Anda di halaman 1dari 12

Daftar Isi

BAB I.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
BAB II....................................................................................................................2
PEMBAHASAN....................................................................................................2
A. Konsep Karir..............................................................................................2
B. Bimbingan dan Konseling Karir.................................................................4
C. Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karir......................................6
D. Kedudukan Bimbingan Karir dalam BK dan Pendidikan..........................7
BAB III.................................................................................................................10
PENUTUP............................................................................................................10
A. Kesimpulan...............................................................................................10
B. Saran.........................................................................................................10
DAFTAR RUJUKAN..........................................................................................11

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap individu memiliki potensi di dalam dirinya. Hal tersebut
dapat dikembangkan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
pendidikan. Jika potensi ini tepat dikeluarkan dan sesuai dengan dirinya,
maka tak dipungkiri perkembangan diri individu tersebut menjadi
maksimal, dan dari potensinya yang telah berkembang tadi, akan dapat
menghasilkan sesuatu yang produktif yang berguna untuk
penghidupannya di kemudian hari.
Untuk menggali potensi yang sesuai dengan dirinya, hal ini perlu
pertanyaan, “temukan dirimu, dan apa yang sesuai denganmu”. Jika hal
ini telah dipahami dengan baik, maka secara tidak langsung akan
mempengaruhi karier apa yang cocok, baik itu pertimbangan karakter
pekerjaan dengan kecocokan diri yang telah dikenal sebelumnya. Untuk
mengenali diri ini dibutuhkan pendapat, saran maupun bimbingan dari
orang lain. Inilah salah satu fungsi dari bimbingan konseling karier dalam
memfasilitasi pemberian bantuan yang diberikan kepada individu yang
sedang meniti kariernya.

B. Rumusan Masalah
Dalam menyusun makalah ini, pemakalah merumusakan masalah-
malsalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Apa konsep karir?
2. Apa itu bimbingan dan konseling karir?
3. Bagaimana perkembangan kehidupan pendidikan dan karir?
4. Bagaimana kedudukan bimbingan karir dalam bimbingan dan konseling
dan pendidikan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Karir
Menurut (Yusuf, 2002) karier diciptakan, dibina, dan dikembangkan melalui
dan selama kehidupan. Semuanya itu berkaitan erat dengan seberapa baik
seseorang mengelola diri sendiri, memahami orang lain dan lingkungan, serta
berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Kecerdasan dan keahlian
memang diperlukan untuk mencapai keberhasilan, namun itu saja tidak
mencukupi.
Karier adalah pekerjaan, profesi (Hornby, 1957) dalam (Walgito, 2004: 201).
Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila
apa yang dikerjakan itu sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan
minatnya.
Karir merupakan bagian dari upaya pengelolaan sumber daya manusia dan erat
sekali dengan motivasi, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Karir juga dapat
dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Dari tinjauan umum, karir
dipandang sebagai urut-urutan posisi yang diduduki oleh seseorang selama
jangka waktu hidupnya. Ini merupakan karir objektif. Dari perspektif lainnya
karir sendiri terdiri dari perubahan-perubahan dalam nilai, sikap dan motivasi
yang terjadi karena seseorang menjadi semakin tua. Gambaran ini merupakan
karir yang subjektif. Kedua perspektif tersebut terfokus pada individu, yang
menganggap bahwa orang memiliki beberapa tingkat pengendalian terhadap
nasib mereka sehingga mereka dapat memanipulasi peluang untuk
memaksimalkan keberhasilan dan kepuasan yang berasal dari karir mereka
(Danta & Ginting, 2003).
Hakekat kerja adalah totalitas jabatan dan kedudukan yang lebih
mengutamakan prodektivitas, tapi menuntun suatu keprofesionalan dalam
bekerja. Berikut unsur-unsur kerja:
1. Merupakan pilihan sendiri dan adanya unsur keterpaksaan materialism
2. Tidak terlalu menuntut keprofersionalan tapi lebih mementingkan
produktivitas.

