Anda di halaman 1dari 36

MEMELIHARA PROSES, BEKERJA KERAS,

REWARD & PUNISHMNENT

MAKALAH

Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Hadis Manajemen

Dosen: Dr. Zulli Umar, M.Ag.

Disusun Oleh :

Rina Nuraeni (2230060082)


Nenden Ahadiah Halimah (2230060074)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... i

BAB I.......................................................................................................................................................3

A. PENDAHULUAN ......................................................................................................................3

B. Latar Belakang...........................................................................................................................3

C. Rumusan Masalah .....................................................................................................................4

D. Tujuan Masalah .........................................................................................................................4

BAB II .....................................................................................................................................................5

LANDASAN TEORI .............................................................................................................................5

A. Memelihara Proses ......................................................................................................................5

B. Bekerja Keras ............................................................................................................................10

C. Reward & Punishment ...............................................................................................................11

BAB III .................................................................................................................................................18

PEMBAHASAN ...................................................................................................................................18

A. Memelihara Proses dan dan Hadits yang Mendukungnya .................................................18

B. Bekerja Keras dan Hadits yang Mendukungnya ................................................................20

C. Reward & Punishment dan Hadits yang Mendukungnya....................................................27

D. Keterkaitan Memelihara Proses, Bekerja Keras, Reward & Punishment dengan Tujuan
Pendidikan ................................................................................................................................31

BAB IV ..................................................................................................................................................33

PENUTUP ............................................................................................................................................33

A. Kesimpulan ...............................................................................................................................33

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................35

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bekerja merupakan suatu hal sentral dalam hidup manusia di berbagai kebuadayaan,
meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa setiap budaya memiliki nilai dan konspsi tersendiri
dalam memaknai suatu pekerjaan. Kita dapat melihat bahwa bagaimanapun bekerja
merupakan suatu hal yang penting dan signifikan untuk mayoritas orang dengan melihat
pertimbangan bahwa individu mendendikasikan hdupnya untuk bekerja.

Bekerja merupakan cara manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pembelajaran pada
saat saat tertentu mengalami kemadegan, dan kurang memiliki semangat dan dinamika dari
semua elemen yang terlibat di dalam PBM. Kenyataan seperti ini akan menghilangkan spirit,
minat dan ketertarikan siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
Karenanya kemudian muncul berbagai inisiatif untuk memperkenalkan reward and
punishment guna menciptakan inisiatif baru dalam belajar. Situasi yang jumud perlu
dimanage dengan managemen konflik, dengan. menjanjikan sesuatu yang dapat memancing
anak anak belajar lebih aktif dan produktif. Anak perlu diberi harapan harapan positif melalui
hadiah, janji, reward agar bersemangat untuk mengejar hadiah. Memusatkan segala
perhatian: untuk berprestasi Ini dalam istilah managemen disebut dengan management
conflict. Melakukan upaya dinamisasi dalam belajar dengan cara memberi stimulus yang
berpa haduah dan semisalnya. Siswa diberi pancingan dengan tantangan tertentu. untuk
menciptakan persaingan. Sehingga semua tertarik berlomba dan bekerja keras mengejar
target yang dijanjikan. Sebaliknya bagi yang telat, malas, dan tak serius dikenakan sangsi
[punishment] agar mereka dapat belajar secara positif dari apa yang dianggap kurang baik.
Pemberian hadiah dan tantangan atau hukuman kepada siswa dapat dijadikan cara dalam
menunjang pelaksanaan kegiatan dan proses belajar menjadi efektif. Learning is being
process. Belajar adalah proses menjadi.

Maka dari itu perlunya menjaga kesinambungan program dengan Memelihara proses.
Proses bekerja keras yang baik akan menjanjikan hasil baik . Dalam kesempatan ini perlu
memelihara proses kerja dan juga memotivasi reward dan punishment.
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud memelihara proses dan apa saja hadits yang menjadi landasannya ?

2. Apa yang dimaksud bekerja keras dan apa saja hadits yang menjadi landasannya ?

3. Apa yang dimaksud reward & punishment dan apa saja hadits yang menjadi
landasannya ?

4. Apa keterkaitan diantara memelihara proses, bekerja keras, reward & punishment ?

C. Tujuan Masalah

a. Untuk Mengetahui apa yang dimaksud memelihara proses dan apa saja hadits
yang menjadi landasannya ?
b. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud bekerja keras dan apa saja hadits yang
menjadi landasannya ?
c. Untuk mengetahui apa yang dimaksud reward & punishment dan apa saja hadits
yangmenjadi landasannya ?
d. Untuk Mengetahui apa keterkaitan diantara memelihara proses, bekerja keras, reward
& punishment ?

4
BAB II

LANDASAN TEORI

1. Memelihara Proses

Bekerja merupakan suatu usaha untuk menghasilkan sesuatu, mencapai suatu hal,
untuk menghasilkan dampak atau efek yang di inginkan. Makna bekerja ditinjau dari segi
perorangan adalah gerak dari pada badan dan pikiran setiap orang guna memelihara
kelangsungan hidup badaniah maupun rokhaniyah. Makna bekerja ditinjau dari segi
kemasyarakatan adalah melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang atau jasa guna
memuaskan kebutuhan masyarakat.

Bekerja mengandung fungsi-fungsi psikologis. Hal ini sesuai dengan ASA


(Attraction-Selection-Attrition) Cycle, yang menyebutkan bahwa individu yang berbeda
tertarik pada karir atau pekerjaan yang berbeda sesuai dengan fungsi mereka dalam hal
kemampuan, ketertarikan, maupun kepribadian. Seseorang dengan latar budaya yang
berbeda akan memiliki persepsi makna yang berbeda pula dalam bekerja. Perbedaan
persepsi ini akan terlihat pada attitudes dan perilaku bekerja (work behaviour) seseorang.
Teori ini semakin memperlihatkan bahwa kultur kebudayaan merupakan faktor penting yang
membangun konstruksi persepsi dan perspektif seseorang dalam bekerja dan memaknai
pekerjaannya. Fungsi-fungsi psikologis manusia tercermin dalam perilaku bekerja yang
menunjukkan persepsi, kepribadian, perasaan, dan motivasi seseorang. Motivasi bekerja
seseorang dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, intrinsic motivation dan extrinsic motivation.
extrinsic motivation. Penelitian ini membahas makna kerja yang lebih mengarah pada
intrinsic motivation dimana seseorang bekerja karena adanya fungsi psikologis tertentu yang
mengkonstruksi pandangan mereka terhadap suatu pekerjaan.

Bekerja dapat digunakan sebagai penguat identitas personal yang membantu


meningkatkan kepercayaan diri seseorang. Jika seseorang melakukan pekerjaan yang
bermakna, ia sebenarnya mengembangkan identitas, nilai, dan martabatnya. Seseorang yang
mencapai hasil bermakna sebenarnya telah mencapai pencapaian dirinya, berkembang dan
bahkan mengaktualisasikan potensi yang ada dalam dirinya. Bekerja membuat manusia
mempunyai kesempatan untuk menjadi siapa dia sebenarnya dan berkontribusi dalam
Bekerja adalah suatu usaha untuk menghasilkan sesuatu, mencapai suatu hal, dan untuk
menghasilkan dampak atau efek yang diinginkan. Bagi manusia, "to be able to do
something" berarti adalah mewujudkan bawa "saya" sebagai subyek, aktif dalam dunia ini,

5
dan bahwa saya "ada" atau exist. Erich Fromm (1973) menuliskan bahwa "to make it visible
that "I" as the subject, is active in I the world, that "I" exist". "The principle can be
formulated thus: I am because I effect.". Maka dari itu, bekerja merupakan sebuah cara untuk
membuktikan eksistensi seseorang dan harapannya adalah agar manusia dapat merasa
berharga dalam hidup. Menurut Maslow (1943) sebagain kebutuhan dapat dicapai melalui
bekerja.

Lingkungan kerja yang baik, rekan kerja yang supprtif dan atasan yang memberikan
contoh dan bimbingan pada bawahan pastnya memberukan dampak yang positifi pada
karyawan. Namun sebaliknya lingkungan kerja yang toxic, atasan yang tidak mampy
memberikan arahan yang baik pada karyawan sangat berpotensi menurunkan etos kerja
karyawan. Sebagau akibatnya tidak bisa memelihara kinerja dnegan maksimal. Maka dari
itu dalam bekerja kita harus memelihara proses kerja dengan mempertahankan etos kerja.
Etos berasal dari bahasa Yunani yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter
serta keyakinan atas sesuatu. Dalam kamus besar bahasa Indonesia etos kerja adalah
semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang atau suatu kelompok. Kerja
dalam arti pengertian luas adalah semua bentuk usaha yang dilakukan manusia baik dalam
hal materi, intelektual dan fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan keduniawian
maupun keakhiratan.

Menurut Jansen sinamo, ahli pengembangan sumberdaya manusia secara sistematis telah
memetakan motivasi kerja dalam konsep 8 Etos Kerja yaitu :
1. Kerja adalah Rahmat.
Pekerjaan itu adalah Rahmat Tuhan untuk kita. Apa pun pekerjaan kita, entah petani,
pegawai kantor, pedagang sampai buruh kasar sekalipun, semua itu adalah rahmat dari
Tuhan. Coba bayangkan kalau anda tidak punya pekerjaan; anda menganggur ?
bagaimana perasaan anda menjadi pengagguran ? tanpa pendapatan untuk menghidupi
keluarga anda ? Anda akan diremehkan oleh keluarga dan orang lain bukan ? . Terimalah
Anugerah tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya
sepeserpun. Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah.
Dengan bekerja, kita menerima upah jerih payah untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan
untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang

6
patut disyukuri. Pemahaman demikian akan mendorong untuk bekerja dengan tulus dan
sungguh, akan keterlaluan jika kita merespons semua nikmat itu dengan bekerja ogah-
ogahan, malas-malasan, enggan melayani orang lain.

2. Kerja adalah amanah


Melalui kerja kita menerima mandat. Sebagai pemegang mandat, kita dipercaya,
berkompeten dan wajib melaksanakannya sampai selesai. Jika terbukti mampu, kita akan
dipercaya dan tanggung jawab akan semakin menguat. Di pihak lain hal ini akan menjadi
jaminan sukses pelaksanaan mandat yang akan mengukir prestasi kerja dan pengharapan.
Maka tidak ada pekerjaan yang tidak tuntas. Apa pun pekerjaan kita, pramuniaga, pegawai
negeri, atau anggota DPR, semua adalah amanah. Pramuniaga mendapatkan amanah dari
pemilik toko. Pegawai negeri menerima amanah dari negara. Anggota DPR menerima
amanah dari rakyat Kepala Desa mendapat amanah dari masyarakat. Etos ini membuat
kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela.

3. Kerja adalah panggilan.


Kerja itu suci, kerja adalah panggilanku, aku sanggup bekerja benar. Suci berarti
diabdikan, diuntukkan atau diorientasikan pada Tuhan , dalam rangka kita beribadah
kepada Allah SWT. Penghayatan kerja semacam ini hanya mungkin terjadi jika
seseorang merasa terpanggil. Dengan kesadaran seperti itu maka kerja menjadi sebuah
panggilan suci, maka terbukalah perasaan untuk melakukannya secara benar. Seorang
ASN memanggul darma untuk masyarakat dan koleganya yang memerlukan bantuannya,
seorang perawat memanggul darma untuk membantu orang sakit. Seorang guru memikul
darma untuk menyebarkan ilmu kepada muridnya. Seorang penulis menyandang darma
untuk menyebarkan informasi tentang kebenaran kepada masyarakat. Jika pekerjaan atau
profesi disadari sebagai panggilan, kita dapat berucap pada diri sendiri, “I’m doing my
best!” Dengan begitu kita tidak akan merasa puas jika hasil karya kita kurang baik
mutunya.

7
4. Kerja adalah aktualisasi
Kerja itu sehat, kerja adalah aktualisasi, saya sanggup bekerja keras. Maksudnya adalah
bekerja membuat tubuh, roh dan jiwa menjadi sehat. Aktualisasi berarti mengubah potensi
menjadi kenyataan. Aktualisasi atau penggalian potensi ini terlaksana melalui pekerjaan,
akibatnya kita menjadi kuat, sehat lahir batin. Maka agar menjadi maksimal, kita akan
sanggup bekerja keras bukan kerja asal-asalan. Apa pun pekerjaan kita, entah dokter,
akuntan, ahli hukum, semuanya bentuk aktualisasi diri. Meski kadang membuat kita lelah,
bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat
kita merasa “ada”. Bagaimanapun sibuk bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk
bengong tanpa pekerjaan
5. Kerja itu ibadah
Kerja adalah pengabdian, saya sanggup bekerja serius. Tuhan mewajibkan manusia
beribadah (secara ritual) dan beribadah (dalam artian kerja yang dilakukan untuk Tuhan).
Kerja merupakan lapangan konkrit melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Tuhan.
Jadi bekerja harus serius dan sungguh- sungguh agar makna ibadah dapat
teraktualisasikan secara nyata sebagai bentuk melayani Tuhan. Tak perduli apa pun agama
atau kepercayaan kita, semua pekerjaan yang halal merupakan ibadah. Kesadaran ini pada
gilirannya akan membuat kita dapat bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau
jabatan semata. Motivasi kerjanya telah berubah menjadi motivasi transendetal. Dengan
demikian pekerjaan yang kita lakukan dengan tingkat keletihan yang luar biasa akan
terobati karena kita tidak hanya mendapatkan nilai untuk kepentingan kita didunia, tetapi
pekerjaan kita akan dinilai ibadah oleh Allah SWT dan akan kita bawa sebagai amal ibadal
dihadapanNya kelak.

