Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

“MENCIPTAKAN EKUITAS MEREK”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 4
SELVI SABADRI (21501007)
AGUNG A.R (21501117)
SUDARYANTO (21501065)
RAYNATA ARGANTA (21501149)
RENDI ALEXANDER SUNUK (21501127)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan mengenai mata kuliah
Manajemen Pemasaran, dengan judul “ MENCIPTAKAN EKUITAS MEREK”Dengan materi kuliah
ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami tentang Ekuitas Merek. Dengan demikian,
kami sadar materi ini terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi pembacanya, terutama
mahasiswa, supaya bisa memahami pengertian negara dan konstitusi, karena kita adalah penerus Bangsa
Indonesia.

Makassar, 15 November 2022


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................. iii
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................. iii
C. TUJUAN PEMBAHASAN .......................................................................................................... iii
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEREK............................................................................................................... 1
B. DEFINISI EKUITAS MEREK...................................................................................................... 2
C. MEMBANGUN EKUITAS MEREK ............................................................................................ 4
D. MEMILIH ELEMEN MEREK ..................................................................................................... 4
E. MENGUKUR EKUITAS MEREK................................................................................................ 7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN .......................................................................................................................... 10
B. SARAN ...................................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Inti dari merek yang berhasil adalah produk atau jasa yang hebat, didukung oleh perencanaan
yang seksama, sejumlah besar komitmen jangka panjang, dan pemasaran yang dirancang
dan dijalankan secara kreatif. Merek yang kuat menghasilkan loyalitas konsumen yang
tinggi.Pemasar merek abad 21 yang berhasil harus unggul dalam melaksanakan proses manajemen
dari merek-merek strategis. Manajemen merek strategis menggabungkan desain serta implementasi
kegiatan dan programpemasaran untuk membangun, mengukur, dan mengelola merek untuk
memaksimalkannilai merek. Proses manajemen merek strategis mempunyai empat langkah utama
yaitu, Mengidentifikasi dan menetapkan positioning merek, Merencanakan dan mengimplementasikan
pemasaran merek, Mengukur dan menginterpretasikan kinerja merek, Menumbuhkan dan
mempertahankan nilai merek.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa Pengertian Merek dan Apa Peran Merek?
2. Apa Definisi Ekuitas Merek dan Apa Saja Model Ekuitas Merek?
3. Apa Saja Cara Membangun Ekuitas Merek?
4. Bagaimana Cara Memilih Elemen Merek?
5. Bagaimana Cara Mengukur Ekuitas Merek?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa diharapkan mampu untuk:
1.Menjelaskan Pengertian Merek dan Peran Merek.
2.Mendefinisikan Ekuitas Merek dan Model Ekuitas Merek
3.Membangun Ekuitas Merek
4.Memilih Elemen Merek
5.Mengukur Ekuitas Merek
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MEREK
American Marketing Association mendefinisikanmerek sebagai “nama, istilah, tanda, lambang,
atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa
dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan barang atau jasa dari salah
satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan merek dari para pesaing.” Maka
merek adalah produk atau jasa yang dimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan
beberapa cara dari produk atau jasa yangdimensinya mendiferensiasikan merek tersebut dengan
beberapa caradari produk atau jasa lainnya yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan yang sama.
Perbedaan ini bisa fungsional, rasional, atau nyata─berhubungan dengan kinerja produk dari merek.
Perbedaan ini bisa juga lebih bersifat simbolis, emosional, atau tidak nyata─berhubungan
dengan apa yang direpresentasikan merek. Saat ini merek memainkan sejumlah peran penting
yang meningkatkan hidup konsumen dan meningkatkan nilai keuangan perusahaan.

PERAN MEREK
Merek mengidentifikasikan sumber atau pembuat produk dan memungkinkan konsumen─bisa
individual atau organisasi─untuk menuntut tanggung jawab atas kinerjanya kepada pabrikan atau
distributor tertentu. Konsumen dapat mengevaluasi produk yang sama secara berbeda tergantung
pada bagaimana pemerakan produk tersebut. Mereka belajar tentang merek melalui pengalaman masa
lalu dengan produk tersebut dan program pemasarannya, menemukan merek mana yang memuaskan
kebutuhan mereka dan mana yang tidak. Kemampuan merek untuk menyederhanakan
pengambilan keputusan dan mengurangi risiko adalah sesuatu yang berharga.
Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi perusahaan. Pertama, merek
menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk. Merek membantu mengatur catatan
persediaan dan catatan akuntansi. Merek juga menawarkan perlindungan hukum kepada
perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unik produk, seperti merek dagang terdaftar,dsb. Merek
menandakan tingkat kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas dapat dengan mudah
memilih produk kembali (Mempengaruhi loyalitas pelanggan). Bagi perusahaan merek
merepresentasikan bagian properti hukum yang sangat berharga dan dapat mempengaruhi perilaku
konsumen, dapat dibeli dan dijual, dan memberikan keamanan pendapatan masa depan yang
langgeng bagi pemiliknya.

