Bentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Bentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Mata Kuliah
Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Minggu, 31 Oktober 2021
Oleh:
Ahmad Arifin (2019310005)
Dewi Lusiana (2019310009)
DOSEN PENGAMPU:
Misbahul Munir, M.E
َ ِِو َر ْح َمةُهللا
ِوبَ َركَاتُه َ علَ ْيكُ ْم
َ ِسالَِ ُم
َّ اَل
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmatnya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’Bentuk Lembaga
Keuangan Mikro Syariah’’ yang diampu oleh dosen mata kuliah ‘’Lembaga
Keuangan Mikro Syariah’’ Bapak. Misbahul Munir, M.E
Dalam menulis makalah ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang ikut membantu dalam menyelesaikan review buku ini. Dan
terkhusus kepada Bapak. Misbahul Munir, M.E Selaku dosen pengampu yang
telah memberikan tugas ini kepada kami dalam mata kuliah ‘’Lembaga Keuangan
Mikro Syariah’’.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang
terdapat dalam menyelesaikan tugas ini, oleh sebab itu penulis memerlukan kritik
dan saran dari pembaca sekalian untuk dapat menyempurnakan tugas ini.
Dan pada akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT, memberikan
imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat
menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amin ya roball’allamin.
َ ِِو َرحْ َمةُهللا
ُِوبَ َركَات ُ ِه َ علَ ْي َِك ْم
َ ِسالَِ ُم
َّ َوال
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. BAITUL MAAL WAT TAMWIL ....................................................... 3
1. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil .............................................. 3
2. Prinsip dan Asas Daar Baitul Maal wat Tamwil ............................. 3
3. Prinsip Operasional Baitul Maal wat Tamwil ................................. 4
4. Pendirian dan Permodalan Baitul Maal wat Tawil .......................... 7
ii
iii
1
BAB I
PEBDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat, khususnya
masyarakat yang berpenghasilan menengah ke bawah dan usaha mikro, kecil,
dan menengah (UMKM) tentunya diperlukan dukungan yang komperhensif
dari lembaga keuangan. Selama ini UMKM terkendala akses dari sektor
pendanaan ke lembaga keuangan formal. Untuk mengatasi kendala tersebut,
di masyarakat telah tumbuh dan berkembang banyak lembaga keuangan non
bank yang melakukan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan
masyarakat, baik yang didirikan pemerintah atau pun masyarakat.
Lembaga keuangan Mikro (LKM) adalah Sebuah lembaga keuangan
yang khusus didirikan untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan
pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman ataupun pembiayaan dalam
usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan simpanan,
dan pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata
mencari keuntungan.1
Lembaga keuangan syariah terdiri dari lembaga keuangan makro dan
lembaga keuangan mikro syariah. Lembaga keuangan mikro syariah adalah
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah.
Adapun bentuk lembaga keuangan mikro syariah adalah Baitul Maal Wat
Tamwil atau yang sering disebut dengan BMT, Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Setelah mengetahui uraian di atas terkait dengan apasaja bentuk lembaga
keuangan mikro syariah maka pada makalah kali ini kita akan membahas
1
Tim Penyusun, Informasi Umum Lembaga Keuangan Mikro, https://www.ojk.go.id., (di
akses pada hari Selasa, 12 Oktober 2021, jam 20.17 WIB).
1
2
materi tentang Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Baitul Maal Wat tamwil?
2. Apasaja asas dan prinsip dasar Baitul Maal Wat Tamwil?
3. Bagaimana prinsip operasional Baitul Maal Wat Tamwil?
4. Bagaimana pendirian dan permodalan Baitul Maal Wat Tamwil?
5. Apakah yang dimaksud dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah?
6. Apasaja landasan hukum Koperasi Jasa Keuangan Syariah?
7. Apasaja macam-macam produk Koperasi Jasa Keuangan Syariah?
8. Bagaimana peran dan fungsi Koperasi Jasa Keuangan Syariah?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Baitul Maal Wat
Tamwil.
2. Untuk mengetahui apasaja asas dan prinsip dasar Baitul Maal Wat
Tamwil.
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip operasional Baitul Maal Wat
Tamwil.
4. Untuk mengetahui bagaimana pendirian dan permodalan Baitul Maal Wat
Tamwil.
5. Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan Koperasi Jasa Keuangan
Syariah.
6. Untuk mengetahui apasaja landasan hukum Koperasi Jasa Keuangan
Syariah.
7. Untuk mengetahui apasaja macam-macam produk Koperasi Jasa
Keuangan Syariah.
8. Untuk mengetahui bagaimana peran dan fungsi Koperasi Jasa Keuangan
Syariah.
