Abstrac: Buying and selling is A muamalah aktivity of exchanging something desired and of
commensurate value in A ceritain Way that is useful. Islam views buying and selling as means at
helping fellow human beings to be able to Meet their unlimited needs wit limited resoyrces. There
for, This study analyses the buying and selling of Credit (instalments) in view of the study of Fiqih
discipline s Based on islamic sharia correctly and research on the implementations mechanism that
occurs in non-bank islamic financial in situtions.so that we can all avoid usury. This study aims to
Find Out how the understanding of the concept of buying and selling Credit becomes usury in society
descriptive qualitative. the subject in This study explain that usury is an activity of taking added value
that is burdensome from an economic contract, such as buying and selling or debt. riba also refes to
the exces of principal amount lent by the lender to the botmrrower.
Abstrak: jual beli merupakan aktivitas muamalah menukar sesuatu dengan sesuatu yang
diinginkan dan bernilai sekan dan melalui cara tertentu yang bermanfaat Islam memandang jual
beli sebagai sarana tolong-menolong antar sesama manusia untuk dapat memenuhi
kebutuhannya yang tanpa batas dengan keterbatasan sumber daya yang ada cuma Oleh karena
itu penelitian ini menganalisis tentang pemahaman jual beli dengan sistem bai bi al taqsith
(Kredit) dalam pandangan kajian disiplin ilmu fiqih yang berlandaskan Syariah Islam secara benar
dan perhatian terhadap mekanisme pelaksanaannya yang terjadi pada lembaga keuangan Islam
non bank sehingga kita semua bisa bermuamalah melakukan jual beli sesuai dengan prinsip-
prinsip syariah dan terhindar dari riba penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Pemahaman konsep kredit jual beli di masyarakat metode yang digunakan pada protein dalam
metode deskriptif kualitatif Subjek pada pasar ini adalah warga sekitar hasil pecahan ini
menjelaskan bahwa adalah suatu kegiatan pengambilan nilai tambah yang memberatkan dari
sebuah akad perekonomian seperti jual beli maupun utang piutang bebas juga merujuk pada
kelebihan dari sejumlah uang pokok yang dipinjam oleh pemberi pinjaman ke orang yang
meminjam.
Pendahuluan
Hukum-hukum mengenai muamalah telah dijelaskan oleh Allah subhanahu wa ta’ala di dalam
Alquran dan dijelaskan pula oleh Rasulullah Dalam as-sunnah yang suci adanya penjelasan itu perlu,
karena1 manusia memang sangat membutuhkan keterangan tentang masalah tersebut dari kedua
sumber utama hukum Islam. Juga Karena manusia memang membutuhkan makanan untuk
memperkuat kondisi tubuh membutuhkan pakaian tempat tinggal kendaraan dan lainnya yang
1 Fajar Khairul Anam"Hukum jual beli dengan opsi harga tunai dan kredit
Dalam syariah ada yang dinamakan dengan jual beli taqshid atau jual beli kredit yang akan
coba Saya bahas jadi titik jual beli sistem kredit datang menyeruak diantara segala sistem bisnis yang
ada titik sistem ini mulai diminati banyak kalangan Karena rata-rata manusia itu kalangan menengah
kebawah, yang mana kadang-kadang mereka terdesak untuk membeli barang-barang tertentu yang
tidak bisa dia beli dengan kontan, maka Kredit adalah pilihan yang mungkin dirasa tepat namun ada
sebuah pertanyaan besar yang muncul, itu apa hukum jual beli kredit secara Islam halal kah atau
haram? Dan pemakalah juga akan mencoba membahas arti dari jual beli dan syarat-syaratnya dan
pengertian kredit.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap jual beli dengan sistem bai ' bi al taqsith.
2. Bagaimana pandangan menurut sebagian para ulama mengenai tentang pemahaman jual beli
dengan sistem bai' bi al taqsith.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui akad jual beli dengan sistem bai 'bi al taqsith.
2. Untuk mengetahui tinjauan normatif hukum Islam terhadap jual beli dengan sistem bai' bi al
taqsith.
