Alkitab Remaja
HURIA KRISTEN BATAK PROTESTAN
1
Buku Penelaahan Alkitab
Remaja HKBP
E d isi Juli-Desembe r 2022
Penerbit:
Huria Kristen Batak Protestan
Pemimpin Umum:
Kepala Departemen Koinonia HKBP
Pdt. Dr. Deonal Sinaga
Pemimpin Redaksi:
Kepala Biro Kategorial Sekolah Minggu,
Remaja, Naposobulung
Pdt. Toho Sinaga, S.Th., M.I.Kom.
K orektor Naskah:
Pdt. Kadir Manullang, S.Th.
Cal. Pdt. Ade Ayu Sepanov, S.Si. (Teol.)
Cal. Pdt. Mikhael Sihotang, M.A.
Editor:
Pdt. Nixcon Simanungkalit, M.Ars., M.Th.
D esainer/Layout:
Sitti Aulia Manurung, S.Si.
Alamat Redaksi:
Departemen Koinonia HKBP
Kategorial Sekolah Minggu,
Remaja, Naposobulung
Kantor Pusat HKBP
Pearaja–Tarutung 22413
Telp. (0633) 21707
Fax. (0633) 21596
HP/WA: 0823 6478 8560 (Pdt. Togu Nababan)
Website: https://hkbp.or.id/
K etera ng an F ot o Sampul :
Persekutuan Re m aja H KB P Di s tri k VI I I DK I J aka rt a m e n g ada kan I b adah T riw u lan
sec ara hybrid. Acara I b ad ah b e r l ang s ung p ada S ab t u ( 2 6 / 0 3 / 2 0 2 2 ) , b e rt e m p at di
ge dung Gereja H KB P Ke b ayo r an B ar u m ul ai p u ku l 1 0 .0 0 W I B.
Kata Sambutan
Masa yang paling menyenangkan adalah masa remaja. Di masa-masa inilah para
remaja mengeksplorasi diri, mulai dari bakat, cita, dan cinta. Tentunya, masa-masa
remaja meninggalkan banyak kesan dalam diri seseorang ketika mereka mulai beranjak
dewasa. Kesan yang tertinggal di dalam diri mereka inilah yang akan membentuk
mereka ketika dewasa kelak. Masa remaja juga merupakan masa yang rentan dan
kritis. Di masa mereka melakukan pencarian jati diri, mereka akan mencoba segala
hal, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan terhadap
para remaja, agar mereka tidak terjatuh pada hal-hal yang negatif. Di sinilah peran
serta gereja sangat dibutuhkan.
Berdasarkan hal inilah, Biro Smirna dan Tim kembali menerbitkan Buku PA Remaja
edisi Januari – Juni. kami begitu senang dengan perkembangan Buku PA Remaja
HKBP yang semakin excellence, baik dari segi cover dan layout yang menarik dan
berwarna. Dari segi tulisan, patut diapresiasi semua usaha para penulis yang terkait
untuk meramu bahan-bahan ajar, agar
semakin mudah dipahami dan dicerna
oleh para remaja. Kita juga berharap
kiranya Buku PA ini menjamah
kebutuhan mendasar para remaja.
Akhir kata, kiranya dengan terbitnya
Buku PA Remaja HKBP, gereja semakin
terbantu di dalam pengembangan
pelayanan kepada remaja. Terima
kasih.
3
Kata Pengantar
Salam dalam Nama Tuhan Yesus. Menurut Hurlock (1998), masa remaja merupakan
masa di mana seseorang individu mengalami peralihan dari satu tahap ke tahap
berikutnya dan mengalami perubahan baik secara emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan sebagainya. Perubahan ini mungkin juga dipengaruhi oleh lingkungan
dan perkembangan digital yang sudah mendunia, bahkan di daerah pedesaan
sekalipun para remaja itu sudah hidup dalam segala perkembangan itu. Kenyataanya
perkembangan yang ada di dalam seiringnya dengan perkembangan para remaja itu
juga menawarkan hal-hal yang negatif yang bisa membawa mereka kepada arah yang
tidak baik. Untuk itulah HKBP sebagai gereja juga harus memiliki tekad memberi
perlindungan melalui pelayanan atas mereka supaya bisa terhindar dari pengaruh
apa pun yang tidak baik dalam hidup mereka.
4
Pdt. Andreo Rajagukguk, S.Si, M.Hum., Pdt. Obet Simanungkalit, M.Th., Pdt.
Jusuf Roy Turnip, M.Th., Pdt. Jimmy Tambunan, M.Th., Pdt Pulo Aruan, M.Th.,
Pdt. Tongam Sihombing, M.Th., Pdt. Mixon Simarmata, M.Th., Pdt. Reni Tiar
Purba, M.Th., Pdt. Maruhum Simangunsong, M.Th.
Akhirnya, semoga buku pengajaran ini dapat membantu kita untuk mengembangkan
pelayanan remaja HKBP, dimuliakanlah Tuhan melalui pelayanan Remaja HKBP.
5
Daftar Isi
Kata Sambutan 3
Kata Pengantar 4
Daftar Isi 6
Minggu III Setelah Trinitatis 9
3 Juli 2022
Minggu IV Setelah Trinitatis 12
10 Juli 2022
Minggu V Setelah Trinitatis 15
17 Juli 2022
Minggu VI Setelah Trinitatis 19
24 Juli 2022
Minggu VII Setelah Trinitatis 22
31 Juli 2022
Minggu VIII Setelah Trinitatis 24
7 Agustus 2022
Minggu IX Setelah Trinitatis 26
14 Agustus 2022
Minggu X Setelah Trinitatis 29
21 Agustus 2022
Minggu XI Setelah Trinitatis 31
28 Agustus 2022
Minggu XII Setelah Trinitatis 34
4 September 2022
Minggu XIII Setelah Trinitatis 37
11 September 2022
Minggu XIV Setelah Trinitatis 40
18 September 2022
Minggu XV Setelah Trinitatis 43
25 September 2022
6
Minggu XVI Setelah Trinitatis 47
2 Oktober 2022
Minggu XVII Setelah Trinitatis 51
9 Oktober 2022
Minggu XVIII Setelah Trinitatis 55
16 Oktober 2022
Minggu XIX Setelah Trinitatis 58
23 Oktober 2022
Minggu XX Setelah Trinitatis 61
30 Oktober 2022
Minggu XXI Setelah Trinitatis 64
6 November 2022
Minggu XXII Setelah Trinitatis 68
13 November 2022
Minggu Akhir Tahun Gerejawi 71
20 November 2022
Minggu Advent I 75
27 November 2022
Minggu Advent II 78
4 Desember 2022
Minggu Advent III 81
11 Desember 2022
Minggu Advent IV 84
18 Desember 2022
Minggu Natal I 87
25 Desember 2022
7
8
Minggu III
Sete lah
Trinitatis
3 J uli 2 02 2
Melihat konteksnya, posisi Matius 5: 13-16 ini cukup menarik untuk diperhatikan. Nas
ini diletakkan setelah Tuhan Yesus membicarakan tentang “perasaan” (Mat. 5: 10-
12, berbahagia karena menghadapi penganiayaan oleh sebab melakukan kehendak
Tuhan). Jadi setiap melakukan hal yang baik yang kehendaki Tuhan, ada risiko yang
dihadapi oleh orang Kristen, dengan menghadapi tantangan. Kemudian nas ini
diletakkan sebelum Tuhan Yesus menuntut agar kesalehan pengikut-Nya melebihi
legalisme orang-orang Farisi terhadap Hukum Taurat (5: 17-20, di mana ayat 20
menegaskan bahwa “hidup keagamaan” = kesalehan). Posisi ini menyiratkan bahwa
kehidupan orang percaya akan selalu dipantau oleh orang lain dan dibandingkan
dengan kepercayaan yang lain. Kita tidak hanya diperintahkan untuk menyamai,
melainkan melebihi mereka di dalam kesalehan. Hal ini bukanlah tugas yang mudah,
menjadi garam dan terang dunia, walaupun harus berhadapan dengan tantangan
dan ancaman.
Ayat 13: Yesus memakai gambaran-gambaran yang diambil dari kehidupan sehari-
hari orang sederhana di Galilea seperti garam. Di Palestina, garam diperoleh dari
kolam-kolam yang dangkal, di mana air laut menguap, sampai tinggal garamnya
saja (cara yangmasih dipakai juga di Indonesia). Garam yang diperoleh dari Laut
Ayat 14-16: Kemudian Yesus memakai gambaran pelita yang dipakai di setiap rumah
sederhana di Galilea. Pelita tersebut diisi dengan minyak zaitun dan diletakkan ke
atas kaki dian, supaya sinarnya tersebar lebih luas dan dapat dilihat juga dari luar
seperti yang dikatakan Yesus tentang kota yang terletak di atas gunung. Rumah-
rumah yang diterangi dengan cahaya pelita tersebut akan terlihat dengan jelas dan
merupakan suatu pemandangan yang sangat indah. Namun apabila suatu gantang
(alat pengukur untuk gandum) diletakkan ke atas pelita tersebut, maka pelita itu
akan padam, sehingga kota yang dimaksudkan Yesus itu juga tidak akan terlihat.
Orang Kristen yang sungguh-sungguh mengikut Yesus Kristus juga berperan
sebagai terang, memancarkan cahaya yang sumbernya pasti dari cahaya Kristus,
Terang yang besar tersebut. Pengikut Kristus seharusnya menunjukkan terang itu
melalui perbuatan baik sehingga, Bapa di surga akan dipermuliakan (ay. 16), bukan
dipermalukan. Walaupun Bapa berada di surga (ay. 16 “Bapamu yang di surga”),
tetapi keberadaan Bapa berada di surga akan terlihat jelas melalui kesalehan dari
para pengikut Kristus di dunia. Pendeknya, perbuatan baik dapat menjadi jembatan
bagi orang lain untuk datang kepada Allah (1 Ptr. 2: 11-12; 3: 1-2).
Remaja yang telah menjadi pengikut Kristus terpanggil untuk menjadi garam dan
terang dunia yang dapat berfungsi dan berguna di tengah-tengah dunia ini. Sama
seperti garan yang berfungsi untuk mengawetkan makanan dan memberi rasa
terhadap makanan tersebut, demikian juga kita harus menunjukkan jati diri untuk
mencegah orang-orang di sekitar kita supaya terhindar dari kebusukan (kejahatan
dan ketidakpedulian) serta memberikan rasa yang enak terhadap persekutuan kita.
Demikian juga dengan terang yang memberikan cahaya di tengah-tengah kegelapan,
kita juga dapat berfungsi memancarkan terang yang dari Tuhan kita Yesus Kristus
supaya dapat terlihat dalam persekutuan yang indah. Janganlah kita membuat
kebodohan, dengan menjadikan garam menjadi tawar dan menutupi terang itu,
jika demikian kita menjadikan diri kita tidak berguna dan akan membuat diri kita
menjadi malu dan dibuang dari persekutuan kita. Sama seperti garam yang menjadi
bodoh (tawar), demikian pula kita bertindak konyol jika kita secara sengaja menutup
5. Diskusi:
a. Kepada siapakah Yesus berkata “kamu adalah garam dan terang dunia”
dalam teks dan konteks sekarang?
b. Menurut kamu, apakah fungsi garam dan terang itu?
c. Apakah menjadi garam dan terang dunia itu merupakan tugas yang mudah?
Mengapa?
d. Sebagai murid-murid Yesus, bagaimanakah cara kamu dapat melakukan
tugas menjadi garam dan terang dalam kehidupan ini?
e. Untuk memberikan apresiasi, setiap remaja mencoba membuat apa saja
fungsi garam dan terang dan menghubungkannya dengan segala perbuatan
yang dilakukan sebagai garam dan terang tersebut!
Penyuluh Agama Kristen Fungsional Kantor Kemenag Kabupaten Karimun J.S.K. Erik Estrada, S. STh.
memberikan pembinaan Katekisasi Sidi bagi Remaja HKBP Tebing Barat, Minggu, 10 April 2022.
1. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 267:1,3 “Ya Tuhan Uji Diriku”
2. Doa Pembuka
3. Nas: 2 Timotius 4: 2
4. Pengantar
Remaja sering diperhadapkan pada pilihan, dan biasanya pilihan yang diambil
adalah bagaimana ia merasa senang dan nyaman. Dengan pilihan ini cenderung
membawa seseorang pada posisi keegoisan yang tinggi, bahkan hingga tidak
dapat dikendalikan. Apabila seseorang dalam pilihan ini dipanggil untuk menjadi
pemberita Injil, maka dia akan merasa rugi dan pasti tidak akan bersedia, karena
waktu untuk menyenangkan diri sendiri akan terganggu dan pasti akan terbeban
dengan hal tersebut. Banyak remaja menggunakan waktu masa mudanya hanya
untuk bersenang-senang, menikmati hidup dengan sesukanya bahkan tidak perduli
apakah itu membuat bahagia atau membuat kehancuran bagi dirinya, yang penting
happy dan happy.
Timoteus, seorang yang masih muda berani menentukan pilihan dalam hidupnya
untuk ikut dengan Paulus dalam pekabaran Injil, dan Paulus memanggil dia sebagai
“anakku yang kekasih dan yang setia dalam Tuhan”. Panggilan ini adalah panggilan
yang menunjukkan bahwa Timoteus adalah seorang pemuda yang sudah menyerahkan
hidupnya kepada Tuhan dan dipercayakan oleh Paulus untuk memimpin jemaat di
Efesus. Sebagai pemimpin jemaat yang masih muda, dia juga rapuh dalam perawakan
karena sering jatuh sakit, demikian juga dia cenderung mengalah daripada maju
Dalam nasehat Paulus ini, ada lima kata imperatif yang muncul, beritakanlah
Firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang
salah, tegurlah dan nasehatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Kata
yang akhiran “lah” dari kata kerja imperatif yang muncul di ayat ini; beritakanlah,
siap sedialah, nyatakanlah, tegurlah, nasehatilah. Beritakanlah Firman ini adalah
tugas utama bagi Timotius juga bagi Paulus (1 Tim. 2: 7; 2 Tim. 1: 11). Justru karena
Allah akan menghakimi semua orang sesuai dengan Injil (Rm. 2: 15,16) maka orang-
orang itu perlu mendengar Injil dan bertobat. Besarlah tanggung jawab orang yang
memberitakan Injil (1 Kor. 9:16). Siap sedialah baik atau tidak baik waktunya,
Timotius dan setiap penginjil harus siap memberitakan Injil pada segala waktu.
Tidak menjadi soal apakah waktu itu tepat atau tidak tepat untuknya. Si penginjil
harus memberitakan Injil tanpa membuang waktu, mengingat bahwa waktu apa
yang ditulis (ay. 3). Nyatakanlah apa yang salah, tidak cukup Timotius hanya
memberitakan Injil. Ia juga harus melawan ajaran sesat, karena ajaran sesat itu
akan memalsukan Injil dan meracuni jiwa manusia. Tegurlah apa yang tidak benar
pada kelakuan hidup manusia, tidak boleh dibiarkan, melainkan orang itu harus
ditegur, supaya ia bertobat dan tidak binasa (bdk. Yeh. 33: 8). Dan nasihatilah,
tunjukkanlah jalan-jalan baru untuk hidup orang itu dengan segala kesabaran dan
pengajaran, kesabaran terhadap orang berdosa tidak boleh membawa Timotius
kepada kelengahan, sehingga membiarkan orang itu di dalam dosanya. Orang itu
harus diberi pengajaran tidak boleh dengan sikap sombong, keras dan memandang
rendah orang berdosa, melainkan dengan sikap sabar, karena Timotius harus
menyadari kelemahannya sendiri, ia sendiri juga bukan orang yang sempurna. Jadi
Rasul Paulus menasehati Timoteus di dalam pelayanannya supaya ia lebih sunggung-
sungguh dan rendah hati. Dalam hal ini dia mampu mengendalikan emosinya dalam
memberitakan Firman Tuhan dan menegur kesalahan dengan sungguh-sungguh.
