Anda di halaman 1dari 29

i

KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I...........................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.0 Latar Belakang...............................................................................1

1.1 Rumusan Masalah..........................................................................2

1.2 Tujuan.............................................................................................2

1.3 Batasan Masalah.............................................................................2

BAB II..........................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.0 Tanah..............................................................................................3

2.1 Pemindahan Tanah Mekanis..........................................................5

2.2 Alat Berat.......................................................................................6

BAB III......................................................................................................16

PEMBAHASAN........................................................................................16

3.0 Lokasi Pengamatan.......................................................................16

3.1 Data Primer...................................................................................16

3.2 Analisa..........................................................................................16

BAB IV......................................................................................................21

PENUTUP..................................................................................................21

4.1 Kesimpulan...................................................................................21

4.2 Saran.............................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................22

LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................23

iii
DAFTAR TABEL

iv
DAFTAR GAMBAR

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.0 Latar Belakang


Perkembangan dunia konstruksi yang semakin pesat, menjadikan
banyak kegiatan pembangunan terjadi di hampir semua wilayah. Kebutuhan
infrastruktur sebagai penunjang aktifitas manusia baik dibidang ekonomi,
sosial, pendidikan, politik dan sebagainya menjadi dasar pembangunan
tersebut dilakukan. Berkaitan dengan perkembangan konstruksi bangunan
sipil tersebut, melibatkan inovasi- inovasi yang terjadi pada sub bidang-
bidang teknik sipil antara lain, struktur, geoteknik, transportasi, manajemen
konstruksi, keairan dan lingkungan, planologi serta sub bidang sipil lainnya
yang saling terintegrasi.
Kegiatan konstruksi yang dilakukan tersebut tidak bisa lepas dari
pekerjaan tanah yang menjadi dasar berdirinya infrastruktur di hampir semua
tempat. hal tersebut berarti kegiatan konstruksi yang beerkaitan dengan bidang
geoteknik terus mengalami perkembangan. Dapat diambil contoh antara lain
kegiatan awal investigasi tanah, pembuatan pondasi, penggalian, penimbunan,
perbaikan dan perkuatan tanah, serta kegiatan lainnya sebagai kegiatan awal
proses konstruksi dilakukan.
Topik pembahasan yang diangkat sehubungan dengan kegiatan
konstruksi geoteknik tersebut yakni mengenai kegiatan timbunan. Kegiatan
timbunan sudah sering dilihat dan diketahui bersama yakni kegiatan
meletakkan atau menambah volume material yang sejenis atau material lain
dengan tujuan untuk meratakan permukaan yang merupakan lubang
sebelumnya atau meninggikan elevasi permukaan untuk mendapatkan kondisi
permukaan tanah yang lebih baik (Clemants, 1982). Pekerjaan timbunan yang
sering dijumpai dalam kegiatan konstruksi sipil antara lain persiapan
pembangunan jalan, persiapan lahan untuk bangunan di lokasi.

1
1.1 Rumusan Masalah
1.) Bagaimanakah perhitungan Kapasitas Alat berat pada proyek Pekerjaan
tanah ?
2.) Bagaimanakah perhitungan analisis mengenai proses pekerjaan tanah
yang dilakukan ?
3.) Berapakah total waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan proyek
pengerjaan penimbunan , apakah total waktu yang dihabiskan kurang
atau melebihi waktu yang telah ditentukan ?

1.2 Tujuan
1.) Mengetahui bagaimana menghitung kapasitas alat berat yang digunakan
pada proses pekerjaan tanah.
2.) Mengetahui dan memahami bagaimana menganalisis proses pekerjaan
tanah yang berkaitan dengan volume tanah.
3.) Mengetahui serta dapat menghitung total waktu pengerjaan proses
penimbunan tanah serta dapat menganalisis apakah waktu tersebut
kurang atau melebihi waktu yang telah ditentukan.

1.3 Batasan Masalah


1.) Proses pengamatan dan pengambilan data dilakukan hanya pada proyek
pembangunan Kantor TPI di sekitaran kompleks LANTAMAL XI Jalan
Nowari., Merauke Papua
2.) Data yang diambil dan dianalisis yakni data pengambilan material tanah
yang diambil di daerah Wasur dan data penimbunan tanah pada lokasi
proyek.

