Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS PENGHAPUSAN PROGRAM AKSELERASI TINGKAT SMA PADA

SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA


Layla Ely Salsabilla
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya
Malang, Jawa Timur, Indonesia
Email: laylaelysalsabila1801@gmail.com

ABSTRAK

Pendidikan merupakan penentu dalam perkembangan dan kemajuan suatu negara. Pada proses
ini sistem yang digunakan merupakan beberapa komponen penting yang memastikan
keberhasilan pendidikan. Karena pada saat ini masalah terbesar yang sedang dihadapi pendidikan
yaitu buruknya mutu pendidikan yang bisa dilihat dari pelaksaan maupun hasil dari lulusan itu
sendiri. Adapun tujuan dari penulisan ini untuk mengkaji tentang penerapan program akselerasi,
dampak dan hambatan dalam penerapan akselerasi pada sistem pendidikan di Indonesia dan apa
yang melatarbelakangi dihapusnya sistem akselerasi Sehingga penelitian ini dapat menjadi acuan
untuk membuat sistem pendidikan yang sedang berlaku ini dapat lebih baik untuk diterapkan di
Indonesia. Berdasarkan judul yang di ambil di dalam penelitian ini metode yang digunakan
adalah pendekatan kualitatif. Metode ini digunakan untuk menggambarkan apakah faktor-faktor
yang mempengaruhi penghapusan program akselerasi. Teknik pengumpulan data yang
diterapkan pada penyusunan artikel ini adalam penelaahan terhadap berbagai buku, jurnal,
literatur dan mencatat temuan yang diperoleh tentang fokus penelitian yang diteliti. Data yang
terapkan atau digunakan dalam penulisan penelitian ini merupakan data sekunder yang
dikumpulkan dari media perantara seperti studi dokumen terdahulu dan beberapa arsip terkait
akselerasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa akselerasi merupakan program anak
berbakat berupa percepatan waktu dan materi. Akselerasi diselenggarakan bertujuan untuk
memberikan layanan pendidikan peserta didik yang memiliki telenta mengingat dan kecerdasan
yang luar biasa secara optimal. Dari praktik penyelenggaraannya akselerasi tidak luput dari
kekurangan salah satunya kurangnya waktu bermain dengan siswa sebayanya,siswa yang
mengikuti akselerasi cenderung mudah frustasi karena tekanan lingkungan dan tuntutan prestasi
dan istirahat yang kurang diakibatkan tuntutan untuk belajar.
Kata Kunci : penghapusan akselerasi ,tingkat SMA, sistem pendidikan,Indonesia
PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan hal untuk menghasilkan usaha sadar dan berlandaskan model agar
membentuk suasana pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan keterampilan
untuk memperoleh kekuatan mental, agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,,
perilaku yang baik dan kreativitas yang diperlukan oleh dirinya serta masyarakat berbangsa
dan bernegara, hal di atas sejalan sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20
Tahun 2003 yang berisi tenteang Sistem Pendidikan Nasional. Berdasarkan undang-undang yang
disebutkan diatas, dengan adanya pendidikan yang berkualitas semua orang dapat
mengembangkan potensi dirinya dalam hal kecerdasan.
Potensi yang dimiliki setiap individu pasti memiliki karakteristik yang berbeda-beda, ada
siswa yang memiliki kecerdasan biasa saja dan ada siswa yang memiliki kecerdasan lebih dari
orang normal. Individu yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata inilah yang seharusnya diberi
pelayanan khusus sesuai dengan kemampuan yang dia miliki, sehingga peserta didik ini bisa
meningkatkan potensinya secara penuh. Salah satu contoh pelayanan khusus yang diterapkan dan
di khususkan oleh pemerintah untuk peserta didik yang memiliki kelebihan ini yaitu akselerasi.
Selain itu dalam Ratnasari (2012) juga dipaparkan bahwa anak-anak berbakat mempunyai
ciri-ciri yang unik dan khas yakni cepat menuntaskan problem, membaca pada masa anak-anak,
membaca lebih cepat dan lebih banyak, mempunyai perbendaharaan istilah yang luas, memiliki
