Anda di halaman 1dari 18

Makalah

“MEREK DAN BRAND EQUITY”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ecopreneuship

Dosen Pengampu: Vidya Amalia Rismanty B.Ec,M.M

Disusun Oleh Kelompok 3:

Adil Gunawan Zega (221010502180)


Agung Nurizky (221010502189)
Ahmad Alwan Ijudin (221010502268)
Charles Kristian (221010502193)
Zebua

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PAMULANG

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan Tugas Makalah MEREK DAN BRAND EQUITY
ini dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah
Sosiologi ekonomi. penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya.

Penulis mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan,
Maka dari itu mohon kritik dan saran dari pembaca untuk membantu penulis agar lebih berkembang
lagi di kemudian hari.

Depok, 08 November 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................................1


B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1
C. Tujuan Penulis..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Merek dan Brand Equity..........................................................................2


B. Dimensi merek dan brand equity...............................................................................3
C. Jenis-jenis merek dan elemen-elemen brand equity...................................................6
D. Membangun dan mengelola brand equity..................................................................7
E. Manfaat membangun merek dan brand equity ..........................................................9
F. Studi kasus merek dan brand equity...........................................................................9
G. Peluang dan tantangan brand equity di era digital ....................................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................13
B. Saran...........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Merek (brand) telah menjadi elemen krusial yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah
organisasi pemasaran, baik organisasi bisnis maupun nirlaba, pemanufaktur maupun penyedia
jasa, dan organisasi lokal, regional, maupun global. Riset selama ini cenderung didominasi
penelitian di sektor consumer markets, terutama dalam kaitannya dengan produk fisik berupa
barang. Kendati demikian, literatur merek mulai berkembang pula untuk sektor pemasaran jasa,
pemasaran bisnis, pemasaran online, dan bahkan pemasaran negara (country marketing). Bidang
kajiannya pun sangat beragam, mulai dari sejarah manajemen merek, brand origin, brand
pioneership dan brand name strategy hingga brand equity, brand extension, brand loyalty, brand
community, dan global branding.

Perilaku konsumen pada umumnya terbentuk berdasarkan pengalaman pribadi, saran dari
orang lain / teman-teman serta dari komunikasi yang disampaikan melalui media elektronik
(seperti televisi, radio, dll) atau media cetak (seperti surat kabar, majalah, tabloid, dll). Kemudian
kepuasan konsumen juga menjadi elemen penting dalam tahap evaluasi sebagai salah satu ukuran
keberhasilan kinerja perusahaan sehingga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan (costumer
loyalty) dan menambah nilai positif pada ekuitas merek (brand equity) produk

B. Rumusan Masalah

Pada makalah ini penulis akan membahas tentang:

a) Pengertian merek dan brand equity.


b) Dimensi brand equity.
c) Membangun dan mengelola brand equity.
d) Manfaat membangun brand equity.
e) Studi kasus brand equity.
f) Tantangan dan peluang di era digital.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar dapat mengetahui pengertian dari
merek dan brand equity serta untuk mengetahui mengapa merek sangat penting dalam suatu
perusahaan.
Disamping itu makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok dari
mata kuliah “Ecopreneuship”.
1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Merek Dan Brand Equity

Definisi merek menurut Keller (2008:5) adalah: Sebuah merek merupakan lebih dari
sekedar produk, karena mempunyai sebuah dimensi yang menjadi diferensiasi dengan produk
lain yang sejenis. Diferensiasi tersebut harus rasional dan terlihat secara nyata dengan performa
suatu produk dari sebuah merek atau lebih simbolis, emosional, dan tidak kasat mata yang
mewakili sebuah merek. Berdasarkan definisi di atas, satu merek berfungsi untuk
mengidentifikasikan penjual atau perusahaan yang menghasilkan produk tertentu yang
membedakannya dengan penjual atau perusahaan lain yang memiliki nilai yang berbeda yang
pada setiap merek-nya. Merek/brand dapat berbentuk logo, nama, trademark atau gabungan dari
keseluruhannya.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis,
merek adalah tanda dengan ciri khas berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, corak warna, atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut. bahwa ada. Itu ada dalam barang atau jasa yang digunakan
untuk kegiatan perdagangan.

