Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOPERASI SYARIAH DAN BMT ( BAITUL MAAL WAT TANWIL )

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah Ekonoomi Syariah


Dosen pengampu :
Prof.Dr.Sri Widyastuti, S.E, M.M,M.Si

OLEH :
Kelompok 5
Agnes Tamara Winda Astuti 1122210071
Muhammad Abyan Dzakwan 1122210072
Asyifa Putri Safira 1122210077
Friska Adelina Sembiring 1122210078
Muhammad Setya Ihsan 1122210082
Muhammad Fadilah 1122210086

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PANCASILA
NOVEMBER 2023
DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………………….


1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….
1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………
BAB II : PEMBAHASAN …………………………………………………………………..
2.1 Perbedaan Koperasi Syariah dengan BMT ……………………………………
2.2 Apa saja yang menjadi landasan dasar Koperasi Syariah……………………
2.3 Peran BMT dalam Lembaga keuangan Syariah………………………………
2.4 Peran BMT bagi perekonomian Indonesia……………………………………..
BAB III : KASUS PENELITIAN…………………………………………………………..
3.1 BMT Syariah Islam mandiri, solusi ekonomi kerakyatan Boyolali…………..
BAB IV : KESIMPULAN……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Baitul mal wa tamwil adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan
prinsip bagi hasil, menumbuh kembangangkan bisnis usaha mikro dan kecil dalam rangka
mengangkat martabat dan serta membela kepentingan kaum fakir miskin. BMT adalah
balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan
kegiatan mengembangkan usaha-usaha proktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas
kegitan ekonomi pengusaha bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan
menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan.

Baitul Maal Wa Tamwil (BMT) merupakan salah satu model lembaga keuangan
syariah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga
ribuan BMT, yang bergerak di kalangan masyarakat ekonomi bawah dan berupaya
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan
ekonomi bagi pengusaha kecil yang berdasarkan prinsip- prinsip syariah yang kemudian
disalurkan melalui pembiayaan-pembiayaan

Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik
modal (shahibul Maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib)
dengan suatu perjanjian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi
seratus persen modal dari shahibul maal dan keahlian dari mudharib. Pembiayaan
mudharabah secara tidak langsung adalah sebuah bentuk penolakan terhadap sistem
bunga yang diterapkan oleh bank konvensional dalam mencari keuntungan, karena itu
pelarangan bunga ditinjau dari ajaran Islam merupakan perbuatan riba yang diharamkan
dalam Al-Quran, sebab larangan riba tersebut bukanlah meringankan beban orang yang
dibantu yang dalam hal ini adalah nasabah, melainkan merupakan tindakan yang dapat
memperalat dan memakan harta orang lain.

Larangan riba terdapat dalam surat al baqoroh ayat 287 yang berbunyi : tinggalkan
dan ,Allah kepada bertakwalah ,beriman yang orang-orang Hai " ‫َیا َأُّیَھا اَّلِذ یَن آَم ُن وا اَّتُق وا الَّلَھ‬
‫ َو َذ ُروا َم ا َبِقَي ِم َن الِّر َبا ِإْن ُكْنُتْم ُم ْؤ ِمِنیَن‬sisa riba (yang belum dipungut), jika kamu orang-orang
yang beriman." (QS.2:278). Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan
lembaga keuangan syariah kepada pihak lain untuk usaha yang produktif.

1.2 Rumusan Masalah


1. Perbedaan Koperasi Syariah dengan BMT
2. Apa saja yang menjadi landasan dasar Koperasi Syariah
3. Peran BMT dalam lembaga keuangan Syariah
4. Peran BMT bagi perekonomian Indonesia
5. BMT Syariah Islam mandiri, solusi ekonomi kerakyatan Boyolali