rasa ingin tahu yang tinggi, memiliki keinginan yang luas, mempunyai inisiatif, tidak cepat puas
dengan prestasinya, senang mencoba hal-hal yang baru. Hal inilah yang menjadi keunggulan
serta keistimewaan talenta yang wajib dikembangkan melalui pendidikan yang sesuai
Menurut Depdiknas (2003) akselerasi merupakan salah satu layanan pengganti bagi
peserta didik yang memiliki kepintaran dan keterampilan belajar juga talenta yang diharapkan
dapat meminimalisir dampak negatif prasekolah. Program ini diterapkan karena peserta didik
yang memiliki kepintaran dan bakat yang tidak semua orang miliki biasanya lebih cepat dalam
memahami materi belajar yang disampaikan dan cepat meyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
oleh tenaga pendidik.
Program akselerasi ini dimaksudkan sebagai solusi layanan pendidikan untuk
memberikan layanan pendidikan yang memenuhi kebutuhan peserta didik yang memiliki
kecerdasan dan bakat serta memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk
mengembangkan kecerdasan dan keterampilannya sesuai dengan kemampuannya. Namun dalam
implementasi akselerasi tidak luput dengan kelebihan dan kelemahan atau isu-isu yang sering
muncul sehingga pelayanan untuk siswa berbakat ini dihapus. Oleh karena itu harus adanya
penelaahan untuk mengkaji untuk mencari faktor-faktor yang membuat program akselerasi ini
dihapus. Oleh karena itu tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengkaji bagaimana penerapan
dan hambatan yang muncul dalam proses implementasi program tersebut serta apa yang
melatarbelakangi diberhentikannya pengoprasian program akselerasi.
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah didalam penulisan penelitian ini yaitu
bagaimana Implementasi Penerapan Program Akselerasi?, Bagaimana Dampak dan Hambatan
dari Penerapan Akselerasi?, Serta Apa saja Faktor Penyebab Penghapusan Program Akselerasi?.
Kemudian tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui factor permasalahan
sehingga program ini dihapus, sehingga kedepannya penelitian ini bisa dijadikan acuan dalam
penerapan program-program pendidikan selanjutnya.
Adapun tinjauan empiris yang digunakan sebagai landasan teori dari penelitian ini
berdasarkan penelitian terdahulu yang relevan dan merupakan hasil dari penelitian yang
dilakukan sebelumnya melalui sumber jurnal berikut :
Yang pertama penelitian oleh Ervan Jaya dengan judul “Analisis Kebijakan Penghapusan
Program Akselerasi Menjadi Sistem Kredit Semester (SKS) Kepada Anak yang Memiliki
Potensi Cerdas Istimewa dan atau Berbakat Istimewa (CI-BI)”
Yang kedua penelitian oleh Husni Mubarat dengan judul “ Implementasi Program Pendidikan
Akselerasi dan Unggulan di Perguruan Tinggi Al-Azhar Medan”
Dalam penelitian ini juga menggunakan tinjauan teoritis sebagai landasan penelitian yaitu
pengertian dari program akselerasi menurut Mulyasa (dalam Ahmad, 2011) akselerasi
merupakan program untuk siswa yang kecerdasannya melebihi kemampuan orang normal dan
mampu menyelesaikan pelajarannya dalam waktu tertentu. Sehingga dapat diketahui dan diambil
kesimpukannya, bahwa akselerasi ini merupakan tempat bagi para siswa yang memiliki
kecerdasan yang lebih tinggi dari anak-anak yang lain. Akselerasi ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan siswa-siswi yang memiliki ciri-ciri spesifik dalam perkembangan kognitif dan
afektifnya. Memenuhi kebutuhan aktualisasi dari peserta didik, menyiapkan siswa sebagai
pemimpin di masa depan, meningkatkan efisiensi dan keefektifan berjalanya pembelajaran
parapelajar, merujuk kepada kualitas siswa untuk pengembangan kepintaran spiritual, intelektual
dan emosional dengan seimbang. Landasan dalam pelaksanaan program akselerasi sesuai dengan
pedoman penyelenggaraan peserta didik untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa (Direktorat PSLB,
2009). Yaitu, Landasan Filosofis