2
Contoh: Pekerja pabrik melakukan rutinitas pekerjaan yang sama hal ini
guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Okupasi adalah suatu rangkaian pekerjaan yang digeluti seseorang dipengaruhi
oleh persepsi, nilai-nilai, cara pandang, hobi dan latihan. Berikut unsur-unsur
okupasi:
1. Pekerjaan dipilih sendiri
2. Dipengaruhi oleh faktor minat, bakat, hasil belajar ciri kepribadian dan
latihan
3. Menghasilkan
4. Bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
Contoh: montir bekerja dibengkel, hanya tamat SMK, belajar
karena hobi, dan menyelesaikan pekerjaan dengan rasa puas.
Hakikat karir adalah totalitas kerja, jabatan dan kedudukan
seseorang seumur hidupnya yang mengarah pada kehidupan dunia kerja
dan menuntut suatu keprofesionalan. Berikut unsur-unsur karir:
1. Pekerjaan itu merupakan pilihan sendiri
2. Menghasilkan dan bermanfaat bagi diri sendiri dan orang lain
3. Normatif
Contoh: akuntan yang bekerja diperusahaan yang sebelumnya telah
belajar/studi di jurusan akutansi yang telah di sesuaikan dengan keinginannya
untuk bidan pekerjaannya nanti sehingga mendapat kepuasan batin.
Job mengacu kepada pekerjaan yang tidak berlanjut dan mungkin
bersifat sementara. Karena itu suatu pekerjaan umumnya hanya menuntut
sedikit keahlian, sedikit pendidikan, dan sedikit dedikasi. Sedangkan
pekerjaan sebagai karir mengimplikasikan adanya pendidikan dan latihan,
komitmen, dan merupakan jalan kehidupan kerja yang dipilih individu.
Selain itu karir mengimplikasikan keberhasilan pada apa yang individu
pilih serta kebermaknaan personal dan financial (Juwitaningrum &
Indonesia, 2013).
Tugas (tasks) merupakan kinerja/untuk kerja yang dibutuhkan
dalam bekerja. Task menampilkan kegiatan fisik atau mental yang

3
membentuk langkah-langkah logis yang diperlukan dalam suatu
pekerjaan. Beberapa unsur pekerjaan membentuk satu himpunan tugas.
Super (1976) menyatakan bahwa tugas adalah suatu perbuatan yang
dikehendaki pada pekerjaan atau dalam suatu permainan, misalnya :
mengangkat bunga, menata bunga, menyiram bunga, menerima surat,
membukukan surat, menyimpan surat dan lain-lain.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karir adalah
suatu keseluruhan kehidupan seseorang dalam perwujudan diri untuk
menjalani hidup dan mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
individu harus memiliki kekuatan yang dimiliki seperti penguasaan
kemampuan dan aspek yang menunjang kesuksesan karir.
B. Bimbingan dan Konseling Karir
OECD (Organization for Economic Co-operation and Development the
Eropean Commission) (2004) dalam (Hartono, 2016: 27-28) merumuskan
definisi bimbingan karir sebagai berikut “Career guidance refers to service and
activities intended to assist individuals, of any age and at any point throughout
their lives, to make educational, training and occupational choices and to
manage their careers. Such services may be found in schools, universities, and
colleges, in training institutions, in public employment services, in the work
place, in the voluntary, or community sector and in the private sector. The
activities may take place on an individual or group basis, and may be face to
face or at a distance. The include career information provision, assessment
and self assessment tools, counseling interview, career education
programmers, taster programmers, work search programmers, and transition
service.” Menurut definisi ini, bimbingan karir merupakan pelayanan dan
aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk membantu para individu, pada
semua usia dan sepanjang rentang kehidupan mereka, untuk memilih
pendidikan, pelatihan, dan pilihan karir serta mengelola karir-karir mereka.
Pelayanan ini dapat dijumpai di sekolah-sekolah, universitas dan perguruan
tinggi, institusi pelatihan, biro kerja, tempat kerja, masyarakat dan biro jasa
pelayanan. Aktivitas bimbingan karir ini bisa dalam bentuk individual atau

