Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

NEGARA YANG MENGANUT SISTEM EKONOMI KAPITALIS


(NEGARA AUSTRALIA)

Dosen Pengampu :

Rusdy Setiawan, S.Pd., M.E

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1) Alfina Damayanti (2140402125)


2) Putri Ameliah (2140402112)
3) Siti Rahmi (2140402128)
4) Nur Ilmi (2040402090)
5) Syalsah (2140402129)

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
ini disusun guna memenuhi tugas dari Dosen Pengampu Mata Kuliah Sejarah Pemikiran
Ekonomi, Yaitu Bapak Rusdy Setiawan, S.Pd., M.E Dalam makalah ini, berisi penjelasan
mengenai “Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi Kapitalis (Australia)”. Kami
menyadari bahwa masih begitu banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini.
Maka dari itu, besar harapan kami untuk mendapatkan segala bentuk kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik yang membantu
secara materi maupun secara dukungan kepada kami. Akhir kata, semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca, terima kasih.

Tarakan, 01 Maret 2023

Penulis

2
KATA PENGANTAR...................................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 6

1.3 Tujuan ........................................................................................................................ 6

1.4 Manfaat ...................................................................................................................... 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sistem Ekonomi Kapitalis


............................................................................................................................ 7

2.2 Negara Yang Menganut Sistem Ekonomi


Kaitalis............................................................................................................................... 8

2.3 Ekonomi
Global ............................................................................................................................... 10

2.4 Sejarah Perekonomian Australia ................................................................................ 14

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 25

3.1.Kesimpulan ............................................................................................................... 25

3.2 Saran .......................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 27

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jenis sistem ekonomi di seluruh dunia ada banyak. Salah satunya adalah jenis sistem
ekonomi kapitalis yang dari dulu hingga sekarang sudah digunakan.

Pengertian dari sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah sistem ekonomi yang
membebaskan masyarakatnya untuk mengatur ekonominya masing-masing sesuai yang
mereka inginkan.

Bisa dibilang juga, sistem ekonomi kapitalis ini merupakan kebalikan dari sistem
ekonomi terpusat atau komando. Dimana jika sistem ekonomi komando membatasi
masyarakat di suatu negara untuk mengembangkan ekonomi mereka sendiri. Sedangkan
sistem ekonomi kapitalis justru sebaliknya membebaskan masyarakatnya untuk bisa
mengelola ekonominya sendiri sehingga bisa berkembang secara individu masing-
masing.

Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis Menurut Para Ahli

Sistem ekonomi merupakan sebuah sistem yang penting dan bergerak dalam suatu
negara. Tanpa adanya sistem ekonomi, maka tidak ada aturan yang bisa mengatur
mengenai perekonomian negara tersebut. Alhasil adalah SDM dan SDA nya menjadi
terbengkalai.

Sistem ekonomi kapitalis adalah salah satu jenis sistem ekonomi yang sudah digunakan
sejak dulu hingga sekarang. Pengertian dari sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah
sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakatnya untuk mengatur
ekonomi mereka masing-masing sesuai dengan mereka inginkan dan butuhkan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa sistem ekonomi kapitalis merupakan kebalikan dari sistem
ekonomi komando atau terpusat. Apabila sistem komando lebih memberikan batasan
kepada masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya sendiri, maka sistem ekonomi
kapitalis justru kebalikannya. Dimana dalam sistem ini masyarakatnya melakukan
kegiatan ekonomi mereka sendiri. Sehingga dapat berkembang secara individu.

Pengertian Sistem Ekonomi Kapitalis Menurut Para Ahli

Seperti yang kita ketahui bahwa sistem ekonomi adalah sebuah sistem yang sangat
penting untuk suatu negara. Jika suatu negara tidak memiliki sistem ekonomi, maka tidak
akan ada aturan yang dapat mengatur semua kegiatan ekonomi yang ada di negara
tersebut. Hal tersebut berisiko menelantarkan SDM dan juga SDA yang ada. Berikut ini
adalah beberapa pengertian sistem ekonomi kapitalis menurut para ahli:

4
1. Tom G. Palmer

Ahli ekonomi yang pertama adalah Tom G. Palmer. Dimana Ia mengatakan bahwa sistem
ekonomi kapitalis adalah sebuah sistem ekonomi, sosial, hukum, dan budaya yang
ditujukan untuk mendorong hak, meritokrasi, proses pembelajaran, dan desentralisasi
inovasi melalui proses kesukarelaan di dalam mekanisme pasar.

2. Ir. Soekarno

Menurut Ir. Soekarno, sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem sosial yang ada di
dalam masyarakat yang muncul dari cara produksi dan juga memisahkan kaum buruh
dengan alat produksi yang ada.

3. Ebenstein William

Ahli selanjutnya mengatakan bahwa sistem ekonomi kapitalis adalah sebuah sistem sosial
yang lebih menyeluruh dan lebih dari sistem ekonomi lain.

4. Adam Smith

Adam Smith menyatakan bahwa sistem ekonomi kapitalis merupakan suatu sistem yang
dapat membuat sebuah kesejahteraan di dalam masyarakat. Sebab, pemerintah tidak
melakukan campur tangan terhadap kebijakan ataupun mekanisme pasar yang ada.

5. Max Weber

Max Weber mengatakan bahwa sistem ekonomi kapitalis merupakan sebuah sistem
ekonomi yang ditujukan ke suatu pasar supaya dapat menghasilkan keuntungan dari
adanya pertukaran yang terjadi di pasar tersebut.

Dengan adanya sistem ekonomi kapitalis, maka sistem ekonomi pada negara tersebut
akan dikendalikan oleh pelaku usaha swasta sesuai dengan kepentingan mereka.

5
1.2 Rumusan Masalah

1. Sistem ekonomi apa yang dianut oleh negara Australia?

2. Bagaimana pertumbuhan ekonomi yang ada dikawasan negara Australia?

3. Sejarah perekonomian negara Australia?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sistem ekonomi yang digunakan oleh negara Australia

2. Untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi yang ada di negara Australia

3. Untuk mengetahui sejarah perekonomian negara Australia

1.4 Manfaat

1. Memberikan Manfaat Mengenai sistem ekonomi kapitalis yang digunakan oleh


negara Australia

2. Memberikan Manfaat Mengenai bagaimana pertumbuhan ekonomi yang ada di


negara Australia

3. Memberikan Manfaat Mengenai sejarah perekonomian negara Australia

6
PEMBAHASAN

2.1 Sistem Ekonomi Kapitalis

Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi
mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme
pasar.

Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya “An Inquiry Into the
Nature Cause of the Walth of Nations.

Dasar bekerjanya sistem ini adalah adanya kegiatan invisibel hand atau tengah-tengah
yang tidak kelihatan sebagaimana dicetuskan oleh ahli ekonomi Adam Smith.

Dari pemikiran Adam Smith tentang invisibel hand dan pasar bebas, kemudian
memunculkan sistem ekonomi yang sangat kuat hingga sekarang ini.