Merek merupakan tanda pembeda kegiatan perdagangan dengan barang atau jasa
sejenis, serta jaminan mutu jika dibandingkan dengan barang atau jasa sejenis milik pihak lain.

Menurut Aaker (2014:8) sebagai berikut Brand Equity atau ekuitas merek merupakan
seperangkat aset dan liabilitas merek yang berkaitan dengan suatu merek, nama dan simbolnya,
yang menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada
perusahaan atau pelanggan perusahaan. Kemudian Shimp (2012:33) menyatakan bahwa “Brand
equity adalah nilai merek yang menghasilkan brand awareness yang tinggi dan asosiasi merek
yang kuat, disukai, dan mungkin pula unik, yang diingat konsumen atas merek tertentu”.

2|Page
Pengertian Merek Menurut Beberapa Tokoh

1. Menurut Kotler dan Armstrong


Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau desain, ataupun kombinasi semuanya,
yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari satu penjual atau sekelompok
penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.

2. Menurut Tjiptono
Merek adalah simbol, alat hukum (hak milik), perusahaan, singkatan, mitigasi
risiko, positioning, kepribadian, rantai nilai, visi, nilai tambah harga, identitas, citra, hubungan,
dan entitas yang berkembang.
3. Menurut Simamora
Merek adalah nama, tanda, simbol, desain, atau kombinasi dari semuanya yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual di antara barang dan
jasa dari penjual lain.
4. Menurut Rangkuti
Merek adalah nama dan simbol khusus (seperti logo, stempel, atau kemasan) yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari penjual atau kelompok penjual
tertentu.
5. Menurut Alma
Merek adalah tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang atau jasa
tertentu, yang dapat berupa kata-kata, gambar, atau kombinasi keduanya.

B. Dimensi Brand Equity

Aaker (2012) merumuskan lima dimensi yang membangun ekuitas merek sebagai
berikut: 1. Kesadaran merek (brand awareness)
Kesadaran merek adalah tingkat kesadaran seseorang untuk mengenal adanya suatu
merek sebagai bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 2012). Tingkat kesadaran merek
terdiri dari atas tidak sadar merek (unwarnes of brand), pengenalan merek (brand recongnition),
mengingat ulang (brand recall) dan puncak pikiran (top of mind). Penjabaran masingmasing
dimensi adalah sebagai berikut:

3|Page
a. Unwarnes of breand, konsumen tidak menyadari akan adanya sesuatu merek baru.
Unware brand adalah tingkat paling rendah dalam piramida kesadaran merek dimana kosumen
tidak menyadari adanya suatu merek walaupun sudah dilakukan pengingatan kembali lewat
bantuan (aided recall).
b. Brand recognition, adalah tingkat minimal dari kesadaran merek dimana pengenalan
suatu merek mucul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall),
yaitu jika konsumen melihat atau mendengar identitas audio-visualnya seperti nama merek, logo,
kemasan, atau slogan dari merek tersebut. Mungkin pembeli mengenal merek tersebut, tetapi
tidak ingat, dan pembeli akan ingat setelah melihat atau diingatkan kembali merek tersebut.
c. Brand recall, konsumen tidak perlu dibantu untuk meningkatkan kembali terhadap
sebuah merek. Brand recall adalah merek yang diingat konsumen selain merek top of mind
secara spontan tanpa adanya bantuan (unaided recall). Brand recall didasarkan pada permintaan
seorang pembeli untuk menyebutkan kembali merek tertentu dalam suatu kelas produk.
d. Top of mind, jika konsumen mengingat sebuah kategori produk, maka merek yang
pertama muncul adalah merek yang ada dalam puncak pemikirannya. Dengan kata lain, merek
tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.
Misalnya, minuman suplemen penyengar kuat, seketika yang muncul pertama adalah Extra Joss
baru kemudian merek lainnya.

