Anda di halaman 1dari 33

READING REPORT

NAMA : Rafael Oktovianus Tanonggi

NIM : 18111026

KELAS : Teologi 2018’A

BUKU : RASUL PAULUS Sang MISIONARIS (Perjalanan, Strategi, dan Metode Misi
Rasul Paulus)

PENULIS : Eckhard J. Schnabel

TERUNTUK : Peter T. O’Brien, Misionaris, Pendeta, dan Sahabat

1
PENDAHULUAN

Tujuan pekerjaan misi Paulus bisa digambarkan sebagai berikut. Pertama, Paulus
yakin bahwa dirinya dipanggil untuk memberikan pesan Yesus Kristus. Ia memperkenalkan
diri kepada orang Kristen di kota Roma dengan perkataan : “Dari Paulus hamba Yesus
Kristus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah (Rm
1:1)

Kedua, Paulus tahu bahwa dirinya secara khusus dipanggil untuk memberitakan injil
Yesus Kristus kepada bangsa-bangsa lain, yaitu penganut politheisme yang menyembah ilah-
ilah lain.

Ketiga, tujuan Paulus adalah menjangkau sebanyak mungkin orang. Bisa kita baca
Roma 1:14, Roma 15:19. Bahwa Paulus juga menginjil ke banyak kota seperti Siprus,
Galatia, Pamfilia, Makedonia untuk menjangkau banyak jiwa.

Keempat, Paulus berusaha menuntun setiap orang untuk percaya hanya kepada satu
Allah yang benar dan kepada Yesus Kristus, sang Mesias, Juruselamat, dan Tuhan.

Kelima, Paulus mendirikan gereja-gereja baru, komunitas para pengikut Yesus


Kristus, baik orang Yahud maupun non Yahudi, laki-laki maupun perempuan, orang merdeka
maupun budak dan mengajar orang percaya tentang Allah dan pentingnya Injil dalam
kehidupan sehari-hari.

METODE MISI PAULUS

Pertama, orang-orang perlu mendengar pesan tentang Yesus Kristus, sebagai


rangkuman singkat.

Kedua, orang-orang yang perlu mendengar berita tentang Yesus tinggal di kota-kota
besar, kota-kota kecil, dan desa-desa

Ketiga, agar orang mau mendengar Injil, mereka harus dicari di tempat-tempat yang
mereka bersedia mendengar dan terlibat percakapan. Tempat untuk mendengar ceramah
agama, atau diskusi adalah sinagoge. Paulus memiliki kesempatan rutin untuk berkhotbah
dan mengajar komunitas Yahudi lokal.

Keempat, Paulus memberitakan kabar tentang Yesus kepada orang Yahudi, Yunani,
orang terpelajar, orang tidak terpelajar, lai-laki, perempuan (Rm 1:14).

2
Kelima, karena orang-orang pada zaman kuno biasa bertemu dan mendengarkan
orator yang berkunjung kesana, harapan dan prosedur yang memicu pertemuan semacam itu
harus dipikirkan. Harapan ini, yang didasarkan pada model kontemporer filsuf keliling, baik
positif maupun negatif, bermanfaat dan menghambat.

Apakah metode Paulus dapat menjadi panutan bagi missionaris sekarang?

1. Keadaan Yunani-Romawi pada abad ke-1 secara luar biasa hampir sama dengan
keadaan dunia kita saat ini. Hal ini berkaitan dengan multikulturalisme.
2. Karena Paulus adalah “ahli bangunan” gereja, pendekatannya terhadap misi paling
tidak bisa menjadi petunjuk bagi kita.
3. Meskipun hal yang dipandang normatif oleh Paulus adalah pesan yang ia sampaikan,
ia juga percaya bahwa kehidupan Kristennya merupakan teladan untuk ditiru para
pengikut Yesus.
4. Parameter pekerjaan misi Paulus yang luas tidak berubah: misionaris pergi ke tempat
tinggal orang tinggal orang, memberitakan Injil, mendapatkan para petobat,
mengumpulkan orang yang baru percaya dalam gereja, mengajar orang yang baru
percaya dalam masalah iman, dan mengangkat para pemimpin.
5. Seperti halnya metode misi Paulus memperhitungkan kondisi lokal, misionaris saat ini
secara alamiah harus menyesuaikan diri dengan aspek khusus modus operandi Paulus.

3
BAB I

PEKERJAAN MISI PAULUS

Kita dapat mengetahui dengan detail pekerjaan Misi Paulus melalui tulisan Lukas dalam
Kitab Kisah Para Rasul. Perjalanan misi pertama mencakup Siprus dan Galatia (Kis 13-14).
Perjalanan misi kedua membawa Paulus melalui Asia kecil ke Eropa, tempat ia berkhotbah di
Provinsi Makedonia dan Akhaya (Kis 15:36-18:22). Perjalanan misi ketiga membahas
perjalanan Paulus di Efesus, dan puncaknya pada perjalanan ke Makedonia dan Akhaya (Kis
18:23-21:16).

Ada 2 asumsi mengenai mulainya pekerjaan Misi Paulus :

1. Paulus bertobat pada tahun 31/32 M dan memulai misinya dengan Barnabas pada
tahun 45 M. Tentu ini sangat kecil kemungkinannya
2. Paulus menyatakan bahwa ia bermisi di tanah Arab tepat setelah pertobatannya (Gal
1:16-17 band. 2 kor 11:32), sebelum memberitakan Injil di Siria dan Kilikia (Gal
1:21-24).

1.1. PAULUS, RASUL UNTUK BANGSA YAHUDI DAN NON YAHUDI:


PERTOBATAN DAN PANGGILAN.
Paulus lahir di Tarsus (Kis 21:39; 22:3), kota Metropolitan di Kilikia, yang diperintah
oleh Gubernur Romawi di Provinsi Siria sepanjang abad ke-1.
Paulus berasal dari keluarga Yahudi yang taat beribadah dan menjadi bagian dari gerakan
Farisi dan berasal dari suku Benyamin (Flp 3:5; band Gal 1:14). Kata “orang Ibrani asli”
menunjukkan bahwa Paulus dibesarkan dalam bahasa Ibrani dan Aram. Keluarga Paulus
juga berpaut pada gaya hidup orang Yahudi secara ketat yang diatur hukum Taurat.
Nama Ibrani Paulus adalah Saul (Sa’ul; Yunani Saulos). Nama Romawinya atau
Yunaninya Paulus.

Mengapa Paulus bisa mendapatkan kewarganegaraan Roma adalah karena kemungkinan


ayah Paulus mendapatkan hak tersebut melalui Manumisi.

Paulus lahir di Tarsus di tanah Kilikia, masa kecil di rumah orang tua, dan dididik olehh
guru-guru (Gamaliel). Kis 22:3.

4
Memang awalnya Paulus menganiaya para pengikut Yesus, karena alasannya pemberitaan
para pengikut Yesus dianggap sesat dan sangat tercela, sehingga aktivitas tersebut
menurutnya harus dihentikan. Karena kepercayaan kepada Yesus dianggan serangan
kepada fondasi ketaatan pada Taurat sebagai dasar keselamatan orang Israel yang
dinyatakan Yahweh kepada Musa. Tetapi pada akhirnya Paulus bertobat setelah
mengalami perjumpaan dengan Yesus.

1.2 PAULUS DAN YERUSALEM

Paulus mengunjungi Yerusalem pada 33/34 M pertama kali setelah pertobatannya dan
ia diperkenalkan kepada rasul-rasul oleh Barnabas. Paulus mengakui otoritas rasul-rasul,
tetapi ia telah memberitakan pesan tentang Yesus tanpa berkonsultasi dengan para rasul.
Kunjungan kedua Paulus ke Yerusalem adalah saat mengantar bantuan ketika terjadi
kelaparan pada 44 M. Paulus dan Barnabas serta Titus membawa bantuan dari Anthiokhia
karena telah terjadi kelaparan parah di Yudea.
Kunjungan Paulus berikutnya ke Yerusalem berkaitan dengan sidang para rasul pada
tahun 48 M (Kis 15:4).
Kunjungan Paulus ke empat adalah pada tahun 51, kemudian pekerjaan misi di Asia
dan Akhaya (Kis 18:22).
Kunjungan ke lima (Kis 21:15-17), disini Paulus ditangkap dan dipenjarakan di
Kaisarea.

