PENGARUHNYA DI INDONESIA
DI SUSUN UNTUK MELENGKAPI PERSYARATAN PESERTA
INTERMEDIATE TRAINING (LKII) CABANG BANDUNG
KODE MAKALA D
1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Puji syukur marilah kita selalu kita panjatkan kepada allah subhana
wataaala yang telah memberikan rahmat dan karunianya hingga hari ini.tak lupa
shalawat serta sal;am kita curahkankepada nabih Muhammad SAW,
keluarganya,sahabatnya,serta umatnya hingga akhir jaman.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah dan bunda yang senantiasa
memberikan dukungan baik moril maupun materil. Tak lupa ucapan terima kasih
jugapenulis sampaikan kepada teman teman maupun senior senior komisariat unis
yang senantiasa memberikan masukan sehingga makala ini bisa tepat pada
waktunya.
Dengan tersusunya makala ini, penulis berharap telah memenuhi salah satu
syarat untuk mengikuti Latihan Kader II ( intermediate training) HMI CABANG
BANDUNG. Selain itu,penulis berharap semoga makala ini dapat bermanfaat,
baik bagi penulis teman teman kader HMI, dan masyarakat luas.
Bilahgittaufiq wa hidayah
Tangerang,juli 2018
penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.3.Tujuan ....................................................................................................3
BAB 2 : PEMBAHASAN
BAB 3 : PENUTUP
3.1.Kesimpulan .........................................................................................25
3.2.Saran.............. .....................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembaca tentu tak asing lagi dengan ideologi-ideologi seperti
komunisme, liberalisme, sosialisme, Pancasila dan lain sebagainya. Karena
ideologi-ideologi itu seringkali dilontarkan untuk merujuk pada ideologi yang
dianut sekelompok orang atau untuk menyebut ideologi diri sendiri. Sebagai
contoh, seorang fasis akan melihat diri atau bangsanya sebagai bangsa yang
superior sehingga meremehkan bangsa lain. Pada contoh lain, kita melihat
seorang sosialis akan menyuarakan hak-hak kelas pekerja, sementara
sebaliknya, kelompok liberal terus menyuarakan kebebasan individu dan
menuntut negara-negara komunis atau sosialis untuk tidak menutup mata
terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia.
Namun demikian, sekalipun istilah ideologi sering diucapkan, tak banyak
orang yang mengetahui maknanya secara tepat atau mengetahui nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Kenyataan ini ditegaskan oleh ilmuwan politik,
David Mclellan (Heywood, 1998: 5) yang menyatakan bahwa ideologi
merupakan konsep yang sulit dipahami.
Ideologi komunisme tenttu kita tidak asing lagi dengan kata kata itu ini
mnjadi problematika negara indonesia pada saat itu apakah komusime itu
seperti apa komunisme itu bagaimana komunisme di indonesia mari kita bahs
1.2 Rumusan masalah
1. Pengertian komunisme
2. Ide dasar komunisme
3. Sejarah perkembangan komunis
4. Sejarah perkembangan paham komunis di indonesia
1.3 Tujuan
Tujuan dari ditulis nya makalah ini adalah agar pembaca paham apa itu
ideologi terlebih ideologi komunisme yang sangat berpengaruh di dunia
termasuk yg berkembang paham ideologi komunisme,bagaimana pendapat
para ahli tentang ideologi komnusime ,sejarah ideologi komunisme yang ada
di dunia maupun yang ada di indonesia,bentuk ideologi serta macam-macam
ideologi yang ada di
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunisme
1
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Sejarah Idelogi Dunia, (Jogjakarta: Eye on The
Revolution Press, 2010), h.14
5
sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan,
dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. 2
Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada
rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme. Secara umum
komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama
adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi
Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme
diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun
2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos.