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian merupakan upaya untuk mendapat, meningkatkan dan


memverifikasi keabasan suatu peristiwa atau informasi dengan menggunakan metode ilmiah
(Ratnasari, 2012). Penelitian ilmiah adalah kegiatan yang diatur secara ketat yang tujuannya
adalah untuk membangun pengetahuan, yang pada akhirnya menghasilkan pengetahuan dan
ilmu. 

Dalam mengkaji permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini diperlukan suatu
bentuk pendekatan penelitian yang tepat. Di Dalam penelitian ada tiga pendekatan yang bisa
digunakan yaitu, kuantitatif, kualitatif dan kombinasi antara keduanya. Di Dalam penelitian ini
mentukan pendekatan yang akan dipakai yaitu pendekatan kualitatif. Menurut (Hadisaputra,
2021) menyatakan bahwa metodologi penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dapat
memberikan hasil data deskriptif, baik berupa kata-istilah lisan maupun tertulis dari orang-orang
atau sikap yang pelajari. Sedangkan Sutopo (2002:110) berpendapat bahwa penelitian kualitatif
memiliki tiga tingkatan penelitian yaitu meliputi penelitian eksploratif, deskriptif dan eksplanatif.
Pendekatan yang digunakan adalah penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif deskriptif.
Pendekatan deskriptif adalah pendekatan untuk menggambarkan masalah saat ini atau yang
sedang berlangsung. Tujuannya adalah untuk menggambarkan apa yang terjadi sebagaimana
seharusnya terjadi pada saat penelitian dilakukan. 
Cara pengumpulan data yang diterapkan atau digunakan untuk membuat penelitian ini
menggunakan metode non interaktif dengan mencatat dokumen, arsip atau pengumpulan data
melalui buku, jurnal dan berbagai laporan tentang fokus penelitian yang sedang diteliti. Sehingga
data yang didapatkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

PEMBAHASAN

Definisi Program Akselerasi

Akselerasi merupakan salah satu layanan yang diciptakan bagi anak anak berbakat dan
cerdas yang diselenggarakan dengan fasilitas pendidikan dengan kelompok khusus. Menurut
Feldhusen (dalam Muhid & Rahmatillah, t.t.) program akselerasi diterapkan sebagai mejaga dan
mengasah minat pelajar yang memiliki potensi lebih terhadap sekolah. Sedangkan menurut
Hawadi (2004: 121) dalam Zelan Tamrin  Danial (2017) Istilah percepatan dalam program ini
diartikan sebagai peningkatan kecepatan dalam penguasaan materi pelajaran, yang dilakukan
dalam kelas khusus. Program akselerasi dapat didefinisikan sebagai penggunaan aktivitas
pendidikan yang diselenggarakan untuk memungkinkan siswa lain yang memiliki potensi
intelektual lebih untuk menyelesaikannya dalam waktu yang lebih singkat dari biasanya. 

Tujuan dari program akselerasi ini adalah untuk mendorong siswa menyelesaikan


pendidikan dengan relatif cepat untuk kepentingan diri sendiri dan masyarakat, mencegah
terbentuknya iklim kelas yang tidak mendukung pengembangan potensi prestasi siswa secara
optimal, dan untuk melindungi hak asasi siswa sesuai dengan kebutuhan pendidikan mereka
sendiri dan mempersiapkan siswa untuk menjadi pemimpin masa yang akan datang. Akselerasi
bukanlah pengganti layanan pendidikan. Sebaliknya akselerasi (dan kebijakan akselerasi)
memberikan partisipasi luas, komprehensif bagi siswa-siswi berbakat dan terampil (Colangelo
dkk., 2010)
Pelaksanaan program akselerasi dimulai pada tahun 2000, yang dibuat oleh Menteri
Pendidikan pada Rapat Kerja Nasional Departemen Pendidikan. Pelaksanaan pengajaran
akselerasi pertama-tama menunjukkan dinamika pendapat para ahli pendidikan. Ada yang setuju
dan ada juga yang tidak setuju. Setelah argumentasi disampaikan.  (Fachrudin Sekolah Tinggi
Agama Islam Binamadani, t.t.) Hal ini didasarkan pada Undang-Undang No.2 Tahun 1989 pasal
8 Ayat 2 dikemukakan bahwa warga negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar
biasa berhak memperoleh perlakuan khusus. (Mubarat dkk., t.t.)
Dasar hukum penyelenggaraan program akselerasi juga tertera dalam Undang-Undang
No.2 Tahun 1989 Pasal 24 Ayat 1 yang mengatakan bahwa peserta didik pada satuan pendidikan
berhak diperlakukan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya, dan Pasal 24 ayat 6 yang
mengatakan bahwa setiap peserta didik pada satuan pendidikan berhak menyelesaikan program
pendidikan lebih cepat dari waktu yang ditentukan. waktu yang ditentukan. Dan dalam Pasal 16
Keputusan Menteri Pendidikan Nomor 048/U/1992 Implementasi Program Akselerasi pada
Tingkat Sekolah Menengah Atas
Implementasi program akselerasi dimulai dari perencanaan, perencanaan pembelajaran
akselerasi dimulai pada tahap seleksi pada semester satu, pada perencanaan ini lebih kepada
proses seleksi untuk memastikan bahwa siswa yang ada merupakan anak-anak yang memang
layak masuk dalam kelompok kelas akselerasi, penetapan siswa yang lolos dalam semester dua,
penetapan berapa banyak mata pelajaran dan waktu belajar siswa. Selain itu ada beberapa syarat
yang harus dipenuhi dalam program akselerasi, antara lain diperuntukan hanya untuk para siswa
yang mampu dan mau, siswa memiliki emosi yang stabil dan memahami partisipasinya.
Selanjutnya pelaksanaan pembelajaran pada program akselerasi dilakukan melalui
pengelompokan dalam masing masing jurusan. Tujuannya untuk memperoleh hal-hal yang
sesuai dengan tujuan. Dengan melakukan efisiensi dan efektivitas. Dalam proses pembelajaran,
siswa harus membagun sendiri pengetahuan dan mengingat dan aktif dalam proses belajar dan
mengajar.
Tahapan yang selanjutnya merupakan proses evaluasi. Evaluasi merupakan proses untuk
sejauh mana tujuan dalam pendidikan telah tercapai, dan upaya mencocokan antara hasil belajar
peserta didik dengan tujuan dari program tersebut. Sehingga proses evaluasi dilakukan pada saat
berlangsung ataupun pada saat program akselerasi telah selesai dilaksanakan. Proses evaluasi
dilakukan dalam dua kali di setiap semester. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan cara rapat
dengan seluruh guru program akselerasi . hal dilaksanakan untuk dapat melihat keberhasilan dan
hal-hal yang dibutuhkan dan melakukan perbaikan berkelanjutan. (Andini dkk., 2022).
Dampak dan Hambatan Dalam Program Akselerasi

