Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

“SISTEM EKONOMI KAPITALIS:


KOREA SELATAN DAN JEPANG”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3-LOKAL B
NAFIDATUL ISMA (NPM. 2140402055)
NURUL AIN (NPM. 2140402056)
REFLYA NANDA (NPM. 2140402057)
RENA ARDIANI (NPM. 2140402058)
SANTI (NPM. 2140402060)

DOSEN PENGAMPU
RUSDY SETIAWAN, S.Pd., M.E

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2023
KATA PENGANTAR

Berkat ridho Allah SWT. penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah


Sejarah Pemikiran Ekonomi “Sistem Ekonomi Kapitalis: Korea Selatan dan
Jepang” sebagai salah satu pemenuhan tugas kelompok mata kuliah Sejarah
Pemikiran Ekonomi.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Rusdy Setiawan, S.Pd., M.E.
selaku dosen pengampu mata kuliah ini yang telah membimbing, mendukung serta
memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah
membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat watu.

Sebagai manusia biasa yang memiliki keterbatasan, karenanya penulis sangat


mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan
makalah ini. Akhir kata semoga seluruh bantuan dan motivasi yang telah diberikan
kepada penulis mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT. atas
dukungan dan partisipasinya, penulis ucapkan terima kasih.

Tarakan, 28 Februari 2023


Penulis,

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................ ii

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah Sistem Ekonomi Kapitalis ................................................. 4
B. Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis ............................................ 8
C. Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis Menurut Para Ahli .............. 9
D. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis ............................................. 11
E. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis ................ 12
F. Negara-Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Kapitalis .......... 13
G. Sistem Ekonomi Kapitalis di Negara Korea Selatan ..................... 14
H. Sistem Ekonomi Kapitalis di Negara Jepang ................................ 15
I. Perbedaan Antara Negara Korea Selatan dan Jepang dalam
Mengimplementasikan Sistem Ekonomi Kapitalis ........................ 16

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
George Stiger dalam buku Mark Skousen "Sejarah Pemikiran Ekonomi
Sang Maestro" menyatakan terkait dengan kapitalisme merupakan gaya
ekonomi yang memiliki kebebasan, persaingan bebas dan kepemilikan pribadi
(Sirajuddin, Tamsir 2019). Sistem ekonomi kapitalisme kemudian dianggap
menjadi penyebab tidak tercapainya kesejahteraan masyarakat yang adil,
walaupun kapitalisme baik dalam kinerja ekonomi namun pemerataan
kesejahteraan material belumlah sepenuhnya berhasil. Hal ini dapat dilihat dan
dinilai dari terjadinya tingkat inflasi dan banyaknya pengangguran di negara
negara maju yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis yang kemudian
menimbulkan kesenjangan sosial antara penduduk kaya dan miskin (Ariza
Fuadi, 2016).
Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang bercirikan profit motive
dan mengontrol sarana produksi, distribusi dan pertukaran oleh kepemilikan
pribadi. Beberapa data terbaru terkait dengan indicator kunci dasar ekonomi;
(1) kekayaan 359 orang terkaya di dunia setara dengan kekayaan 2,9 milyat
orang orang termiskin didunia. (2) total kekayaan orang terkaya didunia bila
digabungkan sama dengan GDP 48 negara termiskin (3) untuk mengatasi
kelaparan, wabah penyakit dan kekurangan gizi yang dibutuhkan adalah 4%
dari akumulasi kekayaan dari 225 orang terkaya dunia (4) untuk memenuhi
kesehatan dan makanan dibutuhkan 13 milyar USD setara dengan total
pengeluaran pembelian parfum di Eropa. Yang artinya dalam data tersebut
memberikan kecenderungan terjadinya kesenjangan sosial yang terjadi di
dunia, dimana pada waktu yang bersamaan orang kaya menjadi makin kaya
dan orang miskin semakin miskin. Gambar kemiskinan itu semakin nyata sebab
sebagian masyarakat hidup dalam kelimpahan, sementara sebagian lagi hidup
serba kekurangan. Kekayaan sejumlah orang berarti kemiskinan bagi orang
lain. Hal tersebut menjadi tingkat kesenjangan yang luar biasa dan cenderung
berbahaya (Mochammad Syawie, 2011).

