Anda di halaman 1dari 13

BAB II

URAIAN REALITAS JEMAAT

I.1 REALITAS JEMAAT

Pada bagian ini, penulis akan memaparkan realitas pelayanan gereja, yang terdiri dari keadaan
pelayanan dan berbagai hal yang berkaitan dengan jemaat termasuk data-data kuantitatif Jemaat Seti.

I.1 Sumber Daya Manusia

Sumber Daya manusia disingkat SDM merujuk pada semua individu yang bekerja dalam suatu
organisasi atau perusahaan. SDM adalah suatu aset paling berharga dalam suatu entitas karena
melibatkan tenaga kerja manusia yang menyumbangkan ketrampilan pengetahuan, dan tenaga
kerja mereka untuk mendukung operasi dan tujuan organisasi. Dan berbicara mengenai sumber
daya manusia berjemaat mengacu pada individu yang menjadi bagian dari jemaat itu sendiri yang
memiliki peran dalam memajukan atau mendukung aktivitas keagamaan dan social dalam konteks
jemaat tersebut. Dengan demikian pembinaan warga gereja yang terlaksana di jemaat GPM Seti
akan dijelaskan sesuai dengan realitas jemaat, dan untuk mengukur serta mengetahui SDM yang
dimiliki oleh jemaat GPM Seti perlu kita perhatikan dahulu Pendidikan dan Pekerjaan yang
dimiliki oleh jemaat.
a. Jumlah Jemaat Menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 1 jumlah jemaat menurut tingkat pendidikan

Tamatan/Ijasah Terakhir
Perguruan Tinggi
No. Sektor Unit SD SMP SMA/K
D1-D4 S1 S2 S3
1 NAVIRI 1 45 org 9 org 17 org 3 org - -
2 SION 2 15 org 4 org 23 org 3 org 7 org - -
3 IMANUE 1 11 org 4 org 9 org - 2 org - -
4 L 2 16 org 7 org 13 org - 1 org - -
5 BUKIT 1 24 org 18 org 17 org - -
6 SION 2 18 org 8 org 12 org
7 3 27 org 15 org 10 org 1 org
Jumlah 156 57 101 3 14
Dari tabel yang kita lihat tamatan SD dan SMA cukup tinggi, dan data ini menggabarkan bahwa kondisi sumber daya umat cukup
rendah

b. . Pekerjaan pokok/mata pencaharian rumah tangga per Jemaat


Mata pencaharian jemaat GPM Seti umunya adalah Petani,namun ada yang bekerja sebagai pegawai honorer, pegawai swasta,
perawat dan juga guru dapat kita lihat pada tabel di bawah ini
Tabel 02 Pengelompokan jemaat berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Pokok
Jenj
ang

Pengusaha
Pengacara

Peterenak

Dan lain2
Pengrajin
c.

Nelayan
Perawat

Pensiun
Pendeta
Bekerja

Teknisi
bekerja

Notaris

Arsitek
Dokter
Belum

Dosen

Honor

Petani
Tidak

Guru
Sektor

TNI/
PNS
Peg.

Peg.
Unit

1 Naviri - 1 - - - 1 - - - - - 1 - - - - -
Naviri Sion 1
Sion Naviri - - - - - 1 - - 1 1 1 1 1 - - - - 7
Sion 2 0
2 Imanuel - - - - - - - - - - - - - - 2 - 7
1
Imanuel
Imanuel - - - - - - - - - 1 1 - - - - 13
2
3 Bukit Bukit - - - - - - - - - -
Sion Sion 1
Bukit
Sion 2
Bukit
Sion 3
Jumlah

