Anda di halaman 1dari 12

SURAT-SURAT PASTORAL

Pengantar

Dalam PB, ada 13 surat yang dikatakan berasal dari Paulus. Diantaranya ada 4 yang ditujukan
bukan kepada satu komunitas atau beberapa komunitas tertentu, tetapi ditujukan kepada
pribadi tertentu. Keempatnya adalah surat kepada Filemon, dua surat kepada Timoteus dan
kepada Titus. Akan tetapi, surat kepada Filemon juga disebut penerima lain, yakni Apfia,
Arkhipus, dan jemaat di rumah mereka (Flm ay. 2). Karena itu, yang benar-benar ditujukan
kepada pribadi tertentu, adalah surat kepada Timoteus dan Titus. Surat kepada Timoteus dan
Titus sangat mirip isinya, berkaitan dengan kebijakan pastoral dalam komunitas. Karena itu,
pada abad ke 18 surat-surat ini disebut sebagai surat-surat pastoral.

Problematika

Ada konsep-konsep yang dipakai dalam ketiga surat, yang tidak ada dalam surat Paulus
lainnya, yakni:

- εὐζεβείᾳ [kesalehan] (1Tim 2:2; 2Tim 3:5; Tit 1:1);

- εὐζεβῶς δῆν [hidup dengan saleh] (2Tim 3:12; Tit 2:12);

- ὑγιαινούζῃ διδαζκαλία [ajaran yang sehat] (1Tim 1:10; 2Tim 4:2; Tit 1:9; 2:1); dst.

Di sisi lain, tidak ada ditemukan konsep Paulus yang akrab, seperti:

- kebenaran Allah;

- salib;

- Anak/Putera Allah;

- tubuh Kristus.

- pertentangan antara “badan dan Roh”.

Temuan ini akhirnya membawa pada pertanyaan, apakah Paulus yang berbicara dalam surat-
surat ini. Paulus cukup banyak menyebut Timoteus dalam surat-suratnya, juga dalam Kis. Kis
16:1 menyebut bahwa Timoteus berasal dari Listra di Galatia. Ayahnya seorang Yunani dan
ibunya Yahudi yang sudah menjadi percaya kepada Kristus. Kis 16:3 mengungkapkan bahwa
Paulus menyuruh untuk menyunatkan dia. Selanjutnya, ia disebut dalam Kis sebagai rekan
kerja Paulus. Dalam 1Tes 1:1 dikatakan bahwa Timotius sebagai rekan pengirim surat
bersama dengan Silwanus, sebagai tanda peran penting dia dalam karya misionaris Paulus.
Dalam surat 2Kor, Flp dan Flm, Timotius disebut sebagai rekan pengirim surat satu-satunya
(minus Silwanus). Dia juga sering diutus untuk mengunjungi komunitas misi (1Tes 3:2; 1Kor
4:17; 16:10; Flp 2:19,23). Paulus menyebut Timotius sebagai “anakku yang kekasih dan setia
dalam Tuhan” (1Kor 4:17). Paulus mengakuinya “sehati dan sepikir dengannya, dan begitu
memperhatikan kepentingan jemaat di Filipi” (Flp 2:20). Dalam Rom 16:21, Paulus juga
menyebut Timotius sebagai “teman sekerja”.

1
Kemungkinan besar 1Tim ditulis ketika Paulus telah meninggalkan Efesus dan tiba di
Makedonia, sementara Timotius tetap tinggal di Efesus (1Tim 1:3). Tetapi Kis 19:21ss
menyatakan bahwa Timotius mendahului Paulus ke Makedonia, dan mereka bertemu di sana.
Karena itu tidak bisa kita cocokkan 1Tim dengan biografi Paulus (sesuai dengan Kis.).
Informasi yang didapat dalam isi surat 1Tim dengan demikian tidak kuat. Paulus telah
berkarya dengan Timotius di Efesus beberapa waktu sebelumnya, untuk apa lagi dia
menuliskan instruksi yang telah disampaikan sebelumnya secara lisan, sekalipun sebentar lagi
dia akan kembali ke Efesus (3:14)? Bagaimana juga bisa ditekankan kemungkinan “terlambat
dalam perjalanan” (3:15)? Juga, benarkah bahwa Paulus harus menulis “bagaimana harus
hidup sebagai keluarga Allah” (3:15) pada orang yang telah bekerjasama dengan dia secara
sah dalam waktu yang lama, memberi dia instruksi dasar mengenai doa (2:1ss), dan
menegaskan kepadanya tentang kerasulannya dengan sumpah (2:7)?

