Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PERPAJAKAN

PAJAK PENGHASILAN PPh PASAL 21 TENTANG KARYAWAN


PINDAH CABANG
DOSEN PEMBIMBING FITRIANA, S.Pd, M.M

DISUSUN OLEH:
1. CHALIN RUDIN ABDULLAH

140413600968

2. EFRIZAL RAHMAN

140413601837

3. FARIZKI SETYA SAMBOJA

140413605393

4. GIPSI HARIZONA

140413600219

5. HANDAL DESNASRUL

140413603898

UNIVERISTAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN S1 MANAJEMEN
TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa


karena berkat rahmat-Nyalah kelompok kami dapat menyelesaikan makalah
Perpajakan yang berjudul Pajak Penghasilan (Pph) 21 tentang Karyawan
Pindah Cabang tepat pada waktunya.
Harapan kelompok semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis
sendiri khususnya dan bagi orang lain pada umumnya. Disamping itu
kelompok menyadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan dengan baik
berkat bantuan dan bimbingan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu tidak lupa kami sampaikan ucapan banyak terima kasih kepada:
1. Yang terhormat Ibu Fitri selaku dosen pengajar mata kuliah
Perpajakan yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam menyusun makalah ini.
2. Teman-teman jurusan S1 Manajaemen semester V yang telah
mendukung dan membantu dalam diskusi di kelas.
3. Anggota kelompok yang telah berperan aktif membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kasempurnaan, untuk itu penulis mengharap sumbangan saran serta kritik
yang sifatnya membangun dari segenap pihak dan atas perhatiannya penulis
mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati.

Malang, 22 Oktober 2016

Kelompok

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................

DAFTAR ISI ..............................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................

1 Latar Belakang.................................................................
2 Rumusan Masalah............................................................
3 Tujuan Penulisan Makalah...............................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2.1 Pengertian Pegawai..............................................................
2.2 Pengertian Pegawai Pindah Cabang.....................................
2.3 Dasar Pengenaan dan Pemotongan Pajak.............................
2.4 Tarif Pajak Penghasilan Pph Pasal 21...
2.5 Peraturan Menteri Keuangan Republic Indonesia Nomor

1
2
2
3
3
4
4
5

101/PMK.010/2016 6
2.6 Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Pindah Cabang....... 10
2.7 Studi Kasus........................................................................... 11
BAB III PENUTUP..................................................................................
1

15

Kesimpulan......................................................................

15

DAFTAR RUJUKAN.................................................................................

16

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Landasan hukum pajak penghasilan (Pph) berlandaskan pada undangundang no 7 tahun 1983, undang-undangno 7 tahun 1991, undang-undang no10
tahun 1994, undang-undang no 17 tahun 2000 dan undang-undang no 36 tahun
2008.

Dari gambaran berikut terlihat sejak digulirkan nya pembaharuan

perpajkan yang dimulai undang-undang nomor 7 tahun 1983 pajak penghasilan


telah mengalami perubahan sebanyak empat kali sampai tahun 2008 yang berlaku
mulai 1 januari 2009.
Pph pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun
sehubungan dengan perpajakan dan jabatan, jasa, dan kegiatan yamg dilakukan
oleh orang pribadi Subejk Pajak dalam negeri, sebagaiman dimaksud dalam pasal
21 undang-undang pajak penghasilan.
Pph pasal 26 adalah pajak atas penghasilan beru pa gaji, upah, honorium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun
sehubungan dengan perpajakan dan jabatan, jasa, dan kegiatan yamg dilakukan
oleh orang pribadi Subejk Pajak dalam negeri, sebagaiman dimaksud dalam pasal
26 undang-undang pajak penghasilan.
Makalah ini akan membahas tentang karyawan pindah cabang. Karyawan
adalah orang pribadi yang bekerja pada yang member pekerjaan, berdasarkan
perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu dengan
memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian
pekerjaan, atau ketentuan lain yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang
pribadi yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian pegawai pindah cabang yang diatur dalam Pph pasal
21 ?

