Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOPERASI SYARIAH

DISUSUN OLEH
KELAS EKONOMI SYARIAH 7
KELOMPOK 8

 Moh Ilham Akbar : 183120232


 Rahma Yuni : 183120216
 Nurfaina : 183120215
 Ani Rahniarti : 183120233

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunnianyalah kami
dapat meneyelasaikan Makalh ini Tepat pada waktunya dan tidak lupa pula
kami haturkan Sholawat dan Salam kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari jalan kesesatan menjadi
jalan yang lurus Addinnul Isalm. Adapun pembuatan makalah ini guna untu
memenuhi tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah yang berjudul
Koperasi Syariah. Meskipun dalam penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan, kami mengharapkan kritik dan saran positif dari pihak yang
membaca guna menambah pengetahuan dan wawasan kami. Terimakasih...

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Koperasi Syariah.................................................... 2
B. Sumber-sumber Dana Koperasi Syariah.................................. 3
C. Perbedaan Koperasi dan Koperasi Konfensional..................... 5
D. Jenis-jenis Koperasi.................................................................. 6
E. Manajemen Operasional Koperasi Syariah dan Konvensional. 8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan............................................................................... 10
B. Saran......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Koperasi syariah merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah
lama dikenal di Indonesia. Pelopor pengembangan koperasi di Indonesia
adalah Bung Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak
koperasi Indonesia.
Islam sebagai satu agama yang telah ditempatkan sebagai satuan pilihan
dan sekaligus dijadikan pedoman dalam kehidupan umat manusia yang
memerlukan. Sehingga keberadaannya telah memberikan arahan dalam
pengembangan peradaban umat manusia, utamanya dalam ilmu pengetahuan
dan teknologi. Islam adalah agama yang bersifat terbuka, yang selalu
memberikan keleluasaan kepada umatnya untuk berpikir ke depan, dalam
rangka mencapai tingkat peradaban dan kemajuan yang lebih baik.
Hadirnya koperasi syariah sebagai organisasi yang relatif baru
menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah islam dan akuntansi harus
mencari dasar bagi penerapan dan pengembangan standar akuntansi dan
koperasi syariah yang berbeda dengan koperasi konvensional.

B.      Rumusan Masalah


1.      Memahami Pengertian Koperasi Syariah
2.      Mengetahui Sumber-sumber Dana Koperasi Syariah
3.      Membedakan Koperasi dengan Koperasi Konvensional
4.      Memahami Jenis-Jenis Koperasi
5.      Memahami Manajemen Operasional Koperasi Syariah dan Konvensional

C. Tujuan Penulisa
1.   Untuk   memahami Pengertian Koperasi Syariah
2.    Untuk   mengetahui Sumber-sumber Dana Koperasi Syariah
3.    Untuk  membedakan Koperasi dengan Koperasi Konvensional
4.     Untuk   memahami Jenis-Jenis Koperasi
5.    Untuk  memahami Manajemen Operasional Koperasi Syariah dan
Konvensional.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Koperasi Syariah


