Anda di halaman 1dari 187

MASA PERAYAAN PASKA DAN PENTAKOSTA

(MPPP)
Tema:

“MENGUBAH BEBAN MENJADI


KETERPANGGILAN”

GKSBS
2022
SINODE GEREJA KRISTEN SUMATRA BAGIAN SELATAN
Jl. Yos Sudarso 15 Polos Metro Pusat, Kota Metro. Lampung. 34111. Tlp. 0725-7855133
Website : https://gksbs.org ; Email : sinode@gksbs.org
Facebook Page : https://facebook.com/rumahbersama ; Twitter : @GKSBS
PENJELASAN GAMBAR

Siapa paling menderita?

Patung La Pieta menggambarkan adegan Maria Ibu Yesus menggendong Yesus Kristus, sesaat
setelah diturunkan dari salib. Yesus yang sudah tak bernyawa dipangku ibunya. Ini adalah momen
yang sangat emosional bagi Maria dan siapa pun yang melihatnya. Kata pietà dalam bahasa Italia
berarti kasihan (the pity). Ide ungkapan tersebut mengarah pada kesedihan mendalam yang
dirasakan Maria karena penderitaan Yesus. Tetapi dibalik penderitaan Yesus, seorang ibu juga
pasti sangat menderita kehilangan Putranya dalam sebuah tragedi yang disebut penyaliban.

Patung La Pietà merupakan buah karya seniman terkemuka di masa Renaisans, Michelangelo
(1475-1564) dan ini dikerjakan selama satu tahun (1498-1499).

i
PENGANTAR
Salam Damai Kristus. Semoga kita semua ada dalam keadaan sehat.

Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kepada Tuhan atas setiap berkat yang telah Ia
limpahkan dalam kehidupan kita. Dan oleh karena rahmatnya, kita bisa kembali lagi memasuki
Masa Perayaan Paska dan Pentakosta (MPPP) di tahun 2022 dengan Tema “MENGUBAH
BEBAN MENJADI KETERPANGGILAN”.

GKSBS ada hingga saat ini, itu hanya karena Tuhan berkenan. Atas dasar kesadaran itu maka tentu
ada begitu banyak “berlian” yang tertanam dalam GKSBS milikNya ini. Menemukan “berlian”
menjadi sangat penting bagi kita GKSBS. Hal ini perlu di lakukan bukan dalam rangka tampil beda
dengan yang lain, namun sebaliknya ini adalah usaha kita untuk berteologi secara kontekstual.
Artinya dengan mencari dan menemukan setiap nilai yang terkandung dalam GKSBS,
sesungguhnya itu adalah tindakan syukur karena kita meyakini di GKSBS ada Allah yang sedang
berkarya.

Dari pemahaman itu kemudian tim spritualitas berusaha menyusun rancang bangun bahan-bahan
terbitan yang mana tujuannya adalah agar dalam setiap terbitan nilai-nilai itu dapat tergali dan
setiap jemaat yang menggunakan bahan terbitan ini dapat menikmati setiap nilai yang ada di
GKSBS untuk dijadikan pedoman dalam kehidupannya sehari-hari.

Harapan atau impian dari rancang bangun bahan terbitan tahun 2022 ini adalah “Menjadi GKSBS.”
Menjadi GKSBS tentunya bukan karena kita bukan GKSBS, namun menjadi GKSBS karena kita
adalah GKSBS. Dengan demikian Menjadi GKSBS hendaknya dipahami sebagai upaya yang
dilakukan oleh GKSBS agar dapat merespon sekelilingnya dengan “gaya” GKSBS. Hal ini menjadi
penting dengan dasar bahwa GKSBS ini ada hanya karena kehendak Tuhan. Dengan demikian
tentu ada begitu banyak hal baik yang Tuhan sediakan bagi kita untuk menjadi nilai yang dapat kita
gunakan dalam rangka menghadapi tantangan dunia, yang mana nilai-nilai tersebut dapat
ditemukan akarnya di GKSBS itu sendiri.

Panduan ini berisi :


1. Bahan khotbah (Minggu dan Hari Raya)
2. Tata Ibadah. Dalam bahan ini telah disediakan tata ibadah untuk hari raya tertentu sbb :
a. Rabu Abu
b. Kamis Putih/Suci
c. Jumat Agung
d. Sabtu Sunyi/Suci
e. Minggu Paska
f. Kenaikan
g. Pentakosta
3. Bahan Sarasehan MPPP
4. Bahan Renungan

ii
5. Pemahaman Alkitab.

Konsep puasa masih sama dengan panduan tahun-tahun sebelumnya. Yaitu ada 2 bentuk berpuasa :

1. Mati Raga. Contohnya seorang yang dalam sehari makan 3 kali maka dalam 3 kali makan
itu adalah sekali makan sampai kenyang, kedua tidak kenyang dan makan ke tiga juga tidak
sampai kenyang, atau makan pertama tidak kenyang, makan kedua sampai kenyang dan
makan ke tiga tidak kenyang, atau makan pertama tidak kenyang, makan kedua tidak
kenyang dan makan ke tiga kenyang, atau Pada siang hari tidak mengkonsumsi apapun
secara total. Makan atau kegiatan konsumsi lainnya hanya dilakukan sekali pada waktu
malam [bersamaan dengan jam makan malam]. Menu yang dimakan adalah menu
keseharian. Intinya dalam sehari makan sampai kenyang hanya sekali.
2. Pantang/Tarak dengan penerapan, pantang daging, pantang garam, pantang rokok,
pantang gula, pantang hiburan seperti televisi, film dan sebagainya.

Yang perlu menjadi perhatian bahwa puasa makan dan ber-pantang ini dilakukan sebagai bentuk
semangat bertobat untuk semua orang beriman meliputi pribadi, keluarga atau kelompok.
Harapannya dengan menjalankan puasa, maka seseorang akan menata kembali hidup serta tingkah
laku dalam segi rohaninya.

Selanjutnya tentang Aksi Puasa Paska. Kata aksi atau bisa juga berarti tindakan. Sebagaimana
tradisi gereja kita bahwa sebagai wujud atau aksi dari berpuasa adalah kita mengumpulkan
persembahan syukur pada hari Paska. Persembahan ini didapatkan atau dikumpulkan dari hasil kita
berpuasa selama 40 hari yang kemudian dijadikan persembahan ke Gereja dengan harapan hasil
puasa dapat dirasakan oleh sesama.

Untuk itu selama puasa berlangsung, diharapkan setiap anggota jemaat setiap harinya menyisihkan
dana dari hasil puasa kemudian dimasukkan ke dalam Amplop untuk dipersembahkan. Teknisnya
amplop Aksi Puasa dibagikan oleh Majelis jemaat pada kebaktian Rabu Abu dan dikumpulkan
pada kebaktian Minggu Paska.

Semoga melalui Masa Perayaan Paska dan Pentakosta ini, kita dapat memaknai perjalanan kita
dalam mengupayakan kemandirian spiritual dan juga keterbukaan kita terhadap situasi. Akhirnya
terima kasih atas setiap jerih lelah para penulis yang terdiri dari Klasis Seputih Raman (bahan
Khotbah), Klasis Buay Madang (Renungan) dan Klasis Metro (PA). Kiranya panduan ini menjadi
berkat bagi kita sekalian. Selamat merayakan Paska dan Pentakosta 2022, Tuhan Yesus
memberkati.

Metro, Februari 2022


Salam & Doa
Majelis Pimpinan Sinode GKSBS

iii
Pdt. Erik Timoteus Purba, M.Si
Sekretaris

DAFTAR ISI

PENJELASAN GAMBAR............................................................................................................................I

PENGANTAR..............................................................................................................................................II

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................IV

KHOTBAH RABU ABU, 2 MARET 2022..................................................................................................1

TATA IBADAH RABU ABU TANPA PENGOLESAN ABU............................................................................................4


TATA IBADAH RABU ABU DENGAN PENGOLESAN ABU.....................................................................................16

KHOTBAH MINGGU, 6 MARET 2022....................................................................................................28

SARASEHAN MASA PERAYAAN PASKA & PENTAKOSTA (MPPP) SENIN, 7 MARET 2022....32

PANDUAN PA SELASA, 8 MARET 2022................................................................................................................41


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 10 MARET 2022...............................................................................................44

KHOTBAH MINGGU, 13 MARET 2022..................................................................................................45

PANDUAN PA SELASA, 15 MARET 2022..............................................................................................................48


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 17 MARET 2022...............................................................................................50

KHOTBAH MINGGU, 20 MARET 2022..................................................................................................52

PANDUAN PA SELASA, 22 MARET 2022..............................................................................................................54


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 24 MARET 2022...............................................................................................56

KHOTBAH MINGGU, 27 MARET 2022..................................................................................................58

PANDUAN PA SELASA, 29 MARET 2022..............................................................................................................61


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 31 MARET 2022..............................................................................................63

KHOTBAH MINGGU, 3 APRIL 2022......................................................................................................65

PANDUAN PA SELASA, 5 APRIL 2022...................................................................................................................68


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 7 APRIL 2022....................................................................................................70

KHOTBAH MINGGU, 10 APRIL 2022....................................................................................................72

PANDUAN PA SELASA, 12 APRIL 2022................................................................................................................75

KHOTBAH KAMIS PUTIH, 14 APRIL 2022..........................................................................................77

TATA IBADAH KAMIS SUCI....................................................................................................................................81

KHOTBAH JUMAT AGUNG, 15 APRIL 2022........................................................................................86

TATA IBADAH JUMATAGUNG DENGAN PERJAMUAN KUDUS............................................................................88


TATA IBADAH JUMAT GUNG TANPA PERJAMUAN KUDUS.................................................................................96

KHOTBAH SABTU SUNYI, 16 APRIL 2022.........................................................................................103

TATA IBADAH SABTU SUCI..................................................................................................................................104


iv
KHOTBAH MINGGU PASKA 17 APRIL 2022....................................................................................106

TATA IBADAH PASKA..............................................................................................................................................109


PANDUAN PA SELASA, 19 APRIL 2022..............................................................................................................114
BAHAN RENUNGAN KAMIS, 21 APRIL 2022................................................................................................116

KHOTBAH MINGGU, 24 APRIL 2022..................................................................................................117

PANDUAN PA SELASA, 26 APRIL 2022..............................................................................................................119


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 28 APRIL 2022................................................................................................121

KHOTBAH MINGGU, 1 MEI 2022.........................................................................................................123

PANDUAN PA SELASA, 03 MEI 2022..................................................................................................................126


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 5 MEI 2022.....................................................................................................128

KHOTBAH MINGGU, 8 MEI 2022.........................................................................................................130

BAHAN PA SELASA, 10 MEI 2022......................................................................................................................133


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 12 MEI 2022...................................................................................................135

KHOTBAH MINGGU, 15 MEI 2022.......................................................................................................137

PANDUAN PA SELASA, 17 MEI 2022................................................................................................................139


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 19 MEI 2022...................................................................................................141

KHOTBAH MINGGU, 22 MEI 2022.......................................................................................................143

PANDUAN PA SELASA, 24 MEI 2022..................................................................................................................146

KHOTBAH KENAIKAN YESUS KRISTUS KAMIS, 26 MEI 2022....................................................149

TATA IBADAH KENAIKAN YESUS KRISTUS........................................................................................................153

KHOTBAH MINGGU, 29 MEI 2022.......................................................................................................158

PANDUAN PA SELASA, 31 MEI 2022..................................................................................................................161


BAHAN RENUNGAN KAMIS, 2 JUNI 2022....................................................................................................163

KHOTBAH PENTAKOSTA MINGGU, 5 JUNI 2022...........................................................................165

TATA IBADAH PENTAKOSTA................................................................................................................................168


PANDUAN PA SELASA, 7 JUNI 2022...................................................................................................................173
BAHAN RENUNGAN KAMIS, 9 JUNI 2022....................................................................................................175

MINGGU, 12 JUNI 2022...........................................................................................................................177

v
Khotbah Rabu Abu, 2 Maret 2022
Warna Liturgi Ungu
Rabu Abu

DALAM PENGAMATAN BAPA SORGAWI


Bacaan : Matius 6:1-6, 16-21

Hati-hati gunakan tanganmu,

hati-hati gunakan tanganmu

kar’na Bapa di sorga melihat ke bawah,

Hati-hati gunakan tanganmu

Begitulah syair lagu rohani kanak-kanak yang bagi kita agaknya sudah tidak asing lagi.
Melaluinya, kita diingatkan betapa ‘mata’ Bapa Sorgawi mengamati dengan teliti segala gerak-
gerik kita. Tahu diamati seperti itu, ada kalanya kita merasa senang karena itu berarti kita masih
dikasihi. Namun terkadang, atau bahkan sering, kita merasa risih dibuatnya.

Kapan kita merasa risih diamati oleh mata Bapa Sorgawi?... Mungkin bisa ada banyak jawaban...
Akan tetapi bapak-ibu-saudara-saudari, kalau kita jujur, salah satu jawaban yang kemungkinan
besar menduduki peringkat tertinggi adalah “ketika berdoa”. Atau, lebih spesifik, “ketika sungguh-
sungguh merenung dan berdoa secara pribadi”...

Tidak enak memang mengakui ini... Namun, itulah kenyataannya... Bisa dipahami jika kemudian,
sementara saudara-saudari kita yang lain mempeng berdoa, atau bahkan doa puasa, kita memilih
puasa doa..........prei dulu berdoanya. Untuk pantas-pantasan, supaya kelihatan sopan, mungkin kita
bilang sama Tuhan: “Tuhan aku ijin dulu ya...... (plus seribu satu macam alasan yang bisa kita
cari-cari)................ (Hahaha)

Ya, mari kita tertawakan diri kita sendiri... Itu lebih baik daripada asal menghakimi saudara-saudari
kita yang berusaha tekun dalam doa dan secara berkala disertai puasa sebagai munafik, orang-
orang Farisi masa kini, dan semacamnya...padahal sebenarnya kita sedang menutupi keengganan
kita untuk melakukannya (lagi) karena pernah mengalami itu tadi: “merasa risih diamati dengan
teliti, atau bahkan ‘ditelanjangi’ oleh Bapa Sorgawi...” Bukan tidak mungkin dari kemarin Minggu,
saat diwartakan “Masa Perayaan Paska dan Pentakosta (MPPP) akan dimulai Rabu, 2 Maret
2022......... Jemaat dianjurkan untuk melakukan Aksi Puasa.....”, hati kita bergejolak:
“....Hadeeuuh, dihimbau puasa lagi... Jangankan menekuni puasa. Saya baru mau menekuni doa
saja, Tuhan sudah buat saya sensi... Apalagi kalau ditambah puasa, oh, pasti tambah-tambah
sensi...”

1
Di tengah gejolak hati semacam ini jemaat yang terkasih, kita sebenarnya berada di ‘persimpangan’
dan diperhadapkan pada tiga pilihan: Ataukah “puasa doa” (seperti yang biasa kita lakukan) atau
“menjalani doa puasa ala orang-orang Farisi” atau “menjalani doa puasa seperti yang Tuhan Yesus
ajarkan”.... Nah, pilih yang mana?...

Waduh, angel je... Huabot... Berat berat berat........ Ya, sementara terasa cukup berat memang.
Akan tetapi, kalau sekarang kita berkelit, nanti tanggungannya jadi makin berat... Ayo, pilih
mana?...

Mmm... Ya sudah, saya pilih yang ketiga: “menjalani doa puasa seperti yang Tuhan Yesus
ajarkan”........ Bagus!!! Sementara masih setengah hati, masih sedikit terpaksa, tak mengapa... Kita
kuatkan dengan Firman Tuhan...

Tadi, kita sudah membaca dan/atau mendengarkan bacaan Injil dari Matius 6. Sekilas, kita sudah
menangkap Tuhan Yesus berbicara tentang “memberi sedekah”, “berdoa” dan “berpuasa”.
Selanjutnya, apabila kita lebih mencermati, ada perkataan Yesus yang diulangi sampai tiga kali dan
menjadi ‘benang merah’ pembicaraan terkait ketiga hal ini, yaitu: “...Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu...”. Inilah kesadaran yang hilang dari ahli-ahli Taurat
dan orang-orang Farisi. Sementara giat memberi sedekah, berdoa dan berpuasa, mereka
“menganggap tidak ada” pengamatan yang begitu teliti dari Bapa Sorgawi. Itu berarti, apabila
seperti (bukan “sama persis dengan”!) orang-orang Farisi kita “bersedekah/berdiakonia”, “berdoa”
serta “berpuasa” dan “kesadaran akan pengamatan Bapa Sorgawi” menyertainya, berbahagialah
kita karena sudah mulai mengikuti ajaran Tuhan Yesus untuk memiliki kesalehan yang melebihi
(bukan “sama saja” apalagi “kurang dari”!) ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi (Mat 5:20).

Akan tetapi, jangan terlena. Di awal, kita mungkin “rela-rela saja” atau bahkan “suka” diamati oleh
Allah Bapa. Kita merasa betapa Dia mengasihi kita anak-anak-Nya. Namun, seiring dengan waktu,
“pengamatan”, “pengujian” dan “pemurnian” akan lebih lagi dilakukan-Nya. Ketika itulah, kita
mulai merasakan proses yang menyakitkan. Sementara melakukan bersedekah/berdiakonia (entah
dengan memberi bantuan langsung berupa uang/barang; atau dengan berbagi ilmu, memberikan
pembinaan/pelatihan; atau dengan tampil membela para korban ketidakadilan) dan banyak orang
memuji, Bapa Sorgawi, yang pengamatannya jauh lebih teliti, bisa berbicara melalui nurani kita:
“Hatimu tidak murni!!!”. Sementara doa kita terus meningkat dan kita sampai pada tahap
memberanikan diri memohon “...bebaskan aku dari apa yang tidak kusadari...” (Mzm 19:13), Allah
Bapa sungguh-sungguh mengabulkannya, jauh melebihi perkiraan kita. Kita mengira hanya akan
diberitahu kesalahan-kesalahan yang tanpa sadar kita lakukan belakangan ini, tetapi ternyata dalam
ingatan kita dimunculkan juga “beban-beban masa lalu”, “luka-luka lama” (stigma kurang dan
wirang, sakit hati dengan saudara/i seiman/tetangga/orang-orang dari suku asli, dsb) yang sekian
lama kita ‘kuburkan’ tanpa ada penyelesaian. Sementara kita berpuasa dan sejumlah orang
mengaguminya karena mengira kita begitu saleh dan kuat, Bapa di sorga justru membuat kita lebih

2
lagi merasakan kerapuhan serta menyesali berbagai kesalahan yang mungkin hanya diketahui oleh
kita dan Tuhan.

Di tengah proses yang menyakitkan ini, tentu kuat godaan untuk mengundurkan diri. Namun,
baiklah kita ingat bahwa ketika betapapun sakit, kita terus maju dan tidak mengundurkan diri,
“pemurnian” akan kita alami dan luar dalam (jaba jera) kita akan menjadi lebih baik lagi. Ingatlah
juga bahwa kita tidak berjuang sendirian melainkan ditopang oleh anugerah Ilahi. Jadi, jangan
mundur, terus maju, jalani sedekah, doa dan puasa di dalam pengamatan Bapa Sorgawi.

Selamat menyusur jalan panjang Masa Perayaan Paska dan Pentakosta (MPPP). Tuhan
memberkati. Amin.

3
Tata Ibadah Rabu Abu Tanpa Pengolesan Abu

TATA IBADAH RABU ABU


GKSBS .......................

2 Maret 2022

...Dalam Pengamatan Bapa Sorgawi...


PL= Pemimpin Liturgi L =Lektor/pembaca J = Jemaat

PF=Pelayan Firman M= Majelis

PERSIAPAN

- Penjelasan tata ibadah


- Para pelayan ibadah berdoa di Ruang Konsistori
- Pemimpin Liturgi menempatkan diri di belakang altar, lalu mengajak Jemaat berdiri.

Berdiri

PL : Mari jemaat yang terkasih, kita persiapkan ibadah Rabu Abu ini dengan menyanyikan

KJ 157:1,2. Insan, Tangisi Dosamu

Insan tangisi dosamu! Ingatlah, Kristus menempuh jalan penuh sengsara

dan bagai hamba terendah Ia kosongkan diri-Nya menjadi Perantara.

Yang mati dihidupkan-Nya, yang sakit disembuhkan-Nya,

tang hilang Ia cari, berkorban diri akhirnya,

memikul dosa dunia di atas kayu salib.

Syukur, pujian dan sembah kepada Dia angkatlah yang mati bagi kita.

Ikutlah Dia yang menang, pikullah salib dan beban dengan bersukacita!

Kasih-Nya perkenalkanlah dan dalam kuasa nama-Nya

kalahkanlah yang jahat. Ingat darah-Nya yag kudus,

yang bagi Allah Bapamu, berharga tinggi amat!

4
BERHIMPUN

VOTUM Berdiri

PL : Ibadah ini terjadi oleh karya Allah Bapa

yang telah mengutus Kristus, Anak Tunggal-Nya ke dalam dunia,

supaya kita, makhluk lemah yang telah berdosa,

tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

J : 5 . 5.

A - min

SALAM

PL : Damai Kristus besertamu

J : dan besertamu juga.

KATA PEMBUKA Duduk

PL : Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,

sesuai dengan kalender gerejawi,

hari ini kita mengawali Masa Prapaska dengan merayakan Rabu Abu.

Melalui ritus pertobatan, kita akan merendahkan diri di hadapan Allah

seraya menyadari bahwa kita hanyalah debu dan abu alias makhluk lemah;

mengakui dengan segenap hati bahwa kita adalah manusia berdosa

yang tentunya akan binasa jikalau Kristus tidak menjadi Juruselamat kita.

Untuk itu, marilah kita mempersiapkan diri dengan hening sejenak.

-- Hening sejenak ---

NYANYIAN

KJ 156:1-5. Kita Anak Adam (interlude setiap 2 bait)

Kita anak Adam, insan bercela, lahir dalam dosa dan akibatnya,

Kita kehilangan bahagia Firdaus dan menjadi takluk kepada kuasa maut.

Refrein Tuhan kasihanilah! Kristus kasihanilah! Tuhan kasihanilah!

5
Walau berusaha sampai berlelah, tidaklah menolong kita yang lemah,

hanya Tuhan Allah yang Mahakurnia, yang dalam kasih-Nya mengutus Putra-Nya.

Refrein

Andaikata Kristus tidak menjelma dalam rupa hamba, masuk dunia,

jika bukan Dia menjadi Penebus, maka kita insan binasalah terus.

Refrein

Sungguh, kasih Allah sangatlah besar, nyata bagi kita yang t’lah mendengar

Bahwa Putera-Nya di salib Golgota menghapuskan dosa seluruh dunia.

Refrein

Kepada-Mu, Kristus, puji s’lamanya: Kau telah disalib bagi dunia,

Kau kekal bertakhta bersama Bapa-Mu; t’rima kami ini di Kerajaan-Mu!

Refrein

Sementara jemaat menyanyi, Pelayan Firman menuju ke mimbar.

PEMBERITAAN FIRMAN

DOA EPIKLESIS

PF : Tuhan besertamu

J : dan besertamu juga.

PF : Mari kita berdoa

(hening)

Allah penolong kami,

bukalah pikiran kami dengan Roh-Mu yang Kudus,

agar sementara Alkitab dibacakan dan Firman-Mu diberitakan,

kami dipimpin ke dalam kebenaran-Mu

dan diajar tentang kehendak-Mu.

Kami berdoa melalui Yesus Kristus, Tuhan kami.

J : Amin.

6
PEMBACAAN ALKITAB

- Bacaan Pertama
L1 : Bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yoel pasal 2 ayat 1 sampai 2 disambung dengan ayat `12 sampai 17

........................................................................................................

Demikianlah sabda Tuhan.

J : Syukur kepada Allah!

- Mazmur Tanggapan
MAZMUR 51:3-19

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .

Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Kasihanilah aku ya Allah, menurut kasih setia-Mu,

J : hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!

L2 : Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,

J : dan tahirkanlah aku dari dosaku!

L2 : Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,

J : aku senantiasa bergumul dengan dosaku.

L2 : Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa

J : dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,

L2 : supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,

J : bersih dalam penghukuman-Mu

L2 : Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan,

J : dalam dosa aku dikandung ibuku.

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .

Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin,

J : dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.

L2 : Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir,

J : basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!

L2 : Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,

J : biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

7
L2 : Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku,

J : hapuskanlah segala kesalahanku!

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .

Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,

J : dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

L2 : Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,

J : dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

L2 : Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu

J : dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .

Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran,

J : supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

L2 : Lepaskanlah aku dari hutang darah,

J : ya Allah, Allah keselamatanku,

Maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .

Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Ya Tuhan, bukalah bibirku,

J : supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!

L2 : Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan;

J : sekiranya kupersembahkan korban bakaran,

Engkau tidak menyukainya.

L2 : Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur;

J : hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .

Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

8
- Bacaan Kedua
M : Bacaan kedua diambil dari Surat Rasul Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus pasal 5 ayat 20b
sampai dengan pasal 6 ayat 10

..........................................................................................................

Demikianlah sabda Tuhan.

J : Syukur kepada Allah!

- Nyanyian “Hosiana” Berdiri


Pdt : 1 1|3 3 0 3 3|5 5 0 5 5 |6 . 5 4|3 . .

Ho- si - a - na, Ho-si - a - na, Ho- si - a - - na


J : Ho- si- a - na, Ho-si - a - na, Ho- si - a - - na

Pdt : Berbaliklah kepada TUHAN dengan segenap hatimu,

dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.

J : Hosiana, Hosiana, Hosiana

- Bacaan Injil
Pdt : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius pasal 6 ayat 1 sampai 6, dilanjutkan dengan ayat 16 sampai 21

.........................................................................................................

Demikianlah Injil Tuhan. Terpujilah Kristus

J : i 7 6 5 / 6. . . /5...

Se-la-ma-nya. A - min

KHOTBAH Duduk

SAAT HENING

Setelah hening agak lama, Pelayan Firman menuju ke belakang altar.

RITUS PERTOBATAN

AJAKAN UNTUK MEMPERHATIKAN DISIPLIN PRAPASKA

Pdt : Saudara-saudari di dalam Kristus,

setiap tahun, pada waktu Paska, kita merayakan penebusan kita

melalui kematian dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.

9
Masa Prapaska merupakan waktu untuk mempersiapkan perayaan ini

dan untuk memperbarui hidup kita dalam misteri Paska.

Kita mengawali masa suci ini

dengan mengakui kebutuhan kita akan pertobatan,

dan akan kemurahan serta pengampunan

sebagaimana diberitakan di dalam Injil Yesus Kristus.

Oleh karena itu, di dalam nama Kristus,

saya mengajak bapak/ibu/saudara/saudari

untuk memperhatikan Masa Prapaska yang kudus

dengan memeriksa diri dan bertobat, dengan berdoa dan berpuasa,

dengan melakukan karya-karya kasih,

dan dengan membaca serta merenungkan Firman Allah.

Secara khusus pada saat ini,

saya mengajak bapak/ibu/saudara/saudari

untuk memeriksa diri dan mengaku dosa di hadapan Allah.

--- Hening untuk memeriksa diri---

LITANI PERTOBATAN

Pdt : Mari kita berdoa.

Pdt+J : Allah yang kudus dan pemurah,

kami mengaku kepada-Mu dan mengaku satu sama lain,

bahwa kami telah berdosa karena kesalahan kami sendiri,

di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan,

dengan apa yang telah kami lakukan,

dan dengan apa yang telah kami lalaikan.

Pdt : Kami belum mengasihi Engkau dengan segenap hati, akal budi, dan kekuatan.

Kami belum sepenuhnya mengasihi sesama kami seperti diri kami sendiri.

Kami belum sepenuhnya mengampuni orang lain seperti kami telah diampuni.

J : Kasihanilah kami ya Allah!

Pdt : Kami belum sepenuhnya mendengarkan panggilan-Mu

10
untuk melayani sebagaimana Kristus melayani kami.

Kami belum sepenuhnya berpikir seperti Kristus.

Kami telah mendukakan Roh Kudus-Mu.

J : Kasihanilah kami ya Allah!

Pdt : Kami mengakui kepada-Mu ya Allah, segala ketidaksetiaan kami di masa lalu:

kesombongan, kemunafikan, dan ketidaksabaran di dalam kehidupan kami,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Kesenangan-kesenangan dan kelakuan-kelakuan kami

yang hanya mementingkan diri sendiri

serta kesewenang-wenangan kami terhadap orang lain,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Kemarahan kami pada waktu gagal

dan kecemburuan kami terhadap mereka yang lebih beruntung daripada kami,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Kasih kami yang melampaui batas

terhadap kebaikan-kebaikan dan kenyamanan-kenyamanan duniawi,

serta ketidaktulusan kami di dalam keseharian dan pekerjaan,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Kelalaian berdoa dan beribadah

serta kegagalan untuk menyatakan iman yang ada di dalam diri kami,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Terimalah penyesalan kami ya Allah,

atas kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.

Atas kelalaian kami terhadap kebutuhan dan penderitaan manusia

serta ketidakpedulian kami terhadap ketidakadilan dan kekejaman,

J : terimalah penyesalan kami ya Allah.

Pdt : Atas segala penghakiman yang salah,

atas pikiran-pikiran buruk tentang sesama kami,

serta atas prasangka-prasangka dan penghinaan-penghinaan

11
terhadap mereka yang berbeda dengan kami,

J : terimalah penyesalan kami ya Allah.

Pdt : Atas perusakan dan pencemaran kami terhadap ciptaan-Mu

dan kekurang-pedulian kami terhadap generasi penerus kami,

J : terimalah penyesalan kami ya Allah.

Pdt : Pulihkanlah kami ya Allah dan biarlah murka-Mu berlalu dari kami.

J : Sudilah mendengarkan kami ya Allah, sebab besar kemurahan-Mu.

---Hening agak lama---

Pdt : Percayalah saudara-saudari,

di dalam Kristus,

Allah berkenan mengasihani kita, mengampuni dosa kita

dan mengantarkan kita ke hidup yang kekal.

J : Amin.

PELAYANAN PERSEMBAHAN

KOLEKTE

sambil menyanyi KJ 36. Dihapuskan Dosaku

1 1 1 2 |3 5 3.|1 1 1 2 3 3 |2 . 1 .

Dihapuskan dosaku hanya oleh darah Ye-sus;

aku pulih dan sembuh hanya oleh darah Yesus.

Refrein. O, darah Tuhanku, sumber pembasuhku!

Sucilah hidupku hanya oleh darah Yesus.

Pengampunan dosaku hanya oleh darah Yesus;

penyucian hidupku hanya oleh darah Yesus.

Refrein

Pendamaian bagiku hanya oleh darah Yesus;

bukan oleh amalku: hanya oleh darah Yesus.

12
Refrein

Damai dan harapanku hanya oleh darah Yesus;

Allah membenarkanku hanya oleh darah Yesus.

Refrein

DOA PERSEMBAHAN Berdiri

(Dipimpin oleh Penatua/Diaken)

PENGUTUSAN

WARTA JEMAAT Duduk

PENGUTUSAN Berdiri

Pdt : Sekarang saudara-saudari, kembalilah ke tengah dunia.

Relakanlah dirimu ditilik, diuji dan dijamah oleh Bapa Sorgawi

agar kehidupanmu semakin otentik dan jauh dari munafik!

NYANYIAN

PKJ 127. Jadilah, Tuhan, Kehendak-Mu

Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu: ‘ku tanah liat di tangan-Mu.

Bentuklah aku sesuka-Mu, aku nantikan sentuhan-Mu.

Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu! Sucikan hati, pikiranku.

Tiliklah aku dan ujilah, ‘ku di depan-Mu sujud sembah.

Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu! Segala kuasa di tangan-Mu.

Tolonglah, Tuhan, aku lemah, jamahlah aku, kuatkanlah.

Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu! Berilah Roh-Mu kepadaku.

Kehidupanku kuasailah hingga t’rang Kristus tampak cerah.

13
BERKAT

Pdt : Pergilah dalam damai sejahtera.

Allah yang Mahakuasa: Bapa, Anak, dan Roh Kudus

memberkati saudara/i sekalian dari sekarang sampai selama-lamanya!

J : 1 . 2 3 5/6 . 7 i 7/i . 76 5/

Ho-si-a-na, ho-si-a-na, ho-si-a-na,

5 . 1 2 3 4 / 3 .5 i 5/

ho- si - a - na, ho-si-a-na.

6 . 5 ./4 . 3 ./2 . 1 .

A-min , a – min, a – min.

RABU ABU
APA ITU “RABU ABU”?

Rabu Abu adalah awal dari Masa Prapaska. Kata “abu” dipakai karena pada hari itu jemaat menerima olesan abu
berbentuk tanda salib di dahi sebagai pengingat bahwa dirinya adalah makhluk lemah dan berdosa yang memerlukan
pertobatan serta kemurahan dan pengampunan dari Allah sebagaimana diberitakan dalam Injil Yesus Kristus.

MENGAPA MERAYAKAN “RABU ABU”?

Harus diakui bahwa jawabannya bukanlah “karena diperintahkan langsung oleh Tuhan”. Perayaan Rabu Abu bukan
ketetapan yang turun dari sorga melainkan ditetapkan oleh gereja di dalam kebebasannya sebagai pengikut Kristus.

Dalam sejarahnya, gereja akhirnya menetapkan Rabu Abu sebagai awal Masa Prapaska karena ada kerinduan untuk
berpuasa 40 hari (seperti dilakukan oleh Musa, Elia, dan Yesus) sebelum merayakan Paska tetapi tidak pada hari
Minggu (karena hari Minggu adalah hari Kebangkitan, hari sukacita) dan karena melihat bahwa di dalam Alkitab, “abu”
berulangkali muncul sebagai simbol “pertobatan”, “keprihatinan”, “perendahan diri”.

Namun, dalam Abad Pertengahan (abad V-abad XVI), Masa Prapaska (yang awalnya ditetapkan oleh gereja di dalam
kebebasannya sebagai pengikut Kristus itu) cenderung menjadi bertakhyul (Inggris: superstitious <baca:
“saperstisyus”>) karena penuh dengan aturan yang menakutkan dan membebani hati nurani. Bisa dipahami jika ketika
pecah Reformasi Gereja pada abad XVI, sejumlah reformator termasuk Calvin, nenek moyang rohani kita, meniadakan
Masa Prapaska dalam rangka membebaskan gereja dari takhyul.

Peniadaan Masa Prapaska tadi cukup lama membekas di lingkungan gereja-gereja Calvinis/Reformed (baca: “riformd”).
Akan tetapi, pergaulan oikumenis dengan gereja-gereja beraliran lain seperti Lutheran, Anglikan, bahkan Katolik Roma
sedikit demi sedikit mendorong gereja-gereja Reformed untuk menyerap kembali kekayaan tradisi liturgis gereja kuno,
termasuk Masa Prapaska, bahkan Rabu Abu, tanpa harus kembali pada takhyul Abad Pertengahan. Mereka tidak lagi
takut kalau-kalau Calvin marah. Bukankah Calvin pernah berkata: “Saya tidak akan memarahi mereka yang beribadah
pada hari lain (maksudnya selain hari Minggu, pen) asalkan mereka tidak bertakhyul”? Dan mengenai Rabu Abu,
bukankah itu cocok benar untuk mengekspresikan ajaran Reformed mengenai kerusakan total manusia akibat dosa
dan keajaiban anugerah penyelamatan Allah di dalam Kristus?

KAPAN DIRAYAKAN “RABU ABU”?

Dari tahun ke tahun, tanggal perayaan Rabu Abu berbeda-beda tergantung dari tanggal perayaan Paska. Yang jelas,
Rabu Abu adalah 46 hari sebelum Paska sehingga dipotong 6 hari Minggu Prapaska, puasa yang dilakukan oleh gereja
sebelum merayakan Paska genap 40 hari. Atau, kalau sulit menghitung 46 hari, lihatlah kalender, tandailah hari Minggu

14
yang persis sebelum Paska sebagai Minggu Prapaska VI, lalu Minggu yang sebelumnya lagi sebagai Minggu Prapaska
V, dst sampai dapat Minggu Prapaska I. Rabu sebelum Minggu Prapaska I, itulah Rabu Abu.

BAGAIMANA TATACARA PERAYAAN “RABU ABU”?

Seperti telah disinggung tadi, dalam perayaan Rabu Abu, jemaat berbaris untuk menerima olesan abu berbentuk tanda
salib di dahi. Ketika itu, pelayan yang mengoleskan abu biasanya berkata: “Ingatlah bahwa engkau debu dan akan
kembali kepada debu” atau “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” dan yang diolesi menyahut: “Amin”. Pengolesan
abu ini didahului dengan ajakan untuk memperhatikan disiplin Prapaska dan ungkapan tobat.

Dalam liturgi, pengolesan tersebut masuk dalam Ritus Pertobatan setelah Pemberitaan Firman. Jadi, struktur dasar
liturgi Rabu Abu adalah:
BERHIMPUN
PEMBERITAAN FIRMAN
RITUS PERTOBATAN
PELAYANAN MEJA (PERSEMBAHAN DAN PERJAMUAN KUDUS)
PENGUTUSAN

Karena ungkapan tobat mendapat tempat khusus dalam Ritus Pertobatan, maka unsur “pengakuan dosa” pada bagian
BERHIMPUN bisa ditiadakan. Dengan begitu, unsur-unsur pada bagian BERHIMPUN cukup Votum, Kata Pembuka,
Doa Pembuka, Nyanyian.

Untuk PEMBERITAAN FIRMAN, baik jika dibacakan ketiga bacaan yang tercantum dalam leksionari yaitu Yoel 2:1-
2,12-17 atau Yesaya 58:1-12 (PL), 2 Korintus 5:20b-6:10 (Surat), dan Matius 6:1-6,16-21 (Injil) dan dalam khotbah
ditarik benang merah dari ketiga bacaan ini. Sedangkan mazmur yang tercantum dalam leksionari yaitu Mazmur 51:3-
19 bisa dibaca berbalasan atau dinyanyikan atau didasarkan setelah bacaan PL (sebagai Mazmur Tanggapan); bisa
juga masuk dalam Ritus Pertobatan sebagai bagian dari ungkapan tobat sebelum menerima pengolesan abu.

Apabila dirayakan juga Perjamuan Kudus, baik jika digunakan formula Pengucapan Syukur/Ekaristi yang dikhususkan
untuk Masa Prapaska.

15
Tata Ibadah Rabu Abu Dengan Pengolesan Abu

TATA IBADAH RABU ABU

GKSBS .......................

2 Maret 2022

...Dalam Pengamatan Bapa Sorgawi...


PL= Pemimpin Liturgi L =Lektor/pembaca J = Jemaat

PF=Pelayan Firman M= Majelis

PERSIAPAN

- Penjelasan tata ibadah


- Para pelayan ibadah berdoa di Ruang Konsistori
- Pemimpin Liturgi menempatkan diri di belakang altar, lalu mengajak Jemaat berdiri.

Berdiri

PL : Mari jemaat yang terkasih, kita persiapkan ibadah Rabu Abu ini dengan menyanyikan

KJ 157:1,2. Insan, Tangisi Dosamu

Insan tangisi dosamu! Ingatlah, Kristus menempuh jalan penuh sengsara

dan bagai hamba terendah Ia kosongkan diri-Nya menjadi Perantara.

Yang mati dihidupkan-Nya, yang sakit disembuhkan-Nya,

tang hilang Ia cari, berkorban diri akhirnya,

memikul dosa dunia di atas kayu salib.

Syukur, pujian dan sembah kepada Dia angkatlah yang mati bagi kita.

Ikutlah Dia yang menang, pikullah salib dan beban dengan bersukacita!

Kasih-Nya perkenalkanlah dan dalam kuasa nama-Nya

kalahkanlah yang jahat. Ingat darah-Nya yag kudus,

yang bagi Allah Bapamu, berharga tinggi amat!

16
BERHIMPUN

VOTUM Berdiri

PL : Ibadah ini terjadi oleh karya Allah Bapa

yang telah mengutus Kristus, Anak Tunggal-Nya ke dalam dunia,

supaya kita, makhluk lemah yang telah berdosa,

tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal.

J : 5 . 5.

A - min

SALAM

PL : Damai Kristus besertamu

J : dan besertamu juga.

KATA PEMBUKA Duduk

PL : Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus,

sesuai dengan kalender gerejawi,

hari ini kita mengawali Masa Prapaska dengan merayakan Rabu Abu.

Melalui ritus pertobatan, kita akan merendahkan diri di hadapan Allah

seraya menyadari bahwa kita hanyalah debu dan abu alias makhluk lemah;

mengakui dengan segenap hati bahwa kita adalah manusia berdosa

yang tentunya akan binasa jikalau Kristus tidak menjadi Juruselamat kita.

Untuk itu, marilah kita mempersiapkan diri dengan hening sejenak.

-- Hening sejenak ---

NYANYIAN

KJ 156:1-5. Kita Anak Adam (interlude setiap 2 bait)

Kita anak Adam, insan bercela, lahir dalam dosa dan akibatnya,

Kita kehilangan bahagia Firdaus dan menjadi takluk kepada kuasa maut.

Refrein Tuhan kasihanilah! Kristus kasihanilah! Tuhan kasihanilah!

17
Walau berusaha sampai berlelah, tidaklah menolong kita yang lemah,

hanya Tuhan Allah yang Mahakurnia, yang dalam kasih-Nya mengutus Putra-Nya.

Refrein

Andaikata Kristus tidak menjelma dalam rupa hamba, masuk dunia,

jika bukan Dia menjadi Penebus, maka kita insan binasalah terus.

Refrein

Sungguh, kasih Allah sangatlah besar, nyata bagi kita yang t’lah mendengar

Bahwa Putera-Nya di salib Golgota menghapuskan dosa seluruh dunia.

Refrein

Kepada-Mu, Kristus, puji s’lamanya: Kau telah disalib bagi dunia,

Kau kekal bertakhta bersama Bapa-Mu; t’rima kami ini di Kerajaan-Mu!

Refrein

Sementara jemaat menyanyi, Pelayan Firman menuju ke mimbar.

PEMBERITAAN FIRMAN

DOA EPIKLESIS

PF : Tuhan besertamu

J : dan besertamu juga.

PF : Mari kita berdoa

(hening)

Allah penolong kami,

bukalah pikiran kami dengan Roh-Mu yang Kudus,

agar sementara Alkitab dibacakan dan Firman-Mu diberitakan,

kami dipimpin ke dalam kebenaran-Mu

dan diajar tentang kehendak-Mu.

Kami berdoa melalui Yesus Kristus, Tuhan kami.

J : Amin.

18
PEMBACAAN ALKITAB

- Bacaan Pertama
L1 : Bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yoel pasal 2 ayat 1 sampai 2 disambung dengan ayat `12 sampai 17

........................................................................................................

Demikianlah sabda Tuhan.

J : Syukur kepada Allah!

- Mazmur Tanggapan
MAZMUR 51:3-19

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .


Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Kasihanilah aku ya Allah, menurut kasih setia-Mu,

J : hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!

L2 : Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,

J : dan tahirkanlah aku dari dosaku!

L2 : Sebab aku sendiri sadar akan pelanggaranku,

J : aku senantiasa bergumul dengan dosaku.

L2 : Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa

J : dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,

L2 : supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu,

J : bersih dalam penghukuman-Mu

L2 : Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan,

J : dalam dosa aku dikandung ibuku.

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .


Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Sesungguhnya, Engkau berkenan akan kebenaran dalam batin,

J : dan dengan diam-diam Engkau memberitahukan hikmat kepadaku.

L2 : Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir,

J : basuhlah aku, maka aku menjadi lebih putih dari salju!

L2 : Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita,

J : biarlah tulang yang Kauremukkan bersorak-sorak kembali!

L2 : Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku,

J : hapuskanlah segala kesalahanku!

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .


Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku
19
L2 : Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah,

J : dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh!

L2 : Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,

J : dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!

L2 : Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu

J : dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .


Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran,

J : supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu.

L2 : Lepaskanlah aku dari hutang darah,

J : ya Allah, Allah keselamatanku,

Maka lidahku akan bersorak-sorai memberitakan keadilan-Mu!

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .


Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

L2 : Ya Tuhan, bukalah bibirku,

J : supaya mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!

L2 : Sebab Engkau tidak berkenan kepada korban sembelihan;

J : sekiranya kupersembahkan korban bakaran,

Engkau tidak menyukainya.

L2 : Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur;

J : hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

L2+J : 3 6< 7< 1 | 2 2 . 1 | 2 4 . 3 | 6< . . .


Tu-han ‘ku ber- se - ru; de- ngar sua - ra - ku

20
- Bacaan Kedua
M : Bacaan kedua diambil dari Surat Rasul Paulus yang Kedua kepada Jemaat di Korintus pasal 5 ayat 20b
sampai dengan pasal 6 ayat 10

..........................................................................................................

Demikianlah sabda Tuhan.

J : Syukur kepada Allah!

- Nyanyian “Hosiana” Berdiri


Pdt : 1 1|3 3 0 3 3|5 5 0 5 5 |6 . 5 4|3 . .
Ho- si - a - na, Ho-si - a - na, Ho- si - a - - na
J : Ho- si- a - na, Ho-si - a - na, Ho- si - a - - na

Pdt : Berbaliklah kepada TUHAN dengan segenap hatimu,

dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh.

J : Hosiana, Hosiana, Hosiana

- Bacaan Injil
Pdt : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius pasal 6 ayat 1 sampai 6, dilanjutkan dengan ayat 16 sampai 21

.........................................................................................................

Demikianlah Injil Tuhan. Terpujilah Kristus

J : i 7 6 5 / 6. . . /5...
Se-la-ma-nya. A - min

KHOTBAH Duduk

SAAT HENING

Setelah hening agak lama, Pelayan Firman menuju ke belakang altar.

RITUS PERTOBATAN
AJAKAN UNTUK MEMPERHATIKAN DISIPLIN PRAPASKA

Pdt : Saudara-saudari di dalam Kristus,

setiap tahun, pada waktu Paska, kita merayakan penebusan kita

melalui kematian dan kebangkitan Tuhan kita Yesus Kristus.

Masa Prapaska merupakan waktu untuk mempersiapkan perayaan ini

dan untuk memperbarui hidup kita dalam misteri Paska.

Kita mengawali masa suci ini

dengan mengakui kebutuhan kita akan pertobatan,

dan akan kemurahan serta pengampunan

sebagaimana diberitakan di dalam Injil Yesus Kristus.


21
Oleh karena itu, di dalam nama Kristus,

saya mengajak bapak/ibu/saudara/saudari

untuk memperhatikan Masa Prapaska yang kudus

dengan memeriksa diri dan bertobat, dengan berdoa dan berpuasa,

dengan melakukan karya-karya kasih,

dan dengan membaca serta merenungkan Firman Allah.

Secara khusus pada saat ini,

saya mengajak bapak/ibu/saudara/saudari

untuk memeriksa diri dan mengaku dosa di hadapan Allah.

--- Hening untuk memeriksa diri---

LITANI PERTOBATAN

Pdt : Mari kita berdoa.

Pdt+J : Allah yang kudus dan pemurah,

kami mengaku kepada-Mu dan mengaku satu sama lain,

bahwa kami telah berdosa karena kesalahan kami sendiri,

di dalam pikiran, perkataan dan perbuatan,

dengan apa yang telah kami lakukan,

dan dengan apa yang telah kami lalaikan.

Pdt : Kami belum mengasihi Engkau dengan segenap hati, akal budi, dan kekuatan.

Kami belum sepenuhnya mengasihi sesama kami seperti diri kami sendiri.

Kami belum sepenuhnya mengampuni orang lain seperti kami telah diampuni.

J : Kasihanilah kami ya Allah!

Pdt : Kami belum sepenuhnya mendengarkan panggilan-Mu

untuk melayani sebagaimana Kristus melayani kami.

Kami belum sepenuhnya berpikir seperti Kristus.

Kami telah mendukakan Roh Kudus-Mu.

J : Kasihanilah kami ya Allah!

Pdt : Kami mengakui kepada-Mu ya Allah, segala ketidaksetiaan kami di masa lalu:

kesombongan, kemunafikan, dan ketidaksabaran di dalam kehidupan kami,


22
J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Kesenangan-kesenangan dan kelakuan-kelakuan kami

yang hanya mementingkan diri sendiri

serta kesewenang-wenangan kami terhadap orang lain,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Kemarahan kami pada waktu gagal

dan kecemburuan kami terhadap mereka yang lebih beruntung daripada kami,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Kasih kami yang melampaui batas

terhadap kebaikan-kebaikan dan kenyamanan-kenyamanan duniawi,

serta ketidaktulusan kami di dalam keseharian dan pekerjaan,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Kelalaian berdoa dan beribadah

serta kegagalan untuk menyatakan iman yang ada di dalam diri kami,

J : kami mengakuinya kepada-Mu ya Allah.

Pdt : Terimalah penyesalan kami ya Allah,

atas kesalahan-kesalahan yang telah kami lakukan.

Atas kelalaian kami terhadap kebutuhan dan penderitaan manusia

serta ketidakpedulian kami terhadap ketidakadilan dan kekejaman,

J : terimalah penyesalan kami ya Allah.

Pdt : Atas segala penghakiman yang salah,

atas pikiran-pikiran buruk tentang sesama kami,

serta atas prasangka-prasangka dan penghinaan-penghinaan

terhadap mereka yang berbeda dengan kami,

J : terimalah penyesalan kami ya Allah.

Pdt : Atas perusakan dan pencemaran kami terhadap ciptaan-Mu

dan kekurang-pedulian kami terhadap generasi penerus kami,

J : terimalah penyesalan kami ya Allah.

Pdt : Pulihkanlah kami ya Allah dan biarlah murka-Mu berlalu dari kami.

J : Sudilah mendengarkan kami ya Allah, sebab besar kemurahan-Mu.


23
---Hening agak lama---

PENGOLESAN ABU

Pdt : Kini marilah saudara-saudari

yang sungguh-sungguh bertobat di hadapan Allah

dan rindu menerima olesan abu berbentuk tanda salib di dahi,

“Ingatlah bahwa engkau debu dan akan kembali kepada debu...”

“Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!”...

Abu dioleskan

Setelah selesai pengolesan abu

Pdt : Percayalah saudara-saudari,

di dalam Kristus,

Allah berkenan mengasihani kita, mengampuni dosa kita

dan mengantarkan kita ke hidup yang kekal.

J : Amin.

PELAYANAN PERSEMBAHAN
KOLEKTE

sambil menyanyi KJ 36. Dihapuskan Dosaku

1 1 1 2 |3 5 3.|1 1 1 2 3 3 |2 . 1 .

Dihapuskan dosaku hanya oleh darah Ye-sus;

aku pulih dan sembuh hanya oleh darah Yesus.

Refrein. O, darah Tuhanku, sumber pembasuhku!

Sucilah hidupku hanya oleh darah Yesus.

Pengampunan dosaku hanya oleh darah Yesus;

penyucian hidupku hanya oleh darah Yesus.

Refrein

Pendamaian bagiku hanya oleh darah Yesus;

bukan oleh amalku: hanya oleh darah Yesus.

Refrein

Damai dan harapanku hanya oleh darah Yesus;

Allah membenarkanku hanya oleh darah Yesus.

Refrein

24
DOA PERSEMBAHAN Berdiri

(Dipimpin oleh Penatua/Diaken)

PENGUTUSAN

WARTA JEMAAT Duduk

PENGUTUSAN Berdiri

Pdt : Sekarang saudara-saudari, kembalilah ke tengah dunia.

Relakanlah dirimu ditilik, diuji dan dijamah oleh Bapa Sorgawi

agar kehidupanmu semakin otentik dan jauh dari munafik!

NYANYIAN

PKJ 127. Jadilah, Tuhan, Kehendak-Mu

Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu: ‘ku tanah liat di tangan-Mu.

Bentuklah aku sesuka-Mu, aku nantikan sentuhan-Mu.

Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu! Sucikan hati, pikiranku.

Tiliklah aku dan ujilah, ‘ku di depan-Mu sujud sembah.

Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu! Segala kuasa di tangan-Mu.

Tolonglah, Tuhan, aku lemah, jamahlah aku, kuatkanlah.

Jadilah, Tuhan, kehendak-Mu! Berilah Roh-Mu kepadaku.

Kehidupanku kuasailah hingga t’rang Kristus tampak cerah.

BERKAT

Pdt : Pergilah dalam damai sejahtera.

Allah yang Mahakuasa: Bapa, Anak, dan Roh Kudus

memberkati saudara/i sekalian dari sekarang sampai selama-lamanya!

J : 1 . 2 3 5/6 . 7 i 7/i . 76 5/

Ho-si-a-na, ho-si-a-na, ho-si-a-na,

5 . 1 2 3 4 / 3 .5 i 5/

ho- si - a - na, ho-si-a-na.

6 . 5 ./4 . 3 ./2 . 1 .

A-min , a – min, a – min.

25
RABU ABU
APA ITU “RABU ABU”?

Rabu Abu adalah awal dari Masa Prapaska. Kata “abu” dipakai karena pada hari itu jemaat menerima olesan abu
berbentuk tanda salib di dahi sebagai pengingat bahwa dirinya adalah makhluk lemah dan berdosa yang memerlukan
pertobatan serta kemurahan dan pengampunan dari Allah sebagaimana diberitakan dalam Injil Yesus Kristus.

MENGAPA MERAYAKAN “RABU ABU”?

Harus diakui bahwa jawabannya bukanlah “karena diperintahkan langsung oleh Tuhan”. Perayaan Rabu Abu bukan
ketetapan yang turun dari sorga melainkan ditetapkan oleh gereja di dalam kebebasannya sebagai pengikut Kristus.

Dalam sejarahnya, gereja akhirnya menetapkan Rabu Abu sebagai awal Masa Prapaska karena ada kerinduan untuk
berpuasa 40 hari (seperti dilakukan oleh Musa, Elia, dan Yesus) sebelum merayakan Paska tetapi tidak pada hari
Minggu (karena hari Minggu adalah hari Kebangkitan, hari sukacita) dan karena melihat bahwa di dalam Alkitab, “abu”
berulangkali muncul sebagai simbol “pertobatan”, “keprihatinan”, “perendahan diri”.

