Anda di halaman 1dari 3

Nama : Niscaya Gloryanty Hutasoit

Nim : 15.2968

Mata kuliah : Pembimbing Perjanjian Baru 2

Dosen pengampu : Pdt.Dr.Robinson Butarbutar

Surat 1 Timoteus

I. Pendahuluan

Surat Timotius merupakan salah satu surat pastoral, dimana di dalam Perjanjian Baru
surat Pastoral yaitu 1 dan 2 Timoteus dan juga Titus. Disebut sebagai surat pastoral karena
berisi petunjuk mengenai bagaimana jemaat Tuhan harus digembalakan. Timotius merupakan
pembantu Paulus pada waktu perjalanan penyebaran injil yang kedua. Hubungan mereka
sangat dekat sama seperti hubungan ayah dengan anak. Selama rasul Paulus berada di dalam
penjara di Roma, Timotius selalu setia mendampinginya. Dan setelah dibebaskan dari
penjara, Paulus membawa Timotius dalam kunjungannya ke jemaat jemaat di Asia kecil.
Selesai perkunjungan ini Paulus meninggalkan Timotius di Efesus (1 Tim. 1:3) dengan tugas
untuk melanjutkan pembinaan jemaat-jemaat di sana, khusus dalam menanggulangi ajaran-
ajaran sesat. Paulus sendiri melanjutkan perjalannya ke Makedonia untuk mengunjungi
jemaat-jemaat di wilayah ini. Dari Makedonia ia menulis surat 1 Timotius kepada Timotius.
Surat ini memberikan kesan, bahwa rasul Paulus sedang menyiapkan Timotius untuk
mengambil alih tugas dari padanya sebagai generasi penerus tradisi dan kekayaan gereja.

II. Isi

Pasal pertama bermula dengan peringatan Paulus agar Timotius tidak ikut akan ajaran
palsu, dongeng, silsilah yang tiada putus-putusnya dan agar Timotius tidak salah memahami
akan hukum Taurat. “Hukum Taurat baik kalau tepat digunakan.” Makna dan guna hukum
Taurat adalah untuk meyakinkan manusia akan dosa. Makna Injil adalah keselamatan dari
dosa itu oleh iman. Paulus bersaksi bagaimana ia sebagai orang penghujat, penganiaya dan
seorang ganas bahkan sebagai orang paling berdosa, sudah diselamatkan agar dalamnya
dinyatakan kasih dan kesabaran Tuhan sebagai teladan. Betapa penting bahwa pelayan jemaat
tahu bahwa kita adalah orang berdosa yang diselamatkan oleh iman dan anugerah (1 Tim.1).
Kemudian Paulus memberi nasehat dalam pasal kedua tentang doa, yaitu bagaimana laki-
laki dan wanita harus berdoa. Di sini tampak bahwa doa begitu penting dalam jemaat. Untuk
wanita, Paulus khusus menjelaskan bagaimana mereka perlu berdoa dan beribadah dengan
sopan santun, rendah hati dan kesederhanaan, tanpa sikap yang memerintah atas laki-laki.
Betapa penting bahwa setiap pelayan, hidup sesuai dengan keberadaannya sebagai laki-laki
atau sebagai perempuan (1 Tim.2).

Dalam pasal tiga terdapat penjelasan tentang peraturan pemimpin dalam jemaat, yaitu
syarat dan tanggung jawab jabatan pemilik, yaitu: penatua dan diaken bersama isterinya. Para
pemimpin jemaat yang menggembalakan harus jadi teladan perilaku yang baik. Mereka harus
memiliki kualitas karakter, kepribadian dan kelakuan yang benar yang patut diteladani. Yang
ditekankan oleh Paulus adalah hal-hal yang praktis. Ini semua menunjukkan betapa
pentingnya bagi setiap pelayan untuk hidup benar dan kudus (1 Tim.3).

Pasal keempat memberi peringatan tentang “waktu-waktu kemudian”, yaitu akhir zaman,
sebagai masa yang ditandai dengan orang murtad, penyesat dan ajaran-ajaran setan. Karena
itu, Paulus mengajarkan bahwa pemimpin wajib memberikan ajaran yang sehat. Mereka
harus menjadi pelayan Kristus yang baik. Dasarnya adalah bertekun dalam Firman Tuhan
yang dapat menyelamatkan. Pasal ini berfokus pada betapa pentingnya bahwa setiap pelayan
punya dasar Firman yang kokoh (1 Tim. 4).

Pasal kelima berbicara bagaimana hubungan baik harus dijaga, baik dalam jemaat
maupun dalam keluarga. Dijelaskan di dalamnya mengenai tanggung jawab dan hubungan
dengan orang yang tua, yang muda, serta para janda. Ada instruksi juga tentang para penatua,
dukungannya dan cara mendisiplin mereka yang berdosa. Di sini kita belajar betapa penting
hubungan satu anggota dengan yang lain dalam Tubuh Kristus (1 Tim. 5).

Pasal keenam menjelaskan hubungan antara budak dan tuannya dan pandangan terhadap
hal jasmani seperti harta dan kekayaan. Tampak jelas di sini bahwa keuntungan bukan saja
diukur oleh uang dan harta! “Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi
keuntungan besar.” (1 Tim. 6:6). Jangan cinta uang! “Karena akar segala kejahatan ialah
cinta uang.” (1 Tim. 6:10). Kita perlu hidup kudus dengan menantikan saat Tuhan kita Yesus
Kristus menyatakan diriNya. Betapa pentingnya pandangan kita terhadap uang dan harta (1
Tim. 6).
Pokok pokok utama:

1. Guru-guru palsu: mereka yang menggunakan dan menafsirkan Perjanjian Lama untuk
kepentingan mereka sendiri, sehingga Timotius diingatkan bahwa "hukum Taurat itu
baik kalau tepat digunakan.
2. Iman sejati: untuk menolak ajaran palsu bahwa Allah tidak mempedulikan dunia,
tempat kita hidup ini, perlu diingat kenyataan bahwa Yesus sendiri merupakan
manusia sejati dan Allah sejati, dan dengan demikian membantah ajaran-ajaran palsu
itu.
3. Perilaku Kristen: harus dijaga dengan baik, terutama hubungan keluarga dan
hubungan dalam jemaat.
4. Kepemimpinan Kristen: harus menjadi teladan tentang perilaku yang baik bagi semua
orang yang mereka layani.

Anda mungkin juga menyukai