Katekisasi Pranikah
Membangun Generasi Kristen Sehat dan Cerdas
melalui
1.000 hari Pertama kehidupan
AIPMNH is managed by Coffey on behalf of the Australian Department of Foreign Affairs and Trade
Pelindung :
- Pdt. Robert Stefanus Litelnoni - Ketua Sinode GMIT
Tim Penyusun :
- Pdt. Boy Robert Takoy (Sinode GMIT)
- Ignatius Henyo Kerong (AIPMNH)
- Djose Nai Buti (BAPPEDA Provinsi NTT)
- Maria Wass (BPMPD Provinsi NTT)
- Iin Adriany (Dinkes Provinsi NTT)
- Elizabeth Umpenawany (AIPMNH)
- Onesimus Y. M. Lauata (AIPMNH)
- John Th. Ire (AIPMNH)
- Yuli Butu (AIPMNH)
Editor :
- Dion D.B. Putra
- Quin Mole
Design/Layout :
- Eldy Diaz
ii
Kata Pengantar
BUKU Membangun Generasi Kristen Sehat dan Cerdas melalui 1.000 hari
k ehidupan ini diterbitkan untuk mempersiapkan generasi gereja yang berkualitas
untuk nusa dan bangsa demi kemulian nama Tuhan. Generasi gereja yang
`dimaksudkan adalah para remaja, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan anak berumur
di bawah dua tahun.
1.000 Hari Pertama Kehidupan atau Golden Period merupakan periode awal
kehidupan yang sangat sensitif untuk perkembangan sel-sel otak manusia. Masa
itu menjadi penentu investasi yang tepat demi kualitas sumber daya manusia.
Perkembangan otak dewasa terbentuk 25 persen saat janin dan 70 persen saat
berusia 2 tahun dan selesai pada usia 5 tahun.
Masukan, saran serta perbaikan dari berbagai pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan buku ini di masa mendatang.
iii
Sekapur Sirih Ketua Sinode GMIT
“Berbahagialah orang yang membawa damai...”
SALAH satu tugas gereja yang penting adalah bagaimana sejak dini mempersiap-
kan anggotanya yang adalah juga warga masyarakat bangsa ini membangun suatu
masyarakat yang cerdas, kokoh dan produktif serta hidup bertanggungjawab sebagai
warga gereja maupun warga masyarakat.
Untuk maksud itu, maka salah satu langkah strategis gereja adalah melengkapi
jemaat dengan berbagai pelajaran, pengetahuan dan informasi tentang bagaimana
menjaga, memelihara, mengembangkan kualitas kehidupannya sebagai ciptaan Allah
secara baik dan bertanggungjawab.
Salah satu pokok informasi yang perlu mereka ketahui dan pahami adalah
bagaimana semestinya mereka (laki-laki dan perempuan) bergaul, bercinta, menikah
dan hidup dalam satu ikatan pernikahan secara bertanggungjawab serta membangun
keluarga Kristen yang memuliakan Allah.
Dalam rangka itulah maka buku ini diterbitkan dengan harapan dapat menjadi
acuan dan pedoman bagi para pelayan, khususnya para pengajar katekisasi di setiap
jemaat. Kami mengharapkan agar buku ini dapat dimanfaatkan secara optimal dalam
pelayanan dan pencerahan terhadap jemaat dan masyarakat pada umumnya.
Atas nama Majelis Sinode GMIT kami mengucapkan terimakasih kepada semua
pihak yang telah bekerja keras untuk menerbitkan buku ini, khususnya kepada pihak
Australia Indonesia Partnership for Maternal and Neonatal Health (AIPMNH) dan
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Syalom!
Kupang, Februari 2015
v
Kata Pengantar Direktur AIPMNH
Salam sejahtera,
Banyak sudah kegiatan yang telah kita lakukan bersama untuk mendukung kebijakan
pemerintah Provinsi NTT tentang Revolusi KIA. Di beberapa tempat sudah banyak
bapak dan ibu Pendeta melakukan pengembangan kegiatan upaya penyelamatan ibu dan
bayi baru lahir melalui gereja di wilayah pelayanannya. Harapan kita bersama untuk ke-
hidupan yang lebih baik pada masa yang akan datang. Jumlah kasus kematian ibu dan
bayi menurun serta generasi selanjutnya terus menjadi lebih sehat.
Kami menyambut baik dan menyampaikan banyak terima kasih untuk kerja sama
dan upaya penyusunan buku Panduan Katekisasi Pranikah GMIT ini. Semakin banyak
pihak yang terlibat tentunya akan lebih cepat berhasil sesuai dengan harapan kita bersama
agar lebih banyak ibu dan bayi selamat dan jumlah kasus kematian ibu dan bayi menurun.
Dukungan semua pihak sangat diharapkan agar ibu mendapatkan perawatan
kehamilan lebih dari empat kali dan melahirkan di fasilitas kesehatan. Data menunjuk-
kan bahwa melahirkan di rumah memiliki risiko kematian tiga kali lebih besar daripada
melahirkan di fasilitas kesehatan.
Kami berpikir bahwa Bapak dan Ibu Pendeta memiliki pengaruh yang kuat untuk
membuat perbedaan nyata mengakhiri tingginya tingkat kematian ibu dan bayi di NTT.
Semoga buku Panduan Katekisasi Pranikah ini akan bermanfaat. Terima kasih.
Salam,
vi
Daftar Isi
Bab I :
Pendahuluan
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Landasan Katekisasi..................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................... 3
BAB II :
Membangun Keluarga Kristen yang K`okoh dan Berkualitas
Topik I Cinta/Kasih dan Pernikahan............................................. 7
Topik 2 Memilih Pasangan Hidup................................................ 13
Topik 3 Pernikahan Kristen.......................................................... 22
Topik 4 Peran Suami Istri dalam Pernikahan Kristen.................. 31
Topik 5 Rumah Tangga Kristen yang Diberkati........................... 44
vii
Bab III :
Peran Orangtua Membanguan Keluarga Kristen Berkualitas
melalui 1000 Hari Pertama Kehidupan
Bab IV :
Penutup
a. Kesimpulan................................................................................ 95
b. Saran.......................................................................................... 96
viii
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Gereja adalah persekutuan orang percaya kepada Yesus Kristus yang mengemban
tiga fungsi utama (Tri Tugas) yakni Apostolat (marturia, pengutusan, kesaksian),
Pastorat (koinonia, pembinaan persekutuan dan penggembalaan) dan Diakonat
(pelayanan kasih dan pengembangan masyarakat). Pelaksanaan ketiga fungsi utama
gereja itu bertujuan membina, membangun, dan meningkatkan kualitas kehidupan
rohani warga gereja dan umat manusia seutuhnya agar mencapai “kesatuan iman
dan pengetahuan yang benar tentang Anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat
pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Efesus 4:13).
Gereja selain berperan untuk mengukuhkan dan memberkati kedua mempelai,
juga memiliki tanggung jawab dalam hal memberikan bimbingan dan peng
ajaran bagi calon pasangan Kristen berkaitan dengan persiapan pernikahan dalam
Katekisasi Pranikah. Persiapan pernikahan oleh Gereja saat ini tidak hanya dari tin-
jauan teologis namun sudah saatnya menggabungkan dengan bidang atau aspek lain
seperti ekonomi, sosial, kesehatan dan sebagainya.
Untuk membentuk rumah tangga Kristen melalui pernikahan kudus diperlukan
persiapan matang, tidak cuma persiapan fisik dan materi, namun yang lebih penting
adalah persiapan pemahaman akan makna atau hakikat pernikahan. Kita dapat
1
elihat di sekitar kita ada begitu banyak keluarga Kristen mengalami kesulitan yang
m
disebabkan oleh kurangnya persiapan sebelum menikah. Mereka tergesa-gesa menikah
tanpa persiapan dan bimbingan yang memadai baik dari orang tua maupun gereja.
Dalam Panduan Katekisasi Pranikah ini selain memberikan persiapan pernikahan
bagi calon pasangan yang akan menikah dari tinjauan teologis juga diberikan
pemahaman dari aspek kesehatan ibu dan anak (KIA) sehingga calon pasangan nikah
mendapat informasi tentang kehamilan, persalinan, menyusui, Keluarga Berencana
dan masa 1.000 hari kehidupan pertama (periode emas).
1.000 Hari Pertama Kehidupan atau Periode Emas merupakan periode awal
kehidupan yang sangat sensitif untuk perkembangan sel-sel otak manusia. Masa itupun
menjadi penentu investasi yang tepat bagi kualitas sumber daya manusia ke depan.
Perkembangan otak dewasa terbentuk 25 persen saat janin dan 70 persen saat berusia 2
tahun dan selesai pada usia 5 tahun.
Anak-anak adalah bagian dari masyarakat yang menjadi harapan masa depan
gereja, sebagai amanat agung Tuhan Yesus. Matius 18:5 “Dan barangsiapa menyambut
seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku.” Anak adalah hadiah dari
Allah (Kejadian 4:1; Kejadian 33:5). Anak adalah warisan dari Tuhan (Mazmur 127 :
3 - 5) sehingga setiap anak manusia perlu mengalami pertumbuhan yang sehat secara
jasmani dan rohani.
B. Landasan Katekisasi
Dasar Katekisasi Pranikah ini dibangun di atas landasan perintah Yesus Kristus:
“…ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu.” (Mat. 28:20).
2
C. Tujuan
Tujuan Umum
Gereja mempersiapkan pernikahan dan keluarga Kristen yang kokoh dan
berkualitas.
3
BAB II
Membangun
Keluarga Kristen
yang Kokoh dan
Berkualitas
TOPIK 1
7
6. Usaha untuk meraih sesuatu yang terbaik untuk seseorang.
7. Perasaan senang jika Anda bersama seseorang, atau berpikir tentang orang itu.
8
Jika kita mau menyimpulkan semuanya, kita bisa mempelajari tentang kasih dengan
melihat hubungan Allah dengan manusia, bahwa kasih berarti selalu memberikan yang
terbaik kepada orang yang kita kasihi.
Bacalah Yohanes 3:16 dan Roma 5:8 dan diskusikanlah.
9
5) Kasih itu tidak sombong. Kasih tidak mempunyai sifat menonjolkan diri dalam hati.
Kasih tidak berarti mencari perhatian dari kerja keras yang sudah dilakukannya. Kasih
itu tidak bersifat menekan atau sok memerintah.
6) Kasih tidak melakukan yang tidak sopan. Kasih tidak berbuat yang tidak sesuai etika,
melainkan berbuat dengan kelembutan dan keramahan. Kasih itu menunjukkan rasa
pengertian. Kasih itu tidak kasar atau menghina orang lain.
7) Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri. Kasih itu tidak mengharapkan segala
sesuatu dilaksanakan untuk menyenangkannya. Kasih tidak mementingkan segala selalu
yang menjadi haknya. Kasih selalu mencari apa yang disenangi orang yang kita kasihi.
8) Kasih itu tidak pemarah. Kasih itu tidak mudah tersinggung atau mudah mencari
kesalahan. Kasih itu tidak mudah menjadi jengkel jika ada sesuatu yang salah. Kasih itu
tidak mudah dikecewakan oleh perbuatan dari orang yang kita kasihi.
