihi dan mempedulikan kita sehingga
Dia mau supaya setiap kita yang telah mendapatkan anugerah
pengampunan-Nya terus hidup setia percaya dan mengikuti setiap
perintah-Nya, Sebab pengampunan-Nya telah mengubahkan
kehidupan kita menjadi lebih baik. Karena itu marilah terus hidup
mensyukuri anugerah yang Tuhan sudah berikan dan akan terus
diberikan kepada kita. Tetaplah mensyukuri pengampunan-Nya,
dengan cara memberi pengampunan terhadap orang lain dalam
sepenjang kehidupan kita.Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 69
Selasa 3 Maret 2020
Kejadian 4:1-16

KASIH-NYA MELAMPAUI HUKUMANYA


Ia tu Pa’kaboro’Na undaoanni ukunganNa

Kisah seorang gadis yang gagal dilamar oleh pria yang


telah dicintainya selama 7 tahun karena dibatalkan oleh ayah si
gadis menjelang 3 hari sebelum lamaran. Siapapun yang berada
pada posisi gadis ini pasti akan merasakan hal yang sama yaitu
sakit hati dan kecewa. Tetapi hal menarik yang kemudian
dikatakan oleh si gadis bahwa meskipun ayahnya menolak pria
yang telah dicintainya selama 7 tahun, ia pun tidak membenci
ayahnya karena ia melihat bahwa ayahnya adalah pribadi yang
mengerti siapa dirinya.
Demikian kisah Kain dan Habel. Kita tahu bahwa Kain telah
membunuh Habel yang adalah saudaranya sendiri karena iri hati
terhadap persembahan Habel yang di terima oleh Tuhan. Karena
kesalahan yang dilakukan oleh Kain sehingga Tuhan kemudian
mengutuknya. Bagi Kain hukuman yang diberikan Tuhan
kepadanya dianggapnya lebih besar dari pada yang dapat dia
tangggung sehingga dia pasti akan mati. Menarik dalam
pembacaan selanjutnya dalam ayat 15 kita lihat bahwa meskipun
Tuhan sudah menghukum Kain dengan mengutukinya tetapi
Tuhan kemudian menyatakan kembali jaminan penyertaan-Nya
kepada Kain.
Seperti dua sisi mata uang, demikianlah keadilan dan kasih
Tuhan. Ia mengasihi setiap orang yang berbalik pada-Nya, namun
Ia juga tetap menghukum semua orang yang melanggar hukum-
Nya. Meski demikian pada hakikat-Nya kasih Tuhan melampaui
hukuman-Nya kepada umat-Nya. Demikian Allah karena kasih-Nya
kepada kita sehingga dengan darah Anak-Nya yang Tunggal kita
mendapatkan anugerah pengampunan dan jaminan hidup yang
pasti. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 70
Rabu 4 Maret 2020
Keluaran 34:1-9

MASI ADA KESEMPATAN


Densiapa attu

Sudah berapa kali kita memaafkan dengan tulus dan


kembali memberi kesempatan bagi orang yang pernah melakukan
kesalahan kepada kita? Banyak dari kita yang pada dasarnya bisa
memaafkan tapi sulit untuk melupakan kesalahan orang yang
sudah dimaafkan ataupun membangun relasi yang lebih baik lagi.
Kita beralasan takut kecewa lagi, takut dibohongi lagi dan lain
sebagainya.
Ketika mengingat murid-mirid menanyakan kepada Tuhan
berapa kali kita harus mengampuni maka jawananya adalah 70 x
7x yang berarti bahwa pengampunan itu tidak terbatas. Demikian
dalam pembacaan kita hari ini. Tuhan mengulangi perintah-Nya
supaya Musa kembali menghadap Tuhan dan kembali menerima
berbagai peraturan Taurat. Musa harus pergi seorang diri dengan
membawa dua loh batu baru. Tidak boleh ada makhluk hidup
apapun yang mendekati Gunung Sinai sebab Tuhan akan
menjumpai Musa di puncak gunung itu. Hal ini merupakan
jawaban Tuhan bagi permohonan Musa dalam pasal 33 yang
dilakukan-Nya sebagai peneguhan janji-Nya bagi Musa dan Israel.
Sama seperti saat Tuhan menyatakan pertolongan-Nya melalui
tiang awan dan tiang api, demikian juga Tuhan menyerukan nama-
Nya dan menyatakan kasih-Nya bagi setiap orang yang mentaati
firman-Nya.
Semua kita pernah melakukan apa yang Tuhan kehendaki
namun kita masih sering tidak setia kepada Tuhan. Tapi hari ini kita
belajar bagaimana Tuhan terus setia memberi kesempatan bagi
kita untuk menikmati kasih dan unugerah-Nya dalam kehidupan
kita. Karena itu marilah kita menggunakan waktu mengoreksi diri
dan memohon pengampunan dari-Nya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 71
Kamis 5 Maret 2020
2 Timotius 1:3-18

KASIH-NYA YANG MEMAMPUKAN


Pa’kaboro’Na Umpopakulleki’

Sering kali kita mendengar kalimat “menjadi Kristen itu


tidak gampang”. Mengapa demikian? Sebab menjadi Kristen
bukan berarti kita tidak akan bebas dari masalah kehidupan.
Tetapi sebaliknya bahwa kekristenan mengajarkan kekuatan yang
kita miliki sebagai anak-anak Allah untuk menanggung masalah
yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita.
Paulus menyampaikan salam kasihnya kepada Timotius
karena Paulus tahu bahwa pelayanan Timotius di Efesus tidak
mudah dengan usia yang masih tergolong muda serta banyaknya
masalah tentang pengajar-pengajar sesat yang membuat hati
Timotius sedih dan berat. Tetapi ada dua dasar penguatan yang
Paulus lakukan dalam pembacaan kita yakni: Pertama: Paulus
mengingatkan Timotius bahwa hanya karena kasih karunia Allah
saja dia beroleh keselamatan dan panggilan pelayanan tersebut.
Kedua, Paulus menyadari tujuan penetapannya sebagai rasul dan
guru untuk Injil Yesus Kristus. Ia mengenal dan meyakini akan
kuasa pemeliharaan Allah yang mampu menguatkannya dalam
pelayanan. Kedua hal inilah yang menjadi dasar bagi Paulus tetap
bertahan dalam pelayanannya meskipun harus melalui banyak
penderitaan yang akan menjadi teladan bagi Timotius.
Jika Tuhan mengizinkan kita mengalami masalah,
penderitaan ataupun kesulitan dalam pelayan, pekerjaan bahkan
persoalan rumah tangga ingatlah bahwa anugerah dan kekuatan
dari Tuhan sendirilah yang akan membuat setiap orang percaya
berharap sehingga mampu melaluinya. Apapun situasi hidup kita
jangan pernah malu menyatakan kabar sukacita tentang Tuhan
kita sebab Dia yang akan membuat segala sesuatu baik dalam
hidup kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 72
Jumat 6 Maret 2020
Mikha 7:14-20

TONGKAT KASIH
Tekken Pa’kaboro’

Setiap kali mengalami masalah atau merasa kesakitan di


masa kanak-kanak maka solusinya adalah menjumpai papa atau
mama. Mereka adalah orang yang dianggap dapat menolong
menyelesaiakan hal yang kita keluhkan.
Bacaan kita menggambarkan bagaimana kerinduan Mikha
agar bangsa-Nya tetap hidup di jalan yang Tuhan perkenan setelah
mendapat pengampunan. Mikha berharap agar Tuhan datang dan
memperlihatkan kekuatan dan kuasa-Nya untuk memulihkan umat
pilihan-Nya yang dilambangkan dengan tongkat (ay.14-17).
Tongkat adalah batang kayu yang kuat yang dibawa oleh para
gembala. Para gembala tidak hanya mengunakan tongkat sebagai
alat untuk membantunya berjalan di tanah yang sulit untuk dilalui
namun juga digunakan sebagai senjata untuk menjaga kawanan
dombanya dari ancaman binatang buas. Selanjutnya Mikha
kemudian menyatakan alasannya mengapa meminta pertolongan
kepada Allah karena dia percaya bahwa tidak ada allah seperti
Allah Israel. Allah yang anugerah-Nya besar selalu mau
mengampuni dosa umat dan dilemparkan ketubir laut. Allah yang
adalah sumber pertolongan.
Ketika kita sedang kecewa, sedih, lemah atau mungkin
sedang dalam kondisi yang terpuruk mari kembali melihat
bagaiman Mikha mengundang Tuhan menyatakan kasih dan
pertolongan Tuhan dalam hidupnya. Menjadi pembelajaran untuk
kita dengan penuh pengharapan bahwa Allah yang kita sembah
adalah Allah yang penuh dengan anugerah, belas kasih dan
berkuasa. Ingatlah bahwa Allah yang pernah berkarya dan
bertindak menolong umat Israel, juga akan melakukan hal yang
sama kepada kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 73
Sabtu 7 Maret 2020
Lukas 7:1-10

KITA MEMINTA TAPI TUHAN YANG MELAYAKKAN


Kita umpalakui apa Puang umpapapato’ki’

Syair KJ/NK 402 baid 2 “Kuanga’ tu Pela’bakku, aku te to


langga’na’. KadanNa kupomatoto’, ta-e’ tu la susinna”, ketika kita
menyanyikan atau mendengar syair lagu tersebut akan membuat
kita tersadar betapa besarnya kuasa Tuhan itu.
Pembacaan kita hari ini menceritakan tentang iman
seorang Perwira. Disaat salah satu hambanya sakit keras dan
hampir mati, perwira tersebut pergi mencari Yesus meskipun dia
mengenal Yesus dari orang lain. Menurut orang banyak, perwira
tersebut layak menerima pertolongan Yesus karena dia adalah
orang yang membantu dalam biaya pembangunan rumah ibadat.
Meskipun demikian sang perwira tetap merasa tidak layak jika
Yesus datang kerumah-Nya. Dia sangat rendah hati sehingga
dengan iman dia meminta kepada Yesus untuk mengatakan
sepatah kata saja maka hambanya akan sembuh. Dia percaya
bahwa Yesus sangat berkuasa, dan karena iman perwira ini maka
Yesus pun memuji dan mengasihi-Nya.
Apakah kita sudah berupaya menolong orang lain
sekalipun orang itu bukan bagian dari kita? Sang perwira tidak
hanya menunjukkan kepada kita soal kedalaman imannya tetapi
sekaligus menunjukan kepada kita bahwa sekalipun dia seorang
perwira namun dia masih punya waktu untuk peduli kepada
hambanya yang sedang sakit keras. Ia berupaya mencari jalan
untuk kesembuhan hambanya bahkan dikenal oleh orang banyak
sebagai perwira yang sangat dermawan terhadap pembangunan
rumah Allah. Karena itu marilah kita tetap mewujudkan iman kita
kepada Yesus dengan cara meminta pertolongan dari pada-Nya
ketika kita menghadapi masa-masa sulit dalam hidup keseharian
kita. Tuhan memberkati.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 74
Minggu 8 Maret 2020
Mazmur 128:1-6

BERKAT
Passakke

Kata “berkat” sangat akrab ditelinga kita sebagai orang


Kristen. Kata berkat berasal dari bahasa Ibrani “barakh” dalam
bahasa Arab “barokah” lalu di Indonesiakan “berkat”. Tuhan rindu
semua umat-Nya menerima berkat dalam kehidupan ini.
Mazmur 128 adalah nyanyian ziarah ketika umat Tuhan
berangkat ke Bait Allah. Nyanyian ini dinyanyikan sepanjang
perjalanan sampai ke Bait Allah. Apa syaratnya supaya seseorang
mendapat berkat. Pertama “Takut akan Tuhan” (1a dan 4b), takut
akan Tuhan, bukan berarti merinding seperti saat melewati
tempat yang dianggap keramat. Takut akan Tuhan walaupun ada
kesempatan berbuat dosa, kita tetap tidak mau melakukannya
karena kita tau itu adalah pelanggaran. Keluarga atau pribadi yang
takut akan Tuhan akan menjauhi kejahatan. Salah satu contoh
dalam Alkitab adalah kisah Yusuf saat digoda oleh istri Potifar, dan
ia menolaknya. Kedua “hidup menurut jalan Tuhan” (ay. 1b). kata
“jalan” dalam bahasa Ibrani “Derek” artinya melekat pada Tuhan,
agar kita dituntun oleh Tuhan, jalan Tuhan sering berbeda dengan
jalan manusia dan ironisnya kita sering memaksakan jalan kita
menjadi jalan Tuhan, padahal “seperti tingginya langit dari bumi,
demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari
rancanganmu” (Yes. 55:9). Ketiga “bekerja sungguh-sungguh dari
hasil jerih payah tangan kita sendiri”. Tidak instan, sesuatu yang
didapat instan tidak akan kekal. Artinya cepat dapat tetapi cepat
juga habisnya contohnya hasil judi, korupsi dll. Semua materi yang
diperoleh dengan kerja keras dan kesungguhan akan menjadi
berkat yang luar biasa bagi keluarga kita. Istrimu akan menjadi
pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu
seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 75
Senin 9 Maret 2020
Bilangan 24:1-9

ALLAH BERKUASA
Puang Makuasa

Di zaman yang serba canggih ini, masih banyak orang yang


percaya dengan hal-hal yang berhubungan dengan supranatural
dan sihir. Orang masih mencari bantuan ke tukang tenung, tukang
santet dan dukun untuk hal-hal tertentu yang mereka anggap sulit
dan mampu dikerjakan atau dibantu oleh orang-orang “pintar”
tersebut. Tentu dalam pikiran dan keyakinan mereka bahwa kuasa
itu mampu menjadi solusi persoalan hidup mereka.
Balak raja Moab meminta pertolongan kepada Bileam
seorang juru tenung yang sangat terkenal anak Beor dan tinggal di
Petor dekat sungai Efrat. Nama Bileam berarti menelan atau
pelahap cocok dengan karakternya yang selalu menerima upah
untuk menyakiti orang. Bileam hampir mirip dengan dukun santet
yang tidak segan-segan mensantet orang lain yang tidak
dikenalnya demi uang, Karena itulah Balak raja Moab percaya dan
sanggup membayar mahal agar Bileam mengutuk bangsa Israel
agar mereka dapat dikalahkan oleh Moab. Namun lewat peristiwa
ini kita belajar, bahwa Allah lebih berkuasa dari Bileam bahkan
Bileam tidak bisa berkuasa atas dirinya sendiri, dihadapan Allah
Israel seluruh rencana Bileam bersama Balak berubah total, Bileam
bukan mengutuki bangsa Israel melainkan mengucapkan berkat
dan mendoakan bangsa Israel. Sampai tiga kali ia mencoba
mengutuki bahkan berpindah-pindah tempat atas permintaan
Balak, tetapi tetap saja berkat dan doa yang diucapkannya.
Kisah Bileam menjadi pelajaran penting bagi kita pada
masa kini bahwa Allah lebih berkuasa atas apapun dan atas
siapapun. Jangan takut kepada penenung, dukun, tukang santet
dan lainnya dan jangan meminta pertolongan kepada mereka
hanya Allah tempat kita meminta pertolongan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 76
Selasa 10 Maret 2020
Yesaya 65:17-25

LANGIT BARU DAN BUMI BARU


Lagi’ Ba’ru na Lino Ba’ru

Seorang bapak bertanya kepada Pendetanya demikian:


“saya sudah 40 tahun mengaku Kristen tetapi sampai sekarang ini
saya belum pernah mendapatkan jawaban yang betul-betul
memuaskan tentang kehidupan setelah kematian, tentang surga
dan tentang janji langit baru dan bumi baru.
Jawaban tentang kehidupan setelah kematian, tentang
surga dan tentang langit baru dan bumi baru sering kali cenderung
kabur dan spekulatif karena kita sendiri belum mengalami dan
melihatnya secara langsung. Sebab itu janganlah kita membuang-
buang energi untuk mencari jawab tentang hal itu selain dari pada
apa yang dinyatakan dalam Alkitab. Ayat 17 menegaskan bahwa
langit baru dan bumi baru adalah hal yang akan disiapkan Tuhan
karena itu suka atau tidak suka dunia yang kita tempati ini suatu
saat akan hilang tanpa bekas (Why.20:11), ayat 18 menggambarkan
bahwa orang-orang yang tinggal didalamnya akan bergirang untuk
selama-lamanya. Disana tidak ada lagi tangisan dan bunyi erang
(ay.19), mereka tidak akan bersusah-susah dengan percuma sebab
umur umat Tuhan sepanjang umur pohon (ay.22-23), suatu kondisi
yang sangat berbeda dengan Kejadian 3:18-19 dimana dunia ini
penuh dengan penderitaan, semak duri dan rumput duri yang
akan dihasilkan dari tanah dan dengan berpeluh manusia akan
mencari makan sampai sampai engkau kembali menjadi tanah,
suatu konsekwensi logis dari dosa.
Pada langit baru dan bumi baru tidak ada lagi yang akan
berbuat jahat atau yang berlaku busuk, karena serigala dan anak
domba akan bersama-sama makan rumput, singa akan makan
jerami seperti lembu (ay.25) gambaran bahwa dalam langit baru
dan bumi baru ada damai sejahtera dan kerukunan yang sejati.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 77
Rabu 11 Maret 2020
Yehezkiel 36:22-32

ALLAH ITU KUDUS


Maindan tu Puang

“Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” adalah


salah satu dari sepuluh perintah Allah yang terdapat dalam kitab
Keluaran 20:3. Perintah ini merupakan penegasan dari hubungan
bangsa Israel dengan Yahwe. Pelanggaran dari perintah inilah
sehingga bangsa Israel mengalami pembuangan ke Babilonia.
Mereka menyembah Yahwe, namun disisi lain mereka juga
menyembah allah-allah yang lain atau baal. Karena itu Tuhan tidak
tinggal diam melihat nama-Nya yang kudus dicemarkan oleh
bangsa Israel, bahkan mereka dipengaruhi oleh bangsa-bangsa
lain bahwa Israel telah kalah dan Allah Yahwe tidak lagi memiliki
kuasa untuk menyelamatkan mereka. Umat Israel yang telah
merasakan berbagai karya Tuhan dalam kehidupan mereka justru
terpengaruh terhadap ucapan musuh-musuh mereka, bukannya
bertobat melainkan justru mengikuti yang dikatakan bangsa-
bangsa lain. Allah bertindak karena nama-Nya telah dinajiskan
sehingga ia mau menguduskan nama-Nya kembali, supaya bangsa-
bangsa dapat melihat dan mengakui bahwa Tuhan Allah Israel
tidak terkalahkan. Allah kembali mencurahkan bagi Israel air jernih
yang akan mentahirkan mereka dari segala kenajisan (ay.25). Israel
akan diberikan hati yang baru dan roh yang baru sehingga mereka
menjadi taat (ay.26), Allah akan memberkati tanah dan hasil
ladang sehingga mereka tidak lagi menanggung kelaparan.
Janganlah kita mencemari kekudusan Allah dengan
menyembah hal-hal lain yang kita anggap mampu menolong kita.
Allah tidak ingin kita mencemari kekudusan-Nya dengan
pelanggaran-pelanggaran yang kita lakukan setiap hari. Karena itu,
tetaplah hidup kudus dalam menata hidup keseharian dengan
benar di hadapan-Nya.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 78
Kamis 12 Maret 2020
Kolose 1:15-23

KRISTUS = ALLAH YANG IMANEN


Kristus = Puang Torro lan katuoanta

Ketika kita hendak mengetahui mengenai uang itu palsu


atau asli kita harus mempelajari uang yang asli dengan
mengetahui ciri-ciri dan keautentikannya dan hal-hal yang tidak
mungkin atau tidak dimiliki oleh uang palsu. Demikian juga untuk
mengetahui mana ajaran yang palsu dan mana ajaran yang asli
maka kita harus belajar dan mendalami ajaran Alkitab yang benar
serta pengenalan akan Kristus secara mendalam dan bagaimana
ajaran-Nya sehingga kita tidak diombang-ambingkan oleh ajaran-
ajaran sesat yang muncul disekitar kita sekarang ini.
Paulus ingin mengatakan bahwa didalam diri Yesus
Kristus, Allah diwujudkan dalam gambar kelihatan (bnd. 1 Yoh. 1:1-
2). Allah bukan hanya Allah yang transenden, tetapi juga Allah
yang imanen (Yoh.14:9) pada saat orang melihat Kristus berarti
mereka juga telah melihat Allah. Kristus memiliki natur Allah yang
dinyatakan secara sempurna. Kristus adalah manifestasi Allah
(Yoh.1:18, 2 Kor.4:6). Keutamaan Kristus menjadi pengharapan,
kekuatan dan jaminan yang tidak pernah pudar dan hilang dan
selalu ada, tidak pernah mengecewakan.
Saksi Yehova memiliki pandangan yang berbeda dengan
uraian di atas, profil Yesus dianggap lebih rendah dari Allah dan
Yesus Kristus bukan Allah. Jemaat tidak perlu bertanya lagi, ketika
mereka datang dangan menguraikan hal ini kita sudah dapat
menolaknya karena jelas bertentangan dengan kebenaran Alkitab.
Paulus menguraikan Kristus sebagai representasi Allah yang
hidup, segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia, Kristus
adalah kepala gereja dan kepala tubuh, Kristus adalah Allah sejati
dan manusia sejati, Kristus adalah Juru Damai dan Juru Selamat.
Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 79
Jumat 13 Maret 2020
Efesus 2:11-22

PERSATUAN
Kamisaran

Ada yang berpendapat bahwa nilai yang paling krisis di


Indonesia saat ini adalah nilai Persatuan. Bahkan dikatakan bahwa
Indonesia darurat radikalisme. Suatu paham yang ditanamkan
oleh oknum-oknum pemuka agama tertentu dengan mengkafir-
kafirkan orang lain yang berbeda dengan agama mereka.
Sejak zaman Yesus, orang Yahudi memahami bawah
mereka adalah umat yang kudus, umat pilihan Allah. Karena itu
orang-orang non Yahudi dipandang sebagai Kafir, najis, tidak tahir
dan tidak akan selamat. Orang kafir disebut sebagai orang yang
tidak bersunat. “sunat” adalah tanda lahiriah namun terlalu
dibesar-besarkan oleh orang Yahudi. Karena itu Paulus
menjelaskan dalam ayat 11 bahwa ia tidak mementingkan sunat
lahiriah, melainkan “sunat hati”. Bagi Paulus “tanpa Kristus”,
“tanpa pengharapan” atau “tanpa Allah” (ay.12) maka seseorang
tidak dapat diselamatkan. Dengan kehadiran Kristus orang-orang
yang dianggap kafir atau yang dulu “jauh” sudah menjadi “dekat”.
Perseteruan Allah dengan mereka telah dirubuhkan oleh kurban
darah Kristus yang tercurah di kayu salib. Kristuslah kurban damai
perseteruan antara manusia dan Allah dan sesama (ay.14). Tidak
hanya tembok pemisah antara manusia dan Allah yang rubuh
tetapi tembok pemisah antara etnis Yahudi dan non Yahudi pun
dihancurkan.
Paulus menekankan pentingnya memelihara nilai
persatuan, baik dalam tubuh gereja, antar gereja dan di luar
gereja. Gereja seharusnya menghargai perbedaan baik suku,
bahasa, ras, budaya dan agama. Kristus mati di kayu salib
mendamaikan manusia dengan Allah dan manusia dengan
sesamanya manusia. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 80
Sabtu 14 Maret 2020
Yohanes 4:1-14

EMPATI YESUS
Tanan Pa’inaanna Kristus

Hidup ini seperti mata uang yang memiliki dua sisi yang
tidak bisa terpisah dari sisi yang satu dengan yang lain. Ada suka
duka, senang sedih, bahagia dan penderitaan. Persoalannya
adalah apakah kita sudah berjumpa dengan Yesus dan bercakap-
cakap dengan Dia tentang kehidupan kita.
Perjumpaan Yesus dengan perempuan Samaria adalah hal
yang tidak biasa dalam tradisi Yahudi jika seorang lelaki Yahudi
berbicara dengan perempuan-perempuan Samaria yang dianggap
rendah. Namun saat perempuan itu keluar untuk menimba air
disiang hari Yesus menemuinya dan bercakap-cakap dengannya.
Yesus tau masalah yang sedang dihadapi oleh perempuan Samaria
tersebut karena itu ia dengan sengaja melewati daerah Samaria
(ay.4), lalu berhenti di sebuah sumur (ay.6), berkomunikasi
dengan perempuan Samaria tersebut (ay.7). Memang wanita ini
bermasalah dengan seksualitas, namun ia juga bermasalah
sebagai perempuan yang telah 5 kali diceraikan suaminya dan
sekarang ia tinggal dengan laki-laki yang bukan suaminya. Yesus
menawarkan inisiatif kesembuhan dan solusi akan masalah
dengan cuma-cuma (ay.10,13-14). Dari perjumpaan ini perempuan
Samaria berubah dan ia menjadi saksi tentang Yesus dan
keselamatan bagi orang-orang Samaria.
Banyak orang yang memiliki masalah dalam kehidupan
pribadi dan keluarga, namun apakah kita sudah berjumpa dan
bercakap-cakap dengan Yesus tentang masalah kita? Karena itu,
ubahlah arah hati dan kehidupan kita dihadapan Yesus. Jika
selama ini kita hidup diluar Kristus, beranikanlah diri untuk keluar
dari masalahmu dan jangan terhimpit oleh masalah yang mungkin
menarik tetapi terbungkus dengan kuasa dosa. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 81
Minggu 15 Maret 2020
Mazmur 81:1-8

MEMUJI DAN MENGINGAT KEBESARAN TUHAN


Umpudi sia ungkilalai Kamala’biranNa

Jika ada seseorang yang pernah melakukan perbuatan


baik kepada kita, apa yang menjadi respons kita? apakah kita
masih mengingat perbuatannya atau justru melupakan apa yang
telah ia perbuat kepada kita?
Mazmur 81:1-8 merupakan pujian pengajaran yang
dinyanyikan oleh asaf dengan tujuan mengingat-ingat karya
penyelamatan Allah bagi bangsa Israel. Ayat 1-6 menggambarkan
nasihat dari pemazmur kepada bangsa Israel untuk bersukacita
atas pembebasan dari perbudakan di Mesir. Namun sayangnya
Israel terlalu lambat meresponi Allah dengan mengeraskan hati
sehingga membuat mereka menempatkan diri diluar jangkauan
kemurahan Allah. Dalam ayat 7-8 sang pemazmur mengingatkan
umat Israel akan beberapa kejadian khusus dalam pembebasan
mereka. Dan oleh karena sikap bangsa Israel yang mendurhaka
maka Allah menyerahkan mereka ke tangan para musuh supaya
bangsa Israel sadar bahwa betapa besar kemurahan Allah dalam
perjalanan kehidupan bangsa Israel. Allah sangat kecewa dengan
sikap bangsa Israel saat melupakan Allah yang telah menolong
bangsa Israel dari perbudakan dan kesesakan di Mesir. Tetapi ini
bukan menjadi penghalang bagi Allah untuk terus melindungi,
mendukung, dan melepaskan bangsa Israel dengan penuh kuasa.
Kebanyakan kita menjadi lupa diri dengan kebaikan orang-
orang yang mengasihi kita. Oleh karena itu pemazmur selalu
mengingatkan kita untuk terus memuji dan mengingat kebesaran
dan kebaikan Tuhan dalam kehidupan kita. Dengan mengingat
semua ini, kita akan memiliki alasan untuk selalu memuji dan
mengingat kebesaran dan kebaikan apa saja yang Tuhan sudah
perbuat dalam kehidupan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 82
Senin 16 Maret 2020
Mazmur 81:9-17

DENGAR DAN TAATI PERINTAH-NYA


Tananni talinga sia karitutui tu ParentaNa

Ketika seseorang mau mendengar dan mau menaati


nasihat atau perintah yang diberikan maka tentu ada dampak
yang baik yang akan diterima. Sebaliknya jika seseorang tidak mau
mendengar lalu mengabaikan perintah itu maka dampak buruknya
akan dirasakan oleh dirinya sendiri.
Allah berbicara kepada bangsa Israel agar menaati aturan
yang akan diberikan kepada mereka ketika mereka dibawah keluar
dari Mesir. Tidak boleh menyembah allah lain selain Dia, karena
Allah tidak mau membiarkan kemuliaan-Nya diberikan kepada
allah lain (ay.10). Allah mampu mencukupi segala sesuatunya
sehingga kita tidak akan kekurangan (ay.11). Tuhan merencanakan
untuk berbuat lebih banyak kepada mereka, tetapi percuma
“umatKu tidak mendengarkan suara-Ku” Tuhan kecewa akan
sikap umat-Nya yang melupakan-Nya (ay.12-13) bangsa Israel tidak
mau mendengar dan mentaati yang dikatakan Tuhan. Itulah
sebabnya Tuhan membiarkan mereka mengikuti keinginannya
sendiri. Namun Tuhan tetap menyediakan jalan bagi bangsa Israel
ketika mereka mau mendegar dan mentaati perintah-Nya. Tuhan
akan memberi kemenangan atas musuh, bahkan akan
memberikan perkara yang baik dan menjadikan jalan mereka
mudah dan menyenangkan (ay.14-17).
Tuhan sangat menginginkan agar kita tetap taat terhadap
perintah-Nya. Jika demikian, Tuhan akan menyediakan jaminan
yang besar sehingga kita tidak akan kekurangan menjalani
kehidupan kita karena Tuhan sendirilah yang akan menyediakan
segala kebutuhan kita serta memudahkan jalan kehidupan kit ajika
kita tetap menaati dan mendengarkan dengan sungguh suara
Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 83
Selasa 17 Maret 2020
Kejadian 29:1-14

KOMPAS KEHIDUPAN
Peturona katuoan

Untuk tiba disuatu tempat yang di tuju, dibutuhkan alat


pendukung yang dapat membantu seseorang tiba pada tujuannya.
Misalnya seorang kapten yang mengemudi kapal, salah satu alat
yang dapat memandu keselamatanya adalah sarana navigasi yang
baik yaitu Kompas.
Peristiwa Yakub merebut hak kesulungan Esau, membuat
ibu Yakub menyuruhnya untuk pergi menghindar dari Padan-Aram
karena kegeraman Esau. Dia menuju ke Haran ke rumah sanak
saudaranya yaitu Laban. Rasa takut menghantui dirinya karena ia
tidak memiliki jaminan apa-apa dalam perjalanan yang akan ia lalui.
Lalu bagaimana cara Tuhan menolongnya? setelah tiba di Betel, ia
mendapat petunjuk dari Tuhan. Ia tidak menyangka akan
bermimpi di tempat itu, bahkan bertemu dengan para gembala di
dekat sumur. Dari pertemuan itulah, ia mendapat petunjuk
tentang Laban melalui percakapan dengan gembala-gembala
(ay.4-6). Petunjuk yang Tuhan bukakan semakin jelas ketika Yakub
bertemu dengan Rahel (ay.10) Rahel menyampaikan kepada
ayahnya tentang kedatangan sanak sudaranya (ay.12b).
Perjumpaan Yakub, Rahel, dan Laban, melahirkan perkataan
“Engkau sedarah daging dengan aku” (ay.14) Tuhan memelihara
perjalanan Yakub sehingga sampai pada tujuannya.
Kompas kehidupan kita sebagai orang percaya adalah
Tuhan, dan karena itu selayaknyalah kita mengandalkan Tuhan
yang menjaminkan petunjuk-Nya setiap kali kita mengarungi
Kehidupan di dunia ini. Karena itu sebagai umat yang dijamin oleh
Tuhan, selayaknyalah kita senantiasa berserah diri kepada Tuhan
dan meminta pertolongan Roh Kudus untuk bersama-sama
dengan kita menjalani kehidupan ini. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 84
Rabu 18 Maret 2020
Yeremia 2:1-8

SIAPAKAH JAMINAN HIDUPKU?