Sama halnya dengan Timoteus, remaja juga dinasehati oleh Paulus supaya
memberikan masa mudanya untuk memberitakan Injil. Yang pasti tantangan pasti
menghadangnya, baik dari dirinya sendiri maupun dari luar dirinya. Sifat keegoisan
yang selalu mendorong supaya menikmati masa mudanya dengan kenikmatan
dan kesenangan dunia. Namun panggilan Tuhan harus didengarkan dengan
mempertimbangkan waktu yang Tuhan berikan adalah terbatas. Karena waktu
juga berjalan dengan cepat, maka selagi masih muda, beritakanlah Injil setiap saat
melalui perkataan dan perbuatan yang sesuai dengan kehendak Tuhan.
Kitab Lukas 12:13-21 berisi tentang nasihat Yesus kepada para murid-murid-Nya
yaitu nasihat untuk lebih mengutamakan harta surgawi daripada harta duniawi.
Harta duniawi adalah keinginan untuk mendapatkan dan memiliki lebih materi dari
sejumlah materi yang sudah dimiliki oleh seseorang. Sifat ini dapat disebut juga
dengan ketamakan. Ketamakan yang dimiliki oleh seseorang membentuk karakter
yang buruk bagi seseorang karena berakibat negatif bagi orang-orang yang ada di
sekelilingnya. Hal negatif yang diakibatkan adalah munculnya sifat egoisme yang
hanya mementingkan kebutuhan, keinginan, dan keberadaan diri sendiri tanpa
memperdulikan orang lain yang ada di lingkungannya.
Terdapat beberapa contoh tokoh yang memiliki sifat yang lebih cinta kepada harta
duniawi di dalam kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, yaitu Yudas Iskariot yang
menjual Yesus seharga 30 keping perak dan kasus Gehazi yang merupakan hamba
Elisa yang menerima upah secara diam-diam dari Naaman karena kesembuhannya.
Melalui kedua kisah ini kita dapat mempelajari bahwa ketamakan mengakibatkan
kecerobohan yang dapat merugikan orang tersebut. Setelah Yudas menjual Yesus
pada akhirnya dia tidak dapat menikmati uang tersebut bahkan Yudas Iskariot
merasa menyesal dan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri
Permasalahan soal cinta kekayaan tidak hanya terdapat di dalam Alkitab PL dan PB
tetapi menjadi persoalan yang menciptakan permasalah di zaman revolusi industri
4.0. Seorang filsuf yang bernama Karl Marx menyatakan “Materi merupakan sesuatu
yang harus dicari oleh manusia, materi mampu menghidupkan, mengembangkan,
dan membahagiakan manusia” materi merupakan sesuatu yang bermanfaat untuk
kehidupan manusia namun yang menjadi permasalahannya adalah saat materi
diperoleh dengan cara yang tidak tepat dan keinginan yang berlebihan terhadap
materi. Karena itu manusia harus mengejar materi dengan cara bekerja.
Harta benda yang dimiliki pemilik tanah dalam kitab Lukas ini menyebabkan dia jauh
dari komunitas dan terisolasi dari masyarakat ini tampak pada ayat 17 dan 19, di
mana pemilik tanah tersebut tidak memiliki teman untuk diajak berdiskusi tentang
bagaimana dia harus menyimpan hartanya tersebut. Keterasingan pemiliki tanah dari
lingkungannya seolah-olah Yesus ingin menggambarkan bahwa katamakan dan cinta
terhadap harta benda dapat menciptakan kehampaan dalam kehidupan seseorang.
Di dalam ayat 13 terdapat penjelasan tentang permohonan orang itu kepada Yesus
agar warisan dapat diperolehnya. Permohonan untuk memperoleh warisan seolah-
olah orang tersebut belum mendapatkan warisan atau warisan yang diperolehnya
belum banyak sehingga dia ingin menambahkannya. Pada ayat ke 15 kemudian Yesus
memperingatkan orang tersebut dan semua orang yang mendengar percakapan
tersebut bahwa sumber kehidupan bukan dari kekayaan yang berlimpah-limpah,
tetapi dari Allah sendiri. Karena kelimpahan akan harta dan kekayaan berasal dari
Allah sehingga semua kehidupan manusia tergantung sepenuhnya kepada Allah.
Ketamakan menciptakan suasana bahwa harta adalah segalanya namun melalui
perumpaan dalam kitab Lukas 12: 13-21 bahwa Allah sumber dari kehidupan yang
dapat menjamin kehidupan manusia.
Pada ayat ke 16-21 orang yang digambarkan dalam perumpamaan ini bahwa sepanjang
hidupnya orang tersebut selalu berusaha mengumpulkan kekayaan duniawi, suatu
saat hidupnya dapat diambil oleh Tuhan. Dalam perumpamaan ini, dikisahkan bahwa
orang kaya ini mendapat suatu hasil panen yang sangat melimpah ruah, sehingga ia
merencanakan untuk merombak tempat penyimpanan hasil panennya menjadi lebih
besar lagi demi menampung hasil panen yang didapatnya.
Melalui nas ini maka relevansi yang dapat menjadi pembelajaran yang sangat berharga
di dalam kehidupan ini adalah bahwa kesempatan yang diberikan Tuhan kepada kita
berupa kekayaan dan harta duniawi dipergunakan untuk menolong dan membantu
orang lain. Jika kekayaan tersebut tidak dapat kita pakai untuk menjadi saluran
berkat bagi kehidupan orang lain maka kapan saja harta duniawi tersebut akan lenyap
seketika. Harta benda bukanlah sesuatu yang salah jika diperolah dan digunakan
untuk mendatangkan kebaikan karena pada hakikatnya manusia membutuhkan
harta, benda dan uang untuk menjalankan kehidupannya di dunia ini namun yang
menjadi permasalahan adalah ketika seseorang memiliki hasrat yang begitu besar
untuk memperoleh harta benda dengan cara yang salah dan dipergunakan untuk
kepentingan diri sendiri. Serta menggantungkan seluruh kehidupannya terhadap
harta benda yang dimilikinya seolah-olah dia tidak membutuhkan Tuhan dan orang
lain dalam kehidupannya. Oleh sebab itu melalui nas ini marilah kita menjauhkan
kehidupan kita dari sifat ketamakan serta menggantungkan seluruh kehidupan kita
kepada Tuhan.
Persekutuan Remaja HKBP Rawamangun menggelar acara kebersamaan dalam bentuk Penelaahan
Alkitab atau PA. Acara yang dikemas kreatif diadakan di Gedung Gereja pada Hari Sabtu (16/10/2021)
mulai pukul 16.00 WIB.
Setiap kita manusia tentu memiliki kekhawatiran, baik itu dalam hal karir atau pun
dalam kehidupan kita sehari-hari. Mengenai apakah hari ini akan berjalan dengan
baik atau hari ini harus kita hadapi dengan berbagai permasalahan dan ketakutan.
Demikian juga yang terjadi pada orang-orang yang dibuang ke Babel pada saat
itu, mereka mulai mempertanyakan apakah Allah tidak setia lagi dan membiarkan
mereka menderita umat-Nya menderita terus menerus dan apakah Allah tidak akan
meloloskan umat-Nya dari kuasa Babel dan dewa-dewanya.
Yesaya 40-55 merupakan karya seorang nabi yang ada pada zaman pembuangan,
yakni seorang nabi lain daripada Yesaya bin Amos. Dalam pasal-pasal ini memuat
mengenai firman Allah yang ditujukan pada orang-orang yang saat itu terbuang ke
Babel sebelum kerajaan jatuh ke tangan raja Parsi, yakni Koresy (538 SM). Yesaya
40-55 ini berbicara mengenai bagaimana memberitakan keselamatan Allah dan juga
mengenai memuji dan berdiskusi mengenai Allah. Yesaya 41: 8-10 ini ditujukan bagi
orang-orang buangan yang saat itu meragukan penyertaan Allah dalam kelangsungan
hidup mereka, mereka mulai mempertanyakan kesetiaan Allah dan juga penyertaan
Allah. Selain itu banyak juga yang berani untuk percaya dan mencari pertolongan
entah itu kepada dewa-dewa alam yang ibadah tidak pernah hilang di Palestina,
Beberapa dari mereka yang masih percaya dan setia kepada Allah pada saat
itu memunculkan renungan atas sejarah dengan menyatakan bahwa “hal yang
tersembunyi adalah pada Tuhan Allah kita, sedangkan hal-hal yang nyata ada bagi
kita dan juga pada anak-anak kita, agar kita memelihara segala firman dan hukum
Allah”. Selain itu juga mereka meyakinkan diri mereka untuk tetap setia kepada
Allah melalui kesadaran mereka bahwa Tuhan berulang kali memperingatkan orang
jahat melalui nabi-nabi yang dipilihnya untuk menghukum dan dan membawa orang-
orang jahat itu untuk percaya dan taat. Dalam Yesaya 41: 8-10 ini dijelaskan bahwa
Allah sangat mengasihi umat pilihan-Nya, yakni Israel yang merupakan keturunan
Abraham. Abraham disebut sebagai “sahabat Allah” oleh karena iman dan juga
ketaatannya kepada perintah Allah. menunjukkan bagaimana janjinya kepada Israel,
untuk tidak takut dan khawatir, karena Allah akan menguatkan, menolong, dan
Allah juga akan menopang orang-orang yang setia kepadanya, terlebih Allah akan
mengasihi umat-Nya yakni Israel. Meskipun Israel terancam akan dibuang seperti
logam yang tidak murni, tetapi Tuhan berjanji kepada bangsa itu bahwa Allah tidak
akan membuang mereka, tetapi Allah berjanji akan menyucikan bangsa itu hingga
mereka belajar dan mau menaati perintah Allah. Selain itu, dalam ayat 10 juga
dituliskan bahwa Allah menyatakan bahwa Ia akan menenangkan bangsa itu dari
ketakutan dan juga Allah akan menjauhkan mereka dari kecemasan bangsa Israel
saat itu, selain itu Allah menjanjikan untuk tetap bersama mereka, menguatkan dan
akan membantu serta menopang bangsa Israel.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, tentu kita juga sering merasakan khawatir dan
meragukan kehidupan kita. Kita akan berfikir apakah hari ini akan diisi dengan hal-
hal yang membuat bahagia atau hari ini akan diisi dengan hal-hal yang membuat
marah, sedih, dan takut. Terlebih jika kita melihat dalam keseharian kita bagaimana
kita khawatir akan nilai ujian, apa yang akan kita makan hari ini, apakah hari ini ada
yang peduli kepada kita atau apakah kita akan di jauhi oleh teman-teman karena
sesuatu hal? Hal-hal ini akan terus berada di pikiran kita. Namun kita sebagai orang
Kristen yang percaya dan sudah diselamatkan oleh Kristus Yesus, kita tidak perlu
khawatir akan segala sesuatu yang akan terjadi di dalam kehidupan kita, karena
Allah sudah mengatur bagaimana dan apa saja yang akan terjadi di setiap kehidupan
kita masing-masing.
Allah tidak akan membiarkan umat-Nya menderita dan ketakutan, Allah juga tidak
akan memberikan cobaan kepada umat-Nya melebihi kemampuan umat-Nya. Allah
akan selalu menyertai kita dan Allah akan memenuhi segala sesuatu yang kita perlukan,
bukan manusia yang mengatur segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupannya,
bukan manusia juga yang dapat memaksakan kehendaknya untuk memiliki sesuatu
6. Nyanyian Bersama KJ. No. 282: 1-2 “Seluruh Umat Tuhan OlehNya Dikenal”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama KJ. No. 400: 1 “Kudaki Jalan Mulia”
9. Doa Bapa Kami
1. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 588: 1,3 “Hai Mari Sembah”
2. Doa Pembuka
3. Nas: Amsal 2: 1-6
4. Pengantar
Mencari dan memperoleh bukanlah hal yang mudah. Terlebih yang dicari adalah
suatu hal yang berharga. Tentunya kita akan mengalami banyak proses dan rintangan
untuk memperoleh sesuatu yang kita cari. Demikianlah dalam hal mencari hikmat.
Hikmat dapat berarti: pengertian, kebijakan, atau bijaksana. Hikmat sangat penting
dalam kehidupan setiap individu, yaitu untuk memberikan kualitas lebih kepada
kehidupan.
Kitab Amsal adalah suatu kitab yang termasuk dalam kumpulan “sastera hokmah”
(hikmat) di dalam Perjanjian Lama, bersama-sama dengan kitab Ayub dan
Pengkhotbah. Kitab Amsal bertujuan untuk menunjukkan bagaimana manusia hidup
sebagai orang yang baik dan saleh menurut kehendak Tuhan. Amsal pasal kedua
ini adalah bagian dari pendahuluan yang berisikan panggilan kepada anak-anak
muda supaya mencari hikmat. Hal inilah yang diajarkan oleh Salomo sebagai penulis
kitab Amsal kepada para pembaca. Dia ingin mengajak kita untuk mencari hikmat
Allah, karena hikmat berasal dari Allah (ay. 6). Bagaimana caranya? Pertama, kita
harus memperhatikan firman Allah dengan baik, menyimpan perkataan Allah dan
mencondongkan telinga dan hati kepada-Nya. Sebab itulah perkataan hikmat, yang
dapat memberi hikmat kepada kita dan menuntun kita kepada keselamatan (ay.
1-2). Kedua, kita harus banyak berdoa (ay.3). kita harus berseru, bagaikan bayi
Menurut Alkitab, Tuhan adalah satu-satunya yang berhikmat dan bijaksana, namun
ketika kita meminta hikmat dan kebijaksanaan, Dia dalam belas kasihan-Nya akan
memberikan. Dalam pengertian ini, ketika manusia ingin memiliki hikmat, ia harus
memintanya kepada Tuhan. Hikmat yang akan kita peroleh adalah pengertian takut
akan Tuhan dan mendapat pengenalan akan Allah, sehingga kita akan mengenal
Allah dan karakter Allah akan semakin nyata dalam diri kita. Orang berhikmat akan
memiliki kualitas hidup yang baik. Orang berhikmat akan memelihara hidup dalam
kebenaran dan kedamaian. Orang berhikmat akan berjalan di jalan lurus, di mana
langkahnya tidak akan terantuk. Orang berhikmat akan mendengar, menyimpan dan
menjunjung Firman Tuhan. Orang berhikmat akan berjalan lurus dan tidak terganggu
oleh kejahatan. Untuk itulah, sebagai orang muda kita perlu menyadari bahwa
hikmat begitu penting di dalam hidup. Karena hikmat dapat membuat kehidupan
menjadi berkualitas dan indah. Maka mintalah hikmat kepada Allah yang merupakan
sumber hikmat, maka engkau pun akan memperoleh hikmat yang daripada-Nya.
5. Diskusi
a. Bagaimana saudara/i memaknai kata hikmat?
b. Menurut saudara/i apakah penting hikmat dalam kehidupan manusia, dan
apa alasan saudara/i?
c. Sudahkah saudara/i menjadi orang muda yang berhikmat? Berikan
pengalamanmu tentang hikmat.
6. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 30: 1-2 “Yesus B’rikanlah Roh
Hikmat”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 481: 1-2
“Tekuni Dan Berbuatlah Terus”
9. Doa Bapa Kami
Menghakimi adalah salah satu pekerjaan yang paling mudah. Tak perlu belajar
formal atau sekolah tinggi untuk mampu menghakimi orang lain. Sangat mudah
untuk kesalahan dan kekurangan orang lain, bahkan yang terkecil sekalipun.
Tetapi kesalahan dan kekurangannya sendiri, tak dapat dilihat, bahkan yang
terbesar sekalipun. “Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?” (Luk. 6: 41). Pengajaran
ini disampaikan oleh Yesus sebagai lanjutan dari khotbah Kristus di bukit, yang
berisi tuntunan agar beperilaku baik dan benar di hadapan Allah atau di hadapan
manusia. Di sini Yesus mengajarkan bagaimana kita harus menjaga perilaku kita
berkenaan dengan kesalahan-kesalahan orang lain. Ungkapan-ungkapan Yesus ini
sepertinya dimaksudkan sebagai teguran bagi para ahli Taurat dan orang Farisi,
yang menganggap diri saleh dan benar.
Perihal menghakimi dan menghukum, ada orang yang bertugas untuk menghakimi dan
menghukum, misalnya para hakim. Larangan ini dimaksud agar kita tidak menghakimi
saudara kita, bertindak sewenang-wenang dan berkuasa atas kehidupan orang
lain, karena kita sendiri juga tidak ingin mereka bersikap demikian terhadap kita.