2. Rumusan dan penghitungan PPh pasal 21 karyawan pindah cabang ?


3. Studi kasus tentang karyawan pindah cabang?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian tentang pegawai pindah cabang yang diatur
dalam Pph pasal 21
2. Mengetahui penghitungan PPh Pasal 21 tentang Karyawan Pindah
Cabang

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pegawai
Pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik
sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/ tenaga kerja lepas berdasarkan
perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu untuk
memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian
kerja, atau ketentuan lain yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang beribadi
yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau badan usaha milik Negara
atau badan usaha milik daerah. Yang meliputi :
a. pegawai tetap adalah pegawai yang menerima ata memperoleh
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk
anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang
secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan
secara langsung, serta pegawai yang bekerja berdasarkan
kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu sepanjang pegawai
yang bersangkutan bekerja penuh dalam pekerjaan tersebut.
b. pegawai tidak tetep/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang
hanya

menerima

penghasilan

apabila

pegawai

yang

bersangkutan bekerja, berdasarkan jumlah hari bekerja, jumlah


unit hasil pekerjaan yang dihasilkan atau penyelesaian suatu
jenis pekerjan yang diminta oleh pemberi kerja.
c. penerima penghasilan bukan pegawai adalah orang pribadi selain
pegawai tetap dan pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas yang
memeperoleh penghasilan dengan nama dan dalam bentuk
apapun dari pemotongan PPh Pasal 21 sebagai imbalan atas
pekerjaan,

jasa

atau

kegiatan

tertentu

yang

dilakukan

berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan.


d. peserta kegiatan adalah orang pribadi yang terlibat dalam suatu
kegiatan tertentu, termasuk meliputi rapat, siding, seminar,
lokakarya, pendidikan, pertunjukan, olahraga, atau kegiatan
lainnya dan menerima atau memperoleh imbalan sehubungan
dengan keikutsertaan dalam kegiatan tersebut.

e. penerima pension adalah orang pribadi atau ahli waris yang


menerima atau memeperoleh imbalan untuk pekerjaan yang
dilakukan di masa lalu, termasuk orang pribadi atau ahli
warisnya yang menrina tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.
2.2 Karyawan pindah cabang
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyetahunan yang dilakukan dalam
penghitungan PPh Pasal 21 yaitu dalam hal karyawan pindah kerja dan pindah
cabang. Untuk karyawan pindah tempat kerja, penghitungannya ketika karyawan
pindah tidak disetahunkan baik di tempat kerja lama maupun ditempat kerja baru.
Sementara untuk karyawan pindah cabang tetapi masih dalam perusahaan yang
sama, maka penghitungannya ketika pindah baik di cabang lama maupun
dicabang baru harus disetahunkan. Dalam penghitungan pph pasal 21 karyawan
pindah kerja, untuk perusahaan lama dan perusahaan baru penghitungannya tidak
disetahunkan. Saat pada bulan karyawan pindah, perusahaan lama harus
menghitung lagi total PPh 21 terutang selama dia bekerja ditempat tersebut dan
berapa yang sudah dipotong. Kalau ada kelebihan potong dikembalikan ke
karyawan, kalau ada kekurangan dipotong dari gaji terakhir karyawan.
2.3 Dasar Pengenaan Dan Pemotongan Pajak
Dasar pngenaan dan pemotongsn PPh Pasal 21 :
1. Penghasilan kena pajak, yang berlaku bagi :
a. pegawai tetap
b. penerima pension berkala
c. pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayar secara bulanan
atau jumlah kumulatif penghasilan yang diterima dalam 1 bulan
kalender telah melebihi Rp3.000.000,00
d. bukan

pegawai

yang

menerima

imbalan

yang

bersifat

berkesinambungan
2. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp300.000,00 sehari berlaku bagi:
Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang menerima upah harian,
upah mingguan, upah satuan atau upah borongan, sepanjang

penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 kalender belum melebihi


Rp300.000,00
3. 50% dari jumlah penghasilan bruto, berlaku bagi:
Bukan pegawai yang menerima atau memeperoleh penghasilan
sehubungan dengan pemberian jasa, yang menerima imbalan yang tidak
bersifat berkesinambungan.
4. jumlah penghasilan bruto, berlaku bagi:
Penerima penghasilan selain penerima penghasilan sebagaimana
dimaksud pada angka 1,2, dan 3. Sedangkan yang menjadi dasar
pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 26 adalah jumlah penghasilan
bruto.
2.4 Tarif Pajak Penghasilan Pph Pasal 21
Sesuai dengan Pasal 17 ayat 1, Undang-Undang No. 36 tahun 2008,
tarif pajakpenghasilan pribadi perhitungannya dengan menggunakan tarif
progresif sebagai berikut:
Penghasilan Netto Kena Pajak
Sampai dengan 50 juta
50 juta sampai dengan 250 juta
250 juta sampai dengan 500 juta
Diatas 500 juta

Tarif Pajak
5%
15%
25%
30%

Perhitungan Perubahan PTKP Terbaru Tahun 2016 :


1. PTKP 2016 Wajib Pajak Tidak Kawin (TK)
Uraian
Wajib Pajak
Tanggungan 1
Tanggungan 2
Tanggungan 3

Status
TK0
TK1
TK2
TK3

PTKP
54.000.000,58.500.000,63.000.000,67.500.000,-

2. PTKP 2016 Wajib Pajak Kawin


Uraian
WP Kawin

Status
K0

PTKP
58.500.000,-

Tanggungan 1
Tanggungan 2
Tanggungan 3

K1
K2
K3

63.000.000,67.500.000,72.000.000,-

3.PTKP 2016 Wajib Pajak Kawin, penghasilan istri dan suami digabung
Uraian
WP Kawin
Tanggungan 1
Tanggungan 2
Tanggungan 3

Status
K/I/0
K/I/1
K/I/2
K/I/3

PTKP
112.500.000,117.000.000,121.500.000,126.000.000,-

Catatan:
Tunjangan PTKP untuk anak atau tanggungan maksimal 3 orang
TK : Tidak Kawin
K : Kawin
K/I : Kawin dan penghasilan pasangan digabung

2.5 Peraturan Menteri Keuangan Republic Indonesia Nomor


101/PMK.010/2016
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 101/PMK.010/2016
TENTANG
PENYESUAIAN BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

1.

bahwa ketentuan mengenai besarnya penghasilan tidak kena pajak telah


diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 tentang
Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak;

2.

bahwa dengan mempertimbangkan perkembangan di bidang ekonomi dan


moneter serta perkembangan harga kebutuhan pokok yang semakin meningkat,
perlu melakukan penyesuaian terhadap ketentuan mengenai besarnya penghasilan
tidak kena pajak sebagaimana dimaksud pada huruf a;

3.

bahwa dalam rangka penyesuaian terhadap besarnya penghasilan tidak


kena pajak sebagaimana dimaksud dalam huruf b di atas dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 7 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008, Menteri Keuangan telah berkonsultasi dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia pada tanggal 6 April 2016 dan 11
April 2016;

4.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,


huruf b, dan huruf c, serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Penyesuaian
Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak;
Mengingat

1.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata


Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);

2.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa


kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4893);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan

PERATURAN

MENTERI

KEUANGAN

TENTANG

PENYESUAIAN BESARNYA PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK.

Pasal 1
Besarnya penghasilan tidak kena pajak disesuaikan menjadi sebagai berikut:
1.

Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak
orang pribadi;

2.

Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang kawin;

3.

Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) tambahan untuk seorang


isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang
Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008;

4.

Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk


setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan
lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
(tiga) orang untuk setiap keluarga.

