Anda di halaman 1dari 3

RUANG ANAK-ANAK DAN REMAJA

Dalam Bulan Keluarga GMIT Tahun 2018 ini, PAR GMIT menginformasikan dan mengajak
semua Pemimpin dan Warga GMIT untuk mendukung dan terlibat dalam 5 Gerakan PAR
yang menjadi Program PAR GMIT Tahun 2018, yaitu:
1. Gerakan Semua Melayani Anak
2. Gerakan Semua Anak GMIT Punya Alkitab – Satu Anak Satu Alkitab
3. Gerakan Baca Tuntas Alkitab
4. Gerakan Gereja Ramah Anak
5. Gerakan Natal Hijau

1. “Gerakan Semua Melayani Anak”


Gerakan ini adalah sebuah upaya untuk mengajak dan terus mendorong semua unsur
dalam keluarga dan Jemaat/Gereja, baik oma opa, bapa mama, dan kakak (pemuda)
untuk “melayani” anak, cucu dan adik, selama Bulan Keluarga, khususnya dengan
mengajar Sekolah Minggu atau memimpin KAKR , dengan urutan sebagai berikut:
a. Minggu I, 7 Oktober 2018 : Sekolah Minggu dilayani oleh Oma-Opa
b. Minggu II, 14 Oktober 2018 : Sekolah Minggu dilayani oleh Bapak-Mama.
c. Minggu III, 21 Oktober 2018 : Sekolah Minggu dilayani oleh Pemuda-Pemudi (Kakak-
kakak)
d. Minggu IV, 28 Oktober 2018 : Sekolah Minggu dilayani oleh Presbiter (Pendeta,
Penatua, Diaken, Pengajar)

Tema/Materi bisa menggunakan Bahan Bulan Keluarga 2018 atau diatur oleh masing-
masing Jemaat, sesuai kondisi dan kebutuhan lokal. Akan lebih baik jika sebelum
pelayanan dilakukan persiapan-persiapan bersama.
Diharapkan melalui Gerakan ini, selain perhatian dan layanan kita terhadap anak-anak
dan remaja dapat makin berkembang, baik secara kuantitas maupun kualitas, tetapi juga
para orang dewasa (Pemuda, Orangtua/Dewasa dan Oma-Opa) terus dapat belajar dan
memperkuat diri sendiri (iman, pengharapan dan kasih). Dan dengan itu, keluarga-
keluarga kita terus diperkuat.

2. “Gerakan Satu Anak Satu Alkitab”


Alkitab adalah Buku Terpenting, karena mempengaruhi dan menentukan seluruh
kehidupan, baik kehidupan dalam dunia ini maupun kehidupan kekal. Sudah selayaknya
setiap orang Kristen memiliki Alkitab sendiri, sehingga ia dapat membaca dan
mempelajarinya, kapan saja dan di mana saja. Dalam kenyataannya, masih banyak orang
Kristen yang belum memiliki Alkitab sendiri, terutama Anak-anak dan Remaja.
“Gerakan Satu Anak Satu Alkitab” adalah sebuah ajakan bagi semua warga GMIT,
terutama para Orang Tua, agar membantu Anak-anak dan Remaja GMIT agar memiliki
Alkitabnya sendiri.
Cara yang kami anjurkan adalah: Pada Hari Ulang Tahun Anak dan Remaja, Orangtua
dihimbau memberikan Hadiah Ulang Tahun berupa sebuah Alkitab.
Kita percaya, hadiah Alkitab ini akan menjadi hadiah paling penting dan paling berkesan
dalam hidupnya.

3. “Gerakan Baca Tuntas Alkitab”


Alkitab kita terdiri atas 2 Perjanjian, 66 Kitab, 1.190 Pasal dan 31.180 Ayat. Seberapa
banyak orang Kristen / Warga Gereja yang telah membaca seluruh Alkitab? Rasanya,
tidaklah banyak. Jangan kan membaca tuntas seluruh isi Alkitab, membaca Alkitab
sajapun sesuatu yang makin sulit dilakukan. Dibutuhkan tekad dan komitmen dan
disiPin yang kuat untuk dapat melakukan itu. Melakukannya bersama akan membantu
seseorang dalam hal itu.
“Gerakan Baca Tuntas Alkitab” adalah sebuah ajakan dan dorongan bagi semua warga
Gereja, terutama Anak dan Remaja GMIT untuk membaca seluruh Kitab, Pasal dan Ayat
Alkitab.
Dalam uji coba yang sedang dilaksanakan, Seluruh Alkitab dapaat dibaca dalam 255
hari !! Tetapi masing-masing orang / keluarga dapat mengatur jadwal dan kecepatannya
sendiri, sesuai kondisi masing-masing.