9) Kasih itu tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih itu tidak mudah berubah menjadi
kepahitan. Tidak mudah mendendam. Kasih tidak menyimpan perasaan yang tidak enak
karena perbuatan dari orang yang kita kasihi.
10) Kasih tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Kasih tidak
merasa senang dengan kemalangan yang menimpa orang yang kita kasihi. Kasih berarti
tidak bersukacita jika bisa mengatakan, “Lihat, kamu juga tidak sempurna.” Kasih mem-
punyai sukacita batin di dalam kebenaran.
11) Kasih menutupi segala sesuatu. Kasih menutupi kesalahan dari orang yang kita kasihi.
Kasih tidak mencemooh seseorang yang kita kasihi dengan mengatakan kelemahan atau
kegagalannya di muka umum.
12) Kasih percaya segala sesuatu. Kasih mengatasi segala kecurigaan, kebimbangan atau
ketidakpercayaan. Kasih memilih untuk percaya pada sesuatu yang terbaik dari orang
yang kita kasihi dan menerima bahwa maksud dan motivasinya adalah murni.
13) Kasih mengharapkan segala sesuatu. Kasih tidak membesar-besarkan masalah. Kasih
tidak pernah putus asa. Kasih selalu mengharapkan yang terbaik dari yang dikasihi.
10
11
14) Kasih sabar menanggung segala sesuatu. Kasih berarti suatu komitmen. Kasih tetap
tegar dalam menghadapi masalah. Kasih mampu bertahan dalam badai penderitaan dan
kesukaran. Kasih tetap menjaga hati yang sukacita di dalam pencobaan dan masalah.
15) Kasih tidak pernah berkesudahan. Kasih tidak pernah jatuh, tidak pernah berhenti,
tidak pernah memilih perceraian sebagai penyelesaian masalah. Kasih selalu menjaga
pernikahan supaya pernikahan tetap erat.
12
TOPIK 2
MEMILIH
PASANGAN HIDUP
A. PEMILIHAN
( 2 Korintus 6 :14 )
Mencari kehendak Tuhan dalam memilih pasangan hidup adalah langkah pertama untuk
membentuk suatu pernikahan yang berhasil. Pelajari dan ikuti petunjuk-petunjuk yang
diberikan Alkitab.
13
Petunjuk yang paling penting terdapat dalam 1 Korintus 10:31. Aku menjawab: “Jika
engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, laku-
kanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah”.
Paulus mengharapkan kita untuk melakukan segala sesuatu dalam hidup ini demi
kemuliaan Tuhan. Tentu saja pernikahan juga seharusnya membawa kemuliaan bagi Tuhan.
Kita diberikan janji dalam Amsal 3:5-6, “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu,
dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu,
maka Ia akan meluruskan jalanmu.” Kita harus mempercayai Allah, mengenal Dia, meman-
dang kepada-Nya dan bukan kepada diri kita sendiri dalam mencari hikmat dan pengertian.
Maka Ia berjanji membuat jalan kita lurus dan menunjukkan kepada kita jalan kebenaran.
Apakah bagian kita dalam memilih pasangan yang Allah inginkan bagi kita? Kita perlu
memperhatikan prinsip-prinsip yang akan menolong kita memilih dengan bijaksana. Akankah
Allah ingin kita memilih pasangan yang tidak mengenal dan menghormati Dia? Perintah
dalam Perjanjian Baru adalah “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang
dengan orang-orang yang tak percaya.” (2 Korintus 6:14). Sebagai seorang Kristen, kita
harus mengetahui tanpa ragu-ragu bahwa yang sesuai dengan Allah haruslah seorang Kristen
juga. Kejadian 24 menceritakan kisah dalam memilih pasangan hidup.
14
supaya aku minum, dan yang menjawab: Minumlah, dan unta-untamu juga akan kuberi
minum - dialah kiranya yang Kau tentukan bagi hamba-Mu, Ishak.” (Kejadian 24:12-14).
Sebelum dia selesai berdoa, Ribka datang dengan buyung di atas bahunya. Eleazar
berkata kepadanya, “Tolong beri aku minum air sedikit.” “Minumlah.” Kata Ribka, “Dan
aku akan memberi minum unta - untamu juga.”
Ketika Ribka sudah selesai, Eleazar memberikan kepadanya sebuah cincin emas,
“Siapa ayahmu?” tanya Eleazar. Kakeknya adalah saudara Abraham! Eleazar sangat
takjub dan bersyukur kepada Tuhan. Dia berlutut saat itu juga dan menyembah Allah.
Allah sudah melakukan itu, persis seperti yang diinginkan Abraham, sama seperti yang
didoakan oleh hamba tersebut. Allah sudah mengijinkan Eleazar menemukan istri yang
sempurna bagi Ishak.
“Ini adalah dari Tuhan. Jadilah seperti yang dikehendaki-Nya. Ribka, maukah engkau
pergi beserta orang ini dan menikah dengan Ishak? ”Tanya ibu dan saudaranya.”Mau”
jawabnya. Eleazar, Ribka dan orang-orang yang beserta dengan dia berjalan pulang.
Ketika mereka sudah dekat, Ribka melihat seorang pria berjalan di padang dan bertanya,
“Siapakah orang itu?” Ya, pria tersebut adalah Ishak. Cerita tersebut diakhiri dengan
menceritakan bahwa Ishak mengambil Ribka sebagai istrinya dan dia mengasihi istrinya
tersebut. Apakah Allah menghargai kepercayaan Abraham dan Eleazar kepada-Nya?
15
Ingatlah bahwa orang Kristen harus lebih menaati Allah daripada manusia. Tetapi
Petrus dan rasul-rasul itu menjawab, katanya: “Kita harus lebih taat kepada Allah dari-
pada kepada manusia.” (Kisah Para Rasul 5:29). Ceritakan kepada orang-orang yang ber-
sangkutan mengenai perasaan Anda. Lakukan itu dengan seramah dan selembut mung-
kin. Mintalah keberanian dan kekuatan dari Allah untuk menghadapi ketidaknyamanan
sekarang, daripada menyebabkan banyak orang tidak bahagia karena terpaksa menerima
suami atau istri yang tidak kita pilih.
16
B. PASANGAN
1 Korintus 11:11-12
Allah memilih untuk menciptakan dua jenis kelamin. Setiap pribadi menjadi sempurna
di dalam Kristus.”Dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua pemerintah
dan penguasa.” (Kolose 2:10). Allah menghendaki supaya pria dan wanita saling melengkapi
dalam pernikahan. Mereka dipersatukan bersama untuk membentuk suatu kesatuan pernika
han. Setiap pribadi yang disatukan dalam pasangan akan membawa masing-masing suatu
nilai tambah, tindakan untuk memperkaya dan memperbaiki.
1. Dalam Perjanjian
Pengajaran Alkitab mengenai pernikahan menyebutkan bahwa pernikahan adalah
berarti pasangan, suatu ikatan janji antara dua orang. Ini adalah suatu persetujuan yang
secara bebas dibuat ketika seseorang memberikan diri kepada pasangannya. ”Kekasihku
kepunyaanku dan aku kepunyaan dia.” (Kidung Agung 2:16).
17
Tema yang dikidungagungkan di seluruh Kidung Agung adalah suatu perasaan
saling menyukai yang besar antara suami istri. Sukacita, semangat dan kesukaan yang
saling dibagikan muncul dalam setiap paragraf. Dalam pernikahan, terjadi persatuan jiwa
dengan jiwa, tubuh dengan tubuh. Tidak ada pasangan yang bebas terhadap yang lain.
Mereka saling memerlukan. Namun demikian, dalam Tuhan tidak ada perempuan tanpa
laki-laki dan tidak ada laki-laki tanpa perempuan. Sebab sama seperti perempuan berasal
dari laki-laki, demikian pula laki-laki dilahirkan oleh perempuan; dan segala sesuatu
berasal dari Allah (1 Korintus 11:11-12).
Tiap jenis kelamin mempunyai penghargaan yang sama dan mempunyai nilai yang
unik di hadapan Allah. “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak
ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua
adalah satu di dalam Kristus Yesus.” (Galatia 3:28).
2. Akibat Dosa
Dosa mengakibatkan rusaknya rencana Allah. Laki-laki dan perempuan melupakan
bahwa hubungan antara pasangan adalah setara. Suami mulai menjadi pasangan yang
berkuasa dan penghormatan sang istri tidak lagi ditunjukkan.
3. Kedatangan Yesus
Tuhan Yesus membawa rencana yang baru. Ini betul-betul mengembalikan rencana
Allah yang sebenarnya. Paulus menyatakan, ”Tidak ada lagi Yahudi atau Yunani, budak
atau orang merdeka, pria atau wanita, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus.”
(Galatia 3:28). Petrus memerintahkan sang suami untuk menghormati istrinya sebagai
kawan ahli waris dari Kerajaan Allah (1Petrus 3:7). Dalam kekristenan, pengharga
an wanita yang terlupakan diterangi kembali dan nilai-nilai mereka dinyatakan. Kristus
mengembalikan kepada laki-laki suatu karunia yang berharga yaitu memimpin sang istri
sebagai pasangan yang penuh. Istri bukan hanya penolong bagi suami dalam kehidupan
sekarang ini, namun juga merupakan kawan ahli waris bersamanya dari hidup yang kekal.
18
19
4. Tanggung Jawab Timbal Balik
Dalam kekristenan sang suami dan istri masing-masing mempunyai hak untuk
mendapatkan kesetiaan yang penuh dari pasangannya. “Hendaklah kamu semua penuh
hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab
orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.” (Ibrani 13:4). Beberapa kelom-
pok masyarakat hanya mengharapkan kesetiaan pihak istri, namun standar Tuhan adalah
kesetiaan oleh kedua pihak. Suami dan istri dipanggil untuk saling mengasihi.
”Hai suami, kasihilah istrimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan
telah menyerahkan diri-Nya baginya.” (Efesus 5:25). “Dan dengan demikian mendidik
perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya...” (Titus 2:4). “...Dan
rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.” Efesus 5:21
menyatakan tanggung jawab dari sikap saling taat. Setiap pihak secara sukarela mau taat
terhadap yang lain. Ketaatan yang bersifat timbal balik ini memberikan dasar yang kuat
kepada suatu keluarga.
5. Sebuah Tim
Suami istri yang mengenal nilai dan penghargaan dari pasangannya akan meng-
hasilkan bahtera pernikahan yang paling indah. Tiap pihak dapat menggunakan sumber,
hikmat, atau pertolongan dari pasangannya. Pasangan yang bisa saling menikmati relasi
sebagai teman dapat menemukan kesukaan yang besar dalam kebersamaan mereka.
Waktu untuk berdoa, berbicara dan membaca bersama akan memperkaya hidup mereka.
Pergi ke berbagai tempat bersama dan saling berbagi akan memberikan kepada mereka
suatu ikatan yang kuat. Hal-hal yang sederhana dalam hidup akan membawa arti yang
dalam ketika dibagikan kepada yang lain. Rencana Allah untuk Adam dan Hawa bersama-
sama untuk “Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah
itu” dan bersama-sama memerintah atasnya (Kejadian 1:28).