Pembahasan
Jual beli dengan sistem Kredit adalah jual beli yang dilakukan tidak secara kontan di mana
pembeli sudah menerima barang sebagai objek jual-beli, namun belum membayar harga, baik
keseluruhan maupun sebagian, pembayaran dilakukan secara angsur Sesuai dengan kesepakatan,
Sulaiman bin Turki mendefinisikan jual beli kredit: jual beli kredit yaitu dimana barang
diserahterimakan terlebih dahulu, sementara pembayaran dilakukan sementara waktu kemudian
Berdasarkan kesepakatan.
Ulama dari empat madzhab Syafi’iyah hanafiyah malikiyah, Hanbal Iya, Zaid bin Ali dan
mayoritas ulama membolehkan jual beli dengan sistem ini Baik harga barang yang menjadi objek
transaksi sama dengan harga cash maupun Lebih tinggi titik namun demikian mereka mensyaratkan
kejelasan akan, yaitu adanya kesepahaman antara penjual dan pembeli bahwa jual-beli itu memang
dengan sistem kredit. Dalam transaksi semacam ini biasanya si penjual menyebutkan dua harga,
yaitu harga cash dan harga kredit. Si pembeli harus jelas hendak membeli dengan cash atau kredit.
Sebagai deskripsi untuk menjelaskan hal di hendak menjual motornya, ia menawarkannya kepada
Aji” Aji berilahmotor ini kalau cash 50 juta kalau kredit selama 1 tahun 65 juta. “ kemudian Aji
menjawab “Oke, aku beli dengan sistem kredit 65 juta dalam satu tahun maka transaksi semacam ini
dibolehkan titik berbeda jika terjadi tawar-menawar atau transaksi yang tidak jelas. Misalnya Andi
"Siki belilah motorku ini kalau cash 50 juta kalau kredit selama 1 tahun 65 juta." kemudian Kiki
menjawab "Oke aku beli".
Jual beli kredit atau angsuran tidak tunai adalah titik 2 transaksi jual-beli, dimana barang Diterima
pada waktu transaksi dengan pembayaran tidak tunai dengan harga yang lebih mahal daripada harga
tunai serta pembeli melunasi kewajibannya dengan cara angsuran tertentu dalam jangka waktu
tertentu hakikat membeli barang secara kredit adalah membeli barang dengan cara berhutang tidak
dianjurkan dalam syariat Islam kecuali seseorang sangat membutuhkan barang tersebut dan ia
merasa mampu untuk melunasinya maka tidak dianjurkan seorang muslim untuk memberi barang
yang merupakan kebutuhan mewah secara kredit, menurut fiqih jual beli dengan pembayaran tidak
tunai disebut dengan bai' ajal( jual beli tidak kontan) pembayarannya mungkin diangsur mungkin
sekaligus mungkin pula ada uang muka komat dari empat madzhab Syafi'iyah, hanafiyah malikiyah
dan hanabilah, Zaid bin Ali dan mayoritas ulama membolehkan jual beli dengan sistem ini Baik harga
barang yang menjadi objek transaksi sama dengan harga cash maupun lebih tinggi, namun demikian
mereka mensyaratkan Kejaksaan akan, yaitu adanya kesepahaman antara penjual dan pembeli
bahwa jual-beli itu memang dengan sistem kredit, dalam transaksi macam ini biasanya si penjual
menyebutkan dua harga, itu harga cash dan harga kredit, si pembeli harus jelas hendak membeli
dengan cash atau kredit, jual beli dengan cara mengangsur pembayaran harga barang dalam kurun
waktu tertentu dan jumlah nominal tertentu belum ada pada zaman Rasul juga beli kredit dalam
istilah fiqih muamalah 3
kontemporer disebut lbai' bi al taqsith, model jual beli masyarakat Arab pada abad 7 masehi baru
mengenal jual beli tangguh bayar belum sampai pada cara mengangsur, Pada masa itu telah dikenal
banyak model jual beli dengan pembayaran tangguh, seperti jual beli Inah, model ini dilakukan untuk
menghindari riba Pada masa ini umumnya di lembaga keuangan syariah menggunakan model jual
beli ini sebagaimana yang dipaparkan bahwa produk-produk lembaga keuangan syariah yang
didalamnya mengandung unsur akan baik Indah antara lain, pembiayaan modal kerja, kartu kredit
Syariah pembiayaan dan renovasi rumah dan pembiayaan berbasis emas, tetapi di sisi lain,
perbankan syariah telah melakukan pembaharuan dengan model jual beli angsuran sesuai dengan
