Topik:
“ BERJAGA-JAGA DAN BERDOA”
(Lukas 21:36)
I. PERSIAPAN
Keluarga menentukan yang memimpin acara kebaktian; Di dalam kebaktian
diadakan persembahan untuk Huria.
II. KEBAKTIAN
1. PANGGILAN BERIBADAH.
P : Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus! Sungguh besar kasih Allah
yang menibakan kita di tahun 2023 ini. Hanya karena kasih dan
kemurahan-Nyalah yang menyertai kita menjalani tahun 2022 yang
baru berlalu.
S : Terpujilah Tuhan Pemilik kehidupan.
P : Sebagai ungkapan syukur kita bagi Tuhan, marilah kita mempersiapkan
hati dan pikiran kita memasuki ibadah ini. Kita memuji Tuhan dari
BE. 70: 1 – 2 “Naung Salpu Taon na Buruk i”
1. Naung salpu taon na buruk i, Ho ma hupuji Tuhanki.
Ai diramoti Ho tongtong, tondingku dohot dagingkon
Ai diramoti Ho tongtong, tondingku dohot dagingkon
J Sang Pemilik Kehidupan, yang telah menghantar kita memasuki tahun yang
baru, tahun 2023 ini. Kita belum tahu pasti apa yang akan terjadi dan yang
akan kita hadapi ke depan. Menurut prediksi para ahli, tahun 2023
merupakan “tahun gelap” bagi ekonomi dunia, di mana akan terjadi resesi
ekonomi. Namanya saja prediksi, tidak ada kepastian.
Di awal tahun ini, Tuhan membekali kita dengan cara hidup yang benar
dalam menghadapi hal-hal yang tidak bisa kita prediksi. Pertama-tama, dengan
berjaga-jaga. Sebagaimana para murid pada waktu zaman Yesus, mereka diajak
agar tidak larut dalam spekulasi dan prediksi akan apa yang akan terjadi perihal
kedatangan Yesus pada akhir zaman, melainkan mereka diarahkan berjaga-jaga.
Itu artinya tetap sadar, siap sedia dengan berhati-hati, memohon kebijaksanaan
dari Tuhan memperhatikan keadaan atau membaca tanda-tanda zaman.
Sebagaimana disampaikan Yesus pada ayat 29-30 “perhatikanlah pohon ara atau
apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu
dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat”
Kedua, senantiasa hidup dalam doa. Berdoa, berarti mempercayakan
hidup di saat-saat penantian ini dengan tetap percaya bahwa Allah akan menjaga
dan mencukupkan kebutuhan hidup kita. Berdoa memampukan kita tidak
tergoda untuk menyangkali iman ketika harus menghadapi persoalan di masa
penantian ini. Berdoa, berarti berjaga-jaga dengan penuh kewaspadaan,
mendapatkan kekuatan Allah untuk bertahan bahkan luput dari semua yang
harus terjadi di saat-saat penantian itu.
Berjaga-jaga dan berdoa berjalan bersama-sama. Kita harus menata
hidup kita dan doa kita sehingga di kala tantangan dan pergumulan datang
menerpa, kita tetap setia. Ketika Tuhan datang, kita boleh berdiri menyambut-
Nya. Jika manusia hanya dapat berspekulasi mengenai apa yang akan terjadi pada
masa depan, Allah mengetahui masa depan secara pasti, karena Ia Allah yang
Mahatahu. Seperti syair sebuah lagu PKJ. 241:3 yang mengatakan:
“Tak ‘ku tahu‘kan hari esok, mungkin langit ‘kan gelap.
Tapi Dia yang berkasihan, melindungi ‘ku tetap.
Meski susah perjalanan, g’lombang dunia menderu,
dipimpin-Nya ‘ku bertahan sampai akhir langkahku.