Anda di halaman 1dari 12

Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Serang, 14 Maret 2018

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting, karena


persediaan fisik banyak perusahaan melibatkan investasi rupiah terbesar dalam pos aktiva
lancar. Bila perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan,
menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai “opportunity
cost” yang lebih besar. Demikian pula, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang
mencukupi, dapat mengakibatkan biaya – biaya terjadinya kekurangan bahan.
Persediaan adalah segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan
dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan dari sekumpulan produk phisikal pada
berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah ke barang dalam proses, dan kemudian
barang jadi ( Handoko, 1997: hal 333)
Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi
diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu sangatlah
penting. Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara menurunkan
tingkat persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak puas bila suatu
produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara
investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola
persediaan, yaitu dengan cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung kelancaran
proses produksi. Di samping itu, perusahaan juga memperhitungkan biaya persediaan yang
paling ekonomis yang dikenal dengan istilah Economic Order Quantity atau EOQ. EOQ akan
menjawab pertanyaan berapa banyak kualitas bahan baku yang harus dipesan dan berapa
biayanya yang paling murah atau paling ekonomis

.
Pada umumnya biaya-biaya dalam manajemen operasional persediaan saling
berkaitan dan dapat mempengaruhi harga persediaan. Sehingga seorang manajer operasional
harus jeli dan teliti dalam memutuskan berapa persedeiaan yang harus dibeli. Hal ini tidak
bisa dilihat dari kasat mata saja tentunya. Metode ini, kita harus menghitung biaya yang
paling ekonomis pada setiap jumlah barang yang dibeli (dipesan). Biaya tersebut adalah
saling hubungan antara harga bahan baku, biaya penyimpanan yang umumnya dihitung
berdasar persentase tertentu dari nilai persediaan rata-rata, jumlah bahan baku yang
dibutuhkan dalam satu periode misalnya dalam satu tahun, dan biaya pesanan. Untuk itu mari
kita bahas satu persatu agar lebih jelas dalam memahaminya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang di maksud dengan Metode Economical Order Quantity (EOQ) ?
2. Apa saja asumsi-asumsi yang digunakan dalam model EOQ?
3. Apa saja kelemahan dan kelebihan model EOQ?

1.3 Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah Riset Operasional. Tujuan
yang diharapkan adalah agar mengetahui bagaimana mengelola persediaan dengan
mengunakan metode Economic Order Quantity (EOQ).

1.4 Manfaat

Makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya berupa ilmu mengenai metode Economic Order Quantity (EOQ)
pada perusahaan. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang
ingin mempelajari hal yang berkaitan dengan persediaan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Economical Order Quantity (EOQ)

Menurut Sukamdiyo (2004:113) persediaan harus ideal karena itu cara pembelian
barang tersebut juga harus benar. Benar disini berarti paling ekonomis. Secara sederhana
semua ini dapat diketahui dengan rumus EOQ (Economic Order Quantity), yaitu jumlah
dimana setiap kali pembelian akan memperoleh total biaya persediaan yang paling murah.
Menurut Prawirosentono (2005:93) jumlah persediaan tidak dalam jumlah terlalu
banyak dan terlalu sedikit karena keduanya mengandung resiko. Mengingat jumlah
persediaan dipengaruhi jumlah pesanan, berarti persediaan yang ekonomis terjadi jika jumlah
pesanan yang dilakukan pun secara ekonomis terjadi jika jumlah pesanan yang dilakukan pun
secara ekonomis (economically Order Quantity) atau EOQ.
Menurut Gitosudarmo (2002:245) EOQ (Economical Order Quantity) adalah jumlah
pembelian yang paling ekonomis yaitu dengan melakukan pembelian secara teratur sebesar
EOQ itu maka perusahaan akan menanggung biaya-biaya pengadaan bahan yang minimal.
Menurut Heizer dan Render (2011:68) EOQ (Economical Order Quantity) adalah
salah satu teknik pengendalian persediaan yang paling tua dan terkenal secara luas, metode
pengendalian persediaan ini menjawab 2 (dua) pertanyaan penting yaitu :

1. Kapan harus memesan dan


2. Berapa banyak harus memesan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa metode EOQ berusaha mencapai tingkat
persediaan yang seminimum mungkin dengan biaya rendah. Dengan menggunakan metode
EOQ, suatu perusahaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak
mengganggu proses produksi dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan
karena adanya efisiensi persediaan bahan baku di perusahaan yang bersangkutan.
Selain itu dengan adanya penerapan metode EOQ, perusahaan akan mampu
mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan
ruangan kerja, menyelesaikan masalah–masalah dari persediaan yang menumpuk sehingga
mengurangi risiko yang dapat timbul karena persediaan yang ada di gudang. Analisis EOQ
ini dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan berapa kali suatu bahan
di beli dan dalam kuatitas berapa kali pembelian.