Namun, dalam Abad Pertengahan (abad V-abad XVI), Masa Prapaska (yang awalnya ditetapkan oleh gereja di dalam
kebebasannya sebagai pengikut Kristus itu) cenderung menjadi bertakhyul (Inggris: superstitious <baca:
“saperstisyus”>) karena penuh dengan aturan yang menakutkan dan membebani hati nurani. Bisa dipahami jika ketika
pecah Reformasi Gereja pada abad XVI, sejumlah reformator termasuk Calvin, nenek moyang rohani kita, meniadakan
Masa Prapaska dalam rangka membebaskan gereja dari takhyul.

Peniadaan Masa Prapaska tadi cukup lama membekas di lingkungan gereja-gereja Calvinis/Reformed (baca: “riformd”).
Akan tetapi, pergaulan oikumenis dengan gereja-gereja beraliran lain seperti Lutheran, Anglikan, bahkan Katolik Roma
sedikit demi sedikit mendorong gereja-gereja Reformed untuk menyerap kembali kekayaan tradisi liturgis gereja kuno,
termasuk Masa Prapaska, bahkan Rabu Abu, tanpa harus kembali pada takhyul Abad Pertengahan. Mereka tidak lagi
takut kalau-kalau Calvin marah. Bukankah Calvin pernah berkata: “Saya tidak akan memarahi mereka yang beribadah
pada hari lain (maksudnya selain hari Minggu, pen) asalkan mereka tidak bertakhyul”? Dan mengenai Rabu Abu,
bukankah itu cocok benar untuk mengekspresikan ajaran Reformed mengenai kerusakan total manusia akibat dosa
dan keajaiban anugerah penyelamatan Allah di dalam Kristus?

KAPAN DIRAYAKAN “RABU ABU”?

Dari tahun ke tahun, tanggal perayaan Rabu Abu berbeda-beda tergantung dari tanggal perayaan Paska. Yang jelas,
Rabu Abu adalah 46 hari sebelum Paska sehingga dipotong 6 hari Minggu Prapaska, puasa yang dilakukan oleh gereja
sebelum merayakan Paska genap 40 hari. Atau, kalau sulit menghitung 46 hari, lihatlah kalender, tandailah hari Minggu
yang persis sebelum Paska sebagai Minggu Prapaska VI, lalu Minggu yang sebelumnya lagi sebagai Minggu Prapaska
V, dst sampai dapat Minggu Prapaska I. Rabu sebelum Minggu Prapaska I, itulah Rabu Abu.

BAGAIMANA TATACARA PERAYAAN “RABU ABU”?

Seperti telah disinggung tadi, dalam perayaan Rabu Abu, jemaat berbaris untuk menerima olesan abu berbentuk tanda
salib di dahi. Ketika itu, pelayan yang mengoleskan abu biasanya berkata: “Ingatlah bahwa engkau debu dan akan
kembali kepada debu” atau “Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” dan yang diolesi menyahut: “Amin”. Pengolesan
abu ini didahului dengan ajakan untuk memperhatikan disiplin Prapaska dan ungkapan tobat.

Dalam liturgi, pengolesan tersebut masuk dalam Ritus Pertobatan setelah Pemberitaan Firman. Jadi, struktur dasar
liturgi Rabu Abu adalah:
BERHIMPUN
PEMBERITAAN FIRMAN
RITUS PERTOBATAN
PELAYANAN MEJA (PERSEMBAHAN DAN PERJAMUAN KUDUS)
PENGUTUSAN

Karena ungkapan tobat mendapat tempat khusus dalam Ritus Pertobatan, maka unsur “pengakuan dosa” pada bagian
BERHIMPUN bisa ditiadakan. Dengan begitu, unsur-unsur pada bagian BERHIMPUN cukup Votum, Kata Pembuka,
Doa Pembuka, Nyanyian.

Untuk PEMBERITAAN FIRMAN, baik jika dibacakan ketiga bacaan yang tercantum dalam leksionari yaitu Yoel 2:1-
2,12-17 atau Yesaya 58:1-12 (PL), 2 Korintus 5:20b-6:10 (Surat), dan Matius 6:1-6,16-21 (Injil) dan dalam khotbah
ditarik benang merah dari ketiga bacaan ini. Sedangkan mazmur yang tercantum dalam leksionari yaitu Mazmur 51:3-

26
19 bisa dibaca berbalasan atau dinyanyikan atau didaraskan setelah bacaan PL (sebagai Mazmur Tanggapan); bisa
juga masuk dalam Ritus Pertobatan sebagai bagian dari ungkapan tobat sebelum menerima pengolesan abu.

Apabila dirayakan juga Perjamuan Kudus, baik jika digunakan formula Pengucapan Syukur/Ekaristi yang dikhususkan
untuk Masa Prapaska.

27
Khotbah Minggu, 6 Maret 2022
Warna Liturgi Ungu
Minggu Pra Paska 1

MENANG ATAS PENCOBAAN


Bacaan : Lukas 4:1-13

Saudara-saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,

Padang gurun bukanlah tempat yang menarik. Sejauh mata memandang, hanya hamparan pasir.
Dalam anggapan orang Yahudi pada zaman Yesus, padang pasir dipandang sebagai kediaman roh-
roh jahat. Tinggal di padang pasir sendirian beberapa waktu lamanya kalau tidak berakhir mati ya
akan pulang dalam keadaan gila dirasuk setan. Maka dari itu, menempuh perjalanan melewati
padang pasir seorang diri sangat jarang dilakukan, kecuali mau bunuh diri. Andai harus
menempuhnya, mereka akan berombongan dengan perbekalan dan peralatan yang lebih dari cukup.
Membawa segala perlengkapan dan perbekalan di punggung unta, hewan beban terkuat di padang
pasir yang gersang.

Tetapi Yesus setelah dibaptis, Alkitab mengisahkan bahwa Yesus dibawa Roh Kudus ke padang
gurun untuk tinggal di sana lebih dari satu bulan tanpa teman dan sahabat, melewatkan siang dan
malam dalam kesunyian. Tanpa rombongan kawan, tanpa perbekalan berlimpah dan unta. Yesus
tinggal di padang gurun 40 hari lamanya. Alkitab juga mengisahkan bahwa selama di padang gurun
itu, Yesus dicobai iblis tak peduli siang atau malam. Dan setelah 40 hari dalam kesunyian dan
puasa, Yesus kembali didatangi iblis. Berbagai pencobaan telah dilewati-Nya dengan baik. Kini,
saat Yesus begitu lapar kembali iblis datang kepadaNya menawarkan solusi. Pencobaan adalah
pencobaan jika berkaitan erat dengan kebutuhan mendesak yang sedang dialami. Dalam kondisi
lapar yang parah, Iblis mencobai Yesus dengan hal yang sepele, yakni tentang makanan. “Jika
Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti” tantangnya. Saudara-saudariku, ….. Dalam
kehidupan kita, tidak selalu persoalan besarlah yang merupakan cobaan terberat manusia.
Bukankah batu kerikil yang bisa menjatuhkan seorang pengendara sepeda dan bukanlah batu yang
besar? Mengapa demikian? Karena kita lebih waspada terhadap hal hal yang besar dan cukup
lengah dengan perkara-perkara yang kecil. “Ah… Cuma chattingan saja kog,…. Ah….sekedar
iseng. Cuma mengisi waktu dan becandaan….” Tetapi saudara dan saudariku, karena hal-hal kecil
bagai batu kerikil ini, kita melihat bahwa tidak sedikit keluarga yang kemudian runtuh. Witing
tresna jalaran saka kulino, katanya. Korupsi dana besar ga berani takut ketahuan dan dipenjara,
tapi ngenthit (mengambil sedikit) terasa lebih menggoda. Batu kerikil kadang memang lebih
berbahaya daripada batu yang besar.

Saudara saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,

Lalu, bagaimanakah Tuhan Yesus bisa menang atas godaan iblis yang melancarkan serangan
dengan strategi kerikil kecil ini? Tuhan Yesus menjawab, “Ada tertulis, manusia hidup bukan dari
28
roti saja.” Maka Yesus menang dari pencobaan pertama di hari ke 40 itu. Strategi batu kerikil si-
iblis gagal menjatuhkan Yesus. Saudara dan saudariku, Yesus mengutip penggalan Firman Tuhan
di dalam kitab Ulangan 8:3 yang berbunyi : Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar
dan memberi engkau makan manna, yang tidak kau kenal dan juga tidak dikenal oleh nenek
moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi
manusia hidup dari segala yang diucapkan Tuhan. Di sini Yesus bersaksi bahwa hidup dan
kehidupan manusia itu sumbernya dari ucapan Allah. Bukanlah roti yang membuat manusia hidup,
melainkan Allah saja. Oleh sebab itu, perkenan dan kemurahan Allah saja yang harus dicari
manusia. Manusia harus mencari Allah Sumber berkat dan itulah sikap yang benar menurut Yesus.
Pada kenyataannya, saudara dan saudariku, sebagian manusia memilih arah yang salah. Mereka
mencari berkat tetapi tidak mencari Sumber berkatnya. Di situlah letak kekeliruan sebagian orang.
Jawaban Yesus kepada iblis hendak menegaskan bahwa Allah adalah Sumber berkat, baik berkat
jasmani maupun berkat rohani. Dengan demikian, persoalan sandang, pangan, papan, jodoh, rejeki,
kesehatan bahkan kehidupan seharusnya dihubungkan kepada Sumbernya yakni Allah Sumber
berkat sekaligus Sumber kehidupan. Jangan karena makanan, lupa pada Tuhan. Jangan karena cari
jodoh meninggalkan Tuhan. Jangan karena alasan kesehatan kemudian minta bantuan dukun dan
paranormal. Jangan karena takut mati malah menjauh dari Tuhan Sumber kehidupan. Itu semua
keliru. Bahkan keliru besar. Tuhan sajalah Sumber berkat dan sumber kehidupan. Manusia bukan
hidup dari roti saja. Jangan jatuh tengkurap hanya gegara strategi batu kerikil iblis.

Saudara saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,

Iblis mencobai dengan berbagai inovasi. Tidak berhasil dengan strategi batu kerikil, ia
menggunakan strategi perangkap besar bernama godaan kekuasaan dan kekayaan. Asal Yesus mau
menyembah iblis, kekayaan dan kekuasaan akan diberikan kepada Yesus. Tetapi Yesus lagi-lagi
menang atas pencobaan ini. Yesus mengarahkan seluruh hatiNya kepada Allah Bapa. Yesus
memiliki sikap hati yang benar. Tanpa sikap hati yang benar, sebagian orang telah jatuh ke dalam
perangkap besar si-iblis ini. Mencari kekayaan ke tempat-tempat keramat, meminta bantuan hamba
setan agar menang pemilu atau naik pangkat, melakukan guna-guna, pasang susuk agar jadi atlit
yang hebat, dsb. Perangkap besar si iblis dari masa ke masa telah memakan banyak orang yang
memiliki sikap hati tidak benar di hadapan Allah.

Saudara saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,

Iblis tidak segera mengaku kalah. Meskipun Yesus jelas-jelas sudah menang atas dua godaan,
kembali dia menggunakan strategi cocokologi alkitabiah. Apakah strategi cocokologi alkitabiah
itu? Strategi ini telah berhasil menjebak para alim ulama bangsa Yahudi. Para ahli taurat, Simson,
bahkan beberapa raja Israel pun tak luput terkena jebakannya. Cocokologi alkitabiah adalah upaya
menafsirkan firman Tuhan sesuai kehendaknya sendiri, demi keuntungannya sendiri dan dalam
rangka pementingan dirinya sendiri. Iblis membisikkan bunyi firman Tuhan dengan benar titik
komanya, tetapi dalam rangka mengajak Yesus untuk melanggar firman Tuhan lainnya. Firman

29
Tuhan yang bagaikan pelita bagi kaki malah dijadikan alat mencelakai kaki sendiri untuk
melangkah. Orang yang terjebak cocokologi alkitabiah telah tertipu strategi iblis dan kemudian
menjadi pengamat agamawi, mementingkan syariat melupakan hakikat, atau sebaliknya :
mementingkan hakikat dengan meninggalkan syariat. Sebagai pengamat agamawi hobinya
mencela saudara/i seimannya yang tulus aktif bergereja, pandai memutar balikkan ayat firman
Tuhan, merasa benar sendiri meskipun sulit diikutsertakan dalam pembangunan jemaat.
Pembenaran diri menjadi ciri khas mereka. Dan iblis gagal mengalahkan Yesus dengan strategi ini.
“Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diriMu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis mengenai
Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikatNya untuk melindungi Engkau, dan mereka
akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kakiMu jangan terantuk kepada batu.” (bdk.
Mazmur 91:11-12). Dengan strategi cocokologi alkitabiah, Iblis mendorong Yesus untuk
melakukan bunuh diri. Tetapi Yesus dengan tenang, menjawab : “Ada firman, Jangan engkau
mencobai Tuhan Allahmu!!” (bdk. Ulangan 6:16).

Saudara saudariku di dalam Tuhan Yesus Kristus,

Pada segala masa, berbagai strategi dilakukan iblis untuk meruntuhkan iman kita. Bahkan para
leluhur kita pendiri GKSBS juga telah dicobai dengan berbagai strategi ini. Dan mereka
membuktikan telah mengalami kemenangan atas pencobaan. Mereka tidak menyerah meskipun
alasan untuk menyerah itu ada. Medan pelayanan yang sulit, fasilitas terbatas, keanekaan asal latar
belakang gereja dari umat yang dilayani, ketiadaan pengalaman melayani, minimnya pelatihan dan
pengaderan, dst. Tetapi semua alasan yang masuk akal itu tidak dijadikan alasan bagi mereka untuk
berhenti melayani. Mereka jauh dari sikap cocokologi alkitabiah. Mereka dengan setia menjaga
sikap hati yang benar di hadapan Allah. Mereka telah berhasil mengubah tongkat jadi tanaman di
bumi Sumatera bagian Selatan ini. Mereka waspada terhadap batu kerikil, mereka pun juga menang
atas godaan perangkap besar .

Kita di zaman sekarang inipun seharusnya menang atas setiap pencobaan. Sikap membenarkan diri
sendiri harus dijauhkan dari sifat kita. Saudara/i dan saya harus menjadi pemenang atas setiap
pencobaan. Bukankah Yesus berjanji beserta dengan kita? Roh Kudus juga pasti memberikan
kekuatan kepada kita. Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa Roh yang ada pada diri kita lebih
besar daripada roh-roh jahat yang ada di dunia. Sebelum khotbah ini saya akhiri, saya yakin bahwa
kita pasti bisa menang atas setiap pencobaan, dengan syarat bahwa kunci keberhasilan Yesus juga
kita pergunakan. Kunci utama Yesus sebenarnya disebutkan dalam Lukas 4 ayat pertama : bahwa
Yesus penuh dengan Roh Kudus. Dalam kondisi inilah, Yesus menang atas setiap pencobaan. Mari
mendekat kepada Tuhan. Semakin melekat kepadaNya, maka kita akan dipenuhi dengan Roh
Kudus setiap hari. Soli Deo Gloria. Segala puji hanya bagi Dia. Amin.

30
Nas Pembimbing : Roma 8:18
Berita Anugerah : Yakobus 1:2-4
Nats Persembahan : 1 Petrus 5:7
Nyanyian :
1. Lagu Pembukaan : KJ 26:1.
2. Lagu Nyanyian Pujian : KJ 434: 1-2
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 344: 1-2
4. Nyanyian Responsoria: KJ 401: 1,4
5. Nyanyian Persembahan: PKJ 146: 1-3
6. Lagu Penutup : KJ 445:1

31
Sarasehan Masa Perayaan Paska & Pentakosta (MPPP) Senin, 7 Maret 2022
*PASKA1

MENGUBAH BEBAN MENJADI KETERPANGGILAN

Sesuai dengan kalender gerejawi, dari awal Maret sampai dengan awal Juni tahun ini, kita kembali
menjalani Siklus Paska atau yang secara khas GKSBS diberi nama Masa Perayaan Paska dan
Pentakosta (MPPP). Penamaan ini tidaklah terjadi dengan tiba-tiba. Sampai 2010, namanya masih
Masa Penghayatan Paska (MPP) karena materi yang disajikan memang berakhir di Hari Paska.
Pada 2011, cakupan materinya meluas sampai ke Hari Pentakosta sehingga namanya pun
mengalami penambahan menjadi Masa Penghayatan Paska dan Pentakosta (MPPP). Seiring dengan
semakin dikembangkannya pendekatan apresiatif di GKSBS, istilah “penghayatan” pun diganti
dengan “perayaan” sejak 2013. Jadilah sampai sekarang, masa gerejawi yang sedang kita jalani ini
dinamai Masa Perayaan Paska dan Pentakosta dengan singkatan tetap MPPP.

Seperti Siklus Paska pada umumnya, MPPP tahun ini (seperti juga MPPP sejak 2012) mencakup
Masa Prapaska, Pekan Suci dan Masa Paska. Selain itu, mulai tahun ini ditambahkan juga Minggu
Trinitas atau Minggu Tritunggal Mahakudus yang menurut kalender gerejawi pada umumnya
mengawali Siklus Biasa sesudah Pentakosta. Masa Prapaska dimulai dari Rabu Abu (46 hari
sebelum Hari Paska), melewati Minggu Prapaska I-V dan memuncak pada Minggu Prapaska VI
(Minggu Palma dan Sengsara). Minggu Palma dan Sengsara ini sekaligus mengawali Pekan Suci
(sepekan yang dikhususkan untuk mengenang hari-hari terakhir Yesus, khususnya malam terakhir
sebelum Dia disalib, penyaliban dan kematian-Nya, serta penguburan-Nya). Sesudah Pekan Suci,
dimulailah Masa Paska dengan perayaan Malam/Fajar Paska. Masa Paska ini akan terus
berlangsung sampai Hari Pentakosta. Seminggu sesudah Pentakosta, dirayakanlah Minggu Trinitas
atau Minggu Tritunggal Mahakudus yang mengingatkan bahwa sejatinya, baik “penciptaan dan
pemeliharaan” (yang identik dengan karya Allah Bapa), “penebusan” (yang identik dengan karya
Yesus Kristus Sang Anak), maupun “pembaruan” (yang identik dengan karya Roh Kudus) adalah
“karya bersama di dalam harmoni sempurna” dari Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus:
tiga ‘pribadi’ yang berbeda namun esa hakekat-Nya dan setara kedudukan-Nya.2

Sekarang, sebelum ‘menyusur jalan panjang’ melintasi semua yang baru saja disebutkan, baik jika
lebih dahulu kita ‘melihat peta’-nya. Memang, ‘peta’ tersebut mungkin sudah pernah atau bahkan
sudah berulang-ulang kita lihat. Namun, untuk tahun ini, sesuai dengan tema “Menjadi GKSBS”,
‘peta’ tersebut telah ditambahi (meskipun mungkin belum lengkap) dengan ‘tanda-tanda lokasi’
dari berbagai “beban” dan “keterpanggilan” peninggalan sejarah GKSBS (termasuk kita) yang
mungkin selama ini luput dari perhatian. Penambahan ini dimaksudkan agar sementara ‘menyusur
1
Jangan dikacaukan dengan “pasca” (sesudah). “Paska” di sini merupakan “terjemahan sesuai kaidah” dari kata pasca
(paskha) di dalam teks Yunani (bahasa asli) Perjanjian Baru. Ini bukan wacana baru yang mengada-ada. Persekutuan
Gereja-gereja di Indonesia (PGI) sudah sejak 1990-an mewacanakan ini melalui penjelasan “Nama dan Istilah Hari-
hari Raya Liturgi” dalam Buku Almanak Kristen Indonesia (BAKI) yang setiap tahun diterbitkannya.
2
Penjelasan singkat, padat dan tepat dalam bahasa Indonesia terkait keberadaan dan karya bersama Allah Tritunggal
ini bisa dibaca misalnya dalam buku Ikhtisar Dogmatika karangan almarhum Prof. Dr. R. Soedarmo (orang Indonesia
pertama yang menjadi ahli dogmatika).
32
jalan panjang’ MPPP, kita akan menemukan berbagai beban dan keterpanggilan peninggalan
sejarah GKSBS, termasuk yang mungkin sudah terpendam sedemikian. Bahkan, lebih jauh lagi,
dengan bersandar pada hikmat dari Allah Tritunggal, kita juga akan “memilah-milah beban” serta
“memberi diri dimurnikan dan diteguhkan (lagi) dalam keterpanggilan” yang telah (kembali) kita
temukan.

Masa Prapaska: Menemukan (Kembali) Berbagai Beban dan Keterpanggilan

Mengacu pada tradisi oikumenis yang sudah diserap juga oleh GKSBS, kita dianjurkan untuk
menjalani Masa Prapaska (dan Pekan Suci) dengan “berpuasa” (yang bukan sekedar mengisi
amplop persembahan aksi puasa melainkan sungguh-sungguh “melaparkan diri” dan/atau
“berpantang ketat” dalam rangka menguatkan semangat untuk berdoa,
membaca/merenungkan/mempelajari Alkitab dan berdiakonia). Belajar dari Tuhan Yesus, puasa ini
dilakukan selama 40 hari (Luk 4:2). Hanya saja, berbeda dengan Tuhan Yesus, puasa empat puluh
hari ini tidaklah non stop melainkan pada hari-hari Minggu, dia dijeda. Jeda pada hari-hari Minggu
ini didasarkan pada pertimbangan liturgis bahwa tidaklah tepat untuk berpuasa pada waktu
bersukacita merayakan Tuhan bangkit (bdk. Mat 9:15, Mrk 2:19-20, Luk 4:34-35).

Meskipun tidak persis seperti puasa yang Yesus lakukan, puasa 40 hari dari Rabu Abu sampai
Sabtu Suci (kecuali pada hari-hari Minggu) tetap bisa dipakai oleh Roh Kudus untuk membawa
kita ke ‘padang pasir/gurun’ (bdk. Mat 4:1, Mrk 1:12, Luk 4:1). Di ‘gurun’ ini, sangat mungkin
kita “diuji” (oleh Allah <Mzm 7:10, 11:5; bdk. Kej 22:1, Mzm 66:10, Mzm 81:8>) dan, dengan
seijin Allah, “dicobai” (oleh keinginan kita sendiri <Yak 1:14> dan oleh Iblis <Mat 4:1, Mrk 1:13,
Luk 4:2>) sedemikian hingga berbagai hal (entah baik ataupun jahat), yang selama ini tersembunyi
di dalam hati, tak bisa lagi kita tutup-tutupi (bdk. Ul 8:2). Berbagai beban yang selama ini tidak
kita sadari bisa tiba-tiba terasa sekali. Sejumlah beban yang kita kira sudah menjadi masa lalu bisa
secara tidak terduga mencuat kembali. Akan keterpanggilan yang selama ini kita abaikan atau
bahkan pernah dengan sengaja kita ingkari (bdk. Yun 1), kita bisa tiba-tiba teringat lagi. Atau
mungkin juga kita dibuat terkejut karena keterpanggilan yang sepertinya sudah sungguh-sungguh
kita jalani tiba-tiba diuji kembali dengan lebih teliti dalam rangka membuatnya semakin murni
(bdk. Mzm 66:10, Mal 3:2, 1 Kor 3:13).

Pengalaman ‘gurun’ ini memang sedikit banyak menyakitkan. Namun, janganlah ini menjadi
alasan bagi kita untuk menghindar atau mengundurkan diri. Seperti dikatakan oleh penulis Surat
Ibrani, “...kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang
percaya dan yang beroleh hidup...” (Ibr 10:39). Betapapun menyakitkannya pengalaman ‘gurun’,
baiklah kita ingat bahwa cepat atau lambat, tindakan menghindari atau mengundurkan diri dari
‘gurun’ akan membuat kita lebih sakit lagi.

Tentu, jika kita fokus kepada diri sendiri, akan semakin kuat godaan untuk menghindar atau
mengundurkan diri. Itulah sebabnya penulis Surat Ibrani mengajak untuk menujukan mata kepada
Yesus, perintis dan penyempurna iman kita (Ibr 12:2). Sesuai dengan ajakan ini, Masa Prapaska
33
2022 akan membawa kita untuk dari Minggu ke Minggu menapak tilas kisah Yesus mulai dari
dicobai di gurun (Luk 4:1-13), mengarahkan tujuan ke Yerusalem meskipun terancam dibunuh
(Luk 13:31-35), memberi peringatan keras untuk bertobat agar jangan binasa ketimbang sibuk
menghakimi mereka yang bernasib buruk (Luk 13:1-9), mengajak untuk mematahkan cap
negatif/stigma terhadap para pemungut cukai dan ‘orang-orang berdosa’ (Luk 15:1-3, 11-32),
mengapresiasi ‘pemborosan’ minyak narwastu oleh Maria (Yoh 12:1-8), dan dielu-elukan dalam
perjalanan ke Yerusalem (Luk 19:28-40) sebelum akhirnya dibawa menghadap Pilatus dan
Herodes, lalu disiksa dan disalibkan di tempat yang bernama Tengkorak (Luk 23:1-49).

Sementara menapak tilas rangkaian kisah Yesus ini, kita bisa mendapati “ragam cobaan” (entah
dengan pola berulang atau dengan inovasi tiada henti) yang pendahulu kita dan juga kita alami di
‘gurun’ Sumbagsel ini. Kita pun bisa mendapati “beban-beban masa lalu” (sakit hati dengan
saudara sepersekutuan atau dengan tetangga atau dengan orang-orang dari suku asli; ambisi
berlebihan untuk membuktikan diri atau bahkan balas dendam karena di masa lalu pernah dihina
atau bahkan dihakimi; kecenderungan mengenakan cap negatif/stigma terhadap diri sendiri
dan/atau terhadap orang-orang dari suku asli; dsb) yang mungkin tanpa sadar masih kita bawa
sampai sekarang. Kita bisa pula mendapati bagaimana keterpanggilan untuk nglari3 (yang tampak
dari bagaimana kita sering ngumpul, giat mencari dan merangkul sebanyak mungkin saudara, serta
suka berdiakonia) diteguhkan sekaligus dikritisi dalam terang hasrat dan tindakan nglari Ilahi.

(Pemandu Sarasehan mempersilakan jika sudah ada peserta yang rindu membagikan pengalaman
atau mencurahkan uneg-uneg-nya)

Pekan Suci: Memilah-milah Beban, Memurnikan Keterpanggilan

Pada jaman gereja purba, Pekan Suci terutama disajikan untuk para Calon Baptisan (yang sudah
menjalani katekisasi selama lebih kurang 2 tahun) dalam rangka lebih intens mempersiapkan
mereka untuk menerima Baptisan pada Malam Paska. Ketika itu, Baptisan dimaknai bukan hanya
sebagai tanda penerimaan menjadi anggota gereja melainkan juga, atau bahkan terutama sebagai
“tanda penyatuan dengan Kristus” (yakni dengan kehidupan, penderitaan, kematian dan
kebangkitan-Nya <Mrk 10:38-39; Rm 6:3-5>) dan “tanda kesediaan hidup dan mati sebagai saksi-
Nya”. Bisa dipahami jika sepekan penuh menjelang Baptisan pada Malam Paska, para Calon
Baptisan diajak napak tilas hari-hari terakhir Yesus agar mereka semakin siap ketika harus
menderita seperti Kristus telah menderita. Pun bagi mereka yang telah dibaptis, Pekan Suci tetap
penuh makna karena melaluinya, mereka ditolong untuk lebih menghayati persekutuan dalam
penderitaan Kristus di mana mereka menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (Flp 3:10).

3
Kata dari bahasa Jawa yang secara harafiah berarti “mencari” tetapi dalam konteks GKSBS telah secara khas
digunakan untuk menamai serangkaian pengalaman mulai dari “kesepian”, “mencari saudara seiman”, “berjumpa
dengan saudara seiman”, “menyambut pendatang baru”, “pelawatan oleh tenaga utusan”, “merangkul suku-suku asli”,
“penginjilan”, “diakonia umum” sampai “membangun dialog”.
34
Memang, tidak harus GKSBS mengikuti mentah-mentah tradisi gereja purba. Namun agaknya,
menjalani Pekan Suci tidaklah terlalu sulit bagi kita. 4 Bahkan, dengan menjalani Pekan Suci, kita
bisa ditolong untuk “memilah-milah beban” dan “mengalami pemurnian keterpanggilan”. Pada
Senin dalam Pekan Suci, kita bisa melihat bagaimana sementara merasakan “beban pergumulan
menjelang kematian”, Yesus tidak menolak dilayani oleh Marta, didampingi oleh Lazarus dan
diminyaki oleh Maria (Yoh 12:1-11). Hal tersebut dikarenakan Dia tahu memilah antara “beban
yang harus ditanggung sendiri” dengan “beban yang dapat dipikul bersama sahabat atau saudara”.
Pada Selasa dalam Pekan Suci, kita dihadirkan dalam peristiwa “Yesus memberitakan kematian-
Nya” (Yoh 12:20-36) yang mengingatkan bagaimana di dalam kesatuan dengan Kristus,
keterpanggilan kita dimurnikan dengan cara dibuat menjadi seperti biji gandum yang jatuh ke
dalam tanah dan mati sebelum akhirnya menghasilkan banyak buah. Pada Rabu dalam Pekan Suci,
dihadirkan kembali kepada kita saat Yesus melepaskan beban “perasaan terguncang” oleh karena
pengkhianatan Yudas (Yoh13:21-32); sebuah teladan tentang bagaimana melepaskan beban yang
memang selayaknya dilepaskan (Ibr 12:1).

Pada Kamis Suci dan Malam Getsemani, kita akan menyaksikan antara lain saat Yesus “membasuh
kaki para murid” (sebuah tantangan untuk memurnikan cinta kasih dan keterpanggilan melayani
dari kecenderungan tinggi gengsi) dan “bergumul semalam-malaman di dalam doa” (yang
memberikan pengharapan bahwa melalui doa dengan ratap tangis kepada Allah Bapa, “stress berat
saat berada di ‘persimpangan’” bisa diubah menjadi “keterpanggilan yang tidak tergoyahkan”).
Pada Jumat Agung, adegan panjang kisah sengsara Yesus menurut Yohanes akan kembali
mengingatkan kita betapa di atas salib Golgota, Yesus menanggung dan menyelesaikan segala
beban berat yang kita sendiri tidak sanggup menanggung dan menyelesaikannya. Pada Sabtu Suci,
kita akan menyaksikan “penguburan Yesus” menurut Matius yang di satu sisi menunjukkan bahwa
di dalam kemanusiaan-Nya Yesus benar-benar mati, tetapi di sisi lain menjadi momen di mana
Yusuf dari Arimatea dan Maria Magdalena serta Maria yang lain terpanggil untuk menyatakan
identitas sebagai murid Yesus secara terang-terangan. Inilah Trihari Suci yang biasanya dianggap
sebagai inti dari Pekan Suci.

(Peserta Sarasehan <khususnya yang belum angkat bicara> dipersilakan menanggapi)

Masa Paska

Dari Kebangkitan sampai Kenaikan:

Beban Berat Dilepaskan, Hati Dikobarkan, Keterpanggilan Kembali Diarahkan

4
Bisa dibandingkan dengan saudara-saudari Muslim yang pada hari-hari terakhir puasa Ramadhan semakin intens
shalat tarawih.
35
“...Bebas...”, “...lepas...”, “...sungguh bebanku t’lah hilang lenyap...” itulah yang biasanya kita
rasakan pada waktu merayakan Paska. Perasaan ini bisa semakin berkobar ketika perayaan Paska
dimeriahkan sedemikian rupa. Menyerap tradisi gereja, “pesta cahaya” (disertai sahut-sahutan:
“Terang Kristus!” “Syukur kepada Allah!” dan nyanyian Exultet5 atau sejenisnya), pelayanan
“Baptisan” atau “Peneguhan Kembali Perjanjian Baptisan”6 (jika tidak ada yang dibaptis),
“Perjamuan Kudus/Ekaristi”, dan “sorak-sorai Paska” (“Kristus sudah bangkit! Haleluya!” “Ya,
sungguh, Dia sudah bangkit! Haleluya!” yang diulangi sampai tiga kali dan kemudian diikuti
dengan tepuk tangan meriah) bisa memeriahkan ibadah Malam atau Fajar Paska. Menyesuaikan
dengan tren kekinian, acara perayaan Paska setelah ibadah mungkin dimeriahkan dengan berbagai
“festival” atau “lomba”.

Kemeriahan ini sah-sah saja selama betul-betul dihayati bahwa yang terutama membuat kita
bersukacita adalah “perjumpaan dengan Kristus yang bangkit”. Dalam kisah perjalanan ke Emaus
(Luk 24:13-35), perjumpaan ini nyata sekali. Ketika itu, Kleopas dan seorang murid lainnya sedang
berjalan sambil mempercakapkan kesedihan mereka karena Yesus orang Nazaret, yang mereka
harapkan akan tampil membebaskan Israel dari penjajahan Romawi, telah disalibkan oleh para
pemimpin agama Yahudi dan karena ketika pada Minggu pagi beberapa perempuan pergi ke kubur,
mayat-Nya tidak didapati. Di tengah percakapan sedih ini, Yesus datang mendekat, tetapi oleh
kedua murid tadi, Dia tidak segera dikenali. Kendati demikian, saat Yesus menerangkan kepada
mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, beban kesedihan mereka tersingkir
dan hati mereka yang sempat dingin berkobar kembali. Akhirnya, ketika Yesus singgah di rumah

5
Exultet adalah kata dalam bahasa Latin yang berarti “sorak-sorak”. Dalam tradisi gereja Barat (Katolik Roma dan
berbagai aliran Protestan), syair dari nyanyian Exultet mengajak untuk bersukacita, mengucap syukur kepada Allah
Bapa karena peristiwa Kristus yang menggenapi peristiwa Paska dalam Perjanjian Lama.
6
Apabila dicermati, Peneguhan Kembali Perjanjian Baptisan (Reaffirmation of Baptismal Covenant) tidaklah
sepenuhnya asing bagi kita. Dalam teori, ajaran Calvinis/Reformed yang sedikit banyak kita warisi kuat menekankan
perihal “perjanjian Allah dengan orang-orang/umat pilihan-Nya” (lihat misalnya Katekismus Heidelberg tanya jawab
16-19, 65-68, 74, 77, 82). Dalam praktek, “peneguhan kembali perjanjian baptisan” kita jalani setiap kali kita
“bersama-sama mengikrarkan kembali Pengakuan Iman kita”. “Peneguhan kembali perjanjian baptisan” pun secara
khusus kita alami ketika secara dewasa, di hadapan Tuhan dan disaksikan oleh umat-Nya, kita, yang telah dibaptis
sewaktu masih kanak-kanak, “mengaku percaya”. Bagi yang berasal dari gereja lain lalu pindah ke GKSBS,
“peneguhan kembali perjanjian baptisan” terjadi pula ketika dalam ibadah umum, ritus “penerimaan anggota baru”
dilayankan kepadanya. Bagi yang pernah mengaku syahadat lain tetapi kemudian kembali, “peneguhan kembali
perjanjian baptisan” juga terjadi ketika di hadapan Tuhan dan disaksikan oleh umat-Nya, dia menyatakan “menerima
kembali Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya”.
Dalam ibadah Paska tahunan, ritus Peneguhan Kembali Perjanjian Baptisan (yang biasanya hanya berupa
“mengikrarkan kembali Pengakuan Iman”) diperkaya. Sebelum sampai pada Pengakuan Iman, ada “penjelasan” bahwa
karena baptisan menandakan dan memateraikan penyatuan kita dengan kematian dan kebangkitan Kristus, adalah tepat
jika dalam perayaan Paska, kita meneguhkan kembali komitmen terhadap perjanjian baptisan kita. Sesudah itu, umat
pun dipersilakan “menjawab pertanyaan-pertanyaan” yang mengarahkan pada “peneguhan kembali kesediaan” yang
telah dinyatakan ketika “mengaku percaya”. Kemudian, barulah diikrarkan kembali Pengakuan Iman (yang ke
dalamnya mereka telah dibaptiskan). Setelah Pengakuan Iman, menyusullah “Doa Syukur atas Air” (yang dalam
bentuk nyanyian terdapat di Kidung Jemaat 307 misalnya) dan “Pencurahan Air Baptisan” (disertai seruan: “Ingatlah
akan baptisanmu dan bersyukurlah!... Dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus!...”). Akhirnya, ritus Peneguhan
Kembali Perjanjian Baptisan dapat ditutup dengan nyanyian.
Perlu diketahui bahwa ritus Peneguhan Kembali Perjanjian Baptisan pada waktu Paska bukanlah monopoli
Gereja Katolik Roma. Gereja Inggris/Anglikan (yang dari segi ajaran tergolong Protestan) juga menradisikannya. Sejak
1990-an, Gereja Presbiterian di Amerika Serikat/Presbyterian Church in United States of America (PCUSA) (yang
ajarannya Calvinis/Reformed seperti kita!) sudah pula memuat ritus ini dalam Buku Ibadah Umum/Book of Common
Worship (BCW) terbitan resmi sinodenya. Sesuai dengan ajaran Calvinis/Reformed yang kuat menekankan perihal
“perjanjian Allah” (yang lebih dari sekedar janji!), PCUSA dengan BCW-nya lebih memilih istilah Peneguhan
Kembali Perjanjian Baptisan ketimbang Pembaruan Janji Baptis (Renewal of Baptismal Vow) (berbeda tetapi bukan
asal beda dengan Gereja Anglikan dan Gereja Katolik Roma!)
36
mereka dan memecah-mecahkan roti, terbukalah mata mereka dan Yesus, Sang Mesias alias
Kristus yang bangkit itu mereka kenali.

Memang, kita tidak langsung melihat Kristus yang bangkit dengan mata kepala kita sendiri.
Namun, ketika kita merelakan diri untuk dibawa masuk ke dalam kisah-kisah seputar kebangkitan
Kristus sebagaimana disaksikan oleh para penulis kitab-kitab Injil, perjumpaan dengan Kristus
yang bangkit juga akan kita alami. Seperti Kleopas dan temannya, kita juga akan mengalami
bagaimana Kristus yang bangkit melepaskan dari beban berat dan mengobarkan semangat di dalam
hati. Pengalaman ini akan semakin mendalam ketika dalam ibadah Paska dirayakan pula
Perjamuan Kudus/Ekaristi mengenang Tuhan Yesus Kristus yang mati dan bangkit.

Berbeda dengan “kelegaan karena permainan pikiran” dan “semangat karena kata-kata motivasi”
yang bersifat sementara, “kelegaan dan semangat karena berjumpa dengan Kristus yang bangkit”
bersifat abadi. Naik turun atau bahkan jatuh bangun dalam kehidupan tidak akan sampai
menghabisi kelegaan dan semangat ini. Bahkan, alih-alih habis, kelegaan bisa semakin mendalam
dan semangat bisa semakin meluap-luap sehingga tak bisa lagi kita hanya menyimpan berita
kebangkitan Kristus untuk diri sendiri. Setiap kali ada kesempatan, kita akan memberanikan diri
untuk “bersaksi” (dalam arti bercerita tentang Kristus sesuai dengan Kitab Suci dan sebagaimana
kita sendiri mengalami). Awalnya mungkin canggung, tetapi lambat laun, bukan tidak mungkin
“bersaksi”, “memberitakan Injil” menjadi gaya hidup sehari-hari.

Tentu, “penginjilan dengan perkataan” seharusnya dibarengi dengan “kehidupan yang terus-
menerus diperbarui”. Pembaruan terus-menerus ini bukan sekedar memoles perbuatan yang
kelihatan melainkan menyentuh sampai ke “cara berpikir” dan “sikap hati”. Menyelami “kisah
transmigrasi para leluhur GKSBS” dan “kisah pandemi Covid 19 di kekinian”, kita bisa mengalami
bagaimana “perjumpaan dengan Kristus yang bangkit” mengubah kecenderungan “mudah putus
asa dan sedikit-sedikit berpikir ‘ah, itu mustahil’” menjadi “sikap penuh pengharapan” dan
“keberanian menerobos ‘kemustahilan’”. Menyusur perjalanan sejarah GKSBS, kita bisa ikut
mengalami bagaimana oleh Kristus yang bangkit, kehidupan bergereja kita juga terus diperbarui.
Cara berpikir “tidak perlu susah-susah belajar, yang penting melayani dengan hati” mulai diganti
dengan “barangsiapa sungguh-sungguh terpanggil untuk melayani, dia akan bersedia untuk
diperlengkapi”. Cara berpikir “urus saja jemaat kita” atau bahkan “urus saja kelompok kita” juga
semakin dijauhkan. Sebaliknya, “kebersamaan pada aras jemaat, klasis dan sinode semakin
dihayati dan diwujudkan”. Menapaki perkembangan kehidupan petani di Sumbagsel, kita bisa
melihat dengan mata iman betapa “Kristus yang bangkit di dalam sejarah sungguh-sungguh
mengubah sejarah”; dan kita bersyukur karena Kristus, yang sebenarnya bisa berkarya sendiri,
memilih untuk melibatkan kita di dalam perubahan ini. Antara lain melalui kita, Kristus yang
bangkit membuat para petani “semakin memperoleh keadilan”, “terus mengalami peningkatan
kesejahteraan” dan “semakin dijauhkan dari kecenderungan merusak bumi”.

37
Harus diakui bahwa bagi sebagian orang Kristen, pembaruan yang merambah ke berbagai bidang
kehidupan ini masih sulit diterima. Namun, baiklah kita ingat bahwa kepada Kristus yang bangkit
telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi (Mat 28:18). Itu berarti, tidak ada satupun bidang
kehidupan yang terhadapnya Kristus tidak peduli. “...Sang Kristus datang di dunia untuk mengubah
semuanya: yang hina dina diangkat-Nya di dalam t’rang kebangkitan-Nya...” (PKJ 236:1). Dalam
rangka perubahan ini, Kristus mau memakai kita. Kuasa kebangkitan-Nya mendesak kita
sedemikian rupa sehingga di tempat kita terpanggil untuk bekerja dan melayani, tidak bisa lagi kita
membiarkan saja “hal-hal yang bertentangan dengan Kerajaan/Pemerintahan Allah” (seperti
ketidakadilan, damai semu, ketiadaan sukacita <bdk. Mat 5:3-12; Rm 14:17>). Setidak-tidaknya di
dalam doa, kita akan berjuang untuk mengubah semua ini. Ketakutan kita pun niscaya sirna saat
mendengar sabda-Nya: “...Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat
28:20).

(Pemandu Sarasehan kembali memberikan kesempatan kepada peserta untuk menyampaikan


tanggapan)

Dari Kenaikan sampai Pentakosta:

Pandangan Diperluas; Belajar Bergantung pada Kuasa dari Atas

“Hai orang-orang Galilea, mengapa kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke
sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia
naik ke sorga,” begitulah dikatakan oleh “dua orang berpakaian putih” kepada para murid yang
tengah terpana melihat Yesus terangkat, lalu tertutup awan dan tak lagi terlihat oleh mata mereka
(Kis 1:9-11). Perkataan ini memberikan pengharapan bahwa seperti Kristus naik ke sorga,
demikianlah pada akhir jaman, Dia akan turun dari sorga (1 Tes 4:16). Ketika itu, orang-orang
percaya akan dibangkitkan untuk hidup kekal. Tubuh mereka yang “hina” dan “dapat binasa” akan
diubah menjadi serupa dengan “tubuh kebangkitan” Kristus yang “mulia” dan “tidak dapat binasa”
(Flp 3:21, 1 Kor 15:51-55). Berkat perubahan ini, orang-orang percaya akan menikmati kepenuhan
Pemerintahan Allah bukan hanya dengan rohnya tetapi juga dengan tubuhnya. Alih-alih membuat
terlena, pengharapan ini seharusnya justru membuat orang-orang percaya giat selalu dalam
pekerjaan Tuhan (1 Kor 15:58) yang, sekali lagi, ‘menggarami’ serta ‘menerangi’ segala bidang
kehidupan dan tidak terbatas pada hal-hal yang tampak rohani saja.

Selain terkait dengan pengharapan, kenaikan Kristus ke sorga juga terkait dengan kekinian. Di
kekinian, Roh Kudus, melalui iman, mengangkat hati ke sorga dan membuat kita menikmati
persekutuan dengan Kristus yang berada di sana. Selama diinsafi bahwa Kristus bukan hanya
Tuhanku melainkan “Tuhan yang memerintah atas sorga dan bumi”, kenikmatan bersekutu dengan
Kristus ini tidak akan membuat kita abai terhadap dunia dan hanya memikirkan sorga. Sebaliknya,
sementara hati terangkat, bahkan melekat pada Kristus yang di sorga, mata kita akan semakin tajam
dan terbuka dalam memandang dunia. Sekalipun bertentangan dengan pandangan orang pada
umumnya, apa yang Tuhan pandang “baik” (karena merupakan “jejak dari karya penciptaan-Nya”
38
atau “buah dari penyelamatan-Nya”) akan kita pandang baik pula dan apa yang Tuhan pandang
“buruk” (karena merupakan “akibat dari kejatuhan dalam dosa”) akan kita pandang buruk pula.
Bahkan, lebih dari memandang, kita akan terpanggil dan sungguh-sungguh berjuang untuk
“meningkatkan yang baik” dan “membuang yang buruk” dengan mengandalkan hikmat dan kuasa
dari Tuhan.

Secara Alkitabiah, hal “mengandalkan hikmat dan kuasa dari Tuhan” tidak bisa dilepaskan dari
“kesediaan untuk menanti” (lihat misalnya Yes 30:15-17, 40:31; Rat 3:26). Demikian jugalah para
murid diperintahkan oleh Yesus untuk “menanti... sampai...diperlengkapi dengan kekuasaan dari
tempat tinggi” sebelum mereka pergi memberitakan Injil (Luk 24:49). Taat pada perintah ini,
“mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama” (Kis 1:14) selama sepuluh hari.
Penantian ini tidak sia-sia sebab sungguh, ketika tiba hari Pentakosta, sesuai dengan janji dari
Allah Bapa dan Tuhan Yesus (Kis 1:4-5,8), Roh Kudus turun ke atas mereka seperti lidah-lidah
api. Mereka pun menerima kuasa dari tempat tinggi dan mulai memberitakan Injil.

Saat ini, Roh Kudus telah dicurahkan. Di dalam hati masing-masing kita dan di tengah-tengah kita,
Dia tinggal tetap. Kendati demikian, mungkin saja kita merasa Roh Kudus telah pergi karena sadar
atau tidak sadar, kita telah mendukakan-Nya (Ef 4:30). Atau mungkin juga kita masih merasa
bahwa Dia ada tetapi kehilangan kepenuhan-Nya. Padahal, di dalam kepenuhan Roh Kudus itulah
kita dimampukan untuk hidup berhikmat (Ef 5:15-21).

Memperhatikan kemungkinan-kemungkinan buruk tadi dan mengingat nasehat Rasul Paulus


supaya terus-menerus memberi diri dipenuhi dengan Roh (Ef 5:18), perlulah penantian akan Roh
Kudus menjadi bagian tak terpisahkan dari doa kita. Tentu, sekali lagi, kita harus percaya bahwa
Roh Kudus tidaklah keluar masuk atau datang dan pergi melainkan tinggal tetap di dalam dan di
tengah-tengah kita. Jadi, ketika kita berdoa “...siapkanlah hati kami untuk menerima Roh
Kudus...”, “...datanglah ya Roh Kudus...”, dasarnya bukanlah anggapan bahwa Roh Kudus belum
datang. Kita berdoa demikian dalam rangka menyadari kembali pentingnya bergantung pada
hikmat dan kuasa-Nya serta mengalami lagi kehadiran dan kepenuhan-Nya. Mengenai berapa lama
doa ini dilakukan, Alkitab tidak secara zaklijk (baca: “zaklek” menetapkan. Yang jelas, di
dalamnya kita perlu “memupuk kesediaan untuk menanti” (sesuatu yang pada jaman ini semakin
sulit dilakukan) dan “menjaga jarak dengan budaya instan” (yang pada jaman ini begitu dominan).
Untuk itu, mungkin baik juga jika “doa sepuluh hari menjelang Pentakosta” mulai kita tradisikan
(dengan membersihkannya dari anggapan keliru bahwa “Roh Kudus datang dan pergi” tentunya).
(Peserta Sarasehan dipersilakan lagi untuk menanggapi)

Minggu Trinitas: Meresapkan Hikmat Trinitarian di dalam Keterpanggilan

Begitulah, dengan terus-menerus memberi diri dipenuhi oleh Roh Kudus, kita dimampukan untuk
hidup berhikmat. Tidak salah jika dikatakan bahwa Roh Kudus-lah yang membuat kita berhikmat.
Namun, harus diingat bahwa Roh Kudus diutus oleh Allah Bapa, Sumber Hikmat (Yoh dan oleh
Anak-Nya, Yesus Kristus, Sang Hikmat. Itu berarti, hikmat yang seharusnya kita resapkan dalam
39
keterpanggilan adalah hikmat Trinitarian: bersumber dari Allah Bapa; mewujud-nyata di dalam
Kristus, Sang Anak; dan diterapkan kepada kita oleh Roh Kudus.

Bersumber dari Allah Bapa yang adalah kasih, hikmat Trinitarian “mengajar kita mengenali emosi
dan mengolahnya secara tepat” serta “menginspirasi untuk berbagi” (seperti Allah Bapa dan Anak-
Nya berbagi sedemikian hingga milik Bapa adalah milik Anak juga <Yoh 16:15>). Mewujud-nyata
di dalam Kristus, Sang Anak yang menjadi manusia, hikmat Trinitarian “mengajak untuk terus
memandang dan meneladani Sang Manusia”. Diterapkan kepada kita oleh Roh Kudus, hikmat
Trinitarian “membawa pada keserupaan dengan Kristus”, “memimpin kepada kesejatian” (jauh dari
kepalsuan) dan “memampukan untuk mengantisipasi hal-hal yang akan datang” (Yoh 16:13). Dan
akhirnya, segala kemuliaan tentu kembali kepada Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Muliakanlah Allah Bapa, Sumber Hikmat

dan Anak-Nya, Yesus Kristus, Sang Hikmat

serta Roh Kudus, Sang Pemberi Hikmat:

Tritunggal Mahakudus yang membuat kita berhikmat!

Amin. Selamat menjalani Masa Perayaan Paska dan Pentakosta. Tuhan memberkati

40
Panduan PA Selasa, 8 Maret 2022

“MENGENAL TUHAN DALAM IMAN”


Bacaan : Roma 10:8b-13

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ . 178 :1-2 “Karna KasihNya
padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
Menurut saudara/i seberapa penting pengakuan iman seseorang? beradaptasi (menyesuaikan
diri), Silakan dibagikan pengalaman tentang pentingnya pengakuan iman.
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu peserta untuk
“masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
4. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Roma 10:8b-13
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
Contoh pertanyaan panduan:

1. Mengapa Paulus menekankan pengakuan iman? Apa dampak dari pengakuan tersebut?
2. Menurut pengalaman saudara/i sebagai warga GKSBS mengapa pengakuan iman itu
penting?
3. Bagaimana mewujudkan pengakuan iman itu saat ini dan apa dampak dari pengakuan
iman itu didalam kehidupan keluarga persekutuan pun ditengah masyarakat? Bagikan
pengalaman saudara/i?

41
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)
Meninggalkan tempat yang lama dan berada ditempat yang baru membutuhkan suatu
perjuangan, apalagi ditempat yang kondisinya sama sekali belum dipahami. Penuh dengan
tantangan dan Perjuangan untuk memulai membangun eksistensi (keberadaan) diri di
kehidupan yang baru dan keinginan mengubah kehidupan untuk lebih baik. Rasa takut,
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan membuat seseorang harus sungguh-sungguh
melihat motivasi awal berangkat meninggalkan kampung halaman menuju tanah seberang.
Proses beradaptasi dengan tempat yang baru, budaya yang ada butuh hikmat dan kekuatan
dari Tuhan untuk mampu bertahan dan berjuang ditanah seberang.
Hal tersebut mendorong untuk mencari saudara-saudari seiman untuk membangun
persekutuan merupakan kekuatan yang menyemangati untuk terus berada dan hidup ditanah
seberang
Sebagaimana surat Roma yang disampaikan oleh Paulus yang menguatkan setiap orang
Kristen bahwa pengakuan iman dengan mulut dan pernyataan dengan segenap hati akan
Allah yang telah mati dan bangkit demi kebaikan umatNya. kristus selalu dapat dicapai
dengan iman demikian pula dengan Injil, karya penyelamatan tergantung pada kepercayaan
pribadi kepada Juruselamat yang hidup hal disaksikan oleh orang-orang.
Bagi Paulus sukar untuk memisahkan satu dengan yang lain perbuatan, kepercayaan dan
kesaksian. Unsur-unsur keselamatan terangkum di sini serta berpusat pada kepercayaan
akan ketuhanan Kristus dan kebangkitan-Nya secara jasmaniah. Iman harus ada di dalam
hati, yang meliputi perasaan, akal, dan kehendak sehingga mempengaruhi seluruh diri orang
itu. Iman juga harus meliputi penyerahan diri secara umum kepada Yesus sebagai Tuhan,
baik dalam kata maupun dalam perbuatan. Hal tersebut menjadi spirit untuk terus
menghidupi kehidupan anugerahnya dengan bergairah, meskipun harus menghadapi
tantangan, pernyataan “barangsiapa percaya kepadanya tidak akan dipermalukan”
memberikan motivasi untuk bertekun berjuang dan bekerja keras demi menggapai masa
depan yang penuh harapan. Istilah “Gusti mboten sare” Tuhan tidak tidur sungguh-sungguh
menguatkan jemaat di GKSBS ditengah perjuangan untuk hidup, membangun persekutuan
ditempat yang baru untuk saling meneguhkan agar keberadaaan mereka sungguh menjadi
berkat, “mudak dino mudak kenceng ora mundak nglokro” tambah hari tambah erat tidak
bertambah malas. Bahkan beberapa jemaat bersyukur karena berada di sumbagselah mereka
menjadi Kristen dan mengungkapkan pengakuan imannya. Yang mengubahkan
kehidupannya dan keluarganya menjadi setia bertekun beribadah. Keterbatasan pelayan,
Alkitab dan buku kidung pujian tidak menyurutkan untuk belajar bersama dengan membaca
bergiliran yang lain mendengarkan. Disinilah di tanah seberang bertemu dengan saudara/i
baru, keluarga baru.