Dalam setiap program akan muncul dampak yang dihasilkan sama halnya dengan
program akselerasi. Magister dkk., (2020) pengaruh negatif dari program ini yaitu terjadi split
dalam perkembangan psikologi anak yang sejalan dengan perkembangan kognitifnya. Ada juga
kekhawatiran tentang eksklusivitas pengajaran, yang dapat berdampak pada perkembangan
pribadi di masa depan. Sedangkan menurut wahyu (dalam Magister dkk., 2020) pengaruh negatif
program akselerasi terjadi pada perkembangan sosial dan emosional siswa. Secara sosial para
siswa merasakan waktu istirahat dan waktu bermain yang kurang, tidak memiliki banyak teman
dimusuhi kakak kelas dan dikucilkan oleh teman seangkatannya. Sedangkan secara emosional,
siswa program akselerasi khawatir dan takut apabila mendapatkan nilai yang rendah. Selain itu
program akselerasi ini menyebabkan munculnya rasa frustasi akibat tuntutan akademis. Frustasi
merupakan merupakan sebuah rasa kecewa atau jengkel sebab tidak tercapai dalam pencapaian
tujuan. frustasi bisa diartikan juga menjadi sebuah kondisi yang memperlambat seseorang untuk
mencapai tujuan yang di inginkan (Markam, 2003). Jadi, frustrasi adalah keadaan ketegangan
yang tidak nyaman, penuh emosi dan kegugupan yang meningkat akibat hambatan dan
masalah. Selain dampak negatif program akselerasi ini juga menimbulkan dampak yang positif
seperti, meningkatkan produktivitas, memberikan penghargaan atau pengakuan atas prestasi
yang dimiliki kepada anak berbakat selain itu menurut Herkusumo, Munandar & Bonang (dalam
(Damenia dkk., t.t.)siswa yang mengikuti program ini memiliki pengaturan diri (self-regulation)
dalam belajar dan kepercayaan diri yang lebih tinggi dari pada siswa regular, sehingga semakin
tinggi kepercayaan diri pada siswa, maka semakin tinggi pula kematangan karir dari siswa
akselerasi ini. Barmoto (dalam Magister dkk (2020) juga berpendapat bahwa program akselerasi
mampu memuaskan para pemangku kepentingan karena lulusan dari sekolah tersebut memiliki
kompetensi di atas rata-rata. Selain itu para lulusan dari sekolah tersebut mampu bersaing dengan
siswa-siswi dari sekolah lain sehingga program akselerasi ini dibilang memiliki nilai tambah
tersendiri dalam penerapannya.
Menurut Ratnasari (2012) hambatan-hambatan yang diperoleh dalam peimplementasian
program akselerasi adalah, jumlah dana yang terbatas untuk memenuhi sarana dan prasarana
yang dibutuhkan, seperti ruang laboratorium yang terbatas, hal tersebut mengakibatkan jadwal
penggunaan kelas laboratorium untuk siswa akselerasi dilaksanakan setelah pulang sekolah.
selain hal di atas waktu yang singkat juga menjadi hambatan dalam kegiatan program akselerasi
ini, pasalnya waktu yang singkat tersebut membuat penyampaian materi harus berjalan dengan
cepat. Sehingga materi yang diberikan hanya berupa poin-poin saja. Hambatan tersebut membuat
pada bapak dan ibu guru tidak memiliki kebebasan mengembangkan materi secara detail karna
harus menyesuaikan waktu yang telah ditentukan. Selain itu, karena keterbatasan waktu, pihak
sekolah terlebih dahulu harus melakukan ujian umum dalam membentuk panitia sendiri untuk
keperluan tersebut.
Latar Belakang Dihapusnya Program Akselerasi