1.3 Tujuan
a. Mengidentifikasi, memobilisasi, mengorganisasi, mendorong dan mengembangkan
potensi serta kemampuan potensi ekonomi anggota.
b. Meningkatkan kualitas SDM anggota menjadi lebih profesional dan islami
sehingga semakin utuh dan tangguh dalam menghadapi persaingan global.
c. Menggalang dan memobilisasi potensi masyarakat dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan anggota.
d. Menjadi perantara keuangan antara agniya sebagai shohibul maal dengan du’afa
sebagai mudhorib, terutama untuk dana-dana sosial.
e. Menjadi perantara keuangan, antara pemilik dana (shahibul maal), baik sebagai
pemodal maupun penyimpan dengan pengguna dana (mudharib) untuk pengembangan
usaha produktif.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Perbedaan Koperasi Syariah dengan BMT

Koperasi Simpan Pinjam Syariah vs BMT

Sebenarnya BMT dan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) itu sama. Hanya saja
lembaganya berbeda, koperasi syariah hanya terdiri dari satu lembaga koperasi yang
dijalankan dengan sistem syariah.

Sedangkan istilah “Baitul Maal Wa At Tamwil” (BMT) mengandung arti “Lembaga


Zakat dan Lembaga Keuangan (Syariah)” hanya ada 2 (dua) lembaga di BMT.
Lembaga zakat dikenal sebagai Baitul Maal, dan lembaga keuangan dikenal sebagai
At-Tamwil (Syariah).

Akibatnya, masyarakat yang hanya mengelola Koperasi Jasa Keuangan Syariah


(KJKS) disebut sebagai BMT, berbeda dengan dua lembaga yang telah dijelaskan di
atas (KJKS).

Manajemen Koperasi Simpan Pinjam Syariah KJKS

Kegiatan Koperasi Simpan Pinjam Syariah atau Pelaku Usaha Jasa Keuangan Syariah
dalam hal ini adalah tindakan yang dilakukan untuk menghimpun uang dari anggota
dan menyalurkannya melalui usaha Jasa Keuangan Syariah untuk disalurkan kepada
anggota koperasi, calon anggota koperasi, atau anggota koperasi.

Secara teoritis, Koperasi Jasa Keuangan Syariah merupakan koperasi simpan pinjam
syariah dengan struktur bagi hasil (syariah) yang menangani transaksi di bidang
keuangan, investasi, dan simpanan. Badan usaha Koperasi ini dikenal dengan Unit
Jasa Keuangan Syariah.

Pengawas Syariah hadir dalam koperasi simpan pinjam syariah, dan dipilih oleh
koperasi berdasarkan keputusan. Selain itu, undang-undang ini mengatur operasi
komersial koperasi simpan pinjam dan keuangan syariah, seperti :
1. Mengambil simpanan dari anggota yang menjalankan praktik bisnis syariah
berdasarkan akad wadiah atau mudharabah. KSPPS/USPPS wajib melakukan
kegiatan penghimpunan dana dari anggota dan koperasi lainnya dalam bentuk
tabungan dan deposito dalam rangka menjalankan peran pembiayaan.
2. Menawarkan pinjaman dan pembiayaan berdasarkan syariah kepada anggota, calon
anggota, dan koperasi lainnya dan atau anggotanya dalam bentuk pinjaman
berdasarkan akad qardh dan pembiayaan dengan murabahah, salam, istishna',
mudharabah, musyarakah, ijarah, ijarah Munthamiya bittamlik, akad wakalah,
kafalah, dan hiwalah, atau akad lainnya.
3. Menjaga keseimbangan antara penyaluran pinjaman dan pembiayaan syariah dengan
sumber pendanaan. Kegiatan usaha simpan pinjam dan keuangan syariah
dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah, tata kelola yang baik, dan manajemen
risiko dengan tetap berpegang pada peraturan perundang-undangan yang mengatur
penyelenggaraan usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah.