2
3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.0 Tanah
Tanah merupakan bagian atau lapisan yang teratas dari kulit bumi
yang relatif lunak dan tidak begitu kompak, terdiri dari material-material
lepas, demikian pendapat Sjachdirin (1998). Material yang terdapat di dalam
tanah umumnya tidak homogen atau merupakan material campuran. Ada
beberapa istilah yang dipakai untuk menyatakan tentang material yang
terkandung di dalam tanah yaitu :
1. Material asli atau bank material
Material yang berasal dari tempat asalnya. Volume material/tanah
asli diberi satuan bcm (bank cubic meters) atau bcy (bank cubic
yards).
2. Material lepas (Loose Material)
Material yang dipindahkan dari tempat aslinya ke tempat lain,
mengalami perubahan bentuk. Volumenya diberi satuan lcm (loose
cubic meters) atau lcy (loose cubic yards)
3. Material Padat (compacted material)
Material yang dipindahkan kemudian dipadatkan. Hampir seluruh
material yang telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih
kecil dari pada volume tanah asli karena pemadatan dapat
menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori-pori diantara
butiran material. Volume material pdat diberi satuan ccm
(compacted cubic meters) atau ccy (compacted cubic yards)
Hubungan antara kondisi tanah asli dengan tanah lepas ditentukan oleh
faktor pemuatan (load factor = LF) dan persentase pengembangan (swell
percentage = Sw). LF sangat bermanfaat dalam perhitungan volume material yang
akan diangkut dari suatu tempat. Rumus yang dipakai adalah :
1 Vb
LF = = ....................................................................................
1+ Sw Vi
(2.1)

4
Vi = volume lepas (lcm)
Vb = Volume asli (bcm)
Sw = persentase mengembang
LF = faktor pemuatan
Nilai persentase mengembang diperoleh dari rumus :

Sw = [ Wb
Wi ]
−1 . 100%.........................................................................(2.2)

Keterangan :
Wb = berat jenis tanah dalam kondisi asli
Wi = berat jenis tanah dalam kondisi lepas
Angka Sw dan LF dari beberapa jenis tanah dapat dilihat dari tabel berikut
Tabel. 2.0 : Sw dan LF Beberapa Jenis Tanah
Jenis Tanah Persentase Mengembang Faktor Pemuatan
(%)
Lempung Kering 35 0,74
Lempung basah 35 0,74
Tanah Kering 25 0,80
Tanah basah 25 0,80
Tanah dan Kerikil 20 0,83
Kerikil kering 12 0,89
Kerikil basah 14 0,88
Batu Kapur 60 0,63
Batu hasil peledakan 60 0,63
Pasir kering 15 0,87
Pasir basah 15 0,87
Batuan sedimen 40 0,71
Sumber : peurifoy, 1996

5
2.1 Pemindahan Tanah Mekanis
Pemindahan tanah mekanis adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening),
pemuatan (loading), pengangkutan (hauling, transporting), penimbunan
(dumping,filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan
(compacting) tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis
(alat-alat berat/besar). Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang
akan digali sangat bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-
penggolongan berdasarkan mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM.
Adapun salah satu cara penggolongan material tersebut adalah :
1. Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging), misalnya :
 Tanah atas atau tanah pucuk (top soil).
 Pasir lempungan (clayey sand)
 Lempung pasiran (sandy clay)
2. Agak keras (medium hard digging), misalnya :
 Batuan yang sudah lapuk (weathered rocks)
 Tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.
3. Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :
 Batu sabak (slate)
 Material yang kompak (compacted material)
 Batuan sedimen (sedimentary rocks) dll.
4. Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau
batuan segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan
peledakan sebelum dapat digali, misalnya :
 Batuan beku segar (fresh igneous rocks).
 Batuan malihan segar (fresh methamorphic rocks).
Macam-macam material ini juga akan dapat berpengaruh
terhadap faktor pengisian (fill factor) dan faktor pengembangan (swell
factor) dari tanah /batuan yang digali.