Mindara Oto’na katuoanku?

Seorang anak perempuan bernama Vio, ibunya meninggal


ketika Vio berumur 12 tahun. Sejak saat itu Vio hanya tinggal
bersama dengan ayahnya, diurus dan dibesarkan oleh sang ayah.
Setiap hari ayahnya selalu menyiapkan sarapan, bekal makan siang
dan makan malam. Sang ayah merawat dan menjaga Vio dengan
penuh kasih sayang.
Melalui nabi Yeremia, Allah mengenang bagaimana Israel
mengasihi Tuhan ketika ia masih muda dan kesetiaannya
mengikuti Allah di padang (ay.2). Israel disebut sebagai buah hasil
pertama dari setiap usaha yang harus menjadi bagian Tuhan,
dikuduskan untuk Tuhan dan tidak boleh diganggu gugat. itulah
sebabnya Tuhan menghukum orang-orang yang memusuhi Israel
karena Israel telah dianggap sebagai Anak sulung. Mengapa Allah
bertanya “apakah kecurangan yang didapati nenek moyangmu
kepadaKu? Rupanya orang Israel menjauh dari Tuhan (ay.5),
Layaknya kacang lupa kulitnya dan yang lebih parah adalah para
Imam yang sudah dikuduskan oleh Tuhan untuk mewakili umat,
serta para gembala yang harusnya menjadi penuntun umat dan
juga nabi yang harusnya memberitakan nubuat-nubuat Tuhan,
mereka melupakan Tuhan (ay.8)
Seperti sang ayah yang mengurus anaknya dengan setia
dan penuh kasih sayang tapi apa yang dilakukan oleh Vio? Ia
membuang semua bekal makan siang ke tempat sampah, ia lebih
mementingkan kesenangannya dengan teman-temannya tanpa
memikirkan pengorbanan sang ayah. Demikian bangsa Israel jauh
dari Tuhan karena mereka merasa puas dengan hal-hal yang sia-
sia. Renungkan! dititik manakah kita melupakan Tuhan dalam
kehidupan kita?

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 85
Kamis 19 Maret 2020
Efesus 4:17-32

MERESPON ANUGRAH KESELAMATAN


Umpebali Pa’kamaseanna Puang

Jika ada seseorang yang mengidap penyakit kanker dan


telah diobati dapatkah kanker itu kambuh lagi?
Teks ini berbicara tentang nasihat Paulus kepada Jemaat
di Efesus karena ada kecenderungan bagi mereka untuk kembali
melakukan kebiasaan orang-orang yang tidak mengenal Allah
seperti hawa nafsu, kecemaran dan keserakahan. Paulus tahu
benar bahwa mereka bukan lagi orang-orang yang masuk dalam
bilangan orang yang tidak mengenal Allah melainkan orang-orang
yang telah belajar mengenal Kristus melalui pengajaran dan
pemberitaan tentang Kristus, karenanya harus di respon. Atas
dasar inilah Paulus menegaskan prinsip hidup orang yang telah
menerima Kristus yakni tidak lagi mengenakan manusia lama
melainkan mengenakan manusia Baru (bnd.Kol 3:5-10). Sebagai
orang yang pernah mengenakan manusia lama dan hidup
didalamnya, tentu ada potensi manusia lama itu bisa kambuh lagi.
Sama halnya ketika penderita kanker yang telah di obati, mungkin
saja kanker itu akan sembuh namun potensi untuk kambuh lagi
bisa saja terjadi ketika tidak diobati secara tuntas.
Seperti itulah manusia lama yang dapat merugikan bahkan
mengecewakan harapan-harapan. Kehidupan lama hendaknya di
buang secara tuntas dan jangan diberi kesempatan bertumbuh
dalam diri. Ciptakanlah cara hidup yang berpusat pada Kristus
dengan melakukan penyerahan diri secara total kepada otoritas
Kristus melalui tuntunan Roh Kudus. Kristus akan terus
memberikan pengampunan-Nya bagi setiap orang yang dengan
sadar dan bersedia meninggalkan perbuatan dosanya serta
menganugerahkan kehidupan yang kekal. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 86
Jumat 20 Maret 2020
Efesus 5:1-21

JADILAH ANAK TERANG


Dadikomi Anak Kamasiangan

Lagu “dunia ini panggung sandiwara” tentu sudah tidak


lazim lagi bagi kita. Lagu ini hendak menyatakan bahwa dunia ini
hanya panggung sandiwara dan yang terjadi dalamnya semua
tergantung dari pelakonnya. Jika pelakonnya melakukan hal yang
benar dan baik maka dunia ini akan penuh kebaikan dan
sebaliknya.
Paulus mendorong orang percaya meneladani Kristus
bahwa hidup dalam kasih merupakan bukti nyata meneladani
Kristus. Rasul Paulus tahu dengan pasti bahwa semua orang yang
lebih mengasihi materi dari pada Allah dilarang masuk kerajaan
Kristus. Orang yang melakukan dosa-dosa tersebut memberikan
bukti yang jelas bahwa mereka tidak diselamatkan, tidak memiliki
hidup dalam Allah dan terpisah dari hidup yang kekal. Paulus tahu
adanya guru-guru palsu yang mempengaruhi jemaat Efesus bahwa
mereka tidak perlu takut akan murka Allah atas kebejatan mereka.
Karena itu dia menesehati “janganlah kamu disesatkan orang”.
Orang yang setia kepada Kristus tidak mungkin bersikap netral
atau berdiam diri terhadap “perbuatan-perbuatan kegelapan dan
kebejatan”, mereka harus selalu siap menegur dan menentang
semua bentuk kejahatan.
Menjadi pertanyaan mengapa banyak orang Kristen tidak
mampu menjadikan dirinya sebagai terang? Seperti pernyataan
diatas bahwa dunia ini hanya panggung sandiwara, manusia bebas
untuk berakting sesuai kemauan mereka, cenderung memilih dan
hidup dalam kegelapan. Masih banyak orang Kristen berkata:
“Aku anak terang”, tetapi hidupnya beralaskan kegelapan. tentu
ini keliru. Pilihan kekristenan adalah terang dan sungguh-sungguh
hidup di dalamnya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 87
Sabtu 21 Maret 2020
Yohanes 1:1-18

ANUGERAH TERBESAR BAGI DUNIA


Pa’kamasean ma’iringanna lako mintu’ issinna lino

Sepasang kekasih yang telah menikah, umumnya


merindukan anak sebagai anugerah yang datangnya dari sang
pemilik kehidupan.
Sebagai orang percaya, kehadiran Yesus Kristus sangat
dinantikan. Siapakah Yesus? Penulis injil ini menyebut bahwa
Yesus adalah Firman. Firman ini menjadi seorang manusia (ay.14)
dan telah hadir kedalam dunia. Yohanes Pembaptis menyebut
Yesus “Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia” (ay.29).
Kehadiran Yesus kedalam dunia telah mengubah semuanya.
Manusia yang dulunya tinggal dalam gelap sekarang telah
diperbaharui dan dalam diri setiap orang yang percaya ada
sukacita dan pengharapan yang baru. Artinya, Menerima Dia
dengan sungguh dan dengan iman meyakini bahwa Yesus-lah
Mesias, Anak Allah, Juruselamat bagi dunia. Namun, dengan
sungguh juga menyadari bahwa menjadi anak-anak Allah berarti
kita telah siap untuk dibentuk dan dipimpin oleh Roh Kudus, dan
hidup benar di hadapan Allah sesuai dengan firman-Nya.
Kita harus menyadari bahwa karena kitalah, Yesus Kristus
mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa kita, itu artinya
bahwa kita sangat istimewa dan berharga bagi-Nya. Inilah
anugerah terbesar bagi dunia. Oleh karena itu menjadi
perenungan kita saat ini ialah apakah kita telah sungguh-sungguh
menerima dan berserah kepada Yesus Kristus? Sudah adakah
perubahan hidup yang kita lakukan dalam membangun relasi dan
hidup dalam Yesus? Menerima Yesus berarti akan siap bertahan
dalam kebenaran saat menghadapi pergumulan hidup bahwa
dengan berserah kepada Yesus berarti tetap menghidupi
anugerah-Nya. Tetaplah percaya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 88
Minggu 22 Maret 2020
Mazmur 146:1-5

HIDUP YANG MEMULIAKAN TUHAN


Katuoan umpakala’bi’ Puang Matua

Seorang tokoh kebangkitan Amerika Serikat, Presiden ke-


16 AS, Abraham Lincoln pernah berkata: “tak pernah sekalipun
saya berusaha untuk dikenang dunia, hidupku ini kubaktikan pada
peristiwa di sekitar, bagi generasi dan jamanku, semata-mata agar
diriku terjalin sesuatu yang penting bagi sesamaku”.
Tidak ada kekuatan abadi yang dimiliki oleh umat manusia
di dunia. Kekuatan manusia tidak akan mampu menandingi
kekuatan Allah (ay.3-4). Tidak ada manusia yang abadi, tidak ada
superman yang nyata di dunia ini. Oleh karena itu, pemazmur
menekankan hidup yang memuliakan Allah (ay.2). Nyanyian
pemazmur ini hendak mengingatkan bahwa hidup manusia tidak
untuk diperlawankan dengan Allah, tetapi untuk memuliakan
Tuhan. Jangan membuang waktu untuk hal yang tidak berguna,
tetapi ciptakanlah kehidupan yang menghasilkan kebahagiaan
(ay.5). Kebahagiaan bukan sekedar merasakan kesenangan dan
kenyamanan, melainkan mendapatkan berkat Allah.
Abraham Lincoln menyadari betul bahwa hidupnya dapat
memberi kebahagiaan bagi banyak orang. Kebahagiaan yang
diperoleh dengan membangun hubungan yang positif dengan
Allah, mensyukuri momen-momen kehidupan yang dianugerahkan
Allah akan membuat kita teguh untuk menjalani kehidupan ini
secara positif. Positif bagi sesama dengan menjadi pribadi yang
menerima kekurangan diri sendiri dan orang lain, memanfaatkan
potensi diri secara bijak bagi kepentingan banyak orang. Jika
demikian, tidak ada waktu untuk mencari pujian dari orang lain,
walaupun kita perlu memikirkan cara benar untuk mewujudkan
keteladanan yang membawa semua orang memuliakan Tuhan.
Selamat memuliakan Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 89
Senin 23 Maret 2020
Mazmur 146:6-10

TUHAN ANDALANKU
Puangmo tu kusattuan

Seorang pemuda bernama Bagus, dilahirkan dan


dibesarkan dalam keluarga Kristen, namun sayangnya
kehidupannya hancur saat dirinya mengenal dan hidup dalam
pergaulan bebas. Pergaulan bebas membuatnya berpikiran bahwa
uang adalah segala-galanya. Tetapi pandangannya itu berubah
ketika semua keinginannya gagal oleh karena sebuah penyakit HIV
menimpanya.
Mazmur 146:6-10 merupakan bentuk pengakuan
pemazmur terhadap kemahakuasaan Allah. Disini Pemazmur
memberikan perspektif dalam melihat permasalahan yang terjadi,
melihatnya bukan dari sudut pandang terbatas melainkan selaku
orang dewasa harus mampu melihat dan memandang lebih luas
bahwa diatas semua yang ada tentu ada kuasa yang lebih besar.
Hal inilah yang disampaikan oleh pemazmur tentang Allah adalah
satu-satunya penolong yang setia. Apakah Allah dapat
diharapkan? Ya, Dia setia. Ia adalah pencipta (ay.6). ia adalah
pencipta yang menjaminkan pemeliharaan bagi umat-Nya, bagi
orang-orang yang tertindas, orang yang tidak berdaya, yang lapar,
terpenjara, buta, yatim, janda dan mereka yang tertekan oleh
berbagai pergumulan hidup (ay.7-10).
Masalah demi masalah tidak akan pernah lepas dari
kehidupan kita. Firman Tuhan saat ini menegaskan bahwa ketika
menghadapi masalah berat, tetaplah datang kepada Allah.
Tetaplah mengandalkan Allah dan jangan mengandalkan kuasa
manusia yang tak berdaya dihadapan kuasa Allah. Karena itu
tetaplah mengandalkan kuasa Allah dalam menjalani hidup
keseharian dan jangan pernah ragu meminta pertolongan
terhadapnya, karena Dia mengenal kelemahan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 90
Selasa 24 Maret 2020
Yesaya 42:14-17

TERANG LEBIH KUAT DARI PADA GELAP


Mandu matoto’ tu arrang anna kamalillinan

Saat kita duduk dibangku SD, kita diajarkan bahwa “terang


adalah lawan dari gelap”. Seringkali yang terbayang adalah terang
dan gelap mempunyai kekuatan yang sama dan saling beradu satu
sama lain. Padahal, kalau dipikir-pikir lagi, terang tidak berlawanan
dengan gelap. Gelap adalah ketiadaan terang.
Nubuatan tentang pelepasan bagi bangsa itu merupakan
sebuah pengharapan yang datang bagi umat pilihan Allah yang
hidup dalam pembuangan di Babel saat itu. Pengharapan itu akan
membawa bangsa itu kembali ke negeri mereka lewat
pertolongan Tuhan. Begitu lamanya Tuhan berdiam diri, dan
sekarang Tuhan bertindak melawan segala kuasa kegelapan (ay.
14-15). Meskipun mereka yang buta dan tegar tengkuk (keras
kepala serta tidak penurut) secara rohani, Tuhan akan tetap
membawa mereka keluar dari kegelapan, melalui terang yang
dijanjikan-Nya yakni kebenaran, keadilan, kedamaian dan kuasa
penyelamatan serta memimpin, menuntun mereka di jalan yang
baru dan benar (ay. 16).
Dalam kehidupan yang Tuhan masih anugerahkan ini, tidak
menutup kemungkinan, kita akan selalu diperhadapkan dengan
pencobaan-pencobaan yang dapat membuat kita jatuh didalam
dosa. Namun kita dapat melawannya, seperti janji Tuhan yang
telah dinyatakan-Nya untuk menyelamatkan manusia dengan
mengalahkan kuasa dosa, melalui anak-Nya yakni Yesus Kristus.
Oleh karena itu, kita terus membutuhkan terang yang dari Tuhan
dalam perjalanan kehidupan ini agar kita tidak lagi jatuh ke dalam
dosa. Terang tetaplah terang, gelap tidak akan pernah

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 91
mengalahkan gelap, karena ketika terang itu ada, maka secara
otomatis gelap itu sirna, sebab terang lebih kuat dari gelap.
Rabu 25 Maret 2020
Yesaya 60:15-22

BANGKIT UNTUK MENJADI TERANG


Malimbangun anna mendadi Arrang

Masa lalu yang pahit akan membuat seseorang menjadi


trauma, sulit mempercayai sesuatu, bahkan tidak memiliki
pengharapan. Seringkali masa lalu yang pahit menjadi penghalang
untuk maju kedepan, sehingga tidak sedikit orang berusaha untuk
mendapatkan penghiburan terhadap dirinya sendiri.
Bangsa Israel berada dalam pembuangan di Babel karena
pemberontakan mereka. Dalam keadaan seperti itu nabi Yesaya
menubuatkan akan datangnya pemulihan dari Allah untuk
menunjukkan otoritasnya sebagai Allah yang besar dan berkuasa
kepada bangsa Israel (ay.16). Dalam masa penindasan, Tuhan yang
penuh Kasih membuka jalan bagi bangsa Israel untuk kembali ke
Yehuda dan memulihkan bait Allah di Gunung Sion. Allah
menjanjikan damai sejahtera (ay.17-22), yakni kehidupan baru yang
bertolak belakang dengan kehidupan bangsa Israel ketika masih
tertawan di Babel. Hidup mereka di Tanah perjanjian akan di
limpahi sukacita, kebenaran, dan damai sejahtera. Selain itu
pemulihan bagi bangsa Israel bukan hanya untuk diri mereka
sendiri tetapi akan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain.
Dalam keterpurukan masa lalu yang pahit bahkan dalam
pergumulan yang kita alami sekarang, mungkin sulit bagi kita
untuk bangkit maju, karena seringkali dihantui oleh masalah.
Sekalipun demikian, Tuhan mau agar kita berpengharapan
didalam Dia, sebagaimana Tuhan telah memulihkan bangsa Israel.
Karena itu, marilah belajar untuk melihat setiap pergumulan yang
kita alami sebagai cara Tuhan untuk membentuk diri kita semakin
kuat menjalani kehidupan. Bangkitlah dan semangatlah dan jadilah

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 92
terang bagi orang lain melalui pergumulan yang kita alami.
Terpujilah Kristus sang Terang yang sesungguhnya. Amin
Kamis 26 Maret 2020
Mazmur 30:1-8

HIDUP DALAM OTORITAS TUHAN


Tuo lan pangra’tana Puang Matua

Semua manusia pasti pernah mengalami pergumulan.