42
6. Komitmen Bersama: KJ 453 “Yesus Kawan Yang Sejati”
7. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 149 “Ucap Syukur Pada Tuhan”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

43
BAHAN RENUNGAN Kamis, 10 Maret 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan: KJ: 157:1,2


2. Doa Pembukaan
3. Lagu pengantar Firman : KJ.50a:1,6
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ.299
9. Doa Penutup

DIBERI, BERSYUKUR, MEMBERI


Bacaan : Ulangan 26:1-11

Dalam perjalanan menjadi GKSBS bukan sesuatu yang belum ada tetapi sudah ada, melalui
perjalanan yang panjang. Hadirnya pendatang / orang Kristen dari berbagai suku dan latarbelakang
“gereja” ke bumi SUMBAGSEL terutama dari pulau jawa (suku Jawa dan GKJ) dari masa
kolonialisasi (pra-kemerdekaan), kemerdekaan, sampai sekarang ini, jaman millennial
memberikan sentuhan dan mewarnai perkembangan karakter, gaya hidup orang-orang Kristen di
pulau Sumatera ini, yang hampir-hampir berbeda dengan keberadaannya yang dulu.
Dari masa kesusahan, penderitaan, mengikuti transmigrasi, merubah nasib atau menghindari rasa
malu, apapun alasanya namun kenyataannya mereka sudah ada di Sumatera. Menjadikan tanah
Sumatera lahan baru bagi kehidupan mereka.
Merenungkan sejenak ulangan 26:1-11, bangsa Israel yang telah menduduki tanah Perjanjian,
milik pusaka pemberian Allah yang berlimpah susu dan madunya harus dapat menunjukkan rasa
syukurnya kepada Allah. Kalau bukan karena Tuhan, tentu hidup bangsa Israel masih dalam
penindasan bangsa Mesir. Kalau bukan Tuhan yang menjawab seruan bangsa Israel mereka tidak
akan masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan. Maka sepatutnya bangsa Israel memberikan
persembahan hasil pertama dari mengelola bumi milik Allah tersebut. Diberi, bersyukur dan
memberi.
Masa Perayaan Paska dan Pantekosta, terutama diawal masa perayaan ini atau sering kita
mengenalnya dengan menyebut masa puasa paska kesempatan bagi kita untuk mengingat karya
penyelamatan yang sudah Allah kerjakan sampai memuncak di dalam Kristus yang mati dan
bangkit. Mendorong bagi kita yang menjadi GKSBS untuk lebih memaknai masa pra paska ini
bukan melihat penderitaan sebagai beban tetapi mengubah penderitaan menjadi keterpanggilan
untuk senantiasa bersyukur. Amin.

44
Khotbah Minggu, 13 Maret 2022
Warna Liturgi Ungu
Minggu Pra Paska 2

FOKUS PADA MISI ALLAH


Bacaan : Lukas 13:31-35

Ibu bapak dan saudara/i ku, para kekasih Allah,

Masih ingat dengan cerita Yosua dan Kaleb yang tetap teguh melakukan tugasnya untuk melihat
dan melanjutkan pengintaian meski 8 orang pengintai yang telah duluan memberikan kabar yang
menakutkan? Kayaknya mereka bukan tidak punya rasa takut... tetapi mereka mencoba fokus pada
misinya, yaitu mengintai dan melaporkannya dengan jujur. Dan akhirnya hasil laporan mereka
berdualah yang benar.

Atau pernahkah ibu bapak dan saudara/i mendengar cerita tentang seekor katak yang sukses sampai
ke puncak menara saat yang lain tumbang oleh ketidakberdayaan? Ceritanya begini: ada
perlombaan katak memanjat menara. Menaranya tinggi sekali sehingga banyak penonton
meragukan kemungkinan ada yang berhasil memanjat sampai puncak. Dalam proses lomba
memanjat menara satu per satu berjatuhan bukan saja kelelahan, tetapi juga karena mereka
mendengar banyak suara yang melemahkan semangat mereka. Penonton terus bersorak dan
berteriak: “tidak mungkin... kalian tidak mungkin sampai puncak... menaranya tinggi sekali”...
Tetapi ada satu katak yang ternyata berhasil menaiki menara.... sorak-sorai penonton bergemuruh...
dan semua ingin mendengar apa kiatnya sehingga hanya dia yang berhasil. Usut punya usut,
ternyata katak yang berhasil tadi itu katak tuli. Ia tidak mendengar seruan sorak-sorai yang
melemahkan, meragukan, dan mencemooh. Dia hanya fokus pada misinya, memanjat menara
sampai ke puncak.

Ibu bapak dan saudara/i ku, para kekasih Allah,

Minggu ini kita diajak untuk melihat bagaimana perjalanan Yesus dalam mengemban misi Allah di
dunia sering mendapat tantangan, cemoohan, dan tidak jarang diragukan. Menarik untuk kita
perhatikan bagaimana caranya Yesus menghadapi tantangan dan dalam perjalanan misinya. Apa
yang dikatakan Yesus kepada orang Farisi yang mengabarkan tentang ancaman terhadapNya dari
Herodes?

Jawab Yesus kepada mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada si serigala itu: Aku mengusir setan
dan menyembuhkan orang, pada hari ini dan besok, dan pada hari yang ketiga Aku akan selesai.
Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya
seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem.

45
Yesus tidak terjebak dalam pemahaman "bahwa orang Farisi itu selalu harus buruk". Yesus tahu
bahwa apa yang mereka ucapkan itu benar adanya: Herodes sedang berusaha untuk menyingkirkan
Yesus, itu benar.

Jadi sewaktu Yesus memutuskan untuk tidak mundur dari perjalanannya menuju Yerusalem,
perjalanan menuju salib itu, ... Itu bukanlah karena Yesus berbeda pendapat dengan orang Farisi
yang baik ini tentang Herodes. Pendapat Yesus dan Farisi itu sama, maju ke Yerusalem sama
dengan siap mati di sana.

Apa yang kita jumpai dari sosok Yesus dalam perjalanan ini? Hasrat Yesus untuk nglari (terus
menjalankan Misinya Allah) begitu besar sehingga kendati tahu akan ditolak atau bahkan dibunuh,
upaya nglari tetap Dia lakukan sampai di titik puncak yakni “penyaliban” .

Saudara-saudariku kekasih Allah,

Dalam perjalanan kita sebagai orang beriman kepada Yesus Kristus, tidak jarang kita menghadapi
hambatan, cemooh, atau bahkan ancaman. Meski sekarang kita dapat melihat GKSBS ada di
berbagai wilayah Sumbagsel, tersebar sampai ke pelosok desa, bukan berarti tidak ada hambatan
sama sekali. Ancaman dan hambatan yang bukan saja dari luar, tetapi juga dari dalam diri.

Ancaman dan hambatan dari luar mudah dilihat dan diantisipasi. Tetapi yang dari dalam, berupa
cap terhadap yang lain sebagai yang jahat, perasaan paling benar, dan seterusnya seringkali
menghambat perjalanan gereja dalam mengemban misi Allah di bumi Sumbagsel ini. Apa yang
dilakukan Yesus dalam hal ini? Obyektif memandang orang Farisi yang menyampaikan kabar
ancaman dari Herodes menunjukkan sikap seperti apa yang harus kita bangun dari dalam diri kita
dalam Nglari menjalankan misi Allah... yaitu dengan tidak memberi label atau cap jelek kepada
siapapun.

Sekalipun ancaman atau hambatan itu juga kita jumpai dari luar, Yesus telah meneladankan kepada
kita gerejaNya untuk tetap fokus pada misi Allah bagi dunia ini. Penolakan dan ancaman justru
menjadi kekuatan untuk membangun hasrat terus nglari dan melakukannya semakin giat.

Saudara-saudariku, para kekasih Allah,

Seperti dalam pendahuluan kotbah ini, baik kisah Yosua dan Kaleb maupun kisah Katak tuli patut
menjadi refleksi kehidupan yang menjalankan misi Nglari dalam pelayanan gerejaNya. Tentu
Kisah Yesus dalam perikop ini menjadi keutamaan refleksi tindakan gereja, yaitu kita semua.

Ada banyak orang yang sampai hari ini seringkali tidak bisa keluar dari pola pikir ini: "Mereka
punya catatan pengalaman buruk di masa lalu dengan satu atau beberapa orang atau kelompok, lalu
dengan pengalaman itu mereka pun memandang semuanya sama: 'Oh dia? Dia itu kan kemarin
tukang ribut ... Jeleklah dia itu". Pengalaman ini seringkali menghambat fokus kita untuk
mengerjakan misi Allah bagi dunia. Mari, jangan biarkan ancaman dari luar maupun dari dalam

46
diri kita “merenggut” semangat dan kesetiaan kita mengerjakan pelayanan gereja kita. Setialah
sampai “penyaliban” itu tiba, karena di sanalah kita sampai pada puncak “menara” yang kita tuju.

Amin....

Nats Pembimbing : Mazmur 89:16-19


Berita Anugerah : Lukas 9:62
Nats Persembahan : 2 Kor, 9:6-7
Nyanyian:
1. Lagu Pembukaan : PKJ 23:2x
2. Lagu Nyanyian Pujian : PKJ 212:2x
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 114:1-3
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 235:1-2
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 147:1-
6. Lagu Penutup : PKJ 241:1-2

47
Panduan PA Selasa, 15 Maret 2022

DALAM TANGIS KITA, KARYA KASIH KRISTUS MENJADI NYATA


Bacaan : Filipi 3: 17-4:1

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 178: 1-2. “Karna Kasihnya Padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
1. bapak ibu saudara/saudari beberapa waktu lalu kita kekurangan bahan pokok (minyak
goreng) dan disinyalir hal itu disebabkan oleh orang-orang yang menimbun atau
memonopoli keadaan, apa dampaknya? Dan bagaimana bapak ibu saudara-saudari
menyikapinya?
4. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Filipi 3 : 17-4:1
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)

1. Hal apa saja yang sering kali menjadi penghalang kita dalam mengikut Kristus?
2. Dalam perikop yang kita baca Situasi apa yang sedang dialami oleh Paulus? Hal apa
saja yang menyemangati Paulus dalam perikop tersebut?
3. Ditengah situasi pandemi dan perenungan akan Paska saat ini hal apa yang menguatkan
kita dalam mengikut Kristus?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)
Dalam kitab Filipi, Paulus mengalami halangan dalam memberitakan Kebenaran
Kristus hal tersebut dikarenakan keberadaan orang-orang yang disebut sebagai seteru
Kristus. Orang-orang tersebut lebih di dengar dan di layani oleh umat ketimbang mereka
yang bersungguh-sungguh melayani dan mengabarkan kebenaran Kristus. Mereka lebih

48
mengutamakan Perutnya dan kesia-siaan duniawi dan mengedepankan kepentingan pribadi.
Paulus saat itu sedang di dalam penjara sehingga apa yang dapat ia sampaikan terbatas.
Paulus menggambarkan situasi di jemaat Filipi dengan gambaran kata “Menangis”.
Kita pun seringkali menghadapi situasi sulit. Nenek moyang kita dahulu banyak mengalami
proses yang sulit. Tidak semua transmigran dicukupi kebutuhannya oleh pemrakarsa
transmigrasi. Ada beberapa yang mengalami kesulitan mencari makanan pokok, beberapa
harus menunggu pertolongan orang lain beberapa yang lain hanya berpengharapan kepada
Tuhan. Bahkan di waktu setelah gereja-gereja bertumbuh pun situasi serupa sering dihadapi
oleh pendeta-pendeta, pelayan Tuhan dan keluarganya dalam mengabarkan injil di GKSBS.
Pelayanan dikerjakan dalam jarak yang jauh dan mereka meninggalkan istri dan anak
anaknya. Tidak hanya “menepis” soal keamanan tetapi juga kebutuhan duniawi mereka dan
terkadang hal yang dapat mereka ungkapkan adalah kata pasrah hanya kepada Tuhan.
Dalam kata pasrah itu ada banyak “tangis”, tangis yang mengungkapkan proses sulit itu dan
bentuk rasa percaya sepenuhnya kepada Tuhan yang menitipkan tugas mewartakan kabar
sukacita. Tangis adalah ungkapan terdalam jiwa seseorang kepada penciptanya.
6. Komitmen Bersama: PKJ 163 “Bila Duka Menerpa”
7. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 337:1- dst “Betapa Kita Tidak Bersyukur”

8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

49
BAHAN RENUNGAN Kamis, 17 Maret 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan : KJ 17 “Tuhan Allah hadir”


2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 53 “Tuhan Allah tlah berfirman”
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 397: 1 “Ku heran, Allah mau memberi”
9. Doa Penutup

NGLARI DAN MENYADARI


Kejadian 15:1-12, 17-18

Masa pra paska menjadi momen bagi orang-orang Kristen untuk lebih menghayati pengorbanan
Tuhan Yesus sebelum Ia disalibkan. Allah yang telah menyatakan kasihNya kepada manusia yang
berdosa. Hal itulah yang menyadarkan kita bersama-sama sebagai anggota jemaat atas segala
kebaikan Tuhan kepada kita. Terkhusus kita yang sedang dalam pergumulan hidup yang terkadang
sulit dihadapi oleh kita, tetapi Allah menolong dan membimbing kita pada suatu penyelesaian.

Permenungan kita hari ini menceritakan karya Allah kepada Abram yang telah dipanggil Allah
untuk meninggalkan daerah Urkasdim ke daerah yang baru yaitu tanah Kanaan. Saat Abram telah
sampai di Tanah Kanaan ia mengalami permasalahan dengan saudaranya Lot yang membuat
keluarga ini berpisah. Namun saat Abram mendengar keadaan Lot yang ditawan, ia menolong Lot
bersama dengan hamba-hambanya dan dibawa kembali untuk bersama dengan Abram. Perjalanan
Abram yang mencari dan menemukan saudaranya yang sedang dalam kesusahan menjadi
gambaran bagaimana Abram ingin berkumpul bersama. Dalam keberkumpulannya dengan sanak
saudaranya dan harta yang ia miliki, Abram menantikan kehadiran seorang anak dalam
kehidupannya bersama dengan Sarai istrinya. Abram yang dengan segala kehidupan dan
pergumulannya, ia datang dan berjumpa dengan Tuhan. Abram meminta kepada Allah untuk
diberikan keturunan agar dapat menjadi ahli warisnya, maka Allah dengan kuasaNya mengadakan
perjanjian dengan Abram untuk diberikan keturunan. Situasi yang dialami Abram yang cukup
panjang untuk menanti dan bersabar akhirnya Allah memberikan apa yang dibutuhkan oleh Abram
dan istrinya.

Melalui perjalanan Abram inilah kita menyadari bahwa semua ada waktunya. Ada waktu untuk
Abram berjumpa dengan saudaranya dan ada waktu Abram untuk berjumpa dengan Allah secara

50
pribadi menyerahkan kehidupan dan harapannya kepada Tuhan. Begitu pula kita sebagai Jemaat
GKSBS, kita juga punya waktu untuk berkumpul bersama dengan yang lain untuk membangun
relasi dan ada waktu untuk sendiri berjumpa dengan Allah untuk menyadari segala kebaikan yang
telah Allah berikan kepada kita semua. Amin

51
Khotbah Minggu, 20 Maret 2022
Warna Liturgi Ungu
Minggu Pra Paska 3

BERTOBAT DAN BERBUAH


Bacaan: Lukas 13:1-9

Bapak, ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus dan yang mengasihi Tuhan Yesus,

Dalam kalender gerejawi saat ini kita masa dalam masa PRA PASKA ke 3, semoga puasa kita
semua berjalan dengan baik. Tentu puasa yang kita jalani bukan hanya sekedar menahan lapar atau
menahan diri, tetapi bagaimana puasa itu membawa kita ke dalam sebuah refleksi yang semakin
mendekatkan kita dengan Tuhan sang Juruselamat itu. Dan juga yang penting dari puasa adalah
bagaimana kita tetap berdampak positif bagi yang lainnya.

Jangan sekali-kali kita menyangka bahwa kita lebih benar atau lebih suci dibandingkan orang yang
bernasib buruk. Belum tentu, ya, belum tentu karena kita bukan hakim atas saudara/i kita. Kira-
kira itu adalah kesimpulan sementara yang bisa menjadi pesan bagi kita dari ayat 1-5. Namun jika
kita memperhatikan teks Alkitab kita, terutama pada ayat 1-5, terutama pada ayat 3 dan 5, kita akan
menemukan kalimat sama yang digunakan untuk menutup dua kasus yang berbeda.

Bapak, ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus dan yang mengasihi Tuhan Yesus,

Mari kita memberi perhatian pada ayat 3 dan 5 “Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu
tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian.” Pada ayat 3 dan 5 ini merupakan
peringatan keras bagi kita dengan pesan bertobatlah! Untuk dapat lebih mengerti maksudnya, mari
kita bangun ulang cerita dari ayat 1-5. Jadi merujuk pada jawaban Yesus pada ayat 3 dan 5
tampaknya orang yang datang padaNya di ayat 1 bukanlah dalam rangka untuk menunjukkan rasa
empati atas pembantaian yang terjadi, namun mereka lebih cenderung ingin menyatakan diri bahwa
mereka lebih baik, lebih benar dan suci dibandingkan orang-orang yang dibantai oleh Pilatus.
Berdasarkan hal ini, kemudian Yesus pada ayat 3 dan 5 memperingatkan mereka dengan keras agar
mereka bertobat.

Bapak, ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus dan yang mengasihi Tuhan Yesus,

Dari cerita pada ayat 1-5 ini kita belajar bahwa, kita bukanlah hakim atas apa yang menimpa orang
lain. Jadi dengan demikian, daripada menyibukkan diri dengan pikiran menghakimi yang belum
tentu benar, lebih baik memfokuskan pada pengembangan diri atau keluarga atau persekutuan agar
menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Selanjutnya kita akan melihat lebih spesifik kata bertobat yang digunakan dalam ayat 3 dan ayat 5.
Dalam bahasa Yunani kata bertobat pada ayat 3 berbeda dengan kata bertobat yang digunakan pada
ayat 5. Pada ayat 3 kata bertobat adalah terjemahan dari kata “metanoete” yang memiliki bentuk

52
kata perintah – sekarang, sementara pada ayat 5 “metanoesate” berbentuk perintah – lampau. Dari
sini kita tahu bahwa bertobat itu memiliki 2 aspek yaitu, lampau dan saat ini. Kita tidak pernah
berhenti untuk bertobat, atau pertobatan itu dilakukan terus menerus.

Bapak, ibu, saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus dan yang mengasihi Tuhan Yesus,

Setelah memahami ayat 1 – 9 tampaknya akan lebih mudah mengerti mengapa kemudian Yesus
melanjutkan pengajarannya dengan menceritakan perumpamaan tentang pohon yang tidak berbuah
pada ayat 6 – 9. Jadi pertanyaannya adalah apakah dengan bertobat lantas sudah selesai? Tentu
tidak. Pertobatan itu kemudian dilanjutkan dengan berbuah. Salah satu wujud nyata dari pertobatan
adalah ketika kita berbuah. Pertobatan yang tanpa buah adalah pertobatan lamis. Berbuah artinya
berdampak bagi orang lain.

Cerita Alkitab hari ini kita gunakan untuk melihat perjalanan kita sebagai GKSBS, tampaknya
patutlah kita bersyukur pada Tuhan karena Ia telah memberikan kepada kita kesempatan untuk
berbuah. Salah satu buah yang bisa kita lihat adalah pertumbuhan jumlah Klasis di GKSBS yang
tadinya 5 klasis, kini kita GKSBS sudah terdiri dari 14 klasis. Dan tentu ada begitu banyak buah
lain yang bisa kita syukuri sebagai GKSBS dalam perjalanan kita sebagai tubuh Kristus, namun
pertanyaannya sama, apakah itu sudah selesai? Sama halnya tentang pertobatan yang dijelaskan
Yesus pada ayat 1-5 di atas tadi, maka itu juga pesan untuk kita saat ini, yaitu terus untuk
melakukan pertobatan dan menyatakan pertobatan itu dengan berbuah, yaitu menjadi pribadi, dan
keluarga, dan menjadi GKSBS yang berdampak bagi yang lain. semoga kesungguhan untuk mau
bertobat dan oleh kasih karuniaNya kita dimampukan untuk terus berbuah. Amin

Nats Pembimbing : 1 Yohanes 1:9


Berita Anugerah : Efesus 2:8-9
Nats Persembahan : Roma 12 : 1
Nyanyian :
1. Lagu Pembukaan : KJ 15:1-3
2. Lagu Nyanyian Pujian : KJ 29:1-4
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 387:1-2
4. Nyanyian Responsoria : KJ 33 :1-3
5. Nyanyian Persembahan : KJ 393:1-
6. Lagu Penutup : KJ 34 :1-3

53
Panduan PA Selasa, 22 Maret 2022

PENCOBAAN DAN KESETIAAN ALLAH


Bacaan : 1 Korintus 10:1-13

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 178 : 1-2
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu peserta untuk
“masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
1. Apakah pencobaan hidup yang kita hadapi hari-hari ini?
2. Bagaimana cara bapak/ibu/saudara/i bertahan dan menghadapinya?
4. Pembacaan Alkitab:
1. Doa Epiklesis
2. Bacaan Alkitab: 1 Korintus 10:1-13
3. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
Contoh pertanyaan panduan:

1. Apa yang dapat kita pelajari dari bacaan Alkitab kita hari ini, tentang pencobaan dan
kesetiaan Allah?
2. Di dalam murka-Nya melihat dosa dan pelanggaran umat-Nya. Apa sebenarnya yang
paling dirindukan Allah? Jelaskan?
3. Bagaimana cara kita mempraktikkan sikap hidup beriman di tengah pencobaan?

Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan


Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)

Dari masa lalu para pendahulu kita ketika datang ke tanah Sumatera kita belajar,

54
terkadang rasa terasing di tanah rantau, dipinggirkan dari kerabat di jawa, dikucilkan
sebagai pendatang, di cap sebagai wong abangan (warga kelas rendah) menjadi beban bagi
mereka. Beban tersebut sering membuat mereka bukannya mendekat kepada Tuhan, tetapi
justru menjauh dari Sang Khalik. Dalam rasa kesendirian itu, mereka semakin disudutkan
oleh beratnya pencobaan dan jerat keinginan-keinginan jahat dalam diri, seperti penguasaan
lahan demi bertahan hidup, pengrusakan hutan dan penurunan kekayaan ikan perairan
pantai di laut, dan bentuk kejahatan lainnya. Rasa jauh dari Allah ini, menyadarkan mereka
betapa dekatnya mereka dengan murka-Nya.
Kesadaran ini menggiring mereka meyakini betapa pentingnya kasih Allah. Hal ini
mendorong mereka untuk berubah, bertobat dan menemukan hikmat Tuhan. Dan dari buah
pertobatan itu, mereka mulai mencari saudara/i seiman untuk berkumpul dan bersekutu
kepada Tuhan. Disana pulalah mereka menemukan bahwa sesungguhnya Allah tetap setia,
tidak pernah meninggalkan, mengampuni dan menanti mereka untuk kembali kepada-Nya
sebagai anak-anak kepunyaan-Nya.
Lewat apa yang diperingatkan Rasul Paulus dalam 1 Korintus 10:1-13 ini, tentang
nenek moyang bangsa Israel yang kerap membuat Allah murka karena perbuatan jahat
mereka melawan dan melanggar perintah-Nya. Jemaat Korintus saat itu, diajak untuk
memetik sebuah pelajaran penting dari masa lalu bahwa dalam kemurkaann-Nya Allah
selalu menunggu umat-Nya untuk kembali dan bertobat.
Saat ini, kita pun mendapat nasihat yang sama. Serahkanlah semua beban hidup kita
kepada Allah. Jangan berubah tidak setia kepada Allah dalam pencobaan iman yang kita
hadapi hari-hari ini. Karena Firman Allah berkata: “Pencobaan-pencobaan yang kamu
alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah
setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada
waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.”

6. Komitmen Bersama: PKJ 200:1 “ ’KU DIUBAHNYA ”


7. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 146: 1-dst “BAWA PERSEMBAHANMU”

8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

55
BAHAN RENUNGAN Kamis, 24 Maret 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan : KJ No 353


2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ No 355
4. Doa Pembacaan Alkitab : Yesaya 55:1-10
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup :KJ No 376
9. Doa Penutup

TOBAT ITU NIKMAT


Bacaan : Yesaya 55:1-10

Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Dalam kehidupan sehari-hari tentu
pernah kita dengar orang mengatakan sebuah ungkapan yang berbanding terbalik dengan judul
renungan kita hari ini yaitu “dosa itu nikmat” dalam asumsi bahwa perbuatan-perbuatan dosa itu
menyenangkan tetapi perbuatan-perbuatan kebenaran itu tidak nikmat atau tidak menyenangkan .
persoalan ini dialami oleh bangsa Israel saat mereka meninggalkan Allah dan hidup di dalam
keberdosaan mereka dengan tidak menyembah kepada Allah melainkan terlibat dengan praktek-
praktek kehidupan dalam penyembahan-penyembahan berhala yang merupakan kekejian bagi
Allah dan tidak membuat kehidupan semakin lebih baik. Bertobat dan kembali kepada Allah
merupakan pilihan yang tepat dalam menjalani kehidupan ini. Berbalik dari kehidupan dan
kenikmatan dosa yang palsu kepada kenikmatan hidup yang kekal lebih nikmat (55:1)”terimalah
gandum tanpa uang pembeli dan makanlah! juga anggur dan susu tanpa bayaran! Dosa
memisahkan umat Allah dari Allah sendiri (Yes 59:1-2) namun kasih Allah yang besar kembali
diberikan dengan ajakan yang lembut untuk kembali kepada Allah dan menerima segala kebaikan
persekutuan dan berkat Allah. Bukankan ini menjadi sebuah kenikmatan sejati ketika hidup kita
diperhatikan oleh Allah? Bapak ibu, saudara/saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus
sedikit menoleh pada sejarah keberangkatan leluhur GKSBS yang notabene adalah penduduk
transmigrasi era kolonial maupun era orde baru berada dalam satu tujuan dasar yang sama adalah
untuk perbaikan kebutuhan hidup (jasmani) namun hal ini juga berbanding lurus dengan pelayanan
Gerejawi (rohani) di tanah transmigrasi yang kemudian membangkitkan semangat kebersamaan
yang terus bertumbuh, berkembang dan menghasilkan berbagai bentuk pelayanan di GKSBS
sampai saat ini. Kenikmatan tobat adalah menikmati kehidupan dalam rancangan Allah bukan

56
rancangan manusia (8-9) serta menumbuhkan kehidupan yang lebih bermakna bagi diri sendiri juga
bagi sesama (10) yang semakin berkenan di hadapan Allah. Tuhan Yesus Memberkati.

57
Khotbah Minggu, 27 Maret 2022
Warna Liturgi Ungu
Minggu Pra Paska 4

ALLAH YANG PENGASIH DAN PENGAMPUN


Bacaan : Lukas 15: 1-3, 11b-32

Ibu, Bapak, saudara, saudari yang dikasihi Tuhan,

Salah satu ciri khas dari Yesus adalah dalam pengajarannya Yesus sering menggunakan
perumpamaan-perumpamaan yang bertujuan agar para pendengar dengan berbagai latarbelakang
baik anak-anak-sampai orang tua dapat dengan mudah memahaminya dengan begitu tujuan yang
ingin disampaikannya tercapai.

Nah, saat ini kita akan merenungkan salah satu perumpamaan yang Yesus pakai untuk menanggapi
ahli taurat dan orang farisi yang bersungut-sungut atau menggerutu karena Yesus menerima para
pemungut cukai dan orang-orang berdosa, bahkan makan bersama-sama dengan mereka. Perlu
untuk diingat bahwa baik pemungut cukai maupun orang berdosa ini bukan kali pertama mereka
datang untuk mendengar ajaran Yesus. Pada ayat 1 disebutkan kata “ biasanya”, ini menunjukan
bahwa mereka sering datang untuk belajar dengan Yesus. Namun bagi ahli taurat dan orang farisi,
pemungut cukai dan orang berdosa tidak layak untuk bersama-sama Yesus, apalagi untuk makan
bersama. Bagi ahli taurat dan orang farisi, pemungut cukai dan orang-orang berdosa tidak mungkin
mendapatkan pertobatan dan kasih Allah. Sebagaimana kita tahu, bahwa baik ahli taurat maupun
orang farisi selalu ingin mencari-cari kesalahan dari Yesus dan kali ini, mereka ingin melihat reaksi
Yesus apakah marah atau tidak. Ternyata, Yesus tidak marah, Ia menjawab sungutan ahli taurat
dan orang-orang farisi dengan menggunakan perumpamaan “ tentang seorang anak yang hilang”.

Dalam perumpamaan ini dikisahkan tentang sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah dan kedua
anaknya si bungsu dan si sulung. Dimana si ibunya? dalam perumpamaan ini tidak disebutkan. Si
bungsu yang meminta haknya untuk diberikan sesegera. Akhirnya sang ayah pun membagi
hartanya itu kepada kedua anaknya, si bungsu dan si sulung. Setelah mendapatkan haknya
kemudian si bungsu menjual semua haknya dan pergi meninggalkan sang ayah dan si sulung. Ia
menghabiskan uang hasil penjualan hartanya itu dengan hidup berfoya-foya. Tibalah saat dimana
musim kelaparan tiba dan ia menjadi kelaparan dan melarat. Untuk mendapatkan makanan ia harus
bekerja sebagai tenaga upahan peternakan babi seorang majikan. Bahkan ia harus berusaha untuk
mendapatkan ampas makanan yang biasanya diberikan kepada babi, itu pun tidak didapatinya.
Dalam situasi yang sulit itulah ia menyadari kesalahannya dan ingin kembali dan mengakui
kesalahannya dan bertobat kepada ayahnya. Ketika Ia pulang sang ayah begitu bersukacita dan
menyambutnya dengan penuh cinta kasih bahkan merayakan kepulangannya dengan menyembelih
anak lembu tambun dan makan bersama. Berbeda dengan sang ayah, kepulangan si bungsu justru
ditolak oleh si sulung (kakaknya) yang merasa bahwa adiknya telah melakukan kesalahan yang
58
besar dengan menghabiskan banyak uang dan pergi meninggalkan ayahnya sehingga harusnya sang
ayah tidak perlu untuk menerimanya lagi.

Ibu, bapak, saudara, saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus

Dari perumpamaan ini, Yesus ingin supaya ahli taurat dan orang farisi merubah stigma mereka
terhadap pemungut cukai dan orang berdosa, bahwa mereka pun berkesempatan untuk
mendapatkan pengampunan dan cinta kasih dari Allah, terlebih lagi ketika mereka ingin belajar
untuk berubah dan mau bertobat. Yang terpenting adalah bahwa Allah dengan kekuasaannya
sanggup untuk merubah setiap orang menjadi lebih baik. Bahwa tangan kuasa Allah tidak terbatas
untuk menjangkau orang-orang yang terhilang, orang yang terkena stigma negatif, orang-orang
yang sadar akan kesalahan dan mau berubah.

Keinginan yang sama juga dari Yesus bagi bapak, ibu, saudara, saudari dan saya. Ada begitu
banyak stigma baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Jika kita melihat sejarah
GKSBS, alasan para transmigran dari jawa yang masuk ke wilayah sumatera karena merasa
kurang atau wirang. “Kurang” sendiri sebenarnya dalam bahasa jawa tidak secara otomatis miskin
(bahasa jawa melarat). “Kurang “, jika dihubungkan dengan situasi atau kondisi seseorang berarti
miskin, bodoh, tidak berada dalam status sosial yang menguntungkan bahkan dihubungkan dengan
perbuatan dosa. Pemahaman ini yang kemudian menempel dan menjadi stigma baik dari para
transmigran sendiri, maupun orang lain, sehingga muncul ucapan “saya bisa apa”. Padahal itu
bukanlah alasan utama orang-orang dari jawa datang ke sumatera sebagai para transmigran.
Menurut teori perpindahan selain tarikan dari daerah baru (ingin memperbaiki nasib atau ada
cerita-cerita sukses dari teman atau keluarga yang sebelumnya sudah ada di perantauan tersebut)
dan dorongan dari daerah lama ( lahan yang sedikit, peluang pekerjaan yang sulit, miskin dll), ada
faktor “ niat “. Dari niat ini kemudian timbul keberanian untuk ikut bertransmigrasi ke pulau
sumatera.

Dalam kehidupan bermasyarakat, kita sering mendengar kata “mbelung”. Ini adalah stigma bagi
suku asli isane mung jaluk duit, begal, padahal kita tahu, bahwa tidak semua orang dari suku asli
seperti itu. Itu hanya segelintir orang yang kemudian stigma negatif itu kita tempelkan pada
mereka. Dalam sejarah para transmigran, penduduk asli membuka tangan untuk menerima mereka,
bahkan suku asli justru menolong para transmigran dengan memberikan pekerjaan bagi para
transmigran bercocok tanam di sawah dengan sistem upahan.

Ibu, bapak, saudara, saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Lewat firman Tuhan saat ini kita belajar untuk melepaskan stigma-stigma negatif, baik pada diri
sendiri maupun kepada orang lain, karena kita tahu bahwa tangan kuasa Allah sanggup untuk
merubah diri seseorang menjadi lebih baik. Sebagaimana para transmigran yang dengan niat yang
tulus untuk mau merubah hidup menjadi lebih baik, dan penyertaan Allah dalam hidup mereka,
menjadikan mereka, orang-orang yang berhasil. Berhasil secara jasmani yaitu hidup mereka secara

59
ekonomi lebih baik dari sebelumnya, ketika mereka masih didaerah asal. Mereka dapat
menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi, menjadi petani yang sukses, dll. Berhasil
secara rohani bahwa iman mereka semakin bertumbuh di tanah perantauan, membentuk
persekutuan dari rumah ke rumah dan akhirnya menjadi sebuah persekutuan dan akhirnya menjadi
jemaat dewasa, klasis dan sinode. Begitu juga dalam kehidupan bermasyarakat bahwa Allah itu
maha pengasih dan maha pengampun. Kasih dan pengampunanNya kepada siapa saja, etnis apa
saja. Firman tuhan berkata dalam kitab yesaya 1:18 “Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan
menjadi putih seperti salju, sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih
seperti bulu domba”. Sebesar apapun kesalahan yang dilakukan manusia kepada Allah, Allah
dengan penuh cinta kasihNya mau untuk mengampuninya. Seburuk apapun kehidupan seseorang,
Allah sanggup untuk merubahnya menjadi orang baik. Cinta dan kasih Allah diwujudkan dengan
memberikan Anaknya yang tunggal, satu-satunya yaitu Yesus Kristus yang mati di kayu salib
supaya bapak, ibu saudara, saudari dan saya diampuni, supaya dihapus segala dosanya dan
dipulihkan hidupnya. Saya sangat yakin jemaat kekasih Tuhan yang hadir sanggup untuk
melakukan firman Tuhan saat ini. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.

Nats Pembimbing : Yohanes 6:37


Berita Anugerah : Mazmur 103: 8-10
Nats Persembahan : Matius 23:23
Nyanyian:
Nyanyian Pembukaan : KJ. 3 : 1-2
Nyanyian Pujian : KJ. 240A : 1-2
Nyanyian Peneguhan : KJ. 381 : 1,4,6
Nyanyian Responsoria : PKJ. 125:1
Nyanyian Persembahan : PKJ. 149 : 1-3
Nyanyian Penutup : PKJ. 179 : 1-2

60
Panduan PA Selasa, 29 Maret 2022

MENJADI PELAYAN PENDAMAIAN


Bacaan : 2 Korintus 5 :16 -21

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 178 : 1 - 2 “Karna KasihNya
padaku”.
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(Pertanyaan yang diajukan disini adalah pertanyaan yang dapat membantu peserta untuk
“masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham. Misalnya : @
Apa yang saudara/i pahami tentang istilah pelayan pendamaian ?)
4. Pembacaan Alkitab :
a. Doa Eplikese
b. Bacaan Alkitab
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab : KJ. 50a : 1, 2 “Sabdamu Abadi”
Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan
akan menjadi pembahasan di dalam PA. Apabila tidak ada yang mengajukan
pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke bagian diskusi dan memakai pertanyaan
yang ada untuk memandu proses diskusi.
5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan bila tidak ada pertanyaan
yang diajukan oleh peserta PA)
Contoh pertanyaan panduan:
a. Menurut Saudara/i apa maksud kalimat …Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia
adalah ciptaan baru..(ay 17a) ? Ciptaan baru, Baru dalam hal apa saja ?
b. Menurut Saudara/i apakah Saudara/i sudah diperdamaikan dengan Allah (ay. 18) ?
Ceritakanlah pengalaman iman Saudara/i..
c. Pernahkah Saudara/i menjadi alat pendamaian dalam kehidupan saudara/i di tengah
keluarga, pekerjaan, gereja dan masyarakat ? Ceritakanlah pengalaman hidup
Saudara/i..

Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan


Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)
Dalam pengalaman bergereja di GKSBS ada kisah-kisah menarik dari para
pendahulu tentang bagaimana cara mereka “menaklukkan” keganasan alam SUMBAGSEL
dan bergaul akrab dengan penduduk asli disitu. Di Jambi, kita kenal tokoh : Mbah COKRO
61
dan keluarganya yang menjadikan rumahnya sebagai tempat kaum penduduk asli ( Suku
Anak Dalam) untuk minta tolong ketika mereka sakit atau kekurangan pangan bahkan ibu
Cokro sering mengajar mereka untuk mandi dengan sabun dan keramas dengan shampoo
dan mencuci pakaian. Untuk membuat mereka percaya kepada kaum pendatang ini
( Transmigran dari Jawa), Pak Cokro masuk ke hutan, tinggal di hutan, berpakaian ala
mereka dan menjalin komunikasi dengan mereka. Sehingga sampai hari ini banyak
saudara/i kita dari Suku Anak dalam yang kenal Tuhan. Hidupnya berubah dari yang dulu
suka meminta dengan paksa di jalan-jalan sekarang sudah berubah mereka mau bekerja,
menyekolahkan anak2 mereka bahkan ada diantara mereka yang menjadi majelis jemaat di
GKSBS Pamenang. Mereka hidup dalam damai.

Di Lampung, para transmigran bergelut dengan malaria, harimau, gajah dan


penduduk asli yang dipandang negatif perilakunya kepada pendatang sehingga mereka
memberi nama khusus yang terkesan satire misalnya dengan sebutan “Mbilung” tokoh
pewayangan yang jelek perilakunya atau BE, plat no Lampung. Kaum transmigran dari
Jawa biasa mengalah untuk hidup “harmoni” dengan segala konsekuensinya. Ternaknya
dicuri, pisangnya ditebang, dan lain2 hanya diam dan cenderung menghindar tidak bergaul
erat dengan mereka supaya tidak bermasalah dan membuat hidup makin sulit. Diantara
mereka ada yang pernah berkata, “ Saya malu jadi orang Lampung. Anak-anak saya sulit
mencari pekerjaan. Setiap kali mau bekerja orang melihat KTP nya, alamatnya dari desa X,
yang terkenal dengan kejelekannya sehingga akhirnya ditolak.

Akan tetapi ada satu dua keluarga berani masuk dalam lingkaran mereka,
bersaudara seperti layaknya keluarga dan mempengaruhi cara pandang mereka sehingga
dengan kemauan sendiri ada diantara mereka yang mau menjadi pengikut Kristus.
Berdamai dengan mereka memungkinkan kita saling mengenal dan mempengaruhi untuk
sama-sama tumbuh kearah kehidupan yang lebih baik. Cara pandang kita sebagai pengikut
Yesus harus ikut berubah dengan mengenakan mata hati Yesus kita dimungkinkan
menjangkau banyak orang.

Di Bengkulu juga ada kisah tentang perjumpaan warga jemaat dengan penduduk asli
sampai akhirnya kekristenan menjadi bagian hidup mereka. Ini adalah warisan sejarah
GKSBS yang harus terus dikerjakan oleh seluruh warga jemaat dimanapun, baik dalam
kehidupan bermasyarakat, bergereja, berkeluarga maupun dalam lingkungan kerja kita
membawa perdamaian sehingga memungkinkan Injil Tuhan bertumbuh dan menghasilkan
buah.

6. Komitmen bersama : KJ 426 : 1,2 “Kita Harus Membawa Berita”


7. Persembahan
Diiringi dengan lagu pujian KJ/PKJ : 302: 1-3 “Kub’ri Persembahan”
8. Doa Persembahan, Syafaat, Penutup.

62
BAHAN RENUNGAN Kamis, 31 Maret 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu pembukaan : PKJ. 209


2. Doa pembukaan
3. Lagu pengantar firman : PKJ. 270
4. Doa pembacaan Alkitab
5. Renungan
6. Doa syafaat
7. Lagu penutup : PKJ.258
8. Doa penutup

MENGALAMI KEBAIKAN TUHAN


Bacaan : Yosua 5: 9-12

Bagaimana caranya anda belajar menjadi seorang atlet panah yang handal?” Tanya seseorang
kepada seorang juara lomba. “caranya adalah mencoba kembali setiap kali arah anak panah saya
gagal mengenai sasaran”, Jawabnya. Seperti seorang atlet panah tersebut, kehidupan orang yang
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus juga merupakan suatu rangkaian dari permulaan-permulaan
yang baru, yang terjadi setiap kali kita jatuh dan bangkit kembali. Saat kita gagal tetapi mencoba
kembali. Sebab kita meyakini bahwa Tuhan Allah kita adalah Allah yang tidak hanya mengampuni
tetapi juga memberi kesempatan untuk memulai lagi dari awal. Dia tidak hanya mengampuni,
tetapi juga menggunakan kegagalan kita untuk membuat kita semakin bijaksana.

Seperti Peristiwa yang terjadi di Gilgal, mengingatkan kita akan firman Tuhan kepada Yosua atas
terwujudnya proses pembaharuan terhadap bangsa Israel sebab “cela Mesir” itu akan dihapuskan.
Salah satu pemahamannya adalah berhentinya pengembaraan tanpa arah di padang gurun dan
Tuhan telah membuktikan janjiNya akan tanah perjanjian. Di tempat itu pula Paska dirayakan
untuk mengenang kembali bagaimana Allah yang penuh kebaikan bertindak menyelamatkan umat
Israel dari perbudakan di Mesir. Di Gilgal jugalah, Tuhan menunjukkan kemurahnnya pada Bangsa
Israel yakni menghentikan mana sehingga bangsa Israel menikmati makan hasil negeri itu.

Berbicara tentang kebaikan Allah, ini adalah hal yang penting sekali. Kalau kita mulai lupa semua
anugerah, itu merupakan awal kejatuhan kita. Kalau mulai tidak puas dengan kebaikan Allah, tidak
bisa melihat kemuliaan Allah dan cinta kasih Allah yang begitu indah yang menggetarkan hati kita,
lalu mulai merasa biasa-biasa saja, itu tandanya kita harus cepat-cepat minta pengampunanNya.
Kita belajar supaya Dia mencelikkan mata rohani kita untuk melihat dan mengalami semua
kebaikanNya. Salah satu cara yang bisa kita lakukan tentunya adalah menghitung berkatNya yang
kita alami setiap hari. Itu menjadi perhatian kita. Dengan menghitung berkatNya dalam hidup kita,
maka pergumulan apapun yang terjadi dalam kehidupan kita tidak akan membuat kita berpaling

63
daripadaNya. Sebab kita ingat bahwa Tuhan memberikan berkat kepada kita betul-betul tidak
hitung-hitungan sama sekali, termasuk perjalanan sebagai warga GKSBS sampai hari ini, kita
diampuni oleh Tuhan, merayakan karya keselamatan di rumah bersama bahkan kita semua
menikmati hasil dari tanah dimana kaki kita berpijak. Lebih dari pada itu Tuhan Allah bahkan
memberikan Anak-Nya Yang Tunggal yakni Tuhan Yesus Kristus bagi kita, demi kasih-Nya
kepada kita, dan demi kemuliaan-Nya. Sebagai umat Allah yang dibimbingNya sampai hari
biarlah karya Allah saja yang berlaku dalam hidup kita, bukan yang lainnya, semoga. Amin

64
Khotbah Minggu, 3 April 2022
Warna Liturgi Ungu
Minggu Pra Paska 5

MENGUJI MOTIVASI BERKORBAN KEPADA YESUS


Bacaan : Yohanes 12: 1-8

GKSBS adalah satu-satunya buah persekutuan dari peristiwa kolonisasi/ transmigrasi. Semangat
kerja keras, keuletan dan pengorbanan adalah merupakan bagian nilai yang ada. Kalau berbicara
mengenai berbagi dan peduli ini adalah wujud dari iman sehari-hari yang dinampakkan oleh
anggota jemaat GKSBS. Semua jemaat di GKSBS selalu ada aksi diakonia tidak hanya bulan
diakonia, hasil puasa Paska, malah ada jemaat yang 30 tiga puluh persen RAPB digunakan untuk
diakonia. Selanjutnya saat pandemic, ada Jemaat yang di Laporan diakhir bulannya minus
dikarenakan untuk diakonia tanggap covid. Nah! Dari kehidupan jemaat GKSBS yang suka
menolong dan berbagi ini marilah kita menguji kembali motivasi apa dibalik pemberian kita. Kita
akan belajar dari Maria yang meminyaki kaki Tuhan Yesus.

Kisah Maria meminyaki kaki Yesus terjadi enam hari sebelum Paska di rumah Lazarus, di kota
Betania. Hal ini sangat berbeda dengan cerita dalam Injil Markus dan Matius, di mana peristiwa itu
terjadi di rumah Simon si kusta, yang memang juga tinggal di Betania, dan waktunya dua hari
sebelum Paska. Selain itu, dalam perikop sebelumnya, dijelaskan bahwa setelah keputusan
Mahkamah Agama (Sanhedrin) untuk membunuh-Nya, maka Tuhan Yesus memutuskan untuk
tidak lagi memperlihatkan diri kepada publik. Ia di Efraim, sebuah kota di dekat padang gurun. Hal
ini menegaskan bahwa Tuhan Yesus tak menginginkan konflik-Nya dengan para pemimpin agama
Yahudi memuncak jauh sebelum Paska. Sementara itu, tempat terjadinya peristiwa di rumah
Lazarus, yang kemungkinan besar adalah rumah Maria juga, serta menegaskan bahwa topik
pembicaraannya masih terkait dengan kebangkitan Lazarus. Dengan jarak waktu yang cukup lama,
yaitu enam hari sebelum Paska, maka sebenarnya penulis Injil ini mau mengekspos hal-hal penting
sebelum penangkapan Tuhan Yesus dan sekaligus menunjukkan berbagai upaya orang-orang
Yahudi untuk menutup mata terhadap kebenaran pengajaran Tuhan Yesus tentang kebangkitan
orang mati.

Dalam tradisi Yahudi Maria menyeka kaki Tuhan Yesus, yaitu dengan rambutnya, hal ini bukan
hanya dianggap tidak sopan, tetapi lebih daripada itu, ia dianggap sebagai seorang perempuan
sundal, yang sedang membuka auratnya di muka umum, karena membuka penutup kepala. Adalah
tabu apabila seorang nyonya rumah tampil di depan laki-laki dengan rambut yang tidak terikat.
Dan dengan rambut pulalah Maria menyeka kaki Tuhan Yesus. Ia dianggap telah melanggar
peraturan agama dan sosial yang berlaku dalam tradisi orang Yahudi. Justru di sinilah penekanan
pesan penulis Injil ini, yaitu ia ingin menunjukkan bahwa kasih dan rasa syukur Maria terhadap
Tuhan Yesus jauh melebihi ketaatan dan kesetiaannya kepada hukum atau tradisi Yahudi.

65
Selain itu, perlu dijelaskan bahwa harga setengah kati minyak narwastu murni adalah sama dengan
upah pekerja harian selama satu tahun. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Yudas Iskariot
dengan tepat memperkirakan harga minimal setengah kati minyak narwastu murni tersebut tiga
ratus dinar atau sama dengan upah pekerja harian selama tiga ratus hari. Ini tentu pengorbanan
yang sangat besar dari seorang Maria untuk menunjukkan iman dan kedekatannya dengan Tuhan
Yesus. Kasih kepada Yesus melebihi segala-galanya. Ia rela mengorbankan miliknya yang
berharga. Bukan saja harta melainkan lebih kepada harga dirinya sebagai seorang perempuan.

“...Anti diakonia...,” mungkin begitu kesan pertama dari perspektif GKSBS melihat pemborosan
minyak narwastu yang dilakukan oleh Maria saudari Lazarus. Sikap Yudas Iskariot yang menolak
tindakan Maria ini dan terkesan sangat peduli orang miskin sebenarnya adalah cara Yudas untuk
menutupi keengganannya berkorban bagi Yesus dan kelicikannya. Jangankan berkorban bagi
Tuhan Yesus, ia justru lebih sering mencari keuntungan dari Tuhan Yesus. Itulah sebabnya, Tuhan
Yesus menegurnya dan menegaskan bahwa apa yang dilakukan Maria itu adalah sangat mulia dan
selalu ada di hati-Nya (ayat 7-8). Tuhan tidak melihat apa yang tampak dari luar (penampilan luar)
tetapi lebih melihat apa yang tampak di dalam hati. Tuhan menghendaki agar kita bersikap apa
adanya dan tidak dibuat-buat, dan yang berasal dari hati yang paling dalam. Dengan kata lain
Tuhan menyukai ketulusan dan keikhlasan dalam mana seorang menghormati DiriNya.

Yudas hanya mampu melihat fungsi minyak itu, tapi Maria menggunakan minyak itu untuk
mengingat makna atau arti Tuhan Yesus bagi dirinya. Oleh karena itu, hendaklah kita belajar
berkorban bagi-Nya demi menunjukkan iman dan kedekatan kita (kasih kita) kepada-Nya. Jika
diperhatikan reaksi itu menjadi menarik, dan tidak semua murid memahami perbuatan Maria.
Yesus ingin memperlihatkan dengan jelas adanya perbedaan motivasi dalam mana seseorang
menyatakan kasihnya kepada Allah. Dalam hal ini Yesus dapat membedakan dan mengetahui
benar mana kasih yang murni, tulus dan memilki motivasi yang benar. Yesus akhirnya memilih
orang-orang yang menyatakan kasihnya dengan muri, tulus dan juga dilandasi motivasi yang benar.

Bagi kita yang sudah lama terpanggil untuk menjadi gereja yang berdiakonia, kisah ini
mengingatkan untuk tidak hanya fokus pada “melakukan” melainkan juga terus “menguji motivasi,
spirit di balik apa yang dilakukan”... Jangan sampai kita sibuk berdiakonia tetapi tidak sungguh-
sungguh mengasihi dan berbelarasa terhadap seorangpun... Terlebih lagi, jangan sampai kita
berdiakonia tanpa sungguh-sungguh dijiwai oleh Kristus.

Tuhan Yesus memberkati kita.

66
Nats Pembimbing :Mazmur 122
Berita Anugerah :Efesus 2:1-10
Nats Persembahan :2 Korintus 8:12
Nyanyian
1. Pujian Pembuka : PKJ 14
2. Pujian Syukur :PKJ 12
3. Pujian Peneguhan : PKJ 79
4. Pujian Responsoria : PKJ 128
5. Pujian Persembahan : KJ 433
6. Pujian Pengutusan : PKJ 274

67
Panduan PA Selasa, 5 April 2022

BERSYUKUR ATAS MASA LALU, MELANGKAH MAJU DEMI MASA DEPAN


Bacaan : Flipi 3; 4b – 14

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ . 178 :1-2 “Karna KasihNya
padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab.
(pertanyaan untuk membantu peserta agar dapat “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca
atau membuat pra paham)
~ Peserta yang hadir mungkin pernah membaca dan tidak asing dengan tulisan dalam
bahasa jawa: “ Piye kabare …. Jeh enak jamanku thooo?” (Bagaimana kabarnya…masih
enak jaman saya khan? biasanya juga terpampang gambar Presiden ke-2 RI (Bp. Suharto).
Apa pendapat bapak/ibu/saudara/i tentang ungkapan tersebut? Berilah penjelasan singkat
4. Pembacaan Alkitab:
1. Doa Epiklesis
2. Bacaan Alkitab: Filipi 3; 4b - 14
3. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
Pertanyaan panduan:

1. Melalui Filipi 3: 4b – 14 apakah yang saudara/i pahami mengenai sikap rasul Paulus
terhadap masa lalu keberadaannya yang secara lahiriah patut dibanggakan?
2. Bagaimana saudara/i menyikapi masa lalu sehingga tidak terbuai atau
terjerat/terkungkung di dalamnya?
3. Sebagai persekutuan/ gereja (GKSBS) apakah yang harus kita lalukan dalam menyikapi
pencapaian para pendahulu/perintis agar kita dapat terus melangkah maju membangun dan
menatap masa depan yang lebih baik?

68
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum diungkapkan
oleh peserta PA)
Melalui Filipi 3: 4b – 14 Rasul Paulus mengungkapkan bagaimana perubahan hidup yang
dialaminya setelah mengenal Yesus Kristus. Dahulu dia telah hidup dalam standar keagamaan
yang tinggi secara lahiriah (disunat   pada hari kedelapan, dari bangsa Israel,   dari suku
Benyamin,   orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang
Farisi,   penganiaya jemaat,   tentang kebenaran  dalam mentaati hukum Taurat tidak bercacat);
namun Paulus ungkapkan bahwa setelah mengenal Kristus semuanya itu adalah kerugian,
semuanya yang telah dilakukan pada masa lalu adalah sampah yang sama sekali tidak berguna.
Setelah mengenal dan menemukan Kristus, maka ada perubahan pandangan hidup yang sama
sekali baru dalam dirinya.
Selanjutnya ketika rasul Paulus telah memperoleh Kristus dalam hidupnya, maka ia melupakan
apa yang telah di belakang dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapannya dan terus
berlari-lari   kepada tujuan untuk memperoleh hadiah,  yaitu panggilan  sorgawi dari Allah
dalam Kristus Yesus.
Nostalgia dengan prestasi, kejayaan masa lalu terkadang justru menghalangi seseorang untuk
dapat menerima realitas kekinian dan melangkah maju untuk meraih masa depan. Dalam hal
ini, tidak terkecuali para leluhur GKSBS serta generasi penerus GKSBS saat ini sering terbuai
indahnya masa lalu sehingga berkata “Jeh enak/kepenak biyen” (=masih enak jaman dulu).
Ungkapan tersebut memang tidak salah sebab masa lalu merupakan sejarah yang seharusnya
tidak dilupakan atau ditiadakan. Kecenderungan mengenang masa lalu dengan segala sesuatu
yang patut dibanggakan sehingga membuat seseorang terlena, terbuai dengan masa lalunya
kemudian ingin selalu mengulang bahkan ingin hidup seperti pada masa lalu. Itulah hal yang
acapkali merintangi seseorang ataupun sebagai gereja (persekutuan) untuk dapat
memahami/menyadari pengalaman nyata ke”kini” an dan melangkah maju menatap masa
depan.