Ciri-ciri Ekonomi Kapitalis

1. Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal

2. Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya

3. Aktifitas ekonomi ditunjukan untuk memperoleh laba

4. Semua aktifitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (Swasta)

5. Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar

6. Peranan modal sangat vital

Kelebihan Sistem Kapilitalis

1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi. Hal
ini mendorong setiap masyarakat untuk aktif dan berkreasi dalam pembangunan ekonomi
yang dilakukannya secara pribadi.

2. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi.

Apapun jenis dari kegiatan perekonomian yang dilakukannya, Itu menjadi keputusannya
secara pribadi tanpa ada campur tangan dari pihak lain.

3. Munculnya persaingan untuk maju. Negara yang mebganut sistem perekinomian ini,
masyarakatnya akan bersaing ketat.

4. Barang yang dihasilkan bermutu tinggi

7
Karena hasil pemikiran langsung dari masyarakat, inovasi yang tercipta pun memiliki ciri
khas tersendiri dan memiliki kualitas yang patut diacungi jempol.

5. Efiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif
mencari laba

Masyarakat pun berlomba-lomba untuk mencari penghasilan berupa keuntungan yang


sebesar-besarnya.

Kekurangan Sistem Ekonomi pasar

1. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan

2. Cenderung terjadi ekspoitasi kaum buruh oleh para pemilik modal

3. Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat

4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian

2.2 Negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis

Sebagai salah satu negara maju di dunia, Australia rupanya menganut sistem ekonomi
yang sama dengan Amerika Serikat dan Inggris, yakni sistem ekonomi kapitalisme.
Negara ini sukses mencatatkan PDB per kapita yang tinggi dan angka kemiskinan yang
cukup rendah. Adapun mata uang dari negeri ini adalah Dolar Australia.

Pasca digabungkannya Australian Stock Exchange dan Sydney Futures Exchange (2006),
kini Bursa Efek Australia telah menjadi bursa saham terbesar ke-9 di dunia. Selain itu,
negara ini berada di urutan ketiga dalam Indeks Kebebasan Ekonomi (2010), dan menjadi
negara dengan perekonomian terbesar ke-13 dunia.

Untuk PDB per kapita, PDB per kapita Australia berada di urutan ke-9 dunia, di atas
Britania Raya, Jerman, Perancis, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat. Dan dari segi
Indeks Pembangunan Manusia PBB (2010), Australia berada diurutan ke-2.

8
Untuk kota-kota besar di Australia, tercatat berada di atas rata-rata penilaian objek survei
kelayakan-hunian komparatif dunia. Melbourne berada di peringkat ke-2 dalam kriteria
kota yang paling layak huni di dunia (2008) -- menurut 'The Economist'. Kemudian kota
Perth berada di urutan keempat, Adelaide di urutan ketujuh, dan Sydney di urutan
kesembilan. Untuk rumah penduduk, rata-rata harga rumah di Australia adalah yang
termahal di dunia.

Fakta-fakta mengenai sistem ekonomi Australia

Dilansir dari laman Wikipedia, berikut ini 10 fakta mengenai sistem ekonomi Australia
yang terdiri diri:

1. Rasio perdagangan Australia mengalami kenaikan berkat penguatan ekspor komoditas


melebihi barang-barang manufaktur. Tercatat, harga komoditas naik sehingga
mempengaruhi kemajuan ekonomi Australia

2. Neraca pembayaran Australia tercatat lebih dari 7% PDB negatif. Neraca ini memiliki
defisit current account selama lebih dari 50 tahun.

3. Pertumbuhan ekonomi Tahunan Australia rata-rata 3,6% selama 15 tahun. Hal itu
dibandingkan dengan rata-rata tahunan OECD yang sebesar 2,5%.

4. Di era 1980-an Perdana Menteri Bob Hawke, dan Bendahara Paul Keating, memulai
proses modernisasi perekonomian Australia. Cara yang dilakukan adalah dengan
mengambangkan dolar Australia (1983), dan mengatur sistem keuangan.

5. Sejak tahun 1996, pemerintahan Howard melanjutkan proses reformasi ekonomi,


seperti deregulasi sebagian dari pasar tenaga kerja, dan menswastakan BUMN, terutama
industri telekomunikasi, serta kebijakan reformasi pajak.

6. Sejak era 1990-an ekonomi Australia tak pernah mengalami resesi. Di bulan Juli 2005,
angka pengangguran cuma sebesar 5%. Pada bulan Januari 2007, angka pengangguran
mencapai 10.033.480 penduduk, dengan laju sebesar 5,1%. Pengangguran muda (usia 15-
24 tahun) mengalami lonjakan dari 8,7% hingga 9,7% di tahun 2008-2009

7. 69% dari PDB Australia didapat dari sektor jasa seperti pariwisata, pendidikan, dan
jasa finansial. Untuk sektor pertanian dan sumber daya alam hanya memperoleh 3% dan
5% dari PDB, namun memiliki andil besar dalam ekspor Australia.

8. Pada dasawarsa lalu, inflasi di Australia berada di kisaran 2–3%. Untuk suku bunga
dasar, berada di kisaran 5–6%.

9. Australia merupakan pengekspor minuman anggur terbesar ke-4 di dunia, dan


menyumbang $ 5,5 miliar per tahun bagi perekonomian nasional.

9
10. Untuk partner ekspor, pangsa pasar terbesar Australia terdiri dari:

- Jepang

- China

- Amerika Serikat

- Korea Selatan

- Selandia Baru.

2.3 Ekonomi Global

Australia adalah salah satu ekonomi terkuat di dunia, dengan pertumbuhan ekonomi
selama hampir dua dasawarsa secara berturut-turut dan pengangguran turun hingga ke
tingkat terendah dalam satu generasi. Sebagai buah dari reformasi struktural dan
kebijakan selama hampir tiga dasawarsa, ekonomi kini menjadi luwes, berdayatahan dan
makin terintegrasi dengan pasar global.

Kekuatan ekonomi Australia terlihat jelas dalam beberapa tahun terakhir atas
kemampuannya untuk bertahan dari sejumlah kejadian internal dan eksternal, termasuk
kekeringan yang parah, pembangunan rumah yang meledak dan krisis keuangan dan
ekonomi Asia.

Sejak 1991, ekonomi riil Australia tumbuh rata-rata 3,3 persen per tahun. Nilai produk
domestik kotor (GDP) Australia pada 2007 sekitar $1 triliun. Pengangguran juga
merosot, dari tingkat tertinggi hampir 11 persen pada 15 tahun yang lampau menjadi di
bawah 5 persen pada 2008—tingkat yang terendah sejak 1970an.

Sebagai hasil dari surplus anggaran berturutturut, Australia kini dalam posisi fiskal yang
kukuh. Antara 2002–03 dan 2006–07, surplus anggaran Australia rata-rata antara 1
persen dan 1,6 persen GDP. Surplus ini telah dimanfaatkan utamanya untuk melunasi
hutang pemerintah. Setelah pada tingkat tertinggi pada 18,5 persen GDP ($95,8 milyar)
pada 1995–96, hutang pemerintah neto terlunasi pada 2005–06, kini Australia menjadi
kreditur neto setara kira-kira 2,7 persen GDP ($28,1 milyar).

