Anda di halaman 1dari 5

Kemuliaan Tuhan dan KasihNya kepada kita (MAZMUR 8:1-10)

Kotbah Tahun Baru yang disampaikan oleh Ompu i Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Robinson
Butarbutar

Saudara-saudari, anggota tubuh Kristus yang terkasih, seluruh warga dan pelayan tahbisan
HKBP di mana pun berada. Pertama-tama, saya, Ephorus HKBP menyampaikan: “Selamat
Tahun Baru bagi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari sekalian. Kedua, sungguh baik dan penting kami
mengajak saudara/i sekalian supaya dari segenap kedalaman hati, pikiran, dan perasaan
Ibu/Bapak/Saudara/Saudari kita bersama-sama bersyukur kepada Allah Tritunggal pada hari
ini, 1 Januari 2023 atas penyertaan-Nya, serta kasih-Nya yang telah memelihara hidup kita,
penghiburan-Nya saat kita bersedih, dan mengaruniakan segala berkat-Nya kepada kita dan
kepada gereja-Nya sepanjang tahun 2022 yang sudah kita lalui.

Pada saat kita menoleh sejenak kepada tahun 2022 yang lalu, kita semua menyadari betapa
beratnya pergumulan hidup yang kita hadapi sebagai umat yang Tuhan kasihi. Suka dan duka
telah kita lalui. Tuhan senantiasa hadir dalam setiap hidup kita, menemani kita, dan
memampukan kita menjadi saksi-Nya melalui segenap hidup dan pekerjaan kita yang telah
diberkati oleh-Nya, dan memampukan kita masing-masing menjadi berkat bagi sekeliling kita,
bagi keluarga kita, pekerjaan kita, dan segenap persekutuan hidup kita sehari-hari. Tuhan
memenangkan kita menghadapi berbagai tantangan hidup. Tuhan memampukan kita
menjangkau apa yang kita perlukan dalam hidup kita, meski tidak semuanya berjalan dengan
sesuai dengan keinginan dan harapan kita, tetapi kita harus dengan berani menyaksikan bahwa
tidak ada yang paling baik dari rencana Tuhan sendiri, baik dalam maupun di luar gereja, dalam
segala pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. Tuhan juga telah memampukan kita melaksanakan
tugas orientasi pelayanan kita di HKBP sepanjang tahun 2022, yakni Tahun Kesehatian, supaya
setiap kita tetap sehati di keluarga, di gereja, dari persekutuan kita yang paling kecil hingga
yang paling besar, termasuk dalam pekerjaan kita masing-masing. Sebab hanya kepada orang-
orang yang hidup dalam kesehatian yang beralaskan Kristuslah Tuhan memberikan berkat-
Nya. Sungguh hal itu telah kita saksikan bersama dalam perjalanan gereja kita yang bersatu
dan sehati, gereja kita diberkati dan menjadi berkat. Sungguh patutlah kita mengucap syukur
kepada Allah sang Maha Pengasih.

Kita sangat mendambakan hati yang senantiasa mengucap syukur terlebih ketika kita menjalani
tahun 2023 ini, sebab jika tidak demikian kita sebagai insan manusia, umat percaya, bahkan
sebagai warga jemaat maupun pelayan di HKBP akan mengalami berbagai kesulitan dalam
menjalani kehidupan. Hati yang dipenuhi oleh ungkapan syukur itulah yang menolong kita
menghadapi berbagai kesulitan kita di dalam tahun ini.

Sebagai umat manusia, kita menghadapi resesi ekonomi global sejak kita mengawali tahun
2023 ini. Sebagaimana diperkirakan oleh para ahli, salah satunya Noriel Roubini, seorang guru
besar ekonomi Universitas New York pada tanggal 17 Oktober 2022 yang lampau kepada
Majalah Time, bahwa dunia akan menghadapi sebuah krisis ekonomi yang sangat berat. Beliau
menyebutnya krisis stagflasi, yakni krisis ekonomi yang belum pernah dihadapi oleh dunia
selama ini. Pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2022 yang belum sepenuhnya berakhir – meski
penduduk yang sudah divaksin dengan tiga kali vaksin atau empat kali vaksin untuk para orang
tua – dan Perang Rusia terhadap Ukraina telah berdampak pada krisis pangan, dan mulai
melambatnya pertumbuhan ekonomi berbagai negara di berbagai belahan bumi ini, bahkan
sebagian negara sudah jauh melemah. Keduanya merupakan beberapa penyebab resesi
ekonomi. Para pemimpin negara sesungguhnya telah mempersiapkan diri, termasuk pemimpin
dan pemerintah negara kita Negara Kesatuan Republik Indonesia dari tahun yang lampau,
tetapi kita tidak tahu apakah dengan rangkaian persiapan itu bangsa kita telah dimampukan
untuk menghadapi perlambatan ekonomi global yang akan terjadi ini. Marilah kita dengan
tekun mendoakan pemerintah kita, supaya beroleh hikmat dari Tuhan. Juga mendoakan
kesatuan seluruh rakyat Indonesia dalam menghadapinya. Dalam catatan sejarah, ketika sebuah
resesi ekonomi terjadi, maka banyak manusia yang akan sangat menderita, terutama orang-
orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Juga menimbulkan perpecahan sampai
menciptakan konflik bahkan perang saudara. Kita doakan agar hal tersebut tidak terjadi di
tengah-tengah bangsa kita.