6. Komitmen Bersama: PKJ. 245 : 1, 2 “Seperti Wanita Dipinggir Sumur”


7. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ. 202: 1 x “Yesusku JuruSelamatku”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

69
BAHAN RENUNGAN Kamis, 7 April 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan : KJ 10
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 308
4. Doa Pembacaan Alkitab : Yesaya 43 : 16 - 21
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 346
9. Doa Penutup

TIDAK TERPAKU MASA LALU


Bacaan : Yesaya 43 : 16 – 21

Para pendahulu kita dari Jawa. Menuju ke tanah Sumatera, mereka dipindahkan dengan alasan
pemerataan jumlah penduduk. Namun Amral Sjamsu berpendapat bahwa karena adanya
kekurangan jumlah tenaga kerja di perkebunan-perkebunan di Sumatra adalah motif yang
tersembunyi untuk usaha kolonisasi pertanian dari pihak pemerintah kolonial. untuk kepentingan
perkebunan tembakau milik korporasi Belanda. Kolonisasi adalah solusi yang dipelopori oleh
Pemerintah Hindia Belanda dalam kepentingannya sebagai penjajah. Sementara masih banyak
tanah kosong untuk pertanian di Jawa pada masa tersebut.

Ditengah segala pergumulan yang dihadapi sebagai para perantau, banyak pencobaan yang harus
mereka tanggung dan hadapi ketika berada di negeri asing. Adanya anggapan orang Jawa yang
datang adalah orang miskin yang termasuk kelas terendah dalam masyarakat, adanya anggapan
orang Jawa menjadi penyusup yang mau merampas tanah kaum asli, adanya perbedaan dasar
kebudayaan yang mempengaruhi relasi dan menjadi persoalan yang kompleks, hal ini membuat
timbul kepahitan bagi para pendahulu. Meskipun demikian di tengah pencobaan tersebut, mereka
diharapkan tetap hidup berpengharapan di dalam imannya.

Ketika Allah, melalui Nabi Yesaya, agar bangsa Israel tidak mengingat hal-hal yang terlebih
dahulu, terlebih dari zaman purbakala, mereka diingatkan fakta bahwa Allah dapat bekerja dengan
cara-cara yang baru. Dalam hikmat dan kepemilikan-Nya, Allah bahkan telah menyiapkan sesuatu
yang baru, tetapi belum mereka sadari dan ketahui (ay. 19). Tujuan dari semuanya itu adalah untuk
memberitakan kemasyhuran nama Tuhan kepada segala bangsa (ay. 21). Nubuat yang telah
disampaikan pada tahun silam itu, masih relevan bagi kita yang hidup pada masa kini. Allah

70
menginginkan agar dalam segala hal kita tidak menikmati masa lalu, termasuk kejayaan hidup atau
kepahitan yang pernah kita alami.

Dalam hidup ini, kejayaan atau kepahitan yang pernah kita alami, tak dapat dijadikan patokan
bahwa selamanya akan seperti itu. Di situlah perlunya kita memohon penyertaan, tuntunan dan
hikmat Tuhan sehingga campur tangan-Nya dapat membuat hidup kita berhasil dan memuliakan
nama-Nya. 
Mari hari ini kita semua tanggalkan apa yang menjadi penghalang dalam hidup kita untuk maju
bersama Tuhan.. Amin

71
Khotbah Minggu, 10 April 2022
Warna Liturgi Merah
Minggu Palmarum

TERUSLAH MELANGKAH, PERJUANGKANLAH KEHIDUPAN


Bacaan : Lukas 19:28-40

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Saya berharap kita semua berada dalam keadaan damai sejahtera. Kalaupun ada diantara kita yang
mungkin sedang tidak sepenuhnya mengalami damai sejahtera, kita saling mendukung agar
kehidupan yang penuh dengan damai sejahtera dapat dialaminya.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Saya ingin mengawali khotbah hari ini dengan sedikit memberikan informasi tentang kalender
gerejawi kita. Berdasarkan kalender gerejawi, hari minggu ini disebut Minggu Palmarum. Minggu
sebelum kita bersama-sama merayakan Paska (Hari Kebangkitan atau kemenangan Kristus atas
maut). Istilah Palmarum diambil dari nama pohon Palma (Palem). Pada saat Yesus menunggangi
keledai muda menuju kota Yerusalem, orang banyak yang menyambut Yesus itu selain
menghamburkan pakaian mereka di jalanan juga memetik ranting pohon Palem dan
menyebarkannya di atas jalan yang akan dilalui Yesus. Meskipun dalam teks bacaan kita hari ini
tidak ada keterangan tentang daun Palem, tetapi bila kita merujuk pada Injil lainnya seperti
Matius 21: 8; Markus 11:8 bahkan dalam Yohanes 12:13 di sana secara jelas memberikan
keterangan tentang Palma (palem) yang kemudian menjadi dasar disebutnya minggu ini sebagai
Minggu Palmarum.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Ada hal menarik dari bacaan kita hari ini, tentang sambutan meriah yang diperlihatkan orang
banyak terhadap Yesus ketika melihat Ia memasuki kota Yerusalem. Di jalanan turun dari bukit
Zaitun itulah, orang banyak yang mengiringi dan menyambut kedatanganNya berlimpah oleh
sukacita, kegembiraan, kekaguman dan penghormatan kepadaNya. Mereka meluapkan sukacita dan
pujian kepada Allah, oleh karena mereka melihat dan merasakan kuasa Tuhan Yesus di dalam
kehidupan mereka. Perbuatan-perbuatan ajaib, tanda dan mujizat yang dilakukan Yesus menjadi
alasan yang kuat bagi mereka, sehingga dengan suara yang nyaring mereka berkata: “Diberkatilah
Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di
tempat yang mahatinggi.” Tuhan Yesus disambut sebagai Raja bagi bangsa Israel. Banyak orang
menaruh harapan bahwa Ia akan menjadi Mesias, Sang Pembebas bagi mereka.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Kedatangan Yesus ke kota Yerusalem, bukanlah kunjungan biasa seperti yang dilakukan di
berbagai kota untuk mengajar dan memberitakan Kerajaan Allah. KedatanganNya ke kota

72
Yerusalem adalah kedatangan untuk menghadapi kematian. Yesus memperlihatkan diriNya sebagai
sosok yang setia pada tugas panggilan yang diamanatkan Bapa kepadaNya. Yesus mengetahui
dengan pasti, bahwa dengan memasuki kota Yerusalem Ia pasti mengalami penderitaan yang
begitu amat berat. Segala bentuk penganiayaan yang berujung pada kematianNya di kayu Salib
sudah pasti akan dihadapi. Bayang-bayang kematian tentu sudah ada dalam benakNya.

Kesempatan untuk menghindar dari penderitaan, penganiayaan bahkan kematian yang ada di
depanNya masih sangat mungkin. Yesus bisa saja meninggalkan panggilan-Nya itu. Yesus bisa
saja menolak bahkan melakukan perlawanan. Tetapi, yang dilakukan Yesus adalah terus
melangkah dengan gagah memasuki kota Yerusalem dan memenuhi segala konsekuensi
pengutusanNya ke dalam dunia ini. Yesus memperlihatkan kepada kita tentang nilai ketaatan dan
kesetiaan serta keberanian menghadapi resiko. Ia taat dan setia kepada Bapa yang mengutusNya
untuk melewati semua jalan derita yang akan dihadapiNya. Yesus pun dengan penuh keberanian
mengambil resiko yakni kematian dengan satu tujuan yakni menyelamatkan manusia berdosa dari
kuasa maut.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Kita tentu ingat bahkan mungkin pernah mendengarkan cerita awal mulanya para leluhur kita
berada di Sumatera. Mereka masuk tanah Sumatera dengan banyak sekali pertanyaan. Mungkinkah
akan bertahan hidup di tanah asing, daerah yang masih penuh dengan belukar dan macam-macam
binatang buas? Mungkinkah akan betah dan kerasan tinggal di tempat yang sama sekali baru?
Sejarah menunjukkan bahwa dari berbagai pertanyaan yang ada, para leluhur kita memiliki niat dan
keberanian dalam mengambil keputusan untuk mengikuti program transmigrasi. Niat yang bulat
serta keberanian mengambil resiko yang dimiliki mereka, akhirnya membuat mereka berjuang
dapat mengikuti program transmigrasi ini demi memperbaiki hidup dan penghidupan di Sumatera
ini.

Berorientasi pada perbaikan hidup dan penghidupan itulah yang sejatinya menumbuhkan semangat
untuk terus melangkah, dan memasuki tanah Sumatera, yang menjanjikan ini. Hari ini saudara/i
dan saya telah melihat, merasakan dan mengalami hasil dari apa yang telah diperjuangkan
sebelumnya. Ada begitu banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Ini patut kita syukuri bersama.

Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Kita mendapatkan pelajaran berharga dari apa yang telah dilakukan Tuhan Yesus bahwa meskipun
Ia tahu akan mengalami penderitaan hebat bahkan berujung pada kematian-Nya di Kayu Salib,
Yesus tetap setia dan taat pada panggilan dan pengutusanNya demi keselamatan umat manusia.
Tidak sedikitpun ia tergoda untuk melarikan diri dari panggilan tersebut. Ia dengan gagah
memasuki kota Yerusalem untuk mengawali jalan salib demi keselamatan saudara/i dan saya.

Begitu juga kita dapat belajar dari para leluhur, bahwa untuk memperbaiki hidup dan penghidupan.
Meskipun tanah Sumatera yang penuh tanda tanya, ancaman dan tantangan serta ketidakpastian itu,

73
tidak menggoyahkan niat mereka. Para leluhur dengan gagah dan penuh keberanian mengikuti
program transmigrasi. Lagi-lagi karena ingin memiliki masa depan yang lebih baik.

Hari ini kita sama-sama dapat membuktikan bahwa niat, keberanian mengambil resiko dan fokus
pada panggilan memperbaiki hidup dan penghidupan yang telah dihidupi leluhur kita.

Kejayaan Tuhan Yesus bukan hanya karena Ia memiliki begitu banyak pengikut. Tetapi karena Ia
taat dan setia pada Allah Bapa yang mengutusNya. Apapun tantangan, penderitaan, bahaya, bahkan
kematian sekalipun mengancam hidup kita, jangan lari dan meninggalkan imanmu pada Yesus.
Tetaplah setia dan taat padaNya, karena Ia sanggup menolong dan memelihara hidupmu.
Terpujilah nama Tuhan. Haleluya. Amin.

Liturgi:

Nats Pembimbing : Mazmur 105:3-4


Berita Anugerah : 2 Timotius 2:11-13
Nats Persembahan : Roma 11:36
Nyanyian :
1. Nyanyian Pembukaan : KJ. 5:1,4 dan 6
2. Nyanyian Bersama : KJ. 60:1 dan 5
3. Nyanyian Peneguhan : KJ. 161:1-2
4. Nyanyian Respon : KJ. 446:1,3 dan 4
5. Nyanyian Persembahan : KJ. 288:1 dst
6. Nyanyian Penutup : KJ. 346:1 dan 3

74
Panduan PA Selasa, 12 April 2022

KEMATIAN YESUS MEMBAWA PERUBAHAN HIDUP


Bacaan : Yohanes 12 : 20-36

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.

Pemandu PA mengajak peserta untuk menyanyikan : KJ. 178 : 1,2 “KArna Kasih
Nya Padaku”

2. Doa

3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca Alkitab:

1) Pernahkah saudara/i memperhatikan proses pertumbuhan sebuah benih? Bagaimana benih


itu bisa bertumbuh, berbunga dan berbuah setelah ditaburkan?

2) Apa yang terjadi dengan benih itu agar ia bisa tetap hidup dan bertumbuh?

4. Pembacaan Alkitab:

a. Doa Epiklesis

b. Bacaan Alkitab: Yohanes 12 : 20-36

c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ. 58 “Maha Kasih Yang Ilahi”


Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan akan
menjadi pembahasan di dalam PA.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke bagian
diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi 

(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang


telah diajukan oleh peserta PA) 

Contoh pertanyaan panduan:


1. Apakah maksudnya Tuhan Yesus menggunakan gambaran tentang sebuah benih untuk
menjelaskan kebenaran rohani yang penting, bahwa tidak ada kemuliaan tanpa penderitaan,
tidak ada hidup yang berbuah tanpa kematian, tidak ada kemenangan tanpa penyerahan.
Jelaskan?
2. Pengajaran iman apakah yang saudara/i temukan di dalam perikop ini, berhubungan dengan
keberadaan para pendahulu saat menghadapi tantangan waktu membuka/mendirikan gereja.
Apakah dampaknya dalam kehidupan saudara/i, baik dalam keluarga, persekutuan dan
masyarakat?
3. Bagikan pengalaman saudara/i sebagai warga GKSBS saat ini di dalam menghayati
keberadaan gereja GKSBS sekarang yang sudah lebih maju dibandingkan masa lalu yang
kurang dan wirang?

75
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan.

Panduan Refleksi

(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)

Biji gandum tidak akan menghasilkan tuaian jika ia dibiarkan tetap menjadi biji dan tidak ditanam.
Maka untuk bisa menghasilkan buah, biji gandum harus terlebih dulu jatuh ke tanah (ditanam) dan
mati. Demikian juga jika Kristus tidak mengalami kematian, maka tidak akan pernah ada
kehidupan yang bisa bertahan sampai saat ini bahkan berbuah. Dengan kata lain kehidupan bisa
berlangsung hingga saat ini karena ada yang harus “berjuang” demi keberlangsungan hidup.

Demikian halnya dengan gereja kita, GKSBS. Kehidupan GKSBS yang bisa berlangsung sampai
saat ini akibat dari perjuangan keras yang dilakukan oleh para transmigran dari pulau Jawa yang
mencoba “mengadu nasib” ke Sumatra. Mereka tidak memiliki ketrampilan khusus untuk bisa
bertahan di tanah yang baru. Bahkan ada diantaranya yang disebabkan karena “kurang” atau juga
“wirang” di daerah asalnya. Namun demikian setelah mereka berada di “tanah sabrang” dan
berhadapan dengan situasi hidup yang baru, muncul semangat hidup mereka untuk terus berjuang
mempertahankan hidup di Sumatra.

Awalnya keberadaan orang Kristen diantara para migran yang telah bermukim sejak tahun tiga
puluhan di Sumbagsel, tidak pernah menemukan gereja yang menyambut mereka dan memberi
kesempatan untuk beribadah. Inilah yang kemudian mendorong mereka untuk melakukan “nglari”,
yaitu untuk mencari dan menemukan “sadherek patunggilan” lainnya.

Setelah berpuluh-puluh tahun berjuang hidup di Sumatra, pada akhirnya kehidupan mereka
mengalami perubahan. Jika dulu mereka ke Sumatra karena kurang ataupun wirang, namun karena
keuletan dan semangat bekerja yang besar akhirnya hidup mereka menjadi bermartabat. Ada
sebuah keyakinan bahwa keberadaan mereka di Sumatra menjadi transmigrasi bukan hanya
sekedar menjadikan sawah di Sumatra, tetapi mereka juga hidup sampai saat ini bahkan telah
beranak cucu memenuhi tanah sabrang Sumatra bagian Selatan.

6. Komitmen Bersama: PKJ. 127 : 1, 2 “Jadilah Tuhan KehendakMu”


7. Persembahan:
Lagu persembahan: KJ. 407 : 1, 4 “Tuhan Kau Gembala Kami”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup.

76
Khotbah Kamis Putih, 14 April 2022
Warna Liturgi: Putih
Kamis Putih

TAHU DAN MEMILIH UNTUK TAAT


Bacaan :Yohanes 13:1-17; 31-35.

Bapak-Ibu, Jemaat yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus.

Para perantau tahu bahwa mereka akan berhadapan dengan situasi yang tidak pasti di perantauan.
Mereka tahu risikonya: gagal atau berhasil. Mereka juga tahu bahwa mereka akan berada pada
suatu tempat asing yang mereka tidak tahu, bersahabat atau tidak tempat tersebut. Berbekal tekad
yang bulat, janji dan harapan akan kehidupan yang lebih baik dan keahlian seadanya mereka
berangkat ke tanah seberang. Tanah asing, yang kata orang, masih berupa hutan lebat dengan
ancaman binatang buas. Itu tidak menyurutkan langkah mereka untuk tetap melangkah dengan
keyakinan. Ini yang pada umumnya dialami oleh jemaat GKSBS generasi pertama.

Inilah keajaiban manusia. Manusia diciptakan Allah dengan akal budi pikiran sebagai karunia besar
dalam rangka mengemban mandat untuk mengelola dan menguasai bumi (Kejadian 1:28). Dengan
potensi tersebut manusia dapat berfikir cerdas tentang masa depan. Wajar jika para perantau pun
cerdas dalam beradaptasi dengan situasi baru di tanah seberang. Bukan hanya beradaptasi dengan
lingkungan, akal budi memungkinkan manusia menemukan solusi atas persoalan yang dijumpai.
Keingintahuan manusia membuatnya berfikir tentang solusi yang akhirnya menjadi penemuan yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Kecanggihan teknologi hari ini tidak lepas dari hasil karya
manusia di masa lalu yang kita warisi. Berbagai teori dibuat untuk menjelaskan sesuatu; rumus-
rumus diciptakan dalam rangka memprediksi dan mengetahui segala sesuatu. Untuk mengetahui
luas, cukup mengalikan panjang dengan lebar. Sampai dengan rumus tersulit telah dibuat dan ada
untuk kepentingan ilmiah. Ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat sebagai hasil
pengembangan pengetahuan yang dicapai oleh manusia, seakan tidak ada lagi hal yang tidak
diketahui oleh manusia. Hari ini, apa yang tidak bisa diketahui manusia? Prediksi akurat melalui
perhitungan yang matang telah menempatkan manusia seakan mulai tahu segalanya. Misteri alam
telah terpecahkan dan dapat dijelaskan secara ilmiah. Tentu ini sangat membanggakan bagi
kehidupan sebagai manusia.

Manusia memang diciptakan Allah untuk cerdas. Bahkan setelah manusia jatuh dalam dosa dan
terusir dari Eden, Allah telah memberikan komentar dalam Kejadian 3:22 (TB) Berfirmanlah
TUHAN Allah: "Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu
tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan
mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-
lamanya." Manusia mempunyai kemampuan yang setara dengan Allah, dapat memberikan
penilaian tentang yang baik dan yang jahat. Manusia tahu dan dapat mencari tahu tentang segala
77
sesuatu yang ingin diketahuinya. Seakan tidak ada yang tersembunyi bahwa seiring waktu
pengetahuan manusia semakin berkembang dengan baik. Manusia menciptakan budaya, standar
moral etika, yang pada akhirnya bermuara pada peradaban yang semakin maju dari waktu ke
waktu. Peradaban tersebut diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, bak tongkat estafet
menuju garis finis kemajuan zaman.

Semakin menarik bahwa warisan pengetahuan yang dimiliki manusia bersifat antisipatif terhadap
segala kemungkinan yang akan terjadi dalam kehidupan. Pengetahuan manusia akan adanya hujan,
kapan akan hujan dan seberapa deras kemungkinan hujan yang akan terjadi telah membuat manusia
membuat payung. Kendaraan beratap, rumah yang beratap kokoh, dan lain-lain; dibuat sebagai
antisipasi agar hujan tidak menghancurkan. Jika tidak antisipatif maka beralih pada pilihan
penyesuaian diri atau adaptasi. Sebagian yang lain memilih melawan atau melarikan diri jika dirasa
tidak akan mampu menghadapi ancaman yang datang. Upaya memanfaatkan pun sudah ada, yang
awalnya berakibat destruktif atau menghancurkan diubah atau diarahkan untuk sesuatu yang
konstruktif (membangun kehidupan). Meskipun demikian, upaya apapun yang dilakukan manusia
selalu menghasilkan dampak. Efek samping selalu menyertai, baik menguntungkan maupun
merugikan. Kita patut prihatin jika kemajuan teknologi telah memicu perubahan muka bumi dalam
waktu yang relatif pendek. Banyak bencana terjadi justru karena ulah manusia yang
mengeksplorasi dan mengeksploitasi alam tanpa batas.

Jika pada satu sisi pengetahuan manusia membuat peradaban semakin maju, disisi lain
pengetahuan juga menciptakan kecemasan dan rasa kuatir dalam diri banyak orang. Beberapa
orang sampai pada tahap paranoid dimana seseorang masuk dalam dunia khayalan ketika
berhadapan dengan realita kehidupan. Tidak jarang karena pengetahuannya, manusia bertindak
tanpa batas bahkan melampaui apa yang menjadi tanggungjawab nya sebagai manusia. Segala hal
ingin direkayasa sedemikian rupa demi keuntungan ekonomi semata tanpa mempertimbangkan lagi
akibat buruk yang ditimbulkannya. Pernah diberitakan bahwa ada kemungkinan untuk melakukan
kloning terhadap satwa purba yang telah punah untuk dihidupkan kembali pada hari ini. Jika
tujuannya untuk mencegah kepunahan keanekaragaman satwa hari ini, mungkin bisa di
pertimbangkan; namun bagaimana jika berubah arah pada binatang purba yang telah punah?
Dipastikan keseimbangan ekosistem akan rusak olehnya. Untuk itu diperlukan pengendalian diri
agar pengetahuan yang dimiliki, tidak menghancurkan kehidupan; pengetahuan seharusnya dapat
dipakai untuk membangun kehidupan.

Bapak-Ibu, Jemaat yang terkasih,

Berbincang tentang pengetahuan, malam sebelum Yesus disalibkan Ia telah tahu bahwa telah tiba
saatnya Ia akan beralih dari dunia ini. Yesus tahu bahwa segala hal telah diserahkan kepada-Nya;
Ia yang datang dari Allah akan kembali lagi kepada-Nya. Bahkan Ia juga tahu bahwa seorang
murid yang telah dipilih-Nya akan mengkhianati Dia. Jika merujuk pada pengetahuan yang telah
dicapai oleh manusia saat ini, rasanya tidak ada yang istimewa dari apa yang telah diketahui oleh

78
Yesus. Sebagai manusia seutuhnya, Yesus tentu mempunyai kemampuan manusia secara utuh
tentang banyak hal. Kembali kepada Allah itu berarti kematian ada di depan mata. Seorang murid
berkhianat, itu berarti sakit hati sulit diobati. Rasa tidak mau terima bisa saja Ia pilih, sebab
bagaimana mungkin seorang yang dipilih-Nya sebagai murid begitu tega berkhianat. Malam itu
bisa saja ia melarikan diri, bersembunyi sebagai pilihan sikap antisipatif agar tidak terjadi
penangkapan yang berujung pada kayu salib. Atau menyusun kekuatan untuk memberikan
perlawanan. Bukan suatu hal yang mustahil, bahwa Yesus bisa menghimpun kekuatan massa yang
pro dengan-Nya untuk membela dan melindungi-Nya dari kemungkinan penangkapan. Atau
melakukan tindakan pastoral kepada Yudas Iskariot agar mengurungkan niatnya. Menasihatinya
empat mata agar tidak mempermalukan dirinya sendiri dan bermuara pada pembatalan rencana
jahatnya. Pilihan ada pada Yesus untuk memilih sebagaimana layaknya manusia pada umumnya
yang bersikap antisipatif ketika tahu tentang segala sesuatu di masa depan. Bukankah Yesus (juga)
memiliki kehendak bebas untuk memilih?

Sampai disini kita mulai paham, tentang pilihan yang dipilih-Nya. Jika banyak orang yang tahu
akan masa depan, kemudian fokus pada diri sendiri; tidak demikian dengan Yesus. Ia tetap fokus
kepada kehendak Bapa. Pengetahuan-Nya akan jati diri dan tujuan penyelamatan yang Allah
rancang, membawa-Nya pada pilihan untuk tetap taat. Itulah sebabnya Paulus menyebut-Nya
sebagai Adam kedua: Adam pertama telah memilih untuk tidak taat dan Adam kedua (yaitu Yesus)
memilih untuk taat (Roma 5:19). Ketaatan-Nya terlihat nyata tatkala Ia berdoa di taman Getsemani
agar kehendak Bapa yang jadi, bukan kehendak-Nya. Meskipun Dia sangat ketakutan hingga
peluh-Nya menetes seperti tetesan darah, Ia tetap memilih untuk taat sampai akhir. Ia memilih
untuk taat dengan meminum cawan penderitaan dan berakhir pada kematian di atas kayu salib.
Bagi manusia, ini adalah pilihan yang bodoh namun bagi Allah, itulah wujud kasih Allah yang
abadi dalam rangka menyelamatkan manusia dari belenggu dosa.

Malam itu Yesus memilih untuk memberikan pelajaran berharga bagi para murid. Ia yang disebut
sebagai Guru dan Tuhan, menanggalkan jubah-Nya yang menjadi simbol kemegahan dan
mengenakan kain lenan, kain para hamba atau budak dalam menjalankan tugasnya, dan perlahan
mulai membasuh kaki para murid-murid-Nya. Paulus memberikan kesimpulan menarik ketika ia
menulis dalam suratnya kepada jemaat Filipi, Filipi 2:6-8 (TB) yang walaupun dalam rupa Allah,
tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan
telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama
dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat
sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.' Sebuah demonstrasi pilihan yang akan dicatat
dalam sejarah sebagai tindakan perendahan diri yang total dalam segala hal. Sebuah teladan yang
mengingatkan para murid agar tidak saling menyombongkan diri atau meninggikan diri.
Pengetahuan apapun yang dimiliki, seharusnya tidak membuat manusia salah fokus dalam
berkarya. Kehendak Allah untuk ditaati tetap menjadi yang paling utama dalam kehidupan.
Dengan membasuh kaki para murid, Yesus sedang meletakan dasar baru bagaimana seharusnya

79
kasih itu di praktekkan. Kasih yang tanpa syarat. Kasih yang tulus tanpa pamrih. Kasih yang
merendahkan diri tanpa harus merasa terabaikan. Kasih yang menjadi tanda bahwa mereka adalah
para murid Yesus. Yohanes 13:35 (TB) Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu
adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

Jika Yesus telah memilih untuk mempraktekkan kasih secara total, bukankah hal yang sama dapat
kita lakukan dalam kehidupan?

Bapak-Ibu, Jemaat yang terkasih

Generasi pertama GKSBS adalah para perantau yang tahu resiko merantau. Mereka tidak mundur.
Mereka keluar dari zona nyaman yaitu tanah kelahiran dengan harapan yang baru. Mereka tahu
resiko merantau, namun mereka memilih untuk melangkah dengan iman. Bercermin dari
pengalaman mereka, tidak pada tempatnya jika kita generasi kesekian di GKSBS menjadi takut
dalam menghadapi masa depan. Fokuskan pikiran pada kehendak Allah untuk ditaati. Tandai diri
sebagai para murid Yesus dengan perbuatan kasih. Teruslah melangkah dalam pengharapan bahwa
Allah selalu hadir dalam setiap pergumulan kita.

Amin.

80
Tata Ibadah Kamis Suci

TATA IBADAH
KAMIS SUCI DAN MALAM GETSEMANI
GKSBS …………
14 April 2022

... TAHU DAN MEMILIH UNTUK TAAT...


PL= Pemimpin Liturgi Pdt= Pendeta L= Lektor/pembaca M = Majelis J= Jemaat

PERSIAPAN
- Ruang Ibadah dikondisikan remang-remang. Mimbar besar sudah digantikan dengan salib besar. Altar besar sudah
dikondisikan kosong (tanpa peralatan liturgi) dan ‘telanjang’ (tanpa kain liturgi).
- Jemaat berkumpul di sayap ruang ibadah di mana telah disiapkan mimbar kecil (tempat menaruh Alkitab) dan altar
kecil (tempat menaruh roti bakar, teh gelas, dan buah-buahan untuk Perjamuan Kasih) yang diselubungi kain putih.
- Doa Konsistori
- Nyanyian Persiapan
PL : Jemaat yang terkasih, Kristus telah merendahkan diri dan mengambil rupa seorang hamba dan di dalam
kehambaan-Nya itu, Ia taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
Kini marilah kita mempersiapkan diri untuk menapaki malam terakhir sebelum penyaliban-Nya dengan bangkit
berdiri dan menyanyikan
KJ 157:1,2. Insan, Tangisi Dosamu Jemaat Berdiri
do = d 1 ketuk MM + 60
1 1 2 3 1 3 4 5 0 5 4 3 2 1 3 4 5 0 6 5 4 3 1 2 1 0 :||
1. Insan, ta-ngis-i do-sa-mu! I-ngat-lah Kristus menempuh ja-lan penuh sengsa-ra
dan ba-gai hamba te-ren-dah I - a kosongkan di - ri-Nya men-ja- di Per-an- ta- ra.
2.Syu-kur, pu-ji -an dan sembah ke-pa-da Di- a ang-kat-lah yang ma-ti ba-gi ki- ta.
I - kut-lah Di-a yang menang, pi-kul-lah salib dan beban dengan bersukacita!

1 1 1 7 5 6 6 5 0 1 1 1 7 5 6 6 5 0
Yang ma- ti di - hi - dup-kan-Nya, yang sa- kit di-sem-buh-kan-Nya,
Ka-sih-Nya per - ke - nal-kan- lah dan da-lam kua- sa na-ma- Nya

3 4 6 5 3 4 3 0 2 3 4 5 4 3 3 2 0
yang hi-lang I - a ca - ri, ber - kur- ban di - ri ak - hir- nya,
ka - lah-kan -lah yang ja - hat. I - ngat da-rah- Nya yang ku - dus,

5 6 7 1 7 6 6 5 0 1 2 3 4 3 2 1 . ||
me - mi - kul do- sa du - ni - a di a - tas ka - yu sa - lib.
yang ba- gi Al - lah, Ba- pa- mu, ber - har - ga ting - gi a - mat!

BERHIMPUN
VOTUM
PL : Ibadah Kamis Suci ini diawali oleh Allah Tritunggal:
Bapa, Anak, dan Roh Kudus
J : 5.5.
A-min

SALAM
PL : Damai Kristus beserta saudara/i
J : dan beserta engkau juga.

KATA PEMBUKA Jemaat Duduk


PL : ............................................................................................................................................
Mari, sebelum memasukinya lebih dalam,
kita mengheningkan diri di hadirat Tuhan.
---Hening sejenak---
DOA PEMBUKA
PL : ............................................................................................................................................
kini dan sepanjang segala masa.
J : Amin.
81
PEMBERITAAN FIRMAN
PEMBACAAN ALKITAB
- Bacaan Pertama
L : Bacaan Pertama diambil dari Kitab Keluaran pasal 12 ayat 1 sampai 14
..........................................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Mazmur Tanggapan
MAZMUR 116: 1-2, 12-19
do=g 4/4
Refrein (oleh Jemaat)

5
. .
5 3 3 4 4 | 3 2 3 1 . |6
. . .
7 1 1 2 2 |1 7 1 . .|
‘Ku meng-ang-kat ca-wan ke-s’la-mat-an dan me-nye-ru-kan na-ma TU-HAN

Bait-bait (oleh Song Leader)

.
5 . .
5 . .
6 .
6 6 7 | 1
. . .
2 . .
1 .
5 . | 5
. .
5 4 6 5 | 4 3 . . |
1. ‘Ku me - nga - sih - i TU- HAN, Al - lah - ku yang men - de - ngar do - a - ku;
2. Ba - gai - ma - na a - kan ku - ba - las ke - baik - an - Nya pa - da - ku?
3. Ber- har - ga - lah di ma - ta TU-HAN ke - ma - ti - an ham-ba- Nya.
4. ‘Kan ‘ku per-sem-bah- kan kur- ban syu- kur dan ‘ku s’ru - kan na -ma- Nya;

5
. .
5
. .
6 . .
6 .
7 | 7 7 1 2 3 | 3 3 3 1 2 3 | 4 5 . . |
I - a men- ja - wab ma- ka pa - da- Nya se - u- mur hi-dup ‘ku ber- s’ru
‘Kan ‘ku ang - kat ca- wan ke - s’la-mat - an dan ‘ku ba- yar-kan na - zar- ku
Ya TU - HAN, a - ku i - ni ham-ba - Mu dan Kau- bu- ka i - kat - an- ku!
‘kan ‘ku - ba - yar - kan jan - ji na -zar - ku di pe - la - tar- an ru- mah-Nya!

Syair : Pdt. Yosafat Agung Prabowo berdasarkan Mazmur 116:1-2,12-19


Lagu : Pdt. Yosafat Agung Prabowo

- Bacaan Kedua
M : Bacaan Kedua diambil dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus pasal 11 ayat 23 sampai
26
.............................................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Nyanyian Antarbacaan
PKJ 275. Perintah Baru Kuberi Padamu
do = d 4 ketuk MM + 100
5|3 . . 3|2 1 . 1 1|4 . 4 3|2 .’3 4|5 . 5 5 . 3|2 1 . 1 1| 6 . 4 3|2 .’
Pe-rin - tah ba-ru Ku-be- ri pa-da-mu, a-gar di an-ta - ra ka-mu sa-ling me-ngasih- i

3 4 | 5 . 5 . 3 | 2 1 . 1 1 | 4 . 7 7 | 1 . .’
sa-ma se - per - ti a - ku me-nga- sih - i - mu,

1|1 . . 1 | 7 7 6 . 6 | 5 . 6 5 . 3|2 1 . 1|6 . . 6 | 5 . 3 5 3 |2 . 3 .|3 ..


se-hing - ga du-nia a - kan tahu eng-kau mu-rid-Ku, ji - ka - lau sa - ling me-nga- sih - i,

1|1 . . 1 | 7 7 6 . 6 | 5 . 6 5 . 3|2 1 . 1|6 . . 6 | 5 . 3 5 3 |2 . 1 .|1 ..


se-hing - ga du-nia a - kan tahu eng-kau mu-rid-Ku, ji - ka - lau sa - ling me-nga- sih - i,
- Bacaan Injil
Pdt : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes pasal 13 ayat 1 sampai 17, dilanjutkan dengan ayat 31b sampai 35
............................................................................................................................................
Demikianlah Injil Tuhan.
J : Terpujilah Kristus!

KHOTBAH

82
SAAT HENING

DOA SYAFAAT

didahului, disahut, dan diakhiri dengan menyanyikan refrein KJ 26


5 . 3 . | 2 . 1 6 .’ | 5 1 3 1 | 2 . . 0 |
Ye - sus, Tu - han, de-ngar do - a - ku;

3 . 2 1 . 7 1 . 6 | 5 . 1 . ’| 2 . 1 3 2 | 1 . . 0 ||
o - rang la - in Kau ham-pir - i, ja-ngan ja- lan t’rus.

DOA BAPA KAMI

PELAYANAN MEJA
(PERSEMBAHAN DAN PERJAMUAN KASIH)
PERSEMBAHAN
- Ajakan
Solis : 0 5 1 2 | 3 3 . 2| 3 . 2 3 4 | 3 2 . 1 | 2
Mau-kah kau ja- di ro - ti yang ter-pe - cah ba - gi - Ku?

. 6 2 3 | 4 4 . 3| 4 . 3 4 5| 4 3 . 2 | 3
Mau-kah kau ja- di ang-gur yang ter -cu- rah ba - gi - Ku?

. 1 3 4 | 5 5 . 4| 5 . 4 5 6 | 5 4 4 5| 4
Mau- kah kau ja- di sak- si me- la - ku - kan ke-hen-dak-Ku?

. 1 1 2 |3 . 3 3 1 |2 . 2 2 7 | 1 . . | 1
Me-nga - sih - i, me-nga-sih - i le - bih sung-guh

J : 0 5 1 2 | 3 3 . 2| 3 . 2 3 4 | 3 2 . 1 | 2
A - ku mau ja- di ro - ti yang ter-pe - cah ba - gi - Mu.

. 6 2 3 | 4 4 . 3| 4 . 3 4 5| 4 3 . 2 | 3
A - ku mau ja- di ang-gur yang ter-cu - rah ba - gi - Mu.

. 1 3 4 | 5 5 . 4| 5 . 4 5 6 | 5 4 4 5| 4
A - ku mau ja- di sak- si me- la- ku - kan ke-hen-dak-Mu.

. 1 1 2 |3 . 3 3 1 |2 . 2 2 7 | 1 . . | 1
Me-nga - sih - i, me-nga-sih - i le - bih sung-guh

Solis +J: 0 5 1 2 |3 . 3 3 1|2 . 2 2 7 | 1 . . | 1


Me-nga-sih - i, me-nga-sih- i le - bih sung-guh

. 1 3 4|5 . 5 5 3|4 . 4 4 2 | 3 . . | 3 .
Me-nga-sih- i, me-nga-sih- i le - bih sung-guh

5| 1 . 1 1 1|1 . 1 7 6|5 . 5 6 6 | 5
Tu-han le -bih du - lu me-nga-sih- i ke- pa- da - ku

. 1 1 2| 3 . 3 3 1|2 . 2 2 7 | 1 . . |1
Me-nga-sih- i, me-nga-sih -i le-bih sung-guh

83
- Pengumpulan Persembahan (diiringi instrumen)
- Nyanyian Jemaat Berdiri
0 5 1 2 |3 . 3 3 1|2 . 2 2 7 | 1 . . | 1
Me-nga-sih - i, me-nga-sih- i le - bih sung-guh

. 1 3 4|5 . 5 5 3|4 . 4 4 2 | 3 . . | 3 .
Me-nga-sih- i, me-nga-sih- i le - bih sung-guh

5| 1 . 1 1 1|1 . 1 7 6|5 . 5 6 6 | 5
Tu-han le -bih du - lu me-nga-sih- i ke- pa- da – ku

. 1 1 2| 3 . 3 3 1|2 . 2 2 7 | 1 . . |1
Me-nga-sih- i, me-nga-sih -i le-bih sung-guh
DOA PERSEMBAHAN DAN DOA UNTUK MAKANAN-MINUMAN
Pdt : Mari kita berdoa
.........................................................................................................................................
Kami berdoa melalui Kristus, Tuhan kami.
J : Amin.
PERJAMUAN KASIH
Makanan, minuman dan buah-buahan dibagikan.
Sementara itu, jemaat menyanyi berulang-ulang Di Dalam Cinta dan Kasih (Taizé)
1=F; 2/4; MM=72

F C Dm Bb D G C F C Dm Gm C F
||: 3 3 2 2 |1 . 1|4 3|2 .|3 . . . ,
3 2 2 | 1 . | 6 6 7 6 7 | 1 . :||
,

Di da-lam cin-ta dan ka - sih. Di da-lam cin-ta ha-dir-lah Tu-han


Setelah semua mendapat, Perjamuan Kasih dinikmati bersama-sama.
Persembahan Pujian bisa mengiringi.
DOA PENUTUP PERJAMUAN
Pdt : ............................................................................................................................................
hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang segala masa.
J : Amin.
Altar kecil dikosongkan. Jemaat memasuki Ruang Ibadah dalam keheningan.

MALAM GETSEMANI

MENUJU TAMAN GETSEMANI


L : (membacakan LUKAS 22:24-39)
..........................................................................................................................
J : (menyanyikan PKJ 154:1,2. Setiakah Diriku Padamu)
Do = f 4 ketuk
5 | 3 . 1 4 3 | 3 . 2 5 | 2 . 1 2 2 | 3 . .’
Se - ti - a - kah di - ri - ku pa - da - mu Tu - han- ku?
Dan siapkah hatiku mengiringmu terus?
‘Ku harus mengaku tidak tekun, semangat pun rentan
dan jiwaku yang rapuh membuatku bercela.
Kaupanggil aku, Tuhan, ‘ku datang pada-Mu
dengan rendah hatiku kut’rima tugasku.
Kobarkan semangat di hatiku, kuatkan imanku
dan tuntun aku Tuhan, arahkanlah niatku.

84
DI TAMAN GETSEMANI
L : (membacakan LUKAS 22:40-41A)
...........................................................................................................................
J : (menyanyikan PKJ 80:1)
do = bes 4 ketuk

3 4 | 6 6 4 3 4 6 | 7 1 7 1 7 | 6 7 6 4 6 4 3
Get-se - ma - ni tem - pat Ye - sus ber - do - a, tu - buh-Nya di - ba - sah - i pe - luh.
Tak seorang murid pun bersamaNya; Ia tunduk bergumul berat.
Refrein. Sungguh mulia pergumulanNya, tanda kasih pada manusia
Marilah umat yang ditebus, angkat puji syukur bagi-Nya
L : (membacakan LUKAS 22:41B-44)
..........................................................................................................................
J : (menyanyikan PKJ 80:2)
Bunyi doa yang naik pada BapaNya: “Ambil cawan getir dari-Ku,
namun jangan kehendakKu yang jadi, tapi kehendakMu jadilah”.
Refrein.
L : (membacakan LUKAS 22:45-46)
..........................................................................................................................
J : (menyanyikan PKJ 80:3)
Lalu Yesus mendapati muridNya namun mereka tidur lelap.
“Bangunlah, jagalah dan berdoalah agar jauh dari pencobaan
Refrein.
---Hening sejenak---
YESUS DITANGKAP
L : (membacakan LUKAS 22:47-53)
..........................................................................................................................
J : (menyanyikan PKJ 84. Tatkala Kau ‘Kan Ditawan)
do = es 4 ketuk
3 3 . 3 3 2 . 1 | 4 4 . . | 4 4 . 4 4 3 . 2 | 5 5 . .’|
Tat- ka - la Kau ‘kan di - ta - wan, tia - da Eng- kau mau me - la - wan.
Hati remuk tak ter’pri menerima cium keji.
Tidak seorang pun kawan, murid semua menghilang,
bagaikan domba kelu, Kauikuti penyiksaMu.
Refrein
Bagikulah Kau menyerah, memb’rikan nyawaMu.
Kini jelas aku lepas dari beban dosaku.
---Hening sejenak---

EPILOG
Pdt : Jemaat yang terkasih,
perkataan Yesus kepada Petrus sewaktu di Taman Getsemani
saat ini tertuju pula kepada kita:
“Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?
Berjaga-jagalah dan berdoalah,
supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan:
roh memang penurut, tetapi daging lemah.”

NYANYIAN
Tinggallah Bersama Aku (Taizé)
1=F; 4/4; MM=72
Dm Gm Dm Gm Dm C F C Dm Gm Asus A
|| 1 1 .
7 . 7|1 1 1 7 .|1 . 2 5 | 3 . 2 .| 1 . 1 2 | 7
. . .
. 7 . ||.

||: 6
. .
6 .
6 . 6 | 6 6 6 6 . | 6 . 7 7 | 1 . 7 . | 6 . 6 6 | 6 5 4 5 . :||
. . . . . . . . . . . . . . . .

|| 3 3 4 . 4|3 3 3 4 .|3 . 5 5 | 5 . 5 .| 3 . 3 4 | 3 . 3 . ||
|| 6. .
6 .
6 . 6|6 6 6 6 .|6 . 5 5 | 1 . 5 .| 6 . 6 6 | 3
. . . . . . . . . . . . .
. 3 . || .

85
Ting-gal-lah ber- sa-ma A-ku di da-lam do - a, di da-lam do - a

DOA HENING PRIBADI

86
Khotbah Jumat Agung, 15 April 2022
Warna Liturgi Merah
Jumat Agung

SUDAH SELESAI
Bacaan: Yohanes 18: 1-19:42

Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, di hari ini kita memperingati
kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib. Melalui bacaan dalam liturgi Jumat Agung ini, kita dapat
melihat kisah sengsara Yesus yang sudah dinubuatkan dari sejak dahulu hingga berujung pada
kematian-Nya di Kayu Salib. Di atas kayu salib, pada detik-detik terakhir menjelang kematian-
Nya, Yesus mengumandangkan seruan: “Sudah Selesai,” dan setelah itu Ia menundukkan kepala-
Nya dan menyerahkan nyawa-Nya (Yohanes 19:30). Semua nubuatan nabi tentang Nya tergenapi
secara sempurna. Kata yang Ia ucapkan “sudah selesai,” berasal dari Bahasa Yunani tetelestai yang
dapat diartikan sebagai hal yang menyatakan sesuatu telah selesai, telah dilengkapi,
disempurnakan, diselesaikan.

Kata tetelestai ini pada zaman dahulu tidak sembarangan bisa diucapkan ketika kita telah selesai
mengerjakan sesuatu. Kata “sudah selesai” atau tetelestai tadi hanya boleh diucapkan apabila
sebuah pekerjaan sudah sempurna dikerjakan dan tidak didapati kecacatan ataupun perlu adanya
perbaikan karena kurang sempurna. Biasanya kata ini diucapkan oleh seorang seniman yang telah
selesai menyelesaikan karyanya dan dengan bangga ia mengatakan sudah selesai. Karya yang ia
hasilkan akan tetap ada dan sempurna sesuai dengan ide atau rencana yang ia inginkan. Namun
apabila ia melihat karyanya masih ada hal yang perlu diperbaiki maka ia tidak akan mengatakan
tetelestai.

Dalam kaitannya dengan kata yang diucapkan oleh Yesus di atas kayu salib, hal apakah yang sudah
selesai? Maksudnya bukan diri Yesus yang akan tamat atau akan mati akibat penyiksaan yang
dialami, melainkan Ia telah menyelesaikan pekerjaan yang diberikan Bapa kepadaNya; karya
keselamatan telah dikerjakan secara sempurna melalui Yesus Kristus. Oleh karena itu, Ia kemudian
menyerahkan nyawa-Nya karena pekerjaan yang Ia lakukan di dunia telah selesai. Pekerjaan yang
telah Ia selesaikan, yaitu karya keselamatan telah ada dan akan tetap ada sampai selama-lamanya.

Kehadiran Tuhan Yesus di dunia ini, bukan tanpa rencana Allah. Ia bukanlah sekedar manusia
yang baik dan kemudian dipermuliakan Allah. Ia sejatinya adalah Allah sendiri yang telah turun
menjadi manusia untuk sebuah misi penting, yaitu misi penyelamatan. Dalam injil Yohanes, Ia
diberi gelar Anak Domba Allah yang menghapus dosa manusia. Ia telah memerdekakan manusia
dari kutuk dosa, rahmat Allah diberikan bagi manusia berdosa yang mau percaya dan bertobat.
Baik sekarang maupun selamanya, Ia adalah pendamai manusia dengan Allah yang kudus.

87
Apakah peristiwa di atas kayu salib ini masih berarti bagi hidup saudara/i dan saya? Kematian
Yesus adalah perayaan kemenangan yang merupakan anugerah bagi manusia atas dosa. Bagaimana
mungkin kita bisa bersenang-senang di atas penderitaan Yesus? Bagaimana cara kita
merefleksikannya? Mari kita pandang salib Tuhan. Pengorbanan-Nya bukanlah hal yang sia-sia.
Bukan pula sebuah drama yang harus ditangisi tetapi tidak mampu mengubah hidup kita.
Memandang Kristus yang tersalib adalah pengharapan bagi iman kita, akan kasih Allah yang tak
berkesudahan. Akan jaminan penyelamatan yang diberikan oleh Allah bagi manusia hina seperti
kita. Bukan berarti siapa yang percaya kepadaNya tidak akan punya beban hidup lagi. Kita tinggal
di dunia ini diberi kesempatan untuk menanggung beban hidup masing-masing. Namun, melalui
Salib Kristus, kita mengimani bahwa Tuhan tidak membiarkan kita seorang diri menanggung
beban hidup kita. Ia akan selalu ada untuk ikut memikul beban itu.

Apa beban terberat anda saat ini? Apakah masalah Kesehatan ataukah ekonomi? Masalah keluarga
ataukah anda sedang bergulat untuk melepaskan diri dari perbuatan dosa? Pandanglah salibNya,
pandanglah darahNya yang tercurah bagi kita! Akankah kita menyerah menghadapi beban itu?
Berjuanglah bersama Kristus dan bersama orang-orang percaya. Kita adalah GKSBS yang
mempercayai penuh akan kasih dan anugerah Allah dalam perjalanan hidup kita baik sebagai
individu maupun sebagai gereja. Percaya kepada Dia yang disalib, Dialah yang memberi jaminan
keselamatan kepada kita. Kasihnya tak akan lekang oleh zaman baik dulu, sekarang dan selama-
lamanya. Selamat hari Jumat Agung! Biarlah Kasih Kristus selalu memberi pengharapan bagi kita.
Amin.

88
Tata Ibadah JumatAgung Dengan Perjamuan Kudus

TATA IBADAH JUMAT AGUNG


GKSBS ...................
15 April 2022

Sudah Selesai
PL= Pemimpin Liturgi Pdt= Pendeta L= Lektor/pembaca M = Majelis J= Jemaat

PERSIAPAN
- Para pelayan berdoa di Ruang Konsistori
- Masing-masing anggota jemaat berdoa secara pribadi dalam keheningan
- Pemimpin Liturgi menempatkan diri lalu mengajak jemaat berdiri
- Majelis memasuki ruang ibadah dalam keheningan
PEMBUKAAN
DIALOG PEMBUKA Jemaat Berdiri
PL : Terpujilah nama Tuhan, Allah kita,
J : yang melepaskan kita dari dosa dan maut.
PL : Bagi kita dan untuk keselamatan kita,
Kristus taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.
J : Terpujilah nama Tuhan.
DOA PEMBUKAAN
PL : Mari kita berdoa
(hening sejenak)
Allah yang penuh kasih sayang,
Engkau memberikan Anak-Mu untuk menderita disalib.
Pulihkanlah kami dari hati yang keras,
agar dengan melihat Dia yang mati bagi kami,
kami bertobat, mengakui dosa kami, dan menerima kasih-Mu yang berkelimpahan,
dalam Yesus Kristus Tuhan kami.
J : Amin.
NYANYIAN
KJ 25:1,4. Ya Allahku, di Cah’ya-Mu
do = es 4 ketuk
1 | 3 2 1 ’ 3 | 5 4 3 ’ 5 | 6 7 1 7 | 6 . 5’
Ya Al - lah- ku, di cah’-ya- Mu ter- sing-kap ti - ap no - da.
Kaulihatlah manusia penuh lumuran dosa.
Ya amin, ya, di Golgota ditanggungNya dosaku
dan darahNya yang mulia menghapus aib jiwaku.
PEMBERITAAN FIRMAN
SALAM
Pdt : Tuhan besertamu
J : dan besertamu juga.
Persembahan Pujian I
DOA MEMOHON PENERANGAN ROH KUDUS Duduk
Pdt : Mari kita berdoa
(hening)
Dengan Roh Kudus ya Allah,
beritahukanlah kepada kami apa yang perlu kami dengar,
dan tunjukkanlah kepada kami apa yang seharusnya kami lakukan
untuk menaati Yesus Kristus, Juruselamat kami.
J : Amin.

PEMBACAAN ALKITAB
- Bacaan Pertama
L : Bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yesaya pasal 52 ayat 13 sampai pasal 53 ayat 12
............................................................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
89
J : Syukur kepada Allah!
- Mazmur Tanggapan
MAZMUR 22:2-22

la = e 4/4
Refrein (oleh Jemaat)

3 3| 6 . 5 6 7 1 7| 6 . . 5 6 | 7 . 7 1 7 6 5 | 6 . .
Al - lah - ku ya Al - lah - ku , me-nga - pa Kau - ting-gal - kan a - ku?

Bait-bait (oleh Pemandu Nyanyian Jemaat)

6 6 | 2 2 2 3 4 3 2 7 | 1 1 .
1. ‘Ku ber - se - ru na-mun Eng-kau te - tap ja - uh
2. Ta - pi ‘ku i - ni u - lat dan bu - kan o - rang,
3. Eng-kau yang te - lah me-nge - lu - ar - kan a - ku
4. Ba-nyak lem- bu jan - tan me - nge - ru - mu - ni - ku;
5. Ge- rom- bo - lan pen - ja - hat me-nge-pung a - ku,

1 1 | 6 6 6 6 6 6 5 6 | 7 . .
dan ti - a - da Eng-kau me - no - long a - ku.
di - ce - la dan di - hi - na o - rang ba - nyak.
da - ri da - lam kan-dung-an i - bu - ku;
ban-teng-ban-teng Ba-san me- nge- pung a - ku;
m’re-ka me- nu - suk ta-ngan dan ka - ki - ku.

7 1 | 2 2 2 2 2 4 6 5 | 4 3 .
Wak-tu si - ang se - ru - an - ku tak Kau- ja - wab
Se-mua yang me - li - hat - ku meng-o - lok a - ku,
Eng-kau yang mem-bu - at a - ku a - man
m’re-ka me- nga- nga- kan mu - lut - nya pa - da - ku
Se - ga - la tu - lang- ku da - pat a - ku hi - tung,

3 1 | 6 6 6 6 6 6 7 6 | 5 . .
dan wak-tu ma - lam tak ju - ga ‘ku te - nang.
ci - bir - kan bi - bir, ge - leng-kan k’pa- la - nya:
da- lam de - ka - pan da - da i - bu - ku.
bak si -nga yang me-ner - kam dan me-nga-um.
m’re-ka me- non- ton dan me-man-dang - i - ku.

5 6 | 7 7 7 7 1 7 6 7 | 1 1 .
Pa -da - hal Kau Yang Ku-dus yang ber- se - ma - yam
“I - a me-nye - rah ke - pa - da TU - HAN,
Pa- da - Mu ‘ku di - s’rah-kan se - jak ‘ku la - hir,
‘Ku ter - cu - rah dan s’ga - la tu - lang- ku le - pas;
Me- re - ka mem- ba - gi - ba - gi pa - kai - an - ku

1 1 | 2 2 2 2 2 4 6 5 | 4 3 .
di a - tas pu - ji - pu - ji - an Is - ra - el
bi - ar - lah TU- HAN yang me- lu - put - kan-nya,
se - jak ‘ku di kan-dung-an Kau - lah Al - lah - ku.
ha - ti - ku han-cur lu - luh ba - gai- kan li - lin;
ser- ta mem- bu- ang un - di a - tas ju - bah - ku.