Menurut Survei Ekonomi Australia 2007, Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD) menggambarkan kinerja makroekonomi Australia sebagai luar
biasa, dengan pertumbuhan GDP 2000 ratarata di atas 3 persen per tahun dan
pertumbuhan dalam pendapatan domestik kotor secara riil rata-rata lebih dari 4 persen
(termasuk termin keuntungan perdagangan). OECD meramalkan pertumbuhan ekonomi
Australia pada 2008 akan mencapai 3,3 persen, jauh di atas rata-rata ramalan tingkat
pertumbuhan OECD 2,7 persen.

10
Menurut OECD, standar hidup Australia juga telah meningkat dengan nyata dan kini
melampaui standar semua negara Kelompok Delapan kecuali Amerika Serikat.

Struktur ekonomi yang stabil

Sebagai buah penerapan reformasi struktural dan kebijakan yang terus-menerus sejak
1970an, Australia kini memiliki struktur kelembagaan dan peraturan yang sehat, stabil
dan modern yang memberikan kepastian kepada dunia usaha dan menawarkan tujuan
investasi yang ramah.

Sebagai bagian dari agenda reformasi yang ambisius, Australia secara progresif telah
merombak atau memangkas banyak tariff proteksionisnya, memperkenalkan
undangundang persaingan dalam negeri, melakukan deregulasi pasar keuangan,
mengambangkan nilai tukar mata uangnya, melakukan desentralisasi pasar tenaga
kerjanya dan ‘memancangkan’ kebijakan makroekonominya dengan meyakinkan.

Australia telah menurunkan rintangan perdagangan dan investasi dan persaingan nyata
berlangsung di berbagai bidang ekonomi, termasuk di dalam sektor keuangan,
transportasi udara dan telekomunikasi.

Sejak 1970, secara efektif tingkat bantuan sektor manufaktur di Australia telah turun 35
persen hingga kurang dari 5 persen kini. Budaya persaingan dan inovasi ini telah
membuahkan banyak orang di dunia yang menggunakan teknologi, kepakaran dan
produk manufaktur Australia dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Kini, infrastruktur Australia luas dan berkelas dunia, memberi penduduk dan dunia usaha
jasa transportasi; teknologi komunikasi dan informasi; sistem distribusi fasilitas umum
dan tenaga listrik; dan jasa keuangan domestik dan international yang efisien dan handal.

Perubahan dan penyerdehanaan sistem perpajakan telah memangkas biaya usaha secara
nyata, khususnya bagi para eksportir. Pajak barang dan jasa (GST) ditetapkan 10 persen
dan berlaku untuk hampir semua barang dan jasa. Tidak diperlukan meterai dalam
transaksi saham dan tingkat pajak usaha ditetapkan 30 persen. Pemerintah juga
menawarkan insentif pajak hingga 175 persen untuk mendorong dunia usaha untuk
berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan.

Australia terus membangun di atas fondasi kembar reformasi struktural dalam negeri dan
makin meningkatnya akses pasar internasional, menikmati kemenangan melalui basis
ekspor yang berdayasaing dan inovatif dan tekad kuat terhadap liberalisasi perdagangan
dunia.

Berdagang dengan dunia

11
Nilai perdagangan barang dan jasa dua-arah Australia adalah $443,6 milyar pada 2006–
07, atau sekitar 1 persen total perdagangan dunia. Jepang adalah mitra dagang terbesar
Australia, diikuti oleh Cina, Amerika Serikat, Inggris dan Singapura.

Ekspor barang dan jasa Australia meningkat 16 persen mencapai nilai tertingginya dalam
sejarah $215,8 milyar pada 2006–07—atau 21 persen GDP Australia. Bisnis Australia
berdayasaing tinggi dalam berbagai sektor.

Australia sudah lama menjadi pengekspor komotidas pertanian, mineral dan energi.
Akhir-akhir ini Australia telah melakukan diversifikasi ke pasar ekspor jasa yang baru
dan manufaktur canggih.

Kesiapan (e-readiness) Australia

Teknologi Informasi dan komunikasi merupakan lokomotif pertumbuhan dan inovasi


ekonomi yang kuat Australia. Menurut survei Economist Intelligence Unit, Australia
berada pada tingkat kesembilan di antara 69 negara dalam hal e-readiness (kesiapan
Internet) pada 2007. Australia berada pada urutan pertama di kawasan Asia–Pasifik dan
setara pada posisi kedua di dunia baik untuk lingkungan sosial dan budaya ‘melek
internet’ (‘e-literate’) dan lingkungan hukumnya.

Menurut survei Biro Statistik Australia, 60 persen rumah tangga Australia memiliki akses
Internet pada 2005–06 dan 70 persen mempunyai akses ke komputer di rumah.
Transformasi secara besar-besaran pada sektor telekomunikasi telah berlangsung selama
10 tahun terakhir, setelah Pemerintah Australia memperkenalkan persaingan terbuka di
pasar pada 1997.

Sektor jasa keuangan yang canggih Australia adalah pusat keuangan kawasan yang
utama, dengan sistem keuangan yang canggih dan pasar yang transparan. Menurut Kajian
Pasar Saham Global yang paling akhir oleh Standard and Poor’s, pasar saham Australia
merupakan yang kesembilan terbesar di dunia dalam total kapitalisasi pasar dan kedua
terbesar di kawasan Asia–Pasifik, setelah Jepang.

Lebih dari 2000 perusahaan, dengan total kapitalisasi pasar $1.6 triliun, tercatat di Bursa
Saham Australia pada 2007. Australia memiliki salah satu tingkat kepemilikan saham
tertinggi di dunia, lebih dari 50 persen penduduk dewasa memiliki saham di perusahaan
terbuka. Jam perdagangan Australia berawal dari akhir jam kerja di Amerika Serikat dan
pembukaan di Eropa.

Kedalaman, likuiditas dan kecanggihan pasar Australia menopang daya tarik Australia
sebagai pusat jasa keuangan global. Laporan Daya Saing Global dari Forum Ekonomi
Dunia 2007–08 menempatkan pasar keuangan Australia pada peringkat ketujuh sebagai
yang paling canggih di dunia.

12
Pasar saham Australia menduduki peringkat ketujuh berdasarkan omset dan dollar
Australia merupakan mata uang yang paling aktif diperdagangkan keenam di dunia,
setelah dolar AS, euro, yen Jepang, poundsterling Inggris dan franc Swiss.

Status Australia sebagai pusat reksadana Asia– Pasifik telah menarik perhatian lembaga
keuangan global sejak pertengahan-1990an.

Sebagai hasil skema wajib pensiun yang didanai oleh majikan universal, aset reksadana
Australia telah terkumpul sekitar $US864 milyar and tetap yang menjadi terbesar di
kawasan Asia–Pasifik dan terbesar keempat di dunia. Jumlah dan pertumbuhan dana yang
cepat tersebut menawarkan kesempatan bisnis yang besar kepada kelompok keuangan
internasional. Perusahaan-perusahaan luar negeri mengelola sekitar setengah dana
investasi Australia, baik secara langsung atau melalui usaha patungan dengan perusahaan
setempat.