6
2.2 Alat Berat
Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk
melaksanakan fungsi konstruksi seperti pengerjaan tanah (earthworking) dan
memindahkan bahan bangunan. Alat berat umumnya terdiri terdiri atas lima
komponen, yaitu implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya
(power train), serta sistem kendali. Sesuai dengan namanya, alat berat biasanya
digunakan untuk membantu manusia mengerjakan pekerjaan yang berat seperti
pembuatan danau, pembuatan jalan dan lain sebagainya.
Banyak yang mengira bahwa alat berat hanya tertuju pada mobil-mobil
berukuran besar seperti excavator dan lain sebagainya padahal definisi alat berat
tidak hanya pada pekerjaan konstruksi. Dalam pertanian, truk pengangkut, traktor
dan sebagainya juga disebut sebagai alat berat. Penggunaan alat berat ternyata
sudah digunakan pada zaman dahulu yaitu sejak zaman romawi.
2.2.0 Proyek yang membutuhkan alat berat
Proyek konstruksi dapat dikelompokkan ke dalam beberaapa
kelompok yang masing-masing memiliki keunikan dalam memilih
dan memakai alat berat. Berdasarkan peralatan berat yang dipakai
dalam pekerjaan proyek, jenis proyek konstruksi sesuai pendapat
Susy Fatena (2002) dikelompokkan sebagai berikut :
1. Proyek Gedung
Alat berat yang umumnya dipakai pada proyek gedung adalah
pemancang tiang pondasi (pile driving), alat penggali (backhoe),
crane untuk pemindahan vertikal, truk untuk pengangkutan
horizontal, concrete mixer sebagai pencampur adukan beton.
2. Proyek Jalan
Alat yang digunakan antara lain alat gali, truk, dozer, grader, alat
pemadat, loader dan lain-lain.
3. Proyek jembatan
Alat berat yang digunakan antara lain alat pancang tiang pondasi,
alat penggali, crane, truck, concrete mixer, alat pemadat dan
lain-lain.

7
4. Proyek Dam
Pada umumnya proyek Dam menggunakan alat penggali tanah,
crane, truck, concrete mixer, alat pemadat tanah, loader,
bulldozer, dan grader. Alat penggali yang dipakai biasanya
backhoe dan front shovel.

2.2.1 Klasifikasi Alat Berat


Susy Fatena (2002) mengelompokkan alat berat sesuai
dengan fungsional alat dan oprasionalnya. Lebih rinci klasifikasi
tersebut adalah.
1. Klasifikasi fungsional alat berat
Klasifikasi ini membagi alat berat berdasarkan fungsi utama
alat, yang terdiri dari :
a. Alat pengolahan lahan : peralatan yang termasuk kelompok
ini adalah dozer untuk memapas semak dan pepohonan,
scrapper untuk pengangkatan tanah paling atas, motor
grader untuk pembentukan permukaan tanah agar rata.
b. Alat pengangkut material: fungsinya memindahkan atau
mengangkut material ke tempat lain. Peralatan yang
termasuk kelompok ini adalah crane untuk mengangkat dan
memindahkan material secara vertikal kemudian
memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang
relatif kecil. Belt, truk, wagon digunakan untuk mengangkut
material lepas dengan jarak tempuh yang relatif jauh.
c. Alat pemindahan material ; yang termasuk kategori ini
adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat
transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material
dari satu alat ke alat lainnya seperti loader dan dozer.
d. Alat pemadat ; pemadatan dilakukan untuk pembuatan
jalan, baik jalan tanah, jalan dengan perkerasan lentur
maupun perkerasan kaku. Yang termasuk kelompok ini

8
adalah tamping roller, pneumatic-tired roller, dan
compactor.
e. Alat pemproses material : alat ini untuk mengubah batuan
dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang
diinginkan seperti crusher, concrete batch plant dan asphalt
mixing plant.
f. Alat penempatan akhir material ; peralatan yang termasuk
kelompok ini adalah concrete spreader, asphalt paver,
motor grader dan alat pemadat.
2. Klasifikasi Oprasional Alat Berat
Klasifikasi ini berdasarkan pergerakan alat berat dalam
pengoprasiannya yang dapat dipindahkan dari satu tempat ke
tempat lain atau tidak dapat digerakkan/statis. Alat berat dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a. Alat dengan penggerak ; alat penggerak merupakan bagian
dari alat berat yang menerjemahkan hasil dari mesin
menjadi kerja. Bentuk dari alat penggerak adalah crawler
atau kelabang dan ban karet. Belt merupakan alat penggerak
pada conveyor Belt.
b. Alat statis yang termasuk dalam kategori ini adalah tower
crane, batching plant, dan crhusher plant.