RUANG LINGKUP PENETAPAN MEREK


Meskipun perusahaan memberikan momentum untuk penciptaan merek melalui program
pemasaran dan kegiatan lain, ujung-ujungnya merek berdiam di dalam pikiran konsumen. Merek
adalah entitas perseptual yang berakar dalam realitas tetapi mencerminkan persepsi dankebiasaan
konsumen.Penetapan merek(branding) adalah memberikan kekuatan merek kepada produk dan
jasa.
Penetapan merek adalah tentang menciptakan perbedaan antarproduk. Pemasar harus mengajarkan
tentang “siapa” produk itu kepada konsumen─dengan memberikan namanya dan elemen merek
lain untuk mengidentifikasi produk─ begitu pula dengan apa yang dilakukan produk dan
mengapa konsumen harus memperhatikan.Penetapan merek menciptakan struktur mental yang
membantu konsumen untuk mengatur pengetahuan mereka tentang produk dan jasa dengan cara
yang menjelaskan pengambilan keputusan mereka dan, dalam prosesnya, memberikan nilai bagi
perusahaan.
Agar strategi penetapan merekberhasil dan nilai merek dapat tercipta, konsumen harus diyakinkan
bahwa ada perbedaan berarti di antara merek dalam kategori produk atau jasa. Perbedaan merek
sering berhubungan dengan atribut atau manfaat produk itu sendiri.
B. DEFINISI EKUITAS MEREK
Ekuitas Merek(brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan pada produk dan jasa. Ekuitas merek
dapat tercermindalam cara konsumen berpikir, merasa, dan bertindak dalam hubungannya dengan
merek, dan juga harga, pangsa pasar, dan profitabilitasyang diberikan merek bagi
perusahaan.Prinsip dari model ekuitas merek berbasis-pelanggan adalah bahwa kekuatan merek
terletak pada apa yang dilihat, dibaca, didengar, dipelajari, dipikirkan, dan dirasakan pelanggan
tentang merek sepanjang waktu.
Ekuitas merek berbasis-pelanggan (customer-based brand equity) adalah pengaruh diferensial
yang dimiliki pengetahuan merek atas repons konsumen terhadap pemasaran merek
tersebut.Pertama, ekuitas merek timbul akibat perbedaan respons konsumen. Jika tidak ada perbedaan,
maka pada intinya produk nama merek merupakan suatu komoditas atau versi generik dari produk.
Persaingan kemungkinan timbul dalam hal harga.Kedua, perbedaan respons adalah akibat
pengetahuan konsumen tentang merek. Pengetahuan merek(brand knowledge) terdiri dari semua
pikiran, perasaan, citra, pengalaman, keyakinan, dan lain-lain yang berhubungan dengan merek.
Secara khusus, merek harus menciptakan asosiasi merek yang kuat, menyenangkan, dan unik
dengan pelanggan, seperti yang dilakukan Volvo(keamanan), Hallmark(perhatian), dan Harley-
Davidson(petualangan).Ketiga, respons diferensial dari konsumen yang membentuk ekuitas merek
tercermin dalam persepsi, preferensi, dan perilaku yang berhubungan dengan semua aspek
pemasaran merek.
Merek yang lebih kuat menghasilkan pendapatan yang lebih besar.Karena itu, tantangan bagi pemasar
dalam membangun merek yang kuat adalah memastikan bahwa pelanggan memiliki jenis
pengalaman yang tepat dengan produk, jasa, dan program pemasaran mereka untuk menciptakan
pengetahuan merek yang diinginkan.
EKUITAS MEREK SEBAGAI JEMBATAN
Konsumen akan memutuskan berdasarkan apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang merek,
ke mana (dan bagaimana) mereka pikir merek itu seharusnya dipersepsikan dan berkenan (atau tidak)
akan segala bentuk tindakan atau program pemasaran.
Janji merek (brand promise) adalah visi pemasar tentang seperti apa merek seharusnya dan apa
yang harus dilakukan merek untuk konsumen. Pada akhirnya, nilai dan prospek masa depan
merek sebenarnya terletak pada konsumen, pengetahuan mereka tentang merek, dan
kemungkinan respons mereka terhadap kegiatan pemasaran sebagai hasil dari pengetahuan ini.
Memahami pengetahuan merek konsumen─ semua hal yang terhubung dengan merek yang
bersangkutan dalam pikiran konsumen─ sangat penting karena merupakan dasar ekuitas merek.
Douglas Holt dari Oxford University percaya bahwa agar perusahaan dapat membangun merek
pemimpin dan menjadi ikon, mereka harus membangun pengetahuan budaya, menetapkan
strategi menurut prinsip penetapan merek budaya, serta mempekerjakan dan melatih ahli budaya.
MODEL EKUITAS
Merek Meskipun pemasar berpandangan serupa mengenai prinsip penetapan merek dasar, sejumlah
model ekuitas merek menawarkan beberapa perspektif berbeda. Berikut adalah empat dari model-
model yang sudah banyak diterima.
Penilai aset merek menurutmodel ekuitas merek yang disebut penilai aset merek(Brand Asset
Valuator─BAV) ada lima komponen kunci dari ekuitas merek, yaitu:

 Diferensiasi (Differentiation)mengukur tingkat sejauh di mana merek dianggap berbeda


dari merek lain.
 Energi (Energy)mengukur arti momentum merek.
 Relevansi (Relevance) mengukur cakupan daya tarik merek.Harga diri(Esteem)mengukur
seberapa baik merek dihargai dan dihormati.
 Pengetahuan (Knowledge)mengukur kadar keakraban dan keintiman konsumen dengan
merek.
Diferensiasi, Energi, dan relefansi digabungkan untuk menentukan Kekuatan Merek yang
Menggerakkan. Ketiga pilar ini menunjukkan nilai masa depan merek. Harga Diri dan Pengetahuan
bersama-sama menciptakan Reputasi Merek, yang lebih merupakan “kartu laporan” tentangkinerja
masa lalu.

BRANDZ
Konsultan riset pemasaran Millward Brown dan WPP mengembangkan model kekuatan merek
BRANDZ, di mana pada intinya terdapat piramid BrandDynamics. Menurut model ini,
pembangunan merek mengikuti sederet langkah yang berurutan, masing-masing bergantung pada
keberhasilan pencapaian langkah sebelumnya.
MODEL AAKER
David Aaker memandang ekuitas merek sebagai kesadaran merek (brand awareness), loyalitas
merek, dan asosiasi merek yang bersama-sama menambah atau mengurangi nilai yang diberikan
sebuah produk atau jasa. Menurut Aaker, manajemen merek dimulai dengan mengembangkan
identitas merek─ sekumpulan asosiasi merek yang unik yang mewakili tujuan dan janji merek
kepada pelanggan, sebuah citra merek yang aspirasional.

