Anda di halaman 1dari 5

Nama: Marthina T.

G Kapitan Prodi/ Semester: PAK/III

Dosen: Pdt. Charisal B.S Manu Surat 1 sampai 3 Yohanes

Surat Yohanes yang pertama sebenarnya tidak diketahui siapa penulisnya. Tapi Surat
Yohanes yang kedua dan ketiga ditulis oleh seorang penatua. Bahasa dan gaya penulisan
surat ini semuanya mirip. Surat Yohanes yang Pertama (disingkat Surat 1 Yohanes) adalah
salah satu surat yang terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang merupakan
sebuah surat yang dikirim dan diedarkan kepada kelompok lain, di mana tulisan itu berupa
sebuah wejangan untuk membina iman yang sejati. Sebetulnya 1 Yohanes tidak benar-benar
berupa surat, karena nama penulis, nama si teralamat dan ciri-ciri lazim dalam sebuah surat
pada zaman kuno tidak ada. Hal ini dapat terlihat dalam 1 Yohanes 2:1, pembaca langsung
disapa dengan "anak-anak" dan "yang terkasih Surat Yohanes yang pertama ditulis oleh
Yohanes sang Penginjil ketika berada di Efesus sekitar tahun 100 M. Orang yang paling awal
mengutip isi surat ini adalah Bapa Gereja Polikarpus yang merupakan uskup dari Smirna.
Polikarpus sendiri menjadi Kristen karena pemberitaan dari para rasul yang kemudian
menahbiskannya menjadi uskup. Secara umum, surat Yohanes yang pertama banyak
mengikuti kebiasaan Yahudi di Asia Kecil. Dalam tulisan surat 1 Yohanes, terdapat
permasalahan yaitu adanya peperangan melawan bidat. Maksud dari penulisan surat ini
adalah untuk melawan ajaran sesat yaitu Gnostikisme,terutama Doketisme. Ciri utama ajaran
sesat yang dilawan adalah penyangkalan bahwa Yesus adalah Kristus. Surat ini diyakini
ditulis antara tahun 60-65 M. Pendapat lain memberi perkiraan tahun 90-100. Secara positif
surat ini menyatakan peran Kristus dalam seluruh rangkaian karya penyelamatan Allah dan
bagaimana orang-orang beriman dapat bersekutu dengan Yesus dan Allah Bapa. Penulis surat
ini memberi kesaksian bahwa Kristus adalah Firman hidup, Anak Tunggal Allah, yang
berasal dari Allah, yang Kudus, pengantara Bapa, pendamaian bagi dosa-dosa kita, penyata
Allah Bapa. Umat Allah harus berusaha bersekutu dengan Kristus dan dengan demikian juga
bersekutu dengan Allah. Maksud bersekutu disini adalah berada dalam hubungan yang erat
dan benar dengan Allah.
Orang beriman dipanggil agar tidak mengasihi dunia ini, tidak berjalan dalam
kegelapan, tidak menuruti keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup, sebab
semua itu tidak berasal dari Allah. Sebaliknya, kita dipanggil untuk mengikuti terang dan
kebenaran karena dengan berbuat demikian, orang percaya boleh disebut sebgai orang-orang
yang lahir dari padanya. Surat 1 Yohanes menyatakan bahwa Allah adalah kasih. Kasih Allah
adalah dasar dari semua kebenaran. Kita diperintahkan untuk mengasihi Allah karena Allah
lebih dahulu mengasihi kita, dengan jalan mengutus Yesus Kristus agar menjadi pendamaian
bagi dosa-dosa manusia. Kasih itu berasal dari Allah, jadi untuk mengenal Allah, manusia
harus mengasihi Allah dan saling mengasihi satu sama lain. Yohanes mengajak para anggota
Gereja untuk mengupayakan persekutuan dengan Bapa dan Putra. Dia menekankan
pentingnya menaati perintah-perintah Allah untuk memperlihatkan kasih kita bagi-Nya.
Yohanes juga mengingatkan para anggota Gereja untuk mengasihi orang lain. Dalam surat ini
juga banyak ajaran palsu mengenai keselamatan dalam Kristus dan cara bekerjanya di dalam
diri orang percaya. Beberapa orang, yang dahulu merupakan bagian dari sidang pembaca,
kini sudah meninggalkan persekutuan jemaat, tetapi hasil dari ajaran palsu mereka masih
memutarbalikkan Injil mengenai bagaimana mereka bisa "mengetahui" bahwa mereka
mempunyai hidup kekal. Dari segi doktrin, ajaran sesat mereka menyangkal bahwa Yesus
itulah Kristus atau bahwa Kristus menjelma menjadi manusia dari segi etika, mereka
mengajarkan bahwa menaati perintah Kristus dan hidup kudus dan terpisah dari dosa dan dari
dunia tidak diperlukan untuk iman yang menyelamatkan.
Tujuan Maksud Yohanes dalam menulis surat ini adalah dua untuk membeberkan dan
menyangkal doktrin dan etika yang salah dari para guru palsu, dan untuk menasihati anak-
anak rohaninya agar mengejar suatu kehidupan persekutuan yang kudus dengan Allah dalam
kebenaran, dalam sukacita penuh dan kepastian hidup kekal, melalui iman yang taat kepada
Yesus sebagai Putra Allah, dan dengan kehadiran Roh Kudus. Beberapa orang percaya bahwa