Koperasi yang berbasis islam di Indonesia telah ada sejak adanya SDI
(Serikat Dagang Islam) di Solo, Jawa Tengah. Serikat dagang islam
selanjutnya menjadi serikat islam yang cenderung bernuansa politik. Setelah
SDI mengosentrasikan perjuangannya di bidang politik, koperasi syariah tidak
terdengar lagi di Indonesia. Baru sekitar tahun 1990 koperasi syariah mulai
muncul lagi di Indonesia.
Kelahiran koperasi syariah di Indonesia dilandasi oleh keputusan menteri
(kepmen) koperasi dan ukm republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 september 2004 tentang petunjuk
pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah. Keputusan
menteri ini memfasilitasi berdirinya koperasi syariah menjadi koperasi jasa
keuangan syariah (KJKS) atau unit jasa keuangan syariah (UJKS).
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seseorang atau
badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
Koperasi jasa keuangan syariah yaitu koperasi yang kegiatan usahanya
bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi ahsil
(syariah).
Unit jasa keuangan syariah yaitu unit koperasi yang bergerak dibidang
usaha pembiayaan, investasi dan simpanan dengan pola bagi hasil (syariah)
sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan.1
B.       Sumber-sumber Dana Koperasi Syariah
a.      Usaha Penghimpunan dana
1 DjokoMuljono, Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta:
Andi Offst, 2015),hal.473
Usaha penghimpunan dana merupakan usaha untuk mengumpulkan dana
dari berbagai sumber, baik dari anggota itu sendiri maupun dari pihak lain.
Jenis-jenis sumber dana yang dapat dijaring adalah:
1.     Modal
Sumber dana jenis modal dapat berupa simpanan pokok, simpanan wajib
dan simpanan sukarela anggota.
2.      Simpanan
Sumber dana jenis simpanan dapat berupa tabungan pembiayaan,
simpanan berajngka mudharabah, dan tabungan koperasi mudharabah.
Simpanan yang terdapat pada koperasi syariah terdiri dari beberapa bentuk
yaitu:
a.       Simpanan pokok
Adalah simpanan yang dibayarkan satu kali yaitu pada waktu
mendaftar sebagai anggota koperasi.
b.      Simpnan wajib
Simpanan wajib adalah simpanan yang dibayarkan oleh semua anggota
secara teratur, biasanya dalam jangka waktu per bulan.
c.       Tabungan Mhudarabah
Tabungan mudharabah adalah simpanan yang penyetorannya
dilakukan secara berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat
dilakukan dengan menggunakan buku tabungan koperasi.
d.      Simpanan berjangka mudharabah
Simpanan berjangka mudharabah adalah simpanan dari anggota atau
bukan anggota untuk satu jangka waktu tertentu sesuai yang
diperjanjikan dan tidak boleh diambil sebelum jangka waktu berakhir.
e.       Tabungan pembiayaan
Tabungan pembiayaan adalah simpanan bagi anggota yang
mendapatkan fasilitas pembiayaan dan koperasi syariah.
b.      Usaha Penyaluran Dana
Usaha penyaluran dana dalam koperasi syariah dikenal dengan istilah
pembiayaan. Sedangkan dalam peraturan pemerintah diistilahkan dengan
pinjaman. Pinjaman menurut PP nomor 9 tahun 1995 tentang pelaksanaan
usaha simpan pinjam oleh koperasi adalah penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam meminjam antara koperasi dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pembayaran sejumlah imbalan.

Menurut A.Djazuli (2002: 158) jenis-jenis pembiayaan di koperasi syariah


terdiri dari dari beberapa macam bergantung pada dasar yang digunakan.
Berdasarkan tujuan penggunaannya, pembiayaaan terdiri dari:
1. Pembiayaan investasi yaitu pembiayaan untuk pengadaan sarana atau alat
produksi.
2. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk pengadaan bahan baku
atau barang yang diperdagangkan.

Berdasarkan sektor usaha yang dibiayai, jenis pembiayaan terdiri dari:


1. Perdagangan, seperti toko kelontong, warung nasi, pedagang keliling,
pedagang pasar dan sejenisnya.
2. Industri, seperti pembuatan kerupuk, tahu, tempe, batu-bata, kerajinan,
konveksi dan sejenis lainnya.
3.     Pertanian, seperti tanaman sayur, palawija, dan jenis lainnya.
4.      Peternakan, seperti peternakan ayam, itik, sapi, kambing, dan lain
sebagainya.
5.      Jasa, seperti foto copy, cuci cetak foto, sablon, penjahit, dan lain-lain.
Sedangkan pembiayaan berdasarkan jangka waktu terdiri atas:
1.      Jangka pendek, yaitu yang kurang dari satu tahun.
2.      Jangka menengah, yaitu jangka waktu selama satu tahun.
3.     Jangka waktu panjang, yaitu jangka waktu yang lebih dari satu tahun.2

C.       Perbedaan Koperasi dengan Koperasi Konvensional


Koperasi syariah merupakan koperasi yang berdasarkan pada prinsip
syariah atau prinsip agama islam. Pada prinsip ini melarang adanya sistem
bunga atau riba yang memberatkan nasabah, maka koperasi syariah berdiri
berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas atas dasar kesetaraan dan
keadilan.
Perbedaan-perbedaan dapat terlihat pada aspek, diantaranya sebagai
berikut:
a.       Pembiayaan
Koperasi konvensional memberikan bunga pada setiap masalah
sebagai keuntungan koperasi. Sedangkan pada koperasi syariah, bagi hasil
adalah cara yang diambil untuk melayani para nasabahnya.
b.      Aspek Pengawasan.
Aspek pengawasan yang diterapkan pada koperasi konvensional
adalah pengawasan kinerja, ini berarti koperasi hanya diawasi kinerja para
pengurus dalam mengelola koperasi. Berbeda dengan koperasi syariah
selain diawasi pada pengawasan kinerjanya, tapi juga pada pengawasan
syariah. Prinsip-prinsip syariah sangat dijunjung tinggi, maka dari itu
kejujuran para intern koperasi sangat diperhatikan pada pengawasan ini,
bukan hanya pengurus, tetapi pembagian hasil tidak luput dari
pengawasan.