Faktor Persediaan Bahan Baku :


Menurut Ahyari (2002:163) untuk dapat mencapai tujuan tersebut maka perusahaan
harus memenuhi beberapa faktor tentang persediaan bahan baku. Adapun faktor-faktor
tersebut adalah:

1. Perkiraan penggunaan
Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan, maka manajemen harus dapat
membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan didalam proses produksi pada suatu
periode. Perkiraan bahan baku ini merupakan perkiraan tentang berapa besar jumlahnya
bahan baku yang akan dipergunakan oleh perusahaan untuk keperluan produksi pada periode
yang akan datang.

2. Harga dari bahan


Harga bahan baku yang akan dibeli menjadi salah satu faktor penentu pula dalam
kebijaksanaan persediaan bahan. Harga bahan baku ini merupakan dasar penyusunan
perhitungan berapa besar dana perusahaan yang harus disediakan untuk investasi dalam
persediaan bahan baku tersebut. Sehubungan dengan masalah ini, maka biaya modal (cost of
capital) yang dipergunakan dalam persediaan bahan baku tersebut harus pula diperhitungkan.

3. Biaya-biaya persediaan
Biaya-biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku ini sudah selayaknya
diperhitungkan pula didalam penentuan besarnya persediaan bahan baku. Dalam
hubungannya dengan biaya-biaya persediaan ini, maka digunakan data biaya persediaan
yaitu:

a. Biaya penyimpanan (holding cost / carrying cost)


b. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost/procurement cost)
4. Pemakaian senyatanya
Pemakaian/penggunaan bahan baku senyatanya dari periode-periode yang lalu (actual
demand) merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan karena untuk keperluan proses
produksi akan dipergunakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengadaan bahan
baku pada periode berikutnya. Seberapa besar penyerapan bahan baku oleh proses produksi
perusahaan serta bagaimana hubungannya dengan perkiraan penggunaan yang sudah disusun
harus senantiasa dianalisa.

5. Waktu tunggu (lead time)


Waktu tunggu (lead time) adalah tenggang waktu yang diperlukan (yang terjadi)
antara saat pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri. Waktu tunggu
ini perlu diperhatikan karena sangat erat hubungannya dengan penentuan saat pemesanan
kembali (reorder point). Dengan waktu tunggu yang tepat maka perusahaan akan dapat
membeli pada saat yang tepat pula, sehingga resiko penumpukan persediaan atau kekurangan
persediaan dapat ditekan seminimal mungkin.

6. Model Pembelian Bahan


Manajemen perusahaan harus dapat menentukan model pembelian yang paling sesuai
dengan situasi dan kondisi bahan baku yang dibeli, yaitu model pembelian yang optimal atau
Economic Order Quantity (EOQ).

7. Persediaan Pengaman (safety stock)


Persediaan pengaman merupakan suatu persediaan yang dicadangankan sebagai
pengaman dari kelangsungan proses produksi perusahaan. Persediaan pengaman diperlukan
karena dalam kenyataannya jumlah bahan baku yang diperlukan untuk proses produksi tidak
selalu tepat seperti yang direncakan.

8. Pemesanan Kembali (reorder point)


Reorder point adalah saat atau waktu tertentu di mana perusahaan harus mengadakan
pemesanan bahan baku kembali, sehingga datangnya pemesanan tersebut tepat dengan
habisnya bahan baku yang dibeli, khususnya dengan menggunakan metode EOQ.
2.2 asumsi-asumsi yang digunakan dalam model EOQ ini adalah sebagai berikut :