3 1 | 6 6 6 6 6 6 5 6 | 7 7 .
Pa -da - Mu ne - nek mo-yang ka - mi ber - se - ru,
bi - ar - lah TU-HAN yang me- le - pas - kan - nya!
Ja-ngan-lah Eng-kau ja - uh da - ri - pa - da - ku,
Ke-kuat- an - ku ke - ring dan li - dah - ku ka - ku;
Te- ta - pi Eng-kau TU-HAN ja- ngan- lah ja - uh;

90
7 1 | 2 2 2 2 1 7 6 5 | 6 6 .
dan m’re-ka ter - lu - put ser - ta ti - dak ma - lu
Bu - kan-kah TU-HAN ber - ke - nan ke - pa- da - nya?”
se - bab ‘ku su - sah dan tia - da yang me-no - long.
dan da - lam de - bu maut Kau-le - tak- kan a - ku.
se- g’ra to - long, le - pas - kan dan s’la- mat- kan- ku.

Syair : Pdt. Yosafat Agung Prabowo berdasarkan Mazmur 22:2-22


Lagu : Pdt. Yosafat Agung Prabowo

- Bacaan Kedua
M : Bacaan Kedua diambil dari Surat Ibrani pasal 10 ayat 16 sampai 25
............................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Nyanyian Antarbacaan
KJ 41:1,2,3,5. Terbukalah Sorga
do = as 3 ketuk
5 | 1 5 5 6 4 | 4 3 3 1 2 | 3 3 5 3 | 2 0
Ter- bu - ka - lah sor - ga, ter - pan-car te - rang,
sebab Tuhan Yesus berjuang menang (2x)
Sengsaralah Dia yang suci kudus;
olehNya dosamu telah ditebus (2x)
-

Pergilah padaNya, engkau yang lelah;


bebanmu diangkat, hatimu lega.
-

Dan jika jiwamu letih dan lesu,


Sampaikan padaNya kebimbanganmu (2x)
- Bacaan Injil tentang Kisah Sengsara Yesus
(dibacakan oleh beberapa petugas)
Pdt : Inilah kisah sengsara Yesus menurut Yohanes.
 Babak I: YOHANES 18:1-11
---Hening sejenak---
 Babak II: YOHANES 18:12-27
---Hening sejenak---
 Babak III: YOHANES 18:28-38a
---Hening sejenak---
 Babak IV: YOHANES 18:38b-19:16a
 Nyanyian:
PKJ 82:1-3. Lihatlah Anak Insan
la = b 3 ketuk
3 | 6 6 7 6 | 3 3 2 | 4 4 5 3 2 | 1 1’
Li - hat- lah A - nak In - san ber - ju-bah-kan ka - in u- ngu.
Di kepalaNya dikenakan mahkota berrduri.
Menetes peluh dan darah mengucur basahi bumi,
serasa lutut tak mampu menolong tubuh lagi.
Bertubi cambuk, tombak melayang menghunjam tubuh.
Bertaburan ludah hinaan dan tawa ejekan.
Betapa Bunda Maria tersungkur menahan duka;
semua kekasih Yesus menangis tersedu.
Betapa tak terlintas di akal, di lubuk hati,
bahwa Yesus harus dihina dan mati disalib.
O Yesus, tolonglah kami, kuatkanlah iman kami,
supaya kami pahami tujuan sengsaraMu.

91
 Babak V: YOHANES 19:16b-27
 Nyanyian:
KJ 177:1,2 Golgota, Tempat Tuhanku Disalib
la = e 3 ketuk
3 3 | 6 6 1 6 | 7 7 1 2 | 3 . 2 1 7 | 6 0
Gol-go - ta tem-pat Tu - han-ku di - sa - lib dan di - ce - la,
agar dunia damai pula dengan Allah, Khaliknya.
Dari sanalah mengalir sungai kasih kurnia
bagi orang yang berdosa yang memandang Golgota.
O samud’ra kasih Allah bagi isi dunia
diberiNya Putra Tunggal agar kita s’lamatlah!
Yesus, Jalan, Kebenaran, Sumber Hidup yang baka,
t’lah berkurban bagi kita pada salib Golgota.
 Babak VI: YOHANES 19:28-37
---Hening agak lama---
 Nyanyian: KJ 174b:1,2,4. ‘Ku Heran, Jurus’lamatku
do = f 4 ketuk
1 | 3 . 2 1 3 | 5 . 4 3 ’ 5 | 6 5 4 3 | 2 . .’|
‘Ku he - ran, Ju - ru - s’la- mat-ku ba - gi - ku ter- sa - lib?
Tertumpah darah Rajaku bagiku yang keji?
Refrein
Pada kayu salib ‘ku melihat terang
dan beban hidupku hilang lenyap;
mataku celik karena iman
dan aku bahagia tetap
Menanggung kejahatanku tersiksa Almasih?
Betapa agung rahmatNya, kasihnya tak ter’pri!
Refrein
Pun aku tutup wajahku menghadap salibNya;
Tercucur air mataku bersyukur padaNya.
Refrein
 Babak VII: YOHANES 19:38-42
Pdt : Demikianlah kisah sengsara Tuhan kita.
J : Terpujilah Kristus!
KHOTBAH
SAAT HENING

Persembahan Pujian II

PERSEMBAHAN (dilakukan dalam keheningan)

DOA SYAFAAT
(Setiap pokok doa disebutkan terlebih dahulu untuk kemudian didoakan dalam hati oleh jemaat dan baru sesudah itu
dirangkum oleh Pendeta)
Pdt : Mari kita berdoa.
(Hening sejenak)
Pertama-tama, mari kita berdoa untuk Firman Tuhan yang telah kita dengar.
Kita memohon
supaya Firman itu sungguh-sungguh tertera dalam hati kita
dan tertulis dalam akal budi kita
sehingga dengan sadar dan dengan rela kita menaatinya.
J : (Berdoa dalam hati)
Pdt : Ya Allah,
Firman Allah telah kami dengar.
Buatlah ya Allah agar firman itu tidak berlalu begitu saja
melainkan sungguh tertera di dalam hati kami
dan tertulis di dalam akal budi kami
sehingga dengan sadar dan dengan rela kami menaatinya,
92
oleh Roh Kudus, di dalam Kristus, Anak Allah, Tuhan kami.

Pdt : Mari kita juga berdoa untuk persembahan yang telah kita kumpulkan.
Kita bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya sehingga kita dapat menghaturkan persembahan ini.
Kita memohon
supaya Tuhan memberikan kejujuran dan kebijaksanaan
kepada mereka yang dipercaya mengelola persembahan ini
sehingga persembahan ini sungguh-sungguh digunakan
untuk pelayanan kasih dan keadilan demi kemuliaan nama Tuhan.
J : (Berdoa dalam hati)
Pdt : Terpujilah Tuhan, Allah semesta alam, dari kekal sampai kekal.
Kami bersyukur karena Tuhan telah memberkati pekerjaan kami
sehingga kami dapat menghaturkan persembahan ini
yang sebenarnya berasal dari Tuhan dan adalah milik Tuhan.
Sudilah kiranya Tuhan memberikan kejujuran dan kebijaksanaan
kepada mereka yang dipercaya untuk mengelola persembahan ini
sehingga persembahan ini sungguh-sungguh digunakan
untuk pelayanan kasih dan keadilan demi kemuliaan nama Tuhan.
Kami berdoa melalui Kristus, Juruselamat kami.

Pdt : Mari kita pun berdoa untuk gereja yang esa, kudus, am, dan rasuli
di seluruh dunia:
untuk kesatuannya dalam kesaksian dan pelayanan,
untuk semua pemimpin dan pelayan gereja
dan umat yang mereka layani.
Secara khusus, kita doakan seluruh jemaat
yang tergabung dalam Sinode GKSBS,
dan semua orang Kristiani di Sumbagsel ini.
Kita memohon supaya Allah meneguhkan gereja di dalam iman,
menumbuhkannya di dalam kasih,
dan memeliharanya di dalam damai.
J : (Berdoa di dalam hati)
Pdt : Allah yang kekal,
oleh Roh Kudus seluruh umat Allah yang setia diperintah dan dikuduskan.
Terimalah doa-doa yang kami haturkan
untuk semua anggota gereja yang kudus
agar di dalam panggilan dan pelayanan kami,
kami sungguh-sungguh melayani Allah.
Kami berdoa melalui Kristus, Tuhan kami.

Pdt : Mari kita berdoa pula untuk semua bangsa dan negara di bumi
dan untuk para pemerintahnya.
Secara khusus kita berdoa untuk pemerintah negara kita
dari pusat sampai ke daerah-daerah,
untuk para wakil rakyat yang ada di lembaga-lembaga legislatif,
dan untuk semua yang seharusnya melayani demi kebaikan bersama.
Kita memohon supaya oleh pertolongan Allah,
mereka mengejar kebenaran dan keadilan
dan hidup dalam damai
J : (Berdoa di dalam hati)
Pdt : Allah yang Mahakuasa,
nyalakanlah di dalam setiap hati
cinta yang sungguh-sungguh akan perdamaian
dan bimbinglah dengan hikmat Allah
mereka yang memerintah bangsa-bangsa di bumi,
sehingga keadilan dan perdamaian bertumbuh
sampai bumi penuh dengan pengenalan akan kasih Allah.
Kami berdoa melalui Yesus Kristus, Tuhan kami.

Pdt : Juga marilah kita berdoa


untuk semua orang yang menderita di dalam raga ataupun jiwa:

93
untuk orang-orang yang kelaparan dan tidak memiliki tempat tinggal,
untuk orang-orang yang terpinggirkan, tertindas, dan teraniaya,
untuk orang-orang yang dirudung kesedihan,
untuk orang-orang yang tertawan dan terpenjara,
dan untuk mereka yang berada dalam bahaya kematian.
Kita memohon supaya Allah menghibur mereka
dan membuat mereka mengenal kasih-Nya
serta membangkitkan di dalam kita kehendak dan kesabaran
untuk melayani kebutuhan mereka.
J : (Berdoa di dalam hati)
Pdt : Allah yang rahmani,
penghiburan bagi yang sedih,
kekuatan bagi yang menderita,
dengarkanlah jeritan mereka yang membutuhkan pertolongan.
Tunjukkanlah kepada mereka kemurahan Allah
dan berikanlah kepada kami kekuatan untuk melayani mereka
demi Dia yang telah menderita bagi kami,
Anak Allah, Yesus Kristus, Tuhan kami.

Pdt : Marilah pula kita berdoa untuk mereka yang belum menerima Injil Kristus,
untuk mereka yang belum pernah mendengar berita keselamatan,
untuk mereka yang telah kehilangan imannya,
untuk mereka yang karena dosanya tidak peduli lagi akan Kristus,
untuk mereka yang secara aktif menentang Kristus
dengan perkataan ataupun perbuatan,
untuk mereka yang saat ini menjadi seteru salib Kristus
dan penganiaya murid-murid-Nya,
untuk mereka yang di dalam nama Kristus telah menganiaya orang lain.
Kita memohon supaya Allah membuka hati mereka bagi kebenaran
dan memimpin mereka kepada iman dan ketaatan.
J : (Berdoa di dalam hati)
Pdt : Allah yang Pemurah,
pencipta bangsa-bangsa di bumi dan pengasih jiwa-jiwa,
berbelas-kasihanlah atas orang-orang yang tidak mengenal Allah
seperti dinyatakan di dalam Yesus Kristus, Anak Allah.
Biarlah Injil diberitakan dengan anugerah dan kuasa
kepada mereka yang belum mendengarnya.
Buatlah berbalik hati mereka yang menolak Injil,
dan bawalah pulang mereka yang terhilang
sampai terwujud satu kawanan di bawah satu Gembala,
Yesus Kristus, Tuhan kami.
Pdt : Pada akhirnya saudara-saudari,
mari kita serahkan diri kita kepada Allah
dengan percaya bahwa Dia akan terus melanjutkan karya penyelamatan-Nya
sampai kelak, bersama semua orang percaya,
kita masuk dalam kepenuhan sukacita Tuhan kita
dan menerima mahkota kehidupan pada hari kebangkitan.
J : (Berdoa di dalam hati)
Pdt : Allah yang kekal, kuasa dan terang yang tiada berubah,
pada akhirnya kami menyerahkan diri kami sepenuhnya kepada Allah.
Kami percaya bahwa Allah akan terus melanjutkan karya penyelamatan
dan dunia akan melihat bagaimana yang jatuh diangkat,
yang lama dijadikan baru, dan segala sesuatu dibawa pada kesempurnaan,
oleh Dia yang melaluinya segala sesuatu dijadikan,
Yesus Kristus Tuhan kami,
yang bersama dengan Allah Bapa, di dalam kesatuan Roh Kudus,
hidup dan memerintah untuk selama-lamanya.
J : Amin.

94
PERAYAAN SALIB
KONTEMPLASI SALIB
Pdt : Sekarang saudara-saudari,
berdiam-dirilah.
Arahkanlah mata imanmu
kepada Kristus yang tersalib.
---Hening---

Pdt : Lihatlah Kristus yang tersalib! (diulangi 3x)


J : Mari kita menyembah-Nya!
---Hening---
Pdt : Kami menyembah Dikau ya Kristus,
J : sebab dengan salib suci-Mu, (diulangi 3x)
Engkau telah menebus dunia.
---Hening agak lama---

Setelah hening agak lama, Majelis, dengan tetap menjaga keheningan, mendekat ke Meja Perjamuan.
PERJAMUAN KUDUS
- Pengantar
Pdt : Sungguh saudara-saudari,
dengan kematian-Nya di atas kayu salib, Kristus telah menebus dunia.
Satu kali untuk selama-lamanya,
Dia telah mempersembahkan tubuhNya dan mencurahkan darahNya
sebagai kurban yang tidak bercacat di hadapan Allah Bapa;
dan kita, yang oleh Roh Kudus telah disatukan dengan Dia,
dapat menikmati manfaat dari pengurbanan-Nya itu.
-

Sebagai tanda dan materai atas hal tersebut,


di hadapan kita telah tersedia Sakramen Perjamuan Kudus.
- Doa Bapa Kami
Pdt : Sebelum Sakramen ini dilayankan,
marilah kita berdoa sebagaimana diajarkan Tuhan Yesus kepada kita:
J : Bapa kami yang di sorga........................
- Pemecahan Roti dan Pengangkatan Cawan
Pdt : Roti yang kita pecah-pecahkan ini adalah persekutuan kita dengan tubuh Kristus!
J : Di dalam tubuh Kristus, kita, sekalipun banyak, adalah satu
karena kita semua mendapat bagian dari roti yang satu.
Pdt : Cawan pengucapan syukur yang atasnya kita ucapkan syukur ini
adalah persekutuan kita dengan darah Kristus!
J : Oleh darah Kristus, kita yang dahulu jauh telah menjadi dekat.
- Salam Damai
Pdt : Ya, oleh darah Kristus,
kita yang dahulu jauh telah menjadi dekat satu sama lain.
Kristuslah damai sejahtera yang mempersatukan
yang dengan kematian-Nya di atas kayu salib
telah meruntuhkan tembok pemisah yaitu perseteruan.
Oleh karena itu saudara-saudari,
bersatulah dan sampaikanlah damai serta pengampunan satu sama lain.
Jemaat saling memberi salam dan bermaaf-maafan tanpa harus berjabat tangan
- Perjamuan
Pdt : (Sambil menyerahkan piring roti)
Terimalah dan layankanlah
(Roti dibagikan)
Makanlah, ingatlah dan percayalah bahwa Kristus telah mengurbankan tubuh-Nya
demi keselamatan kita dan demi terwujudnya kemuliaan Allah di muka bumi!
(Roti dimakan bersama-sama)
(Sambil menyerahkan nampan sloki)
Terimalah dan layankanlah
(Anggur dibagikan)

95
Minumlah, ingatlah dan percayalah bahwa Kristus telah mencurahkan darah-Nya
demi keselamatan kita dan demi terwujudnya kemuliaan Allah di muka bumi!
(Anggur diminum bersama-sama)
---Hening agak lama---
- Doa Penutup Perjamuan
Pdt : Mari kita berdoa:
(Hening)
Ya Allah, kami bersyukur atas anugerah penyelamatan-Mu di dalam Kristus.
J : Amin.

PENUTUP
WARTA JEMAAT

NYANYIAN
Sembah BagiMu Kristus (Taizé)
1=A 3/4 dan 2/4 MM=60 Meditatif
F#m Bm C# F#m E
||: 3 3 3 3 3 | 6 5 . | 5 5 5 5 5 | 6 7 . |
Sem-bah ba-gi-Mu Kris-tus, ter-pu-ji-lah Na-ma-Mu,
.
A .
F#m Bm C# A B C# F#m
1 1 7 6 5 | 6 5 . | 3 3 4 6 | 5 6 . |
de-ngan sa-lib su - ci - Mu Kau be-bas-kan ka - mi,
.
A . . .
F#m Bm C# A B C# F#m
3 3 2 1 7 | 6 5 . | 3 3 4 6 | 5 6 . :||
de-ngan sa-lib su - ci - Mu Kau be-bas-kan ka - mi,

DOA HENING PRIBADI

96
Tata Ibadah Jumat gung Tanpa Perjamuan Kudus

TATA IBADAH JUMAT AGUNG


GKSBS ...................
15 April 2022

Sudah Selesai
PL= Pemimpin Liturgi PF= Pelayan Firman L= Lektor/pembaca M = Majelis J= Jemaat

PERSIAPAN
- Para pelayan berdoa di Ruang Konsistori
- Masing-masing anggota jemaat berdoa secara pribadi dalam keheningan
- Pemimpin Liturgi menempatkan diri lalu mengajak jemaat berdiri
- Majelis memasuki ruang ibadah dalam keheningan

PEMBUKAAN
DIALOG PEMBUKA Jemaat Berdiri
PL : Terpujilah nama Tuhan, Allah kita,
J : yang melepaskan kita dari dosa dan maut.
PL : Bagi kita dan untuk keselamatan kita,
Kristus taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib.
J : Terpujilah nama Tuhan.
DOA PEMBUKAAN
PL : Mari kita berdoa
(hening sejenak)
Allah yang penuh kasih sayang,
Engkau memberikan Anak-Mu untuk menderita disalib.
Pulihkanlah kami dari hati yang keras,
agar dengan melihat Dia yang mati bagi kami,
kami bertobat, mengakui dosa kami, dan menerima kasih-Mu yang berkelimpahan,
dalam Yesus Kristus Tuhan kami.
J : Amin.
NYANYIAN
KJ 25:1,4. Ya Allahku, di Cah’ya-Mu
do = es 4 ketuk
1 | 3 2 1 ’ 3 | 5 4 3 ’ 5 | 6 7 1 7 | 6 . 5’
Ya Al - lah- ku, di cah’-ya- Mu ter- sing-kap ti - ap no - da.
Kaulihatlah manusia penuh lumuran dosa.
Ya amin, ya, di Golgota ditanggungNya dosaku
dan darahNya yang mulia menghapus aib jiwaku.
PEMBERITAAN FIRMAN
SALAM
PF : Tuhan besertamu
J : dan besertamu juga.
Persembahan Pujian I
DOA MEMOHON PENERANGAN ROH KUDUS Duduk
PF : Mari kita berdoa
(hening)
Dengan Roh Kudus ya Allah,
beritahukanlah kepada kami apa yang perlu kami dengar,
dan tunjukkanlah kepada kami apa yang seharusnya kami lakukan
untuk menaati Yesus Kristus, Juruselamat kami.
J : Amin.

PEMBACAAN ALKITAB
- Bacaan Pertama
L : Bacaan pertama diambil dari Kitab Nabi Yesaya pasal 52 ayat 13 sampai pasal 53 ayat 12
............................................................................................................................................
97
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Mazmur Tanggapan
MAZMUR 22:2-22

la = e 4/4
Refrein (oleh Jemaat)

3 3| 6 . 5 6 7 1 7| 6 . . 5 6 | 7 . 7 1 7 6 5 | 6 . .
Al - lah - ku ya Al - lah - ku , me-nga - pa Kau - ting-gal - kan a - ku?

Bait-bait (oleh Pemandu Nyanyian Jemaat)

6 6 | 2 2 2 3 4 3 2 7 | 1 1 .
6. ‘Ku ber - se - ru na-mun Eng-kau te - tap ja - uh
7. Ta - pi ‘ku i - ni u - lat dan bu - kan o - rang,
8. Eng-kau yang te - lah me-nge - lu - ar - kan a - ku
9. Ba-nyak lem- bu jan - tan me - nge - ru - mu - ni - ku;
10. Ge- rom- bo - lan pen - ja - hat me-nge-pung a - ku,

1 1 | 6 6 6 6 6 6 5 6 | 7 . .
dan ti - a - da Eng-kau me - no - long a - ku.
di - ce - la dan di - hi - na o - rang ba - nyak.
da - ri da - lam kan-dung-an i - bu - ku;
ban-teng-ban-teng Ba-san me- nge- pung a - ku;
m’re-ka me- nu - suk ta-ngan dan ka - ki - ku.

7 1 | 2 2 2 2 2 4 6 5 | 4 3 .
Wak-tu si - ang se - ru - an - ku tak Kau- ja - wab
Se-mua yang me - li - hat - ku meng-o - lok a - ku,
Eng-kau yang mem-bu - at a - ku a - man
m’re-ka me- nga- nga- kan mu - lut - nya pa - da - ku
Se - ga - la tu - lang- ku da - pat a - ku hi - tung,

3 1 | 6 6 6 6 6 6 7 6 | 5 . .
dan wak-tu ma - lam tak ju - ga ‘ku te - nang.
ci - bir - kan bi - bir, ge - leng-kan k’pa- la - nya:
da- lam de - ka - pan da - da i - bu - ku.
bak si -nga yang me-ner - kam dan me-nga-um.
m’re-ka me- non- ton dan me-man-dang - i - ku.

5 6 | 7 7 7 7 1 7 6 7 | 1 1 .
Pa -da - hal Kau Yang Ku-dus yang ber- se - ma - yam
“I - a me-nye - rah ke - pa - da TU - HAN,
Pa- da - Mu ‘ku di - s’rah-kan se - jak ‘ku la - hir,
‘Ku ter - cu - rah dan s’ga - la tu - lang- ku le - pas;
Me- re - ka mem- ba - gi - ba - gi pa - kai - an - ku

1 1 | 2 2 2 2 2 4 6 5 | 4 3 .
di a - tas pu - ji - pu - ji - an Is - ra - el
bi - ar - lah TU- HAN yang me- lu - put - kan-nya,
se - jak ‘ku di kan-dung-an Kau - lah Al - lah - ku.
ha - ti - ku han-cur lu - luh ba - gai- kan li - lin;
ser- ta mem- bu- ang un - di a - tas ju - bah - ku.

3 1 | 6 6 6 6 6 6 5 6 | 7 7 .
Pa -da - Mu ne - nek mo-yang ka - mi ber - se - ru,
bi - ar - lah TU-HAN yang me- le - pas - kan - nya!
Ja-ngan-lah Eng-kau ja - uh da - ri - pa - da - ku,
Ke-kuat- an - ku ke - ring dan li - dah - ku ka - ku;
Te- ta - pi Eng-kau TU-HAN ja- ngan- lah ja - uh;

98
7 1 | 2 2 2 2 1 7 6 5 | 6 6 .
dan m’re-ka ter - lu - put ser - ta ti - dak ma - lu
Bu - kan-kah TU-HAN ber - ke - nan ke - pa- da - nya?”
se - bab ‘ku su - sah dan tia - da yang me-no - long.
dan da - lam de - bu maut Kau-le - tak- kan a - ku.
se- g’ra to - long, le - pas - kan dan s’la- mat- kan- ku.

Syair : Pdt. Yosafat Agung Prabowo berdasarkan Mazmur 22:2-22


Lagu : Pdt. Yosafat Agung Prabowo

- Bacaan Kedua
M : Bacaan Kedua diambil dari Surat Ibrani pasal 10 ayat 16 sampai 25
............................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Nyanyian Antarbacaan
KJ 41:1,2,3,5. Terbukalah Sorga
do = as 3 ketuk
5 | 1 5 5 6 4 | 4 3 3 1 2 | 3 3 5 3 | 2 0
Ter- bu - ka - lah sor - ga, ter - pan-car te - rang,
sebab Tuhan Yesus berjuang menang (2x)
Sengsaralah Dia yang suci kudus;
olehNya dosamu telah ditebus (2x)
-

Pergilah padaNya, engkau yang lelah;


bebanmu diangkat, hatimu lega.
-

Dan jika jiwamu letih dan lesu,


Sampaikan padaNya kebimbanganmu (2x)
- Bacaan Injil tentang Kisah Sengsara Yesus
(dibacakan oleh beberapa petugas)
PF : Inilah kisah sengsara Yesus menurut Yohanes.
 Babak I: YOHANES 18:1-11
---Hening sejenak---
 Babak II: YOHANES 18:12-27
---Hening sejenak---
 Babak III: YOHANES 18:28-38a
---Hening sejenak---
 Babak IV: YOHANES 18:38b-19:16a
 Nyanyian:
PKJ 82:1-3. Lihatlah Anak Insan
la = b 3 ketuk
3 | 6 6 7 6 | 3 3 2 | 4 4 5 3 2 | 1 1’
Li - hat- lah A - nak In - san ber - ju-bah-kan ka - in u- ngu.
Di kepalaNya dikenakan mahkota berrduri.
Menetes peluh dan darah mengucur basahi bumi,
serasa lutut tak mampu menolong tubuh lagi.
Bertubi cambuk, tombak melayang menghunjam tubuh.
Bertaburan ludah hinaan dan tawa ejekan.
Betapa Bunda Maria tersungkur menahan duka;
semua kekasih Yesus menangis tersedu.
Betapa tak terlintas di akal, di lubuk hati,
bahwa Yesus harus dihina dan mati disalib.
O Yesus, tolonglah kami, kuatkanlah iman kami,
supaya kami pahami tujuan sengsaraMu.
 Babak V: YOHANES 19:16b-27

99
 Nyanyian:
KJ 177:1,2 Golgota, Tempat Tuhanku Disalib
la = e 3 ketuk
3 3 | 6 6 1 6 | 7 7 1 2 | 3 . 2 1 7 | 6 0
Gol-go - ta tem-pat Tu - han-ku di - sa - lib dan di - ce - la,
agar dunia damai pula dengan Allah, Khaliknya.
Dari sanalah mengalir sungai kasih kurnia
bagi orang yang berdosa yang memandang Golgota.
O samud’ra kasih Allah bagi isi dunia
diberiNya Putra Tunggal agar kita s’lamatlah!
Yesus, Jalan, Kebenaran, Sumber Hidup yang baka,
t’lah berkurban bagi kita pada salib Golgota.
 Babak VI: YOHANES 19:28-37
---Hening agak lama---
 Nyanyian: KJ 174b:1,2,4. ‘Ku Heran, Jurus’lamatku
do = f 4 ketuk
1 | 3 . 2 1 3 | 5 . 4 3 ’ 5 | 6 5 4 3 | 2 . .’|
‘Ku he - ran, Ju - ru - s’la- mat-ku ba - gi - ku ter- sa - lib?
Tertumpah darah Rajaku bagiku yang keji?
Refrein
Pada kayu salib ‘ku melihat terang
dan beban hidupku hilang lenyap;
mataku celik karena iman
dan aku bahagia tetap
Menanggung kejahatanku tersiksa Almasih?
Betapa agung rahmatNya, kasihnya tak ter’pri!
Refrein
Pun aku tutup wajahku menghadap salibNya;
Tercucur air mataku bersyukur padaNya.
Refrein
 Babak VII: YOHANES 19:38-42
PF : Demikianlah kisah sengsara Tuhan kita.
J : Terpujilah Kristus!
KHOTBAH
SAAT HENING

Persembahan Pujian II

PERSEMBAHAN (dilakukan dalam keheningan)

DOA SYAFAAT
(Setiap pokok doa disebutkan terlebih dahulu untuk kemudian didoakan dalam hati oleh jemaat dan baru sesudah itu
dirangkum oleh Pendeta)
PF : Mari kita berdoa.
(Hening sejenak)
Pertama-tama, mari kita berdoa untuk Firman Tuhan yang telah kita dengar.
Kita memohon
supaya Firman itu sungguh-sungguh tertera dalam hati kita
dan tertulis dalam akal budi kita
sehingga dengan sadar dan dengan rela kita menaatinya.
J : (Berdoa dalam hati)
PF : Ya Allah,
Firman Allah telah kami dengar.
Buatlah ya Allah agar firman itu tidak berlalu begitu saja
melainkan sungguh tertera di dalam hati kami
dan tertulis di dalam akal budi kami
sehingga dengan sadar dan dengan rela kami menaatinya,
100
oleh Roh Kudus, di dalam Kristus, Anak Allah, Tuhan kami.

PF : Mari kita juga berdoa untuk persembahan yang telah kita kumpulkan.
Kita bersyukur kepada Tuhan atas berkat-Nya sehingga kita dapat menghaturkan persembahan ini.
Kita memohon
supaya Tuhan memberikan kejujuran dan kebijaksanaan
kepada mereka yang dipercaya mengelola persembahan ini
sehingga persembahan ini sungguh-sungguh digunakan
untuk pelayanan kasih dan keadilan demi kemuliaan nama Tuhan.
J : (Berdoa dalam hati)
PF : Terpujilah Tuhan, Allah semesta alam, dari kekal sampai kekal.
Kami bersyukur karena Tuhan telah memberkati pekerjaan kami
sehingga kami dapat menghaturkan persembahan ini
yang sebenarnya berasal dari Tuhan dan adalah milik Tuhan.
Sudilah kiranya Tuhan memberikan kejujuran dan kebijaksanaan
kepada mereka yang dipercaya untuk mengelola persembahan ini
sehingga persembahan ini sungguh-sungguh digunakan
untuk pelayanan kasih dan keadilan demi kemuliaan nama Tuhan.
Kami berdoa melalui Kristus, Juruselamat kami.

PF : Mari kita pun berdoa untuk gereja yang esa, kudus, am, dan rasuli
di seluruh dunia:
untuk kesatuannya dalam kesaksian dan pelayanan,
untuk semua pemimpin dan pelayan gereja
dan umat yang mereka layani.
Secara khusus, kita doakan seluruh jemaat
yang tergabung dalam Sinode GKSBS,
dan semua orang Kristiani di Sumbagsel ini.
Kita memohon supaya Allah meneguhkan gereja di dalam iman,
menumbuhkannya di dalam kasih,
dan memeliharanya di dalam damai.
J : (Berdoa di dalam hati)
PF : Allah yang kekal,
oleh Roh Kudus seluruh umat Allah yang setia diperintah dan dikuduskan.
Terimalah doa-doa yang kami haturkan
untuk semua anggota gereja yang kudus
agar di dalam panggilan dan pelayanan kami,
kami sungguh-sungguh melayani Allah.
Kami berdoa melalui Kristus, Tuhan kami.

PF : Mari kita berdoa pula untuk semua bangsa dan negara di bumi
dan untuk para pemerintahnya.
Secara khusus kita berdoa untuk pemerintah negara kita
dari pusat sampai ke daerah-daerah,
untuk para wakil rakyat yang ada di lembaga-lembaga legislatif,
dan untuk semua yang seharusnya melayani demi kebaikan bersama.
Kita memohon supaya oleh pertolongan Allah,
mereka mengejar kebenaran dan keadilan
dan hidup dalam damai
J : (Berdoa di dalam hati)
PF : Allah yang Mahakuasa,
nyalakanlah di dalam setiap hati
cinta yang sungguh-sungguh akan perdamaian
dan bimbinglah dengan hikmat Allah
mereka yang memerintah bangsa-bangsa di bumi,
sehingga keadilan dan perdamaian bertumbuh
sampai bumi penuh dengan pengenalan akan kasih Allah.
Kami berdoa melalui Yesus Kristus, Tuhan kami.

PF : Juga marilah kita berdoa

101
untuk semua orang yang menderita di dalam raga ataupun jiwa:
untuk orang-orang yang kelaparan dan tidak memiliki tempat tinggal,
untuk orang-orang yang terpinggirkan, tertindas, dan teraniaya,
untuk orang-orang yang dirudung kesedihan,
untuk orang-orang yang tertawan dan terpenjara,
dan untuk mereka yang berada dalam bahaya kematian.
Kita memohon supaya Allah menghibur mereka
dan membuat mereka mengenal kasih-Nya
serta membangkitkan di dalam kita kehendak dan kesabaran
untuk melayani kebutuhan mereka.
J : (Berdoa di dalam hati)
PF : Allah yang rahmani,
penghiburan bagi yang sedih,
kekuatan bagi yang menderita,
dengarkanlah jeritan mereka yang membutuhkan pertolongan.
Tunjukkanlah kepada mereka kemurahan Allah
dan berikanlah kepada kami kekuatan untuk melayani mereka
demi Dia yang telah menderita bagi kami,
Anak Allah, Yesus Kristus, Tuhan kami.

PF : Marilah pula kita berdoa untuk mereka yang belum menerima Injil Kristus,
untuk mereka yang belum pernah mendengar berita keselamatan,
untuk mereka yang telah kehilangan imannya,
untuk mereka yang karena dosanya tidak peduli lagi akan Kristus,
untuk mereka yang secara aktif menentang Kristus
dengan perkataan ataupun perbuatan,
untuk mereka yang saat ini menjadi seteru salib Kristus
dan penganiaya murid-murid-Nya,
untuk mereka yang di dalam nama Kristus telah menganiaya orang lain.
Kita memohon supaya Allah membuka hati mereka bagi kebenaran
dan memimpin mereka kepada iman dan ketaatan.
J : (Berdoa di dalam hati)
PF : Allah yang Pemurah,
pencipta bangsa-bangsa di bumi dan pengasih jiwa-jiwa,
berbelas-kasihanlah atas orang-orang yang tidak mengenal Allah
seperti dinyatakan di dalam Yesus Kristus, Anak Allah.
Biarlah Injil diberitakan dengan anugerah dan kuasa
kepada mereka yang belum mendengarnya.
Buatlah berbalik hati mereka yang menolak Injil,
dan bawalah pulang mereka yang terhilang
sampai terwujud satu kawanan di bawah satu Gembala,
Yesus Kristus, Tuhan kami.
PF : Pada akhirnya saudara-saudari,
mari kita serahkan diri kita kepada Allah
dengan percaya bahwa Dia akan terus melanjutkan karya penyelamatan-Nya
sampai kelak, bersama semua orang percaya,
kita masuk dalam kepenuhan sukacita Tuhan kita
dan menerima mahkota kehidupan pada hari kebangkitan.
J : (Berdoa di dalam hati)
PF : Allah yang kekal, kuasa dan terang yang tiada berubah,
pada akhirnya kami menyerahkan diri kami sepenuhnya kepada Allah.
Kami percaya bahwa Allah akan terus melanjutkan karya penyelamatan
dan dunia akan melihat bagaimana yang jatuh diangkat,
yang lama dijadikan baru, dan segala sesuatu dibawa pada kesempurnaan,
oleh Dia yang melaluinya segala sesuatu dijadikan,
Yesus Kristus Tuhan kami,
yang bersama dengan Allah Bapa, di dalam kesatuan Roh Kudus,
hidup dan memerintah untuk selama-lamanya.
J : Amin.

102
PERAYAAN SALIB
KONTEMPLASI SALIB
PF : Sekarang saudara-saudari,
berdiam-dirilah.
Arahkanlah mata imanmu
kepada Kristus yang tersalib.
---Hening---

PF : Lihatlah Kristus yang tersalib! (diulangi 3x)


J : Mari kita menyembah-Nya!
---Hening---
PF : Kami menyembah-Mu ya Kristus,
J : sebab dengan salib suci-Mu, (diulangi 3x)
Engkau telah menebus dunia.
---Hening agak lama---

DOA BAPA KAMI


PF : Sungguh saudara-saudari,
dengan kematian-Nya di atas kayu salib,
Kristus telah menebus dunia.
Satu kali untuk selama-lamanya,
Dia telah mempersembahkan tubuh-Nya dan mencurahkan darah-Nya
sebagai kurban yang tak bercacat di hadapan Allah Bapa.
Dialah Imam Besar yang sejati untuk selama-lamanya.
Sebab itu marilah, melalui Dia,
kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta anugerah Allah
seraya berdoa
J : Bapa kami yang di sorga..................

SALAM DAMAI
PF : Demikianlah, berkat salib Kristus,
kita dapat menghampiri tahta Allah dengan penuh keberanian.
Berkat salib Kristus pula,
runtuhlah tembok pemisah yaitu perseteruan.
Oleh karena itu,
mari kita bersatu dan saling menyampaikan damai serta pengampunan.
Jemaat saling memberi salam dan bermaaf-maafan tanpa harus berjabat tangan
PENUTUP
WARTA JEMAAT

NYANYIAN
Sembah BagiMu Kristus (Taizé)
1=A 3/4 dan 2/4 MM=60 Meditatif
F#m Bm C# F#m E
||: 3 3 3 3 3 | 6 5 . | 5 5 5 5 5 | 6 7 . |
Sem-bah ba-gi-Mu Kris-tus, ter-pu-ji-lah Na-ma-Mu,
.
A .
F#m Bm C# A B C# F#m
1 1 7 6 5 | 6 5 . | 3 3 4 6 | 5 6 . |
de-ngan sa-lib su - ci - Mu Kau be-bas-kan ka - mi,
.
A . . .
F#m Bm C# A B C# F#m
3 3 2 1 7 | 6 5 . | 3 3 4 6 | 5 6 . :||
de-ngan sa-lib su - ci - Mu Kau be-bas-kan ka - mi,

DOA HENING PRIBADI

103
Khotbah Sabtu Sunyi, 16 April 2022
Warna Litur : Tanpa Warna

DIKUBURKAN TETAPI ...


Bacaan: Matius 27:57-66

“Mengapa Dia (Kristus) dikuburkan?” “Supaya dengan demikian ditegaskan bahwa Dia telah
benar-benar mati” Begitulah Katekismus Heidelberg tanya jawab 41 berbicara tentang penguburan
Kristus. Dalam Penjelasan atas Katekismus Heidelberg, Zacharias Ursinus menambahkan pula
sejumlah alasan penting lainnya yakni “...agar bagian terakhir dari perendahan-Nya
tercapai...‘engkau akan kembali menjadi debu’(Kej 3:19)...”, “...agar kita tidak takut lagi dalam
memandang kubur...melainkan...beristirahat dengan tenang dan damai sampai kita dibangkitkan...”,
“...agar nyata, dalam memandang kebangkitan, bahwa Dia sungguh-sungguh mengalahkan maut di
dalam tubuh-Nya sendiri...”, “...agar kita diteguhkan dalam pengharapan akan kebangkitan
sementara kita, seperti teladan-Nya, juga akan dikuburkan dan dibangkitkan kembali oleh kuasa-
Nya...”, “...agar kita...berhenti dari dosa...”, “...agar sesuai dengan tanda Yunus dan digenapi
nubuat para nabi terkait penguburan Mesias...” Penjelasan ini jelas memiliki dasar Alkitabiah,
berbobot dan selama berabad-abad terbukti telah membangun iman.

Menyelami kisah penguburan Yesus dalam bacaan saat ini, penjelasan tadi bisa semakin kita hidupi
dan kita perkaya. Bersama Yusuf Arimatea, kita bisa “merasakan keberanian baru” untuk
“menyatakan identitas sebagai pengikut Yesus”, “pergi menghadap Pilatus” (penguasa politik
berwatak plin-plan yang telah menyesah Yesus Sang Guru dan menyerahkan-Nya untuk
disalibkan) dan “meminta mayat Yesus” (sebuah permintaan yang besar kemungkinan ditolak
karena biasanya mayat orang yang disalib dibiarkan saja sampai habis dimakan oleh burung-
burung bangkai). Ketika ternyata permintaan Yusuf dikabulkan, kita “ikut merasa terhibur” dan
“ikut tergerak untuk memberikan yang terbaik yang ada pada kita demi menghormati Yesus selagi
ada kesempatan”. Selanjutnya, bersama Maria Magdalena dan Maria yang lain, kita belajar
merasakan “kasih yang mendalam” (melebihi kesebelas murid!) dan “solidaritas yang luar biasa”
(menembus batu kubur yang besar!) terhadap Yesus Sang Junjungan. Kita juga bisa “keheranan”
(gumun): “Kok isa ya, setelah jelas-jelas Yesus mati dan dikubur, imam-imam kepala dan orang-
orang Farisi malah semakin galau karena ‘mengingat nubuat kebangkitan yang pernah Yesus
ucapkan’ dan karena ‘berlebihan membayangkan bahwa murid-murid Yesus, yang saat itu kabur
entah ke mana, akan mencuri mayat Sang Junjungan’?” Akhirnya, ketika kita kembali fokus
kepada Yesus, jelaslah betapa kendati dikubur, kuasa-Nya tidaklah hancur. “Menjelang dikubur”
dan “dari balik kubur”, Dia tetap berkuasa “menggugah para murid” dan “menggelitik para lawan”.
Sungguh dan benar, penguburan-Nya di satu sisi menegaskan bahwa Dia benar-benar mati tetapi di
sisi lain, itu merupakan peralihan dari kematian menuju kebangkitan yang besok akan bersama-
sama kita rayakan... Amin, ya amin.

104
Tata Ibadah Sabtu Suci

TATA IBADAH SABTU SUCI


GKSBS ...................
16 April 2022

Dikuburkan tetapi...
PL= Pemimpin Liturgi Pdt= Pendeta L= Lektor/pembaca M = Majelis J= Jemaat

DIALOG PEMBUKA Berdiri


PL : Terpujilah nama Tuhan, Allah kita
J : yang melepaskan kita dari dosa dan maut.
PL : Bagi kita dan untuk keselamatan kita
Kristus telah rela menderita, mati dan dikuburkan
sebelum akhirnya Dia bangkit dari kematian.
J : Terpujilah nama Tuhan.
DOA PEMBUKA
PL : Mari kita berdoa.
(hening sejenak)
Ya Allah, Pencipta langit dan bumi,
tubuh yang tersalib dari Anak-Mu yang kekasih
terbaring dalam kubur pada Sabtu yang kudus.
Buatlah agar bersama Dia kami menanti datangnya hari ketiga
dan kami dibangkitkan bersama Dia menuju hidup yang baru.
Kami berdoa demi Yesus Kristus,
yang kini, bersama dengan Dikau dan Roh Kudus,
hidup dan memerintah untuk selama-lamanya.
J : Amin.

PEMBACAAN ALKITAB Duduk


- Bacaan Pertama
L : Bacaan Pertama diambil dari Kitab Ratapan pasal 3 ayat 1 sampai 9, dilanjutkan dengan ayat 19 sampai 24
.............................................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Mazmur Tanggapan
MAZMUR 31:2-5,16-17
M1+J : 6 6 3 5 / 6 6 / i i 7 6 7 6
Tu-han ke-kua-tan-ku, se-’gra to-long da-ku
M1 : Pada-Mu, TUHAN, aku berlindung,
J : janganlah sekali-kali aku mendapat malu.
M1 : Luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu
J : sendengkanlah telinga-Mu kepadaku,
bersegeralah melepaskan aku!
M1+J : 6 6 3 5 / 6 6 / i i 7 6 7 6
Tu-han ke-kua-tan-ku, se-’gra to-long da-ku
M1 : Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan,
J : kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku!
M1 : Sebab Engkau bukit batuku dan pertahananku,
J : dan oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku
M1 : Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring
J : yang dipasang orang terhadap aku,
sebab Engkaulah tempat perlindunganku.
M1+J : 6 6 3 5 / 6 6 / i i 7 6 7 6
Tu-han ke-kua-tan-ku, se-’gra to-long da-ku
M1 : Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku
J : dari tangan musuh-musuhku dan orang-orang yang mengejar aku!

105
M1 : Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu,
J : selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
M1+J : 6 6 3 5 / 6 6 / i i 7 6 7 6
Tu-han ke-kua-tan-ku, se-’gra to-long da-ku
- Bacaan Kedua
M2 : Bacaan Kedua diambil dari Surat Pertama Petrus pasal 4 ayat 1 sampai 8
..........................................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Nyanyian Antarbacaan
KJ 186: 1-3 Saat Sedih
la = g 2 ketuk MM + 84
3 | 1 6 | 7 . | 0 5 | 6 6 | 5 . | 0 3 | 3 3 | 4 3 | 2 . | 1 .’|
1. Sa - at se - dih, tak ter - pe - ri; air ma - ta ber - cu - cur - an:
2. Ter-ba- ring- lah di ku - bur- Nya Yang ma - ti pa - da sa - lib,
3. Ma- nu - si - a, do - sa - mu- lah yang me-nye - bab- kan i - ni:

7 1 | 2 3 | 2 1 | 7 . | 6 7 | 1 2 1 | 7 . | 6 . | 0 ||
Pu- tra tung-gal Ba - pa- Nya ki - ni di - ku - bur - kan
a - gar kur - ni - a fir - daus di - be - ri kem- ba - li.
Se-mes - ti - nya ka-mu - lah yang re - bah di si - ni.
- Bacaan Injil
Pdt : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius pasal 27 ayat 57 sampai 66
.....................................................................................................................
Demikianlah Injil Tuhan.
J : Terpujilah Kristus!

RENUNGAN

SAAT HENING

DOA SYAFAAT
Diawali, disahut, dan diakhiri dengan KJ 42. Tuhan, Kasihani
do = f 2 ketuk MM + 54

5 . 4 3 4 | 5 3 ’ | 4 . 3 2 3 | 4 2 ’ | 5 . 4 3 4 | 5 6 | 5 4 | 3 . ||
Tu- han, ka-sih- a- ni, Kris- tus, ka-sih-an- i, Tu - han, ka-sih-an - i ka - mi

DOA BAPA KAMI


Pdt : Mari kita satukan doa-doa kita baik yang telah terucap maupun yang masih tersimpan di dalam hati dengan
berdoa sebagaimana diajarkan Tuhan Yesus kepada kita
J : Bapa kami yang di sorga...................

NYANYIAN PENUTUP
KJ 186:5,6. Saat Sedih
la = g 2 ketuk MM + 84
3 | 1 6 | 7 . | 0 5 | 6 6 | 5 . | 0 3 | 3 3 | 4 3 | 2 . | 1 .’|
Ba- ha - gia - lah ma - nu - si - a yang sa - dar me - re - nung - kan
Ya Ye - sus - ku, ha - ra - pan- ku, ha - pus - lah air ma - ta - ku

7 1 | 2 3 | 2 1 | 7 . | 6 7 | 1 2 1 | 7 . | 6 . | 0 ||
bah-wa Ra - ja mu - li - a re - la di - ku - bur - kan.
dan di Ke - ra - ja - an - Mu i - ngat a - kan da - ku!

DOA HENING PRIBADI

Selamat Sabtu Suci


Mari, kita hayati makna penguburan Yesus
106
Khotbah Minggu PASKA 17 April 2022
Warna Liturgi Putih
Minggu Paska 1
AKU TELAH MELIHAT TUHAN

Bacaan : Yohanes 20:1-18

Saudara dan saudariku di dalam Tuhan,

Baru saja Sabat lewat, sekitar jam 6 sore waktu sangkakala dibunyikan, bergegaslah 4 orang murid
Yesus yakni Maria Magdalena, Yohana, Maria ibu Yakobus dan Salome (Lukas 24:10, Markus
16:1). Mereka pergi ke kios-kios untuk membeli rempah-rempah yang harum untuk mengurapi
mayat Yesus. Memang, Yusuf Arimatea telah membersihkan tubuh Yesus, mengapaninya dengan
kain lenan yang putih bersih (Matius 27: 59) dan Nikodemus juga telah membubuhkan campuran
minyak mur dan minyak gaharu kira-kira 50 kati beratnya ke kain kapan yang membungkus tubuh
Yesus itu (Yohanes 19:39), tetapi 4 wanita yang mengasihi Yesus itu ingin menambahinya lagi.
Pagi-pagi benar, ketika hari masih gelap (Yohanes 20:1), mereka bergegas menuju taman Yusuf
Arimatea, di mana mayat Yesus dikuburkan. Mereka ingin menyatakan cinta kasih mereka kepada
Yesus dengan membawa rempah-rempah yang mereka beli kemarin sore. Dengan cepat mereka
berjalan melalui jalanan yang gelap dan sunyi dan menuju tempat dimana Yesus dikuburkan.
Mereka tidak tahu bahwa kuburan itu dijaga para prajurit dan tanpa seijin Pilatus tak boleh
seorangpun memasuki taman itu karena sekeliling kubur Yesus sudah dimeterai. Sepanjang
perjalanan, mereka berdiskusi tentang siapa kira-kira yang bisa menolong mereka menggulingkan
batu di pintu kubur Yesus. Batu itu besar dan berat. Apakah mereka berempat mampu
menggulingkannya? Kira-kira itulah topik pembicaraan mereka kala itu.

Saudara dan saudariku di dalam Kristus,

Tanpa diketahui oleh 4 perempuan itu, sekitar satu jam sebelum kedatangan mereka, ternyata telah
terjadi peristiwa yang dahsyat di sekitar taman Yusuf Arimatea. Taman itu dilanda gempa yang
dahsyat. Karena hebatnya gempa itu, para prajurit yang menjaga kubur Yesus menjadi terperanjat
dan gentar. Pada saat mereka begitu ketakutan, tiba-tiba terlihatlah cahaya terang cemerlang
menyinari mereka karena seorang malaikat turun dari sorga mendekat kepada mereka. Wajahnya
bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju. Dan prajurit-prajurit penjaga kubur itu dilanda
ketakutan yang dahsyat lalu lari terburu buru menuju ke kota. Dengan gagah, malaikat itu
mendekati batu besar penutup pintu kubur itu dan menggulingkannya. Kemudian bagaikan
seorang pahlawan yang menang perang ia kemudian duduk di atas batu yang telah digulingkannya
(Matius 28:2-4).Haleluya.

Saudara-saudariku, …….setelah peristiwa luar biasa di sekitar kubur Yesus, beberapa waktu
kemudian barulah Maria Magdalena dan ketiga temannya sampai di sana. Mereka terkejut dan
tercengang-cengang karena menyaksikan bahwa batu penutup kubur itu telah terguling. “Kubur
Yesus pasti sudah kosong dan pasti ada orang jahat yang telah mencuri mayat Yesus” begitu yang
ada pada benak mereka. Para perempuan itu merasa sangat berduka cita. Dengan keyakinan bahwa
107
mayat Yesus dicuri orang, maka Maria Magdalena pergi ke kota untuk menjumpai Petrus dan
Yohanes.

Sementara itu, saudara-saudariku,…..tiga perempuan lainnya tetap tinggal di situ dengan gemetar
ketakutan tetapi kemudian mereka memberanikan diri untuk masuk kubur dan mendekati tempat
di mana tubuh Yesus dibaringkan. Mereka berjumpa seorang malaikat yang berkata, “Janganlah
kamu takut, sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia
sudah bangkit, sama seperti yang telah dikatakanNya. Mari lihatlah tempat Ia berbaring. “Lalu
mereka masuk lebih dalam ke kubur itu dan berjumpa dengan Yesus yang telah bangkit. Mereka
mendekati Yesus dan memeluk kakiNya serta menyembahNya kemudian pulang ke kota untuk
memberitahukan pengalaman menyukacitakan ini kepada para rasul murid Yesus. (Matius 28:5-9)

Saudara dan saudariku di dalam Tuhan,

Injil Matius telah mengisahkan betapa pengalaman melihat Tuhan yang bangkit telah terjadi atas 3
perempuan sahabat dari Maria Magdalena. Tetapi bagaimana dengan Maria Magdalena yang telah
dahulu pergi ke kota dengan berlari untuk mencari Petrus dan Yohanes? Bacaan kita hari ini
menceritakan bahwa Maria Magdalena, Petrus dan Yohanes akhirnya berjumpa dan kemudian
secepatnya menuju makam Yesus. Petrus dan Yohanes masuk ke kubur itu secara bergantian dan
melihat bahwa kain kafan yang membalut mayat Yesus telah terlipat rapi dan hal itu
membingungkan hati mereka. Mereka sedih, bingung dan tak mengerti apa yang terjadi tetapi tidak
nyaman untuk berlama lama ada di situ. Petrus dan Yohanes kemudian kembali ke kota dengan hati
yang bertanya tanya. Sementara itu, Maria Magdalena tetap berada di situ, seorang diri di kubur
yang sunyi. Ia menjenguk ke dalam kubur yang gelap dan di sana ada dua orang malaikat yang
telah menampakkan diri kepada 3 perempuan yang lain, tetapi yang tidak tampak oleh Petrus dan
Yohanes. Seorang malaikat duduk di sebelah kepala dan seorang lagi duduk di sebelah kaki di
tempat mayat Yesus terbaring. Seorang malaikat bertanya kepadanya, “Ibu , mengapa engkau
menangis? “ Jawab Maria, “Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia
diletakkan.” Didorong dukacitanya, ia menunduk dan sambil berlinang air mata Maria hanya
menjawab demikian tanpa memperhatikan dua malaikat tersebut. Sementara Maria sedang
berbicara, terdengar suara di belakangnya yang bertanya senada, “Ibu, mengapakah engkau
menangis? Siapakah yang engkau cari?” Tetapi Maria menatap sekilas karena menganggap bahwa
yang bertanya kepadanya adalah penjaga taman. Kemudian Maria berkata: “Tuan, jikalau tuan
yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat
mengambilNya.”

Kemudian Yesus berkata kepadanya : “Maria,…!” SuaraNya mengandung nasehat, seakan-akan


Dia ingin mengatakan, ”tidakkah engkau mengerti?” Mendengar namanya dipanggil, Maria
menjadi gemetar mendengar suara itu. Hanya Yesus yang dapat berkata demikian. Maka Maria
berpaling kepadaNya dan berkata, “Rabuni……” sambil ia berusaha untuk memeluk Yesus, tetapi
Yesus mencegahnya sambil mengutus Maria untuk mewartakan peristiwa kebangkitanNya kepada

108
para muridNya yang berada di Yerusalem. Lalu Maria Magdalena pergi mendapati para murid
sambil berkata: “Aku telah melihat Tuhan !”