Pada 2006–07, sektor keuangan dan asuransi mencakup 7,3 persen ekonomi Australia
(bandingkan dengan 7 persen pertambangan, termasuk jasa pertambangan). Jasa
keuangan menikmati tingkat pertumbuhan riil tahunan 4,7 persen selama 20 tahun
terakhir.

Investasi asing

Australia menyambut baik investasi asing. Australia mengakui peran penting investasi
asing untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, pengembangan industri yang
berdayasaing, penciptaan lapangan kerja dan peningkatan ekspor. Investasi asing di
Australia (investasi portofolio, langsung, derivatif keuangan dan lainnya) pada Juni 2007
jumlah totalnya mencapai $1,6 triliun.

Investasi Portofolio investasi mencakup 63 persen total investasi asing. Pada 2006–07,
jumlah total investasi asing langsung mencapai $331 milyar.

Selama satu dasawarsa hingga 2007, Australia merupakan penerima neto investasi asing
langsung yang terbesar kelima di OECD.

Australia sebagai pusat Kawasan

Australia juga menarik sebagai lokasi perusahaan internasional yang ingin mendirikan
kantor kawasan untuk mengambil keuntungan dari meningkatnya kesempatan bisnis di
kawasan Asia-Pasifik dan untuk masuk ke pasar dalam negeri Australia yang sudah
sangat maju.

Perusahaan tertarik oleh biaya operasi yang berdayasaing di Australia dibandingkan


dengan pusat kawasan lainnya dan tingkat keterampilan setempat yang tinggi.
Faktorfaktor lain yang menguntungkan Australia termasuk:

13
1. jasa keuangan, hukum dan dukungan manajemen yang canggih
2. lokasi yang berdaya saing
3. teknologi informasi dan komunikasi yang bermutu tinggi
4. lokasi yang strategis di kawasan Asia- Pasifik yang berkembang cepat
5. kedekatan dengan Asia, dipadu dengan lingkungan bisnis Amerika-Eropa
6. zona waktu yang menguntungkan
7. stabilitas ekonomi dan politik
8. lingkungan yang menarik, aman dan ramah
9. masyarakat yang berorientasi-Asia, majemuk secara budaya dan multibahasa.

Australia juga memiliki lingkungan peraturan yang ramah bisnis. Menurut Bank Dunia,
Australia adalah tempat tercepat di dunia untuk memulai suatu usaha, dengan prosedur
peraturan yang memerlukan hanya dua hari.

OECD juga telah mengidentifikasi Australia sebagai negara yang memiliki paling sedikit
hambatan pasar produk di antara 30 negara anggotanya, tingkat terendah kepemilikan
umum terhadap usaha dan dampak hambatan paling kecil peraturan usaha tentang
perilaku ekonomi.

Catatan: Kecuali dinyatakan, semua angka dolar adalah dalam dolar Australia. Istilah
‘milyar’ berarti ‘seribu juta’ (satu milyar berarti sama dengan 1.000.000.000); istilah
‘triliun berarti “satu juta juta’ (satu trilun berarti sama dengan 1.000.000.000.000).

2.4 Sejarah Perekonomian Australia

Australia mengalami reformasi ekonomi yang terjadi selama tiga dekade. Bab ini
mengulas sejarah Australia yang didalamnya juga mencakup lebih detil reformasi
ekonomi di Australia. Reformasi tersebut berdampak pada perekonomian Australia di
masa krisis keuangan global.

A. Australia Dalam Perspektif Sejarah

Australia resmi menjadi negara persemakmuran pada 1 Januari 1901 melalui sebuah
proklamasi yang dikeluarkan oleh kerajaan Inggris di tahun 1900. Umumnya
persemakmuran ini dikenal dengan nama Commonwealth of Australia dan terbagi
menjadi 6 wilayah bagian. Keenam wilayah tersebut adalah New South Wales, Victoria,
Queensland, Northern Theritory, Australia Selatan, dan Australia Barat.

Sebelum menjadi sebuah negara persemakmuran di tahun 1901, keenam wilayah tersebut
memiliki pemerintahan masing-masing. Hingga kemudian sebuah gagasan untuk
menyatukan keenam wilayah tersebut muncul. Meski demikian, proses menuju
terbentuknya negara persemakmuran ini tidak terjadi secara mendadak. Setidaknya
terdapat dua buah konvensi yang dilakukan. Konvensi pertama diadakan di Sydney pada

14
tahun 1891. Konvensi ini mengemban tugas untuk menyususn sistem pemerintahan atau
konstitusi Australia, kemudian menyampaikannya kepada setiap koloni untuk
mendapatkan pengesahan (Siboro, 2002). Konvensi kedua dilakukan pada tahun 1897-
1898 dihadiri oleh wakil-wakil dari koloni-koloni yang ada. Dalam konvensi kedua ini
dibahas mengenai sistem pemerintahan yang akan mereka anut. Pada saat itu, contoh
pemerintahan yang diambil adalah Amerika dan Kanada. Meskipun akhirnya Australia
tidak mengambil salah satu dari kedua sistem pemerintahan tersebut, melainkan
menggabungkan keduanya (Siboro, 2002).

Setelah melalui dua konvensi akhirnya muncul sebuah referendum yang ditanggapi oleh
pemerintahan Inggris dengan mengeluarkan sebuah undang-undang yang mengesahkan
konstitusi Australia. Undang-undang tersebut dikeluarkan pada bulan Juli 1900,
kemudian proklamasi dilakukan oleh kerajaan inggris pada 17 September 1900, dan
pemerintahan Australia baru sah berjalan pada 1 Januari 1901 (Siboro, 2002).

Inggris memang memiliki peran yang sangat besar bagi negara Australia. Kedekatan
Australia dan Inggris dapat dilihat dalam sejarah, terutama di masa kolonialisme.
Australia terletak di wilayah Asia Pasifik. Meski begitu, masa kolonialisme di Australia
berbeda dengan negara-negara di sekitarnya. Australia tidak mengalami apa yang dialami
sebagian besar wilayah di Asia Pasifik pada masa kolonialisme. Umumnya, negara-
negara di kawasan Asia Pasifik mengalami masa-masa sulit dan muncul pergerakan yang
memperjuangkan kemerdekaan. Seperti di Indonesia yang dijajah Belanda dan Jepang,
serta Filipina yang dijajah Spanyol.

Michael Wesley dalam tulisanya berjudul Nationalism and Globalization in Australia


mengatakan:

Until 1942, Australia had no realistic external foe to foster nationalism out of the
desperate struggle for defense. Neither was a unifying independence struggle against the
colonial center necessary (Wesley, 2002).

Hal tersebut terjadi karena Australia memiliki hubungan istimewa dengan negara-negara
di Eropa, terutama dengan Inggris. Warga Australia merupakan pendatang dari Eropa.
Bahkan kedekatan hubungan antara Australia dan Inggris di masa-masa awal sedikit
memberikan bias untuk menentukan masalah sosial dan geografi bagi warga Australia.
Sebagian besar pendatang memang berasal dari Inggris, namun terdapat pula orang-orang
dari wilayah lain Eropa. Di masa awal kedatangannya, terdapat orang-orang Skotlandia
dan orang-orang katolik Irlandia. Setelahnya, berdatangan pula orang-orang Jerman,
Italia, Eropa Tengah dan Eropa Selatan (Wesley, 2002).

