Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SISTEM EKONOMI KAPITALIS


Disusun untuk memenuhi tugas : Sistem Ekonomi
Dosen Pengampu : Dr. H. Parmujianto., S.Ag., S.E M.Si

oleh :

Kelompok 6 :

Nama : 1. A’yuni Nor Hayati Wulandari

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-YASINI (STAI AL-YASINI)
PASURUAN
2022

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata Sistem Ekonomi
tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Dalam mata kuliah Manajemen Perbankan Syari’ah kami mendapatkan tugas
makalah dari Pak Dr.H.Parmujianto., S.Ag., S.E., M.Si yang bertema Sistem
Ekonomi Kapitalis dan Alhamdulillah makalah ini  dapat terselesaikan. Tentunya kami
mengucapkan terima kasih kepada dosen kami yaitu Pak Dr.H.Parmujianto., S.Ag.,
S.EM.Si yang telah membimbing kami dalam mata kuliah Manajemen Perbankan
Syari’ah karena tanpa bimbingan beliau kami akan kesulitan dalam tugas ini.
Penulisan makalah berjudul “Sistem Ekonomi Kapitalis” dapat diselesaikan
karena bantuan banyak pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi referensi bagi
pihak yang tertarik. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut
pandang baru setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama
pada bagian isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi
penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami
memohonmaaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah Lembaga
Keuangan dalam Perspektif islam ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Pasuruan, 9 November 2022

Tim Penulis,

A’yuni Nor Hayati Wulandari

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI ..................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ......................................................................................................4


B. Rumusan masalah .................................................................................................4
C. Tujuan ...................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Penghapusan Kepemilikan Sebagai Solusi…………………................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................……7
B. Saran dan Kritik...………………………………………………………..............7

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................8

BAB I

3
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hak kepemilikan merupakan salah satu pembahasan yang dibicarakan dalam kajian
ilmu ekonomi, baik ekonomi sosialis, kapitalis, dan tentunya juga dalam ekonomi Islam.
Masing-masing sistem ekonomi tersebut memiliki ciri khas dalam menentukan hak
kepemilikan (ownership). Kepemilikan harta (barang dan jasa) dalam Sistem Sosialis
dibatasi dari segi jumlah (kuantitas), namun dibebaskan dari segi cara (kualitas)
memperoleh harta yang dimiliki. Artinya

Dalam memperolehnya dibebaskan dengan cara apapun dapat dilakukan. Sedangkan


menurut pandangan Sistem Ekonomi Kapitalis jumlah (kuantitas) kepemilikan harta
individu berikut cara memperolehnya (kualitas) tidak dibatasi, yakni dibolehkan dengan
cara apapun selama tidak mengganggu kebebasan orang lain.

Sistem ekonomi sosialis yang membatasi kuantitas kepemilikan dan menempatkan


kepemilikan negara pada posisi tertinggi cenderung melahirkan kekuasaan yang otoriter,
sedangkan sistem ekonomi kapitalis yang memberikan kebebasan untuk memiliki suatu
barang tanpa pembatasan

kuantitas dan kualitas, cenderung menimbulkan kesenjangan sosial. Pemilik modal kuat
akan semakin sejahtera dan kuat, sehingga akan memiliki kekayaan (property) yang
tidak terbatas, sedangkan kelompok yang tidak mampu (poverty) semakin sulit untuk
memiliki kekayaan (property).

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kepemilikan Sistem Ekonomi Kapitalis?


2. Bagaimana Sejarah Sistem Ekonomi Kapitalis?

C. TUJUAN

1. Untuk Kepemilikan Sistem Ekonomi Kapitalis.


2. Untuk memahami Sejarah Ekonomi Kapitalis.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGHAPUSAN KEPEMILIKAN SEBAGAI SOLUSI

Suramnya sistem kapitalisme hari ini sudah pernah diramalkan oleh Karl Marx. Dalam
kerangka pemikirannya mengenai komunisme, Marx meramalkan bahwa kapitalisme pasti
akan mengalami keruntuhannya. Penyebabnya, kata Marx adalah ulah dari kaum
kapitalisme itu sendiri yang karena sifat rakusnya akan terus menerus memupuk
keuntungan atau akumulasi modal. Kerakusanadalah kekuatan sekaligus kelemahan dari
kapitalisme.

Namun demikian, pada masa awal lahirnya pemikiran Marxian dan berlanjut pada
masa-masa pertarungan kapitalisme melawan komunisme, ramalan Marx tentang
keruntuhan kapitalisme seakan-akan tidak terbukti. Faktanya negara-negara yang
menganut sistem komunisme akhirnya mengalami kegagalan danharus mengakui bahwa
kapitalisme telah berjaya. Uni Soviet jatuh disusul negara-negara di Eropa Timur yang
menganut sistem komunisme.

Pada ramalan Marx tentang runtuhnya Kapitalisme disebutkan terjadinya Over Weight
Production yakni kondisi dimana terjadi kelebihan produksi akibat teknologi dan
kebutuhan yang telah tercukupi. Kondisi ini adalah faktor penyebab utama jatuhnya
kapitalisme. Kaum kapitalis yang merupakan pemilik alat-alat produksi dengan logika
akumulasi modalnya, terus menerus melakukan penghisapan terhadap kaum buruh atau
proletar sampai kemudian kaum buruh tidak lagi memiliki kemampuan untuk membeli
produk-produk yang dihasilkan mesin-mesin produksi kapitalisme. Inilah yang menjadi
akar dari revolusi kaum proletar yang akan meruntuhkan kapitalisme.

