G. Perencanaan Sosial
Seperti metode Represif lebih banyak digunakan, karena tujuan metode ini adalah menyembuhkan.
Namun kembali lagi bahwa harus mengetahui apakah itu permasalahan sosial atau bukan dengan cara
diteliti dan ditinjau sepenuhnya. Kalau memang itu permasalahan sosial barulah dapat dilakukan tahap-
tahap untuk memperbaiki permasalahan tersebut, seperti mengetahui apa sebab-sebab nya. Pemecahan
masalah sosial juga tidak dapat dilihat dari aspek sosial saja, perlu dilihat dari aspek-aspek lain yaitu dari
ilmu pengetahuan kemasyarakatan tentunya.
G. Perencanaan Sosial
Perencanaan sosial sangat penting bagi masyarakat tentunya, guna untuk menghindari masalah-
masalah yang sering terjadi minimal untuk mengurangi saja. Untuk itu perencanaan sosial harus bertujuan
untuk melihat jauh kedepan, dan memang sudah dipikirkan sejak dahulu oleh para sosiolog.
Ada beberapa hal yang mendasari perencanaan sosial yaitu, pengertian yang mendalam tentang
bagaimana kebudayaan berkembang dari taraf rendah ke taraf modern. Selain itu pengertian tentang
hubungan manusia dengan alam sekitar, hubungan dengan golongan-golongan dalam masyarakat, dan
pengaruh-pengaruh penemuan-penemuan baru terhadap masyarakat. Perencanaan sosial harus bertujuan
pula menghilangkan atau membatasi keterbelakangan unsur-unsur kebudayaan material atau teknologi.
Sebab kebanyakan permasalahan terjadi desebabkan oleh latarbelakang seseorang. Oleh sebab itu hal ini
harus cepat diatasi, karna bisa mengganggu masyarakat.
1. Kurangnya pengertian terhadap sifat hakikat masyarakat dan kekuatan-kekuatan yang membentuk
hubungan antarmanusia;
2. Kepercayaan bahwa masalah sosial dapat diatasi dengan semata-mata mendasarkannya pada suatu
memecahkan persoalan tadi, tanpa mengadakan penelitian-penelitian yang mendalam dan objektif.
Tetapi jauh lebih penting lagi bahwa untuk mengenali permasalahan sosiologi khususnya dalam
kemasyarakatan haruslah diteliti, supaya kita tahu sifat-sifat dari permasalahan itu seperti apa dan
bagaimana strategi untuk menyelesaikannya. Tentu dalam melakukan penelitian ini, tidak hanya dilakukan
oleh para sosiolog tetapi harus dibantu juga dari masyarakat tersebut. Oleh karena itu, masalah sosiologi
tidak akan selesai bila masyarakatnya tidak mengambil bagian didalam nya, dan supaya mereka juga dapat
belajar dan mengerti pada saat menyelesaikan masalah itu. Dengan demikian perencanaan ini harus
terstruktur agar perencanaannya tertata rapi agar tidak menimbulkan perubahan-perubahan yang tidak
diinginkan.
Tokoh ini merupakan bapak sosiologi yang pertama memeberi nama pada ilmu tersebut yatiu dari kata
socius dan logos. Menurut Aguste Comte mempunyai anggapan bahwa sosiologi terdiri dari dua pokok
yaitu, social statistics dan social dynamics.
Social statistic ialah mempelajari hubungan timbal balik antara lembaga-lembaga kemasyarakatan.
Sedangkan, social dynamics melihat bagaimana lembaga-lembaga tersebut mengalami perkembangan
atau perubahan sepanjang masa. Perkembangan ini dibagi lagi menjadi tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap teologis
Tingkat pemikiran ini beranggapan bahwa semua benda mempunyai jiwa karena suatu benda itu
mempunyai kekuatan yang berada diatas manusia. Tetapi cara pemikiran ini tidak dapat dipakai
dalam ilmu pengetahuan. Sebab ilmu pengetahuan harus berlandaskan hubungan sebab-akibat dan
gejala-gejalanya.
b. Tahap metafisis
Dimana gejala-gejala di dunia ini disebabkan oleh kekuatan-kekuatan yang berada diatas manusia.
Manusia belum berusaha untuk mencari sebab akibat gejala-gejala tersebut.
c. Tahap Positif
tahap ini merupakan tahap dimana manusia telah sanggup untuk berpikir secara ilmiah. Pada tahap
inilah berkembang ilmu pengetahuan.
Menurut Comte, masyarakat juga harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan menekankan
pentingnya penelitian perbandingan antara berbagai masyarakat yang berlainan.
Dia menguraikan materi sosiologi secara rinci dan sistematis. Dan objek nya adalah, keluarga, politik,
agama, pengendalian sosial, dan industri. Dia juga menekankan bahwa sosiologi menyoroti hubungan
timbal balik antara unsur-unsur masyarakat seperti pengaruh norma-norma atas kehidupan keluarga,
hubungan antara lembaga politik dengan lembaga keagamaan.