Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Brand Equity

(Makalah ini disusun untuk memenuhi uts mata kuliah pemasaran hubungan pelanggan)

Dosen Pengampu : Bapak Drs.Endang Sutrisna ,M.Si

Disusun Oleh:

Monicha Putri Aditia

2001124638

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASU BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua, karena dengan limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tentang “Brand Equity.’ini dengan
tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemasaran Hubungan Pelanggan saya. Shalawat
beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang, penuh dengan Ilmu
Pengetahuan dan teknologi sekaligus sebagai uswatun hasanah bagi ummatnya di seluruh alam.
Dalam kesempatan ini, tidak lupa saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak
Drs.Endang Sutrisna ,M.Si . Selaku dosen pengampu mata kuliah Pemasaran Hubungan
Pelanggan ini, yang sangat membantu dan memberikan bimbingan, sehingga makalah ini dapat
tersusun.

Harapan saya , makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
menjadi suatu motivasi dalam mencapai kesuksesan hidup kepada para pembaca dan yang
terpenting yaitu kepada diri penulis sendiri mengenai “Brand Equity “ saya juga menyadari
bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
Saya mengharapkan adanya kritikan dan saran serta usulan yang membangun demi perbaikan
makalah ini di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah “Brand Equity” ini
dapat bermanfaat oleh siapapun yang membacanya.

Pekanbaru , 5 April 2023

Penyusun
KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................

a. Latar belakang.......................................................................................................
b. Rumusan masalah..................................................................................................
c. Tujuan pembahasan..............................................................................................
d. Manfaat ..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................

a. Defenisi Brand Equity...........................................................................................


b. Membangun Brand Equity...................................................................................
c. Pengelolaan Brand Equity...................................................................................
d. Manfaat dan fungsi Brand Equity.......................................................................
e. Lini produk,merek,kemasan dan label................................................................

BAB III PENUTUP...........................................................................................................

a) Kesimpulan.............................................................................................................
b) Saran.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar belakang

Situasi pasar dunia saat in semakin kompetitif dan berkembang begitu


cepat.Perkembangan pasar dunia yang begitu cepat dewasa in dapat di lihat di segala
bidang seperti teknologi, ekonomi dan sebagainya. Dampak dari perkembangan ini
memberikan suatu tantangan dan peluang bagi industri dan perusahaan besar maupun
kecil. Di era globalisasi, seperti yang terjadi di kawasan Asia khususnya Negara
Indonesia, dapat dilihat bahwa dengan adanya perdagangan bebas membuka jalan bagi
perkembangan industri dan perusahaan dalam memasarkan produk dan memperluas
pasarmya. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan tantangan
bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pelaku bisnis beroperasi dalam
perekonomian global; yakni segala sesuatu bergerak dalam hitungan detik; pasar kita
diwarnai ole persaingan yang luar biasa hebat; teknologi dan perkembangannya susah
ditebak telah menantang setiap pelaku bisnis; dan dunia bisnis harus menyesuaikan diri
dengan konsumen yang lebih mampu pegang peran (Kotler, 2005). Fenomena persaingan
ini akan semakin mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
memposisikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar.Salah
satu asset untuk mencapai keadaan tersebut adalah dengan merek (Brand) (Durianto, dkk,
2001).Brand Equity merupakan salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh suatu
perusahaan. Konsep ini muncul pada tahun 1980-an dan sejak itu menjadi topik utama
dalam dunia pemasaran. Brand Equity mengacu pada nilai yang terkait dengan merek
atau brand tertentu yang diakui oleh konsumen. Nilai ini mencakup sejumlah elemen,
seperti kualitas, citra, persepsi, kepercayaan, kesetiaan, dan reputasi merek tersebut di
mata konsumen. Brand Equity penting bagi perusahaan karena dapat memberikan
keuntungan yang signifikan dalam jangka panjang. Merek yang memiliki brand equity
yang kuat dapat memberikan keuntungan dalam berbagai hal seperti meningkatkan
loyalitas konsumen, meningkatkan harga jual produk, mempermudah ekspansi merek ke
pasar baru, dan meningkatkan kepercayaan konsumen pada merek tersebut.Brand Equity
juga dapat membantu perusahaan untuk membedakan produk mereka dari pesaing,
membangun citra merek yang positif, dan memperkuat hubungan dengan pelanggan.
Sebagai hasil dari brand equity yang kuat, perusahaan dapat menghasilkan keuntungan
yang lebih besar dan mempertahankan pangsa pasar yang tinggi. Brand Equity dapat
dibangun melalui strategi branding yang tepat. Melalui kampanye iklan yang konsisten,
kualitas produk yang baik, dan pengalaman konsumen yang positif, perusahaan dapat
memperkuat merek mereka dan meningkatkan nilai brand equity. Oleh karena itu, brand
equity menjadi fokus utama bagi perusahaan dalam mengembangkan dan memperkuat
merek mereka.Dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif dan global, brand
equity menjadi semakin penting bagi perusahaan untuk membedakan diri dari pesaing
dan mempertahankan kesuksesan jangka panjang mereka. Perusahaan akan lebih mudah
dikenal jika perusahaan tersebut tepat dalam pemberian nama suatu brand, sehingga
memudahkan pelanggan untuk mengenali produknya dan untuk melakukan pembelian
ulang. Salah satu cara dalam memenangkan persaingan adalah perang antar merek karena
pemasaran sendiri tidak hanya memasarkan produk saja namun merek yang mudah
diingat akan membuat persepsi konsumen menjadi positif akan produk tersebut. Maka
dari itu dengan adanya brand equity akan memudahkan pihak perusahaan dalam
memasarkan dan mengetahui keinginan dari konsumen. Menurut Astuti dan Cahyadi
(2007), Ekuitas merek (brand equity) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang
dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang
memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang
dapat membedakan dengan merek pesaing. Menurut Susanto dan Wijarnako (2004),
Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu
merek, nama dan simbolnya, yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh
suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan. Brand equity adalah nilai
tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Brand equity dapat tercermin dalam cara
konsumen berfikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan merek, dan juga
harga, pangsa pasar, dan formalitas yang diberikan merek bagi perusahaan .(Kotler dan
Keller ,2009:263)
b. Rumusan maslah