Janganlah kita menghakimi dengan gegabah atau menjatuhkan penghakiman kepada
Seberapa mudahkah kita menghakimi dan melihat kesalahan orang lain? Saat mulut
kita hendak mengeluarkan kata-kata penghakiman atau celaan, berhentilah sejenak.
Mari dengan kerendahan hati, kita minta Tuhan menunjukkan kepada kita dosa yang
harus kita lihat dan akui. Mari kita intropeksi diri sebelum kita mampu menghakimi
orang lain. Menghakimi orang lain adalah kebiasaan buruk dan harus dibuang.
Untuk itu, marilah kita meminta agar Tuhan memampukan kita untuk berkata dan
berperilaku yang benar kepada sesama kita.
5. Diskusi
a. Bagaimana anda dapat memahami kata jangan menghakimi berdasarkan
teks?
b. Pernahkah anda menghakimi orang lain? Bentuk penghakiman apa saja yang
pernah anda berikan?
c. Sebagai remaja gereja, bagaimana cara anda agar tidak menghakimi orang
lain?
6. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 668: 1-2 “Tuhan ‘Pabila Tutur
Kataku”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 713: 1-2 “Tuhan Bimbing
Hamba-Mu”
9. Doa Bapa Kami
Sebagai seorang Kristen, secara umum pengenalan akan Yesus selalu hadir dalam
kisah-kisah yang penuh kebahagiaan. Misalnya, kisah Yesus yang menyembuhkan
orang yang sakit kusta, Yesus yang mencelikkan mata yang buta, Yesus yang
menyembuhkan orang lumpuh, Yesus yang memberi makan lima ribu orang hanya
dengan 5 roti dan 2 ikan, Yesus yang dapat menyembuhkan orang tuli, dan
kisah-kisah spektakuler lainnya. Pengenalan akan Yesus yang hanya demikian
sering sekali melemahkan harapan orang-orang Kristen bila kenyataan/ realitas
mempertontonkan betapa beratnya hidup berjalan sebagai pengikut Yesus. Yesus
sendiri bahkan tidak pernah menjamin kebahagiaan dan hidup enak kepada siapa
saja yang ingin mengikuti-Nya. Bahkan Yesus sendiri mengatakan kepada setiap
orang yang mau mengikut Dia harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut
Dia (lih. Mat. 16: 24, Mrk. 8: 34, Luk. 9: 23). Memutuskan untuk memilih mengikut
Yesus memang memiliki konsekuensinya tersendiri, namun bersama Yesus tidak
pernah mengecewakan.
Teks ini (Mrk. 10: 28-31) merupakan lanjutan dari perikop sebelumnya (10: 17-
27). Saat itu Yesus berangkat melanjutkan perjalanan-Nya dan seseorang berlari
menemui-Nya sambil bertelut. Orang itu meminta petunjuk kepada Yesus bagaimana
caranya agar memperoleh hidup yang kekal. Menurut penjelasannya, ia telah
Saat itulah Petrus mengatakan kepada Yesus bahwa mereka telah meninggalkan
segala sesuatu dan mengikuti-Nya. Perkataan ini seolah ingin mempertanyakan
apakah yang akan menjadi upah bagi mereka yang telah meninggalkan segala sesuatu
dan mengikuti-Nya? Yesus memberikan jawaban yang luar biasa. Yesus memerinci
kehilangan yang akan dialami pengikut-Nya, yaitu:
· Kekayaan duniawi; rumah disebutkan yang pertama dan ladang yang terakhir.
Orang yang meninggalkan rumahnya sebagai tempat tinggal dan ladang sebagai
sumber penghidupannya, akan membuat dirinya menjadi pengemis dan terlunta-
lunta. Cara hidup ini banyak dipilih orang-orang Kudus untuk mendapatkan
kerajaan surga.
· Keluarga batih; ayah dan ibu, anak-anak, saudara laki-laki dan perempuan. Ujian
terbesar bagi ketabahan hati seorang yang baik adalah kasihnya kepada Yesus
harus bersaing dengan kasih yang sah menurut hukum, yaitu yang merupakan
kewajibannya. Meninggalkan mereka yang dikasihi untuk mengikut Yesus
bukanlah harga yang murah. Kehilangan itu begitu besar. Bukan penderitaan,
tetapi alasan, yang membuat seseorang menjadi martir.
Para murid menuntut lebih banyak dari apa yang mereka tinggalkan demi Kristus.
Oleh sebab itulah Yesus menjelaskan bahwa sekalipun mereka adalah murid-murid-
Nya yang terdahulu, namun akan ada murid-murid lain yang dipanggil dan dipilih,
seperti Paulus, yang bekerja lebih keras daripada rasul lainnya (1 Kor. 15: 10). Itulah
Yesus memanggil dan memilih setiap orang, anda dan saya, untuk mengikut Dia.
Menjadi pengikut Yesus bukanlah jaminan untuk hidup bahagia dan jauh dari
penderitaan, namun yang bergantung sepenuhnya pada penyertaan-Nya, akan
dimampukan. Saat mengikut Yesus, pengorbanan yang anda lakukan tidak akan sia-
sia. Kehidupan kekal adalah upahnya, sesuatu yang tidak dapat dibandingkan sejajar
dengan apapun yang diperoleh di dunia ini. Sekalipun anda masih muda, anda dapat
menjadi pengikut Yesus melalui sikap hidup sehari-hari, di rumah, di sekolah, di
gereja, di masyarakat. Yesus adalah pilihan yang terutama melebihi pilihan-pilihan
lain yang ada di dunia ini.
5. Diskusi
a. Anda adalah pengikut Yesus. Bagaimana tanggapan anda atas pernyataan
tersebut?
b. Apa tantangan terbesar dalam mengikut Yesus?
c. Pengorbanan apa yang pernah anda lakukan selama menjadi pengikut Yesus?
d. Bagaimana cara menjadi pengikut Yesus yang sesungguhnya?
e. Kategorial remaja/ peserta PA diminta memberikan contoh dari dirinya
sendiri tentang sikapnya sebagai pengikut Yesus, yang dilakukannya
seminggu ini.
f. Kategorial remaja/ peserta PA diminta menemukan sikap pengikut Yesus
yang ada dalam diri temannya.
Menyembah Allah adalah sikap hidup yang terikat kuat dalam diri setiap orang. Salah
satu tujuan penciptaan manusia adalah membangun hubungan dengan Allah, melalui
penyembahan. Tidak jarang, manusia kesulitan memahami bagaimana melakukan
penyembahan yang benar. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya
kurangnya pemahaman, kesadaran diri yang minim, kepercayaan terhadap yang
disembah, godaan dari luar dirinya yang membuat manusia lebih memprioritaskan
yang lain dan mengabaikan penyembahan kepada Allah, dan lain sebagainya. Dewasa
ini sikap menyembah Allah mengalami tantangan tersendiri, sebab manusia kuat
dipengaruhi oleh keduniawiannya. Ditambah lagi, menyembah Allah di dalam roh dan
kebenaran, sesuatu yang dianggap sulit dan mustahil, khususnya bagi orang-orang
muda. Fenomena inilah yang membuat beberapa orang muda terkadang menjadikan
penyembahan kepada Allah hanya sebagai formalitas, sebatas ritual.
Teks ini (Yoh. 4: 23-24) ada dalam kisah pertemuan dan pembicaraan Yesus dengan
perempuan Samaria. Yesus memberikan petunjuk kepada perempuan Samaria itu
tentang penyembahan seperti apa yang dikehendaki oleh Allah, yaitu penyembahan
dalam Roh dan Kebenaran. Mengapa menyembah Allah harus di dalam Roh? Sebab
Keduanya (Roh dan Kebenaran) adalah unsur Allah yang ada di dalam diri manusia.
Keduanya memampukan kita mengenal kehendak Allah sekaligus mengenal kelemahan
kita yang sepenuhnya bergantung kepada Allah. Di sinilah Allah menghendaki
penyembahan kepada-Nya dilakukan sepenuh hati, setulus hati, untuk kemuliaan
Allah. Itulah yang dikehendaki oleh Allah. Demikianlah bahwa penyembahan kepada
Allah selalu berpusat di hati manusia, relasinya dengan Allah, bukan pada tempat
penyembahan yang dibangun sedemikian rupa.
Penyembahan kepada Allah adalah gambaran pengenalan akan Allah yang disembah
dalam Roh dan kebenaran. Setiap orang dapat menyembah Allah melalui sikap
hidupnya: melakukan segala sesuatu sesuai dengan suara Roh Allah dan jalan
kebenaran yang diajarkan oleh Yesus. Menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran
dapat membentengi manusia dari penyembahan yang kosong dan sekadar rutinitas.
5. Diskusi
a. Mengapa harus menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran?
b. Bagaimana anda dapat menyembah Allah dengan hidupmu?
c. Bagaimana mempertahankan penyembahan yang baik dengan Allah?
Konsep para murid Yesus tentang Mesias dan Kerajaan Allah masih belum
sepenuhnya benar, karena itulah Yesus memberikan pengajaran melalui Firman
Tuhan ini agar mereka memiliki konsep yang benar. Mesias itu adalah mesias yang
datang untuk menderita karena menebus dosa manusia di kayu salib, itulah misi
Yesus yang disampaikannya kepada para murid-Nya untuk meluruskan cara berpikir
mereka. Dengan menerangkan demikian maka Yesus sesungguhnya juga hendak
mempersiapkan para murid untuk siap dengan segala risiko dalam mengikuti-Nya.
Dalam Lukas 9: 23-24 ini ditekankan bahwa kepentingan atau kehendak pribadi
tidak lagi menjadi hal yang diutamakan dalam hidup seorang pengikut Yesus.
Menurut Henry C Thiessen mengemukakan bahwa “kita (orang percaya),
memuliakan Dia dengan kehidupan yang saleh”, dengan demikian tidak lagi
mengikuti kehendaknya sendiri (segala keinginan dan seluruh hawa nafsu) tetapi
lebih cenderung melakukan segala sesuatu yang menjadi kehendak Tuhan dalam
kehidupannya, yaitu mengikuti Dia dan memuliakan Dia dengan hidup kudus dan
berkenan dihadapan Allah (di dalam Kristus).
3. Mengikut Aku. Ketika kita mengikuti seseorang berarti kita berada di belakangnya
dan meniru segala yang dilakukan orang yang ada dihadapan kita, misalnya
ketika dia berjalan ke kiri maka kita juga berjalan ke kiri, ketika di ke kanan
kita ke kanan, dst. Demikianlah langkah akhir yang berlangsung secara kontinu
(terus menerus) dalam hidup orang Kristen, yaitu bahwa pengikut Yesus harus
merefleksikan karakter, tindakan dan keinginan Allah dalam kehidupannya setiap
harinya dan ini berlangsung sampai akhir hidupnya.
Banyak manusia yang masih memahami mengikut Yesus seperti mengikuti les
tambahan, konser band, atau bahkan seperti mengikuti BPJS, di mana semua
berkaitan dengan keinginannya, sukacitanya dan kepentingan hidupnya. Sehingga
ketika tidak lagi berkenan di hatinya manusia merasa manusiawi atau wajar-
wajar saja untuk meninggalkan atau mengabaikan Tuhan dan ajaran-Nya. Padahal
mengikut Tuhan membutuhkan komitmen karena berlangsung seumur hidup dan di
segala situasi.
Banyak anak muda yang menjadi Kristen karena orang tuanya Kristen dan lebih parah
lagi orang tuanya tidak pernah memperkenalkan Tuhan kepada anaknya sehingga
anaknya menjadi Kristen KTP (Kristen Tanpa Pengenalan). Inilah yang membuat
banyak anak muda dengan mudahnya mengkhianati dan meninggalkan Tuhan
hanya karena pekerjaan ataupun cinta. Melalui Firman Tuhan ini, Yesus hendak
meluruskan pola pikir kita sebagaimana Dia meluruskan pola pikir para murid-Nya.
Agar kita tidak dengan mudahnya meninggalkan Dia dan agar kita semua dapat
beroleh keselamatan yang telah dipersiapkannya bagi kita semua yang dikasihi-Nya.
5. Diskusi
a. Mengapa kamu menjadi Kristen?
b. Menurutmu langkah mana yang terberat dalam mengikut Yesus?
c. Apa salib yang kau hadapi saat ini sebagai pengikut Yesus?
6. Nyanyian Bersama KJ. No. 372: 1,3 “Inginkah Kau Ikut Tuhan”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama KJ. No. 422: 1 “ Yesus Berpesan”
9. Doa Bapa Kami
Konteks ayat ini tidak dapat dilepaskan dari konteks Ibrani pasal 4 secara keseluruhan,
yaitu tentang perhentian Allah (God’s rest) (ay. 3). Ada kisah masa lalu yang menjadi
perhatian dari penulis kitab Ibrani, yaitu orang-orang Israel pada zaman Keluaran
yang tidak masuk ke perhentian Allah. Penulis kitab Ibrani mengingatkan agar
tidak mengulang kesalahan yang sama seperti orang Israel. Penulis kitab Ibrani
mengingatkan agar bangsa Israel memercayai Tuhan meskipun mereka dianiaya,
dan Firman Allah sesungguhnya sangat berkuasa untuk menghantarkan mereka
sampai ke sana. Mengapa firman Allah?
Nas Ibrani 4 ini berbicara tentang akhir zaman dan menghubungkannya dengan
kuasa firman Allah. Seperti kita ketahui bahwa mulai dari penciptaan segala sesuatu
bermula dari firman dan firman itu adalah Allah (Yoh. 1: 1). Dengan demikian di
mana saja firman itu berada atau ditaburkan maka sesungguhnya di situlah Allah
ada. Ketika firman Allah dinyatakan dan dikatakan maka sesungguhnya Allahlah
yang menyatakan dan berkata ditempat itu melalui firman tersebut. Oleh karena itu,
mungkin saja kita pernah merasa sepertinya khotbah atau renungan yang kita dengar
sangat mengena pada diri kita, sehingga membuat kita terkadang sakit hati kepada
Saat ini firman Allah sudah dapat kita baca di mana saja, bukan hanya di Alkitab atau
Bibel yang kita miliki di rumah, bukan hanya di Gereja saja ketika ada persekutuan,
tetapi juga ada di media-media sosial, juga ada bahkan aplikasinya. Semakin banyak
kemudahan bagi kita untuk semakin mengenal Tuhan melalui firman-Nya. Namun
ternyata kemudahan itu justru semakin mengurangi makna dan kuasanya di hadapan
kebanyakan manusia saat ini. contohnya: ketika Alkitab dibawa dan dibaca dari HP
ke Gereja dan justru memakainya menjadi topeng untuk bermain game online atau
membalas whatsapp/chat ketika ada persekutuan di Gereja, ketika banyak khotbah
di youtube dan berbagai media sosial yang bukan diambil maknanya namun hanya
disebar saja untuk menciptakan image religious di mata teman medsosnya, dan masih
banyak contoh lain yang menunjukkan masih banyak manusia yang belum merespons
Tuhan dengan serius.
Untuk segala ketidakseriusan kita dalam merespons firman Tuhan, tidak ada
manusia yang mengetahuinya. Karena pengkhotbah yang berkhotbah di tempat
tinggi sekalipun tidak tahu apakah kita melihat Alkitab atau bermain game, teman
di samping kita pun tidak tahu apakah kita mendengarkan khotbah atau sedang
melamun dengan tatapan kosong. Namun Tuhan yang berbicara melalui firman-Nya
itu tahu betul, karena tidak ada satu pun atau siapa pun di dunia ini yang mampu
menyembunyikan apapun dari Tuhan. Segala sesuatunya diketahui Tuhan dan segala
respons kita itu harus kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan (ayat 13).
Oleh karena itu, melalui Firman Tuhan ini Tuhan berbicara kepada kita menuntun
remaja Tuhan agar semakin menghargai firman Allah. Ketika firman itu dinyatakan,
dengarkan dengan sepenuh hati dan berusahalah untuk melakukannya dalam
kehidupan kita. Karena sesungguhnya firman itulah yang akan menuntun kita kepada
sukacita di dalam Tuhan.