Pasal 2
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghitungan besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak.
Pasal 3
Ketentuan mengenai penyesuaian besarnya penghasilan tidak kena pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 mulai berlaku pada Tahun Pajak 2016.
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak
Kena Pajak, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

2.6 Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Pindah Cabang.

Berikut adalah contoh penghitungannya. Anto, status TK/- adalah karyawan


PT. Haidar, pada tanggal 1 April 2008 ia pindah ke PT. Fawwaz. Gaji ditempat
lama dan tempat baru sama besarnya yaitu Rp. 6.000.000,-. Penghitungannya
sebagai berikut:
a. Sebelum pindah (di perusahaan lama)

b. Ketika Pindah (di perusahaan lama)

c. Ketika Pindah (di Perusahaan baru)

2.5 Studi kasus


Menghitung pajak penghasilan pasal 21 (PPh21) atas pegawai tetap yang
dipindah tugaskan dalam tahun berjalan.Pada saat pegawai yang bersangkutan
tidak berhenti bekerja dari perusahaan tempat dia bekerja pegawai yang
bersangkutan masih tetap bekerja pada perusahaan yang sama dan hanya berubah
lokasi saja. Dengan demikian dalam perhitungan PPh pasal 21 tetap menggunakan
dasar penghitungan selama setahun.

Contoh kasus:
Jupri yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Gulita di
Jakarta. Sejak 1 Juni 20xx dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung dan

pada 1 Oktober 20xx dipindahtugaskan lagi ke kantor cabang di Garut. Gaji Jupri
sebesar Rp5.000.000,00 dan pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri
sebulan sejumlah Rp100.000,00. Selama bekerja di PT Gulita

Jupri hanya

menerima penghasilan berupa gaji saja. Hitung PPh 21!

Pembahasan
Penghitungan PPh Pasal 21:
Kantor Pusat di Jakarta
Gaji selama di cabang Jakarta (5 x Rp5.000.000,00)

Rp 25.000.000,00

Pengurangan:
1. BiayaJabatan :5% x Rp25.000.000,00
2. luran pensiun 5 x Rp100.000,00

Rp 1.250.000,00
Rp

500.000,00(+)
Rp 1.750.000,00(-)

Penghasilan neto lima bulan adalah

Rp 23.250.000,00

Penghasilan neto setahun: 12:5 x Rp23.250.000,00

Rp 55.800.000,00

PTKP setahun (TK/0)


1. untuk WP sendiri

Rp 54.000.000,00 (-)
*)PMK No 101 Th 2016

Penghasilan Kena Pajak

Rp 1.800.000,00

PPh Pasal 21 terutang setahun 5% x Rp1.800.000,00 = Rp 90.000,00

PPh Pasal 21 terutang Januari s.d Mei 20xx Rp90.000,00 : 12/5 =

Rp 37.500,00

PPh Pasal 21 yang sudah dipotong masa Januari s.d. Mei 20xx adalah:
5 x Rp7.500,00*)

Rp 37.500,00.(-)

PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong

NIHIL

Catatan:
*) PPh Pasal 21 yang telah dipotong pada bulan Januari sampai dengan Mei untuk setiap
bulannya adalah Rp90.000,00 : 12 = Rp7.500,00

Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Form 1721 Al) di Kantor


Jakarta
Gaji (Januari s.d. Mei 20xx) 5 x Rp5.000.000,00

Rp 25.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan :5% x Rp17.500.000,00 Rp1.250.000,00
2. luran pensiun 5 x Rp100.000,00

Rp 500.000,00(+)
Rp 1.750.000,00(-)

Penghasilan neto lima bulan adalah

Rp 23.250.000,00

Penghasilan neto setahun:


12/5 x Rp23.250.000,00

Rp 55.800.000,00

PTKP setahun (TK/0)


- untuk WP sendiri
Penghasilan Kena Pajak disetahunkan

Rp 54.000.000,00* (-)
Rp1.800.000,00

PPh Pasal 21 disetahunkan 5% x Rp1.800.000,00 = Rp 90.000,00


PPh Pasal 21 terutang 5/12 x Rp90.000,00

Rp 37.500,00

PPh Pasal 21 yang telah dipotong dan dilunasi (Januari s.d. Mei 20xx):
5 x Rp7.500,00

