Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21


BAGIAN II

Di Susun Oleh:
Muhammad Ryu Syaputra C1C021099

Dosen Pengampu:
Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nyalah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu dan
berjalan dengan lancar. Penulisan makalah yang berjudul “Perhitungan Pajak
Penghasilan Pasal 21 Bagian II” dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Perpajakan II.

Dalam proses penyusunan makalah, penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Wirmie
Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS. selaku dosen pengampu mata kuliah Perpajakan
II, karena tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
menjadi lebih luas.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
kekurangan-kekurangan yang ada. Maka dari itu, penulis akan sangat menghargai
semua kritikan dan saran dari pembaca. Hal itu bertujuan untuk membangun makalah
ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Jambi, 16 September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
A. Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Karyawati...........................................................................4
B. Perhitungan PPh Pasal 21 Apabila Dipindahtugaskan.........................................................6
C. Perhitungan PPh Pasal 21 Dengan Upah Harian..................................................................7
BAB III PENUTUP............................................................................................................................9
A. Kesimpulan..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilam berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

PPh Pasal 21 ini dihitung setiap tahun dengan perhitungan yang sudah ditentukan.
Lalu bagaimanakah cara menghitungnya ?

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perhitungan PPh pasal 21 Untuk Karyawati ?
2. Bagaimana perhitungan PPh pasal 21 apabila dipindah tugas ?
3. Bagaimana perhitungan PPh pasal 21 dengan Upah ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 21 Untuk Karyawati.
2. Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 21 apabila dipindah tugas.
3. Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 21 dengan Upah.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Karyawati
Untuk memberikan gambaran, berikut ini diberikan dua contoh kasus yakni Rana
yang suaminya tidak berpenghasilan dan Nilou yang suaminya berpenghasilan

Contoh 1. istri bekerja sebagai pegawai tetap, namun suaminya tidak


berpenghasilan

Rana adalah seorang karyawati dengan status menikah tanpa anak, bekerja pada PT
Hutan Maju Bersama dengan gaji sebulan sebesar Rp8.000.000,00. Rana membayar
iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan sebesar Rp100.000,00 sebulan. Berdasarkan surat keterangan dari Pemda
tempat Rana berdomisili yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa
suaminya tidak mempunyai penghasilan apapun. Tentukan PPh 21 bulan Rana

Gaji per bulan Rp8.000.000,00


Pengurangan:
a. Biaya jabatan
5% x Rp8.000.000,00 Rp. 400.000,00
b. Iuran pensiun Rp. 100.000,00
Rp. 500.000,00
Penghasilan neto per bulan Rp7.500.000,00
Penghasilan neto setahun adalah
12 x Rp7.500.000,00 Rp90.000.000,00
PTKP setahun
a. Untuk WP sendiri Rp54.000.000,00
b. Tambahan WP kawin* Rp 4.500.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp58.500.000,00
Rp31.500.000,00
PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp31.500.000,00 = Rp1.575.000,00

PPh Pasal 21 per bulan

Rp1.575.000,00 : 12 = Rp 131.250,00

4
Catatan :

 Oleh karena suami Rana tidak menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya
PTKP Rana adalah PTKP untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk status kawin.

Contoh 2. Istri bekerja sebagai pegawai tetap, namun suaminya


berpenghasilan.

Nilou karyawati dengan status menikah dan mempunyai 2 anak bekerja pada PT
Padisarah. Suami dari Nilou merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil di Dinas
Kehutanan Kabupaten Sumeru. Nilou menerima gaji Rp10.000.000,00 sebulan. Nilou
membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp200.000,00 sebulan.Tentukan PPh 21 terutang Nilou.

Gaji per bulan Rp 10.000.000,00


Pengurangan:
a. Biaya jabatan
5% x Rp10.000.000,00 Rp. 500.000,00
b. Iuran pensiun Rp. 200.000,00
Rp. 700.000,00
Penghasilan neto per bulan Rp 9.300.000,00
Penghasilan neto setahun adalah
12 x Rp9.300.000,00 Rp111.600.000,00
PTKP setahun
a. Untuk WP sendiri* Rp54.000.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp57.600.000,00
PPh Pasal 21 terutang**

5% x Rp57.600.000,00 = Rp2.880.000,00

PPh Pasal 21 per bulan

Rp2.880.000,00 : 12 = Rp 240.000,00

Catatan * dan **:

 Karena suami Nilou menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP


Nilou adalah PTKP untuk dirinya sendiri.

 Berdasarkan UU HPP No.7 tahun 2021

5
B. Perhitungan PPh Pasal 21 Apabila Dipindahtugaskan
Pada saat pegawai dipindahtugaskan, pegawai yang bersangkutan tidak berhenti
bekerja dari perusahaan tempat dia bekerja. Pegawai yang bersangkutan masih tetap
bekerja pada perusahaan yang sama dan hanya berubah lokasinya saja. Dengan
demikian dalam penghitungan PPh Pasal 21 tetap menggunakan dasar penghitungan
selama setahun. Untuk lebih lengkapnya perhatikan contoh berikut.

Joseph yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Speedwagon di


Jambi. Sejak 1 Juni 20xx dipindahtugaskan ke kantor cabang di Sungai Penuh. Gaji
Joseph sebesar Rp6.000.000,00 dan pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri
sebulan sejumlah Rp100.000,00. Selama bekerja di PT Speedwagon Joseph hanya
menerima penghasilan berupa gaji saja. Hitung PPh 21!