1) Apa defenisi dari brand equity?


2) Bagaimana cara membangun brand equity?
3) Bagaimana cara pengelolaan brand equity?
4) Apa saja manfaat dan fungsi brand equity?
5) Apa perbedaan lini produk,merek,kemasan dan label?

c. Tujuan

1) Untuk mengetahui defenisi dari brand equity.


2) Untuk mengetahui bagaimana membangun brand equity.
3) Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan brand equity.
4) Untuk mengetahui manfaat dan fungsi brand equity.
5) Untuk mengetahui perbedaan lini produk,merek,kemasan dan label.

d. Manfaat

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat terhadap semua pihk
dan dapat menambah wawasan ,informasi dan penjelasan yang lebih mendalam tentang
brand equity , sehingga pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang lebih dalam
tentang materi tersebut.

BAB II
PEMBAHASAN

a) Defenisi Brand Equity

Brand Equity atau ekuitas merek adalah nilai tambah yang terkait dengan sebuah
merek atau brand, yang diakui oleh konsumen. Brand Equity mencakup banyak aspek,
seperti kualitas, citra, reputasi, kesetiaan konsumen, dan persepsi konsumen tentang
merek tersebut. Secara sederhana, brand equity adalah sebuah pengukuran atas seberapa
kuat sebuah merek di mata konsumen dan seberapa besar pengaruhnya terhadap
keputusan konsumen dalam membeli produk atau layanan dari merek tersebut. Brand
equity yang kuat akan memberikan keuntungan yang signifikan bagi perusahaan, seperti
meningkatkan loyalitas konsumen, memperkuat citra merek, dan meningkatkan daya
saing di pasar. Brand equity dapat dibangun melalui berbagai strategi pemasaran yang
efektif, seperti iklan yang konsisten, kualitas produk yang baik, pengalaman positif
konsumen, dan berbagai upaya untuk membangun kesadaran merek di mata konsumen.
Oleh karena itu, brand equity menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaan dalam
mengembangkan dan memperkuat merek mereka di pasar.
Berikut ini adalah beberapa pengertian Ekuitas merek (Brand Equity) dari
beberapa sumber: Menurut Astuti dan Cahyadi (2007), Ekuitas merek (brand equity)
adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota
saluran distribusi, dan perusahaan yang memungkinkan suatu merek mendapatkan
kekuatan, daya tahan, dan keunggulan yang dapat membedakan dengan merek pesaing.
Menurut Susanto dan Wijarnako (2004), Ekuitas merek adalah seperangkat aset dan
liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya, yang
menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada
perusahaan atau pelanggan Menurut David A Aker (1996:8) dalam buku Rangkuti
(2010:39), “Brand equity is a set of assets (and liabilities) linked to a brand’s name and
symbol that adds to (or subtracts from) the value provided by a product or service to a
from that firm’s customer”.Artinya:“Ekuitas merek adalah seperangkat aset (dan
kewajiban) terkait dengan nama merek dan simbol yang menambah (atau mengurangi
dari) nilai yang diberikan oleh suatu produk atau jasa ke pelanggan dari perusahaan”.
Menurut Darmadi Durianto, Sugiarto, Sitinjak Tony (2001:4) ekuitas merek adalah
seperangkat aset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, simbol,
yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuah produk atau
jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. Berdasarkan beberapa pendapat ahli
diatas ekuitas merek adalah kekuatan merek yang memberikan nilai terhadap konsumen
yang dapat mempengaruhi cara berpikir konsumen untuk mendapatkan kepuasan yang
lebih bila dibanding produk-produk lainnya. Menurut Kotler dan Keller (2009), Ekuitas
merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas
merek dapat tercermin dalam cara konsumen berpikir, merasa dan bertindak dalam
hubungannya dengan merek, dan juga harga, pangsa pasar dan profitabilitas yang
diberikan merek bagi perusahaan. Menurut Aaker (1997) sumber-sumber utama ekuitas
merek adalah loyalitas merek (brand loyalty), kesadaran terhadap merek (brand
awareness), persepsi kualitas merek (brandperceived quality), asosiasi mere (brand
associations).

