Maka Kuliah
PERPAJAKAN
Selasa, 29 Maret 2022
Disusun oleh:
M. Al-Ma’arif (2019 31 0020)
Dewi Lusiana (2019 31 0009)
Handi Pranata (2019 31 0003)
Wahyu Setiawan (2019 21 0017)
DOSEN PENGAMPU:
MISBAHUL MUNIR, M.E.K
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
A. Wajib pph pasal 21..................................................................................3
B. Objek pajak dan Bukan objek pph pasal 21............................................5
C. Menghitung pph pasal 21 (pegawai tetap)..............................................7
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pungutan atas penghasilan
yang diterima oleh wajib pajak dalam tahun berjalan dari suatu pekerjaan, jasa,
dan kegiatan. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
tentang Pajak Penghasilan (Undang-Undang PPh) Pasal 21 ayat (1) huruf a bahwa
Pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau
kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri wajib dilakukan oleh pemberi kerja yang
membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain sebagai
imbalan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai atau bukan
pegawai.
Jenis penghasilan yang dikenakan Pemotongan PPh Pasal 21 salah satunya
yaitu penghasilan yang diterima oleh pegawai tetap, baik penghasilan teratur
maupun tidak teratur. Selain penghasilan berupa upah atau gaji yang diterima
secara teratur oleh pegawai tetap dalam suatu perusahaan, bonus dapat menjadi
salah satu penghasilan tidak teratur yang diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk
apresiasi kepada pegawai tetap dan menjadi motivasi pegawai tetap dalam
menyelesaikan pekerjaan selain mendapatkan tunjangan transportasi dan
kesehatan.
Kewajiban pemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji dan bonus
pegawai tetap berkaitan erat dengan cara perhitungan PPh Pasal 21 yang akan
dipotong, disetorkan, dan dilaporkan kepada Direktorat Jendral Pajak. Dalam
praktiknya hal tersebut belum sepenuhnya diterapkan dengan benar dan masih
ditemukan ketidakbenaran yang dilakukan oleh sebagian pemberi kerja di
Indonesia.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan wajib pph pasal 21?
2. Apa yang dimaksud dengan objek pajak dan bukan objek pph pasal 21?
3. Bagaimana cara perhitungan pph pasal 21 (pegawai tetap)?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami wajib pph pasal 21.
2. Untuk mengetahui dan memahami objek pajak dan bukan objek pph pasal 21.
3. Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan pph pasal 21 (pegawai
tetap).
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa
dan atau kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status subjek
pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang melakukan pekerjaan
bebas dan bertindak untuk namanya sendiri bukan atas nama
persekutuannya.
b. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan
kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status subjek
pajak luar negeri.
c. Honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan
magang.
5. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat
nasional dan internasional, yang memberikan honorarium, hadiah atau
penghargaan dalam bentuk apapun kepada wajib pajak orang pribadi dalam
negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.
Yang tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk
melakukan pemotongan PPh pasal 21 adalah:
1. Kantor perwakilan negara asing
2. Organisasi-organisasi internasional yang telah ditetapkan oleh menteri
keuangan.
3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas yang semata-mata memperkerjakan orang pribadi untuk
melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
4
3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:
a. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, terdiri dari akuntan,
pengacara, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.
b. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, bintang film, seniman dan
sebagainya.
c. Olahragawan
d. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyeluruh, dan moderator.
e. Pengarang, peneliti, penerjemah
f. Pemberi kerja dalam segala bidang
g. Agen iklan
h. Pengawas atau pengelola proyek
i. Pembawa pesanan
4. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan
dengan keikut sertaannya dalam suatu kegiatan.1
1
Fernadi Abi Wijaya, Pph pasal 21,
https://www.academia.edu/72416796/C1C020067_Makalah_2_Perpajakan_2_PPh_Pasal_21
(diakses pada hariJum’at 25 Maret 2022, jam11:45 WIB)
5
Penghasilan yang dipotong PPh pasal 21 adalah:
a. Penghasilan yang diperoleh karyawan tetap baik berupa penghasilan yang
teratur maupun tidak teratur.
b. Penghasilan yang diterima oleh penerima pensiun secara teratur. Bentuknya
bisa berupa uang pensiun atau penghasilan sejenisnya.
c. Penghasilan yang berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja dan dengan
pensiun yang diterima secara sekaligus. Contohnya berupa uang pesangon,
uang manfaat pensiun, serta tunjangan hari tua.
d. Penghasilan karyawan tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang berbentuk
upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, atau upah yang
dibayarkan secara bulanan.
e. Imbalan kepada bukan karyawan, antara lain seperti honorarium, komisi, fee,
dan imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apa pun sebagai bayaran
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan.
