Anda di halaman 1dari 15

SOSIALISASI PPH PASAL 21 TERHADAP PELAKU UMKM

DI DESA SAMBIREJO TIMUR

Project Mata Kuliah Praktikum Perpajakan

Dosen Pengampu

Erny Luxy D. Purba, S.E., M.Si.

Disusun oleh:

Debora Desnia (7223220030)

Anggara Herdian (7223520023)

JURUSAN AKUNTANSI

PRODI AKUNTANSI/FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Praktikum Perpajakan dengan
judul “Sosialisasi PPh Pasal 21 Terhadap Pelaku UMKM di Desa Sambirejo
Timur”. Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Erny
Luxy D. Purba, S.E. M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Praktikum
Perpajakan. Tidak lupa, kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang membantu kami untuk menyelesaikan makalah mini riset ini.

Makalah ini membahas tentang bagaimana penerapan PPh Pasal 21 pada UMKM
yang ada di Desa Sambirejo Timur.

Terlepas dari itu, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak. Peneliti juga berharap semoga makalah ini
memberikan manfaat bagi peneliti dan para pembaca.

Medan, November 2023

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ 1

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 3

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

BAB II KAJIAN LITERATUR............................................................................ 5

2.1 Definisi PPh Pasal 21 ............................................................................... 5

2.2 Objek & Subjek PPh Pasal 21 .................................................................. 5

2.3 Lapisan PKP dan PTKP PPh Pasal 21 ...................................................... 6

2.4 Kewajiban Pajak UMKM ......................................................................... 7

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 8

4.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian ......................................................... 8

4.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ................................................... 8

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 9

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 11

5.1 Kesimpulan ..............................................................................................11

5.2 Saran ........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12

LAMPIRAN ......................................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan aspek vital dalam menggalang pendapatan negara, memainkan


peran kunci dalam mendukung pembangunan nasional dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Sebagai instrumen keuangan yang diatur oleh undang-
undang, pajak memungkinkan pemerintah untuk mengelola kebijakan
pembangunan ekonomi melalui pengaturan dan pelaksanaan belanja publik.

Di Indonesia, pajak penghasilan (PPh) menjadi elemen utama dalam struktur


perpajakan. PPh dikenakan pada subjek pajak berdasarkan pendapatan yang
diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak. Berlaku baik untuk individu,
warisan yang belum terbagi, badan usaha, maupun Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang
memperoleh penghasilan di dalam negeri. PPh Pasal 21, khususnya, merinci pajak
penghasilan terhadap berbagai sumber pendapatan seperti gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lainnya terkait dengan kegiatan yang dilakukan oleh
wajib pajak pribadi di dalam negeri.

Warga Desa Sambirejo, sebagai pelaku UMKM, tidak terkecuali dari kewajiban
perpajakan. Melalui kegiatan usahanya, UMKM ini memperoleh penghasilan yang
menjadi dasar bagi kewajiban perpajakan. Sebagai bentuk kepatuhan terhadap
aturan perpajakan, UMKM Desa Sambirejo bertanggung jawab untuk melaporkan
pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Pajak Penghasilan Pasal 21.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah UMKM di Desa Sambirejo sudah menerapkan PPh Pasal 21?


2. Apakah UMKM di Desa Sambirejo mengetahui apa aitu PPh Pasal 21?

1.3 Tujuan Penelitian

3
1. Untuk mengetahui penerapan PPh Pasal 21 pada UMKM yang berada di
Desa Sambirejo.
2. Untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kesadaran terhadap
PPh Pasal 21 pada UMKM di Desa Sambirejo.

4
BAB II

KAJIAN LITERATUR
2.1 Definisi PPh Pasal 21

PPh Pasal 21 adalah pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan kepada orang
pribadi sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan (Kemenkeu,
2021).
PPh 21 atau Pajak Penghasilan 21 adalah sebuah pajak yang dikenakan terhadap
pendapatan yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi. PPh 21 dikenakan
terhadap berbagai jenis pendapatan, seperti pendapatan karyawan, pendapatan
usaha, pendapatan bunga deposito, dan lain-lain. PPh 21 ini juga dikenakan
terhadap pendapatan yang diperoleh dari luar negeri, asalkan pendapatan tersebut
dapat dikategorikan sebagai pendapatan yang dapat dikenakan pajak di Indonesia.

