REDAKSI
Kepanitiaan Natal 2015 kali ini ditugaskan kepada Wilayah II. Dari seksi Publikasi dan
Dokumentasi bekerja sama dengan Seksi Komunikasi Sosial (Sie Komsos) DPP St. Thomas.
Maka tim Warta Paroki pun segera membuat komposisi isi Warta dan bagaimana kami
mulai mengumpulkan bahan-bahan penulisan serta materi lain dan foto-foto.
Komunikasi antar-tim pun dibangun, kami sangat terbantu karena kemajuan teknologi
untuk saling mengirimkan materi melalui surat elektronik. Tetapi, secara berkala kami
pun tetap bertatap muka untuk saling mengkoordinasikan pekerjaan yang sudah terselesaikan. Kami berkumpul dalam satu meja, mengambil tempat di sudut aula, dengan
diiringi lagu-lagu Natal, untuk saling cek dan ricek isi, serta me-layout tampilan Warta
Edisi Khusus Natal 2015.
Dan inilah hasil kerja sama yang bisa kami sajikan dalam Warta Edisi Khusus Natal 2015.
Berbagai artikel dari berbagai penulis dan foto-foto berbagai kegiatan yang kami sajikan
secara full colors.
Kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang indah dari Tim Warta ini. Terima
kasih juga atas dukungan semua pihak, hingga akhirnya kami dapat menyelesaikan Warta
Edisi Khusus Natal 2015 ini. Kami juga menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila pelayanan kami tidak memuaskan.
Kami berharap Warta Edisi Khusus Natal 2015 ini bisa menjadi souvenir bagi umat
Paroki St. Thomas.
Selamat Natal 2015 dan Tahun Baru 2016. Tuhan memberkati kita semua.
Tim Warta Thomas Edisi Khusus Natal 2015
DAFTAR ISI
Redaksi
Penanggung Jawab:
DPP St. Thomas
Pemimpin Redaksi:
Th. C. Indri Kristyana
Sukacita Keluarga 10
Yang Membawa Damai
Editor:
Katharina Tatik
Redaksi:
Petrus JS
K. Tatik W.
Yulia Resa Ernawati
Yustina Yanti
Fotografer:
Agustinus Eko
Fransisca Briantika P.
Yanuarius Slamet
Layout/Setting:
Yudistiro Sampurna
Elisabeth Arin Wahyu R.
Iklan:
Tim Dana Panitia Natal
Distribusi:
Panitia Natal
Ketua Wilayah
52 Harapan OMK
Terhadap Gereja
SAMBUTAN
SAMBUTAN
PANITIA NATAL
Salam damai dalam kasih Kristus.
Tahun 2015 Wilayah II Santo Yohanes Rasul, yang terdiri dari Lingkungan
St. Yustinus dan St. Yulius, mendapat tugas sebagai panitia Natal 2015.
Kami menyadari tugas tersebut tidaklah ringan, tetapi berkat kerja sama
di antara warga dan panitia, maka kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan baik meskipun masih ada kekurangan. Mengingat Lingkungan St.
Yustinus merupakan Lingkungan yang sebagian besar masuk usia senja,
untunglah lingkungan St. Yulius sebagian besar warganya masih aktif.
Walau dengan kondisi ini kami tetap semangat menerima tugas yang
diberikan Dewan Pastoral Paroki St. Thomas. Berkat bantuan tangan Tuhan, maka segala tugas yang
ada dapat dijalankan dengan rasa kekeluargaan, dan berjalan dengan baik serta lancar walaupun
masih banyak kekurangan. Kepanitiaan ini dibagi dengan 2 bagian, yaitu Liturgi dan Non Lliturgi.
Kegiatan Liturgi meliputi persiapan sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksaan tugas Perayaan Ekaristi. Sementara non liturgi meliputi lomba anak-anak.
