Anda di halaman 1dari 17

TUGAS TESTRUKTUR DOSEN PENGAMPU

PKN Syarifah Aini,M.E

“KONSEP NEGARA”

DISUSUSN OLEH :

KELOMPOK 3
1. ELIVIA SAFITRI (12120523535)
2. MURNIATI (12120522998)

KELAS : 2F

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN
HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu


Wa Ta’ala Tuhan seluruh alam yang maha rahman dan rahim karena atas berkat
rahmat dan kasih sayang-Nya makalah yang berjudul Konsep Negara dapat
terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan, walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik
bagi pembaca. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah
ini dengan senang hati penulis terima. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca. Aamiin.

Pekanbaru, Maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

A. Proses Tumbuhnya Negara...........................................................................2

B. Teori Terbentuknya Negara..........................................................................4

C. Proses Bangsa Indonesia Yang Menjadi Negara Kesatuan Republik


Indonesia......................................................................................................5

D. Unsur-unsur Negara.....................................................................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tolak ukur kejayaan suatu negara adalah kesetiaan warga negara
terhadap bangsa dan negaranya. Bagi warga Negara Indonesia partisipasi dalam
bela negara merupakan hak sekaligus kewajiban. Hal ini dinyatakan dalam UUD
1945.
Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik
politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang
berada di wilayah tersebut. Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang
mempunyai rakyat dalam suatu wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang
menerima keberadaan organisasi ini. Dengan adanya negara, harapan masyarakat
untuk hidup aman, tertib, adil, makmur dan sejahtera akan terwujud. Sebab fungsi
negara adalah untuk menciptakan hal-hal tersebut.
Negara dalam melaksanakan perannya, memiliki beberapa hak yang sifatnya
memaksa / mengikat dengan kekuasaannya secara sah terhadap semua golongan
kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan
bersama. Negara apabila dikaitkan dengan etika politik, dalam melakukan
peranannya suatu Negara dipertanyakan prinsip-prinsip moral yang harus
mendasari penataan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan.

B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimana Proses Tumbuhnya Negara?
2. Bagaimana Teori-Teori Terbentuknya Negara?
3. Bagaimana Proses Bangsa Indonesia Yang Menjadi Negara
Kesatuan Republik Indonesia?
4. Apa Saja Unsur-Unsur Negara?
5. Apa Saja Unsur-Unsur Negara Keastuan Republik Indoensia?

1
BAB II
PEMBAHASA
N

A. Proses Tumbuhnya Negara


Asal mula terbentuknya suatu negara dapat dibedakan dalam dua proses yaitu
proses secara primer dan sekunder. Berikut penjelasannya.
1. Secara Primer
Terjadinya negara dimulai dari masyarakat hukum yang paling sederhana
yang kemudian berevolusi ke tingkat yang lebih maju, tahap-tahap
pertumbuhannya adalah sebagai berikut.
1) Suku/persekutuan masyarakat (genootschaft) adalah kehidupan
manusia yang diawali dari keluarga, kemudian kelompok-kelompok
masyarakat hukum (sukum). Satu suku berkembang menjadi dua suku,
tiga suku, dan seterusnya hingga menjadi besar dan kompleks.
Perkembangan tersebut bisa terjadi karena faktor alami atau karena
penaklukan-penaklukan antarsuku.
2) Kerajaan (rijk) adalah tahap yang dimulai dari kepala suku yang
semula berkuasa di masyarakat hukumnya mengadakan ekspansi
dengan melakukan penaklukan-penaklukan kepada daerah lain.
3) Negara rasional adalah tahap yang dimulai dari negara nasional yang
diperintah oleh raja yang absolut dengan sistem pemerintahan
tersentralisasi. Semua rakyat yang dipaksa mematuhi kehendak dan
perintah raja. Hanya ada satu identitas kebangsaan. fase ini disebut
dengan fase nasional dalam terjadinya sebuah negara.
4) Negara demokrasi adalah tahap dimana adanya kekuasaan raja yang
absolut dengan menimbulkan keinginan rakyat untuk memegang
pemerintahan sendiri. Artinya, kedaulatan/kekuasaan tertinggi
dipegang oleh rakyat. Rakyat yang berhak memilih pemimpinnya
yang dianggap mampu dalam mewujudkan aspirasinya. Hal tersebut
mendorong lahirnya negara demokrasi.