2. Asosiasi merek (brand association)


Asosiasi merek adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan merek dalam ingatan atau
sekumpulan merek yang berasosiasi (memiliki hubugan) yang dibentuk oleh konsumen atau
dibentuk dalam pikiran-pikirannya. Kehebatan asosiasi merek adalah kemampuan untuk
membentuk sikap positif, dan persepsi yang kuat, serta alasan untuk membeli

Fungsi brand association dalam pembentukan brand equity adalah sebagai berikut :
a. Membantu penyusunan informasi merek.
b. Membedakan merek tersebut dengan merek lainnya.
c. Sebagai alasan konsumen untuk membeli.
d. Menciptakan sikap positif terhadap merek tersebut.
e. Sebagai landasan untuk melakukan brand expantion.

3. Persepsi kualitas (perceived quality)

4|Page
Persepsi kualitas adalah persepsi pelanggan terhadap mutu atau kegunaan suatu produk
dilihat dari fungsi relatif produk dibandingkan produk lain. Keller (2012) mendefinisikan
persepsi kualitas sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan
suatu produk atau jasa relatif terhadap alternatif yang relevan dan berkaitan dengan tujuan yang
dimaksud.
Secara umum perceived quality dapat menghasilkan beberapa nilai–nilai, yaitu:
a. Alasan konsumen untuk membeli.
b. Differensiasi atau positioning product
c. Harga optimum.
d. Kepentingan berbagai saluran distribusi.
e. Perluasan merek.
4. Kesetiaan merek (brand loyalty)
Loyalitas merek (brand loyality) adalah merupakan ukuran kedekatan pelanggan pada
suatu merek, dan perasaan positif terhadap suatu merek. Itulah sebabnya pelanggan akan
cenderung menggunakan produk secara teratur. Pembelian ulang sangat dipengaruhi tingkat
loyalitas merek yang dimiliki oleh pelanggan.
Beberapa fungsi yang dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan yaitu:
a. Mengurangi biaya pemasaran.
b. Meningkatkan perdagangan.
c. Menarik minat pelanggan baru.
d. Memberi waktu untuk merespon ancaman pesaing.
5. Aset merek : Simbol logo-lambang.
Aset merek : Simbol logo-lambang berkaitan dengan ekuitas lain yang dimiliki sebuah
merek sebagai suatu bentuk keunggulan lain dan tidak dimiliki oleh produk sejenis dengan
merek lainnya.

Bagian-Bagian Merek
Menurut Kotler dan Keller (2009), suatu merek biasanya terdiri dari beberapa bagian,
yaitu:
1. Nama merek, merupakan bagian dari merek dan diucapkan.
2. Bagian merek yang dapat dikenali tetapi tidak diucapkan, seperti simbol, desain, font,
atau warna yang khas.

5|Page
3. Merek dagang (trademark) adalah bagian dari merek yang dilindungi undang-undang
karena kemampuannya menciptakan sesuatu yang istimewa.
4. Hak cipta adalah hak istimewa yang dilindungi secara hukum untuk memproduksi,
menerbitkan, dan menjual karya tulis, karya musik, atau karya seni.
C. Jenis-Jenis Dan Elemen-Elemen Brand Equity

Jenis merek dan brand equity memiliki berbagai aspek yang dapat membantu
perusahaan memahami dan mengelola merek mereka dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa
jenis merek dan elemen-elemen ekuitas merek yang terkait:

Jenis Merek:
1. Merek Produk (Product Brand): Merek ini terkait dengan produk tertentu yang
ditawarkan oleh perusahaan. Contoh: iPhone dari Apple.
2. Merek Layanan (Service Brand): Merek ini terkait dengan layanan yang ditawarkan
oleh perusahaan. Contoh: FedEx dalam bisnis pengiriman.
3. Merek Korporasi (Corporate Brand): Ini adalah merek yang digunakan oleh
perusahaan dalam konteks bisnis mereka secara keseluruhan. Contoh: Coca-Cola sebagai
merek korporasi.
4. Merek Pribadi (Private Label Brand): Merek ini dimiliki oleh pengecer atau pihak
ketiga dan digunakan untuk produk yang mereka pasarkan. Contoh: Kirkland Signature
untuk produk di Costco.
5. Merek Generik (Generic Brand): Merek ini mengacu pada merek yang menjadi nama
umum untuk produk atau kategori tertentu, misalnya, "aspirin" atau "tisu".
6. Merek Online (Online Brand): Merek yang eksis dalam dunia online dan seringkali
terkait dengan platform e-commerce atau media sosial. Contoh: Amazon sebagai merek
online yang besar.