1
Kapitalisme terwujud dengan adanya dukungan oleh liberalisme, dimana
negara tidak boleh ikut campur tangan dalam proses kegiatan ekonomi dan
aspek kehidupan masyarakatnya, pemerintah hanya diberikan hak untuk
menjaga ketertiban dan penegakan hukum (Samrin, 2015). Pada saat terjadi
pembentukan kekayaan yang sangat luar biasa, diwaktu yang sama pula terjadi
pembentukan kemiskinan. Beberapa data diatas juga dipengaruhi oleh gaya
hidup dan hedonisme, total pengeluaran pembelian parfum di Eropa setara
dengan kebutuhan kesehatan dan makanan di dunia. Kesenjangan sosial
tersebut akibat dari pemikiran kapitalisme, karena pada penerapannya yang
bekerja keraslah yang mendapatkan hasil sedangkan dalam ekonomi sosialisme
sebaliknya, pendapatan dibagi sama rata dan diatur oleh pemerintah.
Terdapat beberapa negara yang masih menganut sistem kapitalisme, dua
diantaranya adalah Korea Selatan dan Jepang. Bagaimanakah Korea Selatan
dan juga Jepang menganut sistem kapitalisme tersebut? Apa saja perbedaan
antara dua negara tersebut? Dalam pembahasan makalah ini akan dijelaskan
terkait analisis mengenai dua negara yang menganut sistem kapitalisme yaitu
Korea Selatan dan Jepang. Selain itu, akan dibahas pula terkait pertanyaan
diatas dan beberapa hal lain yang masih berkaitan dengan Sejarah Pemikiran
Ekonomi: Kapitalisme.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan
masalah dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah sistem ekonomi kapitalis?
2. Apa itu sistem ekonomi kapitalis?
3. Bagaimana sistem ekonomi kapitalis menurut para ahli?
4. Bagaimana ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis?
5. Apa saja kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi kapitalis?
6. Negara mana saja yang menganut sistem ekonomi kapitalis?
7. Bagaimana sistem ekonomi kapitalis di negara Korea Selatan?
8. Bagaimana sistem ekonomi kapitalis di negara Jepang?

2
9. Apa saja perbedaan antara negara Korea Selatan dan Jepang dalam
mengimplementasikan sistem ekonomi kapitalis?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan
penyususnan makalah ini adalah untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana sejarah sistem ekonomi kapitalis.
2. Untuk mengetahui apa itu sistem ekonomi kapitalis.
3. Untuk mengetahui bagaimana sistem ekonomi menurut pandangan para
ahli.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem ekonomi kapitalis.
6. Untuk mengetahui negara-negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis
7. Untuk mengetahui sistem ekonomi kapitalis di negara Korea Selatan.
8. Untuk mengetahui sistem ekonomi kapitalis di negara Jepang.
9. Untuk mengetahui perbedaan antara negara Korea Selatan dan Jepang
dalam mengimplementasikan sistem ekonomi kapitalis.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Sistem Ekonomi Kapitalis


Secara historis perkembangan kapitalisme merupakan bagian dari
gerakan individualisme. Gerakan ini juga menimbulkan dampak dalam bidang
yang lain. Dalam bidang keagamaan gerakan ini menimbulkan reformasi.
Dalam hal penalaran melahirkan ilmu pengetahuan alam. Dalam hubungan
masyarakat memunculkan ilmu-ilmu sosial. Dalam bidang ekonomi
melahirkan sistem kapitalisme. Oleh karena itu peradaban kapitalis sah
(legitimate) adanya. Di dalamnya terkandung pengertian bahwa kapitalisme
adalah sebuah sistem sosial yang menyeluruh, lebih dari sekedar tipe tertentu
dalam perekonomian. Sistem ini berkembang di Inggris pada abad 18 masehi
dan kemudian menyebar luas ke kawasan Eropa Barat Laut dan Amerika Utara
(Ebenstein & Fogelman, 1994: 148).
Perjalan sejarah kapitalisme tidak dapat dilepaskan dari bumi Eropa,
tempat lahir dan berkembangnya kapitalisme. Tahun 1648 (tahun tercapainya
perjanjian Westphalia) dipandang sebagai tahun lahirnya sistem negara
modern. Perjanjian itu mengakhiri Perang Tiga Puluh Tahun (antara Katholik
dan Protestan di Eropa) dan menetapkan sistem negara merdeka yang
didasarkan pada konsep kedaulatan dan menolak ketundukan pada otoritas
politik Paus dan Gereja Katholik Roma (Papp, 1988: 17). Inilah awal
munculnya sekularisme. Sejak itu aturan main kehidupan dilepaskan dari
gereja (yang merupakan wakil Tuhan), dengan anggapan bahwa negara itu
sendiri yang paling tahu kebutuhan dan kepentingan warganya sehingga
negaralah yang layak membuat aturan untuk kehidupannya, sementara Tuhan
(agama) diakui keberadaannya tetapi dibatasi hanya di gereja (hubungan
manusia dengan Tuhannya).
Prinsip dasar sekular tersebut adalah menempatkan manusia
(negara/kerajaan) sebagai pembuat peraturan atau hukum. Permasalahan
berikutnya adalah siapa atau apa yang berwenang membuat aturan yang
menjamin terciptanya kehidupan yang damai, tentram dan stabil.

