Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Perhitungan PPH Pasal 21

DISUSUN OLEH :
PADILA C1C021160
SHILVI C1C021161
ANDIKA BAGUS SAPUTRA C1C021271

PERPAJAKAN II
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur ATAS ke hadirat Allah SWT, yang mana beliau telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul  “
PERHITUNGAN PAJAK PENGAHSILAN" dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran PERPAJAKAN II. Selain itu,
makalah ini bertujuan menambah wawasan agar mahasiswa yang belajar bisa mengetahui
tentang hal yang berkaitan dengan pajak di Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Wiwik Tiswiyanti, S.E., Ak., M.M., CA
selaku guru Mata Pelajaran PERPAJAKAN II. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua anggota yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Keloompok kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, para
audience bisa memberikan saran dan kritik kepada kelompok kami untuk mengoreksi demi
kesempurnaan makalah ini.

1
BAB I

1. LATAR BELAKANG

PPH Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan,dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.
Subjek pajak dalam negeri,sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang – Undang
Pajak Penghasilan.Pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 merupakan peraturan
pembayaran perpajakanuntuk tahun berjalan, dengan cara memotong pajak
penghasilan yang diperoleh atau yangdidapatkan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam
negeri yang berhubungan dengan pekerjaan, jasa maupun kegiatan.Pajak Penghasilan
dikenakan terhadap wajib pajak atas penghasilan yang diterima ataudiperoleh dalam 1
masa pajak. Cara perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan PTKPterbaru
dapat dilakukan secara otomatis dan akurat dengan OnlinePajak. Bahkan dengan fitur
impor data, pengguna OnlinePajak dapat dengan mudah memindahkan data gaji
karyawan darisoftware HR, e-SPT atau data di komputer lokalnya untuk
mendapatkan hasil penghitungan PPh21 secara otomatis dan seketika.Dasar hukum
perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan ini terdapat pada UU No.36 Tahun
2008 Pasal 21 (PPh Pasal 21) dan Peraturan Direktur Jenderal Pajak
No.PER-16/PJ/2016 yang mengatur tarif terbaru Penghasilan Tidak Kena Pajak 2016
(PTKPterbaru).

2. RUMUSAN MASALAH

Didalam makalah ini, adaa beberapa rumusan masalah yang berhubungan dengan
PerhitunganPPh pasal 21 antara lain yaitu:

1. Bagaimana perhitungan rapel


2. Bagaimana perhitungan karyawati
3. Bagaimana perhitungan pindah tugas
4. Bagaimana perhitungan upah

2
3. TUJUAN MASALAH

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka kita bisa mengetahui tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu :

1. Menjelaskan perhitungan rapel


2. Menjelaskan perhitungan karyawati
3. Menjelaskan perhitungan pindah tugas
4. Menjelaskan perhitungan upah

3
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................................................2
1. LATAR BELAKANG............................................................................................................................2
2. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................2
3. TUJUAN MASALAH...........................................................................................................................3
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
ISI.................................................................................................................................................................5
1. Rapel................................................................................................................................................5
2. Karyawati.........................................................................................................................................6
3. Pindah tugas....................................................................................................................................7
4. Upah..............................................................................................................................................13
BAB III........................................................................................................................................................15
1. KESIMPULAN..................................................................................................................................15
2. SARAN............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................16

4
BAB II

ISI

1. Rapel

Berikut ini Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 Atas Pembayaran Uang Rapel

Fajar Ariwibowo sebagaimana tersebut dalam contoh nomor 1.1.1. di atas pada bulan Juni 2013
menerima kenaikan gaji, menjadi Rp3.500.000,00 sebulan dan berlaku surut sejak 1 Januari
2013. Dengan adanya kenaikan gaji yang berlaku surut tersebut maka Fajar Ariwibowo
menerima rapel sejumlah Rp5.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d. Mei 2013).
Untuk menghitung PPh Pasal 21 atas uang rapel tersebut, terlebih dahulu dihitung kembali PPh
Pasal 21 untuk masa Januari s.d. Mei 2013 atas dasar penghasilan setelah ada kenaikan gaji.
Dengan demikian penghitungan PPh Pasal 21 terutangnya adalah sebagai berikut :