2.2.2 Faktor Efisiensi dan Koreksi Alat Berat


Alat berat tidak dapat dipakai terus-menerus tanpa berhenti.
Mesin perlu waktu pendinginan agar dapat bekerja secara optimal.
Dengan berbagai keterbatasan dari alat berat dan opratornya
(misalnya waktu pengisitirahatan 10 menit setiap jam). Dinyatakan
waktu efektif dalam sejam hanya 50 menit yang berarti efisiensi
alat dihitung 50/60 x 100% = 83%. Tabel berikut menyatakan
efisiensi alat berat berdasarkan jam kerjadan kondisi alat.

9
Tabel 2.1 Faktor Efisiensi Kerja/Kondisi Alat
Jumlah Jam Kerja Faktor Efisiensi
60 Menit/jam 1,00
55 Menit/Jam 0,91
50 Menit/jam 0,83
45 Menit/jam 0,75
40 Menit/jam 0,67
Sumber : Darmansyah Nabar, 1998

Tabel 2.2 Faktor Efisiensi Kerja/Kondisi Alat


Kondisi Baik Baik Sedang Buruk Buruk
Operasi Alat Sekali Sekali
Baik Sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63

Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60

Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54

Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45

Buruk Sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32

Sumber : Rochmanhadi, 1984


Faktor koreksi digunakan untk mengubah taksiran produksi sesuai dengan
pekerjaan tertentu dan kondisi setempat. Tabel berikut menyatakan taksiran
besarnya faktor koreksi dari beberapa alat berat.

Tabel 2.3 Faktor Bucket Excavator


Kondisi Pemuatan Faktor
Ringan Menggali dan memuat stockpile atau material yang telah 1.0 – 0.0
dikeruk oleh excavator lain, yang tidak membutuhkan
gaya gali dan dapat dibuat munjung dalam bucket
Sedang Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang 0.8 – 0.6
lebih sulit untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat
hampir munjung.
Pasir kering, tanah berpasir, tanah campuran tanah liat,
tanah liat, gravel yang belum disaring, pasir yang telah

10
memadat dan sebagainya, atau menggali dan memuat
gravel langsung dari bukit gravel asli.
Agak sulit Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat yang 0.6 – 0.5
keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir, tanah
koloidal liat, tanah liat dengan kadar air tinggi yang telah
di stockpile oleh excavator lain.
Sulit untuk mengisi bucket dengan material tersebut.
Sulit Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak teratur 0.5 – 0.4
dengan ruangan diantaranya batuan hasil ledakan, batuan
bundar, pasir campur tanah liat, tanah liat yang sulit
untuk dikeruk dengan bucket.
Sumber : Rochmanhadi, 1985

2.2.3 Macam-macam Alat Berat


1. Excavator
Excavator memiliki fungsi untuk menggali, memuat dan
mengangkut, material tanpa harus banyak berpindah tempat. Ada
beberapa jenis excavator yang dipergunakan yaitu backhoe,
power shovel, dragline, dan clamshell. Produksi kerja excavator
adalah meter kubik material yang dapat digali dalam satu jam
kerja dan meter kubik yang dihitung dalam keadaan gembur.

