Anda di halaman 1dari 13

Pencakar Wawasan Dunia

search

SEP

30

Contoh Proposal MAGANG (Praktek kerja Lapangan) di Kantor Pelayanan Pajak

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perusahaan swasta, instansi pemerintahan, maupun lembaga-lembaga swadaya masyarakat merupakan


dunia kerja nyata yang nantinya akan dimasuki oleh mahasiswa kelak setelah mereka menyelesaikan
studinya dari suatu jenjang universitas maupun perguruan tinggi. Bertitik tolak dari pemikiran tersebut
maka lembaga penyelenggara universitas sangat perlu memberikan kesempatan kepada para
mahasiswa-mahasiswanya untuk terjun langsung kedunia kerja melalui kerja magang (internship).

Kerja Magang (KM) merupakan mata kuliah wajib yang telah terintegrasi dengan struktur kurikulum pada
Program Studi Sistem Akuntansi Perpajakan pada Bina Sarana Informatika yang dilakukan dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuan mahasiswa tentang berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan
bidang yang terkait. Kerja Magang di Program Studi Akuntansi Perpajakan sendiri membebaskan para
mahasiswanya untuk menentukan tempat Kerja Magang-nya sesuai ketersediaan tempat magang pada
saat itu, yang tentunya pekerjaan tersebut masih dalam ruang lingkup Akuntansi Perpajakan.

Disamping itu juga, pihak kampus memberikan sarana bagi mahasiswa yang belum mendapat tempat
Kerja Magang sesuai dengan minat dari mahasiswa dan lowongan magang yang tersedia di perusahaan.
Dengan Kerja Magang, mahasiswa diharapkan dapat kesempatan untuk mengamati, membandingkan
dan menerapkan teori-teori yang telah didapatkan di Universitas. Selain itu, mahasiswa juga bisa
mendapatkan pengalaman kerja dan mungkin dapat membantu untuk mencari solusi dari masalah
dalam perushaan terkait. Disisi lain juga, Kerja Magang untuk sebuah perusahaan, Kerja Magang dapat
menjadi arena untuk mencari sumber daya manusia yang baru. Dalam suatu kantor pemerinthan,
khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama, sangat diperlukan untuk proses pelasanaan pembangunan
dan kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas perpajakan.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Magang

Pelaksanaan Kerja Magang dengan tujuan agar mahasiswa memiliki kemampuan secar profesional dalam
menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi oleh perusahaan yang dimana mahasiswa tersebut
melaksanakan Kerja Mangang. Dengan demikian mahasiswa dapat : 1. Belajar mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan yang telah diterima selama perkuliahan di Universitas Multimedia
Nusantara pada Program Studi Sistem Informasi pada dunia kerja yang nyata.

2. Mempelajari tahapan-tahapan dalam mencari solusi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang


dihadapi oleh perusahaan dengan bertitik tolak dari bekal ilmu yang diterima dan dipelajari di
universitas.

3. Menganalisa hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh seorang System Analyst di sebuah perusahaan.

4. Membandingkan antara materi yang diperoleh dari kuliah dengan keadaan yang terjadi pada
perusahaan.
BAB II

Landasan Teori

2.1. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21

PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan
pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan,
jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

2.2. Subjek Pajak PPh Pasal 21 (Wajib Pajak PPh Pasal 21)

Wajib pajak yang dipotong PPh pasal 21 dan/atau PPh pasal 26 adalah orang pribadi yang merupakan :

1. Pegawai.

2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari
tua termasuk ahli warisnya.

3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa,
atau kegiatan.

Yang tidak termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 yaitu :

1. Pejabat perwakilan diplomatic dan konsulat atau pejabat lain dari Negara asing dan orang – orang
yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan
syarat bukan warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan
lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut, serta Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan
timbal balik.

2. Pejabat perwakilan organisasi internasional dimaksud dalam pasal 3 ayat (1) huruf c Undang –
Undang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dengan syarat bukan warga
Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia.

2.3. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21


Pemotong PPh pasal 21 adalah setiap orang pribadi atau badan yang diwajibkan oleh UU No. 7 Tahun
1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 17 tahun 2000 dan terakhir
UU No 36 tahun 2008 untuk memotong PPh Pasal 21. Termasuk pemotong PPh Pasal 21 dalam peraturan
Menteri Keuangan No. 252/KMK.03/2008 adalah :

1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan pusat maupun cabang,
perwakilan atau unit yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai.

2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah termasuk bendahara atau pemegang kas yang
membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan.

3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan social tenaga kerja dan badan – badan lain yang
membayar uang pensiun dan tunjangan hari tua atau jaminan hari tua.

4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas serta badan yang membayar:

a. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan jasa dan atau kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi dengan status subjek pajak dalam negeri, termasuk jasa tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan untuk dan atas nama
persekutuannya.

b. Honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang
dilakukan oleh orang pribadi dengan status subjek pajak luar negeri.

c. Honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan magang.

d. Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan
internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan, yang
membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada wajib pajak orang
pribadi dalam negeri berkenaan dengan suatu kegiatan.