Dari data pekerjaan pokok di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mata pencaharian Jemaat GPM SETI adalah sebagai
petani. Selain sebagai petani, ada yang bekerja sebagai PHL (pekerja Harian Lepas) pada perusahaan Nusa Ina Group.
I.2`Keorganisasian

organisasi adalah sebuah wadah untuk sekumpulan orang yang bekerja sama secara rasional serta
sistematis yang terpimpin atau terkendali untuk mencapai tujuan tertentu memanfaatkan sumber
daya yang ada di dalamnya. Dengan demikian jika berbicara mengenai organisasi maka hal itu
terkait dengan struktur kepemimpinan. Dalam gereja pun memiliki organisasinya atau memiliki
struktur kepemimpinan dimulai dari tingkat Sinode, Klasis dan jemaat. Dan di dalam jemaat juga
memiliki organisasi atau memiliki struktur kepemimpinan
a. Profil Kelembagaan
Kontur organisasi GPM di tingkat jemaat idealnya organisasi secara Hierarki yaitu dari fase
tertinggi di tingkat jemaat sampai fase terendah di unit pelayanan. Majelis jemaat GPM Seti
berjumlah 19 orang yang terdiri dari 1 Pendeta 15 Majelis jemaat dan 4 tua agama
b. Wadah pelayanan Sektot dan Unit
Jemaat GPM Seti memiliki 3 Sektor pelayaanyang dibagi dalam 7 unit pelayanan yaitu Sektor
Nafiri Sion yang terdiri daru Unit Nafiri Sion 1 dan unit Nafiri sion 2, Sektor Imanuel tediri
dari Unit Imanuel dan unit Imanuel 2, Sektor Bukit Sion yang terdiri dari Unit Bukit sion 1,
unit bukit sion 2 dan unit Bukit Sion 3. Ibadah Sektor berlangsung hari sabtu satu bulan sekali
di minggu keempat bulan berjalan, dan ibadah unit dilaksanakan setiap hari sabtu jam 16.00
Wit sore, dan didampingi oleh dua orang majelis Penatua dan Diaken.
Setiap bulan juga dilakukan ibadah perangkat pelayan hari rabu di minggu kedua bulan
berjalan jam 16.00 Wit. Selain itu juga dilaksanakan ibadah kunci bulan yang berlangsung jam
16.00 Wit di gedung gereja.
c. Wadah pelayanan Laki-laki dan Perempuan
Wadah pelayanan Laki-laki di jemaat GPM Seti dilaksanakan setiap hari minggu jam 16.00
Wit, tingkat kehadiran umat dalam ibadah wadah pelayanan Laki-laki sangat minim
dikarenakan kurangnya kesadaran beribadah dari umat yang lebih memfokuskan aktifitas
mereka di kebun bahkan dihari minggu umat tetap beraktifitas di kebun mereka. Sedangkan
ibadah pelayanan Perempuan tingkat kehadiran umat cukup baik ibadah wadah pelyanan
perempuan yang dilaksanakan setiap hari kamis jam 16.00 Wit. Selain itu ibadah kemitraan
dilaksanakan setiap hari minggu diminggu keempat bulan berjalan jam 16.00 Wit
d. Pelayanan pemuda AMGPM

Pelyanan pemuda AMGPM Ranting Pniel Seti berlangsung setiap hari selasa jam 16.00 Wit
disetiap ibadah jumlah pemuda sangat minim, Faktor-faktor penyebab ketidakhadiran para
pemuda ini salah satumya adalah mereka lebih fokus bekerja di kebun atau lahan milik mereka,
factor lainnya juga banyak yang cukup malu menghadiri ibadah karena para pemuda ini hidup
dengan pasangan mereka dan belum dinikahkan secara sah baik dari Gereja maupun pemerintah.
Gereja sudah memebrikan ruang setiap tahunnya untuk melakasanakn pernikahan masal bagi
para pemuda yang belum menikah secara sah, namun kesadaran mereka sangat memprihatinkan.
Faktor-faktor inilah yang mnyebabkan para pemuda kurang berpartisipasi dalam ibadah pemuda
maupun kegiatan-kegiatan pemuda di dalam jemaat. Sehingga mempengaruhi proses kaderisasi
AMGPM rantimg PNIEL dan Rapat Ranting 1 baru dilaksanakan di ranting Pniel Seti pada
tanggal 28 September 2023

