MANAJEMEN OPERASIONAL
“MANAJEMEN PERSEDIAAN”
Disusun Oleh :
Kelompok 10
TANJUNGPINANG
2020/2021
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG............................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
1. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST-IN-CASE...................................................5
2. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST-IN-TIME......................................................7
3. TEORI CONSTRAINT............................................................................................10
BAB III............................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
A. KESIMPULAN....................................................................................................11
B. SARAN................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia Nya kami mampu menyelesaikan pembentukan makalah mengenai
“Manajemen Persediaan” ini dengan baik dan tepat waktu. Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
manajemen operasional yang diberikan pengarahan oleh Ibu Dra. Marlia Saridewi,
MM.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya bagi kami sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai dengan baik.
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu
perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan
persediaan secara fisik akan berkaitan dengan investasi dalam aktiva lancar di satu
sisi dan pelayanan kepada pelanggan di sisi lain. Pengaturan persediaan ini
berpengaruh terhadap semua fungsi bisnis (operation, marketing, dan finance).
Berkaitan dengan persediaan ini terdapat konflik kepentingan diantara fungsi
bisnis tersebut. Finance menghendaki tingkat persediaan yang rendah, sedangkan
Marketing dan operasi menginginkan tingkat persediaan yang tinggi agar
kebutuhan konsumen dan kebutuhan produksi dapat dipenuhi
Berkaitan dengan kondisi di atas, maka perlu ada pengaturan terhadap jumlah
persediaan, baik bahan-bahan maupun produk jadi, sehingga kebutuhan proses
produksi maupun kebutuhan pelanggan dapat dipenuhi. Tujuan utama dari
pengendalian persediaan adalah agar perusahaan selalu mempunyai persediaan
dalam jumlah yang tepat, pada waktu yang tepat, dan dalam spesifikasi atau mutu
yang telah ditentukan sehingga kontinuitas usaha dapat terjamin (tidak terganggu).
Usaha untuk mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari prinsip-prinsip ekonomi,
yaitu jangan sampai biaya-biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi. Baik persediaan
yang terlalu banyak, maupun terlalu sedikit akan minimbulkan membengkaknya
biaya persediaan. Jika persediaan terlalu banyak, maka akan timbul biaya-biaya
yang disebut carrying cost, yaitu biaya-biaya yang terjadi karena perusahaan
memiliki persediaan yang banyak, seperti : biaya yang tertanam dalam persediaan,
biaya modal (termasuk biaya kesempatan pendapatan atas dana yang tertanam
dalam persediaan), sewa gudang, biaya administrasi pergudangan, gaji pegawai
pergudangan, biaya asuransi, biaya pemeliharaan persediaan, biaya
kerusakan/kehilangan, Begitu juga apabila persediaan terlalu sedikit akan
menimbulkan biaya akibat kekurangan persediaan yang biasa disebut stock out
cost seperti : mahalnya harga karena membeli dalam partai kecil, terganggunya
proses produksi, tidak tersedianya produk jadi untuk pelanggan. Jika tidak
memiliki persediaan produk jadi terdapat 3 kemungkinan, yaitu :
3
1) Konsumen menangguhkan pembelian (jika kebutuhannya tidak
mendesak). Hal ini akan mengakibatkan tertundanya kesempatan
memperoleh keuntungan.
2) Konsumen membeli dari pesaing, dan kembali ke perusahaan (jika
kebutuhan mendesak dan masih setia). Hal ini akan menimbulkan
kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan selama persediaan tidak
ada.
3) Yang terparah jika pelanggan membeli dari pesaing dan terus pindah
menjadi pelanggan pesaing, artinya kita kehilangan konsumen.
Selain biaya di atas dikenal juga biaya pemesanan (ordering cost) yaitu
biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan pemesanan sejak
penempatan pesanan sampai tersedianya bahan/barang di gudang. Biaya-biaya
tersebut antara lain : biaya telepon, biaya surat menyurat, biaya adminisrasi dan
penempatan pesanan, biaya pemilihan pemasok, biaya pengangkutan dan bongkar
muat, biaya penerimaan dan pemeriksaan bahan/barang.
B. RUMUSAN MASALAH
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Biaya pemesanan
5
Berikut ini adalah alasan-alasan mengapa perusahaan mengadakan persediaan.
1. Berapa banyak jumlah unit bahan atau suku cadang yang harus dipesan
atau diproduksi?
2. Kapan suatu pesanan atau aktivitas setup dilakukan?
TC= P(D/Q)+C(Q/2)
Keterangan :
6
Q= Jumlah unit dipesan setiap kali suatu pesanan dipesan atau ukuran lot produksi
d. Reorder Point
Titik pemesanan kembali adalah titik waktu di mana sebuah pesanan baru
harus dilakukan. Hal ini merupakan fungsi dari EOQ, tenggang waktu, dan tingkat
di mana persediaan hampir habis. Tenggang waktu adalah waktu yang diperlukan
untuk menerima kuantitas pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atu
persiapan dimulai.
7
a. Pull system
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari tiga alasan
: kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau subperakitan, dan ketidaktersediaan
bahan baku atau subperakitan. Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional
atas semua masalah tersebut.
8
2. Pengendalian Kualitas Total. Masalah suku cadang atau bahan baku
yang cacat dapat di selesaikan dengan pencapaian zero-defect. Oleh
karena produksi berdasar JIT tidak menggunakan persediaan untuk
menggantikan suku cadang atau bahan yang cacat.
3. Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen atau bahan baku
tersedia ketika dibutuhkan, digunakan sebuah sistem yang disebut
sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem informasi yang
mengendalikan produksi melalui penggunaan tanda atau kartu.
Kanban penarikan merinci kuantitas proses berikutnya yang harus
ditarik dari proses sebelumnya. Kanban produksi merinci kualitas
yang harus diproduksi oleh proses sebelumnya. Kanban pemasok
digunakan untuk memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih
banyak komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.
f. Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan
hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan revolusioner.
Di sini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai program
penyederhanaan – namun ini bukan berarti ia mudah atau sederhana untuk
diterapkan.
Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat
bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat menyebabkan
arus kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi diantara para pekerja
produksi. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT adalah tidak adanya
persediaan untuk menyangga berhentinya produksi. Pilihan lain, yang mungkin
sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori kendala (TOC).
9
3. TEORI CONSTRAINT
1. Produk yang Lebih Baik. Produk yang lebih baik berarti kualitas yang
lebih tinggi. Hal ini juga berarti bahwa perusahaan mampu memperbaiki
produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara
cepat ke pasar.
2. Harga jual yang Lebih Rendah. Persediaan yang rendah akan mengurangi
biaya penyimpanan, biaya investasi per unit, dan beban operasi lainnya
seperti lembur dan beban pengiriman khusus. Harga yang lebih rendah
atau margin produk yang lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi
kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.
3. Daya Tanggap. Tingkat persediaan menandakan kemampuan perusahaan
untuk merespon. Tingkat yang tinggi secara relatif terhadap pesaing akan
mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain, TOC
menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi teggang waktu.
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan dan kami sampaikan, semoga
bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada penulisan atau kata-kata yang kurang
berkenan bahkan jauh dari kesempurnaan kami mohon maaf. Kritik dan saran
yang membangun senantiasa kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami
selanjutnya. Terima kasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
12