15
Karena kedekatan hubungan tersebut, Australia masih merasa menjadi bagian dari
Inggris. Bahkan pada saat Inggris memasuki perang Eropa, pemimpin Australia secara
otomatis berpihak pada Inggris (Wesley, 2002). Hal tersebut kemudian menimbulkan
sedikit kontroversi di dalam masyarakat Australia.

Apa yang dialami Australia kemudian menjadikan semangat nasionalisme warga


Australia dan warga negara lain di wilayah Asia Pasifik berbeda. Jika negara-negara di
wilayah Asia Pasifik memiliki persamaan nasib sehingga persatuan mereka terjadi
didasarkan atas kesamaan suku, adat, dan masa lalu, maka bentuk nasionalisme Australia
lebih berdasarkan pada semangat juang bersama untuk masa depan.

Dari sinilah kemudian Australia dapat dengan mudah menyesuaikan zaman. Hal-hal
seperti pembuatan regulasi yag dirasa lebih sesuai dengan warga Australia seringkali
dilakukan. Seperti misalnya pembuatan pilar Australian Settlement di masa-masa awal
federasi terbentuk yang didalamnya terkandung hal-hal seperti White Australia, Industry
Protection, Wage Arbitration, State Paternalism, dan Imperial Benevolence (Wesley,
2002). Hal tersebut dilakukan sebagai mekanisme bertahan Australia menyesuaikan
globalisasi yang bisa saja mengancam kondisi tenang Australia pada saat itu.

Penyesuaian lebih sering dilakukan, terlebih ketika globalisasi mulai menyebar. Kembali
mengutip Michael Wesley, ia menuliskan:

The demands of globalization have imposed on Australia the choice between defense and
adjustment, and the mix between reliance on traditional structures and innovation to
supplement these structures or take advantage of new situations has in turn influenced
developments in Australian national identity (Wesley, 2002).

Penyesuaian ini pun terjadi di ranah ekonomi. Pada tahun 1930, ketika Australia
mengalami depresi ekonomi, pemimpin Australia menanggapi dengan melakukan
beberapa inovasi seperti mengembangkan welfare state yang kemudian digabungkan
dengan kebijakan-kebijakan yang ada di Australia.

Tahun 1970-an menjadi periode penting bagi perkembangan Australia. Beberapa


perubahan di ranah internasional terjadi disebabkan oleh globalisasi dan mempengaruhi
keadaan dalam negeri Australia. Meski perubahan-perubahan yang terjadi tidak
mempengaruhi keadaan Australia secara signifikan seperti yang dilakukan oleh The Great
Depression dan Perang Dunia II, namun perubahan-perubahan ini cukup serius karena
terjadi secara serempak hingga mempengaruhi identitas nasional Australia.

Dimulai pada tahun 1969, Amerika mengeluarkan kebijakan bernama Nixon Doctrine
yang kemudian menyebabkan adanya periode panjang ketidak pastian di wilayah Asia
Pasifik. Kemudian pada tahun 1973 Inggris bergabung dengan European Economic

16
Community (EEC). Tahun 1974, perekonomian Australia yang diprediksi akan terus
bertumbuh mengalami stagnasi bahkan inflasi pada saat itu sangat tinggi.

Tahun 1970-an dapat dikatakan sebagai ujian besar bagi Australia. Memberikan
tantangan bagi Australia menghadapi dunia internasional. Periode tersebut juga
dipandang sebagai revolusi industri ketiga. Di mana ekonomi global berubah selamanya,
ditandai dengan 3 hal yang berkesinambungan yaitu meningkatnya produksi dan
perdagangan internasional; teknologi canggih yang mempengaruhi informasi dan
komunikasi, proses produksi, organisasi, dan pasar keuangan; dan berakhirnya Perang
Dingin yang menyebabkan penyebaran liberalisasi pasar di hampir seluruh dunia.

Hal ini mempengaruhi keadaan dalam negeri Australia, seperti yang dituliskan Michael
Wesley:

These Changes, taken together, profoundly challenged the pillars of the Australian
identity. The Nixon Doctrine, Britain entering the EEC, and the raise of East Asia,
collectively challenged Australia’s sense of security and place in the world. The world
economic downturn and the onset of stagflation questioned the future of the easy,
egalitarian prosperity of Australian society, while the acceleration of the Third Industrial
Revolution seemed to suggest that Australia could no longer rely on its traditional
products and markets to guarantee its prosperity (Wesley, 2002).

Reformasi Ekonomi Australia

Setelah melewati periode yang penuh tantangan dari dunia internasional di tahun 1970-an
hingga membuat tingkat inflasi dan pengangguran di Australia tinggi, maka tahun 1980-
an dan setelahnya menjadi periode progresif bagi Australia.

Hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan politik ekonomi di dalam negeri. Phillip O’Neill
dan Bob Fagan dalam tulisannya berjudul Geographical Takes on Three Decades of
Economic Reform in Australia (O'Neill & Fagan, 2006) membagi periode perubahan
Australia ke dalam tiga bagian.

1. Period 1 (the 1970s and early 1980s): the end of the protected Australian Keynesian
State

Periode pertama yaitu dimulai akhir tahun 1970 hingga awal 1980 atau yang ia katakan
sebagai The End of the Protected Australian Keynesian State. Dimulai pada masa
pemerintahan Perdana Menteri Gough Whitlam, dimana pemerintahanya memiliki
agenda reformasi sosial, meningkatkan layanan pemerintah, sektor publik yang lebih
responsif, dan juga pengagendaan belanja pemerintah yang ditingkatkan.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintahan Whitlam memang memberi


peningkatan ekonomi bagi Australia, namun hal tersebut tak bertahan lama karena di

17
tahun-tahun tersebut secara bersamaan terjadi krisis ekonomi di ranah internasional.
Tingkat inflasi di Australia pada saat itu meningkat drastis karena anggaran belanja
pemerintah yang diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran malah gagal.

Malcolm Fraser, sebagai pengganti Gough Whitlam kemudian menerapkan kebijakan-


kebijakan yang dapat memperbaiki kondisi saat itu meski tak sepenuhnya berhasil.
Mengutip Phillip O’Neill dan Bob Fagan, mereka mengatakan:

The Fraser Coalition government (1975-1983) applied the fiscal brakes and initiated
strident attacks on organized labor to restore capital’s share of factor income, but failed to
generate economic reform, and the nation’s economic malaise deepened (O'Neill &
Fagan, 2006).

2. Period 2 (the 1980s and early 1990s): State-engineered market liberalization

Periode ini merupakan periode dimana Australia dipimpin oleh Bob Hawke dan Paul
Keating dari Partai Buruh. Kepemimpinan dua Perdana Menteri ini juga dikenal sebagai
Hawke-Keating Government karena selain berasal dari partai yang sama, program dari
pemerintahan Bob Hawke tidak sedikit yang merupakan ide dari Paul Keating. Pada
periode ini pemerintah melakukan banyak perubahan ekonomi dan dikatakan sebagai asal
mula reformasi ekonomi karena dimulai pada periode ini pemerintah dengan
kebijakannya konsisten mengarahkan negara kepada pencapaian-pencapaian ekonomi
(Quiggin, 1996).