Berkaitan dengan hal tersebut panitia bekerjasama dengan PSE Paroki antara lain melakukan
kegiatan donor darah, pemeriksaan dokter gratis, dan tidak ketinggalan dengan tim parkir dan
pengamanan dari Mako Brimob, unsur Polsek Cimanggis, Polres Depok, Koramil, serta bantuan dari
unsur BANSER dan FKPM. Pada kesempatan yang baik ini kami menghanturkan terimakasih atas
bantuan, baik secara moril maupun materil kepada seluruh umat paroki St.Thomas, para Romo,
Frater, Suster, Dewan Pastoral Paroki, Ketua Stasi, Ketua Wilayah, Ketua Lingkungan, OMK, Kelompok Kategorial dan rekan-rekan panitia, tidak lupa kepada Komandan Mako Brimob Kelapadua,
Tim Gegana, Subdit Satwa, Polres Depok, Polsek Cimanggis, Koramil Cimanggis, Pengurus Masjid
Agung Mako Brimob, para Donatur, Pemasang iklan, dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga segala sumbangsih yang telah diberikan, mendapat berkat dari Tuhan.
Kami menyadari bahwa dalam tugas pelayanan kepanitiaan Natal ini masih banyak terdapat
kekurangan yang tidak memuaskan semua pihak. Untuk itu kepada Pastor Paroki, Pastor rekan, dan
kepada seluruh umat Paroki Santo Thomas, Kami mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya dan setulusnya. Semoga dengan Perayaan Natal 2015 ini kita boleh memaknai tema masa
Adven dan Natal yaitu, Keluargaku Rahim Belas Kasih dan Pengampunan. Sehingga kita semakin
bersuka cita dalam menyambut kelahiran Juru Selamat kitaYesus Kristus dalam keluarga-keluarga
kita. Semoga!
TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA
Fredericus Pondaag
Penanggungjawab & Ketua Wilayah II
SAMBUTAN
SAMBUTAN
PASTOR PAROKI
Saudara/saudariku, umat Paroki St.Thomas yang terkasih,
Tanpa terasa kita sudah di penghujung tahun 2015. Tema Perayaan
Natal tahun ini berbicara tentang Keluarga. Betapa pentingnya arti
kata ini. Hal ini mencerminkan Kebersamaan Allah dengan umat-Nya,
yang membuat kita merasa lebih nyaman, bila kita membangun
keakraban sungguh-sungguh bersama-Nya. Juga membuat kita merasa tenteram karena segala persoalan pasti ada jalan keluarnya. Dan
yang pasti, kita yakin bahwa pertolongan-Nya tidak pernah terlambat.
Pada umumnya, kehidupan ekonomi yang makin maju membuat
manusia cenderung makin eksklusif (menyendiri), mereka merasa kebersamaan dengan orang lain
sudah tidak penting lagi bagi mereka. Tentunya fenomena ini kontradiktif dengan apa yang dilakukan oleh Allah melalui kelahiran Yesus.
Sementara manusia modern yang penuh dosa tidak lagi memandang dan mengabaikan kebersamaan dengan sesamanya dan lebih memilih hidup eksklusif, maka Allah yang Suci dan Mulia justru
memilih tinggal bersama umatNya untuk menyelamatkan mereka dari kebinasaan kekal akibat dosa
mereka. Peristiwa Kelahiran Yesus mengubah zaman. Bukan hanya dikenal sebagai awal dimulainya
kalender Masehi, tapi juga merupakan awal sejarah kebersamaan Allah dengan umatNya.
Itu semua berkat pengampunan dan belas Kasih Allah yang mau peduli dengan Umat-Nya.
Kalau kita ditanya sebagai umat Paroki St. Thomas, bagaimana dengan kita? Apakah ego dan kesibukan kita setiap hari tanpa disadari sudah mengabaikan kebersamaan itu? Masih adakah waktu
untuk bersekutu dengan suami, istri, anak, orangtua dan keluarga kita. Adakah teman / sahabat
atau kerabat yang kehilangan kebersamaannya dengan kita? Adakah sisa waktu kita yang masih
dapat dipersembahkan untuk ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan? Masihkah kita bergairah untuk
berdoa bersama saudara seiman dan mendukung pelayanan di Gereja? Masih dapatkah kita makin
serupa dengan Yesus? Bagaimana keadaan rohani kita (mundur, maju, statis/tak menentu)?