4
kelompok, baik secara tatap muka maupun jarak jauh. Di antaranya mencakup
informasi karir, asesmen dan alat-alat asesmen diri, konseling, berbagai
program pendidikan karir (untuk membantu para individu dalam
mengembangkan kesadaran diri mereka, kesadaran adanya peluang, dan
keterampilan-keterampilan dalam mengelola karir), berbagai program taster
(pilihan-pilihan contoh sebelum mereka memilih), berbagai program pencarian
kerja, dan pelayanan pengadaptasian.
Winkel (2004) menyatakan bimbingan karir adalah bimbingan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan
pekerjaan atau jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap
memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan
dari lapangan perkerjaan yang telah dimasuki (Juwitaningrum & Indonesia,
2013).
Menurut (Dr. Ahmad Susanto, 2018) bimbingan karir merupakan proses
bantuan yang diberikan oleh konselor terhadap peserta didik dalam melakukan
perencanaan, pengembangan, dan pemecahan masalah-masalah karier yang
dialami oleh peserta didik.
Menurut (Walgito, 2004) bimbingan karier merupakan salah satu aspek dari
bimbingan dan koseling. Agar seseorang dapat bekerja dengan baik, senang
dan tekun, diperlukan adanya kesesuaian tuntutan dari pekerjaan atau jabatan
itu dengan apa yang ada di dalam diri individu yang bersangkutan. Untuk
mengarahkan hal tersebut, diperlukan bimbingan secara baik dan hal tersebut
merupakan salah satu tugas dari pembimbing untuk mengarahkannya. Dengan
demikian jelaslah apa sebenarnya bimbingan karir itu.
Terdapat berbagai macam media bimbingan dan konseling yang dapat
digunakan dalam layanan bimbingan dan konseling, kaitannya dengan usaha
pencegahan masalah kematangan karir siswa yang ada, maka media bimbingan
dan konseling yang digunakan adalah bagian dari media cetak, yaitu modul.
Dengan menggunakan modul bimbingan karir berbasis multimedia interaktif
dapat memadukan media-media dalam proses bimbingan karir, maka proses

5
bimbingan karir akan berkembang dengan baik, sehingga membantu guru BK/
Konselor menciptakan pola penyajian yang interaktif (Modul et al., 2013).
Jadi dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir adalah
sebuah pemberian bantuan dari pihak profesional kepada individu atau
kelompok yang membutuhkan arahan terhadap karier dia selanjutnya.
C. Perkembangan Kehidupan Pendidikan dan Karir
Perkembangan karir adalah suatu proses kehidupan yang dipengaruhi oleh latar
belakang pendidikan, dan pengalaman lainnya, sehingga hal itu dapat
mempengaruhi keputusan-keputusan setiap individu mengenai karir dan gaya
hidup (Adiputra, 2015).
Setiap orang mendambakan kebahagiaan dalam hidupnya. Dalam meraih
kebahagiaan tersebut ada sebagian orang yang terus berusaha semaksimal
mungkin mencapai sukses, baik dalam belajar, bekerja, berkeluarga, maupun
bermasyarakat. Mereka ada yang sukses bekerja di bidang pendidikan,
kesehatan, hukum, ekonomi, kesenian, olah raga, pertanian, kehutanan,
perhubungan, teknologi, telekomunikasi, dan sebagainya. Mereka yang sukses
biasanya menyenangi bidang pekerjaan yang digelutinya. Kesuksesan mereka
itu diakui oleh teman-temannya dan masyarakat di sekitarnya (Budiman &
Supriatna, 2009).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kehidupan karier,
yaitu:
a. Faktor Sosial Ekonomi
Kondisi sosial ekonomi keluarga banyak menentukan perkembangan
kehidupan pendidikan dan karier anak. Kondisi sosial yang
menggambarkan status orang tua merupakan faktor yang “dilihat” oleh
anak untuk menentukan pilihan sekolah dan pekerjaan. Secara tidak
langsung keberhasilan orang tuanya merupakan”beban” bagi anak,
sehingga dalam menetukan pilihan pendidikan tersirat untuk ikut
mempertahankan kedudukan orang tuanya. Di samping itu, secara
eksplisit orang tua menyampaikan harapan hidup anaknya yang
tercermin pada dorongan untuk memilih jenis sekolah atau pendidikan