Masalah dalam surat kedua kepada Timotius

Paulus dalam penjara, kemungkinan di Roma (1:17), menjelang ajal (4:6). Paulus
memerintahkan Timotius untuk menjumpainya, membawa mantel dan buku yang tertinggal
di Troas (4:13). Untuk apa semuanya itu perlu baginya dalam situasi yang sedang dia alami?
Ada juga kontradiksi antara ungkapan sedih kesepian Paulus (4:11) dengan salam yang dia
kirimkan dari lingkaran yang tidak terbatas pada teman (4:21). Menurut 4:20 Trofimus dalam
keadaan sakit di Miletus, padahal menurut Kis 21:19 Trofimus menemani Paulus sampai ke
Yerusalem. Singgungan tentang kesalehan nenek dan ibu Timoteus (1:5) agak problematis:
Ibunya hidup dalam perkawinan campur yang dilarang oleh hukum, dia (ibunya) seharusnya
termasuk orang yang tidak peduli dari sudut pandang religius.

Titus adalah seorang Yahudi Kristiani di Antiokia. Paulus membawanya sebagai teman
seperjalanan ke Yerusalem (Gal 2:1-3). Karena itu tentu sebagai orang yang penting dalam
komunitas dan pertahanan yang menentukan ajaran Paulus. Dia pada waktu kemudian
mengambil tempat sebagai mediator konflik antara Paulus dan komunitas di Korintus. Paulus
mengirimnya ke Korintus setelah kunjungan Paulus yang tidak menggembirakan ke sana,
mungkin pembawa surat yang disebut sebagai surat dengan bercucuran air mata (2Kor 2:4).
Titus menghiburkan Paulus yang akan menemuinya (2Kor 2:12ss) berkaitan dengan
perubahan positif dari perilaku jemaat di Korintus (2Kor 7:6-16). Paulus mengutusnya
kemudian ke Korintus untuk menyelesaikan pengumpulan kolekte sebagai tanda kesatuan
dengan Yerusalem (2Kor 8:6,16ss). Kelihatan bahwa Titus ditugaskan secara khusus untuk
mengurus kolekte, yang menegaskan kesatuan Gereja yang berasal dari Yudaisme dan
Kristen yang berasal dari kekafiran. Untuk tugas itu Paulus menyebutnya sebagai “temanku,
yang bekerja bersama-sama dengan aku..” (2Kor 8:23). Dalam Kisah Para Rasul, Titus tidak
ada disebut. Kemungkinan, Kis tidak menyebutnya karena akhir dari pengumpulan kolekte
itu tidak seperti yang diharapkan. Indikasi dari surat kepada Titus mengingatkan terutama
surat pertama kepada Timotius: Paulus meninggalkan Titus setelah aktivitas misionaris di
Kreta, untuk mengatur jemaat dan melawan para heretik. Surat asli dan Kis tidak berbicara
banyak tentang kegiatan di pulau Kreta. Juga gambaran Titus sebagai rekan kerja Paulus
tidak bersesuaian dengan yang didapat dari surat-surat tersebut. Keputusan untuk tinggal di
kota Nikopolis yang tidak dikenal (Tit 3:12), tidak bisa ditempatkan dalam biografi Paulus.

2
Ada kontradiksi antara permintaan agar Titus datang kepada Paulus segera (Tit 3:12), dengan
arahan untuk mengitari kota Kreta dan mengatur hal yang perlu untuk jemaat di sana (Tit
1:5).

Bagaimana mengerti berbagai hal problematik tersebut? Ketidaksesuaian data biografi Paulus
dalam surat Pastoral dengan yang ada dalam Kis dan surat-surat otentik senantiasa diperkecil
dengan menunjukkan keacakan surat-surat Paulus yang sampai pada kita dan kurangnya
kesatuan dalam kisah para rasul.

Berbagai perbedaan yang terdapat dalam surat-surat pastoral membuat hipotesis bahwa surat
ini ditulis secara bebas oleh sekretaris Paulus sesuai dengan arahannya. Bahwa Paulus dapat
mempunyai kerjasama yang erat, bahwa dia menggunakan terminologi yang secara khusus
di-Hellenisasi dan bukan terminologi sang guru adalah mungkin, bahkan jika tidak mirip.
Dengan anggapan akan kerjasama yang begitu luas dari sekretaris pada penyusunan surat,
maka dia dapat disebut sebagai rekan pengirim. Siapakah dia?

Tetapi karena poin-poin dari hubungan ini mengarahkan pada masa postpauline, paternitas
sastra Kis dari surat-surat pastoral dapat dipertahankan, pada akhirnya, meskipun tanpa ada
hubungan pribadi antara Lukas dan Paulus. Berhadapan dengan dua kemungkinan, dapat
dipertanyakan apakah kesimpulan mengarah pada penulis yang sama, atau mereka hanya
melihat situasi gerejawi yang mirip.