2.2 Objek & Subjek PPh Pasal 21

1. Objek PPh Pasal 21


a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa
penghasilan yang bersifat teratur maupun tidak teratur.
b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima industri secara
teratur berupa uang industri atau penghasilan sejenisnya.
c. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan
penghasilan sehubungan dengan industri yang diterima secara sekaligus
berupa uang pesangon, uang manfaat industri, tunjangan hari tua.
d. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah
harian, upah mingguan, upah satuan, upah industri atau upah yang
dibayarkan secara bulanan.
e. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi,
fee, dan imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan.
f. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan
nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan nama
apapun.

2. Subjek PPh Pasal 21


a. Pegawai.
b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan
hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya.
c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

5
d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan keikutsertaannya dalam suatu kegiatan.

2.3 Lapisan PKP dan PTKP PPh Pasal 21

1. Lapisan Penghasilan Kena Pajak


Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif
Sampai dengan Rp60.000.000 5%
Di atas Rp60.000.000 sampai dengan Rp250.000.000 15%
Di atas Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000 25%
Di atas Rp500.000.000 sampai dengan Rp5.000.000.000 30%
Di atas Rp5.000.000.000 35%
(Kemenkeu, 2022)

Jika penerima penghasilan tidak memiliki NPWP, maka dikenakan tarif


lebih tinggi 20% dari tarif normal.

2. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)


Status PTKP PTKP Tahunan PTKP Bulanan PTKP Harian
TK/0 54.000.000 4.500.000 150.009
TK/1 58.500.000 4.875.000 162.500
TK/2 63.000.000 5.250.000 176.388
TK/3 67.500.000 5.625.000 187.500
K/0 58.500.000 4.875.000 162.500
K/1 63.000.000 5.250.000 176.388
K/2 67.500.000 5.625.000 187.500
K/3 72.000.000 6.000.000 200.000
(Kemenkeu, 2022)
TK = Tidak Kawin
K = Kawin

2.4 Kewajiban Pajak UMKM

Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan suatu bentuk usaha yang
dijalankan oleh perseorangan maupun kelompok menggunakan modal tertentu

6
dengan tujuan mendapatkan keuntungan (Ningsih, 2020). UMKM terbagi
menjadi beberapa kelompok berdasarkan jumlah kekayaan bersih yang dimiliki,
yaitu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. UMKM memberikan
peran yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut
dikarenakan UMKM memberikan peluang bagi tenaga kerja dan meningkatkan
Produk Domestik Bruto serta nilai ekspor nasional dan investasi nasional (Yulia
Astiani, 2017).

Kewajiban perpajakan bagi UMKM badan usaha dan perseorangan memiliki


perbedaan. Kewajiban pajak bagi UMKM badan usaha, yaitu mendaftarkan diri
agar mendapatkan NPWP dan PKP, memungut pajak penghasilan, menyetor
dan melaporkan pajak penghasilan atas PPh badan maupun pajak lain, serta
memungut PPN, menyetor dan melaporkannya jika ditunjuk sebagai PKP.
Kewajiban perpajakan yang dimiliki oleh wajib pajak perseorangan, yaitu
mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dan PKP, menyetor dan
melaporkan pajak penghasilan atas PPh orang pribadi maupun pajak lain, serta
memungut PPN, menyetor dan melaporkannya jika ditunjuk sebagai PKP
(Wahjudi, 2014).

7
BAB III

METODE PENELITIAN
4.1 Jenis, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Jenis penelitian yang gunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Menurut Sugiono (2010:53), "penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih
(independen) tanpa membuat perbandingan atau menghitung dengan variabel yang
lain".

Penelitian ini dilakukan pada UMKM di Desa Sambirejo Timur, Kec. Percut Sei
Tuan, Kab. Deli Serdang.