Gaji       Rp3.500.000,00
Pengurangan:
1.Biaya jabatan : 5% x Rp 3.500.000,00 =      Rp175.000,00
2.  luran Pensiun                    Rp100.000,00
Rp275.000,00
Penghasilan neto sebulan   Rp3.225.000,00
Penghasilan neto setahun 12 x Rp 3.225.000,00 = Rp38.700.000,00

PTKP
-untuk wajib pajak Rp 24.300.000,00
-tambahan karena menikah Rp 2.025.000,00
Rp 26.325.000,00
Penghasilan kena pajak Rp 12.375.000,00
PPh pasal 21 setahun
5% x Rp 12.375.000,00 = Rp618.750,00
Ph Pasal 21 sebulan
Rp618.750,00: 12  =                                  Rp51.563,00

5
PPh Pasal 21 Januari s.d Mei 2013 seharusnya adalah :
5 x Rp51.563,00    =                                  Rp257.815,00

PPh Pasal 21 yang sudah dipotong Januari s.d. Mei 2013


5 x Rp4.063,00 (dari perhitungan contoh bulanan)    =  Rp20.315,00

                                                                      --------------------


PPh Pasal 21 untuk uang rapel                       Rp237.500,00

2. Karyawati

Berikut ini Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Pegawai tetap dengan gaji
bulanan(Wanita/Karyawati)

Endang Vidyawati adalah seorang karawati dengan status menikah tanpa anak. La bekerja di PT Ventura
Entiti dengan gaji sebulan sebesar Rp.7.500.000. Endang Vidyawati membayar iuran pensiun ke dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sebesar. Rp100.000 sebulan.
Berdasarkan surat
keterangan dari Pemuda tempat Endang Vidyawati berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja,
diketahui bahwa suaminya tidak mempunyai penghasilan apa pun. Pada bulan Juli, selain menerima gaji,
ia juga menerima pembayaran atas lembur (overtime) sebesar Rp2.500.000. Penghitungan PPh Pasal 21
bulan Juli 2016 adalah:

6
Catatan:
Suami Endang Vidyawati tidak menerima atau memperoleh penghasilan sehingga
besarnya PTKP Endang Vidyawati adalah PTKP untuk dirinya sendiri ditambah
PTKP untuk status menikah.

3. Pindah tugas

Berikut ini Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Pindah Tugas

 Pada saat pegawai dipindah tugaskan, pegawai yang bersangkutan tidak berhenti bekerja dari perusahaan
tempat dia bekerja. Pegawai yang bersangkutan masih tetap bekerja pada perusahaan yang sama dan
hanya berubah lokasinya saja. Dengan demikian dalam penghitungan PPh Pasal 21 tetap menggunakan
dasar penghitungan selama setahun.

Contoh :
Jupri yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Gulita di Jakarta. Sejak 1 Juni 20xx
dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung dan pada 1 Oktober 20xx dipindahtugaskan lagi ke kantor
cabang di Garut. Gaji Jupri sebesar Rp5.000.000,00 dan pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri
sebulan sejumlah Rp100.000,00. Selama bekerja di PT Gulita  Jupri hanya menerima penghasilan berupa
gaji saja. Hitung PPh 21?