6. Kerja adalah seni.


Apapun yang anda kerjakan pasti ada unsur keindahan, keteraturan, harmoni, artistik
seperti halnya seni. Untuk mencapai tingkat penghayatan seperti itu dibutuhkan suatu
kreatifitas mengembangkan dan menyelesaikan setiap masalah pekerjaan. Jadi bekerja
bukan hanya mencari uang, tetapi
lebih dari pada mengaktualisasikan potensi kreatif untuk mencapai kepuasan

8
seperti halnya pekerjaan seni sehingga kesadaran ini akan membuat kita bekerja dengan
enjoy seperti halnya melakukan hobi.
7. Kerja adalah kehormatan.
Kerja itu kehormatan, kerja adalah kewajiban, saya sanggup bekerja unggul.
Sebagai kehormatan kerja memiliki 5 dimensi :
( 1 ). Pemberi kerja menghormati kita karena memilih sebagai penerima kerja
( 2 ). Kerja memberikan kesempatan berkarya dengan kemampuan sendiri
( 3 ). Hasil karya yang baik memberi kita rasa hormat
( 4 ). Pendapatan memandirika seseorang sehingga tidak jadi tanggungan atau beban
orang lain
( 5 ). Pendapatan bisa menanggung hidup orang lain. Semuanya adalah kehormatan.
Maka respon yang tepat adalah menjaga kehormatan itu dengan bekerja
semaksimal mungkin untuk menghasilkan mutu setinggi- tingginya. Dengan
unggul disegala bidang kita akan memenangkan persaingan. Seremeh apa pun
pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika dapat menjaga kehormatan
dengan baik, maka kehormatan lain yang lebih besar akan datang kepada kita.
Sebagai contoh etos kerja Pramoedya Ananta Toer, Sastrawan Indonesia kawakan
ini tetap bekerja (menulis), meskipun dia dikucilkan di pulau Buru yang terbatas.
Hasilnya memperlihatkan bahwa semua novelnya menjadi karya sastra kelas
dunia.
8. Kerja adalah pelayanan.
Kerja itu mulia, kerja adalah pelayananku, aku sanggup bekerja sempurna. Kemuliaan
sejati datang dari pelayanan. Orang yang melayani adalah orang yang mulia. Dari
penjelasan mengenai memelihara proses bekerja, maka kita memaknai
pekerjaan adalah wujud pelayanan nyata bagi institusi maupun orang lain. Kita ada
untuk orang lain, manusia mampu proaktif memikirkan dan berbuat bagi orang
lain dan masyarakat. Maka
kuncinya ia akan sanggup bekerja sempurna dan bekerja
kerasa dengan menjaga etos kerja. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam memelihara
proses kerja adalah seseorang akan termotivasi untuk menjaga kesinambungan program
dengan memelihara proses. Proses yang baik akan menjanjikan hasil yang baik.

9
2. Kerja Keras

Kerja keras adalah kerja yang lebih banyak menggunakan sebuah tenaga. Kenapa
seseorang bisa dikatakan sebagai kerja keras? Yaitu saat pekerjaan yang dilakukan dengan
tenaga atau otot dan butuh stamina yang keras dan kuat. Apapun yang dihasilkan akan sama
dengan tenaga yang dikerahkan.
Heri Gunawan, pengertian kerja keras adalah upaya yang memperlihatkan rasa sungguh-
sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan untuk menyelesaikan tugas (belajar/pekerjaan)
dengan sebaik-baiknya.
Menurut dalam buku Agama Islam oleh Senangnya Belajar, kerja keras dapat diartikan
gemar bekerja atau gigih dalam bekerja. Seorang pekerja keras akan melakukan pekerjaannya
dengan baik dan benar. Selain itu, pekerja keras juga tidak akan bermalas-malasan atau
berpangku tangan melihat orang lain bekerja.
Seorang pekerja keras sangat ringan tangan untuk membantu orang lain yang
membantunya. tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al Insyiqaq ayat 6, yang
berbunyi:

‫ﺴﺎُن ِاﻧﱠَﻚ َﻛﺎِدٌح ِاٰﻟﻰ َر ِﺑَّﻚ َﻛْﺪًﺣﺎ ﻓَُﻤٰﻠِﻘْﯿِۚﮫ‬


َ ‫ٰﯾٓﺎ َﯾﱡَﮭﺎ ا ْ ِﻻْﻧ‬

Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya engkau harus bekerja keras (sungguh-sungguh dan
tekun) menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS. Al Insyiqaq: 6)

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa kerja keras merupakan suatu sifat yang
dilakukan dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan sehingga tidak mudah putus asa.
Kerja keras juga harus selalu diimbangi dengan rasa tanggung jawab, artinya kesiapan
menanggung segenap akibat perbuatan yang menuntut jawab.
Agus Wuryanto dan sumber lain, orang yang bekerja keras mempunyai ciri-ciri berikut ini:
• Dapat mengelola waktu yang dimiliki dengan baik.
• Merasa tidak tenang apabila pekerjaannya belum terselesaikan sampai tuntas.
• Selalu memeriksa apa yang harus dilakukan dan apa yang menjadi tanggung jawabnya.
• Mampu mengorganisasi sumber daya yang ada untuk menyelesaikan tanggung jawabnya.
• Dapat menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat waktu.
• Tidak mudah putus asa
10
• Tidak mudah menyerah dalam menghadapi masalah
• Dapat bekerja sama
• Memiliki motivasi yang tinggi untuk mencapai tujuan
• Berusaha mengevaluasi diri agar dapat memperbaiki kekurangan dan terus berkembang.
• Tekun dalam menghadapi rintangan karena percaya segala sesuatu tidak dapat didapatkan
secara instan
• Memiliki inisiatif untuk terus mengembangkan diri.

3. Reward & Punishment

Reward dapat diartikan sebagai bentuk penghargaan dan motivasi terhadap seorang
karyawan atas hasil kerjanya yang baik. Sedangkan punishment adalah bentuk teguran atas
menurunnya kinerja karyawan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa reward disebut dengan ganjaran
yang memiliki arti hadiah (sebagai pembalasan jasa), hukuman (balasan). penjelasan bahwa
reward itu bermakna ganjaran, hadiah, atau penghargaan, dalam bahasa Arab reward adalah
tsawab. Kata tsawab artinya pahala, upah atau balasan.
Punishment bertujuan sebagai pencegahan suatu kelalaian dari peserta didik, maka reward
di berikan sebagai motivasi dan juga penghargaan yang di berikan kepada peserta didik. kedua
-duanya bertujuan untuk memperbaiki peserta didik dalam proses belajar mengajar.
Menurut bahasa, kata reward diambil dari bahasa Inggris yang memiliki arti penghargaan
atau hadiah. Reward atau penghargaan merupakan tanggapan terhadap suatu tingkah laku yang
dapat peningkatan kemungkinan terulang kembalinya tingkah laku tersebut. Dalam dunia
pendidikan, reward diberikan oleh guru kepada peserta didik yang dapat mengerjakan tugas
dengan baik atau bisa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, disebutkan bahwa reward disebut dengan ganjaran yang memiliki arti hadiah
(sebagai pembalasan jasa), hukuman (balasan). Pertama tentang reward sebagaimana
penjelasan bahwa reward itu bermakna ganjaran, hadiah, atau penghargaan, dalam bahasa Arab
reward adalah tsawab. Kata tsawab artinya pahala, upah atau balasan. Kata tsawab banyak
ditemukan di dalam Al-Qu‟ran, dan selalu diterjemahkan dengan balasan baik, seperti yang
terkandung dalam Surah

‫ف‬
َ ‫ثـ‬ َ ‫ث َﯨﺎ َب ٱﻟﱡْﺪوﯾَﺎ َا‬
َ ‫ت ٰﯨﮫُ ُم ٱ ﱠھﻠُﻞ‬ ُ ‫ه ْل َءا ِخ َس ِۗة َوٱ ﱠھﻠُﻞ‬
َ ‫ي ِح ﱡة ٱْل َﯨﺎ ِب ٱ َو ُح ْس َه‬
11
Artinya : Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang
baik di akhirat. Dan Allah menyukai orangorang yang berbuat kebaikan. Berdasarkan paparan di
atas, arti reward dan tsawab secara maknawi merupakan imbalan yang diberikan atas perilaku
kebaikan yang dilakukan oleh seseorang, tentu dengan tujuan agar kebaikan yang dilakukan itu
senantiasa bisa terus menerus dan langgeng atau bahkan semakin bisa meningkat kualitasnya.
Reward adalah salah satu alat pendidikan yang dapat digunakan untuk mendorong semangat
dan motivasi peserta didik dalam proses pembelajaran. Menurut Mulyasa, reward merupakan
suatu perbuatan yang apabila dilakukan dapat memungkinkan terulang kembali perbuatan itu
dilakukan.19 Menurut Buchari Alma, reward dapat dilakukan secara verbal dan nonverbal
dengan situasi yang mendukung, seperti kehangatan, keantusiasan, dan kebermaknaan yang
diterima oleh peserta didik. Dengan demikian, reward diartikan sebagai tanggapan positif
terhadap suatu tingkah laku dari peserta didik yang memungkinkan untuk melakukan tingkah
laku tersebut terulang kembali
Pemberian reward akan memberikan dampak yang signifikan dari peserta didik dalam proses
pembelajaran. Adanya hadiah akan menjadi stimulus bagi peserta didik untuk menujukkan usaha
yang lebih dalam dan ekstra ketika harus menyelesaikan tugas. Sebagai contoh, seorang peserta
didik mendapatkan hadiah ketika dia berhasil menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru
saat proses pembelajaran berlangsung. Bagi dia yang menjawab, dia akan merasa senang karena
merasa diapresiasi, sedangkan bagi peserta didik yang lain akan menjadi stimulus yang positif
untuk ikut berlomba mendapatkan hadiah tersebut. Pemberian jenis hadiah yang tepat dan
berguna akan menjadi motivasi lebih oleh peserta didik. Menurut Marno dan Idris, ada beberapa
tujuan pemberian reward sebagai reinforcement penguatan adalah sebagai berikut:23 1)
Meningkatkan perhatian peserta didik dalam proses belajar mengajar. 2) Membangkitkan,
memelihara, dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Syaiful Bahri Djamarah, Guru d
Mengarahkan pengembangan berpikir peserta didik ke arah divergen (kreatif). 4) Mengendalikan
serta memodifikasi tingkah laku peserta didik yang kurang positif serta mendorong munculnya
tingkah laku yang produktif
Macam-macam Reward Pemberian reward dapat diberikan dengan dua metode, yaitu secara
verbal dan nonverbal. Secara verbal adalah reward yang disampaikan dengan cara tertulis atau
lisan. Pemberian reward secara nonverbal adalah dengan cara memberikan suatu bahasa isyarat
atau dengan memberikan suatu barang yang berfungsi untuk meningkatkan motivasi peserta
didik. Berkaitan dengan macam-macam reward yang dapat dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran, Usman memerinci sebagai berikut.

12
1) Reward Verbal
a) Kata-kata: bagus, bagus sekali, benar, benar sekali, tepat daln lain sebagainya.
b) Kalimat: saya senang dengan hasil pekerjaan anda, tulisan kamu sangat rapi, pekerjaan yang
sangat baik.
2) Reward Non Verbal
a) Reward berupa gerakan mimik dan badan seperti: senyuman, tepuk tangan dan lain-lain.
b) Reward memberi perhatian dengan cara mendekati, seperti berjalan menuju ke peserta didik,
mendekati kelompok peserta didik yang sedang mengerjakan tugas dan lain sebagainya.
c) Reward dengan cara sentuhan, guru menjabat tangan atau menepuk pundak peserta didik
untuk memberi penghargaan atas usahanya.
d) Reward berupa simbul atau benda. Reward ini bisa diberikan berupa sertifikat, alat tulis,
makanan, pin penghargaan, dan sebagainya.
e) Reward dengan kegiatan yang menyenangkan. Bentuk kegiatan yang menyenangkan seperti
menonton film, bermain di luar kelas, dan kegiatan yang lainnya.
f) Reward dengan memberikan penghormatan. Seperti peserta didik yang mendapatkan
penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan teman sekelasnya.
g) Reward dengan memberikan hak penuh.

