Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN”

Di Sususn Oleh :

KELOMPOK 2

1. Septia Nur Fadilla (C0A023012)


2. Dimas Setyowibowo (C0A023030)
3. Reri Zakia Pramudita Riyadi (C0A023047)
4. Bahtiar Firmansyah Dwi Rahmadino (C0A023060)
5. Fanny Ardianti Pramita (C0A023063)
6. Anindhita Sekar R (C0A023064)
7. Reka Vitratunnisa (C0A023069)

PROGRAM STUDI D3-ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penugasan
makalah “Penentuan Harga Pokok Penjualan” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun berdasarkan materi yang telah dipelajari dari berbagai
sumber. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Pengantar Akuntansi yang di bimbing oleh Ibu Karina
Odia Julialevi, S.E., M.Si., Ak.,CA.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tak lepas dari bantuan, arahan, dan
masukan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi ilmunya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas makalah ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Karina
Odia Julialevi, S.E., M.Si., Ak.,CA. selaku dosen pengampu mata kuliah
Pengantar Akuntansi yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan kami. Penulis juga menyadari pentingnya sumber
bacaan dan referensi internet yang telah membantu penulis dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah yang kami buat.
Meski demikian, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis
menyadari masih ada kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan, baik dari segi
tanda baca, tata bahasa, maupun isi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan sebagai upaya penyempurnaan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca, dan khususnya
untuk kami.

Purwokerto, November 2023

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2
A. Pencatatan Transaksi Barang Dagangan dalam Pencatatan Persediaan
secara Periodik ................................................................................ 2
B. Penentuan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) dalam sistem
Pencatatan Persediaan secara Periodik ............................................. 2
C. Jurnal Penyesuaian dalam Sistem Pencatatan Persediaan secara
Periodik ........................................................................................... 5
D. Neraca Lajur dalam Sistem Pencatatan Persediaan secara Periodik .. 6
BAB III PENUTUP ................................................................................... 8
A. Kesimpulan ..................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia bisnis dan usaha, penentuan harga pokok penjualan
(HPP) menjadi faktor kunci yang mempengaruhi keberlanjutan dan
keuntungan suatu perusahaan. Harga pokok adalah total biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan untuk memproduksi atau mendapatkan suatu
produk atau layanan. Pengetahuan yang baik tentang harga pokok sangat
penting agar perusahaan dapat menetapkan harga jual yang
menguntungkan dan bersaing di pasar.Perusahaan perlu memahami
berbagai elemen yang terkait dengan penentuan harga pokok, termasuk
biaya bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead, dan lain-lain. Selain itu,
perubahan dalam faktor eksternal seperti fluktuasi harga bahan baku dan
perubahan regulasi juga dapat mempengaruhi harga pokok.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pencatatan Transaksi Barang Dagangan dalam Pencatatan
Persediaan secara Periodik?
2. Bagaimana Penentuan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
dalam Sistem Pencatatan Persediaan secara Periodik?
3. Bagaimana Jurnal Penyesuaian dalam Sistem Pencatatan Persediaan
secara Periodik?
4. Bagaimana Neraca Lajur dalam Sistem Pencatatan Persediaan secara
Periodik?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pencatatan Transaksi Barang Dagangan dalam Pencatatan
Persediaan secara Periodik
2. Mengetahui Penentuan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold)
dalam Sistem Pencatatan Persediaan secara Periodik
3. Mengetahui Jurnal Penyesuaian dalam Sistem Pencatatan Persediaan
secara Periodik
4. Mengetahui Neraca Lajur dalam Sistem Pencatatan Persediaan secara
Periodik

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pencatatan Transaksi Barang Dagangan dalam Pencatatan


Persediaan secara Periodik
Metode periodik adalah metode pengelolaan persediaan, dimana
arus keluar masuknya barang tidak dicatat secara rinci sehingga untuk
mengetahui nilai persediaan pada suatu saat tertentu harus melakukan
perhitungan barang secara fisik (stock opname) di gudang atau di
persediaan.
Metode pencatatan ini dilakukan pada akhir periode penjualan.
Jadi, persediaan barang dagang tidak langsung dicatat saat terjadi
transaksi. Metode periodik juga disebut sebagai metode 'fisik' karena
pencatatannya dilakukan dengan cara mengecek langsung persediaan
barang dagang. Perlu diingat bahwa meskipun jumlah persediaan barang
hanya dicatat pada akhir periode, tetapi transaksi penjualan tetap dicatat
tiap kali terjadi transaksi penjualan.
Metode periodik atau fisik ini lebih cocok diaplikasikan pada
perusahaan yang memiliki volume barang yang tinggi serta frekuensi
penjualan yang tinggi pula. Misalnya perusahaan yang menjual produk
makanan.