5. Diskusi
a. Apakah menurut anda firman itu memang hidup? Sebutkan alasannya.
b. Pernahkah anda mengikuti persekutuan dan merasa firman itu menjawab
pergumulanmu dan pertanyaan hidupmu? (Jika ada diantara anggota mau
TOLAK NARKOBA: Kepala Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNN Kota
Pematangsiantar, Dewi Sartika Tarigan SE (keempat dari kiri) bersama Pendeta Resort HKBP Petra
Pematangsiantar, Pdt Henrido Gunawan Sitanggang MDiv (keempat dari kanan), St Melanthon
Sipahutar SPd MSi, St Drs Lastum Lumbangaol, St Jamara RJ Manik MEc Dev dan remaja HKBP Petra
Pematangsiantar foto bersama dengan pose tolak narkoba di gereja HKBP Petra Pematangsiantar,
Minggu, 28 November 2021.
Masa remaja adalah masa yang paling sulit dan sangat rentan terpengaruh terhadap
arus perkembangan globalisasi atau terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yang dapat membawa para remaja ke arah krisis moralitas, misalnya
pergaulan bebas, tauran, minum-minuman keras, narkoba, dll., hingga menyusahkan
atau meresahkan orang tua dan masyarakat sekitar. Persoalan tersebut tidak jarang
kita temui dalam kehidupan sehari-hari di mana sebagian besar para remaja masa
kini telah diperhamba oleh roh-roh keinginan duniawi. Di lain pihak para remaja
juga cenderung bersifat egois yang menganggap dirinya paling benar, paling tahu
segalanya, gampang melontarkan kritikan terhadap sesama maupun kepada orang
lain dan yang paling parah lagi tidak mau mematuhi nasihat orang tua. Maka dalam
konteks kehidupan remaja yang demikian tentu membutuhkan penyembuhan.
Bagi Yesus untuk memanggil Matius, seorang pemungut cukai, adalah masalah besar,
karena pada zaman Yesus, pemungut cukai dipandang sebagai pengkhianat, orang-
orang Yahudi yang telah berbalik melawan bangsanya sendiri untuk membantu
orang Romawi dengan penindasan yang terus berlanjut. Mereka sering menjadi kaya
dengan membebani orang-orang Yahudi dan mengambil uang untuk diri mereka
sendiri. Pemungut cukai dicaci maki oleh orang Yahudi. Mereka tidak diterima di
Nas ini hendak menyampaikan kepada kita bahwa di dalam keberdosaan sekalipun,
Yesus mau berbelas kasih, sebagaimana Yesus yang menunjukkan belas kasihan-
Nya kepada Matius dengan tidak melihat keberdosaan Matius, akan tetapi Yesus
mau menerimanya. Betapa bersyukurnya Matius mendapatkan belas kasihan dan
anugerah Allah, hingga menjadi seorang rasul, dan mendapatkan kesempatan yang
luar biasa dengan mengundang teman-temannya dan memperkenalkan Yesus di
rumahnya. Matius telah mengikuti teladan Yesus, dan inilah perbedaan sikap Matius
dengan ahli taurat dan Farisi yang hanya tahu menghakimi orang lain, yang hanya
tahu hukum dan kebenaran Allah tetapi tidak mau melakukan kasih. Perjumpaan
Matius dengan Yesus menghasilkan perubahan yang sangat signifikan bagi dirinya,
perubahan tersebut adalah:
a. Meninggalkan pekerjaannya sebagai pemungut cukai yang dibenci oleh orang-
orang dan mau bertobat dari dosanya menjadi murid Yesus.
b. Hidupnya tidak lagi berpusat pada diri sendiri, tetapi berpusat pada kemuliaan
Allah dan menjadi berkat bagi banyak orang. Sukacita dan perubahan hidup
membuat Matius rindu bersaksi bagi orang-orang di sekitarnya yang sedang
bergumul dengan dosa, agar mereka juga berkesempatan disapa dan dijamah
Yesus.
c. Matius meninggalkan meja cukai yang dulu memberinya banyak keuntungan
duniawi, kini ia memperoleh harta surgawi dan harta hidup yang tak ternilai.
Tuhan memakai kemampuannya mencatat dengan teliti untuk menuliskan Injil
yang memberkati banyak orang dan mengantar mereka berjumpa dengan Yesus
Sang Juru Selamat.
5. Diskusi:
a. Apa yang harus saudara perbuat agar mampu seperti Matius meninggalkan
kenikmatan duniawi dan menjadi pengikut Yesus?
b. Jika saudara telah menerima kemurahan kasih anugerah Allah, maka harus
menghasilkan perubahan hidup. Perubahan seperti apakah yang harus kita
lakukan?
c. Langkah konkret apa yang boleh saudara lakukan untuk berbelas kasih
kepada orang lain?
6. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 238:1 “Hai Mari Ikutlah Aku”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 690:1,4
“Mengikut Yesus Keputusanku”
9. Doa Bapa Kami
Pdt. Obet Simanungkalit, M.Th.
Dosen Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP, Sipoholon
Kemiskinan dan kekayaan merupakan realita hidup yang dialami oleh manusia,
seperti dalam perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus; karena baik
kemiskinan maupun kekayaan berasal dari Allah, (bnd. Ams. 22: 2; 30: 8 ). Namun
Ketika kita mengalami kemiskinan, bukan berarti kita menjadi putus harapan dan
merasa iri terhadap orang yang kaya, akan tetapi kita harus tetap bersyukur dan
berseru kepada Tuhan, sebagaimana yang diperlihatkan oleh Hana sebelum nas
ini, bahwa di dalam pergumulannya dia selalu berseru kepada Tuhan dan akhirnya
Tuhan mendengarkan seruannya. Intinya adalah Tuhanlah yang menjadi sumber
segalanya dalam kehidupan manusia, dan segalanya tergantung pada kehendak-
Nya. Itu sebabnya kita tidak perlu menyombongkan apa yang kita miliki dalam hidup
ini. Sungguh sangat sering kita temukan dalam hidup ini sifat orang-orang yang
menganggap dirinya kuat dan kaya, akan tetapi dia lupa akan sumber kekuatan dan
kekayaanya berasal dari Tuhan. Kita perlu ingat bahwa kekuatan Tuhanlah yang
menopang manusia dalam setiap perjalanannya dan Tuhanlah yang memberikan
segala yang dapat dinikmati oleh setiap orang.
Dalam nas ini sangat jelas dikatakan bahwa Tuhanlah yang membuat miskin dan
membuat kaya. Oleh sebab itu, barang siapa yang menganggap kekuatannya besar
Tentu nas ini bukan mau mengatakan bahwa kekayaan tidak perlu, namun nas ini
mau memberikan pengajaran yang sangat berharga bagi kita, agar tidak terlena
dengan apa yang kita miliki. Yang terpenting adalah ketaatan dan ketekunan untuk
selalu setia berseru dan bersyukur kepada Tuhan di dalam kebenaran dan ketulusan
hati yang suci dan murni, sebagaimana tertulis dalam Matius 6: 33 “Tetapi carilah
dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan
kepadamu”. Maka dari itu kita harus mengakui bahwa segalanya ialah pemberiaan
dari Allah, kita bukanlah pemilik dari segalanya, namun kita diperbolehkan untuk
memakainya dan menggunakan dalam setiap kehidupan kita. Untuk itu apa yang
diberikan Tuhan kepada kita, janganlah dipergunakan untuk menjadi sumber dosa
tetapi harus dipergunakan untuk hal-hal yang benar dan berkenan di hadapan
Tuhan, serta ucapan syukur tetap diarahkan pada hal utama, yaitu kerinduan akan
kebenaran, kemuliaan, dan keadilan Allah yang telah dinyatakan kepada kita. Jika
5. Diskusi
a. Sejauh mana saudara merasakan kuasa tangan Tuhan bekerja di dalam
kehidupan saudara sehari-hari? Coba berikan penjelasannya.
b. Apa yang hendak saudara lakukan jika keinginan saudara tidak tercapai?
c. Jika segala sesuatunya adalah bersumber dari Tuhan dan hanya oleh
pemberian Tuhan. Bagaimanakah sikap saudara terhadap apa yang telah
diberikan Tuhan kepada kita?
6. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 255: 1 “Hanya Satu ‘Ku Perlukan”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 724: 1,4 “Tuhan Pakai Hidupku”
9. Doa Bapa Kami
Pdt. Obet Simanungkalit, M.Th.
Dosen Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP, Sipoholon
Pada hari Minggu (09/05/2021), hari kedua kegiatan pembekalan untuk Guru Sekolah Minggu, yang
juga diikuti oleh remaja-naposobulung HKBP Srigunting Indah. Ibadah minggu dipimpin oleh Pdt. Toho
pada sesi pertama pukul 09.00 WIB dan sesi kedua pukul 11.00 WIB.
1. Nyanyian Bersama KJ. No. 18: 1,3 “Allah Hadir Bagi Kita”
2. Doa Pembuka
3. Nas: Yosua 24: 14-16
4. Pengantar
Dalam perjalanan sejarah bangsa Israel, banyak pelanggaran mereka kepada Allah.
Tetapi satu hal yang harus selalu kita ingat Allah melaksanakan pertolongan-Nya
melalui perjanjian kasih karunia. Dibalik perjanjian itu terdapat kehendak Allah,
yang berdaulat dan bebas, yang melangsungkan rencana penyelamatan. Kehendak-
Nya itu bukanlah takdir yang tidak berpribadi, tetapi kehendak Allah tidak pernah
memaksa manusia. Dalam kehendak-Nya Allah tidak pernah memperlakukan manusia
bagaikan boneka mainan dalam sandiwara boneka, atau ibarat sebagai pion dalam
permainan catur. Dalam seluruh perjanjian-Nya Allah yang berinisiatif Allah yang
memberi, Allah lah yang berjanji. Dan Allah menginginkan umat yang percaya dan
setia.
Panggilan Allah kepada umat-Nya untuk memilih dengan tulus ihklas dan untuk setia
kepada Tuhan diulangi kembali melalui Yosua 24:14, dan di ayat 15 Allah memberikan
kebasan kepada umat-Nya untuk memilih dan di ayat 16 orang Israel menyatakan
komitmen mengikuti Tuhan. Melalui Yosua 24:14-16 Tuhan Sesungguhnya mereview
sikap masa lalu bangsa Israel dan situasi yang masih berlangsung dan sekaligus
ingin kejelasan yang pasti tentang sikap bangsa Israel terhadap Allah, dan Allah
menginginkan pernyataan sebagai sebuah komitmen dari bangsa Israel untuk
beribadah dan setia kepada Tuhan.
Perjalanan bangsa Israel menuju tanah Kanaan adalah sebuah perjalanan yang
dirancang Allah untuk membentuk karakter dan spiritual umat-Nya supaya memiliki
komitmen, setia dan beribadah kepada Tuhan. Dalam pasal 24: 14-16 ini, Yosua
memanggil bangsa Israel untuk memilih, dan Yosua menunjukkan emat (4) poin
pilihan yaitu:
Di dalam kehidupannya, remaja tentu mampu memahami apa saja yang ada di masa
lalu dan masa kini hal-hal yang dapat membuat generasi muda tidak setia kepada
Tuhan. Bercermin kepada apa yang dikatakan Allah melalui Yosua kepada bangsa
Isael adalah juga perkataan Allah kepada kita. Sebagaimana dalam kitab Yosua:
“...pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah...” setidak-tidaknya,
dia berkata, buatlah sebuah keputusan yang bijak mengenai tujuan besar di dalam
hidup anda. Kalau tidak, hidup anda hanya akan secara pasif mengalir ke berbagai
pilihan oleh alasan-alasan yang tidak anda sadari. Pada satu waktu pilihan-pilihan
itu sangat mencerminkan diri anda, sampai pada waktu anda mendapati diri sedang
berada dalam sebuah tempat dan membungkuk penuh hormat kepada sesosok
allah/illah yang tidak pernah secara sadar anda pilih. Ibarat empat penunjuk pada
sebuah kompas, seperti itulah Yosua memberikan empat penunjuk arah dalam
sebuah kompas kehidupan. Karena apapun yang anda pilih akan mengarahkan
anda ke arah yang berbeda dengan yang lainya. Ada banyak hal yang sedang kamu
pertaruhkan, karena pilihan yang anda buat pada hakikatnya akan menentukan di
mana anda berada nantinya.
Relevansi Pilihan 3
Allah-allah (illah-illah) dari zaman yang menghadirkan banyak budaya atau kebiasaan
yang tidak sesuai dengan kehendak TUHAN. Seperti hedonisme, pergaulan bebas
dan lain sebagainya. Setiap orang bisa terjerumus, apalagi remaja pada umumnya
masih labil dan dengan alasan mencari jati diri, yang tidak mampu menguasai diri
tentu sangat rentan akan tejerumus ke dalamnya. Tetapi kembali kepada dirimu
apakah kamu terjerumus dengan ilah-ilah zaman yang menjerumuskan atau kamu
setia kepada Tuhan?
Relevansi Pilihan 4
TUHAN Yaitu Allah yang penuh kasih karunia yang selalu merancang hal yang baik
dalam kehidupan setiap orang yang setia kepada-Nya, yang selalu merancang
kebaikan dan kebahagiaan bagi seluruh orang percaya. Tentu inilah pilihan kita
dan dengan kesadaran dan kesediaan di dalam iman kita berkomitmen setia hidup
dan beribadah kepada Tuhan hari ini dan untuk selamanya.
5. Diskusi:
a. Deskripsikan bagaimana pengaruh orang tua terhadap kesetiaanmu
beribadah kepada TUHAN.
b. Deskripsikan bagaimana bentuk-bentuk beribadah kepada allah-allah (illah-
illah) lain pada zaman sekarang.
c. Deskripsikan bagaimana remaja yang beribadah dan setia kepada TUHAN.
Kitab Kejadian mempunyai sifat uraian sejarah yang pada hakekatnya menuntut
perhatian kita terutama ialah hal yang rohani, yaitu rahmat Tuhan yang dalam
peristiwa-peristiwa itu dilimpahkan-Nya kepada bangsa Israel. Oleh karena itu
ditekankan oleh kitab Kejadian, bahwa Tuhan sendirilah sebab pertama dari
peristiwa sejarah umat Tuhan. Tuhanlah yang membimbing manusia dan segala
sesuatu ke arah tujuan yang ditentukan-Nya. Hendaknya kita belajar menyaksikan
peranan Tuhan dalam segala-galanya dan memperhatikan, bagaimana Kasih Tuhan,
yang menggerakkan segala sesuatu dan menunjukan panggilan-Nya kepada manusia
untuk berkarya dan setia dalam setiap situasi kehidupan.
Di dalam kehidupan masa kini yang berubah dengan cepat dan penuh dengan
tantangan, persaingan, masalah kehidupan dan lain sebagainya tentu membutuhkan
sifat, sikap, dan daya juang yang tinggi bagi semua orang terlebih bagi kaum remaja
bahkan setiap orang Kristen untuk mampu survive dan hidup sesuai dengan keinginan
Tuhan. Mampu menjadi pelaku firman untuk menunjukkan karya Tuhan di dunia ini di
setiap tempat dan di setiap situasi kehidupan. Bukan hanya berdasarkan apa yang
saya sukai, apa yang saya nikmati atau apa yang menyenangkan saya.
Penjelasan Kejadian 39 : 20 – 23
Perikop ini merupakan kelanjutan dari perjalan kehidupan Yusuf setelah di jual
ke Potipar, dan karena kemurnian hatinya hidup dalam kesucian sehingga Yusuf
difitnah dan dimasukkan ke dalam penjara. Penjara adalah tempat para tahanan raja
dikurung. Kata penjara secara harfiah juga memiliki arti “rumah bulat”. Kita dapat
juga menerjemahkannya: “penjara” di mana raja Mesir mengurung (para tahanan),
(orang-orang yang berbuat jahat di hadapannya). Selanjutnya babak cerita Yusuf
terjadi di dalam penjara. Ketika di dalam penjarapun kasih setia Tuhan selalu
menyertai Yusuf. Disaat itu kepala penjara mengasihi Yusuf dan mempercayakan
para tahanan lainya kepada Yusuf.