Umat Paroki St.Thomas yang terkasih, dalam waktu yang tinggal beberapa hari menjelang tahun
baru 2016, marilah kita membuat kesempatan untuk melakukan sesuatu yang bernilai kekal. Mari
kita upayakan untuk selalu datang kepada Tuhan dan membangun kebersamaan yang mendalam
dengan teman dan sahabat kita, karena mereka juga membutuhkan kasih Tuhan melalui kita.
Mari kita rentangkan jembatan kebersamaan dengan orang-orang yang ada disekitar kita, karena
selama ini mereka terabaikan. Kita pertajam kepekaan terhadap kebutuhan kebersamaan dan
komunitas di sekitar kita untuk mereka yang membutuhkan Kasih Allah dan Jawaban dari setiap
persoalan mereka, karena dunia ini sedang kesepian di tengah keramaian dan sedang mengalami
kematian di tengah kehidupan.
Selamat Natal & Tahun Baru 2016
RENUNGAN
Di dalam iman, Tuhan sendiri yang akan menilainya. Mari kita memandang keluarga Zakaria
dan Elizabeth, yang membuat kita tercengang.
Mereka adalah pasangan suami-isteri yang setia
Apakah dalam perjalanan kehidupan yang sudah kepada Tuhan. Kesetiaan pasangan keluarga ini
mendatangkan sukacita, yaitu berkat. Bahkan
dianugerahkan dari Tuhan kepada kita di tahun
berkat yang melampaui logika, karena Elizabeth
2015 ini telah membawa hidup damai? Atau
yang sudah tua dan disebut mandul, tetapi berhanya karena kita akan merayakan Natal, baru
ada sesuatu yang dilakukan, seperti saling mem- oleh berkat anak. Tidak ada yang mustahil bagi
bantu, memperhatikan orang-orang yang butuh Tuhan.
pertolongan? Dan berhenti hanya sampai di situ
Saudara/saudari yang terkasih, merenungkan
saja?
bacaan di Natal (Luk.2:1-14), kita bisa memperhatikan bagaimana para gembala ambil bagian
Merenungkan Natal 2015 yang lebih memfokuskan pada sukacita keluarga yang memdengan kehadiran mereka di masa Kelahiran
10
Yesus. Mereka itu termasuk komunitas (kelompok) orang yang tidak di perhitungkan atau
kaum marginal (pinggiran).
Lihat saja, sementara di Kota Bethelhem ada
pendataan penduduk/sensus, tetapi para gembala itu justru tinggal di padang rumput. Jadi ada
kemungkinan besar mereka itu tidak turut serta
dalam aktivitas kemasyarakatan yang sedang
dilangsungkan oleh pemerintah. Apresiasi masyarakat Yahudi terhadap mereka bisa dikatakan
nyaris tidak ada. Ini mau menunjukkan bahwa
mereka dianggap kurang penting, tetapi justru
merekalah yang pertama mengetahui berita
Kelahiran Yesus. Penginjil Lukas menjelaskan
bahwa malaikat mengurai rasa takut para gembala dengan sapaan yang menguatkan, Jangan
takut!.