Saudara-saudariku di dalam Tuhan,

Peristiwa dukacita telah membuat para murid Yesus lupa terhadap janji Tuhan. Petrus, Yohanes,
Maria Magdalena dan ketiga perempuan lainnya begitu larut dalam kesedihan mendalam. Seorang
yang larut dalam duka ada dalam kebingungan, bahkan terhalang untuk melihat bahwa sebenarnya
Tuhan ada di dekat mereka. Tuhan di dekat mereka tapi mata mereka kesulitan untuk melihatnya.
Orang-orang yang demikian membutuhkan teman dan sahabat yang berempati untuk menguatkan
dan menghiburkan. Maria Magdalena membutuhkan tiga teman perempuan lainnya dan Yohanes
serta Petrus, walaupun sejatinya mereka semua saling membutuhkan dan saling menghiburkan satu
sama lain. Kebersamaan sebagai orang-orang yang senasib sepenanggungan sangatlah berarti
meskipun demikian, sumber penghiburan sejati tidak mereka temukan di antara sesama manusia.
Tuhan saja yang menjadi sumber penghiburan dan sukacita mereka. Baru setelah mereka berjumpa
dengan Tuhan Yesus yang hidup, dukacita dapat digantikan dengan sukacita abadi.

“Aku telah melihat Tuhan….” adalah sebuah pengalaman yang sungguh menguatkan bukan saja
bagi Maria Magdalena dan tiga perempuan lainnya, bahkan juga bagi seluruh murid Yesus. Oleh
sebab itu, Yesus pun memberikan pengalaman ini kepada 10 rasulNya secara bersama-sama, juga
kepada Thomas yang dikasihiNya. Pengalaman “aku telah melihat Tuhan” adalah pengalaman
iman yang luar biasa penting bagi kita semua di masa kini dan di tempat ini. “Aku telah melihat
Tuhan….” adalah peristiwa iman, karena dalam peristiwa itu kita bisa dibebaskan dari
ketidakpercayaan, diingatkan kepada janji Tuhan yang setia, ditunjukkan arah baru yang menjadi
tujuan hidup kita. Pengalaman itu juga memberikan kekuatan kepada diri kita untuk menyongsong
masa depan bersama Yesus yang telah bangkit dan menang.

Saudara dan saudariku di dalam Tuhan,

Pengalaman “aku telah melihat Tuhan” itu juga yang memberikan kekuatan bagi GKSBS untuk
terus berkarya dan memberitakan kabar baik kepada para pihak di bumi Sumatera bagian Selatan
ini. Dari generasi ke generasi, pengalaman “aku telah melihat Tuhan” telah terbukti menjadi
pendorong para nenek moyang GKSBS untuk mencari dan menemukan saudara dan saudari
mereka di dalam Kristus dalam segala suka duka mereka di tanah seberang ini. Pada masa kini,
pengalaman “aku telah melihat Tuhan” juga mendorong kita untuk berlaku sebagai penebar kasih
dan sukacita di manapun kita berada.

Selamat Paska, saudaraku. Selamat Paska saudariku. Kita telah melihat Tuhan! Amin.

1.

109
Tata Ibadah Paska

TATA IBADAH PASKA


Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan
Minggu, 17 April 2022

“AKU TELAH MELIHAT TUHAN”

I. PERSIAPAN
- Ruang Ibadah masih dikondisikan gelap, hanya lampu bagian depan / altar dinyalakan.
- Majelis Jemaat berdoa di Ruang Konsistori.
- Jemaat memasuki gedung gereja dan memegang lilin yang belum dinyalakan.
- WARTA JEMAAT
- Lonceng berbunyi, jemaat berdiri.
- Majelis Jemaat memasuki ruang Ibadah dengan prosesi penyerahan Alkitab.
II. SALAM DAN KATA PEMBUKA
Lit 1 : Anugerah dan damai sejahtera dari Yesus Kristus Tuhan kita
menyertai engkau.
J : menyertai engkau juga.
Jemaat Duduk
Lit 1 : Bapak-Ibu dan Saudara-saudari di dalam Kristus, inilah Fajar Paska:
saat Juruselamat kita Yesus Kristus bangkit dari kematian.
Melalui cahaya, Firman dan air baptisan kita menghayati kembali kematian dan kebangkitan
Kristus, mengambil bagian dalam kemenangan-Nya atas dosa dan maut, dan dengan penuh
pengharapan kita menantikan kedatangan-Nya kembali.
Sungguh, Kristuslah Sang Terang yang tidak dikuasai oleh kegelapan, seperti ada tertulis:
“Pada mulanya adalah Firman.
Firman itu bersama-sama dengan Allah,
dan Firman itu adalah Allah...
Dalam Dia ada hidup
dan hidup itu adalah terang manusia.
Terang itu bercahaya dalam kegelapan
dan kegelapan itu tidak menguasainya.”
Kuasa Salib dan Kebangkitan Kristus Mengubah Hidup Sarat Beban menjadi Hidup Dinamis seturut
Panggilan Tuhan.
Lilin di di Altar dinyalakan

III. DOA PEMBUKA


Lit 1 : Marilah berdoa.
(Hening)
Allah yang kekal,
di dalam Kristus Engkau telah memberikan terang kehidupan
bagi seluruh dunia.
Kuduskanlah api yang baru ini
dan kobarkanlah kami dengan hasrat untuk memancarkan
cahaya kebangkitan Kristus
sampai kami berpesta dalam perjamuan terang abadi.
Kami berdoa melalui Yesus Kristus, Matahari Kebenaran.
J : Amin.
Jemaat Berdiri
IV. PENYALAAN LILIN PASKA
Lit 1 : (sambil menyalakan Lilin Paska yang dibawa oleh anggota Majelis Jemaat)
Terang Kristus terbit dalam kemuliaan
mengalahkan kegelapan dosa dan maut.

(diteruskan menyalakan lilin jemaat secara berantai, diiringi instrumen, sambil berkata: )

110
J : (Pemberi api) Terang Kristus!
J : (Penerima api) Syukur kepada Allah!

V. NYANYIAN JEMAAT
KJ 189. Yerusalem, Bersoraklah
Yerusalem, bersoraklah menyambut fajar mulia!
Terbitlah hari yang terang: Tuhanmu bangkit dan menang!

Kuasa kubur, alam maut tak menaklukkan Putra Daud:


Sang Bapa membangkitkanNya; abadilah kuasaNya!

OlehNya kita pun lepas, tak lagi takut dan cemas:


dengan percaya padaNya sang maut hilang dahsyatnya!

KebangkitanNya memberi hidup yang baru tak henti.


Terbitlah dari matiNya hidup kekal dan mulia.

Sementara jemaat menyanyi, lampu-lampu Ruang Ibadah secara bertahap dinyalakan sampai suasana
menjadi terang-benderang.
Sesudah itu, lilin-lilin yang dibawa oleh jemaat dipadamkan.

VI. SORAK-SORAI PASKA


Lit 1 : Kristus sudah bangkit. Haleluya!
J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit. Haleluya!
Lit 1 : Kristus sudah bangkit. Haleluya!
J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit. Haleluya!
Lit 1 : Kristus sudah bangkit. Haleluya!
J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit. Haleluya!

KJ 188:1,2,6. Kristus Bangkit Soraklah


Solis : Kristus bangkit! Soraklah: J : Ha---le--lu--ya
Solis : Bumi, sorga bergema: J : Ha ---le--lu--ya
Solis : Berbalasan bersyukur: J : Ha ---le--lu--ya
Solis : Mu-li-akan Tuhanmu J : Ha ---le--lu--ya

Solis : Karya kasihNya genap, J : Ha ---le--lu--ya


Solis : kemenanganNya tetap; J : Ha ---le--lu--ya
Solis : Surya s’lamat jadi t’rang, J : Ha ---le--lu--ya
Solis : takkan lagi terbenam. J : Ha ---le--lu--ya

Solis : Raja agung, t’rimalah J : Ha ---le--lu--ya


Solis : sorak puji semesta! J : Ha ---le--lu--ya
Solis : Hormat kami bergema: J : Ha ---le--lu--ya
Solis : Kaulah Hidup yang baka J : Ha ---le--lu--ya
Jemaat Duduk
VII. Persembahan Pujian I

VIII. PELAYANAN FIRMAN


Lit 2 : Tuhan beserta saudara/i
J : dan beserta engkau juga.

Lit 2 : Marilah berdoa.


(Hening)
Bapa segala terang,
terangilah kami dengan Roh Kudus
agar kami dapat memahami, menghayati dan melakukan
apa yang Kaufirmankan melalui Alkitab yang telah Kauilhamkan.
Dalam Kristus, Terang Dunia kami memohon.
J : Amin.

 PEMBACAAN ALKITAB
111
- Bacaan Pertama
Lit 1: Bacaan Pertama diambil dari 1 Korintus 1:18
...
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Mazmur Tanggapan
Lit 1: Mari, Bapak-Ibu dan Saudara-saudari, kita tanggapi bacaan yang baru saja kita dengar dengan
membaca secara berbalasan MAZMUR 118:1-2, 14-24

Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik!


J : Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
Lit 1: Biarlah Israel berkata:
J : “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!”
Lit 1: TUHAN itu kekuatanku dan mazmurku;
J : Ia telah menjadi keselamatanku.
Lit 1: Suara sorak-sorai dan kemenangan
J : di kemah orang-orang benar:
Lit 1: “Tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan,
J : tangan kanan TUHAN berkuasa meninggikan,
tangan kanan TUHAN melakukan keperkasaan!”
Lit 1: Aku tidak akan mati, tetapi hidup,
J : dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN.
Lit 1: TUHAN telah menghajar aku dengan keras,
J : tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut.
Lit 1: Bukakanlah aku pintu gerbang kebenaran,
J : aku hendak masuk ke dalamnya,
hendak mengucap syukur kepada TUHAN.
Lit 1: Inilah pintu gerbang TUHAN,
J : orang-orang benar akan masuk ke dalamnya.
Lit 1: Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku
J : dan telah menjadi keselamatanku.
Lit 1: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan
J : telah menjadi batu penjuru.
Lit 1: Hal itu terjadi dari pihak TUHAN,
J : suatu perbuatan ajaib di mata kita.
Lit 1: Inilah hari yang dijadikan TUHAN,
J : marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!

Lit 1: Kemuliaan bagi Bapa, Putra, dan Roh Kudus


J : seperti pada permulaan, sekarang, selalu
dan sepanjang segala abad. Amin
- Bacaan Kedua
Lit 1: Bacaan Kedua diambil dari Surat Paulus kepada jemaat di Kolose 3: 1 - 4
...
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
Jemaat Berdiri
- Nyanyian “Haleluya”
KJ 472:1,5. Haleluya, Haleluya
Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya;
Haleluya, Haleluya, Haleluya, Haleluya.

Puji Tuhan, Yesus Kristus, Anak Allah, Jurus’lamat;


sudah bangkit, akan datang: Haleluya, Haleluya!

- Bacaan Injil
Lit 2: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 28:1-10
...
Demikianlah Injil Tuhan.
J : Terpujilah Kristus!
Jemaat Duduk
 KHOTBAH

112
SAAT HENING

IX. DOA SYAFAAT & DOA BAPA KAMI

X. Persembahan Pujian II

XI. PELAYANAN PERSEMBAHAN


LIT 1 : Bapak-Ibu dan Saudara-saudari,
telah kita dengarkan Firman Tuhan
Kini marilah kita menyatakan syukur kita
dengan menghaturkan persembahan
sambil mengingat firman yang demikian:
“...Kristus telah mati untuk semua orang,
supaya mereka yang hidup,
tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,
tetapi untuk Dia,
yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka.”
(2 Kor 5:15)

 NYANYIAN PERSEMBAHAN

KJ 363:1,2. Bagi Yesus Kuserahkan


Bagi Yesus kuserahkan hidupku seluruhnya;
hati dan perbuatanku, pun waktuku milikNya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milikNya.
Bagi Yesus semuanya, pun waktuku milikNya.

Tanganku kerja bagiNya, kakiku mengikutNya;


mataku memandang Yesus; yang kupuji Dialah.
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah!
Bagi Yesus semuanya, yang kupuji Dialah!

(Jemaat menyampaikan persembahan diiringi instrumen)

Jemaat Berdiri
KJ 363:3,4. Bagi Yesus Kuserahkan
Ya, sejak kupandang Yesus, kutinggalkan dosaku;
pada Dia ‘ku terpaut, Dia Jurus’lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus’lamatku.
Bagi Yesus semuanya, Dia Jurus’lamatku.

O, betapa mengagumkan! Maharaja semesta


mau memanggilku sahabat; aku dilindungiNya!
Bagi Yesus semuanya, aku dilindungiNya!
Bagi Yesus semuanya, aku dilindungiNya!

 DOA PERSEMBAHAN
LIT 1 : Jemaat Tuhan, marilah kita berdoa: ...

XII. PENGAKUAN IMAN RASULI

XIII. PENGUTUSAN
Lit 2 : Kristus sudah bangkit! Haleluya!
J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit! Haleluya!
Lit 2 : Kristus sudah bangkit!! Haleluya!!
J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit!! Haleluya!!
Lit 2 : Kristus sudah bangkit!!! Haleluya!!!
J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit!!! Haleluya!!!
Lit 2 : Oleh karena itu,
113
bersaksilah kepada dunia tentang kuasa kebangkitan-Nya!!!

XIV. NYANYIAN JEMAAT

KJ 341. KuasaMu dan NamaMulah


KuasaMu dan namaMulah hendak kami sebar
dan kar’na itu, ya Tuhan, kami takkan gentar.
Bagaikan padi segenggam mestilah mati dipendam,
supaya tumbuh dan segar, di panas surya memekar berbuahlah.
Tuaian pun besar.

Teladan sudah Kauberi demi deritaMu


dan melalui salibMu Kaut’rima kuasaMu!
Bagian kami tak lebih seperti segenggam benih,
melintas kubur yang gelap agar kelak ‘kan menetap
bersamaMu di Firdaus gemerlap.

Bagaikan padi, Tuhan pun dikubur, dipendam,


kembali bangkit merebut umatMu terkeram.
Ya Tuhan, kirim apalah penabur yang t’lah menyerah
hidupnya untuk kuasaMu, memberitakan namaMu,
agar seg’ra buahnya milikMu.

XV. BERKAT

Lit 2 : Kiranya, “Kuasa Salib dan Kebangkitan Kristus Mengubah Hidup Sarat Beban menjadi Hidup
Dinamis seturut Panggilan Tuhan.” Pergilah dalam damai sejahtera.
(mengangkat tangan)
Anugerah Tuhan Yesus Kristus, kasih Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus menyertai engkau
dari sekarang sampai selama-lamanya!

J : 1 . 2 3 5 / 6 . 7 i 7/i . 7 6 5/
Ha-le-lu-ya, Ha-le-lu-ya, Ha-le-lu-ya

5 . 1 2 3 4/ 3 . 5 i 5/
Ha-le - lu –ya, Ha- le- lu-ya,

6 . 5 ./4 . 3 ./2 . 1 .
A-min , a – min, a – min.

114
Panduan PA Selasa, 19 April 2022

KEPEDULIAN MENUMBUHKAN TINDAKAN KASIH


Bacaan : Roma 9:1-5

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 178 “Karna KasihNya padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
Bagaimana rasanya ketika melihat saudara/i seiman menderita? Tidak punya pekerjaan
ataupun sakit terlebih karena covid? Silakan dibagikan pengalamannya
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu peserta untuk
“masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
4. Pembacaan Alkitab:
1. Doa Epiklesis
2. Bacaan Alkitab: Roma 9:1-5
3. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
Contoh pertanyaan panduan:

1. Apa yang membuat Paulus berdukacita dan bersedih hati (ayat2)


2. Bagaimana cara Paulus memberitakan injil kepada orang Yahudi?
3. Bagaimana nilai-nilai kepedulian Paulus dapat menginspirasi dan terbentuk didalam
persekutuan jemaat? Bagikan pengalaman saudara/i?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)
Perjumpaan dengan saudara/i ditanah seberang sama – sama asal daerahnya bahkan
bertemu dengan saudara/i yang seiman merupakan sesuatu yang menggembirakan.
Perjumpaan itu tanpa lagi memandang asal gereja atau denominasi “seng penting podo
kristene” sama-sama orang Kristen.

115
Demikian pula perikop kita betapa Rasul Paulus mengungkapkan rasa isi hati dan
kerinduannya tentang saudara-saudarinya umat Israel orang-orang Yahudi sebagai umat
pilihan. Paulus berharap bangsanya sendiri (Israel) akan percaya pada Injil tentang Yesus.
Paulus menyatakan kesedihannya tentang keadaan Yahudi. Paulus merindukan bangsa
Israel bertobat dan memperoleh janji keselamatan. Sebagai wujud kepeduliannya ia
membuktikan dirinya sebagai orang yang mencintai bangsanya. Paulus bangga atas
keuntungan-keuntungan sebagai orang Yahudi, hal tersebut ia sampaikan bahwa Kristus
lahir dari bangsa Yahudi yang menunjukkan kehadiran Allah ditengah-tengah umatNya.
Demikian pula terbentuknya persekutuan di tanah Sumbagsel merupakan kerinduan umat
Allah ditanah seberang untuk dapat merasakan kembali persekutuan seperti ditempat asal.
Mereka saling mencari saudara-saudari seiman walaupun untuk berjumpa membutuhkan
perjuangan dan pengorbanan karena jarak yang jauh dan harus berjalan kaki, hal tersebut
tidak menyurutkan untuk bersemangat berjumpa dengan saudari/a seiman (bahasa jawa :
patunggilan). Bahkan dengan sukacita menerima saat kediamannya atau rumahnya
dijadikan tempat untuk beribadah. Rasa persaudaraan atau ikatan persaudaraan yang kuat
terjalin sebagai sesama perantau di Tanah seberang.
Paulus digerakkan oleh Roh Kudus untuk peduli dengan mengingatkan tentang Perjanjian-
perjanjian mengatakan gambaran Mesias yang akan didatangkan bagi umat Allah yang
sekarang digenapi dalam Kristus dan gerejanya. Ia adalah Allah yang harus dipuji sampai
selama-lamanya.
Sama halnya dengan para pelayan pada awal gereja ada di sumbagsel dengan pimpinan Roh
kudus melayani beberapa gereja. Mereka ingin jemaat yang berada diseberang tetap
mendapatkan pelayanan iman. Hal ini menyemangati dalam proses pertumbuhan
persekutuan. Sikap peduli sebagai sesama perantau juga menjadi kekuatan jemaat mula-
mula dengan kesediaan memberikan tumpangan, bagi saudara/i yang baru tiba dari Jawa,
perjumpaan dengan saudara/i menjadi tempat untuk berbagi cerita tentang keberhasilan dan
kegagalan dan saling mengajak. Nilai kepedulian dihidupi sebagai saudara/i ditanah
seberang Kepedulian menumbuhkan tindakan kasih dalam bentuk berbagi cerita kebaikan
Tuhan.
dalam semangat persaudaraan ditanah seberang tanpa memandang asal gereja dan
denominasi.

6. Komitmen Bersama: PKJ 251 “Bagai Kapal Yang Berlayar”


7. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 367 “PadaMu Tuhan dan Allahku”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

116
BAHAN RENUNGAN Kamis, 21 April 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan: KJ 1: 1-2 “Haleluya, Pujilah”


2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 53: 1 “Tuhan Allah T’lah Berfirman”
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : PKJ 239:1-2 “Perubahan Besar”
9. Doa Penutup

MEMBERI DIRI UNTUK PERUBAHAN


Bacaan: Roma 12:1-2

Shalom, Ibu bapak dan saudara/i yang dikasihi Tuhan

Hari Minggu kemarin kita telah bersama-sama menghayati akan peristiwa kebangkitan Tuhan
Yesus. Hal ini lah yang perlu disyukuri oleh Jemaat GKSBS di Sumbangsel karena dapat
merayakan peristiwa ini dengan Jemaat yang lain baik secara virtual maupun secara langsung.
Namun pada masa transmigrasi orang-orang Kristen ke Sumatera mengalami banyak tantangan
untuk beribadah karena masih sulitnya menemukan gereja. Oleh karena kerinduan untuk bersekutu,
maka orang-orang Kristen berinisiatif sendiri untuk mencari saudara-saudari seiman dan mulai
mengadakan kebaktian. Situasi yang dialami oleh orang-orang Kristen pada masa itu menunjukkan
bagaimana mereka mencoba untuk memberi diri pada perubahan yang memang harus dihadapi.
Kekuatan inilah yang menjadi gambaran bahwa orang-orang Kristen yang bertransmigrasi dapat
bertahan hidup dengan kondisi dan keadaan yang ada.

Surat Roma12:1-2 menjadi bahan permenungan kita saat ini yang menyampaikan nasihat Paulus
tentang mempersembahkan tubuh sebagai persembahan hidup yang kudus dan yang berkenan
kepada Allah, itu adalah ibadahmu yang sejati. Tidak hanya memberi diri namun berubah oleh
pembaharuan budi agar berkenan kepada Allah. Dari dua ayat inilah kita dapat melihat kewajiban-
kewajiban secara personal kita sebagai wujud penyerahan diri kepada Allah yang menebus dosa
manusia. Sehingga mempersembahkan sesuatu tidak hanya berupa harta namun diri kita sendiri
dapat dipersembahkan untuk memuliakan namaNya. Apabila dihubungkan dengan perjalanan
GKSBS yang tetap bertahan sampai saat ini, hal itu menunjukkan bahwa masih banyak orang yang
ikut serta memberi diri bersama berjuang untuk masa depan yang situasi dan konteksnya akan terus
mengalami perubahan. Selamat memberi diri dan merasakan perubahan hidup bersama Tuhan dan
sesama. Amin
117
Khotbah Minggu, 24 April 2022
Warna Liturgi: Putih
Minggu Paska 2

TIADA YANG MUSTAHIL BAGINYA


Bacaan :Lukas 1:18-20

Shalom, jemaat kekasih Kristus, senang kita bisa bertemu kembali, semoga semuanya dalam
keadaan sehat.

Bapak, ibu, saudara, saudari, Iman dilihat dari kata yunaninya mempunyai bentuk pengertian aktif
dan pasif yaitu kesetiaan dan kepercayaan. Kesetiaan berarti keteguhan atau kepatuhan. Sedangkan
kepercayaan adalah anggapan, bahwa memang benar. Itu berarti iman memerlukan dasar. (Kita
mengimani atau percaya kepada sesuatu itu dasarnya apa? Apakah karena kesaksian ataukah
karena pengalaman spritualitas) dan tujuan (kita mempercayai sesuatu itu untuk apa, apa yang kita
dapatkan dengan mempercayainya) sehingga sesuatu itu dianggap benar dan dipatuhi. Namun
demikian tidaklah mudah untuk menerapkan iman, seperti yang terjadi dalam bacaan kita saat ini.

Dikisahkan tentang kehidupan keluarga Zakharia dan Elisabet. Mereka adalah pasangan suami
isteri yang sudah lama menikah namun belum memiliki keturunan. Suatu hari malaikat Gabriel
datang dan memberitahukan kepada Zakharia bahwa Elisabet isterinya akan mengandung di hari
tuanya dan melahirkan seorang anak. Pemberitahuan malaikat Gabriel kepada Zakharia adalah hal
yang tidak masuk akal bagi siapapun. Kenapa? Sebab baik Zakharia maupun isterinya Elisabet
telah berusia senja (tua). Wajarlah ketika mendengar berita tersebut, Zakharia bukannya langsung
bergembira, melainkan tidak mempercayainya. Ketidakpercayaan itu terlihat ketika ia mengatakan,
“ Bagaimanakah aku tahu, bahwa hal itu akan terjadi? (ay.18). Penantiannya mendapatkan anak
yang sudah lama didoakannya mustahil terjadi. Padahal berita itu bukan hanya menggembirakan
Zakharia dan Elisabet, tapi juga merupakan sukacita bagi banyak orang. Kabar yang seharusnya
membawa sukacita itu, justru mendatangkan bencana. Zakharia dibuat oleh malaikat Gabriel
menjadi bisu. Ia bisu agar tidak menyebarkan ketidakpercayaannya. Lebih dari sekedar hukuman,
namun Allah sedang menyatakan kuasaNya kepada Zakharia. Hal bisunya itu berlangsung hingga
anaknya yang disebut Yohanes Pembaptis dilahirkan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus,

Dari kisah ini kita dapat belajar bahwa Tuhan sanggup melakukan sesuatu yang di luar nalar
manusia. Secara logika atau akal manusia dengan umur yang sudah tua tidak mungkin untuk bisa
mengandung dan melahirkan seorang anak. Mungkin pada saat itu Zakharia membutuhkan bukti
fisik, barulah ia percaya. Apa yang dialami oleh Zakharia sering kita dengar diungkapkan dengan
ucapan “ ach tidak mungkin itu terwujud “.Dalam perjalanan sejarah GKSBS secara tersirat
magna kalimat ini pun menghentikan harapan para perantau yang ingin datang ke sumatera. Karena
menganggap, bahwa mereka yang datang ke sumatera adalah wong abangan yang berarti orang
118
biasa. Mereka adalah kaum buruh dan petani, orang miskin, orang yang kurang atau wirang
bahkan orang-orang yang berprilaku buruk didaerah asalnya. Bisa apa mereka. Tidak saja
pandangan dari pihak luar terhadap para transmigran, dari para transmigran sendiri pun memiliki
pemahaman seperti itu. Ketika ingin mandiri menjadi sinode sendiri ada pemikiran dan stigma itu
yang muncul dengan ucapan “ Boten kijat “ (Kami belum cukup kuat) atau “ Kami sendiri tidak
mampu!”. Dengan semangat yang gigih dan keyakinan kepada Allah yang akan menuntun dan
memampukan mereka akhirnya sidang sinode GKJ ke-18 tahun 1987 memutuskan GKSBS resmi
menjadi sinode. Ini adalah kabar gembira bagi para transmigran terkhusus mereka yang ada digaris
depan untuk memperjuangkan kemandirian ini.

Jemaat kekasih Kristus,

Kalau Allah sanggup melakukan apa saja yang Ia kehendaki seperti yang terjadi pada keluarga
Zakharia dan Elisabet atau seperti yang dialami dalam perjalanan sejarah GKSBS, maka Allah
yang sama juga dapat melakukan perkara yang besar pada kehidupan bapak, ibu saudara/i dan saya.
Karena itu, jangan pernah merasa diri kurang, tidak mampu, boten kijat (kami belum cukup kuat)
karena Allah yang kita percaya adalah Allah yang selalu menyertai kita dalam situasi apapun.
Bahkan Firman Tuhan dalam Injil Markus 9 ay.23 katakan,” Jawab Yesus: “Katamu: jika Engkau
dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang-orang yang percaya!”. Kasih dan kuasaNya diberikan
kepada kita, sehingga kita mampu melakukan hal yang besar. Dia selalu ada untuk menolong kita,
bahkan yang tidak mungkin pun menjadi mungkin. Ia turun menjadi manusia dalam diri Yesus
Kristus dan harus melalui proses penyaliban, mati di kayu salib dan bangkit pada hari yang ke3. Di
dalam Dia tidak ada yang mustahil (Luk.1:37). Kita patut bersyukur, kita punya Allah yang luar
biasa. Ini adalah kabar baik, kabar sukacita bahwa Allah mampu melakukan apa saja diluar nalar
manusia. Ini menjadi kekuatan bagi iman kita, tapi juga menjadi kesaksian dalam kehidupan kita.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Liturgi :
Nats Pembimbing : Ibrani : 11:1-3
Berita Anugerah : 2 Korintus 12 :9-10
Nats Persembahan : Mazmur 136: 1-3
Nyanyian:
Nyanyian Pembukaan : KJ. 4: 1,6
Nyanyian Pujian : PKJ. 14
Nyanyian Peneguhan : PKJ. 46 : 1-2
Nyanyian Responsoria : PKJ. 190: 1-2
Nyanyian Persembahan : KJ. 289 : 1-4
Nyanyian Penutup : KJ. 424 : 1,4

119
Panduan PA Selasa, 26 April 2022

PENOLAKAN YANG MENGHIDUPKANKU

Bacaan : Roma 10 : 16-21

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 178 : 1-2
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
A. Siapakah Mesias itu?
B. Apa yang kita ketahui tentang Yesus sebagai Mesias?
4. Pembacaan Alkitab:
1. Doa Epiklesis
2. Bacaan Alkitab: Roma 10 : 16-21
3. Lagu setelah pembacaan Alkitab: PKJ 15: 1 “Kusiapkan Hatiku Tuhan”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.
5. Diskusi.
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
1. Menurut saudara/saudari Mengapa Keberadaan Yesus ditolak oleh orang israel
(yahudi) ?
2. Apakah saudara/ saudari pernah mengalami penolakan?
3. Apa yang menguatkan kita ketika kita merasa keberadaan diri kita ditolak oleh
orang lain?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)
Yesus kristus sebagai Mesias merupakan status yang ditolak Oleh orang-orang
yahudi. Akibat dari penolakan pemahaman itu sampai sekarang orang Yahudi masih
menanti nantikan datangnya Mesias. Akibat lain dari hal tersebut adalah keberadaan kita
dan orang-orang yang disebut kristen hadir menunjukan keberadaan dirinya sebagai
persekutuan yang menerima Yesus sebagai Juru selamatnya. Dalam belajar menerima
tersebut juga banyak iman yang dikuatkan dan dibangkitkan untuk dapat hadir menjadi

120
sekutu Allah dan kawan sekerja Allah.
Sebagai orang Kristen di GKSBS setiap kita memiliki peristiwa penting atau
momen/sejarah khusus dalam menerima Yesus. Kita juga mengalami penolakan seperti
yang Yesus alami. Tetapi dalam penolakan tersebut kita juga mengenal kasih Kristus yang
menguatkan.
Jauh sebelum kita mengenal persekutuan orang tua kita dahulu ataupun kita sebut
sebagai cikal bakal gereja dimana kita tinggal juga mengalami peristiwa penolakan yang
sama. Berita baiknya bahwa penolakan tersebut tidak menciutkan nyali setiap orang
beriman untuk terus bertumbuh dan mengibarkan kabar sukacita melalui apa yang
diperbuatnya di tengah masyarakat, keluarga, dan persekutuan. Hal ini menjadi kunci dan
kekuatan bagi kita untuk terus solid dalam persekutuan di GKSBS dengan terus mengimani
Karya keselamatan Yesus bagi hidup kita dan persekutuan kita. Selamat berproses dalam
menghidupkan penghayatan menjadi mandiri dan terbuka walau mengalami banyak
penolakan dengan menemukan kembali kasih kristus yang telah hadir dalam hidup kita.

6. Komitmen Bersama: KJ 257 1,2, “Aku Gereja, Kau pun Gereja”


7. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 302 :1- dst “Kubri Persembahan”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

121
BAHAN RENUNGAN Kamis, 28 April 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan :PKJ: 183


2. Doa Pembukaan
3. Lagu pengantar Firman : PKJ.15
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : PKJ.182
9. Doa Penutup

KABAR BAIK
Bacaan : Lukas 4: 18-19

Melalui kesaksian Injil Lukas 4: 18-19, Yesus membacakan kitab Yesaya 61:1-2 di hadapan
banyak orang di tempat Ia dibesarkan yaitu di kota Nasaret. Latar belakang Kehidupan bangsa
Yehuda pada zaman Yesaya dalam keadaan sengsara dan miskin. Akibatnya mereka menjual diri
sendiri atau anggota keluarganya untuk menjadi budak atau juga menjual tanah pusaka mereka
untuk bertahan hidup. Dalam situasi dan kondisi yang dialami bangsa Yehuda Tuhan
mengungkapkan tahun rahmat Tuhan sudah datang.
Ketika Yesus membacakan ayat tersebut menyenangkan banyak orang, disisi lain pada ayat 18
“ Roh Tuhan ada pada-Ku” Yesus ingin mengatakan bahwa Dia adalah Mesias yang diberi kuasa
untuk membawa kabar baik. Kabar baik yang membawa keadilan dan pembebasan bagi orang-
orang yang berada dalam pergumulan untuk menemukan pengharapnya.
GKSBS sebagai gereja transmigrasi telah menemukan pengharapnnya. Kita percaya bahwa roh
Tuhan atau Roh Kudus selalu berkarya di dalam setiap kita yang ada di GKSBS. Mencari dan
menemukan saudara/i seiman dan ambil bagian memberitakan kabar baik sehingga kehadiran kita
membawa damai sejahtera.
Kita menjadi alat-Nya kepada mereka yang miskin, orang-orang tawanan, penglihatan bagi orang-
orang buta, dan orang-orang yang tertindas artinya kita terpanggil untuk menyatakan kasih-Nya
kepada mereka yang kurang beruntung.
Saat ini dalam penghayatan MPPP, kita perlu menyadari bahwa masih banyak “pekerjaan rumah”
yang harus kita kerjakan. Kita “GKSBS” yang adalah bagian dari bangsa ini harus dapat ambil
bagian untuk menyelesaikan pergumulan yang dihadapi oleh bangsa kita. Covid 19 dengan varian
barunya Omicron yang sudah masuk dan tidak sedikit yang terpapar menjadi beban bagi kita. Akan

122
tetapi beban tersebut bukan menjadi penghalang bagi kita untuk menerima panggilan Allah. Kita
harus memberitakan kabar baik kepada siapapun.
Amin.

123
Khotbah Minggu, 1 Mei 2022
Warna Liturgi: Putih
Minggu Paska 3

JAWABAN YANG MENEGUHKAN


Bacaan : Matius 11:2-6

Ibu bapak dan saudara-saudariku, para kekasih Allah,

Ada beberapa Pendeta GKSBS yang sangat berjasa mendampingi pergumulan kaum Transmigran
di daerah pasang-surut. Mereka adalah para Pendeta di Pulau Rimau dan Air Sugihan, keduanya
menjadi DPB (daerah pertumbuhan baru) binaan GKSBS Palembang Siloam, dan satu lagi Rantau
Rasau yang menjadi DPB binaan GKSBS Jambi. Mereka adalah para “pahlawan” yang tau persis
bagaimana kaum transmigran di daerah pasang-surut mengalami keterasingan, keterlemparan, yang
sangat mencekam.

Para Pendeta yang Pahlawan ini berjuang bersama para transmigran tidak hanya menjadi
pendamping rohani saja, tetapi juga pendamping caranya mereka bertahan hidup di tengah situasi
“ketidakmungkinan” menatap masa depannya. Coba bayangkan... bagaimana mereka diajak
menggarap lahan, tetapi hasil dari bercocok tanam tidak laku dijual. Kalaupun ada yang beli, itu
sangat rendah harganya dibanding dengan harga umum, dengan alasan transportasi pengangkut
hasil bumi menggunakan perahu. Resiko busuk akibat keterlambatan nyampai pada broker atau ke
konsumen sangat tinggi. Bagaimana perasaan mereka melihat kenyataan seperti ini terjadi di
tengah-tengah umat yang dilayani, terlebih dengan status Pendeta DPB waktu itu, mau tidak mau
mereka juga harus bertani agar dapat bertahan hidup karena arto dahar sering terlambat diterima.

Pergumulan produksi dan paska produksi pertanian belum juga ada solusi yang adil bagi mereka, di
tahun ke-lima mereka menghadapi pergumulan tentang tanah yang tidak saja mudah kebanjiran,
tetapi juga seiring menipisnya gambut mereka menghadapi tanah yang semakin kurang subur.

Satu-per-satu warga jemaat menjual rumah dan tanahnya kemudian kembali ke Jawa, atau pindah
ke daerah yang lebih subur. Dan ini sangat berpengaruh pada ketahanan persekutuan kelompok
kristen yang ada. Lengkap sudah pergumulan mereka para Pendeta yang pemberani ini. Nah dalam
kondisi seperti ini, sangat wajar kalau mereka mulai mempertanyakan panggilan pelayanannya.

Ibu bapak dan saudara/i ku para kekasih Allah,

Yohanes Pembaptis dalam bacaan kita hari ini juga mengalami situasi batin yang kurang lebih
mirip dengan situasi batin yang dirasakan oleh para Pendeta DPB kala itu. Mungkin ada kesan
terlalu dipaksakan membandingkan Yohanes Pembaptis dengan para Pendeta DPB.

Yohanes Pembaptis dan para muridnya galau tentang identitas diri Yesus. Kita tahu bahwa
Yohanes pembaptis ini adalah seorang utusan Allah yang bertugas mempersiapkan jalan untuk

124
kedatangan Yesus. Yohanes yang dipakai Allah melakukan pelayanannya dengan sangat luar biasa.
Pergumulan beratnya dimulai saat dia harus ditangkap dan dipenjarakan.

Yang menarik adalah, Yohanes dipenjara bukan karena dia melakukan pelanggaran secara hukum
atau melakukan suatu kejahatan seperti membunuh, atau mencuri, dia juga bukan melakukan
pelanggaran yang menentang tradisi orang Yahudi saat itu tetapi dia dipenjara akibat dia
mengkritik raja Herodes karena mengambil saudari kandungnya sendiri Herodias menjadi Istrinya.

Ketika Yohanes di penjara Alkitab mencatat bahwa dia mendengar tentang pekerjaan-pekerjaan
yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Banyak mujizat yang luar biasa dikerjakan olehNya (pd ayt 2)

Nah bagian ini menarik lagi, mengapa Yohanes menyuruh murid-muridnya untuk bertanya pada
Tuhan Yesus. "Apakah ini Engkaukah yang akan datang itu atau kami menantikan orang lain". Kita
tahu pada ayat-ayat yang pertama, pada Kitab Yohanes (Yoh 1;29), ketika Yesus datang kepada
Yohanes.. Yohanes Berkata: Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia. Bukankah
ini menunjukkan dia tahu siapakah Yesus. Tetapi kenapa dia menyuruh muridnya bertanya apakah
Engkau yang akan datang itu atau kami harus menantikan yang lain, sepertinya hal ini
menunjukkan adanya satu kontradiksi. Satu sisi Yohanes tahu persis siapa Tuhan Yesus, tetapi
waktu dia berada dalam tekanan di dalam penjara ada timbul keraguan tentang siapakah Yesus Itu?

Mendapat pertanyaan ini, Yesus menjawab dengan bukti, bukan pernyataan diri. Apa yang mau
disampaikan melalui jawaban Yesus ini... Yesus menghendaki agar Yohanes menemukan jawaban
atas pergumulannya bukan dari pernyataan, tapi diajak untuk mengingat hal-hal baik dan luarbiasa
yang telah Yohanes saksikan.

Ibu bapak dan saudara-saudariku, para kekasih Allah,

Dalam pergumulan iman atas konteks hidup yang kita hadapi, tidak jarang kita mengalami tidak
percaya diri ketika harus memberikan jawab atas pertanyaan tentang iman. Kita sering bertanya
siapa Yesus dalam pergumulan dunia pertanian, peternakan, dan lainnya.

Dalam perjalanan menggereja, kita pernah berjumpa dengan Yesus sang Diakonos. Tetapi begitu
kita berjumpa dengan pergumulan kemiskinan, ketidakadilan, dll, kita mengalami keraguan.
Apakah peran Yesus Sang Diakonos yang banyak melakukan pekerjaanNya untuk mereka yang
miskin, untuk mereka yang diperlakukan tidak adil, itu juga harus kita lakukan? Mampukah kita?

Jawaban Yesus kepada Yohanes Pembaptis dan kepada para murid hendaknya meneguhkan kita,
bahwa sesungguhnya ada banyak hal yang telah dikerjakan Yesus bagi hidup kita bersama. Kalau
begitu, meragukan peran Yesus dalam kehidupan kita harusnya bukan menjadi warna beriman kita.

Telah banyak teladan bagaimana caranya pendahulu kita beriman di tengah situasinya masing-
masing. Mereka telah menemukan jawab dengan ungkapan “kok isa ya?”... perjumpaannya dengan
Yesus yang melakukan perkara besar di masa lalu, pastilah menuntun iman kita untuk semakin
percaya bahwa Yesus juga terus berkarya, bekerja bersama umatNya.
125
Saudara-saudariku, apakah ada situasi hidup yang membuat kita merasa ragu dan mempertanyakan
peran Yesus dalam konteks hidup kita? Lihat dan hadirkan kembali karyaNya, ingatlah dan
hadirkan kembali kemenanganNya melalui peristiwa Paska.... maka iman kita diteguhkan.

Amin

Liturgi :
Nats Pembimbing : Yohanes 16:33
Berita Anugerah : 1 Petrus 1:7
Nats Persembahan : 2 Korintus 8:12
Nyanyian:
1. Lagu Pembukaan : KJ 244:1-3
2. Lagu Nyanyian Pujian : KJ 37b:1-3
3. Nyanyian Peneguhan : KJ 285:1-3
4. Nyanyian Responsoria: KJ 363:1-3
5. Nyanyian Persembahan: KJ 450:1-dst
6. Lagu Penutup : KJ 365b:1-2

126
Panduan PA Selasa, 03 Mei 2022

MENGATUR UNTUK BERBAGI TANGGUNG JAWAB


Bacaan : Keluaran 18:17-27

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi PKJ 178:1-2 “Karna KasihNya
Padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu peserta untuk
“masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
1. Pernahkah saudara/i memiliki pengalaman mengatur orang banyak? (contoh: panitia
hajatan/kegiatan lainnya ).
2. Bagaimana cara saudara/i mengatur agar semuanya dapat berjalan dengan baik?
4. Pembacaan Alkitab:
1. Doa Epiklesis
2. Bacaan Alkitab: Keluaran 18:17-27
3. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
Contoh pertanyaan panduan:
1. Apa yang saudara/i pelajari dari bacaan Alkitab kita pada hari ini?
2. Apa yang dibicarakan oleh Musa dan mertuanya imam Yitro?
3. Apa yang menjadi poin penting tentang pengorganisasian gereja yang dapat kita
kerjakan untuk meningkatkan kapasitas dalam pelayanan?

127
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)

Cerita tentang Musa yang mendapatkan nasihat dari mertuanya imam Yitro dalam usaha
mengatur pola kerjanya agar lebih efektif, adalah sebuah seni pengorganisasian yang indah.
Imam Yitro menasihati Musa untuk membagi sebuah kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil agar mempermudah pengawasan dan pelaksanaan pembagian
tugas-tugas pelayanannya. Musa sebagai pemimpin tertinggi Israel dan ada pemimpin-
pemimpin lokal yang membantunya. Di sini dibutuhkan bukan hanya kerelaan dan
kebesaran hati untuk menerima nasihat, tetapi juga tanggung jawab untuk terus melanjutkan
pekerjaan Tuhan agar dapat berjalan menjadi lebih berdaya. Musa memberikan contoh yang
baik dalam usaha meningkatkan kapasitas pelayanannya.
Dalam cerita di masa transmigrasi dulu, para pendahulu kita memiliki proses menarik
dalam pembentukan kelompok-kelompok ibadah. Dari proses nglari terbentuklah
kelompok-kelompok ibadah yang dikemudian hari berkembang menjadi cikal bakal
terwujudnya pengorganisasian jemaat. Terbentuknya gereja sebagai organisasi yang
dipahami sebagai sarana untuk mengatur dan menggembalakan warga jemaat ini, menjadi
sebuah kesadaran yang penting untuk menjadikan GKSBS lebih kuat dalam pelayanannya
di hari-hari ke depan.
Menjadi tantangan bersama kita saat ini di GKSBS, yaitu tentang bagaimana
mempersiapkan kader (majelis, guru sekolah minggu, pemusik, dll) yang siap dan dapat
bersaing untuk menjawab tantangan pelayanan gereja ke depan. Mendorong partisipasi
jemaat untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan gerejawi yang ada, masih perlu untuk terus
ditingkatkan di segala bentuk tugas pelayanan. Tentu saja dibutuhkan kerjasama baik secara
lokal maupun sinodal untuk mewujudkannya. Mempersiapkan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan semua pihak adalah wujud keseriusan kita dalam upaya meningkatkan kapasitas
pelayanan tersebut.

6. Komitmen Bersama: KJ 256:1-3 “KITA SATU DI DALAM TUHAN”


7. Persembahan
Lagu persembahan: PKJ 147:1-dst “DI SINI AKU BAWA”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup.

128
BAHAN RENUNGAN Kamis, 5 Mei 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu pembukaan : PKJ. 2


2. Doa pembukaan
3. Lagu pengantar firman : PKJ. 198 : 1
4. Doa pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa syafaat
8. Lagu penutup : KJ. 375
9. Doa penutup

MUTIARA YANG BERHARGA DIHASILAKAN DARI SEBUAH PROSES PANJANG


Bacaan : Kisah Para Rasul 6 : 1 -6

Saudara-saudari yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan, sebuah mutiara sekalipun kecil
harganya bias jutaan rupiah. Orang yang mengerti mutiara tidak mau membeli benda yang mirip
dengan mutiara. Hal ini hampir sama dengan kebanyakan orang Kristen yang tidak tahu arti
melayani. Karena tidak tahu arti melayani, maka tidak menghargai pelayanan itu. Menganggapnya
sebagai sesuatu yang tidak berharga. Bila ada kesempatan untu ikut terlibat dalam karya pelayanan
baik sebagai majelis maupun komisi di gereja, maka ada saja jemaat yang enggan untuk menerima
dengan sukacita. Ibarat sedang mendapatkan mutiara yang mahal harganya tetapi karena tidak
menyadari betapa mahal nilai dari mutiara itu sehingga diperlakukan dengan sembarangan bahkan
menolak untuk memilikinya.

Saudara-saudari yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan, dalam terang Firman Tuhan saat ini
yang baru saja kita baca, yakni Kisah Para Rasul 6 : 1 – 6, dikisahkan bahwa jumlah murid
semakin bertambah sehingga makin bertambahnya pekerjaan yang harus dilakukan oleh para rasul.
Itulah sebabnya mereka bersama jemaat kemudian memilih 7 orang untuk membantu pelayanan di
dalam jemaat.

Saudara-saudari yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus, kiranya pengalaman
diatas menjadi pelajaran juga bagi kita warga GKSBS bahwa melalui karya Tuhan Yesus Kristus,
banyak orang terpanggil untuk mengikutnya sehingga dibutuhkan pelayan-pelayan untuk melayani
Tuhan dalam jemaat-Nya. Dengan kesadaran bahwa dalam pelayanan kita belajar menundukkan
diri dibawah kehendak Tuhan, dimana ego kita mulai kita kikis, mulai kita matikan, mulai kita
asah, mulai kita bersihkan, dan murnikan lagi. Pelayanan akan berhasil jika kita tidak
menganggapnya sebagai pekerjaan sampingan, sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Karen jika
demikian sia-sialah semuanya.

129
Seperti mutiara yang sangat berharga terbentuk dari sebuah proses yang sangat panjang, maka
biarlah kita juga memaknai pelayanan itu sebagai proses diri untuk semakin menjadi bernilai dan
berharga baik didepan manusia dan di hadapan Tuhan. Jika pelayanan semuanya lancar, semuanya
baik, kita tidak akan bisa belajar arti menyangkal diri, kita tidak akan pernah tau betapa nikmat
memikul salib dan kita pun tidak akan bisa berjalan mengikuti bekas tapak kaki Yesus. Karena itu,
kerjakanlah pelayanan saat kesulitan itu ada, kerjakanlah pelayanan meski kita sibuk. Kerjakanlah
pelayanan meski kita sudah habis lelah sehabis-habisnya. Kerjakan pelayanan bukan karena
pengurusnya, bukan karena melihat Pendetanya atau yang lainnya yang kita lihat hari ini. Tetapi
fokuslah kepada Tuhan yang mengutus kita dan yang memperlengkapi kita dengan karunia-karunia
yang berbeda. Karena hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan, jangan sia-
siakan waktu yang Tuhan beri. Hidup ini harus jadi berkat. Selamat melayani. Tuhan Yesus
memberkati. Amin.

130
Khotbah Minggu, 8 Mei 2022
Warna Liturgi: Putih
Minggu Paska 4

NARASI KEBAIKAN YANG MENGGUGAH


Bacaan : 2 Korintus 9:1-5

Ibu bapak dan saudari/a, para kekasih Allah,

Ada peribahasa yang sangat populer di masa lalu, tapi sekarang ini nampak kurang banyak
digunakan, yaitu: “seperti katak dalam tempurung”... ada yang masih mengingat artinya apa? Ya...
kuper, membangun dunianya hanya sebatas dinding tempurung, tidak bisa melihat dunia luar, dst.
Bisa jadi peribahasa ini jarang digunakan karena sudah tidak ada lagi orang yang kuper atau hidup
untuk dirinya sendiri. Semua orang sudah melek terhadap dunia sekitarnya.

Tetapi bisa jadi peribahasa ini masih kontekstual ketika digunakan untuk merujuk pada orang atau
sekelompok orang yang memiliki kecenderungan hanya fokus terhadap dirinya atau kelompoknya
sendiri. Bagi orang seperti ini, kadang memiliki kesulitan untuk mendengar dan melihat narasi atau
cerita kebaikan dari yang lain. Ia lebih mudah menangkap narasi kejelekan dan kekurangan yang
lain.

Saudara-saudariku, hari ini kita membaca narasi kebaikan dari rasul Paulus tentang jemaat
Korintus untuk jemaat di Makedonia.

Paulus memuji dan mengapresiasi kerelaan hati jemaat Korintus dalam memberi dukungan moral
dan materi bagi orang-orang kudus yang melayani mereka. Karena itulah dengan bangga Paulus
menceritakan kebaikan jemaat Korintus ini kepada orang-orang di Makedonia. Menarik di sini,
melalui perikop ini kita belajar beberapa hal penting sehubungan dengan karakter kekristenan.

Pertama, kebaikan dan kerelaan hati yang dimiliki jemaat Korintus telah menggugah banyak orang
sehingga tergerak untuk melakukan hal yang sama. Sikap hidup nyata dalam tindakan akan mudah
memotivasi, menggerakkan hati dan tindakan orang lain untuk memiliki sikap dan tindakan yang
sama.

Kedua, kebaikan dan kerelaan hati ini menjadi ciri unggulan jemaat di Korintus. Maka, siapa pun
orang yang datang akan terinspirasi untuk berbuat baik dan memiliki kerelaan hati. Adakah ini
menjadi nilai unggul dalam kehidupan umat atau gereja Tuhan di masa kini?

Ketiga, jemaat Korintus akan dikenal karena kebaikan dan kerelaan hati mereka dalam berbagi.
Berbagi dengan tidak memandang lokalitas dan asal-usul. Berbagi oleh karena merespon narasi
baik menjadi kekuatan yang menggugah.

Kebaikan dan kerelaan hati jemaat Korintus tidak hanya menggugah dan menginspirasi banyak
orang, tetapi juga memunculkan kebanggaan dalam diri Paulus terhadap mereka. Kebanggaan
131
Paulus juga pasti menjadi kebanggaan Tuhan Yesus. Sebab pengajaran yang Paulus ajarkan kepada
jemaat Korintus bersumber dari Tuhan Yesus.

Memang tidak mudah untuk bisa menjadi orang Kristen seperti jemaat Korintus, tetapi itu bukan
hal yang tidak mungkin diwujudkan. Mari kita berpikir dari dasar yang sama bahwa setiap individu
di dalam jemaat memiliki kekuatan positif untuk menghasilkan kebaikan. Setiap jemaat memiliki
narasi kebaikan yang bila dibagikan pastilah akan menggugah semangat yang lain untuk
melakukan hal yang sama.

Ke mana pun kita pergi, apakah kita menyebarkan kerelaan hati untuk melakukan kebaikan bagi
orang lain? Selayaknya anggota jemaat di dalam Tuhan Yesus, kasih dari Tuhan yang kita bagikan
kepada orang lain adalah wujud dari karakter dan identitas kristiani.

Ibu bapak dan saudara/i ku, para kekasih Allah,

Gambaran ada jemaat Makedonia, Galatia, Korintus, Yerusalem dan lainnya dapat kita lihat
sebagai gambaran kehidupan bersama dalam kita bergereja. Ada jemaat-jemaat dalam lingkup
Klasis, dan ada persekutuan bersama yang disebut sebagai sinode. Semuanya adalah gereja Tuhan
dan di sana kita dapat berbagi narasi yang saling menggugah semangat kebersamaan.

Ada ayat dari Kitab Habakuk 2:2 yang berbunyi demikian: Lalu TUHAN menjawab aku, demikian:
"Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat
membacanya.

Saudara-saudariku, tuliskan supaya orang sambil lalu dapat membaca. Menulis, menarasikan
dengan sederhana dan itu adalah kabar baik, narasi kebaikan yang menggugah membuat siapapun
sambil lalu dapat membacanya.

Narasi kebaikan saling tolong-menolong itu pada masa lalu begitu kuat menjadi nilai unggul dalam
kehidupan gereja. Misalnya di beberapa Klasis menerapkan konsep kebersamaan klasikal. Jemaat-
jemaat yang belum mampu mencukupkan kebutuhan biaya hidup pendetanya digotong bersama-
sama melalui iuran kebersamaan. Demikian dalam hal berprogram.

Narasi kebaikan dalam persekutuan yang lebih luas, Sinodal misalnya. Nilai unggul saling
menopang itu begitu kuat dengan adanya pemberdayaan kapasitas anak-anak muda maupun para
pendeta yang terus dikerjakan oleh para pemimpin sinode. Kerelaan jemaat-jemaat turut
membiayai program dengan mengutus peserta, dlsb. Ada begitu banyak narasi-narasi sederhana
yang menunjukkan apa yang hidup di jemaat Korintus juga hidup dalam perjalanan kita meng-
GKSBS.

Beberapa bulan lalu ada gerakan dimana partisipasi jemaat lokal menjadi narasi-narasi baru yang
meneguhkan bahwa nilai unggul yaitu kebaikan itu tetap hidup di masa kini dalam gerejaNya.
Belum semua memang, tetapi ketika kita melihat persekutuan yang lebih luas itu membutuhkan
dukungan bersama untuk mempercantik kantor bersama kita, maka ada yang setor pasir, semen,
132
batu, dst.. juga ada yang setor uang. Inilah wujud bagaimana narasi kebaikan itu menggugah
banyak partisipan, atau anggota lainnya juga untuk melakukan hal yang sama.