2 Qs Al-baqarah:282
3 Sulaiman bin Turki, Bai' al-Taqsith wa Ahkamuhu'(Saudi Arabia:Dar Isbiliya) ll/351sebagaimana dikutip oleh imam Mustofa, "fiqih Mu'amalah Kontemporer"
Telah terjadi perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang hukum jual beli dengan cara kredit,
penyebab dari perbedaan pendapat ulama tersebut adalah terletak pada akarnya penambahan
harga sebagai konsekuensi dari ditundanya pembayaran Apakah ia masuk tidak kepada larangan
hadis yang berbunyi:
“ Dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW salam, bahwasanya beliau melarang dua transaksi jual beli
dalam satu transaksi jual beli "(HR. Tirmidzi, Nasai' dan lainnya)
Jumhur ulama Fiqih, seperti Abu Hanifah, Muhammad bin Idris As Syafi'i, Sa'id bin Ali koma-koma
abu tsaur dan muayyid Billahi berpendapat bahwa jual-beli yang pembayarannya ditangguhkan dan
ada penambahan harga untuk pihak penjual titik menurut jumhur menetapkan bahwa seseorang
pedagang boleh menaikkan harga menurut yang pantas, karena pada asalnya dalam urusan
Muamalat boleh selagi belum ada Nash yang mengharamkannya, sebaliknya kalau sampai pada
batas kezaliman maka hukumnya berubah menjadi haram. 5
Jual beli angsuran pada praktiknya ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu syarat terkait harga,
cara-cara angsuran dan syarat tujuan akad pertama, cara terkait harga(tsaman) antara lain:a) jual
beli angsuran bukan pertukaran benda ribawi the party barter, harus jelas jumlah hutang dan harus
jelas pula yang dibayarkan pada tiap-tiap angsurannya,b) jumlah angsuran yang dibayar setiap
periodenya harus merupakan hutang dalam bentuk uang bukan barang.c) barang yang
diperjualbelikan harus bisa diserahterimakan pada saat akad(bisa ditangguhkan) karena jika
dilakukan secara tangguh ada risiko terjadinya jual beli hutang dengan hutang, kedua, syarat terkait
cara pengangsuran(taqsith) antara lain :a) jangka waktu hutang harus lebih baik jangka waktu
totalitasnya, misalnya 12 bulan dan waktu pembayarannya b) jual beli angsuran harus termasuk
Munjiz. Jual beli angsuran harus terhindar dari hal atau syarat yang sifat muallaq dan dicirikan
dengan setiap pertambahan nilai atau pertambahan alamiah atas barang yang diperjualbelikan
termasuk milik dari pembeli dan pembeli berhak menggunakan dan memanfaatkan selama tidak
menyala perjanjian, ketika pemasaran secara terkait karakter akan jual beli angsuran antara lain:a)
pemindahan kepemilikan barang yang diperjualbelikan yakni berpindah pemilik yakni menjadi
kepemilikan pembeli sejak akan dilakukan b) barang yang diperjualbelikan harus diserang terimakan
dari penjual kepada pembeli pada saat dilakukan. 6
Secara umum, jual beli dengan sistem kredit diperbolehkan oleh Syariah. Hal ini
berdasarkan pada beberapa dalil, diantaranya adalah: ياايهاالذين امنوااذا تداينتم بدين الى اجل مسمى فاكتبوه
وليكتب) بينكم كاتب با العدل وال ياءب كاتب ان يكتب كما علمه اهلل
"Hai orang-orang yang beriman, Apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.(Qs.Al baqarah:282).
4 Kasmudi Assidiq dan Ardito Bhinadi, "Berbagai transaksi yang diharamkan dan Akad- akad produk Lembaga keuangan syariah" (Gresik dan Yogyakarta, 2013),h 22
6 Hendi Suhendi, fiqih muamalah, (Jakarta :PT Raja Grafindo, Persada, 2005),h.70 sebagaiman dikutip oleh Dita Septiyani, Disertasi Doktor, "pengaruh jual beli kredit terhadap
pola konsumtif Ibu rumah tangga" (Metro stain jurnal siwo Metro, 2014),h,20
Kementerian waqaf dan Urusan Agama Islam Kuwait semua sepakat bahwa tidak
ada larangan bagi penjual menentukan harga secara kredit lebih tinggi dari pada
ketentuan harga kontan, penjual boleh saja mengambil keuntungan dari penjualan
secara kredit dengan ketentuan dan perhitungan yang jelas dalil-dalil yang digunakan
oleh pendapat ini diantaranya adalah dalil dalil yang memperbolehkan jual beli dengan
pembayaran tertunda.
