Anda di halaman 1dari 39

PEMINDAHAN

TANAH MEKANIS
ALAT-ALAT BERAT

Ir. Agus Subiyanto, M.Sc


Tujuan kuliah
• Mengenali fungsi-fungsi peralatan konstruksi
• Mengenali karakteristik masing-masing agar dapat
memilih yang tepat sesuai dengan kebutuhan
• Dapat menentukan parameter-parameter/ mengenali
parameter yang menentukan produktifitas peralatan
• Dapat mengenali parameter-parameter untuk
menentukan biaya yang timbul dari penggunaan
peralatan
• Dapat merencanakan penggunaan peralatan dari segi
waktu dan biaya untuk memenuhi tujuan pengelolaan
proyek
PERALATAN KONSTRUKSI
• Untuk pekerjaan-pekerjaan berat (Heavy Construction)
> Produktivitas
> Asset besar untuk jangka panjang
• Pengelolaan proyek
Mencapai hasil baik sesuai rencana & spesifikasi
dengan biaya serendah-rendahnya
• Pemilihan peralatan sangat berpengaruh terhadap biaya
• Biaya Peralatan :
Biaya investasi (atau sewa)
+
Biaya operasi dan perawatan
Parameter yang mempengaruhi
produktifitas alat berat
a. Karakteristik alat berat
Didapat dari spesifikasi alat oleh pabrik
b. Operator
Operator yang baik akan meningkatkan produksi alat untuk
memperkecil cycle time dari alat
c. Kondisi lapangan
1) Kondisi medan kerja
~ kemiringan
~ Ketinggian
~ Suhu
~ Jalan kerja
2) Jenia material yang dipindahkan
~ Strukturnya : batu, pasir, tanah dsb
~ Fisik : berat jenis, sweel,, compactibility
d. Metoda pelaksanaan pekerjaan
Bisa ditentukan oleh pelaksana ataupun perencana
Prosedur pengukuran produktivitas alat di
lapangan
Bertujuan untuk mengetahui kemampuan produktivitas,
kecakapan sebenarnya di lapanagan dan meningkatkan
efisiensi alat.
1. Mempersiapkan peralatan
2. Mencatat kondisi alat
3. Mencatat kondisi lapangan
4. Mencatat jarak
5. Pencatatan waktu harus berjalan terus (stopwatch)
6. Pengamatan & pencatatan baiknya dengan formulir
7. Jika ada delay time catat sebabnya
Penggunaan alat-alat berat pada saat ini sangat membantu
manusia dalam mencapai maksud, seperti :
1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan
2. Mendapatkan kualitas hasil pekerjaan yang baik
3. Efisiensi tenaga kerja dan keamanan
4. Faktor ekonomis lainnya
Namun demikian dalam memilih alat berat tersebut harus
sesuai dengan kondisi pekerjaan sehingga
produktivitasnya tinggi dengan biaya rendah.
Menggunakan alat-alat berat untuk
pekerjaan tanah
Alat berat merupakan pemegang peranan penting dalam
pekerjaan pembangunan dengan sistem capital intensive
(sebagian pekerjaan dilakukan dengan cara mekanis).
Dan tujuan penggunaan alat berat adalah :
Memperbesar daya kerja
Memperbesar kecepatan kerja
Mendapatkan ketelitian yang lebih besar
Mengurangi sebanyak mungkin penggunaan tenaga
manusia
Memudahkan pengurusan organisasi pelaksanaan
Mengurangi biaya pelaksanaan
Dalam perencanaan kebutuhan alat berat, biaya dan pengelolaan
terdapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan seperti :
~ Sifat-sifat dasar tanah/ bantuan/ material yang akan dikerjakan
~ Sifat-sifat teknis alat berat dan jenis alat berat
~ Perhitungan produksi
Pembangunan suatu konstruksi tidak akan bisa berjalan cepat dan
sempurna tanpa mempergunakan alat-alat berat untuk
pelaksanaan pekerjaan lapangan seperti berikut ini :
Pekerjaan tanah
Pekerjaan batu
Pekerjaan beton
Pekerjaan penunjang kegiatan-kegiatan pokok
Pekerjaan tanah merupakan kegiatan yang penting terutama dalam
pembangunan jalan raya, lapangan terbang dan irigasi, maka disini