 Brand Loyalty (Loyalitas merek), menurut Peter dan Olson (2000) bahwa 4 pendekatan
ekuitas mere yang sebenarnya merupakan bagian dari loyalitas merek, yaitu:

1. Subtitutability. Kalau konsumen sulit beralith ke merek lain, walaupun mereka


dirangsang untuk melakukannya, it merupakan pertanda ekuitas merek yang
tinggi.
2. Repeat purchase rate. Perhatikan persentase konsumen yang membeli merek
pada waktu yang lalu dan akan membeli mere itu lagi pada masa yang akan
dating.
3. Concentration. Kalau pasar terkonsentrasi, berarti para pemasar telah
membangun ekuitas yang tinggi pada mereknya.
4. Demand elasticity. Kalau konsumen menempatkan nilai yang tinggi pada
sebuah merek, mereka akan merespons penurunan harga merek itu secara
antusias, tetapi tidak bereaksi pada penurunan harga pesaing.
Brand loyalty berkaitan dengan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada
sebuah merekbrandloyaltyatau loyalitas mere diukur dari tingkat kesetiaan konsumen
terhadap merek. Apabila loyalitas mere meningkat, maka kerentanan kelompok
pelanggan dari serangan kompetitor dapat dikurangi. Hal ini menunjukkan suatu
indikator dari ekuitas merek yang berkaitan dengan perolehan laba di masa yang akan
datang karena loyalitas mere dapat diartikan sebagai peluang penjualan bagi
perusahaan di masa depan.

 Brand Awareness (kesadaran terhadap merek), merupakan kesanggupan seorang calon


pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan
bagian dari kategori produktertentu. Peran brand name awareness dalam keseluruhan
ekuitas mere tergantung dari sejauh manatingkatan kesadaran yang dicapai ole suatu
merek.

 Perceived Quality (persepsi kualitas), komponen ini merupakan inti ekuitas merek,
dimana di dalamnya tercermin kesukaan konsumen terhadap mere kepercayaan,
kebanggaan, dan keinginan untuk merekomendasikan meek. Persepsi kualitas
merupakan persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu
produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Menurut Aaker
(1997) terdapat lima keuntungan perceived quality (persepsi kualitas) bagi suatu merek
tertentu, yaitu;

1) Alasan membeli, persepsi kualitas sebuah mere memberikan alasan yang


penting bagi konsumen untuk membeli. Hal ini mempengaruhi merek apa
yang akan dipilih.

2) Diferensiasi, salah satu karekterisitik penting dapat dilihat dari posisi merek
dalam dimensi persepsi kualitas.
3) Harga optimum, keuntungan in memberikan pilihan-pilihan di dalam
menetapkan hargaoptimum (premium price).

4) Meningkatkan minat para distributor, keuntungan keempat ini memiliki arti


penting bagi para distributor pengecer serta berbagai saluran distribusi
lainnya, karena hal ini sangat membantu perluasan distribusi.

5) Perluasan merek, persepsi kualitas dapat dieksploitasi dengan cara


mengenalkan berbagai perluasan mere, yaitu dengan menggunakan mere
tertentu untuk masuk ke dalam kategori produk baru.