)ياايهاالذين امنوا اذا تدا ينتم بدين الى اجل مسمى فاكتبوه
"Hai orang-orang yang beriman, Apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk
waktu yang ditentukan hendaklah kamu menulisnya.(Qs.Al-baqarah :282).
Ayat diatas adalah dalil bolehnya akad utang-piutang, sedangkan akan kredit
merupakan salah satu bentuk hutang, sehingga keumuman ayat diatas bisa menjadi
dasar bolehnya akan kredit dengan syarat penjual dan pembeli sepakat dengan
ketentuan dan si pembeli yaitu dengan kesepakatan menambah harga dalam jangka
waktu yang telah ditentukan saat akan melakukan transaksi dengan memusyawarahkan
kenaikan harga jika akan dibayar dlansur (bertahab dalam pembayaran dengan kenaikan
harga yang telah ditentukan dan waktu jatuh tempo yang telah disepakati bersama)8
Oleh karena jual beli ini merupakan suatu perbuatan hukum yang mempunyai
konsekuensi terjadinya peralihan hak atas sesuatu barang dari pihak penjual kepada
pembeli, maka dengan sendirinya dalam perbuatan hukum ini haruslah dipenuhi rukun
dan syarat sahnya jual beli, mengenai rukun dan syarat jual beli hanya Ijab dan qobul
8 Dimyauddin Djuwaini, pengantar Fiqh muamalah, (Yogyakarta :pustaka pelajar, 2010),H.111 sebagaimana dikutip oleh dita Septiyani, disertasi doktor: " pengaruh jual beli
kredit terhadap pola konsumtif ibu rumah tangga" ( metro: stain jurai ciwalk Metro, 2014) h,20.
Ijab qobul adalah salah satu bentuk indikasi yang meyakinkan tentang adanya rasa suka
sama suka titik Bila pada waktu ini kita dapat menemukan cara lain yang dapat
ditempatkan sebagai indikasi mereka saling mengganggu atau saling menandatangani
sebuah dokumen, maka yang demikian telah memenuhi unsur suatu transaksi. Misalnya:
Andi membeli motor dengan kredit seharga 30 juta dan harga jika dibeli dengan cash
Yaitu 25 juta Sebelum mandi membayar separuh harga motor Andi sudah mengetahui
jumlah kenaikan harga jika dibeli secara kredit sebelumnya Andi sudah bermusyawarah
dengan penjual Berapa harga jika dibeli dengan kredit, berapa lama jatuh tempo dan
berapa uang yang harus disetor setiap bulannya, Ketentuan tersebut sudah disepakati
bersama dengan menuliskan ketentuan-ketentuan dan ditandatangani bersama di atas
materai9 dengan penuh Kerinduan titik Hal tersebut menurut saya sah-sah saja dan tidak
diharamkan10 hukumnya karena tidak merugikan kedua belah pihak.
a) Berakal, agar tidak terkecoh, orang yang gila atau bodoh tidak sah jual belinya.
Adapun yang dimaksud berakal, Yaitu dapat membedakan atau memilih mana
yang terbaik bagi dirinya, dan apabila salah satu pihak tidak berakal maka jual
beli yang diadakan di dasar karena jika salah satu atau si pembeli tidak mau
menaruh akan kenaikan harga jika dibayar bertahap maka jual beli tersebut tidak
sah atau hukumnya diharamkan.
b) Dengan kehendaknya sendiri(bukan dipaksa), bahwa dalam melakukan perbuatan
jual beli tersebut salah satu pihak tidak melakukan suatu tekanan atau paksaan
kepada pihak lainnya sehingga pihak yang lain tersebut melakukan perbuatan
jual beli bukan lagi disebabkan kemauannya sendiri kok rapi disebabkan adanya
unsur paksaan, jual beli yang dilakukan bukan atas dasar "kehendaknya sendiri"
adalah tidak sah, Adapun yang menjadi dasar bahwa suatu jual beli harus
dilakukan atas dasar kehendak sendiri para pihak dapat dilihat dalam ketentuan
Alquran surat an-nisa ayat 29 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman
janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah maha
penyayang kepadamu. "
Di dalam ilmu fiqih, akad jual beli kredit lebih familiar dengan istilah jual
beli taqsith itu sendiri berarti membagi atau menjadikan sesuatu berapa bagian.