Pergumulan yang kita alami disebabkan oleh hal yang berbeda-
beda. Demikian halnya dengan Raja Daud, sekalipun dia adalah
raja pilihan Tuhan, dia juga tidak pernah lepas dari yang namanya
pergumulan. Hal ini menjadi contoh bahwa pergumulan tidak
memandang jabatan dan kedudukan. Lalu apa yang kita lakukan
ketika kita berhasil lepas dari pergumulan-pergumulan kita?
Mazmur ini berisi nyanyian syukur Daud, saat pentahbisan
bait suci (ay.1). Sebuah kesaksian dari Daud atas besarnya kasih
Tuhan (ay.2,5). Mengapa Daud bersyukur? Pertama, Kesetiaan
Tuhan dirasakan oleh Daud ditengah kesusahannya karena musuh-
musuhnya, serta dalam kesesakan dan dalam dukacitanya. Kedua,
Daud menyadari bahwa murka Tuhan tidak lebih besar dari kasih-
Nya (ay.6) Ketiga, Meski Daud pernah sombong, tetapi Tuhan
tetap menolong Daud (ay. 7-8). Tuhan menegur dan menyadarkan
bahwa kekuatannya adalah pertolongan Tuhan semata. Kita juga
selaku orang Kristen masa kini kadang menjadi seperti Daud.
Ketika sudah memiliki kekuasaan, kedudukan, dan harta kita
menjadi orang-orang yang lupa diri. Kita menjadi sombong dan
lupa berterima kasih kepada Tuhan.
Semua yang kita miliki adalah kepunyaan Allah yang
diberikan kepada kita demi kebaikan kita dan hidup orang lain.
Perlu ada refleksi diri agar jangan timbul sifat egois dan
kesombongan dalam hidup. Sebab keselamatan tidak ditentukan
oleh harta, kedudukan, dan kuasa tetapi hanya oleh kasih karunia

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 93
Allah semata. Andalkanlah Tuhan dan tetaplah berjalan dalam
terang dan tuntunan Tuhan. Amin

Jumat 27 Maret 2020


Wahyu 10:1-11

HIDUP SETURUT PERINTAH ALLAH


Tuo situru’ ParentaNa Puang

Dalam melakoni pekerjaan, kita dituntut mengerjakan


sesuatu sesuai dengan perintah. Ibarat sebuah Delman yang
digerakkan oleh sang kusir, dimana setiap aktifitasnya, kuda harus
mengikuti perintah kusir. Jikalau kuda tersebut tidak mengikuti
perintah maka hal yang akan diperolehnya adalah sebuah
hukuman, atau cambukan. Berbanding terbalik ketika kuda
tersebut mengikuti perintah. Maka ia akan diberikan kenikmatan
berupa makanan, minuman, bahkan asupan vitamin.
Sama halnya dalam menjalani kehidupan ini, dimana
terkadang kualitas hidup seseorang kerap kali diukur oleh sejauh
mana ia menjalankan perintah. Sehubungan dengan bacaan,
tentulah kita menyaksikan hal yang sama. Dimana masih sangat
banyak orang yang tidak menjalankan perintah bahkan
mengabaikannya. Manusia cenderung hidup menjauhkan dirinya
dari perintah Allah seperti bersenang-senang, tidak mengasihi,
saling membenci, iri hati, bahkan saling membunuh. Hal-hal
seperti inilah yang akan menghancurkan setiap orang karena tidak
lagi menjalankan tugas sesuai dengan perintah, dan hal tersebut
tentulah tidak mencerminkan kualitas hidup orang percaya.
Selaku orang yang percaya semua pilihan juga ada pada
kita seperti cerita delman tadi. Ketika kita telah melaksanakan
perintah dengan baik, tentulah semuanya akan membuahkan hasil
yang baik pula. Namun ketika kita mengabaikannya, maka sangat
jelas upah yang kita terima. Jadi alangkah bijaknya kita sebagai
orang percaya untuk benar-benar menerapkan prinsip hidup

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 94
sesuai dengan perintah Allah. Karena hidup orang percaya yang
sungguh-sungguh berkualitas ialah hidup menjalani kehidupan
seturut dengan perintah Allah. Amin
Sabtu 28 Maret 2020
Wahyu 11:15-19

ALLAH MENYERTAI
Puangmo to patunduan

Dalam waktu belakangan ini banyak terjadi kekacauan di


negeri ini. Bencana alam, demo yang anarkis, teroris, dan
peristiwa Wamena yang menimpa saudara-saudara kita di Papua.
Tentu membuat kita kuatir dan bertanya dimanakah Tuhan? Lalu
kepada siapakah kita meminta tolong?
Dalam teks bacaan kita saat ini, sangkakala yang ketujuh
yang dilihat oleh Yohanes mengarahkan kita kepada sosok pribadi
yang Maha Kuasa, yang memerintah dan berkuasa mutlak
terhadap dunia ini yaitu Tuhan Yesus Kristus. Juga penglihatan
terbukanya Bait Suci Allah dari Sorga dan didalamnya terlihat
tabut perjanjian Allah. Hal tersebut menjadi tanda kehadiran Allah
dalam kehidupan umat-Nya, sekaligus menjadi tanda kesetiaan
Allah pada umat-Nya dalam kondisi menderita sekalipun. Tentunya
hal tersebut menjadi penghibur serta menguatkan iman orang-
orang Kristen yang mengalami penderitaan di kekaisaran Romawi
saat itu.
Banyak penderitaan yang kita hadapi dalam hidup ini,
terlebih dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus. Dengan berbagai
peristiwa bencana alam, kerusuhan di negeri ini, Tuhan selalu
hadir menyertai. Dia berkuasa mutlak akan kehidupan kita. Dia
adalah Allah yang setia dan kehadiran-Nya akan selalu melingkupi
kita, terlebih menolong kita dalam menghadapi perkara-perkara
dunia ini. Oleh sebab itu, mari percayakan kehidupan kita kedalam
perlindungan-Nya karena Yesus Kristus itulah satu-satunya Tuhan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 95
dan Juruselamat bagi kita. Dia selalu hadir menyertai kita dalam
situasi apapun. Amin

Minggu 29 Maret 2020


Mazmur 143:1-8

DIPULIHKAN UNTUK MEMULIHKAN


Dilendokan dikua anna manglendokan

Apa reaksi kita ketika doa yang disampaikan begitu lama


belum dijawab oleh Tuhan? Kecewa, putus asa, atau terus
berharap dan berusaha? Saat berada dalam situasi sulit, kita
rentan terhadap dugaan yang salah tentang kehidupan, terlebih
terhadap Tuhan hingga akhirnya mulai putus asa.
Daud adalah pribadi yang dekat dengan Tuhan, juga
pernah mengalami situasi demikian. Daud merasa tidak ada lagi
yang peduli padanya saat musuhnya mengejar-ngejar dirinya
untuk membinasakan dia. Kendati Daud dalam situasi yang sangat
sulit ia tetap berpengharapan kepada Tuhan. Daud memohon agar
Tuhan mendengar suaranya karena ia percaya Tuhan adil dan
setia. Apapun pergumulan kita saat ini, percayalah bahwa Tuhan
adalah pribadi yang bisa dipercaya mendengar doa kita dan akan
menjawab pada waktunya. Namun sangat penting untuk kita
membangun relasi yang akrab dengan Tuhan, mematuhi
kehendak-Nya sehingga Ia memulihkan kita.
Allah menghendaki kita untuk menghampiri-Nya bukan
hanya pada saat kita berada di puncak gunung, melainkan juga
ketika berada dalam lembah. Dia yang pernah merasakan hidup di
dalam lembah berkenan mengangkat kepenatan kita dan
menggantinya dengan anugerah-Nya. Ketika kita telah mengalami
pemulihan, kitapun bertanggung jawab memulihkan orang lain.
Pemulihan ini dimulai dari orang-orang terdekat yaitu keluarga kita
masing-masing, namun sangat sulit untuk kita pulih bahkan

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 96
memulihkan orang lain jika masi menyimpan kekecewaan dan
amarah. Oleh karena itu, marilah kita memulihkan diri kita dengan
penuh kasih, sehingga kita mampu mengasihi dan memulihkan
orang lain.
Senin 30 Maret 2020
Mazmur 143:9-12

PEMULIHAN-MU YANG KUANDALKAN


Ussattuanna’ katilendokan diomai Puang

Jika sakit, manusia akan berupaya mencari kesembuhan.


Berbagai upaya akan ditempuh untuk bisa lepas dari penyakit
yang sedang dirasakannya. Namun apakah setelah menerima obat
proses untuk penyembuhan itu berhenti sampai di situ? Tidak,
proses penyembuhan terus diupayakan agar semakin pulih.
Daud sedang mengalami pergumulan yang membuatnya
begitu cemas dan hampir putus asa. Ia sedang dikejar-kejar oleh
musuh-musuh yang menginginkan kematiannya. Dalam situasi
seperti ini ia menaikkan doa pribadi kepada Tuhan. Ia datang
bermohon kepada Tuhan karena Daud mengakui bahwa hanya
Tuhan-lah tempat berteduh yang hadir untuk menuntun dengan
keadilan-Nya. Ia sadar bahwa hanya Allah yang mampu
melepaskannya dari kesesakan karena musuhnya. Dalam
kelemahannya Daud tahu bahwa Tuhan-lah yang memberinya
hidup dan akan adil melakukan kehendak-Nya. Daud dalam
keberadaannya menyadari bahwa sekalipun ia memiliki kuasa
sebagai sebagai seorang raja, namun di hadapan Tuhan ia tetaplah
hamba.
Pemulihan Tuhan akan nyata secara terus menerus. Oleh
karena itu, tak hanya cukup datang bermohon kepada-Nya melalui
doa dan meminta Tuhan agar terus menuntun dan mengajar
melakukan kehendak-Nya. Kita butuh tindakan untuk terus
berbenah sesuai permohonan yang kita sampaikan. Oleh sebab itu
orang percaya harus berkenan membuka hati untuk terus

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 97
menerus mengikuti kehendak Tuhan dalam kehidupannya dalam
situasi apapun. Pemulihan dari-Nya sempurna dan layak untuk di
andalkan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 98
Selasa 31 Maret 2020
Efesus 2:1-10

DIPULIHKAN DALAM KASIH ALLAH


Dilendokan lan kamarampasanna Puang

Hidup adalah anugerah dari Allah bagi manusia. Itu artinya


kehidupan manusia didalam dunia ini sepenuhnya berada dalam
kuasa Allah.
Paulus menasihatkan kepada Jemaat di Efesus, bahwa
kehidupan manusia didalam dunia ini adalah sebuah kasih karunia
dari Allah bagi semua umat manusia. Dalam nas ini, kita akan
belajar bersama-sama dua hal tentang perjalanan hidup, hingga
kita dapat mengakui dalam kehidupan kita bahwa hidup ini adalah
Kasih Karunia dari Allah. Pertama, Paulus memulainya dengan
kalimat: “kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-
pelanggaran dan dosa-dosamu” (ay.1). Dalam ayat ini, Paulus
menasihati bahwa manusia mati karena pelanggaran dan dosa
terhadap Allah. Ketika manusia melawan Allah, disitulah manusia
berdosa dan upah dari dosa adalah maut. Kedua, karena awalnya
kita hidup dalam dosa, maka kita sebagai orang yang berdosa
membutuhkan yang namanya keselamatan dari Allah. Meskipun
segala upaya rohani, keagamaan, ritual, perbuatan baik, amal, dan
berbagai kepercayaan, semuanya itu tidak dapat menolong
manusia untuk dapat keluar dari belenggu kuasa dosa yang
menguasainya. Oleh karena itu Allah bertindak dan tidak
membiarkan umat manusia binasa dalam dosanya. Sungguh
begitu besar kasih Allah kepada orang berdosa sehingga Ia telah
mengorbankan Anak-Nya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus untuk
menebus dosa-dosa manusia. Yesus Kristus yang telah mati untuk
kita, supaya dengan jalan itu kita boleh dihidupkan kembali.
Jadi dengan penebusan Kristus, manusia telah dibenarkan
Allah karena tindakan imannya. Sebab iman kepada Yesus Kristus
itulah yang telah menyelamatkan manusia.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 99
Rabu 1 April 2020
Matius 22:23-33

TIDAK SEMUA HAL MEMAKAI LOGIKA


Tae’ anna mintu’ apa dilaoan tangnga’

Dalam menjalani kehidupan, amat banyak pertanyaan


yang sulit dijawab. Terutama pertanyaan-pertanyaan yang
berkenaan dengan dunia yang akan datang, misalnya dunia
setelah kematian. Suatu misteri yang sulit diungkap walaupun
dalam setiap agama hal tersebut terus di jelaskan.
Orang Saduki merupakan suatu golongan pemimpin
agama Yahudi yang sebagian terdiri dari imam-imam. Mereka
mendasarkan ajarannya pada kelima kitab Musa (Kejadian-
Ulangan). Orang Saduki tidak percaya tentang kebangkitan.
Mengapa? Karena orang Saduki tidak percaya pada hal-hal yang
tidak masuk akal bagi mereka. Seperti kasus yang mereka angkat
tentang seorang perempuan yang menikah dengan tujuh laki-laki.
Mereka berpikir bahwa setelah kebangkiatan nanti siapa yang
akan jadi suami dari perempuan ini. Orang Saduki pikir bahwa
kehidupan setelah kebangkitan nanti sama dengan kehidupan di
dunia (ay.24-28). Jawaban Yesus kepada mereka sangat tegas
bahwa orang Saduki ini sesat. Sebab mereka terbatas dalam
memahami kitab suci sehingga tidak bisa memahami kuasa Allah
(ay.29). Mereka tidak percaya bahwa Allah mampu
membangkitkan orang mati karena mereka mengutamakan
logika.
Kisah yang dialami oleh orang Saduki ini mengingatkan
kita bahwa Firman Tuhan dan kuasa Allah tidak bisa dipahami
dengan akal manusiawi kita. Karena ketika kita menggunakan akal
manusiawi kita maka kita tidak akan pernah mengerti Firman dan
kuasa Allah. Berusaha mengerti Firman Allah berarti kehidupan,
sedangkan bagi mereka yang tidak mau percaya kuasa Allah
disebut sebagai orang yang sesat. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 100
Kamis 02 April 2020
Filipi 1:1-11