Penguatan ini kemudian diikuti dengan penyam-
11
Berita Kelahiran Yesus Kristus mau mengingatkan kita bahwa Ia yang telah lahir dengan kesederhanaan, telah diutus, diurapi untuk memberitakan kabar baik bagi semua orang sehingga
dengan berita itu maka kelahiranNya membawa
hidup menjadi damai atau bisa dikatakan bahwa
dengan Natal ini sukacita keluarga membawa
12
13
ARTIKEL
MEMILIH
PASANGAN HIDUP
RD. Albertus Kurniadi
Pastor Vicarius Parocus St. Thomas
Membaca surat panitia Natal, saya terkejut,
atas tema memilih pasangan hidup. Pikirku,
siapa saya ini bisa-bisanya disodorkan tema
ini, punya pasangan aja tidak. Bercermin secara mendalam, rasanya berhadapan dengan
kenyataan jelek-jelek gini juga menentukan
pilihan loh, jelek-jelek gini pernah mengalami jatuh bangun dalam menentukan pilihan
loh, pernah juga sih mengalami jatuh cinta,
memperjuangkan cinta dan akhirnya melamar
sebagai calon imam keuskupan Bogor. Memilih berarti memiliki keberanian untuk menentukan sebuah langkah yang diterima, dihayati,
dan diperjuangkan sepanjang hidup.
Mari Ikutlah Aku
Mari Ikutlah Aku, merupakan kata-kata yang
disampaikan oleh Yesus sendiri, kata-kata
inilah yang membuat para murid Yesus datang
mendekat pada Yesus. Kalau kita melihat kata-kata yang disampaikan kepada para murid,
terdengar sederhana, dan tak ada jaminan
apapun. Beda dengan manusia, kalau manusia saling berjumpa mengandung janji, ada
pemikat, yang membuat orang tertarik dan
ikut sekalipun apa yang dijanjikan itu sebuah
jebakan.
Mari Ikutlah Aku, memberi satu arah strategis,
di mana manusia diminta untuk datang tanpa
ada iming-iming, tapi dengan kekuatan penuh
mau menerima diri serta menggembleng
bersama sang guru. Dalam memilih pasangan
hidup kata-kata Yesus untuk Mari Ikutlah
14
15
Nasihat ini menjadi dasar pergolakan manusia yang ingin menjawab panggilan Allah
dalam hidup berkeluarga. Yesus mengatakan
bukan kamu yang memilih aku, apa yang
disampaikan Yesus itu ada benarnya. Lihatlah
banyak yang awalnya nampak serasi karena ke mana-mana mereka selalu bersama,
namun akhirnya bubar. Juga mengandung
satu keseriusan dalam membangun komitmen
hidup. Keseriusan ini nampak dalam sebuah
keputusan yang dipilih bukan hanya sekali jadi
tetapi dirayakan dalam seluruh hidup manusia, di dalam janji tersebut terdapat identitas
pribadi, dalam arti bahwa siapa saya ini
sesungguhnya berhadapan dengan apa yang
saya katakan di hadapan Allah, imam, orang
tua, dan semua orang yang mencintai dan
Dengan situasi yang serba tak menguntungkan membesarkanku selama ini.
ini apa yang harus dihidupi dan diperjuangkan
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah
dalam memilih pasangan? Sebagai orang yang
yang memilih kamu tergantung sebuah haraberada dalam tahap perkenalan, memiliki
pan penyertaan Allah dalam sebuah pilihan.
harapan terdalam bahwa mereka menemukan
dan keputusan yang kujalani sampai mati.
16
17
ARTIKEL
Di samping itu, orang tua juga harus memperhatikan dan menghormati martabat dan hakKeluarga sebagai sel dasar masyarakat dan
hak anak. Sebenarnya sudah dengan sendimenjadi prasyarat adanya masyarakat. Oleh
rinya, martabat pribadi manusia dikenakan
karena itu, keluarga memiliki hak dasar untuk pada anak yang adalah manusia. Tetapi dalam
dilindungi keberadaannya oleh masyarakat/
kenyataan, sering kali martabat anak kurang
negara. Setiap keluarga memiliki hak untuk
diperhatikan, misalnya dalam sikap orang tua
mengembangkan diri dan memajukan keseyang memperalat anak untuk tujuan, impian,
jahteraannya tanpa harus dihalangi oleh nega- dan obsesinya sendiri. Contohnya, memaksara. Dalam hal-hal tertentu, keluarga memiliki
kan anak untuk berprestasi demi gengsi orang
hak pribadi.