Rp 37.500,00(-)

PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong

NIHIL

Kantor Cabang Bandung


Gaji Juni s.d. September 20xx :4 x Rp5.000.000,00

Rp 20.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% x Rp20.000.000,00 Rp1.000.000,00
2. luran pensiun 4 x Rp100.000,00

Rp 400.000,00 (+)
Rp 1.400.000,00(-)

Penghasilan neto di Bandung

Rp 18.600.000,00

Penghasilan neto di Jakarta

Rp 23.250.000,00(+)

Jumlah penghasilan neto 9 bulan

Rp 41.850.000,00

Penghasilan neto disetahunkan: 12/9 x Rp41.850.000,00

Rp 55.800.000,00

PTKP setahun (TK/0)


- untuk WP sendiri

Rp 54.000.000,00* (-)

Penghasilan Kena Pajak

Rp 1.800.000,00

PPh Pasal 21 disetahunkan: 5% x Rp1.800.000,00 = Rp 90.000,00


PPh Pasal 21 selama 9 bulan: 9/12 x Rp90.000,00
PPh Pasal 21 yang dipotong di Jakarta

Rp 67.500,00

Rp37.500,00

PPh Pasal 21 yang di potong di Bandung


4 x Rp7.500*)

Rp 30.000,00(+)
Rp 67.500,00(-)

PPh Pasal 21 kurang (lebih) dipotong

NIHIL

Catatan:
*)PPh Pasal 21 yang telah dipotong pada bulan Juni sampai dengan September untuk
setiap bulannya adalah Rp90.000,00 : 12 = Rp7.500,00
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721 Al) di Kantor Bandung
Gaji Juni s.d. September 20xx :4 x Rp5.000.000,00

Rp 20.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% x Rp14.000.000,00

Rp1.000.000,00

2. luran pensiun 4 x Rp100.000,00

Rp 400.000,00(+)

Rp 1.400.000,00(-)
Penghasilan neto di Bandung

Rp 18.600.000,00

Penghasilan neto di Jakarta

Rp 23.250.000,00(+)

Jumlah penghasilan neto 9 bulan

Rp 41.850.000,00

Penghasilan neto disetahunkan: 12/9 x Rp41.850.000,00

Rp 55.800.000,00

PTKP setahun (TK/0)


- untuk WP sendiri

Rp 54.000.000,00* (-)

Penghasilan Kena Pajak Disetahunkan

Rp 1.800.000,00

BAB II
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan

penjelasan

diatas

dapat

disimpulkan

bahwa

PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan PPh Pasal 21 tentang
karyawan pindah tempat atau karyawan pindah cabang yaitu tentang
penyetahunan pph. Untuk karyawan pindah tempat kerja, penghitungannya ketika
karyawan pindah tidak disetahunkan baik di tempat kerja lama maupun ditempat
kerja baru. Sementara untuk karyawan pindah cabang tetapi masih dalam
perusahaan yang sama, maka penghitungannya ketika pindah baik di cabang lama
maupun dicabang baru harus disetahunkan.

Daftar Pustaka

https://ramzilhuda.wordpress.com/2008/11/14/penyetahunanpenghitungan-pph-pasal-21- seri-2-tamat/

http://adjiethea.blogspot.co.id/2011/03/pajak-penghasilan-pph-pasal21.html

http://www.nusahati.com/2014/03/penghitungan-pph-21-karyawanpindah-kerja/

Mardiasmo.2016.perpajakan.

http://www.kembar.pro/2015/10/menghitung-pajak-penghasilan-tarifpph-21-terbaru-2015.html

http://www.klinikpajak.co.id/artikel+detail/?id=peraturan+pajak++pmk+nomor+101+tahun+2016

Anda mungkin juga menyukai