7
Pembahasan
Penghitungan PPh Pasal 21:
Kantor Pusat di Jakarta
Gaji selama di cabang Jakarta (5 x
 Rp 25.000.000,00
Rp5.000.000,00)  

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan :5% x
Rp 1.250.000,00
Rp25.000.000,00
2. luran pensiun 5 x Rp100.000,00 Rp    500.000,00(+)
Rp   1.750.000,00(-)
Penghasilan neto lima bulan adalah Rp 23.250.000,00

Penghasilan neto setahun: 12/5 x


Rp 55.800.000,00
Rp23.250.000,00

PTKP setahun (TK/0)

Rp 54.000.000,00* (-)
- untuk WP sendiri *)PMK No 101 Th 2016

Penghasilan Kena Pajak  Rp    1.800.000,00

PPh Pasal 21 terutang setahun 5% x Rp1.800.000,00 = Rp 90.000,00

PPh Pasal 21 terutang Januari s.d Mei 20xx Rp90.000,00 :


Rp 37.500,00
12/5
PPh Pasal 21 yang sudah dipotong masa Januari s.d. Mei
20xx adalah: 5 x Rp7.500,00*) Rp  37.500,00.(-)
PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong     N I H I L

8
Catatan:
*) PPh Pasal 21 yang telah dipotong pada bulan Januari sampai dengan Mei untuk setiap
bulannya adalah Rp90.000,00 : 12 = Rp7.500,00

Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 Al) di Kantor Jakarta

Gaji (Januari s.d. Mei 20xx) 5 x


 Rp 25.000.000,00
Rp5.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan :5% x Rp17.500.000,00 Rp1.250.000,00
Rp 
2. luran pensiun 5 x Rp100.000,00
500.000,00(+)
Rp   1.750.000,00(-)
Penghasilan neto lima bulan adalah Rp 23.250.000,00

Penghasilan neto setahun: 12/5 x


Rp 55.800.000,00
Rp23.250.000,00

PTKP setahun (TK/0)


- untuk WP sendiri Rp 54.000.000,00* (-)
Penghasilan Kena Pajak disetahunkan Rp    1.800.000,00

PPh Pasal 21 disetahunkan 5% x Rp1.800.000,00 = Rp 90.000,00

PPh Pasal 21 terutang 5/12 x Rp90.000,00 Rp 37.500,00


PPh Pasal 21 yang telah dipotong dan dilunasi (Januari s.d.
Mei 20xx) adalah: 5 x Rp7.500,00 Rp 37.500,00(-)
PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong NIHIL

9
Kantor Cabang Bandung

Gaji Juni s.d. September 20xx :4 x


Rp 20.000.000,00
Rp5.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% x Rp20.000.000,00 Rp1.000.000,00
2. luran pensiun 4 x Rp100.000,00 = Rp
Rp  400.000,00(+)
400.000,00
Rp  1.400.000,00(-)
Penghasilan neto di Bandung Rp 18.600.000,00
Penghasilan neto di Jakarta  Rp 23.250.000,00(+)
Jumlah penghasilan neto 9 bulan Rp 41.850.000,00

Penghasilan neto disetahunkan: 12/9 x Rp41.850.000,00 Rp 55.800.000,00

PTKP setahun (TK/0)


- untuk WP sendiri Rp 54.000.000,00* (-)
Penghasilan Kena Pajak  Rp   1.800.000,00

PPh Pasal 21 disetahunkan: 5% x Rp1.800.000,00          =Rp 90.000,00


PPh Pasal 21 selama 9 bulan: 9/12 x Rp90.000,00          = Rp 67.500,00
PPh Pasal 21 yang dipotong di Jakarta                            = Rp37.500,00(-)
PPh Pasal 21 terutang di Bandung Rp 30.000,00
PPh Pasal 21 yang di potong di Bandung 4 x
Rp  30.000,00(-)
Rp7.500*)
PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong NIHIL

Catatan:

10
*)PPh Pasal 21 yang telah dipotong pada bulan Juni sampai dengan September untuk setiap
bulannya adalah Rp90.000,00 : 12 = Rp7.500,00
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721 — Al) di Kantor Bandung

Gaji Juni s.d. September 20xx :


Rp 20.000.000,00
4 x Rp5.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% x Rp14.000.000,00 Rp1.000.000,00
2. luran pensiun 4 x Rp100.000,00 = Rp
Rp  400.000,00(+)
400.000,00
Rp 1.400.000,00(-)
Penghasilan neto di Bandung Rp 18.600.000,00
Penghasilan neto di Jakarta  Rp 23.250.000,00(+)
Jumlah penghasilan neto 9 bulan Rp 41.850.000,00