Hasil dari penelitian Taslim (2017) menyebutkan bahwa Faktor yang menjadi landasan
dihapusnya program akselerasi karena kurangnya pemahaman tentang anak gifted. Selain itu
masih sedikitnya sekolah yang mampu memenuhi kebutuhan seperti sarana dan prasarana yang
telah diuraikan diatas. Dengan diterapkanya program percepatan atau akselerasi diharapkan bisa
mendukung dan mendorong pendidikan bagi siswa-siswi berbakat pada segala bidang.
Implementasi pelayanan pendidikan bagi siswa yang mempunyai kecerdasan serta talenta
Istimewa diatur oleh Kemendikbud nomor 0487/U/1992.
Selain itu dalam uraian diatas tentang dampak negatif program akselerasi juga telah
dijelaskan bahwa kelas akselerasi ini dapat memperlebar kesenjangan sosial dengan anak yang
berada dalam kelas reguler. Pada saat siswa-siswi berbakat difasilitasi dan tumbuh dalam kelas
tersendiri, mereka biasa cenderung berteman dalam lingkungan kelas yang homogen. Padalahal,
dalam sekolah ada beberapa kelas reguler. Terkadang mereka juga memiliki anggapan bahwa
dirinya merupakan anak yang istimewa dan cerdas sehingga mereka mengucilkan teman teman
dari kelas non akselerasi .
Penerapan Kurikulum 2013 juga merupakan faktor pendukung dihapusnya sistem
akselerasi ini. Hal ini karena program akselerasi menganggap hanya dapat menghasilkan siswa
yang pandai pada mata pelajaran tertentu saja tetapi tidak pada mata pelajaran yang lain. Hal ini
tentunya tidak sesuai dengan konsep pembelajaran kurikulum 2013 yang semua mata
pelajarannya saling berhubungan. Selain itu, orientasi pembelajaran yang berorientasi pada aspek
kognitif dalam pengajaran akselerasi ditengarai bertentangan dengan tujuan pembelajaran
pembentukan karakter dari kurikulum baru.

 Achmad Jazidie juga menguraikan ada beberapa faktor penutupan kelas akselerasi
tersebut. Yang pertama, peserta didik cerdas istimewa diharapkan dapat memberi manfaat
kepada siswa yang lain, karena tidak berada pada kelas inklusif atau terpisah, sehingga teman-
temen yang memiliki kecerdasan yang lebih dapat menularkan semangat belajarnya kepada yang
lainnya. Kedua, siswa yang lain bisa menggunakan pengambilan sks pada saat di perguruan
tinggi, sehingga tidak menutup kemungkinan mereka bisa menyelesaikan pembelajaran yang
cepat yang seharusnya diselesaikan di kelas akselerasi.

