NIM : 116.180.012
Kelas : B
Tugas Pemanfaatan Mineral Industri
1. Bentonit
Gambar 1. Bentonit
Bentonit adalah lempung yang sebagian besar terdiri dari monmorillonit dengan mineral
mineral seperti kuarsa, kalsit, dolomit, feldspar, dan mineral lainnya.
Bentonit dalam ilmu mineralogi tergolong ke dalam kelompok besar tanah lempung.
Nama bentonit pertama kali digunakan pada tahun 1890 untuk
mengidentifikasi mineral bersifat plastis yang ditemukan di Fort Benton, Wyoming, Amerika
Serikat.
a. Lokasi
Endapan bentonit Indonesia tersebar di pulau: Jawa, Sumatera, sebagian Kalimantan
dan Sulawesi. Beberapa lokasi yang sudah dan sedang dieksploitasi, yaitu :
Sembilan Kecamatan di Tasikmalaya, Jawa Barat : Kecamatan Karangnunggal,
Kecamatan Bantar Kalong, Kecamatan Cibalong, Kecamatan Bojongasih,
Kecamatan Cikatomas, Kawalu, Taraju dan Sukaraja dan Manonjaya
Jawa Tengah : Sangiran, Sragen, Wonosegoro, Semarang Selatan
DIY : Nanggulan
Jawa Timur : Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Malang
Sumatera Selatan : Muara Tiga (Tanjung Enim), Bangka
Sulawesu Utara : Manado
c. Kualitas
Unsur-unsur yang terkandung dalam bentonit :
Komposisi Kimia Na-Bentonit (%) Ca-Bentonit (%)
Gambar 2. Diatomit
Diatomit atau tanah diatomea adalah suatu batuan sedimen silika, yang secara geologi
terbentuk dari akumulasi dan pengendapan kulit atau kerangka diatomea (fosil tumbuhan air
atau binatang kersik atau ganggang bersel tunggal) dan terendapkan di danau atau non marin.
Diatomea berasosiasi dengan elemen pengotor dan bervariasi, baik jenis maupun jumlahnya.
Elemen pengotor diatomea tersebut yaitu abu vulkanik, larutan garam, lempung, senyawa
karbonat, pasir silika, dan unsur organik lainnya.
a. Lokasi
Endapan diatomit di Indonesia tersebar diberbagai daerah, antara lain di Sumatera
Utara, Pulau Jawa, dan Maluku utara.
Ketersediaan Tanah Diatome :
Sumatera Utara, di daerah Pulau Samosir dan Tapanuli.
Jawa Barat, di daerah Cicurug, Darma, Kuningan, Cianjur Selatan; Cineam;
Tasikmalaya; Nanggung, Bogor; Kec.Pagelaran, Cianjur.
Jawa Tengah, di derah Mendawa, Kec. Bumiayu; Brebes; Desa Pingit,
Temanggung; Sangiran. Solo; Sumberlawang, Solo; Wadaslintang, Wonosobo;
Wonosegoro, Boyolali..
Daerah Istimewa Yogyakarta, di derah Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta.
Jawa Timur di daerah Kabuh, Jombang; Karangasem, Kriyan, Mojokerto.
b. Potensi
Kegunaan Diatomit :
Sebagai penyaring (filter) Bahan pemutih
Bahan isolator / peredam panas Bahan keranik
Bahan bangunan Bahan penggosok logam
3. Toseki
Gambar 3. Toseki
Toseki merupakan batuan beku asam (ziolit, dasit, perlit dan tufa asan) yang terbentuk
oleh proses hidrotermal dan menyebabkan terjadinya endapan bijih pada dinding yang
diterobos dan kemudian mengalami perubahan sifat fisik, kimia dan mineral.
a. Lokasi
Toseki tersebar dibeberapa daerah di Indonesia, yaitu :
Sumatera Barat : Barangan, Kab. Padang Pariaman
Bengkulu : Tambang sawah : Muaraaman
Kalimantan Barat : Lumar, Kab. Bengkoyang
Sulawesi Selatan : Sadang Malibong, Kec. Sesean, Kab. Tator
Daerah timur laut Gunung Mandalagiri, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut
Kabupaten Gorontalo: Kecamatan Suwawa desa Lombungo, Kecamatan Limboto
desa Labanu, serta di Kecamatan Talaga desa Dulomoga
Kabupaten Bualemo: Kecamatan Marisa desa Iloheluma; Kecamatan Randangan
desa Ambamba, Plambane; Kecamatan Papayato desa Wonggarasi, Milangodaa.
Kegunaan Toseki :
Bahan baku keramik
Refraktori
Isolator
c. Kualitas
Komposisi utama dari toseki adalah mineral kuarsa (59-70%), serisit (15-30%),
feldspar (1-3%). Berdasarkan atas kandungan mineral utama toseki dibagi menjadi 3
tipe, yaitu tipe serisit, tipe kaolinit, dan tipe feldspar. Sedangkan berdasarkan
kandungan Fe2O3 nya, toseki dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu kelas 1 dengan
kandungan Fe2O3 (0,4-0,5%), kelas 2 dengan kandungan Fe2O3 (0,5-0,7), kelas 3
dengan kandungan Fe2O3 (0,7-0,9%), kelas 4 dengan kandungan TiO2 kurang dari
0,004% dan MgO kurang dari 0,15%.
4. Dolomit
Gambar 5. Dolomit
Dolomit adalah suatu mineral karbonat yang terbentuk dari kalsium magnesium karbonat
(CaMg(CO3)2). Dolomit merupakan bahan baku penting yang digunakan industri gelas dan
kaca lembaran, industri keramik dan porselen, industri refraktori, pupuk, dan pertanian.
Dalam industri hilir pemakaian dolomit dapat digunakan baik secara langsung sebagai pupuk
dalam pertanian, maupun tidak langsung sebagai bahan baku berbagai industri.
b. Potensi
Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada bagian atau
formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan dolomite dengan kandungan
MgO 18,50% sebesar 9 juta m3, sedangkan dengan kandungan MgO 14,5% sebesar 3
juta m3.
Kegunaan dolomit :
Sebagai bahan konstruksi bangunan
Sebagai bahan pembuatan semen
Menetralisasi asam dalam industri kimia
Sumber magnesium dan kalsium pada pakan ternak
Fluks dalam industri pengolahan logam
Reservoir minyak dan gas
Bahan dasar pembuatan kertas
Bahan dasar pembuatan keramik
Dalam industri kertas (sebagai bahan pemutih, pulp, pelapis dan pengkilap pada
kertas)
c. Kualitas
Diketahui memiliki kandungan MgO = 11,1- 20,9 %, merupakan batuan dolomit
yang bersifat keras, pejal, kompak dan kristalin.
Perlit adalah batuan yang terbentuk oleh lava riolit. Pada waktu lava mengalir, bagian
bawahnya bersentuhan dengan media air dan akibat beban diatasnya dan aliran lava yang
tertahan akan terjadi pendinginan sangat cepat, maka terbentuklah perlitisasi. Batuan ini
berwarna abu-abu kehijauan hingga abu-abu kehitaman dan mempunyai sifat yang khas,
apabila dipanaskan akan mengembang antara 4 hingga 20 kali, serta batuan ini tahan terhadap
api.
Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi gunung api
bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat sehingga akan terbentuk
gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian adalah batuan yang disusun secara
keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
a. Lokasi
Persebaran Perlit:
Pansurnapitu, Sumatra Utara
Perlit ditemukan di daerah Pansurnapitu, kecamatan Silindung, kabupaten
Tapanuli Utara. Perlit berada dalam suatu endapan bersama dengan obsidian
sebagai bongkah-bongkah di dalam tufa, berwarna keabu-abuan, dan keputihan
agak lunak. Dari hasil pmeriksaan di laboratorium contoh perlit ini
pengembangannya sampai 153,3% dari hasil crucible test.
Bukit Sikaping, Sumatra Barat
Perlit di daerah ini ditemukan bersama dengan obsidian sebagai bongkah-
bongkah dalam tufa. Perlitnya agak keras, nerwarna keabu-abuan, dengan faktor
pengembangan 9,4% dari hasil crucible test. Bukit Rasam Kec. Lubuk Sikaping
Kab. Pasaman (prosentase nilai ekspansi maksimum 51,51% H 2O 0,03%,
b. Potensi
Perlit dan Obsidian ditemukan antara lain :
Gunung Kiamis dan sekitarnya, Jawa Barat, Kabupaten Garut, Kecamatan
Pasirwangi dengan jumlah cadangan diperkirakan sebesar 72 juta ton.
Provinsi Jawa Barat di Daerah Karangnunggal Tasikmalaya dengan jumlah
cadangan diperkirakan sebesar 15.700 ton.
Kegunaan Perlit :
Bahan Bangunan Perlit dimanfaatkan sebagai “very light aggregateI” untuk beton
atau bata cetak yang sangat ringan. Disamping itu perlit dapat pula meninggikan
daya isolasi terhadap panas dan suara/peredam, tetapi mempunyai daya tekan
rendah.
Dalam bentuk ukuran pasir dipergunakan untuk penyaring air
Menyerupai bentonit, zeolit, yang dimanfaatkan sebagai penukar ion
Pembuatan beton ringan
Kosmetik
Campuran bahan makanan hewan dan tumbuhan
c. Kualitas
Secara kualitatif gelas perlit paling potensial dan dipilih sebagai bahan
eksperimentasi. Batuan perlit secara megaskopis pada umumnya masih bercampur
dan tidak mudah untuk membedakan dengan gelas volkanik lainnya sehingga ketika
pengambilan sampel perlu dilakukan secara selektif, sedangkan secara mikroskopis
memperlihatkan tekstur gelas masif dan retakan konkoidal (mengulit bawang) yang
merupakan ciri khas perlit sehingga mudah dibedakan dengan gelas volkanik lainnya.