Gambar 1. Excavator

11
Produksi kerja Excavator :
 Kapasitas Produksi
q x 3600 x E
Q= .........................................................(2.3)
CM

dimana : Q = Produksi per-jam (m3/jam)


q = Produksi per siklus (m3)
Cm = Watu siklus (detik)
E = Efisiensi kerja

 Produksi per-siklus
q = q1 x K............................................................(2.4)

Dimana : q1 = Kapasitas ujung menurut spesifikasi


K = Faktor bucket, lihat table

 Waktu siklus
Cm = Waktu gali + (Waktu putar x 2) + waktu buang

 Waktu Gali (detik)


Waktu gali biasanya tergantung pada kedalaman gali

Tabel 2.4 . Waktu Gali


Kondisi Gali / Ringan Sedang Agak sulit Sulit
Kedalaman gali (detik) (detik) (detik) (detik)
0–2m 6 9 15 26
2–4m 7 11 17 28
4 - lebih 8 13 19 30
Sumber : Rochmanhadi, 1985

12
 Waktu Putar
Waktu putar tergantung dari sudut putar dan kecepatan putar
Tabel 2.5 Waktu Putar
Sudut Putar Waktu Putar
45 – 90 (derajat) 4–7
90 – 180 (derajat) 5 –8
Sumber : Rochmanhadi, 1985

Waktu buang tergantung daripada kondisi pembuangan material (detik)


- Pembuangan kedalam Dumptruck = 4 – 7 detik
- Ketempat pembuangan = 3 – 6 detik

Tabel 2.6. Faktor Pengisian Bucket


Material Faktor Pengisian
Pasir kerikil 0.90 – 1.00
Tanah biasa 0.80 – 0.90
Tanah liat keras 0.65 – 0.75
Tanah liat basah 0.50 – 0.60
Batu pecahan baik 0.60 – 0.75
Batu pecahan kurang baik 0.40 – 0.50
Sumber : Rochmanhadi, 1985

Gambar 2. Jangkauan kerja excavator

13
2. Motor Grader
Fungsi utama dari motor grader adalah untuk membuat jalan,
seperti membentuk jalan (grading), meratakan jalan, dan
finishing.

Gambar 3. Motor Grader

Motor grader adalah sebuah traktor roda dengan dilengkapi


peralatan kerja (work equipment) seperti :
a. Front Blade
Front blade sangat dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan
spreading (penaburan yang sulit).
b. Front Pull Hook
Front Pull Hook dipasang dibagian depan alat yang berfungsi
untuk menarik. Terdapat dua tipe hook, yaitu front weight
with nails dan Ushape bracket welded on front axle. Jika
front attachment, seperti front blade dipasang, maka hook
tersebut tidak tersedia.
c. Puss Plate
Komponen ini digunakan untuk menumbangkan pohon atau
mendorong alat lain pada saat terjebak dalam lumpur. Push
plate juga berfungsi sebagai pemberat (counterweight) untuk

14
menjaga agar roda depan tidak terangkat pada saat alat
tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan ripping.
d. Extension Blade
Dengan menggunakan extension blade ini, blade dapat
diperpanjang baik satu sisi maupun kedua sisi. Pekerjaan
yang dilakukan dapat lebih efisien tetapi hanya dapat
digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ringan saja.
e. Hydraulic blade tip control
Dengan adanya hydraulik tip control, maka sudut potong
blade dapat diatur secara hidrolik melalui kabin operator.

3. Roller
Roller digunakan untuk pemadatan. Pemadatan tanah dilakukan
untuk mengurangi rongga antar-partikel tanah sehingga volume
tanah menjadi lebih kecil.

Gambar 4. Roller
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemadatan antara lain:
a. Gradasi material yang akan dipadatkan
b. Kadar air dari material
c. Usaha pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan beberapa cara :
a. Memberikan getaran untuk partikel kering dan seragam.
b. Memberikan tekanan di atasnya untuk material yang liat dan
banyak mengandung air.

15
c. Memberikan tekanan dengan berat tetap, getaran dan
kombinasi keduaya pada tanah yang mengandung partikel
halus dan sedikit lembab.
Metode yang dipakai untuk pemadatan oleh alat-alat pemadat
terdiri dari :
1. Peremasan (kneading)
Tanah diremas oleh gigi roda pada roda sehingga udara dan
air yang terdapat di antara partikel material dapat
dikeluarkan.
2. Pemberat (static weight)
Permukaan tanah ditekan oleh suatu pemberat tertentu secara
perlahan-lahan.
3. Getaran (Vibrating)
Dengan memberikan getaran, partikel tanah yang kecil dpat
masuk di antara partikel yang lebih besar untuk mengisi
rongga yang ada.
4. Tumbukan (impact)
Proses pemadatan dengan cara menjatuhkan benda dari suatu
ketinggian.