Di samping itu, sebagai gereja, HKBP sedang menjalankan salah satu hasil keputusan Sinode
Godang ke-66 HKBP 24-27 Oktober 2022, yaitu mulai hari ini, 1 Januari 2023 kita
melaksanakan sentralisasi keuangan untuk meningkatkan pelayanan HKBP ke dalam dan
keluar HKBP, dan juga untuk menanggung perbelanjaan hidup dari seluruh pelayan penuh
waktu HKBP dan para pegawai yang ditugaskan Tuhan melalui Ephorus HKBP, serta untuk
menyukseskan program pelayanan Resort, Distrik, dan Hatopan HKBP. Dari 11 persembahan
HKBP (yakni persembahan IA ibadah minggu, persembahan IB ibadah minggu, persembahan
II ibadah minggu, persembahan kebaktian Wyeik, Persembahan Sermon Kategorial,
Persembahan Perjanjian Perkawinan/Pemberkatan Perkawinan, Persembahan Ibadah
Perjamuan Kudus, Persembahan Ibadah Khusus/Kasual, Persembahan Ucapan Syukur,
Persembahan perpuluhan, Persembahan Bulanan/Tahunan) diserahkan sebesar 55%, paling
lambat pada hari Rabu dalam setiap Minggu ke Hatopan atau Pusat/Sentral HKBP. untuk
membiayai program Resort, Distrik, dan Hatopan, serta membiayai perbelanjaan seluruh
pelayan penuh waktu HKBP dan pelayan yang ditugaskan oleh Ephorus HKBP. Sebanyak
45% dari persembahan tersebut dipergunakan oleh masing-masing jemaat untuk segala
keperluan di jemaat setempat. Jemaat setempat tidak perlu lagi menyediakan anggaran untuk
Resort, Distrik, dan Hatopan serta Belanja pelayan di Jemaat maupun di Resort dari 45%
persembahan tersebut. Tentu, akibat dari resesi ekonomi yang disebutkan di atas, mungkin hati
kita bisa bertanya-tanya, apakah sentralisasi keuangan HKBP ini dapat menyediakan segala
kebutuhan program Resort, Distrik, Hatopan dan Perbelanjaan Pelayan tersebut.

Untuk menghadapi dua kenyataan yang disebutkan itu, yaitu resesi ekonomi dan menjalankan
sentralisasi keuangan HKBP di situasi yang sedemikian ini, ditambah lagi berbagai jenis
tantangan dan rintangan hidup yang kita hadapi masing-masing, kita sebagai orang percaya
tidak dapat bergantung hanya pada kemampuan kita sebagai manusia yang serba terbatas.
Sepenuhnya kita bergantung pada kemahakuasaan Allah, Allah Sang Pengasih dan penuh kasih
karunia. Tuhan adalah kekuatan, yang memampukan kita tiap-tiap pribadi untuk menghadapi
seluruh hal yang akan kita hadapi, serta memampukan HKBP mengerjakan seluruh amanat
Sinode Godang HKBP mulai 1 Januari 2023 ini, yakni melaksanakan Sentralisasi Keuangan
HKBP. Tuhan yang telah menuntun kita melalui Sinode Godang HKBP itu akan membuat kita
rajin, memberdayakan, memberikan semangat, daya dan tenaga bagi kita untuk melaksanakan
Sentralisasi Keuangan itu untuk kemuliaan nama-Nya, dan untuk kemajuan HKBP menjadi
berkat pada setiap Jemaat dan segenap warga HKBP menjadi berkat bagi dunia, melalui
kesediaan kita melakukan Firman-Nya.

Firman Tuhan dalam Mazmur 8:1-10 ini sungguh sangat tepat dan kuat untuk meneguhkan hati
kita akan apa yang kita butuhkan dalam menjalani tahun 2023 ini dalam kehidupan kita masing-
masing pribadi, serta untuk melakukan orientasi pelayanan kita tahun 2023, yang kita sebut
dengan Tahun Profesionalisme dalam Penatalayanan, yang menolong kita melakukan
pelayanan yang bermutu dan sebagus-bagusnya melalui Sentralisasi Keuangan HKBP, serta
memampukan kita mendayagunakan segala kasih karunia Allah yang telah dianugerahkan oleh
Allah kepada kita masing-masing.

