Semester : 2 (Malam)
Pendahuluan
Tetapi kira-kira tahun 34 seluruh hidup Paulus yang sedang di perjalanan ke kota Damsyik
diubah oleh penampakan Yesus yang telah bangkit dari alam maut. Tuhan yang bangkit
menyatakan kepadanya benarnya agama Kristen dan bahwa tugasnya yang khas ialah
mewartakan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi, Kis 9:3-16 dst: Gal 1:12,15 dst; Ef 3:2.
Sejak saat itu Paulus merelakan hidupnya untuk mengabdi Kristus, yang secara pribadi telah
“menangkapnya” untuk dijadikan pengikutNya, Fil 3:12. Sesudah tinggal beberapa lamanya
di Arabia, Paulus kembali ke Damsyik, Gal 1:17, dan mulai mewartakan Kristus di sana, Kis
9:20. Sesudah mengunjungi Yerusalem, Gal 1:18; Kis 9:26-29, maka dalam tahun 39 Paulus
pergi ke Siria dan Kilikia, Gal 1:21; Kis 9:30, sampai Barnabas mengajaknya kembali ke
Antiokhia, di mana mereka mengajar bersama, Kis 11:25 dst dan lihat 9:27.
Pertobatan rasul Paulus dicatat dalam Kis. 9, tetapi herannya Kis. 7:59 sudah memunculkan
tokoh Paulus, dan lebih aneh lagi hanya disinggung dalam satu ayat saja. Peristiwa itu terjadi
tatkala Stefanus mati martir[1] dengan dirajam. Pertobatan Paulus adalah suatu radical
change dalam hidupnya, suatu perubahan yang bersifat revolusioner dalam hidup Paulus
sehingga Paulus harus mempertanyakan kembali kebenaran kitab suci yang telah
dipelajarinya selama ini. Stefanus telah memberikan semacam gaya apolegetika[2] dalam
khotbah-khotbahnya, ditambah lagi visi yang dilihat Stefanus menjelang kematiannya[3].
Semua ini tentulah menjadi bahan pemikiran Paulus sebagai seorang yang moderat.
Perjalanan misi pertama Paulus diadakan tahun 46-48. Bertolak dari Antiokhia mengikuti rute
persinggahan Selamis ke Pafos ke Perga ke Antiokhia ke Ikonium ke Listra ke Derbe dan
kembali ke Listra ke Ikonium ke Antiokhia ke Pamfilia ke Perga ke Atalia dan sampai di
Antiokhia.
Antiokhia
Sebuah kota ‘modern’ dengan jumlah penduduk setengah juta jiwa, ada sebuah jalan raya
yang menakjubkan, dibangun oleh Herodes Agung, 15 mil dari Laut Tengah. Terletak pada
rute perdagangan utama, menjadi kota dagang yang ramai. Setelah kejatuhan Yerusalem
tahun 70, Antiokhia menjadi pusat kekristenan. Pada tahun 400 ada sekitar 100. 000 orang
Kristen tinggal di sini[14]. Paulus dan Barnabas menjadi tokoh utama dalam gereja
Antiokhia. Tuhan memakai mereka berdua secara luar biasa, sehingga jemaat Antiokhia
bertumbuh pesat. Sebagian besar jemaat di Antiokhia adalah bangsa non-Yahudi. Kota inilah
muncul pertama kali istilah Kristen (kristianos: belonging of Christ, follower of christ[15]).
Seleukia
14 mil sebelah barat Antiokhia. Seleukia pernah menjadi ibu kota propinsi Syria setelah
kematian Alexander Agung. Didirikan oleh Seleukia I tahun 300, kota ini sibuk dengan
kegiatan pelayaran selama pemerintahan Romawi. Kota yang lebih rendah dari permukaan
laut ketika pantai-pantainya dipenuhi lumpur[16]. Paulus dan Barnabas disertai pula oleh
Yohanes Markus.
Salamis di Siprus
Pandangan tradisional menceritakan bahwa kota ini diberi nama oleh seorang Yunani,
Teucer, pendirinya. Pada jaman Yunani dan Romawi, Salamis adalah kota yang kaya raya
dengan hasil pelabuhannya yang menakjubkan. Catatan PB menyatakan ada banyak orang
Yahudi tinggal di sini dan membangun Sinagoge. Berapa lama Paulus dan Barnabas tinggal
di kota ini, kita tidak tahu, tetapi Barnabas mengadakan kunjungan kedua ke kota ini bersama
Yohanes Markus. Dan secara tradisi, Barnabas mati syahid di sini pada jaman Nero[17].