2Tim 4:11 = Lukas tinggal dengan Paulus dalam penjara? Mungkinkah dia sekretaris Paulus?
Ada tertemukan hubungan linguistik-stilistik, serta konkordansi antara surat-surat Pastoral
dengan Kis dan Injil Luk., yakni:

- tertarik pada pelayanan gerejawi,

- latarbelakang menanti masa akhir,

- sikap yang positip terhadap negara dan masyarakat.

Perlu juga dilihat perbedaan esensial: Lukas membatasi secara ketat gelar rasul dalam
lingkaran dua belas, sementara dalam surat-surat pastoral aturan kerasulan dipersonifikasikan
secara khusus oleh Paulus. Hal ini membuat paternitas sastra Lukas dari surat-surat pastoral
sangat tidak mungkin. Situasi historis dari surat-surat pastoral:

- Gereja yang dibicarakan masih komunitas lokal,

- tetapi sudah mulai terorganisir menurut model dari rumah tangga (1Tim 3:15; 2Tim
2:20; Tit 1:7).

- Gereja itu sekarang dikenal orang, karena kebutuhan akan tuntunan harus dimengerti
sebagai bagian dari reaksi sekitarnya (1Tim 3:7, 10; 5:8; Tit 2:5,8).

Referensi pada jarak sekarang dan masa depan Paulus, karena situasi fiktif surat itu,
mengindikasikan surat ini ditulis pada masa sesudah Paulus, juga ditampakkan dengan
pentingnya trasmisi yang benar akan tradisi. Masa selanjutnya juga diindikasikan oleh masa

3
menunggu masa akhir. Kemunculan kaum heretis dihadirkan sebagai tanda dari masa akhir
(1Tim 4:1; 2Tim 3:1), tetapi sebenarnya sebagai ancaman bagi penulis dan pembaca. Masa
kini dari penulis dan pembaca seharusnya ditunjukkan sebagai akhir zaman, namun tidak
berbicara tentang kembalinya Yesus Kristus secara tiba-tiba. Sebalinya dikatakan “Allah
akan hadir dalam diri Yesus Kristus tepat waktu” (1Tim 6:14; bdk. 2Tim 4:7; Tit 2:12).

Surat Pertama kepada Timotius

Konteks

1Tim 1:3 mengatakan bahwa Timotius ada di Efesus. Tugasnya mengupayakan dan
mengajari bagaimana berdiri di dalam jemaat Efesus walaupun dalam kesulitan. Berbagai
kesulitan di Efesus disebabkan oleh guru palsu. 1Tim 1:20 menyebut nama Himeneus dan
Aleksander. Tidak dapat diketahui persis tentang isi ajaran mereka, tetapi yang jelas mereka
adalah anggota dari komunitas. Selain nama mereka, Paulus hanya mengatakan “orang-orang
tertentu” (1Tim 1:3,6; 4:1; 5:15 dst). Timotius bertugas menasehati orang-orang tertentu ini
untuk tidak mengajarkan "doktrin lain" (1Tim 1:3). Dalam kaitan dengan “yang menolak hati
nuraninya” (1Tim 1:19), dan iman mereka kandas, mereka diserahkan oleh Paulus kepada
iblis, sebagai bagian dari pedagogi agar jera (1Tim 1:20). Nama yang sama juga muncul
dalam 2Tim, tetapi berbeda konteks. 2Tim 2:17-18: Himeneus sebagai pengajar sesat; 2Tim
4:14: Aleksander sebagai tukang tembaga berlawanan dengan Paulus. Tidak jelas ajaran yang
disebut menyimpang. Beberapa ingin dianggap "guru hukum" (1Tim 1:7), disibukkan dengan
"mitos dan silsilah yang tidak ada habisnya" (1Tim 1:4). Beberapa "pembohong yang hati
nuraninya terbakar“: menentang pernikahan dan menganjurkan pembatasan makanan (4:2-3);
mungkin bentuk-bentuk asketisme fisik lainnya (4:7-8).