Secara garis besar, reward dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut :
1) Pujian Pujian adalah bentuk reward yang paling mudah dan sering dilakukan.
Pujian adalah sesuatu ucapan yang membuat orang yang mendengarnya merasa
tersanjung sehingga dapat memberikan motivasi kepada orang yang dipujinya. Pujian
sering kali diberikan secara verbal oleh seorang guru kepada peserta didik. Pujian yang
diberikan pendidik kepada peserta didik akan memengaruhi proses belajarnya. Peserta
didik senantiasa akan meningkatkan prestasi belajar mereka. Pujian dapat berupa kata-
kata seperti baik, bagus, bagus sekali, tepat, ya, mengagumkan, setuju, cerdas dan
sebagainya.
2) Penghormatan Penghormatan diberikan oleh guru kepada peserta didik yang dapat
menyelesaikan tugas dengan baik. Ada dua macam bentuk pemberian penghormatan,
yaitu pemberian kekuasaan. Penobatan diberikan ketika seorang peserta didik yang
mendapatkan nilai terbaik akan dipanggil maju ke depan kelas sebagai bentuk apresiasi
dan penghormatan dia karena telah belajar dengan maksimal sehingga dia mendapatkan
nilai terbaik. Bentuk pemberian penghormatan yang kedua adalah pemberian kekuasaan.

13
Contohnya ketika seorang peserta didik yang dapat menjawab soal dengan benar, ditunjuk
oleh guru untuk menulis jawabannya di depan kelas sebagai contoh untuk teman-
temannya.
3) Hadiah Hadiah adalah bentuk reward nonverbal yang juga biasa digunakan oleh guru
sebagai bentuk apresiasi kepada peserta didik, yaitu berupa barang. Hadiah berupa barang
tersebut biasa disebut dengan penghargaan Materiel. Barang yang diberikan tentu saja
barang yang harus berguna untuk kebutuhan dari peserta didik, seperti buku, pensil,
penggaris, dan lain-lain. Pemberian hadiah tersebut didasari untuk menambah semangat
peserta didik dalam hal belajar. Pemberian hadiah juga harus dalam waktu yang tepat dan
sesuai dengan keadaan, misalnya ketika guru memberikan pertanyaan siapa yang bisa
menjawab akan mendapatkan hadiah tersebut. Hal ini bertujuan untuk memancing peserta
didik berpikir dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
4) Tanda Penghargaan Tanda penghargaan adalah sesuatu penghargaan yang tidak dapat
dinilai dari segi harga dan kegunaan barang tersebut. Tanda penghargaan dilihat dan
dinilai dari segi kesan dan nilai kenangannya.

Punishment menurut bahasa, punishment berasal dari kata bahasa Inggris yang memiliki arti
hukuman atau siksaan. Punishment atau hukuman dalam Al-Qur‟an dikemukakan dengan banyak
istilah misalnya nadhir sebagaimana telah dikemukakan pembahasannya bahwa salah satu tujuan
pengutusan Nabi Muhammad adalah untuk memberi peringatan (nadhir) berupa hukuman dengan
masuk neraka apabila tidak menaati peringatan atau perintah Allah Swt. Dalam konteks lain
hukuman dikemukakan dalam istilah „adzab atau siksa. Banyak ayat Al-Qur‟an yang
menggunakan istilah „adzab ini, salah satunya adalah ayat ke 50 dari Surah Al-Anfal di bawah
ini: ْ

‫ﻖ ا َب اْل ا َﻋَﺮ‬ َ ‫ﺖ ِْذ َﺳﻲ إ ْى‬


ِ ‫ت َوَل َح ِﺳﯿ‬ َ ‫ي ْض ِﺳﺘ ُﻰ َن ُو ُﺟﻰ َھﮫُ ْم َوأ َﻛﺔُ ََﻣﻠِﺊ ُﺳﻮا اْل ِري َه َﻛ‬
َ َ‫ﻒ َﯨﻔﮫً اﻟﮫ ﯾ‬ َ َ ُ‫م َوذُوﻗُﻰ ْدﺗ َﺎ َزه‬

Dan sekiranya kamu melihat ketika para malaikat mencabut nyawa orang-orang yang kafir
sambil memukul wajah dan punggung mereka (dan berkata), “Rasakanlah olehmu siksa neraka
yang membakar. Punishment bisa dilakukan atau diberikan apabila seorang individu melanggar
peraturan atau membuat suasana menjadi tidak menyenangkan.
Menurut Malik Fadjar, punishment adalah tindakan edukatif yang bertujuan untuk mendidik

14
dan mengarahkan peserta didik ke arah yang lebih baik, bukan untuk menyiksa dan menghukum
dengan memasung kreativitas. Punishment atau hukuman adalah memberikan atau mengadakan
nestapa atau penderitaan dengan sengaja kepada anak yang menjadi peserta didik dengan maksud
supaya penderitaan itu betul-betul dirasakannya untuk menuju ke arah perbaikan.30 Punishment
adalah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan dengan sengaja oleh guru sesudah terjadi
suatu pelanggaran kejahatan atau kesalahan. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan
bahwa hukuman adalah pemberian tindakan atau perbuatan yang tidak menyenangkan kepada
peserta didik atas perlakuan karena melanggar peraturan yang bertujuan untuk memberikan,
menekan, dan memperlemah perlakuan tersebut untuk tidak melakukan pelanggaran lagi.
Istilah punishment atau hukuman memang terdengar negatif dan menimbulkan perspektif
yang berbeda bagi setiap orang yang memahaminya. Akan tetapi, pemberian hukuman yang baik
dan tepat sasaran akan memberikan dampak yang baik bagi seseorang yang menerima hukuman
tersebut. Hukuman tidak sepenuhnya diperlukan secara mutlak. Ada beberapa orang yang
diberikan nasihat saja sudah cukup, tidak perlu diperlukan hukuman. Namun dalam beberapa
kondisi dan situasi, hukuman sekiranya perlu dilakukan untuk memberikan efek jera dan
perbuatan untuk tidak mengulangi hal yang sama lagi. Pemberian hukuman hendaknya
memperhatikan kondisi peserta didik karena hukuman yang diberikan kepada peserta didik dapat
mengena dan tercapai dengan tepat sasaran. Sebagai contoh ketika terdapat seorang peserta didik
yang tidak mengerjakan PR, akan diberikan hukuman sehingga pada lain kesempatan peserta
didik tersebut akan berusaha untuk menghindari terkena hukuman lagi dengan mengerjakan PR
tepat waktu. Dengan demikian, diberikannya hukuman tersebut mendorong dia untuk lebih giat
belajar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa hukuman adalah pemberian penderitaan atau stimulus
oleh pendidik sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan, atau kesalahan yang dilakukan peserta
didik. Hukuman juga dapat dikatakan sebagai penguat yang negatif, tetapi jika hukuman
diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi motivasi yang dapat memengaruhi hasil belajar.
Pada dasarnya, sebuah hukuman akan menjadikan efek berupa perilaku. Dalam hal ini apabila
efek yang bersifat tidak menyenangkan kepada peserta didik, efek ini disebut sebagai punishment
atau hukuman.
Tujuan Punishment Tujuan diberikannya punishment yaitu untuk membangkitkan perasaan
dan tanggung jawab pada seseorang. Dengan diberikannya punishment, akan memberikan kesan
yang membekas bagi peserta didik sehingga mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama
pada kesempatan lain.
Menurut Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, pemberian hukuman diberikan pendidik dengan
tujuan sebagai berikut :

15
1) Hukuman diadakan untuk membasmi kejahatan atau meniadakan kejahatan.
2) Hukuman diadakan untuk melindungi masyarakat dari pernuatan yang tidak wajar.
3) Hukuman diadakan untuk menakuti si pelanggar agar meninggalkan perbuatannya yang
melanggar itu.
4) Hukuman harus diadakan untuk segala pelanggaran. Tujuan pemberian punishment menurut
Emile Durkheim di dalam dunia pendidikan adalah sebagai pencegahan.

Dalam hal ini, bisa diterangkan bahwa selain dapat memberikan dampak kepada peserta didik
yang mendapat hukuman, juga bisa mencegah peserta didik yang lain untuk tidak meniru atau
melakukan hal yang sama. Tindakan ini dapat meminimalisasi perbuatan peserta didik yang
melanggar peraturan di sekolah Tujuan pemberian punishment ada dua macam, yaitu tujuan
jangka pendek dan tujuan jangka panjang.
Tujuan jangka pendek adalah pemberian hukuman diharapkan dapat menghentikan perbuatan
tingkah laku yang salah dari peserta didik. Tujuan jangka panjang adalah untuk memberi
pelajaran dan dorongan peserta didik untuk tidak melakukan hal yang salah lagi di lain
kesempatan. Kedua tujuan tersebut bisa dialami oleh peserta didik dalam waktu yang bersamaan.
Ketika peserta didik mendapatkan hukuman terhadap dirinya dan dia merasa bersalah atas
perbuatannya tersebut, dia tidak akan mengulangi lagi tindakan salahnya tersebut dan mendorong
dia untuk melakukan hal yang lebih baik lagi. c. Macam- Macam Punishment Pemberian
punishment sama halnya dengan memberikan reward kepada peserta didik. Pemberian hukuman
di sekolah merupakan pembentukan sikap dan perilaku peserta didik di sekolah agar patuh dan
taat terhadap semua aturan atau kaidah atau norma hukum yang ada. Hukuman atau sanksi yang
diberikan oleh guru di sekolah adalah sebagai alat untuk mendidik dan membina para peserta
didik agar insaf dan jera terhadap perlakuan dan perbuatan yang dilanggarnya.
Ada beberapa pendapat mengenai macam-macam pemberian punishment di lingkungan
sekolah, antara lain sebagai berikut.
1) Punishment Preventif Punishment preventif diberikan dengan tujuan untuk mencegah
terjadinya pelanggaran yang terjadi pada seseorang sehingga dengan adanya jenis punishment ini
dapat mengurangi tindakan yang melanggar peraturan. Bentuk punishment ini banyak atau
bahkan hampir diterapkan di seluruh lingkungan sekolah. Bentuk dari punishment preventif, yaitu
tata tertib, anjuran, perintah, larangan, dan paksaan.
2) Punishment Represif Punishment represif dilakukan ketika telah terjadinya suatu bentuk
pelanggaran yang sudah dilakukan oleh individu.
Pendapat lain mengenai bentuk hukuman ini adalah untuk menyadarkan kembali peserta

16
didik karena telah melakukan kesalahan atau melanggar tata tertib, kemudian dia diarahkan ke
arah yang benar.
Punishment represif diadakan bila terjadi sesuatu perbuatan yang dianggap bertentangan
dengan peraturan-peraturan atau sesuatu perbuatan yang dianggap melanggar peraturan. Bentuk
dari punishment represif, yaitu pemberitahuan, teguran, peringatan, dan hukuman. Jadi, segala
usaha atau perbuatan yang dilakukan oleh pendidik terhadap peserta didik seperti melarang,
memberi perintah, menasihati, menghukum merupakan bagian dari pekerjaan mendidik. Bentuk
hukuman yang diberikan harus sesuai dengan bentuk kesalahannya dan dilakukan secara bertahap
agar hukuman yang diberikan bernilai mendidik dan benar-benar bisa mengubah kebiasaan yang
buruk dan tidak mengulanginya lagi sehingga kegiatan belajar mengajar bisa berjalan secara
kondusif untuk menunjukkan tata cara shalat, wudhu, manasik haji dan lainnyam dengan tujuan
mudah dipahami dan dipraktikkan dengan benar.

17
BAB III
PEMBAHASAN

A. Memelihara Proses dan dan Hadits yang Mendukungnya


Tidak ada sukses yang instan. Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Tidak ada
kesuksesan tanpa belajar. Tidak ada orang sukses yang tidak memulai dari kecil. Tidak ada
orang sukses yang tidak mengalami beratnya cobaan berusaha dan belajar. Adigium di atas
mengambarkan betapa untuk sampai pada titik yang akan dituju manusia perlu berproses.
Berproses menjadi dan berproses untuk sampai pada tujuan ini yang harus menjadi
perhatian bersama manusia. Dalam beragamapun manusia diminta untuk istiqamah. Hadis
Imam Bukhari nomor 41 menyebutkan bahwa agama yang paling dicintai-Nya adalah apa
yang senantiasa dikerjakan secara rutin dan kontinyu.