2.2 Apa saja yang menjadi landasan dasar Koperasi Syariah

1. Berlandaskan pancasila dan UUD 1945

2. Berazazkan kekeluargaan

3. Berlandaskan syariah Islam yaitu Al-quran dan Assunah dengan saling tolong
menolong dan menguatkan. Contoh ayat Al-quran sebagai berikut:

A. Berdasarkan (Q.S. An-nisa 29) َ‫ه َيا اُّ ي أِ ذيَ نَ َّ َ م ال ُنوا آ ال واُ ُ كلْ ْ َم واَل ُ ْك م َتأَ َباِ طِ ل َْبيَن ُ ْك م‬
(٢٩ ) ‫أْ ِ ب الِ ال إْ نَ َ ر ِتَ جاَ عْ ن ا ضَ ر أ َت ُ كوَ ن ةَ وِ م الْ نُ ْك م َت ُ وا ُتلَ سُ ْك م َتْقْ نُف أَّ نَ ِ إُ ْك مَّّ لالَ كاَ نَ ِ َ ر‬
‫" بِ حي ما‬Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan
suka samasuka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu"

B. Berdasarkan (Q.S. Al-Baqoroh 275) ِ‫ذيَ ن ال وَ نَّ ُ ُ كلْ ِ َيُق ال ال ال وُ موَ نِ ر َيأِّ َبا َيُقوُ مِ ذي‬
‫ََك م إ اَّ الَ م الَّ ْش يِ مَ نِِّ سَ ط َيَت َ خَّب اُ نُ طُهِ لَ كْ ُ ْهم ال َذ َّن َ ِ أ ب واُ َ م َقال اِ َّن َب ْ يُ ع إْ الُ لْ َ ح الَّ لِ رِ مثِّ َب ا‬
‫ةَ رَ هى بَ مَ ف َف ْانَت َفَل ُه اَ سْ ُم رُه َل َ َ و ى أ َل إ‬::‫ََ وأَ عَّّ لُال َب ْ يْ الَ َ وَ حَّ رمَ ء َف ُهَ م الْ نِِّ رَباَ جاِ ِ مِّ ِ هْ نَ ْم وِ عَ ظ‬
٢٧٥) ‫ُدوَ نْ م الَّن ا ُه ِفي‬::‫اُ بُ َ ِ ر أَ هاَ خِال‬::‫اَد ِئ َ كَ وَ مْ ن وَل َف أْ صَ ح‬::‫" (َّّلِال ِ َ ع‬Orang-orang yang Makan
(mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang
telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba),
Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.".

C. Berdasarkan (Q.S. Al-Maidah 1)

‫لُ َل ُ ْك م أَ مُة َب ِ هي اأْلنَع ال ِامِ َ م ى إ ا َل ْ يُ ْك م ُيْت َ رَ َ ْغ ي‬:‫َيا اُّ ي أِ ذيَ نَ َّ َ م ال ُنوا آ واْ وُف أ ِودَ ُع ُقْ بْ تِ الَّ ِ ح‬
‫(ِ ريُد‬١) ‫“ يَ علْ م الَّ ْص يُ مِ ِح لِ دِّ ْ نُت َ َ وأَّ نُ حُ ر مِ َ م َي ْ ح اُ ُك مَّّ لَال إ ُي‬Hai orang-orang yang beriman,
penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan
kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang
mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang
dikehendaki-Nya".

4. Berdasarkan Fatwa DSN-MUI/VII/2012 Tentang penerapan prinsip Syariah, bahwa


LKS (Lembaga Keuangan Syariah) yang menyalurkan dana harus memastikan bahwa
akad yang digunakan dalam penyaluran dana tersebut harus berbasis Syariah dan tidak
boleh berbasis ribawi

2.3 Peran BMT dalam lembaga keuangan Syariah

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) telah menjadi salah satu pilar utama dalam sistem
keuangan syariah yang berfokus pada prinsip-prinsip Islam dalam aktivitas keuangannya.
Dengan porsi yang signifikan dalam ekonomi, BMT menjabarkan perannya dengan
cemerlang dalam menyokong sektor keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

Pertama-tama, BMT memainkan peran vital sebagai penyedia pinjaman mikro dan kecil.
Dengan fokus pada sektor-sektor ini, BMT mampu memberikan akses keuangan kepada
individu dan pelaku usaha kecil yang mungkin terabaikan oleh lembaga keuangan
konvensional. Melalui pendekatan ini, BMT membantu memperluas kesempatan bagi mereka
yang memerlukan modal untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah.