e. Pendidikan Formal Gereja


 Sekolah Minggu dan Tunas pekabaran Injil
Pendidikan Formal Gereja di jemaat GPM Seti cukup memprihatinkan, dikarenakan jumlah
kehadiran anak dalam sekolah minggu maupun Tunas Pekabaran Injil sangat minim, karena
kuranf adanya kesadaran orang tua untuk bis amengarahkan anak mengikuti Sekolah Minggu
ataupun Tunas Pekabaran Injil. Dan juga kehadiran pengasuh pada sekolah minggu dan tunas
pekabaran injilpu sangat memprihatinkan, dari 10 pengasuh yang ada hanya 5-8 orang yang
aktif penyebab ketidakhadiran karena bekerja dikebun. Hal ini juga yang mempengaruhi
tingkat kehadiran anak dalam Pendidikan formal Gereja. Pelaksanaan kegiatan Sekolah
Minggu bertempat di gedung gereja jam 12.00 wit, dan Tunas Pekabaran Injil dilaksanakan di
rumah masing-masing jam 16.00 wit.

 Katekisasi

Proses katekesasi di jemaat GPM Seti berjalan dengan baik dan dilakukan setiap hari senin
dan jumat jam 16.00 wit. Namun untuk tahun 2023-2024 proses katekisasi di jemaat Seti
tidak dilakukan karena jumlah anak yang melanjutkan dari jenjang Anak Remaja ke katikisasi
sangat minim. Proses belajar mengajar diberikan langsung oleh Ketua Majelis Jemaat dan
Vikaris dengan memakai kurikulum PFG.
I.3 Perilaku Berjemaat

Kehidupan berjemaat sangat baik sepanjang 1 tahun pelyanan di jemaat Seti vikaris tidak pernah
melihat adanya pertikaian-pertikaian malah jemaat Seti sangat menjunjung tinggi nilai saling
menghargai antar umat beragama, denominasi bahkan dalam kehidupan berkeluarga. Namun ada
beberapa perilaku berjemaat yang cukup memprihatinkan yaitu salah satunya tentang kesadaran umat
dalam beribadah, umat lebih banyak meluangkan waktu mereka dengan bekerja karena menurut
mereka jika mereka tidak bekerja ataupun pergi ke lahan maka mereka tidak akan bisa makan di esok
hari. Itulah yang membuat sehingga dalam ibadah-ibadah banyak sekali umat yang tidak hadir baik itu
ibadah minggu, ibadah buka usbu kerja, wadah-wadah pelayanan dan juga AMGPM. Sedangkan ada
ada juga kehidupan berjemaat yang sudah menjadi tradisi di dalam kehidupan jemaat ini yang di rasa
menyalahi nilai-nilai Alkitab yaitu banyak pasangan yang tinggal bersama tanpa status sebagai suami
istri, awalnya tinggal bersama tanpa status sebenarnya adalah salah satu adat Negeri Seti yaitu adat
“Nai Rumah” adat ini merupakan salah satu syarat bagi pasangan sebelum mereka menikah. Negeri
Seti tidak memakai adat “Masuk minta” tetapi memakai adat “Nai Rumah”. Dimana pihak laki-laki
akan tinggal di rumah pihak perempuan sebelum mereka menikah, namun seiring berjalannya waktu
adat “Nai Rumah” malah disalahartikan oleh umat sehingga banyak sekali pasangan yang tinggal
serumah tanpa status pernikahan. Menurut mereka itulah kebiasaan mereka dari turun temurun. Hal
inilah yang menjadi keresahan bagi gereja, akibatnya banyak pemuda yang tidak bisa mengikuti
perjamuan kudus bertahun-tahun karena masih hidup dengan pasangan masing-masing tanpa status
yang sah sebagai suami istri. Kesimpulannya masih kurang adanya