tua sehingga anak merasa tertekan. Menghormati martabat anak dapat dikonkretkan
Keluarga memiliki hak untuk hidup dan
dengan menghormati hak-hak asasi anak. Berberkembang sebagai keluarga, artinya hak
dasarkan kodratnya, perkawinan terarah pada
setiap orang betapa pun miskinnya, untuk
kelahiran anak. Anak yang telah dikonsepsi
membantu keluarga serta memiliki upayaupaya yang memadai untuk menggunakannya. harus dipelihara dan dirawat dengan penuh
cinta sehingga anak yang merupakan mahkota
Keluarga memiliki hak untuk melaksanakan
perkawinan dan buah cinta sungguh dapat
tanggung jawabnya berkenaan dengan petumbuh menjadi manusia yang utuh. Melalui
nyaluran kehidupan dan pendidikan anakhal ini, suami-istri menjadi mitra Allah dalam
Hak-hak dasar keluarga
18
19
20
menguduskan hidup, terutama dengan menghayati sakramen- sakramen dan hidup doa;
dan dengan martabat rajawi, mereka mempunyai tugas untuk melayani sesama.
Berkat sakramen Baptis pula, mereka menjadi
anggota dan ikut membangun Gereja. Keluarga bukan hanya merupakan sebuah komunitas basis manusiawi belaka, melainkan juga
komunitas basis gerejawi yang mengambil bagian dalam karya penyelamatan Allah. Hidup
berkeluarga ini menampakkan hidup Gereja
a. Persekutuan (Koinonia)
Keluarga adalah persekutuan seluruh hidup
(consortium totius vitae) antara seorang
laki- laki dan seorang perempuan berlandaskan perjanjian antara kedua belah pihak
dan diteguhkan melalui kesepakatan perkawinan. Persekutuan antara mereka berdua
diperluas dengan kehadiran anak- anak dan
keluarga besar. Ciri pokok dari persekutuan
tersebut adalah hidup bersama berdasarkan
iman dan cinta kasih serta kesediaan untuk
saling mengembangkan pribadi satu sama
lain. Persekutuan dalam keluarga diwujudkan
dengan menciptakan saat- saat bersama, doa
bersama, kesetiaan dalam suka dan duka, untung dan malang, ketika sehat dan sakit.
b. Liturgi (Leiturgia)
21
dan anak Allah. Pelayanan keluarga hendaknya bertujuan memberdayakan mereka yang
dilayani, sehingga mereka dapat mandiri.
e. Kesaksian Iman (Martyria)
Keluarga hendaknya berani memberi kesaksian imannya dengan perkataan maupun
tindakan serta siap menanggung resiko yang
muncul dari imannya itu. Kesaksian iman
itu dilakukan dengan berani menyuarakan
kebenaran, bersikap kritis terhadap berbagai
ketidakadilan dan tindak kekerasan yang merendahkan martabat manusia serta merugikan
masyarakat umum.
hidup dan dikuduskan oleh Sabda. Keluarga,
seperti Gereja, harus menjadi tempat Injil
disalurkan dan memancarkan sinarnya. Dalam
keluarga, yang menyadari tugas perutusan itu,
semua anggota mewartakan dan menerima
pewartaan Injil. Orang tua tidak sekedar menyampaikan Injil kepada anak- anak mereka,
melainkan dari anak- anak mereka sendiri,
mereka dapat menerima Injil itu juga, dalam
bentuk penghayatan mereka yang mendalam.
Dan keluarga seperti itu menjadi pewarta Injil
bagi banyak keluarga lain dan bagi lingkungan
di sekitarnya. (Paus Paulus VI, Himbauan
Apostolik, Evangelii Nuntiandi, EN, 71).