Akhirnya, ibu bapak dan saudara/i ku para kekasih Allah, mari kita hidupi terus nilai unggul kita
yaitu saling berbagi kebaikan dan itu didasari karena Yesus Kristus yang telah bangkit adalah
teladan utama dalam berbagi. Amin

Liturgi :

Nats Pembimbing : Mazmur 126:5-6


Berita Anugerah : Galatia 6:8-9
Nats Persembahan : Efesus 4:2-3
Nyanyian :
1. Lagu Pembukaan : PKJ 242:1-2
2. Lagu Nyanyian Pujian : PKJ 226:1-4
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 103:1-3
4. Nyanyian Responsoria: PKJ 102:1-3
5. Nyanyian Persembahan: PKJ 149:1-dst
6. Lagu Penutup : PKJ 183:1-2

133
Bahan PA Selasa, 10 Mei 2022

MENINGKATKAN KAPASITAS PELAYAN


Bacaan : Matius 10 : 5 -15

Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah

1. Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 178 : 1-2 “Karna KasihNya


padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
a. (Pertanyaan yang diajukan disini adalah pertanyaan yang dapat membantu peserta
untuk “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham.
Misalnya : @ Menurut Saudara/i, apakah pelayan gereja perlu

ditingkatkan kemampuannya ? Berikanlah alasannya.)


4. Pembacaan Alkitab
1. Doa Epiklesis
2. Bacaan Alkitab: Matius 10 : 5 -15
3. Lagu setelah pembacaan Alkitab: PKJ. 193 : 1 “Dihatiku Ya Yesus”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan akan
menjadi pembahasan di dalam PA. Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan,
pemandu PA dapat melanjutkan ke bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk
memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan bila tidak ada pertanyaan
yang diajukan oleh peserta PA)
Contoh pertanyaan panduan :
1. Bagaimanakah cara Tuhan Yesus meningkatkan kapasitas (kemampuan) muridNya ?
(Lihat Mat 10: 5-15)
2. Bagaimanakah cara gereja kita meningkatkan kapasitas pelayannya ? Di bagian apa yang
perlu mendapat perhatian ?
3. Bagaimana cara Saudara/i meningkatkan kemampuan diri Saudara/i dalam melayani ?

Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan


134
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)
Hampir mirip dengan pemanggilan murid-murid yang dilakukan Yesus di masa awal
pelayanannNya para Pendeta Utusan mendidik dan melatih kaum awam untuk memahami
tugas-tugas pelayanan gereja, mereka terus menerus di kader baik secara teori dan praktek
sehingga mereka paham betul tugas panggilannya sebagai murid Yesus. Mereka berasal
dari kalangan yang sederhana tapi mau belajar dan mau mengembangkan diri. Inti dari
pelayanan yang diajar Yesus tidaklah jauh dari apa yang diteladankan. Bagaimana Yesus
setelah berdoa di pagi hari mengajar dan menyembuhkan banyak orang sakit. Kita pun
diutus keluar melakukan perjumpaan dengan banyak orang.

Gereja selalu memerlukan pelayan, orang-orang yang rela bekerja bagi orang lain, yang
tidak memusingkan diri dengan urusan diri sendiri karena Tuhan akan cukupkan, sehingga
ada banyak orang yang bisa ditolong, menyadari kemampuan dirinya dan hidup lebih baik.
Yang sakit disembuhkan, yang sedih dihiburkan, yang kesulitan ekonomi dibantu
mengembangkan kapasitasnya di bidang ekonomi, yang anak-anaknya perlu pendidikan
yang baik, perlu pekerjaan yang baik di fasilitasi sehingga gereja bertumbuh menjadi
persekutuan yang hidup. Ada kesaksian dari gereja GKJ Manahan Solo, di masa pandemi
ini warga jemaat saling tolong lewat jualan makanan online diantara mereka sehingga
perekonomian warga jemaat tetap bisa berjalan.

Yang kuat menolong yang lemah sehingga sama-sama bisa maju adalah prinsip sebuah
organisasi termasuk di dalamnya organisasi gereja. Tuhan Yesus mengajar murid muridnya
untuk memberi diri, peduli mau berbagi sehingga kehidupan menjadi lebih baik. Diperlukan
kerendahan hati untuk tidak mencari keuntungan sendiri, menggantungkan harapan penuh
kepada Tuhan karena Tuhan yang akan cukupkan melalui pekerjaan pelayanan itu. Para
pendahulu kita adalah orang-orang yang tekun dalam bekerja dan bergereja sehingga jiwa2
baru Tuhan tambah tambahkan dalam gereja kita.

Sekarang di jemaat sudah banyak orang yang punya pendidikan baik, menguasai teknologi,
kendaraan tidak lagi sepeda onthel, tapi hati yang mau melayani ini harus terus digali,
disiapkan, dikembangbiakkan.. Sehingga terjadi percepatan pertumbuhan dalam jemaat
baik dalam kualitas maupun kuantitas.

6. Komitmen bersama : KJ 432 : 1,2 “Jika Padaku Ditanyakan”


7. Persembahan
Diiringi dengan lagu pujian KJ/PKJ : 425 : 1. “Berkumandang Suara Dari Seberang”
8. Doa Persembahan, Syafaat, Penutup.

135
BAHAN RENUNGAN Kamis, 12 Mei 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan : Kj No 249


2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : Kj No 308
4. Doa Pembacaan Alkitab : Kejadian 12:1-12
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup :Kj No 346
9. Doa Penutup

ADA KONFLIK INGAT MUSYAWARAH


(Kejadian 12:1-12)

Bapak, Ibu dan Saudara/Saudari yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus.

Musyawarah menjadi penting dalam berbagai penyelesaian konflik di dalam kehidupan kita sehari-
hari walaupun dalam kenyataannya masih banyak orang yang enggan melakukan musyawarah
dalam menentukan sebuah keputusan baik dalam sebuah keluarga sebagai organisasi terkecil
maupun dalam organisasi-organisasi formal yang kita jumpai. Contoh sederhana adalah dalam
keluarga misalnya Ayah hendak membeli sebidang tanah tanpa musyawarah terlebih dahulu
dengan semua anggota keluarga tentu ini akan terkesan otoriter atau memaksakan anak untuk
bersekolah di sekolah yang tidak diminati oleh anak tentu ini tidak akan menyenangkan bagi anak
karena bukan yang dicita-citakan. Ini menjadi sebuah gambaran apabila musyawarah tidak
diterapkan dalam pengambilan sebuah keputusan. Para gembala Abraham dan Lot sering
bertengkar karena tidak adanya musyawarah. Dalam bagian lain perlu juga menjadi perenungan
bagi kita bahwa kebutuhan hidup sering menjadi tendensi penting dalam mengambil sebuah
tindakan. Semakin besar kebutuhan akan sesuatu makan semakin tinggi nilainya yang dapat saja
memaksa orang untuk menghalalkan segala cara. Kebutuhan pakan dan minum ternak yang banyak
dengan lahan yang sedikit memicu terjadinya pertengkaran antara para gembala Abraham dan Lot.
Sebuah penyelesaian konflik yang sederhana dibangun oleh Abraham dengan kata “kerabat”
mengingatkan kepada Lot bahwa ia bukan orang lain melainkan saudara sendiri. Bukankan ini
sama dengan semangat yang dibangun oleh para leluhur GKSBS dahulu yaitu “sedulur” yang
kemudian diwujudnyatakan dengan mencari dan menemukan “dulur” yang ada di daerah
transmigrasi ini. Semangat yang sama yang saat ini masih dikobarkan untuk terus membangun
GKSBS dengan meminimalisir konflik dan memaksimalkan rasa kebersamaan dalam rumah
bersama. Musyawarah menjadi media penyatuan visi dan misi GKSBS dalam wujud pelayanan
Jemaat, Klasis maupun Sinode. Abraham dan Lot mengakhiri konflik dengan musyawarah dengan
136
pengambilan keputusan yang tidak saling melukai tetapi memberikan keluasan untuk memilih.
Pilihan yang bijaksana di ambil oleh Abraham sebagai yang tertua memberikan pilihan pada yang
lebih muda. Lot diberi kesempatan untu lebih dahulu memilih sedangkan Abraham mengambil
bagian yang tidak dipilih oleh Lot. Lot hanya melihat apa yang ada didepan mata saja tetapi
Abraham menerima semua yang di tentukan Allah baginya. Jangan salah memilih melainkan
bermusywarahlah sebelum memilih. Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi mereka yang
meminta kepada-Nya (14-17). Ingat! Musyawarah. Tuhan Yesus Memberkati. Amin

137
Khotbah Minggu, 15 Mei 2022
Warna Liturgi: Putih
Minggu Paska 5

ALLAH PENOLONG
Bacaan : Daniel 2 : 13 – 23

Ibu bapak dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan Yesus Kristus. Bacaan Alkitab kita kali ini
bercerita tentang bagaimana Daniel mampu menafsirkan mimpi Raja Nebukadnezar. Berbicara
tentang menafsirkan mimpi, tentu kita bisa saja mengarang atau berspekulasi ketika ada orang yang
meminta kita menafsirkan mimpinya yang mana terlebih dahulu menceritakan kepada kita
mimpinya. Nah di bagian inilah salah satu yang menarik dan sekaligus menegangkan dari apa
yang dialami oleh Daniel. Nebukadnezar tidak mau menceritakan mimpinya, jadi orang yang ingin
menafsirkan mimpi Nebukadnezar harus benar-benar tahu apa mimpi dari Nebukadnezar baru
kemudian mereka bisa menafsirkannya.

Permintaan Nebukadnezar dirasa sangat berat untuk dipenuhi oleh para kasdim, hal ini dapat kita
baca pada ayat 10-11. Sekali lagi, jika Nebukadnezar mau menceritakan isi mimpinya kepada
mereka, tentu untuk menafsirkannya tidak menjadi hal yang sulit bagi para kasdim dan orang-orang
pintar yang ada di sekeliling Nebukadnezar. Tapi ini tidak demikian, mereka harus tahu apa yang
dimimpikan oleh Nebukadnezar, tentu persoalan yang sulit atau bahkan hampir tidak mungkin.
Masalahnya bukan hanya mereka kesulitan karena Nebukadnezar tidak mau menceritakan isi
mimpinya, masalah yang lebih berat adalah jika para orang pintar tersebut tidak mampu
menafsirkan mimpi Nebukadnezar, maka semua orang pintar akan dibunuh oleh Nebukadnezar.

Ibu, Bapak dan Saudari/a, Jika semua orang pintar harus dihukum mati, maka Daniel dan ketiga
orang kawannya juga terancam hukuman mati. Nah di saat inilah Daniel akan menunjukkan
keahliannya. Dalam kitab Daniel 1 : 20 dikatakan bahwa Daniel memiliki kecerdasan sepuluh kali
lebih cerdas dari semua orang pintar yang ada di kerajaan Babel. Dengan informasi ini bisa saja
kita menduga bahwa pantas saja Daniel bisa mengungkapkan isi mimpi dan menafsirkan mimpi
dari Raja Nebukadnezar. apakah benar semata oleh karena kecerdasannya? Mari kita kembali pada
cerita Alkitab. Pada ayat 13-18 kita menemukan ada 2 hal yang dilakukan oleh Daniel, yang
pertama membangun jaringan, yaitu dengan berbicara kepada Ariokh yang adalah pemimpin
pengawal Raja dan bernegoisasi dengan Nebukadnezar. Yang kedua memperkuat persekutuan,
dengan berbicara kepada Hanaya, Misael dan Azarya agar mereka juga ikut berdoa memohon belas
kasihan dari Allah dan menolong mereka.

Ibu, Bapak dan Saudari/a secara cepat kita bisa menyimpulkan bahwa salah satu kunci keberhasilan
adalah perkuat faktor internal dan sekaligus terbuka pada faktor eksternal. Apa cukup hanya
kecerdasan, terbuka pada faktor internal dan perkuat faktor internal? Tentu tidak, kita belajar dari
bacaan Alkitab kita kali ini yaitu pada ayat 19 dikatakan “Maka rahasia itu disingkapkan kepada

138
Daniel dalam suatu penglihatan malam ….” Dari ayat ini kita tahu bahwa kecerdasan, kemampuan
bernegoisasi dengan pihak luar dan kekompakan tidaklah cukup untuk mendapatkan keselamatan.
Akhirnya mereka mendapatkan keselamatan hanya oleh belas kasih dari Allah. Dengan Allah
membuka mimpi Nebukadnezar kepada Daniel maka akhirnya mereka mendapat jalan untuk
selamat. Dari apa yang dilakukan Allah kepada Daniel, sebagaimana yang kita baca pada ayat 19b
-23, bahwa ucapan syukur yang disampaikan kepada Allah. Ucapan syukur Daniel bukan ucapan
yang kosong, melainkan syukur kepada Allah karena Daniel benar-benar merasakan kasih dari
Allah maka Daniel bersyukur. Daniel memiliki alasan yang jelas untuk bersyukur pada Allah.

Bapak, ibu dan saudara/i, jika kita mengurut ke belakang cerita ini, maka tentu saja perasaan takjub
dan heran. Kok bisa ya, Daniel keluar dari masalah dengan tingkat kesulitan yang sangat tinggi.
Ya, itu semua karena pertolongan Tuhan, hanya karena Tuhan. Demikian juga halnya jika melihat
perjalanan kehidupan kita sebagai GKSBS, bagaimana perjuangan, kerja keras dan kekompakan
para transmingran/perantau di tanah SUMBAGSEL tentu menimbulkan ketakjuban bagi kita, kok
bisa ya? Sebagaimana refleksi kita dari bacaan hari ini bahwa itu semua karena pertolongan Tuhan.
Daniel bisa keluar dari masalah karena kecerdasan yang ia miliki, karena kekuatan internal dan
sekaligus karena mau terbuka pada faktor eksternal dan sekaligus oleh belas kasih Allah, begitu
juga GKSBS, ada hingga saat ini itu karena Allah mengasihi kita sebagai GKSBS.

Akhirnya, ibu bapak dan saudari/a yang dikasihi Tuhan, marilah kita terus melanjutkan segala hal
yang baik, yaitu terus mengasah kemampuan agar menjadi orang yang ber-ilmu, memperkuat
komunitas internal kita sebagai GKSBS, dan sikap terbuka terhadap faktor eksternal dan dari
semua itu marilah kita merayakan pertolongan dan pengasihan dari Tuhan yang menyelamatkan
kita. Amin.

Liturgi :

Nats Pembimbing : Roma 8 : 28


Berita Anugerah : I Korintus 10 : 13
Nats Persembahan : Amsal 11 : 25
Nyanyian :

1. Lagu Pembukaan : PKJ 11 : 1 – 3


2. Lagu Nyanyian Pujian: KJ : 391 : 1 – 2
3. Nyanyian Peneguhan : KJ : 462 : 1 – 2
4. Nyanyian Responsoria : KJ 387 : 1 – 2
5. Nyanyian Persembahan : KJ 403 : 1 – dst
6. Lagu Penutup : KJ 408 : 1 – 2

139
Panduan PA Selasa, 17 Mei 2022

RASA SENASIB SEPENANGGUNGAN


Bacaan : Kisah Para Rasul 4:32-35

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ. 178: 1, 2 “Karna KasihNya Padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan untuk membantu peserta agar dapat “masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca
atau membuat pra paham)
~ ada ungkapan bijak yang berkembang dalam pemahaman masyarakat dan jemaat pada
masa lalu tentang kehidupan bersama yaitu “Sangkul-sinangkul in bot repot” (bersama-
sama saling menanggung beban”. Setujukah saudara/i dengan ungkapan tersebut? Jelaskan!
4. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 4:32-35
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)

Pertanyaan panduan:

1. Apa nilai-nilai keutamaan dalam persekutuan jemaat mula-mula yang bisa saudara-saudari
petik dari bacaan Kisah Para Rasul 4: 32 – 35?
2. Menurut saudara-saudari bagaimanakah cara untuk membangun kesehatian dalam
persekutuan sehingga tercipta rasa senasib sepenanggungan?
3. Apakah rasa senasib sepenanggungan seperti yang dialami jemaat mula-mula dan para
orang tua/ perintis / pendahulu di GKSBS, apakah hal itu dimasa kini masih kuat dirasakan
ada dalam persekutuan ? Jelaskan!
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum diungkapkan
oleh peserta PA)
140
Cara hidup jemaat perdana dipenuhi oleh rasa senasib dan sepenanggungan. Bahasa yang
digunakan untuk kata senasib dan sepenanggungan adalah sehati dan sejiwa.
Rasa senasib dan sepenanggungan itu tidak hanya tinggal di dalam hati (sebatas perasaan)
belaka. Tetapi diwujudkan dalam Tindakan nyata, yaitu menjual tanah dan rumahnya untuk
dipergunakan bersama-sama.
Rasa senasib dan sepenanggungan dalam konteks GKSBS saat ini dan dalam sejarah masa lalu
nampaknya masih sangat relevan. Tentu hal ini akan tan telah menjadi salah satu hal yang
dapat mewarnai kehidupan gereja secara dinamis. Rasa senasib sepenanggungan diwujudkan
dengan kerelaan memberi dan berbagi..
Cara hidup berbagi yang dilandasi oleh rasa senasib dan sepenanggungan di GKSBS sudah
dimulai sejak awal keberadaannya sebagai sesama transmigran di daerah sumbagsel.
Meskipun dari daerah asal mereka tertanam stigma bahwa mereka meninggalkan daerah asal
karena kurang dan wirang. Tetapi sebagai kaum transmigran mereka suka berbagi sekalipun
bentuknya sederhana, seperti thiwul, gadung dan tenaga untuk membuat rumah sesama
transmigran, dan lain-lain. Benih asketisme untuk berbagi ini telah tumbuh terpelihara dan
memelihara; hidup dan menghidupi jemaat sebagai persekutuan dari dahulu hingga sekarang
ini.

6. Komitmen Bersama: KJ. 433: 1 - 3 “Aku Suka Membagi”


7. Persembahan
Lagu persembahan: KJ. 462: 1 – 3 “ Tolong Aku Tuhan”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup.

141
BAHAN RENUNGAN Kamis, 19 Mei 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu pembukaan : PKJ. 205


2. Doa pembukaan
3. Lagu pengantar firman : PKJ. 270
4. Doa pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa syafaat
8. Lagu penutup : PKJ 282
9. Doa penutup

KOMUNITAS YANG SALING PEDULI


Bacaan : Lukas 5: 12-16

Saudara – saudari yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan,

Membaca dan merenungkan kitab Injil Lukas 5 : 12 -16 secara utuh akan membagikan kepada kita
sesuatu yang sangat bijaksana yakni bagaimana mengerti ada satu poin penting dari dalam hidup
manusia, yakni mempedulikan yang lain. Tuhan Yesus bertemu dan mewujudnyatakan kepedulian
dalam tindakan nyata pada orang yang sakit kusta tersebut. Dari sejarah yang kita baca di Alkitab
(Imamat 13), kita akan menemukan bahwa kusta adalah penyakit yang sangat ditakuti, sangat
menular, dan sangat mungkin untuk menjadi wabah di dalam satu komunitas. Penderita penyakit
kusta dipandang oleh masyarakat umum sebagai orang yang najis dan banyak dosa. Maka,
seseorang yang terkena penyakit kusta akan dikeluarkan dari komunitas dan mereka hidup terasing,
mereka hidup kesepian, mereka hidup tanpa ada lagi interaksi antar manusia.

Saudara –saudari yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan Yesus Kristus, dalam Injil Lukas 5 :
13, Yesus mau mentahirkan orang itu lalu menyentuh dia. Waktu orang itu disentuh, kita mungkin
tidak tahu perasaannya secara spesifik, tapi dia pasti akan merasa begitu berharga pada saat itu.
Karena setelah sekian lama ada orang yang rela sentuh dia kembali. Maka Yesus menyentuh dia,
mungkin untuk membangunkan dia dan mengatakan “kamu sudah sembuh”. Satu sentuhan yang
bukan hanya menyembuhkan kulit dari orang itu, tapi juga menyembuhkan kejiwaan dari orang itu.

Jadi saudara-saudari yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan, dari sini sebagai jemaat GKSBS,
sebagai jemaat kaum transmigran, kita diajak untuk lebih sungguh-sungguh hidup dalam cara yang
Tuhan mau yaitu kepedulian yang diwujudnyatakan dalam pemulihan seseorang dalam relasi
dengan Tuhan dan dengan sesama umat Tuhan. Kita hidup dalam komunitas dimana kita

142
mempunyai satu kelompok yang benar-benar cinta Tuhan dan dicintai Tuhan. Kita hidup dalam
satu komunitas di mana kita tidak lagi terasing atau mengasingkan orang lain karena sakit yang
dialaminya. Kita hidup dalam komunitas yang meyakinkan orang yang sakit tersebut bahwa ia
berharga di mata Tuhan dan Tuhan begitu peduli padanya sehingga mengutus kita untuk menjadi
sahabat, keluarga yang mengasihinya. Ia tidak lagi merasa sendiri dan menanggung sakitnya
sendiri tapi kehadiran kita adalah bukti bahwa kita menanggung bebannya bersama-sama.

Saudara-saudari yang dikasihi dan yang mengasihi Tuhan, pernah ada salah satu daerah yang
dilanda firus penyakit yang ngeri, ada orang yang sakit di waktu pagi malamnya wafat, pun pula
sebaliknya. Kejadiannya mungkin hampir sama dengan pandemi Covid-19 yang belum berakhir
namun hal ini tidak akan menjadi alasan agar kepedulian kita menjadi kendor. Perkunjungan atau
kehadiran secara fisik bagi mereka yang sakit perlu ditingkatkan, kita hadir bagi mereka yang sakit
untuk memberi dukungan material (tidak hanya uang, tetapi juga tumbuhan alami atau hewan yang
dijadikan sarana untuk obat yang sakit). maupun moral. Pengecualian apabila secara resmi bahwa
orang tersebut benar-benar terpapar virus covid-19, maka kita pun bisa saling bertegur sapa melalui
SMS, WA atau media komunikasi yang lain. Dan yang terutama adalah saling mendoakan. Kiranya
Tuhan menguatkan kita, memberikan kepada kita segala pengertian yang kita perlu untuk hidup
dengan Tuhan dan sesama. Amin

143
Khotbah Minggu, 22 Mei 2022
Warna Liturgi Putih
Minggu Paska 6

BERAKAL BUDI DI TANAH CIPTAAN ALLAH


Bacaan : Amsal 12:10-11

Ibu bapak dan saudara-saudariku, para kekasih Allah,

Dalam sebuah pelatihan tentang ekologi yang fokus tentang hidup ramah lingkungan, seorang
fasilitator menampilkan sebuah video berdurasi pendek yang berjudul “Mother Earth” . (jika ada
alat yang mendukung, kotbah ini dapat diawali dengan mengajak jemaat menonton video ini).
Video ini menggambarkan bagaimana Bumi kita ini sudah berumur ratusan juta tahun, dan setiap
saat sesuai dengan kebutuhannya dapat memperbaharui diri. Ketika badai dan panas bumi
membuat kutub utara mencair, menimbulkan bencana bagi manusia, tetapi toh bumi tetap ada dan
akan memperbaharui diri dengan kondisi yang berbeda. Tetapi siapa yang celaka? Manusia dan
mahkluk hidup lainnya.

Meski video ini sering dianggap provokasi dari gerakan kelompok tertentu, tetapi sangat menohok
dan dahsyat bahwa ini menjadi ancaman bagi manusia. Kalau manusia merusak alam ini, bumi
diperlakukan dengan prinsip ekonomis dengan memaksanya menghasilkan produktifitas tinggi
dengan asupan kimia yang banyak... bumi tetap bisa menyesuaikan dirinya. Tetapi manusia yang
memakan hasil produksi kita?

Kalau bumi ditambang dengan berbagai kepentingan ekonomis, entah itu tambang pasir, nikel,
geotermal, dan lainnya, ... bumi tetap bisa dan mampu beradaptasi dengan berubah bentuknya.
Tetapi bagaimana dampaknya bagi manusia itu sendiri? Bagi kita semua?

Dan tentu banyak contoh lainnya....

Kitab Amsal dalam pasal ini menjelaskan keadilan sebagai tidak bersifat memperdaya (5), tidak
egois (6), memiliki kualitas tahan lama (7), tanpa pamrih (9), setia (11), dan tekun (12). Intinya,
mereka mengerjakan segala sesuatu sebagai bentuk pelayanan kepada Allah yang hidup.

Bagaimana dengan orang fasik? Mereka lebih mencari kepentingan dan keuntungan diri sendiri.
Mereka tidak memiliki rasa takut akan Allah yang membuat mereka berpikir tentang adanya hari
esok. Niat dan nafsu mereka dipenuhi dengan kedengkian, iri hati, dan kesia-siaan (5a, 10a-11,
12a)

Dua ayat dari Amsal 12 ini bicara tentang keadilan dalam hidup bersama. Dan yang menarik
adalah, hidup bersama yang dimaksud tidak hanya dengan sesama manusia, tetapi lebih dari itu
juga bersama mahkluk lainnya, juga dengan Bumi dimana kita berpijak. Apa yang dikatakan kitab
Amsal ini bagi kita?

144
Ayat 10. Orang benar memperhatikan hidup hewannya, tetapi belas kasihan orang fasik itu kejam.
Keadilan harus diwujudkan dengan bagaimana caranya kita memperlakukan binatang ternak kita.
Mungkin sekarang tidak banyak ternak yang dieksploitasi atau diperah tenaganya untuk menggarap
lahan kita. Tetapi saat konteks itu terjadi, seruan keadilan melalui Amsal ini sungguh masuk akal.

Ayat 11 yang menjadi fokus kita, bicara tentang tanah. Siapa mengerjakan tanahnya, akan kenyang
dengan makanan, tetapi siapa mengejar barang yang sia-sia, tidak berakal budi. Bagaimana
mengerjakan tanah dan membuat kita kenyang? Keadilan bagi tanah ketika orang
memperlakukannya dengan berakal budi.

Ibu bapak dan saudara-saudariku, para kekasih Allah,

Sebagian besar dari kita hidup dengan mengolah tanah. Kita yang datang sebagai transmigran
sudah jelas bahwa kita datang untuk mengolah tanah yang disediakan untuk kita. Bahkan sebagian
kita yang datang sebagai pegawai, tetap mendedikasikan diri (memberi diri) untuk mengolah tanah
sebagai sumber kehidupan. Artinya, sejak semula kita hadir di bumi sumbagsel ini, kita tidak
pernah lepas dari tanah dan pengelolaannya. Pun demikian kita yang tidak memiliki tanah untuk
bercocok tanam sekalipun... rasanya tidak bisa menghindar bahwa kita terkait erat dengan tanah
dan cara memperlakukan tanah.

Kesadaran mengolah tanah itu penting baik dalam kepentingan ekonomi maupun ekologi, pada
awal berkembangnya gereja di sumbagsel yang kita cintai ini, pernah kita mendapatkan seorang
fasilitator pertanian. Seorang Insinyur pertanian itu secara khusus didatangkan dari Jawa untuk
mendampingi para petani kristen di daerah transmigrasi. Artinya, kita punya pengalaman baik
dalam hal bagaimana mengelola tanah di bumi sumbagsel ini. Dan tentu dengan perspektif atau
pendekatan sosial ekonomi, apakah sudah berpikir tentang keadilan bagi tanah, kita tidak punya
dokumen cukup untuk itu. Yang dapat kita rasakan sekarang tanah kita (menurut kita)
membutuhkan asupan nutrisi yang banyak. Tanah tanpa dipupuk kimia tidak menghasilkan atau
produktivitasnya sangat kecil.

Eksploitasi terhadap tanah dengan menanam tanpa ada istirahatnya, dengan menanam tanaman
industri yang diharapkan sepanjang umurnya tanaman itu berproduksi dengan limpah, dst menjadi
pilihan ekonomi kita.

Apakah kenyataan di atas dapat kita katakan bahwa kita telah berlaku tidak adil kepada tanah? Kita
sendiri yang dapat menilainya.

Melalui kitab Amsal hari ini kita mengalami perjumpaan dengan Allah yang menghendaki keadilan
dalam kehidupan bersama bukan saja diberlakukan antar sesama manusia. Tetapi lebih dari itu juga
kepada segenap ciptaan. Bumi ini akan terus berevolusi, menyesuaikan diri ketika manusia
mengeksploitasinya dengan mengabaikan keadilan. Tetapi manusia yang tidak memikirkan dampak
bagi mata rantai kehidupan akan terus berlaku tidak adil atas nama kepentingan ekonomi.

145
Melalui permenungan ini, mari kita mengalami pertobatan ekologis, dengan sedikit-demi sedikit
memulai mewujudkan keadilan bagi lingkungan kita, terutama bagi tanah, ibu pertiwi. Agar Allah
Sang Ibu ini juga tersenyum melihat keadilan semakin nyata. Amin

Liturgi :
Nats Pembimbing : Mazmur 148:1-5
Berita Anugerah : Kisah PR 17:24-25
Nats Persembahan : Maleaki 3:10
Nyanyian:
1. Lagu Pembukaan PKJ 55:1-5
2. Lagu Nyanyian Pujian PKJ 58:1-5
3. Nyanyian Peneguhan PKJ 56:1-2
4. Nyanyian Responsoria PKJ 102:1-3
5. Nyanyian Persembahan PKJ 271:1-dst
6. Lagu Penutup PKJ 182:4-5

146
Panduan PA Selasa, 24 Mei 2022

BERSYUKUR ATAS SEMUA KEBAIKKAN-NYA


Bacaan : Mazmur 65 : 11-14

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk menyanyikan : KJ. 178 : 1, 2 “Karna KasihNya
Padaku”
2. Doa

3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca Alkitab:


1) Apakah saudara-saudari sering merenungkan kebaikan Tuhan dalam hidup, serta semua
berkatNya yang telah saudara-saudari terima saat ini? Bagaimana syukur itu kemudian
diwujudkan?
2) Apa yang terjadi saat saudara/i bersyukur dengan segenap hati?

4. Pembacaan Alkitab:
1. Doa Epiklesis
2. Bacaan Alkitab: Mazmur 65 : 11-14
3. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ. 299 (2x)

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan akan
menjadi pembahasan di dalam PA.
Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke bagian
diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi 
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA) 

Contoh pertanyaan panduan:

1. Apa yang membuat orang dapat menjadi sukses dan berhasil? Sharingkan.?

2. Pengalaman iman apakah yang saudara/i temukan di dalam Pemahaman Alkitab saat ini?
Sharingkanlah!!

3. Bagaimana kita mewujudkan syukur Kita kepada Tuhan? Hal apa yang membuat kita
menyadari bahwa kematian Yesus patut kita syukuri?

147
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan.
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum diungkapkan oleh
peserta PA)
Bersyukur agaknya menjadi hal yang langka dan sulit dilakukan dalam kehidupan yang serba
instan saat ini. Manusia lebih suka menuntut dan menganggap bahwa seharusnya Tuhan
memberkati. Melalui mazmur ini, Daud mengajarkan bahwa bersyukur itu menjadi bagian
hubungan manusia dengan Tuhannya..

Pemazmur menggambarkan tentang tindakan dan karya Allah dalam alam ini, dimana Allah
digambarkan  sebagai yang mengatur sistem pertanian (ayat 10-12): Tanah dijadikannya subur
sehingga menghasilkan panenan yang melimpah. Itu terjadi karena sungai (batang air) melimpah
(ayat 10).

Gambaran tentang Allah “pertanian” ini makin nampak dalam ayat 11, karena di sana dilukiskan
bahwa Allah ikut campur-tangan dalam proses membajak tanah dan menyuburkannya. Hasil dari
itu semua ialah kesuburan dan kelimpahan (ayat 12). Bahkan jejak Allah pun “mengeluarkan
lemak”, yaitu hidup kelimpahan.

Mazmur 65:13-14 memberikan gambaran  yang indah mengenai tanah padang gurun, mengenai
bukit yang berikat-pinggang sorak-sorai, mengenai padang rumput yang berbusana kawanan
kambing-domba, mengenai lembah yang berselimut gandum. Itu semua adalah lambang kesuburan
dan kemakmuran hidup pertanian dan para gembala.

Namun demikian, Tuhan memang tidak begitu saja memberikan kebutuhan hidup manusia tetapi
memberikan kepada manusia kesempatan untuk berkreasi (bekerja) melalui sarana yang telah
disediakan.

Sejak awal kedatangan di tanah Sumatra, para transmigran diperhadapkan pada sebuah tantang
besar untuk “mengubah” hutan menjadi lahan pemukiman dan pertanian. Memanfaatkan peralatan
yang seadanya (sabit, cangkul parang), mereka bekerja keras bahu-membahu untuk membangun
sebuah kehidupan yang lebih baik. Dengan transportasi yang sangat minim (menggunakan onthel
dan harus melalui jalan yang becek dan berlumpur), mereka juga terus membangun komunikasi
kepada sesamanya. Semua itu dilakukan bertahun-tahun lamanya guna menggapai sebuah
kehidupan yang lebih baik untuk anak cucunya.

Maka selayaknya sebagai anak cucunya yang hidup di zaman modern ini, sorak-sorai dan nyanyian
syukur harus selalu dinaikkan bagi Allah. Naikkanlah nyanyian syukur karena berkat Allah yang
telah menyertai kehidupan umatNya. Seperti ungkapan syukur yang kita lakukan di setiap
merayakan perjamuan kudus, saat ini pun kita bisa dengan lantang berseru, “Pujilah TUHAN, hai
jiwaku! Pujilah namaNya yang kudus, hai segenap batinku! Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan

148
janganlah lupakan segala kebaikanNya.” Ingatlah bahwa Allah menyukai ucapan syukur
umatNya.

6. Komitmen Bersama: KJ. 457 : 1, 3 “ Ya Tuhan Tiap Jam”


7. Persembahan:
Lagu persembahan: KJ. 403 : 1, 3 “Hujan Berkat Kan Tercurah”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup.

149
Khotbah Kenaikan Yesus Kristus Kamis, 26 Mei 2022
Warna Liturgi Putih.
Kenaikan Yesus Kristus

TUBUH YANG TERANGKAT KE SURGA


Bacaan : Kisah Para Rasul 1:6-11

Shalom, Saudara-saudari, Ibu dan Bapak yang sangat dikasihi oleh Tuhan.

Dimana Surga itu? Pertanyaan ini ada di dalam semua agama dengan berbagai versi. Juga menjadi
pertanyaan bagi kita, semenjak kita anak-anak, remaja dewasa, terlebih lagi saat menua.
Umumnya dari berbagai tradisi surga itu dibayangkan berada di atas. Tetapi sekarang kita
mengetahui bahwa bumi bulat, dan di atas itu bisa jadi di bawah pada tempat yang lain.
Penjelajahan ruang angkasa juga belum pernah melaporkan suatu tempat di atas sana yang mirip
atau disebut sebagai surga. Mungkin maksudnya, kata di atas itu hendak mengatakan bahwa surga
itu sesuatu yang lebih baik dari situasi di sini (di bawah). Jadi bukan persoalan tempat tetapi
tentang kondisi. Surga, dibayangkan sebagai sebuah tempat seperti Taman Eden yang segala
sesuatu serba tercukupi, indah, sungai-sungai begitu jernih hewan-hewan bersahabat, tanam-
tanaman menyiapkan makanan yang lezat. Ringkasnya, surga adalah kondisi yang lebih baik
dibanding di sini (bumi). Ada juga yang memahami bahwa surga itu adalah kehidupan sesudah
kematian. Bahwa kehidupan yang berkunjung sementara ini, berakhir pada kematian. Karena
kematian itu menakutkan, maka surga adalah akhir dari kehidupan yang menyenangkan dan abadi.

Bapak dan Ibu yang dikasihi oleh Tuhan,

Pemahaman tentang surga itu penting, mengingat perikop ini berjudul” Yesus Terangkat ke Surga”.
Dan ini hendak kita peringati dan rayakan. Yesus sendiri memang tidak mengatakan diriNya
terangkat ke surga. Kalimat terangkat ke surga, diucapkan oleh malaikat kepada para murid-murid
yang sedang menatap langit, memandang kepergian Yesus.

Bapak dan Ibu yang dikasihi oleh Tuhan,

Di awal perikop diceritakan bahwa para murid bertanya, tepatnya meminta, agar Yesus
memulihkan Kerajaan Israel, bangsa para murid. Pada saat itu Israel, memang berada dalam
Penjajahan Romawi. Yesus diharapkan menjadi pahlawan yang membebaskan Israel. Bahkan lima
hari sebelum penyalibanNya, Yesus dielu-elukan orang banyak saat dia memasuki kota Jerusalem.
Namun kemudian justru terbalik, Yesus disalibkan oleh tentara Romawi. Murid-murid terpukul
bukan hanya karena mereka kehilangan orang dicintai, sahabat, guru, tetapi juga karena kehilangan
harapan akan kembalinya kejayaan Israel.

Ketika mereka mengajukan permintaan ini, suasana ada dalam sukacita. Murid-murid sedang
menikmati keadaan yang menyenangkan. Mereka baru merasakan kehadiran Tuhan Yesus
kembali, sesudah ketegangan dan pilu yang menyedihkan saat melihat bagaimana Yesus disalib
150
dan mati. Sang Manusia itu telah bangkit dan sedang berkumpul dengan mereka. Walau tersisa
trauma melihat kematian Tuhan Yesus, mereka sangat bergembira dimana Yesus muncul sebagai
pahlawan yang sangat luar biasa mengalahkan ketakutan mereka. Mereka adalah juga manusia
yang ketakutan terbesarnya adalah kematian. Sosok Yesus adalah sosok yang bisa menghilangkan
kematian, yang bisa menghilangkan ketakutan terbesar manusia yang hidup. Maka tidak ada yang
mustahil bagi orang yang di hadapan mereka. Tidak salah mereka meminta Yesus untuk
menghilangkan salah satu jenis ketakutan mereka yang lain, yakni bangsa Romawi.

Apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus tentang harapan para murid?

Pergumulan para murid hal penjajahan, ketakutan akan kematian, euforia kebangkitan, Yesus
hendak menjawab itu. Yesus mulai menjawab dengan mengatakan ada misteri besar, ada
ketidaktahuan, ada juga ketidakperlu-tahuan. Bahwa hanya Bapa yang bisa memastikan secara
lengkap, tentang surga sesudah kematian, tentang pergumulan pergumulan dalam kehidupan
mereka sebagai manusia. Yesus mau mengatakan bahwa, apa yang dimiliki oleh para murid, yang
disadari oleh para murid dan apa yang terjadi serta apa yang perlu diketahui, adalah hak atau
ketentuan Allah semata. Hanya Bapa dengan persis dapat menjawabnya.

Apakah Yesus menyalahkan permohonan itu? Tidak, namun Yesus hendak meluruskannya. Mau
mengatakan bahwa ada hal yang lebih penting daripada apa yang pikirkan oleh para murid-murid
tentang waktu, tentang kondisi dan tentang kehidupan. Ada hal yang lebih strategis untuk dijalani
para murid-murid dibandingkan dengan mereka berpikir tentang kesempurnaan, tentang kehidupan,
kematian dan penjajahan. Penjelasan Yesus selanjutnya dimulai dengan kata “tetapi”.

Dengan kata tetapi, Yesus membelokkan dan mengarahkan mereka pada pemahaman menyeluruh.
Yesus menunjukkan cara berpikir yang benar. Yesus mengajak kepada sesuatu yang lebih utama
daripada apa yang mereka pikirkan. dan itu adalah “Kamu akan menerima kuasa”.

Bapak dan ibu dan saudara-saudari yang dikasihi oleh Tuhan, kekuasaan atau kuasa adalah
kemampuan untuk merubah sesuatu. Dengan kuasa atau tenaga, Bapak-Ibu dapat memindahkan
batu, bapak-ibu bisa bekerja, bapak-ibu dapat menyejahterakan komunitas, dan dapat membangun
sesuatu. Semakin besar kuasa, semakin besar perubahan yang bisa dihasilkan. Menerima kuasa,
bukan semata-mata mendapat yang diminta, tetapi diberi kemampuan. Jikalau, misalnya dalam
analogi kelaparan, para murid berfikir tentang ikan, maka Yesus memberikan kuasa untuk
membuat pancing dan kolam ikan.. Menarik bahwa ketika Yesus mengatakan “Kuasa” (Yun.
_dunamis_) itu tidak sekadar kekuatan atau kemampuan; istilah ini khusus menunjuk kepada kuasa
yang bekerja, yang bertindak. Dan ini mirip dengan pemahaman tentang Allah pada saat-saat
pembebasan dari Mesir yakni Allah yang bertindak.

Yesus kemudian melanjutkan, bahwa para murid akan menerima Roh Kudus. Para murid tidak lagi
hanya menerima pancing, kolam dan ikannya, tetapi mereka akan bersama dengan pemilik kuasa
itu. Bersama dengan sumber kuasa yang adalah Roh Allah. Sehingga dalam analogi lapar tadi,

151
murid-murid akan bersama dengan pemilik kolam nan Maha Luas. Perubahan diakonia dari
karitatif, reformatif sampai pada Maha Reformatif.

Bapak dan Ibu dan saudara-saudari yang dikasihi Tuhan,

Apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus dengan dua atau tiga kalimat itu sungguh luar biasa. Murid-
murid di ajak untuk mengalahkan ketakutan lalu menguasai ketakutan dan terakhir tinggal
bersama, dengan kerekatan yang dalam di sumber kekuatan yang tidak ada habisnya. Sengat maut
pada kematian, pada kehilangan, pada penderitaan menjadi hilang karena tinggal bersama dengan
Roh Kudus di dalam Kuasa Ilahi yang bertindak aktif.

Sukacita itu harus dibagikan kepada seluruh umat manusia. Umat manusia yang sedang ada
didalam penjajahan, ketakutan dan penderitaan harus juga terbebaskan seperti para murid. Yesus
menginginkan mereka juga bersukacita.

Yesus terangkat ke surga. Yesus menegaskan dengan visualisasi. Ia terangkat dengan membawa
tubuh Ilahi dan Manusiawi sekaligus untuk tinggal bersama dengan Bapa.

Bapa Ibu dan saudara/i Kekasih Tuhan,

Perayaan Kenaikan Tuhan Yesus kadang hanya dipandang sebagai sebuah peristiwa transisi kecil
antara Kebangkitan dan Pentakosta. Namun baik jika kita mengingat bahwa Kenaikan Tuhan
Yesus adalah juga pertanda yang belum sempurna, bagaimana kedagingan manusia yang dibawa
oleh Tuhan Yesus bergerak menuju surga. Tubuh yang membawa tangan dan kaki yang berlubang
menuju kepada Allah Bapa. Yesus yang adalah Tuhan sejati dan Manusia Sejati menuju dan
kembali kepada Bapa.

Jadi seperti apa dan di mana Surga itu?

Jikalau ini menjadi pertanyaan kita ketika dalam kesulitan, marilah kita mengingat Perkataan
Tuhan Yesus yang dimulai dengan “tetapi”. Karena dengan itu kita diajak kepada pernyataan yang
benar bahwa kita akan dapat melewati penjajahan, penderitaan dan tantangan manusiawi kita
dalam Kuasa bersama Roh Kudus. Dan bukankah Yesus sudah terangkat ke surga juga dengan
tubuh manusiawi berbekas paku di tangan dan kaki?

Mari memfokuskan diri pada hal kerekatan atau kedekatan dengan Roh Kudus agar kita tidak
hanya menjadi penerima ikan (berkat) tetapi lebih jauh lagi menjadi saluran berkat dan bahkan
bersama dengan (relate with) Roh Kudus menjadi sumber berkat bagi yang lain. GKSBS sejak
tahun 2005 berusaha memaknai diakonia transformative sebagai perbaikan relasi. Bahwa objek
diakonia itu tidak terbatas pada yang berkekurangan atau sakit, tetapi objeknya adalah seluruh yang
melibatkan diri dengan memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan sesama.

Disadari bahwa sumber kekuatan GKSBS adalah Bersama dengan Roh Kudus. Maka perubahan
(kuasa) tidak dimungkinkan tanpaNya. Roh Kudus yang juga hadir pada institusi dan lembaga-

152
lembaga lain sebagai bagian dari Gereja, persekutuan orang-orang percaya yang kudus dan Am.
Bersama dengan lembaga-lembaga itu (Yabima, CRWRC, YEU dsb) GKSBS berusaha menjadi
berkat bagi yang lain dalam hal kemanusiaan tanpa batas. Semakin GKSBS membangun relasi
dengan baik, kepada Tuhan dan sesame, semakin Ia menjadi berkat. Selamat merayakan tubuh Ilahi
dan Manusiawi Yesus menuju surga. Amin

153
Tata ibadah Kenaikan Yesus Kristus

TATA IBADAH
HARI KENAIKAN TUHAN YESUS 2022
“TUBUH YANG TERANGKAT KE SURGA”

Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan


Lit : Liturgos 1 Lit 2 : Liturgos 2 J : Jemaat : Pnt : Penatua Dkn : Diaken. S : semua.

BERHIMPUN (Liturgos 1)

1. Nyanyian masuk KJ 15 Berhimpun semua Jemaat berdiri


do = d 3 ketuk

2. Panggilan beribadah
Lit 1 : Jemaat yang terkasih,
marilah kita menyembah Tuhan kita Yesus Kristus
yang telah bangkit dari kematian
J : dan yang telah naik ke sorga dalam kemuliaan!

---Hening sejenak---

3. Litani penyembahan Jemaat duduk


Lit 1 : Kristus telah naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa.
J : Kristuslah Raja mulia!
Lit 1 : Kristus telah mengangkat kelemahan daging kami.
Sembuhkanlah kami dari dosa-dosa kami dan pulihkanlah martabat kehidupan kami.
J : Kristuslah Raja mulia!
Lit 1 : Kiranya iman kami memimpin kami kepada Bapa
sementara kami mengikuti jalan Kristus.
J : Kristuslah Raja mulia!
Lit 1 : Kristus telah berjanji untuk menarik semua orang;
biarlah tidak ada yang melepaskan kami dari tubuh Kristus.
J : Kristuslah Raja mulia!
Lit 1 : Buatlah kami menikmati kerajaan Kristus
di mana kemanusiaan Kristus dan kemanusiaan kami dimuliakan.
J : Kristuslah Raja mulia!
Lit 1 : Kristus adalah Allah yang sejati dan akan menjadi hakim kami.
Bimbinglah kami untuk merenungkan kemurahan Kristus.
J : Kristuslah Raja mulia!

4. Nyanyian PKJ 192 Dengar panggilan Tuhanmu. Jemaat berdiri


do = bes 4 ketuk

Sementara jemaat menyanyi, Liturgos 2 menuju ke mimbar

PEMBERITAAN FIRMAN
1. Salam

Lit 2 : Tuhan beserta saudara


J : dan beserta saudara juga.

2. Doa epiklesis Jemaat Duduk

Lit 2 : Mari kita berdoa


(hening sejenak)
Allah yang Pemurah,
Engkau berjanji tidak akan memutuskan ikatan perjanjian dengan kami.

154
Di tengah segala perkataan yang berubah-ubah dari generasi kami,
sampaikanlah Firman-Mu yang tiada berubah
agar kami menanggapi janji anugerah-Mu dengan hidup setia dan taat.
Kami berdoa melalui Tuhan kami Yesus Kristus.
J : Amin.

3. Pembacaan Alkitab
1. Bacaan Pertama
Pnt : Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 24 : 44 - 53
..............................................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!

4. Nyanyian Tanggapan PKJ 184. Nama Yesus Termulia Bait 2 Jemaat Berdiri
do = a 4 ketuk MM + 66
5. Bacaan Kedua
Dkn :Bacaan Kedua diambil dari Surat Efesus 1 : 15 - 23
.............................................................................................................................
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
6. Nyanyian PKJ 26. Nyanyikanlah Haleluya (3x)
la = b 4 ketuk MM + 72
7. Bacaan ketiga
Lit 2 : Bacaan ketiga terambil dari Kisah Para Rasul 1 :16- 11
..............................................................................................................................
Demikianlah Injil Tuhan. Terpujilah Kristus

8. Khotbah Judul Khotbah

SAAT HENING

9. Nyanyian respons PKJ 55. “ Pujilah NamaNya”Bait 4-5 Jemaat Berdiri


do = d 4 ketuk

10. Pengakuan iman

Lit 2 : Ya, Yesus Kristus adalah Tuhan, Anak Allah.


Dia Ilahi, setara dengan Allah Bapa dan Roh Kudus.
Sebab itu, mari kita muliakan Allah Tritunggal: Bapa, Anak dan Roh Kudus
dengan mengucapkan kembali pengakuan iman kita
bersama gereja segala abad dan tempat
J : (mengucapkan PENGAKUAN IMAN NICEA-KONSTANTINOPEL)
Aku percaya kepada satu Allah,
Bapa yang mahakuasa, Pencipta langit dan bumi,
segala yang kelihatan dan yang tidak kelihatan.

Dan kepada satu Tuhan, Yesus Kristus,


Anak Allah yang tunggal,
yang lahir dari Sang Bapa sebelum ada segala zaman,
Allah dari Allah, Terang dari Terang, Allah yang sejati dari Allah yang sejati,
diperanakkan, bukan dibuat, sehakekat dengan Sang Bapa,
yang dengan perantaraanNya segala sesuatu dibuat;
yang telah turun dari sorga untuk kita manusia dan untuk keselamatan kita,
dan menjadi daging oleh Roh Kudus dari anakdara Maria,
dan menjadi manusia;
yang disalibkan bagi kita, di bawah pemerintahan Pontius Pilatus,
menderita dan dikuburkan;
yang bangkit pada hari ketiga, sesuai dengan isi Kitab-kitab,
dan naik ke sorga;
yang duduk di sebelah kanan Sang Bapa
dan akan datang kembali dengan kemuliaan
155
untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati;
yang kerajaanNya takkan berakhir.

Aku percaya kepada Roh Kudus,


yang jadi Tuhan dan yang menghidupkan,
yang keluar dari Sang Bapa dan Sang Anak,
yang bersama-sama dengan Sang Bapa dan Sang Anak
disembah dan dimuliakan,
yang telah berfirman dengan perantaraan para nabi.
Aku percaya satu gereja yang kudus dan am dan rasuli.
Aku mengaku satu baptisan untuk pengampunan dosa.
Aku menantikan kebangkitan orang mati
dan kehidupan di zaman yang akan datang.

11. Doa syukur dan syafaat Jemaat Duduk

Lit 2 : Tuhan beserta saudara


J: dan beserta saudara juga.
Lit 2 : Mari kita berdoa
(Hening sejenak)
.................................................................................
Ya Allah, dalam pengasihan-Mu
J : dengarkanlah doa kami.
Lit 2 : Peliharalah kami, melalui Roh Kudus, di dalam nama Tuhan Yesus
yang telah mengajar kami berdoa:
S : (mengucapkan DOA BAPA KAMI)

PELAYANAN PERSEMBAHAN

1. Ajakan
Lit 2 : Jemaat yang terkasih,
Tuhan telah berfirman kepada kita dan telah mendengar doa kita.
Kini, marilah kita menyatakan syukur kita kepada-Nya
dengan mengumpulkan persembahan sambil mengingat Firman yang demikian:
“...Bagi Dia yang duduk di atas takhta dan bagi Anak Domba, adalah puji-pujian dan hormat dan kemuliaan
dan kuasa sampai selama-lamanya...” (Why 5:13b)

2. Nyanyian KJ 226. Dia Nobatkanlah


do = d 4 ketuk MM + 104

Doa persembahan Jemaat Berdiri

Lit 2 : Mari kita berdoa


(Hening sejenak)
Allah yang Mahabesar dan Mahakuasa,
kami memuji Dikau karena Kristus telah naik untuk memerintah di sisi kanan-Mu.
Kami bersukacita sebab berkat pemerintahan-Nya,
dunia dibawa menuju masa depan yang penuh harapan.
Kami bersyukur sebab Dia sajalah Tuhan atas kehidupan kami.
Dengan Roh Kudus,
bebaskanlah kami untuk mengasihi dengan kasih-Nya,
dan untuk merangkul dunia dengan belas kasihan-Nya.
Terimalah persembahan harta dan hidup kami
dan mampukanlah kami menaati perintah-Mu untuk melayani
di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan kami.
J : Amin.

PENGUTUSAN
156
1. AKLAMASI Jemaat Berdiri

Lit 2 : Kristus sudah bangkit dan naik ke sorga! Haleluya!


J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit dan naik ke sorga! Haleluya!
Lit 2 : Kristus sudah bangkit dan naik ke sorga!! Haleluya!!
J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit dan naik ke sorga!! Haleluya!!
Lit 2 : Kristus sudah bangkit dan naik ke sorga!!! Haleluya!!!
J : Ya, sungguh, Dia sudah bangkit dan naik ke sorga!!! Haleluya!!!

2. Nyanyian ‘Ku Menang, ‘Ku Menang (3x)

3 3 3 3 3 3 | 3 4 3 2 2 1 2
‘Ku me-nang, ‘ku me-nang ber-sa - ma Ye-sus Tu-han!
‘Ku menang, ‘ku menang di dalam peperangan!
‘Ku menang, ‘ku menang atas segala setan!
Haleluya, Haleluya, ‘ku menang!
Haleluya, Dia bangkit! Haleluya Dia hidup!
Haleluya, Dia naik! Rohul Kudus turun.

3. Pengutusan

Lit 2 : Benar, Kristus telah bangkit dan naik ke sorga.


Sesuai amanat-Nya, kita harus memberitakan kepada segala bangsa
pertobatan dan pengampunan dosa di dalam nama-Nya.
Untuk itu, baiklah kita bertekun di dalam doa
sampai kita mengalami kehadiran dan kuasa Roh Kudus yang diutus-Nya.

