Anda di halaman 1dari 15

WAJIB PPH PASAL 21, OBJEK PAJAK DAN BUKAN OBJEK PPH

PASAL 21, DAN MENGHITUNG PPH PASAL 21 (PEGAWAI TETAP)

Disajikan untuk memenuhi Tugas


Semester Genap Tahun Akademik 2021/2022

Maka Kuliah

PERPAJAKAN
Selasa, 29 Maret 2022

Disusun oleh:
M. Al-Ma’arif (2019 31 0020)
Dewi Lusiana (2019 31 0009)
Handi Pranata (2019 31 0003)
Wahyu Setiawan (2019 21 0017)

DOSEN PENGAMPU:
MISBAHUL MUNIR, M.E.K

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH (ES)


JURUSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Sekolah Tinggi Islam As-Shidiqiyah Lempuing Jaya OKI
LEMPUING JAYA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Wajib Pph Pasal 21, Objek Pajak Dan Bukan Objek Pph Pasal
21, Dan Menghitung Pph Pasal 21 (Pegawai Tetap)” pembuatan makalah dengan
tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan berangkai salam selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam segala
keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen mata
kuliah “Perpajakan” yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam
pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas kami,
serta pada anggota kelompok yang selalu kompak dan konsisten dalam
penyelesaian tugas ini.
Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap
makalah ini, dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kelompok
penulis khususnya dan pembaca yang budiman pada umumnya. Tak ada gading
yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati,
saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para pembaca
guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Lempuing, 28 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Wajib pph pasal 21..................................................................................3
B. Objek pajak dan Bukan objek pph pasal 21............................................5
C. Menghitung pph pasal 21 (pegawai tetap)..............................................7

BAB III PENUTUP.........................................................................................11


A. Kesimpulan..............................................................................................11
B. Saran........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pungutan atas penghasilan
yang diterima oleh wajib pajak dalam tahun berjalan dari suatu pekerjaan, jasa,
dan kegiatan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan (Undang-Undang PPh) Pasal 21 ayat (1) huruf a bahwa
Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri wajib dilakukan oleh pemberi kerja yang
membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan
pegawai.
Jenis penghasilan yang dikenakan Pemotongan PPh Pasal 21 salah satunya
yaitu penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap, baik penghasilan teratur
maupun tidak teratur. Selain penghasilan berupa upah atau gaji yang diterima
secara teratur oleh pegawai tetap dalam suatu perusahaan, bonus dapat menjadi
salah satu penghasilan tidak teratur yang diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk
apresiasi kepada pegawai tetap dan menjadi motivasi pegawai tetap dalam
menyelesaikan pekerjaan selain mendapatkan tunjangan transportasi dan
kesehatan.
Kewajiban pemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji dan bonus
pegawai tetap berkaitan erat dengan cara perhitungan PPh Pasal 21 yang akan
dipotong, disetorkan, dan dilaporkan kepada Direktorat Jendral Pajak. Dalam
praktiknya hal tersebut belum sepenuhnya diterapkan dengan benar dan masih
ditemukan ketidakbenaran yang dilakukan oleh sebagian pemberi kerja di
Indonesia.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wajib pph pasal 21?
2. Apa yang dimaksud dengan objek pajak dan bukan objek pph pasal 21?
3. Bagaimana cara perhitungan pph pasal 21 (pegawai tetap)?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami wajib pph pasal 21.
2. Untuk mengetahui dan memahami objek pajak dan bukan objek pph pasal 21.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan pph pasal 21 (pegawai
tetap).

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wajib Pph Pasal 21


Pph pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dangan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh
orang pribadi.
Pemotong PPh pasal 21 dan atau PPh pasal 26 adalah wajib pajak orang
pribadi atau wajib pajak badan, termasuk bentuk usaha tetap, yang mempunyai
kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan
dengan pekerjaaan, jasa dan kegiatan orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 21 dan pasal 26 tentang undang-undang pajak penghasilan.

Pemotong pajak PPh pasal 21


Yang termasuk pemotong PPh pasal 21 adalah:
1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi atau badan, baik merupakan pusat
maupun cabang, perwakilan atau unit yang memberi gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lainnya.
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah, termasuk bendahara pada
pemerintah pusat baik dalam institusi TNI/POLRI, Pemerintah daerah, instansi
atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga lainnnya yang membayarkan gaji,
upah, honorarium, tunjangan serta pembayaran lainnya sehubungan dengan
pekerjaan, jabatan, jasa dan kegiatan.
3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja dan
badanbadan lainnya yang membayar uang pensiunan dan tunjangan hari tua.
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan
yang membayar:

3
a. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa
dan atau kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status subjek
pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan
bebas dan bertindak untuk namanya sendiri bukan atas nama
persekutuannya.
b. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status subjek
pajak luar negeri.
c. Honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan
magang.
5. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat
nasional dan internasional, yang memberikan honorarium, hadiah atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada wajib pajak orang pribadi dalam
negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.