 Brand Association (assosiasi merek), asosiasi mere berhubungan atas semua hal yang
berkaitan dengan ingatan mengenai merek (Aaker, 1997). Asosiasi itu tidak hanya eksis,
namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterkaitan pada banyak pengalaman tau
penampakan untuk mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang dingat konsumen
dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam
benak konsumen. Brand image merupakan sekumpulan merek yang terbentuk dan
melekat di benak konsumen. Konsumen yangterbiasa menggunakan merek tertentu
cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan
kepribadian merek (brand personality).Selanjutnya apabila konsumen beranggapan
bahwa merek tertentu secara fisikberbeda dari merek pesaing, citra mere tersebut akan
melekat secara terus-menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek
tertentu, yang disebut dengan loyalitas merek(brand loyalty). Asosiasi merek dapat
menciptakan suatu niliai bagi perusahaan dan para pelanggan, karena dapat membantu
proses penyusunaninformasi untuk membedakan merek yang satu dari merek yang lain
(Simamora,2003).

b) Membangun brand equity


Brand equity adalah nilai atau aset yang dimiliki oleh suatu merek atau brand yang
tercermin dalam kesetiaan konsumen, reputasi merek, dan kepercayaan konsumen
terhadap merek tersebut. Membangun brand equity adalah suatu proses untuk
meningkatkan nilai merek dengan menciptakan kesan positif pada konsumen dan
membuat merek tersebut menjadi lebih dikenal, dipercayai, dan dicintai oleh
konsumen.Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk membantu
membangun brand equity:

1. Memiliki visi yang jelas dan konsisten: Memiliki visi yang jelas dan konsisten
membantu merek untuk menciptakan identitas yang kuat dan terpercaya bagi
konsumen. Visi ini harus mencakup nilai-nilai dan prinsip-prinsip merek yang
ingin disampaikan dan dipegang teguh oleh seluruh staf yang terkait dengan
merek.

2. Mengenal target pasar: Mengetahui target pasar dan kebutuhan mereka sangat
penting dalam membentuk merek yang kuat dan relevan bagi konsumen. Hal ini
dapat dilakukan dengan melakukan riset pasar untuk mengetahui apa yang
diinginkan konsumen dan bagaimana cara merek dapat memenuhi kebutuhan
mereka.

3. Membuat pesan merek yang kuat dan konsisten: Pesan merek harus dapat
memperkuat identitas merek dan memberikan nilai tambah yang berbeda dari
pesaing. Pesan tersebut harus konsisten dalam semua komunikasi merek, baik
melalui iklan, media sosial, atau produk merek itu sendiri.

4. Membangun hubungan emosional dengan konsumen: Menciptakan hubungan


emosional dengan konsumen dapat membantu merek membangun kesetiaan dan
kepercayaan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat hubungan merek
dengan konsumen melalui program loyalitas atau acara merek.
5. Menjaga kualitas produk dan pelayanan: Kualitas produk dan pelayanan yang baik
sangat penting dalam membentuk reputasi merek. Merek harus terus menjaga
kualitas produk dan pelayanan untuk mempertahankan kepercayaan konsumen
dan meningkatkan kesetiaan merek. Dalam rangka membangun brand equity,
merek harus terus beradaptasi dengan perubahan pasar dan selalu berusaha
meningkatkan kualitas produk dan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen. Dengan demikian, merek dapat membangun kesetiaan konsumen dan
kepercayaan yang kuat, yang akhirnya akan membantu merek untuk tumbuh dan
berkembang di pasar.

Ekuitas merek dapat dibangun dengan menciptakan struktur pengetahuan merek yang
tepat untuk konsumen yang tepat. Proses ini bergantung pada semua kontak yang
berhubungan dengan merek (baik dilakukan oleh pemasar maupun bukan). Berdasarkan
perspektif manajemen pemasaran, terdapat tiga kompenen penggerak ekuitas merek,
yaitu (Philip Kotler, 2002):

 Pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang membentuk merek (nama
merek, URL, logo, lambang, karakter, juru bicara, slogan, lagu, kemasan, dan
papan iklan.

 Produk dan jasa serta semua kegiatan pemasaran dan program pemasaran
pendukung yang menyertainya.