MODEL RESONANSI MEREK


Model resonansi merek juga memandang pembangunan merek sebagai sederet langkah yang menapak
naik, dari bawah ke atas:
1.Memastikan teridentifikasinya merek oleh pelanggan dan memastikan asosiasi merek dalam pikiran
pelanggan dengan satu kelas produkatau kebutuhan pelanggan tertentu
2.Memastikan tertanamnya arti merek secara total dalam pikiran pelanggan dengan mengaitkan
sejumlah asosiasi merek yang nyata dan tidak nyata secara strategis;
3.Mendapatkan respons pelanggan yang tepat dalam hubungannya dengan penilaian dan
perasaan terkait dengan merek
4.Mengubah respons merek untuk menciptakan hubungan loyalitas yang intens dan aktif antara
pelanggan dan merek.
MasterCard adalah salah satu contoh merek yang memiliki dualitas, karena MasterCard
menekankan dua keunggulan rasional kartu kredit─kartu yang dikenal dan diterima luas di seluruh
dunia, dan juga keunggulan emosional─ diekspersikan dalam kampanye iklan pemenang penghargaan
“Priceless”, yang meperlihatkan orang-orang yang sedang membeli barang-barang untuk mencapai
tujuan tertentu. Tujuannya sendiri─ sebuah perasaan, pencapaian, atau hal yang tak berwujud
lainnya─ adalah “hal yang tak ternilai” (“ada beberapa hal yang tidak dapat dibeli oleh uang”; untuk
hal-hal lain, ada MaterCard.”)
1.Keutamaan merek adalah seberapa sering dan seberapa mudah pelanggan memikirkan merek
dalam berbagai situasi pembelian konsumsi
.2.Kinerja merek menggambarkan sifat ekstrinsik produk atau jasa, termasuk cara di mana merek
berusaha memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan
3.Penilaian merek berfokus pada pendapatan dan evaluasi pribadi pelanggan sendiri.
4.Perasaan merek adalah respons dan reaksi emosional pelanggan terhadap merek.
5.Resnonasi merek mengacu pada sifat hubungan yang dimiliki pelanggan dengan merek dan
sejauh mana mereka merasa “sinkron” dengan merek. Resonansi adalah intensitas atau kedalaman
ikatan psikologis yang dimiliki pelanggan dengan merek, dan juga tingkat aktivitas yang
dihasilkan oleh loyalitas ini.
C. MEMBANGUN EKUITAS MEREK
Pemasar membangun ekuitas merek dengan menciptakan struktur pengetahuan merek yang tepat
untuk konsumen yang tepat. Proses ini bergantung pada semua kontak yang berhubungan dengan
merek─baik dilakukan oleh pemasar maupun bukan.
Meskipun demikian dari pespektif manajemen pemasaran ada tiga kumpulan utama penggerak ekuitas
merek:
1.Pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang membentuk merek (namamerek, URL, logo,
lambang, karakter, juru bicara, slogan, lagu, kemasan, dan papan iklan) Jika anggaran perusahaan
terbatas, perusahaan harus yakin bahwa kemasan yang menarik dan produk yang inovatif dapat
bekerja lebih keras untuk mengekspersikan positioning merek.
2.Produk dan jasa serta semua kegiatan pemasaran dan program pemasaran pendukung yang
menyertainya
3.Asosiasi lain yang diberikan secara tidak langsung ke merek dengan menghubungkan
merek tersebut dengan berbeda entitas lain(orang, tempat, atau barang)