4
Kenyataannya, Eropa sampai abad ke-19 merupakan kerajaan-kerajaan yang
diperintah oleh kaisar, raja dan para bangsawan (aristokrat). Sampai masa itu,
peran politik rakyat sangatlah minim bahkan tidak ada. Rakyat secara pasif
patuh pada raja dan undang-undang yang dibuat oleh raja, tanpa melibatkan
diri dalam proses politik (pembuatan keputusan). Dan ternyata raja selalu tidak
bisa memenuhi kepentingan dan kebutuhan warganya secara adil dan
menyeluruh.
Selanjutnya terdapat tiga perkembangan penting yang mempengaruhi
perubahan situasi di Eropa, yaitu: revolusi industri (1760 – 1860), revolusi
Perancis (1775 – 1799) dan tingkat melek huruf (literasi) (abad ke-19). Ketiga
peristiwa tersebut telah mendorong munculnya keterlibatan rakyat (di luar raja
dan kaum bangsawan) di dalam politik (pengaturan urusan rakyat) (Robert &
Lovecy, 1984: 7). Revolusi industri telah memunculkan kelas menengah yang
mempunyai kekuatan ekonomi, sehingga dengan kekuatannya tersebut mereka
menuntut derajat kekuatan politik yang berimbang. Revolusi Perancis telah
mendorong tuntutan akan nasionalisme (ide bahwa rakyat bisa memerintah
dirinya sendiri, bukan diperintah oleh yang lain), libelarisme (ide bahwa
otoritas politik harus disahkan lebih dahulu secara konsensus dan tidak secara
turun temurun, serta dibatasi oleh hukum dan konstitusi) danequalitas (ide
bahwa partisipasi politik tidak hanya di tingkat elit aristokrat saja, tetapi
terbuka untuk semua penduduk).
Sedangkan meningkatnya derajat melek huruf di kalangan rakyat telah
menyebabkan mereka dapat membaca peristiwa-peristiwa dan pemikiran-
pemikiran yang berkembang di Eropa dan sekaligus mempengaruhi
mereka.Kemajuan sosial (social progress), yang berupa sejumlah perbaikan
kondisi ekonomi, intelektualitas, sosial budaya dan politik yang terjadi di
Eropa Barat antara abad ke-18 sampai abad ke-19, dapat dilihat sebagai
penyebab berkembangnya demokrasi, di mana demokrasi membatasi
kesewenangan dan mendorong manusia menjadi lebih sempurna dan adil
dalam mengatur kehidupannya (Palma, 1990: 17) .
Dari sini kita bisa menyebut bahwa pada abad ke-19 telah terjadi transisi
politik di Eropa Barat dari bentuk otokrasi dinasti tradisional menjadi

5
demokrasi liberalmodern. Meskipun demikian, ada kesamaan dalam dua
kondisi tersebut, yaitu sekularime. Konsekuensi dari Tuhan (agama) tidak
boleh campur tangan dalam pengaturan urusan kehidupan manusia adalah
pembuatan aturan main (keputusan/hukum) oleh manusia. Ketika
keputusan/hukum dibuat oleh seseorang secara otoriter, dan terbukti tidak
mampu menangkap kepentingan dan kebutuhan rakyatnya, maka dituntutlah
keikutsertaan rakyat seluruh rakyat dalam membuat keputusan. Dengan
demikian diharapkan mampu menciptakan aturan main yang lebih bisa
memenuhi keinginan dan kepentingan rakyat banyak.
Sedangkan mengenai penamaan ideologi ini dengan nama Kapitalisme,
An-Nabhani dalam kitabnya Nidzom Al-Islam (1953) memberikan pendapat
dan uraian sebagai berikut: bahwa munculnya kapitalisme berawal pada kaisar
dan raja-raja di Eropa dan Rusia yang menjadikan agama sebagai alat pemeras,
penganiaya dan penghisap darah rakyat. Para pemuka agama pada waktu itu
dijadikan sebagai perisai untuk memenuhi keinginan mereka.
Dari kondisi seperti itu, maka berikutnya menimbulkan pergolakan yang
sengit, yang kemudian membawa kebangkitan bagi para filosof dan
cendikiawan. Sebagian dari mereka mengingkari adanya agama secara mutlak,
sedangkan sebagian yang lain mengakui adanya agama tetapi menyerukan agar
dipisahkan dari kehidupan dunia. Sampai akhirnya pendapat mayoritas dari
kalangan filosof dan cendekiawan itu lebih cenderung memilih ide yang
memisahkan agama dari kehidupan, yang kemudian menghasilkan usaha
pemisahan antara agama dengan negara. Disepakati pula pendapat untuk tidak
mempermasalahkan agama, dilihat dari segi apakah diakuai atau ditolak, sebab
yang menjadi masalah adalah agama itu harus dipisahkan dari kehidupan (An-
Nabhani, 1953: 25).
Ide pemisahan agama dari negara tersebut dianggap sebagi jalan
kompromi antara pemuka agama yang menghendaki segala sesuatunya harus
tunduk kepada mereka (yang mengatasnamakan agama) dengan para filosof
dan cendekiawan yang mengingkari adanya agama dan dominasi para pemuka
agama. Dengan demikian ide sekularisme ini sama sekali tidak mengingkari
adanya agama, akan tetapi juga tidak menjadikannya berperan dalam