Tidak termasuk sebagai pemberi kerja yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak
adalah :

1. Kantor Perwakilan Negara Asing.

2. Organisasi – organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf c Undang –
Undang Pajak Penghasilan, yang telah ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata
– mata mempekerjakan orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan
dalam rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
4. Dalam hal organisasi internasional tidak memenuhi kebutuhan tersebut,organisasi internasional
dimaksud merupakan pemberi kerja yang berkewajiban melakukan pemotongan pajak.

2.4. Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 (Objek Pajak PPh Pasal 21)

Penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah :

1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap, baik berupa penghasilan yang bersifat
teratur maupun tidak teratur;

2. Penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima paensiun secara teratur berupa uang pensiun
atau penghasilan sejenisnya;

3. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan sehubungan dengan
pensiun yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon, uang manfaat pensiun, tunjangan hari
tua atau jaminan hari tua dan pembayaran lain jenis;

4. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah mingguan, upah
satuan, upah borongan atau upah yang dibayarkan secara bulanan;

5. Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan imbalan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan;

6. Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi, uang rapat,
honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis
dengan nama apapun;

7. Penerimaan dalam bentuk antara dan/atau kenikmatan lainnya dengan nama dan dalam bentuk
apapun yang diberikan oleh :

a. Bukan Wajib Pajak;

b. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final; atau

c. Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed
profit)

Penghasilan yang PPh pasal 21-nya Ditanggung Pemerintah

PPh ditanggung pemerintah terdiri atas :

1. PPh yang terutang atas penghasilan teratur atau gaji yang diterima oleh Pegawai Negeri Sipil.

2. PPh yang terutang atas penghasilan yang diterima oleh karyawan asing yang bekerja pada kontraktor
,konsultan, dan pemasok utama atas penghasilan yang diterima atau diperoleh karena pekerjaan yang
dilakukan dalam rangka pelaksanaan proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah.
3. PPh atas penghasilan pekerja pada kategori usaha tertentu.

2.5. Menghitung Pajak Penghasilan Pasal 21

PPh Pasal 21 yang dipotong oleh Pemotong Pajak secara umum diformulasikan sebagai berikut :

Tarif PPh Pasal 21

Beberapa tarif berikut ini digunakan sebagai dasar menghitung PPh Pasal 21 :

a. Tarif Pasal 17 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2008, dengan ketentuan sebagai berikut :

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Rp0,00 s/d Rp50.000.000,00 5%

Di atas Rp50.000.000,00 s/d Rp250.000.000,00 15%

Di atas Rp250.000.000,00 s/d Rp500.000.000,00 25%

Di atas Rp500.000.000,00 30%

b. Tarif 5% (lima persen)

c. Tarif 15% (lima belas persen)

d. Tarif khusus

Tarif Pajak Penghasilan Pasal 21 yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) menjadi lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tariff yang ditetapkan
terhadap wajib Pajak yang dapat menunjukkan NPWP.

Contoh :

Penghasilan Kena Pajak sebesar Rp75.000.000,00

Pajak Penghasilan yang harus dipotong bagi Wajib Pajak yang memiliki NPWP adalah :

5% x Rp50.000.000,00 Rp 2.500.000,00

15% x Rp25.000.000,00 Rp 3.750.000,00 (+)

Jumlah Rp 6.250.000,00
Pajak Penghasilan yang harus dipotong jika Wajib Pajak tidak memiliki NPWP adalah :

5% x 120% x Rp50.000.000,00 Rp 3.000.000,00

15% x 120% x Rp25.000.000,00 Rp 4.500.000,00 (+)

Jumlah Rp 7.500.000,00

Dasar Pengenaan dan Pemotongan PPh Pasal 21

Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 ditentukan sebagai berikut :

1. Penghasilan Kena Pajak, yang berlaku bagi :

a. Pegawai Tetap,

b. Penerima pensiun berskala,

c. Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayar secara bulanan atau jumlah kumulatif penghasilan
yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender telah melebihi Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua
puluh ribu rupiah)

d. Bukan pegawai selain tenaga ahli, yang menerima imbalan yang bersifat berkesinambungan

2. Jumlah penghasilan yang melebihi Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) sehari, yang
berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan atau upah
borongan, sepanjang penghasilan kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi
Rp1.320.000,00 (satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah)

3. 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi tenaga ahli yang
melakukan pekerjaan bebas

4. Jumlah penghasilan bruto, yang berlaku bagi penerima penghasilan selain penerima peghasilan
nomor 1, 2, dan 3.
BAB III

RENCANA PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Berdasarkan Kalender akademik Bina Sarana Informatika Semester Genap tahun ajaran 2016, maka pada
kerja praktek ini kami mengusulkan untuk melaksanakan kerja praktek mulai tanggal 1 Agustus 2016
hingga 1 September 2016. Akan tetapi semua keputusan yang diambil mengenai jadwal dimulai dan
berakhirnya kerja praktek ini seluruhnya diberikan kepada pihak KPP Pratama Kalideres. Namun besar
harapan apabila pihak KPP Pratama Kalideres dapat mempertimbangkan usulan tersebut.