surat ini juga ditulis untuk menemani Injil Yohanes. Surat ini mendefinisikan kehidupan
Kristen dengan memakai istilah yang bertentangan dan dengan seakan-akan tidak
memberikan peluang kompromi di antara terang dan gelap, kebenaran dan kebohongan,
kebenaran dan dosa, kasih dan kebencian, mengasihi Allah dan mengasihi dunia, anak-anak
Allah dan anak-anak setan. Yang penting, surat ini merupakan satu-satunya kitab PB yang
berbicara mengenai Yesus sebagai pengantara kita dengan Bapa pada saat kita sebagai orang
yang sungguh percaya berbuat dosa. Berita yang disampaikan surat ini didasarkan hampir
seluruhnya pada kesaksian rasuli dan bukan pada penyataan PL dahulu; petunjuk kepada PL
jelas tidak ada. Karena surat ini menyampaikan Kristologi berhubungan dengan
penyangkalan suatu bentuk ajaran sesat tertentu, maka itu berfokus pada penjelamaan dan
darah (yaitu, salib) Yesus tanpa menyebutkan kebangkitan-Nya secara khusus. Gaya
penulisannya sederhana dan berulang sewaktu Yohanes membahas berbagai istilah seperti
"terang", "percaya", "tetap tinggal", "mengenal", "mengasihi", "kebenaran", "kesaksian",
"lahir dari Allah", dan "hidup kekal". Lima ujian khusus bagi orang percaya untuk
mengetahui dengan yakin bahwa mereka mempunyai hidup yang kekal: ujian kebenaran
rasuli mengenai Kristus ujian iman yang taat kepada perintah Kristus ujian hidup yang kudus,
yaitu berbalik dari dosa kepada persekutuan dengan Allah ujian kasih akan Allah dan sesama
orang percaya ujian kesaksian Roh. Yohanes menyimpulkan bahwa orang dapat mengetahui
dengan pasti bahwa mereka memiliki hidup kekal jikalau buah dari kelima bidang hidup ini
nyata dalam hidup mereka. Kepercayaan dan kelakuan dijalin secara erat sekali dalam surat
ini. Para guru palsu, yang oleh Yohanes dinamakan "antikristus" sedang meninggalkan ajaran
rasuli mengenai Kristus dan kehidupan yang benar. Dari segi yang positif, surat ini
mengemukakan ciri-ciri persekutuan yang sejati dengan Allah.
Surat Yohanes yang Kedua (disingkat Surat 2 Yohanes) adalah salah satu surat yang
terdapat di dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen yang ditujukan pada sebuah jemaat
untuk memberikan beberapa petunjuk mengenai sikap yang harus diambil oleh jemaat-jemaat
Kristen terhadap orang-orang yang diketahui telah menyebarkan ajaran yang menyesatkan.
Surat ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" (Rasul Yohanes) kepada "Ibu yang dipilih oleh
Tuhan" dan kepada anak-anaknya yang dicintai. Mungkin yang dimaksud dengan "Ibu dan
anak-anaknya" ialah sebuah jemaat dan anggota-anggotanya. Penulis surat 2 Yohanes dan 3
Yohanes adalah orang yang sama. Ia memperkenalkan dirinya sebagai seorang "Penatua”.
Gelar penatua merupakan sebuah gelar kehormatan yang mengandung kewibaan penulis.
Gelar penatua juga bukan merupakan gelar petugas/pejabat jemaat seperti dalam surat-surat
pastoral. Penatua adalah seorang tokoh yang berwibawa secara pribadi. Surat 2 Yohanes
ditujukan kepada "Ibu" yang terpilih serta anak-anaknya. Maksud dari penggunaan kata "ibu"
bukanlah seorang ibu secara harafiah yang diketahui oleh banyak orang, melainkan ini adalah
sebuah istilah untuk menggambarkan sebuah jemaat serta anggota-anggotanya. 2 Yohanes 4
mengatakan hanya sebagian anggota-anggota jemaat hidup dalam kebenaran dan bagian inti
surat ini adalah berupa peringatan terhadap pihak-pihak penyesat yang mengancam iman
kepada Yesus Kristus. Orang seharusnya berpegang teguh pada pengajaran Yesus. Surat ini
dengan demikian ditulis untuk membuat pembacanya siap siaga untuk menghadapi pengajar-
pengajar sesat. Surat ini diyakini ditulis antara tahun 60-65 M. Dalam surat keduanya,
Yohanes mengungkapkan kekhawatiran mengenai pengaruh-pengaruh yang murtad dalam
Gereja. Pada saat yang sama, dia juga mengungkapkan sukacita bagi anggota Gereja yang
tetap kuat dan setia pada Injil (lihat 2 Yohanes 1:4). Kata-kata ini mengilustrasikan sukacita
dan rasa syukur yang para pemimpin Gereja rasakan bagi mereka yang tetap setia kepada
Tuhan Sewaktu siswa menelaah 2 Yohanes, mereka dapat diperkuat oleh yang Yohanes
ingatkan untuk saling mengasihi, mematuhi perintah-perintah Allah, dan dengan setia
bertahan dalam ajaran Kristus. Seperti dengan 1 Yohanes, Yohanes tampaknya menuliskan
surat ini untuk menanggapi ajaran-ajaran palsu bahwa Yesus Kristus tidak secara harfiah
datang ke bumi dalam daging. Dia menjelaskan bahwa anggota yang mengajarkan bDalam
