DISUSUN OLEH:
1. CHALIN RUDIN ABDULLAH
140413600968
2. EFRIZAL RAHMAN
140413601837
140413605393
4. GIPSI HARIZONA
140413600219
5. HANDAL DESNASRUL
140413603898
KATA PENGANTAR
Kelompok
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................
1 Latar Belakang.................................................................
2 Rumusan Masalah............................................................
3 Tujuan Penulisan Makalah...............................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
2.1 Pengertian Pegawai..............................................................
2.2 Pengertian Pegawai Pindah Cabang.....................................
2.3 Dasar Pengenaan dan Pemotongan Pajak.............................
2.4 Tarif Pajak Penghasilan Pph Pasal 21...
2.5 Peraturan Menteri Keuangan Republic Indonesia Nomor
1
2
2
3
3
4
4
5
101/PMK.010/2016 6
2.6 Penghitungan PPh Pasal 21 Karyawan Pindah Cabang....... 10
2.7 Studi Kasus........................................................................... 11
BAB III PENUTUP..................................................................................
1
15
Kesimpulan......................................................................
15
DAFTAR RUJUKAN.................................................................................
16
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pegawai
Pegawai adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja, baik
sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap/ tenaga kerja lepas berdasarkan
perjanjian atau kesepakatan kerja baik secara tertulis maupun tidak tertulis, untuk
melaksanakan suatu pekerjaan dalam jabatan atau kegiatan tertentu untuk
memperoleh imbalan yang dibayarkan berdasarkan periode tertentu, penyelesaian
kerja, atau ketentuan lain yang ditetapkan pemberi kerja, termasuk orang beribadi
yang melakukan pekerjaan dalam jabatan negeri atau badan usaha milik Negara
atau badan usaha milik daerah. Yang meliputi :
a. pegawai tetap adalah pegawai yang menerima ata memperoleh
penghasilan dalam jumlah tertentu secara teratur, termasuk
anggota dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang
secara teratur terus menerus ikut mengelola kegiatan perusahaan
secara langsung, serta pegawai yang bekerja berdasarkan
kontrak untuk suatu jangka waktu tertentu sepanjang pegawai
yang bersangkutan bekerja penuh dalam pekerjaan tersebut.
b. pegawai tidak tetep/tenaga kerja lepas adalah pegawai yang
hanya
menerima
penghasilan
apabila
pegawai
yang
jasa
atau
kegiatan
tertentu
yang
dilakukan
pegawai
yang
menerima
imbalan
yang
bersifat
berkesinambungan
2. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp300.000,00 sehari berlaku bagi:
Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang menerima upah harian,
upah mingguan, upah satuan atau upah borongan, sepanjang
Tarif Pajak
5%
15%
25%
30%
Status
TK0
TK1
TK2
TK3
PTKP
54.000.000,58.500.000,63.000.000,67.500.000,-
Status
K0
PTKP
58.500.000,-
Tanggungan 1
Tanggungan 2
Tanggungan 3
K1
K2
K3
63.000.000,67.500.000,72.000.000,-
3.PTKP 2016 Wajib Pajak Kawin, penghasilan istri dan suami digabung
Uraian
WP Kawin
Tanggungan 1
Tanggungan 2
Tanggungan 3
Status
K/I/0
K/I/1
K/I/2
K/I/3
PTKP
112.500.000,117.000.000,121.500.000,126.000.000,-
Catatan:
Tunjangan PTKP untuk anak atau tanggungan maksimal 3 orang
TK : Tidak Kawin
K : Kawin
K/I : Kawin dan penghasilan pasangan digabung
Menimbang :
1.
2.
3.
4.
1.
2.
PERATURAN
MENTERI
KEUANGAN
TENTANG
Pasal 1
Besarnya penghasilan tidak kena pajak disesuaikan menjadi sebagai berikut:
1.
Rp54.000.000,00 (lima puluh empat juta rupiah) untuk diri Wajib Pajak
orang pribadi;
2.
Rp4.500.000,00 (empat juta lima ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib
Pajak yang kawin;
3.
4.
Pasal 2
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penghitungan besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak untuk Wajib Pajak orang pribadi diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak.
Pasal 3
Ketentuan mengenai penyesuaian besarnya penghasilan tidak kena pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 mulai berlaku pada Tahun Pajak 2016.