khusus membahas peralatan untuk pekerjaan tanah.
Pekerjaan tanah dapat dipisahkan menjadi beberapa kegiatan yaitu :
a) Pekerjan pemotongan tanah (CUTTING) yaitu pekerjaan yang
bermaksud mengurangi ketinggian tanah hingga mencapai yang
direncanakan
b) Pekerjaan pemuatan (LOADING) yaitu usaha memuat hasil
pemotongan kedalam alat angkut
c) Pekerjaan pengangkutan (HAULING) yaitu usaha memindahkan
tanah ke tempat yang lain
d) Penenbaran tanah (SPREADING) yaitu usaha penebaran tanah
untuk mendapatkan permukaan tanah yang rata
e) Pembersihan permukaan (STRIPPING) yaitu pemotongan bagian
atas permukaan tanah agar bersih dari rumput maupun tanah
yang kurang baik
f) Pemadatan tanah (COMPACTING) yaitu usaha untuk mendapatkan
tanah agar didapatkan daya dukung tanah yang disyaratkan
g) Pembasahan (WATERING) yaitu usaha membasahi tanah
sebeluum dipadatkan
h) Galian tanah (EXCAVATING) yaitu usaha membuat lubang atau
salutan yang lebih rendah dari permukaan tanah dimana alat
tersebut berdiri
Tuntutan kebutuhan alat berat pada pekerjaan galian tergantung
pada metoda penggalian.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi metoda penggalian
adalah sbb :
1. Kondisi tanah, apakah tanah itu basah terendam air / tanah
kering
2. Ukuran dan volume galian
3. Bentuk galian
4. Keadaan tanah yang akan digali : lunak atau keras
5. Jarak membuang galian
6. Keadaan medan, apakah masih memungkinkan digunakan
alat berat
Jenis alat berat untuk tiap tahap pekerjaan tanah
Jenis alat berat untuk tahap pekerjaan tanah secara umum ditentukan
oleh jenis pekerjaan yang dilakukan dan kondisi site yang ada.
Adapun jenis alat berat untuk tiap tahap pekerjaan tanah adalah
sebagai berikut :
1. Pekerjan pembersihan dan penyiapan. Jenis dan tipe alat berat
yang dipakai tergantung dari jenis pepohonan yang ada di
lapangan, luasnya space atau medan kerja, kondisi tanah dasar.
Sedangkan alat berat yang umumnya dipaki adalah buldozer.
2. Pekerjaan pengupasan atau Kosrehan. Jenis alat yang digunakan
adalah Bulldozer.
3. Pekerjaan Galian. Penentuan jenis dan type alat berat berdasar
pada luas medan kerja, kondisi tanah dasar, jenis tanah yang akan
dikerjakan, kedalaman galian serta posisi alat terhadap apa yang
akan dikerjakan. Contoh alat : Powershovel, back-hoe dan
dragline.
4. Pekerjaan timbunan. Terdapat dua jenis pekerjaan timbunan
yaitu dengan penghamparan dan tanpa penghamparan dan
serta pemadatan. Kemungkinan alat yang digunakan :
Loader, motor grader.
5. Pekerjaan pemadatan. Alat utama untuk pekerjaan ini
adalah Roller. Untuk pemilihan jenis roller yang digunakan
perlu dipertimbangkan jenis dan kondisi tanah, ketebalan
tiap lapis, ukuran pemadatan dan kondisi akhir yang ingin
dicapai.
6. Pekerjaan pemuatan dan kondisi akhir. Alat yang digunakan
adalah kombinasi Loader dan Dumper (terutama jarak jauh).
Sedangkan untuk jarak dekat adalah Loader shovel.
Keadaan / sifat tanah
Material yang dikerjakan oleh alat berat yang dimaksud ini
adalah material yang berupa tanah, batuan (rock) atau
kombinasi tanah dan batuan. Tanah akan mengalami
perubahan sifat, bila digali atau dimuat dan dipadatkan
dengann alat berat. Sifat yang penting adalah perubahan yang
berkaitan dengan volume dan berat, andaikata tanah tersebut
mengalami pemuaian atau pemadatan (gangguan).
Untuk menyatakan tersebut, ada beberapa cara pengukuran
hasil pekerjaan tanah berdasar tiga kondisi yang dapat
diuraikan sebagai berikut:

a) Bank Measure : merupakan ukuran volume tanah pada


kondisi asli atau saat belum ada gangguan(pekerjaan)
b) Loose Volume (Volume Lepas) : adalah volume tanah
setelah diadakan pengerjaan atau pengusikan. Volume
dinyatakan dalam prosentase terhadap volume Bank
Measure dari tanah bersangkutan (biasanya lebih
besar)
c) Keadaan padat (compact) : merupakan kondisi tanah
setelah dihamparkan kembali (ditimbun) dan diberi
usaha pemadatan.
Dengan demikian keadaan/sifat tanah, bahwa :
1. Tanah asli (undisturbed) biasa disebut “Bank Measure”
(BM). Tanah Lepas yaitu tanah setelah digali “Loose
Measure” (LM). Tanah setelah dipadatkan kembali
disebut “Compacted Measure” (CM).
2. Hubungan antara BM, LM dan C
Load Faktor = Bank Measure : Loose Measure
LF = BM
LM

Shrinkage Factor = Compacted Measure : Bank Measure

SF = CM
BM
Contoh hubungan BM, LM, CM dari
berbagai macam tanah :

Earth Condition Rock Fill Sand & Gravel Silt Clay Ket

Natural State 1m3 1 1 1

Loose State 1,75 1,2 1,3 1,5

Compacted State 1,4 0,9 0,85 0,85


Contoh :
Berat volume tanah asli = 2,1 t/m3
Berat volume tanah lepas = 1,90 t/m3
Berat volume tanah padat = 2,25 t/m 3

1 ton BM = 1 / 2,10 = 0,4761 m3


1 ton LM = 1/ 1,90 = 0,5263 m3
1 ton Cm = 1 / 2,25 = 0,4444 m3

LF = BM / LM = 0,4761/0,5263 = 0,9046

SF = CM / BM = 0,4444/0,4761 = 0,9334
15.00
1,5
1 1,20 m

0,3
18,60

Apabila SF = 0,8, LF = 0,76, panjang jalan 1,80 km dan kapasitas angkut sebuah truck
adalah 5.00 m3 (Loose), maka berapa truck diperlukan untuk keperluan tersebut?

15+18,60
Volume padat = . 1,2. 1800 + 0,3. 18,6. 100
2
= 36288 + 10444 = 46332 cm3
SF = CM LF = BM
BM LM
BM = CM LM = BM
0,8 = CM 0,80 0,75
0,75 = BM
BM LM

LM = BM = BM
0,75 0,8.0,75

LM = CM = 1,6667 cm
0,60

Tanah yang diperlukan = 1,6667 . 46332 cm3 = 77216,90 cm3


= 77216,90 cm3.buah ~ 15,444 truck
5 cm3
% Swell, % Shrinkage
Apabila tanah asli digali, maka volumae tanah galian mengembang.
Sifat kembanganya tanah disebut “Swell”. Swell dinyatakan dalam %
volume tanah asli. Misal 1m3 tanah asli setelah digali menjadi 1,20m3
tanah lepas, maka nilai swell adalah 20%. Kemudian apabila tanah
lepas tersebut dipadatkan secara mekanis, maka volumenya akan
berkurang, lebih kecil dari volume tanah asli.
Sifat susutnya tanah tersebut disebut “Shrinkage”. Shrinkage
dinyatakan dalam % volume tanah asli. Misalnya contoh tanah diatas,
setelah dipadatkan volumenya tinggal 0,90 m3, maka nilai “Shrinkage”
tanah tersebut adalah 10%.
“Swell = Berat Volume Tanah Asli
- 1 100 %
Berat Volume Tanah Lepas

“Shrinkage = Berat Volume Tanah Asli


1- 100 %
Berat Volume Tanah Lepas
Contoh.
Berat volume tanah asli = 2,0 t/m3
Berat volume tanah lepas = 1,68 t/m3
Berat volume tanah padat = 2,25 t/m 3

“Swell = Berat Volume Tanah Asli


-1 100 %
Berat Volume Tanah Lepas
= 2,000
- 1 100 % = 19,05 %
1,680
“Shrinkage = Berat Volume Tanah Asli
1- 100 %
Berat Volume Tanah Lepas
= 2,00
1- 100 % = 11,11 %
2,25
Sifat-sifat Tanah
a. Keadaan asli (dalam bank) yaitu keadaan tanah dalam kondisi
sebelum mengalami gangguan. Padat disebut Solids dan Pori
Voids
b. Keadaan lepas (Loose) yaitu keadaan setelah mengalami
gangguan (pekerjaan)
c. Keadaan padat (Compact) yaitu setelah tanah dipadatkan
Tabel Faktor Kembang (Swell)