2
2. Secara Sekunder
Teori terjadinya negara secara sekunder yang didasarkan bahwa negara
telah ada sebelumnya. Namun karena adanya revolusi, intervensi, dan
penaklukan, timbullah negara yang menggantikan negara yang telah ada
tersebut. Karena revolusi di Uni Soviet. Cheechnya, dan Uzbekistan
menjadi sebuah negara yang merdeka. Indonesia merdeka dari Jepang
setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Asal mula terjadinya Negara secara sekunder lebih pada pendekatan fakta
atau kenyataan. Terjadinya Negara/lahirnya Negara ada hubungan dengan
Negara yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa macam dari asal
mula terjadinya Negara secara sekunder, yaitu :
1) Proklamasi adalah pernyataan kemerdekaan dari penjajahan bangsa
lain.
2) Fusi adalah peleburan 2 negara atau lebih dan membentuk 1 negara.
3) Aneksasi adalah p Suatu daerah dikuasai Negara lain tanpa
perlawanan.
4) Cessie adalah p Sebuah daerah diserahkan kepada Negara lain
berdasarkan perjanjian.
5) Acessie adalah p Bertambahnya suatu wilayah karena proses
pelumpuran laut dalam kurun waktu yang lama dan dihuni oleh
kelompok.
6) Okupasi adalah p Suatu wilayah yang kosong kemudian diduduki
sekelompok bangsa sehingga berdiri Negara.
7) Inovasi adalah suatu Negara pecah, kemudian lenyap dan
memunculkan Negara baru di atasnya.
8) Separasi adalah negara yang memisahkan diri dari negara asalnya dan
menyatakan diri sebagai negara merdeka.1

1
A. Ubaedillah & Abdul Rozak, Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education),
Jakarta: Kencana) 2012), hlm., 120

3
B. Teori Terbentuknya Negara

Adapun beberapa teori tentang terbentuknya suatu Negara yakni sebagai berikut.

1. Teori Kontrak Sosial / Teori Perjanjian Masyarakat


Teori ini beranggapan bahwa Negara dibentuk berdasarkan perjanjian-
perjanjian masyarakat. Teori ini adalah salah satu teori terpenting
mengenai asal usul negara. Teori asal usul mulai negara yang berdasarkan
atas kontrak sosial ini dapat dilihat melalui pemikiran Thomas Hobbes,
John Locke, dan JJ Rousseau.
2. Teori Ketuhanan
Negara dibentuk oleh Tuhan dan pemimpin-pemimpin Negara ditunjuk
oleh Tuhan Raja dan pemimpin-pemimpin Negara hanya bertanggung
jawab pada Tuhan dan tidak pada siapapun. Penganut teori ini adalah
Agustinus, Yulius Stahi, Haller, Kranenburg dan Thomas Aquinas. Teori
ketuhanan dikenal dengan dokrit teokratis dalam teori asal usul negara.
teori ini bersifat universal dan dilakukan di beberapa negara.
3. Teori Kekuatan
Negara yang pertama adalah hasil dominasi dari komunikasi yang kuat
terhadap kelompok yang lemah, Negara terbentuk dengan penaklukan dan
pendudukan. Dengan penaklukan dan pendudukan dari suatu kelompok
etnis yang lebih kuat atas kelompok etnis yang lebih lemah, dimulailah
proses pembentukan Negara. Penganut teori ini adalah H.J. Laski, L.
Duguit, Karl Marx, Oppenheimer dan Kollikles.
4. Teori Organis
Menurut Dede Rosyada, organis tentang hakikat dan asal mula negara
adalah suatu konsep bilogis yang melukiskan negara dengan istilah-istilah
ilmu alam. Negara dianggap atau disamakan dengan makhluk hidup,
manusia atau binatang individu yang merupakan komponen-komponen
Negara dianggap sebagai sel-sel dari makhluk hidup itu. Kehidupan
corporal dari Negara dapat disamakan sebagai tulang belulang manusia,
undang-undang sebagai urat syaraf, raja (kaisar) sebagai kepala dan para
individu sebagai daging makhluk itu.