 Asosiasi lain yang diberikan secara tidak langsung ke merek dengan


menghubungkan merek tersebut dengan beberapa entitas lain (orang, tempat, atau
barang).
c) Pengelola brand equity
Pengelolaan merek yang efektif membutuhkan tindakan pemasaran jangka panjang.
Merek merupakan Aset Tidak Berwujud yang dimiliki perusahaan yang sifatnya tetap,
maka perlu dikelola agar nilainya tidak menyusut.

 Penguatan Merek
Ekuitas merek diperkuat dengan tindakan pemasaran yang konsisten dengan
menyampaikan arti suatu merek dalam hal:
1) Produk apa yang dipresentasikan oleh merek, apa manfaat yang diberikan dan
kebutuhan apa yang dipenuhi
2) Bagaimana merek membuat produk menjadi unggul, disukai dan unik harus
berada pada pikiran konsumen.

 Revitalisasi Merek
Revitalisasi merek merupakan penguatan kembali posisi merek yang telah
mengalami masa-masa sulit dalam lingkungan pasar. Tindakan revitalisasi
disebabkan adanya perubahan selera dan preferensi konsumen, munculnya
pesaing dan baru serta semua perkembangan yang terjadi yang mempengaruhi
peruntungan merek dalam lingkungan pasar.

Langkah pertama yang dilakukan dalam merevitalisasi merek adalah memahami


sumber-sumber apa dari ekuitas merek yang bisa dipakai. Lalu memutuskan apakah
perusahaan akan mempertahankan positioning yang sama atau menciptakan positioning
baru.

d) Manfaat dan fungsi Brand Equity


Ekuitas merek dapat mempengaruhi kepercayaan diri konsumen dalam mengambil
keputusan pembelian baik itu dikarenakan ada pengalaman di masa lalu dalam
menggunakan merek tersebut maupun kedekatan dengan merek dan karakteristiknya.
Ekuitas merek memiliki beberapa fungsi dan manfaat sebagai berikut (Simamora, 2003):
1. Loyalitas memungkinkan terjadinya pembelian/transaksi berulang atau jika

konsumen tersebut merupakan commited buyer, tidak hanya terhenti pada

pembelian ulang, namun konsumen tersebut juga dapat menganjurkan atau

merekomendasikannya kepada orang lain.

2. Memungkinkan perusahaan menetapkan harga yang lebih tinggi (premium), yang

berarti marjin yang lebih tinggi bagi perusahaan.

3. Memberikan kredibilitas pada produk lain yang menggunakan merek tersebut.

4. Memungkinkan return yang lebih tinggi.

5. Diferensiasi relatif dengan pesaing yang jelas, bernilai dan berkesinambungan.

6. Memungkinkan fokus internal yang jelas.

7. Menciptakan toleransi konsumen terhadap kesalahan produk atau perusahaan,

melalui loyalitas yang tinggi terhadap merek tersebut.

8. Menjadi faktor yang menarik karyawan-karyawan berkualitas, sekaligus

mempertahankan karyawan-karyawan (yang puas).

9. Menarik konsumen untuk hanya menggunakan faktor merek dalam pengambilan

keputusan pembelian.

e) Perbedaan Lini Produk,Merek,Kemasan Dan Label

 Lini produk
Lini produk adalah suatu kelompok produk yang erat kaitannya karena mereka
yang mempunyai fungsi yang sama, dijual kepada kelompok konsumen yang
sama,dipasarkan melalui tipe outlet yang sama, atau mempunyai harga dalam
batasan harga tertentu. Keputusan lini produk yang utama melibatkan panjang lini
produk. Lini produk dianggap terlalu pendek jika manajer dapat meningkatkan
laba dengan menambahkan beberapa item; lini dianggap terlalu panjang jika
manajer dapat meningkatkan laba dengan cara membuang beberapa item. Panjang
lini produk ditentukan oleh tujuan dan sumber daya perusahaan. Perusahaan harus
mengelola lini produknya dengan sangat hati-hati. Perusahaan dapat secara
sistematis menambah panjang lini produk yang ada dengan dua cara :dengan cara
membesarkan (meregangkan) lini dan mengisi lini tersebut. Pembesaran lini
produk dilakukan ketika perusahaan memperpanjang lini produk melebihi
batasanyang telah ada. Perusahaan dapat memperbesar lini produknya ke bawah,
ke atas, atau keduanya.Merek adalah nama, istilah, tanda, symbol, disain atau
kombinasi dari unsur-unsur ini, yang dimaksudkan sebagai pengenal barang atau
jasa dari penjual dan sebagai pembeda dengan pesaing.