Melalui pertemuan mereka dengan seorang tukang sihir dan nabi palsu Yahudi yang bernama
Baryesus (Yun. Elimas), Paulus dan Barnabas mendapat kesempatan PI kepada gubernur P.
Siprus, Sergius Paulus. Untuk pertama kalinya nama Paulus disebut (Kis. 13:9). Kuasa Allah
dinyatakan ketika Baryesus dihukum Allah melalui Paulus dan gubernur Sergius Paulus
menerima Yesus. Dalam ayat sebelumnya telah dicatat ia ingin mendengar firman Allah (ay.
7) dan dalam ay. 8 ‘imannya’, dan akhirnya gubernur itu percaya.
Pafos di Siprus
Terletak di sebelah barat pulau Siprus, menjadi ibu kota Siprus. Pada jaman Romawi
kota ini dibangun kembali oleh Kaisar Augustus. Sebuah kota tua dengan kemegahan kuil
untuk menyembah Aphrodite[18]. Sejak meninggalkan Pafos, Pauluslah yang menjadi
pemimpin rombongan[19] (Kis. 13:13 nama Paulus disebut lebih dahulu). Lalu Yohanes
Markus meninggalkan mereka. Mungkin penyebabnya adalah homesickness, atau juga karena
posisi Barnabas sebagai pemimpin telah dialihkan kepada Paulus. Kis. 13:9 nama saulus
untuk pertama kali disebut Paulus (nama Romawi dalam bahasa Yunani). Ini sangat sesuai
dengan konteks PI waktu itu terhadap orang non-Yahudi.
Perg
Terletak di propinsi Pamfilia, milik Romawi. Sebelah barat daya Siprus di Asia Minor. 12 mil
sebelah timur Antiokhia. Ada kuil terkenal untuk memuja Artemis (Diana). Kita masih dapat
melihat sisa reruntuhan sebuah teater yang dapat menampung 13. 000 orang[20].
Antiokhia di Pisidia
Didirikan oleh dinasti Syria dengan mengambil nama pendirinya. Antiokhia menjadi bagian
Kekaisaran Romawi dalam propinsi Galatia tahun 25 B. C.. Karena itu secara hukum
dinamakan juga Antiokhia Galatia. Koloni Romawi yang dikelilingi tembok dan menjadi ibu
kota Galatia Selatan, untuk mengontrol daerah-daerah suku Barbar[21]. Khotbah Paulus di
Antiokhia Pisidia merupakan cirri apologetika yang luar biasa. Dengan pemikiran yang tajam
berdasarkan penggalian Perjanjian Lama yang mendalam, Paulus membuktikan Yesus
sebagai juruselamat manusia yang telah jauh-jauh hari dinubuatkan. Sehingga sejumlah besar
orang menjadi percaya.
Ikonium
Tiga hari lamanya perjalanan dari Antiokhia melalui Sebaste, merupakan daerah Oasis.
Terletak pada rute perdagangan ke sebelah Barat menuju Efesus dan Roma, menjadi koloni
Romawi di bawah kekuasaan Hendrian[22]. Di Ikonium Paulus dan Barnabas memberitakan
Injil dengan luar biasa. Tetapi akhirnya orang-orang Yahudi yang tidak percaya berencana
untuk menyiksa dan merajami para rasul, maka mereka menyingkir ke Listra.
Listra
Dua puluh mil sebelah Barat Daya Ikonium, melalui tanah tinggi Galatia yang dingin. Listra
didirikan oleh kaisar Augustus. Ada tugu untuk menyembah Zeus dan Hermes (Jupiter dan
Merkuri bagi orang Roma[23]). Selain memberitakan Injil, Paulus juga menyembuhkan
seorang yang lumpuh sejak lahirnya. Karena mujizat ini Paulus dianggap penjelmaan dewa
Zeus dan Barnabas penjelmaan dewa Hermes. Sehingga orang-orang di sana ingin
menyembah Paulus dan Barnabas. Tetapi kemudian datang orang-orang Yahudi dari
Antiokhia dan Ikonium, mereka membujuk orang-orang Listra. Akhirnya Paulus dirajami
batu dan diseret keluar kota karena dianggap sudah mati. Segera setelah luka-lukanya
dibersihkan, ke esokan harinya Paulus dan Barnabas berangkat keDerbe.