‫ﻋﻠَْﯿِﮫ‬
َ ‫ﺸ ﺔ أن اﻟ ﻨ ﺒ ﻲ ﺻ ﻠﻰ ﷲ‬ َ ‫ﺸﺎِم ﻗَﺎَل أ َْﺧﺒََﺮﻧِﻲ أ َﺑﻲ‬
َ ‫ﻋْﻦ‬
َ ِ‫ﻋ ﺎﺋ‬ َ ‫ﺣﱠﺪﻟَﻨَﺎ ُﻣَﺤﱠﻤُﺪ ْﺑُﻦ اْﻟُﻤﻨﻰ َﺣﱠﺪﺛ َﻨَﺎ ﯾَْﺤﯿَﻰ‬
َ ‫ﻋْﻦ ِھ‬
َ ‫ﺻﻼﺗِﮭﺎ ﻗَﺎَل َﻣﮫ‬
‫ﻋﻠَْﯿُﻜْﻢ ﺑَِﻤﺎ ﺗ ُِﻄﯿﻘُﻮَن‬ َ ‫ﻋﻠَْﯿَﮭﺎ َوِﻋْﻨَﺪَھﺎ اْﻣَﺮأ َةٌ ﻗَﺎَل َﻣْﻦ َھِﺬِه ﻗﺎﻟﺖ ﻓﻼﻧﺔ ﺗﺬﻛُﺮ ِﻣْﻦ‬َ ‫ﺳﻠﱠَﻢ َدﺧَﻞ‬ َ ‫َو‬
َ ‫ﺐ اﻟِّﺪﯾِﻦ إِﻟَْﯿِﮫ َﻣﺎذَاَم‬
َ ‫ﻋﻠَْﯿِﮫ‬
ُ‫ﺻﺎِﺣﺒُﮫ‬ ‫ﻓََﻮ ﱠ‬
ُ ‫•ِ ﻻ ﯾََﻤﻞ اﻟﻠﱠﮭﺤﺘﻰ ﺗﻤﻠﻮا وﻛﺎن أﺣ‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan
kepada kami Yahya dari Hisyam berkata, telah mengabarkan bapakku kepadaku dari
Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mendatanginya dan bersamanya ada
seorang wanita lain, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "siapa ini?" Aisyah
menjawab: "si fulanah", Lalu diceritakan tentang shalatnya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda. "tinggalkanlah apa yang tidak kalian sanggupi, demi Allah, Allah tidak
akan bosan hingga kalian sendiri yang menjadi bosan, dan agama yang paling dicintai-Nya
adalah apa yang senantiasa dikerjakan secara rutin dan kontinyu". Lihat pula Hadis tentang
proses terdapat dalam Musnad Ahmad bin Hambal nomor 1936 halaman 214.
Apa yang ditegaskan dalam hadis di dengan redaksi Sal 04 adalah penegasan dari Nabi
Muhammad ‫ﻋﻠَْﯿﮫ ﺻﺎﺣﺒﺔ‬
َ ‫ اﻟﺬﯾﻦ ﻟﯿﮫ ﻣﺎدام‬SAW, terkait dengan komitmen seseorang dalam
pekerjaan. Bekerja dan belajar tidak boleh setengah hati. Bekerja harus total Bekerja
menjadi bagian amaliyah ibadah kepada Allah. Karenanya sebagai bagian ibadah kepada
Allah maka tidak ada alasan bagi manusia kemudian berpangku tangan. Apalagi bermalas
malasan dan tidak menunjukkan keseriusan dalam belajar maupun bekerja. Hadis ini
memiliki kaitan dan hubungan sangat erat dengan bekerja keras. Bekerja dalam islam
18
difahami sebagai cara hadir manusia. Bekerja sebagai cara hadir manusia sekaligus cara
manusia beraktualisasi diri [self actualization] cara hadir manusia [self exsistence), dan
juga cara manusia mewakili diri [self representation]. Manusia dilihat dari pekerjaannya.
Pekerjaan yang dia tekuni menjadi identitas dia. Jika dia menekuni pertanian dia akan
dipanggil pak tani. Jika dia menekuni penjualan barang atau dagangan akan disebut dengan
profesi dan dagangan yang ia jajakan. Sering kita jumpai orang memanggil mang baso,
mang cilok, mang martabak dan lainnya. Pekerjaan menjadikan identitas dirinya. Karena
pekerjaan ini menyangkut cara hadir, identitas dan sejenisnya manusia harus komitmen dan
tekun dengan jalan yang dipilihnya. Tak boleh main main, setengah hati dan tak memiliki
motivasi kerja. Jika malas dan tak giat dia akan kehilangan hasil dan pada akhirnya
kehilangan ke syukuran. Pemahaman ini banyak dilupakan sebagai sumber nilai basis
kehidupan. Kerja, amal soleh, kreatifitas adalah cara hadir manusia dihadapan Tuhan, rasul
dan orang yang beriman.
Memelihara proses itu penting. Apalagi dalam mencari ilmu. Al Ghazali menyebutkan
bahwa orang harus sabar dalam mencari Ilmu. Jika orang tidak bersabar dalam mencari
ilmu, apalagi sampai putus asa, mogok dan sejenisnya maka dia tidak akan memperoleh
manfaatnya ilmu. Imam Syafii menegaskan orang yang tak mau bersabar atau tidak tahan
dalam beratnya proses mencari ilmu maka dia harus menanggung beratnya menanggung
kebodohan dan kemiskinan. Dalam Kitab ALA LA disebutkan nadhom santri sebagai
berikut.
‫ وطﻮل زﻣﺎن د‬Ingatlah! kalian tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecuali dengan
6 (enam] syarat, yaitu cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadz dan lama waktunya
Belajarlah dan tambah ilmumu agar terus memperoleh kebaikan setiap hari dengan
ْ ‫ﺳﺒَُﺢ إِن ﯾَُﺨْﯿِﺮ اْﻟﻔََﻮاِﻟَِﺪُﻛﻦ ُﻣ‬
tambahan ilmu baru ‫ﺴﺘ َِﻘﯿًﺪا ُﻛﻞ ﯾَْﻮِم ِزﯾَﺎَدةً و‬ ْ ‫ِﻣَﻦ اْﻟِﻌْﻠِﻢ َوا‬
Mengajilah setiap hari untuk menambah ilmu yang kau miliki, lalu berenanglah dilauatan
fa'edah-fa'edahnya. Mencari ilmu itu penting agar manusia dapat berselancar dalam samudera
kemanfaatan hidup. Karenanya tidak ada yang instan. Kepayahan dan jerih payah, keprihatinan
akan membentuk dan membina kematangan mental dan kepribadian anak Karenanya nabi menyebut
khazainul muna ala qanathiril mihan. Gudangnya kemuliaan terdapat dalam banyaknya
keprihatinan atau jerih payah. Yang mau berkorban dan berjuang dalam beratnya proses
bekerja, proses berilmu akan menemukan kemulian dikemudian hari. Sebaliknya yang
malas, dan lemah motivasi dan etos dalam menempuh proses berilmu akan menjadikan
dirinya lemah dan akhirnya tak berguna.

19
Dari pesan hadis memelihara proses diatas ada beberapa catatan yang penting untuk
menjadi perhatian para pencari ilmu atau orang yang melaksanakan pekerjaan. Diantaranya
dapat disederhanakan dalam beberpa catatan berikut;
1. Allah tidak pernah bosan dengan amaliyah hambanya. Allah sangat mencintai amal yang
dilakukan secara berkesinambungan, dengan penuh ketekunan dan tanggung jawab.
Beramal secara rutin dan kontinyu adalah amaliyah yang dicintai Allah. Karenanya
beramal dan beraktifitas dimanapun dan kapanpun harus dilakukan dengan totalitas.
2. Dalam dunia manajemen setiap aktivitas juga di lihat dan direncanakan secara
berkesinambungan. Menjaga dan memelihara proses dengan penuh komitmen dan
tanggung jawab. Melakukan evaluasi dan melanjutkan program secara rutin dan
kontinyu. Dengan menjaga keberlangsungan motivasi dan sandaran nilai bahwa bekerja
dan belajar adalah cara hadir manusia dihadapan Allah.

B. Kerja Keras dan dan Hadits yang Mendukungnya


Landasan dasar atau didasari pada pandangan hidup yang bagus. Etos kerja merupakan
sebuah semangat kerja yang menjadi ciri khas serta juga keyakinan seseorang atau juga
sesuatu kelompok. Etos ini juga bisa diartikan ialah sebagai semangat membangun yang
berkehendak atau juga berkemauan yang dilengkapi dengan semangat yang tinggi guna
mencapai cita-cita yang positif. Sikap etos ini tidak hanya dimiliki oleh tiap-tiap individu saja,
tapi juga dapat dimiliki oleh kelompuk ataupun juga masyarakat. Max Weber, dalam buku
Sosilooginya menyebut pengertian etos kerja sebagai perilaku kerja yang etis dan menjadi
kebiasaan kerja yang berporos pada etika. Etos kerja bertumpu pada semangat dan passion.
Harsono dan Santoso (2006), berpendapat bahwa etos kerja ialah semangat kerja yang
dilandasi oleh nilai-nilai atau norma-norma tertentu. Sedang yang lain menghubungkan
dengan nilai hidup. Hal yang sama juga disampaikan Sukriyanto (2000) mengartikan etos
kerja sebagai semangat kerja yang dimiliki oleh masyarakat agar mampu bekerja lebih baik
yang bertujuan untuk memperoleh nilai hidup mereka. Etos kerja juga dihubungkan dengan
totalitas kepribadian. Toto Tasmara, misalnya memandang etos kerja merupakan totalitas
kepribadian diri serta cara memaknai, mengekspresikan, memandang, meyakini sesuatu, yang
mendorong diri untuk bertindak serta meraih amal yang optimal (high performance).

Hadis hadis di bawah ini dapat dijadikan sandaran dalam mendorong tumbuhnya motivasi
dan semangat kerja. Bekerja dengan tangan adalah pekerjaan yang paling baik dimata
Rasulullah.
20
‫ اي ا ﻟ ﻜ ﺴ ﺐ ا ط ﯿ ﺐ ﻋ ﻤ ﻞ ا ﻟﺮ ﺟ ﻞ ﺑ ﯿﺪ ه و ﻛ ﻞ‬: ‫ﻋ ﻦ ر ﻓ ﺎ ﻋ ﺔ ﺑ ﻦ ر ا ﻓ ﻊ ا ن ﻧ ﺒ ﯽ ﺻ ﻠ ﻰ ﷲ ﻋ ﻠ ﯿ ﮫ و ﺳ ﻠ ﻢ ﺳ ﺌ ﻞ‬
( ‫ﺑ ﯿﻊ ﻣ ﺒﺮ و ر ) ر و ه ا ﻟ ﺒﺰ ار و ﺻ ﺤ ﺤ ﮫ ا ﻟ ﺤ ﺎ ﻛ ﻢ‬

Artinya "Dari Rifa'ah bin Rafil berkata bahwa Nab SAW ditanya, Apa mata pencaharian yang
paling baik? Nabi menjawab, "Seseorang bekerja dengan tanganya dan tiap-tiap jual beli yang
bersih. (Diriwayatkan oleh Bazzar dan disahkan oleh Hakim)

Nabi Muhammad juga menegaskan bahwa makanan yang paling baikpun disebutkan
makanan yang didapat dari pekerjaan tangan. Janganlah seseorang itu makan kecuali dari
hasil apa yang diusahakan oleh tangannya. Ungkapan dan perkataan nabi yang memberi
perhatian terkait makanan yang di dapat dari kerja tangan dapat dilihat di bawah ini.

‫ ﻣﺎ أﻛﻞ اﻟﻤﻘﺪام رﺿﻲ ﻋﻦ أﺣﺪ طﻌﺎﻣﺎ ﻗﻂ ﺧﯿﺮا ِﻣْﻦ أْن‬: ‫ﷲ ﻋﻨﮫ ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ ﻗﺎل‬
‫ﯾ ﺄ ﻛ ﻞ ﻣ ﻦ ﻋ ﻤ ﻞ ﯾﺪ ه و إن ﻧ ﺒ ﻲ ﷲ د ا و د ﻋ ﻠ ﯿ ﮫ ا ﻟ ﺴ ﻼ م ﻛ ﺎ ن ﯾ ﺄ ﻛ ﻞ ﻣ ﻦ ﻋ ﻤ ﻞ ﯾﺪ ه ر و اه ا ﻟ ﺒ ﺨ ﺎر ي و أ ﺑ ﻮ‬
‫(داود واﻟﻨﺴﺎﺋﯿﻮﻏﯿﺮھﻢ‬

Artinya : Dari al-Miqdam Ra, dari Nabi SAW bersabda: "Tidak seorang pun yang makan lebih
baik dari makan hasil kerja tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah, Daud As makan
dari hasil kerja tangannya sendiri". (HR. Al-Bukhari, Abu Daud dan Nasai).

Nabi sangat memuji orang yang mau bekerja keras. Sungguh beruntung orang yang
zuhud lagi bekerja keras. Bahkan, beliau mengulangnya sampai tiga kali. Zuhud dalam
kehidupan (dunia), bekerja keras dalam ibadah. Lihat secara lengkap dalam Hadis Musnad
Ahmad nomor 19467.