Profil lawan dalam 1Tim berbeda. Tidak ada referensi pada ajaran bahwa kebangkitan telah
terjadi, seperti dalam 2 Tim2:18. Tidak ditemukan indikasi kekhawatiran akan peraturan
sunat atau kemurnian atau "mitos Yahudi," seperti dalam Tit 1:10,14,15. Dari nukilan 1 Tim
dan penokohan yang ada, kemungkinan ada sebuah oposisi mewakili elit intelektual yang
menuntut kinerja diukur oleh pelaksanaan hukum dan asketisme daripada oleh anugerah dan
hati nurani. Apakah ada hubungan langsung antara beberapa posisi yang dianut oleh lawan
dan gangguan yang mereka ciptakan, dengan arahan pribadi Paulus kepada Timotius? Jelas
bahwa penekanan pada kualitas tertentu dalam penilik dan pembantu berkorelasi dengan
masalah, seperti bertengkar dalam ibadah dan mengajukan tuntutan terhadap para penatua.

Komposisi

Surat diawali dengan prae-scriptum (1:1-2), diikuti dengan bagian berciri introduksi (1:3-11),
berakhir dengan post-scriptum (6:20-21). Bagian corpus diapit oleh dua bagian:

a) 1:12-20 => Paulus dihadirkan sebagai penanggungjawab langsung dari penyebaran


injil;

b) 6:11-16 => semuanya diletakkan dibawah tanggungjawab langsung dari Allah.

4
Beberapa ayat menjadi indikasi fungsi yang menyimpulkan, yakni: 3:14,15; 4:11; 6:2b; 6:15-
16.

Berdasarkan berbagai indikasi tersebut, maka komposisi 1Tim bisa dibuat sedemikian rupa:

PRAESCRIPTUM 1:1-2

INTRODUKSI 1:3-11

A. Misi Timotius (ay. 3-4)

B. Perlunya mengatasi penyimpangan (ay. 5-11)

- Identitas dari pengajar palsu (ay. 5-7)

- Hukum dibuat untuk yang orang yang tidak benar (ay. 8-11)

CORPUS (1:12-6-19)

A. Penyebaran Injil dibawah pengawasan Paulus (1:12-20)

- Panggilan Paulus (ay. 12-17)

- Tanggungjawab Paulus (ay. 18-20)

B. Bagaimana bertindak dalam rumah Allah (2:1-3:15)

- Doa (2:1-15)

- Para pelayan (3:1-13)

- Bagian yang menyimpulkan (3:14-15)

C. Doktrin yang sehat tentang belaskasih (3:16-4:11)

- Misteri dari belas kasihan (3:16)

- serangan terhadap kemurtadan (4:1-5)

- Gembala yang benar (4:6-10)

- Bagian yang menyimpulkan (4:11)

C’. Instruksi kepada Timotius mengenai pemerintah (4:12-6:2)

- Perilaku Timotius (4:12-5:2)

- Arahan untuk berbagai kategori iman (5:3-6:2a)

- Bagian yang menyimpulkan (6:2b)

B’ Cara berurusan dengan penyimpangan (6:3-10)

5
- gambaran dari guru palsu (ay. 3-5)

- efektivitas persatuan kesalehan (ay. 6-10)

A’ Penyebaran Injil dibawah pengawasan Allah (6:11-16)

- Perilaku dan kesaksian dari orangnya Allah (ay. 11-14)

- Bagian doksologi yang menyimpulkan (ay. 15-16)

- Tambahan: Anjuran kepada orang-orang Kristiani yang kaya (ay. 17-19)

POSTSCRIPTUM (6:21-21).

SURAT KEPADA TITUS

Dalam dua nasehat diberikan ruang pada motivasi teologis, terdiri dari inisiatif
menyelamatkan dari Allah. Keduanya berakhir dengan nasehat singkat pada Titus (2:15; 3:8).
Berdasarkan analisa diatas, maka komposis surat kepada Titus adalah:

PRAESCRIPTUM (1:1-4)

MISI TITUS (1:5-9)

CORPUS SURAT (1:10-3:11)

A. Peringatan melawan guru palsu (1:10-16)

B. Arahan berkenaan tentang hubungan dengan orang beriman (2:1-15)

- nasehat pada orang-orang tua, orang muda dan para budak (2:1-10)

- motivasi: telah muncul rahmat Allah (2:11-14)

- kesimpulan (2:15)

B’ Arahan tentang hubungan dengan yang tidak beriman (3:1-8)

- nasehat praktis: dibawah otoritas (3:1-2)

- motivasi: penampakan dari kebaikan Allah (3:3-7)

- Kesimpulan (3:8)

A’ Peringatan akhir tentang doktor-doktor palsu (3:9-11)

POSTSCRIPTUM (3:12-15)

6
SURAT KEDUA KEPADA TIMOTIUS

Surat diawali dengan praescriptum (1:1-5), menyusul tiga bagian bertitik tolak pada
pelayanan gerejawi: sosok gembala (1:6-18), cara Timotius harus bertindak (2:1-26) dan
bagaimana harus menghadapi bahaya dari masa akhir (3:1-17). setelah bagian tersebut
menyusul pembebasan dari “yang jahat” (4:1-5), kesaksian singkat Paulus (4:6-8), sederet
rekomendasi. Surat ditutup dengan postscriptum (4:19-22).