6
kehidupan. Yang mereka lakukan tidak lain adalah memisahkannya dari
kehidupan (An-Nabhani, 1953: 25).
Atas landasan pandangan hidup seperti di atas, mereka berpendapat
bahwa manusia sendirilah yang berhak untuk membuat peraturan hidupnya.
Mereka juga mengharuskan pula untuk mempertahankan kebebasan manusia
yang terdiri dari kebebasan beragama, kebebasan berpendapat (berbicara),
kebebasan individu (pribadi) dan kebebasan kepemilikan (hak milik). Dari
kebebasan hak kepemilikan itulah dihasilkansistem ekonomi kapitalis, yang
merupakan hal yang paling menonjol pada ideologi ini. Oleh karena itu
ideologi ini dinamakan kapitalisme, sebuah nama yang diambil dari aspek yang
paling menonjol dalam ideologi ini (An-Nabhani, 1953: 24).
Demokrasi sebagaimana telah diuraikan di atas, sebenarnya juga berasal
dari ideologi ini, akan tetapi masih dianggap kurang menonjol dibanding
dengan sistem ekonominya. Hal itu dapat dibuktikan bahwa sistem ekonomi
kapitalis di Barat ternyata sangat mempengaruhi elite kekuasaan sehingga
mereka tunduk kepada para kapitalis (pemilik modal, konglomerat). Bahkan
hampir-hampir dapat dikatakan bahwa para Kapitalislah yang menjadi
penguasa sebenarnya di negara-negara yang menganut ideologi ini. Di samping
itu demokrasi bukanlah menjadi ciri khas dari ideologi ini, sebab sosialispun
ternyata juga menyuarakan dan menyatakan bahwa kekuasan berada di tangan
rakyat. Oleh karena itu lebih tepat jika ideologi ini dinamakan ideologi
Kapitalisme (An-Nabhani, 1953: 24-25).
Adapun mengenai kelahiran ekonomi kapitalis itu sendiri, hal ini tidak
bisa dipisahkan dengan Adam Smith, seorang pemikir terkemuka di abad 18
yang telah membidani kelahiran ilmu ekonomi lewat karyanya yang
monumental “Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of the Nations”
pada tahun 1776 (Saefuddin, 1992: xvi). Smith, dengan sistem pasarnya
memunculkan pengetahuan tingkah laku ekonomi yang belum pernah ditemui
sebelumnya yang kemudian menjadi bahan analisa bagi terbentuknya sebuah
tubuh ilmu yang makin utuh. Pandangan, pemikiran, analisa dan teori-teorinya
yang tertuang secara detail dalam bukunya tersebut mendasari lahirnya sebuah
sistem ekonomi yang sampai sekarang berlaku, yakni sistem ekonomi kapitalis.

7
Buku Smith sesungguhnya merupakan gambaran, kupasan dan sekaligus
ramalan tentang kehidupan ekonomi pada zamannya. Dengan ketajaman dan
kekuatan nalar, kekayaan gagasan serta keyakinan seorang filsuf pada
jamannya, Smith melihat di balik gejala yang menjadi pusat perhatiannya,
sesuatu yang kemudian disebutnya sebagai hukum-hukum sistem pasar. Dasar
analisanya semata-mata obyektif yang mendasari tindakan ekonomi seseorang
sebagaimana yang ia tulis dalam bukunya (Saefuddin, 1992: xvi): “It is not
from the benevolence of the butcher, the brewer, or the baker that we expect
our dinner, but from their regard to their own interest”.

B. Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis


Sistem ekonomi adalah sekumpulan komponen-komponen atau unsur-
unsur yang terdiri dari atas unit-unit dan agen-agen ekonomi, serta lembaga-
lembaga ekonomi yang bukan saja saling berhubungan dan berinteraksi
melainkan juga sampai tingkat tertentu yang saling menopang dan
memengaruhi. Sedangkan kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi
ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat tas alat-alat produksi dan
distribusi yang pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang
sangat kompetitif.
Jadi sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang asset-aset
produktif dan atau faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh
sektor individu atau swasta. Perekonomian yang memberikan kebebasan secara
penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti
memproduksi barang, menjual barang, menyalurkan barang dan lain
sebagainya.
Sistem kapitalis memandang bahwa manusia adalah pemilik satu-satunya
terhadap harta yang telah diusahakan. Tidak ada hak orang lain di dalamnya.
Ia memiliki hak mutlak untuk membelanjakan sesuai dengan keinginannya.
Sosok pribadi dipandang memiliki hak untuk memonopoli sarana-sarana
produksi sesuai kekuasaannya. Ia mengalokasikan hartanya hanya pada bidang
yang memiliki nilai guna materi (profit oriented).