6
banyak jumlahnya bergelimang papa sengsara, 2] Cara untuk merombak
ketidakadilan ini adalah dengan jalan melaksanakan sistem sosialis, yaitu sistem
dimana alat produksi dikuasai negara dan bukannya oleh pribadi swasta, 3] Pada
umumnya, satu-satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini
adalah lewat revousi kekerasan, 4] Untuk menjaga kelanggengan sistem sosialis
harus diatur oleh kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.
Tiga dari ide pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx, sedangkan ide
yang keempat berasal dari gagasan Marx mengenai “diktatur proletariat”,
sementara itu lamanya berlaku kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan
langkah-Iangkah Lenin dan Stalin daripada gagasan tulisan Marx, Hal ini
nampaknya menimbulkan anggapan bahwa pengaruh Marx dalam Komunisme
lebih kecil dari kenyataan sebenamya, dan penghagaan orang-orang terhadap
tulisantulisannya lebih menyerupai etalase untuk membenarkan sifat “keilmiahan”
dari pada ide dan politik yang sudah terlaksana dan diterima.
Inilah suatu ide yg sering kita baca di dalam buku buku atau sejarah sejarah
lainnya yang berhubungan dengan komunis
7
perjuangan dengan cara revolusioner, kelompok ini disebut Bolshevic.
Golongan ini berhasil memegang kekuasaan tertinggi di Rusia dibawah
kepemimpinan Lenin, didukung Trotsky57, yang dilanjutkan oleh Stalin,
Kruschev, Beznev, Androvov, Chernenko sampai Gorbachev.
8
persamaan hak atau keinginan melepaskan diri dari satelit Uni Sovyet seperti
Geogia, Rumania, Polandia, Hongaria, Chekoslovakia dan Afganistan di era
1950-an sampai 1970-an.
9
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan
prinsip agama adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang
rasional dan nyata.
10
dalam pergerakan nasional. Pada tahap itu orang Eropa anggota ISDV
Belanda boleh masuk Insulinde sebagai anggota individual. Pimpinan
Insulinde dan Sarekat Islam bersifat kelas menengah, tetapi senang dan
bersyukur menerima bantuan dari ISDV, dan hanya kaum sosialis siap
membantu pada saat itu.
Namun demikian, tak terelakkan konflik mulai timbul antara
kepemimpinan ISDV dan Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV
menegaskan bahwa pejuangan melawan penjajahan Belanda harus didukung
kaum sosialis, dan menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan melawan
sistem kaptialis. Pimpinan kelas menegah Insulinde (seperti para pemimpin SI
kemudian) secara naluriah menolak dengan keras pikiran itu, dan
mengedepankan “teori dua tahapan”. Dalam ISDV sendiri aliran refomis
meninggalkan partai itu di tahun 1916 dan mendirikan Partai Sosial Demokrat
Indonesia (ISDP), yang dalam waktu singkat langsung dekat dengan
pemimpin kelas menengah nasionalis. Di sisi lain, ISDV makin digemari dan
dihormati kaum militan Indonesia karena berani dan berprinsip dalam hal
politik lokal. Walaupun diserang para pemimpin nasionalis karena banyak
yang berketurunan Belanda, hal ini tidak merupakan rintangan dalam
perjuangan membangun organisasi revolusioner, dan merebut dukungan
massal.
Banyak masalah sulit yang dihadapi oleh ISDV di periode awal bangkitnya
gerakan politik massa ini. Pada 1915-18 penguasa Belanda menanggapi
gerakan massa yang tumbuh dengan mendirikan semacam “Volksraad” yang
bertujuan membendung militansi massa. ISDV – berlawanan dengan
pimpinan nasionalis dan ISDP – pada mulanya memboikot badan ini, tetapi
kemudian membatalkan keputusan itu ketika mulai jelas bahwa Volksraad itu
dapat dimanfaatkan sebagai medan propaganda revolusioner.
Sneevliet juga memegang peran penting dalam Serikat Staf Kereta Api dan
Trem (VSTP), pada saat itu kecil saja, dan sebagian besar anggotanya berkulit
putih. Sneevliet mengarahkan VSTP kepada bagian besar buruh yang pribumi,
dan pada saat bersamaan berusaha menguatkan struktur organisasinya dengan
11
menegaskan pentingnya pengurusan cabang cabang yang baik, juga
konperensi tahunan, penarikan sumbangan anggota, dsb. Dalam jangka waktu
singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan sebagian besar pribumi.