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai 27 Oktober hingga 3 November 2023.

4.2 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode wawancara atau interview


dengan cara tanya jawab, lalu data tersebut didokumentasikan untuk diolah lebih
lanjut. Lalu dilanjut dengan sosialisasi mengenai PPh 21.

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik deskriptif. Menurut


Sugiyono (2012:29) metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan. atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan
untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

8
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sosialisasi yang dilakukan menggunakan metode ceramah, dengan materi yang
lebih menekankan pada pentingnya perpajakan (membayar pajak) dan tata
cara dalam melakukan pembayaran pajak. Diharapkan hasil sosialisasi ini
membantu pelaku usaha dan karyawan memahami cara menghitung pajak
dengan benar. Sosialisasi yang diberikan mengenai PPh 21 yang berlaku di
Indonesia.

Setelah dilakukannya sosialisasi sekelas, maka selanjutnya masing-masing


kelompok melakukan wawancara ke salah satu UMKM. UMKM yang kelompok
peneliti wawancarai sudah menerapkan beberapa PPh namun tidak membayar PPh
Pasal 21, beliau juga memahami apa itu arti pajak dan taat membayar pajak.

Berikut hasil wawancara:

Pewawancara: Sebelumnya, Bu, bisa prekenalan dengan Ibu siapa?

Narasumber : Sri Astuti.

Pewawancara: Izin bertanya, apakah sebelumnya Ibu tau apa itu pajak?

Narasumber : Iya, Saya tau.

Pewawancara: Apakah Ibu melaksanakan kewajiban pajak? Pajak apa saja yang Ibu

bayar?

Narasumber : Iya. Saya membayar PBB dan Pajak Kendaraan.

Pewawancara: Ibu hanya membayar pajak itu saja? Artinya ibu tidak membayar

PPh 21?

Narasumber : Iya, saya hanya membayar pajak tersebut.

Pewawancara: Baiklah, Bu. Terima kasih.

9
Namun, di sisi lain sosialisasi ini mengungkap dinamika yang kompleks terkait
pemahaman PPh Pasal 21 di kalangan UMKM desa. Meskipun sebagian UMKM
memahaminya, mayoritas masih menghadapi kesulitan memahami detail peraturan
pajak tersebut. Variasi ini dapat dipahami dari perspektif sosio-ekonomi, di mana
faktor tingkat pendidikan, akses informasi, dan kapasitas administratif menjadi
penentu utama.

Dalam mendalami hasil penelitian, terlihat bahwa kesenjangan pemahaman tidak


hanya terbatas pada aspek teoritis peraturan pajak. Beberapa UMKM yang
memahami PPh Pasal 21 masih mengalami tantangan dalam menerapkan proses
pembayaran pajak secara efektif. Faktor-faktor seperti kompleksitas administratif
dan keterbatasan sumber daya finansial dapat menjadi hambatan utama.

Pembahasan menyoroti kebutuhan untuk pendekatan yang holistik dan terpadu.


Kolaborasi antara pemerintah desa, lembaga pendidikan, dan pemangku
kepentingan lokal diidentifikasi sebagai kunci untuk menciptakan ekosistem yang
mendukung pemahaman dan implementasi PPh Pasal 21. Selain itu, perlunya upaya
bersama dalam merancang solusi yang dapat diintegrasikan ke dalam realitas
UMKM Desa Sambirejo Timur.

Rekomendasi penelitian mencakup pengembangan program edukasi yang berfokus


pada aplikasi praktis, pelatihan keuangan, dan penguatan kapasitas administratif.
Dengan cara ini, UMKM tidak hanya dapat meningkatkan pemahaman mereka
terhadap PPh 21, tetapi juga dapat mengatasi kendala praktis yang mungkin muncul
dalam mematuhi kewajiban pajak. Upaya bersama ini diharapkan dapat
memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi lokal dan keberlanjutan
UMKM Desa Sambirejo Timur.