Dengan demikian komposisi surat ini dapat dibuat sedemikian:

PRAESCRIPTUM DAN UCAPAN SYUKUR (1:1-5)

CORPUS SURAT (1:6-4:18)

A. Gembala yang sejati (1:6-18)

- kesaksian yang menguatkan (ay. 6-8)

- rahmat keselamatan (ay. 9-10)

- teladan Paulus (ay. 11-18)

B. Perilaku Timotius (2:1-26)

- transmisi dari kebenaran yang didengar (ay. 1-2)

- partisipasi dalam penderitaan Paulus (ay. 3-7)

- kesatuan total dengan Kristus (ay. 8-13)

- perjuangan melawan doktrin palsu (ay. 14-26)

C. Masa Akhir (3:1-17)

- penyesatan akhir (ay. 1-9)

- Perilaku Timotius di masa lalu (ay. 10-13)

- Nasehat kepada orang beriman (ay. 14-17)

D. Bagian Akhir (4:1-18)

- peringatan akan roh yang jahat (ay. 1-5)

- Kesaksian diri Paulus (ay. 6-8)

- Perhatian dan rekomendasi (ay. 9-18)

POSTSCRIPTUM (4:19-22)

Ketiga surat, walaupun mempunyai kemiripan, tetapi tidak memiliki perhatian utama yang
yang sama. Surat kepada Timotius lebih berisi polemik antiheretis, yang hampir tidak hadir

7
dalam surat kepada Titus. 1Tim dan Titus tertarik pada tatanan gerejawi, sedangkan 2Tim
lebih memperhatikan tugas dari gembala, yang hampir tidak disebutkan dalam 1Tim, dan
tidak hadir dalam Tit. Pengidealan diri Paulus sangat khusus dalam 2Tim, walaupun hadir
juga dalam 2 surat lain.

Sebuah gereja yang mencari stabilitas

Ketiga surat merefleksikan situasi gereja dengan dua masalah penting:

- timbul posisi meyimpang yang meminta jawaban jelas dan menentukan;

- kebutuhan untuk menerapkan suatu organisasi baru yang memungkinkan untuk


mengatasi tantangan saat ini dengan lebih efektif.

A. kecenderungan dan gerakan sesat

Identitas dari pribadi atau kelompok lawan yang dimaksud penulis dapat disimpulkan dari
tekanan dan singgungan dalam pembicaraan masing-masing surat. Tit 3:10 => agar menjauh
dari heretik (αἱρεηικός), yang salah dalam komunitas (masih dalam komunitas). Mereka
masih berhubungan dengan mitos dan silsilah (1Tim 1:4; Tit 3:9). Mereka juga yakin bahwa
kebangkitan orang mati sudah terjadi (2Tim 2:18), dan mengkonsentrasikan kepentingannya
pada “diskusi yang sia-sia, yang mengacaukan” (2Tim 2:14). Mereka adalah orang-orang
yang bersunat dan menyesatkan umat (Tit 1:10,14; 1Tim 1:7), dengan larangan berkaitan
dengan perkawinan dan berbagai makanan (1Tim 4:3; Tit 1:15). Para pengajar itu bangga
mengenal Allah, tetapi mereka menyangkal-Nya dengan hidup moral yang tidak pantas (Tit
1:16). Pengetahuan mereka adalah pengetahuan yang palsu, yang memprovokasi
“pembicaraan omong kosong dan tidak suci”, dan membawa jauh dari iman (1Tim 6:20;
2Tim 2:16). Kemungkinan di antara mereka ada peran penting dimainkan oleh wanita,
sehingga diundang untuk tunduk, tanpa tanpa berpura-pura mengajar atau memerintah laki-
laki (1Tim 2:11-12).