Salah satu aspek yang membedakan BMT dari lembaga keuangan lainnya adalah
penerapan prinsip-prinsip syariah yang melarang riba (bunga). Penggunaan mekanisme bagi
hasil (profit-sharing) dalam transaksi keuangan merupakan landasan utama yang diterapkan
BMT, menciptakan lingkungan keuangan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

BMT juga menawarkan pendekatan partisipatif dalam memberikan pinjaman. Pendekatan


ini memungkinkan penerima pinjaman untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan usaha yang
didanai. Dengan demikian, BMT tidak hanya memberikan akses keuangan, tetapi juga
mendorong kemandirian dan tanggung jawab dalam pengelolaan dana yang diterima.

Selain itu, BMT memiliki peran signifikan dalam pengembangan ekonomi lokal. Dengan
fokus pada pinjaman mikro dan kecil, mereka mendukung usaha lokal dan mendorong
pertumbuhan ekonomi di level komunitas. Inisiatif ini membantu membangun keberlanjutan
ekonomi di tingkat lokal, dengan memberdayakan para pelaku usaha lokal.

Selain aspek keuangan, BMT juga memberikan pendidikan keuangan kepada para
anggotanya. Edukasi tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam dan cara bertransaksi sesuai
dengan syariah merupakan komponen penting dari peran BMT dalam memperluas
pengetahuan keuangan di komunitasnya.

Terakhir, BMT memainkan peran penting dalam membentuk kebersamaan dan solidaritas.
Melalui struktur keanggotaannya, BMT membangun kolaborasi, kebersamaan, dan saling
mendukung di antara anggotanya. Hal ini tidak hanya menguatkan jaringan sosial dan
ekonomi, tetapi juga menciptakan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan ekonomi yang
inklusif.

Dengan berbagai perannya yang menyeluruh, BMT tidak hanya menjadi lembaga
keuangan, tetapi juga agen pembangunan sosial dan ekonomi yang berpihak pada prinsip-
prinsip syariah. Dengan fokus pada inklusivitas, pemberdayaan, dan pendekatan yang sesuai
dengan nilai-nilai Islam, BMT menjadi elemen penting dalam memperluas akses keuangan
dan memajukan ekonomi yang berkelanjutan.

2.4 Peran BMT bagi perekonomian Indonesia

Baitul Maal wat Tamwil (BMT) memegang peranan yang krusial dalam dinamika
perekonomian Indonesia. Dengan landasan prinsip-prinsip ekonomi Islam, BMT tidak hanya
menjadi lembaga keuangan, tetapi juga katalisator penting dalam pertumbuhan ekonomi dan
inklusi keuangan di Indonesia.
1. Pemberdayaan Ekonomi Mikro dan Kecil: BMT memberikan akses keuangan kepada
sektor ekonomi mikro dan kecil, yang sering kali tidak dilayani oleh lembaga keuangan
konvensional. Hal ini membantu dalam pertumbuhan sektor ini yang merupakan tulang
punggung ekonomi Indonesia. Dengan memfasilitasi pembiayaan bagi para pelaku usaha
kecil, BMT membantu meningkatkan jumlah usaha mikro, serta menciptakan lapangan kerja.

2. Inklusi Keuangan: BMT menjadi agen penting dalam upaya inklusi keuangan di Indonesia.
Mereka memungkinkan akses keuangan bagi individu atau komunitas yang sebelumnya tidak
memiliki akses ke layanan keuangan formal. Ini membantu meningkatkan partisipasi
ekonomi di berbagai lapisan masyarakat.

3. Penerapan Prinsip Syariah: BMT beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah,


menghindari riba (bunga) dan menggunakan mekanisme bagi hasil (profit-sharing) dalam
transaksinya. Hal ini tidak hanya menciptakan keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam,
tetapi juga memberikan alternatif bagi masyarakat yang ingin bertransaksi sesuai dengan
keyakinan agama mereka.