SUKACITA DALAM PENDERITAAN


Parannu lan kamaparrisan

Dalam situasi apakah kita mengalami sukacita? Pasti kita


setuju bahwa sukacita yang kita alami karena berada dalam zona
nyaman. Benarkah demikian?
Ketika Paulus berada di penjara ia mengirimkan surat
kepada jemaat di Filipi. Ia mengirim surat dari tempat yang tidak
menyenangkan bahkan tempat yang mengerikan karena di sana
tempat penyiksaan. Ada hal yang menarik bahwa dalam keadaan
demikian Paulus tetap mengucap syukur bahkan Ia masih 101bisa
bersukacita dalam sengsaranya (ay.3,4). Paulus bersukacita dan
bersyukur sebab tempat dimana dia telah dianiaya, dicambuk dan
dimasukkan kedalam penjara dan sepertinya tidak ada tanda-
tanda keberhasilan dalam pemberitaannya. Sekarang telah
menghasilkan sebuah jemaat yang setia mengabarkan Injil dan
setia bekerja sama dengannya. Dalam keadaan apapun, baik
waktu dipenjarakan maupun ketika tidak dipenjarakan mereka
selalu mendukung Paulus (ay.5). Situasi ini memberikan semangat
baru bagi Paulus bahwa pengorbanannya membuahkan hasil
meski ia sedang dipenjarakan. Paulus menyadari bahwa itu bukan
karena kuatnya namun itu semua karena Kristus telah memulai
pekerjaan yang baik diantara jemaat di Filipi (ay.6). Kristus menjadi
sumber sukacita sebab dari kesengsaraannya Ia mendapatkan
kekuatan sebab Kristus bekerja dalam penderitaannya.
Rupanya bukan karena zona nyaman saja membuat kita
merasakan sukacita tetapi dalam penderitaan sekalipun Kristus
memberi sukacita karena Ia turut bekerja. Dia lebih dulu
merasakan kesengsaraan di Kayu salib demi keselamatan kita.
Dengan demikian percayalah bahwa Ia mampu bekerja memakai
penderitaan menjadi sukacita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 101
Jumat 3 April 2020
Filipi 1:27-30

IDENTITAS KRISTEN YANG NAMPAK


Umpapayan bayu sielle’na kasaranian

Istilah yang sering diungkapkan dikalangan masyarakat


Toraja “bukti ri ma’pamanassa” artinya bahwa hal-hal yang
diungkapkan mengenai keberadaan seseorang, akan semakin kuat
dipercaya jika disertai dengan bukti.
Rasul Paulus, menasihati orang Kristen yang ada di Efesus
agar tetap hidup berpadanan dengan Injil Yesus Kristus (ay.27),
artinya bahwa mereka harus hidup menampakkan cara yang
sesuai dengan kehendak Kristus. Dalam hal ini mereka
dinasihatkan untuk hidup sehati dan berdiri teguh dalam kesetiaan
mempertahankan Injil Kristus yang telah disampaikan Rasul Paulus
kepada mereka sebelum dipenjara. Dengan demikian, benar-benar
akan nampak bahwa mereka adalah orang-orang Kristen yang
telah dipulihkan didalam Yesus Kristus. Dalam kesetiaan
mempertahankan Injil Kristus, akan banyak tantangan yang akan
dihadapi sebagaimana yang dialami oleh Jemaat Filipi dengan
ajaran-ajaran palsu yang muncul dikalangan mereka. Lalu
bagaimanakah seorang Kristen melihat tantangan itu? Paulus
menasihatkan bahwa karunia Kristus bagi orang percaya bukan
saja untuk percaya, tetapi juga menderita bagi Kristus (ay.29). Ini
berarti bahwa dalam menghadapi tantangan, orang Kristen harus
melihat bahwa ternyata tidaklah cukup sekadar percaya tetapi
juga harus bertindak dalam mempertahankan apa yang
dipercayainya itu, seperti yang juga dialami oleh Paulus (ay.30).
Orang percaya akan di uji ditengah-tengah tantangan yang
dialami. Ingatlah, Dia yang mengaruniakan kita hati untuk percaya
dan Dia juga yang akan memberi kita kekuatan dalam bertindak
sesuai kehendak-Nya. Tetaplah percaya dan melakukan yang baik
karena itulah identitas orang yang percaya kepada Kristus. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 102
Sabtu 4 April 2020
Markus 10:32-34

KEMATIAN-NYA MENYELAMATKANKU
KamateanNa Umpasalama’na’

Kematian adalah peristiwa dalam hidup manusia yang bagi


orang Toraja dikatakan “pa’di’ tae` undaoanni” yang kemudian
cenderung ditakuti oleh orang-orang pada umumnya. Namun ada
kematian yang membuat manusia beruntung.
Kesediaan Yesus untuk segera menyongsong penderitaan-
Nya ditandai pada pernyataan-Nya untuk segera berangkat ke
Yerusalem. Ketika dalam perjalanan menuju Yerusalem, Yesus
berjalan di depan sebagai pemimpin keselamatan, yang sebentar
lagi akan disempurnakan melalui penderitaan-Nya (ay.32). Ia
menunjukkan diri-Nya dengan berjalan didepan dengan penuh
tanggung jawab, bahkan ketika Ia mengahdapi bagian tersulit dari
tanggung jawabnya itu. Betapa cemas dan gentarnya murid-murid
itu, takut akan keselamatan diri mereka sendiri, dan bahaya yang
akan mereka hadapi. Tetapi Yesus menghalau ketakutan mereka
dan membiarkan mereka mengetahui hal yang terburuk yang akan
menimpa diri-Nya bahwa di Yerusalem Ia akan diserahkan kepada
bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Ia akan diolok-olokkan,
diludahi, disesah, dan dibunuh dan sesudah 3 hari ia akan bangkit
(ay.34). Kematian-Nya akan membawa kemuliaan bangi-Nya dan
memberikan keuntungan bagi semua milik kepunyaan-Nya.
Jikalau kematian adalah peristiwa yang ditakuti orang
banyak pada umumnya, namun penderitaan bahkan kematian
Yesus justru membuat kita beruntung, memiliki hidup kekal, mati
namun hidup bersama Dia. Sebab itu menjadikan Kristus sebagai
pemimpin kehidupan maka tidak akan ada ketakutan untuk mati.
Kehancuran karena dosa kini telah dipulihkan oleh Dia, bahkan
kematian-Nya membawa keberuntungan bagi milik kepunyaan-
Nya.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 103
Minggu 5 April 2020
Ratapan 3:1-7

SETIALAH DALAM SEGALA PERKARA


Batta’ko lan mintu’ kara-kara

Yeremia menempatkan dirinya sebagai bangsa Israel yang


mengalami penderitaan yang semakin lama semakin memilukan.
Cambuk murka Allah datang kepada Israel yang melahirkan
penderitaan yang begitu pahit. Dengan cambuk Allah, mereka
harus siap-sedia melihat sengsara. Tidak ada bimbingan,
penghiburan bahkan dalam kegelapan tidak ada lagi terang.
Disaat tangan Tuhan terus menerus memukul kita, kadang
kita tergoda untuk jauh dari Allah. Kadang kita tidak tahan lagi
dengan penderitaan yang kita alami, sehingga terkadang
mengatakan tubuhku seperti jatuh kedalam kubur dan tidak bisa
lagi menolong diri sendiri. Kenikmatan yang selama ini kita jalani
didunia ini kini berputar menjadi kepahitan. Kita tidak pernah
menata kehidupan kita untuk tertekan dalam persoalan-persoalan
hidup dan merasa tak berdaya lagi untuk memperbaiki kehidupan,
menyerah pada keadaan yang tidak menguntungkan.
Anak-anak Tuhan tidak pernah akan menyerah kepada
keadaan. Sekalipun kita berusaha dengan sekuat tenaga untuk
keluar dan lari dari penderitaan tetapi jalan itu tidak pernah kita
temukan. Allah tidak pernah jauh dan tidak pernah memberikan
perkara yang melampaui kemampuan kita sekalipun rantai itu
amat berat. Tuhan tidak pernah berhenti merancang kehidupan
kita karena dari rancangan Tuhan berbuah kebahagiaan. Siapa
yang setia dan bertahan dalam pengharapan kepada Tuhan dialah
yang akan mengalami proses untuk semakin serupa dengan
Kristus dan menjadi berkat bagi semua orang dimuka bumi ini.
Kuasa Tuhan akan selalu lebih besar dari semua pergumulan.
Karena itu, bersabarlah dan belajar untuk hidup sesuai dengan
Firman-Nya yaitu mengucap syukur dalam segala hal.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 104
Senin 6 April 2020
Ratapan 3:8-18

PROSES YANG MEMURNIKAN


Dipamanasak lan tumengkana a’gan

Sebuah penggalan lagu Toraja yang mengatakan “buda


sussa kiolai moi parri’ merampoi” lagu ini bercerita tentang
kehidupan yang dijalani penuh dengan berbagai pergumulan.
Jalan kehidupan yang dilalui selalu diwarnai dengan berbagai
persoalan hidup yang datang dengan silih berganti.
Bacaan hari ini menceritakan pergumulan berat yang
dialami oleh sang peratap. Lalu apa yang mengakibatkan peratap
menderita? ayat 8 mengatakan bahwa “walaupun aku memanggil-
manggil dan berteriak minta tolong, tak didengarkan-Nya doaku.
Lalu pertanyaan selanjutnya kenapa Allah seakan-akan tidak
mendengarkan doanya? Apa yang dialami oleh sang peratap,
mengggambarkan kehidupan bangsa Israel yang begitu sulit saat
mengalami penderitaan akibat dari kesalahan mereka. Dalam
pasal sebelumnya, yaitu pasal 1:8 dituliskan “Yerusalem sangat
berdosa sehingga najis adanya”. Itulah yang membawa
penderitaan bagi mereka, dosa telah menjadi penghalang akan
hadirnya Tuhan bagi bangsa Israel. Namun Alkitab juga bercerita
bahwa penderitaan yang kita lalui kadang diijinkan Allah untuk
menguji kadar keimanan kita, dengan kata lain kita diproses agar
semakin murni dihadapan-Nya.
Allah mau supaya dalam keadaan apapun kita, tetap hanya
bersandar pada kuasa kasih-Nya. Sebab dengan nyata Ia tetap
setia menyertai kita bahkan telah menyelamatkan kita dari kutuk
dosa. Keyakinan penyair dari lanjutan penggalan lagu di atas “apa
kuasanna Puang tongtong urrinding pala’ki’ mekulambutaronoi”
semoga juga menjadi semangat yang sama yaitu tetap yakin
bahwa Allah beserta kita. Selamat menjalani hari-hari kasih karunia
Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 105
Selasa 07 April 2020
Ratapan 3:19-26

DI BALIK LUKA ADA HARAPAN


Lan kamapa’diran den kapa’rannuanan

Manusia dengan strata apapun, kaya atau miskin, tua atau


muda, berpendidikan atau tidak tidak akan terlepas dari apa yang
disebut keluhan dan pergumulan dalam kehidupan.
Nabi Yeremia meratap karena merasa terbeban dengan
keadaan Yerusalem yang mengalami murka Allah. Kota Yerusalem
mengalami kehancuran akibat umat tidak lagi menghargai Allah.
Perkakas-perkakas Allah dihancurkan, barang-barang berharga
dibawa pergi dari Yerusalem dan banyak orang-orang cerdik
dibawa sebagai tawanan. Begitu banyak tekanan hidup yang
membuat kita lemah dan menyerah. Namun, dalam keadaan
sesulit apapun ada harapan bagi kita untuk tetap tegar dalam
menghadapinya. Pertama, ingat selalu akan kasih setia Tuhan. Kita
bisa membawa pikiran kita untuk selalu mengingat dan
memperhatikan kebaikan serta kasih setia Tuhan. Kedua,
menjadikan Tuhan sebagai harta kesayangan. Harta dan materi
dunia ini adalah hal yang fana dan apa saja dapat membuat hal itu
bisa musnah. Tapi Dia adalah harta kesayangan dan bagian yang
tidak akan bisa diambil dari kita. Ketiga, berharap selalu kepada
Allah. Allah adalah satu-satunya harapan, Dia punya macam cara
yang lebih untuk menolong. Keempat, menanti-nantikan Tuhan.
Kaya atau miskin, tua atau muda, tidak akan terlepas dari
permasalahan hidup. Segala sesuatunya bergantung pada kita.
Iman akan membuat kita mampu menghadapi segala hal dan
karena kasih sayang Tuhan tidak akan pernah lekang. Karena itu,
bertahanlah dengan tenang, karena bersama Tuhan segala
perkara dapat kita tanggung. Jangan lemah dan diruntuhkan oleh
pergumulan. Tetaplah yakin bahwa keberserahan kita kepada
Tuhan akan membawa harapan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 106
Rabu 8 April 2020
Mazmur 31:9-13

PASIR TAJAM MENJADI MUTIARA BERHARGA


Kassi’ mataran mendadi mattiara keangga’

Pada suatu hari anak kerang di dasar laut mengadu pada


ibunya, karena sebutir pasir tajam telah memasuki tubuhnya yang
merah dan lembek, tapi ibunya berkata “anakku kuatkan hatimu
lawan rasa nyeri yang menggigit, balutlah pasir itu dengan getah
perutmu”.
Pemazmur sedang menyatakan permohonannya kepada
Tuhan agar sekiranya mungkin dibebaskan dari penderitaan
karena adanya para musuh yang hendak membinasakannya.
Sekalipun demikian, Ia berkeyakinan bahwa Tuhan tidak akan
menyerahkannya ke tangan musuh (ay. 9). Ia merasa sesak karena
sakit hati, tubuhnya menderita karena dukacita dalam pikiran
(ay.10-11), dan kesetiaannya kepada Allah membuat teman-
temannya berpaling meninggalkannya, ia merasa seperti barang
yang pecah bahkan sudah dianggap mati (ay.12-13). Dalam
keadaan seperti itu pemazmur mendorong dirinya untuk
mengandalkan Tuhan, sehingga sampai pada pengakuan “…
Engkaulah Allahku” (ay.15) yang melepaskan dari penderitaan
karena luka batin dalam dirinya.
Penderitaan tidak terlepas dari kehidupan orang percaya
termasuk orang saleh sekalipun. Banyaknya persoalan hidup yang
muncul dari dalam diri sendiri ataupun karena mendapat
perlakuan yang tidak sewajarnya dari orang lain. Kisah tentang
anak kerang diatas tanpa disadarinya sebutir pasir tajam mulai
berubah menjadi mutiara besar dan indah yang terbentuk
sempurnah dalam dagingnya. Demikianlah air mata yang menetes
karena perih hati akan menjadikan kita seperti mutiara besar yang
indah dan berharga yang semakin lama semakin terbentuk
sempurna, apabila Roh Kudus yang kita andalkan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 107
Kamis 09 April 2020
Ayub1 13:1-16