Apa saja itu? Itulah yang mengatakan kepada kita, yang menggerakkan hati kita untuk percaya
dan memegang teguh ke-Allah-an Allah kita Allah Tritunggal, yaitu “Allah yang Agung yang
mengasihi segenap manusia.”

Allah itu Agung dan mulia, mulia mengatasi segala langit di atas dan bumi di bawah, di seluruh
dunia ini (ay. 2-3). Keagungan yang tidak hanya untuk kemuliaan-Nya sendiri, tetapi
keagungan yang mengasihi seluruh manusia. Bukan keagungan yang menjauhkan diri-Nya dari
manusia, tetapi keagungan yang justru mendekatkan diri-Nya dengan manusia. Bukan
keagungan yang menggenggam kekuasaan hanya pada diri-Nya sendiri, tetapi keagungan yang
membagikan kekuasaan itu kepada manusia, kepada anak manusia, untuk menggenapi
rancangan-Nya yang mulia dalam diri manusia melalui manusia. Dengan ringkas dapat
dikatakan: Keagungan Allah sesungguhnya demi manusia yang dikasihi-Nya. Bukan
keagungan yang menimpa manusia yang tengah ditimpa oleh berbagai kesusahan hidup. Tetapi
keagungan yang membuat manusia itu hidup, yang dapat kita lihat melalui manusia yang lemah
dan tidak berdaya menjadi manusia yang mulia, manusia yang berharga di hadapan-Nya,
manusia yang menjadi alat di tangan-Nya untuk melakukan segala rancangan-Nya yang besar.
Hal ini yang dijelaskan oleh ayat 4-9 dalam Mazmur 8 ini.

Marilah kita melihat beberapa hal berikut ini, supaya pada akhirnya, iman kita bertumbuh dan
semakin teguh kepada Dia yang memampukan kita menjalani tahun 2023 ini, sebagai anak
manusia dan sebagai anggota dari Tubuh Kristus:

Pertama, di hadapan Allah, walau kita ini berasal dari tanah dan akan kembali menjadi tanah,
Allah yang agung sungguh mengasihi kita, waktu tidak akan berlalu tanpa Allah melakukan
dua hal berikut kepada kita umat yang telah ditebus-Nya dengan sangat mahal melalui Anak-
Nya Yesus Kristus Tuhan kita. Satu, hati Allah mengingat kita, Anda, saya, dia, kita, mereka,
pada saat yang tidak kita sadari, dan tidak ketahui, bahkan pada saat kita sendiri tidak memikir-
mikirkan diri kita sendiri (ay. 5a). Allah yang Agung mengingat kita, untuk mengerjakan apa
yang kita butuhkan dalam kehidupan kita, untuk menyelamatkan kita, untuk memberkati kita,
dari kemulian-Nya yang tidak dapat kita hitung, yakni keagungan-Nya, yang mengatasi seluruh
bumi dan di atas segala langit. Maka, jangan pernah hatimu meremehkan dirimu, merendahkan
kemanusiaanmu. Allah melihatmu begitu berharga. Bukankah sesungguhnya segala hal ini
cukup untuk mendasari keteguhan hati kita menghadapi perlambatan ekonomi, dan melakukan
Sentralisasi Keuangan ini? Sedangkan kita tidak memikirkannya, bahwa kita dapat melakukan
banyak hal, apalagi Allah sendiri yang sedang memikirkan kita, putra-putri Allah yang
ditebusnya dengan mahal. Allah mengingat dirimu, diri kita, diri saya dan semua saudara kita
di dalam tahun 2023 yang penuh dengan ragam kesusahan ini. Semoga hati kita teguh.

Dua, Allah melawat kita (ayat 5b), sampai kepada mengutus Anak-Nya yang tunggal ke
tengah-tengah kita, menjadi daging, dan mengutus Roh Kudus kepada kita, melalui Roh-Nya
tinggal di dalam kita. Allah melawat kita melalui hamba-Nya kita ketika kita sakit, Allah yang
berbicara kepada kita melalui Firman-Nya ketika menjalani hidup kita, yang melawat kita ke
rumah kita masing-masing. Melalui orang tua kita yang menyapa kita dalam kehangatan dan
kelembutan kasih Allah melawat kita. Melalui jemaat, kategorial, majelis jemaat, yang datang
mengunjungi dan mendoakan kita di rumah, di dalam pekerjaan kita maupun di tempat di mana
kita berobat, menyapa kita melalui telepon, dan melalui WhatsApp, kita selalu dilawat oleh
Allah. Allah yang Agung itu tidak membiarkan kita, Allah dalam tahta kemuliaan-Nya, kita di
dunia ini, tetapi Allah melawat kita, bukan hanya kita yang datang berseru kepada-Nya, tetapi
Dia sendiri datang melawat kita. Maka, Allah ada di sisimu, di dalam dirimu, siapkan dirimu
dan hatimu dimampukan Allah untuk menghadapi resesi/perlambatan ekonomi, dan
memampukan kita HKBP menyukseskan Sentralisasi Keuangan itu.