Untuk melawan doktrin kaum heretis, penulis mengarahkan pada "rancangan Allah yang
dimanifestasikan dalam iman“, dan pada “cinta kasih yang berasal dari hati yang murni, dari
pengetahuan yang baik dan dari iman yang tulus ikhlas” (1Tim 1:4-5). Penulis juga
mengundang untuk memelihara “hal yang sudah dipercayakan” (1Tim 6:20), yakni “doktrin
yang sehat” (Tit 1:13; 2:1; 2Tim 4:3), yang berkaitan dengan “pengetahuan akan kebenaran”
(1Tim 2:4; 2Tim 2:25; 3:7; Tit 1:1). Memang semua indikasi itu tidak cukup untuk
merekonstruksi kecenderungan pertarungan dalam surat-surat pastoral. Di dalamnya ada
matriks Yahudi yang jelas, yang memanifestasikan dirinya dalam penolakan terhadap silsilah,
disertai dengan spekulasi berani tentang teks-teks alkitabiah (mitos dan dongeng) dan oleh
norma-norma tentang makanan dan asketik. Secara pararel ditemukan orientasi berkarakter
gnostik, dalam penekanan akan tema kebenaran, pengetahuan, doktrin, pelarangan akan
perkawinan dan juga mungkin penegasan bahwa kebangkitan sudah tiba.

8
Struktur Gerejawi

Dalam arahan yang disampaikan, diperkenalkan struktur presbiterial dalam Gereja yang
diorganisir oleh Timotius dan Titus (bdk. Tit 1:5). Penulis memberi perhatian pada para
penatua/penilik (1Tim 3:1-7; 5:17-22; Tit 1:5-9) dan kepada para diakon (1Tim 3:8-13).
Kemungkinan sudah ada dewan presbiterial (1Tim 4:14). Sepertinya para penilik tidak
membentuk kelompok tersendiri, terpisah dari para penatua (bdk. Tit 1:5,7): kemungkinan
mereka adalah para penatua seperti yang lain, tetapi memiliki tugas yang khusus, seperti
berkotbah dan mengajar. Tidak ada secara khusus dibahas peran para daikon. Fungsi sebagai
diakon tampaknya juga bisa dilakukan oleh wanita (1Tim 3:11). Dalam ritus, penumpangan
tangan tampaknya penting, oleh Paulus dan rekan kerjanya (1Tim 4:14; 2Tim 1:6), dan juga
oleh para penatua (1Tim 5:22). Penulis juga menekankan suksesi apostolik (2Tim 2:2),
“warisan iman” yang harus dipelihara dan diteruskan dengan setia (1Tim 6:20; 2Tim 1:14).

Struktur pastoral tampaknya serupa dengan yang disarankan dalam Kis 20:17,20 dalam
Gereja di Efesus (ada penatua, penilik). Diskusi tentang keaslian surat untuk pertama kali
muncul pada awal abad 19. Muncul dugaan bahwa tulisan ini berasal dari “pemalsu” pada
pertengahan abad ke-2. Pendapat itu didukung ketidakhadiran tulisan ini dalam kodeks P46
dan kodeks B. Tetapi yang terutama adalah karakter sastra yagn berbeda, juga didalamnya
direfleksikan situasi Gereja yang sangat berbeda dari masa Paulus: termasuk perbedaan isi
dan keresahan teologis yang berbeda dari Paulus.

Kontribusi sekolah Paulinum

Pada akhir abad kedua diterima asal-usul Pauline dalam surat-surat Pastoral. Hal itu
didasarkan pada kemiripan yang ada antara surat-surat pastoral dengan “surat asli” Paulus.
Perbedaan terjadi karena perkembangan kepribadian Paulus dan Gereja-gereja yang
didirikannya. Ditengarai bahwa Paulus dilayani oleh sekretaris, yang mencantumkan jejak
dari gaya dan mentalitasnya. Akan tetapi pada saat ini lebih terterima bahwa ketiga tulisan
berasal dari akhir abad pertama. Kemungkinan berasal dari sebuah “sekolah Pauline” yang
telah memunculkan kembali ajaran Paulus dengan tujuan agar lebih aktual dalam situasi baru
Gereja. Tempat: Asia kecil, tepatnya kota Efesus, karena organisasi gerejawi yang disarankan
sangat mirip dengan yang diterapkan dalam Gereja di kota itu (Kis 20:17,28). Beberapa ahli
mengatakan lebih spesifik:

- penulis adalah murid Paulus,

- ia menulis beberapa tahun setelah kematian Paulus;

- dengan menggunakan beberapa surat atau fragmen Pauline yang asli, termasuk di
dalamnya catatan otobiografi yang dia sulit menemukan dari awal.

Tepatnya mungkin: murid, dengan menafsirkan maksud Paulus yang telah lama menghilang,
menulis surat ini dengan insiatifnya, mungkin merujuk pada beberapa tradisi yang ada di
gereja-gereja Pauline.

