Anda di halaman 1dari 29

SEJARAH KOMUNISME DAN

PENGARUHNYA DI INDONESIA
DI SUSUN UNTUK MELENGKAPI PERSYARATAN PESERTA
INTERMEDIATE TRAINING (LKII) CABANG BANDUNG

NAMA: MUHAMMAD ROFI URROSYID

ASAL: HMI CABANG (p)TANGERANG

KODE MAKALA D

INTERMEDIATE TRAINING HIMPUNAN


MAHASISWA ISLAM

1
Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Puji syukur marilah kita selalu kita panjatkan kepada allah subhana
wataaala yang telah memberikan rahmat dan karunianya hingga hari ini.tak lupa
shalawat serta sal;am kita curahkankepada nabih Muhammad SAW,
keluarganya,sahabatnya,serta umatnya hingga akhir jaman.

Terima kasih penulis ucapkan kepada ayah dan bunda yang senantiasa
memberikan dukungan baik moril maupun materil. Tak lupa ucapan terima kasih
jugapenulis sampaikan kepada teman teman maupun senior senior komisariat unis
yang senantiasa memberikan masukan sehingga makala ini bisa tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makala ini masih bnyak


kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.oleh karna itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat mebangun agar dapat menyempurnakan makala ini.

Dengan tersusunya makala ini, penulis berharap telah memenuhi salah satu
syarat untuk mengikuti Latihan Kader II ( intermediate training) HMI CABANG
BANDUNG. Selain itu,penulis berharap semoga makala ini dapat bermanfaat,
baik bagi penulis teman teman kader HMI, dan masyarakat luas.

Bilahgittaufiq wa hidayah

Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatu

Tangerang,juli 2018

penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................1

DAFTAR ISI .........................................................................................................2

BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang .......................................................................................3

1.2.Rumusan masalah ..................................................................................3

1.3.Tujuan ....................................................................................................3

BAB 2 : PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Komunisme.........................................................................4

2.2. Ide dasar Komunisme...........................................................................6

2.3 Sejarah perkembangan komunis..........................................................6

2.4 Sejarah komunis di indonesia...............................................................

BAB 3 : PENUTUP

3.1.Kesimpulan .........................................................................................25

3.2.Saran.............. .....................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pembaca tentu tak asing lagi dengan ideologi-ideologi seperti
komunisme, liberalisme, sosialisme, Pancasila dan lain sebagainya. Karena
ideologi-ideologi itu seringkali dilontarkan untuk merujuk pada ideologi yang
dianut sekelompok orang atau untuk menyebut ideologi diri sendiri. Sebagai
contoh, seorang fasis akan melihat diri atau bangsanya sebagai bangsa yang
superior sehingga meremehkan bangsa lain. Pada contoh lain, kita melihat
seorang sosialis akan menyuarakan hak-hak kelas pekerja, sementara
sebaliknya, kelompok liberal terus menyuarakan kebebasan individu dan
menuntut negara-negara komunis atau sosialis untuk tidak menutup mata
terhadap pelanggaran hak-hak asasi manusia.
Namun demikian, sekalipun istilah ideologi sering diucapkan, tak banyak
orang yang mengetahui maknanya secara tepat atau mengetahui nilai-nilai
yang terkandung di dalamnya. Kenyataan ini ditegaskan oleh ilmuwan politik,
David Mclellan (Heywood, 1998: 5) yang menyatakan bahwa ideologi
merupakan konsep yang sulit dipahami.
Ideologi komunisme tenttu kita tidak asing lagi dengan kata kata itu ini
mnjadi problematika negara indonesia pada saat itu apakah komusime itu
seperti apa komunisme itu bagaimana komunisme di indonesia mari kita bahs
1.2 Rumusan masalah
1. Pengertian komunisme
2. Ide dasar komunisme
3. Sejarah perkembangan komunis
4. Sejarah perkembangan paham komunis di indonesia
1.3 Tujuan
Tujuan dari ditulis nya makalah ini adalah agar pembaca paham apa itu
ideologi terlebih ideologi komunisme yang sangat berpengaruh di dunia
termasuk yg berkembang paham ideologi komunisme,bagaimana pendapat
para ahli tentang ideologi komnusime ,sejarah ideologi komunisme yang ada
di dunia maupun yang ada di indonesia,bentuk ideologi serta macam-macam
ideologi yang ada di

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian komunisme

Komunis mulai populer dipergunakan setelah revolusi di tahun 1830 di


Peracis. Suatu gerakan revolusi yang menghendaki perubahan pemerintahan yang
bersifat parlementer dan dihapuskannya raja. Istilah komunis, awalnya
mengandung dua pengertian. Pertama, ada hubungannya dengan komune
(commune) suatu satuan dasar bagi wilayah negara yang berpemerintahan sendiri,
dengan negara itu sendiri sebagai federasian komune-komune itu. Kedua, ia
menunjukkan milik atau kepunyaan bersama. Pada esensinya adalah sebuah alra
berfikir berlandaskan kepada atheisme, yang menjadikan materi sebagai asal
segala-galanya. Ditafsirkannya sejarah berdasarkan pertarungan kelas faktor
ekonomi. Karl Marx dan Frederich Engels adalah tokoh utamanya dalam
mengembangkan faham ini. 1

Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang


mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan
buruh.Istilah komunisme sering dicampuradukkan dengan Marxisme. Komunisme
adalah ideologi yang digunakan partai komunis di seluruh dunia. Racikan ideologi
ini berasal dari pemikiran Lenin sehingga dapat pula disebut “Marxisme-
Leninisme”. Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai
Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi
partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas
perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang
menyebabkan komunisme menjadi "tumpul" dan tidak lagi diminati. Komunisme

1
Nur Sayyid Santoso Kristeva, Sejarah Idelogi Dunia, (Jogjakarta: Eye on The
Revolution Press, 2010), h.14

5
sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat kekuasaan,
dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi. 2

Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk
kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada
rakyatnya, dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme. Secara umum
komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama
adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi
Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme
diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun
2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos.