surat ini Yohanes memperingatkan tentang para guru palsu yang telah masuk ke dalam
Gereja. Dia menasihati para anggota Gereja untuk tidak mengindahkan atau banyak bergaul
dengan individu-individu ini.ahwa Kristus tidak memiliki tubuh jasmani hendaknya tidak
diterima ke dalam rumah seseorang, atau jemaat (lihat 2 Yohanes 1:7–10).
Dalam surat ini Yohanes memperingatkan tentang para guru palsu yang telah masuk
ke dalam Gereja. Dia menasihati para anggota Gereja untuk tidak mengindahkan atau banyak
bergaul dengan individu-individu ini. Tujuan Yohanes menulis surat ini untuk mengingatkan
"Ibu yang terpilih" itu tentang hal memberi tumpangan, salam atau sokongan kepada pekerja
keliling yang sudah menyimpang dari kebenaran rasuli dan menyebarkan ajaran palsu, agar
dia tidak ikut berperan dalam menyebarkan ajaran yang salah sehingga ikut bersalah. Tiga ciri
utama menandai surat ini. Surat ini merupakan kitab terpendek dalam PB. Surat ini sangat
mirip dengan 1 dan 3 Yohanes dalam berita, kosakata dan gaya penulisannya yang sederhana.
Surat ini memberikan keseimbangan yang penting bagi berita surat 3 Yohanes dengan
memperingatkan terhadap dukungan yang sembarangan kepada pekerja yang bukan dari
jemaat sendiri. Surat ini mendorong supaya memakai kebijaksanaan saksama dengan
mengingat ajaran Kristus dan para rasul sebelum membantu pekerja tersebut. Surat ini
menggarisbawahi suatu peringatan yang juga terdapat dalam 1 Yohanes mengenai bahaya
guru palsu yang menyangkal penjelmaan Yesus Kristus dan menyimpang dari berita rasuli.
Yohanes memuji "Ibu yang terpilih" dan anak-anaknya yang "h idup dalam kebenaran". Kasih
yang sejati terwujud dalam menaati perintah Kristus dan m engasihi sesama. Kasih Kristen
harus membedakan di antara kebenaran dan kesalahan dan tidak membuka pintu ba gi guru
palsu. Menerima guru palsu dengan ramah berarti berpartisipasi dalam kesal ahan mereka.
Surat ini singkat karena Yohanes merencanakan untuk berkunjung kepada ibu ini untuk
berbicara "berhadapan muka". Surat Yohanes yang Ketiga adalah bagian dari Perjanjian Baru
dalam Alkitab Kristen. Merupakan surat yang ditujukan untuk melawan para pemimpin palsu
yang menganggu kehidupan jemaat. Surat ini ditulis oleh "pemimpin jemaat" (Rasul
Yohanes) kepada seorang pemuka jemaat yang bernama Gayus.
Penulis surat ini memuji Gayus karena bantuannya kepada orang-orang Kristen
lainnya. Ia juga memperingatkan Gayus terhadap seorang laki-laki bernama Diotrefes. Gayus
dalam 3 Yohanes tidak diketahui secara jelas, yang cukup jelas hanyalah ia memegang
peranan penting dalam jemaat setempat. Surat ini ditutup seperti 2 Yohanes. Dikirim salam
dari teman-teman Gayus dan kepada sahabat-sahabat ditempat tinggal yang isinya adalah
bagaimana seharusnya hidup berjemaat. Surat 3 Yohanes sebetulnya merupakan sebuah
kesatuan dengan surat 2 Yohanes. Pengarang surat ini menyebut dirinya penatua Sebutan
penatua sebetulnya menunjuk pada dua kemungkinan. Seorang anggota presbuterion yang
tak dikenal, yang menggunakan sebutan itu dengan maksud tertentu dan tidak diketahui.
Seorang yang oleh Papias, Irenaeus, dan Klemens (Clemens) disebut sebagai penjaga tradisi
apostolic. Surat ini diyakini ditulis antara tahun 60-65 M. Surat Yohanes yang ketiga
memiliki permasalahan dan situasi yang sama dengan Surat 1 Yohanes dan 2 Yohanes.
Dalam surat ini juga terdapat pengajar-pengajar palsu yang mengajarkan ajaran yang
bertentangan dengan kekristenan. Dengan demikian, surat ini memiliki maksud untuk
memperingatkan para pembacanya agar siap siaga menghadapi para pengajar sesat. Dalam
surat ini, terdapat seorang tokoh yang berperan yaitu yang bernama Gayus. Sang penatua
dalam surat ini memuji kebaikan Gayus sebagai contoh yang patut ditiru. Dia menyatakan
tindakan menolong para utusan gerejawi merupakan tindakan yang seharusnya dilakukan
seluruh umat Kristen. Dalam hubungan ini, yaitu menolong para utusan, Gayus telah
mengambil bagian dalam pekerjaan untuk kebenaran. Ajaran-ajaran Yohanes dapat
membantu siswa lebih memahami kemurtadan yang terjadi dalam Gereja masa Perjanjian
Baru dan dapat mengilhami mereka untuk tetap setia kepada para pemimpin Gereja terlepas
dari adanya pertentangan. Surat Ketiga Yohanes ditulis kepada Gayus, anggota setia Gereja
yang Yohanes puji karena memperlihatkan pengabdian yang tidak mementingkan diri pada
perkara Kristus dengan menyediakan akomodasi bagi para hamba Allah yang melakukan
perjalanan berkeliling.