‫ﺴﻨَﺎ ﺑِﺎْﻟﺒَِﻘﯿِﻊ ﻓَﻘَﺎَل‬ِ ‫ﻋﻠَْﯿﻨَﺎ َرُﺟٌﻞ ﻓِﻲ َﻣْﺠِﻠ‬ َ ‫ﻒ‬ َ َ‫ﺴِﻠﯿِﻞ ﻗَﺎَل َوﻗ‬ ‫ﻋْﻦ أ َﺑِﻲ اﻟ ﱠ‬ َ ‫ي‬ ‫َﺣﱠﺪﺛ َﻨَﺎ ﯾَِﺰﯾُﺪ َﺣﱠﺪﺛ َﻨَﺎ اْﻟُﺠَﺮْﯾِﺮ ﱡ‬
‫ﺳﻠﱠَﻢ ﺑِﺎْﻟﺒَِﻘﯿِﻊ َوُھَﻮ ﯾَﻘُﻮُل َﻣْﻦ‬ َ ‫ﻋﻠَْﯿِﮫ َو‬َ ُ• ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬ َ ِ• ‫ﺳﻮَل ﱠ‬ ُ ‫ﻋِّﻤﻲ أ َﻧﱠﮫُ َرأ َى َر‬ َ ‫َﺣﱠﺪﺛ َﻨِﻲ أ َﺑِﻲ أ َْو‬
‫ﺖ ِﻣْﻦ‬ ُ ‫ق ﺑِِﮭَﻤﺎ ﻓَﺄ َْدَرَﻛﻨِﻲ َﻣﺎ ﻓََﺤﻠَْﻠ‬َ ‫ﺼﱠﺪ‬َ َ ‫ﺷَﮭُﺪ ﻟَﮫُ ﺑَِﻤﺎ ﯾَْﻮَم اْﻟِﻘﯿَﺎَﻣِﺔ ﻗَﺎَل أ َﺗ‬
ْ َ ‫ﺼَﺪﻗٍَﺔ أ‬َ ِ‫ق ﺑ‬
ُ ‫ﺼﱠﺪ‬ َ َ ‫ﯾَﺘ‬
‫ﻋﻠَﱠﻲ ِﻋَﻤﺎَﻣﺘِﻲ ﻓََﺠﺎَء َرُﺟٌﻞ َوﻟَْﻢ أ ََر‬ ُ ‫ِﻋَﻤﺎَﻣﺘِﻲ ﻟَْﻮﻧًﺎ أ َْو ﻟَْﻮﺛ َْﯿِﻦ َوأ َﻧَﺎ أ ُِرﯾُﺪ ﯾُْﺪِرُك ﺑَﻨِﻲ آَدَم ﻓَﻌَﻘَْﺪ‬
َ ‫ت‬

21
َ َ ‫ﺑِﺎْﻟﺒَِﻘﯿِﻊ َرُﺟًﻼ أ‬
‫ﺷﱠﺪ‬
‫ﻗَﺎَل ﻧَﻌَْﻢ ﻗَﺎَل ُدوﻧََﻚ َھِﺬِه اﻟﻨﱠﺎﻗَﺔَ ﻗَﺎَل ﻓَﻠَِﺰَﻣﮫُ َرُﺟٌﻞ ﻓَﻘَﺎَل ھﺬا ﯾﺘﺼﺪق ﺑﻨﺪِه ﻓََﻮﷲِ ﻓﻲ َﺧْﯿٌﺮ ِﻣْﻨﮫُ ﻗَﺎَل‬
َ ‫ﺳﻠﱠَﻢ ﻓَﻘَﺎَل َﻛﺬَْﺑ‬
‫ﺖ ﺑَْﻞ ُھَﻮ َﺧْﯿٌﺮ ِﻣْﻨَﻚ‬ َ ‫•ُ ﺛ ُﱠﻢ ﻗَﺎَل َوﯾﻞ ﻣﺮاد‬
َ ‫ﻋﻠَْﯿِﮫ َو‬ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬
َ ِ•
‫ﺳﻮُل ﱠ‬ َ َ‫ﻓ‬
ُ ‫ﺴِﻤﻌََﮭﺎ َر‬
‫•ِ ﻗَﺎَل إِﱠﻻ َﻣْﻦ ﻗَﺎَل ﺑِﺎْﻟَﻤﺎِل‬‫ﺳﻮَل ﱠ‬ ُ ‫ب اْﻟِﻤﻨِﯿَﻦ ِﻣْﻦ اِﻹﺑﻞ ﺛ َﻼﺛﺎ ً ﻗَﺎﻟُﻮا إِﱠﻻ َﻣْﻦ ﯾَﺎ َر‬ِ ‫ﺻَﺤﺎ‬ ْ َ ‫َوِﻣْﻨَﮭﺎ ﺛﻼث اﻷ‬
‫ﺷَﻤﺎِﻟِﮫ ﺛ ُﱠﻢ ﻗَﺎَل ﻗَْﺪ أ َْﻓﻠََﺢ اْﻟُﻤْﺮِھُﺪ اْﻟُﻤْﺠَﮭُﺪ‬
ِ ‫ﻋْﻦ‬ َ ‫َھَﻜﺬَا َوَھَﻜﺬَا َوَﺟَﻤَﻊ ﺑَْﯿَﻦ َﻛﻔﱠْﯿِﮫ‬
َ ‫ﻋْﻦ ﯾَِﻤﯿﻨِِﮫ َو‬
‫ﺛ ََﻼﺛ ًﺎ اْﻟُﻤْﺰِھُﺪ ﻓِﻲ اْﻟﻌَْﯿِﺶ اْﻟُﻤْﺠِﮭُﺪ ﻓِﻲ اْﻟِﻌﺒَﺎَدِة‬

Telah menceritakan kepada kami Yazid(1), telah menceritakan kepada kami Al Jurairi(2)
dari Abu Salil(3), dia berkata; "Seorang laki-laki berhenti di majelis kami di Baqi' la lantas
berkata, telah menceritakan kepadaku Ayahku(4) atau pamanku bahwa ia pernah melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Baqi' tengah bersabda: "Barang siapa bersedekah
dengan suatu sedekah, maka aku akan bersaksi untuknya pada hari Kiamat kelak." Ayah atau
pamanku berkata; "Segera kuurai satu atau dua lembar kain surbanku. Aku ingin bersedekah
dengan keduanya. Tapi, aku tertimpa sesuatu (sifat kikir) sebagaimana menimpa bani Adam
yang lain. Segera kuikat kainku kembali. Tak lama Kemudian datanglah seorang laki-laki
yang aku tak pernah melihatnya di Baqi' orang yang lebih legam, kuning, (atau sawo matang)
dari pada dia. la melaju dengan sebuah unta yang tidak pernah kulihat di Baqi' ini seekor
unta yang lebih bagus daripadanya. la lantas berkata; "Wahai Rasulullah, apakah ia (bernilai)
sedekah? Beliau bersabda: "Ya." Laki-laki itu berkata; 'Ambillah unta ini." Ayah atau
pamanku berkata; 'Kemudian seorang laki-laki membuntutinya lalu berkata, 'Orang ini telah
bersedekah dengannya. Demi Allah, unta itu benar-benar lebih baik daripadanya." Dia
berkata; 'Ternyata Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mendengar hal itu lalu bersabda:
"Kau salah, bahkan ia lebih baik daripada kamu dan dari padanya (maksudnya adalah unta
disebutkan hingga tiga kali). Kemudian beliau bersabda: "Celakalah para pemilik ratusan
unta (beliau mengulangi hingga tiga kali)." Mereka berkata, "Kecuali stapa, wahai
Rasulullah? Beliau bersatide "Kecuali orang yang mengeluarkan hartanya seperti in dan
seperti ini Beliau himpun kedua telapak tangannya dan kanan dan kirinya kemudian bersabda
Sungguh beruntung orang yang zuhud lagi bekerja keras, (beliau mengulangnya sampai tiga
kali) Zuhud dalam kehidupan (dunia), bekerj keras dalam ibadah pekerjaan laki laki dengan
‫ﻋ ﻤ ﻞ اﻟﺮ ﺟ ﻞ ﺑ ﯿﺪ ه و ﮐ ﻞ ﺑ ﯿ ﻊ ﻣ ﺒﺮ و ر‬
Hadis Penjelasan Hadis tangannya mengambarkan betapa Nabi memberi perhatian kepada
manusia yang bekerja dengan tangan Orang yang bekerja dengan tangannya mengambarkan
pribadi yang bertanggung jawab, memiliki kemandirian dan juga bertanggung jawab atas din
22
dan keluarganya. Bukan tipe manusia yang menggantungkan hidupanya pada orang lain.
Atau bahkan ada sebagian orang yang terlalu banyak berpangku tangan mengharapkan belas
kasihan orang lain. Manusia semacam ini menjadi beban masyarakat dan tidak memiliki
keutamaan serta tanggung jawab atas dirinya sendiri. Imam syafi'i menyebutkan bahwa
bekerja dengan tangan difahami sebagai bekerja dengan cara bertani atau berkreasi dengan
tanganya [pengrajin] sendiri. Pekerjaan ini dianngap paling baik dibading dengan pekerjaan
yang lainnya karena dekat dengan ketawakalan kepada Allah serta berpotensi memberi
manfaat pada binatang lain seperti burung dan lainnya. Petani yang menanam padi dia
bersedekat dengan padinya disawah melalui apa yang dimakan oleh burung dan binatang
lainnya. Selain bertani disebut dalam hadis ini dengan berdagang yang baik. Maksud
berdagang yang baik adalah berdagang yang tidak ada unsur ghoror atau penipuan,
mengurangi timbangan, mengurangi kualitas dan sebagainya. tetapi berdagang dengan
prinsip kejujuran dan saling mencari keridhaan antar penjual dan pembeli Serta barang yang
di jual barang yang baik, bermanfaat bukan barang yang dilarang oleh agama.

Para nabi makan dengan hasil . ‫ ﻛﺎن ﯾﺄﻛﻞ ﻣﻦ ﻋﻤﻞ ﯾﺪه‬Penjelasan ketja keras. Para nabi bekerja
untuk memenuhi kebutuhan dasar. Dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makan para
nabi menggunakan tangan untuk bekerja. Dengan kata lain para nabi juga melakukan
amaliyah yang dilakukan oleh manusia secara umum. Bekerja dan makan serta beribadah.
Nabi melakukan aktivitas bekerja, beribadah, makan dan juga menikah Makan yang paling
disukai dan baik adalah makan yang didapat dari hasil kerja keras sendiri. Bukan pemberian
dari orang lain. Hadis yang menjelaskan kesukaan nabi pada orang yang zuhud dan pekerja
keras yang dianggap sebagai orang yang bahagia adalah penghargaan bagi orang yang
memiliki etos kerja

‫ﻗﺪ أﻓﻠﺢ اْﻟُﻤْﺮِھُﺪ اﻟُﻤْﺠِﮭُﺪ ﺛﻼﺛﺎ اْﻟُﻤﺰِھُﺪ ﻓِﻲ اْﻟﻌَْﯿِﺶ اْﻟُﻤْﺠِﮭُﺪ ﻓِﻲ اْﻟِﻌﺒَﺎَدِة‬

Bekerja itu ada keberkahannya. Bekerja kan menjadikan manusia produktif, jika manusia
produktif maka dia akan menghasilkan sesuatu dan menjauhkan diri dari membebani orang
lain. Pekerja keras akan memiliki keajaiban. Dimana allah akan menghilangkan semua
keburukan yang ada pada diri mereka. Pekerja keras akan dijauhkan dari kemiskinan,
hidupnya dimudahkan dan rizkinya akan dilancarkan. Sebaliknya pemalas akan ditimpa
kehinaan, keluh kesah dan hidup serba kekurangan dan keluh kesah. Pekerja keras akan dapat
membantu orang lain dengan berbagi apa yang dihasilkan dari pekerjaannya. Karenanya dia
23
dimuliakan karena memberi makan atau membantu orang lain. Orang yang memberi makan
saudaranya yang muslim akan dibalas oleh Allah dengan satu juta kebaikan dan diangkat
dengan seribu derajat. Disinilah kemudian mengapa tangan di atas itu lebih baik dari pada
tangan di bawah. Ini dipertegas oleh hadis nabi dibawah ini.

‫ﻋﻠَﻰ اْﻟِﻤْﻨﺒَِﺮ‬ َ ‫ﺚ اْﺑِﻦ َوُھَﻮ‬ُ ‫ﺳﻠﱠَﻢ ﻗَﺎﻟََﺤِﺪﯾ‬


َ ‫ﻋﻠَْﯿِﮫ َو‬
َ ُ•‫ﺻﻠَﻰ ﱠ‬ َ ُ‫ﺳْﻮَل ﷲ‬ ُ ‫ ا َﱠن َر‬:‫ﻋْﻨُﮭَﻤﺎ‬ َ ُ‫ﻋَﻤَﺮ َرِﺿَﻲ ﷲ‬ ُ
‫ﺴْﻔﻠَﻰ ِھَﻲ اﻟ ﱠ‬
‫ﺴ ﺎ ﺋ ِﻠ ﺔ‬ ‫ أ َْﻟﯿَُﺪ اْﻟﻌُْﻠﯿَﺎ َﺧْﯿُﺮ ِﻣَﻦ اْﻟُﻤْﻨِﻔﻘَﺔُ َواﻟ ﱠ‬: ‫ﺴﺌِﻠَِﺔ‬
َ ‫ﻒ َواْﻟَﻤ‬َ ‫ﺼَﺪﻗَﺔَ َواْﻟﺘ َﻌَْﻔ‬
‫َوذََﻛَﺮ اﻟ ﱠ‬
)‫ﺴْﻔﻠَﻰ ﻓَﺎْﻟﯿَُﺪ اﻟﻌُْﻠﯿَﺎاﻟﺒﺨﺎري‬
ُ ‫(اﺧﺮﺟﮭﮭﯿﺎْﻟﯿَِﺪاﻟ‬

Artinya: "Ibnu Umar Ra. Berkata ketika Nabi Saw berkhotbah diatas mimbar dan menyebut
sedekah dan meminta-minta, beliau bersabda, Tangan yang diatas lebih baik dari pada tangan
yang dibawah, tangan yang diatas memberi.