10
BAB V

PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dalam mengakhiri penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pemahaman mengenai


PPh 21 di kalangan UMKM desa menunjukkan ketidakseragaman yang signifikan.
Meskipun sebagian UMKM memahaminya, mayoritas masih menghadapi
tantangan dalam menginterpretasikan detail peraturan pajak, dengan faktor sosio-
ekonomi seperti tingkat pendidikan dan akses informasi memainkan peran penting.
Selain itu, terdapat kesenjangan antara pemahaman teoritis dan implementasi
praktis, dengan beberapa UMKM yang memahami PPh 21 masih menghadapi
hambatan administratif dan finansial.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan untuk melakukan kampanye


edukasi, bimbingan praktis, kolaborasi antar pihak, penyederhanaan proses
pembayaran, serta penelitian lebih lanjut.

Kampanye Edukasi: Pemerintah desa dan lembaga terkait sebaiknya mengarahkan


upaya kampanye edukasi lebih intensif, dengan fokus pada penyediaan informasi
yang jelas dan mudah dipahami mengenai PPh 21. Materi edukasi sebaiknya
disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kebutuhan spesifik UMKM.

Bimbingan Praktis: Pengembangan program bimbingan praktis menjadi penting


untuk membantu UMKM menerapkan pemahaman mereka terhadap PPh 21 dalam
praktik sehari-hari. Pelatihan administratif dan panduan pembayaran pajak dapat
meminimalkan kendala yang mungkin dihadapi oleh UMKM.

Kolaborasi Antar Pihak: Pemerintah desa, lembaga pendidikan, dan organisasi non-
pemerintah sebaiknya berkolaborasi untuk menciptakan pendekatan holistik. Ini
dapat mencakup pengembangan solusi terintegrasi, seperti klinik pajak berkala,
yang memberikan dukungan tidak hanya dalam pemahaman teoritis tetapi juga
dalam implementasi praktis.

11
Penyederhanaan Proses Pembayaran: Pemerintah desa dapat mempertimbangkan
penyederhanaan proses pembayaran PPh 21 untuk mengurangi hambatan
administratif. Langkah-langkah ini dapat mencakup penggunaan teknologi digital
dan penyusunan panduan pembayaran yang lebih user-friendly.

Penelitian Lanjutan: Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk memonitor dampak


dari implementasi saran-saran di atas dan mengevaluasi efektivitasnya. Evaluasi
berkala dapat membantu mengidentifikasi perubahan yang diperlukan dan
meningkatkan keberlanjutan upaya meningkatkan pemahaman dan kepatuhan PPh
21 di kalangan UMKM desa.

12
DAFTAR PUSTAKA
Kristanto, Septiyan Bayu. (2020). “Perencanaan dan Pemeriksaan Pajak”. Jakarta:
Ukrida Press.

Resmi, Siti. (2019). “Perpajakan Teori dan Kasus”. Edisi 11. Jakarta: Salemba
Empat.

Nurmawati, Sindi, dkk. (2022). “Analisis Penerapan Pajak pada Toko Sembako
Jessica”. Prosiding National Seminar on Accounting, Finance, and
Economics (NSAFE), 2 (4), 47-55.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Analisis+Pe
nerapan+Pajak+pada+Toko+Sembako+Jessica&btnG=#d=gs_qabs&t=170
1400426251&u=%23p%3Duq_Cwt390kcJ

Alfons, Winesthy Anasthazia Handaputri, dkk. (2018). “Analisis Penerapan Pajak


Penghasilan Pasal 21 pada CV Unggul Abadi di Manado”. Jurnal Riset
Akuntansi Going Concern, 12 (2), 668-682.
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=ANALISIS+
PENERAPAN+PAJAK+PENGHASILAN+PASAL+21+PADA+CV+UNG
GU&btnG=#d=gs_qabs&t=1701400822784&u=%23p%3DGQhxecWvQm
IJ

Kementrian Keuangan Republik Indonesia. (2021). “Pajak Penghasilan Pasal 21”.


https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/kotabumi/id/informasi/perpajakan/pph-
pasal-21.html

13
LAMPIRAN
\

14

Anda mungkin juga menyukai