Dari perjalanan kehiduan Yusuf membawa kita ke sebuah cakrawala baru dengan
sebuah figur yang dipilih Allah untuk menjalani proses kehidupan yang paling
rendah untuk bangkit membawa sebuah perubahan baru dalam rancangan Allah
bahkan untuk membentuk sebuah umat yang setia di tanah Kanaan (bnd. Berkat
kepada Abraham). Rancangan Allah bukan berhenti hanya untuk kehidupan Yusuf
tetapi masih jauh dari itu. Yusuf sebagai orang pilihan Allah, namun di perhadapkan
dengan banyak penderitaan tetapi kestiaanya kepada Tuhan melampau penderitaan
itu, bahkan tidak sekedar melewati penderitaan tetapi berkarya sekalipun dalam
situasi sulit untuk kemuliaan Allah.
Yusuf mampu setia dan memuji Tuhan dalam setia situasi kehiduan, bukan hanya
ketika dia hidup dalam situasi yang nikmat tetapi dalam kekelaman sekalipun. Kita
harus tahu tidak ada tempat di mana pun yang Allah tidak dapat mengutus Anda.
Remaja Kristen berkembang tidak hanya di lingkungan yang “bagus-bagus” saja,
tetapi dalam setiap situasi atau dinamika kehidupan. Bukan hanya dalam situasi
yang kita impikan, tetapi setiap situasi kehiduan karya Tuhan nyata melalui hidup
dan perbuatan kita. Karena itu remaja Kristen berhentilah mencari alasan dan
berdalih; jadilah orang yang mampu bertahan hidup dan berkarya dalam berbagai
keadaan seperti apapun, dan menjadi pribadi yang dikehendaki Tuhan.
Orang Kristen harus memiliki Etos hidup (sebagai sikap, karakter dan perilaku, yang
lahir dan keyakinan dan paradigma seseorang tentang hidup). Etos hidup kristiani
dilandasi oleh tiga konsep dasar. Pertama, hidup adalah sebuah panggilan Allah bagi
setiap manusia. Setiap orang, tanpa terkecuali diberikan Tuhan sebuah panggilan
hidup tertentu untuk dikerjakan di dunia ini. Diseluruh situasi kehidupan yang
diberikan Allah, menjadi sebuah arena guna memuliakan dan menaati Tuhan serta
untuk mengungkapkan kasih kepada sesama manusia. Kepuasan yang hakiki dalam
melakukan segala sesuatu dalam kehidupan bukan terletak pada perolehan materi
5. Diskusi:
a. Deskripsikan pergumulan hidup yang pernah kamu hadapi dan bagaimana
kamu menghadapinya.
b. Etos hidup seperti apa yang tampak pada diri Yusuf ketika mengerjakan
tugas yang dipercayakan Tuhan kepadanya?
c. Deskripsikan sejauh mana keinginan duniawi mempengaruhi etos hidupmu.
Masa remaja adalah masa yang harus dilalui semua orang untuk menuju dewasa.
Sudah pasti, pada masa itu akan banyak tantangan tantangan dari luar diri.
Tantangan itu jika disikapi dengan baik, maka akan menghasilkan hal yang baik,
namun jika tidak disikapi dengan baik, maka akan menghasilkan hal yang kurang baik
pula. Dasar untuk menyikapi tantangan tersebut, adalah iman dan kepercayaan.
Masa remaja itu adalah masa mencari tahu, namun dalam mencari tahu tersebut
sering terdengar bahwa remaja itu terjebak dalam tantangan-tantangan dari
luar dirinya. Sering terdengar berita yang terpublikasi tentang kehidupan remaja
yang meresahkan orang tua maupun meresahkan lingkungan, dan sudah pasti itu
akan bertentangan dengan prilaku yang selayaknya sebagai orang yang beriman.
Dengan iman dan percaya, setiap orang bisa menjalani hidup sekalipun menghadapi
tantangan seperti halnya Abraham yang diangkat dalam nas ini. Apapun yang
dihadapi Abraham, dengan iman dia akan selalu memposisikan sikap yang berkenan
di hadapan Allah.
Nas PA hari ini merujuk kepada Abraham, yaitu yang dipilih oleh Allah dan disebut
juga Bapa Orang Percaya diutus ke negeri yang dia sendiri tidak tahu. Dalam
ketidaktahuannya itu, Abraham dengan yakin memutuskan untuk menjalankan
panggilan dan pengutusan Allah atas dirinya dan keluarganya. Dalam peziarahan
iman yang dijalani Abraham dan istrinya, sering kali Abraham diperhadapkan pada
situasi yang sangat berat. Apakah bapa orang percaya itu pernah merasa ragu?
jawabannya “Iya, Abraham pernah meragu dan bertanya kepada Allah, “apakah
Eliezer orang Damsyik yang tinggal di rumahku itu yang akan menjadi ahli warisku? “
(bnd. Kej. 15: 1-6). Pertanyaan Abraham itu menunjukkan bahwa Abraham pernah
meragu dan merasakan putus asa ketika Allah belum memberikan kepadanya
keturunan yang nantinya akan menjadi ahli warisnya. Menjawab keraguan Abraham
itu, Allah menyampaikan janji-Nya lagi bahwa Abraham akan memiliki keturunan
yang banyaknya seperti bintang dilangit, Abraham percaya dan menaruh hidupnya
kepada kehendak Allah. Iman Abraham kepada Allah kemudian teruji lagi ketika
Allah memerintahkan Abraham ke tanah Moria untuk menaruhkan anaknya Ishak
menjadi korban bakaran, menanggapi perintah Allah itu, Abraham dengan imannya
melakukan apa yang diperintahkan Allah, dia membawa Ishak ke tanah Moria bahkan
bersiap untuk mempersembahkan anak satu-satunya itu dan dengan iman juga
Abraham menjawab pertanyaan Ishak, “ .........tetapi, di manakah anak domba untuk
korban bakaran itu?” Abraham menjawab: “Allah akan menyediakan anak domba
untuk korban bakaran untuk-Nya, anakku.” Jawaban Abraham itu adalah gambaran
imannya, dia meyakini bahwa Allah akan selalu menggenapi janji-Nya, Abraham
mengingat bahwa Allah pernah berjanji bahwa dari Ishak-lah keturunan Abraham
akan berasal (bnd. Kej. 21: 12). Inilah yang disebut iman yang menyelamatkan,
karena imannya kepada Allah, Abraham berani melakukan hal yang diperintahkan
Allah untuk mempersembahkan anaknya sendiri.
Dalam kehidupan ini, tantangan yang dihadapi oleh Abraham juga dialami orang
percaya meski dengan versi yang lain. Tantangan iman yang dihadapi para remaja
Kristen adalah bagaimana tetap bertahan menjadi pribadi yang Allah inginkan
meski dikelilingi lingkungan dan orang-orang yang tidak sesuai dengan Allah. Masa
remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa
Dari sekian banyak tantangan iman yang dihadapi remaja Kristen, kita belajar dari
seorang Abraham yang tetap setia melakukan yang Allah perintahkan kepadanya.
Abraham adalah sosok yang tunduk dan memberi diri sepenuhnya pada perintah
Allah. Dengan iman, Abraham mengikuti jalan Allah meski itu sulit atau terkadang
tidak sesuai dengan keinginan pribadinya. Hal ini jugalah yang diajarkan kepada kaum
remaja Kristen, agar kita meneladani Abraham yang setia melakukan apa yang Tuhan
perintahkan. Tuhan ingin remaja kristen menjadi pribadi yang baik dan berkenan
pada-Nya, yang meskipun hidup dalam banyak tantangan namun tetap setia dan
mengimani Dia. Menjadi pribadi yang berkenan bagi Allah, menjadi pribadi yang kuat
melawan hal-hal negatif dan hadir menjadi remaja gereja yang berani tampil beda,
beriman, dan berilmu. Iman kepada Allah dasar bagi orang percaya untuk tetap kuat
dalam pergumulan di tengah dunia, iman pulalah menjadi dasar kekuatan bagi orang
percaya untuk tetap hidup sesuai kehendak Allah dan menjaga diri tetap setia pada
hal yang diajarkan oleh Allah. Iman kepada Allah adalah iman yang menyelamatkan
dan membawa orang percaya pada kehidupan yang kudus bersama Allah. Selamat
menjadi remaja Kristen yang tampil beriman dan berilmu bersama Allah, menjadi
pribadi yang menggambarkan hidup orang yang diselamatkan Allah.
Sabtu, 3 Juli 2021, Berangir, Labuhan Batu Utara. HKBP AIDS Ministry hadir di HKBP Berangir untuk
menyampaikan informasi HIV-AIDS kepada 16 remaja dan pemuda HKBP HKBP Berangir, Ressort Aek
Pamingke Distrik Labuhan Batu.
16 Okt o b e r 2 0 2 2
Masa remaja itu adalah masa membentuk diri dan kerakter seseorang. Masa
remaja itu adalah masa memilah dan memilih. Memilah, yaitu membedakan
antara yang dianggap baik dan tidak baik, lalu memilih yang dianggap baik itu dan
menggunakannya sebagai bekal untuk masa depan. Bekal yang baik dan bermanfaat
itu menjadi hal yang penting saat seseorang memasuki masa remaja, di mana pada
masa tersebut karakter dan kepribadian akan dibentuk. Seperti halnya mendirikan
sebuah gedung, masa remaja ini adalah masa membangun, dan pembangunan
diharapkan menghasilkan gedung yang berdiri kokoh dan kuat. Nas ini mengajak kita
menyadari bahwa Allah hadir pada masa remaja, yang disebut masa pembentukan
karakter tersebut.
Yahudi menempatkan bait suci itu sebagai tempat yang berharga, sehingga jikalau
membangun bait suci itu harus dipersiapkan dengan sempurna, agar bangunan itu
bukan hanya sekedar terlihat indah, tetapi bangunan itu juga berdiri kokoh dan
kuat. Tentu, bangunan kuat kalau pondasinya kuat, dan pondasi itu dibangun dari
batu batu yang dipilih karena kekuatannya. Batu yang kokoh akan kuat menahan
bangunan rumah yang diletakkan di atasnya.
Nas PA hari ini tidak berhenti sampai di situ. Petrus dengan keras mengingatkan
bahwa batu yang diambil dan dipakai itu, kalau tidak betul-betul menjadi batu
penjuru, bisa saja menjadi batu sandungan karena batunya tidak sesuai hakikatnya.
Yesus sendiri adalah batu pondasi dan kita turut serta dipilih menjadi batu penjuru.
Dengan demikian, maka dasar kita sebagai seorang Kristen adalah Kristus sendiri.
Di luar itu, akan disebut dengan batu sandungan.
Persekutuan remaja gereja yang diikat dalam iman kepada Kristus memiliki tugas
dan tanggung jawab, sebagai jemaat Kristus harus menyadari bahwa keberadaan
kita bukan hanya sekadar identitas administrasi semata. Iman kita adalah sebuah
tanggung jawab atas kasih setia Allah yang diberikan kepada orang yang percaya,
menyadari secara penuh bahwa atas pengasihan Allah itulah, kita yang semestinya
adalah “batu yang disingkirkan” oleh dosa kita, tetapi diambil kembali dan dipakai
untuk menjadi “batu penjuru” yang hidup. Batu penjuru yang hidup merujuk kepada
kesadaran kita pada panggilan iman kita, menjadi seorang Kristen bukan hanya
sekedar pengikut, melainkan peserta. Pengikut bukan hanya sekedar hadir dan
melihat saja, melainkan peserta menujukkan keikutsertaan dan keaktifan sebagai
batu penjuru yang hidup yang sedang dibangun oleh Allah.
Allah sedang membangun jemaat yang kudus dalam persekutuan orang percaya,
dan kita masing-masing adalah batu-batu penjuru yang dibentuk. Allah adalah
arsitek dari bangunan tersebut dan Ia akan menempatkan batu batu penjuru itu
agar bangunan tersebut berdiri dengan sempurna. Dan penting diketahui, bahwa
proses pembangunan tersebut menuntut kesediaan kita untuk menerimanya, karena
batu itu terkadang harus diperhalus atau dipotong. Masing-masing orang percaya
akan mendapat tugas dan tanggung jawab iman yang harus dikerjakan selama kita
Sebagai refleksi dari PA kita hari ini, marilah kita memahami bahwa masa remaja
adalah masa yang dilalui setiap orang untuk proses pembentukan kerakter dan
kepribadian untuk menjadi seorang dewasa, bukan hanya dewasa dalam fisik
(lahiriah) saja melainkan dewasa dalam iman. Kedewasaan iman, terpancar dalam
prilaku nyata dan karakter, berbuat dan berkarya dalam rangka tanggung jawab
iman. Apapun talenta kita masing masing dalam persekutuan ini merupakan
anugerah yang kita terima atas dasar kasih Allah yang memilih kita untuk dipakainya
untuk menjadi manusia yang berguna.
5. Diskusi:
a. Bagaimana pemahaman saudara/i tentang kasih Allah kepada orang percaya,
sehingga orang percaya itu menjadi berharga dihadapan Tuhan?
b. Dengan membaca nas PA hari ini, apa tindak lanjut sebagai bukti nyata yang
bisa saudara/i lakukan sebagai tanggung jawab iman seorang Kristen?
6. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 724: 1,5 “Tuhan Pakai Hidupku”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 725: 1-2 “Yesus Berfirman”
9. Doa Bapa Kami
Pdt. Jimmy Marshal Tambunan, M.Th.
Dosen Sekolah Tinggi Guru Huria HKBP, Sipoholon
Minggu (18/04/2021), bertempat di HKBP Ress. Immanuel Sukaramai Dist. XXII Riau, Biro SMIRNA
HKBP yang dipimpin oleh Kepala Biro SMIRNA, Pdt. Toho Sinaga, S.Th., M.I.Kom., bersama Kepala
Bagian SMIRNA, Pdt. Kadir Manullang, S.Th., dan dua staf Biro SMIRNA, Pdt. Togu Nababan, S.Th.,
dan Cal. Pdt. Monang Sagala, S,Th.
23 Okt o b e r 2 0 2 2
1. Nyanyian Bersama BN. HKBP No. 9:1-2 “’Ku Puji Kasih SetiaMu”
2. Doa Pembuka
3. Nas: Matius 5: 38-39
4. Pengantar
Dunia yang kita diami hari ini, yang disebut millenium ketiga adalah dunia yang
terus melaju dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Peradaban sungguh telah
berubah, realitas virtual seolah menjadi aktual dan sebaliknya yang aktual seolah
dianggap maya. Melaju dengan kecepatan yang terus bertambah bila tidak dikelola
dengan baik tentu berpotensi membahayakan kehidupan. Dalam hal ini beragama
menjadi penting untuk menjaga kecepatan kita tetap terkontrol dengan baik. Namun
demikian, cara beragama pun seringkali menjadikan kehidupan tidak lebih baik atau
bahagia. Beragama dapat menjadikan manusia picik, fanatis, dan legalis yang justru
menghambat untuk merayakan kehidupan. Bahkan dunia sekitar kita, atas nama
agama acapkali dikuasai oleh lingkaran kekerasan. Kekerasan dan kejahatan yang
satu, dibalas dengan kekerasan dan kejahatan yang lain. Akibatnya, pembalasan—
yang sepertinya menjamin keadilan—justru malah membudayakan kekerasan dan
ketidakadilan.
Pada teks PA kita, Yesus Kristus berkata, “Kamu telah mendengar firman: Mata
ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu
melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar
pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.” Dari konteks peristiwa, terlihat
Hal kedua yang tak kalah penting dalam pengajaran Yesus ini adalah hidup tanpa
dendam dan kekerasan. Pengikut Tuhan Yesus tidak harus menggunakan hak untuk
melawan. Mungkin nasihat ini terasa aneh dalam budaya dunia yang kita hidupi
sekarang, karena dalam budaya kita hari ini tindakan perlawanan seringkali dilihat
sebagai hak untuk mendapatkan keadilan. Namun, baiklah kita melihat juga secara
jernih bahwa jalan kekerasan tidak pernah menciptakan kedamaian atau kemanan
sama sekali. Sebaliknya, yang terjadi adalah teror dan kecemasan. Itulah sebabnya,
pengajaran Yesus ini adalah kontra budaya. Yesus kemudian menawarkan budaya
kekristenan sebagai wawasan dunia bersama. Menurut Yesus, kekerasan tidak akan
pernah menghentikan kekerasan. Perkataan itu dapat diterjemahkan menjadi: hoaks
tidak akan pernah menghentikan hoaks; bullying tidak akan pernah menghentikan
bullying. Kekerasan dan ketidakadilan hanya akan berhenti, jikalau kita berhenti
melakukannya.