22
23
PILIHANKU
24
biru tersebut berada di posisi sulit antara menerima atau menolak kehadiran imigran dari
luar. Akankah hal ini akan terjadi di Indonesia,
suatu hari nanti ?
Kita dipanggil untuk mengikuti dan mewujudkan arahan para gembala agung yang bersusah payah menyatukan langkah bagi umatnya,
agar dampak negatif pergeseran nilai-nilai
kehidupan dapat dikelola secara baik. Hendaknya kita semua berada di jalan lurus yang
telah ditunjukkan para gembala. Apabila kita
Lalu, mengapa aku berkeluarga? Dan mengapa sudah berada di jalan yang lurus itu, mungkin
pula para gembala agung di seluruh bumi
tempo dan kecepatan perjalanan perlu ditingberkumpul hanya untuk memperbincangkan
katkan.
keluarga? Sebuah pertanyaan yang amat
Hidup Berkeluarga Adalah Panggilan dan
sederhana dan mungkin dianggap tidak menarik untuk diperbincangkan karena sebagian Pilihanku
besar kaum keluarga telah dan akan menPeta perjalanan hidup keluarga kita, sudah
jalani kehidupan ini sebagai sebuah kelaziman disiapkan dalam SAGKI ke-4 maupun Sinode
dan rutinitas biasa. Dan lebih daripada itu,
Keluarga di Vatikan, sebagai keluarga Katolik
keluarga kita sejauh ini baik-baik saja. Mari
yang mengemban tugas sebagai agen perukita mencoba untuk merenungkan sesaat per- tusan untuk Gereja dan Masyarakat melalui
tanyaan tadi.
model Gereja Rumah Tangga.
25
Hal yang perlu dilakukan bahwa seiring dengan keputusan dan sukacita ini, para calon
suami dan istri wajib melakukan upaya-upaya
pencegahan atau mitigasi agar batu-batu
sandungan yang mungkin menghadang dalam
perjalanan keluarga dapat dihindarkan, sehingga keluarga mampu berperan sebagai
Gereja Rumah Tangga.
26
27
ARTIKEL
MENSYUKURI
RAHMAT KEHIDUPAN
Petrus JS
Koord. Bidang Kategorial DPP St. Thomas
28
29
30
31
ARTIKEL
Yoseph Siyono
Pemerhati Keluarga, Lingkungan St. Yulius,
Wilayah II Yohanes Rasul
Dalam perjalanan hidup ini pastilah kita
pernah merasakan pengalaman yang saling
berlawanan; yang satu dirasakan positif yang
satunya negatif, ada pengalaman diterima,
ada pengalaman ditolak.
Dalam kasih ada pengampunan dan dalam
pengampunan ada kasih karena pengampunan adalah salah satu wujud kasih. Kasih
dan pengampunan merupakan pengalaman
manusia dari zaman ke zaman, seperti dilukiskan dalam Kitab Suci.
Kasih setia Adam Hawa dan Pengampunan
Allah
Dalam kitab Kejadian dilukiskan betapa
indahnya dan bahagianya ketika manusia
(Adam-Hawa) masih bersama dengan Allah.
Pembangkangan dan penolakan kasih setia
dari Allah mengakibatkan manusia kehilangan
hidup berahmat, hidup terpisah dari Allah
sumber bahagia.
Dari awal Allah menganugerahkan kemerdekaan dalam diri manusia untuk menentukan
pilihan yakni setia kepada Allah atau menolak.
Tetapi manusia cenderung menentukan
pilihan yang menolak kehendak Allah.