Derbe
Dua puluh lima mil sebelah Timur Laut Listra. Kota perbatasan dari propinsi Galatia. Dari
sini Paulus dan Barnabas menuju Kapodokia[24].
Kembali ke Antiokhia
Dari Derbe Paulus dan Barnabas kembali ke Listra, Ikonium, dan Antiokhia. Satu hal penting
adalah bahwa Paulus dan Barnabas menetapkan penatua-penatua pada setiap jemaat yang
telah diinjili. Kemudian mereka meneruskan perjalanan ke Perga. Dan dari pantai Atalia
mereka berlayar pulang ke Antiokhia. Kepada jemaat Antiokhia yang telah mengutusnya,
mereka menyampaikan semua laporan hasil pemberitaan Injil.
Dalam perjalanannya yang pertama (th 45-49) ke Siprus, Pamfilia, Pisidia dan Likaonia, Kis
13-14, Saulus mulai menggunakan nama Yunani-Latinnya Paulus untuk mengganti nama
Yahudinya, yakni Saul, Kis 13:9. Karena berkarya dengan lebih baik, maka Paulus
menyisihkan Barnabas. Kis 14:12. Dalam tahun 49, jadi empat belas tahun sesudah bertobat,
Gal 2:1, Paulus naik ke Yerusalem untuk ikut serta dalam “Konsili Para Rasul”. Sebagian
karena pengaruhnya Konsili itu menyetujui bahwa hukum Yahudi tidak mengikat orang-
orang bukan Yahudi yang masuk Kristen, Kis 15; Gal 2:3-6. Tugas Paulus di antara orang-
orang bukan Yahudi juga secara resmi diakui, Gal 2:7-9. Kemudian ia mengadakan
perjalanan-perjalanan lagi.
Perjalanan Misi PI Paulus Yang Kedua (KPR 15:40-18:21)
Misi Paulus yang kedua ini, kurang lebih dilakukan pada tahun 49-52 AD. Perjalanan misi
Paulus yang kedua dilakukan bersama dengan Silas setelah sebelumnya didahului dengan
perselisihan yang tajam terjadi antara Paulus dan Barnabas mengenai keikut sertaan Markus
(15:35-41) yang diakhiri dengan terbentuknya dua tim misi, yaitu Barnabas dengan Markus
dan Paulus dengan Silas. Misi yang kedua ini dimulai kurang lebih sekitar tahun 50 AD,
setelah diselingi pengajaran di Antiokhia. Mula-mula Paulus dan Silas mengelilingi Siria dan
Kilikia (15:41). Berarti, dengan jalan ini mereka mengunjungi kembali jemaat-jemaat yang
telah mereka dirikan sebelumnya. Dan dilanjutkan dengan kunjungan ke Derbe dan ke Listra.
Di Listra inilah Paulus mengajak Timotius, seorang percaya yang beribukan seorang Yahudi
dan berayahkan seorang Yunani, untuk turut serta dalam perjalanan misi (16:1-3)). Paulus
melihat potensi Timotius sebagai pemimpin dan rekan yang berharga bagi pekerjaannya di
wilayah itu.
Di Mekadonia
Penglihatan dari Tuhan tentang panggilan seorang Makedonia (Kis 16:9). Di Troasla Paulus
mulai disertai oleh Lukas, penulis Kisah Para Rasul 16:10.
Filipi
Dari Troas, Paulus dan rekan-rekannya menyeberangi laut Aegea ke Neapolis di Makedonia,
yaitu pelabuhan kota Filipi.Filipi adalah kota koloni Romawi dan paling maju di wilayah itu
(Kis. 16:12) karena bangsa Yahudi di sana tidaklah cukup besar, maka tidak ada sinagoge
tempat Paulus berkhotbah. Paulus kemudian menghindari sebuah perkumpulan doa kecil di
luar kota, di tepi sungai. Lidia, seorang wanita pedagang dari Tiatira yang berdagang kain
dan bahan-bahan pewarna, menyediakan rumahnya sebagai markas Paulus.