D. MEMILIH ELEMEN MEREK


Elemen merek(brand element) adalah alat pemberi nama dagang yang mengidentifikasikan
dan mendiferensiasikan merek. Sebagian besar merek kuat menerapkan berbagai elemen merek.
Nike mempunyai lambang “swoosh” yang unik, slogan “Just Do It” yang memberdayakan,dan nama
“Nike” diambil dari dewi kemenangan yang bersayap.
Pemasar harus memilih elemen merek untuk membangun ekuitas merek sebanyak mungkin.
Uji kemampuan pembangunan-merek dari elemen-elemen ini adalah apa yang dipikirkan atau
dirasakan konsumen terhadap merek jika hanya elemen merek yang mereka ketahui. Elemen merek
yang memberikan kontribusi positif pada ekuitas merek, misalnya memperlihatkan asosiasi atau
respons niali tertentu.
Kriteria pilihan elemen merek
Ada enam kriteria utama untuk memilih elemen merek. Tiga yang pertama─ dapat diingat, berarti, dan
dapat disukai─ adalah “pembangunan merek.” Tiga yang terakhir─ dapat ditransfer, dapat disesuaikan,
dand apat dilindungi─ adalah kriteria “defensif” dan berhubungan dengan cara mempengaruhi dan
melindungi ekuitas elemen merek dalam menghadapi peluang dan keterbatasan.
1.Dapat diingat─ Seberapa mudah elemen merek itu diingat dan dikenali? Apakah berlaku dalam
pembelian maupun konsumsi? Nama-nama pendek seperti Tide, Crest, dan Puffs adalah elemen
merek yang mudah diingat.
2.Berarti─Apakah elemen merek itu kredibel dan mengindikasikan kategori yang berhubungan
dengannya? Apakah elemen merek itu menyiratkan sesuatu tentang bahan produk atau tipe
orang yang mungkin menggunakan merek?
3.Dapat disukai─ Seberapa menarik estetika elemen merek? Apakah elemen merek itu dapat disukai
secara visual, secara verbal, dan cara lain?
4.Dapat ditransfer─ Apakah elemen merek dapaat digunakan untuk memperkenalkan produk
baru dalam kategori yang sama atau berbeda? Apakah elemen merek itu menambah ekuitas merek
melintasi batas geografis dan segmen pasar?Meskipun pada mulanya merupakan penujual buku
online, Amazon.comcukup cerdik untuk tidak menyebut dirinya sendiri “Books‟R‟ Us.” Amazon
terkenal sebagai sungai terbesar di dunia, dan nama itu menyiratkan berbagai macam barang yang
dapat dikirimkan, satu gambaran penting tentang beragam produk yang kini dijual diperusahaan
tersebut.
5.Dapat disesuaikan─ Seberapa mudah elemen merek itu disesuaikan dan diperbaharui?
6.Dapat dilindungi─ Seberapa mudah elemen merek itu dapat dilindungi secara hukum? Seberapa
mudah elemen merek dapat dilindungi secara kompetitif?
Mengembangkan elemen merek
Elemen merek dapat memainkan sejumlah peranan pembangunan merek. Jika konsumen tidak
memeriksa banyak informasi dalam mengambil keputusan produk mereka, elemen merek
seharusnya mudah dikenali dan diingat serta bersifat deskriptif dan persuasif. Keramahan dan
daya tarik elemen merek juga dapat memainkan peran penting dalam kesadaran dan asosiasi yang
mengarah pada ekuitas merek.Seperti nama merek, semboyan merupakan sarana yang sangat efisien
untuk membangun ekuitas merek. Mereka dapat berfungsi sebagai “kait” atau “pegangan” untuk
membantu konsumen memahami merek dan apa yang membuatnya spesial, merangkum dan
menerjemahkan maksud program pemasaran.
Merancang Kegiatan Pemasaran Holistik
Merek tidak hanya dibangun dari iklan semata. Pelanggan mengenal merek melalui banyak
sentuhan dan titik kontak: observasi dan penggunaan pribadi, berrita dari mulut ke mulut, interaksi
dengan personel perusahaan, pengalaman inline atau telepon, dan transaksi pembayaran. Kontak
merek (brand contact) adalah semua pengalaman yang membawa informasi, baik positif maupun
negatif, yang dimiliki pelanggan atau prospek dengan merek, kategori produk, atau pasar
yang berhubungan dengan produk atau jasa pemasar. Perusahaan harus melakukan usaha untuk
mengelola pengalaman-pengalaman ini sekeras seperti ketika memproduksi iklannya.
Strategi dan taktik di balik program pemasaran telah berubah dramatis dalam tahun-tahun terakhir.
Pemasar menciptakan kontak merek dan membangun ekuitas merek melalui banyak jalan, seperti