1.3 PAULUS DI ARABIA, YERUSALEM, KILIKIA, DAN SIRIA

Periode pertama misi Paulus di Damsyik : Paulus menyatakan dalam salah satu
suratnya yang paling awal bahwa setelah ia bertobat ia memberitakan Injil Kristus di
Arabia, Kilikia dan Siria (Gal 1:15-24).
Setelah pertobatannya Paulus memberitakan Injil di Sinagoge di Damsyik (Kis 9:19-
22).
Pekerjaan Misi Paulus pertama dipusatkan di Damsyik, Paulus Berkhotbah di
Damsyik segera setelah pertobatannya (Kis 9:19-22) dan sekali lagi sebelum kembali ke
Yerusalem (Gal 1:17; Kis 9:23-25). Tetapi kegiatan Paulus ini dipandang sebagai
ancaman bagi Orang Yahudi di Damsyik karena banyaknya orang Yahudi yang bertobat
dan percaya kepada Kristus

5
Disini kegiatan penginjilan Paulus dianggap ancaman oleh orang Yahudi di Damsyik, jika
dianggap ancaman, berarti khotbah Paulus meraih kesuksesan yang cukup besar.

Periode kedua misi Paulus: Arabia, Paulus pergi ke Arabia untuk pekerjaan misi.
Buktinya adalah dalam Galatia 1:15-17 dikatakan bahwa Paulus menaati panggilan
Allah setelah perjumpaannya dengan Kristus. Paulus memberitakan Injil tanpa
berunding dengan para rasul terlebih dahulu.
Paulus melaporkan dalam kaitannya dengan penderitaannya dan pekerjaannya sebagai
rasul yang akan ditangkap oleh raja Aretas di Damsyik (2 kor 11:32-33), (Kis 9:23-
25)

Periode ketiga misi Paulus: Yerusalem, tujuan kunjungan Petrus ke Yerusalem


adalah mengunjungi Petrus (Gal 1:8) kata kerjanYunani historein yang artinya
mengunjungi dengan tujuan untuk datang mengenal. Dan hanya 15 hari saja
kunjungan itu karena disebabkan ada gerakan orang Yahudi yang ingin membunuh
Paulus.

Periode keempat misi Paulus : Kilikia dan Siria, ketika Paulus dipaksa
meninggalkan Yerusalem, ia berangkat melalui Kaisarea ke Tarsus di Kilikia, kota
kelahirannya (Kis 9:30). Paulus mengisyaratkan akan memberitakan Injil di Kilikia
dan Siria.

Periode kelima misi Paulus di Anthiokhia, periode pekerjaan misi Paulus


berikutnya berkaitan dengan Anthiokhia di Orontes, yang sejak 64 sM telah menjadi
ibukota provinsi Romawi Siria dan kota terbesar ketiga di kekaisaran Romawi setelah
Roma dan Alexandria dengan penduduk 250.000.
Gereja di Antiokhia didirikan oleh orang Yahudi yang berbahasa Yunani dari
Yerusalem, setelah pembunuhan Stefanus. Gereja bertumbuh dengan pesat dalam hal
jumlah, lalu para Rasul mengutus Barnabas ke Antiokhia untuk meneguhkan
pekerjaan misi di kota itu (kis 11:21-24). Dengan alasan bahwa banyak orang bertobat
maka Barnabas pergi ke Tarsus untuk merekrut Paulus supaya melayani di Antiokhia.
Mereka bekerja sama selama 1 tahun lamanya (kis 11:26). Disinilah sebutan Kristen
pertama kali disebut.

6
1.4 PAULUS DI SIPRUS DAN GALATIA

Periode misi Paulus keenam di Siprus, bersama Barnabas dan Yohanes Markus,
Paulus pergi dari Antiokhia melalui kota pelabuhan seleukia dengan kapal ke kota
Salamis di ujung timur pulau Siprus. Paulus dan Barnabas menginjil di Salamis (kis
13:5) mereka menjalajahi seluruh pulau itu (kis 13:6) itu berarti termasuk daerah-
daerah di sekitarnya. Disini juga Paulus beradu kuasa dengan Baryesus seorang
tukang sihir dan Baryesus mengalami kebutaan sementara, maka takjublah gubernur
itu dan peristiwa itu menuntunnya kedalam iman kepada Yesus Kristus (kis 13:12).

periode ketujuh misi Paulus : Galatia, mereka berangkat dari Pafos dan setelah
sampai di Perga, Yohanes Markus meninggalkan mereka dan kembali ke Yerusalem.
Paulus dan Barnabas pergi ke Antiokhia di Pisidia. Penjangkauan pertama Paulus di
Galatia selatan adalah Anthiokia di Pisidia. Dalam kis 13:16-41 Ada 4 unsur dalam
kontak awal Paulus dan Barnabas :
1. Membaca hukum Taurat
2. Membaca kitab para nabi
3. Undangan Archisynagogos
4. Khotbah yang disampaikan Paulus

Disinilah banyak orang yang mulai percaya kepada Kristus.

Pada sabat berikutnya “hampir seluruh kota” (kis 13:44) berkumpul disamping
orang Yahudi, proselit, dan orang yang takut akan Allah juga hadir di sinagoge.
Tetapi reaksi orang Yahudi adalah iri terhadap kehadiran orang banyak dan
menghujat sang misionaris itu. Paulus bereaksi terhadap perlawanan orang Yahudi itu
dengan mengacu pada rencana keselamatan Allah (Kis 13:46). Keberhasilan
pekerjaan misi Paulus digambarkan oleh Lukas dalam Kis 13:48.

Dalam pekerjaan misi Paulus di Antiokhia, ia berhubungan dengan orang atau


kelompok berikut :

1. Pejabat di sinagoge
2. Orang Yahudi yang berkumpul din sinagoge pada hari sabat
3. Kaum proselit yang saleh

7
4. Orang yang takut akan Allah yaitu penyembah berhala yang merupakan
bagian komunitas sinagoge secara populer
5. Perempuan-perempuan non Yahudi terkemuka di kota itu yang takut akan
Allah
6. Penduduk Antiokhia Yahudi
7. Pembesar-pembesar di kota itu

Di Ikonium, catatan Lukas mengenai misi di kota ini sangat singkat (Kis 14:1-7),
disini Paulus dan Barnabas masuk ke sinagoga orang Yahudi, lalu mengajar
sedemikian rupa hingga sejumlah besar orang Yahudi dan Yunani yang mendengar
menjadi percaya.

Di Listra, pekerjaan misi dikota ini ditulis dalam Kis 14:7-20. Disini anak laki-laki
yang lumpuh sejak lahir disembuhkan sejak lahir dan setelah ia mendengar khotbah
Paulus maka ia beroleh iman dan disembuhkan (kis 14:8-10).

Di Derbe, ketika Paulus dan Barnabas menginjil di Derbe banyak orang menjadi
murid mereka, salah satunya Gayus.

Di Perga, perga adalah ibu kota provinsi Likia-Pamfilia. Perga memiliki infrastruktur
yang lengkap. Beberapa orang di Perga mendengar khotbah Paulus dan mulai bertobat
sungguh-sungguh dan sebuah gereja didirikan disitu.

1.5 PAULUS DI MAKEDONIA DAN AKHAYA

Makedonia, didorong oleh penglihatannya, Paulus dan teman-temannya


menyeberang laut Aegea menuju Eropa dan tiba di Neapolis, kota pelabuhan di pantai
Makedonia. Disana ia memberitakan Injil di tiga kota di provinsi Makedonia yaitu
Filipi, Tesalonika, dan Berea.

Filipi, pekerjaan misi di filipi mungkin terjadi pada oktober 49M. Identitas
keagamaan penduduknya dipengaruhi oleh agama Romawi. Disini Paulus bertemu
dengan penjual kain ungu bernama Lidia, dan membawa Lidia serta keluarganya
bertobat dan percaya kepada Kristus. Khotbah Paulus menuntun banyak penduduk
Filipi bertobat.

8
Tesalonika, Paulus dan rekan sekerjanya meninggalkan Filipi dan pergi ke
Tesalonika, ibu kota Makedonia dan kota dengan penduduk yang paling padat sekitar
20-65 ribu orang. Paulus mengabarkan Injil di sinagoge selama 3 kali hari sabat untuk
meyakinkan para pendengarnya berdasarkan Alkitab bahwa Yesus yang menderita
dan mati adalah Mesias yang dijanjikan. Disini banyak yang menjadi takut akan Allah
dan menyiratkan pendirian gereja. Komunitas Kristen yang baru di kota ini berasal
dari penganut Politeisme. Tesalonika mengalami keributan, para misionaris tidak
terlibat dalam peristiwa itu, tetapi bagaimanapun mereka diusir dari kota Tesalonika.
Orang-orang Yahudi dan penjahat lokal telah menuduh Paulus sebagai pengacau
dunia.