4. Dump Truck
Dump Truck dipakai untuk mengangkut material ke tempat yang
relatif jauh dari asal material. Pemilihan jenis alat pengangkatan
mempertimbangkan kondisi lapangan, volume material, waktu
dan biaya.

16
Gambar 5. Dump Truck

BAB III

PEMBAHASAN

2.0 Lokasi Pengamatan


Lokasi pengamatan berada di daerah kawasan Lantamal XI Jalan
Nowari Merauke Papua, dimana lokasi pengamatan merupakan lokasi proyek
penimbunan tanah yang bertujuan untuk pembangunan Kantor TPI, adapun
material timbunan tanah diambil di wilayah Taman Nasional Wasur yang
berjarak ± 40 Km dari lokasi penimbunan, Luas ukuran tempat penimbunan
50 x 38 x 2, dan volume tanah yang dibutuhkan untuk penimbunan 3800 m3.

2.1 Data Primer


Data primer adalah data yang didapatkan melalui hasil pengamatan di
lapangan.
Tabel 2.7 Data Primer Hasil pengamatan
NO URAIAN KETERANGAN
1. Ukuran Luas timbunan 50 x 38 x 2
2. Volume Tanah Loose dibutuhkan 3800 m3
3. Excavator PC-2300 CAT 2 Unit
4. Dump Truck 10-20 Unit
5. Jarak dari lokasi Ke tempat Penggalian ± 40 Km

17
2.2 Analisa
2.2.0 Analisa Kapasitas Alat Galian
Dalam pekerjaan galian ini digunakan 2 (dua) jenis alat berat yang
akan dianalisis yaitu Excavator dan Dump truck
Exavator
Diketahui :
Jenis alat berat : hydraulic Exavator PC-2300 Caterpillar
Kapasitas Bucket (ql) : 0,90 m3
Faktor Bucket (K) : 0,8
Faktor Efisiensi (E) : 0,75
Waktu gali : 10 Detik
Waktu Putar : 5 detik
Waktu Buang : 5 Detik

Waktu siklus (CM) = Waktu gali + (Waktu putar x 2) + waktu buang


= 10 + 2x5 + 5
= 25 Detik
Produksi persiklus (q) = ql x K = 0,90 x 0,8 = 0,72 m3
q x 3600 x E 0 ,72 x 3600 x 0 ,75
Produksi perjam (Q) = = = 77,76m3 /jam
CM 25
Produksi perhari : 77,76 x 7 = 544, 32 m3
Dump Truck
Diketahui :
Kapasitas produksi : 5,776 m3
Faktor Bucket (K) : 1,0
Faktor Efisiensi (E) : 0,80
Kecepatan rata-rata
Isi : 50 Km/jam
Kosong : 70 Km/jam
Waktu tempuh
Loading : 4 menit
Dumping & manuver : 2 menit

18
Waktu tempuh
Isi : 40/50 x 60: 48 menit
Kosong : 40/70 x 60: 34 menit

waktu siklus (CM) = Loading + Dumping&Manuver +Kec. isi + Kec. Kosong


= 4 menit + 2 menit + 48 menit + 34 menit
= 88 Menit Atau 1 jam 28 menit

Produksi per siklus (q) = ql x K = 5,776 x 1 = 5,776 m3


q x 60 x E 5,776 x 60 x 0 , 80
Produksi per jam = = = 3,15 atau 3 m3/jam
CM 88
Produksi dump truck per hari = 3 x 7 = 21 m3/hari
2.2.1 Analisa Kapasitas Alat Timbunan
Dalam pekerjaan timbunan ini digunakan 1 (satu) alat berat yang
akan dianalisa yaitu Excavator
Excavator
Diketahui :
Jenis alat berat : hydraulic Exavator PC-2300 Caterpillar
Kapasitas Bucket (ql) : 0,90 m3
Faktor Bucket (K) : 1,0
Faktor Efisiensi (E) : 0,75
Waktu gali : 6 Detik
Waktu Putar : 5 detik
Waktu Buang : 5 Detik