Istilah komunisme sering di campur adukan dengan komunis


internasional.komunisme atau marxime adalah ideologi dasar dan umumnya di
pakai oleh partai komunis di seluruh dunia.sedangkan komunis internasional
merupakan ideologi yg dikembangkan oleh pemikiran lenin (uni soviet) sehingga
dapat pula disebut marxime leninisme

Ciri-ciri inti masyarakat komunis adalah; 1] penghapusan hak milik pribadi


atas alat-alat produksi, 2] penghapusan kelas-kelas sosialisme, 3] menghilangnya
negara, 4] pengahpusan pembagian kerja. Kelas-kelas tidak perlu dihapus secara
khusus sesudah kelas kapitalisme ditiadakan karena kapitalisme sendiri sudah
mengahapus semua kelas, sehingga hanya tinggal proletariat. Itulah

sebabnya revolusi sosialis tidak akan menghasilkan masyarakat atas dan


masyarakat bawah lag

2.2 Ide Dasar Komunisme


Komunisme masa kini menitik beratkan empat ide: 1] Sekelumit kecil orang
hidup dalam kemewahan yang berlimpah, sedangkan kaum pekerja yang teramat

6
banyak jumlahnya bergelimang papa sengsara, 2] Cara untuk merombak
ketidakadilan ini adalah dengan jalan melaksanakan sistem sosialis, yaitu sistem
dimana alat produksi dikuasai negara dan bukannya oleh pribadi swasta, 3] Pada
umumnya, satu-satunya jalan paling praktis untuk melaksanakan sistem sosialis ini
adalah lewat revousi kekerasan, 4] Untuk menjaga kelanggengan sistem sosialis
harus diatur oleh kediktatoran partai Komunis dalam jangka waktu yang memadai.
Tiga dari ide pertama sudah dicetuskan dengan jelas sebelum Marx, sedangkan ide
yang keempat berasal dari gagasan Marx mengenai “diktatur proletariat”,
sementara itu lamanya berlaku kediktatoran Soviet sekarang lebih merupakan
langkah-Iangkah Lenin dan Stalin daripada gagasan tulisan Marx, Hal ini
nampaknya menimbulkan anggapan bahwa pengaruh Marx dalam Komunisme
lebih kecil dari kenyataan sebenamya, dan penghagaan orang-orang terhadap
tulisantulisannya lebih menyerupai etalase untuk membenarkan sifat “keilmiahan”
dari pada ide dan politik yang sudah terlaksana dan diterima.
Inilah suatu ide yg sering kita baca di dalam buku buku atau sejarah sejarah
lainnya yang berhubungan dengan komunis

2.3 Sejarah perkembangan komunis

Rusia, merupakan pusat kegiatan pembaharuan untuk menegakkan negara


yang berdasarkan faham komunisme setelah meletusnya Revolusi Bolshevik di
tahun 1917. Pada tahun 1919 didirikan Third International atau yang dikenal
dengan Komunisme Internasional. Sosialisme-komunis dikenal juga dengan istilah
Boshevism, kelompok ini yang memenangkan puncak revolusi di Rusia di tahun
1917 itu. Sebelumnya pada tahun 1989, setelah berdiri Social Democracy Party
yang membuka cakrawala berfikir baru bagi parpenulis Rusia. Rapat kerja yang
dilakukan di kota Perlizt dipenuhi dengan tantangan yang tajam sesama mereka,
sampai akhirnya kemudian terpecah menjadi dua golongan. Golongan pertama
memilih cara kerja memalui cara berjuang yang tidak revolusioner diberi nama
Menshevic atau kelompok minoritas. Adapun golongan kedua dengan pengikut
mayoritas memilih

7
perjuangan dengan cara revolusioner, kelompok ini disebut Bolshevic.
Golongan ini berhasil memegang kekuasaan tertinggi di Rusia dibawah
kepemimpinan Lenin, didukung Trotsky57, yang dilanjutkan oleh Stalin,
Kruschev, Beznev, Androvov, Chernenko sampai Gorbachev.

Komunis intersional sebagai ideologi mulai di terapkan setelah


1917.semenjak itu ideologi komunis mulai di sebarkan ke seluruh penjuru dunia di
indonesia partai komunis (PKI) sempat hidup dam memberi sejarah kelam bagi
bangsa indonesia.sebab pembrontakan danpembunuhan kerap di lakukan para
aktivis PKI tersebut’

Secara teoretis, pemerintahan komunis yang didasarkan ideologinya


memperlakukan semua negara bagian mereka, rakyat dan cita-citanya
menciptakan masyarakat sama rata-sama rasa. Dalam kenyataannya kekerasan,
penyingkiran lawan-lawan, pembuangan, pengasingan, agitasi dan propaganda
untuk menghancurkan bagi mereka yang tidak sejalan merupakan tindakan yang
biasa dan harus dijalankan dengan cara revolusioner dan radikal. Dengan
demikian ideologi komunisme dengan Marxisme-nya cenderung untuk
melahirkan sistem politik yang otoriter dan tiranik seperti yang diperlihatkan oleh
penguasa Stalin dan Lenin di Rusia, Mao Tse Tung di China, Fidel Castro di
Kuba, Rezim Kemer Merah dengan Polpot dan Khi Smpan di Kamboja, Kim
Sung di Korea Utara, Afganistan di masa Babrak Karmal. Sejumlah negara
dikawasan Eropa Timur yang menjadi satelit Uni Sovyet seperti Hingaria,
Bulgaria, Jerman timur, Latvia, Lithuania, Estonia, Rumania, Polandia. Kemudian
negara dibawah Konfederasi Rusia yang menjadi Uni Sovyet seperti Georgia,
Turkistan, Azerbaijan, Turmikistan, Kazakstan, Armenia. Selain itu negara yang
berporos kepada faham Marxis dikawasan Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Melalui partai komunis yang menganut single party memegang kekuasaan
dengan mutlak-diktator. Rakyat tidak mungkin mengembangkan buah pikirannya,
apalagi melakukan partisipasi politik yang berbeda dengan partai komunis yang
berkuasa, termasuk untuk mengemukakan kebijaksanaan partai negara. 58
Bagaimana Stalin dan Breznev, menumpas sejumlah negara yang menuntut

8
persamaan hak atau keinginan melepaskan diri dari satelit Uni Sovyet seperti
Geogia, Rumania, Polandia, Hongaria, Chekoslovakia dan Afganistan di era
1950-an sampai 1970-an.

Dalam membawa misi komunismenya untuk mencapai dan menguasai


politik dalam masyarakat maupun negara, kalangan ini bila mungkin membentuk
partai politik berupa partai komunis. Dalam struktur politik, negara yang berfaham
ideologi komunis menganut sistem komando, hierarkis dari atas, dengan pola yang
sentralistik, dan diktatur atas nama proletar, sehingga sering disebut diktatur
proletariat. Oleh karena itu dalam mengambil keputusan ada tiga tingkat atau jalur
untuk lahirnya suatu kebijakan politik, yakni; 1] Polit Biro (vanguard) merupakan
pimpinan tertinggi dan pemutus, 2] partai atau parlemen, 3] negara terakhir
masyarakat. Secara resmi, negara komunis mengaku kemajemukan masyarakat,
sebagai realisasinya ada wadah yakni partai. Akan tetapi masyarakat komunis,
Marxisme, Leninisme mengajarkan bahwa sosialisme dibentuk dan dipertahankan
melalui “Kediktaturan Proletariat.”59 Kediktaturan Proletariat dilakukan melalui
partai hanya mungkin melalui kediktaturan Polit Biro. Inilah doktrin Sentralisme
Demokrasi.
Dalam komunisme perubahan sosial harus dimulai dari peran Partai
Komunis. Logika secara ringkasnya, perubahan sosial dimulai dari buruh, namun
pengorganisasian Buruh hanya dapat berhasil jika bernaung di bawah dominasi
partai. Partai membutuhkan peran Politbiro sebagai think-tank. Dapat diringkas
perubahan sosial hanya bisa berhasil jika dicetuskan oleh Politbiro. Inilah yang
menyebabkan komunisme menjadi “tumpul” dan tidak lagi diminati.

Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme


sebagai alat kekuasaan, dimana kepemilikan modal atas individu sangat dibatasi.
Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran
rakyat secara merata. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya,
dan karenanya komunisme juga disebut anti liberalisme.

9
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan
prinsip agama adalah racun yang membatasi rakyatnya dari pemikiran yang
rasional dan nyata.

Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi


Bolshevik di Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme
diterapkan sebagai sebuah ideologi dan disebarluaskan ke negara lain. Pada tahun
2005 negara yang masih menganut paham komunis adalah Tiongkok, Vietnam,
Korea Utara, Kuba dan Laos

2.2 Sejarah Perkembangan Komuni s Di INDONESIA

Faham komunis masuk ke Indonesia oleh HFJ Sneevliet (1883-1942) tahun


1913Sebagaimana di negeri-negeri lain, yang tertarik pada faham komunis
umumnya adalah kaum jelata karena memang faham ini konon untuk
membela kaum jelata dan menjadikan kaum elit sebagai musuh. Adapun basis
pendukungnya adalah buruh dan tani. Di Indonesia, jelas faham komunis
mendapat lahan yang subur. Tatanan kolonial menjadikan bangsa Indonesia
sengsara di negeri sendiri, selain miskin juga tertindas. Sneevliet membentuk
organisasi bernama ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeniging)
tahun 1914.
Atas prakarsa Sneevliet pada tahun 1914 didirikan Persatuan Sosial
Demokrat Indonesia (ISDV), yang pada awalnya terdiri dari 85 anggota dua
partai sosialis Belanda (Partai Buruh Sosial Demokrat yang berbasis massa di
bawah kepemimpinan reformis, dan Partai Sosial Demokrat yang merupakan
cikal bakal Partai Komunis, terbentuk setelah perpecahan politik dengan
SDAP di tahun 1909).
Sejak mulanya tendensi revolusioner mengendalikan ISDV, sikapnya
militan terhadap isu-isu lokal (misalnya, kampanye mendukung seorang
jurnalis Indonesia yang diadili karena melanggar hukum pengendalian pers,
dan juga mengadakan rapat umum menentang persiapan perang yang
dilakukan oleh pemerintah Belanda) dan selain itu ISDV juga melibatkan diri

10
dalam pergerakan nasional. Pada tahap itu orang Eropa anggota ISDV
Belanda boleh masuk Insulinde sebagai anggota individual. Pimpinan
Insulinde dan Sarekat Islam bersifat kelas menengah, tetapi senang dan
bersyukur menerima bantuan dari ISDV, dan hanya kaum sosialis siap
membantu pada saat itu.
Namun demikian, tak terelakkan konflik mulai timbul antara
kepemimpinan ISDV dan Insulinde, dan juga di dalam ISDV sendiri. ISDV
menegaskan bahwa pejuangan melawan penjajahan Belanda harus didukung
kaum sosialis, dan menyatakan bahwa hal ini mencakup perjuangan melawan
sistem kaptialis. Pimpinan kelas menegah Insulinde (seperti para pemimpin SI
kemudian) secara naluriah menolak dengan keras pikiran itu, dan
mengedepankan “teori dua tahapan”. Dalam ISDV sendiri aliran refomis
meninggalkan partai itu di tahun 1916 dan mendirikan Partai Sosial Demokrat
Indonesia (ISDP), yang dalam waktu singkat langsung dekat dengan
pemimpin kelas menengah nasionalis. Di sisi lain, ISDV makin digemari dan
dihormati kaum militan Indonesia karena berani dan berprinsip dalam hal
politik lokal. Walaupun diserang para pemimpin nasionalis karena banyak
yang berketurunan Belanda, hal ini tidak merupakan rintangan dalam
perjuangan membangun organisasi revolusioner, dan merebut dukungan
massal.
Banyak masalah sulit yang dihadapi oleh ISDV di periode awal bangkitnya
gerakan politik massa ini. Pada 1915-18 penguasa Belanda menanggapi
gerakan massa yang tumbuh dengan mendirikan semacam “Volksraad” yang
bertujuan membendung militansi massa. ISDV – berlawanan dengan
pimpinan nasionalis dan ISDP – pada mulanya memboikot badan ini, tetapi
kemudian membatalkan keputusan itu ketika mulai jelas bahwa Volksraad itu
dapat dimanfaatkan sebagai medan propaganda revolusioner.
Sneevliet juga memegang peran penting dalam Serikat Staf Kereta Api dan
Trem (VSTP), pada saat itu kecil saja, dan sebagian besar anggotanya berkulit
putih. Sneevliet mengarahkan VSTP kepada bagian besar buruh yang pribumi,
dan pada saat bersamaan berusaha menguatkan struktur organisasinya dengan

11
menegaskan pentingnya pengurusan cabang cabang yang baik, juga
konperensi tahunan, penarikan sumbangan anggota, dsb. Dalam jangka waktu
singkat anggota serikat ini menjadi dua kali lipat, dan sebagian besar pribumi.
Kesuksesan VSTP meraih hormat bagi gerakan sosialis, dan memungkinkan
Sneevliet merekrut para aktivis buruh ke dalam ISDV. Yang terpenting di
antaranya adalah Semaun, seorang pemuda buruh perusahaan kereta api yang
pada tahun 1916 (saat berusia 17 tahun), menjadi kepala Serikat Islam di
Semarang, dan di kemudian hari menjadi tokoh penting dalam PKI.
Liberalisme Belanda tidak mendorong perjuangan buruh. Pemogokan
dibalas dengan PHK massal, pembuangan para aktivis ke pulau-pulau
terpencil, dan tindakan apa saja yang perlu untuk menghancurkan gerakan
buruh. Dalam periode itu jarang sekali pemogokan buruh menemui
kesuksesan, dan tidak mungkin berhasil memengaruhi perjuangan luas.
Dilawan oleh majikan yang kuat, terbatas kemungkinan memajukan kondisi
kaum buruh lewat perundingan.
Meskipun demikian gerakan serikat buruh bertahan dan berkembang.
Kenyataan ini hanya bisa diterangkan dengan kekuatan dan daya tahan kaum
buruh, dengan tumbuhnya jumlah dan pengalaman kaum buruh, dan di pihak
lain, diterangkan oleh kenyataan bahwa perjuangan serikat buruh] tidak dapat
dipisahkan dari perjuangan yang lebih luas yang dilakukan oleh rakyat
Indonesia dalam melawan penindasan dan penghisapan pemerintah Belanda.
Sebagian besar kaum petani tetap mengikuti adat dan agama, kelihatannya
pasif kalau ditindas, petani pada waktu itu pandangannya terbatas oleh
kepentingan dan masalah kehidupan desa, tidak dapat diharapkan menunjang
program sosialis dengan pemikiran yang termaju. Kaum petani hanya bisa
memihak segi program sosialis yang merefleksikan kepentingan kaum tani
sendiri, dan memihak perjuangan militan yang membantu tuntutan itu. Namun
dukungan seperti itu juga biasanya sporadis, ekspolsif, dan tidak lengkap,
selaras dengan karakter kaum tani sendiri – yaitu suatu kelas yang heterogen,
produsen kecil yang terisolir, dan yang menurut kepentingan sendiri. Oleh
karena itu kaum petani mungkin memihak kaum buruh, tetapi juga mungkin

12
memihak demagogi kaum nasionalis, mistik agama atau aliran lain yang
menawarkan pemecahan segera bagi persoalan kongkrit yang mereka hadapi.