Hingga sebelum tahun 2008, kapitalisme memang dengan sukses besar meruntuhkan
pandangan-pandangan Marxisme klasik yang meramal tentang runtuhnya kapitalisme.
Banyak tesis yang mencoba menjelaskan mengapa kapitalisme tidak runtuh seperti
ramalan Marx.Dua yang cukup menonjol adalah pemikiran dari kelompok aliran
Frankfrut School yang menjelaskan tentang kuatnya penanaman kesadaran-kesadaran
palsu (false consciousness) dan Antonio Gramschi tentang hegemoni. Memang
kapitalisme dengan sangat cerdik membangun kesadaran-kesadaran palsu dan
menancapkan hegemoninya pada kelas pekerja agar mereka bersedia dan rela untuk
mengkonsumsiproduk-produk yang sesungguhnya tidak perlu dikonsumsi.Produksi
mesin-mesin kapitalis terus berputar dan konsumsi atas produk tersebut terus meningkat.

5
Alih-alih melakukan revolusi, kaum proletar justru larut dalam sistem kapitalisme dengan
kepuasan dan kebanggaan telah mengkonsumsi produk-produk yang memberi kenikmatan
palsu.

Tetapi disisi lain kerakusan kaum kapitalis neoliberal ternyata tak pernah terpenuhi.
Kaum kapitalisme neoliberal telah menjelma menjadi Erisychthon, tokoh dalam mithologi
Yunani yang dikutuk para dewa tidak akan pernah kenyang. Kutukan yang dialami
Erisychthon, seorang tukang kayu kaya tetapi serakah ini gara-gara ia nekat menebang
pohon kayu kesayangan para dewa yang dipergunakan tempat beribadah. Akhirnya
Erisychthon memakan semuanya yang ada, sampai akhirnya tak ada satupun yang bisa
dimakan kecuali dirinya sendiri.Eriscychthon pun kemudian memakan dirinya sendiri.

Kutukan yang sama juga dialami kapitalis neoliberal dunia saat ini. Kerakusannya akan
pemupukan keuntungan yang besar, mendorong mereka menciptakan sistem keuangan
semu yang dibangun dari hutang dan bunga. Hanya kertas-kerta dalam bentuk obligasi
atau surat hutang yang menjadi jaminan atas kepemilikan modal. Lalu konsumsipun
dilakukan dengan sangat massif diluar batas-batas kewajaran dan kemampuan
sesungguhnya. Akibatnya adalah menumpuknya hutang yang tidak bisa lagi dibayarkan
dengan uang yang tersedia. Jatuhnya sejumlah lembaga keuangan raksasa seperti Lehman
Brothers dan Washington Mutual di Amerika adalah contoh nyata akibat kerakusan para
pengelolanya. Sementara kasus kebangkrutan Yunani adalah akibat tingginya defisit
negara yang dibiarkan cukup lama diatas batas kewajaran.

Kepercayan yang besar atas kekuatan pasar dalam mengatur sistem perekonomian,
membutakan para kapitalis neo liberal. Pentingnya ada jaminan-jaminan secara material
atas sistem keuangan yang sempat di pertahankan kapitalisme klasik dalam bentuk
jaminan emas, ditinggalkan begitu saja oleh kapitalisme neoliberal. Pada tahun 1944
terdapat sebuah perjanjian yang disebut dengan Bretton Wood didukung oleh 44 negara
menyepakati bahwa setiap dollar Amerika yang dicetak dijamin dengan kepemilikan emas
di Bank Sentralnya. Tetapi sejak 1971 jaminan emas ini kemudian tidak diberlakukan
lagi, karena Amerika Serikat memerlukan banyak dana untuk membiayai perang Vietnam.
Maka sejak itu pula sebenarnya uang kertas hanyalah dijamin dengan kepercayaan yang
hanya ditentukan dengan ukuran-ukuran yang tidak pasti.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Suramnya sistem kapitalisme hari ini sudah pernah diramalkan oleh Karl
Marx. Dalam kerangka pemikirannya mengenai komunisme, Marx meramalkan bahwa
kapitalisme pasti akan mengalami keruntuhannya. Penyebabnya, kata Marx adalah ulah
dari kaum kapitalisme itu sendiri yang karena sifat rakusnya akan terus menerus
memupuk keuntungan atau akumulasi modal. Faktanya negara-negara yang menganut
sistem komunisme akhirnya mengalami kegagalan danharus mengakui bahwa
kapitalisme telah berjaya. Inilah yang menjadi akar dari revolusi kaum proletar yang
akan meruntuhkan kapitalisme.

Hingga sebelum tahun 2008, kapitalisme memang dengan sukses besar meruntuhkan


pandangan-pandangan Marxisme klasik yang meramal tentang runtuhnya
kapitalisme. Kerakusannya akan pemupukan keuntungan yang besar, mendorong
mereka menciptakan sistem keuangan semu yang dibangun dari hutang dan
bunga. Hanya kertas-kerta dalam bentuk obligasi atau surat hutang yang menjadi
jaminan atas kepemilikan modal. Lalu konsumsipun dilakukan dengan sangat massif
diluar batas-batas kewajaran dan kemampuan sesungguhnya.

B . SARAN DAN KRITIK

Menurut pendapat saya. Kerakusan akan pemupukan keuntungan yang


besar, mendorong mereka menciptakan sistem keuangan semu yang dibangun dari
hutang dan bunga. Hanya kertas-kerta dalam bentuk obligasi atau surat hutang yang
menjadi jaminan atas kepemilikan modal.  DemikianMasih terdapat banyak kesalahan
dalam penulisan makalah ini kami meminta kritik dan sarandari pembaca agar bisa lebih
baik lagi dalam penulis.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/sistem-ekonomi-kapitalis/ di akses pada tanggal 9 November 2022

Anda mungkin juga menyukai