f. Bayaran yang diberikan kepada peserta kegiatan seperti uang saku, uang
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama
dan dalam bentuk apa pun, dan imbalan sejenis dengan nama apa pun.2
2
Nabella L. Baguna, dkk. Analisis perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21
pegawai tetap pada PT. Bank rakyat indonesia kantor,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/17685/17210 (diakses pada hari
Jum’at 25 Maret 2022, jam 11:45 WIB)
6
Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain uttuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.3
3
Fernadi Abi Wijaya, Pph pasal 21,
https://www.academia.edu/72416796/C1C020067_Makalah_2_Perpajakan_2_PPh_Pasal_21 (diakses
pada hari Jum’at, 25 Maret 2022, jam 11:45 WIB)
4
Direktorat Jenderal Pajak, Pajak Penghasilan (PPh),
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/buku%20pph%20upload.pdf (diakses pada hari
Minggu 27 Maret 2022, jam 21:08 WIB).
7
Dikurangi PTKP.
Tarif Tarif
Pajak Pajak
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Dengan Tanpa
NPWP NPWP
1 Rp. 0 Sampai dengan Rp. 50.000.000 5% 6%
2 Diatas Rp. 50.000.000 s.d Rp. 250.000.000 15% 18%
3 Diatas Rp. 250.000.000 s.d Rp. 500.000.000 25% 30%
4 Diatas Rp. 500.000.000 30% 36%
5
Direktorat Jenderal Pajak, Pajak Penghasilan (PPh),
https://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/buku%20pph%20upload.pdf (diakses pada hari Minggu
27 Maret 2022, jam 21:08 WIB).
6
Reni Septiana. Modul Akuntansi dan Keuangan Lembaga. Perhitungan Pajak Penghasilan
(PPh) Pasal 21,2020. hlm. 7.
8
5. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap:7
Andi Tunggal Putra adalah salah satu pegawai tetap di PT. Anggar
Wijaya Finance. Beliau termasuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah
terdaftar sebagai wajib pajak pada Mei 2017 dan telah memiliki NPWP
(Nomor Pokok Wajib Pajak). Hitunglah berapa besaran PPh Pasal 21 yang
harus dikeluarkan Andi pada tahun 2021 setelah mengetahui beberapa data
dibawah.
Data terkait perhitungan PPh Pasal 21:
a) Andi Tunggal Putra memiliki gaji Rp. 10.000.000 /bulan
b) Andi Tunggal Putra membayar iuran pensiun Rp. 100.000/bulan
c) Andi Tunggal Putra telah menikah tetapi belum mempunyai ana
Pengurang:
PTKP
7
Rikki Panjaitan. Contoh Perhitungan PPh Pasal 21 Bagi Pegawai Tetap.
https://www.academia.edu/32447012/Contoh_Perhitungan_PPh_Pasal_21_Bagi_Pegawai_Tetap_docx
(diakses pada hari Minggu 27 Maret 2022, jam 20.18 WIB).
9
WP Sendiri 54.000.000
Penjelasannya:
Pengurangan Penghasilan Netto: 500.000 + 100.000 = 600.000
Penghasilan Netto Sebulan: 10.000.000 – 600.000 = 9.400.000
Penghasilan Netto Setahun: 9.400.000 x 12 = 112.800.000
PTKP: 54.000.000 + 4.500.000 = 58.500.000
Penghasilan Kena Pajak: 112.800.000 – 58.500.000= 54.300.000
PPh Pasal 21 Terutang Setahun: 2.500.000 – 645.000 = 31.450.000
5% x 50.000.000 = 2.500.000
15% x 4.350.000 = 645.000
PPh pasal 21 sebulan: 3.145.000 : 12 = 262.083
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pph pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dangan nama dan dalam bentuk apapun
10
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi.
Untuk melakukan perhitungan PPh pasal 21 kita terlebih dahulu kita perlu
mengetahui bahwa terdapat hal yang perlu diperhatikan sebelumnya. Seperti
dasar pengenaan pajak, PTKP, tarif pemotongan pajak serta data terkait dengan
wajib pajak. Setelah kita mengetahui itu maka akan dengan mudah kita
menghitung besaran PPh pasal 21 yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Tentunya masih banyak kesalahan
yang terdapat dalam makalah ini ntuk menuju yang lebih baik lagi, kritik dan
saran kami butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami ucapkan
terimakasih dan mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam pembuatan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin yaa
robbal alamin.
DAFTAR PUSTAKA
11
Nabella L. Baguna, dkk. Analisis Perhitungan dan Pelaporan Pajak penghasilan
Pasal 21 Pegawai Tetap Pada PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor,
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/gc/article/view/17685/17210 (diakses
pada hari Jum’at 25 Maret 2022, jam 11:45 WIB).
Reni Septiana. 2020. Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21. Modul
Akuntansi dan Keuangan Lembaga.
12