Dalam situasi dan kondisi yang kita sedang alami hari ini, kita diperintahkan
untuk hidup dengan cara yang baru dalam menghadapi kekerasan. Cara itu adalah
menghadapi tanpa perlawanan. Tanpa perlawanan bukanlah hidup yang pasif dengan
Bapa Gereja yang bernama Augustinus, pernah menuliskan demikian: “Love everyone,
even your enemies; love them, not because they are your brothers, but so that they
can be your brothers. Thus you will be burned with brotherly love, both to him who
is already your brother and your enemy, so that he may lovingly be your brother.
Even he who does not yet believe in Christ. Love him with brotherly love. He is not
your brother yet, but loves him so that he becomes your brother.” Dengan demikan,
prinsip beragama yang benar dalam milenium ketiga ini adalah tidak membalaskan
kejahatan apapun yang mengenai kita dengan cara dan sikap yang serupa. Orang
Kristen justru dipanggil untuk berbuat baik ketika berhadapan dengan kejahatan,
pasti sulit tetapi bukan tidak mungkin, karena kita dipanggil untuk melakukan segala
perkara di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepada kita (bdk. Flp. 4: 13).
Selamat berlatih dan melakukan terus. Amin.
5. Diskusi:
a. Apa dan bagaimana bentuk-bentuk kekerasan yang sangat sulit kita terima
dan sangat menyakitkan sehingga menimbulkan dendam bagimu?
b. Ceritakan dan jelaskan upaya yang bisa dilakukan untuk menghilangkan
dendam dan memulai hidup dengan cinta dan kebaikan?
30 Okt o b e r 2 0 2 2
Ibadah adalah untuk TUHAN, tetapi bukan cuma tentang Tuhan. Ibadah atau
kebaktian berbicara tentang kebersamaan, dengan Tuhan dan sesama umat Tuhan.
Perjumpaan pribadi dengan Tuhan seharusnya mendorong dan menguatkan ikatan
persekutuan dengan sesama umat Tuhan. Keduanya tidak bisa dipisah dan tidak
menggantikan yang lain. Manusia tidak di-design untuk sendirian. Itulah sebabnya
dalam kisah penciptaan, seruan Allah adalah “tidak baik bila manusia itu seorang
diri”. Maka ciri dari kekristenan adalah persekutuan—community—hidup bersama.
Kita membutuhkan sesama orang percaya. Dengan demikian pilihan bagi orang
percaya adalah: berjalan sembari bertumbuh bersama atau kita akan mati sendirian.
Teks PA kita dalam Ibrani 10: 24-25 diberikan kepada orang-orang percaya dengan
alasan sbb.: Orang-orang Kristen sedang mengalami penyesatan dan tekanan,
mereka dipaksa untuk hidup dalam tradisi dan budaya yang tidak mereka kenal
– Yudaisme. Untuk itu mereka—orang-orang percaya—dinasihati untuk tetap
bertahan dalam imannya. Cara mereka bertahan adalah bertumbuh bersama,
orang-orang percaya itu harus terus memupuk dan memelihara persekutuan di
antara mereka. Persekutuan—koinonia—bisa diwujudkan dengan ibadah bersama,
atau PA bersama atau bentuk-bentuk kebersamaan yang lain. Alasan lain surat ini
Ayat 25 dalam teks kita, adalah pola atau model yang menjadi tindakan praktis
bagi setiap orang percaya dalam persekutuan tumbuh bersama. Tindakan praktis
tersebut merupakan penjabaran dari saling memperhatikan. Memperhatikan
membutuhkan tindakan, dengan kata lain perhatian harus termanifestasi dalam
perbuatan. Bentuk perbuatan yang diperintahkan dalam ayat 25 ada dua. Pertama,
“Jangan meninggalkan persekutuan” – tantangan yang nyata dalam kehidupan
orang percaya, ketika mengalami tantangan dan pergumulan hidup adalah menjauh
dari persekutuan. Bahkan bagi anak-anak muda, alasannya bisa lebih klise lagi,
misalnya sibuk ujian, sekolah, pekerjaan atau demi masa depan. Tindakan yang
berkebalikan dari Firman Tuhan ini tentu berpotensi “mematikan” – mematikan
kerohanian dan justru membuat kita semakin terpuruk dan tersesat. Untuk itulah,
mengapa koinonia sangat penting dalam kehidupan orang percaya. Bentuk kedua dari
perhatian adalah, menasihati. Dalam situasi menghadapi penderitaan, pergumulan,
bahkan kekhawatiran akibat tekanan dunia ini, semua orang berpotensi kehilangan
arah, kehilangan semangat, bahkan integritas dan kejujuran mungkin goyah. Untuk
menolong setiap umat tuhan yang berada dalam kondisi itu, dibutuhkan nasihat yang
baik dan benar. Nasihat yang baik dan benar bersasal dari Tuhan, itulah sebabnya
ibadah bersama harus menjadi persekutuan umat yang saling menguatkan.
Di tengah situasi maraknya ibadah online dan realitas virtual seperti sekarang ini,
banyak orang percaya utamanya kaum muda lebih memilih beribadah dengan ibadah
alternatif yaitu “ibadah online”. Namun kebenarannya adalah Ibadah Online bukan
pengganti Ibadah offline, ia hanya suplemen dan alternatif ketika kita sungguh-
sungguh terhalang untuk ibadah offline. Ibadah bersama adalah sarana yag
disediakan Allah sebagai wadah bagi umat-Nya saling menguatkan. Di dalam ibadah
bersama, kita mengaku bahwa kita adalah orang-orang dengan pergumulan yang
sama yang mendapat jalan masuk kepada Allah oleh Yesus Kristus yang menjadi
Imam Besar kita. Ibadah adalah persekutuan yang saling menguatkan, itu artinya
kita bukan hanya beribadah di tempat yang sama melainkan bertumbuh bersama.
5. Diskusi:
a. Bagaimana dengan ibadah di gereja Anda? Apakah ibadah itu lebih dari
sekadar liturgi?
b. Bagaimana pula dengan sikap Anda selama ibadah? Apakah Anda berusaha
membaur dengan orang lain atau justru menarik diri dari mereka?
c. Apa peran yang dapat dilakukan para remaja gereja sehingga ibadah menjadi
persekutuan yang menghidupkan bagi kaum remaja?
6 No ve m b e r 2 0 2 2
Dunia kita sekarang adalah dunia yang dibanjiri reklame ataupun iklan. Produk dan
jasa diperkenalkan melalui reklame ataupun iklan untuk mempersuasi masyarakat
agar mengetahui dan bahkan agar mencari tahu lebih dalam lagi tentang produk
dan jasa yang dipromosikan, hingga akhirnya masyarakat tertarik membeli atau
menggunakannya. Dengan demikian tujuan produsen, penyedia barang atau jasa
pun tercapai yaitu beroleh keuntungan. Agar tujuan ini tercapai, dalam reklame
ataupun iklan digunakan kata-kata dan juga gambar-gambar yang menarik, tidak
menyinggung dan menyakiti perasaan khalayak ramai, tidak memuat teguran atau
kritikan. Kiranya Firman Tuhan tidak dipromosikan dengan reklame atau iklan yang
seperti itu, sebab Firman Tuhan bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan
kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan, dan untuk mendidik orang dalam
kebenaran (2 Tim. 3: 16), sehingga Firman Tuhan tidak selalu disampaikan dengan
kata-kata atau gambar-gambar yang menarik sebagaimana reklame ataupun iklan
tadi.
Ayub adalah seorang yang saleh dan jujur, ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
Dalam kesalehan dan kejujurannya, dia menghadapi berbagai cobaan; seluruh
ternaknya yang merupakan bagian dari harta kekayaannya habis (1: 14-17), anak-
Apakah bencana dan penderitaan selalu merupakan hukuman ilahi atas keberdosaan
manusia? Elifas, Bildad, dan Zofar berpendapat demikian, penderitaan yang dialami
oleh Ayub merupakan bukti bahwa Ayub telah berbuat dosa. Ketiga sahabatnya itu,
menegur Ayub dengan menjelaskan bahwa penderitaannya itu merupakan ganjaran
atas dosa yang diperbuatnya. Sebaliknya, nasib baik merupakan berkat ilahi atas
perbuatan baik. Sehingga bila Ayub mau mengaku dosa dan meninggalkannya,
maka dengan segera ia akan kembali bernasib baik dengan berkat-berkat ilahi.
Pemahaman ketiga sahabat Ayub ini merupakan kebalikan dari pandangan iblis
dalam kisah Ayub ini. Iblis menganggap bahwa kesalehan dan kejujuran Ayub adalah
karena dia dilimpahi berkat Allah. Oleh karena berkat yang diterimanya, maka Ayub
hidup saleh dan jujur di hadapan Allah, dia setia kepada Allah. Bertolak belakang
dengan pandangan iblis ini, ketiga sahabat Ayub justru berpandangan bahwa
kesetiaan merupakan sumber dari berkat dan ketidaksetiaan merupakan sumber
hukuman penderitaan. Maka penderitaan yang dialami oleh Ayub adalah akibat dari
ketidaksetiaannya, dosanya kepada Allah, demikianlah pandangan Elifas, Bildad,
dan Zofar.
Ayub menilai bahwa apa yang disampaikan oleh ketiga sahabatnya itu terlalu
dangkal, Ayub pun berusaha membela diri dan membela apa yang diperbuat Allah
dalam hidupnya. Ayub tetap tidak kehilangan kepercayaannya kepada Allah, tetapi
ia juga sungguh-sungguh ingin supaya dibenarkan oleh Allah dan supaya mendapat
kembali kehormatannya sebagai orang baik, jujur, dan saleh. Ayub meminta
agar Allah mendengar dan menjawab keluh kesahnya. Ayub sering mengeluh dan
berbantah dengan Allah karena ia merasa bahwa tidak sepantasnya ia mendapat
hukuman sekejam itu. Ayub tidak mengerti mengapa orang seperti dirinya dibiarkan
Allah mengalami begitu banyak bencana, padahal dia adalah seorang yang baik,
jujur, dan saleh. Dengan cara ini, Ayub menempatkan Allah sebagai terdakwa dalam
perkaranya sementara dia berada pada posisi benar, sehingga tidak seharusnya
menanggung semua penderitaan itu.
Dalam situasi seperti itu, Elihu akhirnya angkat bicara. Elihu adalah sahabat Ayub
sebagaimana ketiga sahabatnya tadi, yang sudah terlebih dahulu menyampaikan
pandangannya tentang Ayub yang sedang mengalami penderitaan. Elihu adalah
paling muda dari antara mereka, sehingga dengan penuh hormat serta merasa malu
Elihu menyampaikan pandangan dengan bijak dan penuh hikmat. Sebagai seorang
sahabat, Elihu benar-benar bersikap sebagai sahabat ketika berbicara kepada Ayub.
Elihu menjaga setiap ucapannya agar tidak melanggar kebenaran Allah dan tidak
melukai perasaan sesama. Sebagaimana dalam nas PA ini, Elihu berkata dengan hati
yang jujur dan mengaku bahwa ia tercipta oleh Roh Allah dan ia hidup oleh nafas
Yang Mahakuasa. Dengan pengakuan ini, maka apa yang disampaikan Elihu kepada
Ayub bukanlah atas dasar logika berpikir manusia, melainkan atas kebenaran Firman
Tuhan dan atas dasar iman kepada Tuhan. Kata-kata yang keluar dari mulutnya,
bukanlah kata-kata kedagingan melainkan berlandaskan kebenaran Firman Tuhan.
Sebagai sahabat, Elihu mengutarakan pandangannya sesuai dengan kebenaran
Firman Tuhan. Sebab kehadiran seorang sahabat adalah menjadi penghibur ketika
susah, sedih, dan bergumul, memberi penguatan ketika lemah, menjadi motivator
yang patah semangat, tidak menyudutkan ataupun menghakimi melainkan menjadi
penyemangat dengan prinsip menyadarkan. Seorang sahabat yang benar-benar
sahabat, harus mau dan mampu menegur kesalahan, demikianlah yang diperbuat
oleh Elihu terhadap Ayub. Itulah ajaran yang benar, dan kita hendaknya berdiri
teguh di atas ajaran yang benar itu. “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh
kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu, bagaimana kamu harus memberi jawab
kepada setiap orang” (Kol. 4: 6).
Dalam sebuah lagu yang berjudul “Berita Kepada Kawan” yang ditulis dan
dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade, diceritakan tentang keadaan setelah terjadi bencana.
Mengapa terjadi bencana? Salah satu jawaban yang ditemukan, yang kemudian
digambarkan dalam lagu tersebut adalah Tuhan marah. Karena kemarahan-Nya, Dia
menghukumnya dengan mendatangkan bencana. Hal ini tergambar dalam penggalan
lagu tersebut: “Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita, yang selalu salah
dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita,
coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang”.
5. Diskusi:
a. Bagaimana kita merespons setiap peristiwa yang terjadi dalam perjalanan
hidup kita?
b. Apakan ucapan dan perkataan kita sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan?
c. Apakah ucapan dan perkataan kita bermanfaat menjadi kebaikan bagi orang
lain di sekitar kita, khususnya bagi sahabat-sahabat kita?
d. Apakah kita telah sungguh-sungguh menjadi sahabat bagi sahabat kita?
Pemuda dan remaja gereja HKBP Marihat Sabungan yang beralamat di Jalan Bahkora II, Kecamatan
Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, menggelar seminar kewirausahaan, Senin
(29/11/2021). Hadir sebagai pembicara Komisaris Waskita Realty (BUMN), Bane Raja Manalu.
13 No ve m b e r 20 2 2
1. Nyanyian Bersama KJ. No. 10: 1+3 “Pujilah Tuhan, Sang Raja”
2. Doa Pembuka
3. Nas: Daniel 12: 1-3
4. Pengantar
Dalam sebuah film yang disutradarai oleh Roland Emmerich: “2012 The End of The
World” mengisahkan bahwa pada tanggal 21 Desember 2012 akan terjadi hari
kiamat. Pembuatan film ini terinspirasi oleh ide peristiwa hari kiamat global yang
bersamaan dengan akhir putaran Kalender Hitungan Panjang Maya sekitar 21
Desember 2012 (titik balik matahari musim dingin belahan bumi utara). Hampir 10
tahun sudah berlalu dari hari yang diramalkan sebagai hari kiamat, namun dunia ini
belum berakhir hingga saat ini sebagaimana dikisahkan dalam film tersebut. Meskipun
demikian, bukan berarti bahwa hari Tuhan tidak datang. Dia pasti datang tanpa satu
orang pun yang mengetahui perihal kapan dan bagaimana hal itu akan terjadi. Yang
terpenting bagi kita, beriman yang teguh dan setia kepada-Nya, kiranya nama kita
tercatat dalam Kitab Kehidupan. Bilamana hari Tuhan itu tiba, maka hari Tuhan itu
menjadi sukacita dan kegembiraan bagi kita.
Dengan mendengar nama Daniel, kesetiaan dan integritas sebagai nabi selalu melekat
di dalamnya. Kesetiaannya beribadah dan menyembah Allah tidak tergoyahkan
meskipun dia harus dimasukkan ke perapian yang menyala-nyala dan juga ke gua
singa. Dalam situasi sulit, Daniel tampil sebagai orang muda yang bercahaya seperti
bintang yang memancarkan sinarnya di tengah kegelapan malam. Kitab Daniel ini
Mengapa umat Allah harus didampingi oleh Mikhael? Karena akan ada konflik
semesta di balik konflik-konflik besar sesudah kematian raja yang kejam itu, “akan
ada kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-
bangsa (menunjuk bangsa-bangsa di luar Israel, yang disebut dengan goyim) sampai
pada waktu itu” (12: 1). Akan tetapi Gabriel tidak menjelaskan, kapan dan bagaimana
hal itu akan terjadi, apa tanda-tandanya, dan siapa penyebabnya. Karenanya,
jangan ada yang mereka-reka kapan hal itu akan terjadi dengan mencocok-cocokkan
peristiwa alam. Adalah kepastian bahwa hal itu akan terjadi dengan satu pesan
penguatan, penghiburan dan janji bagi merekalah yang beroleh pendampingan dari
Mikhael, yaitu “bangsamu akan terluput, yakni barang siapa yang didapati namanya
tertulis dalam Kitab itu” (12: 1), yaitu kitab kehidupan.