Yohanes juga memperingatkan Gayus mengenai seseorang bernama Diotrefes, yang


mungkin memegang jabatan kepemimpinan setempat dalam Gereja. Diotrefes secara terang-
terangan menentang Yohanes serta para pejabat Gereja lainnya dan bahkan mencegah para
anggota Gereja setempat yang ingin menerima mereka dari menghadiri pertemuan-pertemuan
Gereja. Yohanes mengimbau Gayus untuk melanjutkan dalam kebaikan dan mengatakan dia
berharap untuk mengunjungi Gayus dalam waktu dekat. Dalam 3 Yohanes kita melihat
kekhawatiran Yohanes mengenai pengaruh-pengaruh yang murtad dalam Gereja. Kita juga
melihat kasih Yohanes bagi orang lain dan sukacita yang dia rasakan bagi mereka yang
memilih suatu kehidupan penuh kepatuhan. Sekalipun singkat, surat ini memberikan
pengertian mengenai beberapa segi sejarah gereja mula-mula menjelang akhir abad pertama.
(2) Terdapat beberapa persamaan mencolok di antara 2 Yohanes dengan surat ini. Meskipun
demikian, kedua surat tersebut berbeda dalam satu aspek penting: 3 Yohanes menganjurkan
penyediaan tumpangan dan bantuan bagi pekerja keliling yang dapat dipercaya, sedangkan 2
Yohanes mendorong agar tumpangan dan dukungan tidak disediakan bagi pekerja yang tidak
dapat dipercaya sehingga orang percaya tidak dituduh mendukung perbuatan jahat.

Anda mungkin juga menyukai