Meskipun sistem ini adalah bentuk sistem klasik, namun terbukti hingga kini
masih menjadi trik yang sangat jitu untuk menjaring pasar, bahkan sistem ini
Fiqh Hanafiyyah
Fiqh Malikiyah
Fiqh Hanbali
Jual beli secara kredit asalnya boleh selama tidak melakukan hal yang terlarang.
Namun perlu diperhatikan bahwa kebolehan jual beli kredit Harus melihat beberapa
kriteria jika tidak diperhatikan seseorang bisa terjatuh dalam jurang riba.
Jika salah satu dari dua syarat diatas tidak bisa terpenuhi maka akan terjerumus
pada pelanggaran norma pertama boleh jadi membeli sesuatu yang belum
diserahterimakan secara sempurna artinya belum menjadi milik bangsa namun sudah
dijual pada pembeli dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma Rasulullah Shallallahu Alaihi
Wasallam bersabda yang artinya: Barang siapa yang membeli bahan makanan, maka
janganlah ia menjualnya kembali hingga ia selesai menerimanya. "Ibnu Abbas
mengatakan," aku berpendapat bahwa segala sesuatu hukumnya sama dengan barang
Hadits Riwayat Bukhari nomor. 2136 dan Muslim nomor. 1525).
Jika menjualnya sebelum selesai pembayaran maka bisa jadi terjerumus dalam
riba karena bentuknya sama dengan mengutamakan mobil pada pembeli, lalu mengeruk
keuntungan dari utang padahal para ulama ijma akan haramnya keuntungan bersyarat
yang diambil dari utang piutang.12
Transaksi jual beli merupakan aktivitas yang dibolehkan dalam Islam, baik disebutkan dalam Alquran dan
alhadist
1. Al-quran
Merupakan kumpulan wahyu Allah yang disampaikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam
dengan perantara malaikat jibril untuk mengatur hidup dan kehidupan umat Islam pada khususnya dan umat
manusia pada umumnya.
2.Hadist
Adalah segala apa yang datangnya dari Nabi Muhammad Shalallahu Wassalam, baik berupa segala perkataan
yang telah diucapkan, perbuatan yang pernah dilakukan pada masa hidupnya ataupun segala hal yang
dibiarkan berlaku.
Jumhur ulama yang memperbolehkan jual beli kredit berhujjah dengan ayat hadits dan kaidah fiqhiyah:
1. Firman Allah subhanahu wa taala dalam surat al-baqarah ayat 275 yang berbunyi:
" padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ".
Keumuman ayat ini menunjukkan dihalalkannya jual beli, baik dilakukan dengan 2 harga cash dan kredit
maupun jual beli hanya dengan harga cash.
" Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu".
Menurut jumhur ulama di antara sistem pembayaran dalam jual beli adalah dengan sistem kredit, jual-beli
dengan kredit ke merupakan bagian dari cara untuk mendapatkan keuntungan kredit merupakan bagian dari
jual-beli dan bukan bagian dari riba.
Membayar harga cara kredit di perbolehkan ko masakan tempo atau waktu ditentukan dan jumlah
pembayaran telah ditentukan sesuai kesepakatan.
"Dari Aisyah radhiyallahu anhuma berkata" burairah menebus dirinya dari majikan dengan layar 9 awak setiap
tahun, dan ini merupakan pembayaran secara kredit".
Hal ini tidak diingkari oleh Nabi, bahkan beliau menyetujuinya tidak ada perbedaan, Apakah harga sama
dengan harga konstanta ditambah karena adanya tempo pembayaran.