4. “Gerakan Gereja Ramah Anak”

Gerakan Gereja Ramah Anak adalah sebuah istilah yang diadopsi dan disesuaikan dari
Gerakan Kota Ramah Anak yang berbasis masyarakat, lebih merujuk kepada upaya untuk
mewujudkan pelayanan Gereja yang berperspektif Anak, di mana kedudukan Anak sebagai
Anggota Gereja benar-benar diaktualisasikan, baik dalam hal kewajiban dan peran Anak,
maupun hak-hak Anak, termasuk Perlindungan Anak.

Meskipun Gereja atau lingkungan Gereja adalah salah satu lingkungan yang relatif paling
ramah Anak, dibandingkan dengan banyak lingkungan masyarakat lainnya, namun kita
pun tidak bisa mengklaim Gereja sebagai wilayah yang telah memenuhi hak-hak anak
sepenuhnya dan yang bebas dari kekerasan terhadap Anak. Salah satu aspek yang paling
penting dari Gerakan Ramah Anak adalah adalah aspek Perlindungan Anak.

Gerakan Gereja Ramah Anak, karena itu, bukanlah suatu upaya untuk memulai sesuatu
yang baru, tetapi upaya untuk memaksimalkan apa yang sudah lama ada, terutama
didorong oleh kesadaran baru tentang hak-hak Anak dan gerakan-gerakan dalam negara
dan masyarakat. Lebih jauh dari itu, Gerakan Geraja Ramah Anak menjadi wujud
keikutsertaan Gereja dalam Gerakan yang lebih luas, secara regional, nasional maupun
global, sekaligus menawarkan berbagai model pendekatan, sebagaimana yang sudah
dikembangkan di lingkungan Gereja selama ini.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Tahun 2030 sebagai Tahun Indonesia Ramah
Anak. Gerakan Gereja Ramah Anak GMIT kiranya menjadi bagian dan memberi
sumbangsih pada pencapaian target Pemerintah tersebut.

5. “Gerakan Natal Hijau”

Dalam tradisi perayaan Natal, Pohon Natal adalah salah satu unsur yang hampir selalu
ada. Ada masa di mana Pohon Natal dibuat dari cabang atau ranting pohon. Artinya,
setiap masa Natal, ada sekian banyak pohon yang dipotong cabang atau rantingnya. Di
masa yang kemudian, pohon Natal dibuat dari Pastik. Inipun punya konsekuensi
terhadap lingkungan, baik terhadap kerusakan lingkungan dan juga menambah sampah
Pastik yang sukar terurai itu.
Dalam Gerakan Natal Hijau, pohon Natal dibuat dari anakan-anakan pohon (hidup), yang
disusun sedemikian rupa dan dihias, sesuai kreatifitas masing-masing.
Anakan-anakan itu bisa dipersiapkan selama Bulan Keluarga ini dan Bulan Lingkungan
pada bulan depan. Jika memungkinkan, anak-anakan itu diadakan sendiri oleh anak-
anak, remaja dan pemuda, sekaligus sebagai latihan membuat tanaman
koker/pembibitan. Dan bisa juga didapat dengan bekerja sama dengan Dinas kehutanan
atau perkebunan setempat.
Selesai perayaan Natal, anakan bisa dibagi dan dibawa pulang oleh semua anggota
Jemaat, untuk ditanam di halaman rumah, di halaman Gereja atau di kebun masing-
masing atau kebun Gereja.
Dengan Gerakan Natal Hijau, kita tidak lagi menebang pohon atau memperbanyak
sampah Pastik, tetapi menanam pohon, menanam banyak pohon. Mungkin secara
kuantitas, jumlahnya tidak terlalu besar, tetapi terutama pesan moral yang hendak
disampaikan dan digerakkan.
Kita percaya, pohon-pohon Natal kecil, yang sempat menjadi bagian perayaan agung
menyambut sang bayi Juruselamat, akan diberkati, sehingga kelak menjadi pohon-pohon
besar yang menghasilkan buah dan berbagai manfaat lain bagi kehidupan. Begitu juga
dengan anak-anak dan remaja dan semua orang yang terlibat dalam gerakan ini.
Selamat menjalani Bulan Keluarga Tahun 2018. Kiranya Anak-anak dan Remaja
mendapat perhatian dan pelayanan yang makin baik. Gereja/Jemaat yang mau sungguh-
sungguh bertumbuh, harus mengutamakan PAR – Pelayanan Anak dan Remaja.
Atas dukungan dan kerjasama baik, demi layanan terbaik bagi anak-anak dan remaja
kita, kami sampaikan banyak terima kasih.

UPP Kategorial – Bidang PAR,


Pdt. R. Bobie Mengi

Anda mungkin juga menyukai