Paulus dan Silas dipenjara akibat tuduhan yang bersifat politis dari seorang tuan yang
kehilangan sumber penghasilannya akibat Paulus mengusir roh jahat dari seorang hamba
perempuan (Kis. 16:21, mengajarkan adat-istiadat yang tidak boleh diterima atau dituruti
orang Romawi). Tetapi, Paulus dan Silas dibebaskan Tuhan oleh sebuah gempa. Pengakuan
mereka sebagai warga negara Romawi menghindarkan mereka dari hukuman yang lebih
besar, tetapi mereka tidak melanjutkan pelayanan di kota Filipi ini, dan mulai berangkat ke
kota lain.
Tesalonika
Berea
Di Berea, para penginjil mulai lagi mengajar dalam Sinagoge. Orang-orang Yahudi di sana
mau menerima firman yang disampaikan oleh Paulus dan dengan tekun menyelidiki kitab
suci untuk membuktikan kebenaran perkataan-perkataan Paulus, walaupun mungkin mereka
sama dengan rekan-rekannya di Tesalonika belum siap untuk menerima ajaran ini (Kis. 17:1).
Athena
Dari Berea, Paulus naik kapal dari kota Methone atau Dium ke Piraeus, pelabuhan kota
Athena. Paulus menunggu kedatangan Silas dan Timotius dari Makedonia, sambil tetap
menjalankan pekerjaannya yang utama, yaitu mengabarkan Injil. Ada dua lingkungan kerja
yang terbuka baginya, 1). Sinagoge, tempat dia bertemu dengan umat Yahudi dan orang-
orang percaya lainnya, dan 2). Pasar, dimana ia dapat bertemu dengan para ahli pikir kafir.
Ajaran Paulus merangsang keingintahuan para ahli pikir kafir, dan membawanya ke sidang
Areopagus. Memang tidak ada tanda-tanda bahwa ia diadili karena suatau tuduhan, Paulus
hanya membuat suatu pernyataan resmi tentang prinsip-prinsip utama dari ajarannya.23
Ada beberapa orang yang percaya dan bertobat setelah mendengar khotbahnya, yang
dihentikan oleh para pendengarnya (Kis. 17:32), antara lain Dionisius, seorang anggota
majelis Aeropagus, dan seorang perempuan bernama Damaris, juga orang-orang lain (Kis.
17:34). Rupanya Paulus kecewa dengan misinya di Athena karena dia tidak menghasilkan
kebangunan rohani yang cukup berarti, dan masyarakat kafir menolaknya dengan ejekan.
Korintus
Di kota ini ia bertemu dengan Akwiladan Priskila, yang diusir dari Roma atas perintah Caesar
Claudius. Sama-sama tukang tenda, yang kemudian menjadi penolong yang sangat berharga
dalam pekerjaannya. Tidak berapa lama kemudian, Silas dan Timotius kembali dari
Makedonia, membawa kabar tentang perkembangan jemaat-jemaat, yang mungkin pada saat
itu Paulus menerima sumbangan dari mereka (lih. Flp. 4:15-16).
Pada mulanya dengan hasil yang cukup memuaskan, Paulus menjadikan rumah ibadat Yahudi
sebagai tempat basis kegiatannya. Tetapi hal itu tidak mungkin lagi diteruskan karena
perlawanan dari pihak Yahudi. Paulus memindahkan markasnya ke rumah Titius Yustus,
‘seorang yang takut kepada Allah’ yang tinggal dekat Sinagoge. Kepala rumah ibadat,
Krispus menjadi percaya dan dibaptis. Tetapi orang-orang Yahudi yang menentangnya
kemudian menuduh dia di depan Yunius Galio, gubernur Roma di Akhaya, bahwa dia
melakukan propaganda agama yang tidak sah menurut hukum. Galio melihat apa yang ada
dibalik tuduhan itu kelihatannya benar, tetapi karena soal itu hanya mengenai keparcayaan
dan tafsiran agama Yahudi, Galio merasa itu bukan urusannya.
