Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

Di Susun Oleh:
Muhammad Ryu Syaputra C1C021099

Dosen Pengampu:
Dr. Wirmie Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS.

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan hidayah-Nyalah tugas makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu dan
berjalan dengan lancar. Penulisan makalah yang berjudul “Pajak Penghasilan Pasal
21” dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perpajakan II.

Dalam proses penyusunan makalah, penulis mendapat bantuan dari berbagai


pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan
kelengkapan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Wirmie
Eka Putra, S.E., M.Si., CIQnR., CSRS. selaku dosen pengampu mata kuliah Perpajakan
II, karena tugas yang diberikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis
menjadi lebih luas.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari
kekurangan-kekurangan yang ada. Maka dari itu, penulis akan sangat menghargai
semua kritikan dan saran dari pembaca. Hal itu bertujuan untuk membangun makalah
ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Jambi, 31 Agustus 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................3
A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................4
A. Subjek PPh Pasal 21................................................................................................................4
B. Objek PPh Pasal 21.................................................................................................................5
C. Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21........................................................................................6
D. Tarif dan Cara Perhitungan PPh Pasal 21............................................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................................10
A. Kesimpulan............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilam berupa gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan
dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi.

Lalu siapa saja yang dapat dikenakan PPh pasal 21 dan bagaimana cara
menghitung PPh pasal 21

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Subjek PPh Pasal 21 ?
2. Apakah objek PPh Pasal 21 ?
3. Apa Kewajiban Pemotong PPh pasal 21 ?
4. Bagaimana cara menghitung PPh pasal 21 ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Subjek PPh Pasal 21.
2. Untuk Mengetahui Objek PPh Pasal 21.
3. Untuk Mengetahui Kewajiban Pemotong PPh pasal 21.
4. Untuk Mengetahui cara menghitung PPh pasal 21.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Subjek PPh Pasal 21
Jenis PPh 21 ini dikenakan pada wajib orang pribadi yang menerima penghasilan.
Seperti :

1. Pegawai;

2. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua,
atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;

3. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan


pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:

1. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris;

2. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang


sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
peragawan/peragawati,pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman
lainnya;

3. olahragawan;

4. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator,

5. pengarang, peneliti, dan penerjemah;

6. pemberi jasa dalam segala bidang, termasuk teknik, computer dan system
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial, serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

7. agen iklan;

8. pengawas atau pengelola proyek;

9. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi


perantara;

10. petugas penjaja barang dagangan;

11. petugas dinas luar asuransi;

4
12. distributor multilevel marketing atau direct selling;dan kegiatan sejenisnya.

4. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan


keikutsertaanya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :

1. peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga,
seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;
2. peserta rapat, konferensi, siding, pertemuan, atau kunjungan kerja;
3. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan
tertentu;
4. peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;
5. peserta kegiatan lainnya.
Adapun penerima penghasilan yang tidak dipotong PPh Pasal 21 Yaitu :
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing, dan
orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat
tinggal bersama mereka, dengan syarat :

1. bukan Warga Negara Indonesia; dan

2. di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan


atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik;

2. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Keputusan


Menteri Keuangan sepanjang bukan Warga Negara Indonesia dan tidak
menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan di Indonesia.

B. Objek PPh Pasal 21


Objek pajak penghasilan pasal 21 di antaranya:

 Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa penghasilan
yang bersifat teratur maupun tidak teratur
 Penghasilan yang diterima atau diperoleh penerima industri secara teratur berupa
uang industri atau penghasilan sejenisnya
 Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan penghasilan
sehubungan dengan industri yang diterima secara sekaligus berupa uang pesangon,
uang manfaat industri, tunjangan hari tua

5
 Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah harian, upah
mingguan, upah satuan, upah industri atau upah yang dibayarkan secara bulanan
 Imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi, fee, dan
imbalan sejenis dengan nama dan dalam bentuk apapun sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
 Imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang representasi,
uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk
apapun, dan imbalan sejenis dengan nama apapun.

Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21 Antara Lain :


 Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi
kesehatan,asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi
bea siswa;

 Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dalam bentuk apapun


yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali diberikan oleh
bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang
bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma
penghitungan khusus (deemed profit).

 Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran tunjangan hari tua atau iuran
jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan
penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja;

 Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga
amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;

 Beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib
Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan
formal/nonformal yang terstruktur baik di dalam negeri maupun luar negeri.

C. Kewajiban Pemotong PPh Pasal 21


PPh yang dibebankan atau dikenakan wajib pajak orang pribadi tersebut tidak
dibayarkan sendiri oleh yang bersangkutan. Akan tetapi jenis PPh 21 ini dipotong atau
dipungut oleh perusahan/pemberi kerja melalui pemotongan pajak PPh Pasal 21.

6
Pihak pemotong/perusahaan/pemberi kerja kemudian menyetorkan atau
membayarkan PPh 21 yang dipotong dari wajib pajak orang pribadi yang memperoleh
penghasilan kena pajak tersebut ke kas negara. Berikutnya, sebagai pihak yang
dipungut PPh Pasal 21, akan memperoleh bukti pemotongan PPh Pasal 21 dari pihak
yang memotong penghasilan tersebut.

D. Tarif dan Cara Perhitungan PPh Pasal 21


Tata cara perhitungan pajak penghasilan yang pertama yaitu mengetahui
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Perhitungan ini digunakan untuk mencari
Penghasilan Kena Pajak (PKP).