Jenis Tanah Swell (% BM)


Pasir 5-10
Tanah Permukaan 10-25
Tanah Biasa 20-45
Lempung 30-60
Batu 50-60
Sebagai contoh tabel diatas :
Tanah biasa pada keadaan asli (Bank) = 1m3
Swell 20%-45% = 0,2-0,45 m3
Volume dalam keadaan lepas (loose) = 1,2-1,45 m3
Faktor-faktor tanah yang dapat mempengaruhi terhadap produktivitas
Alat Berat
1) Berat Material
Berat material ini dihitung dalam satuan berat (kg, ton, lb) per m3.
biasanya dihitung dalam keadaan asli atau lepas. Berat material ini
akan berpengaruh terhadap volume yang diangkut/ didorong.
Hubungan dengan Draw Bar Pull (DBP / tenaga tarik)
2) Kekerasan
Jelas bagi kita bahwa tanah yang lebih keras akan lebih sukar untuk
dikerjakan oleh alat, kekerasan tanah ini juga berpengaruh terhadap
produktivitas alat.
3) Daya Ikat/ Kohesivitas
Merupakan kemampuan untuk saling mengikat diantara butir tanah itu
sendiri. Sifat ini jelas berpengaruh terhadap alat, misalnya berpengaruh
terhadap spillage faktor (faktor luber)
4) Bentuk (Shape of Materials
Bentuk material yang dimaksud disini didasarkan pada ukuran,
butir kecil akan terdapat rongga yang berukuran kecil pula,
demikian pula pada tanah dengan ukuran butor besar
membentuk rongga besar. Ukuran butir ini berpengaruh
terhadap pengikisan bucket, dengan mengingat munjung
(Heaped) dan rongga tanag yang ada dalam bucket.
Cara menghitung Perubahan Volume
1. Swell (kembang)
SW = (B – L) . 100% Dimana :
L B = Berat jenis keadaan asli
L = Berat jenis tanah keadaan lepas
2. Shrinkage (penyusutan) C = Berat jenis keadaan padat
SH = (C-B) . 100%
C
Pembersihan Lahan
Tujuan : Menyingkirkan benda-benda yang tidak diinginkan dari
lokasi proyek. Contoh : pohon, semak, batu. Contoh lokasi
proyek di hutan.
Metode :
1. a. Tebas Tebang : yaitu memotong pohon-pohonan besar/
kecil diatas muka tanahtunggul dan akar masih tertinggal
2. b. Rubuh bongkar : yaitu merubuhkan dan membongkar
pohon-pohonan, tunggul dan akar sekaligus
2. Cabut Tunggul : yaitu mencabut tunggul dan akar-akar
pohon yang masih tertinggal dalam tanah sepanjang lebar
jalan yang direncanakan (lokasi proyek)
3. Pembersihan : yaitu membersihkan dan menyingkirkan
pohon-pohonan, tunggul dan akar bekas tebangan keluar
lokasi proyek
Pekerjaan tanah
Yaitu suatu pekerjaan tanah dengan tujuan mengubah bentuk asli menjadi benrtuk /
kondisi yang diinginkan. Kondisi lapangan dibagi menjadi 3 keadaan :
1. Keadaan Asli (Bank Measure) yaitu kondisi suatu tanah sebelum dikerjakan atau
kondisi a
2. Keadaan Lepas (Look Mensure) yaitu keadaan tanah setelah diadakan pengerjaan,
dalam kondisi lepas (LM). Volume LM > BM. LM = BM + BM x Swell
3. Keadaan Padat (Compact) yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali dengan
diadakan usaha pemadatan. Volume keadaan padat bisa lebih besar atau lebih kecil
dari BM, tergantung dari usaha pemadatannya.
Macam-macam pekerjaan tanah
1. STRIPPING : yaitu pengupasan top soil (permukaan tanah) yang mengandung tanah
humus (bekas tumbuh-tumbuhahn, sampah dsb). Alat : Bulldozer dengan Blade,
Scrapter dan Back Hoe.
2. PENGGALIAN : yaitu membuang/ memindahkan tanah pada kedalaman tertentu
sehingga diperoleh bentuk / elevasi yang direncanakan.
GAMBAR HAL 25,26
Alat yang digunakan :
1. Power shovel
2. Dragline
3. Back Hoe
4. Clam Shell
5. Loader
6. Ripper
7. scrapper
3. PENIMBUNAN : yaitu pekerjaan peninggian suatu muka tanag untuk mendapat
elevasi tertentu. Alat : Buldozer, scraper, excavator, grader, truck.
4. STABILISASI TANAH. Tujuan melakukan tindakan terhadap tanah tersebut hingga
stabil. Jenis pemantapan ada mekanis, kimiawi, gabungan.
Metode Pemantapan :
a) MENCAMPUR BERBAGAI MACAM TANAH. Mencampur dan mengaduk tanah-tanah
yang beraneka ragam, kemudian disebar dan dipadatkan.
b) MENCAMPUR TANAH DENGAN KAPUR. Untuk tanah yang kandungan lempungnya
tinggi + kapur => terjadi proses kimiawi sehingga tanah menjadi baik.
c) MENCAMPUR ASPAL DENGAN TANAH. Tanahnya berbutir dan prosentase aspal 5 –
7 % dari volume tanah. Kandungan kelembaban aspal harus rendah pada saat
dicampur.
d) MENCAMPUR SEMEN PORTLAND. Butiran tanahnya kasar dan sedikit partikel
lempungnya.
Pemadatan yaitu proses pekerjaan tanah untuk mengurangi rongga-rongga antar
butiran yang terlalu besar (berisi udara atau air) sehingga tersusun rapat satu sama
lain dan saling mengunci.
Bagian Kurang
Padat