Nama-nama mereka yang tercatat dalam kitab kehidupan itu akan terluput bukan dari
kesesakan besar itu, melainkan dari kejatuhan iman yang berakibat pada kebinasaan
abadi yang selalu dikerjakan/diupayakan oleh anti Kristus yang menyesatkan hingga
sampai saat ini. Mereka yang setia dan tidak terpengaruh oleh penyesatan dari para-
anti Kristus, mereka akan terluputkan pada saat hari Tuhan itu tiba. Mereka disebut
sebagai orang bijak yang dalam prospek kekal akan bercahaya bagaikan cahaya
cakrawala dan dampak kehidupannya bagaikan bintang-bintang yang menuntun
banyak orang di jalan kebenaran.
Dalam ayat 2 PA hari ini disebutkan bahwa banyak dari antara orang-orang yang
telah tidur di dalam debu tanah akan bangun, sebagian mendapat hidup yang
Sepanjang perjalanan sejarah gereja, tidak jarang muncul pengajar sesat yang
mengajarkan bahwa pada hari yang mereka tetapkan (sesuai dengan ramalan dan
penafsirannya) hari Tuhan akan datang, yang biasanya disebut dengan hari kiamat,
yaitu berakhirnya dunia ini. Mereka juga muncul dalam zaman kita sekarang ini. Bila
mereka muncul di hadapan mereka, jangan mau percaya dan jangan mau disesatkan
serta diperdaya dengan ajaran sesat mereka. Sebagaimana disebutkan dalam ayat 4
setelah nas PA ini, bahwa banyak orang akan menyelidikinya dan pengetahuan akan
bertambah-tambah. Kalimat ini sesungguhnya adalah sebuah peringatan. Peringatan
agar orang percaya tidak terobsesi dengan peramalan isu-isu akhir zaman melainkan
hiduplah dalam iman, pengharapan dan kasih yang menjunjung tinggi kedaulatan
Tuhan Allah dan mensyukuri janji-janji-Nya, di mana DIA campur tangan-Nya selalu
nyata dalam kehidupan keseharian kita.
5. Diskusi:
a. Sudahkah kita siap sedia bilamana hari Tuhan tiba dan bagaimana kita
mempersiapkan diri kita?
b. Sudahkan kita memenuhi kriteria menjadi orang-orang bijaksana, yang
bercahaya untuk menerangi orang-orang yang masih hidup dalam
kegelapan?
c. Sudahkan kita memenuhi kriteria menjadi orang-orang bijaksana untuk
menuntun orang lain kepada kebenaran?
6. Nyanyian Bersama KJ. No. 274: 1-2 “Bila Nanti Yesus Datang”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama KJ. No. 278: 1-2 “Bila Sangkakala Menggegap”
9. Doa Bapa Kami
20 No ve m b e r 20 2 2
1. Nyanyian Bersama KJ. No. 10: 1,4 “Pujilah Tuhan, Sang Raja”
2. Doa Pembuka
3. Nas: Mazmur 65: 6-7
4. Pengantar
Para ahli kitab Perjanjian Lama (PL), ada yang membagi kitab Mazmur ini menjadi
lima bagian, seperti penjelasan tabel ini di bawah ini:
Nomor Pasal Penulis Isi secara Umum
Atas penjelasan itu, maka teks perikop PA kita saat ini masuk dalam kelompok kedua
di mana penulisnya yaitu Daud dan Korah dan tergolong dalam jenis Mazmur ucapan
syukur atau pujian berkelompok.
Salah satu kata kunci dalam perikop PA kali ini ialah keadilan. Dalam kitab PL
berbahasa Ibrani sekurang-kurangnya ada dua kata berkaitan dengan kata keadilan
yaitu sedeq dan mishpat. Dan kata keadilan dalam perikop PA kita ialah kata sedeq.
“Kata sedeq (bentuk maskulin) berkaitan erat dengan dua kata lainnya yaitu sedaqa
(feminin) dan tsadiq (pihak yang setia dan atau memenuhi syarat yang dikenakan
pada sedeq atau sedaqa). Sedeq berkenaan pada “prinsip kebenaran yang abstrak”
meskipun kemudian dipersonifikasikan (Mzm. 85: 11,13; Yes. 45: 8) sedangkan kata
sedaqa (bentuk feminim) pada umumnya berkenaan pada “tindakan konkret”, yang
kemudian digunakan sebagai istilah pemberian sedekah kepada kaum miskin (Dan.
4: 24). Baik sedeq maupun sedaqa memunyai “nuansa makna yang sangat luas dan
digunakan dalam berbagai ranah kehidupan seperti hukum dan peradilan, hikmat,
alam/kesuburan, perang/kemenangan atas musuh, ibadah kurban maupun kekuasaan
gerejawi”. Keduanya juga digunakan untuk “menunjuk pada suatu keadaan yang
adil dan benar, dalam arti sesuai dengan standar yang secara umum diterima
seperti standar yang berasal dari hukum alam, maupun standar yang diasumsikan
diterima dalam komunitas Israel, terutama standar yang dijabarkan dari karakter
dan hukum-hukum Tuhan (Ul. 6: 20-25; Mzm. 15: 2; 18: 20-24).” Dengan kata lain,
sedeq/sedaqa merupakan “sebuah tatanan relasi yang benar antara dua pihak yang
terikat dalam sebuah perjanjian”.
Selanjutnya, sikap dan tindakan yang dimaksud dalam memahami keadilan itu lebih
merujuk pada fungsi yang konkret, bukan dengan norma-norma yang abstrak. Oleh
sebab itu, keadilan mesti dipahami sebagai sebuah fenomena sosial yang berkaitan
dengan relasi yang ada di antara dua pihak. Keadilan merujuk pada kesetiaan dan
pemenuhan tuntutan-tuntutan dari sebuah relasi: baik relasi manusia dengan Tuhan
juga relasi manusia dengan sesamanya juga terhadap kosmos ini. Dengan kata lain
keadilan adalah sebuah istilah yang berkaitan dengan relasional.
Dalam kitab PL, Yahweh diproklamirkan sebagai Tuhan yang tsadiq (2 Taw. 12: 6;
Neh. 9: 8; Mzm. 7: 9; 103: 17; 116: 5; Yer. 9: 24; Zef. 3: 5; Za. 8: 8). Mengapa?
Karena:
a. Ia setia pada dan memenuhi kewajiban yang dimiliki-Nya dalam relasi-Nya
dengan orang-orang Israel
b. Ia bertindak sebagaimana seharusnya Tuhan bertindak (menyelamatkan,
memelihara, memulihkan dan membela serta membenarkan komunitas yang
dengannya Dia mengikatkan diri melalui perjanjian, sebagaimana Dia juga
memberikan hukum-hukum dan peraturan-peraturan yang dengannya komunitas
ini dapat terpelihara dan lestari).
Kita memasuki minggu akhir tahun gerejawi. Pada saat ibadah Minggu ini, nama-
nama yang sudah meninggal dalam satu tahun gerejawi akan dibacakan. Banyak
reaksi yang terjadi ketika nama-nama itu dibacakan. Namun, pada umumnya ialah
menangis. Menangis karena sedih atau karena menyesal belum bisa menyenangkan
yang dikasihi atau juga marah merasa diperlakukan tidak adil oleh Tuhan yang
memanggil orang yang dikasihi sangat cepat. Tetapi mungkin ada juga yang
menangis karena bahagia karena dia sudah berusaha melakukan yang terbaik dan
sadar bahwa dibalik semuanya itu Tuhan punya rencana yang indah, dan banyak
lagi. Sebagai orang yang percaya kepada Tuhan Yesus, konsekuensinya ialah belajar
untuk menaati Dia. Tuhan Yesus adalah Sang Keadilan. Oleh sebab itu, setiap orang
Keadilan itu diwujudnyatakan dalam komunitas dan dalam relasi dengan Tuhan,
dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, dengan ciptaan lain bahkan dengan
dunia ini. Namun, seringkali terjadi pengerdilan makna keadilan, yaitu hanya
keadilan punitif (menghukum). Artinya, keadilan selalu dikaitkan dengan hukuman.
Misalnya, seorang pembunuh, maka pembunuh itu mesti dihukum berat agar adil.
Padahal, selain keadilan punitif, masih ada keadilan yang lain seperti keadilan
restoratif (memulihkan). Keadilan restoratif inilah yang dilakukan Tuhan atas
umat manusia. Di satu sisi upah dosa adalah maut, namun di sisi lain, Tuhan sangat
mengasihi umat manusia, sehingga Dia sendiri berinisiatif mengambil rupa manusia
untuk menyelamatkan manusia. Mengapa harus Dia yang datang mengambil rupa
manusia? Karena, yang ditebus adalah manusia, manusia Tuhan mesti menjadi
manusia. Lalu, manusia yang berdosa tidak bisa menebus atau menggantikan
manusia berdosa lainnya. Itulah sebabnya Tuhan datang menjadi manusia. Di sinilah
keadilan yang dilakukan Tuhan kita. Relasi yang sudah rusak akibat dosa, dipulihkan
dengan kedatangan-Nya ke dunia ini.
5. Diskusi:
a. Jika dalam sebuah persekutuan remaja sudah diambil sebuah keputusan
melalui rapat pengurus dan anggota remaja, namun akhirnya keputusan itu
berubah oleh beberapa orang tanpa melalui rapat. Bagaimana sikapmu atas
peristiwa itu?
b. Bagaimana perasaanmu atas anggota keluargamu yang Tuhan sudah panggil?
(Jika ada, pertanyaan itu dapat dijawab oleh yang mengalaminya. Mungkin
peristiwa itu terjadi beberapa tahun lalu. Pembimbing dan peserta hendak
mendengar bagaimana yang bersangkutan memahami peristiwa kematian
orang yang dicintai. Namun jika tidak, pertanyaan kedua ini diabaikan saja)
27 No ve m b e r 20 2 2
Dalam PA minggu lalu, kita sudah membicarakan tentang keadilan. Tema minggu
ini merupakan kelanjutannya, yaitu mengenai damai. Apa yang dihadapi Zakaria
sehingga pemberitaan Raja Damai menjadi fokusnya? Jikalau kita membaca narasi
Zakharia 9: 13, terlihat ada ancaman dari Yunani. Dalam keadaan seperti itu,
nubuatan tentang penyelamatan merupakan suatu harapan di tengah keputusasaan.
Nubuatan itu berisi ajakan, seruan serta pernyataan tentang kualitas sang
penyelamat Raja Damai.
Pada mulanya, Sion merupakan bagian Selatan dari bukit Timur yang direbut Daud.
Kemudian, kota ini disebut Kota Daud. Lalu, Salomo membangun Bait Suci di sebelah
Utaranya. Dan seiring dengan perjalanan waktu, seluruh daerah itu dinamai dengan
Sion. Lama-kelamaan, Sion itu dipahami dengan Yerusalem. Jadi, kalau disebutkan
Putri Sion itu berarti penduduk Yerusalem. Ia akan memberitakan damai (ay. 10).
Inilah yang menjadi fokus kita dalam PA kali ini. Dalam bahasa Ibrani, kata damai
dalam ayat 10 ini yaitu shalom. Kata ini begitu sering kita dengar bahkan mungkin
kita perdengarkan atau juga kita baca dalam banyak rumah orang Kristen. Namun,
apa sesungguhnya arti shalom itu?
Setiap kali berbicara mengenai damai, maka perlu diingat bahwa yang menjadi
“akses mundu” (pusat, fokus) ialah Tuhan. Tuhan memberi shalom kepada umat-
Nya. Lalu umat-Nya itu diutus untuk membawa shalom ke mana dan di manapun
umat itu berada. Jadi, tanpa perdamaian dengan Tuhan, kita tidak bisa berbicara
sedikitpun tentang perdamaian apalagi melakukan pelayanan perdamaian. Ajakan
agar bersorak, bersorai kepada penduduk Yerusalem juga diikuti dengan kemampuan
untuk melihat bagaimana kualitas sang raja itu. Nas menjelaskan kualitas sang
raja itu: adil dan jaya, lemah lembut, dan mengenderai seekor keledai beban yang
muda dalam menghadapi peperangan. Semuanya itu merupakan akumulasi/puncak
penggambaran sang raja damai itu.
5. Diskusi:
a. Orang Batak terkenal dengan sifat agresifnya. Ada juga yang mengatakan
potensi konflik dalam etnis Batak sangat tinggi. Berikanlah pendapat atas
kedua pernyataan itu.
b. Jikalau ada kesadaran bahwa kedua pernyataan itu benar, apa yang mesti
dilakukan (di gereja, di rumah, secara pribadi atau kelompok?)
Persekutuan Remaja HKBP Menteng Jalan Jambu Jakarta mengadakan Penelaahan Alkitab atau PA
secara daring pada Hari Jumat (24/9/2021) mulai pukul 17.00 hingga pukul 18.30 WIB.
4 D es em b e r 20 2 2
1. Nyanyian Bersama KJ. No. 10: 1-2 “Pujilah Tuhan Sang Raja”
2. Doa Pembuka
3. Nas: 1 Yohanes 1: 5-10
4. Pengantar
Hidup dalam persekutuan dengan Allah adalah hidup yang dikehendaki Allah.
Namun kalau dilihat saat ini ada banyak orang yang mau meninggalkan persekutuan
dengan Allah dengan berbagai alasan. Misalnya dengan banyaknya kegiatan di
sekolah ataupun di luar sekolah. Terkadang urusan sekolah dan segala urusan yang
lain membuat itu lebih penting daripada bersekutu dengan Tuhan. Padahal Allah
menginginkan kita untuk senantiasa bersekutu dengan Allah dan persekutuan kita
dengan Allah akan terlihat melalui perbuatan kita sehari-hari. Orang yang senantiasa
mendengarkan firman Tuhan dalam hidupnya akan terlihat dalam perbuatannya
sehari-hari misalnya, bagaimana dia menggunakan media sosial, bagaimana dia
berpakaian, bagaimana dia memperlakukan orang lain, bagaimana dia bergaul,
bahkan bagaimana dia berteman dengan orang lain. Kita diminta menjadi anak-
anak terang dalam hidup kita. Anak-anak yang senantiasa melakukan apa yang
diperintahkan Allah. Anak Terang baik pada waktu siang maupun waktu gelap. Baik
pada waktu kita di sekolah atau di luar sekolah, waktu di rumah atau di luar rumah
maupun waktu kita di gereja atau di luar gereja. Ingatlah Yesus tidak mengatakan
kepada kita bahwa kita adalah terang gereja, tetapi kita adalah terang dunia.
Kitab ini ditulis oleh Yohanes sekitar tahun 85-95 Masehi. Di dalam kitab Yohanes
ini kita melihat munculnya ajaran-ajaran palsu yang membuat jemaat meningalkan
Yohanes memaparkan ada 3 hal yang merusak persekutuan dengan Allah. Pertama,
hidup dalam kegelapan. Perhatikanlah di dalam ayat 6 dikatakan: “Jika kita katakan,
bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup dalam kegelapan, kita
berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran”. Artinya adalah, orang yang percaya
kepada Allah namun tetap hidup dalam dosa, orang seperti ini adalah orang yang
memisahkan iman dan perbuatan. Sementara iman dan perbuatan adalah dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Orang yang percaya kepada Allah adalah orang yang
terlihat di dalam perbuatan sehari-hari. Di dalam Yakobus 2:14 dikatakan: “Apakah
gunanya, saudara-saudaraku jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman,
padahal ia tidak mempunyai perbuatan?”. Kehidupannya di hari Minggu kelihatan
saleh dalam ibadah tetapi di luar ibadah hidupnya bergelimang dosa. Kedua, tidak
berdosa. Dalam ayat 8 dikatakan: “Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka
kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita”. Orang yang
menyatakan dirinya memiliki persekutuan dengan Allah, tetapi merasa tidak perlu
mengaku dosa kepada Allah. Allah adalah Terang. Ketika kita menghampiri Terang,
maka kegelapan kita akan disoroti. Allah tidak hanya menyingkapkan dosa-dosa kita,
tetapi juga mengarahkan kita untuk melihat kuasa darah Yesus yang menyucikan
dosa kita (ay. 7). Jika kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa itu berarti kita
merusak persekutuan kita dengan Allah. Ketiga, tidak pernah berbuat dosa (ay.