Elemen-Elemen Ekuitas Merek:


1. Kesadaran Merek (Brand Awareness): Sejauh mana konsumen mengenali dan
mengingat merek. Kesadaran merek adalah tahap awal dalam membangun ekuitas merek.
2. Asosiasi Merek (Brand Association): Hubungan positif yang terbentuk di antara merek
dan konsumen. Ini mencakup citra merek, nilai merek, dan atribut merek yang unik.

6|Page
3. Persepsi Kualitas Merek (Perceived Quality): Sejauh mana konsumen percaya bahwa
produk atau layanan merek memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan merek
pesaing.
4. Loyalitas Merek (Brand Loyalty): Kesetiaan konsumen terhadap merek dan
kemungkinan mereka untuk membeli produk atau layanan merek tersebut secara
berulang. Loyalitas merek menciptakan pendapatan yang stabil.
5. Kapital Merek (Brand Equity): Kapital merek adalah nilai ekonomi dari merek itu
sendiri. Ini mencakup sejauh mana merek dapat memengaruhi keputusan pembelian
konsumen dan sejauh mana merek tersebut berkontribusi pada keunggulan kompetitif
perusahaan.
6. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction): Tingkat kepuasan pelanggan terhadap
produk atau layanan merek, yang dapat memengaruhi loyalitas dan persepsi merek.
7. Reputasi Merek (Brand Reputation): Citra merek di mata konsumen dan stakeholders
lainnya, termasuk sejauh mana merek dianggap dapat dipercaya dan berkualitas.
8. Citra Merek (Brand Image): Cara merek dilihat oleh konsumen, termasuk kesan dan
persepsi yang dimilikinya tentang merek tersebut.

D. Membangun Dan Mengelola Brand Equity

Pemasar membangun keuitas merek dengan menciptakan struktur pengetahuan merek


yang tepat untuk konsumen yang tepat. Tiga penggerak ekuitas merek adalah:
- Pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang membentuk merek , antara lain:
nama, URL, logo, lambang, slogan, jingle, kemasan, papan iklan dsb.
- Produk dan jasa, serta semua kehiatan dan progam pemasaran yang mendukungnya
- Asosiasi lain yang diberikan secara tidak langsung ke merek dengna menghubungkan
merek dengan beberapa entitas lain
a. Memilih Elemen Merek
Elemen merek merupakan alat pemberk nam adagang yang mengidentifikasikan dan
mendiferensiasikan merek. Beberapa kriteria elemen merek, antara lain:
- dapat diingat
- berarti
- dapat disukai

7|Page
- dapat ditransfer
- dapat disesuaikan
- dapat dilindungi
Elemen merek yang telah dipilih dapat memainkan sejumlah peran untuk membangun
dan mengembangkan merek. Elemen merek bersifat informatif, deskriptif, dan persuasif dapat
memberikan informasi bagi konsumen dan mendorong keputusan pembelian.
b. Merancang Kegiatan Pemasaran Holistik
Pelanggan mengenal merek melalui berbagai sentuhan dan titik kontak. Oleh karena itu
pemasar menciptakan kontak merek (brand contact), yaitu semua pengalaman yang membawa
informasi baik positif maupun negatif, yang dimiliki pelanggan atau prospek dengan merek,
kategori produk, atau pasar yang berhubungan dengan produk atau jasa pemasar. Pemasar
menciptakna ekuitas merek dan kontak merek melalui berbagai jalan, antara lain: komunitas,
pameran dagang, iklan, sponsor, kunjungan abrik dsb. pemasar juga melakukan pendekatan
pemasaran holistik, yang menekankan beberapa hal, yaitu:
- Personalisasi: pemasaran yang memastikan merek dan pemasarnya serelevan
mungkin dengan banyak pelangan.
- Integrasi: pemasaran yang membaurkan dan menyelesaikan kegiatan pemasaran
- Internalisasi: kegiatan dan proses yang memberi informasi yang jelas pada
masyarakat.
c. Mengangkat Asosiasi Sekunder
menciptakan merek dengan menghubungkan merek ke informasi lain.