B. Penentuan Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) dalam


Sistem Pencatatan Persediaan secara Periodik
1. Pengertian Cost Of Goods Sold (COGS)
Pengertian adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh sebuah
perusahaan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang dimulai
dari proses pembuatan produk hingga produk tersebut siap untuk
didistribusikan ke pasaran. Tujuannya adalah memberikan estimasi
biaya perusahaan secara akurat. Biasanya, perhitungan ini mencangkup
komponen seperti biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan juga

2
biaya overhead.Sedangkan biaya yang tidak termasuk dalam kegiatan
operasi seperti biaya seperti penjualan, iklan atau riset dan
pengembangan bukan komponen dari COGS itu sendiri.
2. Manfaat Cost Of Goods Sold (COGS)
a. Menentukan harga jual, perusahaan bisa dengan spesifik
mengetahui berapa harga jual yang cocok untuk dibebankan ke
pembeli berdasarkan biaya produksi, spesifikasi barangnya dan
banyaknya permintaan.
b. Alat untuk memantau realisasi biaya produksi, apakah proses
produksi produk tertentu menghasilkan total biaya produksi
pesanan yang sesuai perrhitungan sebelumnya atau tidak.
c. Membantu menghitung laba atau rugi, jika harga jual lebih besar
dari COGS maka perusahaan akan mendapatkan laba, sedangkan
jika harga jual lebih rendah maka Anda akan mengalami kerugian.
3. Biaya-Biaya yang Termasuk dalam Komponen Cost Of Goods Sold
(COGS)
Berikut ini adalah komponen biaya yang termasuk dalam COGS:
a. Persediaan (Inventory)
Inventory merupakan persediaan barang yang berasal dari
stok pada periode sebelumnya.Biaya inventory dapat dilihat
dari persediaan awal yang ditambahkan dengan pembelian
barang dagang saat periode sedang berjalan lalu adalah
dikurangi sisa persediaan akhir barang.Pada perusahaan
dagang, besarnya persediaan barang yang terjual terdiri dari
persediaan barang jadi (inventory).
b. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labour Cost)
Tenaga kerja langsung merupakan biaya atau upah yang
dibayarkan kepada karyawan oleh perusahaan yang terlibat
secara langsung dalam proses produksi barang dagang.Disebut
tenaga kerja langsung karena banyak sedikitnya upah yang
dibayarkan kepada karyawan tergantung pada berapa banyak

3
jumlah unit produk yang dapat dihasilkan atau upah dibayar per
hari dengan hitungan per jam.Tenaga biaya kerja langsung
kebanyakan terdapat dalam perusahaan manufaktur.
c. Overhead
Biaya overhead (disebut juga sebagai biaya tidak langsung)
merupakan biaya-biaya lain yang muncul selain biaya
inventory dan biaya tenaga kerja langsung.Jenis biaya
inimemiliki beragam variasi jenis berdasarkan skala usahanya,
jenis usaha, dan jenis sumber daya yang digunakan oleh suatu
perusahaan.
Jenis-jenis biaya overhead yang sering ditemui dalam
perusahaan dagang dan manufaktur yang juga komponen
COGS yaitu adalah sebagai berikut:
 Biaya sewa (umumnya biaya sewa gedung)
 Depresiasi mesin dan peralatan
 Biaya listrik dan air pada perusahaan manufaktur (pabrik)
 Biaya pemeliharaan pabrik dan mesin (maintenance)
 Biaya pengemasan (packaging)
 Biaya ongkos kirim
 Biaya sampel produksi
 Biaya container
 Biaya gudang
 Biaya penyusutan gedung (pabrik)
4. Rumus Perhitungan Cost Of Goods Sold (COGS)
Berikut Rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan cost of
goods sold (COGS) adalah:
a. Penjualan bersih = penjualan kotor – retur penjualan – potongan
penjualan
b. Pembelian bersih = pembelian – biaya angkut pembelian – retur
pembelian – potongan pembelian

4
c. HPP = persedian awal barang + pembelian bersih – persediaan
akhir
d. Laba kotor = penjualan bersih – harga pokok penjualan
e. Laba bersih sebelum pajak = laba kotor – akumulasi biaya

C. Jurnal Penyesuaian dalam Sistem Pencatatan Persediaan secara


Periodik
Jurnal penyesuaian persediaan Barang dagang metode periodik,
yaitu perusahaan tidak mencatat transaksi pembelian atau penjualan
langsung ke akun persediaan.Saldo-saldo yang belum disesuaikan untuk
persediaan mewakili saldo akhir periode lalu dan tidak termasuk dari
periode saat ini.Dan tentunya HPP belum tercatat selama periode berjalan.
Persahaan menggunakan hasil stock opname sebagai saldo persediaan
akhir dan untuk menghitung jumlah penyesuaian yang diperlukan.
Dalam sistem pencatatan persediaan secara periodik, jurnal
penyesuaian digunakan untuk mencatat perubahan persediaan pada akhir
periode akuntansi. Berbeda dengan sistem pencatatan persediaan secara
terus-menerus di mana persediaan tercatat setiap kali ada transaksi, pada
sistem periodik, persediaan dicatat pada akhir periode berdasarkan hasil
inventarisasi fisik.
Untuk mengetahui nilai HPP, perusahaan harus mengetahui:
1. Nilai persediaan awal
2. Pembelian persediaan bersih selama periode berjalan (pembelian +
biaya angkut pembelian – diskon pembelian – retur pembelian)
3. Nilai persediaan akhir
Contoh jurnal penyesuaian dalam sistem pencatatan persediaan
secara periodik adalah sebagai berikut:
1. Mencatat Persediaan Awal (Awal Periode Akuntansi)
2. Mencatat Pembelian Persediaan Selama Periode)
3. Mencatat Penjualan Persediaan