8
C. Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis Menurut Para Ahli
Terdapat 6 pendapat para ahli terakit sistem ekonomi kapitalis, yaitu:
1. Tom G. Palmer
Ahli ekonomi yang pertama adalah Tom G. Palmer. Dimana Ia
mengatakan bahwa sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah sistem
ekonomi, sosial, hukum, dan budaya yang ditujukan untuk mendorong
hak, meritokrasi, proses pembelajaran, dan desentralisasi inovasi melalui
proses kesukarelaan di dalam mekanisme pasar.
2. Ir. Soekarno
Menurut Ir. Soekarno, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem sosial
yang ada di dalam masyarakat yang muncul dari cara produksi dan juga
memisahkan kaum buruh dengan alat produksi yang ada.
3. Ebenstein William
Ahli selanjutnya mengatakan bahwa sistem ekonomi kapitalis adalah
sebuah sistem sosial yang lebih menyeluruh dan lebih dari sistem ekonomi
lain.
4. Karl Marx
Karl Marx dikenal sebagai ahli dalam menafsirkan teori-teori yang ada di
bidang ekonomi, pemerintahan, dan kemasyarakatan. Beliau juga
mendalami konsep kapitalisme ini dari berbagai sudut pandang seperti
aspek ekonomi dan aspek politik.
Menurut Karl Marx, kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang dibuat
dan digunakan dengan maksud mendapatkan keuntungan dari setiap
proses produksi. Hal ini dilakukan dengan cara mode of production, di
mana proses mengorganisir setiap produksi secara terukur dan sistematis
untuk mengurangi biaya produksi hingga seminimal mungkin.
Keuntungan dari proses yang dilakukan akan menghasilkan kekuatan
dalam menyeragamkan buruh atau pekerja dan menguasainya. Karl Marx
juga membagi sistem kapitalisme ini menjadi dua kelas yaitu kaum
kapitalis dan kaum buruh. Di mana, kaum kapitalis merupakan kaum
borjuis dengan kepemilikan alat-alat untuk produksi. Sementara kaum

9
buruh atau proletariat merupakan kaum yang tidak memiliki alat-alat
produksi, bahan-bahan produksi, hingga ruang kerja.
5. Max Weber
Salah satu anggapan yang bertentangan dengan sisi negatif dari pengertian
kapitalisme adalah anggapan menurut Max Weber. Menurut Max Weber,
kapitalisme memiliki manfaat atau segi positif bagi kehidupan. Di mana,
semangat kapitalisme ini sejalan dengan doktrin keagamaan.
Kapitalisme hadir sebagai paham yang baik dalam mensejahterakan
manusia untuk rajin dalam bekerja, memiliki hidup disiplin dan hidup
hemat. Hal ini dikaitkan dengan kapitalisme yang lahir dari etika Protestan
sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan.
Etika Protestan ini lahir sebagai kaum Calvinis di Eropa yang beranggapan
bahwa setiap orang telah ditakdirkan untuk masuk surga atau neraka
sehingga untuk mencapai kebaikan, manusia harus sukses dalam
pekerjaannya di dunia. Doktrin ini melahirkan karya bagi Weber yang
diaplikasikan oleh para kaum Calvinis untuk semangat dalam bekerja
karena ukuran sukses dunia ini akan mempengaruhi kesuksesan di akhirat.
6. Adam Smith
Lain halnya menurut Adam Smith pada pengertian kapitalisme. Menurut
beliau, kapitalisme ini ada untuk mendukung perekonomian yang baik. Di
mana, suatu individu berperan besar dalam memakmurkan suatu bangsa
dengan menjadikan individu tersebut menjadi tokoh yang dipandang. Hal
ini karena kepemilikannya atas alat-alat produksi, pendistribusian, hingga
pengelolaan laba atau keuntungan.
Menurut Adam Smith, jika pelaku kapitalis yaitu pemilik modal diberikan
kebebasan dalam menjalankan usaha, maka hal ini akan berdampak baik
pada kelangsungan hidup masyarakat sekitar. Di mana, usaha yang
dibangun oleh pemilik modal akan memberikan lapangan pekerjaan pada
masyarakat dan memakmurkan suatu negara. Adam Smith juga membagi
pemikiran kapitalisme menjadi empat hal seperti berikut:
 Menciptakan kekayaan sebenarnya adalah perhatian suatu individu
bukan pemerintah.

10
 Suatu individu harus memiliki kekayaan berupa properti pribadi atau
sumber daya secara tepat.
 Kebebasan dalam berekonomi yang menghasilkan pasar secara
kompetitif, di mana penjual dan pembeli dapat memilih pasar sesuai
keinginan.
 Peran pemerintah dibatasi hanya untuk mempertahankan, melindungi,
dan mengawasi keterlibatan pihak asing serta penyedia lapangan
kerja.