“Salam kepadamu dari Jemaat-jemaat di Asia Kecil. Akwila, Priska dan Jemaat di
rumah mereka menyampaikan berlimpah-limpah salam kepadamu.” (1 Korintus 16:19).
20
Juga bacalah Kisah Para Rasul 18:1-4 dan Roma 16:3-5. Ayat-ayat ini memberikan
contoh-contoh yang baik tentang hubungan pernikahan. Priskila dan Akwila disatukan
dalam kasih dan dalam pelayanan mereka terhadap Tuhan. Mereka juga bekerja bahu-
membahu sebagai pembuat tenda. Mereka juga pasangan dalam mengajar Firman Tuhan.
6. Pemberian Total
Paulus melihat adanya kesetaraan antara hubungan suami istri. Bacalah 1 Korintus
7:3-5. Apakah suami istri diharapkan mempunyai keinginan seks? Apakah tubuh masing-
masing merupakan milik pasangannya? Saat Anda membaca ayat-ayat tersebut, apakah
Anda memperhatikan bahwa Paulus menekankan akan adanya saling memberi antara
suami istri? Bacalah Efesus 5 untuk mempelajari cara yang baru bagaimana seharusnya
sepasang suami dan istri berhubungan. Ketakutan ataupun tugas-tugas yang menjengkel-
kan janganlah menjadi motivasi untuk istri. Melainkan, dia memberikan dirinya sendiri
“seperti kepada Tuhan.”
Hal itu berarti memberi tanggapan dengan kasih, sukacita, dan kesenangan hati.
Dapatkah sang suami menyayangi istrinya? Dalam hubungan yang baik, tiap pihak terus
menerus memberi dan menerima kasih seperti kasih Kristus. Ini merupakan pengalaman
bertumbuh bersama. Kasih Kristus adalah kasih tanpa syarat. Kasih tersebut menerima,
memperhatikan, mengampuni dan mengasihi, bahkan ketika orang lain sepertinya sudah
tidak mungkin dikasihi.
21
TOPIK 3
PERNIKAHAN
KRISTEN
PERNIKAHAN dan rumah tangga adalah salah satu topik yang sangat menarik dan
p enting dipelajari oleh orang Kristen, baik mereka yang sedang berencana menikah maupun
mereka yang telah menikah atau berumah tangga. Salah satu tujuan mempelajari topik ini
agar “...kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan...” (Ibrani 13:4a).
Mengapa perlu menghormati pernikahan? Karena pernikahan dan rumah tangga adalah
sebuah lembaga yang didirikan oleh Allah di samping pemerintah dan gereja. Dari ketiga
lembaga ini yang paling tua adalah pernikahan atau rumah tangga.
22
1. Pernikahan adalah Rancangan Allah
Ide pernikahan berasal dari Allah sendiri. Kejadian 2:18 menyatakan, Tuhan Allah
berfirman: “Tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan
penolong baginya, yang sepadan dengan dia.”
Kalau kita perhatikan ayat ini bahwa manusia yang dimaksud tak lain adalah Adam,
manusia pertama. Ia diciptakan Allah seorang diri, tanpa seorang lain yang sejodoh
dengannya. Adam melewati kehidupannya beberapa waktu lamanya bersama makhluk
hidup lainnya, “...tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan
dengan dia” (Kejadian 2:20).
Adam tidak bisa hidup sendirian sebagai manusia yang berbeda jenis dari makhluk-
makhluk ciptaan Allah lainnya, dia kesepian dan dia membutuhkan seorang penolong
(pendamping). Melihat keadaan Adam ini Allah dengan inisiatifNya sendiri, mencip-
takan seorang perempuan dari tulang rusuk dan daging Adam, dia adalah Hawa (Kejadian
2:21-23).
Allah tidak membiarkan Adam dan Hawa hidup beberapa lama tanpa ikatan
pernikahan, tetapi Allah langsung mengikat mereka dalam pernikahan yang kudus
dengan berfirman, “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya
dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24).
Demikianlah Allah mengukuhkan Adam dan Hawa sebagai suami-istri dalam ikatan per-
nikahan kudus. Adam dan Hawa sekarang sudah hidup dalam sebuah rumah tangga baru.
Sejak Allah melembagakan pernikahan mulai dari Adam dan Hawa, maka itu akan
terus berlaku di segala zaman. Yesus kembali mengingatkan dan sekaligus meneguhkan
hal ini ketika Dia datang ke bumi (Matius 19:4-6). Manusia tidak punya hak sedikitpun
mengubah rancangan Allah ini. Kalau manusia mencoba menggunakan caranya sendiri
untuk merancang pernikahan, maka itu adalah tindakan pemberontakan terhadap Allah.
23
Thomas B Warren mengatakan “bila tidak menghormati dan mentaati perintah-
perintah dan hukum-hukum ini berarti telah memberontak terhadap Allah dan akan meng-
hasilkan ketidakbahagiaan dalam kehidupan sekarang dan kehidupan yang akan datang...”
(Warren, 1994:20). Dengan kata lain bahwa tindakan pemberontakan ini adalah dosa dan
ada konsekuensinya, baik dalam kehidupan di bumi maupun di dunia kekekalan.
24
4. Seorang laki-laki dan seorang perempuan, keduanya telah ditinggal mati oleh istri
atau suaminya (1 Korintus 7:39).
Demikian juga berikut ini beberapa kategori pribadi yang tidak diperkenankan untuk
menikah.
1. Seorang laki-laki dan seorang laki-laki (Kejadian 2:24; bdg. Roma 1:26,28; 1 Korintus
6:9-10).
2. Seorang perempuan dan seorang perempuan (Kejadian 2:24; bdg. Roma 1:27,28).
3. Seorang perempuan atau seorang laki-laki yang belum pernah menikah dan seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang menikah (Matius 19:9; Matius 5:32).
4. Seorang laki-laki dan seorang perempuan, keduanya masih terikat hukum pernikahan
dengan pasangannya masing-masing (istri atau suami).
5. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang belum pernah menikah dan seorang
perempuan atau seorang laki-laki yang telah menceraikan suami atau istrinya bukan
karena suami atau istrinya itu berzinah (Matius 19:9; 5:32).
6. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang telah ditinggal mati istrinya dan
seorang perempuan atau seorang laki-laki yang menceraikan suami atau istrinya bu-
kan karena suami atau istrinya itu berzinah (Roma 7:2-3; 1 Korintus 7:39).
7. Seorang laki-laki atau seorang perempuan yang telah menceraikan istri atau suami
bukan karena istri atau suaminya itu berzinah dan seorang perempuan atau seorang
laki-laki yang juga telah menceraikan suami atau istrinya bukan karena suami atau
isterinya itu berzinah (Matius 19:9; Markus 10:12; Matius 5:32).
8. Seorang perempuan dan seorang laki-laki, keduanya telah diceraikan oleh suami atau
istrinya karena zinah (Matius 19:9; Markus 10:12).
9. Poligami (seorang laki-laki menikahi lebih dari satu orang perempuan).
10. Poliandri (seorang perempuan menikahi lebih dari satu orang laki-laki).
25
Di samping itu juga, ada hal lain yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari
pernikahan, yaitu bahwa seorang (laki-laki atau perempuan) yang akan menikah harus
dewasa. Allah membentuk pernikahan hanya untuk seorang yang dewasa. Kita perhati
kan Adam dan Hawa, keduanya adalah individu yang diperkenankan untuk menikah
karena keduanya dewasa. Penciptaan Adam dan Hawa dalam keadaan dewasa adalah
standar untuk pribadi yang diperkenankan untuk menikah. Kedewasaan sangat dibutuh-
kan untuk menjamin terbentuknya sebuah rumah tangga yang harmonis dan bahagia.
Kedewasaan yang dimaksudkan adalah: Pertama, kedewasaan secara fisik. Seseorang
itu sudah mencapai usia yang pas untuk menikah; bagi laki-laki sudah mampu fisiknya
untuk berusaha menghidupi rumah tangganya; bagi perempuan sudah siap untuk ber
usaha dan juga melahirkan.
Kedua, kedewasaan secara mental. Dewasa berarti akil-balik. Seseorang itu sudah
dapat menggunakan pikirannya dengan baik sehingga dapat bertindak bijaksana dalam
membina dan mengatur rumah tangganya. Ketiga, kedewasaan secara emosional.
Seseorang itu sudah dapat menguasai emosinya dengan baik ketika nanti ada persoalan
yang terjadi dalam rumah tangga, sehingga tidak terjadi perselisihan yang akan meng-
hancurkan bahtera rumah tangga.
Keempat, kedewasaan secara rohani.Seseorang harus mempunyai hubungan yang
baik dengan Allah, takut kepada Allah, taat kepada perintah-perintahNya, mempunyai
iman yang teguh. Dengan kata lain bahwa dia adalah umat Allah yang benar (orang
Kristen). Ini akan menjadi fondasi yang kokoh baginya untuk menjalankan rumah tangga.
Seseorang itu akan berusaha keras untuk menuntun baik dirinya maupun seluruh anggota
keluarganya kepada Tuhan (Lihat Yosua 24:15).
26
27
Kejadian 2:23 mengatakan “Lalu berkatalah manusia itu: “Inilah dia, tulang dari
tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari
laki-laki.” Tersirat dalam ayat ini betapa cintanya Adam pada Hawa dan sebaliknya. Maka
dengan alasan inilah Allah menikahkan Adam dan Hawa dengan berfirman: “Sebab itu
seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya,
sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kejadian 2:24).
Amos mengatakan “Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum ber-
janji?” (Amos 3:3). Ayat ini dapat diaplikasikan pada pernikahan, yaitu kedua insan (laki-
laki dan perempuan) yang hendak menikah harus mengawalinya dengan perasaan suka
sama suka atau cinta. Dalam beberapa kasus pernikahan, ada yang menikah oleh karena
materi (harta), membayar budi baik, bahkan mungkin untuk memeras orang lain, dan
sebagainya. Ini adalah pernikahan yang tidak sehat dan sangat ditentang oleh Allah.Tetapi
perlu diingat bahwa meskipun dengan motif-motif salah ini seseorang menikah, sekali dia
menikah secara alkitabiah, maka itu adalah pernikahan yang sah di hadapan Allah.
Cinta dibutuhkan dalam sebuah pernikahan atau rumah tangga. Jim E. Waldron
engatakan “...cinta adalah minyak yang melumasi hubungan anggota-anggota sebuah
m
keluarga, dan pernikahan adalah bahan perekatnya” (Waldron, 1998: 36).
Cinta sejati adalah cinta yang rela berkorban. Suami dan istri harus saling berkorban
satu sama lain. Suami harus mengasihi istrinya (Efesus 5:25, 28, 29, 32-33) dan sebaliknya
demikian. Saling memenuhi kebutuhan masing-masing secara biologis (1 Korintus 7:3-5).
Untuk melakukan semua hal ini dibutuhkan cinta di antara keduanya. Hubungan cinta
antara suami dan istri menjadi simbol hubungan kasih antara Kristus dan gerejaNya.Ini
menunjukkan bahwa kasih atau cinta itu sangat penting di antara keduanya.
Hal penting lain yang jangan dilewatkan adalah cinta melibatkan komunikasi di
antara keduanya. Itulah yang dimaksudkan oleh Amos dengan kata “berjanji.”