6
yang diidamkan oleh orang tua. Misalnya, orang tuanya menginginkan
anaknya menjadi dokter.
Faktor ekonomi mencakup kemampuan ekonomi orang tua dalam
membiayai pendidikan anaknya. Banyak anak berkemampuan
intelektual tinggi tidak dapat menikmati pendidikan yang baik,
disebabkan oleh keterbatasan kemampuan ekonomi orang tuanya.
b. Faktor Lingkungan
Dalam hal ini, lingkungan yang dimaksud meliputi tiga macam.
Pertama, lingkungan kehidupan masyarakat, seperti lingkungan
masyarakat perindustrian, pertanian, atau lingkungan perdagangan.
Dikenal pula lingkungan masyarakat akademik atau lingkungan yang
masyarakatnya terpelajar. Lingkungan kehidupan semacam itu akan
membentuk sikap anak dalam menentukan pola kehidupan, yang pada
gilirannya akan mempengaruhi pemikirannya dalam menentukan jenis
pendidikan dan karier yang diidamkan.
Kedua, lingkungan Sekolah, kondisi sekolah merupakan lingkungan
yang langsung berpengaruh terhadap kehidupan pendidikan dan cita-
cita remaja. Lembaga pendidikan atau sekolah yang baik mutunya,
yang memelihara kedisiplinan cukup tinggi, akan sangat berpengaruh
terhadap pembentukan sikap dan perilaku kehidupan pendidikan anak
dan pola pikirannya dalam menghadapi karier.
Ketiga, lingkungan kehidupan teman sebaya. Bahwa pergaulan teman
sebaya akan memberikan pengaruh langsung terhadap kehidupan
pendidikan masing-masing remaja. Lingkungan teman sebaya akan
memberikan peluang bagi remaja untuk menjadi lebih matang.
D. Kedudukan Bimbingan Karir dalam BK dan Pendidikan
Sasaran utama subyek pendidikan adalah peserta didik, yang dalam
praktiknya peserta didik harus dipandang kedudukannya sebagai subyek
dan obyek sekaligus. Sebagai subyek peserta didik harus ditempatkan
sebagai individu-individu yang memiliki hak-haknya sebagai pribadi
(manusia secara utuh). Sebagai obyek peserta didik harus berbuat sesuai

7
dengan kewajibannya untuk mencapai optimalisasi perkembangannya
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Peserta didik mempunyai potensi-potensi yang dapat dikembangkan
dan kebutuhan materiil, spiritual yang harus dipenuhi (Kurniawan,
2015).
Bimbingan dan konseling karir mempunyai fungsi penunjang
pelaksanaan kurikulum yang berlaku. Sebagai usaha pendidikan, maka
bimbingan karir memusatkan perhatian utamanya pada individu siswa
dan pada penciptaan situasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Munandir (1996: 246) bahwa bimbingan dan konseling karir di sekolah
untuk melayani semua siswa. Jadi, tidak hanya ditujukan untuk
segolongan siswa tertentu saja, yaitu siswa yang bermasalah karir.
Misalnya dalam hal mendapatkan informasi kerja, merupakan
kebutuhan semua siswa, meskipun barangkali siswa tertentu tidak
merasakan adanya kebutuhan akan hal tersebut.
Bimbingan dan konseling karir memiliki sejumlah layanan, seperti
orientasi dunia kerja, inventarisasi pribadi, pemberian informasi karir,
konseling karir dan penempatan kerja. Di antara layanan-layanan itu
menurut Munandir (1996: 147) bahwa konseling karir adalah intinya.
Artinya, dalam kebanyakan kasus, semua layanan itu tertuju kepada
konseling.
Dengan sifatnya sebagai usaha pendidikan, dan kedudukan sebagai
bagian dari usaha umum bimbingan di sekolah, demikian juga
tempatnya dalam pelaksanaan kurikulum, bimbingan karir merupakan
subsistem bimbingan, subsistem pembelajaran (kurikulum) dan
subsistem pendidikan.
Adapun lingkup kehidupan klien yang dibantu atau difasilitasi
melalui layanan bimbingan dan konseling di sekolah itu meliputi aspek
kemampuan untuk (a) mengembangkan diri atau pribadi dengan
berbagai karakteristiknya yang khas; (b) mengembangkan hubungan
sosial dalam kaitan dengan lingkungan individu yang lain, kelompok,