 Pemberian Merek
Keahlian khas para pemasar profesional adalah kemampuan mereka menciptakan,
memelihara, melindungi, dan meningkatkan merek produk dan jasa mereka.
Merek adalah suatu nama, kata, simbol, atau desain, atau kombinasi dari
semuanya yang mengidentifikasi pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu.
Konsumen melihat merek sebagai bagian produk yang penting dan merek
menambah nilai produk. Perusahaan mempunyai empat pilihan ketika harus
memilih strategi merek perusahaan dapat memperkenalkan perluasan lini (merek
yang telah ada diubah kedalam bentuk, ukuran, dan rasa yang baru untuk kategori
produk yang sudah ada), perluasan merek (nama merek yang ada diperkenalkan
kekategori produk baru), aneka merek (nama merek baru diperkenalkan ke
kategori produk yang sama), atau merek baru (merek baru untuk produk yang
baru).

 Pengemasan
Pengemasan merupakan kegiatan mendesain dan memproduksi wadah atau
pembungkusan produk. Kemasan dapat berupa wadah utama produk, kemasan
sekunder yang dibuang pada saat produknya digunakan, kemasan yang khusus
untuk menyimpan, mengidentifkasi, dan mengirim produknya. Pelabelan,
informasi yang dicetak pada kemasan juga termasuk bagian dari pengemasan.

 Pelabelan
label dapat bervariasi dari tanda pengenal produk yang sederhana hingga yang
rumit merupakan bagian dari kemasan. Label menampilkan beberapa fungi, pada
tingkatan paling akhir, label mengidentifikasi produk atau merek. Label juga
menjelaskan nenerapa hal mengenai produk, siapa yang membuatnya, dimana
dibuat, kapan dibuat, isinya, bagimana produk tersebut digunakan, dan bagaimana
menggunakan dengan aman, dan terakhir, label dapat mempromosikan produk
melalui gambar yang atraktif.
BAB III

PENUTUP

a) Kesimpulan
Perkembangan pasar dunia yang begitu cepat dewasa in dapat di lihat di segala
bidang seperti teknologi, ekonomi dan sebagainya. Brand Equity merupakan salah satu
aset terpenting yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Brand Equity mengacu pada nilai
yang terkait dengan merek atau brand tertentu yang diakui oleh konsumen. Brand Equity
dapat memberikan keuntungan yang signifikan dalam jangka panjang, meningkatkan
loyalitas konsumen, meningkatkan harga jual produk, mempermudah ekspansi merek ke
pasar baru, dan meningkatkan kepercayaan konsumen pada merek tersebut. Perusaha
Brand equity menjadi fokus utama bagi perusahaan dalam mengembangkan dan
memperkuat merek mereka. Ekuitas merek adalah seperangkat asosiasi dan perilaku yang
dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan yang
memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan keunggulan. Brand
equity dapat tercermin dalam cara konsumen berfikir, merasa, dan bertindak dalam
hubungannya dengan merek, dan harga, pangsa pasar, dan formalitas yang diberikan
merek bagi perusahaan.
b) Saran
Berdasarkan perkembangan pasar dunia yang begitu cepat saat ini, ada beberapa saran
yang dapat diberikan untuk perusahaan dalam membangun dan memperkuat brand equity
mereka, antara lain:
1. Menjaga konsistensi merek, Perusahaan harus selalu menjaga konsistensi merek
mereka dalam setiap aktivitas pemasaran, baik itu di media sosial, iklan,
packaging, atau kegiatan promosi lainnya.
2. Memperhatikan tren pasar,Perusahaan harus selalu memperhatikan tren pasar
terbaru dan beradaptasi dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
3. Berinovasi,Perusahaan harus senantiasa berinovasi dalam produk dan layanan
mereka untuk meningkatkan nilai tambah bagi konsumen.
4. Meningkatkan pengalaman konsumen,Perusahaan harus memastikan bahwa
konsumen memperoleh pengalaman yang baik dalam hubungannya dengan
merek.

Dalam membangun brand equity yang kuat dan berkelanjutan, perusahaan harus selalu
memperhatikan kebutuhan konsumen dan beradaptasi dengan cepat dengan perkembangan pasar
yang begitu cepat saat ini. Dengan melakukan hal-hal di atas, perusahaan dapat memperkuat
merek mereka dan memenangkan persaingan di pasar yang semakin kompetitif.
DAFTAR PUSTAKA

Yulia, farida, Lamsah, & Periyadi. (2019). BUKU MANAJEMEN


PEMASARAN_compressed.pdf (Issue April, p. 79).

Anda mungkin juga menyukai