Etos Kerja adalah sesungguhan dan kesanggupan untuk bekerja keras demi kepentingan
masa depan baik dalam pengertian hidup [dunia] ataupun mati [akherat]. Beramal adalah
perintah agama. Hadis Shohih Muslim 5246 hal 87 menyebutkan sebagai berikut.

‫ﻋْﻦ‬ ُ ِ‫ أ َْﺧﺒََﺮﻧَﺎ ﺛ َﺎﺑ‬- ‫ ﯾَْﻌﻨِﻲ اْﺑَﻦ َزْﯾٍﺪ‬- ‫ﺳﻠَْﯿَﻤﺎُن ْﺑُﻦ َداُوَد اْﻟﻌَﺘ َِﻜﱡﻲ َﺣﱠﺪﺛ َﻨَﺎ َﺣﱠﻤﺎٌد‬
َ ‫ﺖ‬ ُ ‫َﺣﱠﺪﺛ َﻨِﻲ أ َﺑُﻮ اﻟﱠﺮﺑﯿﻊ‬
َ ‫طْﻠَﺤﺔَ َوَﻣﺎ‬
‫ﺷَﺮاﺑُُﮭْﻢ إِﱠﻻ‬ َ ‫ﺖ أ َﺑِﻲ‬
ِ ‫ﺖ اْﻟَﺨْﻤُﺮ ﻓﻲ ﺑَْﯿ‬
ِ ‫ﺳﺎﻗَِﻲ اﻟﻘَْﻮِم ﯾَْﻮَم ُﺣِّﺮَﻣ‬ ُ ‫أ َﻧَِﺲ ْﺑِﻦ َﻣﺎِﻟٍﻚ ﻗَﺎَل ُﻛﻨ‬
َ ‫ﺖ‬
‫ﺖ ﻓَِﺈذَا ُﻣﻨَﺎٍد ﯾُﻨَﺎِدى أ ََﻻ‬
ُ ‫ﻈْﺮ ﻓََﺨَﺮْﺟ‬
ُ ‫ ﻓَِﺈذَا ُﻣﻨَﺎٍد ﯾُﻨَﺎِدى ﻓَﻘَﺎَل اْﺧُﺮْج ﻓَﺎْﻧ‬.‫ﺴُﺮ َواﻟﺘ ﱠْﻤُﺮ‬
ْ ُ‫اْﻟﻔَِﻀﯿُﺦ اْﻟﺒ‬
‫طْﻠَﺤﺔَ اْﺧُﺮْج ﻓَﺎْھِﺮْﻗَﮭﺎ‬
َ ‫ﺳَﻜِﻚ اْﻟَﻤِﺪﯾﻨَِﺔ ﻓَﻘَﺎَل ِﻟﻲ أ َﺑُﻮ‬
ِ ‫ ﻓََﺠَﺮْت ﻓِﻲ‬- ‫ ﻗﺎَل‬- ‫إِﱠن اْﻟَﺨْﻤَﺮ ﻗَْﺪ ُﺣِّﺮَﻣْﺖ‬.
‫ ﻗَﺎَل ﻓَﻼ أ َْدِرى ُھَﻮ‬- ‫ﻄﻮﻧِِﮭْﻢ‬ ُ ‫ﻓََﮭَﺮْﻗﺘ َُﮭﺎ ﻓَﻘَﺎﻟُﻮا أ َْو ﻗَﺎَل ﺑَْﻌ‬
ُ ُ‫ﻀُﮭْﻢ ﻗُﺘَِﻞ ﻓُﻼٌن ﻗُﺘَِﻞ ﻓُﻼٌن َوِھَﻲ ﻓِﻲ ﺑ‬
ٌ ‫ت ُﺟﻨَﺎ‬
‫ح ﻓِﯿَﻤﺎ‬ ‫ﻋِﻤﻠُﻮا اﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﺼﺎِﻟَﺤﺎ‬ َ ‫ﻋﻠَﻰ اﻟﱠِﺬﯾَﻦ آَﻣﻨُﻮا َو‬
َ ‫ﺲ‬َ ‫ﻋﱠﺰ َوَﺟﱠﻞ )ﻟَْﯿ‬ َ ُ•‫ ﻓَﺄ َْﻧَﺰَل ﱠ‬- ‫ﺚ أ َﻧٍَﺲ‬ ِ ‫ِﻣْﻦ َﺣِﺪﯾ‬
‫ت‬ َ ‫طِﻌُﻤﻮا إِذَا َﻣﺎ اﺗ ﱠﻘَْﻮا َوآَﻣﻨُﻮا َو‬
‫ﻋِﻤﻠُﻮا اﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﺼﺎِﻟَﺤﺎ‬ َ (

Hadis yang berisikan pesan amal sholeh dihubungkan dengan iman sebagaimana disebut juga dalam
Shohih muslim 6479 Hal. 147 memberi penegasan terkait kerja atau beramal bagi orang yang
beriman.

‫ﻀَﺮِﻣﱡﻲ‬ ْ ‫ﻋﺎِﻣِﺮ ْﺑِﻦ ُزَراَرةَ اْﻟَﺤ‬


َ ‫•ِ ْﺑُﻦ‬
‫ﻋْﺒُﺪ ﱠ‬ َ ‫ﻋﺜَْﻤﺎَن َو‬ ِ ‫ب ْﺑُﻦ اْﻟَﺤﺎِر‬
َ ‫ث اﻟﺘ ﱠِﻤﯿِﻤﱡﻲ َو‬
ُ ‫ﺳْﮭُﻞ ْﺑُﻦ‬ ُ ‫َﺣﱠﺪﺛ َﻨَﺎ ِﻣْﻨَﺠﺎ‬
َ ‫ب أ َْﺧﺒََﺮﻧَﺎ َوﻗَﺎَل اﻵَﺧُﺮوَن َﺣﱠﺪﺛ َﻨَﺎ‬
‫ﻋِﻠﱡﻲ ْﺑُﻦ‬ َ ‫ﺷَﺠﺎعٍ ﻗَﺎَل‬
ٌ ‫ﺳْﮭٌﻞ َوِﻣْﻨَﺠﺎ‬ ُ ‫ﺳِﻌﯿٍﺪ َواْﻟَﻮِﻟﯿُﺪ ْﺑُﻦ‬
َ ‫ﺳَﻮْﯾُﺪ ْﺑُﻦ‬ ُ ‫َو‬

24
‫ﻋﻠَﻰ‬ َ ‫•ِ ﻗَﺎَل ﻟَﱠﻤﺎ ﻧََﺰﻟَْﺖ َھِﺬِه اﻵﯾَﺔُ ﻟَْﯿ‬
َ ‫ﺲ‬ ‫ﻋْﺒِﺪ ﱠ‬ َ َ‫ﻋْﻠﻘََﻤﺔ‬
َ ‫ﻋْﻦ‬ َ ‫ﻋْﻦ‬ َ ‫ﻋِﻦ اْﻷ َْﻋَﻤِﺶ‬
َ ‫ﻋْﻦ إِْﺑَﺮاِھﯿَﻢ‬ َ ‫ﺴِﮭٍﺮ‬
ْ ‫ُﻣ‬
‫طِﻌُﻤﻮا إِذَا َﻣﺎ اﺗ ﱠﻘَْﻮا َوآَﻣﻨُﻮا إِﻟَﻰ آِﺧِﺮ اﻵﯾَِﺔ ﻗَﺎَل ِﻟﻲ‬
َ ‫ح ﻓِﯿَﻤﺎ‬
ٌ ‫ت ُﺟﻨَﺎ‬ َ ‫اﻟﱠِﺬﯾَﻦ آَﻣﻨُﻮا َو‬
‫ﻋِﻤﻠُﻮا اﻟ ﱠ‬
ِ ‫ﺼﺎِﻟَﺤﺎ‬
َ ‫ ﻗِﯿَﻞ ِﻟﻲ أ َْﻧ‬- ِ•
‫ﺖ ِﻣْﻨُﮭْﻢ‬ ُ ‫« َر‬
‫ﺳﻮُل ﱠ‬

Hubungan kedua hadis ini sangat erat dengan bekerja keras. Bekerja cara hadir. Kerja yang
dianggap sebagai cara hadir manusia [self actualization, self exsistence, self representation]
banyak dilupakan sebagai sumber nilai basis kehidupan. Kerja, amal soleh, kreatifitas
adalah cara hadir manusia dihadapan Tuhan, rasul dan orang yang beriman. At taubah 1-5
disebutkan tegas

‫ﺳﻮﻟُﮫُ َواْﻟُﻤْﺆِﻣﻨُﻮَن َوﺳﻠﺮﻛﻮن إﻟﻰ ﻋﺎﻟﻤﺎﻟﻐﯿﺐ واﻟﺸﮭﺎدة‬


ُ ‫ﻋَﻤﻠَُﻜْﻢ َوَر‬
َ ‫و ﻗ ﻞ اﻋ ﻤ ﻠﻮ ا ﻓ ﺴ ﯿﺮ ى ﷲ‬
‫ﻓﯿُﺘُِﻜْﻤَﻤﺎُﻛﻨﺘ ُْﻤﺘ َْﻌَﻤﻠُﻮَن‬

Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".

Dalam QS 29:7, disebutkan pekerja keras akan dihapuskan semua keburukannya. Manusia yang
beramal sholeh dia akan melihat hasilnya dikemudian hari. Amalnya akan menjadi bukti
dihadapan Allah SWT dikemuan hari ketika manusia meninggal. Ini yang perlu menjadi
perhatian. Apa yang manusia lakukan hari ini adalah refleksi kehidupan manusia nanti di hadapan
Allah Karenanya kemudian tidak ada alasan bermalas malasan karena menjadi saksi dihadapan
Allah. Nabi juga di perintahkan. Katakan Muhammad sebagaimana terdapat dalam Az Zumar 39.

‫ف ﺗ َْﻌﻠَُﻤﻮَن‬ َ َ‫ﻋﺎِﻣﻞ ﻓ‬
َ ‫ﺴْﻮ‬ َ ‫ﻓﻦ ﯾﺎ ﻗَْﻮم اْﻋَﻤﻠُﻮا ﻋﻠﻰ ﻣﻜﺎﻧﯿُﻜْﻢ ِإﻟﻰ‬

Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja
(pula), maka kelak kamu akan mengetahui,

Selain dari bentuk kesaksian di mata Allah bekerja juga dapat menghapus semua keburukan
manusia. Gelar pemalas jika seseorang nganggur, gelar pengangguran, gelar orang tak berguna,
gelar buruk lainnya akan berubah menjadi pantangan dan gelar kebaikan. Orang yang rajin, orang
yang giat bekerja orang yang suka berderma dan sejenisnya.
25
‫ﺳْﯿﻨَﺎُھْﻢ َوﻟَﻨَْﺠِﺰﯾﺘ ُُﮭْﻢ أ َﺣﺴﻦ‬
َ ‫واﻟﺬﯾﻦ آﻣﻨﻮا وﻋﻤﻠﻮا اﻟﺼﺎﺟﺎت ﻟﻠﻜﻔﺮة ﻋﻨﮭﻢ‬

‫اﻟﱠِﺬي َﻛﺎﻧُﻮا ﯾَْﻌَﻤﻠُﻮَن‬

Dan orang-orang yang beriman dan beramal saleh, benar- benar akan Kami hapuskan dari mereka
dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang
mereka kerjakan. Bagi pekerja keras baginya ampunan rizki dari Allah. Sebaliknya orang yang
malas sebagai penghuni neraka jahim Dalam alquran surat 22:51.

‫( واﻟﺬﯾﻦ ﺳﻌﻮا ﻓﻲ أﻟﻮاﻧﮭﺎ اﻟﻤﮭﺎﺟﺮﯾﻦ أوﻟﺌﻚ أﺻﺤﺎب‬٥٠) ‫ﻓﺎﻟﺬﯾﻦ أﻣﻨﻮا وﻋﻤﻠﻮا اﻟﺼﺎﻟﺤﺎت ﻗﻢ ﻣﻤﯿﺰة وراق ﻛﺮﯾﻢ‬
‫اﻟﺠﺤﯿﻢ‬

Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia.
Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat Kami dengan melemahkan
(kemauan untuk beriman), mereka itu adalah penghuni-penghuni neraka juga pada juda dalam
Annisa 124, Allah berfirman, 'Barang siapa yang mengerjakan amal amal shaleh, baik laki-laki
maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan
mereka tidak dianiaya walau sedikit pun

Dalam Alquran disebutkan orang beramal sholeh dan keja keras berdasar iman dijanjikan
kehidupan yang baik. Alquran tepatnya surat 17 an nahl 97

َ ‫ُﻣْﺆِﻣٌﻦ ﻓَﻠَﻨُْﺤِﯿﯿﻨَﮫُ َﺣﯿَﺎةً طﯿﺒﺔﻣﻞ ﻋﻤﻞ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﻣﻦ ذﻛﺮ أو اﻟﺘﻰ وھﻮ واﻟﺘﺨﺮﯾﺘﮭﻢ أﺟﺮھﻢ ﺑﺄ َْﺣ‬
(٩٧) ‫ﺴِﻦ َﻣﺎ َﻛﺎﻧُﻮا ﯾَْﻌَﻤﻠُﻮَن‬

Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan. Bekerja dan berjihad adalah aktivitas yang kebaikannya
dikembalikan kepada manusia. Untuk dirinya [linafsih] bukan untuk Allah atau orang lain.
Karena usaha dan pekerjaannya kembali kepada diri manusia sendiri, maka seharusnya manusia
harus dapat bekerja dengan sebaik baiknya. Jelasnya terdapat dalam penjelasan tafsir di bawah
yang sengaja ditulis apa adanya tanpa terjemah.