2 Syukri Iska dan Rizal Lembaga Keuangan Syariah (Batusangkar:STAlN Batusangkar


Press, 2005)hal, 79-81
c.       Penyaluran Produk
Koperasi konvensional memberlakukan sistem kredit barang atau uang
pada penyaluran produknya, maksudnya adalah koperasi konvensional
tidak tahu menahu apakah uang (barang) yang digunakan para nasabah
untuk melakukan usaha mengalami rugi atau tidak. Nasabah harus tetap
mengembalikan uang sebesar yang dipinjam ditambah bunga yang telah
ditetapkan pada RAT. Aktivitas ini berbeda di koperasi syariah, koperasi
ini tidak mengkreditkan barang-barangnya, melainkan menjualnya secara
tunai. Maka transaksi jual beli atau yang dikenal dengan murabahah terjadi
pada koperasi syariah, uang atau barang yang dipinjamkan kepada para
nasabahnya tidak dikenakan bunga, melainkan bagi hasil, artinya jika
nasabah mengalami kerugian maka koperasi mendapatkan pengurangan
pengembalian uang, dan sebaliknya.
d.      Fungsi sebagai lembag zakat
Koperasi konvensional tidak menjadikan usahanya sebagai
penerima dan penyalur zakat, sedangkan koperasi syariah, zakat
dianjurkan bagi para nasabahnya, karena koperasi ini juga berfungsi
sebagai institusi ziswaf.

D.       Jenis-jenis Koperasi


Dari segi usahanya koperasi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Koprasi yang berusaha tunggal (single purpose), yaitu koperasi yang
hanya menjalannkan satu bidang usaha, seperti koperasi yang hanya
berusaha di bidang konsumsi, bidang kredit, atau bidang produksi.
b. Koperasi serba usaha (multi purpose) yaitu koperasi yang berusaha dalam
berbagai bidang, seperti koperasi yang melakukan pembelian dan penjualan.
Dari segi tujuannya koperasi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a. Koperasi produksi, yaitu koperasi yang mengurus pembuatan barang
barang yang bahan-bahannya dihasilkan oleh anggota koperasi.
b. Koperasi konsumsi, yaitu koperasi yang mengurus pembelian barang
barang guna memenuhi kebutuhan anggotanya.
c. Koperasi kredit, yaitu koperasi yang memberikan pertolongan kepada
anggota-anggotanyayang membutuhkan modal.

Modal usaha koperasi ini berasla dari uang simpanan pokok, uang
simpanan wajib, uang simpanan sukarela, dan uang pinjaman, penyisihan-
penyisihan hasil usaha termasuk cadangan, dan sumber lain yang halal.

Untuk konteks Indonesia, pembagian koperasi di dasarkan pada kebutuhan


nyata masyarakat. Secara umum, di indonesia ada empat klasifikasi koperasi
yaitu :

1.      Koperasi Konsumsi
Koperasi konsumsi adalah koperasi yang menangani pengadaan
berbagai barang-barang untuk memenuhi kebutuhan anggotanya,
misalnya: beras, gula, sabun, minyak goreng, perkakas rumah tangga, dan
barang elektronika. Tujuan dibentuknya koperasi konsumsi adalah untuk
memenuhi kebutuhan anggotanya terhadap barang-barang konsumsi
dengan harga dan mutu yang layak.
2.      Koperasi Simpan Pinjam atau Koperasi Kredit
Koperasi ini didirikan untuk memberikan kesempatan kepada para
anggotanya memperoleh pinjman dengan mudah dan biaya bunga yang
ringan. Koperasi kredit bergerak dalam lapangan usaha pembentukan
modal melalui tabungan para anggota secara terus menerus untuk
kemudian dipinjamkan kepada para anggotanya secara mudah, murah, dan
cepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Contoh koperasi kredit
adalah unit simpan pinjam daalm KUD, Bukopin, Bank Koperasi Pasar,
dan lain sebagainya.
3.     Koperasi Produksi
Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang
produksi barang-barang baik yang dilaksanakan oleh koperasi itu maupun
para anggotanya.contoh koperasi produksi adalah peternakan sapi perah,
koperasi pengusaha tahu tempe, koperasi pengusaha batik, koperasi
pertanian, dan koperasi lain yang kegiatannya bertumpu pada aktivitas
produksi.
4.     Koperasi Jasa
Koperasi jas adalah koperasi yang bergerak di bidang penyediaan
jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum seperti koperasi
angkutan, koperasi jasa audit, koperasi peruamhan, koperasi jasa
perencanaandan konstruksi bangunan, koperasi asuransi dan koperasi
pengurusan dokumen.3