Pendekatan untuk mengukur ekuitas merek:


a. Pendekatan tidak langsung menilai sumber ekuitas yang potensial dengan
mengidentifikasi dan melacak pengetahuan merek konsumen
b. Pendekatan langsung Menilai dampak aktual pengetahuan merek terhadap respon
konsumen pada berbagai aspek pemasaran.
Audit merek
Audit merek adalah sederet prosedur yang berfokus pada konsumen untuk mengangka
dan meningkatkan ekuitasnya.
Studi penelusuran merek

8|Page
Mengumpulkan data kuantitatif dari konsumen secara rutin sepanjang waktu untuk
memberikan informasi dasar yang konsisiten tentang bagaimana kinerja merek dan progam
pemasaran mereka pada aspek aspek kunci
Penilaian merek
Melakukan perkiraaan nilai nilai total keuangan merek untuk membedakan ekuitas
merek.

E. Manfaat Membangun Brand Equity

Ekuitas sebuah merek yang kuat akan memberikan banyak manfaat bagi konsumen
maupun bagi produsen. Kotler (2012) menyatakan bahwa manfaat ekuitas merek bagi konsumen
maupun bagi produsen sebagai berikut:
1. Memberikan nilai bagi konsumen :
a. Aset ekuitas merek membantu konsumen menafsirkan, memproses, dan menyimpan informasi
dalam jumlah besar mengenai produk dan merek.
b. Ekuitas merek memberikan rasa percaya diri kepada konsumen dalam mengambil keputusan
pembelian, baik karena pengalaman masa lalu dalam karakteristiknya.
c. Persepsi kualitas dan asosiasi merek bisa menguatkan kepuasan konsumen dengan pengalaman
menggunakannya.
2. Memberikan nilai bagi perusahaan :
a. Ekuitas merek bisa menguatkan program memikat para konsumen baru atau merangkul
kembali konsumen lama.
b. Kesadaaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan asset-aset merek lainnya mampu
menguatkan loyalitas merek, yaitu bisa memberikan alasan untuk membeli dan mempengaruhi
kepuasan penggunaan.
c. Ekuitas merek biasanya akan memungkinkan keuntungan (margin) yang lebih tinggi dengan
memungkinkan harga optimum (premium pricing) dan mengurangi ketergantungan pada
promosi. d. Ekuitas merek memberikan landasan untuk pertumbuhan melalui perluasan merek. e.
Ekuitas merek bisa memberikan dorongan dalam saluran distribusi.

9|Page
f. Aset-aset ekuitas merek memberikan keuntungan kompetitif yang sering kali menghadirkan
rintangan nyata terhadap para kompetitor.

F. Studi Kasus Brand Equity

berikut adalah beberapa studi kasus merek yang terkenal:


1. Apple Inc.: Apple adalah salah satu merek teknologi yang paling sukses dan diakui di
seluruh dunia. Merek ini dikenal karena inovasi produknya, seperti iPhone, iPad, dan
Mac. Apple telah berhasil membangun ekuitas merek yang kuat dengan fokus pada
desain produk yang elegan dan user-friendly, serta membangun komunitas penggemar
yang sangat setia.
2. Coca-Cola: Coca-Cola adalah merek minuman bersoda global yang sangat terkenal.
Merek ini telah membangun citra merek yang berhubungan dengan kebahagiaan,
persahabatan, dan momen berharga. Mereka juga dikenal dengan kampanye iklan kreatif
seperti "Share a Coke," yang mempersonalisasi botol dengan nama konsumen.
3. Nike: Nike adalah merek pakaian dan alas kaki yang terkenal dengan slogan "Just Do It."
Merek ini dikenal karena mendukung atlet dan olahraga, serta berfokus pada inovasi
teknologi untuk meningkatkan kinerja atlet dan konsumen. Nike telah membangun
ekuitas merek yang kuat dengan berkolaborasi dengan atlet terkenal dan memproduksi
produk yang trendi dan berkualitas tinggi.
4. Starbucks: Starbucks adalah merek kopi global yang dikenal karena menciptakan
pengalaman yang unik dan kenyamanan di toko-toko mereka. Merek ini telah
membangun loyalitas pelanggan yang kuat dengan memberikan minuman kopi
berkualitas tinggi dan menciptakan suasana yang nyaman untuk pelanggan.
5. Tesla: Tesla adalah merek mobil listrik yang sangat inovatif. Merek ini dikenal karena
komitmennya pada mobilitas berkelanjutan dan teknologi otomotif yang canggih. Tesla
telah berhasil membangun ekuitas merek yang kuat di bidang mobil listrik dan otonom.
6. Red Bull: Red Bull adalah merek minuman energi yang dikenal karena kampanye
pemasaran inovatif dan sponsor acara olahraga ekstrem. Merek ini telah berhasil
membangun citra sebagai minuman yang memberikan energi dan kegembiraan.
7. Dove: Dove adalah merek produk perawatan kulit dan tubuh yang terkenal dengan
kampanye pemasaran yang mendorong penerimaan diri dan kecantikan yang sehat.