10). Merasa bahwa semua perbuatan dosa dianggap bukan dosa. Allah tidak pernah
bersekutu dengan dosa. Salib menjadi tempat di mana Allah menghukum dosa.
Orang yang selalu hidup bersekutu dengan Allah, akan terlihat di dalam kehidupannya
sehari-hari. Bagaimana hidupnya dibarui, bagaimana hidupnya menjadi terang bagi
sekeliling. Allah menghendaki kita menjadi anak-anak terang bukan anak-anak
kegelapan. Menjadi anak-anak terang bukan hanya pada waktu siang, tetapi juga
pada waktu malam. Allah tidak menghendaki anak-anaknya untuk hidup dalam
kegelapan, atau hidup dalam suasana yang remang-remang. Kalau berbicara tentang
remang-remang, misalnya saja dikatakan: warung pojok remang-remang, kalau
sudah dikatakan warung pojok remang-remang tentu di dalam pikiran kita sudah
negatif, mengapa harus remang-remang? Mengapa tidak di tempat terang saja?
Persekutuan dengan Allah harus juga terlihat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Seorang yang sungguh-sungguh hidup dalam terang akan meninggalkan segala
bentuk kejahatan dan kegelapan, karena terang itu telah menelanjangi segala
perbuatan kegelapan. Apa yang dulu dinikmatinya, sekarang dibencinya, apa yang
dulu dibanggakan sekarang menjadi kesia-siaan karena Kristus. Maka ia akan
menjaga hidupnya benar sesuai firman-Nya dan senantiasa berjalan dalam terang
Allah.
5. Diskusi:
a. Apa pesan yang saudara dapat melalui nas ini?
b. Mengapa kita perlu bersekutu dengan Allah?
c. Apa yang sering membuat saudara tidak hadir dalam persekutuan remaja
di gereja?
11 D es em b e r 2 0 2 2
1. Nyanyian Bersama KJ. No. 454: 1-2 “Indahnya Saat Yang Teduh”
2. Doa Pembuka
3. Nas: Mazmur 98: 4-9
4. Pengantar
Kalau ditanyakan pada kita, pada saat kapankah kita memuji Allah? Pada saat kita
naik kelas, pada saat permintaan kita dipenuhi orang tua atau pada saat kita dapat
handphone baru, teman baru atau segala sesuatu yang baru yang kita dapat. Lalu di
manakah kita memuji Tuhan? Apakah hanya di gereja kita memuji Tuhan, di rumah?
Siapa saja yang memuji Tuhan? Apakah hanya manusia yang memuji Tuhan? Inilah
yang akan kita lihat melalui nas PA hari ini. Mazmur ini menunjuk kepada fakta hal-
hal yang sudah diperbuat Allah di masa lampau. Itu sebabnya bangsa Israel dan
kita saat ini diajak memuji Allah. Ajakan memuji Allah dimulai dengan jemaat yang
ada di bait Allah (ay. 1-3), kemudian bagi seluruh manusia (ay. 4-6) dan kemudian
mengundang seluruh ciptaan. Puji-pujian kita kepada Allah berlanjut di dalam diri
Yesus Kristus. Kita memuji Allah karena telah mengutus Anak-Nya Yesus Kristus
yang datang untuk menyelamatkan kita.
Perbuatan, keajaiban dan keadilan Tuhan inilah yang hendak direspons oleh semua
ciptaan Allah. Artinya yang merespons perbuatan-perbuatan ajaib yang diperbuat
oleh Tuhan dan keadilaNya bukan hanya manusia tetapi seluruh ciptaan Allah. Hal
ini dapat kita lihat di dalam ayat 7-8. Di dalam ayat 7 dikatakan: “Biarlah gemuruh
laut serta isinya, dunia serta yang diam di dalamnya! Tidak hanya itu sungai-sungai
bertepuk tangan, dan gunung-gunung bersorak-sorai bersama-sama” (ay.8). Puji-
pujian kita berlanjut hingga saat ini. Kita memuji Allah karena telah mengutus
Anak-Nya Yesus Kristus kepada kita supaya kita beroleh keselamatan. Kita memuji
Allah karena kita telah menerima keselamatan melalui Yesus Kristus. Melalui Yesus
Kristus kita bebas dari dosa dan maut. Inilah yang membuat kita senantiasa memuji
Allah di dalam kehidupan kita.
Pertanyaan mengapa kita memuji Allah sudah terjawab, yaitu karena perbuatan-
perbuatan besar yang sudah diberikan Allah kepada kita. Kita melihat bagaimana
tindakan perbuatan Allah kepada bangsa Israel. Kita melihat bagaimana Allah
memelihara kehidupan bangsa Israel, menuntun mereka, memberikan apa yang
perlu di dalam kehidupan mereka. Tindakan penyelamatan yang dilakukan Allah
terhadap bangsa Israel menjadi pelajaran bagi kita tentang Allah yang berkuasa
tentang Allah yang memelihara tentang Allah yang adil di dalam setiap perbuatan-
Nya. Memang semua berita di dalam Alkitab itu mengajarkan kepada kita tentang
Allah yang berkuasa. Kalau Allah berkuasa membebaskan bangsa Israel dari Mesir
dan juga membawa bangsa Israel dari pembuangan Babel, itu berarti bahwa Allah
juga berkuasa di dalam setiap kehidupan kita. Allah yang dapat melepaskan kita dari
setiap kesulitan, himpitan hidup, pergumulan, tantangan yang kita hadapi di dalam
kehidupan kita sehari-hari. Kalau Allah dapat menolong bangsa Israel maka Dia
Perbuatan besar yang dilakukan Allah bagi kita saat ini adalah karena keselamatan
yang sudah diberikan kepada kita melalui Yesus Kristus. Kita menyanyikan nyanyian
baru dalam hidup kita karena Tuhan sudah menyelamatkan kita. Sebagai orang
yang sudah diselamatkan mari memuji dan menyanyikan nyanyian yang baru,
mengumandangkan kasih setia Tuhan kepada seluruh ciptaan Tuhan melalui
kehidupan kita.
5. Diskusi:
a. Apa pesan yang saudara dapat melalui nas ini?
b. Mengapa kita diajak untuk menyanyikan nyanyian yang baru bagi Tuhan?
c. Apa yang dapat kita lakukan saat ini supaya semua ciptaan Tuhan dapat
memuji Tuhan?
Sabtu, 15 Mei 2021, HAM (Diak. Berlina Sibagariang, Cal. Diak. Nadia Manurung dan Josua Panjaitan)
berangkat ke Kisaran untuk mengadakan sosialisasi HIV AIDS serta Pengenalan HAM. Kegiatan
dilaksanakan pada Minggu, 16 Mei 2021 pada ibadah remaja dan Pemuda HKBP se-Distrik XIII
Asahan Labuhan Batu, Wilayah I, yang diadakan di HKBP Desagajah, Resort Desagajah. Pelayanan ini
didukung Oleh Pdt. Debora Sinaga, M.Th. (Kepala Departemen Diakonia HKBP) sebagaimana bagian dari
pelayanan diakonia. Peserta kegiatan ini adalah para remaja dan pemuda yang ada di Wilayah I Distrik
XIII Asahan Labuhan Batu.
18 D es em b e r 2 0 2 2
Pada Minggu Advent IV ini adalah masa persiapan untuk kita dalam menyambut Yesus
Kristus, Anak Allah yakni dengan nubuatan nabi Mikha tentang kedatangan Raja,
penyelamat Israel di mana kita tidak lama lagi merayakan Natal. Nubuatan tersebut
telah digenapi dan seluruh umat Kristen bersukacita oleh karena penggenapan
nubuatan tersebut melalui kedatangan Anak Allah, Juruselamat dunia.
Nabi Mikha yang berasal dari pedesaan hadir dengan suara yang lantang
memperingatkan bangsanya, atas sikap orang penting, pemimpin bangsa yang
menyalah gunakan jabatannya untuk kepentingan diri sendiri yang mengakibatkan
kerugian dan penderitaan atas umat-Nya. Hukuman Allah akan terjadi oleh karena
pelanggaran, rancangan kejahatan dan karena dosa Israel (1: 5). Kegelisahan
nabi Mikha akan realitas pemimpin Yehuda yang korup, nabi yang menyesatkan
(3: 5), pemimipin yang muak akan keadilan (3: 9), imam dan nabi yang berorientasi
pelayanan kepada uang (3: 11) di mana penimpangan sikap demikian jelas di mata
Allah yang mengakibatkan amarah Allah dan pada akhirnya mereka akan menerima
hukuman dari Allah yang tidak dapat dielakkan lagi, dan pada akhirnya Mikha
memberikan satu hal yang pasti, Allah akan merancang penyelamatan Israel atas
kedatangan seorang pemimpin, “seorang yang memerintah Israel” (5: 1), yang
Betlehem Efrata, yang terkecil di antara kaum Yehuda, daripadanya akan bangkit
bagi Allah seorang yang memerintah Israel. Rancangan Allah untuk memilih dari
antara kota kecil dari banyak kota lain yang lebih besar, sebagai pertanda bahwa
Allah berkuasa dan Dia punya kuasa untuk merancang suatu pekerjaan besar;
tindakan menghancurkan dan penyelamatan bagi bumi dan seluruh isinya. Tindakan
penyelamatan bagi Yehuda hanya datang dari Allah.
Saudara-saudara, apa yang perlu kita renungkan dari nas bacaan ini?
Allah sanggup mengubah keadaan, dan di dalam Dia ada pengharapan pemulihan
keadaan dan tindakan penyelamatan. Sesuatu yang tidak mungkin bagi manusia,
namun bagi Allah bisa terjadi, “Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil” (Bnd. Luk.
1: 37). Betlehem adalah kota kecil yang tidak diperhitungkan banyak orang pada
zamannya, namun daripada-Nya lahir seorang penyelamat Israel, Gembala Israel
dalam kekuatan dan kemegahan nama Tuhan. Ia akan melepaskan umat-Nya dari
kekuasaan asing, oleh karena kekuatan-Nya ada keselamatan.
Baiklah hati dan pandangan kita tertuju kepada Raja Israel, Mesias yang telah
digenapi. Dia yang datang membawa keselamatan bagi orang-orang yang percaya
kepada-Nya. Dia telah datang dan menggenapi apa yang dinubuatkan dalam
Perjanjian Lama. Kedatangannya membawa harapan kita atas tindakan dan karya
Allah akan keadaan dunia yang diwarnai kegelapan seperti keadaan dalam masa
nabi Mikha. Allah tidak menghendaki penindasan, kejahatan, yang mengakibatkan
penderitaan banyak umat. Hukuman Allah tetap akan terjadi bagi orang-orang
yang hidup dalam kejahatan namun Allah tidak menginginkan kematian orang
fasik, melainkan Allah menginginkan pertobatan supaya ia hidup (Yeh. 33: 11).
Masa Advent ini, saatnya kita untuk melihat diri kita atas sikap dan perilaku kita di
hadapan Allah. Apa yang terjadi dalam hidup kita, yang kita alami bersama dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara tidak ada yang tersembunyi di hadapan-Nya.
Kita merindukan sosok pemimpin yang membawa damai sejahtera, para gembala,
pemimpin yang melindungi masyarakatnya dari marabahaya, jauh dari sikap korup
dan segala bentuk penindasan. Kita merindukan para pelayan yang peduli dengan
5. Diskusi:
a. Bagaimana menurutmu keadaan sosial, ekonomi masyarakat di sekitarmu,
persoalan apa yang terjadi dan mengapa hal itu terjadi?
b. Adakah penyalahgunaan kekuasaan, korupsi, dan penindasan terjadi di
negeri, lingkungan kita dan apa dampaknya?
c. Mungkinkah akan muncul pemimpin yang berpihak kepada orang banyak dan
hidup dala kebenaran?
Acara Tahun Baruan dan merampungkan Program Kerja Tahun 2022, Remaja dan Naposobulung HKBP
Bajalingge, di rumah Panres.
25 D es em b e r 2 0 2 2
Saudara-saudara yang kekasih di dalam Yesus Kristus, apa yang saudara lakukan
bila kamu mendapat kabar istimewa, kabar tersebut bisa menjadi beban moral
bagi saudara bila hal itu menyangkut soal yang tidak lazim atau tidak biasa terjadi
seperti kabar kepada Maria dan Yusuf yang sedang bertunangan, dan Maria akan
mengandung? Ada keraguan di hati Yusuf dengan keadaan Maria yang mengandung
dari Roh Kudus, untuk menceraikannya secara diam-diam untuk tidak mencemarkan
nama baik Maria di muka umum. Tetapi ketika Yusuf mempertimbangkan hal itu,
malaikat Tuhan nampak padanya melalui mimpi, supaya ia tidak takut mengambil
Maria sebagai isterinya, sebab Anak yang dikandungnya adalah dari Roh Kudus.
Anak yang dilahirkannya adalah laki-laki dan akan diberi nama Yesus, karena Dialah
yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa. Sebagaimana juga hal itu telah
dinubuatkan para nabi, Dia juga disebut Immanuel, artinya Allah menyertai kita.
Pesan malaikat yang diterima oleh Yusuf pada akhirnya dilaksanakan dengan baik,
sehingga tidak ada keraguan bagi dirinya untuk menjadikan Maria sebagai isteri.
Kabar lahirnya Penyelamat manusia dari dosa merupakan kabar sukacita bagi
kita. Benar bahwa Yesus telah lahir sebagai Juru Selamat dunia. Namun demikian
sering dijumpai bahwa kabar tersebut tidak benar, ada saja orang yang meragukan
kebenarannya, bagaimana mungkin itu terjadi? Rencana Allah yang besar bagi dunia
Jangan malu melakukan yang benar. Rencana Allah yang besar harus disambut
dengan baik. Segala keraguan yang ada dalam diri setiap orang adalah sesuatu yang
wajar, bertanya dalam hati bagaimana pandangan orang terhadap saya, apakah
saya sudah benar atau tidak? Tolak ukur kebenaran adalah Firman Allah itu sendiri.
Bila Allah menyampaikan pesan kepada Yusuf itu adalah merupakan kebenaran yang
harus dilaksanakan dan apapun kata orang tentang itu, tetap itu menjadi suatu
kebenaran.
Pada sukacita natal seperti ini kita diajak merenungkan kebenaran bahwa Yesus
adalah Anak Allah penyelamat dunia. Immanuel, artinya Allah beserta kita.
Penyertaan Allah dalam hidup kita tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Komunikasi
orang percaya kepada Allah Bapa melalui Anak-Nya menjadi terbuka luas bagi siapa
saja yang percaya. Benar, Yesus adalah perantara umat manusia yang berdosa
dengan Allah yang penuh rahmat. Mari kita hidupi penyertaan Tuhan yang kekal ini
dengan ketaatan dan kepatuhan seperti yang dilakukan oleh Yusuf.
Dalam setiap proses kehidupan kita, dalam keadaan senang, susah dan sulit sekalipun
kita tidak luput dari pantauan dan pengamatan Tuhan Allah. Kita hendaknya tetap
meyakini kehadiran dan penyertaan tersebut sehingga kita bisa tetap melakukan
kehendak-Nya dan melaksanakan dengan tulus, tidak ada yang terbeban, namun
bersukacita, karena Allah menyertai kita selalu. Amin.
5. Diskusi
a. Bagaimanakah kita merayakan natal yang benar?
b. Dari mana sumber kekuatan kita dalam melawan segala keraguan dalam
melaksanakan kebenaran dan Firman Allah?
c. Diskusikanlah bagaimana penyertaan Allah dalam hidupmu sepanjang tahun ini!
6. Nyanyian Bersama BE. HKBP No. 48: 1,3 “Ria Ma Hita Sasude”
7. Doa Syafaat
8. Nyanyian Bersama BE. HKBP No. 52: 1 “Hatuaon do”
9. Doa Bapa Kami
Pdt. Maruhum Simangunsong, M.Th.
Dosen Sekolah Tinggi Bibelvrouw HKBP, Laguboti