HIDUPKU BUKAN MILIKKU


Ia tu katuoangku tangia apangku

Bagaimana kita menggunakan barang yang bukan milik


kita? Apakah kita telah menggunakannya sesuai keinginan kita
atau sesuai keinginan pemiliknya?
Ayub sangat kecewa bahkan marah terhadap sahabatnya
yaitu Zofar yang datang mengunjunginya. Baginya sahabatnya itu
justru hendak menjerumuskannya dengan menganggap bahwa
penderitaannya sebagai hukuman Tuhan atas keberdosaannya.
Walaupun demikian, Ayub dengan sangat yakin bahwa
penderitaannya bukanlah hukuman Tuhan atas keberdosaannya,
karena dia yakin sudah melakukan apa yang benar dihadapan
Tuhan. Namun mengapa Ayub tidak keberatan atas penderitaan
yang dialaminya? Karena Ayub sepenuhnya percaya kepadaTuhan.
Baginya hanya orang fasik yang menyalahkan Tuhan atas apa yang
dialaminya. Begitu kuatnya kepercayaan Ayub kepada Tuhan
sehingga memampukannya untuk menegur dan menasehati
sahabatnya tersebut walau dia dalam penderitaan yang sangat
luar biasa.
Dengan belajar pada kisah Ayub, kita dapat belajar untuk
terus taat walau begitu perihnya penderitaan yang kita alami.
Bahkan dalam keadaan seperti itu marilah kita menjadi teladan
bagi orang-orang disekitar kita. Dengan keyakinan seperti Ayub
yang percaya bahwa apapun yang dialaminya itu adalah seijin
Tuhan dan pasti ada rencana terbaik Tuhan untuknya. Karena itu
tetaplah hidup dengan berserah pada tuntunan Roh Kudus dalam
menjalani kehidupan ini baik suka maupun duka. Ingatlah bahwa
hidup kita bukanlah milik kita tapi milik yang menciptakan maka

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 108
sepatutnyalah kita hidup hanya menurut kehendak sang pencipta
dan pemilik hidup kita.
Jumat 10 April 2020
Ayub 13:17-28

KETIKA TUHAN BERDIAM DIRI


Ia ke ma’pakappami tu Puang

Seringkali kita berfikir “Ah! Tuhan tidak adil, selama ini


saya sudah memberi diriku dalam pelayanan, tapi Engkau tidak
mengabulkan doaku untuk menjadi apa yang kuinginkan”.
Ayub 13:17-28 merupakan keluhan dan protes Ayub
terhadap Tuhan. Ayub merasa sudah hidup benar dihadapan
Tuhan melalui perbuatan ketaatannya pada Tuhan. Atas dasar
itulah kemudian Ayub berfikir bahwa seharusnya dia tidak
mengalami penderitaan. Bahkan dalam keadaan seperti itu, Ayub
merasa kenapa Tuhan berdiam diri, hingga akhirnya mengangkat
pertanyaan kepada Tuhan bahwa “berapa besar kesalahan dan
dosaku?” (ay.23). Namun menarik bahwa ketika Ayub memprotes
Tuhan, ia tetap menyadari siapa Tuhan. Bagi Ayub, Tuhanlah yang
berkuasa (ay.28), sehingga Ayub menggambarkan dirinya sebagai
yang rapuh (ay.25-28)
Seringkali kita melakukan sesuatu untuk Tuhan dan
berharap Tuhan membalasnya sehingga jika hal itu tidak terjadi,
kita sering memprotes Tuhan, mengeluh ketika Tuhan belum
menjawab doa-doa kita, disitulah kita mulai meragukan akan
Tuhan. Belajar dari Ayub bahwa dalam penderitaan apapun, dia
tidak kehilangan pengharapan, namun tetap mengakui
kemahakuasaan Tuhan. Sebagai orang Kristen terkadang kita
melihat kehidupan ini akan terus berjalan tanpa masalah terlebih
ketika kita sudah percaya dan melakukan segala Firman Tuhan.
Yesus berkata “setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus
menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”
(Mat.16:24). Tetaplah percaya bahwa Tuhan tidak berdiam diri

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 109
dalam setiap persaoalan kehidupan. Karena itu hadirkanlah Yesus
dalam setiap masalahmu. Amin
Sabtu 11 April 2020
Mazmur 31:10-14

BELAS KASIH TUHAN ADALAH KEKUATANKU


Kamaturu-turuanna Puang Matua iamo kamatotoran

Ketika kita mendengar tentang kata “belas kasih” atau


“kamamasean” bisa jadi kita pikir ada sangkut pautnya dengan
orang yang “tidak mampu” menjalani kehidupan karena
banyaknya persoalan. Namun yang menjadi pertanyaan adalah
dalam hal apakah manusia membutuhkan belas kasih?
Dalam mazmur 31:10-14 mengisahkan bagaimana
pemazmur menghadapi pergumulan hidup yang cukup
menyesakkan dada, pemazmur merasa sakit hati (ay.10),
pemazmur ada dalam kadaan duka yang mendalam sehingga itu
berpengaruh terhadap kesehatan fisiknya (ay.11), dalam kadaan
seperti itu pemazmur tidak mendapat perhatian dari orang orang
yang ada disekitarnya, tetapi justru dijauhi, (ay.12), bukan hanya
dijauhi tetapi juga digosipkan oleh tetangga-tetangganya, juga
mendapat ancaman (ay.14). Jadi sesungguhnya banyak hal yang
membuat pemazmur merasa sesak, bahkan orang-orang
disekitarnya pun ikut mengambil andil dalam mendatangkan
kesesakan bagi pemazmur. Dalam keterpurukan itu pemazmur
datang kepada Tuhan dan berkata “Kasihanilah aku ya Tuhan”. Ini
menandakan bahwa pemazmur menyadari keterbatasannya dan
tidak akan sanggup melewati pergumulannya tanpa belas kasih
Tuhan.
Banyak hal yang bisa membuat kita terpuruk, dan saat
itulah kita membutuhkan “belas kasih Tuhan”. Oleh sebab itu,
dalam keterpurukan hidup yang anda alami oleh karena berbagai
persoalan, datanglah kepada Tuhan berseru dan berkata
“Kasihanilah aku ya Tuhan”, sebagai tanda bawa kita tidak mampu

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 110
menghadapi persoalan dengan mengandalkan diri sendiri, tapi
dengan belas kasih Tuhan anda dikuatkan. Amin
Minggu 12 April 2020
Mazmur 31:15-19

DALAM PENDERITAAN, AKU MELIHAT WAJAH TUHAN


Lan kamaparrisan kunai sitiro lindo Puang

Lan kamabandaran katuoan, Lan kapussakanna lino


mekutana penaangku matumbari nasusi mora? O Puang… Sebuah
lirik lagu dalam bahasa Toraja yang menggambarkan tentang
mengapa Tuhan mengijinkan penderitaan ini terjadi? Lalu
dapatkah kita melihat wajah Tuhan dalam penderitaan yang kita
alami?
Daud yang hidup dalam penderitaan membuatnya melihat
wajah Tuhan. Sebuah pengakuan iman yang timbul karena
Pemazmur percaya dan mempercayakan diri sepenuhnya kepada
Tuhan, sehingga berkata “Engkaulah Allahku/Kamumo tu
Kapenombangku” (ay.15), Engkaulah Allah yang mengatur seluruh
hidup dan sanggup menolong dalam penderitaan. Dengan
menyerahkan hidup penuh dalam tangan Tuhan, Daud memohon
agar dilepaskan dan diselamatkan dari tangan musuh-musuh dan
orang-orang yang mengejarnya (ay.16) Daud meyakini bahwa
dalam penderitaan, wajah Tuhan akan memancarkan cahaya atas
dirinya, sebagai tanda Allah setia menyertai dan menyelamatkan
(ay.17) sehingga ia dapat menjadi pemenang, musuh-musuhnya
akan mendapat malu dan turun ke dunia orang mati (ay.18-19).
Sebuah pengharapan dari lanjutan lirik lagu diatas bahwa
Tuhan akan terus menyatakan kasih-Nya bahkan dalam
penderitaan sekalipun. Ketika kita mempercayakan seluruh hidup
pada Tuhan, penderitaan yang terjadi akan mengantar kita untuk
melihat wajah Tuhan yang selalu setia menyertai dan
menyelamatkan. Peristiwa paskah sebagai bukti bahwa Allah telah
menyelamatkan kita dari jurang maut. Karena itu, jangan takut

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 111
untuk menderita, karena dalam penderitaanpun kita dapat
melihat wajah Tuhan. Amin
Senin 13 April 2020
Kolose 3:5-10

ADA PERTUMBUHAN KARENA ADA PERJUANGAN


Payan lobo’na belanna dipengkullei

Untuk dapat bertumbuh dengan baik, maka ular harus


menanggalkan kulitnya yang lama, walaupun membutuhkan
proses yang sulit dengan menghimpitkan badannya pada benda
yang kasar agar kulitnya terkelupas.
Paulus menasihatkan jemaat di Kolose untuk mematikan
segala yang duniawi (ay.5). Menurut Paulus, mematikan hal yang
duniawi berarti menghilangkan perbuatan-perbuatan percabulan,
kenajisan, hawa nafsu terlebih keserakahan yaitu kecintaan
berlebihan pada suatu hal yang bisa membuat mereka berpaling
dari Allah, karena itulah Allah murka. Paulus juga menekankan
agar mereka tidak melupakan bahwa mereka juga dulu melakukan
hal-hal tersebut ketika mereka hidup didalamnya, sehingga tidak
ada yang bisa disombongkan. Jika mereka mengenal Allah
sekarang, merekapun telah menerima pengampunan anugrah
Tuhan. Oleh karena itu yang perlu dilakukan sekarang adalah terus
berjuang, berproses untuk membuang segala sifat lama yang ada.
Karena bagaimanapun, keadaan sebagai manusia yang berdosa
tentu sifat-sifat seperti marah, kebencian, menjelekkan orang lain
masih ada.
Sebagai orang yang telah percaya dibutuhkan proses
perjuangan untuk terus mencabut dan membuang semua
kehidupan lama. Sekalipun ada potensi untuk tumbuh lagi, tetapi
jika kita mengandalkan Roh Kudus dalam penyerahan diri
sepenuhnya kepada Allah maka kita akan dimampukan. Karena itu
mari terus berjuang melepaskan sifat lama kita untuk semakin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 112
mencerminkan kemuliaan Sang Pencipta kita, karena tidak ada
pertumbuhan yang baik tanpa ada perubahan.

Selasa 14 April 2020


Kolose 3:11-17

ULAT MENJADI KUPU-KUPU


Ulli’ mendadi Kalubambang

Ketika ulat berganti kulit, ulat itu berubah menjadi menjadi


seekor kupu-kupu. Tentu saja perubahan itu melewati proses yang
akhirnya proses itu menimbulkan hasil.
Paulus menekankan bahwa kita adalah manusia baru yang
telah ditebus melalui karya pengorbanan Yesus Kristus. Tidak ada
lagi perbedaan diantara orang Yahudi dan Yunani, orang bersunat
dan tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang
merdeka karena kita semua telah disatukan didalam Yesus Kristus
(ay.11). Yang harus kita lakukan ialah mengenakan belas kasihan,
kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran
(ay.12). Sabar terhadap yang lain dan mau untuk saling
mengampuni, karena Tuhan terlebih dahulu mengampuni kita (ay.
13). Rasul Paulus mengatakan bahwa dasar untuk melakukan
semuanya itu adalah kasih (ay.14). Tanpa sikap kasih, maka tidak
mungkin kita bisa melakukan hal itu. Pengorbanan Yesus Kristus
yang menebus, memberi kita keselamatan dan menjadikan kita
manusia baru didalam Dia, maka hendaknya pula kita mengucap
syukur hanya kepada-Nya dan senantiasa melakukan kehendak-
Nya di dalam kehidupan kita.
Sama seperti ulat itu, ia harus menjadi sebuah kepompong
terlebih dahulu, barulah ulat itu akan berubah menjadi seekor
kupu-kupu yang indah. Demikian halnya dengan kita, dahulu kita
adalah orang berdosa yang hidup sebagai manusia lama, tetapi
karena kasih dan pengorbanan Yesus Kristus, maka dosa kita
dihapuskan dan kita diubahkan menjadi manusia baru. Oleh

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 113
karena itu, sebagai manusia baru didalam Yesus Kristus maka
mengucap syukurlah senantiasa dan hiduplah saling mengasihi
antara satu dengan yang lainnya sebagai keluarga Allah. Amin
Rabu 15 April 2020
Yosua 3:1-17

HIDUP DALAM TUNTUNAN TUHAN


Tuo lan Pangrondongna Puang Matua

Dalam menjalani hidup seringkali kita membuat keputusan


berdasarkan akal dan pikiran kita sendiri, bahkan lupa bertanya
dan meminta petunjuk Tuhan sehingga kita mengalami kegagalan
di luar perkiraan kita.
Saat bangsa Israel tiba di sungai Yordan, mereka
bermalam disitu selama tiga hari dan sesudah lewat dari tiga hari
mereka harus bersiap-siap untuk menyeberangi sungai Yordan.
Yosua, para iman dan para pengatur pasukan tidak membuat
keputusan sendiri, tetapi mereka tunduk kepada tuntunan Tuhan
yang dinyatakan melalui tabut perjanjian. Tabut perjanjian adalah
simbol dari kehadiran Allah ditengah-tengah mereka (ay.3-4). Jika
Tuhan menghendaki tabut perjanjian itu berjalan, maka Yosua,
para imam dan yang lainnya harus mengikutinya dari belakang dan
tetap menjaga jarak. Mereka tidak boleh mendahuluinya karena
jalan yang hendak dilalui itu benar-benar asing dan belum pernah
dilaluinya. Di akhir pasal 3 ini dinyatakan bahwa bangsa Israel
berhasil menyeberangi sungai Yordan dengan cara yang ajaib,
(ay.15-16). Hal ini hendak menegaskan bahwa kedahsyatan kuasa
Tuhan yang dinyatakan kepada umat-Nya sungguh luar biasa.
Kunci keberhasilan mereka adalah taat mengikuti
tuntunan tabut pernjanjian Tuhan. Saat ini Tuhan juga melakukan
hal yang sama yaitu hendak menuntun perjalanan hidup kita
melalui pimpinan Roh Kudus. Bagaimana kita bisa mengetahui
bahwa itu adalah tuntunan dari Tuhan? Dia berbicara kepada kita
melalui firman-Nya dan karya Roh Kudus yang menggerakkan hati

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 114
kita untuk menaati firman tersebut. Untuk itu marilah kita
kerjakan bagian kita, maka Dia akan mengerjakan bagian-Nya
dalam hidup kita. Amin
Kamis 16 April 2020
Amsal 2:1-10

HIKMAT MENGENAL ALLAH


Kakinaan Untandai Puang

Dalam kehidupan orang Toraja, ada prinsip kepemimpinan


yang sering diungkapkan yakni “tallu bakaa” yaitu manarang,
barani dan kinaa, (Pntar, berani dan berhikmat) kata kina disini
bukan hanya melulu pada baik hati tetapi juga menyangkut
kebijaksanaan.
Hal yang menjadi ciri khas dari kitab Amsal ialah Hikmat.
Salomo selalu menekankan mengenai manusia atau umat yang
berhikmat. Salomo memberi perhatian yang sangat serius
terhadap hikmat “Karena Tuhanlah yang memberikan hikmat, dari
mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian (ay.6). Ungkapan
ini rupanya ungkapan yang lahir dari iman seorang Salomo yang
menekankan bahwa sumber segala hikmat ialah dari Allah. Hikmat
membawa pada pengetahuan dan kepandaian. Dengan demikian
seorang akan sampai pada pengenalan akan Allah (Mengenal
Allah). Pengenalan akan Allah akan membawa pada keadilan,
kejujuran dan kebenaran (ay.9). Ini artinya bahwa Allahlah yang
selalu memberikan hikmat untuk melakukan kejujuran, keadilan
dan kepandaian dalam kehidupan umat-Nya.
Dunia di zaman ini seakan-akan kehilangan orang-orang
atau pemimpin yang berhikmat, karena itu kita dituntut untuk
senantiasa hidup menjadi orang yang berhikmat, yang tentunya
hikmat itu berasal dari Allah. Hanya dengan hikmat Allah, manusia
dapat mengenal dan sampai pada keadilan, kebenaran dan
kejujuran menjalani hidup. Karena itu jadilah pribadi yang terus

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 115
membentuk kehidupan dalam menghidupi hikmat dari Tuhan
dalam kehidupan. Tuhan memberkati kita. Amin