KESIMPULAN

Dalam pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa program akselerasi merupakan salah
satu layanan yang diciptakan bagi anak anak berbakat dan cerdas yang diselenggarakan dengan
fasilitas pendidikan dengan kelompok khusus, yang tujuan untuk mendorong siswa agar
berprestasi secara akademis dan menyelesaikan pendidikan mereka dengan cepat dalam jenjang
pendidikan yang lebih lanjut untuk kepentingan mereka sendiri dan masyarakat. Implementasi
program akselerasi dimulai dari tahapan persiapan atau perencanaan program, tahap
pengelompokan masing masing jurusan dan serta pelaksanaan program dan dilanjutkan dengan
proses evaluasi pembelajaran yang telah dilakukan untuk menilai sejauh mana penyelenggaraan
program akselerasi yang telah dilaksanakan.
Dalam program akselerasi ada beberapa dampak yang menghasilkan seperti,
meningkatkan produktivitas, lulusan dari sekolah tersebut mampu bersaing dengan siswa-siswi
dari sekolah lainnya. Selain hal-hal positif ada juga hal negatif dalam penerapan program
akselerasi seperti, siswa merasa waktu bermainnya berkurang, siswa akselerasi seringkali
dikucilkan oleh teman-teman yang lain, munculnya rasa frustasi akibat akademis atau nilai,
sarana dan prasarana yang kurang mewadahi dalam menjalankan akselerasi.
Namun dampak negatif diatas menjadi faktor yang pendorong dihapuskannya program
akselerasi di Indonesia. Selain itu penerapan kurikulum 2013 juga menjadi pendukung
dihapuskannya program akselerasi. Karena di dalam kurikulum 2013 lebih menekankan kepada
pembentukan karakter sedangkan di dalam program akselerasi lebih berorientasi kepada aspek
kognitif .
DAFTAR PUSTAKA

Andini, P., Hariawan, R., & Suhardi, M. (2022). IMPLEMENTASI PROGRAM KELAS AKSELERASI.
2(4).
Colangelo, N., Assouline, S. G., Marron, M. A., Castellano, J. A., Clinkenbeard, P. R., Rogers, K.,
Calvert, E., Malek, R., & Smith, D. (2010). Number 2 ✤ Winter (Vol. 21).
Damenia, B., Christ, M. &, & Aryanto, B. (t.t.). Analisis Program Akselerasi di Indonesia.
Estiastuti, A. (2008). Manajemen Pembelajaran Program Akselerasi .
Fachrudin Sekolah Tinggi Agama Islam Binamadani, Y. (t.t.). PENYELENGGARAAN PROGRAM
AKSELERASI BAGI ANAK BERBAKAT DI SMART EKSELENSIA INDONESIA (Vol. 3).
https://stai-binamadani.e-journal.id/Tarbawi
Febrian Ika Ratnasari. (2012). STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI
DI SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012. 81–60.
Hadisaputra, P. (2021). PENELITIAN KUALITATIF The Responses of Religions Outside of Islam
toward the Ecological Crisis: A Literature Review View project.
https://www.researchgate.net/publication/353587963
Magister, E. J., Pendidikan, M., & Islam, T. (2020a). ANALISIS KEBIJAKAN PENGHAPUSAN
PROGRAM AKSELERASI MENJADI SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) KEPADA
ANAK YANG MEMILIKI POTENSI CERDAS ISTIMEWA DAN/ATAU BERBAKAT
ISTIMEWA (CI-BI). Jurnal EduTech, 6(2).
Magister, E. J., Pendidikan, M., & Islam, T. (2020b). ANALISIS KEBIJAKAN PENGHAPUSAN
PROGRAM AKSELERASI MENJADI SISTEM KREDIT SEMESTER (SKS) KEPADA
ANAK YANG MEMILIKI POTENSI CERDAS ISTIMEWA DAN/ATAU BERBAKAT
ISTIMEWA (CI-BI). Jurnal EduTech, 6(2).
Mubarat, H., Azmi, F., & Halimah, S. (t.t.). Husni Mubarat: Implementasi Program Pendidikan
Akselerasi dan Unggulan.
Muhid, A., & Rohmatillah, N. (t.t.). PERBEDAAN PENYESUAIAN SOSIAL ANTARA SISWA
PROGRAM KELAS AKSELERASI DENGAN SISWA KELAS REGULER DI SMA NEGERI 5
SURABAYA. Vol. 4 (2).
Mustasim, I. (2018). Evaluasi Pelaksanaan Program Akselerasi pada Sekolah Menengah Pertama dan
Madrasah Tsanawiyah. Jurnal Ilmiah, Vol. (20).
Ratnasari, F. Ika. (2012). STUDI TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM AKSELERASI DI
SMP NEGERI 9 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012.
Zelan Tamrin  Danial. (2017). EVALUASI AKSELERASI DI SMA NEGERI 3 KOTA GORONTALO.
02, 348–344.
 

Anda mungkin juga menyukai