4. Pengembangan Ekonomi Lokal: Fokus BMT pada pinjaman mikro dan kecil membantu
dalam pengembangan ekonomi lokal. Mereka mendukung inisiatif-usaha lokal, yang pada
gilirannya meningkatkan ekonomi lokal dengan menciptakan lapangan kerja, meningkatkan
daya beli, dan mendukung pertumbuhan usaha kecil di daerah.

5. Pendidikan Keuangan: BMT tidak hanya memberikan akses keuangan, tetapi juga
pendidikan keuangan kepada para anggotanya. Hal ini membantu dalam meningkatkan
pemahaman tentang prinsip-prinsip ekonomi Islam dan juga meningkatkan literasi keuangan
di masyarakat.

Melalui berbagai perannya dalam perekonomian Indonesia, BMT menjadi salah satu
elemen penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif, memperkuat sektor
mikro dan kecil, serta memfasilitasi akses keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah bagi
masyarakat. Ini pada gilirannya berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.
BAB III

KASUS PENELITIAN

3.1 BMT Syariah Islam mandiri, solusi ekonomi kerakyatan Boyolali


Dalam bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisis data yang telah dideskripsikan
berdasarkan masalah yang telah dirumuskan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Koperasi
syariah adalah bentuk koperasi yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi Islam
atau syariah. Prinsip-prinsip ini mencakup ketentuan-ketentuan yang sesuai dengan ajaran
Islam, termasuk larangan riba (bunga), larangan transaksi spekulatif, keadilan, dan
keberlanjutan ekonomi. Koperasi syariah bisa bergerak di berbagai sektor ekonomi, seperti
pertanian, perdagangan, jasa, dan lainnya.

Ekonomi berbasis syariah diyakini sebagai solusi untuk mensejahterakan umat dalam
system perekonomian. Di kecamatan Ngempal, Kabupaten Boyolali, warga LDII (Lembaga
Dakwah Islam Indonesia mendirikan koperasi serba usaha untuk membantu pemodalan usaha
rakyat setempat. Kehadirannya terbukti berhasil menggerakan ekonomi warga. Baitul Maal
wat Tamwil atau BMT bernama Syariah Islam Mandiri digagas pada April 2008 yang
dicetukan para pengurus DPD LDII Kabupaten Boyolali, mengkaji ekonomi syariah dengan
tekad lepas dari ekonomi ribawi dengan harapan mampu meningkatkan kesejahteraan warga.

Menurut Direktur BMT Islam Mandiri, Haji Suharjo pada awal berdiri anggotanya 30
orang dengan modal sebesar Rp30 juta. Namun kini BMT Syariah Islam Mandiri telah
berkembang dengan modal mencapai Rp13 milyar.

Banyak nasabah produktif terbantu dengan kehadiran BMT Syariah Islam Mandiri mulai
dari pedagang sayur, sembako, kelontong, hingga para petani. BMT Syariah Mandiri dapat
langsung menjangkau nasabah karena berlokasi disekitar desa tersebut. Pada tahun 2012
resiko kredit macet jarang terjadi karena pemilik usaha kecil memiliki kejujuran dan
komitmen yang kuat untuk mengembalikan pinjaman mereka

Kunci sukses BMT Syariah Islam Mandiri adalah pelayanan bagi hasil yang dapat
dimusyawarahkan. Hal inilah yang menjadi daya Tarik masyarakat disekitar BMT. Menurut
dewan penasehat BMT, Haji Suradi “BMT Syariah Islam Mandiri perlu terus mengedukasi
warga agar mereka mengetahui manfaat dari BMT. Selain itu, ekonomi syariah yang bebas
riba terbukti membrikan keadilan bagi kedua belah pihat untuk dapat maju Bersama.”
Untuk kedepannya BMT akan lebih melakukan sosialisasi pinjaman Syariah kepada
warga dan masyarakat secara luas. Selama beroperasi, kini BMT syariah Islam Mandiri telah
memiliki kantor sendiri. BMT Syariah Islam Mandiri memiliki visi untuk berkembang hingga
tingkat provinsi.