Berea, Paulus berkhotbah di Sinagoge setempat, yang anggota-anggotanya siap


mendengar pesannya. Dan tidak sedikit yang bertobat (Kis 17:12) dalam Kis 17:14
meneguhkan berdirinya komunitas Kristen.

Periode misi kesembilan : Akhaya, Paulus tiba di provinsi Akhaya pada musim
semi 50M. Akhaya terdiri dari wilayah Yunani (Attica, Boeotia, Peloponnes) dan
termasuk wilayah Thesally dan Epirus selatan. Provinsi itu diperintah oleh prokonsul,
yang diangkat berdasarkan undian setiap tahun dan berkedudukan di Korintus.

Atena, Paulus tiba di Atena pada awal 50M. Atena adalah tempat lokasi 4 aliran
filosofis : Academy, Peripatos, Kepos, Stoa. Disini Paulus bertukar pikiran dengan
orang yang takut akan Allah di pasar setiap hari dan dengan orang-orang yang
dijumpainya setiap hari. Ia berkhotbah di sinagoge di hadapan orang Yahudi dan di
pasar (agora) dihadapan orang non Yahudi. Ia berkhotbah mengenai Yesus dan
kebangkitan-Nya (kis 17:18). Lukas menyebut nama 2 orang yang bertobat Dionisius
dan Damaris (kis 17:34).

Korintus, Paulus tiba di Korintus mugnkin pada Februari atau Maret 50 M, kegiatan
misinya berlangsung 18 bulan. Disini Paulus bertemu dengan Akwila dan Priskila,
pasangan Kristen Yahudi yang telah pindah dari Romawi ke Korintus (kis 18:2).
Seperti kebiasaannya Paulus pun berkhotbah di sinagoge tentang kebenaran Yesus
adalah Mesias. Khotbah Paulus sukses dan Krispus pejabat utama sinagoge itu dan
keluarganya bertobat. Ada banyak petobat lainnya disini antara lain Gayus (roma
16:23) serta Stefanus dan keluarganya (1 kor 16:15).

9
1.6 PAULUS DI PROVINSI ASIA

Periode misi kesepuluh : Asia, provinsi Asia (Asia Proconsularis) dibentuk pada
133sM, setelah kematian Attalos III, raja Pergamum, yang menyerahkan kerajaannya
kepada Romawi.

Efesus, kunjungan pertama Paulus adalah Efesus pada akhir musim 51 M. Asal mula
gereja di Efesus dimulai dari kunjungan singkat ini. Alasannya adalah sebagai berikut.

1. Paulus berkhotbah di Sinagoge, tempat Rasul Paulus berusaha memenangkan para


pendengarnya untuk beriman kepada Kristus.
2. Ketika Paulus ingin berangkat, disini orang Kristen mengucapkan selamat
berpisah kepada Paulus.
3. Disini Paulus diminta tinggal lebih lama, ini menunjukkan adanya pertobatan
selama kunjungan singkat ini.
4. Orang percaya yang memberi surat rekomendasi untuk Apolos kepada murid-
murid di Korintus adalah orang-orang Yahudi di Efesus yang telah bertobat
melalui pelayanan Apolos atau Akwila dan Priskila (kis 18:25-27).

Paulus bisa mengajar dan berkhotbah dengan berani di sinagoge setempat selama 3
bulan.

Fase misi Paulus ke Efesus berikutnya berlangsung selama 2 tahun; Paulus


meninggalkan sinagoge dengan para petobat baru dan mengadakan pertemuan di
ruang kuliah yang disebut Tiranus, mengajar dan bersoal jawab setiap hari dan Injil
makin tersiar (Kis 19:9-11).

1.7 PAULUS DI ILIRIKUM, KAISAREA, ROMA, SPANYOL, DAN KRETA

periode misi kesebelas : Ilirikum. Paulus tiba di Ilirikum pada musim gugur 56M, ia terlibat
dalam pekerjaan misi di Ilirikum. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, yang ditulis di
Korintus pada musim dingin 56/57 M, Paulus menyatakan bahwa ia memberitakan Injil “dari
Yerusalem sampai ke Ilirikum (Rm 15:19). Ada kemungkinan Paulus pergi ke Ilirikum untuk
membiasakan diri dengan wilayah berbahasa latin untuk membiasakan diri sebagai rencana
penginjilan dia ke Spanyol.

Periode kedua belas misi Paulus : Kaisarea. Ketika Paulus kembali ke Yerusalem pada
musim semi 57M, ia ditangkap (Kis 21:27-22:23) dan akhirnya dipindahkan ke Kaisarea. Ia

10
menghabiskan waktu dua tahun di Kaisarea sebagai tawanan gubernur Romawi (Kis 24:26-
27), dan menunggu keputusan dibuat dalam kasus legal yang diajukan pemimpin Yahudi
terhadapnya (Kis 23:23-26:32). Paulus mendapat kesempatan untuk berbicara didepan
gubernur Romawi Felix dan Istrinya Drusila tentang imannya (Kis 24:24-25). Belakangan
Paulus dapat kesempatan untuk berbicara di depan gubernur Romawi, Porsius Festus , raja
Agripa I dan istrinya, dan golongan elite aristokrat serta pejabat militer tingkat tinggi (Kis
25:23). Tampaknya ini momen dramatis dalam pidato misi Paulus.

Periode misi ketiga belas : Roma. Setelah Paulus dipindahkan dari kaisarea ke Roma (Kis
27:1- 28:16), Iya menghabiskan waktu 2 tahun (60-62 m) sebagai tahanan Kaisar, menunggu
pengadilan nya nya (Kis 28 : 17-31). Paulus dibelenggu pada seorang prajurit (Kis 28:20),
namun, ia tidak terlalu dibatasi dalam hal-hal yang biasa ia lakukan. Paulus memprakarsai
kontak dengan para pemimpin komunitas Yahudi di kota Roma. Dalam beberapa kesempatan
ia berbicara selama beberapa jam tentang pesan yang ia beritakan dan berusaha meyakinkan
para tamunya bahwa Yesus adalah Mesias. Reaksi terhadap khotbah Paulus berbeda-beda
beberapa orang Yahudi percaya dan bertobat pada iman kepada Yesus sebagai Mesias,
sementara yang lain menolak ajaran Paulus (Kis 28: 24- 25).

Periode misi keempat belas : Spanyol. Paulus kemungkinan dilepaskan dari penjara rumah
pada 62 M. Hal ini memampukannya untuk terlibat dalam pekerjaan misi mungkin di
Spanyol. Potongan bukti lainnya yang lebih langsung adalah komentar klemens dari Roma
semua dalam suratnya kepada Jemaat di Korintus yang ditulis pada 95 M, ketika clemens
membahas tentang Paulus. Dalam tradisi, Spanyol disebut batas barat atau ujung bumi bagian
barat, nah di situ Paulus ingin mengabarkan Injil sampai ke ujung bumi dan Spanyol
dianggap sebagai ujung bumi bagian barat. Paulus merencanakan untuk pergi ke Spanyol
terdapat dalam Roma pasal 15 ayat 23-29 Spanyol bisa dengan mudah dicapai dari Roma.
Baik melalui perjalanan laut maupun darat, karena Romawi sudah berkembang.

Periode misi kelimabelas : Kreta. Bukti dalam Surat Paulus kepada Titus menunjukkan
masa aktivitas misi di Pulau Kreta terdapat pada Titus 1 ayat 5.

11
Statistik Perjalanan Paulus :

Arabia 300 km (12 hari) 300 km (12 hari)


Siria/Kilikia 1800 km (70 hari) 1800 km (70 hari)
Yerusalem 44M 1080 km (45 hari) 1080 km (45 hari)
Galatia 1440 km (60 hari) 980 km dilaut (10hari) 2420 km (70 hari)
Yerusalem 48M 1080 km (45 hari) 1080 km (45 hari)
Makedonia/ Akhaya 3110 km (125 hari) 2060 km dilaut (20 hari) 5170 km (145 hari)
Asia 2900 km (115 hari) 3210 km dilaut (15 hari) 6110 km (150 hari)
Spanyol 1000 km (40 hari) 1800 km dilaut (15 hari) 2800 km (55 hari)
Kreta 120 km (5 hari) 1300 km dilaut 1420 km (19 hari)
Perjalanan terakhir 900 km (35 hari) 1700 km dilaut (17 hari) 2570 km (52 hari)

BAB II

TUGAS MISI MENURUT SURAT-SURAT PAULUS

12
Paulus menulis surat surat nya sebagai pendeta gereja yang didirikan oleh nya atau oleh orang
lain. Ia menulis sebagai teolog yang membantu gereja gereja lokal untuk memahami Injil
secara lebih lengkap dan lebih konsisten.