Jumat 17 April 2020


Amsal 2:11-22

BERHIKMAT: SALAH SATU BUKTI TELAH MELIHAT TUHAN


Kinaa : Misa’ tanda kumua untiromo Puang

Amsal mencatat tentang seorang hamba Tuhan yang


sangat sarat dengan hikmat dalam hidupnya yaitu Salomo. Jika
demikian apakah Hikmat itu?
Amsal 2:11-22 menuliskan bahwa hikmat tergambar dalam
“kebijaksanaan yang memelihara, serta kepandaian yang akan
menjaga agar menghindarkan dari jalan orag yang jahat” (ay.11-
12). Disini jelas ditegaskan bahwa, milikilah kebijaksanaan dan
kepandaian agar dapat terhindar dari jalan orang jahat yang
mengucapkan tipu muslihat. Jalan jahat yang dimaksudkan disini
ialah “mereka yang menempuh jalan yang gelap, yang bersukacita
melakukan kejahatan, yang berliku-liku jalannya dan sesat
perilakunya” (ay.13-15). Mereka menentang yang baik, mereka
mengucapkan tipu muslihat, membelokkan jalan Tuhan yang
lurus, mereka meninggalkan terang dan bagaikan orang-orang
yang mengenakan tutup mata dan berjalan, sehingga dibimbing
oleh kebodohan dan kesalahan menuju jalan yang pekat.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari,
seringkali kita diperhadapkan pada persoalan hidup seperti
persoalan keluarga, ekonomi, status sosial, pekerjaan, pelayanan
dan lain-lain. Namun disinilah kita membutuhkan hikmat, karena
hikmat sering kali digambarkan sebagai “pohon kehidupan”.
Orang yang berhikmat dapat menempuh, memilih dan
memutuskan sesuatu dalam kehidupannya dengan penuh
GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya
- 116
keyakinan, karena dijamin oleh perkenaan Allah untuk mendiami
tanah yang penuh dengan kedamaian dan ketentraman sepanjang
hidup mereka. Hikmat adalah buah hidup yang benar. Salah satu
ciri orang yang berhikmat adalah meninggalkan jalan orang yang
tidak jujur dan terus berserah kepada Tuhan.
Sabtu 18 April 2020
Mazmur 16:1-6

BERHARAP KEPADA YANG MEMILIKI KUASA


Ma’rannuanan lako To unnampui Kuasa

Mengharapkan bantuan ketika berhadapan dengan


masalah adalah hal yang manusiawi. Mengapa mengharapkan
bantuan? karena merasa tidak mampu menyelesaikannya sendiri.
Lalu siapa yang diharapkan? Tentu saja yang memiliki kemampuan
lebih dari pada kita. Kita akan memilih yang kita yakini sanggup
menolong kita. Ada berbagai macam alasan untuk menentukan
dia itu sanggup atau tidak.
Daud mengalami masalah dan berharap lepas dari masalah
itu. Lalu apa yang ia lakukan? Ia berdoa kepada Tuhan. Kalimat
jagalah aku... merupakan seruan dari mulutnya. Ia berseru atau
meminta pertolongan kepada Tuhan. Siapakah Tuhan menurut
Daud dalam bacaan ini? Tuhan adalah yang terbaik baginya, tidak
ada yang lain (ay.2). Dialah yang mengatur apa yang menjadi
kebutuhan Daud (ay.5) dan menyediakan hal yang baik (ay.6).
Kesimpulannya ialah Tuhan yang memiliki kuasa untuk
menyelamatkan Daud dari masalah yang dialami serta memiliki
kuasa untuk mengatur kebutuhan dan mengatur waktu, kapan
kebutuhan itu akan diberikan. Mengapa Daud memiliki harapan
kepada Tuhan? karena ia telah melihat Tuhan dalam mata iman
melalui berbagai pengalaman hidup yang ia telah lalui.
Sudahkah kita melihat dengan mata iman bahwa Tuhan itu
memiliki kuasa menentukan yang baik bagi kita? Suasana paskah
yang masih kita alami dan nikmati sampai saat ini kiranya terus

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 117
memampukan kita melihat dengan iman bahwa Tuhan sungguh
berkuasa. Kuasa-Nya yang sudah terbukti dan tak terkalahkan itu
menjadi pegangan kita untuk tidak meragukan pertolongan-Nya.
Karena itu gantungkanlah segala harapan kepada Dia yang
Mahakuasa itu karena dari pada-Nyalah sumber segalanya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 118
Senin 19 April 2020
Mazmur 114:1-8

MERAYAKAN KEBAIKAN TUHAN


Umpakaraya Kamasokanan-Na Puang Matua

Setiap orang ataupun kelompok, memiliki cara tersendiri


untuk merespons hal-hal yang dianggap penting dalam perjalanan
hidupnya, entah dengan cara berdoa ataupun dengan cara
berkumpul sambil merayakan hal-hal yang dianggap berkesan.
Mazmur 114 merupakan respons terhadap cara Tuhan yang
bekerja dalam hidup umat-Nya ketika mereka masih hidup dalam
perjalanan di padang gurun. Umat Tuhan bersukacita mengenang
bagaimana TUHAN melakukan keajaiban selama empat puluh
tahun di padang gurun yang gersang dan kering. Laut tunduk
terhadap-Nya bahkan lari meninggalkan diri (ay.3). Selain itu arus
sungai Yordan berhenti mengalir lalu berbalik ke hulu (ay.3b).
Lebih dari itu, pemazmur mengatakan bahwa gunung-gunung dan
bukit-bukit pun melompat-lompat seperti domba jantan (ay.4),
bahkan gunung batu dibuatnya menjadi kolam air dan batu yang
keras menjadi mata air (ay.8).
Keajaiban-keajaiban Tuhan kepada umat-Nya sangatlah
terbukti. Jika terhadap umat-Nya Allah sanggup melakukan
keajaiban yang sedemikian besar (ay.7), maka diluar batas
kemampuan kita Allah sanggup mengatasi masalah dan
pergumulan kita. Bagi Allah tidak ada masalah yang terlalu besar
untuk diselesaikan ataupun terlalu kecil sehingga tidak mendapat
perhatian tetapi dalam kuasa-Nya Dia selalu menunjukkan
keajaiban yang tak dijangkau oleh pikiran manusia. Dari sini kita
dapat belajar bahwa masalah apapun yang menjadi beban
kehidupan kita, maka pendekatan pertama yang hendak kita
lakukan adalah, membawa seluruh rangkaian kehidupan kita
untuk dipercayakan kepada Allah. Karena itu, yakinlah bahwa
keberserahan kepada Tuhan akan mendatangkan sukacita.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 119
Senin 20 April 2020
1 Korintus 15:12-19

KESAKSIAN YANG MEYAKINKAN


Kasa’bian tu mepamanappa’

Menjadi seorang saksi dalam suatu perkara adalah hal


yang tidak mudah. Seorang saksi harus benar-benar mengetahui
akar permasalahan menyangkut perkara yang akan diselesaikan.
Jika demikian maka seorang saksi harus mampu menyampaikan
informasi yang dapat meyakinkan semua pendengar.
Paulus dengan tegas memberikan kesaksian tentang
kebangkitan orang mati. Hal itu disampaikan kepada orang
percaya di Korintus yang telah dipengaruhi oleh orang lain yang
tidak meyakini adanya kebangkitan setelah kematian.
Kebangkitan Yesus Kristus dari kematian-Nya menjadi dasar utama
pengajaran Paulus mengenai kebangkitan orang mati (ay.12-17).
Kesaksian itu tak terbantahkan karena sudah dibuktikan oleh
Yesus. Jadi Paulus tidaklah mengada-ada dan mengarang
kesaksiannya mengenai kebangkitan. Paulus memberikan
penjelasan yang baik untuk meyakinkan orang. Ia menjadi saksi
yang baik. Bukan asal memberi kesaksian, tetapi ia dengan
penjelasannya yang luar biasa dilakukannya demi meyakinkan
orang yang telah ragu akibat pengajaran dari orang yang tidak
mempercayai Yesus sebagai Tuhan.
Kita sebagai orang percaya diberi tugas untuk menjadi
saksi dalam memberitakan Injil. Salah satunya ialah meyakinkan
diri dan orang lain mengenai kebangkitan supaya kita memberi
kesaksian yang dapat meyakinkan orang maka terlebih dahulu kita
meyakinkan diri sendiri. Kemudian tekun membaca firman Tuhan
supaya kesaksian dan pengajaran kita semakin kuat sehingga
setiap orang yang mendengarnya tidak ragu melainkan terus
bertahan sekalipun mereka mendengar pengajaran yang
bertentangan dengan itu. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 120
Selasa 21 April 2020
1 Korintus 15:20-26

DIA BANGKIT UNTUK YANG PERCAYA


Kamalimbangunan-Na umpatu to Ma’patongan

Pertanyaan sederhana yang masih terus muncul sampai hari


ini adalah percayakah bahwa Yesus bangkit? Pertanyaan ini akan
terus muncul dalam benak orang yang tidak percaya, walaupun
Alkitab dengan tegas menjelaskan bahwa kematian dan
kebangkitan serta kenaikannya ke sorga adalah hal yang nyata
bagi orang-orang pada zamannya.
Paulus menegaskan bahwa Yesus dibangkitkan sebagai
yang sulung dari yang meninggal (ay.20). Yesus adalah contoh
atau simbol bahwa sebagaimana kebangkitan Kristus, maka kita
pun akan dibangkitkan. Jika Kristus memiliki tubuh yang mulia
maka kita pun akan memiliki tubuh yang mulia. Bahkan ketika
Yesus memiliki tubuh yang kekal, maka kita pun akan memiliki
tubuh yang kekal dalam kuasa-Nya. Dengan kebangkitan Kristus
semakin menegaskan bahwa kuasa maut telah dibinasakan dalam
kuasa-Nya (ay.26). Kebangkitan Kristus membuat setiap orang
percaya telah dibebaskan dari kebinasaan. Inilah perbedaan
antara orang yang percaya dan yang tidak percaya. Kebangkitan-
Nya membuat semua yang percaya kepada-Nya akan dibangkitkan
seperti Dia yang sulung dibangkitkan.
Dari perikop ini kita semakin dikuatkan bahwa bagi setiap
orang yang tetap percaya kepada Yesus dalam menjalani
kehidupannya telah memiliki kepastian kebenaran bahwa Kristus
pun akan menuntun hidupnya dalam menjalani hari-harinya. Yesus
Anak Allah yang telah bangkit, benar-benar seperti apa yang Ia
katakan tentang siapa diri-Nya dan akan melakukan segala hal
yang Ia telah janjikan. Oleh karena itu, tetaplah memiliki
keputusan untuk tetap percaya bahwa kepercayaan kita tidaklah
sia-sia.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 121
Rabu 22 April 2020
Matius 12:38-42

TETAPLAH PERCAYA
Bantangkomi ma’patongan

Keraguan dan ketidakpercayaan terhadap sesuatu adalah


hal yang masih sering menghantui perjalanan kehidupan kita
setiap hari. Tetapi bagaimana dengan kepercayaan kita kepada
kuasa dan kebangkitan Kristus?
Orang Farisi dan ahli Taurat meminta tanda kepada Yesus
(ay.38). Namun Yesus hanya menanggapi mereka dengan
menyampaikan tanda nabi Yunus (ay. 39). Yesus menggambarkan
kondisi kota Niniwe yang akhirnya bertobat setelah mendengar
pemberitaan nabi Yunus dan ratu dari Selatan yang datang karena
mendengar kebijaksanaan Salomo. Yesus menyampaikan bahwa
Dia lebih tinggi daripada Yunus dan Salomo (ay.41-42).
Sebagaimana Yunus berada tiga hari dalam perut ikan, demikian
pula Yesus akan berada tiga hari dalam perut bumi. Untuk hal
tersebut, Yesus menolak memberi mereka tanda lain kepada
orang-orang Farisi selain tanda yang sudah diberikan-Nya kepada
mereka, yaitu tanda Nabi Yunus. Dalam hal ini, Yesus tidak mau
memuaskan hawa nafsu dan tindakan-tindakan mereka yang jahat
dalam ketidakpercayaan mereka.
Bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah kita masih
meragukan karya Kristus dalam kehidupan kita seperti orang-
orang Farisi yang meragukan karya Kristus? Kristus adalah tanda
kasih yang tanpa batas dari Allah bagi kita. Karena itu, marilah kita
menempatkan dan memuji Dia sebab Dia adalah anugerah yang
istimewa untuk diri kita orang yang percaya kepada-Nya. Tetaplah
percaya bahwa Yesus adalah jaminan dalam kehidupan yang terus
menyatakan kasih dan rahmat-Nya dalam hidup keseharian kita.
Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 122
Kamis 23 April 2020
Yesaya 25:1-5

HARAPAN DALAM RERUNTUHAN


Kapa’rannuanan lan a’gan tiseran

Apa yang anda rasakan jika ternyata sesuatu yang anda


harapkan mengalami keruntuhan? Namun bagaimana anda
merefleksikannya jika ternyata yang runtuh itu dibuat Tuhan untuk
memperingatkan dan menyampaikan tegurannya kepada kita?
Umat Tuhan merasakan pertolongan yang datangnya dari
Tuhan sekalipun reruntuhan terjadi didepan mata mereka. Karena
pertolongan itulah mereka meresponinya dengan penuh ucapan
syukur (ay.1). Keterbebasan mereka membuat mereka menjalani
kehidupan yang semakin dimungkinkan dalam Tuhan. (ay.2-4).
Keterbebasan yang mereka rasakan, tidak hanya terkait dengan
hal-hal rohani, tetapi juga berhubungan dengan bagaimana
mereka menghidupi martabat mereka dihadapan Allah. Dengan
keterbebasan itu, Allah mengharapkan mereka untuk tetap
memelihara keterbebasan dalam bentuk pertobatan dan keadilan
sehingga mereka yang tidak taat pada kebenaran Tuhan akan
mendapat hukuman (ay.5).
Dalam menjalani hidup keseharian, kita sering tidak sadar
bahwa cara Tuhan bekerja dalam kehidupan kita sesungguhnya
memiliki cara tersendiri dalam menyatakan kepedulian-Nya.
Tindakan dan kemurahan Allah yang selalu memberi petunjuk
selalu mengarahkan kita kepada kehidupan yang berakhir dengan
pencapaian harapan. Betapa kita tidak bersyukur bahwa dalam
keruntuhan kehidupan Yesus yang mati, justru bangkit membawa
kemenangan sehingga iman kita yang runtuh menyaksikan
kematiannya menjadi terbangun kembali dalam kemenangan
Yesus. Karena itu, mari kita merespons kebaikan Allah dalam
kehidupan kita karena segala sesuatu yang membuat kita kuatir
telah dihancurkan oleh Kristus. Terpujilah Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 123
Jumat 24 April 2020
Yesaya 26:1-6