Dimulai di tahun 1983 yaitu tahun dimana Bob Hawke terpilih menjadi Perdana Menteri.
Bob Hawke mewarisi masalah ekonomi dari pemerintahan sebelumnya berupa stagflasi,
yaitu keadaan dimana tingkat inflasi tinggi disertai tingkat pengangguran yang juga
tinggi.

Tidak berselang lama setelah resmi menjabat, pemerintahan Bob Hawke menggelar
konferensi yang dikenal dengan nama National Economic Summit. Konferensi tersebut
dimaksudkan untuk mengumpulkan para stakeholder yang berperan penting atas
perekonomian Australia agar tercipta satu pemahaman tentang upaya pemerintah dalam
membereskan keadaan ekonomi (Wright & Lansbury, 2014). Dalam konferensi tersebut,
Bob Hawke menjelaskan persetujuan yang telah dilakukan oleh pemerintahannya dengan
Australian Council of Trade Union (ACTU) berupa pembuatan perjanjian yang dinamai
Prices and Incomes Accord (The Accord).

The Accord merupakan sebuah pencapaian penting karena tidak hanya ditujukan untuk
menyelesaikan masalah stagflasi, namun juga memfasilitasi adanya proses liberalisasi
ekonomi dan modernisasi yang membantu membangun ekonomi Australia menjadi salah
satu yang terkuat di dunia. Mengutip Chris F. Wright dan Russell D. Lansbury, mereka
menuliskan:

18
The Accord had wider significance for macroeconomic policy than simply controlling
wage and price-led inflation. The Australian Labor Party governments of this period
embarked upon sweeping economic reforms that went well beyond incomes and labor
market policy. In order to improve Australia’s economic performance in international
markets, market regulations were liberalized extensively by floating the Australian dollar,
deregulating financial markets and the banking sector, introducing a competition policy
and privatizing public assets (Wright & Lansbury, 2014).

Adanya pemberlakuan sistem kurs mengambang dikarenakan pada Desember 1983 mata
uang Australia berada di bawah spekulasi pasar uang. Jika pada era pemerintahan
Whitlam hal ini diatasi dengan cara mengurangi kontrol pada arus modal, maka di
pemerintahan Bob Hawke pemberlakuan kurs mengambang adalah yang dilakukan.
Adanya perubahan sistem kurs dari yang sebelumnya tetap menjadi mengambang
membantu Australia lebih fleksibel dalam menghadapi tekanan ekonomi internasional.
Hal ini terbukti pada saat terjadi krisis asia di tahun 1997 dan juga dot-com bubble yang
terjadi pada tahun 1995-2001 dimana kurs Australia jatuh dan hal tersebut membantu
mengisolasi keadaan ekonomi domestik (Battellino, Twenty Years of Economic Growth,
2010).

Kemudian reformasi ekonomi selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintahan Hawke-


Keating adalah privatisasi. Privatisasi adalah pengubahan status dari perusahaan milik
pemerintah menjadi perusahaan yang dikelola oleh swasta. Beberapa perusahaan negara
yang menjadi kepemilikan swasta adalah Commonwealth Bank of Australia, Qantas,
Commonwealth Serum Laboratory, dan fasilitas electricity generation yang terletak di
Victoria.

Selain reformasi ekonomi domestik, Perdana Menteri Bob Hawke juga melakukan
manuver arah ekonomi dari yang sebelumnya berkiblat ke Eropa dan Amerika menjadi
mengarah ke Asia. Keadaan ekonomi Asia yang dinamis pada sasat itu mampu menarik
perhatian pemimpin dunia. Bob Hawke dalam pidatonya di Seoul, Korea Selatan pada 31
Januari 1989 membuka pembicaraan terkait ide pembentukan APEC, yaitu sebuah
kerjasama multilateral di bidang ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Sepuluh bulan
setelahnya, 12 negara bertemu di Canberra, Australia. Negara-negara tersebut adalah
Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia
Baru, Filipina, Singapura, Thailand, dan Amerika Serikat yang merupakan anggota awal
APEC.

Sebenarya pada tahun 1972 Perdana Menteri Gough Whithlam telah lebih dahulu
memulai hubungan dengan salah satu negara di wilayah Asia, yaitu Cina. Kemudian pada
era kempemimpinan Malcolm Fraser, Australia semakin mendekatkan diri dengan Cina.
Salah satu alasannya adalah untuk penyeimbang kekuatan besar Uni Soviet, namun
Fraser juga melihat potensi lain berupa kesempatan di bidang ekonomi. Apalagi pada saat

19
itu muncul gerakan modernisasi dari pemimpin baru China, Deng Xiaoping. Akan tetapi,
dengan terciptanya APEC, semakin mempertegas arah ekonomi Australia dan bahwa
Asia adalah wilayah yang penting bagi Australia.

Hubungan bilateral Australia dengan China semakin kuat, terlebih setelah China pada
tahun 1991 tergabung menjadi anggota APEC. Australia menjadikan negara-negara
anggot APEC sebagai pasar utama. Pada laporan tahunan di tahun 2001, Biro Statistik
Australia mempertegas pernyataan tersebut seperti pada kutipan berikut:

By 1999-2000 the balance of Australia’s trading relationship had changed significantly.


Our trade focus is now firmly on the members of the Asia Pacific Economic Cooperation
forum (APEC). Nine of Australia’s ten major trading partners are member of APEC, the
UK now ranks sixth (Australian Bureau of Statistics, 2001).

Hingga saat ini hal tersebut masih konsisten dilakukan. Dari sepuluh besar partner
dagang Australia saat ini, enam diantaranya merupakan negara-negara di kawasan Asia
Pasifik. China menempati urutan nomor satu dengan komoditas terbesar yang diekspor
adalah emas, batu bara, dan bijih besi.

Pada tahun 1991 kepemimpinan Bob Hawke berakhir dan digantikan oleh Paul Keating,
yang sebelumnya menjabat sebagai bendahara negara. Perjalanan Paul Keating dimulai
pada tahun 1969, yaitu pada saat ia berhasil memenangkan kursi DPR di Blaxland. Ia
memasuki parlemen di usia 25 tahun dan menjadi anggota parlemen termuda (National
Archives of Australia, 2016).

Paul Keating merupakan arsitek sistem ekonomi Australia yang diciptakan pada masa
kepemimpinan Bob Hawke. Ia yang menginisiasi adanya perubahan-perubahan ekonomi
seperti privatisasi, menetapkan kurs mengambang, dan deregulasi di beberapa bidang.
Paul Keating dikatakan sebagai salah satu bendahara negara terbaik. Richard Holden
dalam artikelnya yang dimuat pada media berita online ABC menjelaskan bagaimana
Paul Keating dapat dikatakan sebagai bendahara terbaik. Ia menuliskan:

It's tempting to think that good economic instincts are the key. And Keating had great
economic instincts. He had an intuitive grasp of the importance of market-oriented
economic policy, particularly for a small open economy like Australia. He understood
that a strong social safety net could only be sustained on the back of a strong economy.
And he realized that heavy regulation and high tariffs benefited capital and hurt workers
(Holden, 2013).

