Anda di halaman 1dari 5

 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan

Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode

pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang

menguntungkan maupun tidak menguntungkan. Peristiwa – peristiwa tersebut dibagi


menjadi

dua yakni:

- Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian yakni Peristiwa

yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan

- Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian yakni

Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode pelaporan

 Tanggal Laporan Keuangan Diotorisasi untuk Terbit

Tanggal Laporan Keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal yang lebih awal
antara

tanggal manajemen telah memberikan asersi bahwa laporan keuangan telah


diselesaikan dan

tanggal manajemen menyatakan bertanggungjawab atas laporan keuangan tersebut.


Proses

dalam mengotorisasi laporan keuangan akan berbeda – beda tergantung pada peraturan

tertentu yang dipatuhi dalam finalisasi laporan keuangan. Dalam beberapa kasus,
perusahaan

diminta untuk menyerahkan laporan keuangan kepada pemegang saham untuk


diotorisasi,

dalam hal ini, tanggal otorisasi laporan keuangan yakni tanggal penerbitan laporan
keuangan

bukan tanggal laporan keuangan disahkan oleh pemegang saham. Jadi, tanggal laporan

keuangan diotorisasi sesuai dengan tanggal manajemen menerbitkan laporan keuangan.

 PSAK 8 “Peristiwa – Peristiwa Setelah Periode Pelaporan”


PSAK ini menggantikan PSAK 8 tahun 2003 tentang “Peristiwa Setelah Tanggal
Neraca”.

PSAK 8 ini diterapkan untuk pengungkapan atas peristiwa setelah periode pelaporan.
Tujuan

pernyataan ini adalah untuk menentukan:

a. Kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode

pelaporan dan

b. Pengungkapan yang dibuat entitas tentang tanggal laporan keuangan diotorisasi


untuk

terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan.

Pernyataan ini mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan
atas

dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan


bahwa

penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.

A、Pengakuan dan Pengukuran

 Peristiwa Penyesuai Setelah Periode Pelaporan

Entitas menyesuaiakan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk


mencerminkan

peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan.

Berikut ini adalah contoh peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan yang
mensyaratkan

entitas untuk melakukan penyesuaian jumlah yang diakui dalam laporan keuangannya,
atau

pengakuan dampak peristiwa yang sebelumnya tidak diakui:

a. Keputusan pengadilan setelah periode pelaporan, yang menyatakan perusahaan

memiliki kewajiban kini pada akhir periode pelaporan. Entitas menyesuaiakan

provisis yang terkait dengan kasus pengadilan tersebut sesuai psak 57 atau mengakui
provisi baru. Entitas tidak hanya mengungkapkan liabilitas kontijensi akibat dari

keputusan pengadilan yang memberikan bukti tambahan untuk dipertimbangkan

sesuai dengan psak 57 paragraf 16.

b. Penerimaan informasi setelah periode pelaporan mengindikasikan adanya penurunan

nilai aset pada akhir periode pelaporan, atau perlunya penyesuaian jumlah yang

sebelumnya telah diakui sebagai rugi penurunan nilai aset. Sebagai contoh: (i)

kebangkrutan pelanggan yang terjadi setelah periode pelaporan biasanya

mengkonfirmasi bahwa pada akhir periode telah terjadi kerugian atas suatu piutang

dagang dan bahwa entitas perlu menyesuaikan nilai tercatat piutang dagang tersebut;

dan (ii) penjualan persediaan setelah periode pelaporan memberikan bukti tentang

nilai realisasi neto pada akhir periode pelaporan;

c. Penentuan setelah periode pelaporan atas biaya perolehan aset yang dibeli, atau atas
hasil

penjualan aset yang dijual sebelum periode pelaporan;

d. Penentuan jumlah pembayaran bagi laba atau bonus setelah periode pelaporan, jika
entitas

memiliki kewajiban hukum atau kewajiban konstruktif kini pada akhir periode
pelaporan

untuk melakukan pembayaran sebagai akibat dari peristiwa setelah tanggal tersebut;
dan

e. Penemuan kecurangan atau kesalahan yang menunjukkan bahwa laporan keuangan


tidak

benar.

Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan

Entitas tidak menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk

mencerminkan peristiwa non penyesuai setelah periode pelaporan.

Contoh dari peristiwa non penyesuai setelah periode pelaporan adalah penurunan nilai
pasar

investasi di antara akhir periode pelaporan dan laporan keuangan di otorisasi untuk
terbit.
Penurunan nilai pasar tersebut normalnya tidak terkait dengan kondisi investasi
tersebut pada

akhir periode pelaporan namun mencerminkan keadaan yang timbul setelahnya. Oleh
karena

itu, entitas tidak menyesuaikan nilai investasi yang telah diakui dalam laporan
keuangannya.

Perusahaan juga tidak perlu memutakhirkan pengungkapan jumlah investasi pada akhir

periode, meskipun entitas mungkin harus memberikan pengungkapan tambahan.

Dividen

Jika setelah periode pelaporan entitas mengumumkan pembagian dividen untuk


pemegang

instrumen ekuitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50) maka entitas tidak
mengakui

dividen itu sebagai liabilitas pada akhir periode pelaporan. Dividen tersebut
diungkapkan

pada catatan atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 1.

 Kelangsungan Usaha

Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan usaha jika
setelah

periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa perusahaan akan dilikuidasi atau
dihentikan

usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali
melakukan

hal tersebut.

Dalam PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan, mensyaratkan pengungkapan jika:

a. Laporan keuangan tidak disusun atas dasar kelangsungan usaha; atau

b. Manajemen mengetahui adanya ketidakpastian material sehubungan dengan


peristiwa

atau kondisi yang menimbulkan keraguan signifikan mengenai kemampuan entitas

untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Peristiwa atau kondisi yang harus


diungkapkan tersebut mungkin timbul setelah periode pelaporan.

 Pengungkapan

 Tanggal Otorisasi untuk Terbit

Entitas mengungkapkan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan pihak
yang

bertanggungjawab mengotorisasi laporan keuangan. Tanggal laporan keuangan


diotorisasi

untuk terbit penting diketahui oleh pengguna karena laporan keuangan tidak
mencerminkan

peristiwa setelah tanggal otorisasi tersebut.

 Pemutakhiran Pengungkapan Kondisi pada Akhir Periode Pelaporan

Jika entitas menerima informasi setelah periode pelaporan tentang kondisi yang ada
pada

akhir periode pelaporan, maka entitas memutahirkan pengungkapan kondisi tersebut


sesuai

dengan informasi terkini.

 Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan

Peristiwa nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang berdampak material jika tidak

diungkapkan akan mempengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan.


Oleh

karena itu entitas mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok peristiwa

tersebut:

- Sifat peristiwa, dan

- Estimasi atas dampak keuangan atau pernyataan bahwa estimasi tersebut tidak dapat

dibuat.

Anda mungkin juga menyukai