Dalam pemberitaan KPR 18:21-22, diungkapkan bahwa setelah Rasul Paulus memohon diri
dari Efesus, ia menuju ke kaisarea dan selanjutkan meneruskan perjalanannya ke Antiokhia,
dan setelah beberapa hari lamanya Paulus tinggal di situ, ia mulai kembali perjalanannya1
yang diperkirakan dimulai pada tahun 53 AD2 Dimana perjalanan yang dilakukannya pada
akhir musim panas dan awal musim ini mengambil pusat di Efesus3 dengan tujuan untuk
menguatkan murid-murid dan kawan-kawan sepelayanannya yang ia tinggalkan pada
perjalanan sebelumnya.4
Sehubungan dengan surat-surat Paulus perjalanan penjalanan itu akan kita bicarakan lagi,
oleh karena surat-suratnya itu ditulisnya justru selama di perjalanan-perjalanan itu. Tahun 58
ditahan di Yerusalem, Kis 21:27 – 23:22 dan dimasukkan ke dalam penjara sampai th 60, Kis
23:23-26. Dalam musim semi th 60 wali negeri Festus mengirimkannya ke Roma dengan
pengawalan ketat, Kis 27:1-28:16. Sesudah di Roma ditahan dua tahun (th 61-63) Paulus
dibebaskan karena tidak terbukti bersalah. Kemudian ia mungkin pergi ke negeri Spanyol,
seperti yang direncanakannya, Rom 15:24, 28, tetapi surat-surat Pastoral (Tim, Tit)
mengandaikan bahwa Paulus masih mengadakan perjalanan-perjalanan ke Timur. Penahanan
Paulus yang kedua di Roma berakhir dengan kemartiran, sebagaimana diberitakan oleh tradisi
yang paling tua; ini kiranya terjadi dalam th 67.
JURNAL PEMBANDDING 1
Dari Tesalonika Paulus dan Silas pergi ke Berea. Orang-orang di sana mendengarkan
rasul
Paulus dan kemudian mempelajari Kitab Suci untuk membuktikan kebenaran yang
dikatakan oleh rasul itu. Banyak orang Yahudi dan Yunani percaya dan menjadi orang
Kristen. Ketika orang-orang di Tesalonika mendengar tentang keberhasilan rasul Paulus,
mereka marah dan pergi ke Berea untuk mengusir mereka. Lalu, Paulus pergi meninggalkan
Berea, tetapi Silas dan Timotius tetap tinggal di sana. Beberapa teman Paulus membawanya
menuju pantai laut dan meneruskan sampai ke Atena. Ketika teman-teman itu pulang ke
Berea, Paulus mengirimkan pesan untuk Silas dan Timotius supaya mereka secepat mungkin
datang ke Atena.
4.6. Di ATHENA
Atena adalah kota yang indah. Kota ini merupakan kota sejarah, seni, budaya dan
filsafat. Pada saat Paulus berjalan-jalan di kota itu, ia melihat banyak kuil, tempat suci,
mezbah, dan patung. Hatinya sakit melihat semuanya ini. Kemudian ia melihat sebuah
mezbah dengan tulisan: KEPADA ALLAH YANG TAK DIKENAL. Ketika ia melihat itu, ia
menyadari bahwa orang-orang di sana telah lama mencari Allah yang hidup dan benar.
Paulus tidak bermaksud untuk memberitakan Firman di Atena, namun, sekarang ia tidak
dapat berdiam diri lebih lama lagi. Ia harus menyatakan kebenaran tentang Tuhan dan Juru
Selamat yang sesungguhnya. Paulus mulai memberitakan Firman Allah di rumah ibadat dan
pasar. Pada saat ia memberitakan Firman Allah, orang-orang mulai mendengarkannya.
Sesudah itu, ia pun dibawa ke dewan kota itu. Ia mengatakan kepada mereka bahwa Allah
yang ia kenal adalah Pencipta langit dan bumi dan semua kehidupan dan kekuatan berasal
daripada- Nya. Selanjutnya, Paulus menjelaskan tentang arti pentingnya pertobatan dan
percaya kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah bangkit dari kubur. Saat ia mulai berbicara
tentang kebangkitan dari kematian, orang-orang itu mulai tertawa dan mengejeknya. Tetapi
yang lain berkata. "Kami ingin mendengar engkau berbicara mengenai hal ini lagi." Ada
beberapa orang dari mereka yang percaya.