Kesuksesan VSTP meraih hormat bagi gerakan sosialis, dan memungkinkan
Sneevliet merekrut para aktivis buruh ke dalam ISDV. Yang terpenting di
antaranya adalah Semaun, seorang pemuda buruh perusahaan kereta api yang
pada tahun 1916 (saat berusia 17 tahun), menjadi kepala Serikat Islam di
Semarang, dan di kemudian hari menjadi tokoh penting dalam PKI.
Liberalisme Belanda tidak mendorong perjuangan buruh. Pemogokan
dibalas dengan PHK massal, pembuangan para aktivis ke pulau-pulau
terpencil, dan tindakan apa saja yang perlu untuk menghancurkan gerakan
buruh. Dalam periode itu jarang sekali pemogokan buruh menemui
kesuksesan, dan tidak mungkin berhasil memengaruhi perjuangan luas.
Dilawan oleh majikan yang kuat, terbatas kemungkinan memajukan kondisi
kaum buruh lewat perundingan.
Meskipun demikian gerakan serikat buruh bertahan dan berkembang.
Kenyataan ini hanya bisa diterangkan dengan kekuatan dan daya tahan kaum
buruh, dengan tumbuhnya jumlah dan pengalaman kaum buruh, dan di pihak
lain, diterangkan oleh kenyataan bahwa perjuangan serikat buruh] tidak dapat
dipisahkan dari perjuangan yang lebih luas yang dilakukan oleh rakyat
Indonesia dalam melawan penindasan dan penghisapan pemerintah Belanda.
Sebagian besar kaum petani tetap mengikuti adat dan agama, kelihatannya
pasif kalau ditindas, petani pada waktu itu pandangannya terbatas oleh
kepentingan dan masalah kehidupan desa, tidak dapat diharapkan menunjang
program sosialis dengan pemikiran yang termaju. Kaum petani hanya bisa
memihak segi program sosialis yang merefleksikan kepentingan kaum tani
sendiri, dan memihak perjuangan militan yang membantu tuntutan itu. Namun
dukungan seperti itu juga biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak lengkap,
selaras dengan karakter kaum tani sendiri – yaitu suatu kelas yang heterogen,
produsen kecil yang terisolir, dan yang menurut kepentingan sendiri. Oleh
karena itu kaum petani mungkin memihak kaum buruh, tetapi juga mungkin
12
memihak demagogi kaum nasionalis, mistik agama atau aliran lain yang
menawarkan pemecahan segera bagi persoalan kongkrit yang mereka hadapi.
Faktor lain yang penting di Indonesia, sebagaimana juga hal ini terjadi di
dunia kolonial secara umum, ialah kelas menengah yang berpendidikan dan
berharta milik – meskipun kecil, mereka ini adalah kekuatan yang signifikan.
Kelas menengah juga sulit memihak program kaum buruh karena hanya
bergerak di bidang politik untuk menahan kepentingan sendiri kepentingan
borjuis, meskipun bertentangan dengan imperialism. Perjuangan bersama
mungkin dilakukan antara kelas buruh dan kelas menengah hanya karena
keduanya menghadapi musuh imperialisme, tetapi tujuan fundamenatal dan
metode kelas menengah berbeda dengan tujuan dan metode kelas buruh.
Kelas menengah, atau bagian-bagian darinya, dapat meninggalkan pemikiran
bersifat utopis dan dan program reaksioner mereka hanya sebab mereka
akhirnya mulai insaf bahwa tidak ada pilihan lain yang praktis, namun
kemungkinan ini akan lama prosesnya serta sangat kontradiktif dengan kelas
menengah sendiri. Mulanya kelas menengah akan berkembang secara terpisah
dari gerakan kelas buruh dan, karena menyuarakan keluhan semua lapisan
yang tertindas, mereka bisa memperoleh dukungan massal. Karena
berpendidikan dan agak makmur, mereka agak jauh dari kehidupan orang
biasa, tetapi oleh karena itu pula mereka makin yakin dan pandai, dan makin
berwibawa di mata kaum petani dan sebagian kaum buruh yang terbelakang.