2.1 Surat kepada jemaat di Galatia

Paulus menggambarkan pertobatan dan panggilannya untuk melakukan pelayanan misi secara
luas dalam Galatia 1 daripada dalam lainnya. (Gal 1:1).

Paulus diutus bukan oleh para rasul di Yerusalem tetapi oleh Yesus Kristus dan Allah Bapa.

Sama seperti Yesaya dan Yeremia Paulus dipilih Allah sejak dalam kandungan. Ia dipanggil
Allah untuk memberitakan firman kepada bangsa-bangsa.

Paulus berpendapat bahwa hanya iman kepada Yesus Kristus lah yang memberikan
kebenaran, pengampunan, keselamatan, dan pengangkatan Kita sebagai anak dalam keluarga
Allah dan Roh Kudus.

2.2 Surat Kepada Jemaat di Makedonia : Tesalonika dan Filipi.

Paulus menulis dua surat kepada Jemaat di Tesalonika pada 50 M dan 1 surat kepada Jemaat
di filipi pada 57 M.

1 Tesalonika 1:4-10. Teks ini menunjukkan bahwa Paulus sangat menyadari pentingnya
kontak awal yang ia jalin dengan penduduk di sebuah kota baru.

Pengamatan berikut membantu kita memahami teks ini.

1. Khotbah Paulus berfokus pada Allah, yaitu pada satu Allah Yahudi yang sejati.

2. Fakta bahwa Paulus menggunakan nama Yesus tanpa gelar Kristus menunjukkan
bahwa ketika ia berkotbah kepada pendengar baru, yang mengisahkan kehidupan dan
pelayanan Yesus sebelum menjelaskan tentang pentingnya kematian dan kebangkitan
dengan sebagai peristiwa yang Sentral yang membuat pesannya menjadi "kabar baik".

3. Paulus memberitakan Yesus Sebagai pribadi historis sekaligus Anak Allah.

4. Paulus memberitakan Yesus sebagai Juruselamat yang membebaskan kita dari


hukuman Allah yang akan datang.

13
5. Tujuan pertobatan para penyembah berhala adalah beriman kepada Allah (1
Tesalonika 1 ayat 8).

2.3 Surat kepada jemaat di Akhaya : Korintus

Dalam 1 Kor 3:5-15, Paulus memberitakan penjelasan yang lebih luas Tentang
pemahamannya mengenai pekerjaan misi.

Dalam perikop yang panjang ini, Paulus menggambarkan perannya sebagai pendiri gereja
sebagaimana peran para guru dan pengkhotbah lain yang bekerja dalam gereja yang telah ia
dirikan. Argumen Paulus mengungkapkan keyakinan berikut tentang pekerjaan misi.

1. Paulus memahami dirinya sebagai hamba.

2. Allah adalah Tuhan (Kurios) atas pekerjaan misi dan pekerjaan gereja (1 Kor 3:5).

3. Ikatan yang mempersatukan pengkhotbah dan guru dengan Tuhan meneguhkan


kesatuan pelayanan semua pengkhotbah dan guru yang melayani di gereja.

4. Paulus memahami dirinya sebagai missionaries perintis, yang dipanggil Allah


untuk menanam dan meletakkan dasar ( 1 Kor 3:6,10), yaitu mendirikan jemaat baru.

5. Kesuksesan selalu berasal dari Allah semata ( 1 Kor 3:6-7)

6. Jemaat yang baru didirikan adalah ladang Allah, Bangunan Allah (1 Kor 3:9).

7. Tanggung jawab missionaries menjadi jelas dalam pernyataan bahwa masing-


masing akan menerima upah sesuai pekerjaan nya. Allah adalah tuan para misionaris
dan guru ( 1 Kor 3:8).

8. Paulus telah dipanggil untuk mendirikan jemaat ( 1 Kor 3:10).

9. Fondasi yang diletakkan Paulus adalah Yesus Kristus sendiri ( 1 Kor 3:11).

10. Pengkhotbah dan guru bertanggung jawab atas cara mereka membangun di atas
"fondasi Yesus Kristus", (1 Kor 3:12-15).

2.4 Surat kepada jemaat di Roma

Surat Paulus kepada Jemaat di Kota Roma Dapat dibaca sebagai dokumen misi.

14
Tekanan berikut pada suratnya sangat penting.

1. Paulus menekankan lingkup internasional dan universal pelayanan isinya dari


Yerusalem sampai Ilirikum dan Spanyol (Rm 15:9,24,28).

2. Pekerjaan misi dan refleksi teologis tentang Injil saling bergantung.

3. Dalam Roma 1-3, Paulus menjelaskan sifat dosa dan konsekuensinya.

4. Pondasi keselamatan-historis Injil dan misi umat Allah memiliki konsekuensi


khusus dan praktis untuk prosedur taktis pekerjaan misi : Allah menyapa orang
Yahudi terlebih dahulu (Rm 1:16; 2:9;-10 ;9-11).

5. Pekerjaan misi Paulus dan gereja berfokus pada pemberitaan keselamatan Allah
dalam diri Yesus yang disalibkan dan bangkit, yang adalah Mesias (Rm 3:21-23).

6. Paulus Menceritakan sejarah umat manusia (Rm 1:18-32; 5:12-21).

7. Pesan misi ini bukan merupakan teori filosofis atau hermeneutik.

8. Pekerjaan misi selalu memperhitungkan situasi khusus pendengarnya.

9. Baik Paulus maupun gereja hanya bisa menjadi efektif dalam misi Dan penginjilan
bila kasih Allah diwujudkan di tengah-tengah gereja dalam kehidupan setiap orang
percaya (Rm 12:1-15:29).

2.5 Surat kepada jemaat di Asia : Kolose dan Efesus

Paulus menulis surat kepada Jemaat di provinsi Asia: kepada Jemaat di Kolose dan orang
percaya di Efesus kedua surat ini mungkin ditulis pada 60 M ketika ia dipenjara di Roma.
Paulus menjelaskan aspek sentral misinya dan pelayanan rekan sekerjanya.

1. Paulus menderita sebagai rasul Yesus Kristus.

2. Paulus sebagai "pelayan" (diakonos) (Kol 1:25)

3. Paulus menjelaskan proses pemberitaan Firman Allah dengan kata kerja yang
berbeda (Kol 1:28)

4. Kegiatan misi adalah pekerjaan yang berat (Kol 1:29)

Efesus 3:1-13 menjelaskan pekerjaan misinya dalam istilah "Rahasia" yang disingkap
kan Allah kepadanya.

15
2.6 Surat kepada rekan sekerja : Timotius dan Titus

Paulus memberi pengarahan kepada Timotius untuk memastikan bahwa sikap orang percaya
di gereja-gereja di Asia kecil mendukung penyebaran Injil. Orang-orang Kristen seharusnya
memusatkan perhatian pada hal-hal yang berguna untuk memajukan pekerjaan Allah ( 1 Tim
1:4).

1 Tim 2:1-4 Paulus menasihati orang percaya untuk mendoakan semua orang,
termasuk raja-raja dan semua pembesar.

2 Tim 4:5 Paulus menasihati Timotius untuk melakukan pekerjaan pemberitahuan


Injil.

Titus 2:3-5 Nasihat kepada "perempuan-perempuan yang tua"

2.7 Rasul Paulus sebagai Misionaris, Pendeta, Dan Teolog

Pemahaman Paulus tentang dirinya sendiri sebagai Rasul Yesus Kristus dan sebagai
misionaris, pendeta, dan teolog bisa diringkas sebagai berikut:

1. Allah adalah Kyrios, Tuhan atas pekerjaan misi (1 Kor 3-5)

2. Efektivitas dalam pekerjaan Misi dan pelayanan Pastoran tidak bergantung pada
orang atau program, atau pada teknik retorika atau metode yang terperinci.

3. Yesus Kristus yang disalibkan dan bangkit adalah isi khotbah misi sehingga
menjadi fondasi, kriteria, dan ukuran pendirian gereja serta pertumbuhan gereja (1
Kor 1:23; 2:2; 3:11; 15:2).