(1Korintus 9:19-22)
PELAYANAN MISI PAULUS KETIGA
Misi ke Asia Efesus
Kota Efesus merupakan salah satu daerah pemukiman yang tertua di pantai sebelah
barat Asia Kecil dan kota yang paling menonjol di propinsi Romawi di Asia. Asal mula kota
ini tidak pernah diketahui, tetapi dalam abad kedelapan SM ia merupakan wilayah
pemukiman yang menonjol dan sudah lama diambil alih oleh bangsa Yunani. Ia terletak
sekitar tiga mil dari pantai di tepi Sungai Kayster, yang pada waktu itu dapat dilayari,
sehingga Efesus merupakan kota pelabuhan. Lembah Sungai Kayster melandai sampai jauh
ke pedalaman hingga digunakan sebagai jalur perjalanan kafilah ke Timur. Dari Efesus ada
jalan- jalan raya yang menghubungkannya dengan semua kota-kota besar lainnya di propinsi
itu serta jalur-jalur perniagaan yang menghubungkannya dengan wilayah utara dan timur. Ia
merupakan pos yang strategis untuk mengabarkan Injil, karena para pekerja dari Efesus
mempunyai hubungan dengan seluruh wilayah pedalaman Asia. Tempat yang terkenal di
Efesus adalah kuil dewi Artemis yang mahabesar. Dewi Artemis adalah dewi orang-orang
Efesus yang kemudian disamakan dengan dewi Artemis orang Yunani dan Diana dari
Romawi. Patungnya berupa sebuah tubuh yang berbuah dada banyak dan berkepala seorang
wanita, dengan sebongkah batu besar sebagai ganti kaki. Kuil yang pertama mungkin
dibangun sekitar abad yang keenam SM, tetapi belum selesai hingga tahun 400 SM.
Paulus menghadapi beberapa persoalan di Efesus. Yang pertama adalah pertanyaan
mengenai kelangsungan ajaran Yohanes Pembaptis, yang murid- muridnya masih tetap aktif
setelah Yohanes wafat. Apolos, seorang cendekiawan Yahudi dari Aleksandria, yang telah
mengajarkan tentang Yesus di Efesus, "hanya mengetahui baptisan Yohanes" (18:24 25).
Pasti ia sudah mengetahui bahwa Mesias sudah datang, dan bahwa Ia sudah ditahbiskan
untuk melayani Allah, dan bahwa persiapan untuk menyambut pelayanan-Nya harus meliputi
pertobatan dan iman. Pengetahuannya tidak sepenuhnya salah atau menyimpang; ia masih
berada pada jalur yang semestinya. Ia mengajar di sinagoge-sinagoge dan rupanya
mendapatkan sambutan yang cukup baik. Di bawah pengarahan Priskila dan Akwila
pengertiannya makin bertambah luas. Suatu perbandingan dari pernyataan-pernyataan,yang
berlawanan diberikan di sini: Lukas berkata bahwa Apolos "telah menerima pengajaran
dalam Jalan Tuhan" (18:25), tetapi bahwa "Priskila dan Akwila ... dengan teliti menjelaskan
kepadanya Jalan Allah" (18:26). Ia berangkat dari Efesus menuju Akhaya sambil membawa
surat pengantar dari orang-orang yang percaya di sana dan menjadi pembela agama Kristen
yang gigih, terutama di kalangan orang-orang Yahudi (18:28). Ia kemudian menjadi salah
seorang sahabat dan rekan kerja kepercayaan Paulus (1Korintus 16:12; Titus 3:13). Apolos
sudah meninggalkan Efesus sebelum Paulus datang, tetapi masih ada orang-orang lain yang
menyerupai dia di sana. Orang-orang ini, para murid Yohanes Pembaptis, kurang memiliki
pengalaman rohani pribadi. Kenyataan ini begitu jelas kelihatan hingga ketika Paulus
bertemu dengan mereka, ia bertanya apakah mereka telah menerima Roh Kudus ketika
mereka menjadi percaya. Mereka menjawab bahwa mereka belum pernah mendengar bahwa
Roh Kudus itu ada. Mengingat bahwa Yohanes telah meramalkan bahwa Yesus akan
membaptis dengan Roh Kudus, nampaknya sulit untuk dipercaya bahwa mereka belum
pernah mendengar tentang nama-Nya; tetapi mungkin mereka belum mendengar bahwa janji
itu telah terwujud pada hari Pentakosta. Jawaban Paulus membuktikan bahwa baptisan
Yohanes belum memadai untuk mendapatkan suatu pengalaman Kristen yang sempurna,
karena orang yang percaya bukan hanya harus bertobat dari dosa-dosanya tetapi harus
dipenuhi oleh Roh. Maka, persoalan pertama yang harus ditangani di Efesus adalah
meningkatkan kualitas orang-orang yang percaya dengan tulus namun belum matang ini.