PTKP adalah jumlah penghasilan yang tidak dikenai pajak penghasilan,


sehingga para wajib pajak yang penghasilannya sebesar PTKP atau di bawah batas
PTKP tak perlu membayar pajak penghasilan.

Berikut tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terbaru yang harus
diketahui sebagai berikut:

 Rp54.000.000 untuk diri wajib pajak orang pribadi.


 Rp4.500.000 tambahan untuk wajib pajak yang telah menikah.
 Rp54.000.000 untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami.
 Rp4.500.000 tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya,
paling banyak 3 orang untuk setiap keluarga.

Selesai dengan menghitung PTKP, langkah berikutnya dalam perhitungan pajak


penghasilan adalah mengetahui besaran PKP yang diperoleh dengan melakukan
pengurangan antara penghasilan bersih dengan PTKP.

Setelah Anda mengetahui besaran PKP, kemudian tentukan persentase


perhitungan pajak penghasilan (PPh) yang diterapkan dengan ketentuan sebagai
berikut:

 PKP kurang dari Rp50.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 5%

 PKP antara Rp50.000.000 - Rp250.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 15%

7
 PKP antara Rp250.000.000 - Rp500.000.000 dikenai tarif pajak sebesar 25%

 PKP di atas Rp500.000.000 dikenai tarif pajak 30%

Langkah selanjutnya dalam perhitungan pajak penghasilan yaitu dengan


mengalikan antara PKP yang sudah diperoleh dengan persentase sesuai ketentuan. Hasil
perkalian tersebut adalah PPh yang wajib dibayarkan dalam periode satu tahun.

Walaupun perhitungan PPh 21 telah diatur oleh DJP, namun pada praktiknya,
setiap perusahaan memiliki metode perhitungan PPh 21 sendiri yang disesuaikan
dengan tunjangan pajak atau gaji bersih yang diterima karyawannya.

Ada 3 metode perhitungan PPh 21 yang paling umum, yaitu:

1. Metode Gross (Gaji Kotor Tanpa Tunjangan Pajak)

Metode gross diterapkan bagi pegawai atau penerima penghasilan yang


menanggung PPh 21 terutangnya sendiri. Ini berarti gaji pegawai tersebut belum
dipotong PPh 21.

Misalnya, Ardi seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji bulanan


senilai Rp 10.000.000, maka perhitungannya sebagai berikut:

 Gaji pokok: Rp 10.000.000/bulan atau Rp 120.000.000/tahun

 Tarif PPh: 15%

 PPh 21 (yang ditanggung sendiri): Rp 9.900.000/tahun atau Rp 825.000/bulan

 Gaji bersih (take home pay): Rp 9.175.000

2. Metode Gross-Up (Gaji Bersih dengan Tunjangan Pajak)

Metode gross-up diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang


diberikan tunjangan pajak (gajinya dinaikkan terlebih dahulu) sebesar pajak yang
dipotong.

Misalnya, Ardi seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji bulanan senilai
Rp 10.000.000, maka perhitungannya:

8
 Gaji pokok: Rp 10.000.000/bulan atau Rp 120.000.000/tahun

 Tarif PPh: 15%

 Tunjangan pajak (dari perusahaan): Rp 9.900.000/tahun atau Rp 825.000/bulan

 Total gaji bruto: 10.825.000

 Nilai PPh 21 (yang dibayarkan perusahaan): Rp 825.000/bulan

 Gaji bersih (take home pay): Rp 10.000.000/bulan

3. Metode Net (Gaji Bersih dengan Pajak Ditanggung Perusahaan)

Metode net diterapkan bagi karyawan atau penerima penghasilan yang


mendapatkan gaji bersih dengan pajak yang ditanggung perusahaan.

Misalnya jika Ardi, seorang laki-laki lajang (TK/0) menerima gaji bulanan
sejumlah Rp 10.000.000, maka: perhitungannya:

 Gaji pokok: Rp 10.000.000/bulan atau Rp 120.000.000/tahun

 Total gaji bruto: Rp 10.000.000

 Tarif PPh 21: 15%

 Pajak yang ditanggung perusahaan: Rp 9.900.000/tahun atau Rp 825.000/bulan

 Nilai PPh 21 (yang dibayarkan perusahaan): Rp 825.000/bulan

 Gaji bersih (take home pay): Rp 10.000.000/bulan

BAB III
PENUTUP

9
A. Kesimpulan
PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilamyang objeknya berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh
subjek orang pribadi.

Pada penghitungan PPh 21 terdapat 3 metode yaitu Metode Gross (Gaji Kotor
Tanpa Tunjangan Pajak), Metode Gross-Up (Gaji Bersih dengan Tunjangan Pajak), dan
Metode Net (Gaji Bersih dengan Pajak Ditanggung Perusahaan).

DAFTAR PUSTAKA

https://accounting.binus.ac.id/2020/12/10/seri-pajak-penghasilan-pasal-21-pengertian-
pemotong-subyek-non-subyek-objek-non-objek-pph-pasal-21/

10
https://klikpajak.id/blog/pajak-penghasilan-jenis-pph-objek-subjek-tarif-perhitungan/
#:~:text=Subjek%20yang%20dikenakan%20PPh%2021,mantan%20pekerja%20dan
%20peserta%20kegiatan.

https://www.online-pajak.com/tentang-pph21/cara-perhitungan-pph-21

https://www.cimbniaga.co.id/id/inspirasi/perencanaan/cara-perhitungan-pajak-penghasilan

Mardiasmo,Perpajakan – Edisi Terbaru 2018, Andi Offset, 2018, Yogyakarta

11

Anda mungkin juga menyukai