" dari Abdullah Ibnu bin Amr Ibnu Al ash radhiallahu anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
menyuruhnya untuk menyiapkan pasukan tentara, tetapi untah untah telah habis, lalu Beliau menyuruhnya
agar menghutang dari unta zakatnya ia berkata tidak 2 aku mengutang seekor unta akan dibayar dengan 2
ekor unta zakat. "
Hadits ini dengan jelas menunjukkan diperbolehkan menambah harga karena pembayaran yang
ditunda(Kredit)
6. Ulama yang memperbolehkan jual beli dengan sistem kredit juga berhujah dengan kaidah:
"Pada dasarnya hukum muamalah adalah halal kecuali ada dalil yang melarangnya"
Tidak ada dalil yang melarang jual beli dengan sistem kredit, berdasarkan kaidah di atas, maka berarti jual beli
semacam ini hal-hal ini dikembalikan ke hukum dasar muamalah yaitu halal. Transaksi semacam ini juga
berbeda dengan riba nasiah, karena jual beli kerit pertambahan harga sebagai ganti atas barang yang dijual
dan tempo yang diberikan, sementara dalam riba nasiah pertambahan uang hanya sebagai ganti atau
penundaan Pembayaran utang.
" dari Ibnu Abbas radhiallahu Anhu Beliau berkata: Ketika Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tiba di kota
Madinah, sedangkan Penduduk Madinah telah biasa memesan buah kurma dalam tempo waktu 2 tahun dan 3
tahun, maka beliau bersabda, "barangsiapa yang memesan sesuatu maka hendaknya ia memesan dalam
jumlah takaran yang telah diketahui( oleh kedua belah pihak) dan dalam timbangan yang telah diketahui( Balai
kedua belah pihak), serta hingga tempo yang telah diketahui( oleh kedua belah pihak) pula". 13
Logika yang dapat diambil dari hadits di atas yaitu dengan mafhum muwafaqah titik hadis di atas menjadi dalil
diperbolehkannya jual beli salam jual beli dimana sang pembeli melunasi terlebih dahulu harga barang,
sementara barang masih dalam proses pembuatan atau pemesanan dan(inden) dan akan diserahkan sesuai
dengan waktu yang telah disepakati kedua belah pihak, apabila membayar lunas terlebih dahulu dan
penyerahan barang di kemudian waktu diperbolehkan, berarti apabila yang terjadi, Sebaliknya juga boleh,
yaitu penyerahan barang terlebih dahulu. Kemudian pembayaran harga kemudian waktu, baik harga sama
dengan harga cash maupun bertambah karena Seiring dengan berjalannya waktu. 14
Terlebih jual beli kredit harus memenuhi berbagai Persyaratan yang telah ditetapkan ulama, persyaratan
tersebut adalah sebagai berikut:
13 Dimyauddin Djuwaini, pengantar fiqih..., H. 111 sebagaimana dikutip oleh Dita Septiyani, Disertasi Doktor :" pengaruh jual beli kredit terhadap konsumtif Ibu rumah tangga
14. Muhammad 2008,manajemen pembiayaan mudharabah di bank syariah strategi memaksimalkan return dan meminimalkan risiko pembiayaan di bank syariah sebagai
2. Penjual merupakan pemilik sempurna barang yang dijual tidak diperbolehkan seseorang menjual barang
yang bukan miliknya, atau barang masih dalam penguasaan pihak lain.
" dari hakim bin Hizam, "Beliau berkata kepada Rasulullah SAW wahai Rasulullah ada orang yang
mendatangiku titik orang tersebut ingin mengadakan transaksi jual-beli, dengan, barang yang belum aku miliki
aku memberikan barang tertentu yang dia inginkan di pasar setelah bertransaksi dengan orang tersebut?,
kemudian, nabi bersabda, "janganlah engkau menjual barang yang belum kau miliki."
Konsekuensi dari adanya syarat di atas, maka sebuah lembaga pembiayaan tidak diperbolehkan membuat
kesepakatan jual beli secara kredit dengan konsumen, selama barang yang menjadi objek jual beli belum
berada di bawah kepemilikan lembaga tersebut hal ini sama saja menjual barang yang bukan hak miliknya.
4. Hendaknya barang dan harga buka jenis yang memungkinkan terjadinya riba nasiah.
7. Waktu pembayaran jelas, Sesuai dengan kesepakatan, berapa kali angsuran berapa pembayaran tiap
angsuran dan sampai kapan pembayaran terakhir harus jelas yang tidak boleh diingkari oleh suatu pihak.