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Maal wat Tamwil, (Bandung : Balai Pustaka,
2013), hlm. 23.
3
M. Nur Rianto Al-Arif, Lembaga Keuangan Syariah, (Bandung : Pustaka Setia Bandung,
2012), hlm. 193-194.
3
4
4
Nonie Afrianty, et al., Lembaga Keuangan Syariah, ( Bengkulu : CV. Zigie Utama,
2020), hlm. 59.
4
5
Produk BMT terdiri dari dua jenis, yaitu produk pembiayaan dan
produk simpanan, diantaranya: 5
a) Produk Pembiayaan
Pembiayaan diberikan oleh BMT pada dasarnya terdiri dari tiga
model pembiayaan, yaitu dengan keuntungan dan pembiayaab
kebijakan.
1) Pembiayan dengan sistem bagi hasil terdiri dari dua bentuk, yaitu
pembiayaan 100% tanpa campur tangan BMT dalam pengelolaan
usaha yang disebut pembiayaan mudharabah, dan pembiayaan yang
5
Ibid., hlm. 60.
5
6
kurang dari 100% dengan pilihan BMT boleh ikut mengelola usaha
atau boleh juga tidak ikut mengelola usaha yang disebut
pengelolaan musyarakah.
2) Pembiayaan jua beli dengan keuntungan terdiri dari dua bentuk,
yaitu pembelian barang untuk nasabah dengan pembayaran dilunasi
pada jangka waktu tertentu yang disebut dengan pembiayaan
murabahah, dan pembelian barang untuk nasabah dengan
pembayaran dilakukan secara mencicil sampai lunas disebut
baiubitsaman ajil.
3) Pembiayan kebajikan merupakan pembiayaan yang dananya
berasal dari titipan BAZIS. Oleh karena itu, hanya diberikan kepda
calon nasabah yang memiliki syarat menerima zakat, infak dan
sedekah. Pembiayaan kebajikan tidak dikenai biaya apapun hanya
diharuskan mengembalikan dalam jumlah semua karena merupakan
titipan amanah.
6
7
7
8
6
M. Nur Rianto Al-Arif, Op. Cit. hlm. 195-196.
8
9
7
M. Nur Rianto Al-Arif, Loc. Cit.
9
10
8
Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi : Bramata Publishing, 2016), hlm. 40.
9
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta : Zikrul Hakim,
2008), hlm. 61.
10
11
10
Ibid., hlm. 62.
11
12
11
Euis Amalia, Op. Cit. hlm. 38-39.
12
13
13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) adalah lembaga keuangan non bank
yang beroperasi berdasarkan syariah dengan prinsip bagi hasil, didirikan oleh
dan untuk masyarakat disuatu tempat atau daerah.
BMT didirikan berasaskan pada masyarakat yang salaam, yaitu penuh
keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan, dan salah satu prinsip dasar
BMT yakni baroqah yang artinya berdaya guna tentunya dalam kegiatan
operasionalnya. BMT di dalam kegiatan operasionalnya menggunakan prinsip
bagi hasil, sistem balas jasa, sistem profit, akad besyarikat, dan produk
pembiayaan.
Dalam proses pendiriannya, BMT dapat didirikan oleh: sekurang-
kurangnya 20 (dua puluh) orang, satu pendiri dengan lainnya sebaiknya
tidakboleh memiliki hubungan vertical dan horizontal, sekurang-kurangnya
70% anggota pendiri bertempat tinggal di sekitar daerah kerja BMT, pendiri
dapat bertambah dalam tahun-tahun kemudian jika disepakati oleh rapat para
pendiri. Selain itu dalam modal BMT, terdiri dari: Simpanan Pokok (SP)
yang ditentukan besarnya sama besar untuk semua anggota, Simpanan Pokok
Khusus (SPK).
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah Koperasi yang kegiatan
usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai
dengan pola bagi hasil (syaraih).
Adapun landasan Hukum KJKS diantaranya: UU No. 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian, UU No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah, dan Keputusan Menteri Negara dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia No. 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
Berbicara menganai macam-macam produk KJKS, tentunya sama saja
dengan produk yang terdapat di LKMS lainnya yaitu menggunakan produk
14
15
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Tentunya masih banyakkesalahan
yang ada terdapat dalam makalah ini ntuk menuju yang lebih baik lagi, kritik
dan saran kami butuhkan demi kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami
ucapkan terimakasih dan mohon maaf apabila masih banyak kesalahan dalam
pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, Amin Yaa Robbal Alamin.
15
16
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, 2008, Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta :
Zikrul Hakim).
Ridwan Ahmad Hasan, 2013, Manajemen Baitul Maal wat Tamwil, (Bandung : Balai
Pustaka).
16