Waktu siklus (CM) = Waktu gali + (Waktu putar x 2) + waktu buang


= 6 + 2x5 + 5
= 21 Detik
Produksi persiklus (q) = ql x K = 0,90 x 1,0 = 0,90 m3
q x 3600 x E 0 , 90 x 3600 x 0 , 75
Produksi perjam (Q) = = = 115,71m3
CM 21
/jam
Produksi perhari : 115,71 x 7 = 809, 97 m3

19
2.2.2 Analisa Pekerjaan Tanah
Untuk pekerjaan penimbunan tanah, berdasarkan data yang
didapat sekitar 10 sampai 20 Dump Truck per harinya digunakan
untuk mengangkut tanah dari lokasi penggalian ke lokasi
penimbunan. Estimasi waktu yang diberikan untuk mengangkut
tanah per harinya sekitar 7 jam (waktu jam kerja) dari waktu yang
diberikan untuk pekerjaan penimbunan tanah yaitu 1 bulan atau
210 jam. Jika kapasitas Dump Truck mengangkut tanah 5,776 m3,
untuk sekali angkut, volume tanah yang dibawa oleh Dump truck
dari lokasi penggalian ke lokasi penimbunan adalah :

Volume tanah satu kali angkut : Kapasitas Dump truck x Jumlah Dump truck rata-rata per hari

(10+20)
Volume tanah satu kali angkut = 5,776 x
2
= 86, 64 m3
waktu yang dibutuhkan Dump truck untuk melakukan
pengambilan tanah satu kali putaran/waktu siklus adalah 1 jam 28
menit. Berdasarkan data yang diambil di lapangan, diketahui 1 Dump
truck bisa 5 kali mengangkut tanah dalam perharinya, untuk itu jika
dilakukan perhitungan apakah sama 1 truck dapat mengangkut tanah 5
kali dalam sehari :
waktu kerja perhari x 60
waktu siklus

7 x 60
= 4,77 ≈ 5 kali
88
Dari perhitungan yang didapat terbukti bahwa Dump truck per
harinya bisa mengangkut tanah sampai 5 kali dalam sehari.

20
Volume tanah yang diperlukan untuk penimbunan
berdasarkan data yang didapat 3800 m3, untuk total volume tanah
angkutan perharinya adalah :

Volume tanah total angkutan/hari : kapasitas angkutan/hari X Volume tanah satu kali angkut

Volume tanah total angkutan/hari = 5 x 86, 64


= 433,2 m3
Dari data diatas telah ditaksir berapa kapasitas volume total
angkutan dump truck perhari, jika untuk 15 unit rata-rata dump truck
bisa mengangkut tanah sekitar 433,2 m3 maka waktu pekerjaannya juga
bisa ditaksir apakah lebih lambat atau lebih cepat dari target waktu yang
di beri. untuk itu perhitungannya adalah sebagai berikut :

total volume tanah loose yang dibutuhkan


kapasitas volume tanah loose yang diangkut perhari

3800
= 8,8 ≈ 9 Hari
433 , 2

Untuk waktu penimbunan dapat dihitung lamanya yaitu :

total volume tanah loose yang dibutuhkan


kapasitas volume tanah loose yang ditimbun perhari

3800
= 4,69 ≈ 5 hari
809 , 97

Berdasarkan analisa perhitungan, proses pengangkutan material


tanah timbunan ke lokasi pekerjaan membutuhkan waktu yakni 9 Hari
sedangkan untuk waktu penimbunannya membutuhkan waktu 5 hari,
maka total waktu pekerjaan adalah 14 hari atau 2 minggu dari batas

21
waktu yang diberi 1 bulan, jadi proyek penimbunan tanah ini dapat
selesai sebelum batas waktu yang ditentukan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

22
DAFTAR PUSTAKA

23
LAMPIRAN-LAMPIRAN

24

Anda mungkin juga menyukai