28
4. Pernikahan adalah untuk Memperoleh Keturunan
Setelah Adam dan Hawa disatukan Allah dalam pernikahan kudus, dan mereka men-
jalani sebuah rumah tangga baru, ternyata mereka tidak akan hidup berdua saja selamanya,
tetapi Allah memberkati mereka dengan mengaruniakan anak-anak yang akan menambah
jumlah anggota dalam keluarga mereka (Kejadian 1:28). Kehadiran anak-anak dalam
keluarga bukan semata-mata menambah jumlah anggota keluarga, tetapi lebih dari itu
kehadiran mereka sebagai penghibur, pemotivasi dan pelengkap.
Anak-anak adalah berkat dan milik Tuhan. Pemazmur mengatakan, “Sesungguhnya,
anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan” (Mazmur 127:3a). Ini menunjukkan
bahwa Allah menuntut tanggung-jawab besar dari sebuah keluarga agar anak-anak yang
dikaruniakan-Nya itu dipelihara, dibesarkan, dididik, diasuh dengan baik. Bagaimanapun
keadaan anak-anak itu saat dilahirkan, tetapi yang pasti mereka bukan objek penderita
yang dapat dijadikan sebagai pelampiasan amarah atau kebrutalan seorang ayah atau ibu.
Penulis kitab Amsal berkata: “Mahkota orang-orang tua adalah anak cucu” (Amsal
17:6a). Ini menunjukkan bahwa kehadiran anak dalam sebuah keluarga adalah sebuah
kehormatan bagi keluarga tersebut. Sebuah keluarga pasti menginginkan kehormatan.
Satu hal penting lainnya yang perlu diketahui bahwa salah satu kebutuhan anak adalah
dia diinginkan oleh kedua orangtuanya. Ada beberapa contoh dalam Alkitab, seperti Ishak
diinginkan oleh Sara dan Abraham (Kejadian 15:1-6; 16:1-2; 17:15-19; 21:1-7), Samuel
diinginkan oleh Hana dan Elkana (1 Samuel 1:10-11, 19-20).
Perlu dipertimbangkan juga bahwa tidak mudah menjalankan tanggung-jawab sebagai
ayah dan ibu untuk seorang anak, diperlukan kesiapan fisik, mental, emosi dan rohani, juga
ekonomi. Pertimbangan ini dapat didasarkan pada pribadi suami dan istri, apakah ked-
uanya telah memiliki kesiapan-kesiapan ini atau sebaliknya.Suami istri tidak cukup hanya
siap secara ekonomi untuk memenuhi seluruh kebutuhan keluarga, tetapi keduanya harus
benar-benar siap secara fisik, mental, emosi dan rohani. Dengan kata lain siap dalam semua
bidang ini. Mungkin ada yang mengatakan ekonomi tidak begitu penting, tetapi Alkitab
sendiri menegaskan pentingnya persiapan ekonomi (1 Timotius 5:8).
29
5. Pernikahan adalah Ikatan Seumur Hidup
Dalam jawaban-Nya atas pertanyaan orang-orang Farisi apakah boleh seseorang
menceraikan istrinya karena alasan apa saja, Yesus berkata “Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Matius 19:6; Markus 10:9). Yesus
memberi kesimpulan hukum pernikahan yang telah ditetapkan Allah sejak semula, yang
tetap berlaku hingga sekarang ini dan juga sebagai hukum Kristus. Jim E. Waldron
mengomentari pernyataan Yesus ini demikian.
Hukum Kristus ini memberikan dua fakta jelas: (1) Allah yang menyatukan atau
engikat dalam pernikahan; dan (2) apa yang telah dipersatukan Allah tidak boleh
m
diceraikan manusia. Dari kedua hal di atas, pertama kita tahu bahwa pernikahan bukan
semata-mata suatu bentuk kesatuan yang Anda lakukan sendiri. Ketika dua orang
menikah, mereka tidak hanya masuk ke dalam sebuah perjanjian antara keduanya, tetapi
juga dengan Allah. Dengan kata lain, janji (sumpah) mereka tidak hanya kepada satu
sama lain tetapi di hadapan Allah dengan penuh tanggung-jawab kepada Allah... Dalam
pernikahan, dua orang tidak hanya menyatukan diri bersama, mereka juga diikat oleh
Allah.
Fakta kedua yang dinyatakan di atas adalah tidak ada seorangpun, tidak ada hukum,
tidak ada hakim, tidak ada juri, dan tidak ada orang yang terikat hukum atau di luar dari
hukum yang mempunyai hak untuk masuk di antara seorang laki-laki dan istrinya yang
dinikahi secara hukum” (Waldron, 1998:38).
Perlu diingat juga bahwa pernikahan sebagai ikatan seumur hidup bukan berarti
mengesampingkan pelanggaran yang terjadi dalam pernikahan, yaitu perzinahan (Matius
19:9; 5:32; Markus 10:1,12) ataupun peristiwa alamiah yang menimpa pernikahan,
yaitu matinya salah seorang pasangan suami atau istri ketika masih dalam ikatan hukum
pernikahan (Roma 7:2, 3).
30
TOPIK 4
31
Kasih ini hanya mencari apa yang baik bagi yang dikasihinya, tanpa mempeduli
kan biaya dan pengorbanan secara pribadi. Sebagaimana kesatuan pernikahan dalam
kitab Kejadian merupakan gambaran dari kasih Allah, hubungan suami istri dalam
Efesus 5 merupakan gambaran Kristus dan gereja-Nya.
Kita bisa mengerti dengan lebih baik bagaimana suami hendaknya mengasihi
istrinya ketika kita melihat Kristus mengasihi gereja-Nya. Dari Efesus 5:21-22, buat-
lah daftar tentang ciri khas dari kasih Kristus terhadap gereja-Nya. Kemudian, dari
ayat-ayat yang sama, buatlah daftar yang menunjukkan tanggung jawab sang suami
dalam mengasihi istrinya.
32
4. Kepemimpinan
“...Karena suami adalah kepala istri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat.
Dialah yang menyelamatkan tubuh.” (Efesus 5:23). Alkitab tidak menekankan
kekuasaan secara diktator, melainkan adanya kepemimpinan. Menjadi kepala
keluarga tidak berhubungan dengan kelemahan atau kekuatan. Kepala keluarga
adalah kedudukan pelayanan yang khusus supaya suatu pernikahan boleh berkem-
bang dan bertumbuh.Sang suami memberikan contoh dari kehidupan Ilahi. ”...pilih
lah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah;...Tetapi aku dan seisi rumahku,
kami akan beribadah kepada Tuhan!” (Yosua 24:15).
Pelajarilah bagaimana Yosua memberikan kepemimpinan secara rohani
kepada keluarganya. Kepemimpinan rohani termasuk memberikan nasihat dan
petunjuk berdasarkan firman Allah. Sang suami memimpin dalam membuat kepu-
tusan di keluarga. Dia melibatkan istrinya dalam doa dan dalam usaha pencapaian
persetujuan. Kepemimpinan adalah suatu tanggung jawab yang berat bagi seorang
suami. Dia tidak bisa menanggungnya sendiri. Kunci untuk menjadi pemimpin di
rumah disebutkan dalam: “Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur
menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh.”
33
Seorang suami hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri:
a) Apakah kelebihan istri yang bisa saya puji?
b) Dengan cara apa saya bisa menjadi berkat bagi dia?
c) Dalam hal apa saya bisa berterima kasih kepada istri saya?
d) Dalam kehidupan istri saya, hal khusus apa yang harus saya doakan agar
Tuhan memberkatinya?
Dengan suatu sikap dan tindakan yang menanggapi segala sesuatu sebagai
berkat, maka “hari-hari yang baik dan hidup yang diberkati” bersama sang istri akan
diberikan Tuhan kepada suami.
( Amsal 31 : 10 - 12 )
34
k epercayaan diri atas kemampuan suaminya, mendorong dan menunjukkan penghar-
gaan pada suaminya, percaya pada kebijaksanaan dan menunjukkan penghormatan
pada suaminya, menolong suami meraih segala keberhasilan, mendengarkannya
dengan lembut dan mengagumi suami, berdiri di samping sang suami dalam keadaan
apapun. Sang istri akan menolong suami merasa aman dengan mengasihinya.
2) Kerendahan Hati
Kerendahan hati adalah istilah Alkitab yang digunakan dalam semua hubungan.
Saling merendahkan diri satu dengan yang lain adalah suatu sifat dalam kekristenan
dan sebagai akibat dari kepenuhan Roh Kudus. Merendahkan diri adalah dengan
sukarela mengangkat orang lain di atas diri Anda sendiri untuk melayaninya. Suami
istri hendaknya saling merendahkan diri, saling mengangkat, dan saling melayani.
Paulus memulai suatu diskusi tentang tanggung jawab pernikahan setelah dia
menyatakan prinsip-prinsip umum tentang merendahkan diri. “dan rendahkanlah
dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus” Efesus 5:21.
Di dalam hubungan pernikahan, kerendahan hati membuat dua pribadi bisa ber-
fungsi sebagai satu tubuh, saling melengkapi dan bukannya saling bersaing. Efesus
5:21-23 menunjukkan bagaimana Yesus telah menjadi model bagi tanggung jawab
seorang suami atau istri. Yesus telah merendahkan diri dan taat kepada Bapa dan me-
lepaskan segala hak yang Dia punya (Filipi 2:6). Begitu juga, hendaknya sang istri taat
dan merendahkan diri kepada suaminya. “Hai istri-istri, tunduklah kepada suamimu,
sebagaimana seharusnya di dalam Tuhan.” (Kolose 3:18). Kerendahan hati yang
sejati menurut Alkitab adalah merupakan kesukaan sang wanita yang kreatif yang
berusaha menemukan bagaimana dia bisa menunjukkan kepada suaminya bahwa
dia menghormati, mengagumi dan bergantung padanya. Ini berarti bahwa sang istri
akan menjadi lebih tertarik kepada kebutuhan suami daripada kebutuhannya sendiri.
Ketaatan dan kerendahan hati sang istri pada suaminya bisa terlihat dengan baik
ketika dia mendorong peran kepemimpinan sang suami dan tidak pernah berusaha
untuk menghancurkan, memudarkan, dan melemahkan atau menguranginya.
35
36
3) Perhatian Terhadap Kecantikan dari Dalam
Dalam 1 Petrus 3:1-4, Petrus mendorong istri untuk mengembangkan kecantikan
dari dalam yang mencerminkan kewanitaan, kelembutan, perhatian dan kasih. Petrus
tidak mengatakan pada para wanita bagaimana harus berpakaian. Dia hanya mem-
berikan suatu prinsip: wanita yang cantik adalah seorang wanita yang mempunyai
kecantikan hati yang berupa sikap yang murni dan hormat dan merupakan pancaran
dari roh yang lembut dan tenang.
37
g) Dia seorang wanita bisnis yang baik.
h) Dia bisa meningkatkan reputasi suaminya.
i) Dia dihormati oleh suami dan anak-anaknya.
j) Dia berserah kepada Tuhan dan memberikan tempat pertama bagi-Nya.