Persoalan yang kedua, dalam misi di Asia ini adalah ilmu gaib. Tukang- tukang sihir Yahudi
yang diwakili oleh anak-anak Skewa, serta beratus- ratus orang lainnya membakar kitab-kitab
sihirya, membuktikan betapa jauh kepercayaan takhyul dan ilmu sihir telah merasuki bangsa
Yahudi di sana. Jawaban dari persoalan ini ada dua macam. Dari sudut positif, kekuasaan
Kristus ternyata lebih besar daripada ilmu sihir dan ilmu tenung. Orang sakit disembuhkan,
orang kerasukan setan disadarkan, dan mereka yang melakukan perbuatan-perbuatan sihir
begitu menyadari kesesatan jalan mereka hingga dengan sukarela membakar kitab-kitab sihir
yang menjadi pegangan mereka selama ini (Kisah 19:19). Dari sudut negatif, kekhususan Injil
menjadi nyata. Seorang Kristen tidak akan menambahkan kepercayaan Kristennya pada
agama lain yang telah dipeluknya; ia meninggalkan kepercayaan lamanya. Pada dasarnya
dalam agama Kristen tidak ada toleransi terhadap semua lawannya, dan di Efesuslah prinsip
ini paling jelas diperlihatkan. Pelayanan Paulus di Efesus sangat berhasil. Selama lebih dari
dua tahun (19:8, 10) ia dapat mengajar tanpa halangan, mula-mula dalam sinagoge dan
kemudian di perguruan tinggi Tiranus (19:9). la melakukan mukjizat-mukjizat yang luar biasa
(19:11) dan menjangkau masyarakat yang lebih luas di propinsi itu umumnya dan di Efesus
khususnya daripada di mana pun juga. Lukas mencatat bahwa "semua penduduk Asia
mendengar firman Tuhan, baik orang Yahudi maupun orang Yunani" (19:10), bahwa "makin
tersiarlah firman Tuhan dan makin berkuasa" (19:20), dan bahwa begitu banyaknya orang
yang percaya sehingga mengancam kelangsungan ekonomi perusahaan patung berhala
(19:26-27). Gereja di Efesus menjadi pusat misi dan selama berabad-abad menjadi salah satu
kubu agama Kristen di Asia Kecil .
Efesus
Bacalah Kisah Para Rasul 19. Paulus tinggal di Efesus hampir tiga tahun. Efesus
adalah ibukota Asia waktu itu dan di kota inilah Paulus tinggal paling lama selama
melakukan perjalanan misinya . Kuil Artemis (dewi Yunani) adalah salah satu dari kuil yang
paling mengagumkan di dunia pada waktu itu. Dibutuhkan 220 tahun untuk membangun kuil
ini. Penyembahan di tempat ini sepenuhnya jahat dan berdosa. Beribu-ribu orang datang
untuk menyembah dewi ini. Namun, hal ini memberi kesempatan kepada Paulus untuk
memberitakan Firman Allah kepada orang-orang yang ada di sana. Setelah beberapa bulan,
orang menerima Kristus dan menolak untuk menyembah dewi Artemis.
Tiga tahun lamanya Paulus mengajar di tempat ibadah. Kemudian Paulus menyewa
sekolah Tiranus selama dua tahun. Pekerjaan Paulus di Efesus adalah pelayanan Paulus yang
paling efektif. Kita tahu bahwa setiap orang, baik Yahudi maupun Yunani, yang tinggal di
Asia mendengar Firman Tuhan yang diberitakan oleh Paulus. Begitu banyak orang yang
menerima iman Kristen sehingga para pengikut Artemis mulai membuat masalah, dan sekali
lagi Paulus harus menyingkir ke kota lain.
Kembali ke Jerusalem.