4. Paulus menyadari dirinya adalah pelayan Allah.

5. Paulus memahami pekerjaan misinya sebagai pemberitaan publik tentang


kemenangan Allah, yang telah menaklukkan dan menuntunnya melalui dunia dalam
prosesi kemenangannya (2 Kor 2:14-16).

6. Paulus mengenal dirinya dipanggil oleh Allah untuk bekerja sebagai misionaris
perintis yang "menanam" gereja, yang meletakkan dasar sebagai "ahli bangunan",
yang maksutnya adalah mendirikan komunitas baru orang percaya (1 Kor 3:6,10;
9:10).

16
7. Proses sentral pekerjaan misi adalah pemberitaan kabar baik secara lisan tentang
Yesus sang Mesias dan Juru selamat (Rm 10:14-17; 15:18; 1 Kor 15:1, 2, 11 ; Kol
1:28).

8. Peraturan dasar pekerjaan misi adalah perhatian terus-menerus pada pendengarnya:


orang Yahudi harus dijangkau dengan Injil sebagai orang Yahudi, dan orang non-
yahudi harus dijangkau dengan Injil orang non-yahudi (1 Kor 9:19).

9. Paulus tidak puas dengan kesuksesannya. Ia ingin menjangkau lebih banyak orang
di seluruh dunia dengan Injil (1 Kor 9:19; Rm 10:18).

10. Paulus tidak bekerja sendirian. Ia mengelilingi dirinya dengan misionaris dan
rekan sekerja lainnya.

11. Paulus yakin bahwa pekerjaan ini memiliki peran penting dalam pernyataan
rahasia Allah tentang rencana keselamatannya (Efesus 3:1-13).

12. Para misionaris, pengkotbah, dan guru yang terlibat dalam usaha membangun
gereja bertanggung jawab kepada Allah atas tindakan dan motivasi mereka.

17
BAB III

PESAN MISI RASUL PAULUS

Khotbah misi Paulus tidak dicatat, kecuali ringkasannya yang dicatat oleh Lucas dalam kitab
kisah para rasul.

3.1 Khotbah di hadapan orang Yahudi

Lukas menggambarkan khotbah misi Paulus di Sinagoga di hadapan orang Yahudi saat
pekerjaan misi Paulus di Antiokhia Pisidia (Kisah 13:14-50).

Kisah Para Rasul 13:16-41 merupakan ringkasan khotbah Paulus yang pertama dan
terpanjang yang dilaporkan Lukas dalam Kisah Para Rasul.

3.2 Khotbah di Hadapan Orang Non-Yahudi

Lukas memberikan contoh khotbah penginjilan Paulus di hadapan orang-orang dari bangsa
lain (non-Yahudi).

Kisah Para Rasul 14:15-17 merupakan khotbah Paulus di Listra. Berikut ringkasannya :

Perbedaan antara manusia dan Allah (Kis 14:15) :

1. Sapaan "hai kamu sekalian"

2. Pertanyaan pembuka

3. Peneguhan bahwa manusia bukan Allah

Pemberitahuan tentang satu Allah yang sejati.

1. Kesia-siaan olah tradisional

2. Perlunya berpaling dari berhala-berhala

3. Kabar baik tentang kemungkinan menyembah Allah yang hidup

4. Satu Allah yang sejati adalah pencipta semesta

5. Allah tidak turut campur dalam masalah bangsa-bangsa penyembah berhala pada
masa lalu

6. Allah memerhatikan bangsa-bangsa tersebut, bahkan pada masa lalu.

Jadi, Paulus mengajar penduduk Listra 5 kebenaran tentang Allah.

18
1. Allah hadir dalam pekerjaan penciptaan, yang menjadi saksi bisu kebaikan-Nya.

2. Allah dalam kebaikan-Nya berusaha memuaskan kebutuhan orang yang dia


perhatikan.

3. Allah ingin umatnya mengalami sukacita dalam hati mereka.

4. Hanya Allah yang layak disembah.

5. Allah tidak lagi mengizinkan bangsa non-Yahudi untuk menuruti jalan mereka
sendiri.

3.3 Menjelaskan Injil di lingkungan kota

Kisah Para Rasul 17:22-31 khotbah Paulus dihadapan anggota sidang untuk meyakinkan
hakim di kota itu bahwa ia tidak memperkenankan allah baru kepada pantheon dewa di
Athena.

Lima keyakinan yang dianut filsuf Stoa digunakan oleh Paulus untuk menjelaskan Allah Sang
Pencipta yang ia beritakan di Athena.

1. Kaum stoik percaya bahwa allah bersifat kekal.

2. Kaum stoik pada saat itu sedang berbicara mengenai dewa dalam bentuk tunggal
(Zeus).

3. Pemahaman kaum Stoik tentang allah secara esensial bersifat panteistik. Seneca
menyatakan bahwa "allah itu dekat kamu, dengan kamu, dan di dalam kamu". Paulus
menyatakan bahwa didalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada (ayat 28).

4. Kaum Stoik percaya terhadap pemeliharaan allah. Paulus sependapat (ayat 24-26).

5. Penghakiman allah juga bukan hal yang asing bagi kaum Stoik. (Ayat 31).

Pandangan Epikurian yang dipakai Paulus adalah sebagai berikut.

1. Epikurian percaya kepada alah yang hidup, kekekalan jiwa, dan berkat ilahi. Ini
konsep yang bisa diterima Paulus

2. Epikurian percaya bahwa pengetahuan akan dewa tampak jelas, satu fungsi
penalaran manusia. Paulus setuju maka ia menulis Kis 17:23

19
3. Filsuf Epikurian berpendapat bahwa dewa-dewa tidak hidup di kuil yang dibangun
manusia. Paulus setuju maka Paulus menulis Kis 17:24.

4. Kaum Epikurian menolak persembahan kurban kepada dewa-dewa, dengan


berpendapat bawah allah tidak membutuhkan manusia. Paulus setuju dan menulis Kis
17:25

Ahli eksegesis dan missiologi seringkali menyebut ini sebagai kontekstualisasi.

3.4 Konfrontasi ideologis: Pemberitaan tentang Yesus sang Mesias dan Kurios.

Tekanan utama khotbah misi Paulus adalah pemberitaan Yesus sang Mesias dan Kurios
dunia.

Paulus memberitakan Yesus dari nazaret untuk menjadi juruselamat mesianik yang
dinantikan orang Yahudi, dan ia memberitakan Tuhan sebagai satu-satunya juruselamat sejati
yang adalah Yesus Kristus, baik bagi pendengar Yahudi maupun penganut politeisme. Lukas
mengintisarikan khotbah misi Paulus dalam ayat terakhir Kitab kisah para rasul (28:31).

Yesus sang Mesias. Dalam surat-surat Paulus, penggunaan istilah christos sebagai sebutan
untuk Yesus sudah biasa. Kristus adalah nama diri bukan sekedar julukan.

Yesus Tuhan. Paulus tidak sekadar memberitakan bahwa Yesus menyatakan diri sebagai
Mesias yang dijanjikan. Paulus memberitakan bahwa Yesus telah bangkit dari kematian dan
sekarang menjadi Mesias yang dijanjikan dan menempati otoritas sebagai Tuhan, yang
menuntut ketaatan semua manusia.

Yesus Juru selamat yang disalibkan. 1 Tesalonika 5:8-10 ; Galatia 1:4 ; Galatia 2:20 ; 1
Korintus 15:3 ; 1 Korintus 1:17-18 ; 1 Korintus 2:2.

3.5 konfrontasi Budaya : Pemaparan Injil

Khotbah misi Paulus di depan orang-orang Yahudi dan non- Yahudi tidak boleh dipisahkan
secara tegas dari pengajaran pastoralnya di depan para pengikut Yesus.

Posisi penting dan prestise. Pembahasan Paulus tentang sikap orang Kristen di Korintus
dalam 1 Kor 1:18-4:21 menekankan keyakinan teologis serta menyimpulkan dampaknya pada
sikap jemaat dan para pemimpinnya.

Gaya hidup hedonistik.

20
-Paulus berturut-turut memberi komentar tentang gaya hidup hedonistik beberapa
orang percaya di Korintus yang masih terus bersikap sekuler. Ketika ia mengevaluasi
tindakan inses seorang anggota gereja (1 Kor 5:1-13), ia menyatakan pengakimannya.

