Anda di halaman 1dari 3

Nama/NPM : Jes Adrian Sinaga/20.

3638

Kelas : 3-B

Mata Kuliah : Pengantar Perjanjian Baru II

Dosen Pengampu : Pdt. Dr. Martongo Sitinjak

1 Petrus

Sekitar tahun 65, agama Kristen telah berkembang begitu pesat sampai menjadi sebuah
ancaman bagi Kekaisaran Romawi. Orang percaya merasakan gelombang penganiayaan
pertama terhadap iman mereka ini yang menjadi lebih besar di kemudian hari. Surat petrus
yang pertama ini ditulis untuk menguatkan orang-orang Kristen dalam masa-masa percobaan
ini.

Surat ini ditulis oleh rasul Petrus, murid Yesus yang menjadi pemimpin gerakan awal
Kristen di Yerusalem. Petrus akhirnya pergi ke Roma, ibukota Kekaisaran Romawi. Dari
Roma, ia menunjukkan suratnya kepada orang percaya yang sudah tersebar di Pontus,
Kapodikia, Asia kecil dan Bitinia” (1:1-2). Barangkali penindasan para pejabat Romawi
sudah memaksakan orang Kristen kabur ke wilayah-wilayah yang jauh ini.

Petrus mendorong orang percaya yang menderita ini untuk mengikuti teladan Kristus.
Penganiayaan dan kematian-Nya juga kebangkitan sesudah itu yang memberi jaminan dan
harapan untuk masa depan.

Ajaran-ajaran utama dalam Kitab I Petrus:


 Pasal 1-2: 10. Dalam bagian ini dijelaskan bahwa pengharapan akan keselamatan
dan kemuliaan yang pasti, adalah sumber kekuatan yang mendorong orang Kristen
untuk tetap taat kepada Yesus.
 Pasal 2: 11-12. Cara mengatasi penderitaan yang tidak wajar. Dalam bagian ini
dijelaskan mengenai cara hidup sebagai hamba Allah dalam menghadapi atau
mengatasi penderitaan, yaitu dengan hidup secara benar, dengan mengikuti teladan
Tuhan Yesus di dalam penderitaan-Nya.
 Pasal 3-5: 14. Tanggapan yang baik dalam menghadapi pencobaan. Dalam bagian
ini dijelaskan bahwa tanggapan yang baik dalam menghadapi penderitaan akan

1
menghasilkan kesaksian yang baik kepada orang lain dan akan membawa
keselamatan kepada orang lain melalui pengenalannya akan Kristus.
Kitab I Petrus mengajarkan kepada orang-orang Kristen bahwa mengalami
penderitaan merupakan hal yang wajar, sebab melalui Penderitaan itu terbentuklah
kedewasaan rohani.

2 Petrus

Surat singkat ini hanya terdiri dari tiga pasal yang diduga tidak ditulis oleh rasul Petrus.
Karena Surat 2 Petrus merupakan dokumen paling kemudian dalam Perjanjian Baru, yakni
ditulis sekitar tahun 130-140 M. Tidak seperti 1 Petrus, pengarang tidak menyebut nama
pembaca untuk surat yang kedua ini, surat itu mungkin ditulis dari Roma tidak lama sebelum
Petrus menjadi martir di kota itu sekitar tahun 68.

Masalah yang dipaparkan penulis di dalam surat ini bukan aniaya dari luar tetapi
masalah dari dalam. Guru-guru palsu meyesatkan umat dengan pandangan mereka tentang
sifat Kristus dan kedatangan-Nya yang kedua. Petrus memperbaiki pandangan yang salah ini
dan menasihati para pemimpin gereja untuk berhadapan dengan tegas terhadap para guru
bidat ini.

Pasal 1 berkenaan dengan tradisi, yang merupakan jaminan otentisitas ajaran ini.
Pemikiran ini kemudian membawa kepada hal yang berikut, yaitu bahwa penjelasannya tidak
boleh dilakukan secara sembarangan, melainkan hanya dengan pertolongan Roh. Pasal 2
memuat Surat Yudas, hanya dengan perubahan kecil. Yang mengherankan ialah si pengarang
membersihkan Surat Yudas dari bahan-bahan yang diambil dari tulisan-tulisan apokrif
Perjanjian Lama, tetapi pada saat yang sama menciptakan kekaburan-kekaburan tertentu oleh
perubahan-perubahan yang ia buat. Kemudian pasal 3 dibuka dengna sebuah catatan pribadi
dengan mengatakan bahwa kini ia menulis suratnya yang kedua. Sekali lagi kita mendengar
tema tentang ingatan kepada kata-kata yang sebelumnya telah disampaikan oleh rasul-rasul.

Ajaran-ajaran utama dalam Kitab II Petrus:

 Mengenai Manusia

Pada dasarnya pemahaman 2 Petrus mengenai manusia tidak jauh berbeda dengan 1
Petrus. Dalam surat ini, jiwa diartikan sebagai manusai seutuhnya, dan bukan sekadar sisi
rohani kehidupan manusia. Namun demikian, sebagian orang menilai gambaran tentang

2
manusia khususnya dalam 2 Petrus 1:4 menjadi sangat Helenistik, sehingga tidak sesuai
dengan gagasan mengenai manusia dalam teks-teks Perjanjian Baru yang lain. Kesulitan ini
timbul sebetulnya dikarenakan adanya anak kalimat “supaya olehnya kamu boleh mengambil
bagian dari kodrat ilahi”. Secara implisit, anak kalimat ini sebtulnya mengandaikan pada
dasarnya manusia memiliki kodrat ilahi, hanya saja untuk sementara waktu mereka terpisah
dari Allah sehingga harus kembali kepada Allah. Dengan ungkapan demikian, penulis 2
Petrus dinilai telah menggunakan terminologi Helenis, sebagaimana digunakan oleh Filo dan
Flavius Yosefus.

 Surga dan Neraka

Dalam surat 2 Petrus, pandangan tentang masa depan berpusat pada kehadiran langit
dan bumi, kehancurannya oleh api serta langit dan bumi yang baru (3:5, 10, 12, 13). Langit
dan bumi yang diperbarui akan ditandai dengan kebenaran. Petrus menjelaskan bahwa
kekudusan di sini adalah persiapan bagi kebenaran dalam keadaan kelak.

Anda mungkin juga menyukai