D. Ciri-Ciri Sistem Ekonomi Kapitalis


Kapitalisme merupakan suatu peradaban yang menciptakan sebuah
paham atau ideologi dan kemudian menjadi gaya hidup. Sistem tersebut
memberikan kebebasan bagi individu untuk mempunyai sumber daya.
Misalnya persaingan tiap individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, atau
persaingan antar badan usaha dalam mencari laba. Berikut adalah beberapa
ciri-ciri sistem ekonomi kapitalis:
1. Mementingkan Diri Sendiri
Setiap orang mempunyai kebebasan untuk bersaing dalam bisnis dengan
menggunakan metode-metode guna mendapatkan laba yang tinggi. Dalam
hal ini, semua kegiatan ekonomi dan sosial dilakukan untuk kepentingan
tiap individu.
2. Hak Milik Perseorangan Diakui
Di negara yang menggunakan sistem ekonomi kapitalis, akan memberikan
kebebasan untuk rakyatnya dalam menimbun kekayaan pribadi tanpa
memperdulikan posisi orang lain yang tidak mempunyai kemampuan
dalam melakukan hal yang sama.
3. Kebebasan Penuh terhadap Semua Kegiatan Ekonomi
Sistem ekonomi ini memberikan kebebasan secara penuh kepada
masyarakatnya dalam melakukan segala kegiatan ekonomi. Intervensi dari
pihak pemerintah sangat dibatasi. Jadi mereka hanya berperan sebagai
penyedia fasilitas saja. Oleh karena itu, semua pemilik bisnis dan

11
masyarakat umum bisa melakukan semua kegiatan ekonomi dengan lancar
bebas.
4. Bebas Berkompetisi
Sistem ekonomi kapitalis sangat memberikan kebebasan kepada para
pelaku usaha dalam melakukan persaingan di pasar. Persaingan tersebut
dapat terjadi antara pelaku bisnis, dimana mereka akan berlomba-lomba
dalam memberikan produk berkualitas kepada para pembeli. Begitupun
sebaliknya, para pembeli dapat saling bersaing dalam memperoleh harga
terbaik.
5. Harga Sebagai Penentu
Sistem ekonomi kapitalis menerapkan mekanisme pasar yang bertugas
dalam menentukan harga keseimbangan antara permintaan dan penawaran
suatu produk ataupun jasa. Apabila terjadi penurunan harga yang cukup
rendah, maka negara diminta untuk tidak ikut campur. Sebab, mekanisme
pasar akan menentukan harga keseimbangan baru dengan sendirinya.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa negara mempunyai peran yang
sangat sedikit dan hanya berperan sebagai keamanan serta ketertiban,
menentukan hak-hak kekayaan pribadi, dan juga menjaga persaingan tanpa
adanya hambatan. Berbeda dengan sistem ekonomi klasik yang berfokus pada
perilaku ekonomi masyarakat yang dibahas lebih lanjut pada buku Sosiologi
Ekonomi.

E. Kelebihan dan Kekurangan Sistem Ekonomi Kapitalis


Adapun kelebihan dan kekurangan dari sistem ekonomi kapitalis.
Kelebihan:
1. Kapitalisme mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi
kompetisi terbuka di pasar.
2. Sistem ini menyediakan individu kesempatan lebih baik untuk
meningkatkan pendapatan mereka dan dengan demikian mencapai
pertumbuhan ekonomi.
3. Hasil dari kapitalisme adalah sistem ekonomi yang terdesentralisasi.
Faktor ini dianggap sebagai salah satu kelebihan terbesar kapitalisme.

12
4. Dalam perekonomian yang terdesentralisasi, individu memiliki lebih
banyak pilihan dalam bisnis.
5. Mereka terpapar dengan kompetisi dan harus menghadapi tantangan yang
berbeda serta dituntut menemukan solusi untuk unggul dalam kompetisi.
Kekurangan/kelemahan:
1. Sebagian menganggap persaingan sengit yang dibawa oleh kapitalisme
sebagai kelemahan utama.
2. Mereka percaya bahwa ekonomi kapitalis dapat menimbulkan persaingan
tidak sehat.
3. Kapitalisme membuat ekonomi yang berorientasi pada uang. Perusahaan
bisnis akan melihat ekonomi dengan titik pandang materialistik.
4. Profit dipandang menjadi tujuan bisnis utama dengan raksasa bisnis
mengambil alih perusahaan-perusahaan kecil.
5. Tenaga kerja juga dikompensasi dengan tujuan tunggal agar memiliki
produktivitas lebih tinggi.
6. Sebagian ekonom percaya bahwa kapitalisme memicu penipisan sumber
daya alam karena dieksploitasi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan.
7. Kapitalisme juga diyakini menyebabkan distribusi kekayaan yang tidak
adil dengan kekayaan dan kekuasaan hanya dikuasai oleh segelintir orang.