I.4 Aset-aset Jemaat

Greja memiliki aset-aset yang dikelola untuk untuk kepentingan kesejahteraan warga sebagai
kelompok sasaran dan sekaligus untuk mencukupi kebutuhan gereja dan juga organisasi. Aset-aset
jemaat yang dimilki jemaat GPM Seti yaitu Gedung Gereja Bethabara, Gedung serbaguna, Pastori
jemaat dan juga kebun jemaat. Kebun jemaat
URAIAN KONDISI EKSTERNAL JEMAAT

II.1 Kondisi Geografis

Keadaan Geografis dan Batas Wilayah pelayanan Jemaat


Dalam sistem administrasi pelayanan GPM,Jemaat Seti memiliki batas-batas wilayah pelayanan
sebagai berikut:
 Sebelah utara berbatasan dengan Sungai / kali Sumah
 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Adminitrasi Wailoping
 Sebelah barat berbatasan dengan Laut Seram
 Sebelah timur berbatasan deengan Jemaat Nusabotam

Luas wilayah pelayanan Jemaat GPM Seti kurang lebih 1km dengan topografi daratan yang berada di
pesisir pantai.

Keadaan topografi dan orbitasi Jemaat.

Dalam sistem administrasi pemerintahan dan wilayah pelayanan, Jemaat GPM Seti berada dalam
Wilayah Pemerintahan Kecamatan Seram Utara Timur Seti-Maluku Tengah dan berlokasi pada pesisir
pantai.
Jarak tempuh Jemaat ke pusat Sinode dan Jemaat serta pusat provinsi, kabupaten dan kecamatan dapat
digambarkan sebagai berikut:
- Jemaat ke pusat provinsi 353 Km 1 hari
- Jemaat ke pusat Kabupaten 251 Km 1 Hari
- Jemaat ke pusat Kecamatan 6 Km
- Jemaat ke pusat Jemaat (Klasis) 96 Km 2 jam
- Jemaat ke pusat Sinode 353 Km 1 hari

Dari gambaran jarak tempuh yang dideskripsikan di atas, maka moda transportasi yang digunakan yakni Bus
Damri, mobil pangkalan dan sepeda motor.
II.2 KONDISI SOSIAL DAN MASYARAKAT

Jemaat GPM Seti merupakan negeri yang mempunyai 4 anak dusun yang masih memiki aturan-
aturan adat 4 anak dusun Seti antara lain Nusabotam, Mulumet, Iluana dan Seti Bakti. Jemaat
GPM Seti juga merupakan bagian dari kawasan perusahan pertambangan minyak yakni CITIC
karena memiliki dermagapertambangan minyak. Selain itu, Jemaat GPM Seti hidup berdekatan
dengan penduduk transmigrasi nasional yang berasal dari pulau Jawa. Kehidupan social
masyarakat di negeri Seti terbilang sangat baik.

II.3 KONDISI EKONOMI

Sebagian besar masyarakat negeri seti bekerja sebagai petani. Mereka merupakan orang-orang
pegunungan yang memang lebih memilih hidup dengan hasil alam yand ada disekitar mereka
seperti, kasbi, pisang, kelapa, kacang tanah dan hasil alam lainnya. Di negeri seti tidak ada pasar
sama sekali biasanya orang-orang pendatang atau orang-orang transmigran akan masuk ke dalam
negeri seti untuk menjual ikan dan sayuran lainnya. Namun ada juga yang berprofesi sebagai
pegawai lepas pada perusahaan-perusahaan seperti Nusa Ina dan juga CITIC, dan juga ada
beberapa yang berprofesi sebagai guru dan juga pegawai Honorer