---Hening---

4. Litani menanti Roh Kudus

Lit 2 : Ya Kristus, sementara kami menanti dalam keheningan,


J : buatlah kami siap untuk menerima kehadiran Roh Kudus.
Lit 2 : Sementara kami mendengarkan firman-Mu,
J : buatlah kami siap untuk menerima kehadiran Roh Kudus.
Lit 2 : Sementara kami menyembah-Mu dalam kemuliaan,
J : buatlah kami siap untuk menerima kehadiran Roh Kudus.
Lit 2 : Sementara kami merindukan penyegaran-Mu,
J : buatlah kami siap untuk menerima kehadiran Roh Kudus.
Lit 2 : Sementara kami merindukan pembaruan-Mu,
J : buatlah kami siap untuk menerima kehadiran Roh Kudus.
Lit 2 : Sementara kami rindu diperlengkapi oleh-Mu,
J : buatlah kami siap untuk menerima kehadiran Roh Kudus.
Lit 2 : Sementara kami merindukan pemberdayaan-Mu,
S : buatlah kami siap untuk menerima kehadiran Roh Kudus. Amin.

---Hening---

BERKAT
Lit 2: Kita arahkanlah hati kepada Tuhan dan terimalah berkat-Nya:
Allah Bapa,
yang telah mengaruniakan nama di atas segala nama kepada Anak-Nya,
menguatkan kita untuk memberitakan Kristus Yesus sebagai Tuhan.
J : Amin.
Lit 2 : Allah Anak,
Imam Besar kita yang telah melintasi semua langit,
berdoa bagi kita di sisi kanan Bapa.
J : Amin.
Lit : Allah Roh Kudus,
yang mencurahkan limpah karunia atas gereja,
menjadikan kita hamba-hamba yang setia dari Kristus, Raja kita.
J : Amin.

157
Lit 2 : Dan berkat dari Allah yang Mahakuasa:
Bapa, Anak, dan Roh Kudus
ada di tengah-tengah kita dan mendiami kita senantiasa. Haleluya…

Semua : Menyanyikan :

J : 1 . 2 3 5 / 6 . 7 i 7/i . 7 6 5/
Ha-le-lu-ya, Ha-le-lu-ya, Ha-le-lu-ya

5 . 1 2 3 4/ 3 . 5 i 5/
Ha-le - lu –ya, Ha- le- lu-ya,

6 . 5 ./4 . 3 ./2 . 1 .
A-min , a – min, a – min.

158
Khotbah Minggu, 29 Mei 2022
Warna Liturgi Putih
Minggu Paska 7

MEMPERSIAPKAN GENERASI MASA DEPAN


Bacaan : Ulangan 6:4-7

Shalom, bapak, ibu, saudara, saudari yang dikasihi Tuhan,

Senang bisa berjumpa dengan bapak, ibu, saudara, saudari , patut kita naikkan syukur pada Tuhan
Yesus Kristus yang karena kasih dan penyertaanNya kita bisa bersama-sama di tempat ini. Saat ini
kita akan belajar dari Firman Tuhan bagaimana kita mempersiapkan anak-anak kita memasuki
masa depan. Ada sebagian besar orang yang mengatakan bahwa kebiasaan yang baik tidaklah
muncul tiba-tiba. Kebiasaan yang baik adalah hasil dari usaha dan latihan. Untuk menjadi seorang
pelari, maka ia perlu latihan lari secara teratur. Untuk terbiasa bangun pagi, seseorang harus
berlatih untuk bangun pagi-pagi. Kebiasaan yang baik tercipta lewat proses, usaha dan latihan.

Lewat FirmanNya, Allah ingin menegaskan bahwa Dialah Allah, Dialah Allah satu-satunya, Allah
Israel, tiada alah lain. Karena Dia adalah Allah satu-satunya, maka sebagai umatNya, bangsa Israel
harus taat dan patuh terhadap perintahNya. Apa perintahNya? Allah menghendaki umatNya
memiliki kebiasaan hidup yang baik. Kebiasaan untuk menempatkan Allah sebagai prioritas utama.
Oleh sebab itu umat Israel menempatkan ayat 4-5 dalam bacaan kita sebagai kredo atau pengakuan
imannya. Hal ini dimaksudkan supaya umat memperhatikan kredo ini serta mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anaknya. Mengajarkan bukan cuma dengan kata-kata, tapi dengan
teladan kehidupan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Pendidikan sangatlah penting bagi masa depan seseorang, masa depan bangsa dan masa depan
gereja. Karena dengan pendidikan, seseorang dibentuk menjadi jati diri yang sesungguhnya menuju
masa depan. Baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan formal melalui sekolah yang
berjenjang dari yang terendah hingga perguruan tinggi. Sedangkan informal melalui keluarga,
lingkungan dan gereja. Jika kita melihat dari sisi waktu, maka waktu yang terbanyak adalah
pendidikan secara informal yaitu keluarga, lingkungan dan gereja. Sebagaimana umat israel, yang
menganggap pendidikan itu harus diajarkan berulang-ulang dan sejak dini. Kalau Allah
menghendaki umatNya untuk mendidik dan mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anaknya,
maka Allah juga menghendaki bapak ibu sebagai orang tua untuk mengajarkannya juga kepada
anak-anak kita.

Bagaimana dengan gereja? Apakah sudah terlibat dalam proses pendidikan?, tentu sudah! bahkan
sejak masih anak-anak yaitu sekolah minggu. Ada kisah tentang awalnya sekolah minggu
terbentuk.

159
Sekolah minggu dimulai dari inggris pelopornya adalah Robert Raikes. Saat revolusi industri,
berbagai penemuan-penemuan terjadi. Beberapa diantaranya penemuan mesin pemintal dan mesin
uap. Banyak pemintal tradisional kehilangan lapangan pekerjaan. Banyak anak terpaksa putus
sekolah dan harus bekerja untuk bertahan hidup. Anak-anak harus bekerja dari hari senin sampai
sabtu. Hari minggu menjadi satu-satunya hari libur mereka, sehingga mereka menghabiskannya
untuk bersenang-senang. Namun karena anak-anak itu tidak mendapatkan pendidikan, mereka
menjadi sangat liar. Mereka minum-minum dan melakukan berbagai macam kenakalan dan
kejahatan. Bersama beberapa teman Raikes mencoba melakukan pendekatan kepada anak-anak itu
dan mengumpulkan mereka, memberi makan, melatih sopan santun, belajar membaca dan menulis
dan setiap saat menceritakan tentang cerita-cerita Alkitab. Akhirnya mereka tumbuh menjadi anak-
anak yang baik, taat dan setia kepada Tuhan.

Anak adalah masa depan bangsa. Bagi gereja, anak-anak adalah “ gereja masa depan “. Allah
menghendaki agar pendidikan anak sangat diperhatikan. Karena itu, anak-anak harus mendapat
perhatian yang memadai dalam pelayanan gereja. GKSBS sangan memperhatikan hal itu, dari 11
nilai yang dirumuskan di dalamnya ada “ Pendidikan untuk kecakapan hidup”. Bahkan jauh
sebelum itu pendidikan formal dan informal telah dilaksanakan. Misalnya secara formal, Pak
Hardjowasito telah mendirikan sekolah kristen di batang hari yang kemudian menjadi cikal bakal
Yayasan Pendidikan Kristen Lampung (YPKL) tahun 1960. Pendidikan informal bahkan sebelum
itu, pada tahun 1958 Ir. Gunarto telah melakukan pelatihan-pelatihan dan bimbingan kepada para
petani di ikuti tahun-tahun berikutnya dengan pengkadera-pengkaderan terkhusus bidang
peningkatan ekonomi dan sosial (SOSEK), kursus-kursus seperti pertukangan, jahit dll. Semua ini
dilakukan untuk melengkapi dan meningkatkan skill jemaat untuk siap bekerja.

Jemaat kekasih Kristus,

Kalau kita ingin anak kita menjadi anak yang baik. Anak-anak yang taat dan setia kepada Tuhan,
anak yang siap meraih masa depan yang cerah, maka sejak dini sudah harus dipersiapkan.
Persiapan meliputi berbagai aspek, yaitu formal dan informal sehingga mereka memiliki skill atau
ketrampilan yang mumpuni dan memiliki moral serta iman yang baik. Persiapan dilakukan supaya
mereka siap secara skil untuk masuk kedunia kerja tapi juga menjadi pribadi-pribadi yang taat dan
setia kepada Tuhan, yang mengutamakan Tuhan dalam hidupnya. Saya sangat yakin, jemaat Tuhan
mampu menjadi orang tua yang siap mendidik anak-anaknya, bukan satu kali tapi berulang kali,
tidak saja lewat kata-kata tapi juga memberi teladan dalam hidupnya. Sebagai anak-anak yang
baik, haruslah mau dengar didikan orang tuanya demi masa depan yang cerah. Tuhan Yesus
memberkati kita, amin.

160
Liturgi :

Nats Pembimbing : 1 Petrus 2: 9-10


Berita Anugerah : Kolose 2:3
Nats Persembahan : Amsal 3: 9-10
Nyanyian:
Nyanyian Pembukaan : PKJ. 7: 1-3
Nyanyian Pujian : KJ. 18: 1-2
Nyanyian Peneguhan : PKJ. 198: 1-2
Nyanyian Responsoria : PKJ. 200:1
Nyanyian Persembahan : PKJ. 216:1-3
Nyanyian Penutup : KJ. 415:1,

161
Panduan PA Selasa, 31 Mei 2022

MENGHADIRKAN SUKACITA DI TENGAH PENOLAKAN


Bacaan : Kisah Para Rasul 13:50-52

1. Pemandu PA menyapa peserta dan tuan rumah.


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 178:1-2 “Karna KasihNya Padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
(pertanyaan yang diajukan pada bagian ini adalah pertanyaan yang dapat membantu peserta untuk
“masuk” ke dalam teks Alkitab yang akan dibaca atau membuat pra paham)
1. Bagaimana perasaan saudara/i ketika menghadapi penolakan?
2. Apa yang saudara/i lakukan untuk mengatasinya?
4. Pembacaan Alkitab:
a. Doa Epiklesis
b. Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 13:50-52
c. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)
Contoh pertanyaan panduan:

1. Apakah yang saudara/i pelajari dari bacaan Alkitab kita pada hari ini?
2. Apa yang membuat Rasul Paulus dan Barnabas menerima penolakan di Anthiokia? Dan apa
yang dilakukan mereka terhadap penolakan tersebut?
3. Apa yang akan kita lakukan jika kita menerima penolakan iman atau bentuk penolakan lain
di tengah masyarakat bahkan di tengah jemaat?

Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan


Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)

Selalu ada cerita yang baik yang diharapkan dari sebuah pertemuan. Namun, tidak dapat

162
kita pungkiri bahwa tidak semua perjumpaan berakhir dengan penerimaan, kadang juga
terjadi sebuah penolakan. Penolakan tentu saja meninggalkan luka tersendiri. Dalam cerita
pelayanan rasul Paulus dan Barnabas saat ini, kita melihat bagaimana warga Anthiokia di
Pisidia menolak Injil yang diwartakan oleh kedua sahabat Tuhan ini. Atas hasutan orang-
orang Yahudi yang iri hati, banyak orang yang mendengarkan berita Injil akhirnya justru
menghujat dan menolaknya, bahkan melakukan pengusiran. Rasul Paulus dan Barnabas pun
merespon penolakan mereka itu, dengan mengebaskan debu kaki sebagai tanda peringatan
lalu pergi ke Ikonium. Roh Kudus menghibur dan menguatkan mereka, sehingga tetap
bersukacita meskipun ditolak.
Di masa perantauan dulu, para pendahulu kita kerab menerima penolakan dalam
perjalanan iman mereka. Ditolak karena minoritas dan tidak mendapatkan fasilitas seperti
yang lain, adalah hal yang sudah biasa. Perbedaan etnis, budaya dan bahasa terkadang
mempertegang keadaan yang ada. Usaha untuk bersekutu dan mendirikan tempat ibadah
juga sering mendapat rintangan dan penolakan. Tetapi karena pendekatan yang terus
dilakukan ke berbagai pihak, akhirnya membuat penolakan menjadi sukacita penerimaan.
Semangat yang baik tentang menerima penolakan dalam berbagai bentuk dengan rendah
hati, nampaknya juga menjadi nilai yang baik, yang melekat di tubuh GKSBS. Merajut nilai
kerukunan antar umat beragama contohnya, menjadi wadah persatuan bangsa yang terus
dihidupkan. Menerima dan menghargai segala perbedaan baik etnis, budaya dan antar
golongan adalah upaya yang juga terus dipupuk hingga sekarang. Semangat yang harus
terus dinyalakan sebagai tugas gereja dalam bersaksi kepada dunia. Sehingga setiap
penolakan yang ada, selalu dapat kita atasi bersama untuk menghadirkan damai dan
sukacita.

6. Komitmen Bersama: KJ 467:1-3 “TUHANKU, BILA HATI KAWANKU”


7. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 393 “TUHAN, BETAPA BANYAKNYA”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

163
BAHAN RENUNGAN Kamis, 2 Juni 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan : KJ 6
2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 53
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab : Markus 14 : 3 - 9
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 309
9. Doa Penutup

KASIH TULUS DAN PELAYANAN YANG MAKSIMAL


Bacaan : Markus 14 : 3 - 9

Pelayanan merupakan tugas panggilan Gereja. Allah menebus gereja-Nya supaya melakukan
pekerjaan kudusNya (2 Tim 1:9). Gereja tidak diselamatkan oleh pelayanan tetapi diselamatkan
untuk pelayanan, hal ini menunjukan bahwa pelayanan harus menjadi yang sungguh-sungguh
tunduk kepada Kristus Sang pemilik Gereja.

Tuhan menghendaki Gereja menunaikan tugas itu dengan tulus, bertanggungjawab dan setia
sehingga berbuah dan buahnya itu tetap. Namun kenyataannya pertimbangan ekonomi selalu
menjadi tema menarik dalam pelayanan dan seringkali program pelayanan berfokus pada angka
dan bukan pada hasil.

(Markus 14 : 3 – 9). Menjelaskan menjelang peristiwa penyaliban-Nya, Yesus mengalami suatu


momen indah. Ketika banyak orang mencari cara untuk menangkap dan membunuh Sang Guru dari
Nazaret itu (Mrk. 14:1-2), ternyata masih ada cinta yang ditunjukkan oleh seorang perempuan yang
mengekspresikan kasih dan penghargaan kepada Yesus. Ketika, Yesus makan bersama para tamu
di rumah Simon si kusta, tiba-tiba seorang perempuan masuk dengan membawa buli-buli berisi
minyak narwastu. Dia tidak menuangkannya beberapa tetes, tetapi memecahkan leher buli-bulinya
dan mencurahkan isinya di atas kepala Yesus. Tindakannya itu mendapat respons negatif. Dia
dianggap melakukan pemborosan karena uang sebanyak itu bisa diberikan kepada orang miskin.
Dan orang-orang yang ada di situ pun mulai memarahinya.

Akan tetapi, bagi Yesus tindakannya itu merupakan perbuatan kasih, yang jauh dari pemborosan
mengingat hari kematian-Nya. Menurut Sang Guru, menolong orang miskin bisa dilakukan kapan
saja. Namun, menunjukkan kasih kepada diri-Nya terbatas waktunya. Cinta kasih tulus
sesungguhnya akan mendorong seseorang untuk mempersembahkan yang terbaik, tidak hitung-
hitungan atau berpikir soal untung rugi.
164
Dari tindakan perempuan itu kita bisa belajar bahwa kasih tulus bisa menjadi daya dorong bagi kita
untuk melayani Tuhan sebaik dan semaksimal mungkin karena kesempatan untuk itu terbatas. Para
pendahulu gereja kita memberikan contoh yang baik bagi kita. Mereka melayani dengan
keterbatasan tetapi dilandasi dengan ketulusan dan keikhlasan. Dalam serba kekurangan dan
keterbatasan mereka terus berkarya dalam pelayanan sebagai orang yang cinta Tuhan.

Ketika kita memiliki kesempatan untuk melayani Tuhan, lakukan yang terbaik dalam setiap
pelayanan kita.

165
Khotbah Pentakosta Minggu, 5 Juni 2022
Warna Liturgi Merah
Pentakosta

DIJEPIT MAKIN MELEJIT, DIBABAT MAKIN MERAMBAT

Bacaan : Kisah Para Rasul 4:23-31

Saudara-saudariku di dalam Tuhan,

Pemimpin-pemimpin agama Yahudi kehilangan akal. Bagaimana mungkin orang-orang tidak


terpelajar itu begitu berani berdebat dengan mereka dan terlihat begitu percaya diri? Bagaimana
bisa nelayan sederhana yang tak berpendidikan tinggi menjadi pengkotbah-pengkotbah luar biasa?
Para Saduki dan Farisi sungguh tak habis pikir, Dari mana Petrus dan Yohanes belajar sehingga
begitu piawai dalam menjelaskan nubuatan-nubuatan para nabi dalam kitab suci lalu
menghubungkannya dengan Yesus Kristus yang menghebohkan itu? Dan darimanakah asal
wibawa serta kuasa mereka?? Mengapa orang-orang sakit disembuhkan ketika tangan dua orang ini
menyentuh tubuh si sakit? Bahkan hanya dengan ucapan dan kalimat suruhan disertai uluran
tangan saja, si lumpuh pun kemudian sembuh dan berjalan, melompat-lompat sambil memuji
Tuhan ? (Kis. 3:6-8) Sungguh sulit dipercaya. Tetapi para pemuka agama Yahudi itu melihat
sendiri.

Saudara-saudariku di dalam Tuhan,

Menyaksikan orang lumpuh berjalan sambil berjalan kian kemari, melompat lompat dan memuji
Allah, membuat banyak orang menjadi tertarik kepada pemberitaan Petrus dan Yohanes. Karena
mantan pengemis lumpuh yang sudah sembuh dan begitu riang gembira selalu mengikuti Petrus
dan Yohanes, maka seluruh orang banyak yang melihatnya dengan penuh keheranan datang
berkerumun. Kerumunan lama kelamaan semakin besar dan tibalah mereka semua di serambi yang
disebut serambi Salomo. Lalu Petrus dengan gagah dan lantang berkotbah tentang kuasa Yesus
yang sudah bangkitlah yang telah menyembuhkan si lumpuh. Petrus mendorong semua orang yang
berkerumun itu untuk bertobat atas dosa-dosa mereka yang keji serta percaya kepada Yesus orang
Nazaret yang telah mati dan dibangkitkan Allah itu adalah Kristus/ Mesias yang dinubuatkan para
nabi (Kis. 3:16-20).

Pemberitaan Petrus ini membuat marah imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-
orang Saduki. Apalagi Petrus mengkotbahkan kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Bahkan
dalam nama Yesus itu juga setiap orang yang menerimanya akan beroleh kebangkitan dan hidup.
Kemarahan golongan Saduki disulut pengajaran ini. Kita ketahui bahwa Golongan Saduki
mengajarkan tidak adanya kebangkitan orang mati, sementara golongan Farisi mengajarkannya.
Selama ini, golongan Saduki yang menguasai peribadatan di bait Allah memang berseberangan
pemikiran dan keyakinan dengan orang Farisi. Dan kini, Petrus mengajarkan hal yang sama dengan

166
ajaran orang Farisi, hanya kebangkitan orang mati itu disebabkan oleh iman kepada Yesus Kristus.
Bukankah itu artinya menyudutkan golongan Saduki di depan orang banyak? Maka ditangkaplah
Petrus dan Yohanes lalu dimasukkan ke dalam penjara. Pada lain pihak, hari itu bertambahlah
orang-orang yang percaya kepada pemberitaan Petrus kira-kira 1000 laki-laki lagi sehingga total
pengikut Yesus menjadi 4000 jiwa (Bdk. Kis. 2:41 dan Kis. 4:4). Mereka percaya kepada Yesus
yang akan membangkitkan mereka dari kematian menuju kehidupan kekal. Haleluya.

Saudara dan saudariku di dalam Tuhan,

Meskipun pemimpin agama Yahudi itu marah kepada Petrus dan Yohanes, tetapi mereka takut
kepada orang banyak yang memuliakan nama Allah atas peristiwa mukjizat kesembuhan si lumpuh
itu, maka hari berikutnya Petrus dan Yohanes akhirnya dibebaskan dari penjara (Kis. 4:21). Maka
pergilah mereka berdua menjumpai para murid Yesus lainnya yang sering kali mengadakan
persekutuan pasca kebangkitan Yesus. Mereka menjelaskan larangan dan ancaman orang Saduki
kepada mereka. Larangan mengajar tentang kuasa nama Yesus Kristus dan ancaman para imam,
pengawal Bait Allah dan golongan Saduki menggetarkan hati orang-orang Kristen perdana itu.
Maka berserulah mereka kepada Allah dalam doa dan meminta agar Allah memberikan kekuatan
dan keberanian untuk memberitakan firman Allah. Mereka juga memohon kepada Allah untuk
mengulurkan tanganNya menyembuhkan orang dan mengadakan tanda-tanda serta mukjizat oleh
nama Yesus Kristus yang kudus. Dan sungguh ajaib, Allah menjawab doa mereka sehingga pada
saat mereka bersatu di dalam doa itu, goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua
penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani (Kis. 4:29-31).

Saudara dan saudariku di dalam Tuhan,

Pengalaman buruk bisa membuat putus asa. Pengalaman pahit bisa membuat gentar, apalagi dalam
bayang-bayang ancaman dan hukuman. Tetapi Petrus dan Yohanes ingat bahwa mereka tidak
sendiri. Mereka memiliki saudara-saudari seiman yang akan ikut menopang. Dan bersama-sama,
mereka bersehati dalam doa. Para murid Yesus memang memiliki solusi istimewa. Dengan datang
kepada Allah, meminta Allah bertindak dan menolong, memohon anugerah keberanian dariNya,
maka Allah pasti memberikan jawaban dan pertolongan. Peristiwa seperti ini juga dapat dialami
oleh umat Tuhan di manapun tempat dan masa. Nenek moyang GKSBS pun mengalaminya, orang
tua kita mengalaminya, bahkan kita sendiri pun tak luput daripadanya. Tetapi kita semua toh dapat
melalui masa-masa penuh tetesan air mata itu karena kekuatan solidaritas sebagai sesama anggota
persekutuan yang menopang, bersehati sambil berdoa kepada Allah yang setiawan. Sehingga kita
bisa bersaksi bahwa suka duka dapat dipakaiNya untuk kebaikan kita. Memang, kekuatan soliditas
persekutuan adalah sarana yang sering dipakai Allah untuk mengajarkan bahwa tubuh Kristus
memang tak bisa dan tak boleh tercerai berai. Dalam bersekutu, bersehati, berkumpul dan saling
mengasihi sebagai sesama tubuh Kristus, di sanalah Allah menujukan mataNya dan
menyendengkan telingaNya. Allah kemudian menjawab dengan caraNya yang manis bagi kita

Saudara-saudariku, ….. selain kekuatan soliditas persekutuan, hal kuasa doa sungguh luar biasa.
Doa dapat membuka pintu-pintu kemungkinan dan jendela harapan. Doa dapat menggagalkan
167
setiap siasat jahat yang ditujukan kepada kita. Dan karena doa maka keberanian diberikan untuk
berjalan melangkah di jalan kebenaran. Doa adalah cara mencintai yang paling rahasia. Kita bisa
mendoakan secara diam-diam untuk kebaikan dan kesukacitaan orang lain. Ada kuasa di dalam doa
yang dinyatakan kepada Allah dengan hati yang tulus dilandasi iman yang teguh. Karena dilandasi
doa, maka tantangan dan problematika yang menjepit tak bisa menghalangi kita untuk terus
melejit, meski langkah hidup kita dibabat tetapi kita terus merambat. Banyak hal yang dapat
dijangkau di dalam dan melalui doa.

Rasul Petrus dan Yohanes mengalahkan ketakutan dan kecemasan mereka karena kekuatan doa
seluruh umat. Demikian pula umat, dilepaskan dari semua kegentaran mereka melalui doa yang
dipanjatkan di dalam kesehatian sebagai sesama umat tertebus. Kasih persaudaraan dan kekuatan
doa merupakan dua hal yang bisa membuka terobosan besar dalam hidup dan pelayanan. Dengan
demikian, saudara/i dan saya juga bisa menemukan sukacita dan keberanian jika berjalan bersama
Allah setiap hari. Dan itu semua berawal dari kehidupan yang berdoa.

Pada pihak lain, saudara/i ku,… karunia Roh Kudus dalam berbagai jenisnya akan diberikan Allah
kepada semua anggota tubuh Kristus sehingga tak satupun anggota tubuh Kristus yang tak
memiliki guna. Semua berharga dan selalu memiliki sesuatu untuk dibagikan di dalam persekutuan.
Baik karunia yang kodrati maupun karunia yang adi kodrati semua berguna dan berharga dalam
persekutuan sebagai tubuh Kristus yang berfungsi di tengah-tengah dunia. Tidak ada karunia
rohani yang diberikan seseorang terlepas dari persekutuan. Tuhan mengaturnya begitu rupa
sehingga anggota tubuh Kristus dapat saling melayani satu sama lain dan bekerjasama untuk
menjadikan suasana bumi ini seperti di dalam surga, di mana cita kasih, pengampunan, sukacita,
kedamaian dan segala yang disebut kebaikan bukan hanya diperkatakan tetapi sungguh disadari
dan dirasakan oleh segala mahluk. Roh Kudus menolong kita. Amin.

168
Tata Ibadah Pentakosta

TATA IBADAH PENTAKOSTA


Gereja Kristen Sumatera Bagian Selatan
Minggu 2 Juni 2022

“DIJEPIT MAKIN MELEJIT, DIBABAT MAKIN MERAMBAT”

1. PERSIAPAN
- Majelis Jemaat berdoa di Ruang Konsistori.
- Jemaat memasuki gedung
- WARTA JEMAAT
- Lonceng berbunyi, jemaat berdiri.
- Majelis Jemaat memasuki ruang Ibadah dengan prosesi penyerahan Alkitab.

A. BERHIMPUN
2. NYANYIAN JEMAAT
LIT 1: Bapak-Ibu dan Saudara-Saudari yang terkasih, hari ini kita mengakhiri Masa Perayaan Paska dan Pentakosta
dengan merayakan Hari Pentakosta. Untuk itu, marilah kita mempersiapkan diri dengan memuji Nama Tuhan.
KJ 18:1,3. Allah Hadir bagi Kita
Allah hadir bagi kita dan hendak memb’ri berkat,
melimpahkan kuasa RohNya bagai hujan yang lebat.
Refrein Dengan Roh Kudus, ya Tuhan, umatMu berkatilah!
Baharui hati kami; o, curahkan kurnia.
Allah hadir! O, percaya dan berdoa padaNya
agar kita dikobarkan oleh nyala kasihNya.
Refrein

3. PANGGILAN BERIBADAH
LIT 2: Bapak-Ibu dan Saudara-Saudari yang terkasih,
marilah kita beribadah kepada Allah Tritunggal: Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Secara khusus, mari kita berdoa kepada Roh Kudus
yang hari ini kita rayakan pencurahanNya

---Hening sejenak---

4. DOA KEPADA ROH KUDUS


LIT 2: Roh Kudus, Pencipta,
pada awal penciptaan Engkau melayang-layang di atas permukaan air.
Dari hembusan-Mu seluruh ciptaan beroleh hidup,
Tanpa-Mu segala yang hidup kembali ke debu.
J : Datanglah ya Roh Kudus!
LIT 1: Roh Kudus, Penasehat,
oleh-Mu para nabi berbicara dan bertindak dalam iman.
Engkau melingkupi mereka dengan kuasa untuk menyampaikan firman-Mu.
J : Datanglah ya Roh Kudus!
LIT 1: Roh Kudus, Kuasa,
Engkau datang laksana api kepada murid-murid Yesus;
Engkau memampukan mereka untuk berbicara di hadapan penguasa dunia ini.
J : Datanglah ya Roh Kudus!
LIT 1: Roh Kudus, Yang Menguduskan,
Engkau menjadikan kami anak-anak Allah;
Engkau membuat kami menjadi bait-Mu yang hidup;
Engkau berdoa di dalam kami dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
J : Datanglah ya Roh Kudus!

169
LIT 1: Roh Kudus, Pemberi Hidup,
Engkau menuntun dan menguduskan gereja yang Kauciptakan;
Engkau memberi karunia-karunia:
karunia hikmat dan pengertian,
karunia nasehat dan keperkasaan,
karunia pengenalan akan Allah dan kesalehan,
karunia takut akan Tuhan
sehingga seluruh ciptaan akan menjadi seperti yang Engkau kehendaki
J : Datanglah ya Roh Kudus!

LIT 1+J: (menyanyikan PKJ 96. Datang, ya Datang Roh Kudus <3x>)
Datang, ya datang Roh Kudus! Kami perlukan Engkau.
Datang dengan penuh kuasa, datang dengan kasihMu.
Jemaat. Duduk
5. PENYADARAN AKAN DOSA
LIT 1: Bapak-Ibu dan Saudara-Saudari yang terkasih,
kita boleh, bahkan perlu berdoa kepada Roh Kudus
sebab, sebagaimana Allah Bapa dan Allah Anak, Roh Kudus adalah Allah.
Namun, sudahkah hidup kita senantiasa sejalan dengan pimpinan-Nya? Juga sudahkah kita dengan setia
bersaksi sebagaimana Roh Kudus bersaksi tentang perbuatan-perbuatan besar Allah, khususnya tentang karya
penyelamatan Allah di dalam Kristus?
Agaknya dengan jujur kita harus mengakui bahwa terkadang, atau bahkan sering kita melawan pimpinan Roh
Kudus. Juga terkadang, atau bahkan sering, kita enggan bersaksi. Ada pula kalanya kita bersaksi tetapi sikap
dan perbuatan kita melemahkan kesaksian itu.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita merendahkan diri di hadapan Tuhan seraya memohon pengasihan-
Nya...
---Hening sejenak---
6. LITANI “TUHAN KASIHANI”
LIT 1: Ya Tuhan, kasihanilah kami!
J : 5 . 4 3 4 /5 3 /4 . 3 2 3 /4 2
Tu-han ka- sih- an - i, Kris-tus, ka-sih- an- i

5 . 4 3 4 / 5 6 / 5 . 4 . / 3 . . 0 ||
Tu-han ka-sih- an - i ka - mi!
LIT 1: Sungguh ya Tuhan, kami memohon belas kasihan-Mu.
Sebab, jika Engkau terus mengingat-ingat kesalahan,
siapakah yang sanggup bertahan?
Tuhan, kasihanilah kami!
J : 5 . 4 3 4 /5 3 /4 . 3 2 3 /4 2
Tu-han ka- sih- an - i, Kris-tus, ka-sih- an- i

5 . 4 3 4 / 5 6 / 5 . 4 . / 3 . . 0 ||
Tu-han ka-sih- an - i ka - mi!
---Hening sejenak---

7. BERITA ANUGERAH
LIT 1: Syukur kepada Allah,
sebab betapapun terkadang, atau bahkan sering kita melawan,
Roh Kudus tidak meninggalkan kita.
Dia terus berkarya di dalam kita sehingga akhirnya kita bersaksi.
Kehidupan kita pun terus diperbarui oleh-Nya
hingga kelak kita menjadi sempurna.
Sungguh besar anugerah Allah.
Segala kemuliaan bagi Dia kekal selama-lamanya!
Jemaat Berdiri

170
8. MADAH “KEMULIAAN”
KJ 242:1,4. Muliakan Allah Bapa
Muliakan Allah Bapa, muliakan PutraNya,
muliakan Roh Penghibur, Ketiganya yang Esa!
Haleluya, puji Dia kini dan selamanya!
Kemuliaan selamanya dalam sorga bergema.
Hormat dan syukur dan kuasa diberi ciptaanNya.
Haleluya, puji Dia, Raja agung semesta!

B. PEMBERITAAN FIRMAN
9. SALAM
Lit 2 : Tuhan beserta engkau
J : dan beserta engkau juga.

10. DOA MEMOHON ILUMINASI/PENERANGAN ROH KUDUS Duduk


Lit 2 : Marilah berdoa
Lit 2+J: (menyanyikan KJ 55:1,2. Ya Sumber Kasih, Roh Kudus)
Ya, Sumber Kasih, Roh Kudus, pancarkan apiMu,
sehingga hati kami pun penuh semangatMu!
Engkau ilhami kaum nabi menulis Alkitab
O tolong kami mengerti maknanya yang tepat.

11. PEMBACAAN ALKITAB Duduk


- Bacaan Pertama
L : Bacaan Pertama diambil dari Kitab Kisah Para Rasul 2 : 1 - 21
......
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
- Mazmur Tanggapan
MAZMUR 104:24-34,35B
do=
Refrein (oleh Jemaat)

3 3 6 6 i | 7 6 7 | 3 3 3 2 | 2 2 4 2 | 3 . .|
Bi - la TU-HAN meng-u - tus Roh-Nya ja - di ba - ru mu - ka bu - mi

Bait-bait (oleh Song Leader)


3 3 1 1 7 | 6 6 7 1 | 6 .
1. Sung-guh ba-nyak kar - ya - Mu ya TU-HAN!
2. Se - mua me- nan - ti - kan Eng-kau TU-HAN
3. A - ba - di - lah ke - mu - lia - an TU-HAN,

3 3 | 4 4 4 4 6 6 | 6 4 3 3 | 3
Se-mua Eng-kau cip - ta de-ngan bi - jak - sa - na.
un - tuk di - be - ri ma-kan pa - da wak-tu - nya.
biar-lah TU-HAN ber - su - ka kar’- na kar -ya -Nya!

3 1 | 1 1 2 2 1 2 | 7 7 . |
Bu- mi pe-nuh de-ngan cip - ta - an - Mu:
Bi - la Kau be - ri m’re-ka me-mu-ngut.
Dia me-man-dang bu-mi hing-ga gen-tar,

1 7 6 6 6 6 | 4 6 4 3 | 3 .
La - ut be - sar dan lu - as wi - la -yah-nya
Bi - la Kau sem-bu-nyi m’re - ka ter - ke - jut;
dan me-nyen-tuh gu-nung hing-ga ber-a - sap.

171
3 3 | 4 4 4 6 | 6 7 1 1 | 1
ba-nyak makh-luk hi-dup di da-lam-nya,
bi - la roh Kau am-bil m’re-ka ma - ti.
S’la - gi a - da ‘ku mau maz-mur-kan Dia.

1 7 6 6 | 6 6 6 6 7 6 | 4 4 . |
ka-pal be-sar ber- la - yar meng-a -rung - i - nya,
Bi - la Roh-Mu Kau u - tus m’re - ka ter - cip - ta,
Bi - ar - lah re -nu-ngan-ku ma - nis Dia de-ngar!

4 4 3 3 6 7 | 1 1 2 2 3 |
dan Le - wi - a - tan ber- ma - in de-ngan-nya.
dan Eng-kau mem-ba - ru - i mu- ka bu-mi.
Pu - ji TU-HAN ji - wa - ku! Ha - le - lu - ya!

Syair : Pdt. Yosafat Agung Prabowo berdasarkan Mazmur 104:24-34,35b


Lagu : Pdt. Yosafat Agung Prabowo

- Bacaan Kedua
Lit 1: Bacaan Kedua diambil dari Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 8: 22 - 27
.....
Demikianlah sabda Tuhan.
J : Syukur kepada Allah!
Jemaat Berdiri
- Nyanyian “Haleluya”
PKJ 26. Nyanyikanlah Haleluya (3x)
Nyanyikanlah Haleluya! Nyanyikanlah Haleluya!
Haleluya, Haleluya. Nyanyikanlah Haleluya!
- Bacaan Alkitab
Lit 2 : Kisah Para Rasul 4:23-31
........
Demikianlah Firman Tuhan. Terpujilah Kristus
J : i 7 6 5 /6 . . ./5 . . .
se-la-ma-nya. A - - - min.
Jemaat Duduk
12. KHOTBAH

SAAT HENING
13. DOA SYAFAAT & DOA BAPA KAMI

C. PELAYANAN PERSEMBAHAN
14. NAS PERSEMBAHAN
Lit 2 : Bapak-Ibu dan Saudara-saudari,
telah kita dengarkan Firman Tuhan serta telah kita saksikan bagaimana Sakramen Baptis dilayankan dan
Anggota Sidi Baru diteguhkan.
Kini marilah kita menyatakan syukur kita kepada Tuhan dengan mengumpulkan Persembahan sambil
mengingat firman yang demikian:
“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu
dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,
maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah,
dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.”
(Amsal 3:9-10)

15. PENGUMPULAN PERSEMBAHAN


KJ 241. Inilah Hari Kelima Puluh
Inilah Hari Kelima puluh, Hari Pentakosta;
panen pertama menjadi nampak, panen dari Paska.
Refrein Untuk siapakah hasil pertama ini? Untuk Tuhan, sumber anugerah!
172
Biji benih yang telah ditanam dengan air mata
hidup menjadi tumbuhan dan buahnya sudah nyata.
Refrein
Yesus ditanam dan bangkit pula pada masa Paska,
kini buahnya menjadi nyata pada Pentakosta.
Refrein
Yesus Tanaman yang mahaagung, diberkati Allah;
Nampaklah hasil Tanaman itu: orang yang percaya.
Refrein
Berdiri Berdiri
Hasil pertama mengandung janji untuk panen akhir:
nanti tuaian purnama datang, janganlah kuatir!
Refrein Untuk siapakah panen purnama itu? Untuk Tuhan, sumber anugerah!
Pada bait terakhir, Jemaat Berdiri.
Kantong Persembahan dan beberapa jenis Persembahan Undhuh-undhuh dibawa ke depan altar untuk didoakan.

16. DOA PERSEMBAHAN

D. PENGUTUSAN
17. PENGUTUSAN
Lit 2 : Sekarang saudara-saudari, kembalilah ke tengah dunia.
Teruslah bersaksi bersama Roh Kudus
dan hiduLit 1ah selalu dalam pimpinan-Nya!

18. NYANYIAN JEMAAT


PKJ 97. Roh Kudus, Kuatkanlah Kami
Roh Kudus, kuatkanlah kami jadi saksi, Saksi Tuhan di dalam dunia.
Roh Kudus, kobarkanlah api kuasaMu dalam hati kami yang berdosa.
Roh Kudus, kuatkanlah kami jadi saksi, di tempat yang penuh rasa benci.
Roh Kudus, hiburlah setiap hati sedih dan berilah damai sejahtera.
Roh Kudus, kuatkanlah kami jadi saksi, dalam dunia penuh kuasa gelap.
Roh Kudus, pancarkan cahaya IlahiMu. Tuntun kami mengabdi padaMu.
Roh Kudus, kuatkanlah kami jadi saksi, meneguhkan yang bimbang dan resah.
Roh Kudus, yakinkanlah kami dalam iman, dan beri pengharapan yang segar.

19. BERKAT
Lit 2 : Pergilah dalam damai sejahtera.
Allah yang Mahakuasa: Bapa, Anak dan Roh Kudus
memberkati engkau dari sekarang sampai selama-lamanya!
J : 1 . 2 3 5 / 6 . 7 i 7/i . 7 6 5/
Ha-le-lu-ya, Ha-le-lu-ya, Ha-le-lu-ya

5 . 1 2 3 4 /3 .5 i 5/
Ha-le- lu –ya, Ha- le-lu-ya,

6 . 5 ./4 . 3 ./2 . 1 .
A-min , a – min, a – min.


Selamat Hari Pentakosta
Sungguh, Roh Kudus telah dicurahkan!

173
Panduan PA Selasa, 7 Juni 2022

MANDIRI DAN MENGANDALKAN TUHAN


Bacaan : 2 Korintus 1:21-24

1. Pemandu PA Menyapa peserta dan Tuan Rumah


Pemandu PA mengajak peserta untuk bernyanyi KJ 178 : 1-2 “Karna KasihNya Padaku”
2. Doa
3. Pemandu PA mengajak peserta untuk menggali pengalaman sebelum membaca
Alkitab
1. Pernahkah kita mengalami kekecewaan ketika tokoh yang kita idolakan? Mari diceritakan?
4. Pembacaan Alkitab:
A. Doa Epiklesis
B. Bacaan Alkitab: 2 Korintus 1 :21-24
C. Lagu setelah pembacaan Alkitab: KJ 50a: 1 “SABDAMU ABADI”

Pemandu PA mempersilakan peserta untuk mengajukan pertanyaan apabila ada dan


akan menjadi pembahasan di dalam PA.

Apabila tidak ada yang mengajukan pertanyaan, pemandu PA dapat melanjutkan ke


bagian diskusi dan memakai pertanyaan yang ada untuk memandu proses diskusi.

5. Diskusi
(Pertanyaan di bagian ini dapat diganti atau ditambahkan apabila ada pertanyaan yang
telah diajukan oleh peserta PA)

1. Apa makna ayat 21 dan 22 bagi bapak ibu saudara dan saudari sekalian?
2. Menurut bapak ibu saudara dan saudari sekalian perlukah kita memiliki pola pikir
mandiri dalam persekutuan? Berikan contohnya?
3. Bagaimana bapak ibu saudara dan saudari memahami visi menjadi Gereja Yang
mandiri dan terbuka? Apa peran kita dalam mewujudkannya?
Bagian ini dibuat untuk membantu peserta dalam merefleksikan bacaan
Panduan Refleksi
(Hanya dibacakan apabila dalam proses diskusi poin-poin refleksi ini belum
diungkapkan oleh peserta PA)

Kita menyadari bahwa melayani dalam sebuah persekutuan itu tidak akan pernah bisa
memuaskan semua orang. Seperti penjual Es yang disukai anak-anak tetapi dibenci oleh
para ibu-ibu karena harus menyerahkan uangnya. Pada konteks perikop kita pun Paulus
sempat mengecewakan jemaat yang mengharapkan kedatangannya. Tetapi Paulus mencoba
menjawab hal tersebut agar dapat menenangkan jemaat. Tetapi ternyata Paulus menemukan
bahwa kuasa Kristus dalam urapan dan materai perlu dimaknai sebagai suatu dasar kuat

174
bagi orang percaya untuk dapat hidup mandiri, bukan bergantung pada tokoh tertentu
seperti Paulus.

Gereja dimana kita berada saat ini pun sempat mengalami proses dimana oran- orang
tertentu menjadi tokoh kunci pergerakan GKSBS. Dalam pelayanan di Jemaat pun sering
kali kita hanya mengandalkan tokoh tertentu saja sebagai penggeraknya tanpa menyadari
bahwa diri kita pun adalah bagian yang perlu bertumbuh karena sudah memiliki Karunia,
urapan dan materai dari Yesus Kristus. Kita di ajak untuk dapat mandiri baik dalam
pemikiran dan pelayanan. Menjadi mandiri merupakan sebuah keadaan dimana keberadaan
diri kita mampu saling membangun satu dengan yang lain. Tentu dalam hal ini kita tetap
mengandalkan Tuhan yang telah berbagi kepada Kita. Pertanyaannya maukah kita menjadi
mandiri dan bersama sama mewujudkan visi GKSBS “menjadi gereja yang mandiri dan
terbuka”?. peran pendeta, penatua, diaken dan tiap jemaat adalah kunci untuk kita
melakukan pelayanan di gereja kita.

6. Komitmen Bersama: PKJ 4:1-2 “ANGKATLAH HATIMU PADA TUHAN”


7. Persembahan
Lagu persembahan: KJ 337:1- dst “BETAPA KITA TIDAK BERSYUKUR”
8. Doa Persembahan, Syafaat dan Penutup

175
BAHAN RENUNGAN Kamis, 9 Juni 2022

Tata Liturgi Renungan

1. Lagu Pembukaan: PKJ 4:1-2 “Angkatlah Hatimu pada Tuhan”


2. Doa Pembukaan
3. Lagu Pengantar Firman : KJ 460: 1 “Jika Jiwaku Berdoa”
4. Doa Pembacaan Alkitab
5. Pembacaan Alkitab
6. Renungan
7. Doa Syafaat
8. Lagu Penutup : KJ 432: 2 “Jika Pada ku ditanyakan”
9. Doa Penutup

ROH KUDUS MENYATUKAN KITA


Bacaan : I Korintus 12:3

Shalom , ibu, bapak, dan saudara/i yang dikasihi oleh Tuhan .

Hari Minggu kemarin kita telah bersama-sama menghayati peristiwa dicurahkannya Roh Kudus
kepada para Rasul di Yerusalem yang dijanjikan Tuhan Yesus sebelum Ia naik ke surga. Roh
Kudus yang membimbing para rasul dan kita saat ini merupakan Roh yang sama. Roh yang
mempersatukan orang-orang percaya untuk menjadi satu Roh dengan rupa-rupa karunia. Kesatuan
inilah yang rasul Paulus sampaikan di dalam 1 Kor 12 supaya orang-orang di Korintus tidak saling
bertentangan atas perbedaan karunia yang mereka miliki supaya mereka tidak saling meninggikan
diri satu dengan yang lain karena hanya Roh Kudus saja yang menyatukan. Dalam (1Kor 12:3)
yang menjadi permenungan kita saat ini menyampaikan bahwa Roh Kudus juga yang menuntun
jemaat di Korintus untuk menyadarkan bahwa Yesus adalah Tuhan, hal ini sampaikan supaya
jemaat di Korintus mengetahui kebenaran yang membawa mereka kepada kesatuan Roh.

Kesadaran akan pentingnya kesatuan Roh bagi rasul Paulus ini dapat kita refleksikan dalam
kehidupan kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Terkhusus Jemaat GKSBS di
Sumbagsel yang terdiri dari suku, bahasa, dan budaya yang berbeda-beda satu dengan yang
lainnya. Namun dapat tetap menjadi satu yaitu GKSBS sebagai gereja daerah yang lahir dan
tumbuh dalam suatu lingkungan masyarakat setempat dan yang dalam pertumbuhannya
menggunakan segala kekayaan yang ada di daerah. Dengan pemahaman tentang GKSBS sebagai
gereja daerah, kesatuan terus diwujudkan oleh kita yang hidup di masa saat ini dan bersama
perubahan yang terus terjadi. Karunia-karunia yang dimiliki oleh anggota jemaat GKSBS yang
diberikan oleh Allah dapat bersama-sama kita satukan untuk kemuliaan nama Tuhan. Tidak merasa
bahwa karunia yang kita miliki lebih baik namun menyadari bahwa karunia itu ada di dalam satu
Roh yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. GKSBS sebagai gereja daerah adalah kita

176
yang ada di dalamnya untuk terus bersekutu bersama agar lebih mempererat hubungan antar
jemaat-jemaat GKSBS. Selamat menghayati kebaikan Tuhan dengan bersatu di dalam kesatuan
Roh. Amin

177
Minggu, 12 Juni 2022
Warna Liturgi Putih
Minggu Tritunggal

ROH KUDUS MENEGUHKAN


Bacaan : Kisah Para Rasul 7 : 54 – 60

Ibu, bapak saudari/a yang dikasih oleh Tuhan Yesus Kristus. Menurut kalender gerejawi, Minggu
ini kita merayakan Minggu Trinitas. Perayaan Hari Minggu Trinitas baru ditetapkan pada abad ke-
14. Minggu Trinitas dirayakan pada Minggu I sesudah Pentakosta untuk menyaksikan Allah Yang
Esa atau Allah Tritunggal yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus.

Ketika berbicara tentang doktrin atau ajaran Trinitas yang juga sering disebut dengan Allah
Tritunggal, banyak orang kemudian menjadi bingung dan larut dalam perdebatan. Contohnya
melalui pertanyaan “apakah orang Kristen memiliki 3 Tuhan?” atau melalui pertanyaan sebaliknya
“Jika Tuhan Allah dalam kekristenan itu satu, mengapa Yesus berdoa di taman Getsemani kepada
Bapa? Mengapa Ia nampak berdoa kepada diri-Nya sendiri?” Bagaimana menjawab pertanyaan-
pertanyaan ini? Kedua pertanyaan ini penting, yang oleh karenanya harus dijawab, namun
jawabnya tidaklah mudah.

Ibu, bapak saudari/a yang dikasih oleh Tuhan Yesus Kristus. Pengajaran Kristen tentang Trinitas
adalah salah satu topik yang sangat penting. Banyak cara yang telah dilakukan oleh orang Kristen
untuk menyederhanakan Trinitas secara manusiawi. Banyak ilustrasi dibuat dengan tujuan untuk
memahami pengajaran ini, contohnya Trinitas diumpamakan seperti telur yaitu kuning + putih +
kulit, atau sebagai satu orang dengan berbagai fungsi yaitu sebagai ayah sekaligus anak sekaligus
paman, atau sebagai air yaitu uap, cair, es dan masih banyak contoh lainnya, namun tidak satupun
ilustrasi manusia dapat menjelaskan Allah Tritunggal itu dengan tepat, dan begitu juga dengan
contoh-contoh di tadi, tidak satupun yang dapat dengan tepat menjelaskan Tritunggal.

Namun sekalipun demikian setidaknya ada 2 hal yang perlu menjadi perhatian kita ketika berbicara
tentang Trinitas, yaitu yang Pertama pemahaman tentang Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus,
disebut dengan Trinitas, bukan  Tritheis. Tritheis  berarti 3 Allah. Sedangkan Trinitas
berarti: Triune atau Three in One: Tiga dalam Satu. Allah adalah satu substansi dalam tiga pribadi.
Ketiga pribadi atau person Ilahi adalah Bapa, Anak, Roh Kudus yang berelasi satu dengan yang
lain dalam sebuah persekutuan yang Ilahi. Jadi kita memiliki satu Allah dalam satu hakikat, satu
relasi, satu persekutuan, di mana di dalamnya ada 3 pribadi yang setara yang berkarya bersama.

Ibu, bapak saudari/a yang dikasih oleh Tuhan Yesus Kristus. Dalam 2 Tesalonika 2: 13-14
menegaskan kekhasan sekaligus kesatuan 3 pribadi ini, yang bunyinya begini : “....Allah dari
mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh…. Untuk itulah Ia telah memanggil…
sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita…. Dan Ia, Tuhan kita
Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita, yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi kita.…” yang
178
mana hal ini juga senada dengan bacaan kita yaitu Kis 7 : 55 – 56 yang bunyinya : Tetapi Stefanus,
yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri
di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia
berdiri di sebelah kanan Allah." Dari kedua bagian teks Alkitab ini, kita bisa mendapatkan
informasi bahwa Allah bekerja secara dinamis dalam keterkaitan person Bapa, Anak dan Roh!

Kedua, janganlah kita menyangka bahwa hanya dengan memahami misteri Tritunggal kita bisa
mengimani-Nya. Ini keliru. Misteri tidak sama dengan masalah. Masalah bisa dan perlu
diselesaikan. Namun, misteri bukan untuk diselesaikan. Ia hanya mungkin untuk dihayati dan
diimani. Dipuja dan dipuji. Pemahaman dan penjelasan tentang Tritunggal hadir setelah itu, dalam
keterbatasan yang harus diakui. Jadi yang perlu dipahami bahwa, kita tak perlu memahami misteri
Allah Tritunggal sepenuhnya untuk bisa mengimani-Nya.

Ibu, bapak saudari/a yang dikasih oleh Tuhan Yesus Kristus. Mengapa Stefanus akhirnya mati?
Dalam bacaan diceritakan kematian Stefanus akibat beberapa orang Mahkamah agama atas
penjelasan yang diberikan oleh Stefanus kepada mereka. Tampaknya antara Stefanus berbeda
pendapat dengan Mahkamah agama. Tentu berbeda pendapat itu adalah hal biasa, namun
perbedaan pendapat antara Mahkamah Agama dan Stefanus bisa berujung pada kematian, itu
karena ada pihak yang merasa bisa mengklaim kebenaran sebagai miliknya. Jika kita
memperhatikan ayat 57-58 dalam bacaan kita. Pada ayat tersebut diceritakan orang-orang menutup
telinga.

Menutup telinga dilakukan karena tidak perlu mendengar orang lain, merasa diri paling benar, yang
ujungnya menghakimi bahwa orang lain salah sehingga pantas untuk disingkirkan. Dalam hal
kematiannya, Stefanus tentu menjadi martir, karena ia mempertahankan imannya. Cerita yang
mirip sebagaimana di alami oleh Stefanus ternyata terjadi juga dalam kehidupan kita di GKSBS.
Ada beberapa cerita di mana orang Kristen di masa lampau rumahnya dilempari batu, diancam, dan
ada juga yang sedang beribadah kemudian gedung gerejanya dilempar dengan batu.

Sebagaimana Stefanus, para pendahulu kita di GKSBS, dengan peristiwa demikian tentu
mengajarkan kepada kita tentang ketaatan dan iman yang sejati itu. Artinya kita yang adalah
GKSBS memiliki DNA taat dan beriman itu. Jadi jika saat ini kita dalam ber GKSBS masih saja
ada pihak yang merasa tidak perlu mendengar orang lain, jika masih saja ada yang merasa pantas
menjadi hakim kepada yang lain, tentu itu adalah kemunduran.

Ibu, bapak saudari/a yang dikasih oleh Tuhan Yesus Kristus. Doktrin atau ajaran Trinitas tidak
memberikan manusia yang terbatas ini pemahaman menyeluruh tentang Tuhan yang tak terbatas,
tetapi memberikan kita pemahaman tentang kemahakuasaan  Allah, pengorbanan dan pengajaran
teladan hidup Yesus, serta penyertaan Roh Kudus melebihi segala yang kita butuhkan untuk yakin
beriman dan taat kepada segala perintah-Nya. Jadi sekali lagi kita sadar bahwa kita tak akan
mungkin mengelupas misteri Allah hingga tuntas. Allah dan misteri-Nya terlalu besar untuk logika

179
kita. Yang perlu kita lakukan, yang pertama dan yang utama, adalah menghadirkan diri dipeluk dan
direngkuh oleh kehidupan baru yang ditawarkan Sang Bapa, melalui Anak dan Roh Kudus. Amin

Liturgi :

Nats Pembimbing : Yehezkiel 36 : 27


Berita Anugerah : Roma 5 : 3 – 5
Nats Persembahan : II Korintus 9 : 8
Nyanyian :
1. Lagu Pembukaan : KJ 242 : 1 – 2
2. Lagu Nyanyian Pujian : PKJ 95 : 1 – 2
3. Nyanyian Peneguhan : PKJ 99 : 1 – 2
4. Nyanyian Responsoria : PKJ 97 : 1 – 4
5. Nyanyian Persembahan : PKJ 149 : 1 – dst
6. Lagu Penutup : PKJ : 101 : 1 – 3

180

Anda mungkin juga menyukai