Faktor lain yang penting di Indonesia, sebagaimana juga hal ini terjadi di
dunia kolonial secara umum, ialah kelas menengah yang berpendidikan dan
berharta milik – meskipun kecil, mereka ini adalah kekuatan yang signifikan.
Kelas menengah juga sulit memihak program kaum buruh karena hanya
bergerak di bidang politik untuk menahan kepentingan sendiri kepentingan
borjuis, meskipun bertentangan dengan imperialism. Perjuangan bersama
mungkin dilakukan antara kelas buruh dan kelas menengah hanya karena
keduanya menghadapi musuh imperialisme, tetapi tujuan fundamenatal dan
metode kelas menengah berbeda dengan tujuan dan metode kelas buruh.
Kelas menengah, atau bagian-bagian darinya, dapat meninggalkan pemikiran
bersifat utopis dan dan program reaksioner mereka hanya sebab mereka
akhirnya mulai insaf bahwa tidak ada pilihan lain yang praktis, namun
kemungkinan ini akan lama prosesnya serta sangat kontradiktif dengan kelas
menengah sendiri. Mulanya kelas menengah akan berkembang secara terpisah
dari gerakan kelas buruh dan, karena menyuarakan keluhan semua lapisan
yang tertindas, mereka bisa memperoleh dukungan massal. Karena
berpendidikan dan agak makmur, mereka agak jauh dari kehidupan orang
biasa, tetapi oleh karena itu pula mereka makin yakin dan pandai, dan makin
berwibawa di mata kaum petani dan sebagian kaum buruh yang terbelakang.

Walaupun makin berpengaruh, ISDV – seperti PKI kemudian – tetap


merupakan organisasi kecil. Jumlah anggota ISDV naik dari 103 tahun 1915
(dengan hanya tiga anggota pribumi) menjadi 330 di tahun tahun 1919 (300
pribumi). Dalam arti ini ISDV menjadi partai kader – partai para aktivis dan
pemimpin yang kuat dukungan di serikat buruh, di perkotaan, dan juga
pedesaan. Orientasi kelas ISDV paling jelas terrefleksi dalam kedudukannya
yang kuat di dalam gerakan serikat buruh. Ferderasi pertama serikat buruh,
didirikan pada tahun 1919, terdiri dari 22 serikat, dan anggotanya berjumlah
72,000, dan sebagian menurut ISDV, dan bagian lain memihak pimpinan

13
nasional SI. Sesudah berberapa tahun kontrol pimpinan SI yang kurang cakap
mengalami perpecahan, kecuali di berberapa serikat pegawai (pekerja kerah
putih).

Kewibawaan ISDV dicerminkan juga dengan dukungan massa


terhadapnya di dalam tubuh SI sendiri. Dengan mengingat populasi Indonesia,
jumlah penganut itu merupakan langkah awalan saja yang secara praktis perlu
dikonsolidasikan sebagai simpul di setiap daerah yang kemudian menjadi
dasar gerakan nasional yang didukung oleh jutaan orang, dengan intinya
kader Marxis. Jika kondisi begini sudah tercapai barulah mungkin
menempatkan ikhwal perebutan kekuasaan ke dalam agenda partai.

Dalam pengertian perspektif dan teoris, di satu sisi, sebagai organisasi kader
ISDV amat lemah. Pengusiran Sneevliet dari Indonesia pada tahun 1918
meninggalkan jurang tak terjembatani di pucuk pimpinan organisasi itu.
Tidak ada pemimpin, baik keturunan Belanda maupun pribumi, walaupun
trampil sebagai pejuang revolusioner, memiliki pengalaman dan
pemandangan marxis yang cukup luas untuk mengemudikan partai secara
tepat saat menghadapi tikungan yang tajam dan mendadak.

Potensi revolusioner ISDV yang gemilang pada era itu ditunjukkan tahun
1917-18, saat partai itu segera mendukung Revolusi Rusia dan dengan cepat
menarik implikasi revolusi itu bagi revolusi di negara Eropa dan Indonesia
sendiri. Belajar dari pengalaman Rusia, ISDV mulai mengorganisir serdadu
dan pelaut di Indonesia, dan dengan usaha itu berhasil menarik pengikut
sekitar 3,000 orang di angkatan bersenjata Belanda.

Pada akhir tahun 1918, saat Belanda di ambang revolusi, pemerintah kolonial
bingung karena kelihatannya mungkin ada perebutan kekuasaan revolusioner
di Belanda, dan mungkin sesudahnya di Indonesia juga. Pada saat itu sosial
demokrat Belanda kehilangan keberaniannya. Pemerintah kolonial
menjanjikan berberapa perbaikan situasi, dan situasi revolusioner reda.

14
Situasi di Indonesia pada tahun 1918-19 penuh gejolak, karena kisis ekonomi
menghantam para pekerja dan timbulkan perlawanan dengan kekerasan di
kalangan kaum tani. Kejadian ini melatarbelakangi pertumbuhan ISDV/PKI
secara massal, dan juga menyebabkan reaksi dari segi pemerintah.

Indonesia adalah Negara yang penduduknya mayoritas beragama islam.


Corak agamis dan anti kolonial jelas menjadi daya tarik kuat bagi masyarakat
untuk berpartisipasi dalam organisasi yang beraliran islam. Salah satu
organisasi islam yang besar adalah Sarekat Islam. Di bawah pimpinan sosok
kharismatis H. ‘Umar Said Tjokroaminoto (1882-1934) organisasi SI kian
berbobot. Tokoh ini sudah pernah berurusan dengan aparat hukum kolonial
karena faham anti kolonial yang jelas. Pada masa itu berurusan dengan aparat
dalam arti melawan penguasa dapat menaikkan martabat dalam pandangan
rakyat. Tentu saja juga memiliki resiko besar, termasuk nyawa taruhannya.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, kaum komunis menempuh cara licik.