Pasal 4
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 122/PMK.010/2015 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak
Kena Pajak, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan
penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Contoh kasus:
Jupri yang berstatus belum menikah adalah pegawai pada PT Gulita di
Jakarta. Sejak 1 Juni 20xx dipindahtugaskan ke kantor cabang di Bandung dan
pada 1 Oktober 20xx dipindahtugaskan lagi ke kantor cabang di Garut. Gaji Jupri
sebesar Rp5.000.000,00 dan pembayaran iuran pensiun yang dibayar sendiri
sebulan sejumlah Rp100.000,00. Selama bekerja di PT Gulita
Jupri hanya
Pembahasan
Penghitungan PPh Pasal 21:
Kantor Pusat di Jakarta
Gaji selama di cabang Jakarta (5 x Rp5.000.000,00)
Rp 25.000.000,00
Pengurangan:
1. BiayaJabatan :5% x Rp25.000.000,00
2. luran pensiun 5 x Rp100.000,00
Rp 1.250.000,00
Rp
500.000,00(+)
Rp 1.750.000,00(-)
Rp 23.250.000,00
Rp 55.800.000,00
Rp 54.000.000,00 (-)
*)PMK No 101 Th 2016
Rp 1.800.000,00
Rp 37.500,00
PPh Pasal 21 yang sudah dipotong masa Januari s.d. Mei 20xx adalah:
5 x Rp7.500,00*)
Rp 37.500,00.(-)
NIHIL
Catatan:
*) PPh Pasal 21 yang telah dipotong pada bulan Januari sampai dengan Mei untuk setiap
bulannya adalah Rp90.000,00 : 12 = Rp7.500,00
Rp 25.000.000,00
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan :5% x Rp17.500.000,00 Rp1.250.000,00
2. luran pensiun 5 x Rp100.000,00
Rp 500.000,00(+)
Rp 1.750.000,00(-)
Rp 23.250.000,00
Rp 55.800.000,00
Rp 54.000.000,00* (-)
Rp1.800.000,00
Rp 37.500,00
PPh Pasal 21 yang telah dipotong dan dilunasi (Januari s.d. Mei 20xx):
5 x Rp7.500,00
Rp 37.500,00(-)
NIHIL
Rp 20.000.000,00
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% x Rp20.000.000,00 Rp1.000.000,00
2. luran pensiun 4 x Rp100.000,00
Rp 400.000,00 (+)
Rp 1.400.000,00(-)
Rp 18.600.000,00
Rp 23.250.000,00(+)
Rp 41.850.000,00
Rp 55.800.000,00
Rp 54.000.000,00* (-)
Rp 1.800.000,00
Rp 67.500,00
Rp37.500,00
Rp 30.000,00(+)
Rp 67.500,00(-)
NIHIL
Catatan:
*)PPh Pasal 21 yang telah dipotong pada bulan Juni sampai dengan September untuk
setiap bulannya adalah Rp90.000,00 : 12 = Rp7.500,00
Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 (Formulir 1721 Al) di Kantor Bandung
Gaji Juni s.d. September 20xx :4 x Rp5.000.000,00
Rp 20.000.000,00
Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% x Rp14.000.000,00
Rp1.000.000,00
Rp 400.000,00(+)
Rp 1.400.000,00(-)
Penghasilan neto di Bandung
Rp 18.600.000,00
Rp 23.250.000,00(+)
Rp 41.850.000,00
Rp 55.800.000,00
Rp 54.000.000,00* (-)
Rp 1.800.000,00
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
penjelasan
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penghitungan PPh Pasal 21 tentang
karyawan pindah tempat atau karyawan pindah cabang yaitu tentang
penyetahunan pph. Untuk karyawan pindah tempat kerja, penghitungannya ketika
karyawan pindah tidak disetahunkan baik di tempat kerja lama maupun ditempat
kerja baru. Sementara untuk karyawan pindah cabang tetapi masih dalam
perusahaan yang sama, maka penghitungannya ketika pindah baik di cabang lama
maupun dicabang baru harus disetahunkan.
Daftar Pustaka
https://ramzilhuda.wordpress.com/2008/11/14/penyetahunanpenghitungan-pph-pasal-21- seri-2-tamat/
http://adjiethea.blogspot.co.id/2011/03/pajak-penghasilan-pph-pasal21.html
http://www.nusahati.com/2014/03/penghitungan-pph-21-karyawanpindah-kerja/
Mardiasmo.2016.perpajakan.
http://www.kembar.pro/2015/10/menghitung-pajak-penghasilan-tarifpph-21-terbaru-2015.html
http://www.klinikpajak.co.id/artikel+detail/?id=peraturan+pajak++pmk+nomor+101+tahun+2016