13
nasional SI. Sesudah berberapa tahun kontrol pimpinan SI yang kurang cakap
mengalami perpecahan, kecuali di berberapa serikat pegawai (pekerja kerah
putih).
Dalam pengertian perspektif dan teoris, di satu sisi, sebagai organisasi kader
ISDV amat lemah. Pengusiran Sneevliet dari Indonesia pada tahun 1918
meninggalkan jurang tak terjembatani di pucuk pimpinan organisasi itu.
Tidak ada pemimpin, baik keturunan Belanda maupun pribumi, walaupun
trampil sebagai pejuang revolusioner, memiliki pengalaman dan
pemandangan marxis yang cukup luas untuk mengemudikan partai secara
tepat saat menghadapi tikungan yang tajam dan mendadak.
Potensi revolusioner ISDV yang gemilang pada era itu ditunjukkan tahun
1917-18, saat partai itu segera mendukung Revolusi Rusia dan dengan cepat
menarik implikasi revolusi itu bagi revolusi di negara Eropa dan Indonesia
sendiri. Belajar dari pengalaman Rusia, ISDV mulai mengorganisir serdadu
dan pelaut di Indonesia, dan dengan usaha itu berhasil menarik pengikut
sekitar 3,000 orang di angkatan bersenjata Belanda.
Pada akhir tahun 1918, saat Belanda di ambang revolusi, pemerintah kolonial
bingung karena kelihatannya mungkin ada perebutan kekuasaan revolusioner
di Belanda, dan mungkin sesudahnya di Indonesia juga. Pada saat itu sosial
demokrat Belanda kehilangan keberaniannya. Pemerintah kolonial
menjanjikan berberapa perbaikan situasi, dan situasi revolusioner reda.
14
Situasi di Indonesia pada tahun 1918-19 penuh gejolak, karena kisis ekonomi
menghantam para pekerja dan timbulkan perlawanan dengan kekerasan di
kalangan kaum tani. Kejadian ini melatarbelakangi pertumbuhan ISDV/PKI
secara massal, dan juga menyebabkan reaksi dari segi pemerintah.
15
banyak terbentuk serikat-serikat buruh yang menjadi wadah perkumpulan dan
konsolidasi kepentingan mereka.
Tetapi juga perlu diketahui, diantara sekian banyak tokoh PKI, Tan
Malaka yang paling moderat. Dia tidak menerima begitu saja semua doktrin
komunis. Praktek komunisme harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia,
jangan dibiasakan menjiplak begitu saja pengaruh dari luar. Tan Malaka
misalnya tidak setuju dengan faham atheis, doktrin “agama adalah candu”
tidak masuk akal baginya.
16
Kegagalan lainnya adalah mencegah PKI ikut perlawanan militer yang kita
kenal dengan Revolusi 1926 karena dia menilai PKI masih lemah
Tragisnya, ketika revolusi tersebut gagal Tan Malaka dipersalahkan oleh PKI
sebagai penyebab kegagalan. Merasa tidak cocok dengan PKI dia memilih
keluar dan membentuk PARI (Partai Republik Indonesia) (1927) dan pada
zaman Revolusi 1945 membentuk Partai Murba. Kelak Partai Murba menjadi
lawan tangguh PKI.
17
menempatkan agama atau perkara ruhani sebagai hal sangat penting dalam
hidup dan mati.
18
ajaran Islam dengan ide anti penjajahan Belanda, anti imperialisme-anti
kapitalisme dan ajaran Marxis.