10 | P a g e
Merek ini telah berhasil membangun citra yang positif dan mendalam di kalangan
konsumen.
8. Google: Google adalah salah satu merek teknologi terkemuka di dunia, dikenal dengan
mesin pencari terpopuler di dunia. Google telah berhasil membangun ekuitas merek yang
kuat dengan fokus pada inovasi teknologi dan penyediaan produk dan layanan yang
relevan dan bermanfaat.
9. Amazon: Amazon adalah salah satu merek e-commerce terbesar di dunia. Merek ini
dikenal dengan komitmen mereka untuk kepuasan pelanggan, layanan pengiriman cepat,
dan beragam produk yang tersedia di platform mereka.
10. McDonald's: McDonald's adalah merek restoran cepat saji global yang terkenal dengan
Makanan Cepat Saji. Merek ini telah berhasil membangun citra yang mudah dikenali dan
menyediakan makanan yang konsisten di seluruh dunia.
Studi kasus merek ini menunjukkan beragam pendekatan yang dapat digunakan oleh
merek untuk membangun ekuitas merek yang kuat melalui inovasi, pemasaran yang cerdik, dan
hubungan dengan pelanggan yang kokoh. Setiap merek ini memiliki strategi pemasaran uniknya
sendiri, yang telah membantu mereka mencapai tingkat kesuksesan dan pengakuan yang luar
biasa.

G. Peluang Dan Tantangan Brand Di Era Digital

Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara merek membangun dan mengelola
ekuitas merek mereka. Ada peluang besar, tetapi juga tantangan yang harus dihadapi di era ini.
Berikut adalah beberapa peluang dan tantangan bagi merek di era digital:
Peluang:
1. Akses ke Kepelanggan Lebih Mudah: Merek dapat dengan mudah terhubung dengan
pelanggan mereka melalui berbagai saluran digital, termasuk media sosial, email, dan
situs web. Hal ini memungkinkan merek untuk mendekati pelanggan secara lebih
langsung.
2. Personalisasi: Teknologi digital memungkinkan merek untuk mengumpulkan data
konsumen dan memberikan pengalaman yang lebih personal. Dengan personalisasi,
merek dapat lebih baik memahami preferensi konsumen dan memberikan produk atau
layanan yang lebih sesuai.

11 | P a g e
3. Pemasaran Konten: Era digital memungkinkan merek untuk membuat dan
mendistribusikan konten yang relevan dan bermutu tinggi kepada pelanggan. Ini
memungkinkan merek untuk membangun otoritas dalam industri mereka dan
mempertahankan hubungan yang kuat dengan pelanggan.
4. E-commerce dan Penjualan Online: Merek dapat menjual produk mereka langsung
kepada konsumen melalui platform e-commerce. Ini membuka peluang untuk
memperluas jangkauan global dan meningkatkan penjualan.
5. Analytics dan Pengukuran Kinerja: Teknologi digital memberikan akses ke data dan alat
analitik yang kuat. Ini memungkinkan merek untuk mengukur kinerja kampanye mereka
dengan lebih baik dan membuat perubahan yang diperlukan.