E.       Manajemen Operasional Koperasi Syariah dan Konvensional


Koperasi dalam operasionalnya memiliki komitmen terhadap nilai dan
prinsip syariah yang mendekati fitrah sunnatullah. Artinya sesuai dengan
kebutuhan, potensi, kondisi dan norma agama yang semestinya untuk
menghindarkan ekstrimitas ekonomi dan kesalahan materialisme maupun
kapitalisme.
Sistem nilai syariah sebgai filter moral dalam koperasi bertujuan untuk
mengihindari berbagai penyimpanagan moral bisnis dengan komitmen

3 Abdul Basith, Islam dan Manajemen Koperasi, (Malang: UIN Malang Press 2008),hal.
103-112
menjauhi berbagai anomalis sosial ekonomi yang dilarang dalam islam
seperti:
a. Maysir yaitu segala bentuk spekulasi judi (gambling) yang mematiakn
sektor riil dan tidak produktif.
b.     Asusila yaitu praktek usaha yang melanggar kesusilaan dan moral sosial.
c.      Gharar yaitu segala transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas
sehingga berpotensi merugikan salah satu pihak dari usaha yang
diharamkan syariah.
d. Riba yaitu segala bentuk distorsi mata uang menjadi komonitas dengan
mengenakan tambahan bunga pada transaksi kredit atau pinjaman dan
pertukaran barter lebih antara barang ribawi sejenis.
Dalam koperasi konvensional operasionalnya ditemukan beberapa
beberapa nilai yang tampak dalam jati diri  koperasi (cooperatove identity).
Dalam kongres international cooperative alience (ICA) ke 100 di Manchester,
Inggris pada bulan September 1995 yang disusun Ian MacPherson terdapat
tujuh nilai, yaitu:
1.      Menolong diri sendiri
2.      Tanggung jawab
3.     Demokrasi
4.     Partisipasi ekonomi anggota
5.      Otonomi dan kemerdekaan
6.      Pendidikan, pelatihan, informasi, kerjasama antar kopeeasi
7.      kepedulian terhadap lingkungan.4

BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Kelahiran koperasi syariah di Indonesia dilandasi oleh keputusan menteri
4 Muhammad, Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu,2007),hal. 98-99
(kepmen) koperasi dan ukm republik Indonesia Nomor
91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tanggal 10 september 2004 tentang petunjuk
pelaksanaan kegiatan usaha koperasi jasa keuangan syariah. Keputusan
menteri ini memfasilitasi berdirinya koperasi syariah menjadi koperasi jasa
keuangan syariah (KJKS) atau unit jasa keuangan syariah (UJKS). Sumber-
sumber dana yang terdapat pada koperasi syariah adalah modal dan simpanan.
Perbedaan-perbedaan yang terdapat  pada koperasi syariah dengan koperasi
konvensional dapat dilihat dari segi pembiayaannya, penyaluran produk, dan
aspek pengawasan. Jenis-jenis koperasi dapat dilihat dari segi usahanya nya
yaitu koperasi yang berusaha tunggal dan koperasi serba usaha dan dari segi
tujuannya terdapat koperasi produksi, koperasi konsumsi dan koperasi kredit.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa adanya
kekurangan dalam makalah ini, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan
saran dari pembaca agar penulis bisa memperbaiki pembuatan makalah untuk
selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Basith, Abdul. 2008. Islam danManajemen Koperasi. (Malang: UIN Malang Press)

Iska, Syukri. Rizal. 2005. Lembaga Keuangan Syari’ah. (Batusangkar:


STAIN Batusangkar Press
Muljono, Djoko. 2015. Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah.
(Yogyakarta: Penerbit Andi)
Muhammad. 2007. Lembaga Keuangan Syariah. (Yogyakarta: Graha Ilmu)

Anda mungkin juga menyukai