Komposisi mineral dari batuan yang digunakan untuk bahan sintesa atapulgit
sebagian besar terdiri gelas perlit (90-97%), mineral opak (bijih) dan plagioklas
masing-masing < 1%. Data tersebut didukung baik oleh hasil analisis X-RD maupun
SEM yang memperlihatkan mikrografi bentuk struktur gelas. Komposisi kimia
mineralnya terdiri dari silika (SiO2; 68,97%), alumina (Al2O3; 13,06%), (Na2O;
2,51%), (K2O; 4,10%), Fe2O3 dan TiO2 (< 1 %)
6. Barit
Gambar 6. Barit
Barite adalah batuan mineral yang memiliki senyawa barium sulfat (BaSO 4). Nama ini
berasal dari bahasa Yunani “barys” yang berarti “berat.” Nama ini sebagai respons terhadap
gravitasi spesifik barit yang tinggi yaitu 4,5, yang luar biasa untuk mineral bukan logam.
a. Lokasi
Provinsi Jawa Barat: Pasirangin/Ciseuti
Daerah Istimewa Yogyakarta: Sermo/Wates.
b. Potensi
Kegunaan Barit :
Barit adalah pemain kunci dalam pembuatan pigmen putih (lithopone), yang
merupakan campuran dari barium sulfat dan seng sulfida. Pigmen ini digunakan
dalam membuat cat putih, yang memberikan penampilan bagus untuk artefak
kayu.
Senyawa barit juga digunakan sebagai agen katalitik dalam memulai reaksi
aluminothermik pada jalur rel pengelasan.
Untuk membuat bahan penimbang dalam ekstraksi minyak. Barit ditumbuk halus
dan dicampur dengan air, membentuk campuran yang dikenal sebagai lumpur
thixotropic. Campuran ini sekarang dipompa ke batang bor untuk rigging minyak.
Berkenaan dengan properti dengan kerapatan tinggi dari barit, tekanan yang
diberikan oleh campuran di dinding sumur minyak, memaksa minyak dan gas
dilepas dari tanah. Ini juga merupakan alasan mengapa barit digunakan sebagai
agregat dalam persiapan beton dan semen berat, yang pada gilirannya digunakan
pada peralatan konstruksi berat, dan untuk membuat balast untuk ban traktor.
Banyak operator rig minyak menggunakan campuran barit dalam ekstraksi
minyak dan mineral. Selain itu, campuran ini mencegah kemungkinan ledakan
selama pemasangan minyak. Di Amerika Serikat, mineral ini penting digunakan
untuk aktivitas pengeboran di sebagian besar layanan keciplatan minyak.
Kacamata bertimbal yang digunakan pada monitor komputer dan tabung televisi
untuk meminimalkan efek radiasi dibuat dengan menggunakan bahan kimia barit.
Manufaktur cengkeraman mobil, truk, dan bantalan rem juga melibatkan
penggunaan mineral ini.
Barit yang dicampur dengan semen untuk membuat wadah penyimpanan
radioaktif khusus untuk menyimpan bahan radioaktif.
c. Kualitas
Sebagai unsur Barium (Ba), barit juga dijumpai sangat terbatas mengandung feldspar
(3% BaO), plagioklas (7,3% BaO), muskovit (9,9% BaO), dan biotit (6-8% BaO).
Kerak bumi rata-rata mengandung unsur barium sekitar 0,05%. Barit juga dijumpai
sebagai mineral ikutan (gangue mineral) terutama pada cebakan logam sulfida,
seperti timah.
Referensi :
[1] https://anugerahdolomitlestari.com/64/
[2] https://www.slideshare.net/adrieyonathan/proses-hidrotermal-2
[3] http://rezkygeo14.blogspot.com/2015/07/tanah-diatome.html
[4] https://www.slideshare.net/BonitaSusimah/bentonite-bahan-galian-industri-bonita
[5] http://asuhand.blogspot.com/2017/11/manfaat-dan-kegunaan-barit.html
[6] https://www.slideshare.net/085753889956/batu-perlit
[7] https://dosenpertanian.com/pengertian-dolomit/
[8] https://www.scribd.com/doc/275805236/TOSEKI
[9] http://wwwnuansamasel.blogspot.com/2011/03/mineral-barit-baso4.html
[10] https://bestekin.com/tag/barite/
[11] http://tambangupri-mks.blogspot.com/2015/10/mineral-barite.html
[12] http://iftahal-muttaqin.blogspot.com/2016/04/batu-perlit-by-nur-yaumil.html
[13] https://jrisetgeotam.com/index.php/jrisgeotam/article/view/156
[14] http://mheea-nck.blogspot.com/2010/06/genesa-dolomit.html
[15] https://lingkarankata.blogspot.com/2015/01/batuan-dolomit.html
[17] http://wwwnuansamasel.blogspot.com/2011/03/mineral-dolomit-camg-co32.html