- Ketika Paulus menasehati Jemaat di Korintus untuk tidak mengunjungi para


perempuan cabul (1 Kor 6:12-20).

- ketika Paulus membahas kehidupan orang percaya dalam memakai pemaparan bukti
yang ringkas tentang kebangkitan tubuh dari kematian (1 Kor 15:1-58), ia
menyodorkan dasar untuk menyangkal gaya hidup hedonistik.

- Tuntutan hukum dan pesta di kuil-kuil berhala. Dalam pembahasan hukum tentang
pesta di kuil berhala, itu dipaparkan di (1 Kor 8:1-11:1).

-Egoisme dan perhatian terhadap orang miskin (1 Kor 11:17-34).

3.6 Konsolidasi Pastoral : Dorongan Bagi para Pengikut Yesus.

Paulus memberitakan Injil Yesus Kristus kepada orang Yahudi dan non Yahudi. Setelah
seseorang bertaubat pada iman kepada Yesus Kristus Paulus mendirikan komunitas lokal
pengikut Yesus. Lalu langkah selanjutnya adalah melakukan konsolidasi pastoral untuk
meneguhkan Iman orang yang baru percaya.

Prioritas pekerjaan Pastoral Paulus bisa digambarkan dengan ringkas sebagai berikut:

1. Paulus terus-menerus mengutip atau menyinggung ayat Alkitab.

2. Paulus mengajarkan seluruh maksud Allah kepada para petobat baru (Kos 20:27 &
Kis 20:20).

3. Paulus berusaha mendorong pertumbuhan rohani orang orang percaya.

4. Paulus bekerja untuk meneguhkan persekutuan orang percaya sebagai umat Allah
dan bait Allah dan keluarga Allah, sebagai tubuh Kristus dan sebagai komunitas Roh.

3.7 Konfrontasi Apologetim : Pembelaan Injil

Pembelaan Paulus terhadap Injil yang telah diajarkan bersama rasul-rasul lain tidak berfokus
pada serangan terhadap lawan lawan mereka. Sebaliknya, Paulus memaparkan Injil Yesus
Kristus yang menunjukkan relevansinya untuk pertanyaan yang diajukan.

21
Sejak kematian dan kebangkitan Yesus sang Mesias, pembenaran orang-orang berdosa
dipisahkan dari ketaatan pada hukum Musa. Karena Allah telah menaklukkan dosa dan maut
dikayu salib melalui kebangkitan Yesus, umat manusia dibenarkan hanya melalui iman
kepada Allah yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati. Karena iman yang
membenarkan tergantung pada kasih karunia Allah dan kasih karunia Allah menjangkau
semua orang berdosa.

Eksposisi Paulus :

1. Dosa dan kesalahan universal yang mengakibatkan datangnya murka Allah (Rm
1:18 - 3:20).

2. Siapa Yesus itu? (Rm 1:3-4)

3. Apa yang dikerjakan Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat Allah, menghasilkan
pembenaran oleh kasih karunia Allah melalui iman, berdasarkan kematian-Nya di
kayu salib (Rm 3:21-31).

4. Sifat umat perjanjian Baru Allah sebagai keturunan Abraham, yang dinyatakan
benar berdasarkan imannya sebelum ia disunat (Rm. 4).

5. Hubungan orang percaya yang baru dengan Allah (Rm 5:1-11).

6. Tersedianya karunia kebenaran dan kehidupan Allah melalui Yesus secara


universal (Rm 5:11-21).

7. Kehidupan baru orang percaya yang tidak lagi di bawah tekanan untuk berbuat dosa
karena mereka oleh iman dikaitkan dengan kematian Kristus (Rm 6).

8. Sifat dosa, yang memanipulasi hukum Allah dan memaksa orang untuk melanggar
perintah Allah.

9. Roh Kudus sebagai kuasa hadirat Allah.

10. Kepastian pembenaran orang percaya dalam pengakiman terakhir dan kemuliaan
pada masa yang akan datang (Rm 8:18-39).

11. Ketidakpercayaan orang Yahudi, pentingnya pemberitaan Injil, pertobatan bangsa


Yahudi (Rm 8-11)

12. Kehidupan baru orang percaya (Rm 12-15).

22
BAB IV

TUJUAN MISI RASUL PAULUS

Tujuan pekerjaan misi Paulus berfokus pada pemberitaan Injil kepada orang Yahudi dan non-
Yahudi yang tinggal di kota-kota antara Yerusalem dan Illirikum serta Spanyol.

4.1 Memberitakan Injil

Penjelasan Paulus tentang tugas misinya, berfokus pada pemberitaan Injil sebagai tujuan
utama (Roma 1:1).

4.2 Memberitakan Injil kepada orang Yahudi dan non-Yahudi

Paulus memberitakan kabar keselamatan tentang Yesus, Juruselamat mesianik dan Tuhan,
kepada pendengar Yahudi dan non-Yahudi (1 Kor 9:19-23).

Orang Yahudi kadang disapa Paulus dengan sebutan "orang Israel". Paulus yakin bahwa
orang Yahudi perlu mendengar kabar tentang Yesus Mesias agar menjadi anggota umat
perjanjian baru yang benar milik Allah.

Tidak ada perbedaan status di hadapan Allah antara orang Yahudi dan non-Yahudi berkenaan
dengan dosa mereka. Mereka sama-sama tak berdaya menghadapi murka Allah, yang
menghukum orang berdosa (Rm 1:18-3:20).

4.3 Gerakan Geografis

Geografis jangkauan misi Paulus adalah Tarsius, Kilikia, Lidia, Mesekh, Rosh, Tubal,
Tawan, Damsyik, Arabia, Antiokhia Siria, Siprus, Galatia, Makedonia, Akhaya, Efesus,
Spanyol, dan mungkin di Kreta.

4.4 Pertobatan banyak orang

Tujuan misi Paulus adalah menghasilkan pertobatan orang Yahudi dan non-Yahudi pada
iman kepada Yesus Mesias, Juruselamat dan Tuhan.

Bagi Paulus, komitmen mereka yang konsisten kepada-Nya merupakan topik yang lebih
penting daripada pertobatan yang sudah mereka alami.

Untuk mendapatkan keselamatan, Paulus menantang mereka untuk datang pada Iman kepada
Yesus Kristus.

23
Dalam Kitab Kisah Para Rasul, pertobatan dihubungkan dengan pengampunan dosa,
pembaptisan, serta penerimaan keselamatan dan Roh.

Menurut Roma 10:9, pertobatan terjadi melalui pengakuan yang menuntun orang untuk
berpaling kepada Allah dan Mesias.

4.5 mendirikan komunitas pengikut Yesus

Pekerjaan Misi Paulus tidak berakhir dengan pemberitaan kabar baik tentang Yesus Kristus
secara lisan dan pertobatan orang. Paulus mendirikan jemaat, komunitas laki-laki dan
perempuan yang datang pada iman kepada Yesus Mesias dan Juruselamat, dan yang datang
bersama untuk belajar Alkitab, diajar seluruh maksud Allah, Belajar mengingat perbuatan
Yesus Kristus, menemukan kehendak Allah bagi hidup mereka dan merayakan keselamatan
Allah dalam Yesus Kristus dengan dia, puji-pujian, dan nyanyian rohani.

Misionaris dan murid baru pertama membentuk sebuah komunitas-komunitas yang terdiri
dari dua orang yang berkumpul dalam nama Yesus. Yesus menjanjikan kehadiran-Nya
(Matius 18:20).

4.6 mengajar petobat baru

Tantangan untuk mendirikan dan meneguhkan gereja-gereja baru sangat besar.


Penggabungan orang percaya Yahudi dan non-Yahudi tidaklah mudah. Karena perbedaan
adat istiadat dan budaya.

Petunjuk teologis. Ketika Paulus mengajar orang Yahudi yang telah bertobat pada iman
kepada Yesus sang Mesias. Ia bisa mengandalkan pengetahuan mereka tentang Alkitab.
Mereka harus memahami misalnya, hukum tentang kesucian dan makanan dalam Taurat tidak
benar lagi, karena kekurusan sudah diteguhkan dan dianugerahkan oleh Yesus Kristus satu
kali untuk selamanya.

Sedangkan untuk yang non-Yahudi bisa mengacu pada sejumlah unsur konsep penyembahan
berhala tentang kelahiran, tetapi hanya dalam istilah yang sangat umum.

