LINGKUNGAN HIDUP
EVALUASI PERMASALAHAN SDA & LH
(DALAM PERJALANAN RUANG DAN WAKTU)
1972-1982 1982-1997
Atmosfer o Pencemaran udara dalam skala o Percemaran kimia udara secara global
lokal o Pemanasan bumi
Laut o Pencemaran laut yang masih o Pencemaran limbah padat, cair, B3, POP
sporadis meliputi pantai, rawa, laut dsb
o Perusakan terumbu karang
o Instrusi garam terhadap air tanah (air laut)
Air Tawar o Perlu air berkualitas o Makin sulit air untuk pembangunan
o Tercemar pada skala lokal o Air tanah merosot
o Banjir skala besar dan meluas
Sumber Daya o Pelestarian flora dan fauna o Manfaat berkelanjutan keanekaan hayati :
Hayati dalam habitatnya Plasma nuftah, Jenis (spesies), Ekosistem
o Keresahan masyarakat o Konflik sosial dan ancaman kearifan lokal
Sosial masyarakat
Kesehatan Manusia o Pengendalian penyakit kurang o Plus : pengendalian penyakit LH, seperti :
gizi dan menular di negara Pernafasan, Kanker, Stres/tercekam,
berkembang Jantung, Alergi
ATMOSFIR
Bumi
Altitude 25 35 km di Stratosfir
Konsentrasi O3 10 ppm
PREDIKSI Ozon
ASAM O2 + h? O + O
O2 + O + M O3 + M
33
KONDISI ES DI KUTUP SELATAN-ANTARTIKA SELUAS 3.250 KM2,
MENCAIR AKIBAT KENAIKAN SUHU BUMI 2,5 DERAJAT CELCIUS DALAM
50 TAHUN TERAKHIR
PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP, Kompas 24-9-2007
Kompas, 24
8 ASPEK PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
1.Kebijaksanaan penataan
2.Pemanfaatan
3.Pengembangan
4.Pemeliharaan
5.Pemulihan
6.Pengawasan
7.Pengendalian
8.Perlindungan
Proyek
Pembangunan
1. Konfrensi Stockholm
2. Konferensi Rio de Jeneiro
3. Konferensi Internasional Tentang Pembangunan
Berkelanjutan di Johanesburg (Afrika Selatan)
Konferensi Stockholm (5 Juni 1972)
(Konferensi Internasional tentang lingkungan Hidup)
HASIL KTT :
1. Deklarasi Rio
2. Konvensi Perubahan Iklim
3. Konvensi Keanekaragaman Hayati
4. Agenda 21 (Memuat 27 Prinsip)
5. Prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan
Konferensi Internasional Tentang Pembangunan
Berkelanjutan di Johanesburg (Afrika Selatan)
Kebijakan Lingkungan
Kebijakan bensin bebas timbal
Kebijakan desentralisasi pengelolaan LH
Kebijakan pengendalian kerusakan lingkungan
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DI INDONESIA
Peraturan Perundang-undangan
Baku mutu emisi
Baku mutu limbah cair
Golongan peruntukan air sungai
Pengelolaan limbah B3
Kepedulian Konsumen
Kesadaran untuk membeli barang yang dibuat dengan etika
lingkungan yg tinggi
Boikot konsumen terhadap produk-produk tertentu yang tidak
ramah lingkungan
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DI INDONESIA
Teknologi
Teknologi produksi bersih
Verifikasi teknologi ramah lingkungan
Tujuan dan Sasaran pengelolaan lingkungan hidup,
(Berdasarkan UU No.32/2009 Pasal 4)
Studi
Pra Studi Kelayakan
Kelayakan Desain
Tapak
AMDA
Tata L
Rencan Ruang
a Desain
Umum Rinci
KONVENSI
BAZEL
Teknologi Cleaner Audit Kebijakan
Prokasih Langit
Prod Lingkungan
Biru
UKL &
UPL Eko
Peraturan Pantai & AMDAL label
Perundang- Laut Adipura
Kepedulian
an Lestari ISO
Konsumen
14000
PROTOKOL
MONTREAL Keanekaragaman
Hayati National/
Kabupaten
PROTOKOL level
CARTAGENA Good Enviromental Governance
Perangkat Manajemen Lingkungan
# ISO 14000 #
Maret 1992, British Standard Institution (BSI) menerbitkan standar
nasional BS 7750: Environmental Management System.
BS 7750:1994 didisain dapat diintegrasikan dengan BS 5750 (ISO
9000), dapat diterapkan ke berbagai sektor, dapat untuk sertifikasi &
dapat untuk persyaratan kontrak.
Standar nasional serupa berkembang di Jepang, Canada, Irlandia,
Spanyol, dan Perancis. Standar nasional ini merupakan embrio
pembentukan standar ISO 14001.
November 1996, terbit standar SML ISO 14001 yang generik, tunggal
dan diakui secara internasional yang dibutuhkan oleh berbagai
organisasi.
Peta Seri Standar ISO 14000
Tentang :
3 Terdapat kasus orang yang mengimpor limbah dari luar wilayah Indonesia
dengan cara yang ilegal
Faktor Penyebab Belum Optimalnya
Pengelolaan Lingkungan Hidup
Adalah sulit untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, karena juga
4 tidak mudah untuk menjamin bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan tidak
melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan
6 lingkungan hidup