Pada akhir tahun 1923 Datuk Batuah, bersama-sama dengan Nazar Zaenuddin
mendirikan pusat Komunikasi Islam di Padang panjang. Dalam waktu yang
hampir bersamaan Datuk Batuah menerbitkan harian “Pemandangan Islam”
dan dan Nazar Zaenuddin menerbitkan “Djago-Djago”. Lembaga Pusat
Komunikasi Islam dan kedua harian tersebut digunakan sebagai media
penyiaran paham komunis.
Dengan dileburnya Sarekat Rakyat ke dalam PKI, maka jumlah anggota inti
PKI Sumatera Barat meningkat berlipat ganda. Jika pada tanggal 1 Juni 1924
semua anggota inti PKI Sumatera Barat tercatat hanya berjumlah 158 Orang,
maka pada tanggal 31 Desember 1924 telah menjadi 600 orang, tiga bulan
kemudian menjadi 884 orang. Daerah-daearah yang tercatat sebagai basis
19
PKI adalah: Kota Lawas, pariaman, Sawah Lunto, Tikalah, padang dan
Silungkang.
2. Peristiwa Madiun
20
Sebelum Peristiwa Madiun, PKI juga telah melakukan kekacauan di Solo
(Surakarta) hingga menewaskan banyak perwira TNI AD dan tokoh pejuang
1945. Oleh PKI, daerah Surakarta dijadikan daerah yang kacau (wildwest).
Sedangkan Madiun dijadikan PKI sebagai basis gerilya. Pada tanggal 18
September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet
di Indonesia. Sejak saat itu, gerakan PKI ini semakin merajalela hingga
menguasai dan menduduki tempat-tempat penting di Madiun.
Agus yang juga penulis buku ‘Banser Berjihad Menumpas PKI’ ini
mengungkapkan ada ribuan nyawa umat Islam termasuk para ulama NU
menjadi korban dan simbol-simbol Islam dihancurkan.
Agus menceritakan, pada tahun 1948 itu para pimpinan Masyumi dan PNI
ditangkap dan dibunuh. Orang-orang berpakaian Warok Ponorogo dengan
senjata revolver dan kelewang menembak atau membunuh orang-orang yang
dianggap musuh PKI. Mayat-mayat pun bergelimpangan di sepanjang jalan.
Bendera merah putih dirobek diganti bendera merah berlambang palu arit.
Potret Soekarno diganti potret Moeso.
21
'Kekedjeman kaoem Communist; Golongan Masjoemi menderita paling
heibat; Bangsa Tionghoa "ketjipratan" djoega.'
Tanggal 18 September 1948 pagi sebelum terbit fajar, sekitar 1.500 orang
pasukan FDR/PKI (700 orang di antaranya dari Kesatuan Pesindo pimpinan
Mayor Pandjang Djoko Prijono) bergerak ke pusat Kota Madiun.
22
Sebelum terjadi gerakan 30 september itu, sudah beredar isu dengan
adanya Dewan Jenderal yang menyatakan bahwa beberapa petinggi Angkatan
Darat ingin mengkudeta kekuasaan Presiden Sukarno. Menanggapi isu yang
berdar, Presiden Sukarno disebut-sebut memerintahkan pasukan pengawal
istara untuk menangkap petinggi Angkatan Darat untuk di adili. Namun
sayangnya, sebelum operasi penangkapan tersebut terjadi sudah ada oknum-
oknum yang lebih dahulu membunuh mereka di lubang buaya.
Isu dokumen Gilchris, yang diambil dari nama dubes Inggris yaitu Andres
Gilchrist sudah beredar hampir bersamaan dengan isu Dewan Jenderal.
Beberapa pihak menyatakan bahwa dokumen ini sudah di palsukan oleh
intelejen Ceko, di bawah pengawasan dari Jenderal Agayant dari KGB Rusia.
Sampai saat ini belum ada bukti yang kuat tentang peran aktif Soeharno
dalam aksi penculikan para perwira-periwa tinggi Angkatan Darat. Satu-
satunya bukti bahwa sudah ada kolaborasi ketika pertemuan Soeharto, yang
saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan
Darat (Pangkostrad) dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan
Darat.