Petunjuk Etis. Fokus penting kedua adalah petunjuk Etis untuk orang yang baru percaya.
Mereka harus belajar tujuan umum dan kehendak Allah yang dinyatakan secara terperinci,
baik secara teoritis maupun praktis. Dalam banyak bidang moralitas ia harus melatih para
petobat baru non Yahudi lain dengan cara tingkah laku yang baru.

24
Petunjuk mengenai kehidupan gereja. Paulus harus mengajar orang yang baru percaya
tentang bentuk-bentuk keagamaan dan cara tingkah laku baru selama pertemuan jemaat.

Pelayanan penginjilan. Pengajaran Paulus mencakup dorongan kepada orang percaya supaya
menceritakan kepada orang lain tentang iman mereka kepada Yesus Kristus. Paulus memuji
komitmen misi Gereja di Tesalonika (1 Tes 1:8) dan Orang Kristen di Filipi atas persekutuan
mereka dalam berita Injil (Filipi 1:5).

4.7 Melatih Misionaris Baru

Tujuan pekerjaan misi Paulus selanjutnya adalah melatih misionaris baru. Bisa jadi rekan
sekerja Paulus yang menyertai misi Paulus sengaja disiapkan atau dilatih Paulus untuk
menjadi Misionaris.

25
BAB V.

METODE MISI RASUL PAULUS

1. Orang perlu mendengar pesan tentang Yesus Kristus. Hal ini disampaikan dengan cara
pendekatan tertentu sehingga kabar tentang Kristus bisa disampaikan. Misalnya Khotbah,
ceramah, Atau pembicaraan pribadi.

2. Paulus mendatangi tempat tinggal mereka, agar mereka mendengar Injil.

3. Rasul Paulus pergi ke provinsi-provinsi Romawi untuk dapat memberitakan Injil.

4. Agar orang dengar Injil mereka harus ditemukan di tempat-tempat yang biasa mereka
ditemukan seperti sinagoga alun-alun pusat, pasar dan Agora.

5. Paulus tidak membedakan identitas dan kelompok etnis orang yang akan mendengarkan
injilnya.

6. Mempertimbangkan prinsip prinsip retorika.

7. Membentuk komunitas orang percaya.

5.1 Kota, Wilayah, dan Provinsi.

Kota-kota tempat pekerjaan misi Paulus.

1. Damsyik (Allah memanggilnya untuk orang non-Yahudi).

2. Arabia (karena wilayah inilah yang berbatasan langsung dengan Damsyik).

3. Yerusalem (Bertemu Kefas, Selain itu ia harus berhubungan dengan orang Yahudi
dulu, baru non Yahudi).

4. Siria dan Kilikia (Tarsus adalah tempat Paulus berkhotbah, Tarsus juga kota asal
dari Paulus).

5. Antiokhia (Siria).

6. Siprus (Barnabas penduduk asli Siprus, orang percaya Yahudi telah meninggalkan
Yerusalem setelah pembunuhan Stefanus dan mereka bermisi di Siprus).

7. Galatia (Antiokhia Pisidia, Ikonium, Listra, Derbe).

26
8. Periode ke-8 Paulus melalui perjalanan Darat dari Antiokhia Siria via Tarsus dan
pintu gerbang Kilikia di arah barat via Sebaste. Tujuan Paulus adalah memberitakan
Injil di Asia (Kis 16:6). Ia berkhotbah di tempat-tempat dimana ia kebetulan berada.

9. Periode ke-9 pekerjaan misi Paulus dikaitkan dengan kota-kota Athena dan
Korintus di Provinsi Akhaya. Tidak ada strategi yang digunakan Paulus disini.

10. Pekerjaan misi periode ini berlangsung 3 tahun, 52-55 M. Selama periode
tersebut, ia memberitakan Injil di Efesus, ibu kota Provinsi Asia. Paulus ditemani
Akwila dan Priskila.

11. Periode ke-11 adalah periode singkat di Illirikum.

12. Fase ke-12 Paulus memutuskan untuk menyerahkan dana yang diperlukan yang
dikumpulkan nya dari jemaat di Makedonia dan Akhaya untuk diserahkan kepada
jemaat di Yerusalem. Lalu Paulus ditangkap di Yerusalem dan berusaha
membunuhnya. Paulus ditangkap oleh tentara Romawi dan menjadi tahanan Kaisarea
2 tahun. Sambil menunggu pengadilan nya ia dipindahkan ke Roma setelah
menggunakan haknya sebagai warga negara. Selama itu, Paulus menggunakan setiap
kesempatan yang ada untuk berbicara tentang Yesus Kristus.

13. Dikaitkan dengan 2 atau 3 tahun pemenjaraan di Roma pada 60-62 M. Paulus
mampu bertemu dengan para pemimpin komunitas Yahudi di kota Roma.

14. Periode Misi ini dikaitkan dengan Spanyol. Paulus bermaksud menjangkau
Spanyol sejak 56/57 M. Mengapa Paulus ingin ke Spanyol? Ternyata menurut
pandangan Yahudi dan Ibrani, Spanyol adalah ujung bumi bagian barat, ini sesuai
perintah Kristus jika diartikan secara harfiah (Kis 1:8).

Paulus mengabarkan Injil di :

1. Kota-Kota

2.desa-desa

3. provinsi

5.2 Sinagoga, Pasar, Ruang Kuliah, Tempat kerja dan Rumah pribadi

-Sinagoga. Karena Paulus ingin menjangkau orang Yahudi, maka Paulus harus
melakukan kontak awal di Sinagoga di tempat dimana ia memberitakan Injil.

27
-Pasar. Kelompok orang yang lebih luas dijangkau adalah alun-alun. Agora adalah
pusat politik dan perdagangan kota (Kis 17:17).

-Ruang Kuliah. Menurut Kisah 19:9, Paulus mengajar tiap hari di ruang kuliah
Tiranus, ketika ia memberitakan Injil di Korintus.

- Tempat kerja. Pekerjaan Paulus sebagai tukang kemah atau tukang kulit (Kis 18:3)
memberi kesempatan baginya untuk mengajar dalam lingkungan alami tempat kerja
dimana ia bisa bertemu dengan orang berbagai macam profesi.

- Rumah-rumah Pribadi. Kesuksesan pendirian komunitas baru berkaitan erat


rumah-rumah pribadi. Keluarga adalah realitas sosial yang paling mendasar.
Pekerjaan misi bukan hanya menuntun pada pertobatan individu, melainkan
pertobatan Yesus Kristus

-Metode misi. Satu-satunya strategi misi Paulus adalah penggunaan semua sarana
yang tersedia untuk memberitahukan kabar tentang Yesus Kristus

5.3 Identitas Etnis, Kelas, Dan Budaya

Identitas etnis : Orang Yahudi dan Non Yahudi. Paulus tidak membedakan apa etnis
orang itu. Ia berkonsentrasi memberitakan Injil dan tidak menggunakan strategi yang
berfokus pada etnis tertentu.

Kelas Sosial : Kaum Elite dan Kaum terpinggirkan. Paulus mengajarkan untuk menjadi
satu-kesatuan antara kaum elit dan kaum terpinggirkan (Gal 3:28 ; 1 Kor 1:26-29 ; 1 Kor
12:13 ; Rm 1:14-16 ; Kol 3:11).

Budaya. Apakah Paulus adalah Misionaris Lintas Budaya? Paulus adalah model yang
tepat sebagai misionaris Lintas Budaya.

5.4 Menjalin Kontak Sebagai Pembicara Publik

Paulus mengunjungi Sinagoga setempat. Paulus memiliki kerendahan Hati dan penundukan
diri untuk menjangkau orang non-Yahudi. Paulus tidak membedakan kelas sosial, budaya,
etnis.

5.5 sifat persuasif pesan : Masalah Retorika

Paulus dan Retorika. Paulus sangat menyadari gayanya dalam memberitakan kabar tentang
Yesus ketika ia tiba di kota.

28
Retorika Yunani-Romawi. Kita mesti melihat unsur dasar retorika Yunani-Romawi, untuk
memahami penyangkalan Paulus terhadap khotbah misinya.

Khotbah Paulus di Korintus. Paulus ketika menginjil di Korintus, ia tidak ingin


memamerkan kefasihan nya. ia tidak berminat untuk di puji orang.

5.6 Kredibilitas Utusan

Kredibilitas pribadi merupakan faktor penting ketika orator berkunjung ke satu kota
untuk pertama kali dan berusaha menjalin kontak dengan penduduk. Kredibilitas penting
untuk bagi seorang orator karena pengenalan tentang karakter pembicara yang baik bisa
menggerakkan pendengar untuk percaya kepadanya daripada argumennya.