Pada saat Paul Keating terpilih menjadi Perdana Menteri, Australia berada dalam resesi. 8
kuartal berturut-turut perekonomian Australia terus menurun. Kemudian pada akhir tahun
1992, Paul Keating mengeluarkan sebuah program ekonomi bernama One Nation yang
bertujuan untuk menciptakan 800.000 lapangan pekerjaan hingga tahun 1996. Setelah

20
jumlah pengangguran mulai menurun pada tahun pertama kepemimpinannya,
pemerintahan Paul Keating kemudian merespon dengan Australian National Training
Authority Act 1992, yaitu sebuah upaya koordinasi antar agensi untuk melakukan
pelatihan dan peningkatan keterampilan tenaga kerja (National Archives of Australia,
2016).

Hubungan dengan negara-negara Asia Pasifik pun semakin diupayakan oleh Paul Keating
untuk lebih dekat. Hal ini sesuai dengan pandangan tentang gambaran dirinya tentang
Australia sebagai republic of equal citizen (National Archives of Australia, 2016).
Australia berusaha melepaskan diri dari bayang-bayang pemerintahan Inggris dan
ketergantungan yang selama ini dimiliki Australia.

Meski Paul Keating berhasil memenangkan pemilu di tahun 1993, namun


kepemimpinannya di periode kedua tersebut mengalami beberapa masalah. Pada periode
keduanya, ia kehilangan 4 anggota kabinet. John Dawkins mengundurkan diri dari
jabatan sebagai bendahara negara di tahun 1993, dan secara tidak terduga disusul oleh
pengunduran diri Graham Richardson dan Ros Kelly pada Maret 1994 (National
Archives of Australia, 2016). Pada pemilu selanjutnya, partai Buruh dikalahkan oleh
koalisi partai Liberal dan partai National yang berhasil mendapatkan 40 kursi di
parlemen.

3. Period 3 (the 1990s onwards): neoliberalism

John Howard terpilih menjadi Perdana Menteri Australia di tahun 1996. Ia berhasil
menjadi Perdana Menteri dari koalisi partai Buruh dan partai Nasional yang
memenangkan pemilu tahun 1996, mengalahkan Paul Keating. Ia menjadi Perdana
Menteri Australia kedua yang memiliki masa jabatan sangat panjang setelah Robert
Menzies. Masa kepemimpinannya ini dipandang sebagai kepemimpinan dengan
neoliberalisme sebagai idelogi utama (O'Neill & Fagan, 2006).

Relasi antara ACTU dan pemerintah yang pada masa kepemimpinan Bob Hawke tercipta
melalui The Accord, pada masa kepemimpinan John Howard diakhiri (Wright &
Lansbury, 2014). Meski demikian, liberalisasi ekonomi masih terus dilakukan oleh
pemerintahan John Howard. Salah satunya adalah ditandai dengan privatisasi Telstra.

Pada tahun pertama kepemimpinan John Howard, pemerintah menjual sepertiga saham
perusahaan telekomunikasi Telstra. Dengan The Telstra (Dilution of Public Ownership)
Act 1996, pemerintah berhasil menjual saham kepemilikan Telstra kepada publik dengan
total penghasilan sebanyak $1 miliar (Colston & Harradine, 2016). Hasil dari penjualan
saham tersebut kemudian dialokasikan pada program-program lingkunan hidup. Antara
tahun 1996 dan 1999, saham Telstra terjual dua kali sebanyak 49%.

21
Kemudian pemerintah juga mengeluarkan undang-undang bernama The Workplace
Relations Act 1996 dan Workplace Relations and Other Legislation Amendment Act
1997. Dengan dua undang-undang tersebut, hubungan industrial (hubungan antara
manajemen di perusahaan dan pekerja) mulai ditata ulang. Hal-hal yang diatur
didalamnya termasuk tentang kualifikasi pekerja dan juga upah minimum pekerja.

Apa yang diupayakan oleh Bob Hawke dan Paul Keating pada pemerintahan sebelumnya
yaitu memperkuat hubungan dengan Asia-Pasifik, masih juga dilakukan pada
kepemimpinan Jon Howard. Politik luar negerinya yang mengatakan bahwa Asia-first,
but not asia only menjadi bukti nyata dari upaya diplomasi tersebut. Politik luar negeri
tersebut berusaha mengintegrasi beberapa kebijakan luar negeri yang dimiliki Australia di
abad 20. Hal-hal yang dimaksudkan antara lain yaitu hubungan yang telah lama terjalin
dengan Inggris dan Eropa, mengembangkan hubungan dengan negara-negara
persemakmuran Inggris, melakukan kerjasama perdagangan dan militer dengan Amerika,
dan juga hubungan dengan negara-negara Asia-Pasifik yang sudah terjalin sejak lama
(Colston & Harradine, 2016).

Dampak Reformasi Ekonomi Australia

Adanya pertumbuhan ekonomi pada sebuah negara dikarenakan oleh efisiensi dari
kegiatan ekonomi. Efisiensi ini dapat diinterpretasikan melalui produktivitas, yaitu nilai
sebuah output yang berhasil diproduksi dari nilai input tertentu. Dapat dikatakan bahwa
efisiensi adalah hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas
sehingga mendapatkan perbandingan terbaik antara output dan input. Reformasi ekonomi
mikro akan membantu meningkatkan kualitas input yang kemudian akan meningkatkan
pertumbuhan produktivitas dalam ekonomi (Borland, 2001).

Reformasi yang terjadi di Australia selama kurang lebih tiga dekade membawa dampak
kepada perekonomian Australia berupa pertumbuhan dalam periode yang lama.
Setidaknya telah terjadi pertumbuhan dengan rata-rata 3.3% setiap tahunnya dari tahun
1991. Meski bukan menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan pertumbuhan
tersebut, namun reformasi ekonomi Australia diakui berhasil oleh banyak pihak.
Perekonomian Australia dalam 20 tahun terakhir memperlihatkan stabilitas dan juga
fleksibilitas yang lebih baik jika dibandingkan pada dekade 70 dan awal dekade 80,
dimana ekonomi internasional juga mengalami banyak perubahan akibat globalisasi.

Fleksibilitas yang dimiliki oleh perekonomian Australia berhasil membawa Australia


keluar dari beberapa permasalahan ekonomi internasional. Seperti krisis Asia dan
gelembung ekonomi (bubble) dot-com. Pemberlakuan kurs mengambang (floating
exchange rate) memegang peranan penting dalam hal ini. Ric Battellino, wakil ketua
bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia) periode 2007 – 2012 menuliskan:

22
One of the key elements in that flexibility has been the floating exchange rate. The
Australian dollar has played an important countercyclical role by rising and falling in
response to various external events that otherwise might have had the potential to
destabilise the domestic economy. This was evident both during the Asian crisis and the
dot-com bubble, when the Australian dollar fell sharply in response to deteriorating
economic conditions abroad, helping to insulate the domestic economy (Battellino,
Twenty Years of Economic Growth, 2010).