Pendekatan Sneevliet dilakukannya melaui pimpinan SI Semarang yakni
Semaun dan Darsono Mereka tidak merasa perlu bersusah payah meraih
pengikut dari warga yang belum menjadi anggota suatu partai, tetapi mencoba
menyusup masuk Sarekat Islam dan menggembosinya. Dan hasilnya
memuaskan, banyak anggota SI yang terpengaruh. Dengan bantuan Semaoen
–tokoh SI yang kelak menjadi tokoh senior PKI– organisasi SI pecah menjadi
SI Putih dan SI Merah sebagai akibat pembelotan para anggotanya.
Tjokroaminoto bersikap tegas dengan kebijakan larangan beranggota ganda.
Melalui pengaruhnya dalam SI dan serikat-serikat buruh, ISDV mengalami
perkembangan yang cukup pesat. Perkembangan ISDV juga disebabkan
infiltrasi ke dalam tubuh SI yang dianjurkan oleh Sneevliet kepada
pengikutnya untuk merangkap sebagai anggota SI. Bahkan pada tanggal 25
Desember 1919 tercapai persetujuan dengan SI yang menghasilkan
pembentukan ”Persatuan Pergerakan Kaum Buruh yang meliputi 22 Serikat
Buruh dengan 72.000 anggota yang sebagian besar terdiri dari buruh Central
Serikat Islam (CSI) Semarang Sebelum munculnya Serikat Islam juga sudah

15
banyak terbentuk serikat-serikat buruh yang menjadi wadah perkumpulan dan
konsolidasi kepentingan mereka.

Bagi SI, penggembosan tersebut merupakan pukulan berat. Anggotanya


berkurang drastis. Namun penggembosan itu juga mendapat tantangan dari
intern PKI sendiri. Ibrahim Tan Malaka (1897-1949), aktivis kemerdekaan
asal Minangkabau adalah penentang penggembosan. Dia pernah belajar di
Eropa sekaligus aktif dalam gerakan kemerdekaan. Kritik pada pemerintah
Belanda ketika berada di Belanda menyebabkan dia berurusan dengan aparat.
Proses hukum yang dijalani menaikkan martabatnya.

Tan Malaka pernah dicalonkan sebagai anggota parlemen oleh Partai


Komunis Belanda, tidak jelas apakah terlaksana. Pada awalnya dia terkesan
oleh kemajuan teknologi di negara kapitalis Amerika Serikat dan Jerman.
Tetapi sukses Revolusi Bolshevik yang membawa kaum komunis berkuasa di
Rusia berakibat dia condong pada komunisme

Tetapi juga perlu diketahui, diantara sekian banyak tokoh PKI, Tan
Malaka yang paling moderat. Dia tidak menerima begitu saja semua doktrin
komunis. Praktek komunisme harus disesuaikan dengan keadaan di Indonesia,
jangan dibiasakan menjiplak begitu saja pengaruh dari luar. Tan Malaka
misalnya tidak setuju dengan faham atheis, doktrin “agama adalah candu”
tidak masuk akal baginya.

Tan Malaka pernah menentang pendapat Komintern (Komunis


Internasional) yang menyatakan bahwa gerakan Pan Islam adalah bentuk baru
imperialisme. Tan Malaka menegaskan bahwa Pan Islam juga anti
imperialisme. Tan Malaka mengingatkan komunis untuk mengakui fakta
bahwa mayoritas rakyat Indonesia adalah Muslim yang jelas memiliki potensi
melawan imperialisme. Maka, yang harus dilaksanakan komunis adalah
merangkul kekuatan agamis, bukan memusuhi. Jelas, bahwa menggembosi SI
dapat melemahkan perjuangan anti imperialisme. Usulannya gagal diterima.

16
Kegagalan lainnya adalah mencegah PKI ikut perlawanan militer yang kita
kenal dengan Revolusi 1926 karena dia menilai PKI masih lemah

Tragisnya, ketika revolusi tersebut gagal Tan Malaka dipersalahkan oleh PKI
sebagai penyebab kegagalan. Merasa tidak cocok dengan PKI dia memilih
keluar dan membentuk PARI (Partai Republik Indonesia) (1927) dan pada
zaman Revolusi 1945 membentuk Partai Murba. Kelak Partai Murba menjadi
lawan tangguh PKI.

Setelah mendapat pengikut dari penggembosan SI, PKI semakin giat


menambah pengikut dan melaksanakan program. Berbagai pemogokan dan
kerusuhan terjadi. PKI meraih banyak pengikut dari pegawai kereta api,
mereka membentuk organisasi bawahan (onderbouw) khusus untuk pegawai
kereta api. Organisasi bawahan lain juga dibentuk sesuai profesi semisal
buruh perkebunan, tani dan sebagainya.

Rezim kolonial menyaksikan ini dengan cemas, tindakan tegas


dilaksanakan. Banyak orarng-orang komunis yang ditangkap, rapat dan
demonstrasi dibubarkan serta berbagai dokumen di sita atau dimusnahkan.
Namun kegiatan PKI belum berhenti dan cenderung semakin garang. Aktivis
kemerdekaan lain juga terkena dampaknya.

Keberanian tersebut relatif cepat mendapat simpati rakyat yang memang


muak dengan rezim kolonial. Mereka kurang peduli dengan latar belakang
PKI sesungguhnya, yang dibutuhkan rakyat adalah pembangkit keberanian
melawan. Sesungguhnya bukan PKI yang pertama dituduh terlibat
pemberontakan, SI pernah dituduh terlibat hal itu dan beberapa tokohnya
sempat ditangkap. Mungkin PKI berusaha meniru SI untuk mendapat simpati
sebanyak mungkin.

Di antara yang simpati adalah kelompok agamis dan inilah yang


diharapkan PKI ketimbang kelompok nasionalis. Para ulama memiliki
pengaruh yang tak dapat diremehkan di tengah masyarakat yang masih

17
menempatkan agama atau perkara ruhani sebagai hal sangat penting dalam
hidup dan mati.

Supaya makin berbobot di tengah masyarakat bercorak demikian, sadar


tidak sadar PKI menempuh cara yang diusulkan Tan Malaka, bahwa
kelompok agamis memiliki potensi besar melawan kolonial sehingga perlu
dirangkul. Maka, para propagandis menyebar ke berbagai pelosok mendekati
para ulama. Dengan lihai mereka menjelaskan persamaan nilai-nilai agamis
dengan komunis, antara lain faham sosialisnya. Para propagandis menjelaskan
bahwa agamis dan komunis sama-sama memihak kaum jelata, hanya
istilahnya yang berbeda. Komunis memiliki istilah proletar dan agamis
memiliki istilah dhuafa. Bahkan di Banten, PKI menampilkan gaya yang
aneh, fanatik dengan agama. Sikap aneh tersebut juga ditampilkan di wilayah
Surakarta oleh H. Misbakh, dia menyebarkan konsep “Komunisme Islam”
dan sempat menggerakkan kerusuhan..