Yang tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk
melakukan pemotongan PPh pasal 21 adalah:
1. Kantor perwakilan negara asing
2. Organisasi-organisasi internasional yang telah ditetapkan oleh menteri
keuangan.
3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Wajib pajak PPh pasal 21


1. Pegawai
2. Penerima uang pensiun atau tunjangan hari tua termasuk ahli warisnya.

4
3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:
a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, terdiri dari akuntan,
pengacara, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.
b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, bintang film, seniman dan
sebagainya.
c. Olahragawan
d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyeluruh, dan moderator.
e. Pengarang, peneliti, penerjemah
f. Pemberi kerja dalam segala bidang
g. Agen iklan
h. Pengawas atau pengelola proyek
i. Pembawa pesanan
4. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan
dengan keikut sertaannya dalam suatu kegiatan.1

B. Objek Pajak dan Bukan Objek Pajak Pph Pasal 21


1. Objek Pajak
Objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis
yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Pemerintah menetapkan jenis penghasilan yang dikenai PPh 21 dengan
dasar Peraturan Menteri Keuangan No 252/PMK.03/2008 Pasal 5. Bentuknya
terdiri diri dari segala jenis penghasilan yang diterima karyawan yang bersifat
teratur seperti gaji dan tunjangan tetap.

1
Fernadi Abi Wijaya, Pph pasal 21,
https://www.academia.edu/72416796/C1C020067_Makalah_2_Perpajakan_2_PPh_Pasal_21
(diakses pada hariJum’at 25 Maret 2022, jam11:45 WIB)

5
Penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah:
a. Penghasilan yang diperoleh karyawan tetap baik berupa penghasilan yang
teratur maupun tidak teratur.
b. Penghasilan yang diterima oleh penerima pensiun secara teratur. Bentuknya
bisa berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.
c. Penghasilan yang berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja dan dengan
pensiun yang diterima secara sekaligus. Contohnya berupa uang pesangon,
uang manfaat pensiun, serta tunjangan hari tua.
d. Penghasilan karyawan tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang berbentuk
upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, atau upah yang
dibayarkan secara bulanan.
e. Imbalan kepada bukan karyawan, antara lain seperti honorarium, komisi, fee,
dan imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apa pun sebagai bayaran
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan.
f. Bayaran yang diberikan kepada peserta kegiatan seperti uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama
dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan sejenis dengan nama apa pun.2

2. Bukan Objek Pajak PPh pasal 21


a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara
asing.
b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam
pasal 3 ayat (1) huruf c undang-undang pajak penghasilan, yang telah
ditetapkan oleh menteri keuangan, dengan syarat bukan warga negara

2
Nabella L. Baguna, dkk. Analisis perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21
pegawai tetap pada PT. Bank rakyat indonesia kantor,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/17685/17210 (diakses pada hari
Jum’at 25 Maret 2022, jam 11:45 WIB)

6
Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain uttuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.3

C. Menghitung PPh Pasal 21 Pegawai Tetap


1. Pengertian Pegawai tetap
Pegawai tetap adalah pegawai yang menerima atau memdapatkan
penghasilan dengan jumlah tertentu secara teratur, seperti anggota dewan
komisaris dan anggota dewan pengawas, serta pegawai yang bekerja
berdasarkan perjanjian untuk jangka waktu tertentu, dan menerima atau
mendapatkan penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur.
2. Dasar Pengenaan Pajak
Tarif pajak yang dikenakan terhadap dasar pengenaan pajak pegawai tetap:4
Penghasilan kena pajak = seluruh penghasilan bruto
setelah dikurangi dengan:
biaya jabatan, sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-
a. tingginya Rp 500.000 sebulan atau Rp 6.000.000 setahun.
Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada
dana pension yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
b. Keuangan atau badan penyelenggara tunjangan hari tua atau
jaminan hari tua yang dipersamakan dengan dana pensiun dan
yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.

3
Fernadi Abi Wijaya, Pph pasal 21,
https://www.academia.edu/72416796/C1C020067_Makalah_2_Perpajakan_2_PPh_Pasal_21 (diakses
pada hari Jum’at, 25 Maret 2022, jam 11:45 WIB)

4
Direktorat Jenderal Pajak, Pajak Penghasilan (PPh),
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/buku%20pph%20upload.pdf (diakses pada hari
Minggu 27 Maret 2022, jam 21:08 WIB).

7
Dikurangi PTKP.

3. Penghasilan tidak kena pajak (PTKP)5


PTKP Suami Istri
PTKP Pria/Wanita Lajang PTKP Pria Kawin
Digabung
TK/0 Rp. 54.000.000 K/0 Rp. 58.500.000 K/I/0 Rp. 112.500.000
TK/1 Rp. 58.500.000 K/1 Rp. 63.000.000 K/I/1 Rp. 117.000.000
TK/2 Rp. 63.000.000 K/2 Rp. 67.500.000 K/I/2 Rp. 121.500.000
T/3 Rp. 67.500.000 K/3 Rp. 72.000.000 K/I/3 Rp. 126.000.000

4. Tarif Pemotongan PPh Pasal 21


Tarif yang dipakai adalah tarif pasal 17 ayat 1 Undang-Undang Pajak
Penghasilan, yaitu:6