II.4 KEADAAN PENDIDIKAN

Keadaan pendidikan dan kesehatan di Jemaat Seti sangat memprihatinkan apalagi kondisi
pendidikan. Keadaan ini disebabkan karena kurang adanya kesadaran dari umat terkuhususnya orang
tua perihal pendidikan bagi anak sehingga ditemukan banyak anak yang bersekolah tidak sesuai
dengan umur. Kedapatan ada beberapa anak yang sudah duduk di bangku SMP kelas 7 yang
seharusnya berusia paling rendah 13 paling tinggi 15 tahun, tapi yang ditemukan di jemaat Seti anak
berusia 18 tahun masih duduk di bangku SMP kelas 7. Bahkan banyak sekali anak-anak yang duduk
di bangku SD belum fasih membaca sehingga anak-anak itu kemudian ada yang tidak ingin
melanjutkan pendidikan ketingkat selanjutnya dan orang tuapun mendukung keinginan anak padahal
di jemaat GPM Seti terdapat sarana dan prasarana pendidikan yaitu :
o TK Inavola Negeri Seti
o SD. YPPK Seti
o SD Inpres Wailoping
o SMP Negeri 83

Di dalam jemaat GPM Seti terdapat sekolah YPPK yaitu SD YPPK Seti Sd YPPK Seti berdiri pada
tahun 1913 di desa Lube dimana desa Lube merupakan tempat asal negeri Seti. negeri Seti
berpindah-pindah tempat dan pada akhirnya sekarang menetap di pesisir. Sama halnya dengan negeri
yang berpindah-pindah lokasi maka SD YPPK pun sama. dan pada saat SD YPPK Seti berdiri tenaga
pengajar saat itu adalah para Penginjil.
Jumlah seluruh pelajar dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 SD yaitu 90 siswa, jumlah guru pada SD
YPPK seti yaitu 7 orang padahal sesuai aturan seharusnya jumlah guru 9 orang. SD YPPK
kekurangan tenaga bantu didik dan juga kekurangan ruangan karena jumlah ruangan hanya 7
ruang.dan juga pembangunan infrastruktur untuk SD YPPK Seti karena SD YPPK Seti hanya
mempunyai 6 ruang kelas untuk kelas 1 sampai dengan kelas 6 dan hanya punya satu ruangan yang
dipakai untuk ruang guru dan kantor. 2 dari 6 ruangan kelas sudah hampir roboh. Dan proses
renovasi dua ruangan ini juga dimasukan di dalam rekomenadasi Persidangan jemaat GPM Seti.
Pada tanggal 25 Agustus 2023 dan dua relawan membuka kerja mereka pada tanggal 27 Agustus
2023. Jemaat GPM Seti mendapat 2 relawan mengajar GPM yang diutus untuk mendidik anak-anak
yang ada di sekolah SD YPPK Seti

Tabel 03 Sarana Pendidikan


No. Ketersediaan Sarana Pendidikan
PAUD TK SD SMP SMA/K PT
- 1 2 1 - -

Dari data di atas menunjukan bahwa ada sarana fisik pendidikan yang berada di jemaat. Untuk
TK,SD dan SMP berlokasi di seputar Jemaat , sedangkan untuk jenjang SMA berlokasi di
Kobisonta yang berjarak sekitar 1km dari Negeri Seti.
Tabel 04 Keadan siswa dan Guru

Keadaan Guru
SD SMP SMA/K
SK SK S
Yayas Yay K
N an asan
D
o Y
Sektor Unit H D2 H P 2
D2/ Hon a
on PNS S1 S2 PNS / S1 S2 on N /
D3 or y
or D3 or S D
a
3
s
a
n
1 Naviri 1 1
Naviri Sion I
2 sion Naviri 1 1
Sion 2
3 Imanuel 1 2
Imanuel
4 Imanuel 2 1 1
5 Bukit Bukit Sion
Sion 1
6 Bukit Sion
2
7 Bukit Sion
3
Keadaan siswa dan guru di tiap Jemaat
Keadaan Siswa dan Guru
No. Kelas SD SMP SMA/K
Siswa Guru Siswa Guru Siswa Guru
1 I 21 org 1
2 II 5 org 6
3 III 13 org
4 IV 28 org
5 V 16 org
6 VI 15 org
7 VII
8 VIII
9 IX
10 X
11 XI
12 XII
Jumlah
Tabel 05 keadaan Guru
Dari dua tabel di atas menunjukan bahwa di Jemaat GPM Seti memiliki siswa yang bersekolah pada jenjang
kelas I SD –kelas III SMA. Meski tidak memiliki sarana fisik pendidikan namun guru-guru yang mengajar
pada TK-SMA juga berasal dari Negeri Seti yang secara tidak langsung juga merupakan bagian dari jemaat
GPM Seti antara lain 2 orang guru TK, 2 org guru SD yang berstatus PNS 2 dan 3 berpendidikan S1, 4 guru
honor dan 2 PNS serta 3 Guru honor yang mengajar pada SMP, Selain it juga 1 guru honor mengajar pada
SMK