Reformasi pada hal lain seperti pasar tenaga kerja, privatisasi, sistem keuangan, dan juga
kebijakan industrial ikut pula berperan dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Australia. Dengan tenaga kerja yang lebih berkualitas, perubahan dunia kerja tidak
mengguncang tenaga kerja

Australia yang kemudian menyebabkan banyak pengangguran. Sistem keuangan yang


lebih baik pun membuat Australia lebih diminati oleh investor asing. Kemudian di ranah
industrial, sektor bisnis lebih berorientasi pada dunia luar dan semakin kompetitif. Data
pertumbuhan tenaga kerja sejak tahun 1991. Sebanyak 3,5 juta pekerjaan tercipta dan
pendapatan rumah tangga meningkat (Battellino, Twenty Years of Economic Growth,
2010).

23
Dikarenakan oleh performa ekonomi yang baik, surplus terjadi secara berturut-turut dari
tahun 2002 – 2007 seperti yang terlihat pada grafik 2.2. Surplus adalah keadaan dimana
pendapatan pemerintah lebih banyak dari pengeluaran. Dengan adanya surplus,
pemerintah dapat melakukan alokasi dana untuk membayar utang negara.

Utang negara adalah akumulasi dari defisit anggaran pemerintah. Ketika pendapatan
pemerintah (baik dari pajak maupun pendapatan bukan pajak) lebih sedikit dari
pembelanjaan pemerintah, maka sebuah negara dikatakan defisit. Jika di tahun setelahnya
hal yang sama masih terjadi, maka anggaran yang defisit akan terakumulasi dan itulah
utang negara.

Pada tahun 2005 – 2006 utang neto pemerintah berhasil terbayar. Utang tersebut terbayar
lunas dalam pertama kali setelah 30 tahun, dengan titik tertinggi di tahun 1995 – 1996
yang mencapai angka 18.5% dari GDP.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ada banyak jenis sistem ekonomi di dunia. Salah satunya adalah sistem ekonomi
kapitalis yang digunakan saat ini.
Sistem ekonomi kapitalis merupakan salah satu jenis sistem ekonomi yang telah
digunakan dari zaman dahulu sampai sekarang. Pengertian sistem ekonomi
kapitalis adalah sistem ekonomi yang memberikan kebebasan kepada masyarakat
untuk mengatur perekonomiannya sendiri sesuai dengan yang diinginkan dan
dibutuhkannya. Dengan demikian, sistem ekonomi kapitalis dapat dikatakan
kebalikan dari sistem ekonomi komando atau terpusat. Jika sistem komando lebih
membatasi masyarakat dalam kegiatan ekonominya, maka sistem ekonomi
kapitalis justru sebaliknya. Dimana dalam sistem ini masyarakat melakukan
kegiatan ekonominya. Sehingga dapat berkembang secara individu.
Sebagai salah satu negara maju di dunia, Australia kemungkinan besar akan
menganut sistem ekonomi yang sama dengan Amerika Serikat dan Inggris Raya,
yaitu sistem ekonomi kapitalis. Negara ini telah berhasil mencapai PDB per kapita
yang tinggi dan kemiskinan yang relatif rendah. Mata uang negara ini adalah
dolar Australia.
PDB per kapita PDB per kapita Australia berada di urutan ke-9 di dunia setelah
Inggris Raya, Jerman, Prancis, Kanada, Jepang, dan Amerika Serikat. Dan dalam
Indeks Pembangunan Manusia PBB (2010), Australia menempati urutan kedua.

Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan
ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya
kepada mekanisme pasar.Negara yang menganut sistem ekonomi kapitalisme
Sebagai salah satu negara maju di dunia, Australia rupanya menganut sistem
ekonomi yang sama dengan Amerika Serikat dan Inggris, yakni sistem ekonomi
kapitalisme.Selain itu, negara ini berada di urutan ketiga dalam Indeks Kebebasan
Ekonomi (2010), dan menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-13
dunia.Untuk PDB per kapita, PDB per kapita Australia berada di urutan ke-9
dunia, di atas Britania Raya, Jerman, Perancis, Kanada, Jepang, dan Amerika
Serikat. Untuk kota-kota besar di Australia, tercatat berada di atas rata-rata
penilaian objek survei kelayakan-hunian komparatif dunia.Kemudian kota Perth
berada di urutan keempat, Adelaide di urutan ketujuh, dan Sydney di urutan
kesembilan.Untuk rumah penduduk, rata-rata harga rumah di Australia adalah
yang termahal di dunia.Untuk sektor pertanian dan sumber daya alam hanya

25
memperoleh 3% dan 5% dari PDB, namun memiliki andil besar dalam ekspor
Australia.Pada dasawarsa lalu, inflasi di Australia berada di kisaran 2–3%.

3.2 Saran
Australia adalah salah satu ekonomi yang paling berdaya tahan, berpertumbuhan
tinggi di dunia. Australia memiliki sektor pemerintah yang efisien, pasar buruh
yang luwes dan sektor bisnis yang berdayasaing tinggi. Dengan sumber daya alam
yang melimpah, Australia memiliki standar hidup yang tinggi sejak abad ke 19.
Rasio perdagangan Australia mengalami kenaikan berkat penguatan ekspor
komoditas melebihi barang-barang manufaktur. Tercatat, harga komoditas naik
sehingga mempengaruhi kemajuan ekonomi Australia. Akan tetapi Australia akan
mengalami kekurangan jumlah tenaga kerja sebanyak 2.3 juta orang pada tahun
2030. Pertumbuhan ekonomi Australia beresiko kehilangan momentumnya pada
tahun-tahun mendatang kecuali otoritas negara itu dapat mengatasi masalah
kekurangan tenaga kerja tersebut. Maka dari itu solusi yang dapat ditawarkan
adalah meningkatkan program pelatihan keterampilan untuk meningkatkan
produktifitas, serta memperluas program migrasi terampil Pemerintah.

26
DAFTAR PUSTAKA

 Saradewa, Zet, Sunarti Sunarti, dan Ireng Maulana. “Pengaruh Perbedaan


Budaya dan Politik terhadap Dinamika Persaingan Kekuatan Ekonomi
Australia dan China di Kawasan Asia Pasifik.” Jurnal Studi Asia Pasifik
2.1 (2018): 59-70.
 Menurut ndonesia.embassy.gov.au
https://indonesia.embassy.gov.au/jaktindonesian/ekonomi_global.html
 Menurut nlenpedia.com
https://www.onlenpedia.com/2017/02/tentang-sistem-ekonomi-australia-
salah.html
 Menurut Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/21864/6.%20BA
B%20II.pdf?sequence=6&isAllowed=y
 Menurut studocu.com https://www.studocu.com/id/document/sekolah-
tinggi-ekonomi-islam-sebi/economic/sistem-perekonomian-di-eropa-asia-
dan-australia/41014288

27

Anda mungkin juga menyukai