9
Pesan: keselamatan dalam Kristus dan dalam Gereja

A) Rencana penyelamatan Allah

Allah adalah “yang menyelamatkan kita dan telah memanggil dengan panggilan yang kudus”
(2Tim 1:9). Ia ingin bahwa semua manusia diselamatkan dan sampai pada pengetahuan akan
kebenaran (1Tim 2:3-4). Karena itu, Allah disebut sebagai “penyelamat”. Inisiatif
penyelamatanNya adalah buah dari cinta [τάρις] (bdk. Tit 2:11; 3:7). Rahmat Allah kelihatan
dalam Kristus, yang kepadaNya diberikan juga gelar yang sama kepada Allah yakni
“penyelamat” (2Tim 1:10; Tit 1:4; 2:13; 3:6). Dia telah mengalahkan kematian dan
menyinarkan hidup dan ketidakbinasaan (2Tim 1:10). Dia menyelamatkan pendosa (1Tim
1:15) melalui persembahan diri sendiri (1Tim 2:6; Tit 2:14). PadaNya diberi gelar “Tuhan”
[κύριος], yang padaNya diberi kehormatan, kekuasaan (1Tim 6:15-16) dan kemuliaan (2Tim
4:18). Dalam pernampakan akhirNya, Ia akan memberikan kepenuhan akan semua penantian
orang beriman (Tit 2:13; 3:7). Dalam 1Tim 3:16 (karya penyelamatan Kristus), dihadirkan
peristiwa yang berawal dengan inkarnasi dan diakhiri dengan pemuliaan, tanpa referensi
eksplisit pada kematianNya. Salib tidak diabaikan, tetapi bukan dilihat sebagai cara satu-
satunya Allah untuk mneyelamatkan manusia. Peristiwa salib dilihat lebih pada contoh yang
harus mendorong orang beriman pada kegigihan (2Tim 2:11-13; bdk. 1Tim 6:13-14). Karya
Kristus terjadi di masa kini maupun di akhir sejarah manusia, tetapi tekanan khusus diberikan
pada situasi aktual keselamatan yang telah Dia berikan kepada umat beriman.

B) Gereja

Komunitas kristiani disebut “Gereja [jemaat] Allah” (1Tim 3:5,15). Gereja itu adalah “bangsa
yang sejati”, yang dibentuk oleh Allah melalui Kristus dengan membebaskannya dari setiap
kesalahan, sehingga menyelesaikan/memenuhi karya-karya baik dalam penantian akan
penampakan yang mulia Kristus (Tit 2:11-14). Gereja juga dihadirkan sebagai “rumah tangga
Allah”, tiang penopang dan dasar kebenaran (1Tim 3:15), seperti sebuah bangunan yang
berdiri atas dasar yang diletakkan oleh Allah sendiri (2Tim 2:19). KS mendapatkan tempat
sentral dalam Gereja, yang diakui sebagai diinspirasikan oleh Allah (2Tim 3:15-16).
Ditekankan juga pentingnya baptisan: permandian kelahiran kembali dan pembaharuan dalam
Roh Kudus (Tit 3:5). Dalam Gereja, Paulus disadari sebagai otoritas tertinggi.

Pada Paulus Yesus Kristus mau memperlihatkan semua kebesaran, sebagai contoh bagi
mereka yang percaya kepadaNya untuk memperoleh hidup yang kekal (1Tim 1:16). Paulus
diakui sebagai rasul utama, pembawa kabar gembira Kristus, sebagai guru orang-orang kafir
dalam iman dan kebenaran (1Tim 2:7; bdk. 2Tim 1:11). Paulus memiliki peran yang
menentukan dalam organisasi konkret hidup gerejawi. Dia yang menyelesaikan semua
pertanyaan berkaitan dengan kultus (1Tim 2:1), tentang berbagai pelayanan gereja (bdk.
1Tim 3:1-13; 5:17-22; Tit 1:5-9), melakukan aktivitas pengadilan terhadap anggota-anggota
komunitas yang menyimpang jalannya (1Tim 1:20), meletakkan tangan atas pemimpin para
murid, memberikan mereka rahmat pelayanan kerasulan dan pastoral (2Tim 1:6, bdk. 1Tim
4:14). Padanya dipercayakan tugas “untuk membuat tahu kebenaran yang membawa pada
ibadah/kesalehan” (Tit 1:1). Dalam kapasitas resmi ini dia menunjukkan perilaku untuk