8. Hendaknya pembayaran dilakukan secara angsur, tidak boleh dibayarkan secara langsung. Namun demikian,
dalam kitab Al muntakhobat Min fatawa Al Fauzan diperbolehkan membayar sekaligus dalam jual beli kredit.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas Kredit adalah sebagai berikut:
1.Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang barang atau jasa akan
benar-benar diterima di masa tertentu di masa datang.
2. Kesepakatan
Di samping unsur percaya di dalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit
dengan si penerima kredit.
3.Jangka Waktu
Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa
pengembalian kredit yang telah disepakati.
4.Risiko
Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu risiko tidak tertagih and atau
macet pemberian kredit semakin panjang satu kredit semakin besar risiko nya Demikian pula sebaliknya
adanya unsur-unsur kredit yang diuraikan di atas yang penting dalam melakukan suatu
transaksi kredit, karena unsur tersebut untuk meyakinkan antara si pemberi kredit dan penerima kredit,
karena adanya rasa kepercayaan sing kreditur yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar aman.
Di dalam jual berkedip memiliki rukun dan syarat yang sama seperti pada label biasanya, yaitu :
Yaitu ikatan kata antara penjual dan pembeli ialah ikatan kata antara penjual dan pembeli, jual beli wi-
fi belum dikatakan sah sebelum Ijab dan qabul dilakukan sebab ijab qobul menunjukkan kerelaan (keridhoan).
Ijab qobul dilakukan dengan lisan dan tulisan
Adanya dua pihak yaitu penjual dan pembeli, ma'qud 'alaihi (objek akad) / benda-benda yang
diperjualbelikan, ma'qud alaih adalah barang-barang yang bermanfaat menurut pandangan syara.
c. Ada harga yang disepakati kedua belah pihak yang pembayarannya ditangguhkan.
Dengan adanya kredit dalam meningkatkan daya guna uang Maksudnya jika uang hanya disimpan saja yang
tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna dengan diberikannya kemudian uang tersebut menjadi
berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.
Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengolah barang yang tidak
berguna menjadi berguna atau bermanfaat.
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah kau wilayah lainnya sehingga
jumlah barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula
meningkatkan jumlah barang yang beredar.
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang
diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat.
Suatu akad kredit akan berakhir apabila telah lunas cicilan kredit nya atau terjadi kecacatan dalam kredit
tersebut seperti yang disebutkan oleh mariawan Darus badrulzaman, "Apabila terjadi cacat pada kesepakatan
maka perjanjian dapat dikatakan(pasal 1321 KUHP perdata). Kredit merupakan salah satu perjanjian jual beli
yang ditangguhkan komen tentunya memiliki poin poin kesepakatan yang harus dijalankan masing-masing
pihak.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, bisa ditarik garis kesimpulan sebagai berikut:
Bai’bi al-taqsith(kredit) adalah pembayaran secara tertunda dan dalam bentuk cicilan
dalam waktu-waktu yang ditentukan. Para ulama berbeda pendapat mengenai masalah
ini ada yang mengharamkan dan ada yang membolehkan.dan yang paling umum adalah
dibolehkannya jual beli kredit dengan Beberapa syarat dan ketentuan. sedangkan yang
mengharamkan adalah jika transaksi tersebut tidak mengandung kejelasan.
Saran
Daftar Pustaka
Imam Mustora, fiqih muamalah kontemporer, Rajawali pers, Jakarta, 2016
Ahmad Fadlan Lubis, analisis perilaku masyarakat Muslim terhadap transaksi jual-beli,
dalam jurnal ekonomi dan keuangan, Desember Vol. 1,no. 1,2 2012
Muhammad shir shir, Bai’ Al_murabahah Lil Amir BI Al_syira, Digital Library
Al_maktabah Al-sya olah Al-isdar Al-dani, 2005
Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah studi tentang teori akan dalam fikih
Muamalat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007
An dri Ridwansyah putra, Disertasi Doktor :Transaksi jual beli kendaraan melalui bank syariah dengan
menggunakan akad murabahah "(Makasar:fakultas Hukum universitas Hasanuddin Makassar, 2013)
Dita Septiyani Disertasi Doktor :(2014)" pengaruh jual beli kredit terhadap konsutifibu rumah
tangga"Metro :stain jual siwo Metro.
15