Tantangan:
1. Kebisingan Digital: Ada banyak pesan dan informasi yang bersaing untuk perhatian
konsumen di dunia digital. Merek harus bersaing dengan konten dari pesaing dan media
sosial, yang dapat menjadi tantangan untuk menarik perhatian.
2. Keamanan Data dan Privasi: Dalam mengumpulkan data konsumen untuk personalisasi,
merek harus memastikan bahwa data tersebut aman dan menghormati privasi pelanggan.
Pelanggaran data atau penyalahgunaan data dapat merusak reputasi merek.
3. Perubahan Algoritma Media Sosial: Platform media sosial sering kali mengubah
algoritma mereka, yang dapat memengaruhi cara merek mencapai audiens mereka. Merek
harus terus memantau dan beradaptasi dengan perubahan ini.
4. Perang Harga Online: Di era e-commerce, merek mungkin harus bersaing dengan harga
yang lebih rendah dari pesaing online. Ini dapat menekan margin keuntungan dan
mengharuskan merek untuk mencari cara untuk mempertahankan daya tarik merek
mereka.
5. Transparansi dan Tanggung Jawab Sosial: Konsumen modern lebih sadar akan isu-isu
sosial dan lingkungan. Merek harus mempertimbangkan tanggung jawab sosial mereka
dan berkomunikasi secara jujur dan transparan tentang tindakan mereka.
6. Ketidakpastian Perubahan Teknologi: Teknologi terus berubah, dan merek harus terus
beradaptasi dengan perubahan tersebut. Misalnya, perkembangan baru dalam teknologi
seperti kecerdasan buatan atau realitas virtual dapat memengaruhi cara merek berinteraksi
dengan pelanggan.

12 | P a g e
Dalam menghadapi peluang dan tantangan ini, merek perlu memiliki strategi digital yang kokoh
dan tetap fleksibel untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di era digital yang terus
berubah. Keberhasilan merek dalam era digital seringkali tergantung pada kemampuan mereka
untuk memahami dan merespons perubahan perilaku konsumen dan teknologi dengan cepat dan
cerdas.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Merek adalah aset yang berharga: Merek adalah elemen identifikasi yang
membedakan produk atau layanan dari pesaing. Merek yang kuat dapat menjadi aset yang
sangat berharga bagi perusahaan, karena dapat mempengaruhi perilaku konsumen, harga,
dan kesetiaan pelanggan.
2. Ekuitas merek penting dalam pemasaran: Ekuitas merek mencerminkan nilai tambah
yang melekat pada merek itu sendiri.
3. Komponen ekuitas merek: Komponen ekuitas merek termasuk kesadaran merek,
asosiasi merek, persepsi kualitas merek, dan loyalitas merek. Semua komponen ini
bekerja bersama-sama untuk membentuk citra merek yang kuat.
4. Strategi merek: Membangun dan mengelola merek yang sukses melibatkan penggunaan
strategi merek yang tepat. Ini bisa meliputi strategi diferensiasi, positioning, dan upaya
untuk memahami pasar sasaran.
5. Tantangan dan peluang di era digital: Era digital membawa peluang besar bagi merek
untuk terhubung dengan pelanggan dan menggunakan teknologi untuk memperkuat

13 | P a g e
ekuitas merek. Namun, tantangan seperti kebisingan digital, perubahan perilaku
konsumen, dan isu privasi juga muncul.

B. Saran
Untuk membangun brand yang lebih baik maka :
 Investasikan waktu dan sumber daya dalam membangun merek yang konsisten dan
relevan dengan nilai merek.
 Jaga hubungan yang kuat dengan pelanggan dan fokus pada memberikan pengalaman
yang luar biasa.
 Gunakan data dan analitik untuk memahami perilaku konsumen dan personalisasi yang
lebih baik.
 Beradaptasi dengan perubahan di era digital, termasuk peluang pemasaran online yang
berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Keller, K. L. (2013). "Strategic Brand Management: Building, Measuring, and Managing Brand Equity."
Pearson Education.
Aaker, D. A. (1991). "Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name." Free Press.
Kapferer, J. N. (2012). "The New Strategic Brand Management: Creating and Sustaining Brand Equity
Long Term." Kogan Page.
Farquhar, P. H. (1989). "Managing Brand Equity." Marketing Research, 1-24.
Kevin Lane Keller (1993), "Conceptualizing, Measuring, and Managing Customer-Based Brand Equity,"
Journal of Marketing, 57(1), 1-22.
Biel, A. L. (1993). "Converting image into equity." Long Range Planning, 26(2), 10-21.

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai