Anda di halaman 1dari 7

JURNAL ORTOPEDAGOGIA, VOLUME 4 NOMOR 1 JULI 2018: 26-32

Senam Pagi umtuk Membangun Motivasi Belajar Siswa Tunagrahita

Azizah Rahmawati1, Abdul Huda2

SLB YPTB Malang


1

Universitas Negeri Malang


2

E-mail: Rachma_egaliter69@yahoo.com

Abstrak: Kemampuan intlektual yang bisa berpengaruh terhadap kemampuan sosialnya, seperti interaksi
yang tidak terarah, sehingga penanganan khusus ataupun upaya penyesuaian didalam menentukan
strategi dan perencanan mengajarnya sangat diperlukan. Tujuan penelitian (1) Mendeskripsikan
pelaksanaan senam pagi. (2) Mendeskripsikan hambatan implementasi senam pagi, (3) Mendeskripsikan
solusi mengatasi hambatan implementasi senam pagi. (4) Mendeskripsikan dampak senam pagi terhadap
motivasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus. Dari hasil teknik pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan temuan yang
dilakukan peneliti, menunjukan bahwasannya dalam implementasi kegiatan senam pagi di sekolah
didapati (1) Program: penyampiaan tujuan, penentuan sasaran, penanggung jawaban kegiatan, pemilihan
bentuk kegiatan senam, pelaksanan dan pengadaan evaluasi. (2) Pelaksanaan: persiapan kegiatan senam,
pelaksanaan kegiatan senam, hasil senam pagi dalam pembelajaran dan evaluasi. (3) Hambatan: kondisi
siswa dan sarpras. (4) Solusi mengatasi hambatan berupa: pendekatan afeksi dan cara alternatif. (5)
Dampak: ketertarikan, kebugaran, kemampuan motorik dan prestasi.
Kata Kunci : Senam Pagi, Motivasi Belajar, Tunagrahita Mampu Didik.

Abstrak : Intellectual capabilities that can affect their social capabilities, such as non-directional
interaction, so that special handling or adjustment efforts in determining the strategy and planning of
teaching is needed. The purpose of research (1) Describe the implementation of morning gymnastics.
(2) Describe the obstacles of implementation of morning gymnastic, (3) Describe solution to overcome
obstacle of morning gymnastics implementation to build student’s learning motivation. (4) Describe the
impact of morning gymnastics on student learning motivation. From data results collection techniques,
data analysis and checking the validity of findings conducted by researchers, showed that in the
implementation of morning gymnastic activities at school founded (1) program: goals delivery, targeting,
responsibility for activities, Gymnastics activities, implementation and evaluation procurement. (2)
implementation: preparation of gymnastics activities, the implementation of gymnastics activities,
the results of morning exercises in learning and evaluation. (3) Barriers: students’ condition and
infrastructure. (4) Solutions: Approach affection and alternative ways (5) Impact: Interest, fitness, motor
skills and achievement.
Keywords: Gymnastics, Motivation Learning, Intellectual Disabilities

Pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan terhadap kemampuan sosialnya, seperti interaksi yang
akan tercipta apabila motivasi belajar yang dimiliki tidak terarah, sehingga penanganan khusus ataupun
siswa bisa terbangun, demikian ini dikarenakan upaya penyesuaian didalam menentukan strategi
kesiapan belajar siswa akan mendorong kesadaran dan perencanan mengajarnya sangat diperlukan,
didalam upayanya memperoleh ilmu, sebagaimana sebagaimana pendapat dari Suryani (2010) “Anak
tujuan dan harapan yang dimiliki. Hal ini bertepatan tunagrahita memiliki intelegensi antara 50-70, sehingga
dengan pendapat Sutikno (dalam Muhardian, 2007) prestasi akademik dan kemampuan adaptasi sosialnya
bahwasannya “ Motivasi berprestasi (achievement terhambat oleh kondisi tersebut”. Anak tunagrahita
motivation) mempunyai kontribusi sampai 64 persen mampu didik merupakan salah satu kategori anak
terhadap prestasi belajar“. Diasumsikan bahwa tunagrahita ringan yang kemampuan belajarnya masih
jika siswa mampu mengetahui benar pentingnya dapat dikembangkan walaupun tidak sekaya anak
belajar bagi diri, motivasi belajar yang dimilikinya regular, kemampuan yang bisa dikembangkan bagi
akan menjadi tinggi, sehubungan dengan itu jika anak tunagrahita mampu didik diantaranya, yaitu: “
dilihat dalam orientasinya bagi anak berkebutuhan (1) membaca, menulis, mengeja, dan berhitung; (2)
khusus terutama tunagrahita, tentu saja upaya menyesuaikan diri dan tidak menggantungkan diri
membangun motivasi belajar dirasa lebih besar pada orang lain; (3) keterampilan yang sederhana
kendalanya dibandingkan dengan anak reguler, hal untuk kepentingan kerja dikemudian hari” (Liyana,
ini dikarenakan mereka cendrung memiliki hambatan Muhariati & Rusilanti, 2014).
didalam kemampuan intlektual yang bisa berpengaruh Motivasi belajar siswa tunagrahita mampu didik

26
Azizah Rahmawati, Abdul Huda, Senam Pagi umtuk Membangun Motivasi Belajar Siswa Tunagrahita 27

di sebuah sekolah menunjukkan hasil yang cukup Sugiyono (2009) bahwa “Metode penelitian kualitatif
memuaskan, terbukti pada nilai mata pelajaran, adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
kesiapan dan sikap peserta didik dalam menekuni filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kegiatan pembelajaran sudah mencapai diatas nilai kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
rata-rata yang telah ditentukan oleh pihak sekolah. eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
Demikian ini dipengaruhi oleh kesadaran sekolah kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
memfasilitasi dalam upaya membangun motivasi secara purposive dan snowball. Teknik pengumpulan
belajar bagi peserta didik sudah cukup baik, yakni dengan trianggulasi (gabungan), analisa data bersifat
dengan menerapkan kegiatan olah raga senam pagi induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
bersama, uniknya kegiatan senam ini diterapkan menekankan makna daripada generalisi”. Sehingga
secara rutin setiap hari kecuali hari jum’at sebelum untuk mendapatkan gambaran mengenai proses
memulai kegiatan pembelajar. Sjarifuddin (1980) pelaksanaan senam pagi ditiap harinya dalam upaya
mengemukakan pendapatnya mengenai keterkaitan membangun motivasi belajar anak tunagrahita mampu
penerapan olahraga di dalam kehidupan, “Bila didik yang hanya diterapkan di salah satu sebuah
ingin selalu tetap sehat, segar dan masa hidup yang sekolah, dalam hal ini berarti peristiwa yang diteliti ini
lebih kuat, hendaknya ada keseimbangan diantara merupakan sebuah peristiwa khusus atau unik dalam
kerja otak dengan kerja fisik (jasmani)”, penjelasan suatu waktu/tempat tertentu yang pengamatannya tidak
tersebut menunjukan adanya manfaat dari olah raga, bisa diukur dengan angka ataupun hanya disimpulkan
bukan sekedar upaya membangun kesehatan dan melalui tabulasi numerik, namun diperlukan rincian
ketangkasan jasmani, melainkan bisa berdampak secara tabulasi narasi dan gamblang untuk menemukan
didalam membangun kesehatan rohani dan fikiran tujuan penelitian sehingga model penelitian kualitatif
yang merupakan sebuah lokomotor motivasi. Selain dengan pendekatan secara studi kasus ini dipilih, hal
itu fungsi olahraga sejalan dengan Pradipta (2017) ini selaras dengan yang dikemukakan oleh.
Dalam rangka pencegahan permasalahan baru dan Creswell (1998) bahwa,“ Apabila akan memilih
meningkatkan fungsi anggota gerak yang mengalami studi untuk suatu kasus, dapat dipilih dari beberapa
kekakuan. program studi atau sebuah program studi dengan
Pemberian kegiatan senam disini harus menggunakan berbagai sumber informasi yang
memperhatikan kebutuhan siswa, yakni harus meliputi: observasi, wawancara, materi audio-
sesuai dengan kemampuan, minat dan potensi untuk visual, dokumentasi dan laporan. Konteks kasus
mengembangkan kesanggupannya. Selama ini, dalam dapat “mensituasikan” kasus di dalam settingnya.
memberikan atau memilihkan peragaan senam pagi, Sedangkan fokus di dalam suatu kasus dapat dilihat
guru kurang memperhatikan kebutuhan, minat dan dari keunikannya, memerlukan suatu studi (studi kasus
potensi siswa. Mujianto (2015) menyampaikan “ intrinsik) atau dapat pula menjadi suatu isu (isu-isu)
Permasalahan tersebut juga dipengaruhi dengan dengan menggunakan kasus sebagai instrumen untuk
pembelajaran penjas karena kurang didukung oleh menggambarkan isu tersebut (studi kasus instrumental).
tingkat kreativitas dan inovatif dalam pengembangan Teknik pengumpulan data dalam penelitian
model pembelajaran sedangkan fasilitas sarana dan ini yakni dengan menggunakan beberapa teknik
prasarana cukup memadai”. jika demikian bukan tidak pengumpulan data agar data yang didapatkan semakin
mungkin siswa akan menjadi sulit mengikuti dan lengkap dan kaya. “Dalam penelitian kualitatif data
mudah jenuh, oleh karnanya sangat perlu diperhatikan diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan
bentuk penyesuaiannya, yang dalam hal ini adalah teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
upaya modifikasi, sebagaiman hakikat didalam (Tringulasi), dan dilakukan secara terus menerus sampai
pengetahuan penjas adaptif. Abdurrahman (dalam datanya jenuh” (Sugiyono, 2009). Yang termasuk
Ragil, 2009) menjelaskan “ pendidikan jasmani adaptif didalam kategori pengumpulan data tersebut dalam
ialah modifikasi dari bentuk pendidikan jasmani, guna menggali informasi penelitian tentang implementasi
untuk mempertemukan kebutuhan- kebutuhan anak senam pagi dalam membangun motivasi belajar siswa
yang menyandang ketunaan”. Beberapa bentuk upaya tunagrahita mampu didik, adalah sebagai berikut.
modifikasi dalam senam bisa difokuskan dalam hal
Observasi
pemilihan gerakan dan musik yang sederhana, menarik
dan ceria juga tidak lupa diikuti dengan penerapan Nasution (dalam Sugiyono, 1988) mengemukakan
peragaan senam yang bervariatif (berganti-ganti video bahwa, “ Observasi adalah dasar semua ilmu
senam / senam yang ditampilkan) di setiap harinya. pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi”. Sehingga observasi
METODE dapat diartikan sebagai upaya penyelidikan yang
dilakukan secara sistematik dan sengaja dengan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pengamatan terhadap peristiwa yang ingin dianalisa
dengan pendekatan studi kasus. Pemilihan metode atau diketahui.
ini disebabkan adanya kesesuaian dengan pendapat
28 JURNAL ORTOPEDAGOGIA, VOLUME 4 NOMOR 1 JULI 2018: 26-32

Gambar 1 Bagan Teknik Analisis Data Interaktif data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis” (Sugiyono,
2009). Proses analisis data memiliki komponen-
komponen utama yang harus benar-benar dipahami.
Komponen tersebut adalah reduksi data, kajian data,
dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Penjelasannya sebagai berikut. Setelah peneliti
mengadakan pengumpulan data ditahap pertama, maka
peneliti melakukan antisipatory sebelum melakukan
Dalam penelitian ini observasi yang digunakan reduksi data sebagai tahap ke dua, kemudian masuk
adalah tipe Observasi berpartisipasi (Participant direduksi data di sini data dirangkum untuk mencari
observation), dengan model partisipan aktif (Active pola dan temanya agar gambaran yang diberi menjadi
participant), yang melewati tahap-tahap observasi lebih jelas, setelah data direduksi maka masuk pada
yakni, Observasi deskriptif, terfokus, dan terseleksi. display data dalam bentuk penyajian data berupa
tabel, grafik dan sejenisnya agar tersusun dalam pola
Wawancara hubungan, peneliti harus intens di dalam menguji apa
yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan
Merupakan sebuah upaya didalam menggali
yang masih bersifat hipotetik itu berkembang tidak,
informasi secara langsung dalam konteks komuikasi
jika hipotesis tersebut selalu didukung data maka
dua arah kepada satu orang ataupu kelompok,
hipotesis tersebut terbukti sehingga bisa berkembang
diharapkan dengan cara tersebut akan diperoleh hasil
menjadi teori yang grounded tahap ketiga adalah
yang autentic karna langsung ke narasumbernya.
verifikasi atau penarikan kesimpulan. Kesimpulan data
Esterberg (dalam Sugiyono, 2002) mengemukakan
di sini masih bersifat sementara dan bisa berubah jika
defenisi wawancara atau interview sebagai berikut.
tidak ditemukan bukti-buktinya yang kuat sehingga
“ Interview adalah merupakan pertemuan dua orang
ada dua kemungkinan kembali bisa pada tahap
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab,
display data ataupun tahap reduksi kembali, tetapi
sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu
apabila kesimpulan awal tadi bisa diterima dengan
topik tertentu”.
bukti-bukti data yang valid dan tetap konsisten saat
Penelitian ini Akan menggunakan wawancara kembali kelapangan untuk mengumpulkan data maka
secara mendalam, yang disebut in depth interview kesimpulan penelitian tersebut bisa dikatakan kredibel
dengan jenis wawancara semi terstruktur (semi sehingga bisa menjawab rumusan masalah yang telah
tructure interview). ”Tujuan dari wawancara jenis dirumuskan di awal.
ini adalah untuk menemukan permasalahan secara
Pengecekan kebsahan dalam penelitian ini hanya
lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara
membutuhkan sampai tahap credibility saja, sehingga
dimintai pendapat, dan ide-idenya.”(Sugiyono, 2014),
sesuai dengan kebutuhan. Pada tahap pengecekan
sehingga jenis wawancara ini dirasa akan lebih sesuai
keabsahan temuan credibelity ini, di dalamnya
dengan penelitian ini, guna mendapatkan informasi
memiliki pedoman proses yakni, memperpanjang
atau sumber data secara meluas.
pengamatan, menguatkan ketekunan, triangulasi,
analisa kasus negatif, menggunakan bahan refrensi,
Dokumentasi dan mengadakan member cek. Triangulasi cara
Metode dokumentasi ialah cara mengumpulkan digunakan sebagai pengecekan data dari berbagai
data tak langsung dengan arsip, catatan dan hasil cara. Bentuk cara triangulasi tersebut ada cara teknik,
rekam sebagai pelengkap informasi dari sumber sumber ataupun waktu.
terdahulu. Sugiyono (2009) berpendapat “ Hasil
penelitian dari observasi atau wawancara, akan lebih
HASIL dan PEMBAHASAN
kredibel/ dapat dipercaya kalau didukung oleh sejarah
pribadi kehidupan dimasa kecil, di sekolah, di tempat Hasil
kerja, di masyarakat, dan autubiografi”. Dokumentasi
dalam penelitian ini adalah berupa bukti foto, video Pelaksanaan senam pagi, Sebelum kegiatan
dan rekaman selama observasi dan wawancara dalam dilaksanakan guru dan murid mempersiapkan diri,
kegiatan senam, kegiatan belajar mengajar, kegiatan sarana dan prasarananya. Masing-masing jenis
sehari-hari, sarana prasarana ataupun arsip sekolah, kegiatan senam tersebut dilaksanakan setiap hari di
berkas profil sekolah,RPP, jurnal, raport dan data pagi hari sebelum memulai pembelajaran dengan
program. Kemudian dari tahap pelaksanaan, ditetapkanlah
Analisis data dalam penelitian kualitatif ini bentuk evaluasi program kegaiatan senam pagi.
dilakukan dalam proses yang interaktif dengan metode Sebagaimana yang disampaikan oleh Bu Sari mengenai
yang bersifat induktif. “suatu analisa berdasarkan evaluasi dari kegiatan senam pagi ini.
Azizah Rahmawati, Abdul Huda, Senam Pagi umtuk Membangun Motivasi Belajar Siswa Tunagrahita 29

Tabel 1. Penanggung Jawab Program Kegiatan pelaksanaannya terdapat dalam paparan pada tabel 2.
Senam Pagi Evaluasi kegiatan ini dilaksanakan oleh seluruh
No Jenis Kegiatan Penanggung Jawab pihak sekolah di akhir kegiatan dengan melihat
indikator penyesuaian sebagai penilaian keberhasilan
1 Pembentuk tim Kepala Sekolah program kegiatan senam pagi, dalam tabel 3 akan
program senam dimuat beberapa indikator yang termasuk didalamnya.
2 Pelaksana Tim Guru Sebelum kegiatan dilaksanakan guru dan murid
3 Pengadaan Sarpras Kepala Sekolah dan mempersiapkan diri, sarana dan prasarananya. Sarana
Tim Guru dan prasarana yang tersedia terbilang memadai.
4 Pendamping Semua Masing-masing jenis kegiatan senam tersebut
dilaksanakan setiap hari di pagi hari sebelum memulai
pembelajaran dengan cara menggilir senam, namun
Tabel 2. Evaluasi Program Kegiatan Senam Pagi
untuk menyesuaikan kondisi siswa terkadang senam
No Jenis Pelaksanaan tersebut tidak digilir atau di ganti di hari berikutnya.
Evaluasi Dalam pelaksanaan kegiatan senam sendiri terdiri dari
1 Evaluasi input Dilakukan pada tahap tahap permulaan, pemanasan dan pendinginan,selain
persiapan, meliputi itu olah tubuh di dalam senam banyak mengandung
jumlah peserta, edukatif. Hasil dari kegiatan senam pagi terhadap
perlengkapan yang proses belajar adalah, seperti beberapa kegiatan di
diperlukan. lingkungan sekolah dalam hal pembelajaran (akademis
dan non akademis) dan kemampuan berinteraksi sosial
2 Evaluasi Kelancaran acara (
terlaksana dengan lancar dan baik, keseluruhan ini
proses ketepatan waktu dan
terlihat dari motivasi mereka yang cukup tinggi akibat
ketepatan pembagian
kesiapan siswa itu sendiri setelah melalui kegiatan
tugas), jumlah pesrta
senam pagi sebelumnya. Selanjutnya diakhir kegiatan
yang hadir dan
senam guru juga mengadakan evaluasi guna mengukur
antusiasme peserta.
keberhasilan program tersebut.
3 Evaluasi Hasil jangka panjang
Hambatan implementasi senam pagi bagi siswa
Outcome dari kegiatan
tunagrahita mampu didik disekolah meliputi: 1)
Kondisi siwa, hal ini bersifat internal dan permanen,
Tabel 3. Indikator Penilaian Keberhasilan Evaluasi selanjutnya 2) Kondisi sarpras, salah satunya adalah
Kegiatan Senam kendala mati lampu, kendala ini bersifat eksternal
dan tidak permanen tetapi insidennya bisa terjadi
No Indikator Penilaian Keberhasilan secara tak terduga. Solusi dari hambatan pelaksanaan
1 Antusiasme dari peserta senam pagi dapat dijabarkan seperti ini. Pemberian
2 Keaktifan peserta solusi tindakan afeksi didalam pendekatan itu berupa
upaya untuk membujuk, membantu dan menyesuaikan
3 Peningkatan semangat siswa
dengan kendala kondisi siswa, selanjutnya pemberian
4 Hasil perkembangan belajar siswa cara alternatif yakni melakukan senam dengan cara
manual, bisa dari mengikuti peragaan guru ataupun
Gambar 2 Bagan Pelaksanaan Senam Pagi Dalam menyetel musiknya lewat hp hal ini diterapkan ketika
Upaya Membangun Motivasi Belajar Siswa mengalami kendala mati lampu.
Tunagrahita Mampu Didik di SMPLB Putra Jaya Dampak dari kegiatan terebut diantaranya:
Malang. Siswa merasa tertarik, berupa senang dengan kegiatan
tersebut, terdapat peningkatan prestasi belajar bagi
siswa dan sekolah, Kemampuan motorik atau aktifitas
fisik menjadi lebih bagus, kebugaran dan kesehatn
tubuh lebih baik, sehingga keseluruhan point tersebut
sangat berpengaruh didalam peningkatn motivasi
mengikuti kegiatan pembelajaran.

Pembahasan
SMPLB ini merupakan salah satu sekolah
Jenis evaluasi yang terdapat dalam evaluasi sebagai lembaga pendidikan pertama menengah
program kegiatan senam pagi serta penjelasan pert bagi anak-anak berkebutuhan khusus, yang
30 JURNAL ORTOPEDAGOGIA, VOLUME 4 NOMOR 1 JULI 2018: 26-32

memperhatikan upaya pembangunan motivasi akan diputar. Untuk senamnya sendiri merupakan
belajar siswanya berupa aktivitas mengawali bentuk senam pagi berirama tersusun dari gerakan
kegiatan pembelajaran. Terbukti dengan sekolah yang edukatif, menarik dan mudah dimana terdiri
yang menerapkan kegiatan senam pagi setiap hari, dari tahap permulaan, pemanasan dan pendinginan
beserta penyusunan programnya dan banyaknya sehingga manfaat dari senam tersebut dapat
pemilihan jenis-jenis senam yang telah disesuaikan terdistibusi di dalam tubuh dengan baik.
dengan kebutuhan peserta didik, sehingga didapati Selama berlangsungnya kegiatan senam siswa
jenis-jenis senam yang diterapkan di salah satu diberi kesempatan oleh guru didalam mengembangkan
sekolah SMPLB ini, diantaranya adalah senam Sehat kemampuan eksplorasinya, sehingga terlihat di
Ceria Anak Indonesia, senam Ayo Baris, senam beberapa sesi siswa tampak bermain-main dengan
Gemofamire dan senam Pinguin dimana keseluruhan kegiatannya selama senam, bagi guru pembelajaran
senam tersebut merupakan bentuk senam pagi untuk anak berkebutuhan khusus itu lebih sesuai
berirama. Purnama (dalam Mahendra, 2000) “senam dengan menerapakan model belajar sambil bermain
dalam Bahasa Indonesia sebagai salah satu cabang karna dari sana sisw aselain mengembangkan
olah raga merupakan terjemahan langsung dari intlektualnya juga mengembangkan kemampuan
gymnastic”, sehingga senam pagi merupakan sebuah interaksi dan kreatifitasnya.Untuk pelaksanaan
cabang olah raga ringan yang dilakukan setiap pagi kegiatan belajar sendiri terlihat berjalan dengan
dimana sangat bermanfaat bagi kebugaran tubuh baik. Hal ini terlihat disaat siswa mengikuti berbagai
untuk mengawali sebuah aktivitas. Dengan adanya pembelajaran yang bersifat akademis maupun
kegiatan senam pagi ini diharapkan peserta didik non akademis, seperti siswa nampak termotivasi
tunagrahita mampu didik dapat memacu motivasi di dalam pembelajarannya seperti menyimak dan
belajarnya di sekolah baik secara akademis maupun melaksanakan tugas dengan baik, durasi yang
non akademis. dibutuhkan didalam menyelesaikan tugas tidak lama,
Perencanaan sebagai persiapan dimulai dari Prestasinya dibeberapa perlombaan,( salah satunya
proses perancangan program kegiatan, pelaksanaan kemarin salsa mendapat juara 3 untuk perlombaan
sampai pengadaan evaluasi kegiatan tersebut lari FL2SN turnamen April 2017), mengetahui
diantaranya menyusun (penyampian tujuan, penentuan tujuan didalam belajar sesuai pemahamannya, dan
sasaran, penanggung jawaban kegiatan,pemilihan ketabahan atau kerajinan didalam mengikuti kegiatan
bentuk kegiatan senam, pelaksanan dan pengadaan pembelajaran.
evaluasi). Perencanaan ditentukan dalam sebuah Dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi
rapat oleh pihak sekolah dengan menyertakan yang di lakukan peneliti menunjukan bahwasannya
peserta didik sebagai obyek pengamatan atau sasaran sejauh ini pelaksanaan dan keberlangsungan
kegiatan tersebut dengan mengacu pada indikator kegiatan senam pagi di SMPLB Putra Jaya malang
keberhasilan program kegiatan senam. hal-hal yang berlangsung dengan baik dan lancar hal ini selain
tersusun di dalam rencana program tersebut akan karna ketepatan didalam perancangan programnya,
dijadikan acuan didalam pelaksanaan kegiatan senam ketertarikan peserta didik, peran serta guru yang
sehingga dapat menyesuaikan kebutuhan peserta berkontribusi juga hal-hal yang mendukung seperti
didik dan berjalan sesuai tujuan sekolah. sarana prasarana yang disediakan sekolah cukup
Selama kegiatan senam pagi bersama, guru memadai. Sehingga didapat teoritisasi data yakni
beserta murid mempersiapkan hal penunjang dan motivasi belajar siswa tunagrahita mampu didik
pelaksanaan kegiatan secara koperatif, hal ini guna dapat ditingkatkan dengan penerapan kegiatan senam
menunjang efesiensi kelancaran dan efektifitas setiap hari sebelum memulai pembelajaran.
di dalam memberikan pembelajran bina diri bagi Dalam Pelaksanaan program kegiatan senam
pihak sekolah dan peserta didik. Menurut Anggraeni pagi, sekolah pastinya menemui beberapa hambatan,
(dalam Stahl, 2011) menjelaskan bahwa “ Model namun sejauh ini tidak begitu menjadi penghalang
pembelajaran kooperatif menenempatkan siswa didalam berlangsungnya kegiatan tersebut, terlebih
sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama dalam ketika kegiatan tersebut sudah menjadi kebutuhan
mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar “. dan kesadaran bagi seluruh anggota sekolah,
Pelaksanaan Program kegiatan senam pagi di sehingga kegiatan senam pagi tetap ditekuni
salah satu sekolah SMPLB sesuai dengan rutinitas didalam keberlangsungan kegiatannya yang secara
yang tercantum didalam jurnal dan RPP, sehingga rutin tersebut. Hambatan-hambatan yang selama ini
dalam pelaksanaanya berbeda dari kegiatan senam dihadapai adalah: 1) Kondisi siwa hal ini bersifat
yang diterapkan di sekolah lain, karna di sekolah internal dan permanen yakni permasalahan kesulitan
ini diadakan setiap hari kecuali hari jum’at. Dalam dalam menirukan gerakan, mood, dan perbedaan
proses pelaksanaan kegiatan senam pagi biasanya selera, selanjutnya 2) Kondisi sarpras, kendala
akan diadakakan persiapan dari guru dan siswa, ini bersifat eksternal dan tidak permanen tetapi
seperti mempersiapkan barisan, mempersiapkan insidennya bisa terjadi secara tak terduga, salah
sara prasarana dan mempersiapkan senam yang satunya adalah kendala mati lampu.
Azizah Rahmawati, Abdul Huda, Senam Pagi umtuk Membangun Motivasi Belajar Siswa Tunagrahita 31

dari pihak guru, siswa dan wali murid.


Dalam mengatasi sejumlah hambatan yang
ditemukan selama proses pelaksanaan kegiatan senam
KESIMPULAN DAN SARAN
pagi khususnya bagi siswa tunagrahita mampu didik
di SMPLB tersebut, pihak sekolah yang terdiri dari Kesimpulan
kepala sekolah dan tim guru merencanakan sekaligus
mengupayakan beberapa solusi dan alternatifnya. Dalam rancangan program (penyampiaan
Pemberian solusi bagi hambatan kondisi anak, tujuan, penentuan sasaran, penanggung jawaban
yaitu guru memberikan tindakan afeksi didalam kegiatan, pemilihan bentuk kegiatan senam,
pendekatan, ini berupa upaya untuk membujuk, pelaksanan dan pengadaan evaluasi) dijadikan acuan
membantu dan menyesuaikan dengan kendala kondisi didalam pelaksanaan kegiatan senam sehingga dapat
siswa, selanjutnya pemberian solusi bagi hambatan menyesuaikan kebutuhan siswa dan berjalan sesuai
kondisi sarpras, pihak sekolah dan siswa memiliki tujuan sekolah. Dari hasil wawancara, observasi dan
cara alternatif yakni melakukan senam dengan cara dokumentasi yang di lakukan peneliti menunjukan
manual, bisa dari mengikuti peragaan guru ataupun bahwasannya sejauh ini proses pelaksanaan yang
menyetel musiknya lewat hp hal ini diterapkan ketika terdiri dari (Persiapan kegiatan senam, Pelaksanaan
mengalami kendala mati lampu. kegiatan senam, Hasil senam pagi dalam pembelajaran,
Keseluruhan itu dapat teratasi berkat dari solusi Evaluasi) berlangsung dengan baik dan lancar.
yang lebih penting dan mendasar, yakni kesadaran Sehingga didapat teoritisasi data yakni motivasi belajar
dan menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan yang siswa tunagrahita mampu didik dapat ditingkatkan
ditanam oleh seluruh anggota sekolah, mulai dari dengan penerapan kegiatan senam setiap hari sebelum
kepala sekolah, guru, siswa dan staf disana. Untuk memulai pembelajaran.
keberlangsungan dan dukungan selebihnya, pihak Hambatan-hambatan yang selama ini
sekolah pun tetap intens didalam menjalin komunikasi dihadapi selama kegiatan senam pagi di Sekolah
kepada para wali murid, mengenai berbagai hal adalah: 1. Kondisi siwa, selanjutnya 2. Kondisi sarpras.
yang berhubungan dengan kegiatan sekolah, selain Beberapa solusi dan alternatifnya. Pemberian solusi
itu pihak sekolah telah mengupayakan pengadaan bagi hambatan untuk kondisi anak, pihak sekolah akan
program tersebut dengan sebaik-baiknya, mulai dari memberikan pendekatan afeksi, selanjutnya pemberian
perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi guna bisa solusi bagi hambatan kondisi sarpras, pihak sekolah
memberi manfaat yang bisa dirasa bagi sekolah itu dan siswa memiliki cara alternatif yakni melakukan
sendiri dan menjadi penjejakan bagi sekolah lain. senam dengan cara manual. Beberapa dampak dari
Oleh karnanya pihak sekolah nantinya akan sangat kegiatan terebut diantaranya: siswa merasa senang
terbuka di dalam upaya pembagian informasi dan dengan kegiatan tersebut, terdapat peningkatan prestasi
sharing masukan dari berbagai pihak agar dampak belajar untuk siswa dan sekolah, Kemampuan motorik
tersebut semakin berkembang dan dirasa semua atau aktifitas fisik menjadi lebih bagus, kebugaran
pihak. dan kesehatan tubuh lebih baik. sehingga keseluruhan
Melalui program kegiatan senam pagi yang telah kategori tersebut sangat berpengaruh dalam peningkatn
berlangsung selama ini di SMPLB ini, sekolah dapat motivasi belajar.
merasakan manfaat dari implementasi senam pagi
tersebut. hal ini dibuktikan dari kegiatan yang tetap
berlangsung sampai hampir 2 tahun ini, pihak sekolah Saran
pun mendapat respon baik selama berlangsungnya
kegiatan tersebut dari siswa, wali murid dan bahkan Guru/penanggung jawab perlu mengupayakan
guru sendiri. pelayanan yang tepat dalam melakukan perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi selama kegiaatan senam,
Dampak sendiri bisa dijadikan indikator sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai
penilaian keberhasilan di dalam pelaksanaan harapan bersama.
program tersebut, sehingga juga dijadikan patokan
untuk mengembangkan program tersebut. Beberapa
dampak dari kegiatan terebut diantaranya: siswa DAFTAR RUJUKAN
merasa senang dengan kegiatan tersebut, terdapat
peningkatan prestasi belajar untuk siswa dan Anggraeni, D. (2011). Peningkatan
sekolah, Kemampuan motorik atau aktifitas fisik Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model
menjadi lebih bagus, kebugaran dan kesehatn tubuh Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review
lebih baik, sehingga keseluruhan kategori tersebut Horay Pada Siswa Kelas IV SD Negeri
sangat berpengaruh didalam peningkatan motivasi Sekaran 01 Semarang: Inproving Social
belajarya. hal ini sesuai dengang hasil wawancara Instructional Quality By Cooperative
Model,Course Review Horay Type at Fourth
32 JURNAL ORTOPEDAGOGIA, VOLUME 4 NOMOR 1 JULI 2018: 26-32

SDN.Jurnal Kependidikan Dasar, (Online), of Physical Education, Helth and sport,


[3] 1(2): 196, (http://journal/unnes.ac.id (Online), 2 (1): 32-37, (http://journal.
), diakses 13 Mei 2017. unnesa.ac.id), diakses 13 Desember 2016.
Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry Mulyani, V.T. (2015) Memotivasi Belajar
And Research Design: Choosing Among Anak Tunagrahita Mmpu didik.
Five Traditions. London: SAGE Dinamika Pendidikan. Jurnal pendidikan,
Publication. (Online), (http://journal.uny.ac.id), diakses 12
Effendi, M. (2009). Pengantar Desember 2016.
Psikopedagogik Anak berkelainan. Pandongan, E.P. (2014). Pengaruh Tari
Jakarta: Bumi Aksara. Jaranan Modifikasi bermedia VCD
Hamdu, G. & Agustina, L. (2011). Pengaruh terhadap Kemampuan Motorik Kasar
Motivasi Belajar Siswa terhadap Prstasi Anak Tunagrahita Ringan. Jurnal
Belajar IPA di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Khusus, (Online), (http://
Penelitian Pendidikan. 2011, 12 (1): 83. ejournal.unesa.ac.id ).
(Online), (http://www.academia.edu ) diakse Pradipta, R. F., & Andajani, S. J. (2017). Motion
18 Februari 2017. Development Program for Parents of Child
I.S.A. (2016). Senam Ceria, Senamnya ABK with Cerebral Palsy. Jurnal Penelitian dan
(Anak Berkebutuhan Khusus). Pengembangan Pendidikan Luar Biasa, 4(2).
(Online), (http://slbcgandasari-jatibarang. Purnama, A. (2016). Pengaruh Senam
mysch.id), diakses 12 Desember 2016. Anak Indonesia terhadap kecepatan
Ibrahim. (2015). Metodelogi Penelitian Kualitatif. dan kelincahan (Studi kasus: SD Islam
Bandung: Alfabeta. AL- Mubarok Surabaya). Jurnal
Kemdikbud. (2016). Kamus Besar kesehatan olahraga,(Online),(http://ejurnal.
Bahasa Indonesia (KBBI). unesa.ac.i d), 4(3): , diakses 27 November
(Online), (Kbbi.web.id/motivasi.), diakses 2016.
12 Desemberr 2016. Putri, S.H. (2013). Senam,
Liyana, N., Muhariati, M. & Rusilanti, R. (online), (http://googleweblight.com), diakses
(2014). Perbandingan Pola Asuh Belajar 27 November 2016.
Anak Tunagrahita Mampu Didik Ragil, D.S. (2016). Tingkat Keterlaaksanaan
Berdasarkan Status Ekonomi Pembelajaran Pendidika Jasmani Bagi Siswa
Orang Tua. JKKP: Jurnal Kesejahteraan Berkebutuhan Khusus (Penjas Adaptif) di
Keluarga dan Pendidikan, (Online), 2 (1): Sekolah Dasar Inklusi Se- kecamatan
16, (http://journal.unj.ac.id), diakses 25 Mei Sentolo. Skripsi. Yogyakarta: FIK UNY.
2014. Sjarifuddin, A. (1980). Olah Raga dan Kesehatan.
Muhardian, M.S. (2013). Motivasi dan Jakarta: Vika press.
Disiplin Siswa Pada Mata Pelajaran Soemantri, T.S. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa.
Muatan Lokal (MULOK) Produktif Kelas Bandung: Refika Aditama
X TPHP SMK Negeri 1 Pandak Bantul. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan:
Hasil penelitian i. Yogyakarta: FT UNY. Pendekatan kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
(Online), (http://eprints.uny.ac.id), diakses Bandung: Alfabeta.
12 Desember 2016. Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif.
Mujianto, G. E. (2015). Pengembangan Model Bandung: Alfabeta.
Pembelajaran Penjas Adaptif Melalui Media Suryani, Y.E. (2010). Kesulitan Belajar. Dalam
Permainan Rainbow Flag pada s iswa Jurnal Magistra, 2010, (73). (Online), (http://
tunarungu SMPLB Negeri Semarang. Journal www.academia.edu. ), diakses 18 Februari
2017.

Anda mungkin juga menyukai