ALLAH ADALAH KEKUATAN KITA


Ia tu Puang Matua Iamo kamatotoranta

Suka duka adalah suasana kehidupan yang selalu hadir


secara bergantian. Jika keadaannya memberi kenyamanan,
biasanya kita meluap dengan sukacita bahkan sering terbawa lupa
dengan keterlibatan Tuhan. Namun ketika kita berada dalam
kedukaan atau tekanan kehidupan, maka umumnya seruan kita
diarahkan kepada Tuhan sambil memanti pertolongan-Nya
Yesaya menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi orang
yang bersandar kepada Tuhan untuk takut dan gelisah dalam
menjalani kehidupannya karena firman-Nya menegaskan bahwa:
"Percayalah kepada TUHAN selama-lamanya, sebab Allah adalah
gunung batu yang kekal." (ay.4). Dari sini nabi Yesaya merasakan
janji yang kuat dari Tuhan bahwa: “yang hatinya teguh Kaujagai
dengan damai sejahtera, sebab kepada-Mulah ia percaya” (ay.3).
Itulah sebabnya lahir nyanyian sukacita yang didalamnya berisi
pujian terhadap hal yang sudah dikerjakan Allah bagi umat-Nya,
termasuk ketika Allah meruntuhkan musuh-musuh-Nya. Hal itu
nampak ketika umat bersorak-sorai di atas semua kekuatan yang
menentang: “Sebab Ia sudah menundukkan penduduk tempat
tinggi; kota yang berbenteng telah direndahkan-Nya,
direndahkan-Nya sampai ke tanah dan dicampakkan-Nya sampai
ke debu. Kaki orang-orang sengsara, telapak kaki orang-orang
lemah akan menginjak-injaknya." (ay. 5-6).
Kelemahan ada pada kita. Namun kelemahan itu akan
menjadi kuat jika kita menjadikannya kekuatan dalam Tuhan.
Kekuatan apapun yang dianggap ancaman dalam kehidupan kita
akan menjadi runtuh seperti kota yang berbenteng, karena
kekuatan Tuhan yang kita percayai lebih kuat dari kekuatan yang
kita anggap kuat. Terpujilah Tuhan. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 124
Sabtu 25 April 2020
Yesaya 26:7-14

MENSYUKURI KETERBEBASAN
Ma’kurresumanga’ moi lan a’gan ma’angge

Banyak hal yang membuat kita mensyukuri keterbebasan


dalam kehidupan. Entah terbebas dari bahaya penyakit ataupun
terbebas dari bahaya kecelakaan. Lalu apa yang kita lakukan jika
terbebas dari bahaya-baya tersebut?
Yesaya 26 menyatakan responsnya ketika merasakan
keterbebasan dari penghakiman oleh Tuhan. Bahkan dalam masa-
masa terpuruk sekalipun Yesaya tetap menantikan Tuhan (ay.7-9).
Yesaya menggambarkan betapa pentingnya meratapi kebodohan
orang-orang yang tidak mengindahkan pemeliharaan Allah dalam
hidupnya, karena jika mereka bertahan dalam kebodohannya
maka mereka tidak akan melihat kemuliaan Allah. (ay.10-11). Untuk
itu perlunya mendorong diri untuk membangun harapan-harapan
bahwa Allah akan terus berbuat baik kepada setiap orang, karena
hanya dari padaNya-lah damai sejahtera dinyatakan (ay.12),
kalaupun ada penguasa yang dapat memberikan kenyamanan
kehidupan sifatnya hanya sementara saja karena hanya Tuhanlah
yang sanggup memberikan kenyamanan kebebasan yang tak
berkesudahan (ay. 13).
Apakah kita telah mensyukuri kebaikan-kebaikan Tuhan
yang terus dinyatakan dalam kehidupan kita? Janganlah hidup
dalam kebodohan seperti mereka yang tidak mau mengenal
keajaiban-keajaiban Tuhan, tetapi berprinsiplah seperti Yesaya
bahwa kesukaan kami menyebut nama Tuhan dan mengingat
Engkau (ay.8). Dengan demikian mensyukuri kebebasan, berarti
membawa seluruh kehidupan masuk kedalam sebuah perenungan
yang dalam bahwa Allah akan tetap mengasihi kita bahkan akan
mengangkat kita dari keterpurukan jika kita selalu mengandalkan
dan memanggil nama Tuhan dalam kehidupan kita.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 125
Minggu 26 April 2020
Mazmur 134:1-3

MULIAKANLAH TUHAN DALAM HIDUPMU


Pakala’bi’ tu Puang lan Katuoanmu

Memuliakan Tuhan lewat puji-pujian dapat dilakukan oleh


siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada, karena pujian
kepada Tuhan dalam bentuk nyanyian mudah dilakukan.
Mazmur ini adalah mazmur yang dinyanyikan umat Israel
saat melakukan perjalanan/ziarah ke Bait Allah dalam ibadah
tahunan yang diwajibkan bagi mereka. Mazmur ini berisi ajakan
untuk memuji Tuhan yang pertama-tama ditujukan kepada semua
hamba Tuhan. Hamba Allah yang dimaksudkan disini adalah para
imam dan orang-orang Lewi yang melayani di Bait Allah pada
waktu malam. Mereka adalah hamba-hamba Allah menurut
jabatan, yang ditunjuk untuk menjalankan pelayanan dalam
perkara-perkara yang kudus. Mereka ini melayani di tempat suci,
dan menjaga rumah Tuhan (lih.Bil.3:6). Sebagian dari mereka
datang melayani di rumah TUHAN pada waktu malam, untuk
menjaga barang-barang kudus di bait suci agar tidak dicemarkan,
dan barang-barang mahal di bait suci agar tidak dijarah. Mereka
juga berjaga-jaga untuk memastikan bahwa api di mezbah atau
pelita di atas kaki dian tidak padam. Mungkin sudah biasa bagi
sebagian orang Israel yang taat dan saleh untuk duduk-duduk
berjaga bersama mereka. Sekarang mereka dipanggil untuk
memuji Tuhan. Demikianlah mereka harus tetap terjaga dengan
terus berbuat sesuatu. Demikianlah mereka harus memanfaatkan
waktu untuk melakukan kegiatan-kegiatan suci.
Panggilan memuliakan Tuhan, ditujukan pula kepada kita
sebagai orang-orang Kristen masa kini dalam profesi kita masing-
masing. Sebab hidup yang berkenan kepada Tuhan ialah
menjadikan seluruh pengalaman hidup sebagai ibadah yang kudus
bagi Tuhan. Karena itu muliakanlah Tuhan selagi ada nafasmu.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 126
Senin 27 April 2020
1 Petrus 1:13-16

MENJAGA KEKUDUSAN
Umparakai melo kamaseroan

Dewasa ini ada banyak orang yang mengatakan bahwa ia


adalah orang Kristen. Namun dalam prakteknya, kehidupan
mereka jauh dari apa yang diharapkan Tuhan. Fakta di lapangan
kita melihat bahwa tidak semua orang mampu menyatakan
kehidupannya sebagai cerminan dari apa yang dikehendaki oleh
Kristus.
Bacaan ini adalah sebuah nasehat Petrus kepada orang-
orang yang disuratinya untuk hidup dalam kekudusan Allah
sebagai bukti dari kekristenan yang sesungguhnya. Alasannya
ialah bahwa Allah adalah Allah yang kudus. Untuk menjaga
kekudusan, maka yang pertama kali harus dilakukan adalah
menyiapkan akal budi. Kenapa? Karena akal budi yang dipenuhi
oleh pikiran-pikiran duniawi dan kekuatiran-kekuatiran akan
merusak kehidupan kita. Jadi harus melepaskan diri dari
keduniawian dan membuang semua kekuatiran. Termasuk di
dalamnya Keputusasaan, pikiran yang menimbulkan, pikiran yang
menganggap tinggi diri sendiri atau menganggap rendah orang
lain, pikiran yang duniawi dan senang pesta pora. Pikiran-pikiran
seperti ini merupakan halangan dalam bergerak, melakukan
aktivitas, dan membangun persekutuan. Sebab itu Petrus katakan
waspadalah, karena hal-hal itu akan membuat kita tidak lagi
menjadi anak-anak yang taat sehingga yang harus dilakukan
adalah menjaga diri untuk tetap menjadi kudus.
Sebab itu sebagai orang yang telah ditebus oleh darah
Kristus yang telah dilahirkan kembali karena pengorbanan Kristus
yang telah mati di kayu salib, harus tetap menjadi umat-Nya yang
kudus dan menjaga hidupnya berkenan kepada-Nya. Jadilah
pengikut Kristus yang kudus.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 127
Selasa 28 April 2020
1 Petrus 1:17-25

KASIH YANG MUNCUL DARI IMAN


Pa’kaboro’ tu bu’tu ludiomai kapatonganan

Ada ungkapan orang yang mengatakan, Tidak mudah


memperoleh kesuksesan, tetapi lebih sulit lagi mempertahankan.
Mungkin lebih mudah menjadi Kristen, tetapi menjadi Kristen yang
mengamalkan kasih persaudaraan mungkin sangat sulit.
Orang Kristen yang tersebar di Propinsi Asia Kecil
kekaisaran Romawi sering disebut sebagai pendatang. Situasi itu
membuat mereka selalu menghadapi tantangan hingga sebagian
dari mereka lari dari panggilan Iman dengan tidak lagi saling
mengasihi dan hidup kudus. Petrus mengirim surat ini untuk
menguatkan orang-orang Kristen agar setia dalam iman walaupun
menghadapi tantangan yang berat. Mereka harus saling
mengasihi dan tetap menjaga kekudusan hidup. Melalui
pengorbanan Yesus Kristus di atas kayu salib, hidup kita telah
ditebus dari cara hidup yang sia-sia. Untuk itu, harus
mengamalkan kasih persaudaraan dengan tulus ikhlas. Kasih
Kristus yang telah mengalir dalam hidup mereka harus mengalir
pula dalam menifestasi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari,
saling mengasihi satu dengan lain dengan kasih yang tulus iklas.
Sebagai orang Kristen, tidak ada alasan bagi kita untuk
mengatakan bahwa kasih Allah itu belum sempurna bagi kita.
Karena untuk membuktikan betapa besar kasih-Nya kepada kita,
tidak hanya berkat saja yang Dia anugerahkan kepada kita, namun
Anak-Nya yang tunggalpun Dia korbankan demi keselamatan kita.
Hal yang perlu kita pertanyakan adalah, apakah yang telah kita
korbankan untuk Tuhan selama kita mengenal-Nya? Sebenarnya
Allah tidak menuntut banyak hal dari kita. Allah menginginkan kita
untuk setia mempertahankan jati diri, identitas dan karakter kita
sebagai pengikut Kristus, yaitu hidup dalam kasih persaudaraan.

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 128
Rabu 29 April 2020
Yohanes 21:1-14

KETIKA TUHAN HADIR


Tonna ma’dioren tu Puang

Entah apa yang terlintas dalam hati dan pikiran kita di saat
kita mengalami kekecewaan yang beruntun? Mungkin kita akan
merasa letih, lelah, lesu dan tergoda untuk berputus asa karena kita
merasa bahwa semua yang dilakukan telah menjadi sia-sia?
Petrus dan kawan-kawan dapat kita yakini mengalami “rasa
kecewa” yang sangat dalam. Betapa tidak, mereka telah kecewa
dengan peristiwa kematian Yesus yang membuat mereka harus
bersembunyi dan kembali ke masa lalu sebagai nelayan. Dan kini,
ketika mereka kembali menekuni keahlian mereka sebagai nelayan
ternyata mereka tidak mendapatkan apa-apa. Jalan pintas yang
dapat mereka ambil atas kekecewaan itu ialah putus asa dengan
tidak lagi peduli pada apa pun pekerjaan mereka. Dalam kondisi
seperti itu, Yesus hadir dengan sapaan, dengan perintah, dengan
kuasa dan dengan kehangatan kasih persaudaraan. Kesediaan
Petrus dan kawan-kawan mendengar, melakukan yang
diperintahkan dan mengalami kehangatan persekutuan dengan-Nya
dengan meninggalkan rasa kecewa, ketelanjangan diri telah
menghadirkan semangat baru karena hasil yang menakjubkan.
Pesan penting bagi kita ialah ternyata Allah itu peduli dengan
apa yang kita kerjakan dan apa yang sedang kita alami. Kasih-Nya
memberi kehangatan persekutuan, sabda-Nya menuntun pada jalan
yang mendatangkan buah-buah kebaikan dan kelimpahan hidup.
Karena itu jangan pernah menyerah walaupun sepertinya yang kita
jalani, kerjakan dan hidupi seolah-olah tidak memberi hasil.
Percayalah bahwa ketika Tuhan hadir dan kita sungguh mau datang
dan percaya pada-Nya, kita akan mengalami sukacita yang
melimpah. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 129
Kamis 30 April 2020
Keluaran 24:1-11

PERJANJIAN DENGAN TUHAN


Sibasse Puang Matua

Materai 6000, tanda tangan, stempel adalah alat


kelengkapan yang penting dalam sebuah naskah perjanjian yang
menjadi tanda sah, tanda kebenaran dari perjanjian yang dibuat itu
yang sifatnya mengikat pihak-pihak yang berjanji. Naskah perjanjian
yang ditanda-tangani, dicap, di stempel dan dimateraikan, kemudian
menjadi alat bukti sah bila terjadi masalah, gugatan, sengketa atas
sebuah perjanjian. Lalu bagaimana kalau Allah mengikat perjanjian
dengan umat-Nya?
Dalam konteks PL seperti kitab keluaran, tanda perjanjian
Allah dengan umatNya ialah darah korban(domba, lembu dll) yang
dipersembahkan dalam suatu ibadah, seperti yang dilakukan Musa
dan Harun serta umat Israel. Dalam konteks PB, Darah Anak Domba
yakni darah Kristus menjadi tanda dan materai dari perjanjian Allah
dengan umat-Nya. Mengapa harus darah? Darah yang kerapkali
disebut nyawa menjadi sebuah penegasan bahwa perjanjian Allah
dengan umat-Nya adalah perjanjian yang membutuhkan
pengorbanan. Allah berkorban dengan mengubah kutuk menjadi
berkat dan berharap umat-Nya mau berkorban diri dengan rela
mengubah ketidaksetiaan menjadi setia. Perjanjian dengan
perngorbanan ini ternyata membawa dampak yang luar biasa,
bahwa umat dapat melihat Allah dan merasakan Allah dalam hidup
dalam Kristus.
Pesan penting bagi kita adalah hidup setialah dalam
perjanjian dengan Allah, seperti Musa dan umat Israel agar dapat
memandang Allah dan menikmati berkat-berkatNya. Janji Allah
selalu tuntas dan tak pernah gagal dalam menyatakan kasih karunia-
Nya dalam kehidupan kita. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 130
Jumat 31 April 2020
1 Petrus 2:1-10

JADILAH BATU YANG BERHARGA


Dadi komi batu keangga’

Untuk menjadi pribadi yang utuh mengikut Yesus,


sesungguhnya tidaklah mudah karena membutuhkan kekuatan dan
komitmen yang utuh dalam menjawab tantangan kehidupan yang
akan segera datang dengan berbagai macam cara untuk
menjatuhkan kehidupan kita. Jika demikian yang kita akan hadapi,
lalu apa yang harus kita lakukan?
Dalam ayat 4 ditekankkan bahwa datanglah kepada-Nya, batu
yang hidup, yang dibuang oleh manusia, tetapi dipilih dan dihormati
di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu
hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat
kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena
Yesus Kristus berkenan kepada Allah (ay.4-5). Pada penekanan
pertama kita dapat menerima gambaran bahwa sesuatu yang tidak
berharga dihadapan manusia ternyata berharga dihadapan Allah.
Jika ternyata tindakan Yesus tidak dihargai dalam kemanusiaannya
dihadapan manusia, justru mendapat penghargaan dalam ke-
Allahan-Nya.
Kitapun diajak untuk menjadikan kehidupan kita sebagai batu
yang hidup terhadap orang lain, agar orang lain dapat mengenal
kehidupan yang baik dalam Kristus. Karena itu, sangat penting bagi
kita untuk tetap menjaga kahidupan kita agar tetap bersih dari dosa,
hingga kita tetap memiliki keyakinan akan semua janji Tuhan dalam
firman-Nya, dan jadikanlah firman-Nya sebagai pondasi yang kuat
untuk membangun iman kita. Selain itu jadikanlah hidup kita sebagai
batu yang hidup untuk selalu menghidupakan harapan-harapan
besar dalam kehidupan manusia yang tidak memiliki harapan. Yesus
adalah kekuatan kita, ia telah bangkit sebagai batu yang hidup dan
telah memberikan kehidupan bagi yang percaya. Amin

GCA: Gerakan Cinta Alkitab ReHaT - Renungan Harian Toraya


- 131

Anda mungkin juga menyukai