Penghasilan neto disetahunkan: 12/9 x Rp41.850.000,00 Rp 55.800.000,00

PTKP setahun (TK/0)


- untuk WP sendiri Rp 54.000.000,00* (-)
Penghasilan Kena Pajak Disetahunkan Rp   1.800.000,00

PPh Pasal 21 disetahunkan 5% x Rp1.800.000,00 = Rp 90.000,00

PPh Pasal 21 terutang 9/12 x Rp90.000,00 Rp 67.500,00


PPh Pasal 21 telah dipotong dan dilunasi:
Di Jakarta sesuai dengan Form. 1721 – Al Rp 37.500,00
Di Bandung (4 x Rp7.500) Rp  30.000,00(+)
Rp  67.500,00(-)
PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong NIHIL

11
Kantor Cabang Garut

Gaji Oktober s.d. Desember 20xx: 3 x


Rp15.000.000,00
Rp5.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 5% x Rp15.000.000,00 Rp 750.000,00
Rp
2. luran pensiun 3 x Rp100.000,00
300.000,00(+)
Rp 1.050.000,00(-)
Penghasilan neto di Garut Rp13.950.000,00
Penghasilan neto di Bandung Rp18.600.000,00
Penghasilan neto di Jakarta  Rp23.250.000,00(+)
Jumlah penghasilan neto setahun Rp55.800.000,00

PTKP setahun (TK/0)


Rp 54.000.000,00*
- untuk WP sendiri
(-)
Penghasilan Kena Pajak Disetahunkan Rp   1.800.000,00

PPh Pasal 21 terutang setahun 5% x Rp1.800.000,00 Rp 90.000,00


PPh Pasal 21 terutang di Jakarta dan Bandung sesuai
Rp 67.500,00
dengan Form. 1721 – Al
PPh Pasal 21 terutang di Garut 3/12 x Rp90.000,00 Rp  22.500,00
PPh Pasal 21 sebulan yang harus dipotong di Garut
Rp 7.500,00
Rp22.500,00 : 3

12
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721 — Al) di Kantor Garut

Gaji Oktober s.d. Desember 20xx: 3 x


Rp 15.000.000,00
Rp5.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan 5% x Rp15.000.000,00 Rp 750.000,00
Rp
2. luran pensiun 3 x Rp100.000,00
300.000,00(+)
Rp  1.050.000,00(-)
Penghasilan neto di Garut Rp 13.950.000,00
Penghasilan neto di Bandung Rp 18.600.000,00
Rp
Penghasilan neto di Jakarta 
23.250.000,00(+)
Jumlah penghasilan neto setahun Rp 55.800.000,00

PTKP setahun (TK/0)


Rp 54.000.000,00*
- untuk WP sendiri
(-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 1.800.000,00

PPh Pasal 21 terutang setahun 5% x Rp1.800.000,00 Rp 90.000,00


PPh Pasal 21 telah dipotong  di Jakarta dan Bandung
sesuai dengan Form. 1721 – Al Rp 67.500,00
Rp
PPh Pasal 21 telah dipotong ( 3 x Rp7.500,00)
22.500,00(+)
PPh Pasal 21 telah dipotong Rp 90.000,00(-)
PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong NIHIL

13
4. Upah

Contoh Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21 (PPh 21) Pegawai Tidak Tetap/ Tenaga Kerja Lepas Upah Harian

Jarwo dengan status belum menikah pada bulan Januari 20xx bekerja sebagai buruh harian PT
Gubel. la bekerja selama 27 hari dan menerima upah harian sebesar Rp200.000,00. Hitung PPh
21?