Pernikahan adalah hubungan dua pribadi menjadi satu. Karena tiap pribadi adalah
unik, masing-masing mempunyai kehendak, kebutuhan dan cita-citanya sendiri sehingga
konflik tidak bisa dihindari. Tapi ini wajar, bahkan baik. Bagaimana setiap pasangan
menanggapi konflik tersebut adalah hal yang lebih penting.
1. Pertentangan/Konflik
Kamus menjabarkan konflik sebagai “suatu perjuangan, pertentangan, benturan,
ketidakcocokan, dan kehendak yang bertolak belakang.” Pertentangan dapat menjadi
kan hubungan pernikahan bertumbuh atau justru bisa menjadikannya menyakitkan,
tidak terselesaikan, dan menghancurkan. Banyak orang Kristen yang menghadapi
masalah secara tertutup sebab tidak ada yang mengajarkan kepada mereka cara-cara
efektif untuk mengatasinya.
38
2. Apakah yang Menyebabkan Pertentangan?
Bacalah Yakub 4:1-3. Sebelum menikah, masing-masing pribadi sudah hidup
sendiri-sendiri selama lebih dari dua puluh tahun. Selama jangka waktu itu, masing-
masing pribadi sudah memiliki selera, pilihan, kebiasaan, kesenangan dan ketidak-
senangan, nilai-nilai dan standar sendiri-sendiri. Persatuan dalam pernikahan tidak
membuang semua perbedaan. Mereka tidak harus meluangkan waktu, dan melaku-
kan segala sesuatu bersama-sama. Di sinilah setiap pasangan akan mempunyai per-
bedaan pendapat atau pilihan dan inilah yang menyebabkan munculnya berbagai
ketidakcocokkan.
39
40
d) Ada orang yang bisa berkompromi atau memberikan sedikit dan mendapatkan
sedikit. Kadang-kadang kompromi penting. Namun, menggunakan cara ini agar
mendapatkan sesuatu untuk diri sendiri adalah tanggapan yang kurang baik
terhadap konflik.
e) Ada orang yang bersedia meluangkan waktu untuk berkomunikasi secara
langsung dan terbuka sehingga beberapa keinginan atau ide-ide bisa dipadukan.
Mereka puas dengan jalan keluar yang sudah mereka setujui. Mereka telah
menyelesaikan pertentangan tersebut dengan baik. Bacalah Efesus 4:29-32
41
b. Ketidakcocokan sebagai salah satu bagian dari keseluruhan masalah.
Bacalah Filipi 2:1-8.Ketika masing-masing pasangan merasa lebih berkuasa
daripada yang lain, maka masalah tidak akan pernah terselesaikan. Satu pihak
tidak bisa lebih banyak berpikir, berbicara atau menguasai yang lain dalam
menyatakan pikiran atas situasi yang sedang terjadi. Diskusi harus terbuka
sehingga tiap pihak bisa menyumbangkan idenya secara seimbang dan dihargai
untuk menemukan jalan keluar yang menguntungkan.
c. Tukarlah posisi. Rela melihat situasi yang terjadi menurut pendapat pasangan
kita akan menolong memberi pengertian bagaimana hal itu mempengaruhi
pernikahan. Masalahnya akan bisa diselesaikan jika mereka memiliki sikap
lemah lembut dan saling menghargai perasaan orang lain. Bacalah Kolose
3:12-17.
42
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.” (Matius
7:2, Roma 2:1). Pelajarilah bagaimana memberitahukan pasangan Anda tentang
perasaan Anda. Jangan melempar sebuah batu pada mereka.
f. Minta pertolongan dari para pembawa damai yang penuh roh. Allah sudah
menempatkan orang-orang dalam persekutuan di gereja yang memiliki karunia
sebagai pembawa damai. Sang pembawa damai hendaknya seseorang yang
tidak mudah dipengaruhi dan adil, dan dapat melihat kedua sisi. Sang pembawa
damai dapat menurunkan nada-nada yang merusak komunikasi dan menolong
kedua pasangan untuk menuju pada perdamaian.
g. Maafkan dengan segenap hati. Kalau Anda sudah menerima Kristus sebagai
Juru Selamat, Anda sudah mengalami pengampunan yang dari Allah. Kemudian
Anda pun mempunyai kemampuan untuk mengampuni diri sendiri dan orang
lain (Kolose 2:13, Kolose 3:13). Bacalah 1 Petrus 2:21-24. Pengampunan ter-
jadi jika kasih rela menerima luka dan kesengsaraan hidup dan mengabaikan
semua tuduhan terhadap yang lain. Pengampunan adalah menerima orang lain
ketika dia sudah melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan. Pengampunan
bukanlah menerima dengan syarat bahwa orang yang diampuni itu harus
melakukan sesuai kehendak kita. Pengampunan diberikan secara cuma-cuma,
dengan kesadaran si pemberi maaf tersebut juga mendapatkan maaf secara
terus-menerus. Pengampunan adalah suatu hubungan antara dua pribadi yang
setara yang menyadari mereka saling memerlukan. Tiap orang memerlukan
pengampunan dari yang lain. Tiap orang perlu diterima oleh yang lain. Tiap
orang perlu orang lain. Demikian juga, di hadapan Allah, setiap orang menghenti
kan tuduhan, menolak semua penghakiman secara sepihak, dan mengampuni.
Mengampuni sebanyak “tujuh puluh kali tujuh” seperti yang dikatakan Yesus
dalam Matius 18:21-22.
43
TOPIK 5
( Efesus 6 : 4 )
44
Beberapa tahun kemudian, ketika Yusuf ada di Mesir, dia menunjukkan dua
anaknya kepada Yakub yang sudah tua dan berkata, “Inilah anak-anakku yang telah di-
berikan Allah kepadaku di sini.” Kejadian 48:9. Pemazmur menulis,”Sesungguhnya
anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah
suatu upah.”Mazmur 127:3. Dalam Perjanjian Lama, orang-orang umumnya hanya
berbicara tentang anak-anak lelaki. Mereka kadang-kadang melupakan nilai dari
anak-anak perempuan. Kristus datang ke dunia dalam bentuk manusia untuk memu-
lihkan umat manusia ke dalam rencana Allah yang mula-mula. Sungguh dalam
Kristus “tidak ada laki-laki atau perempuan” Galatia 3:28. Karunia Allah adalah
anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan.
Renungkan kembali tentang rencana Allah yang indah dalam pernikahan antara
seorang pria dan wanita yang saling mengasihi dan menghormati Tuhan. Ingatlah
kembali bahwa anak-anak adalah karunia Tuhan. Tuhan memberikan karunia berupa
anak-anak di dalam beberapa rumah tangga; di beberapa rumah tangga yang lain
yang juga dikasihi-Nya, Dia memberikan karunia yang lain. Kita akan mempelajari
lebih banyak tentang rumah tangga tanpa anak dalam pelajaran berikutnya. Sekarang
marilah kita mempelajari tanggung jawab dari orangtua terhadap anak-anak sebagai
karunia yang indah.
45
46
anak yang sering tidak sebanding dengan pendapatan keluarga. Angka kelahiran yang
tinggi juga telah menambah masalah di Indonesia, misalnya kelaparan, kekurangan
gizi, terbatasnya sekolah dan pengobatan dan lain-lain.
Alkitab memerintahkan untuk bertanggung jawab dalam merencanakan keluarga
yang baik. ”Tetapi jika ada orang yang tidak memeliharakan sanak saudaranya, apa-
lagi seisi rumahnya, orang itu murtad dan lebih buruk dari orang yang tidak ber
iman.” (1 Timotius 5:8). Orangtua Kristen perlu berdoa untuk mempertimbangkan
jumlah anak yang bisa mereka asuh. Menjadi orangtua adalah suatu tanggung jawab
yang besar. Anda melecehkan kesempatan dan kepercayaan itu jika Anda men-
jalaninya dengan ceroboh, jika Anda menjalankannya dengan cara dimana Anda
hanya membuat anak-anak merana, lapar, berpakaian tidak layak, tidak berpendidi-
kan, dan merasa rendah diri di masyarakat. Hal utama yang harus diketahui orangtua
sekarang ini adalah berapa jumlah anak yang bisa diasuh dengan layak sehingga
nantinya menjadi pribadi yang sehat, bahagia, berkembang dengan baik, dan bisa
menjadi bagian yang memberkati masyarakat dan bangsa.”
47
adil? Bagaimana mungkin anak-anak Anda menggenapi rencana Allah bagi mereka
jika Anda tidak mengajarkan kepada mereka untuk menurut jalan-jalan Tuhan?
Tuhan memberikan janji ini: “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut
baginya maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari jalan itu.” (Amsal
22:6). “Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak
pernah tampil seorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis” kata Yesus,
(Mat 11:11). Bacalah Lukas 1:6 untuk mempelajari macam lingkungan rumah tangga
yang disediakan Zakharia dan Elisabet bagi Yohanes. Dapatkah Anda mengikuti
contoh yang diberikan Zakharia dan Elisabet? Alkitab mengatakan bahwa mereka
“keduanya adalah benar di hadapan Allah dan hidup menurut segala perintah dan
ketetapan Tuhan dengan tidak bercacat.”
48
Lihatlah ayat Ulangan 6:6-9. Ayat Ulangan 6:4 memberikan perintah Allah
yang Agung. Saat Anda membaca ayat Ulangan 6:7 carilah beberapa “waktu untuk
pengajaran Firman Allah” yang bisa dipakai oleh seluruh keluarga untuk mengajar
anak-anak. Perhatikan bagaimana Allah menjadi pusat bagi keluarga pada masa itu.
Anak-anak diajarkan tentang Firman Tuhan dengan rajin dan rutin.
6. Membimbing Mereka
Lukas 2:52 menyebutkan kepada kita bahwa Yesus “makin bertambah besar dan
bertambah hikmat-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”Dengan meng-
gunakan empat bidang berikut ini, pikirkanlah sikap-sikap dan kecakapan-kecaka-
pan yang ingin anak-anak Anda miliki jika mereka dewasa nantinya. Bagaimana cara
terbaik yang bisa Anda tempuh untuk mengembangkan kecakapan dan sikap mental
anak-anak? Pendidikan apa yang Anda inginkan bagi anak-anak Anda? Pikirkanlah
juga perkembangan secara fisik.
Apa yang perlu diketahui anak-anak Anda mengenai tubuh mereka agar mereka
bisa memperlakukan tubuh mereka dengan benar sebagai Bait Roh Kudus? Apa
yang perlu diketahui, dialami, dilakukan anak-anak untuk bisa bertumbuh secara ro-
hani? Apa yang seharusnya menjadi ciri hubungan mereka dengan Allah? Bagaimana
mereka perlu berhubungan dengan orang lain, dengan orang Kristen dan non-Kristen?
49
Ambil Alkitab Anda sekarang dan bacalah Mazmur 78:1-7. Ceritakan
tentang kebaikan Tuhan kepada anak-anak Anda. Maka, mereka juga akan
menaruh kepercayaan mereka terhadap Tuhan.
8. Mengasihi Mereka
Tunjukkan kedekatan Anda kepada anak-anak. Jika mereka melakukan
sesuatu yang baik, berikan pujian, ungkapkan, “Aku mengasihi engkau,” dalam
perkataan dan perbuatan. Dorong dan bimbing serta ajar mereka secara pribadi.