F. Negara-Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Kapitalis


Terdapat 66 negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, sebagai
berikut:
1. Amerika Serikat 9. Honduras
2. Argentina 10. Kanada
3. Bolivia 11. Meksiko
4. Brasil 12. Nikaragua
5. Chili 13. Panama
6. Kuba 14. Paraguay
7. Kolombia 15. Peru
8. Ekuador 16. Uruguay

13
17. Venezuela 42. Swiss
18. Kosta Rika 43. Belanda
19. Greenland 44. Norwegia
20. Puerto Riko 45. India
21. Suriname 46. Iran
22. Austria 47. Israel
23. Belgia 48. jepang
24. Kroasia 49. Korea Selatan
25. Ceko 50. Filipina
26. Denmark 51. Thailand
27. Finlandia 52. Taiwan
28. Perancis 53. Hong Kong
29. Jerman 54. Siangapura
30. Yunani 55. Myanmar
31. Italia 56. Australia
32. Hungaria 57. Selandia Baru
33. Islandia 58. Mesir
34. Luxembourg 59. Senegal
35. Rusia 60. Afrika Selatan
36. Swedia 61. Maroko
37. Polandia 62. Kenya
38. Serbia 63. Ghana
39. Spanyol 64. Tunisia
40. Ukraina 65. Mozambik
41. Inggris 66. Malawi

G. Sistem Ekonomi Kapitalis di Negara Korea Selatan


Korea Selatan menganut sistem ekonomi campuran yang memiliki ciri
khas dari sistem ekonomi kapitalis. Sejak awal berdirinya negara ini pada tahun
1948, Korea Selatan telah mengalami perubahan ekonomi yang signifikan,
mulai dari ekonomi agraris hingga menjadi salah satu negara dengan ekonomi
terbesar di dunia.

14
Sistem ekonomi kapitalis di Korea Selatan terlihat jelas pada sektor
swasta. Pemerintah Korea Selatan memberikan kebebasan kepada sektor
swasta untuk menentukan harga, produksi, dan distribusi barang dan jasa
mereka. Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga menerapkan kebijakan
liberalisasi dan deregulasi dalam sektor ekonomi, yang memungkinkan sektor
swasta untuk beroperasi dengan lebih efisien.
Namun, pemerintah Korea Selatan juga memiliki peran penting dalam
mengatur dan mengendalikan sektor ekonomi. Pemerintah memberikan subsidi
kepada sektor-sektor tertentu, seperti sektor pertanian dan manufaktur, dan
mengendalikan beberapa industri kunci, seperti energi dan transportasi. Selain
itu, pemerintah juga mendorong pembangunan infrastruktur dan pendidikan
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Secara keseluruhan, Korea Selatan memiliki sistem ekonomi yang
seimbang antara kebebasan sektor swasta dan peran pemerintah dalam
mengatur ekonomi. Hal ini memungkinkan negara ini untuk mencapai
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan juga meningkatkan kesejahteraan
rakyatnya.

H. Sistem Ekonomi Kapitalis di Negara Jepang


Jepang adalah salah satu negara dengan sistem ekonomi campuran yang
memiliki ciri khas dari sistem ekonomi kapitalis. Pada awal pembangunan
ekonomi pasca-Perang Dunia II, Jepang mengadopsi model ekonomi kapitalis
yang didukung oleh perusahaan swasta yang sangat kuat. Namun, peran
pemerintah juga sangat signifikan dalam mengatur dan mengendalikan sektor
ekonomi.
Sistem ekonomi kapitalis di Jepang menempatkan perusahaan-
perusahaan swasta sebagai motor penggerak ekonomi. Perusahaan-perusahaan
besar seperti Toyota, Sony, dan Honda menjadi contoh perusahaan yang
memiliki pengaruh besar dalam ekonomi Jepang dan diakui sebagai pendorong
inovasi dan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.
Namun, pemerintah Jepang juga memiliki peran yang penting dalam
membentuk sistem ekonomi. Pemerintah Jepang memperkenalkan kebijakan

15
untuk membantu mengembangkan sektor industri tertentu, seperti otomotif dan
elektronik, serta menawarkan berbagai insentif kepada perusahaan untuk
mendorong inovasi dan pengembangan teknologi baru.
Pemerintah Jepang juga mengontrol beberapa sektor strategis seperti
transportasi dan energi, serta mengambil tindakan yang agresif dalam
menyelesaikan krisis ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 1990-an.
Pemerintah Jepang juga mempromosikan kesejahteraan sosial melalui berbagai
program seperti asuransi kesehatan, pendidikan, dan program dukungan sosial.
Secara keseluruhan, sistem ekonomi kapitalis di Jepang menempatkan
perusahaan swasta sebagai motor penggerak utama, tetapi juga membutuhkan
peran pemerintah yang kuat dalam mengatur dan mengendalikan sektor
ekonomi untuk mencapai tujuan-tujuan jangka panjang dan mendukung
kesejahteraan rakyat.