4
5. Teori Historis
Teori histori evolusionistis (gradualistic theory) merupakan teori yang
menyatakan bahwa lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tetapi tumbuh
secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan manusia.
6. Teori Kedaulatan Hukum
Istilah “daulat” berasal dari bahasa arab “daulah” yang berarti kekuasan
tertinggi. Dengan demikian kedaulatan dapat didefinisikan sebagai
kekuasaan tertinggi dalam suatu negara. Teori kedaulatan hukum (Rechts
souvereiniteit) menyatakan semua kekuasaan dalam negara berdasar atas
hukum. Pelopor teori ini adalah H. Krabbe dalam buku Die Moderne
Staats Idee.
7. Teori Hukum Alam
Filsufgaul (2012) menuliskan teori hukum alam yakni negara terjadi
karena kehendak alam yang merupakan lembaga alamiah yang diperlukan
manusia untuk menyelenggarakan kepentingan umum. Penganut teori ini
adalah Plato, Aristoteles, Agustinus, dan Thomas Aquino.2

C. Proses Bangsa Indonesia Yang Menjadi Negara Kesatuan Republik


Indonesia
Dalam proses pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia tau NKRI,
ada berbagai yang peristiwa yang terjadi. Ada berbagai peristiwa yang terjadi
dalam proses pembentukan NKRI, yang memengaruhi proses pembentukan
NKRI.

1. Pembentukan Kelengkapan Pemerintahan


Peristiwa pertama yang terjadi dalam proses pembentukan NKRI yang
pertama adalah pembentukan kelengkapan pemerintahan. Peristiwa ini
dimulai dengan sidang pertama PPKI pada 18 Agustus 1945 di gedung
Kesenian Jakarta dan dipimpin oler Ir Soekarno serta Drs. MUhammad
Hatta sebagai wakilnya. Dari sidang yang berlangsung ini, ada tiga
keputusan penting yang diambil, yaitu:
1) Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi RI.
2
A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Op.Cit, hlm. 131

5
2) Memilih presiden dan wakil presiden, yaitu Ir. Soekarno sebagai
presiden dan Drs. Muhammad Hatta sebagai wakil presiden RI.
3) Tugas presiden untuk sementara waktu dibantu oleh Komite
Nasional.
2. Pembentukan Komite Nasional Indonesia
Pada 22 Agustus 1945,PPKI mengadakan sidang kedua, yang membahas
tentang rencana pembentukan Komite Nasional dan Badan Keamanan
Rakyat. Komite Nasional dibentuk di seluruh Indonesia, namun pusatnya
berada di Jakarta. Tujuan dari pembentukan Komite Nasional ini adalah
untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan
kemerdekaan Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat.
3. Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara
Selain membahas mengenai pembentukan Komite Nasional, rapat PPKI
pada 22 Agustus 1945 juga memutuskan pembentukan Badan Keamanan
Rakyat atau BKR. BKR ditetapkan menjadi bagian dari Badan Penolong
Keluarga Korban Perang atau BPKKP, yang bertujuan untuk memelihara
keselamatan masyarakat, juga merawat korban perang.
4. Pembentukan Lembaga Pemerintahan di Seluruh Daerah di
Indonesia
Peristiwa lainnya yang terjadi dalam proses pembentukan NKRI adalah
pembentukan lembaga pemerintahan di seluruh daerah di Indonesia.
Bentuk pemerintah daerah di Indonesia ini diatur pada Undang-Undang
Dasar 1945 Pasal 18. Berdasarkan peraturan Undang-Undang ini, diatur
bahwa setiap daerah provinsi akan dibagi menjadi daerah yang lebih kecil.
Selain itu, dari keputusan sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945,
ditetapkan juga bahwa tugas presiden akan dibantu oleh Komite Nasional.
Sedangkan di daerah-daerah, tugas gubernur juga akan dibantu oleh
Komite Nasional di daerah. Dengan adanya pemerintahan di daerah yang
dibantu oleh Komite Nasional, maka diharapkan pemerintahan akan
berjalan dengan baik.

6
D. Unsur-unsur Negara
Terbentuknya suatu negara harus memenuhi tiga syarat mutlak dibawah ini
yang merupakan unsur-unsur (unsur konstitutif) suatu negara.

1. Wilayah (Daerah Kekuaasaan)


Suatu yang disebut dengan negara harus memiliki unsur ini, yaitu wilayah.
Wilayah adalah seluruh tempat baik berupa daratan, lautan, dan juga udara
yang ada diatasnya yang memiliki batas-batas tertentu. Suatu negara batas-
batas wilayahnya dapat ditentukan dengan cara :

1) Yang pertama adalah batas alam, batas wilayah suatu negara yang
berupa alam adalah danau, gunung, sungai, selat, laut.