23
Beredar isu bahwa sebenarnya Soeharto sudah mengetahui tentang
gerakan yang akan di lakukan pada dini hari 30 September, namun beliau
mendiamkannya untuk meraih keuntungan tersendiri. Terbukti setelah
peristiwa 30 September tersebut, jurnal internasional mengungkap
keterlibatan Soeharto dan CIA, beberapa jurna di antaranya adalah Cornell
Paper, karya Benedict R.O’G. Anderson and Ruth T. McVey (Cornell
University), Ralph McGehee (The Indonesian Massacres and the CIA),
Government Printing Office of the US (Department of State, INR/IL
Historical Files, Indonesia, 1963-1965. Secret; Priority; Roger Channel;
Special Handling), John Roosa (Pretext for Mass Murder: The September
30th Movement and Suharto’s Coup d’État in Indonesia), Prof. Dr. W.F.
Wertheim (Serpihan Sejarah Thn 1965 yang Terlupakan).
Diatas adalah keenam nama perwira tinggi Angkatan Darat yang terbunuh
dan dibuang ke Lubang Buaya di Pondok Gede, Jakarta. Mayat mereka
ditemukan pada 3 Oktober. Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang
24
merupakan sasaran utama pada peristiwa ini berhasil selamat setelah
memanjat halaman rumahnya, namun putrinya Ade Irma Suryani Nasution
dan ajudan dia, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha
pembunuhan tersebut.
Genosida
Dengan alasan ‘keterlibatan PKI dalam G30S’, partai ini dilarang oleh
Pangkopkamtib Soeharto pada tanggal 12 Maret 1966, setelah mendapat Surat
Perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno.
Setelah itu bermula sebuah sejarah hitam bangsa Indonesia di mana ribuan
orang tak bersalah — terutama di pulau Jawa dan Bali — dibantai secara sia-
sia karena dituduh komunis. Menurut beberapa sumber antara 500.000 jiwa
sampai 2 juta jiwa tewas dibunuh. Ribuan lainnya mendekam di penjara atau
dibuang ke pulau Buru. Sebuah upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi yang
diprakarsai oleh (mantan) presiden Gus Dur, ketika ia masih menjabat sebagai
presiden diprotes beberapa partai, terutama yang berlatar belakang agama di
Indonesia. Usul rekonsiliasi oleh Gus Dur telah membuka kesempatan bagi
orang-orang yang masih percaya pada ideologi berhaluan kiri untuk kembali
aktif dalam politik Indonesia.
25
merenggut banyak nyawa serta melakukan berbagai pemberontakan di berbagai
wilayah di indonesia tetapi hal tersebut dapat ditumpas dan PKI di hanguskan,
Dalam itu PKI membawa berbagai dampak Negatif dalam kehidupan sosial dan
Politik seperti dibawah ini...
Peristiwa G30S/PKI 1965 yang terjadi di indonesia telah memberi dampak
negatif dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat indonesia yaitu :
1. Dampak Politik
a. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia.
b. Kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab muncul
pertentangan dalam lembaga tinggi negara.
c. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan
PKI sehingga menimbulkan kemarahan rakyat.
d. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakukan rakyat
beserta mahasiswa yang tergabung dalam KAMI, KAPPI, dan KAPI menuntut
pembubaran terhadap PKI beserta
ormas-ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah Tritura atau Tiga
Tuntutan Rakyat yaitu
1) Pembubaran PKI.
2) Pembersihan Kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI.
3) Penurunan harga-harga barang.
26
melaksanakan gerakan politik,menggerakan kerusakan demi kerusuhan
menuju menuju situasi revulusioner
27
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
28
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad safii Ma’arif. Soe Hok Gie Orang Orang di persimpangan jalan,
ditulis juli 2005.hlm 33
https://www.marxists.org/indonesia/indones/1958-ApaPKI.htm
http://www.netralnews.com/news/singkapsejarah/read/104566/inilah.sejara
h.berdirinya.pki.hingga.jad
29