26
C. Reward & Punishment dan dan Hadits yang Mendukungnya
Untuk menjaga dinamika dan produktivitas kerja dan belajar dan terjaga perlu adanya
ikhtiar menyiapkan prakondisi yang menjadi instrument mendorong proses tetap segar
staminanya. Menjaga dinamika prosen belajar tersebut dapat dilakukan dengan memberi
ganjaran bagi anak yang berprestasi. Dan menberi hukuman bagi anak yang melakukan
indisiplin atau mengganggu proses belajar. Semangat ini Nampak dari seruan hadis di bawah
ini.

ُ‫ﻖ ِإﻟَﱠﻲ ﻓَﻠَﮫ‬ َ ‫ِ َو َﻛِﺜﯿًﺮا ِﻣْﻨﺒَِﻨﻲ اْﻟﻌَﺒﱠﺎِس ﺛ ُﱠﻢ ﯾَﻘُْﻮُل َﻣْﻦ‬¤


َ َ ‫ﺳﺒ‬ ‫ﻋﺒَْﯿَﺪ ﱠ‬
ُ ‫ِ َو‬¤
‫ﻋْﺒَﺪ ﱠ‬
َ ‫ﻒ‬ ُ َ‫ﺳﻠﱠَﻢ ﯾ‬
ُ ‫ﺼ‬ َ ‫ﻋﻠَْﯿِﮫ َو‬
َ ُ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲ‬
َ ِ¤ ُ ‫َﻛﺎَن َر‬
‫ﺳﻮُل ﱠ‬
( ‫ﺻْﺪِرِه ﻓَﯿَﻘَﺒﱠﻠُُﮭْﻢ َو ﯾَْﻠَﺰُﻣُﮭْﻢ )َرَواهُ أ َْﺣَﻤْﺪ‬ َ ‫ﺴﺘ َِﺒﻘُْﻮَن ِإﻟَْﯿِﮫ ﻓَﯿَﻘَﻌُْﻮَن‬
َ ‫ﻋﻠَﻰ َظْﮭِﺮِه َو‬ ْ َ‫َﻛﺬَا َو َﻛﺬَا ﻗَﺎَل ﻓَﯿ‬

"Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau,
Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata: "Barang siapa yang terlebih dahulu sampai
kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu," Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai
kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri di atas punggung dan dada beliau.
Kemudian, beliau menciumi dan memberi penghargaan." (HR. Ahmad).

Penjelasan Hadis Hadis ini memberi penghargaan dengan perlakukan baik. dengan
mencium dan memberi hadiah. Teks hadis secara lengkap disandarkan kepada runtutan
rawi sebagai berikut.

‫ ﻛﺎن رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ‬:‫ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻋﺒﺪ ﷲ ﻗﺎل ﺣﺪﺛﻨﻲ أﺑﻲ ﺛﻨﺎ ﺟﺮﯾﺮ ﻋﻦ ﯾﺰﯾﺪ ﺑﻦ أﺑﻲ زﯾﺎد ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺑﻦ اﻟﺤﺮث ﻗﺎل‬
‫ﷲ ﻋﻠﯿﮫ و ﺳﻠﻢ ﯾﺼﻒ ﻋﺒﺪ ﷲ وﻋﺒﯿﺪ ﷲ وﻛﺜﯿﺮا ﻣﻦ ﺑﻨﻲ اﻟﻌﺒﺎس ﺛﻢ ﯾﻘﻮل ﻣﻦ ﺳﺒﻖ إﻟﻰ ﻓﻠﮫ ﻛﺬا وﻛﺬا ﻗﺎل‬
‫ إﺳﻨﺎده ﺿﻌﯿﻒ‬: ‫ﻓﯿﺴﺘﺒﻘﻮن إﻟﯿﮫ ﻓﯿﻘﻌﻮن ﻋﻠﻰ ظﮭﺮه وﺻﺪره ﻓﯿﻘﺒﻠﮭﻢ وﯾﻠﺰﻣﮭﻢ ﺗﻌﻠﯿﻖ ﺷﻌﯿﺒﺎﻷرﻧﺆوط‬

Selain memberi penghargaan juga dapat memberikan hukuman jika keadaan anak
berperilaku sebaliknya. Misalkan malas, membangkan dan sejenisnya. Hadis nabi
menjelaskan sebagai berikut.

‫ ُﻣُﺮوا أ َْوَﻻَدُﻛْﻢ ِﺑﺎﻟ ﱠ‬: ‫ﺳﻠﱠَﻢ‬


‫ﺼَﻼِة‬ َ ‫ﻋﻠَْﯿِﮫ َو‬
َ ُ¤ ‫ﺻﻠﱠﻰ ﱠ‬َ ِ¤‫ﺳْﻮُل ﱠ‬ ُ ‫ ﻗَﺎَل َر‬: ‫ﻋْﻦ َﺟَﺪِه ﻗَﺎَل‬ َ ‫ﻋْﻦ أ َِﺑْﯿِﮫ‬ َ ‫ﺐ‬ ُ ‫ﻋَﻤُﺮو ْﺑُﻦ‬
ِ ‫ﺷﻌَْﯿ‬ ُ ‫ﻋْﻦ‬ َ
( ‫ﻀﺎِﺟِﻊ ) َرَواهُ أ َﺑُﻮ َداُوَد‬
َ ‫ﺸَﺮ َوﻓَِّﺮﻗُﻮا ﺑَْﯿﻨَُﮭْﻢ ِﻓﻲ اْﻟَﻤ‬ َ ‫ﺿِﺮﺑُُﮭْﻢ أ َْﺑﻨَﺎَء‬
َ ‫ﻋ‬ ِ ‫َوُھﻢ أ َْﺑﻨَﺎُء‬
ْ ‫ﺳِﻨﯿَﻦ َوا‬

"Dari Amr Bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Raulullah SAW bersabda:
27
"perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan
pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat
dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur." (HR. Abu Dawud)
hadis berikutnya,

‫وﺳﻠﻢ وﻧﺤﻦ ﻧﺼﻞ ﻓﻲ اﻟﻘﺪر ﻓﻐﻀﺐ ﺣﺘﻰ اﻟﺨﻤﺮ وﺟﮭﮫ ﺣﺘﻰ ﻛﺄﻧﻤﺎ ﻗﻠﻲ اي وﺟﻨﺘﯿﮫ اﻟﺮﻣﺎن ﻓﻘﺎل اﺑﺠﺪا أﻣﺰام أم ﺑﺬا‬
ُ ‫أرﺳﻠﺖ إﻟَْﯿُﻜْﻢ ِإﻧﱠَﻤﺎ َھﻠََﻚ َﻣﻦ َﻛﺎَن ﻓﺘﻠﻜﻢ ﺣﯿﻦ ﺗﻨﺎزﻋﻮا ﻓﻲ ھﺬا اﻷﻣﺮ ﻋﺰﻣﺖ ﻋﻠﯿﻜﻢ اﻻ ﻟﻤﻨﺎَز‬
‫ﻋﻮا ﻓﯿﮫ )رواة‬

Dari Abu Hurairah R.A, la berkata: "Suatu hari Rasulullah SAW keluar menemui kami
yang mana ketika itu kami berselisih mengenai persoalan qadar, maka beliau marah
sampai- sampai muka beliau memerah seakan-akan buah delima dibelah dikedua pipi
beliau, lalu beliau bersabda : 'Apakah ini yang telah diperintahkan kepada kalian?
Ataukah untuk urusan ini aku diutus kepada kalian? Sesungghnya orang- orang sebelum
kalian rusak lantaran mereka berselisih dalam masalah ini. Aku mengharuskan kepada
kalian untuk tidak berselisih dalam masalah ini.

Namun demikian meski hukuman diperbolehkan tetapi hukuman tidak boleh


berlebihan. Hukuman harus tetap memperhatikan kadar dan juga keadaan serta bagian
yang akan dilakukan hukuman badan. Tidak semua bagian tubuh dapat dikenai
hukuman. Apalagi wajah atau kepala. Sabda nabi menyebutkan sebagai berikut.

َ‫ﻖ اْﻟَﻮْﺟﮫ‬
ِ ‫ﺐ َواﺗ ﱠ‬ ُ ‫ﺖ ﻓَﻌَﺎِﻗ‬
ِ ‫ﺐ ِﺑﻘَْﺪِر اﻟﺬﱠْﻧ‬ َ ‫اْﻏِﻔْﺮ ﻓَِﺈْن‬
َ ‫ﻋﺎﻗَﺒ‬

"Ampunilah, jika engkau memukulnya maka pukullah sesuai dengan kesalahannya


tetapi hindarilah memukul muka".

Hadis pertama sarat dengan pesan penting untuk memancing persaingan, dan kerja keras.
Redaksi dari hadis y las áll call China Eve ‫ و‬adalah motivasi bagi setiap anak untuk
berlomba dan memacu persaingan memenangkan hadiah. Hadis yang terjemah lengkapnya
"Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau,
Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata: "Barang siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku,
dia akan mendapatkan ini dan itu."Lalu mereka
berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri di atas
punggung dan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan memberi penghargaan" (HR.

28
Ahmad) Hadiah diberikan untuk membuat anak bahagia, riang dan terus bersemangat
Terkait Kabar gembira dan pahala sering juga disebut dalam Alquran. Misalkan ayat di
bawah ini.
‫ت ﺗﺠﺮي ﻣﻦ ﺗﺤﺘﮭﺎ اﻷﻧﮭﺎر‬ َ ‫ﺸِﺮ اﻟﱠِﺬﯾَﻦ آَﻣﻨُﻮا َو‬
ٍ ‫ﻋِﻤﻠُﻮا اﻟﺼﺎﻟﺤﺎت أن م َﺟﻨﱠﺎ‬ ّ ِ َ ‫وﺑ‬
‫ﻛﻠﻤﺎ ورطﻮا ﻣﻨﮭﺎ ﻣﻦ ﺗﻤﺮة رزﻗﺎ ﻗﺎﻟﻮا ھﺬا اﻟﺬي زرﻗﻨﺎ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ وأﻧﻮا ﺑﮭﻤﺸﺎﺑﮭﺎ وھﻢ ﻓﯿﮭﺎ أزواج ُﻣَﻄﱠﮭَﺮةٌ َوُھْﻢ‬
‫ﻓﯿﮭﺎ ﺧﺎﻟﺪون‬

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik,
bahwa bagi mereka disediakan surga- surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.
Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:
"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu Mereka diberi buah-buahan yang
serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di
dalamnya. Yang dimaksud kKenikmatan di syurga itu adalah kenikmatan yang serba
lengkap, baik jasmani maupun rohani. Dalam Alquran pada surat 24:38, Allah
berfirman,

‫ﺸﺎُء ِﺑﻐَْﯿِﺮ‬
َ َ‫ق َﻣْﻦ ﯾ‬
ُ ‫ُ ﯾَْﺮُز‬¤ ْ َ‫ﻋِﻤﻠُﻮا َوﯾَِﺰﯾَﺪُھْﻢ ِﻣْﻦ ﻓ‬
‫ﻀِﻠِﮫ َو ﱠ‬ َ ‫ﻟﯿﺠﺰﯾﮭﻢ ﷲ أﺣﺴﻦ ﻣﺎ‬
َ ُ‫ﻋﻠﻰ ِإذا َﺟﺎَءهُ ﻟَﻢ ﯾَِﺠْﺪه‬
ُ‫ﺷْﯿﺌ ًﺎ َوَوَﺟَﺪ ﷲَ ِﻋْﻨَﺪه‬ َ ‫ﻄَﻤﺎُن َﻣﺎًء‬‫ﺴﺒُﮫُ اﻟ ﱠ‬
َ ‫ب ِﺑِﻘﯿﻌٍَﺔ ﯾَْﺤ‬ َ ‫ب ) َواﻟﱠِﺬﯾَﻦ َﻛﻔَُﺮوا أ َْﻋَﻤﺎُھْﻢ َﻛ‬
ٍ ‫ﺴَﺮا‬ ِ ‫ﺟﻨﺎ‬
‫ب‬ َ ‫ﺳِﺮﯾُﻊ اْﻟِﺤ‬
ِ ‫ﺴﺎ‬ َ ُ¤ َ ‫ﻓََﻮﻓﱠﺎهُ ِﺣ‬
‫ﺴﺎﺑَﮫُ َو ﱠ‬

Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada
mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan
supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada
siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.
Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang
datar, yang disangka air oleh orang- orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu
dia tidak mendapatinya sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah disisinya,
lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan amal- amal dengan cukup dan Allah
adalah sangat cepat perhitungan- Nya.
Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, tidaklah
mendapatkan balasan dari Tuhan di akhirat walaupun di dunia mereka mengira akan
mendapatkan balasan atas amalan mereka itu

Dalam Surat 22: 50, disebutkan secara tegas. Bagi orang- orang yang beriman dan

29
beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia.
‫اﻟﺼﺎﻟﺤﺎت ھﻢ ﻣﻐﻔﺮة ورزق ﻛﺮﯾﻢ ) واﻟﺬﯾﻦ ﺳﻌﻮا ﻓﻲ‬
‫ب اﻟﺤﺠ ﯿﻢ‬ ْ َ ‫ﻋِﻤﻠُﻮا ارﯾﻨﺎ ﻣﻌﺎﺟﺰﯾﻦ أ ُوﻟَِﺌَﻚ أ‬
ُ ‫ﺻَﺤﺎ‬ َ ‫ﻓﺎﻟِﺬﯾَﻦ آَﻣﻨُﻮا َو‬

Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka ampunan dan rezki
yang mulia. Dan orang-orang yang berusaha dengan maksud menentang ayat-ayat
Kami dengan melemahkan (kemauan untuk beriman); mereka itu adalah penghuni-
penghuni Neraka. Hadis kedua dan ketiga dan seterusnya berkait dengan hukuman atau
punishment. Hukuman untuk memciptakan keteraturan, ketertiban dan prakondisi yang
dapat menciptakan kondisi dinamis dalam belajar. Hukuman dalam hadis yang
disandarkan pada Ibnu Umar penting dicermati.