Tarif PPhWajib Pajak Orang Pribadi

Tarif Tarif
Pajak Pajak
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Dengan Tanpa
NPWP NPWP
1 Rp. 0 Sampai dengan Rp. 50.000.000 5% 6%
2 Diatas Rp. 50.000.000 s.d Rp. 250.000.000 15% 18%
3 Diatas Rp. 250.000.000 s.d Rp. 500.000.000 25% 30%
4 Diatas Rp. 500.000.000 30% 36%

5
Direktorat Jenderal Pajak, Pajak Penghasilan (PPh),
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/buku%20pph%20upload.pdf (diakses pada hari Minggu
27 Maret 2022, jam 21:08 WIB).
6
Reni Septiana. Modul Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Perhitungan Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 21,2020. hlm. 7.

8
5. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap:7
Andi Tunggal Putra adalah salah satu pegawai tetap di PT. Anggar
Wijaya Finance. Beliau termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah
terdaftar sebagai wajib pajak pada Mei 2017 dan telah memiliki NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak). Hitunglah berapa besaran PPh Pasal 21 yang
harus dikeluarkan Andi pada tahun 2021 setelah mengetahui beberapa data
dibawah.
Data terkait perhitungan PPh Pasal 21:
a) Andi Tunggal Putra memiliki gaji Rp. 10.000.000 /bulan
b) Andi Tunggal Putra membayar iuran pensiun Rp. 100.000/bulan
c) Andi Tunggal Putra telah menikah tetapi belum mempunyai ana

Perhitungan PPh Pasal 21 Tahun 2021 adalah sebagai berikut:

 Gaji Sebulan  10.000.000

 Pengurang:

 Biaya Jabatan  500.000

 Iuran Pensiun  100.000

 Jumlah Pengurang  600.000

 Penghasilan Neto Sebulan  9.400.000

 Penghasilan Neto Setahun  112.800.000

 PTKP

7
Rikki Panjaitan. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap.
https://www.academia.edu/32447012/Contoh_Perhitungan_PPh_Pasal_21_Bagi_Pegawai_Tetap_docx
(diakses pada hari Minggu 27 Maret 2022, jam 20.18 WIB).

9
 WP Sendiri  54.000.000

 Status Kawin  4.500.000

 Jumlah PTKP Setahun  58.500.000

 Penghasilan Kena Pajak  54.300.000

 PPh Pasal 21 Terutang  3.145.000

 PPh Pasal 21 Sebulan  262.083

Penjelasannya:
Pengurangan Penghasilan Netto: 500.000 + 100.000 = 600.000
Penghasilan Netto Sebulan: 10.000.000 – 600.000 = 9.400.000
Penghasilan Netto Setahun: 9.400.000 x 12 = 112.800.000
PTKP: 54.000.000 + 4.500.000 = 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak: 112.800.000 – 58.500.000= 54.300.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun: 2.500.000 – 645.000 = 31.450.000
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 4.350.000 = 645.000
PPh pasal 21 sebulan: 3.145.000 : 12 = 262.083

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pph pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dangan nama dan dalam bentuk apapun

10
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi.
Untuk melakukan perhitungan PPh pasal 21 kita terlebih dahulu kita perlu
mengetahui bahwa terdapat hal yang perlu diperhatikan sebelumnya. Seperti
dasar pengenaan pajak, PTKP, tarif pemotongan pajak serta data terkait dengan
wajib pajak. Setelah kita mengetahui itu maka akan dengan mudah kita
menghitung besaran PPh pasal 21 yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak.

B. Saran
Demikianlah  makalah ini kami buat. Tentunya masih banyak kesalahan
yang terdapat dalam makalah ini ntuk menuju yang lebih baik lagi, kritik dan
saran kami butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami ucapkan
terimakasih dan mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin yaa
robbal alamin.

DAFTAR PUSTAKA

Fernadi Abi Wijaya. PPh Pasal 21.


https://www.academia.edu/72416796/C1C020067_Makalah_2_Perpajakan_2_
PPh_Pasal_21 (diakses pada hari Jum’at 25 Maret 2022, jam 11:45 WIB).

11
Nabella L. Baguna, dkk. Analisis Perhitungan dan Pelaporan Pajak penghasilan
Pasal 21 Pegawai Tetap Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/17685/17210 (diakses
pada hari Jum’at 25 Maret 2022, jam 11:45 WIB).

Direktorat Jenderal Pajak. Pajak Penghasilan (PPh).


https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/buku%20pph%20upload.pdf
(diakses pada hari Minggu 27 Maret 2022, jam 21:08 WIB).

Reni Septiana. 2020. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Modul
Akuntansi dan Keuangan Lembaga.

Rikki Panjaitan. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap.


https://www.academia.edu/32447012/Contoh_Perhitungan_PPh_Pasal_21_Ba
gi_Pegawai_Tetap_docx (diakses pada hari Minggu 27 Maret 2022, jam 20.18
WIB).

12

Anda mungkin juga menyukai