2) Batas buatan, batas wilayah suatu negara yang berupa batas buatan
adalah tembok/pagar, jalan raya. Sebagai contohnya adalah tembok
cina.

3) Batas astronomi, berbeda dengan batas alam dan batas buatan, batas
astronomi ini berupa garis lintang dan garis bujur. Sebagai contoh
batas astronomi negara kita "Indonesia" yaitu 6 derajat LU - 11 derajat
LS dan 95 derajat - 141 derajat BT.

4) Batas perjanjian, batas wilayah ini dapat berupa konvensi, traktat,


misalnya konvensi hukum laut internasionel.3

2. Rakyat atau Penduduk


Unsur unsur terbentuknya suatu negara yang ke dua adalah rakyat atau
penduduk. Pengertian rakyat yang merupakan unsur unsur negara adalah
kumpulan orang yang distukan oleh rasa persamaan yang secara bersama-
sama berada/mendiami di suatu wilayah tertentu. Sedangkan pengertian
penduduk adalah semua orang yang berkedudukan, bertempat tinggal
dalam wilayah suatu negara. Orang yang berada dalam wilayah suatu
negara hanya sementara (tidak menetap) maka disebut dengan bukan
penduduk. Contoh orang yang bukan penduduk seperti wisatawan asing,
tamu negara. Penduduk terdiri dari warga negara dan bukan warga negara.

3
Kaelani, Pendidikan Pancasila: Yuridis Kenegaraan, (Yogyakarta: Paradigma, 1999),

7
Pengertian warga negara adalah penduduk yang memiliki ikatan hukum
dengan suatu negara. Warga negara terdiri dari warga negara asli dan
warga negara keturunan asing. Berbeda dengan warga negara, kalau
pengertian dari bukan warga negara adalah seseorang yang tidak memiliki
ikatan hukum dengan negara tersebut, disebut juga dengan warga negara
asing (WNA).
3. Pemerintah yang berdaulat
Syarat mutlak terbentuknya suatu negara yang merupakan unsur negara
yang ketiga adalah pemerintah yang berdaulat. Pemerintah yang berdaulat
ini memiliki pengertian yaitu suatu pemerintah yang memiliki suatu
kedaulatan/kekuasaan tertinggi untuk mengamankan, mempertahankan,
mengatur, dan melancarkan tata cara penyelenggaraan pemerintahan
negara-negara secara penuh, yang mana kedaulatan ini ada dua macam
yaitu kedaulatan ke dalam dan kedaulan keluar.
Ketiga unsur-unsur negara diatas merupakan unsur yang mutlak harus ada
pada suatu negara atau disebut dengan unsur konstitutif. Ada tambahan
lagi satu unsur yang merupakan unsur deklaratif, yaitu adanya pengakuan
dari negara lain.4
4. Pengakuan dari Negara Lain (Unsur deklaratif)
Pengakuan dari negara lain ini diperlukan untuk menjamin
berlangsungkan kerjasama internasional dengan negara lain, ada dua jenis
pengakuan dari negara lain yang ada yaitu :

1) Pengakuan secara de facto, yang mempunyai arti pengakuan dari negara


lain yang berdasarkan pada fakta berdirinya suatu negara telah
memenuhi persyaratan.

2) Pengakuan secara de yure, yang memiliki artik sebagai pengakuan


secara yuridis formal berdasarkan hukum internasional.

Pengakuan de facto biasanya merupakan awal dari pengakuan dari negara


lain secara de yure. Sebagai contohnya : Negara Inggris mengakui
pemerintah Uni Soviet secara de facto dan de yure tidak bersamaan, secara

4
C.S.T. Kansil, Ilmu Negara Umum dan Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramita, 2001),

8
de facto pada tanggal 16 Maret 1921 dan secara de yure baru tanggal 1
Februari 1924.