32
33
34
Selamat Natal
2015
dan
Tahun Baru
2016
Lingkungan
Ratu Pencinta
Damai
Lingkungan
St. Yustinus
35
36
Lingkungan
St. Yohanes Pembaptis
Lingkungan Yulius
Kepada Pastor Paroki, Para Romo, Dewan Paroki,
Frater, Suster, dan seluruh umat Paroki
St.Thomas Kelapadua
37
ARTIKEL
38
39
40
41
Ketua
E. C. Lustyo Widanarto
Fransiscus Toto Supanto
Panitia Pengarah
DPP Paroki St. Thomas
Sekretaris
Yustina Yanti
Yohanes Setiabudi
Martha Seravi Jeanette
Lukas Heri Wasito (DPP)
Penasihat Wilayah
Ign. Budisantoso
Yoseph Siyono
Penanggung Jawab
Fredericus Pondaag
Bendahara
Theresia Suyatini
Margaretha Ena
Christina Sri Wahyuni
Fransisca Sri Puji H. (DPP)
BIDANG LITURGI
E. C. Lustyo Widanarto
Sie Liturgi
Ignatius Sunar Edyarto
Hugo Tito Sancaya
KD Udyantoro
RF Soedjanto M.
Edy Purwadi
Maria M. Sudarini Sutardjo
Martha Seravi Jeanette
N. Bambang W. (DPP)
Sie Perayaan Natal Lansia
Fransiscus Toto Supanto
Muratno
A. Kusni
Christiana Sulastri
LM. Dwi Ekaning Kapti
Irene Wiendarti
Ibu Decky
Petrus JS (DPP)
42
Sie Kesehatan
RF Soedjanto M.
Hetty Maria Kurniawaty
Christiana Sulastri
Irene Wiendarti
Dr. Frisca Angreni (DPP)
Sie Sosial
Demitria Sih Dwiyani
Theresia Kunarwati
Lusy C.
Imelda Rina Handayani
Theresia Murjani
Sie Konsumsi
Imelda Rina Handayani
Rosalia Hari Kunanti
Anna Maria Elvirayati
Yulita Yurini
Theresia Kunarwati
Yazintha Harni
Yunita Kristiani
Christina Christiyanti
Frederik Made
Bertha Stepani Melina
Sie Dana
PN Soenarso
J.Suhartopo
Fransiska Nina
Yohanes Simbolon
Veronika Marsel D
Yulius Laka
Frederik Made
Maria M. Sri Sardiyanti
Wilson Sitanggang
E. Sri Rahayu
V. Andari Haratnawati
Yulia Hendrikus
Ita Sediono
Yanuarius Slamet
Ketua Wilayah 1-9
mengucapkan
43
44
45
ORGANISASI
MENJADI MATAHARI
Ditto Santoso
Wakil Ketua Pengurus Kopdit Dian Padua
46
jurnal keluar-masuk uang, neraca, serta laporan laba-rugi, melainkan lebih pada pembentukan karakter serta sikap tentang menghargai
dan mengelola uang secara cerdas. Orang tua
merupakan figur yang diharapkan bisa memberikan pendidikan keuangan dini bagi anak,
karena pertama-tama mereka sosok terdekat
dengan anak.
Bagaimana praktek sederhananya? Contoh
pertama, mendorong anak untuk membuat
rencana keuangan sederhana atas uang saku
yang diperolehnya setiap minggu. Berapa
yang harus dikeluarkan untuk jajan, berapa
untuk ditabung, berapa yang dialokasikan
untuk persembahan di gereja, serta berapa
yang didermakan kepada sesama yang membutuhkan. Selain mendorongnya berencana,
anak juga diajak untuk berbela rasa dengan
melakukan pengamatan dan mewujudkan
kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar.
47
Buatkan mereka buku anggota atau buku tabungannya masing-masing untuk membangun
rasa tanggung jawab atas uang yang dimilikinya. Selalu ajak mereka berdiskusi saat
mereka hendak menarik tabungannya untuk
suatu tujuan tertentu.
48
Yang tak kalah penting dan menjadi landasan bagi contoh-contoh diatas, hendaknya orangtua bisa menjadi matahari bagi
anak-anaknya. Sekian miliar tahun matahari
menyinari dunia tanpa sebentar pun absen. Ia
menjadi sumber inspirasi bagi insan Tuhan di
jagad ini. Ibarat matahari, orangtua pun harus
menjadi inspirator dalam pendidikan keuangan dini bagi anak. Menjadi inspirator tidak
hanya memberikan ajaran baik melainkan juga
menjadi panutan perilaku (role model) bagi
anak dalam mengelola keuangannya.