klub dan komunitas konsumen, pameran dagang, pemasaran acara, sponsor, kunjungan pabrik,
hubungan masyarakat dan konferensi pers, serta pemasaran yang bertujuan sosial. Pemasaran
holistik menekankan tiga tema baru yang penting dalam merancang program pemasaran pembangunan
merek: personalisasi, itegrasi, dan internalisasi.
Personalisasi
Pemasaran personalisasi adalah tentang memastikan merek dan pemasarannya serelevan mungkin
dengan sebanyak mungkin pelanggan─ sebuah tantangan, mengingat tidak ada dua pelanggan yang
identik
Integrasi
Pemasaran Integrasi (Integrated Marketing) adala tentang membaurkan dan menyesuaikan kegiatan
pemasaran untuk memaksimalkan efek individual dan kolektif mereka. Untuk mencapainya,
pemasar memerlukan beragam kegiatan pemasaran berbeda yang memperkuat janji merek. Kita
dapat mengevaluasi semua kegiatan pemasaran terintegrasi berdasarkan efektivitas dan efisiensi
kegiatan tersebut dalam mempengaruhi kesadaran merek dan menciptakan, mempertahankan, atau
memperkuat citra merek.
Citra merek tidak sama dengan identitas. Identitas adalah cara perusahaan membidik untuk
mengidentifikasi atau memposisikan dirinya sendiri atau produknya. Citra adalah cara masyarakat
menganggap mereka secara aktual. Agar citra merek yang benar dapat tertanam dalam pikiran
konsumen, pemasar harus memperlihatkan identitas merek melalui semua sarana komunikasi dan
kontak merek yang tersedia. Identitas harus disebarkan dalam iklan, laporan tahunan, brosur,
katalog, kemasan, alat tulis perusahaan, dan kartu bisnis.
Internalisasi
Penetapan merek internal (internal branding) adalah kegiatan dari proses yang membantu memberi
informasi dan menginspirasi karyawan. Penting bagi perusahaan jasa dan pengecer bahwasemua
karyawan mempunyai pemahaman yang mendalam dan terkini tentang merek dan janjinya. Pemasar
hoistik bahkan harus melangkah lebih jauh dan melatih serta mendorong distributor dan penyalur
untuk melayani pelanggan mereka dengan baik. Penyalu yang tidakterlatih dapat
menghancurkan usaha terbaik untuk membangun citra merek yang kuat.
Ikatan merek terjadi ketika pelanggan mengalami penghantaran janji merek oleh perusahaan..
semua hubungan pelanggan dengan karyawan perusahaan dan komunikasi perusahaan harus positif.
Janji merek tidak akan dihantarkan kecuali semua orang dalam perusahaan menghidupkan merek
itu. Disney begitu berhasil pada penetapan merek internal dan membuat karyawan mendukung
mereknya ketika Disney mengadakan seminar tentang “Gaya Disney” untuk karyawan dari
perusahaan lain
Ketika karyawan peduli dan percaya terhadap merek, mereka termotivasi untuk bekerja lebih keras
dan merasakan loyalitas yang lebih besar kepada perusahaan. Beberapa prinsip penting untuk
penetapan merek internal adalah:
1.Memilih saat yang tepat─ Titik balik adalah peluang ideal untuk menangkap perhatian dan
imajinasi karyawan.
2.Menghubungkan pemasaran internal dan eksternal─ Pesan internal dan eksternal harus sesuai.
3.Menghidupkan merek bagi karyawan─ Kampanye penetapan merek yang profesional harus
didasarkan pada riset pemasaran dan disupervisi oleh departemen pemasaran. Komunikasi internal
harus informatif dan memberi semangat.
Mengangkat Asosiasi Sekunder
Cara ketiga dan terakhir untuk membangun ekuitas merek, sebenarnya, adalah “meminjamnya.”
Maksudnya adalah menciptakan ekuitas merek dengan menghubungkan merek ke informasi lain
dalam ingatan yang memperlihatkan arti bagi konsumen. Asosiasi merek “Sekunder” ini dapat
menghubungkan merek dengan sumber-sumber, seperti perusahaan itu sendiri (melalui strategi
penetapan merek), dengan negara atau wilayah geografis lain (melalui identifikasi asal produk),
dan dengan saluran distribusi (melalui strategi saluran); begitu pula dengan merek lain (melalui
bahan atau pemerekan bersama), karakter(melalui lisensi), juru bicara(melalui pensponsoran),
acara olahraga atau budaya (melalui kegiatan sponsor), atau beberapa sumber pihak ketiga
lain(melalui penghargaan atau ulasan).

E. MENGUKUR EKUITAS MEREK


Karena kekuatan merek terletak dalam pikiran konsumen dan cara merek mengubah respons
konsumen terhadap pemasaran, ada dua pendekatan dasar untuk mengukur ekuitas merek.
Pendekatan tidak langsung menilai sumber ekuitas merek yang potensial dengan megidentifikasi
dan melacak struktur pengetahuan merek konsumen. Pendekatan langsungmenilai dampak aktual
pengetahuan merek terhadap respons konsumen pada berbagai aspek pemasaran.
Audit merek (brand audit) adalah sederet prosedur yang berfokus pada konsumen untuk menilai
kesehatan merek, mengungkap sumber ekuitas mereknya, dan menyarankan cara untuk
meningkatkan dan mengangkat ekuitasnya. Pemasar harus melaksanakan audit merek kapanpun
mereka ingin melakukan perubahan penting dalam arah strategis. Audit adalah pendukung yang
sangat berguna untuk para manajer ketika mereka menetapkan rencana pemasaran mereka.
Studi penelusuran merek(brand-tracking studies) mengumpulkan data kuantitatif dari konsumen
secara rutin sepanajang waktu untuk memberikan informasi dasar yang konsisten tentang
bagaimana kinerja merek dan program pemasaran mereka pada aspek-aspek kunci. Studi penelusuran
merupakan alat untuk memahami di mana, berapa banyak, dan dengan cara apa nilai merek
diciptakan, untuk memfasilitasi pengambilan keputusan harian.
Penilaian Merek
Pemasar harus membedakan ekuitas merek dengan penilaian merek ( brand valuation), yaitu
pekerjaan memperkirakan nilai keuangan total dari merek.
Mengelola Ekuitas
Merek Pengelolaan merek yang efektif membutuhkan tindakan pemasaran jangkan panjang.
Karena respons pelanggan terhadap aktivitas pemasaran tergantung pada apa yang mereka ketahui
tentang sebuah merek, tindakan pemasaran jangka pendek, dengan mengubah pengetahuan merek,
sangat mempengaruhi peningkatan atau penurunan kesuksesan jangka panjang tindakan pemasaran
di masa depan.
Penguatan Merek
Ekuitas merek diperkuat oleh tindakan pemasaran yang secara konsisten menyampaikan arti
suatu merek dalam hal: (1) produk apa yang direpresentasikan oleh merek, apa manfaat inti yang
diberikan, dan kebutuhan apa yang dipenuhi, dan juga (2) bagaimana merek membuat produk
memnjadi unggu., di mana asosiasi merek yang kuat, disukai dan unik harus berada pada pikiran
konsumen.Memperkuat ekuitas merek membutuhkan inovasi dan relevansi di seluruh program
pemasaran. Merek harus bergerak maju─ tapi bergerak maju pada arah yang benar, dengan penawaran
baru yang menarik dan cara-cara untuk memasarkannya.Satu bagian penting dari penguatan merek
adalah menyadiakan dukungan pemasaran yang konsisten dalam jumlah dan jenisnya. Konsistensi
tidak berarti semata-mata keseragaman tanpa perubahan: banyak perubahan taktis mungkin
diperlukan untuk mempertahankan kekuatan dan arah strategis suatu merek. Namun, terkecuali terjadi
perubahan dalam lingkungan pemasaran, kita tidak terlalu perlu menyimpang dari positioning
yang telah berhasil. Ketika perubahan memang diperlukan, pemasar harus habis-habisan melindungi
dan mempertahankan sumber-sumber ekuitas merek.
Revitalisasi Merek
Perubahan selera dan preferensi konsumen, kemunculan pesaing baru atau teknologi baru, atau
semua perkembangan dalam lingkungan pemasaran dapat mempengaruhi peruntungan merek.Sering
kali, hal pertama yang harus dilakukan dalam merevitalisasi merek adalah memahami sumber-
sumber apa dari ekuitas merek yang bisa dipakai sebagai awal langkah. Apakah asosiasi yang
positif kehilangan kekuatan atau keunikannya? Apakah asosiasi negatif mulai dikait-kaitkan dengan
merek? Lalu putuskan apakah kita akan mempertahankan positoningyang sama atau menciptakan
positioning baru, dan jikademikian, positoning baru yang mana.
Merencanakan Strategi Penetapan Merek
Strategi penetapan merek (branding strategy) perusahaan mencerminkan jumlah dan jenis baik
elemen merek umum maupun unik yang diterapkan perusahaan pada produk yang dijualnya.
Memutuskan cara menetapkan merek produk baru merupakan hal yang sangat penting. Ketika
perusahaan meperkenalkan produk baru, perusahaan mempunyai tiga pilihan utama:1.Perusahaan dapat
mengembangkan elemen merek baru untuk produk baru.2.Perusahaan dapat menerapkan beberapa
elemen mereknya yang sudah ada.3.Perusahaan dapat menggunakan kombinasi elemen merek baru dan
yang ada.Ketika perusahaan menggunakan merek yang sudah mapan untuk memperkenalkan
sebuah produk baru, produk itu disebut perluasan merek (brand extension).
Ketika pemasar menggabungkan merek baru dengan merek yang ada, perluasan merek dapat
disebut submerek(subbrand). Merek yang sudah ada yang melahirkan perluasan merek atau submerek
adalah merek induk (parent brand). Jika merek induk sudah diasosiasikan dengan berbagai produk
melalui perluasan merek, merek induk dapat disebut juga merek keluarga(family brand).
Perluasan merek dibagi menjadi dua kategori umum: Dalam perluasan lini(line extension),
merek induk mencakup produk baru di dalam kategori produk yang dilayaninya saat ini, seperti
rasa, bentuk, warna, bahan, dan ukuran kemasan yang baru. Dalam perluasan kategori (category
extension), merek induk digunakan untuk memasuki kategori produk berbeda dari kategori yang
dilayaninya saat ini.
Lini merek(brand line)terdiri dari semua produk─ produk asli dan juga perluasan lini dan kategori─
dijual dalam merek tertentu. Bauran merek/ pilihan merek (brand mix/assortment) adalah kumpulan
semua lini merek yang disediakan penjual tertentu kepada pembeli. Sekarang banyak perusahaan
memperkenalkan varian bermerek(branded variant), yaitu lini merek khusus yang disediakan untuk
pengecer atau saluran distribusi tertentu. Varian bermerek ini merupakan hasil dari tekanan
pengecer kepada konsumen untuk menyediakan penawaran berbeda.Produk berlisensi(licensed
product) adalah produk yang nama mereknya telah dilisensikan kepada produsen lain yang benar-
benar membuat produk. Korporasi melakukan pemberian lisensi untuk mendorong nama dan citra
perusahaan merekadi sejumlah besar produk.
Keputusan Penetapan merek
Ada empat strategi umum dalam menetapkan merek
1.Nama individual
2.Nama keluarga dan selimut
3.Nama keluarga terpisah untuk semua produk
4.Nama korporat digabungkan dengan nama produk indvidual: Honda Civic, Honda Accord, Honda
Jazz, Honda CRV
Keunggulan perluasan merek
Dapat memfasilitasi penerimaan produk baruMemberikan umpan balik positif kepada merek induk dan
perusahaan
Kekurangan perluasan merek
Pada sisi buruknya, perluasan lini dapat menyebabkan nama merek tidak terlalu kuat teridentifikasi
dengan produk manapun.