Ada saatnya tiap orangtua meluangkan waktu sendiri dengan tiap anaknya.
Ajarkan kepada anak-anak Anda tentang Firman Tuhan dan berdoalah dengan
anak-anak Anda. Firman Tuhan dapat memberikan hikmat kepada anak-anak
Anda menuju kepada keselamatan melalui iman dalam Yesus Kristus.
50
B. ANAK-ANAK DALAM KELUARGA KRISTEN
( Efesus 6 : 1 )
51
nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.” (Efesus
6:1-3). Paulus menuliskan ayat-ayat ini dalam sebuah surat ketika dia sudah tua dan
ada di dalam penjara. Dia bukanlah seorang penjahat, dia salah satu murid Tuhan
Yesus yang sejati. Paulus melayani dengan nasihat-nasihat yang penuh kasih kepada
semua orang. Dalam tes ini dia mengikutsertakan anak-anak dan orangtua. Bacalah
Roma 1:30 dan 2Timotius 3:2. Apakah Anda memperhatikan bahwa ketidaktaatan
kepada orangtua adalah termasuk sebagai dosa yang paling jahat? Baik ayah mau-
pun ibu, keduanya harus dihormati.
52
53
daripada manusia” Jika orang tua kita meminta agar kita berbuat yang bertentangan
dengan kehendak Tuhan, kita harus mentaati Allah. Allah berbicara kepada anak-
anak, dan kehendak Allah harus menjadi yang pertama, bahkan sebelum kehendak
orangtua. Samuel hanyalah seorang anak kecil ketika dengan cara yang ajaib Tuhan
datang pada malam hari di tempat tidurnya dan berbicara kepadanya.
Bahkan ketika maksud untuk mentaati Tuhan bertentangan dengan kehendak
orangtua, kita tidak boleh begitu saja meremehkan keinginan orangtua kita. Kita
harus berusaha sedemikian rupa untuk mencapai suatu persetujuan. Kita tidak boleh
marah terhadap mereka, atau membuat mereka marah.Kita hendaknya menunjukkan
kepada mereka segala bentuk kasih dan penghormatan meskipun mereka menentang
kehendak Tuhan.
Petrus mengingatkan kepada kita bahwa seorang Kristen harus rendah hati
dalam semua hubungan. ”Demikian juga kamu, hai orang-orang muda, tunduk-
lah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang
terhadap yang lain, sebab: ‘Allah menentang orang-orang yang congkak, tetapi
mengasihani orang yang rendah hati.’” (1Petrus 5:5). Ketika kehendak orang tua
bertentangan dengan perintah Tuhan, seorang Kristen memilih jalan Tuhan dengan
kelembutan dan kerendahan hati.
54
Anak-anak yang sudah dewasa perlu untuk menjaga hubungan yang dekat
dengan orang tua mereka, untuk memberitahu mereka bahwa mereka masih dikasihi
dan dihormati. Usia tua sering membawa masalah yang memerlukan perhatian yang
penuh kasih dari anak-anak yang sudah dewasa. Dalam Markus 7, Yesus menegur
para pemimpin agama pada masa itu karena melaksanakan tradisi mereka namun
tidak betul-betul memperhatikan kebutuhan orang tua dan menghormati mereka.
Di dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, istri Klopas dan
Maria Magdalena. Ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya
di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibu, inilah, anakmu!” Kemudian
kata-Nya kepada murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima
dia dalam rumahnya (Yohanes 19:25-27). Ayat ini menceritakan bagaimana Yesus
membuat suatu rencana untuk merawat ibunya bahkan ketika Dia hampir mati di
atas kayu salib. Seperti Yesus yang menunjukkan penghormatan dan perhatian untuk
ibunya selama hidupnya, orang-orang Kristen saat ini perlu memegang perintah
Tuhan untuk menghormati orangtua mereka.
55
BAB III
Peran Orang
Tua Membangun
Keluarga Kristen
yang Berkualitas
Melalui 1.000 Hari
Pertama Kehidupan
TOPIK 1
59
2. Mengapa 1.000 Hari Pertama Kehidupan?
Hasil penelitian Shrimpton et. al., (2001) berjudul Worldwide Timing of Growth
Faltering: Implications for Nutritional Interventions patut menjadi referensi kita.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa status gizi seorang anak berdasarkan
indeks berat badan menurut umur (BB/U) cenderung mengalami penurunan pada
saat ia memasuki usia 3 bulan dan terus mengalami penurunan secara cepat sampai
ia berusia 12 bulan dan mulai melambat pada umur 18-19 bulan. Sedangkan ber-
dasarkan indeks berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), penurunan berat badan
dimulai sekitar umur 3 bulan sampai umur 15 bulan.
Jika kita melakukan intervensi setelah anak berumur 2 tahun, maka intervensi
tersebut sangat tidak efektif karena kondisi anak mulai memburuk jauh sebelum
anak berusia 2 tahun dan bersifat permanen. Bukan berarti anak umur 2 tahun ke
atas tidak butuh perhatian, akan tetapi konsep ini berbicara tentang skala prioritas.
Beberapa ahli mengatakan bahwa periode umur anak di bawah 2 tahun dikenal
dengan “periode emas”.
60
Pertumbuhan otak terhambat yang mengakibatkan anak tidak cerdas
Pertumbuhan jasmani dan perkembangan kemampuan anak terhambat
Anak bertubuh pendek (stunting)
Daya tahan tubuh anak rendah sehingga anak mudah sakit
Anak akan sulit mengikuti pelajaran saat bersekolah
Setelah dewasa akan sulit mendapatkan pekerjaan
Produktivitas, kreativitas dan inovasi rendah.
61
k emungkinan mengalami anemia. Ibu harus memeriksakan kehamilan secara
rutin. Memasuki kehamilan trimester ketiga (bulan ke 7, 8, 9). Ibu dan suami
wajib mendapatkan informasi tentang menyusui seperti manfaat menyusui,
posisi maupun teknik menyusui yang benar, cara menangani masalah-masalah
yang muncul saat menyusui (seperti puting susu lecet, puting susu masuk ke
dalam, ASI tidak keluar dan sebagainya).
62
TOPIK 2
KEHAMILAN, PERSALINAN
DAN pasca Persalinan
( Mazmur 30 : 3 – 6 )
A. IBU HAMIL
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir (Saifudin, 2006). Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan
janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan
(Manuaba, 2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali dengan adanya
pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan diakhiri oleh
lahirnya sang bayi (Monika, 2009).
63
2. Tanda–tanda Kehamilan
Berhentinya menstruasi selama 36 – 42 minggu, adanya pertumbuhan janin
di rahim, perubahan bentuk tubuh seperti pembesaran payudara, perubahan
pinggul, pembesaran perut karena adanya janin.
64
d. Keluarnya air ketuban sewaktu hamil. Jangan
menunda untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan.
e. Gerakan janin berkurang dari biasanya atau tidak
bergerak sama-sekali. Segera memeriksakan diri ke
tenaga kesehatan.
f. Ibu muntah terus-menerus dan tidak bisa makan.
Segera membawa ibu ke fasilitas kesehatan.
g. Kelainan letak janin di dalam rahim. Kelainan
letak janin hanya dapat diketahui bila ibu
memeriksakan kehamilannya secara teratur ke bidan
atau dokter dan tidak diperbolehkan pergi ke dukun
untuk diurut.
5. Pemeriksaan Kehamilan
Seorang ibu hamil agar melakukan pemeriksaan kehamilannya pada
bidan, dokter atau dokter kebidanan minimal 4 kali selama hamil sebagai
berikut :
Trimester pertama (0 - 3 bulan) minimal 1 kali
Trimester kedua (4-6 bulan) minimal 1 kali
Trimester ketiga (7-9 bulan) minimal 2 kali
65
Tujuan pemeriksaan kehamilan :
66
6. Pemeriksaan yang Harus Diperoleh Selama Kehamilan
a.) Pemeriksaan Berat Badan
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal di-
lakukan untuk mendeteksi gangguan pertumbungan janin. Penambahan
berat badan yang kurang dari 9 kg atau lebih dari 13 kg selama kehamilan
menunjukkan ada gangguan perkembangan janin.
Bagi ibu hamil yang mengalami pertambahan berat badan yang tidak
normal (< 1 kg setiap bulan), dokter atau bidan akan memberikan saran
yang harus dilakukan agar ibu hamil memperoleh pertambahan berat badan
yang normal.
b.) Pemeriksaan Tinggi Badan
Pemeriksaan tinggi badan juga dilakukan saat pertama kali ibu
elakukan pemeriksaan. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
m
dikuatirkan adanya kecenderungan memiliki panggul sempit (Cephalo
Pelvic Disproportion), yang mengakibatkan proses persalinan tidak dapat
dilakukan secara normal dan biasanya diselesaikan dengan bedah caesar.
Dengan mengetahui hal ini sejak dini, maka ibu hamil, suami dan keluarga
diharapkan segera menyiapkan diri dengan baik secara materi maupun
mental.
c.) Ukur Tekanan Darah
Menurut World Health Organization (WHO) batas normal tekanan da-
rah adalah 120-140 mmHg tekanan sistolik dan 80-90 mmHg tekanan dia-
stolik. Ibu hamil dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih
dari 140/90 mmHg. Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah
yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah ter-
hambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan (Bustan, 2000).
67
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan pemeriksaan ke-
hamilan (antenatal) dilakukan apakah adanya indikasi hipertensi (tekanan
darah >140/90 mmHg) pada kehamilan yang mengarah kepada preeklampsi
(hipertensi disertai bengkak (edema) pada wajah dan tungkai bawah serta
terjadinya protein uria).
68
g.) Skrining Status Imunisasi Tetanus
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum maka
ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak
pertama ibu hamil diskrining status imunisasinya. Setiap ibu
hamil minimal memiliki status imunisasi T2 (2 kali mendapat
imunisasi TT) agar mendapatkan perlindungan terhadap
infeksi tetanus. Ibu hamil yang sudah dengan status T 5 (TT
long life ) atau ibu hamil sudah mendapatkan 5 kali TT sesuai
dengan jadwal mulai dari bayi sampai remaja maka imunisasi
TT tidak diberikan lagi.
69
c. Pemeriksaan protein dalam urin. Pemeriksaan protein dalam urin
dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi atau berdasar-
kan keluhan ibu. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya
preeklampsi pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah dapat menunjukkan apakah ibu hamil
mengalami diabetes melitus atau tidak.
e. Pemeriksaan darah malaria dilakukan pada daerah endemis, dan
pemeriksaan dilakukan pada trimester I atau bila ada indikasi. Untuk
daerah non endemis dilakukan bila ada indikasi atau berdasarkan
keluhan ibu.
f. Pemeriksaan HIV dilakukan pada ibu hamil di daerah terkonsentrasi
HIV dan ibu hamil risiko tinggi terinfeksi HIV.
g. Pemeriksaan BTA (Basil Tahan Asam) dilakukan pada ibu hamil yang
dicurigai menderita tuberculosis (TBC).
70
Kelas ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan
bagi ibu hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, per-
salinan, perawatan nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular
dan akte kelahiran (Depkes RI, 2009). Kelas ibu hamil bisa dilakukan di tempat
seperti Posyandu atau Posdaya, tempat ibadah atau di sarana kesehatan lainnya.
