Anda di halaman 1dari 6

STANDARD OPERATING PROCEDURE

PENGAMBILAN SAMPEL BATUBARA


Halaman 1 dari 6

TUJUAN :
1. Memberikan pedoman dalam kegiatan sampling batubara
2. Mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan sampling batubara

PROSEDUR :

A. Hal yang harus dikakukan sebelum melakukan pengambilan sampel batubara:

No Prosedur
1 Pastikan bahwa litology sudah terdiskripsi dengan baik dari data coring, pastikan batas kontak
antara batubara dan litology lain terdiskripsi dengan detail.
2 Interval dan litologi parting diantara batubara harus terdiskripsi dengan jelas, pastikan
deskripsi litologi parting tersebut karbonan (coaly) atau tidak.
3 Amankan sample dari lapangan menggunakan split pipa PVC ukuran 2.5inch atau corebox dan
kemudian dibalut dengan plastik.
4 Hindari goncangan saat transportasi sampel dari lapangan ke gudang core, untuk mengurangi
patahnya core karena goncangan.
5 Sebelum melakukan pengambilan sampel, pastikan bahwa Geophysical logging sudah ada
print outnya dan litologi sudah dilakukan penyetaraan (reconcile) dengan data logging untuk
memastikan interval batubara yang sebenarnya.
6 Selalu membawa hasil diskripsi lapangan yang telah dikoreksi (point 5) serta membawa print
out (skala 1:20) geophysical logging saat melakukan pengambilan sample.

B. Aturan umum pengambilan sampel core batubara:

No Prosedur
1 Sampel core diambil utuh sepanjang batubara atau dibagi bagian per bagian, kemudian di
komposit saat uji laboratorium. Parting dalam hal ini di campur, karena dalam hal
penambangan tidak dilakukan pemisahan, kecuali parting/interburden sebagai pemisah
antar seam
2 Lapisan batubara yang secara konsisten tebalnya < 0,30 m tidak akan diambil sampelnya
karena berdasarkan kebijakan penambangan dari perusahaan yang bersangkutan tidak
ekonomis untuk ditambang.(tergantung kebijaksanaan perusahaan)
3 Untuk setiap lapisan, 10 cm floor dan roof sedimen harus diambil sampelnya untuk analisa
Ash dan Total Sulphur.
4 Berilah tanda interval pengambilan sample untuk setiap bagian yang diambil sampelnya
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGAMBILAN SAMPEL BATUBARA
Halaman 2 dari 6

C. Aturan Pengambilan Sampel:

1) Seam Thickness > 30 cm


STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGAMBILAN SAMPEL BATUBARA
Halaman 3 dari 6

2) Split Seam (Seam Thickness > 30 cm, Interburden < 30 cm)


STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGAMBILAN SAMPEL BATUBARA
Halaman 4 dari 6

3) Split Seam (Seam Thickness > 30 cm, Interburden > 30 cm


STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGAMBILAN SAMPEL BATUBARA
Halaman 5 dari 6

D. Penamaan Sampel

1) Sample ID di standarkan dengan format sebagai berikut:


BOREHOLE ID – LITHOLOGY PLY – SEAM NAME/HOLE – INITIAL WELLSITE
Contoh:
✓ Misalkan pada lubang bor PDHQ01 terdapat satu seam batubara dengan ketebalan 1 m nama
seam KU dengan Wellsite Bapak Dodi Mahmud Yusuf, maka penomoran sampel batubara
pada lubang bor tersebut adalah sebagai berikut:
• Ply 1 → PDHQ01 – RF01KU – DMY
• Ply 2 → PDHQ01 – CO02KU – DMY
• Ply 3 → PDHQ01 – FR03KU – DMY

✓ Misalkan pada lubang bor PDHQ02 terdapat dua seam batubara dengan ketebalan 1 m dan
2 m interburden 50 cm, nama seam KU dan KL dengan Wellsite Bapak Muhamad Iqbal
Tawaqal, maka penomoran sampel batubara pada lubang bor tersebut adalah sebagai
berikut:
• Ply 1 → PDHQ02 – RF01KU – MIT
• Ply 2 → PDHQ02 – CO02KU – MIT
• Ply 3 → PDHQ02 – IT03TP – MIT
• Ply 4 → PDHQ02 – IT04BT – MIT
• Ply 5 → PDHQ02 – CO05KL – MIT
• Ply 6 → PDHQ02 – FR06KL – MIT

Catatan:
RF = Roof
FR = Floor
CO = Coal/Batubara
IT = Interburden
TP = Top
BT = Bottom
KU/KL = Nama Seam Batubara
DMY/MIT = Initial Wellsite

2) Sampel ID tersebut ditulis di atas pita survei dengan spidol permanen dan dibuat rangkap 2 untuk
dimasukkan ke dalam kantong sampel bagian dalam dan bagian luar.
3) Kantong Sampel
Kantong sample terdiri atas dua lapisan – plastik bungkus luar dan kantong bagian dalam. Setiap
sample dimasukkan dalam kantong dalam dan dalam kondisi terikat lalu dimasukkan lagi ke
dalam kantong luar untuk mencegah oksidasi dan deteriorasi.
STANDARD OPERATING PROCEDURE
PENGAMBILAN SAMPEL BATUBARA
Halaman 6 dari 6

4) Checking Bags Sample


Setelah pengumpulan sampel, periksa kembali jumlah kantong dan ID sample pada setiap
kantong agar sesuai dengan catatan lapangan atau peta lapangan. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kesalahan dalam perlakuan sampel.
5) Lembar Pengiriman Sampel
Sebelum sampel dikirimkan, harus diisi lembar pengiriman sample (Sample Submission Sheet)
(lihat tabel 1), nomor/kode sampel serta jenis analisa yang diinginkan. Lembar ini harus diisi
sewaktu Wellsite mengambil sampel batubara untuk memastikan data yang dituliskan dalam
lembar sama dengan yang dicatat oleh geologist di buku lapangan.

Tabel 1 Sample Submission Sheet

TM IM ASH VM FC TS CV
Sample cal/
Sample ID % % % % % % cal/g cal/g HGI RD
Discription g
ar adb adb adb adb adb adb daf ar
Roof XX-RFXX-XX
Sediment v v
Coal XX-COXX-XX v v v v v v v v v v v
Interburden XX-ITXX-XX v v
Floor XX-FRXX-XX
Sediment v v

6) Pengiriman Sample
Kirimkan Lembar Pengiriman bersamaan dengan sampel yang akan dianalisa langsung ke
laboratorium.
7) Pengecekan Hasil Kualitas
Setelah hasil kualitas batubara oleh laboratorium selesai, geologist data base harus mencocokan
hasil dengan litologi batubara dan sampel ID untuk mengurangi kesalahan dalam penempatan
hasil dari data kualitas.

Anda mungkin juga menyukai