Karakteristik sukses
Pemasar harus memutuskan setiap potensi perluasan merek berdasarkan seberapa efektif
perluasan merek tersebut mengangkat ekuitas merek lama dari merek induk, dan juga, pada
gilirannya, seberapa efektif perluasan merek ini berkontribusi terhadap ekuitas merek induk.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebuah merek adalah sebuah nama, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari beberapa elemen
ini, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang dan jasa dari satu atau sekumpulan penjual
dan untuk mendiferensiasikan mereka dari para pesaingnya. Komponen yang berbeda dari merek─nama
merek, logo, simbol, desain kemasan, dan lainnya─ disebut sebagai elemen merek.
Merek menawarkan sejumlah manfaat bagi pelanggan dan perusahaan. Merek merupakan aset tak
berwujud yang berharga yang perlu dikelola dengan seksama. Kunci dari penetapan merek adalah
membuat pelanggan menyadari perbedaan di antara merek-merek dalam sebuah kategori produk.
Ekuitas merek harus didefinisikan berdasarkan efek pemasaran yang secara unik dapat diatributkan
ke sebuah merek. Artinya, ekuitas merek terkait dengan fakta bahwa akan diperoleh hasil yang
berbeda dari pemasaran suatu produk atau jasa karena mereknya, dibandingkan dengan hasilbila
produk atau jasa yang sama tidak teridentifikasi oleh merek tersebut.
Pembangunan ekuitas merek bergantung pada tiga faktor utama (1) pilihan awal untuk elemen
atau identitas merek yang membentuk merek (2)cara merek diintegrasikan ke dalam dukuungan
program pemasaran; dan (3) asosiasi yang dipindahkan secara tidak langsung ke merek dengan
menghubungkan merek dengan entitas lainnya (misalnya perusahaan, negara asal, saluran
distribusi, atau merek lain.)

B. SARAN
Cukup sekian apa yang dapat kami sajikan ,dan dalam penyusunan makalah ini,kami menyadari masih
banyak kekurangan baik dalam hal penulian,ataupun isi dari makalah ini. Untuk itu kami mohon kritik
dan sarannya untuk perbaikan dalam penyusunan makalah kedepannya. Dan semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan kita mengenai tentang Menciptakan Ekuias Merek. Sekian kami ucapkan
terima kasih
DAFTAR PUSTAKA

https://studylibid.com/doc/1004939/bahan-ajar-manajemen-pemasaran
https://www.studocu.com/id/document/universitas-pembangunan-nasional-veteran-
yogyakarta/manajemen/bab-9-menciptakan-ekuitas-merek/13264218
https://www.dreambox.id/blog/branding-strategi/bagaimana-cara-menciptakan-ekuitas-merek/

Anda mungkin juga menyukai