‫ ﻣﺮوا أوﻻدﻛﻢ ﺑﺎﻟ ﱠ‬: ‫ﻋﻠَْﯿِﮫ وﺳﻠﻢ‬


‫ﺼﻼِة َوُھﻢ‬ َ ُ‫ﺻﻠﱠﻰ ﷲ‬
َ ِ¤
‫ﺳﻮُل ﱠ‬ َ ‫ﻋْﻦ أ َِﺑﯿِﮫ‬
ُ ‫ ﻗَﺎَل َر‬: ‫ﻋْﻦ َﺟَﺪِه ﻗَﺎَل‬ َ ‫ﺐ‬
ِ ‫ﻋْﯿ‬
َ ‫ﻋﻦ ﻋﻤﺮوﺑﻦ ُد‬
‫ﻀﺎِﺟِﻊ ) َرَواهُ أ َﺑُﻮ‬
َ ‫ﺸَﺮ َو َداُوَد ( ﻓﺮﻗﻮا ﺑَْﯿﻨَُﮭْﻢ ِﻓﻲ اْﻟَﻤ‬ َ ‫ﺿِﺮﺑُُﮭْﻢ أ َْﺑﻨَﺎَء‬
َ ‫ﻋ‬ ِ ‫أ َْﺑﻨَﺎُء‬
ْ ‫ﺳِﻨﯿَﻦ َوا‬

"Dari Amir Bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya berkata Raulullah SAW bersabda:
"perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun,
dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka
meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur." (HR. Abu
Dawud)

Hadis ini diawali perintah. Setelah perintah dilakukan dapat dilihat bagaimana respon
yang diberikan. Jika perintah dilanggar baru ada sangsi. Sangsi dalam bentuk pukulan.
Pukulan bagi anak yang melanggar sholat itu bernilai tinggi. Lebih baik dari segala
dunia dan yang ada didalamnya. Jika anak tak dibiasakan sejak
Kecil sholat, kemudian dewasa melanggar sholat inilah kerugian yang lebih besar dari
segala apa yang ada di dunia. Hadis dari Abu Hurairah penting menjadi bahan renungan
Beserta rambu rambu untuk tidak melampaui batas dan tidak membahayakan Hukuman
boleh ditiadakan atau bahkan memaafkan Sebagaimana awal hadis dibawah ini.
َ ‫ﺐ واﺛﻖ اﻟﻮﺟﮭﺎْﻏِﻔُﺮ ﻓَِﺈن‬
َ ‫ﻋﺎﻗَﺒ‬
‫ﺖ‬ ُ ‫ﻓَﻌَﺎِﻗ‬
ِ ‫ﺐ ِﺑﻘَْﺪِر اﻟﺬﱠْﻧ‬
"Ampunilah, jika engkau memukulnya maka pukullah sesuai dengan kesalahannya
tetapi hindarilah memukul muka" Rambu rambu hukuman jelas. Menghindari memukul
muka. Apa yang terlihat dari redaksi hadis berarti menghindari memukul bagian muka.

30
D. Keterkaitan Memelihara Proses, Bekerja Keras, Reward & Punishment
dengan Tujuan Pendidikan
Reward berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan apabila sistem reward akan
semakin meningkat kualitas etos kerja, memiliki ketepatan waktu, efektivitas dan memiliki
kemandirian. Reward sangat penting bagi setiap indiividu karyawan yang mau bekerja keras
dan antusias untuk meningkatkan kinerja karyawan. Bekerja keras dengan harapan, dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil pekerjaannya. Dengan adanya punishment
karyawan akan lebih disiplin dan teliti serta mampu melaksanakan tugas pekerjaannya
sehingga mampu meningkatkan kinerja. Dengan demikian jika variabel ini dihubungan
secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan maka akan diperoleh dampak yang lebih
tinggi. Dimana jika reward tinggi dan punishment baik maka akan meningkatkan kinerja
lebih baik lagi. reward terhadap kinerja karyawan maka alangkah lebih baik untuk dapat
mempertahankan dan lebih memperhatikan lagi terhadap pemberian reward kepada
karyawan sehingga bisa berdampak terhadap kinerja para karyawan karena jika pemberian
reward dilakukan dengan baik dan tepat dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada
seluruh karyawan untuk lebih meningkatkan kinerjanya.

ETOS KERJA

MEMELIHARA REWARD &


PROSES KERJA BEKERJA KERAS
PUNISHMENT

31
Sukses adanya upaya kerja keras, untuk mendorong proses tetap segar perlu adanya stamina
dinamika kerja dan belajar perlu adanya ikhtiar menyiapkan prakondisi dengan adanya ganjaran
dan hukuman bagi yang indisiplin.

1. Memeilhara proses, menciptakan pendidikan/learning to be, memastikan berkembang/being


process.

2. Ganjaran, meningkatkan motivasi dan semangat kompetensi

3. Punishment, dengan tingkat tertentu menjadi sarana menciptakan didiplin, efektifitas, budaya
sekolah. Hukuman bersifat positif mendidik tidak membahayakan. Harus memperhatikan kadar
dan bentuknya agar tidak berdampak kurang produktif.

32
BAB IV
PENUTUP

1. Bekerja dimaknai sebagai cara hadir Kerja yang dianggap sebagai cara hadir manusia Iself
actualization, self exsistence, self representation] banyak dilupakan sebagai sumber nilal
basis kehidupan. Kerja, amal soleh, kreatifitas adalah cara hadir manusia dihadapan Tuhan,
rasul dan orang yang beriman. Manusia perlu memiliki Etos kerja adalah sikap yang muncul
atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem orientasi nilai budaya terhadap
kerja (Sukardewi, 2013:3). Memelihara proses harus terus dijaga dalam kontek menciptakan
pendidikan sebagai learning to be, memastikan setiap anak being process, dimana semua
proses ini memungkinkan anak dapat berkemabang dan terlibat dalam kegiatan belajar untuk
mencapai pertumbuhan semua aspek perkembangan. Proses dan kesinambungan aktivitas ini
harus terus diperhatikan. Anak diajak bekerja dengan benar, beraktivitas dengan baik sebagai
cara hadir mereka, cara aktualisasi mereka Ketika mereka hadir dalam proses belajar dengan
at home sesungguhnya mereka telah memiliki dan tumbuh kesadaran dirinya. Anak hadir
dengan keterlibatan aktivitas belajar dan manusia hadir dengan cara kerja. Di sini jati diri
mereka akan terlihat.
2. Etos kerja ini dapat dijadikan proposal menyelesaikan problem ketenagaa kerjaan bangsa ini.
Problem mendasar hari ini adalah banyak orang suka mengeluh, putus asa, menghamburkan
waktu dengan sia sia. Orang malas bekerja keras. Malas bekerja demi kepentingan masa
depan. Tak memiliki etos kerja. Sebagai komunitas Islam banyaksumber nilai dalarn Alquran
yang terlupakan sebagai spint memperbaiki dan memahami teologi kerja. Kerja yang
dianggap sebagai cara hadir manusia (self actualization, self exsistence, self representation]
banyak dilupakan sebagai sumber nilai, basis kehidupan. Kerja, amal soleh, kreatifitas adalah
cara hadir manusia dihadapan Tuhan, rasul dan orang yang beriman. Etos kerja adalah obat
bagi problem pekerjaan. Etos kerja ini dapat dijadikan proposal menyelesaikan problem
ketenagaa kerjaan bangsa ini. Problem mendasar hari ini adalah banyak orang suka mengeluh,
putus asa, menghamburkan waktu dengan sia sia. Orang malas bekerja keras. Malas bekerja
demi kepentingan masa depan. Tak memiliki etos kerja.
3. Ganjaran, hadiah dan penghargaan merupakan bagian penting dari pendidikan, tujuannya
adalah untuk meningkatkan motivasi dan semangat berkompetisi, tanpa dirangsang kabar
gembira, penghargaan dan hadiah, dianggap kurang mampu memancing minat anak didik
untuk terlibat program belajar secara aktif dan kompetitif. Ganjaran dan hadiah hiburan,
apresiasi melalui kata kata yang baik atau bentuk penghargaan lainnya. Yang penting

33
dapatmemancing dan merangsang motivasi bekerja.
4. Punishment atau hukuman juga bagian dari pendidikan. Hukuman diartikan dalam pengertian
mendidik, tidak membahayakan anak dan bersifat member pelajaran yang bersifat positif.
Dengan hukuman atau sangsi pada tingkat tertentu dapat menjadi sarana menciptakan
disiplin, efektifitas, dan budaya sekolah yang tertib Catatan pentingnya harus memperhatikan
kadar dan bentuknya agar tidak berdampak kurang produktif, anak jadi malas, kemarahan
dan beban mental anak yang kurang positif bagi perkembangan.
5. Kegiatan memelihara proses kerja dengan menjaga etos kerja dan bekerja keras serta di
dampingi dengan reward dan punishment akan membentuk kualitas dan kinerja kerja yang
optimal menuju ke arah yang sukses dalam kehidupan.

34
DAFTAR PUSTAKA

A. Arsyad, d. (2006). Media Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

A.A. Naz, & R.A. Akbar. (2008). Use of Media for Effective Instruction its Importance:
Some Consideration. Journal of Elementary Education A Publication of Deptt. of
Elementary Education IER. University of the Punjab, 35-40.
A.S., Sadiman, R. Raharjo, & A. Haryono. (2011). Media Pendidikan: Pengeritanm
Pengembangan dan Pemanfaatannta. Jakarta: Rajagrafindo. Persada.
Ahmad Asrin, S. M. (2021). MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN
KINERJA GURU. Sumatera Barat: CV. AZKA PUSTAKA.
Ahyat, N. (2017). Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Manajemen dan
Pendidikan Islam, 25.
Arif S. Sadiman, d. (1996). Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Arsyad,
A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Asari, H. (2020). Hadits-Hadits Pendidikan : Sebuah Penelurusuran Akar-Akar Ilmu
Pendidikan Islam. Perdana Publishing, 73.
HIdayat, A. (2018). Metode Pendidikan Islam Untuk Generasi Milenial. Jurnal Penelitian,59.
Mahmudi. (2019). Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam Tinjauan Epistimologi, Isi,
Dan Materi. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 59.
Mufaizin. (2018). Metode Pendidikan Islam Persfektif Hadits. Edupedia, 57-58.
Mufaizin. (2018). Metode Pendidikan Islam Persfektif Hadits. Edupedia, 62.
Muhamad Hasan, Milawati, Darojat, Tuti Khairani Harahap, Tasdim Tahrim, Ahmad Mufit
Anwari, . . . I Made Indra. (2021). Media Pembelajaran. Tahta Media Grup.
Musfiqon. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran dan Sumber Belajar. Jakarta:
Prestasi Prestasi Pustaka Karya.
Rubini. (2018). Metode Pembelajaran Berbasis Hadits. Humanika, 43.
Rubini. (2018). Metode Pendidikan ISlam Persfektif Hadits. Edupedia, 56.
Sulhan, M. (2020). Hadits Manajemen Pendidikan. Bandung: Aksara Satu.
Rubini. (2018). Metode Pendidikan ISlam Persfektif Hadits. Edupedia, 56.
Sulhan, M. (2020). Hadits Manajemen Pendidikan. Bandung: Aksara Satu.

35
36

Anda mungkin juga menyukai