B. PERSALINAN
Setiap ibu hamil, suami dan keluarga harus mengetahui tanggal perkiraan
persalinan. Tapi terkadang persalinan bisa terjadi lebih cepat atau lebih lambat (7 hari)
dari perkiraan lahir tersebut. Untuk itu perlu menyiapkan hal-hal yang mendukung
proses persalinan demi menyambut kehadiran sang buah hati tercinta. Adapun hal-
hal yang harus disiapkan yakni :
Kelengkapan Administrasi (BPJS)
Calon Pendonor
Sarana Transportasi
Dana
Perlengkapan ibu dan bayi.
71
Setiap persalian harus ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan atau dokter)
terampil di fasilitas kesehatan memadai (puskesmas, rumah sakit, klinik swasta),
persalinan tidak dilakukan oleh dukun atau keluarga di rumah.
72
Mazmur 22 : 11 Untuk menunjang keselamatn ibu
melahirkan difasilitas kesehatan
“KepadaMu aku serah- dibutuhkan peran dan keterlibatan
kan sejak aku lahir, sejak berbagai pihak seperti : Suami,
dalam kandungan ibuku keluarga, tokoh masyarakat,
Engkau Allahku” tokoh agama, dll.
73
5. Ibu dianjurkan istirahat yang cukup agar tidak mengalami kelelahan dan dapat
mempertahankan produksi ASI secara maksimal.
6. Tidak boleh melakukan kebiasaan-kebiasaan yang mengganggu kesehatan ibu
dan bayi seperti panggang di dalam rumah bulat (budaya Timor), tatobi dengan
air panas mendidih (budaya NTT).
7. Ibu dan suami mempunyai hak yang sama untuk menentukan dan memutuskan
penggunaan alat kontrasepsi.
74
Yeremia 1 : 5 Pada bulan pertama
“Sebelum Aku membentuk engkau (40 hari ), ibu, suami dan
dalam rahim ibumu, Aku telah keluarga harus mengenal
mengenal engkau, dan sebelum tanda bahaya yang
engkau keluar dari kandungan, Aku muncul, jika terdapat
telah menguduskan engkau. Aku salah satu tanda bahaya
telah menetapkan engkau menjadi segera membawa
nabi-bagi bangsa-bangsa” ke fasilitas kesehatan.
75
Beberapa jenis alat kontrasepsi, antara lain
a) Pil (biasa dan menyusui) yang mempu
nyai manfaat tidak mengganggu hubungan
seksual dan mudah dihentikan setiap saat.
Risikonya sangat kecil terhadap kesehatan.
b) Suntikan (1 bulan dan 3 bulan) sangat
efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100
perempuan) selama tahun pertama peng-
gunaan. Alat kontrasepsi suntikan juga
mempunyai keuntungan seperti klien tidak
perlu menyimpan obat suntik dan jangka
pemakaiannya bisa dalam jangka panjang.
c) Implan (susuk) merupakan alat kontra-
sepsi yang digunakan di lengan atas bawah
kulit dan sering digunakan pada tangan
kiri. Daya guna tinggi, tidak mengganggu
produksi ASI dan pengembalian tingkat
kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d) AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
merupakan alat kontrasepsi yang digunakan
dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil
dan mempunyai keuntungan efektivitas
dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan
kesuburan segera kembali setelah AKDR
diangkat.
76
e) Kondom, merupakan selubung
atau sarung karet yang dapat terbuat
dari berbagai bahan di antaranya
lateks (karet), plastik (vinil) atau
bahan alami (produksi hewani)
yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual.
f) Tubektomi adalah prosedur bedah
mini untuk memotong, mengikat atau
memasang cincin pada saluran tuba
fallopi untuk menghentikan fertilisasi
(kesuburan) seorang perempuan.
g) Vasektomi operasi mini untuk laki-
laki.
77
TOPIK 3
78
b. Bayi harus segera disusui setelah lahir. Pada dasarnya setiap
ibu dapat menyusui anaknya dan hendaknya disusui secara
tepat.
c. Ibu hendaknya sesering mungkin menyusui anaknya karena
dengan demikian ASI bertambah banyak dan cukup untuk
kebutuhan bayi.
d. Pemberian susu botol tidak dianjurkan kecuali ada
permasalahan khusus.
e. Ibu hendaknya menyusui hingga tahun kedua kehidupan
anak.
3. Keunggulan ASI
a. Murah, sehat dan mudah memberikannya
b. Mengandung zat yang dapat meninggikan daya tahan tubuh anak terhadap
penyakit.
c. Mengandung cukup banyak makanan yang diperlukan oleh bayi
79
d. Menyusui berarti menjalin kasih sayang ibu terhadap anak
e. Menyusui mempercepat ibu menjadi langsing kembali sesudah
melahirkan.
f. Menyusui mempercepat proses penyembuhan kesehatan ibu
g. Menyusui sesering mungkin dapat menunda kesuburan ibu, sehingga
dapat menjarangkan kehamilan (menyusui minimal 4 kali pada malam
hari).
80
5. Manfaat Menyusui
Manfaat ASI sangat besar dalam upaya meningkatkan kualitas hidup
anak, karena dengan menyusui tidak hanya memberi keuntungan pada bayi
saja, tetapi juga bagi ibu dan keluarga, bahkan bagi negara.
81
Kolostrum berwarna kekuningan adalah ASI pertama yang keluar dari
payudara pada saat melahirkan. Kolostrum kaya akan sekretori immunoglo
bulin A (Ig A) yang berfungsi melapisi saluran cerna agar kuman tidak dapat
masuk ke dalam aliran darah dan akan melindungi bayi sampai sistem imun-
nya (sistem kekebalan tubuh) berfungsi dengan baik.
82
8. Manfaat dan Keuntungan IMD Bagi Sang Ibu
a. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin.
b. Meningkatkan keberhasilan produksi dan memperlancar ASI sang ibu.
c. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi.
b) Tujuan MP-ASI
Air Susu Ibu (ASI) hanya mampu mencukupi kebutuhan bayi sampai usia
6 bulan setelah itu, produksi Air Susu Ibu (ASI) semakin berkurang sedang
kan kebutuhan gizi bayi semakin meningkat seiring dengan bertambahnya
umur dan berat badan. Tujuan pemberian MP-ASI (Soenarno, 2007) sebagai
berikut :
Melengkapi zat-zat gizi yang kurang dalam ASI.
Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
83
Mengembangkan kemampuan bayi untuk bermacam-macam makanan dari
berbagai rasa dan tekstur.
Melakukan adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi
yang tinggi.
Menurut WHO (2003) pada saat seorang bayi tumbuh dan menjadi lebih
aktif akan dicapai usia tertentu dimana ASI saja tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi anak. Dengan demikian, makanan tambahan diberikan
untuk mengisi kesenjangan antara kebutuhan nutrisi pada anak dengan jumlah
yang didapatkan dari ASI. Ini berarti:
Makanan tambahan diperlukan untuk mengisi kesenjangan energi.
Jumlah makanan yang dibutuhkan meningkat sewaktu anak bertambah
usianya.
Jika kesenjangan tidak diisi anak akan berhenti pertumbuhannya atau tum-
buh lambat.
c) Syarat MP-ASI
Menurut Krisnatuti dan Yenrina ( 2000 ), makanan pendamping ASI yang
baik harus memenuhi beberapa syarat, yaitu :
Memiliki nilai energi dan kandungan protein tinggi.
Memiliki nilai suplementasi yang baik serta mengandung vitamin dan
mineral yang cocok.
Dapat diterima oleh alat pencernaan bayi dengan baik.
Harganya relatif murah, bernilai gizi dan dari bahan pangan lokal.
Kandungan serat kasar atau bahan lain yang sukar dicerna dalam jumlah
sedikit. Kandungan serat kasar yang terlalu banyak justru akan menggangu
pencernaan bayi.
84
d) Pemberian MP-ASI Tidak Tepat Usia
Memberi makanan tambahan terlalu cepat atau dini menurut WHO (2006)
akan berakibat :
Seorang anak belum memerlukan makanan tambahan saat ini, dan
makanan tersebut dapat menggantikan ASI. Jika makanan diberikan, anak
akan minum ASI lebih sedikit sehingga ASI yang diproduksi sedikit.
Risiko infeksi meningkat.
Risiko diare meningkat karena makanan yang dikonsumsi tidak sebersih
ASI.
Ibu mempunyai risiko lebih tinggi untuk hamil kembali jika jarang
menyusui.
e) MP-ASI Terlambat
Bahaya Pemberian MP-ASI terlalu lambat. Memulai pemberian makanan
tambahan terlalu lambat juga berbahaya (Depkes RI, 2005) karena :
Anak tidak mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan untuk mengisi
kesenjangan energi dan nutrien.
Anak berhenti pertumbuhannya atau tumbuh lambat.
Pada anak resiko malnutrisi dan defesusiensi mikronutrien meningkat.
f) Makanan Bayi
Mengatur makanan bayi dapat dibagi dalam beberapa tahapan (Krisnatuti,
2007) sebagai berikut :
85
1) Makanan bayi usia 6 bulan, sebagai berikut:
ASI tetap diberikan.
Susu botol kecil (200 cc) diberikan 5 kali sehari.
Sereal: beras putih, beras merah diberikan 1 kali.
Buah: pisang, alpukat, apel, pir diberikan satu kali.
86
g) Pengolahan MP-ASI Berbahan Pangan Lokal
Cara pengolahan MP-ASI (Krisnatuti dkk, 2005) sebagai berikut:
1) Makanan pokok adalah makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang
paling banyak dan mengandung zat tepung sebagai sumber tenaga
seperti beras, jagung, singkong, sagu, ubi jalar, umbi-umbian. Bubur
susu yang lembut, kental dan gurih dapat dibuat dari makanan pokok
apapun dan dapat diberikan sebagai pendamping ASI.
2) Kacang-kacangan diperlukan oleh bayi untuk memenuhi kebutuhan
protein yang sangat penting untuk pertumbuhan seperti kacang tanah,
kedelai, kacang hijau, kacang tunggak, kacang merah, kacang karo,
dan lain-lain.
3) Bahan pangan hewani bergizi tinggi dan sangat baik untuk makanan
bayi seperti daging sapi, ayam termasuk jeroannya (terutama hati),
ikan segar, telur dan susu.
4) Jenis sayuran yang mengandung gizi serta yang baik untuk dimakan
oleh bayi adalah sayuran yang banyak mengandung karotennya, yaitu
yang berwarna jingga dan hijau, seperti wortel, tomat merah, bayam,
kangkung sawi.
5) Buah-buahan harus dipilih yang sudah masak dan tidak masam. Pisang
biasanya sering digunakan sebagai makanan bayi usia 4-6 bulan karena
selain mengandung vitamin dan mineral juga mengandung karbohidrat.
Buah-buahan yang baik antara lain pepaya, mangga, jeruk manis.
6) Lemak dan minyak mengandung energi yang tinggi memberi rasa
lebih gurih serta makanan lebih lunak dan mudah ditelan. Beberapa
jenis lemak yang harus ditambahkan antara lain mentega.