Kantor Pusat Jambi


Gaji Selama di Jambi
(5x Rp6.000.000,00) Rp30.000.000,00
Pengurangan:
a. Biaya jabatan
5% x Rp30.000.000,00 Rp 1.500.000,00
b. Iuran Pensiun
5 x Rp 100.000,00 Rp. 500.000,00
Rp 2.000.000,00
Penghasilan neto lima bulan Rp28.000.000,00
Penghasilan neto setahun adalah
12/5 x Rp28.000.000,00 Rp67.200.000,00
PTKP WP pribadi Rp54.000.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun Rp13.200.000,00
PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp13.200.000,00 = Rp 660.000,00

PPh Pasal 21 terutang Januari s.d. Mei 20xx

Rp 660.000,00: 12/5 = Rp 275.000,00

PPh Pasal 21 yang sudah dipotong masa Januari s.d. Mei 20xx

Rp 55.000,00 x 5 = Rp 275.000,00

6
PPh Pasal 21 Kurang (lebih) dipotong NIHIL

Kantor Pusat Sungai Penuh


Gaji Selama di Sungai Penuh
(7 x Rp6.000.000,00) Rp42.000.000,00
Pengurangan:
c. Biaya jabatan
5% x Rp42.000.000,00 Rp 2.100.000,00
d. Iuran Pensiun
7 x Rp 100.000,00 Rp. 700.000,00
Rp 2.800.000,00
Penghasilan neto di Sungai Penuh Rp39.200.000,00
Penghasilan neto di Jambi Rp28.000.000,00
Penghasilan neto disetahunkan Rp67.200.000,00
adalah Rp54.000.000,00
PTKP WP pribadi Rp13.200.000,00
Penghasilan Kena Pajak Setahun
PPh Pasal 21 terutang

5% x Rp13.200.000,00 = Rp 660.000,00

PPh Pasal 21 telah dipotong di Jambi = Rp 275.000,00

PPh Pasal 21 terutang di Sungai Penuh

Rp 55.000,00 x 7 = Rp 385.000,00

PPh Pasal 21 Kurang (lebih) dipotong NIHIL

C. Perhitungan PPh Pasal 21 Dengan Upah Harian


Untuk memberikan gambaran, berikut ini diberikan contoh terkait dengan Upah Harian.

Ruu dengan status belum menikah bekerja sebagai buruh harian PT Tsurumi. la
bekerja selama 25 hari dan menerima upah harian sebesar Rp300.000,00. Hitung PPh
21 Ruu!

Upah sehari Rp 300.000,00

Dikurangi batas upah harian tidak dilakukan pemotongan PPh Rp

7
450.000,00(-)

Penghasilan Kena Pajak sehari Rp 0,00

PPh Pasal 21 dipotong atas Upah sehari Rp 0,00

Sampai dengan hari ke-15, karena jumlah kumulatif upah yang diterima belum
melebihi Rp4.500.000,00 maka tidak ada PPh Pasal 21 yang dipotong. Pada hari ke-16
jumlah kumulatif upah yang diterima melebihi Rp4.500.000,00, maka PPh Pasal 21
terutang dihitung berdasarkan upah setelah dikurangi PTKP yang sebenarnya.

Upah s.d hari ke-16 (Rp300.000,00 x 16) Rp 4.800.000,00

PTKP sebenarnya 16 x (Rp54.000.000,00/ 360) Rp 2.400.000,00(-)

Penghasilan Kena Pajak s.d hari ke-16 Rp 2.400.000,00

PPh Pasal 21 terutang s.d hari ke-16 5% x Rp 2.400.000,00 Rp 120.000,00

PPh Pasal 21 yang telah dipotong s.d hari ke-15 Rp 0,00

PPh Pasal 21 yang harus dipotong pada hari ke-23 Rp 120.000,00

Sehingga pada hari ke-16, upah bersih yang diterima Jarwo sebesar: Rp300.000,00
– Rp120.000,00= Rp180.000,00

Misalkan Ruu bekerja selama 17 hari, maka penghitungan PPh Pasal 21 yang harus
dipotong pada hari ke-17 adalah sebagai berikut :

Pada hari kerja ke-17 dan hari-hari berikutnya hingga hari ke 25, jumlah PPh Pasal
21 yang dipotong adalah:

Upah sehari Rp 300.000,00

PTKP sehari

- untuk WP sendiri (Rp 54.000.000,00: 360) Rp 150.000,00(-)

Penghasilan Kena Pajak Rp 150.000,00

PPh Pasal 21 terutang 5% x Rp150.000,00 =Rp 7.500,00

Sehingga pada hari ke-17 dan hari-hari berikutnya sampai hari ke 25, Ruu menerima
upah bersih sebesar: Rp300.000,00 – Rp7.500,00 = Rp292.500,00

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi cara untuk menghitung PPh Pasal 21 dilakukan dengan menentukan
penghasilan neto terlebih dahulu. Langkah kedua yaitu mengurangi penghasilan neto
setahun dengan PTKP (penghasilan tidak kena pajak) setahun untuk mendapatkan PKP
(penghasilan kena pajak). Selanjutnya kalikan PKP yang didapatkan dengan tarif pajak
yang sudah ditentukan. Maka hasil dari perhitungan tersebut adalah PPh Pasal 21 yang
terutang pada wajib pajak setiap tahunnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Mardiasmo,Perpajakan – Edisi Terbaru 2018, Andi Offset, 2018, Yogyakarta

https://sites.google.com/site/referensipajak/contoh-menghitung-pph-21-pegawai-wanita-
menerima-lembur
https://sites.google.com/site/referensipajak/menghitung-pph-21-pegawai-tetap-pindah-tugas
https://sites.google.com/site/referensipajak/Contoh-cara-menghitung-pajak-penghasilan-PPh-
Pasal-21--Pegawai-Tidak-Tetap-Tenaga-Kerja-Lepas-Upah-Harian-Satuan-Borongan

10

Anda mungkin juga menyukai