5.7 Penjelasan untuk kesuksesan Misi

Kesuksesan misi Paulus adalah karena daya tarik dari pesan Injil itu sendiri yang
difokuskan Paulus pada tawaran keselamatan dari dosa dan pendamaian dengan Allah (1 Tes
1:9-10; 2 Kor 5:18-21). Tawaran pembebasan dari dosa dan kesalahan, tawaran pengharapan
untuk eksistensi yang sempurna setelah kematian, tawaran persekutuan dengan orang dari
segala latar belakang kehidupan dan semua kelas masyarakat tentu saja menarik.

29
BAB VI

TUGAS MISIONARIS ABAD KE-21

Pertama, harus dipahami bahwa teolog, ahli misi, gembala, pemimpin gereja,
misionaris yang membaca teks PB yang relevan akan menghasilkan dampak yang lebih kuat
daripada orang yang membaca teks secara sambil lalu atau mengacu pada teks Alkitab hanya
sebagai teks pembukti. Kebutuhan akan eksegese yang serius bersifat permanen dan terus-
menerus.

Kedua, cara Khotbah harus sesuai Kontekstualisasi, sesuai dengan siapa


pendengarnya, dimana kita berkhotbah.

Ketiga, cara khotbah merumuskan aturan, perintah langsung, atau larangan sikap
tertentu. Larangan lazim dan teks-teks etika (misal Markus 10:2-12).

Keempat, cara khotbah simbolis yang memberikan kategori dasar untuk memahami
dan menafsirkan realitas dalam kasus tugas misi (1 Kor 1:18-2:5).

Ada 4 sumber hikmat :

1. Alkitab
2. Tradisi
3. Penalaran
4. Pengalaman

Tidak mudah untuk menjaga keseimbangan keempat sumber hikmat itu. Perbedaan
denominasi membuat perbedaan pandangan mengenai apa otoritas tertinggi dalam sumber
hikmat.

6.1 Panggilan dan pengurtusan Misionaris

Dalam perjanjian baru, kedua belas rasul maupun Paulus, rasul lain, melakukan
pelayanan misi secara sukarela.

Panggilan misionaris. Pertama, para Rasul maupun Paulus memasuki pelayanan


yang saat ini kita bilang fulltime atau pengabdian.

Kedua, Paulus menekankan Karunia Roh, maka ada kewajiban kita untuk terlibat
dalam pelayanan sesuai dengan karunia yang telah Tuhan berikan.

30
Latihan persiapan. Para pengikut Yesus yang telah dipanggil dalam pelayanan
purnawaktu dan pengabdian sebagai misionaris mempersiapkan diri mereka sendiri.

Pengutusan Misionaris. Kedua belas rasul dan Paulus diutus oleh Yesus. Ketika
Paulus dan Barnabas diutus untuk bermisi, bukan jemaat yang mengutus mereka
melainkan Roh Kudus. Kepergian mereka didoakan oleh jemaat dan jemaat berpuasa
untuk mereka (Kis 13:3).

6.2 Isi Pemberitaan Misi

Isi pemberitaan Misi Paulus adalah :

1. Hanya ada satu Allah (1 Tes 1:9).


2. Orang Non-Yahudi yang menyembah entitas lain perlu mengakui kesia-siaan allah
mereka.
3. Orang yang terikat hawa nafsu dan tingkah laku yang najis akan dihukum oleh
Allah. (1 Tes 4:3-8)
4. Orang yang menolak Yesus akan mendapat Murka Allah (1 Tes 2:15-16).
5. Penghukuman Allah akan muncul dengan tiba-tiba dan tak terduga (1 Tes 1:10;
4:15-5:10)
6. Orang yang menyembah entitas lain harus menyerahkan diri kepada Allah agar
dapa diselamatkan (1 Tes 1:9; 5:9)
7. Orang Yahudi perlu melepaskan perlawanan mereka terhadap pemberitaan tentang
Yesus Mesias dan menerima pesan ini jika mereka ingin berkenan kepada Allah
dan diselamatkan (1 Tes 2:14-16; 5:9)
8. Yesus adalah anak Allah, Mesias yang dijanjikan dan Tuhan (1 Tes 1:1,10; 3:2;
5:9).
9. Yesus telah mati, tetapi dibangkitkan (1 Tes 1:10)
10. Melalui Yesus, Allah menganugerahkan keselamatan dari hukuman yang akan
datang (1 Tes 1:10).
11. Para pengikut Yesus mengharapkan Yesus datang dari surga (1 Tes 4:13-17)
12. Para pengikut Yesus akan bersama-sama menikmati dunia baru Allah yang
diwarnai kemuliaan (1 Tes 14:14)
13. Para pengikut Yesus adalah orang Yahudi dan non Yahudi adalah anggota
kerajaan Allah (1 Tes 2:9-12)
14. Para pengikut Yesus dituntun oleh kehendak Allah (1 Tes 2:9)

31
6.3 pemberitaan Injil dan pendirian gereja

Paulus berpendapat bahwa isi khotbah misi menentukan bentuk penyajian kabar
tentang Yesus. Dalam pemberitaan misi, strategi retorika memiliki nilai ambiguitas.

Misi dan Kuasa Allah. Misi dan kuasa Allah dan kuasa Roh Kudus menjadi
penyebab kesuksesan misi.

Menarget kelompok orang yang homogen. Ini adalah metode efektif untuk
pekerjaan misi dan pendirian gereja adalah fokus yang konsisten pada kelompok
orang atau unit-unit homogen.

Mengenai kesatuan gereja Paulus berkata dalam 1 Kor 1:10, Filipi 2:1-5, Efesus 4:1-6.

Teknologi bisa dimanfaatkan sebagai alat misi, misalnya Televisi. Tetapi Televisi memiliki
kelebihan dan kekurangan.

Metode dan mengikut Yesus Kristus. Metode nya adalah tentang bagaimana cara
pendekatan, cara berkomunikasi, yang terpenting adalah sesuai dengan berita tentang Yesus.

6.4 Pengajaran Pengikut Yesus

Paulus menghabiskan waktunya sebagian besar untuk mengajar petobat baru.


Pengajaran sangat penting bagi para petobat baru untuk membantu mereka memahami dan
fokus pengajarannya adalah teologi (Gal 1-4 ; Rm 1-11).

6.5 Tujuan dan Pekerjaan Gereja Lokal

1. mendidik melalui pengajaran.

2. bertemu dengan Tuhan melalui Pujian dan penyembahan

3. memperlengkapi orang untuk melakukan pekerjaan pelayanan misi

4. penginjilan dan pekerjaan misi.

5. mengabarkan Injil tentang Yesus dan Menjadi garam dan terang dunia.

Pertumbuhan dan metode gereja. Untuk membuat jemaat bertumbuh, maka gereja
berusaha memenuhi tujuan yang diberikan Allah untuk menyembah, bersekutu,
pemuridan, pelayanan dan misi.

32
Mengutus misi. Paulus mengharapkan gereja untuk terlibat dalam pelayanan misi,
untuk menyampaikan kabar tentang Yesus.

6.6 Tantangan Budaya

Tantangan dalam pekerjaan misi memang selalu ada. Dalam hal budaya pada masa
para Rasul juga menjadi persoalan. Salah satunya adalah sunat, dimana sunat dalam hukum
Taurat diwajibkan, tetapi Orang non Yahudi tetap bisa diselamatkan bahkan tanpa disunat.
Perbedaan ini disetujui oleh Allah sendiri (Kis 10-11). Ini menyebabkan konflik di kalangan
Kristen Yahudi.

Ekspansi gereja mula-mula oleh para misionaris zaman itu berulang-ulang mengalami
benturan dengan orang Yahudi, Yunani, dan terkadang dengan orang kristen yang menolak
perubahan. Ketidakcocokan budaya menjadi tantangan utama juga pada saat itu. Maka dari
itu diperlukan Kontekstualisasi.

6.7 Kuasa Allah

Kuasa Allah dan Kuasa Roh kudus berperan penting dalam perjalanan para rasul,
misionaris, Paulus (Rm 15:18-19) (1 Kor 1:18- 2:5). Kuasa Allah membawa mereka pada
pertobatan dan menyatukan mereka dalam peribadatan. Hanya oleh Roh Allah yang bisa
menciptakan kebenaran, kekudusan, dan penebusan.

33

Anda mungkin juga menyukai