Perkembangan PKI di Sumatera

1. Masuknya Komunisme Di Sumatera Barat

Dalam situasi Sumatera Barat yang pehuh pertentangan, Haji Datuk


Batuah membawa dan, menyebarkan paham komunis diaerah tersebut. Pada
tahun 1923 ia menanamkan ajaran komunis di kalangan pelajar-pelajar dan
guru-guru muda Sumatera Thawalib Padang Panjang. Sumatera Thawalib
adalah suatu lembaga pendidikan yang dimiliki oleh kalangan pembaharu
Islam di Sumatera Barat, dimana haji Batuah merupakan salah seorang
pengajarnya.

Berawal dari Sumatera Thawalib Padang Panjang, paham komunis


akhirnya menyebar ke berbagai daerah Sumatera Barat dibawa oleh para
lulusan sekolah tersebut ke daerah asalnya. Penyebaran ini terutama
dilakukan di kalangan petani. Oleh masyarakat setempat ajaran komunis ini
disebut “ilmu kominih” (Schrieke, 1960: 155). Ilmu ini menggabungkan

18
ajaran Islam dengan ide anti penjajahan Belanda, anti imperialisme-anti
kapitalisme dan ajaran Marxis.

Pada akhir tahun 1923 Datuk Batuah, bersama-sama dengan Nazar Zaenuddin
mendirikan pusat Komunikasi Islam di Padang panjang. Dalam waktu yang
hampir bersamaan Datuk Batuah menerbitkan harian “Pemandangan Islam”
dan dan Nazar Zaenuddin menerbitkan “Djago-Djago”. Lembaga Pusat
Komunikasi Islam dan kedua harian tersebut digunakan sebagai media
penyiaran paham komunis.

Pada pagi 11 Nopember 1923 Datuk Batuah dan Nazar Zaenuddin


ditangkap pemerintah kolonial Belanda. Segera setelah itu pusat propaganda
komunis berpindah ke Padang ( Schreike, 1960: 60). Pucuk kepemimpinan
PKI Sumatera Barat kemudian di ambil alih oleh Sutan Said Ali. Pada waktu
itu kegiatan orang-orang komunis di seluruh nusantara menunjukkan
peningkatan yang pesat. Hal ini karena pada akhir tahun 1923 Darsono,
seorang tokoh, komunis kembali di Hindia Belanda dari Moskow atas
perintah komintern untuk mendampingi Semaun, Alimin dan Muso. Suatu
hal yang menyebabkan pesatnya perkembangan komunis di Sumatera Barat
adalah dileburnya Sarekat Rakyat Sumatera Barat ke dalam PKI. Sarekat
Rakyat ini semula bernama Sarekat Islam Merah, suatu organisasi pecahan
Sarekat Islam yang berorientesi kepada paham komunis, dimana di Sumetera
Barat mempunyai anggota yang cukup banyak (Kahin, 1952: 70).

Dengan dileburnya Sarekat Rakyat ke dalam PKI, maka jumlah anggota inti
PKI Sumatera Barat meningkat berlipat ganda. Jika pada tanggal 1 Juni 1924
semua anggota inti PKI Sumatera Barat tercatat hanya berjumlah 158 Orang,
maka pada tanggal 31 Desember 1924 telah menjadi 600 orang, tiga bulan
kemudian menjadi 884 orang. Daerah-daearah yang tercatat sebagai basis

19
PKI adalah: Kota Lawas, pariaman, Sawah Lunto, Tikalah, padang dan
Silungkang.

Perkembangan PKI di JAWA

2. Peristiwa Madiun

PERISTIWA Madiun 69 tahun silam tak akan pupus dari sejarah


perjalanan bangsa Indonesia. Pemberontakan yang dilakukan Partai Komunis
Indonesia (PKI) pada tahun 1948 itu merupakan peristiwa kelam yang telah
merenggut banyak nyawa ulama dan tokoh-tokoh agama.

Sejak Peristiwa Madiun 1948 dan pemberontakan G30SPKI 1965 menjadi


bukti betapa hebatnya ancaman komunisme di Indonesia. Sejarah mencatat
bahwa Peristiwa Madiun 1948 dilakukan anggota PKI dan partai-partai kiri
lainnya yang tergabung dalam organisasi bernama Front Demokrasi Rakyat
(FDR).

Adapun latar belakang terjadinya pemberontakan PKI Madiun 1948


menyusul jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin pada masa itu. Penyebab
jatuhnya kabinet Amir akibat kegagalannya pada perundingan Renville yang
merugikan Indonesia. Untuk merebut kembali kedudukannya, 28 Juni 1948
Amir Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat (FDR).

Organisasi ini didukung oleh Pemuda Sosialis Indonesia, Partai Sosialis


Indonesia, PKI, dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI).
Mereka melancarkan propaganda anti pemerintah, mengadakan pemogokan-
pemogokan kerja bagi buruh. Selain itu melakukan pembunuhan ulama dan
pejuang kemerdekaan.

Adapun tujuan mereka adalah ingin meruntuhkan NKRI yang berdasarkan


Pancasila dan menggantinya dengan negara komunis. Segala cara pun mereka
lakukan demi memuluskan misinya.

20
Sebelum Peristiwa Madiun, PKI juga telah melakukan kekacauan di Solo
(Surakarta) hingga menewaskan banyak perwira TNI AD dan tokoh pejuang
1945. Oleh PKI, daerah Surakarta dijadikan daerah yang kacau (wildwest).
Sedangkan Madiun dijadikan PKI sebagai basis gerilya. Pada tanggal 18
September 1948, Musso memproklamasikan berdirinya pemerintahan Soviet
di Indonesia. Sejak saat itu, gerakan PKI ini semakin merajalela hingga
menguasai dan menduduki tempat-tempat penting di Madiun.

Sejarawan Agus Sunyoto mengungkapkan fakta sejarah bagaimana


kebiadaban PKI melakukan makar dan pemberontakan kala itu. Agus
menceritakan kekejaman PKI ini di berbagai sumber referensi seperti buku,
makalah, buletin dan forum diskusi atau seminar.

Agus yang juga penulis buku ‘Banser Berjihad Menumpas PKI’ ini
mengungkapkan ada ribuan nyawa umat Islam termasuk para ulama NU
menjadi korban dan simbol-simbol Islam dihancurkan.

Keberhasilan FDR/PKI menguasai Madiun didisusul dengan aksi


penjarahan, penangkapan sewenang-wenang terhadap musuh PKI. Mereka
tidak segan-segan menembak, hingga berbagai macam tindakan fasisme
berlangsung sehingga membuat masyarakat Kota Madiun ketakutan.

Agus menceritakan, pada tahun 1948 itu para pimpinan Masyumi dan PNI
ditangkap dan dibunuh. Orang-orang berpakaian Warok Ponorogo dengan
senjata revolver dan kelewang menembak atau membunuh orang-orang yang
dianggap musuh PKI. Mayat-mayat pun bergelimpangan di sepanjang jalan.
Bendera merah putih dirobek diganti bendera merah berlambang palu arit.
Potret Soekarno diganti potret Moeso.