87
C. BAYI DAN ANAK (UMUR 0 BULAN SAMPAI 24 BULAN)
a) Apa saja tanda-tanda bayi dan anak sehat?
b) Bagaimana ibu menjaga kesehatan bayi dan anak?
1) Timbang berat badan anak sebulan sekali mulai umur 1 bulan sampai 5 tahun di
Posyandu.
2) Tanya hasil penimbangan dan minta kepada kader mencatat di KMS.
3) Minta imunisasi sesuai jadwal di Posyandu, Puskesmas, Rumah Sakit.
Anak harus diimunisasi lengkap sebelum berumur 1 tahun.
Imunisasi untukmencegah penyakit TBC, hepatitis (sakit kuning), polio,
difteri, batuk 100 hari,tetanus dan campak.
Sakit ringan seperti batuk pilek, diare dan sakit kulit bukan halangan untuk
imunisasi.
88
Vitamin A untuk anak umur 6 bulan sampai 5 tahun.
Untuk bayi umur 6-11 bulan.
Untuk anak umur 1- 5 tahun.
1. Umur 0 – 6 bulan
Beri ASI setiap kali bayi menginginkan
sedikitnya 8 kali sehari, pagi,
siang, sore maupun malam.
Jangan berikan makanan atau
minuman lain selain ASI (ASI
Eksklusif).
Menyusui bayi dengan payudara kanan dan kiri secara
bergantian.
Pada umur 3 bulan bayi bisa mengangkat
kepala tegak ketika tengkurap, tertawa,
menggerakkan kepala ke kiri dan ke
kanan, mengamati tangannya.
Pada umur 6 bulan bayi bisa meniru
bunyi, meraih benda yang ada di dekatnya, tengkurap sendiri, menoleh ke
arah sumber suara.
2. Umur 6 – 12 bulan
Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun
Umur 6-9 bulan, kenalkan makanan pendamping ASI dalam bentuk lumat
dimulai dari bubur susu sampai nasi tim lumat, 2 kali sehari. Setiap kali
makan diberikan sesuai umur.
89
l 6 bulan : 6 sendok makan
l 7 bulan : 7 sendok makan
l 8 bulan : 8 sendok makan
Umur 9-12 bulan, beri makanan pendamping ASI, dimulai dari bubur nasi
sampai nasi tim, 3 kali sehari. Setiap kali makan diberikan sesuai umur.
l 9 bulan : 9 sendok makan
l 10 bulan : 10 sendok makan
l 11 bulan : 11 sendok makan
Beri ASI terlebih dahulu kemudian
makanan pendamping ASI.
Pada makanan pendamping ASI,
tambahkan telur ayam /ikan/ tahu/
tempe/daging sapi/wortel/bayam/
kacang hijau/santan/ minyak pada
bubur nasi.
Bila menggunakan makanan
pendamping ASI dari pabrik,
baca cara memakainya, batas umur
dan tanggal kadaluwarsa.
Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti bubur
kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan lainnya.
Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring.
Mulai mengajari bayi minum dan makan sendiri menggunakan gelas dan
sendok.
90
Bantu dan latih bayi duduk.
Ajak bayi bermain Cilukba.
Beri bayi biskuit dan ajari cara
memegang biskuit.
Main dengan bayi, ajari men-
jimpit benda kecil mengguna
kan dua jari.
Latih bayi berjalan
berpegangan.
Ajak bayi bicara sesering
mungkin.
Latih bayi menirukan kata-kata
ma... ma... pa... pa.
Bantu bayi berdiri. Jika sudah
bisa berdiri, bantu dan latih
bayi berjalan berpegangan.
Beri bayi mainan yang bersih
dan aman untuk bermain dan
dipukul.
91
3. Umur 1 – 2 tahun
Teruskan pemberian ASI sampai umur 2 tahun.
Beri nasi lembek 3 kali sehari.
Tambahkan telur/ayam/ikan/tempe/tahu/daging sapi/wortel/bayam/
kacang hijau/santan/minyak pada nasi lembek.
Beri makanan selingan 2 kali sehari di antara waktu makan, seperti
bubur kacang hijau, pisang, biskuit, nagasari dan sebagainya.
Beri buah-buahan atau sari buah.
Bantu anak untuk makan sendiri.
Catatan :
Jangan berikan
makanan yang
manis dan lengket
di antara waktu
makan.
92
BAB IV
Penutup
GEREJA adalah persekutuan orang-orang percaya yang wajib mewariskan
iman Kristen kepada warga gereja dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dengan mewariskannya berarti gereja memelihara karya keselamatan Allah
bagi dunia.
Katekisasi Pranikah sangatlah penting dilakukan bagi para calon pasangan
yang akan menikah. Mengingat pentingnya katekisasi ini, maka Sinode GMIT
bekerja sama dengan AIPMNH NTT menyusun Panduan Katekisasi Pranikah
yang akan dipergunakan oleh semua pelayan gereja di wilayah GMIT.
Keluarga Kristen adalah tempat asal anggota jemaat. Setiap orangtua mem-
punyai tanggung jawab memperkenalkan dan mengajarkan karya keselamatan
Allah yang telah mereka alami itu kepada anak-anak mereka. Ini mensyaratkan
setiap orangtua perlu memiliki wawasan pengetahuan yang luas mengenai iman
Kristen dan pengetahuan lainnya agar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Orangtua yang memiliki keluasan dan kedalaman pengetahuan dan
pengalaman iman akan dapat mengajarkannya kepada anak-anak mereka,
sehingga anak-anak itu juga dapat melakukan hal yang sama bagi anak-anak
mereka nanti. Demikianlah secara turun-temurun.
A. Kesimpulan
Manusia sebagai ciptaan Allah, yang diciptakan-Nya menurut “gambar
dan rupa” Allah sendiri (Kej.1:26) diberi hikmat, akal budi, bahkan iman
untuk membangun dan menata kehidupannya agar mencerminkan jatidirinya
dengan baik sesuai kehendak Allah. Inilah tugas yang mesti dilaksanakan
95
dengan sukacita oleh manusia. Itu berarti, kewajiban manusia untuk membangun
dan menata kehidupannya dengan baik adalah bagian dari pelaksanaan kesetiaan
dan ketaatannya kepada Allah.
Allah sebagai Pencipta manusia, tidak ingin agar manusia binasa dan mati
k onyol karena perbuatan buruknya yang tidak menghargai hakikatnya sebagai
ciptaan Allah. Itulah sebabnya ketika manusia harus binasa karena kejahatan dan
pemberontakannya kepada Allah dengan melakukan berbagai perbuatan yang
dilarang oleh Allah, maka Allah bertindak untuk menyelamatkannya. Ia melaku-
kan semuanya ini karena cinta kasih-Nya yang luar biasa. Di dalam dan me-
lalui Yesus Kristus, Allah menyelamatkan, bahkan memuliakan manusia. Oleh
sebab itu, maka manusia yang sudah diselamatkan oleh Allah, wajib melakukan
hal-hal yang “menyelamatkan” kehidupannya juga. Salah satu aspek dari hal ini
adalah bagaimana manusia membangun kehidupannya untuk menjadi manusia
yang sehat, cerdas dan produktif mulai dari “awal kehidupan” – sejak dalam
rahim ibunya. Prinsip ini mesti dipahami untuk dilaksanakan dengan sungguh-
sungguh oleh semua orang, terutama oleh setiap pasangan (atau calon pasangan)
suami – isteri.
B. Saran
a. Semua warga jemaat (warga masyarakat) mesti sejak dini diberi pengetahuan
dan pemahaman yang baik tentang bagaimana membangun kehidupannya
untuk sehat, cerdas, produktif dalam berbagai aspek kehidupan, terutama
dalam aspek iman dan kesehatan dirinya sebagai dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Karena itu bagi setiap peserta katekisasi, atau calon pasangan
suami-isteri mesti dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana mem-
bangun kehidupan generasi (baru) melalui 1.000 hari pertama kehidupan
sebagaimana diuraikan dalam buku ini.
96
b. Sehubungan dengan itu, alangkah baiknya jika Gereja (dalam hal ini para
pengajar katekisasi atau yang memberi pastoral perkawinan) dapat bekerja
sama dengan para pihak yang berkarya di bidang kesehatan masyarakat
(paramedis) untuk bersama-sama memberi pembekalan kepada para peserta
katekisasi dan calon pasangan suami-isteri, berhubungan dengan materi-
materi yang terdapat dalam buku ini.
c. Dalam lingkungan GMIT, setiap bulan Oktober adalah Bulan keluarga,
alangkah baiknya jika materi khotbah dan pastoral serta aksi-aksi diakonat
adalah tentang bagaimana membangun generasi Kristen (keluarga-keluarga
Kristen) agar sehat, cerdas dan produktif dengan memberi perhatian pada
“periode emas kehidupan” yakni 1.000 hari pertama kehidupan.
97
Referensi
1. Pendidikan Elektronik Studi teologia Awam (Pesta), Kursus Pernikahan Kristen Sejati,
Pelajaran 01 Cinta dan pernikahan. Sumber elektronik : http://pesta.sabda.org/pks_pelajaran 01
2. Pendidikan Elektronik Studi teologia Awam (Pesta), Kursus Pernikahan Kristen Sejati,
Pelajaran 02 Memilih Pasangan Sumber elektronik : http://pesta.sabda.org/pks_pelajaran 02
3. Pendidikan Elektronik Studi teologia Awam (Pesta), Kursus Pernikahan Kristen Sejati,
Pelajaran 03 Pernikahan Kristen Sumber elektronik : http://pesta.sabda.org/pks_pelajaran 03
4. Pendidikan Elektronik Studi teologia Awam (Pesta), Kursus Pernikahan Kristen Sejati,
Pelajaran 01 Peran Suami dan isteri dalam pernikahan kristen Sumber elektronik : http://pesta.
sabda.org/pks_pelajaran 04
5. Pendidikan Elektronik Studi teologia Awam (Pesta), Kursus Pernikahan Kristen Sejati,
Pelajaran 05 Rumah tangga Kristen Sumber elektronik : http://pesta.sabda.org/pks_pelajaran 05
6. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina
Kesehatan Ibu, 2009. Pedoman Pemantauan wilayah setempat KIA (PWS - KIA)
7. Departemen Kesehatan RI, 2009, Buku Kesehatan Ibu dan Anak, Departemen Kesehatan
Kesehatan dan JICA
8. Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat 2009, Pedoman
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak.
9. Buku Revolusi KIA Pergub NTT Nomor 42 Tahun 2009.
10. Kementerian Kesehatan RI, 2012, Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu , Edisi Kedua,
Jakarta, Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.
11. Kementerian Kesehatan RI, 2014, Kampanye Peduli Kesehatan Ibu
12. Kementerian Kesehatan RI, 2014. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
13. http://www.depkes.go.id/article/view/2014/penuhi-kebutuhan-gizi-pada-1000-hari-pertama-
kehidupan.html
14. http://promkes.depkes.go.id/dl/lembarbalik-KSI-30x35cm.pdf
15. http://www.academia.edu/8375458/Pentingnya_Gizi_pada_1000_Hari_Pertama_Kehidupan.
98
Gereja Masehi Injili di Timor
Tahun 2015