II.5 KEADAAN KESEHATAN


Sarana kesehatan yang tersedia
Sarana/fasilitas pelayanan kesehatan tidak berlokasi di Jemaat GPM Seti yakni sebuah
bangunan POLINDES namun, jemaat dalam membutuhkan pelayanan kesehatan lebih
cenderung ke rumah bidan dari pada ke POLIDES.

Ketersediaan tenaga medis


Tabel 06 Tenaga Medis
Tenaga Medis
No Sektor Unit
Dokter Mantri Suster Bidan
N.S.1 - -
Naviri Sion N.S.2 - - 1
IMNL.1 - - - -
Imanuel IMN. 2 - - - -
Bukit Sion BKT S.1
BKT.S.2
BKT.S.3

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa di Jemaat GPM Seti terdapat 1 orang
suster. Selain itu juga ada 9 kader posyandu yang selalu melakukan tugasnya untuk
kegiatan posyandu bagi anak-anak setiap tgl 10 dan untuk lansia pada setiap bulannya.

Ketersediaan tenaga pengobatan Alternatif/Tradisional


Di Jemaat GPM Seti tidak memiliki tenaga pengobatan alternatif/tradisional tapi hanya
memiliki 1 org dukun/biang kampung yang selalu membantu jemaat dalam proses
persalinan.

II.6 RELASI SOSIAL ANTAR WARGA

Warga masyarakat Manusela bersifat homogen karena hanya terdiri dari penduduk asli
Negeri Seti. Hubungan kekerabatan di Jemaat Seti sangatlah kuat dan salah satu wujud budaya
yang masih kuat dipertahankan di Jemaat GPM Seti adalah masohi. Masohi adalah suatu sistem
kerja secara berkelompok, dan di dalamnya ada nilai kerja sama atau gotong royong. Masyarakat
Seti memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Rasa solidaritas ini mendorong mereka untuk merasa
senasib, sepenangungan, dan satu rasa. Vikaris mengamati salah satu hubungan solidaritas
dalam budaya masohi misalnya proses pembangunan rumah. Jika ada salah seorang warga
masyarakat ingin membangun rumah, maka masyarkat yang lain akan bergabung dan bersama-
sama membantu mengerjakan rumah tersebut tanpa adanya pemberian upah kerja. Sebagai
bentuk tanda terima kasih, ketika selesai pembangunan, pemilik rumah tersebut membuat makan
bersama yang melibatkan semua anggota masyarakat .

II.7 HUBUNGAN AGAMA-AGAMA

Jemaat GPM Seti hidup berdampingan dengan agama lain (Agama Islam) yang berada di
Wailoping, dan juga hidup berdampingan dengan denominasi lain yaitu Greja Sidang Jemaat
Allah dan GPIB yang berada di Nusabotam dan salah satu warga negeri Seti juga ada yang
berasaldari Denominasi lain yantu Gereja Sidang jemaat Allah. Dalam berelasi antar jemaat Seti
dan agama lain atupun denominasi lain sangatlah baik dari wakti ke waktu karena selalu saling
menopang dan saling mengundang dalam moment-moment keagamaan. Tidak dapat dipungkiri
juga bahwa hal tersebut dapat berjalan dengan baik karena adanya ikatan kekerabatan atau marga
yang merupakan bagian penting untuk menyatukan dan menjalin hubungan

Anda mungkin juga menyukai