10
dilakukan dalam berhadapan dengan ahli-ahli (guru-guru) palsu. Dalam 2Tim, yang
menghadirkan bukti spiritual Paulus, hal ini digambarkan sebagai martir yang menderita
untuk injil dan yang dengan kematiannya menghadirkan kesaksian tertinggi dan tidak dapat
diubah (2Tim 1:12; 2:10; 3:10-11; 4:6-8). Para pemimpin komunitas memiliki kuasa untuk
mengajar (1Tim 4:11,13; 2Tim 4:5) dan untuk memimpin (1Tim 1:3; 5:19-21), tetapi
diterima melalui Paulus, harus melakukannya sesuai dengan arahan Paulus, dan penuh
kesetiaan pada tradisi apostolik serta dalam tempat yang kepada seseorang dipercayakan.
Rekan kerja Paulus akan menganugerahkan tugas-tugas yang diterimanya kepada para
penatua/penilik, yang melaksanakannya di dalam komunitas tertentu (bdk. Tit 1:5; 2Tim 2:2).
Juga kepada mereka otoritas gerejawi diberikan melalui penumpangan tangan (1Tim 5:22):
sketsa ide pertama “suksesi apostolik”, untuk menjamin warisan iman (1Tim 6:20; 2Tim
1:12-14; 2:2). Ini berarti bahwa rantai dari mereka yang ditugasi untuk memelihara dan
mentransmisi warisan iman pada lingkar pertama bukan Petrus atau kelompok 12, tetapi
Paulus, yang bertobat pada masa kedua.

Dalam hal ini, Gereja adalah;

- “tiang penopang dan dasar dari kebenaran” (1Tim 3:15);

- dengan menjauhkan darinya kaum penyimpang yang jatuh pada hidup tak bermoral
(2Tim 2:18; Tit 1:14-16).

Kebenaran bukan hanya doktrin yang harus diterima, Tetapi, juga arahan praktis
dengannya orang Kristiani harus menginspirasikan hidup harian.

C) Hidup Kristiani

Kebutuhan akan sebuah hidup kristiani yang otentik sangat terasa. Iman menempati peran
utama (disebut 32 kali), dihadirkan bukan sebagai kelekatan personal pada Kristus, tetapi
lebih sebagai seperangkat doktrin yang harus disetujui seseorang. Pengetahuan tentang
kebenaran berjalan seiring dengan iman (1Tim 2:4; 2Tim 2:25; 3:7; Tit 1:1). Dari kebenaran
yang didengar dan dilihat mengalir “perbuatan baik” (bdk. 1Tim 2:10; 5:10,25; 6:18; 2Tim
3:17; Tit 1:16; 2:14; 3:1,8,14).

Hanya saja perlu disadari: Perbuatan baik bukan sarana untuk memperoleh keselamatan,
tetapi lebih sebagai akibat dari dinamika yang diciptakan dalam diri orang berimana oleh
campurtangan yang menyelamatkan dari Allah.

Sumber dari tindakan kristiani ditunjukkan “hati” [καρδία], dan lebih sering disebut oleh
“hati nurani” [ζσνείδεζις]. Keduanya diberi kualitas “utuh”, “murni”, dan “baik” (bdk. 1Tim
1:5,19; 3:9; 2Tim 1:3). Karena itu, tidak cukup hanya tindakan eksternal, tetapi penting
keputusan yang mengalir dari dalam diri pribadi. Praktek hidup kristiani disebut sebagai
latihan “kesalehan” [εὐζέβεια] (1Tim 4:7-8; 5:4; 2Tim 3:12). Konsep “kesalehan” digunakan
untuk mengungkapkan konsep biblis-kristiani akan cinta terhadap Allah dan terhadap sesama,
dan pada saat yang sama untuk mengingat kembali gambaran Yunani akan hidup yang

11
dihidupi berhadapan dengan keilahian dan dalam kelekatan pada semua nilai-nilai yang
dijaminnya. Tempat khusus diberikan untuk berdoa, yang harus dilakukan untuk semua orang
(1Tim 2:1-8).

Ada juga disebut katalog akan sejumlah hal yang harus dilakukan oleh orang Kristiani (1Tim
4:12; 6:11; 2Tim 2:22; 3:10; Tit 2:2). Pada katalog itu selalu muncul: iman, kasih dan
kesabaran. Kesabaran mengambil tempat dari “pengharapan”. Iman dan kasih menunjukkan
perilaku praktis dari pilihan dasar. Secara khusus disampaikan keharusan dari mereka yang
memegang jabatan dalam Gereja (1Tim 4:12; 2Tim 2:22; 3:10; Tit 2:2). Mereka harus: tak
bercacat, teladan dalam hidup perkawinan.

Dari kedua hal ini muncul: ketenangan, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, mau memberi
tumpangan, cakap mengajar, bukan peminum, bukan pemarah, bukan hamba uang. Juga
diberi keharusan bagi orang tua, wanita, para pemuda dan hamba (Tit 2:1-10). Berhadapan
dengan kuasa politik diminta ketundukan (1Tim 2:1-2; Tit 3:1).

12

Anda mungkin juga menyukai