Anda di halaman 1dari 3

4.2 Perjalanan Misi Kedua (bdk.

Kis 15:35-18:23)
Perjalanan misi kedua ini terjadi antara tahun 49-52 (Brunôt, 1992:8). Barnabas dan
Paulus mengadakan perjalanan misi yang berbeda karena adanya perselisihan di antara mereka.
Barnabas ingin membawa Yohanes Markus, namun Paulus menolaknya karena Yohanes Markus
telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak bekerja bersama-sama lagi dengan mereka
(Kis. 15:37-38). Setelah terjadi perselisihan yang tajam, Barnabas dan Yohanes Markus berlayar
ke Siprus, sementara Paulus dan Silas berangkat mengelilingi Siria dan Kilikia. Kemudian ke
Derbe dan Listra (Kis 15:39-16:1).
Dalam perjalanan misi ini pun Paulus mengalami hal yang hampir sama pada perjalanan
misi pertama. Di Filipi banyak orang non-Yahudi yang percaya dan dibaptis, termasuk Lidia,
seorang pedagang kain yang cukup berpengaruh dalam masyarakat, tersentuh dengan pewartaan
Paulus (Kis 16:14-15). Hal yang sama terjadi di Tesalonika, Berea dan Atena, terdapat beberapa
orang Yahudi, perempuan-perempuan terkemuka serta orang-orang Yunani yang takut akan
Allah menjadi percaya setelah mendengar pewartaan yang disampaikan oleh Paulus. Namun
tidak sedikit pula yang mengejek, menolak dan memusuhi Paulus.
Di Filipi, Paulus dan Silas dikejar-kejar, didera dan dimasukkan ke dalam penjara, namun
Tuhan menyertai Paulus dan Silas, sehingga mereka dibebaskan, bahkan berhasil membaptis
kepala penjara dan seluruh keluarganya (Kis 16:16-40). Di Tesalonika, orang-orang Yahudi yang
iri dan dengan dibantu oleh beberapa penjahat mengadakan keributan dan mengacau kota itu
sehingga Paulus dan Silas pun diberangkatkan ke Berea (Kis 17:1-10). Di Berea, orang Yahudi
dari Tesalonika datang menghasut dan menggelisahkan hati banyak orang di situ sehingga Paulus
terpaksa berangkat ke Atena sedangkan Silas dan Timoteus tetap di Berea (Kis 17:11-14).
Di Atena Paulus diejek oleh orang-orang di sana terutama ketika mendengar pengajaran
Paulus tentang kebangkitan (Kis 17:16-34). Di Korintus pun tidak sedikit yang menolak,
memusuhi dan menghujatnya (Kis 18:1-11).
Perjalanan misi kedua berakhir pada saat Paulus pulang ke Antiokhia. Dalam perjalanan
misi ini terdapat penerimaan dan tidak sedikit pula penolakan baik dari orang-orang Yahudi yang
iri maupun dari orang-orang Yunani yang tidak percaya akan kebangkitan, khususnya di Atena.
Penderitaan yang dialami tidak membuat Paulus menyerah. Hampir di setiap daerah ia dikejar-
kejar, namun tidak membuatnya berhenti untuk mewartakan. Setelah didera dan dimasukkan ke
dalam penjara, diejek, dimusuhi ia tetap berjuang untuk tetap mewartakan Injil Kerajaan
Allah. . Penolakan di satu tempat membawanya untuk mewartakan Injil ke daerah yang lain.

4.3 Perjalanan Misi Ketiga

Paulus tidak pernah berhenti untuk mewartakan kerajaan Allah, untuk mewartakan kabar
gembira yang telah diterimanya. Tugas yang dipercayakan kepadanya oleh Allah tidak disia-
siakannya. Hal ini dapat kita lihat dari semangatnya dalam mewartakan Injil. Penolakan dan
penderitaan yang dialaminya dalam perjalanan misi pertama dan kedua tidaklah menyurutkan
niatnya untuk tetap mewartakan. Ia melakukan perjalanan misinya yang ketiga. Perjalanan misi
ketiga ini terjadi antara tahun 53-58 (Brunôt, 1992:18).
Dalam perjalanan misi ketiga lebih banyak waktu digunakan untuk meneguhkan hati
serta memberi nasihat kepada para murid yang telah percaya. Di Galatia dan Frigia, Paulus
meneguhkan hati murid di situ, di Makedonia Paulus memberikan banyak nasihat untuk
menguatkan saudara-saudara di situ. Dalam perjalanan misi ketiga ini pun Paulus mendapat
perlawanan, yaitu di Efesus, tukang perak menimbulkan huru-hara dan menggerakkan tukang-
tukangnya untuk mengacaukan kota dan melawan Paulus.
Sekitar tahun 58 Paulus tiba di Yerusalem. Di Yerusalem, ia hampir dibunuh oleh orang-
orang Yahudi. Hal ini terjadi karena orang-orang Yahudi dari Asia menghasut orang banyak
untuk menentang Paulus. Mereka menuduh Paulus sebagai seorang pengkhianat yang menentang
bangsa Israel, Taurat dan Bait Allah. Hal ini berujung pada penangkapan Paulus. Mereka
berusaha membunuhnya. Namun Paulus diselamatkan oleh tentara Roma (baca Kis 21:17-40).
Paulus ditangkap, dipenjarakan dan kemudian dipindahkan ke penjara Kaisarea (lihat Kis 23 dan
24). Karena mengalami pengadilan tidak adil, Paulus naik banding ke Roma. Setelah melalui
perjalanan yang panjang dan berbahaya, Paulus tiba di Roma. Paulus ditahan dalam tahanan
rumah, tetapi tetap melakukan pewartaan (Kis 28:11-30). Hingga akhirnya di kota ini Paulus
diadili dan wafat sebagai martir (Schneiders, 2003:318).
Melihat tiga perjalanan misi yang dilakukan oleh Paulus, dapat disimpulkan bahwa
selama perjalanan itu ia mengalami suka dan duka, antara penerimaan dan penolakan. Perjalanan
misi Paulus tidak sepenuhnya mulus. Paulus menghadapi sekian banyak tantangan, bahkan ia
sering berada dalam bahaya maut. Sekalipun demikian ia tak pernah berhenti untuk berjuang dan
terus menjalankan apa yang telah ditugaskan oleh Allah kepadanya. Dalam tugas pewartaan,
Tuhan membantu Paulus dengan kemampuan untuk mengadakan mujizat serta menggerakkan
hati banyak orang untuk percaya. Perjuangan Paulus tidak sia-sia. Ia selalu yakin bahwa
perjalanan misi yang dilakukannya adalah sesuai dengan kehendak Tuhan. Ia bergembira
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya. Tantangan-tantangan yang dihadapi oleh
Paulus dalam menjalankan tugasnya sebagai pewarta akan dijelaskan secara khusus dalam pokok
berikut.

Pertanyaan tugas:
1. Nyatakan hal-hal positip dan menggembirakan dlm perjalanan misi I,II, dan III Paulus
serta teks KS-nya
2. Apa tantangan dan hambatan yg dialami Paulus dalam perjalanan misi I,II,dan III Paulus
dan bukti teks KSnya.
3. Apa implikasi atau relevansi pengalaman perjalanan misi Paulus dalam kehidupan social
sekitar kita? Nilai-nilai positif apa dari Paulus dlm perjalanan misinya yg dapat
digunakan dlm kehidupan kita?

Anda mungkin juga menyukai