Liputan wartawan ‘Sin Po’ yang berada di Madiun, menuliskan detik-detik


ketika PKI pamer kekejaman itu dalam reportase yang diberi judul:

21
'Kekedjeman kaoem Communist; Golongan Masjoemi menderita paling
heibat; Bangsa Tionghoa "ketjipratan" djoega.'

Tanggal 18 September 1948 pagi sebelum terbit fajar, sekitar 1.500 orang
pasukan FDR/PKI (700 orang di antaranya dari Kesatuan Pesindo pimpinan
Mayor Pandjang Djoko Prijono) bergerak ke pusat Kota Madiun.

Kesatuan CPM, TNI, Polisi, aparat pemerintahan sipil terkejut ketika


diserang mendadak. Terjadi perlawanan singkat di markas TNI, kantor CPM,
kantor Polisi. Pasukan Pesindo bergerak cepat menguasai tempat-tempat
strategis di Madiun. Saat fajar terbit, Madiun sudah jatuh ke tangan FDR/PKI.
Sekitar 350 orang ditahan

Pemberontakan G 30 S/PKI Tahun 1965

Peristiwa G30S/PKI atau lengkapnya kita kenal dengan Peristiwa Gerakan


30 September atau disingkat Gestapu (Gerakan September Tiga Puluh) atau
Gestok (Gerakan Satu Oktober) adalah peristiwa sejarah yang terjadi di
Indonesia pada malam hari tanggal 30 September – 1 Oktober 1965 dimana
tujuh para perwira tinggi militer Indonesia dan beberapa orang lainnya
dibunuh karna dinilai sedang melakukan sebuah usaha percobaan kudeta.

Percobaan kudeta tersebut berhasil di gagalkan dan tersebar isu yang


menyatakan bahwa PKI bertanggung jawab dibalik peristiwa pada 30
September yang telah menelan banyak nyawa. Sampai saat ini kebenaran
apakah PKI terlibat atau tidak pada 30 September 1965 masih menjadi bahan
perdebatan.

Peristiwa 30 September-1 Oktober 1965 pada dini hari ini sudah


membunuh enam perwira tinggi Angkatan Darat dan beberapa orang lainnya
dengan tuduhan karna melakukan upaya kudeta yang disalahkan kepada para
Cakrabirawa (pengawal istana) yang dianggap terlalu dekat kepada PKI, yang
saat itu dipimpin oleh Letkol Untung.

22
Sebelum terjadi gerakan 30 september itu, sudah beredar isu dengan
adanya Dewan Jenderal yang menyatakan bahwa beberapa petinggi Angkatan
Darat ingin mengkudeta kekuasaan Presiden Sukarno. Menanggapi isu yang
berdar, Presiden Sukarno disebut-sebut memerintahkan pasukan pengawal
istara untuk menangkap petinggi Angkatan Darat untuk di adili. Namun
sayangnya, sebelum operasi penangkapan tersebut terjadi sudah ada oknum-
oknum yang lebih dahulu membunuh mereka di lubang buaya.

Isu dokumen gilchrist

Isu dokumen Gilchris, yang diambil dari nama dubes Inggris yaitu Andres
Gilchrist sudah beredar hampir bersamaan dengan isu Dewan Jenderal.
Beberapa pihak menyatakan bahwa dokumen ini sudah di palsukan oleh
intelejen Ceko, di bawah pengawasan dari Jenderal Agayant dari KGB Rusia.

Dokumen ini menyatakan bahwa perwira-perwira Angkatan Darat telah


dibeli oleh pihak Barat. Selain itu Amerika Serika juga dituduh sudah
memprovokasi militer Indonesia karena memberika daftar nama-nama
anggota PKI untuk di bunuh. Dinas intelejen Amerika Serikat mendapatkan
data-data campur tangan PKI pada peristiwa 30 September dari berbagai
sumber, salah satunya dari buku yang ditulis John Hughes, yang berjudul
Indonesian Upheaval.

Isu keterlibatan Soeharto

Sampai saat ini belum ada bukti yang kuat tentang peran aktif Soeharno
dalam aksi penculikan para perwira-periwa tinggi Angkatan Darat. Satu-
satunya bukti bahwa sudah ada kolaborasi ketika pertemuan Soeharto, yang
saat ini menjabat sebagai Panglima Komando Strategis Cadangan Angkatan
Darat (Pangkostrad) dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan
Darat.

23
Beredar isu bahwa sebenarnya Soeharto sudah mengetahui tentang
gerakan yang akan di lakukan pada dini hari 30 September, namun beliau
mendiamkannya untuk meraih keuntungan tersendiri. Terbukti setelah
peristiwa 30 September tersebut, jurnal internasional mengungkap
keterlibatan Soeharto dan CIA, beberapa jurna di antaranya adalah Cornell
Paper, karya Benedict R.O’G. Anderson and Ruth T. McVey (Cornell
University), Ralph McGehee (The Indonesian Massacres and the CIA),
Government Printing Office of the US (Department of State, INR/IL
Historical Files, Indonesia, 1963-1965. Secret; Priority; Roger Channel;
Special Handling), John Roosa (Pretext for Mass Murder: The September
30th Movement and Suharto’s Coup d’État in Indonesia), Prof. Dr. W.F.
Wertheim (Serpihan Sejarah Thn 1965 yang Terlupakan).

Berikut ini nama-nama korban yang terbunuh dari gerakan 30 September di


lubang buaya:

1. Letjen TNI Ahmad Yani (Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf


Komando Operasi Tertinggi)
2. Mayjen TNI Raden Suprapto (Deputi II Menteri/Panglima AD bidang
Administrasi)
3. Mayjen TNI Mas Tirtodarmo Haryono (Deputi III Menteri/Panglima AD
bidang Perencanaan dan Pembinaan)
4. Mayjen TNI Siswondo Parman (Asisten I Menteri/Panglima AD bidang
Intelijen)
5. Brigjen TNI Donald Isaac Panjaitan (Asisten IV Menteri/Panglima AD
bidang Logistik)
6. Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo (Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal
Angkatan Darat)

Diatas adalah keenam nama perwira tinggi Angkatan Darat yang terbunuh
dan dibuang ke Lubang Buaya di Pondok Gede, Jakarta. Mayat mereka
ditemukan pada 3 Oktober. Jenderal TNI Abdul Harris Nasution yang

24
merupakan sasaran utama pada peristiwa ini berhasil selamat setelah
memanjat halaman rumahnya, namun putrinya Ade Irma Suryani Nasution
dan ajudan dia, Lettu CZI Pierre Andreas Tendean tewas dalam usaha
pembunuhan tersebut.

Genosida

Dengan alasan ‘keterlibatan PKI dalam G30S’, partai ini dilarang oleh
Pangkopkamtib Soeharto pada tanggal 12 Maret 1966, setelah mendapat Surat
Perintah Sebelas Maret dari Presiden Soekarno.