Dalam koperasi syariah, anggotanya berbagi tanggung jawab dan keuntungan, dan
keputusan diambil secara demokratis. Selain itu, koperasi syariah juga menekankan pada
nilai-nilai sosial dan keadilan dalam transaksi ekonomi. Prinsip-prinsip ini menciptakan
kerangka kerja yang sesuai dengan prinsip-prinsip Islam untuk memastikan aktivitas ekonomi
yang adil dan sesuai dengan nilai-nilai keagamaan.
BAB IV

KESIMPULAN

Koperasi Syariah dan Baitul Maal Wat Tanwil (BMT) membuka jalan baru dalam dunia
keuangan dengan menerapkan prinsip-prinsip syariah sebagai landasan utama. Prinsip ini
bukan sekadar konsep, melainkan sebuah pandangan yang mengubah paradigma keuangan
menjadi lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan. prinsip syariah yang mendasari koperasi
syariah dan BMT menegaskan larangan riba (bunga) dan mempromosikan keadilan,
transparansi, serta pembagian risiko dan keuntungan yang adil. Ini tidak hanya merubah cara
pandang terhadap keuangan, tetapi juga menunjukkan landasan moral yang kuat dalam
aktivitas ekonomi. Prinsip-prinsip ini membentuk pondasi yang membedakan koperasi
syariah dari lembaga keuangan konvensional.

Koperasi syariah juga mewakili peran sosial yang kuat. Mereka tidak hanya menjadi
entitas keuangan, tetapi juga agen perubahan sosial yang memperkuat perekonomian
masyarakat. Dengan memberdayakan individu dan komunitas, mereka menyediakan akses
keuangan yang lebih merata, terutama bagi mereka yang kurang mampu. Ini menciptakan
ekosistem keuangan yang lebih inklusif dan adil. koperasi syariah dan BMT juga dihadapkan
pada sejumlah tantangan. Diantaranya adalah edukasi masyarakat, regulasi yang mendukung,
dan perluasan pasar. Meski demikian, tantangan ini tidak mengurangi potensi pertumbuhan
koperasi syariah. Sebaliknya, tantangan ini menandai peluang inovasi dalam produk
keuangan yang lebih sesuai dengan prinsip syariah dan dapat menjadi model bagi lembaga
keuangan lainnya.

Dengan demikian, koperasi syariah dan BMT bukan hanya merupakan lembaga
keuangan, tetapi pula merupakan perwujudan nilai-nilai syariah dalam tindakan nyata.
Mereka memperjuangkan inklusi keuangan, membangun kemandirian ekonomi, dan
menawarkan model keuangan yang berkelanjutan. Dengan terus menerus mengeksplorasi dan
menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan
berkelanjutan
DAFTAR PUSTAKA

Nurhayati, F. Z. (2013, Juni 1). Perbedaan Koperasi Syariah Dengan Baitul


Maal wa Tamwil. Jurnal Rumpun Ekonomi Syariah, VI, 34-40.
Sofiani, T. L., & Kuncoro, A. S. (2015, September 18). Apa Saja yang Menjadi
Landasan Dasar Koperasi Syariah. Media.Neliti, 89-94.
Amri, H. (2016, Agustus 1). Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Memiliki Peran
Dalam Lembaga Keuangan. Islamic Banking, IV, 12-18.
Harahap, S. A., & Gazali, M. (2020, Juni 20). Peran Baitul Maal Wa Tamwil
Bagi Perekonomian Indonesia. Ekonomi Dan Bisnis Islam, VII, 20-27.
TV, L. (Sutradara). (2017). BMT Syariah Islam Mandiri, Solusi Ekonomi
Kerakyatan Di Boyolali [Gambar Hidup].

https://youtu.be/RBk46vWCUvc?si=hKSOvecqGxTBPZe0

Anda mungkin juga menyukai