E. Unsur-Unsur Negara Keastuan Republik Indoensia

Sebagai suatu negara, maka Negara Kesatuan Republik Indonesia memenuhi


unsur-unsur negara, yaitu :
a. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelago) yaitu suatu
negara yang terdiri atas gugusan pulau-pulau sebagai satu kesatuan. Pada awal
kemerdekaan wilayah Indonesia terpisah-pisah antara satu pulau dengan dengan
pulau lain oleh perairan internasional. Sesuai dengan hukum laut teritorial saat itu,
bahwa wilayah laut teritorial Indonesia sejauh 3 mil laut dari tiap-tiap pulau.
Sedangkan jarak antarpulau di Indonesia bermil-mil, sehingga wilayah pulau-
pulau dipisahkan oleh perairan internasional. Wilayah Indonesia menjadi sata
kesatuan yang tidak terpisahkan setelah dikeluarkan Deklarasi Djuanda yang
menetapkan wilayah laut teritotial sejauh 12 mil laut dari garis lurus yang
menghubungkan pulau-pulau paling luar Indonesia. Akibat dari Deklarasi
Djuanda ini, maka perairan laut antarpulau di Indonesia yang sebelumnya
merupakan perairan internasional menjadi perairan pedalaman Indonesia.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasal 18 ayat (1)
menegaskan bahwa “Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas
daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah,
yang diatur dengan undang-undang.”5

b. Rakyat Indonesia
Rakyat dalam suatu negara terdiri atas penduduk dan bukan penduduk
Indonesia. Penduduk terdiri atas warga negara dan bukan warga negara. Sejalan
dengan hal ini, maka ketentuan mengenai warga negara dan penduduk ditegaskan
dalam pasal 26 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu:

5
Kaelani, Pendidikan Pancasila: Yuridis Kenegaraan, (Yogyakarta: Paradigma, 1999),

9
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan
orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia.
3. Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-
undang.

Penduduk Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia dan orang asing
yang bertempat tinggal di Indonesia. Orang asing memperoleh status penduduk
apabila memenuhi persyaratan tertentu, seperti jangka waktu tinggal, jaminan
pekerjaan, tujuan, dan sebagainya. Tidak setiap orang asing yang ada di Indonesia
merupakan penduduk, seperti orang asing yang sedang menjadi wisatawan di
Indonesia, atau sedang singgah di Indonesia untuk melanjutkan perjalanan ke
negara lain.
Dengan demikian warga negara Indonesia ada yang menjadi penduduk Indonesia
dan bukan penduduk Indonesia. Seperti para tenaga kerja Indonesia yang bekerja
di negara lain, bukan merupakan penduduk Indonesia. Juga tidak setiap penduduk
Indonesia merupakan warga negara Indonesia.

c. Pemerintahan yang Berdaulat


Setelah PPKI menetapkan pembagian wilayah Indonesia menjadi 8
(delapan) provinsi, maka dilanjutkan dengan pembentukan pemerintahan di
daerah. Delapan gubernur diangkat oleh Presiden untuk memimpin provinsi yang
baru terbentuk.
Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945 menegaskan
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk Republik.” Ketentuan pasal
ini menegaskan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan
bentuk pemerintahan adalah republik. Sebagai negara republik maka para
pemimpin pemerintahan dipilih oleh rakyat dengan kekuasaan yang dibatasi oleh
masa jabatan. Pemerintahan tidak secara terus menerus memerintah tanpa batas
waktu. Jabatan pemerintahan hanya untuk jangka waktu tertentu. Contoh Presiden

10
dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Masa jabatan
Presiden dan Wakil Presiden selama 5 (lima ) tahun dan sesudahnya dapat dipilih
kembali untuk satu kali masa jabatan.
Kekuasaan pemerintah dalam negara republik pada dasarnya merupakan
mandat dari rakyat. Rakyat yang memegang kuasaaan, karena kedaulatan ada di
tangan rakyat. Pemerintahan dalam menyelenggarakan pemerintahan berdasarkan
hukum yang berlaku. tidak atas dasar kekuasaan belaka. Pasal 1 ayat (2) bahwa
“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang
Dasar” dan pasal 1 ayat (3) menegaskan bahwa “Negara Indonesia adalah negara
hukum”. Ini merupakan landasan hukum pemerintahan di Indonesia.