1. Tingkat penggunaan seragam dan di ketahui (permintaanya konstan)


Misalnya permintaan setiap hari 200 unit dan permintaan ini di asumsikan
berlangsung terus menerus.
2. Harga item sama untuk semua ukuran pemesanan (tidak ada diskon)
3. Semua pesanan dikirim pada waktu yang sama (tidak dalam kondisi back order)
4. Lead time konstan dan diketahui dengan baik. Pesanan datang tepat pada saat
persediaan habis (minimal persediaan 0 atau tidak terjadi stockout atau kehabisan
persediaan)
5. Item merupakan produk tunggal dan tidak ada kaitanya dengan produk lain.
6. Biaya penempatan dan penerimaan pesanan diabaikan untuk sejumlah pesanan.
7. Struktur biaya khusus di gunakan ndengan cara: biaya item unit konstan dan tidak
adadiskon untuk pembelian dalam jumlah besar. Biaya penyimpanan persediaan
memiliki fungsi linier untuk sejumlah item (tidak ada skala ekonomi biaya
penyimpanan).

Untuk menghitung EOQ terlebih dahulu dihitung biaya pesan dan biaya simpan per
satuan bahan baku dengan rumus sebagai berikut (Heizer dan Render, 2011 : 323):

Perhitungan EOQ menurut Handoko (1999 : 340) adalah sebagai berikut :


Dimana:
EOQ : Kuantitas pembelian optimal
S : Biaya pemesanan setiap kali pesan
D : Penggunaan bahan baku per tahun
H : Biaya penyimpanan per unit

gerafik model persediaan EOQ dapat ditunjukkan seperti pada gambar berikut :

Grafik Model Persediaan EOQ


Sumber : Heizer dan Render. Prinsip-prinsip Manajemen Operasi. 2011.

2.3 Kelebihan dan kelemahan Model EOQ


Metode EOQ dalam operasional persedian mempunyai kelebihan dan juga
kekurangan. Sehingga kita harus mengetahuinya. Berikut beberapa kelebihan dan kelemahan
dalam metode ini:

 Kelebihan Model EOQ:

1. Dapat dijadikan dasar penukaran (trade off antara biaya penyimpanan dengan biaya
persiapan atau biaya pemesanan (setup cost).
2. Dapat mengatasi ketidakpastian penggunaan persediaan pengaman atau persediaan besi (
safety stock)
3. Lazim digunakan pada rumah sakit, yaitu pada persediaan obat. Jika ada pasien yang
sakit mendadak dan perlu obat segera, apotek rumah sakit dapat melayani dengan cepat.
4. Mudah diaplikasikan pada proses produksi yang outputnya telah memiliki standartertentu
dan diproduksi secara massal.

 Kelemahan Model EOQ:

Hakikatnya model EOQ adalah model yang menempatkan pemasok sebagai mitra bisnis
sementara karena paradigma untung-rugi diterapkan pada mereka, sehingga penggunaan
model ini terjadi berganti-ganti pemasok, dan hal ini dapat mengganggu proses produksi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan.

Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan,
mencerminkan sebanyak 40% dari total modal yang diinvestasikan. Manajer operasi
diseluruh dunia telah lama menyadari bahwa manajemen persediaan yang baik itu
sangatlah penting. Di satu pihak, suatu perusahaan dapat mengurangi biaya dengan cara
menurunkan tingkat persediaan di tangan. Di pihak lain, konsumen akan merasa tidak
puas bila suatu produk stoknya habis. Oleh karena itu, perusahaan harus mencapai
keseimbangan antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan konsumen.
Pada umumnya perusahaan menggunakan cara tradisional dalam mengelola
persediaan, yaitu dengan cara memiliki persediaan minimal untuk mendukung
kelancaran proses produksi. Di samping itu, perusahaan juga memperhitungkan biaya
persediaan yang paling ekonomis yang dikenal dengan istilah Economic Order Quantity
atau EOQ. EOQ akan menjawab pertanyaan berapa banyak kualitas bahan baku yang
harus dipesan dan berapa biayanya yang paling murah atau paling ekonomis
Daftar Pustaka

 https://id.scribd.com/doc/225971555/2014/05/25/Metode-Persediaan-
EOQ/2014/05/25, diakses pada tanggal 12 Maret 2018, pukul 19.00 WIB
 http://www.materibelajar.id/2016/05/metode-pengendalian-persediaan-dengan.html#.
diakses pada tanggal 12 Maret 2018, pukul 20.30 WIB
 www.wikipedia.com.

Anda mungkin juga menyukai