Pembahasan
Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:
Upah sehari Rp 200.000,00
Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan pemotongan
Rp 450.000,00(-)
PPh
Penghasilan Kena Pajak sehari Rp 0,00
PPh Pasal 21 dipotong atas Upah sehari Rp 0,00

Sampai dengan hari ke-22, karena jumlah kumulatif upah yang diterima belum melebihi
Rp4.500.000,00 maka tidak ada PPh Pasal 21 yang dipotong. Pada hari ke-23 jumlah kumulatif
upah yang diterima melebihi Rp4.500.000,00, maka PPh Pasal 21 terutang dihitung berdasarkan
upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.

Upah s.d hari ke-23 (Rp200.000,00 x 23) Rp 4.600.000,00


PTKP sebenarnya 23 x (Rp54.000.000,00/ 360) Rp 3.450.000,00(-)
Penghasilan Kena Pajak s.d hari ke-23 Rp 1.150.000,00
PPh Pasal 21 terutang s.d hari ke-23 5% x
Rp      57.500,00
Rp1.150.000,00
PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-22 Rp              0,00
PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-23 Rp      57.500,00

14
Sehingga pada hari ke-23, upah bersih yang diterima Jarwo sebesar: Rp200.000,00 -
Rp57.500,00= Rp142.500,00

Misalkan Jarwo bekerja selama 24 hari, maka penghitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong
pada hari ke-24 adalah sebagai berikut :
Pada hari kerja ke-24 dan hari-hari berikutnya hingga hari ke 27, jumlah PPh Pasal 21 yang
dipotong adalah:

Upah sehari Rp 200.000,00


PTKP sehari
- untuk WP sendiri (Rp 54.000.000,00: 360) Rp 150.000,00(-)
Penghasilan Kena Pajak Rp   50.000,00

PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp50.000,00 = Rp 2.500,00


Sehingga pada hari ke-24 dan hari-hari berikutnya sampai hari ke 27, Jarwo menerima upah
bersih sebesar: Rp200.000,00 - Rp2.500,00 = Rp17.500,00

15
BAB III

1. KESIMPULAN

Perhitungan PPH 21 diaplikasikan Online Pajak dilakukan secara otomatis


pengguna pun dapat melaporkan PPH 21 Secara online melalui aplikasi yang
sama. Komponen – komponen penting dalam perhitungan PPH 21 2018 tersebut
adalah sebagai berikut:

 Penghasilan Bruto (Kotor)


Termasuk dalam penambahan penghasilan bruto adalah Penghasilan
Teratur ( Gaji Poko, Tunjangan Tetap), penghasilan tidak teratur
( Bonus,THR), BPJS yang ditanggung perusahaan, tunjangan PPH 21
yang ditanggung Perusahaan
 Pengurang Penghasilan Bruto
Termasuk dalam pengurangan penghasilan Bruti adalah Biaya Jabatan,
Biaya Pensiun, Iuran BPJS yang dibayarkan karyawan ( Jaminan Hari
Tua, Jaminan Pensiun, Jaminan Kesehatan).
 PTKP (Penhasilan tidak kena pajak)
Setiap wajib pajak memiliki jata penghasilan tidak kena pajak yang
dihitung berdasarkan status pernikahn dan jumlah tanggungan nya
pemerintah belum lama ini telah memperbaharui tarif PTKP melalui
peraturan direktur Jenderal pajak No.PER-16/PJ/2016

2. SARAN

Memberikan penyuluhan kepada Wajib Pajak mengenai Tata Cara


Perpajakan agar Wajib Pajak dapat lebih memahami peraturan perpajakan, tidak

16
hanya melakukan pembayaran pajak. serta Meningkatkan kepatuhan terhadap
peraturan perpajakan yang berlaku.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kabarpajak.com/2014/04/contoh-penghitungan-pph-pasal-21-atas.html

Buku Perpajakan Siti Resmi Edisi 11

https://sites.google.com/site/referensipajak/menghitung-pph-21-pegawai-tetap-pindah-tugas

https://sites.google.com/site/referensipajak/Contoh-cara-menghitung-pajak-penghasilan-PPh-Pasal-21--
Pegawai-Tidak-Tetap-Tenaga-Kerja-Lepas-Upah-Harian-Satuan-Borongan

17

Anda mungkin juga menyukai