Pendidikan keuangan dini bagi anak dalam
lingkungan keluarga merupakan salah satu
pondasi dalam membangun karakternya di
masa depan. Beberapa contoh diatas barulah sebagian kecil saja yang bisa dilakukan.
Topik ini tak luput dari perhatian Gereja yang
tak jemu-jemu mendorong keluarga menjadi ecclesia domestica, menjadi tempat
persemaian kehidupan menggereja, dimana
benih-benih kasih tumbuh dan berkembang dalam terang Injil. Materi pendalaman
iman dalam aksi adven pembangunan 2015
di keuskupan kita serta digarisbawahi oleh
hasil-hasil SAGKI IV (2015) juga telah mengantarkan kita pada peneguhan atas dinamika kehidupan keluarga kristiani termasuk di
dalamnya aspek pertumbuhan dan pendidikan
ekonominya. Gereja sudah peduli. Bagaimana
dengan Anda?
49
Lingkungan
St. Yulius
Kepada Pastor Paroki, Para Romo, Dewan Paroki, Frater, Suster, dan seluruh umat Paroki
St.Thomas Kelapadua
50
Lingkungan
Bunda Pencipta
Lingkungan
Bunda Gereja
PDKK
St. Thomas
51
OPINI
HARAPAN
terhadap
OMK
GEREJA
52
53
54
Komunitas Keluarga
Muda Katolik
Kepada Pastor Paroki, Para Romo, Dewan Paroki,
Frater, Suster, dan seluruh umat Paroki
St.Thomas Kelapadua
55
56
57
KEGIATAN
58
KEGIATAN
59
60
KEGIATAN
61
KEGIATAN
62
Lingkungan
Ignatius Loyola
Lingkungan
Sta. Maria Goretti
63
ARTIKEL
64
65
KEGIATAN
66
KEGIATAN
67
KEGIATAN
68
69
serba serbi
TRADISI NATAL
DI BELAHAN DUNIA
ARGENTINA
70
BOLIVIA
Di Pakistan, tanggal 25 Desember adalah hari libur untuk umum, tetapi untuk mengenang Jinnah,
pendiri Pakistan. Seperti halnya di India, orang-orang
Kristen merupakan penduduk minoritas. Kebanyakan
dari mereka hidup dengan sangat miskin.
PAKISTAN
Prosesi besar terjadi di Lahore dari Gereja St. Anthony ke Katedral. Dibutuhkan berjam-jam untuk mencapai Katedral, namun warga melakukannya dengan
antusias. Sebelum dan selama Adven, dilangsungkan
seminar spiritual untuk membantu orang mempersiapkan Natal atau Bara Din (yang dalam bahasa
Urdu dan Punjabi berarti Hari Besar). Ungkapan
ini sangat populer, bahkan di kalangan umat Islam di
Pakistan.
Saat Adven terakhir, kelompok paduan suara pergi
ke rumah-rumah menyanyikan lagu-lagu Natal dan
keluarga memberikan imbalan untuk mereka. Uang
yang terkumpul digunakan untuk karya amal atau
diberikan kepada gereja.
Warta Thomas edisi khusus NATAL 2015
71
ETHIOPIA
72
Kepada Pastor Paroki, Para Romo, Dewan Paroki, Frater, Suster, dan
seluruh umat Paroki St.Thomas Kelapadua
73
KOMIK
Sukacita Natal
dalam Keluargaku
by: Agatha Nainggolan (Wilayah III)
74
75
KEGIATAN
76
77
Lingkungan
Sta. Lucia
Kepada Pastor Paroki, Para Romo, Dewan Paroki,
Frater, Suster, dan seluruh umat Paroki
St.Thomas Kelapadua
79
80