d. Pengakuan dari Negara Lain


Pengakuan dari negara lain sebagai unsur deklaratif berdirinya suatu
negara, diperoleh oleh Indonesia dari Mesir pada tanggal 10 Juni 1947, yang
kemudian diikuti oleh negara lain secara bilateral. Pengakuan dari negara lain ini
memiliki arti penting perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan
kemerdekaan. Sebagaimana diketahui bahwa setelah Proklamasi Kemerdekaan,
bangsa Indonesia dihadapkan pada keinginan Belanda untuk kembali menjajah
Indonesia. Belanda berkeyakinan masih memiliki hak atas Indonesia secara
hukum internasional. Namun kenyataan yang dihadapi saat ingin kembali ke
Indonesia, bahwa di Hindia Belanda sudah berdiri negara baru yaitu Indonesia.
Perjuangan untuk mempertahankan kemerdekaan dilakukan Indonesia baik
secara fisik maupun non fisik yaitu diplomasi. Salah satu wujud perjuangan
diplomasi adalah memperjuangkan memperoleh pengakuan dari negara lain.
Perjuangan diplomasi ini memperoleh hasil dalam Konferensi Meja Bundar di
Den Haag, yaitu pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda. Puncak
pengakuan kemerdekaan dari negara lain adalah saat Indonesia diterima sebagai
anggota Persatuan Bangsa-Bangsa pada tahun 1950 sebagai anggota ke-60.6

6
Moh. Mahfud M.D., Dasar dan Struktur Kenegaraan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001),

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara merupakan lembaga tertinggi dalam masyarakat atau bangsa yang


merupakan wadah bagi masyarakat untuk mendapatkan kesejahteraan dan
keadilan secara utuh. Sebuah Negara harus memiliki unsur pokok yaitu wilayah,
rakyat, pemerintahan yang berdaulat baik keluar maupun kedalam, kemudian
mendapat pengkuan internasional.

Di dalam sebuah Negara juga terdapat sebuah pemerintahan (Government)


dan Tata pemerintahan (Governance) yang saling mempengaruhi satu sama
lainnya bisa dikatakan jika menciptakan Tata Pemerintahan (Governance) yang
baik, maka pemerintah (Government) yang baik juga akan tercipta. Dan di dalam
suatu Negara juga terdapat sebuah bentuk-bentuk pemerintahan yang sangat
mempengaruhi perkembangan Negara itu sendiri. Dan bentuk-bentuk
pemerintahan di dalam suatu Negara sangat identik dengan kekuasaan.

12
DAFTAR PUSTAKA

www.kelaspintar.id/blog/edutech/mengenal-konsep-negara-kesatuan-atau-
unitarisme diakses 10 maret 2022

Ubaedillah & Abdul Rozak, Pendidikan Kewarga[negara]an (Civic Education),


Jakarta: Kencana) 2012), hlm., 120

A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Op.Cit, hlm. 131

Kaelani, Pendidikan Pancasila: Yuridis Kenegaraan, (Yogyakarta: Paradigma,


1999),

C.S.T. Kansil, Ilmu Negara Umum dan Indonesia, (Jakarta: Pradnya Paramita,
2001),

Kaelani, Pendidikan Pancasila: Yuridis Kenegaraan, (Yogyakarta: Paradigma,


1999),

Moh. Mahfud M.D., Dasar dan Struktur Kenegaraan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2001),

13
PERTANYAAN PARA AUDIENS
1. Bagaimana penerapan negara hukum di Indonesia apakah sudah sesuai atau tidak?
Jawab: Penerapan hukum di Indonesia didasarkan pada unsur-unsur negara hukum
secara umum, yaitu adanya upaya perlindungan terhadap hak asasi manusia,
adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan, adanya pelaksanaan kedaulatan
rakyat, adanya penyelenggaraan yang didasarkan pada peraturan.
2. Mengapa pancasila dipercaya sebagai dasar negara kepada masyarakat?
Jawab: Karena pancasila mengandung nilai-nilai luhur bangsa yang dianggap
terbaik, dan diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk
mewujudkannya dalam kehidupan bermasyarakat bagi bangsa Indonesia.
3. Apa urgensi dasar negara bagi sebuah negara dan juga apa akibatnya jika suatu
negara tidak memiliki dasar negara?
Jawab: Pancasila sebagai dasar negara, berarti Pancasila dijadikan pedoman dalam
bertingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Jika
suatu Negara tidak memiliki dasar negara, maka negara tersebut akan kacau dan
tidak makmur serta tidak ada keadilan bagi masyarakat.

14

Anda mungkin juga menyukai