Nomor : 14.SR.129.PP.04.2022
Lampiran : Pesan & Petunjuk Teknis
Perihal : PENYAMPAIAN PESAN & PETUNJUK TEKNIS
PERAYAAN PASKAH PPGT TAHUN 2022
Kepada Yth,
PENGURUS PPGT SE-GEREJA TORAJA
di-
Tempat
Momentum 75 Tahun Gereja Toraja cukup menarik perhatian banyak pihak. Berbagai bentuk
kegiatan telah terlaksana dalam sinergitas sebagai umat yang berarak bersama mewujudkan tanda-tanda
kerajaan Allah di dunia ini. Moment ini juga mengantar kita untuk terus menghayati makna pengorbanan
Kristus bagi orang Toraja dan Gereja Toraja, sebab dilaksanakan di sela-sela berlangsungnya minggu-
minggu pra paskah tahun 2022.
Setelah beranjak dari moment HUT 75 Gereja Toraja, maka perhatian kita kembali terara pada pekan-
pekan prapaskah (lent) yang dihayati selama 7 minggu atau 6 hari minggu berturut-turut itu. Sesuai
catatan sejarah liturgi, perayaan ini berangkat dari tradisi gereja pada Abad ke-4 Masehi (dalam kalender
temporal). Masa prapaskah terhitung 40 hari sebelum “Jumat Agung”, bahkan terhitung sejak jam 6 sore
pada hari kamis sebelum jumat agung (yang kemudian diistilahkan sebagai “kamis putih”). Hitungan 40
hari (quardagesima atau quinquagesima-masa lima puluh hari, 7 minggu), kemudian diistilahkan juga
sebagai esto-mimi yakni “masa peralihan perjalanan” Kristus dari Galilea ke Yerusalem. Karena itu, Gereja
Toraja menilai secara tradisi Alkitabiah bahwa masa-masa 7 minggu prapaskah itu, sebenarnya tidak
melulu pada peringatan penderitaan atau pergumulan Kristus, karena Kristus sendiri mengalami
penderitaanNya hanya sekitar satu minggu sebelum penyaliban.1
Masa 40 hari dalam prapaskah Gereja Toraja juga dikenal dengan sebutan masa Censura Morum
(ungkaka’ kale atau menyesali diri). Masa ini berangkat dari penghayatan akan peristiwa-peristiwa Alkitab
yang sangat penting, yakni ketika Musa 40 hari 40 malam berada di gunung Sinai untuk menerima Taurat
dari Tuhan Allah (Kel 24:18), ketika Elia 40 hari 40 malam dalam perjalanan ke gunung Horeb (1 Raja-raja
19:8). Ketika 40 hari penduduk Ninewe berpuasa menyesali dosanya setelah ditegur Tuhan melalui Nabi
Yunus (Yun. 3:1-10), Masa ketika Yesus telah menjalani baptisan, yaitu masa puasa selama 40 hari di
padang gurun untuk memulai pelayanan-Nya (Mat. 4:1-11; Mark. 1:12-13; Luk. 4:1-13). Selain itu, Dalam
tradisi Israel yang melatarbelakangi Paskah Kristiani, ada Paskah Yahudi yang didahului oleh 40 hari masa
persiapan yang dimulai dengan hari penebusan (Yom Kippur), melambangkan 40 tahun perjalanan Israel
di padang gurun.
Melalui refleksi terhadap tradisi alkitab nan panjang di atas, maka PPGT juga berupaya
mengimplementasikan puncak dari Iman Kristen ini dalam berbagai bentuk kegiatan nyata. Kegiatan-
kegiatan ini tidak lepas dari perjalanan kalender liturgi Gereja Toraja, namun dikhususkan di sekitar
Karena paskah adalah puncak iman kita sekaligus sebagai puncak rasa syukur atas kepedulian Allah
yang tak terbatas bagi umatNya, maka kita semua wajib tergerak tanpa batas untuk berbagi apapun yang
bisa kita bagikan sesuai kemampuan dan keadaan.
Ibadah Liturgis telah diatur oleh Komisi Liturgi dan Musik Gereja Toraja, sebab itu, dalam semangatnya,
maka PPGT akan mewujudkan ibadah paskah melalui aksi-aksi nyata sekreatif dan semampu kita. Selamat
merayakan minggu palmarum dan mensyukuri Paskah kebangkitan Kristus di Tahun 2022, Gengs… Soli
Deo Gloria!!!