I. Perbedaan Antara Negara Korea Selatan dan Jepang dalam


Mengimplementasikan Sistem Ekonomi Kapitalis
Korea Selatan dan Jepang adalah dua negara maju yang menganut sistem
kapitalisme. Namun, ada beberapa perbedaan dalam cara kedua negara
mengimplementasikan sistem ini.
1. Sejarah dan Pengaruh Kultural
Korea Selatan dan Jepang memiliki sejarah yang berbeda-beda dalam
menerima dan mengimplementasikan sistem kapitalisme. Jepang telah
menganut sistem kapitalisme sejak era Meiji pada akhir abad ke-19,
sedangkan Korea Selatan baru mulai mengadopsinya setelah Perang Dunia
II. Selain itu, pengaruh budaya juga memainkan peran dalam cara kedua
negara menganut kapitalisme. Jepang cenderung lebih individualis,
sedangkan Korea Selatan lebih mengutamakan kerjasama dan
ketergantungan dalam hubungan sosial.
2. Struktur Ekonomi
Jepang memiliki ekonomi yang lebih besar dan lebih maju dibandingkan
dengan Korea Selatan. Industri manufaktur Jepang, terutama elektronik
dan otomotif, sangat terkenal dan memainkan peran besar dalam

16
pertumbuhan ekonomi negara. Korea Selatan juga memiliki industri
manufaktur yang maju, tetapi lebih fokus pada industri semikonduktor dan
teknologi informasi.
3. Peran Pemerintah
Pemerintah Jepang memiliki peran yang lebih besar dalam mengatur
ekonomi dibandingkan dengan pemerintah Korea Selatan. Pemerintah
Jepang sering kali terlibat langsung dalam pembangunan ekonomi melalui
program-program seperti Investasi Publik Strategis dan Regulasi
Ekonomi. Di sisi lain, pemerintah Korea Selatan cenderung memberikan
ruang yang lebih besar bagi sektor swasta untuk berkembang.
4. Kepemilikan Perusahaan
Jepang memiliki tradisi kepemilikan perusahaan oleh keluarga atau
perusahaan besar, yang dikenal sebagai keiretsu. Kepemilikan ini sering
kali menghasilkan hubungan kerja jangka panjang antara perusahaan dan
pekerjanya. Di sisi lain, Korea Selatan memiliki perusahaan besar yang
terkadang dimiliki oleh kelompok konglomerat seperti Samsung atau LG,
yang cenderung lebih fokus pada keuntungan jangka pendek.
Secara keseluruhan, Korea Selatan dan Jepang menganut sistem
kapitalisme yang serupa, tetapi dengan perbedaan dalam sejarah, pengaruh
budaya, struktur ekonomi, peran pemerintah, dan kepemilikan perusahaan.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem ekonomi kapitalis adalah sistem ekonomi yang asset-aset
produktif dan atau faktor-faktor produksinya sebagian besar dimiliki oleh
sektor individu atau swasta. Menurut Milton H: Spencer kapitalis merupakan
sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik individu (private
ownership) atas alat-alat produksi dan distribusi dan pemanfaatannya untuk
mencapai laba dalam kondisi yang kompetitif.
Prinsip dasar ekonomi kapitalis yaitu: kebebasan memiliki harta secara
perorangan, dan kebebasan ekonomu dan persaingan. Kerangka dasar sistem
ekonomi kapitalis yaitu: kelangkaan, pandangan tentang nilai barang, dan
peranan harga dalam sistem ekonomi kapitalistik
Kelebihan sistem ekonomi kapitalis yaitu kapitalisme mendorong
pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi kompetisi terbuka di pasar
Sedangkan kekurangannya yaitu kapitalisme membuat ekonomi yang
berorientasi pada uang, perusahaan bisnis akan melihat ekonomi dengan titik
pandang materialistic
Terdapat 2 contoh negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis yaitu
Korea Selatan dan Jepang. 2 negara ini merupakan contoh sukses dari ekonomi
kapitalis, yang telah mencapai pertumbuhan yang luar biasa dalam beberapa
dekade terakhir. Namun, kedua negara tersebut juga menghadapi tantangan
ekonomi yang serius, yang harus diatasi untuk mempertahankan pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://osf.io/rk7gf/

https://www.gramedia.com/literasi/sistem-ekonomi-kapitalis/

https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/download/
43/43/

https://osf.io/b3ykm/download

https://files.osf.io/v1/resources/b3ykm/providers/osfstorage/6092937c5533b403ec
e22396?action=download&direct&version=1#:~:text=A.,Pengertian%20Sistem%
20Ekonomi%20Kapitalisme&text=merupakan%20sebuah%20sistem%20organisa
si%20ekonomi,dalam%20kondisi%20yang%20sangat%20kompetitif.

https://www.amazine.co/39128/kelebihan-dan-kekurangan-sistem-ekonomi-
kapitalisme/

https://chat.openai.com/chat#

https://www.gramedia.com/literasi/sistem-ekonomi-kapitalis/amp/

https://www.gramedia.com/literasi/sistem-ekonomi-
kapitalis/amp/#Dampak_Sistem_Ekonomi_Kapitalis

19

Anda mungkin juga menyukai