5
4. Mencatat Persediaan Akhir (Hasil Inventarisasi Fisik pada Akhir
Periode)

D. Neraca Lajur dalam Sistem Pencatatan Persediaan secara Periodik


Neraca lajur adalah sebuah laporan yang berisi semua data tentang
akuntansi yang menjadi suatu landasan yang digunakan untuk memeriksa
dengan sebuah rekening buku besar yang telah disesuaikan untuk
memudahkan ketika hendak membuat laporan keuangan. Laporan ini
berisi semua informasi untuk laporan keuangan seperti saldo-saldo
perkiraan sebelum membuat jurnal penyesuaian, perkiraan-perkiraan jurnal
penyesuaian, dan saldo-saldo perkiraan setelah jurnal penyesuaian.Adapun
manfaat dari neraca lajur adalah sebagai contoh berikut:
1. Berfungsi sebagai referensi dalam pembukuan ayat jurnal penutup.
2. Sebagai referensi dalam memeriksa data (akun dan jumlah saldo) yang
akan disajikan dalam laporan keuangan.
3. Menggolongkan, meringkas, dan mengevaluasi pencatatan transaksi.
4. Sebagai penunjuk bahwa prosedur yang dilakukan untuk menyusun
laporan keuangan sudah dilaksanakan.
5. Mempermudah untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin
dilakukan pada saat pembuatan jurmal penyesuaian.
Dalam sistem pencatatan persediaan secara periodik, neraca lajur
mencatat saldo akun-akun yang berkaitan dengan persediaan pada akhir
periode akuntansi. Berikut adalah contoh akun-akun yang mungkin
terdapat dalam neraca lajur dalam sistem pencatatan persediaan secara
periodik:
1. Persediaan Awal:
Menunjukkan nilai persediaan pada awal periode akuntansi.
2. Pembelian Persediaan:
Mencatat total pembelian persediaan selama periode akuntansi.
3. Biaya Persediaan:

6
Menunjukkan biaya-biaya yang terkait dengan persediaan, seperti
biaya penyimpanan atau asuransi.
5. Persediaan Akhir:
Nilai persediaan setelah inventarisasi fisik pada akhir periode
akuntansi.
6. Pendapatan Penjualan:
Menunjukkan total pendapatan dari penjualan persediaan selama
periode akuntansi.
7. Harga Pokok Penjualan (HPP):
Menggambarkan biaya total persediaan yang telah dijual selama
periode akuntansi.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menentukan harga pokok merupakan aspek kunci dalam strategi
bisnis. Dengan memahami biaya produksi secara mendalam, perusahaan
dapat menetapkan harga jual yang kompetitif sesuai dengan harga pasar,
mengoptimalkan keuntungan semaksimal mungkin, dan merespons
perubahan pasar dengan lebih fleksibel. Penting bagi perusahaan untuk
terus memantau dan mengevaluasi keadaan biaya mereka guna menjaga
daya saing dan keseimbangan bisnis. Dengan pengetahuan yang baik
tentang harga pokok, perusahaan dapat mengambil keputusan yang lebih
tepat dan membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka
panjang.

B. Saran
Dalam menghadapi lingkungan bisnis yang dinamis, pemahaman
mendalam tentang penentuan harga pokok sangat penting bagi perusahaan.
Melalui analisis biaya yang cermat, perusahaan dapat mengidentifikasi
peluang untuk meningkatkan efisiensi operasional, mengurangi
pemborosan, dan mengoptimalkan margin keuntungan.

8
DAFTAR PUSTAKA

 Witdya Pangestika (2023) Cost of Goods Sold (COGS): Pengertian, Rumus


Cara Menghitung. Diakses 07 November 2023 dari
https://www.jurnal.id/id/blog/cost-of-goods-sold-cogs-dan-komponen-biaya-
yang-masuk-didalamnya/
 Aldo Faisal Umam (2021): Jurnal Penyesuaian Persediaan Barang Dagang.
Diakses 07 November 2023 dari https://publikasiindonesia.id/blog/jurnal-
penyesuaian-persediaan-barang-dagang/\
 Novia Widya Utami (2022): Neraca Lajur: Pengertian, Jenis, Cara Membuat,
dan Contoh. Diakses 07 November 2023 dari
https://www.jurnal.id/id/blog/neraca-lajur-beserta-contohnya/
 https://runsystem.id/id/blog/metode-pencatatan-persediaan/

Anda mungkin juga menyukai