Hal kedua, Allah memahkotai kita dengan kemuliaan (Ibrani: kabod), hampir sama dengan
Allah (ayat 6). Ayat ini berbicara sangat dalam. Allah merindukan kita ikut berada dalam
kemuliaan dan keagungan-Nya. Sebab kita adalah manusia yang berasal dari Allah, maka kita
tidak boleh dikalahkan oleh perlambatan ekonomi, jangan sampai kita menodai kemuliaan
Allah dengan seolah-olah kita tidak sanggup menghadapi tantangan, lalu kita merendahkan
kemuliaan diri kita dan diri sesama kita yang telah diberikan oleh Allah kepada kita. Jangan
kita biarkan seberat apa pun kesusahan untuk merendahkan kemuliaan kita dan kemuliaan
sesama kita. Jangan kita menjual diri kita, jangan kita menjual sesama kita manusia. Sejatinya
kemanusiaan kita adalah meneguhkan, membangkitkan kekuatan hati, bukan sebaliknya. Maka
marilah kita suarakan dan bawa optimisme dalam hidup kita.

Hal ketiga, Allah membangkitkan kita berkuasa atas buatan tangan-Nya (kambing domba,
lembu sapi, binatang-binatang di padang, burung-burung di udara, ikan-ikan di laut dan apa
yang melintasi arus lautan), seluruhnya ditundukkan untuk kita (ayat 7-9). Setelah para ahli
mendalami dengan cukup lama kata 'berkuasa' (Ibrani: timesylehu), akhirnya ditemukan
pengertian yang lebih mendalam mengenai kata ini, yakni penerusan kehidupan, kekuasaan
yang tidak melakukan yang tidak baik kepada ciptaan Allah, tetapi kekuasaan yang menjaga
dan meneruskan kehidupan, supaya berkelanjutan, manusia itu turun temurun. Hal ini jugalah
pegangan kita menghadapi perlambatan ekonomi. Allah telah memberikan kepada kita kuasa,
supaya segala yang diberikan Allah kepada kita beroleh kehidupan, bukan hanya manusia tetapi
alam ciptaan Tuhan, beserta segala yang ada di dalamnya. Hal ini perlu sekali kita perhatikan,
terutama karena di hadapan kita terpampang sebuah bencana yang besar yang akan terjadi jika
dalam 3 tahun ke depan kita tidak sanggup menghentikan panas bumi. Kita harus menjadi
pemimpin dambaan Allah, yang tidak hanya memikirkan diri kita sendiri, tetapi memikirkan
dan mengerjakan yang terbaik kepada ciptaan yang lain, menjadi pemimpin yang menjaga
seluruh ciptaan-Nya dari kerusakan yang berdampak pada kerusakan hidup dan membawa
bencana kepada manusia.
Melalui iman dan pengenalan kita akan Allah, kita percaya kepada keagungan Allah yang
mengasihi kita, yaitu Allah yang mengerjakan hal-hal di atas tadi kepada kita, sehingga kita
semakin dimampukan menjalani tahun 2023 yang penuh dengan pergumulan hidup, sehingga
kita dimampukan untuk melakukan Sentralisasi Keuangan di HKBP menggenapi kehendak-
Nya di dalam dan melalui gereja-Nya yang dikasihi-Nya. Dia adalah Allah yang hati/pikiran-
Nya mengingat kita, yang melawat kita, yang memberi kemuliaan dan wibawa kepada kita,
serta membangkitkan kita berkuasa atas ciptaan-Nya. Kita kuatkan hati kita untuk menjalani
tahun yang penuh dengan kesulitan tetapi yang sekaligus juga dipenuhi oleh keindahan di
tengah-tengah HKBP di dalam dan melalui Sentralisasi Keuangan, untuk semakin meneguhkan
HKBP menggenapi tugas-Nya sebagai Jemaat Kristus dari sejak mengawali tahun 2023 ini
sampai kepada waktu yang akan datang. Amin.

Anda mungkin juga menyukai