Kerja Praktek akan dilaksanakan di :

Nama Perusahaan : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Kalideres

Alamat Perusahaan : Jalan Raya Duri Kosambi No. 36-37, Kosambi, Cengkareng,

Jakarta Barat

3.2. Peserta

Peserta Kerja Praktek Mahasiswa Akuntansi Perpajakan Bina Sarana Informatika pada KPP Pratama
Kalideres, yaitu :

Nama : Adimas Seno Saputro

Nomor telp : 089643589956

NIM : 62140006

Jurusan : Akuntansi Perpajakan


Tingkat/Semester : IV (Empat)/VI (Enam)

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Maret 1994

Alamat : Jl. Cendrawasih V RT 06/06 No 17a Cengkareng Barat Jakarta

Kemampuan :

Memiliki kemampuan menghitung PPh pasal 21

Memiliki kemampuan untuk mengoperasikan Microsoft Office 2010

3.3. Jadwal Kegiatan

Tahap Pelaksanaan Kerja Praktek

Pelaksanaan Kerja Praktek akan dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan antara lain:

Pembuatan proposal Kerja Praktek yang dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

Pelaksanaan kegiatan Kerja Praktek di lapangan.

Pembuatan laporan Kerja Praktek beserta bimbingan laporan.

Penyerahan laporan Kerja Praktek pada pihak KPP Pratama Kalideres. Pada proses pelaksanaan Kerja
Praktek di lapangan pihak perusahaan mempunyai wewenang penuh terhadap proses pendidikan
mahasiswa, terutama penyerapan pengetahuan aplikatif di KPP.

Setelah Kerja Praktek di lapangan selesai mahasiswa wajib membuat laporan Kerja Praktek yang
dibimbing oleh dosen pembimbing Kerja Praktek.

Penilaian Kerja Praktek terdiri dari dua unsur, yaitu penilaian dari pihak perusahaan dimana Kerja Praktek
dilaksanakan dan pihak Jurusan Akuntansi Perpajakan Bina Sarana Informatika yang akan dilakukan oleh
seorang dosen penguji.

Setelah mempertimbangkan tahap pelaksanaan yang telah ditetapkan oleh Jurusan Akuntansi
Perpajakan Bina Sarana Informatika , berikut ini tabel perencanaan Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek
sebagai pertimbangan untuk pelaksanaan kerja praktek di

Rencana Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

Jenis Kegiatan

Minggu

I
II

III

IV

Orientasi Lingkungan Kerja

Pengumpulan data, pemahaman cara kerja system Akuntansi, dan Peralatan

Analisis Kebutuhan Sistem Akuntansi

Penyelesaian Masalah dan Kesimpulan

Pembuatan Laporan

Semua jadwal perencanaan yang dibuat hanya berupa usulan dan masih bersifat sementara.Semua
keputusan kami serahkan kepada kebijakan dari pihak Badan Kepegawaian Daerah. Namun besar
harapan kami apabila usulan jadwal ini dapat dipertimbangkan.

3.4. Perkiraan Biaya

Perkiraan Biaya saat melakukan PKL dan Pelaporan Hasil PKL

No

Keterangan

Kuantitas

Biaya

Pembuatan Proposal

Rp 30,000

Alat Tulis
Pulpen

Rp 8,000

Buku

Rp 15,000

Penghapus

Rp 7,000

Transport

Berangkat PKL

Rp 5000 * 30hari

Rp 150,000

Pulang PKL

Rp 5000 * 30hari

Rp 15,000

Konsumsi saat PKL


Rp 10000 * 30hari

Rp 300,000

Pembuatan Tugas Akhir

Rp 200,000

Kuota Internet

4GB

Rp 80,000

Parkir saat PKL

Rp 2000*30hari

Rp 60,000

Biaya Tak Terduga

Rp 300,000

JUMLAH

Rp 1,165,000

BAB IV Penutup

Demikian proposal ini kami buat sebenar-benarnya dengan harapan dapat memberikan gambaran
singkat dan jelas tentang maksud dan tujuan diadakan kerja praktek di perusahaan tempat Bapak/Ibu
pimpin, besar harapan kami untuk dapat melaksanakan Kerja Praktek di perusahaan ini. Kami menyadari
bahwa pada saat pelaksanaan Kerja Praktek akan sedikit mengganggu kegiatan perusahaan dan untuk itu
sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Demikian atas bantuan dan kerja sama
semua pihak yang terkait saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, 08 Juni 2016

Peserta

Adimas Seno Saputro

NIM 62140006

LEMBAR PENGESAHAN

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Di KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA KALIDERES

Pemohon

Adimas Seno Saputro

62140006

Mengetahui,

KETUA JURUSAN AKUNTANSI PERPAJAKAN

Posted 30th September 2016 by Pencakar Wawasan Dunia

Location: Cengkareng, West Jakarta City, Special Capital Region of Jakarta, Indonesia

0 Add a comment

Loading

Anda mungkin juga menyukai