8
dan masyarakatnya; (c) mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar
yang aktif dan produktif hingga dapat mencapai prestasi yang optimal;
dan (d) mengembangkan pemahaman serta penerimaan terhadap
gambaran diri pribadinya dan dunia kerja di luar dirinya, memperoleh
penyesuaian antara gambaran diri dan dunia kerja pilihannya, hingga
meraih keberhasilan dan dapat mewujudkan diri sepanjang perjalanan
hidupnya.
Dengan demikian, bimbingan karier pada dasarnya merupakan
proses bantuan, layanan, dan / atau pendekatan yang dilakukan oleh
konselor terhadap klien (siswa), agar siswa dapat memahami dirinya,
mengenal dunia kerja, merencanakan masa depan yang sesuai dengan
bentuk kehidupan yang diharapkannya, menentukan dan mengambil
keputusan yang tepat serta bertanggung jawab, sehingga mampu
mewujudkan dirinya secara bermakna ( Budiman & Supriatna, 2009).

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut (Yusuf, 2002) karier diciptakan, dibina, dan dikembangkan melalui
dan selama kehidupan. Semuanya itu berkaitan erat dengan seberapa baik
seseorang mengelola diri sendiri, memahami orang lain dan lingkungan, serta
berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Kecerdasan dan keahlian
memang diperlukan untuk mencapai keberhasilan, namun itu saja tidak
mencukupi.
Karier adalah pekerjaan, profesi (Hornby, 1957) dalam (Walgito, 2004: 201).
Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila
apa yang dikerjakan itu sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan
minatnya. Di sinilah peran bimbingan karier, untuk mengarahkan hal tersebut,
diperlukan bimbingan secara baik dan hal tersebut merupakan salah satu tugas
dari pembimbing untuk mengarahkannya agar tidak salah dalam membangun
kariernya.
B. Saran
Penulis juga menyadari adanya kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik
dari segi informasi yang disampaikan maupun teknik penulisan. Penulis
berharap pembaca juga menambah wawasan dengan membaca referensi lain
untuk menambah wawasan dalam rangka mendukung isi makalah ini. Apabila
ada kekurangan, kami sebagai penulis mengucapkan maaf sebesar-besarnya.

10
DAFTAR RUJUKAN

Adiputra, S. (2015). Penggunaan Teknik Modeling terhadap Perencanaan Karir


Siswa. Jurnal Fokus Konseling, 1(1), 45–56.
Budiman, M. S. dan N. (n.d.). Bimbingan karier di smk.
Danta, E. K. A., & Ginting, J. (2003). knowledge worker. 1–17.
Dr. Ahmad Susanto, M. P. (2018). Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep,
Teori, dan Aplikasinya. In Prenadamedia Group Jakarta.
Hartono. (2016). Bimbingan Karier (I. Fahmi & E. Wahyudin (eds.); Cetakan ke).
PT Fajar Interpratama Mandiri.
Juwitaningrum, I., & Indonesia, U. P. (2013). Program Bimbingan Karir untuk
Meningkatkan Kematangan Karir Siswa SMK Career Counseling Program to
Improve Career Maturity Students of SMK. PSIKOPEDAGOGIA Jumal
Bimbingan Dan Konseling, 2(2), 132–147.
Kurniawan, L. (2015). PENGEMBANGAN PROGRAM LAYANAN. Ogi
Pendidikan & Konselin Vol. 1 No. 1 Ju, 1(1), 1–8.
Modul, P., Karir, B., Interaktif, M., Meningkatkan, U., & Siswa, K. (2013). Jurnal
Bimbingan Konseling. Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 1–9.
Walgito, B. (2004). Bimbingan+Konseling (Studi & Karier). In Fiva Rosalana
(Ed.), C.V Andi Offset. C.V Andi Offset.
Yusuf, A. M. (2002). Kiat Sukses Dalam Karier (J. Subiyantoro & M. . Khadafi
(eds.)). Ghalia Indonesia.

11

Anda mungkin juga menyukai