Setelah itu bermula sebuah sejarah hitam bangsa Indonesia di mana ribuan
orang tak bersalah — terutama di pulau Jawa dan Bali — dibantai secara sia-
sia karena dituduh komunis. Menurut beberapa sumber antara 500.000 jiwa
sampai 2 juta jiwa tewas dibunuh. Ribuan lainnya mendekam di penjara atau
dibuang ke pulau Buru. Sebuah upaya rekonsiliasi dan rehabilitasi yang
diprakarsai oleh (mantan) presiden Gus Dur, ketika ia masih menjabat sebagai
presiden diprotes beberapa partai, terutama yang berlatar belakang agama di
Indonesia. Usul rekonsiliasi oleh Gus Dur telah membuka kesempatan bagi
orang-orang yang masih percaya pada ideologi berhaluan kiri untuk kembali
aktif dalam politik Indonesia.

Kondisi IDONESIA Pasca G 30 S/PKI


Dampak Peristiwa G30S/PKI 1965 Peristiwa G30S/PKI 1965 yang terjadi di
indonesia telah memberi dampak negatif dalam kehidupan sosial dan politik
masyarakat indonesia , G30S/PKI yang kita ketahui ingin mengkudeta
pemerintahan indonesia dan mengganti ideologi negara yaitu pancasila menjadi
komunis, yang sangat ditentang oleh rakyat indonesia, didalam memuluskan
tujuannya mereka melakukan apa saja termasuk membunuh para TNI AD dan

25
merenggut banyak nyawa serta melakukan berbagai pemberontakan di berbagai
wilayah di indonesia tetapi hal tersebut dapat ditumpas dan PKI di hanguskan,
Dalam itu PKI membawa berbagai dampak Negatif dalam kehidupan sosial dan
Politik seperti dibawah ini...
Peristiwa G30S/PKI 1965 yang terjadi di indonesia telah memberi dampak
negatif dalam kehidupan sosial dan politik masyarakat indonesia yaitu :

1. Dampak Politik
a. Presiden Soekarno kehilangan kewibawaannya di mata rakyat Indonesia.
b. Kondisi politik Indonesia semakin tidak stabil sebab muncul
pertentangan dalam lembaga tinggi negara.
c. Sikap pemerintah yang belum dapat mengambil keputusan untuk membubarkan
PKI sehingga menimbulkan kemarahan rakyat.
d. Munculnya aksi demonstrasi secara besar-besaran yang dilakukan rakyat
beserta mahasiswa yang tergabung dalam KAMI, KAPPI, dan KAPI menuntut
pembubaran terhadap PKI beserta
ormas-ormasnya. Tuntutan mereka dikenal dengan istilah Tritura atau Tiga
Tuntutan Rakyat yaitu

1) Pembubaran PKI.
2) Pembersihan Kabinet Dwikora dan unsur-unsur PKI.
3) Penurunan harga-harga barang.

Kondisi Masa kini

Pemberontakan bersenjata yang dilakukan PKI akhirnya yang dilakukan


pki Beralih taktik bergerak secara perorangan dengan menggunakan
“organisasi tanpa bentuk” lalu menyusup ke “organisasi mantel”yang
nantinya akan di manfaatkan. Sesuai dengan doktrinya, PKI akan tetap
melaksanakan agitasi dan propaganda antipemerintah.PKI akan tetap

26
melaksanakan gerakan politik,menggerakan kerusakan demi kerusuhan
menuju menuju situasi revulusioner

Setelah 40 tahun kemudian, agitasi propaganda anti pemerintah yang


dilakukan secara terbuka dan tertutup, langsung dan tidak langsung, akhirnya
berhasil memutar balikan fakta sejarah dengan memfitnah dan menyebar
berita bohong PKI adalah korban politik. Masyarakat mulai melupakan
pembrontkan PKI sehingga PKI naik daun kembali, naik pangkat dan derajat.
PKI bahkan mulai di jadikan idola oleh kawula muda.terdapat banyak artikel
yang menggunakan fakta fitnah dan fakta bohong, menghalalkan segala cara
yang bertujuan untuk menghidupkan kembali PKI.

Ada yang menulis D. N. Aidit adalah pahlawan, pristiwa G 30 S/PKI


adalah kesalahan Soeharto bahkan menyebutkan, “Aku bangga jadi anak
PKI” dsan lainnya tentu saja hal ini menimbulkan kemarahan umat islam dan
para anggota TNI yang pemimpinya pernah di bantai PKI. Peringatan hari
kesaktian pancasila setiap 1 Oktober sudah tidak ada. Monumen di Bandar
Besty, monumen di Cimetuk Banyuwangi sudah tidak terpelihara lagi.

27
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

 Bisa di simpulkan bahwa paham komunisme ini sangat berpengaruh di


dunia tak terkecuali di indonesia inilah kenapa paham komunis ini
sangat berpengaruh di kalangan negara negara yang sedang krisis
pemahaman mudah terpengaruh pergerakan pergerakan paham ini
mnjadikan sebuah sejarah yang kelam untuk indonesia sendiri dimana
pki berhasil melakukan pergerakan walaupun harus bertaruh nyawa
yang banyak

 Komunisme sendiri pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi


terhadap paham di awal abad 19,di suasana yang menanggap kaum
buruh dan pekerja tani hanyalah bagian dari produksi para pekerja
amatlah risau terhadap para kaum komunis

 Masuknya komunisme di indonesia sebuah sejara kelam bagi


indonesia penyebaran isu bahkan pembantaian kerusuhan yg di
lakukan oleh PKI inilah betapa di takutkan ideologi ini bagi dunia
maupun indonesia

28
DAFTAR PUSTAKA

Nur Sayyid Santoso Kristeva. Sejarah ideologi dunia,(Yogyakarta,april


2010)hlm 40

Frederick Engels, Prinsip-prinsip Komunisme Ditulis pada Oktober-


November 1847, Dari Selected Works, Jilid1, muka surat 81-97, diterbitkan oleh
Penerbit Progress, Moskow; 1969 hlm 126

William Ebenstein, Today Isms; Communism, Fascism,


Capitalism,Socialism (New Jersey: Prentice-Hall, Inc., 1970)hlm
67
H.M.lintang waluyo. wasiat dari tanah surga yang hilang, cetakan
November 2015 hlm 72

Ahmad safii Ma’arif. Soe Hok Gie Orang Orang di persimpangan jalan,
ditulis juli 2005.hlm 33

Tohir Bawazir. Demokrasi Antara Fundamentalisme dan Sekularisme,


Cetakan I juli 2015, hlm 118

https://www.marxists.org/indonesia/indones/1958-ApaPKI.htm

Firdaus Syam, Pemikiran Politik Barat; Sejarah, Filsafat, Ideologi dan


Pengaruhnya Terhadap Dunia Ketiga (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)hlm 78

http://www.netralnews.com/news/singkapsejarah/read/104566/inilah.sejara
h.berdirinya.pki.hingga.jad

29

Anda mungkin juga menyukai