+- 15-30 cm

Keberhasilan pemadatan tergantung :


1. Kadar air harus optimum
2. Alat
3. Test
Manajemen Alat Berat & Permasalahannya
Salah satu keberhasilan suatu proyek ditentukan oleh perencanaan dan pengendalian
dari waktu, biaya hingga mutu. Pengendalian tersebut dilakukan untuk mengatur
sumber daya proyek yang terdiri dari :
a) Man (manusia)
b) Machine (Peralatan)
c) Methode (Cara Pelaksanaan)
d) Materials (Bahan Material)
e) Money (uang)
Penggunaaan alat berat merupakan biaya yang cukup besar (untuk pekerjaan tanah
besar biaya mencapai 80% dari biaya keseluruhan) dan harga beli alat berat sangat
tinggi, sehingga perlu kecermatan yang tinggi.
 Pemilihan jenis alat berat yang paling cocok atau yang
paling sesuai dengan tahap pekerjaan dan kondisi
lapangan yang ada dari suatu proyek
 Penentuan type atau ukuran alat berat dengan
mempertimbangkan volume pekerjaan dan luas
medan kerja proyek
 Perencanaan jumlah alat berat yang akan
dioperasikan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan
waktu pelaksanaan
 Perencanaan biaya pemilihan alat berat yang dipakai,
apakah dengan membeli atau dengan menyewa alat
tersebut.
Untuk itu perlu ditinjau kemampuan dan karakteristik
masing-masing alat sebelum kita melaksanakan
pemilihann atau penentuan alat berat, agar nantinya alat
yang digunakan sesuai dengan kebutuhan dari tahap
pekerjaaan dan dapat digunakan secara optimum.
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan, umumnya penanganan
alat berat dititikberatkan pada pengelolaan alat berat yang
sedang digunakan (yang juga merupakan pengelolaan
keseluruhan alat berat). Adapun aspek-aspek pengelolaan
yang ada dalam tahap pelaksanaan adalah:
 Pengelolaan obyektif / tujuan pengelolaan yang meliputi
pemeliharaan alat berat supaya tetap dalam kondisi operasi
setiap saat. Pengawasan operasi alat dengan tujuan untuk
menurunkan biaya pemeliharaan dan biaya parasit (biaya
yang tidak diramalkan karena kita tidak tahu, misal :
kecelakaan, kerusakan alat sebelum waktunya).
 Organisasi pengelolaan meliputi : Peran teknis (menyangkut
biaya teknis (misalnya pembelian alat, pengawasan
perawatan periodik, perbaikan di bengkel dll) yang mestinya
berguna dalam penentuan besar investment cost alat berat.
Peran operasional yang menyangkut biaya operasi (misal:
pengawasan harian, perbaikan harian/ perawatan kecil/
penggantian oli dll) yang dipakai dalam perhitungan biaya
operasi dan perawatan.
 Tujuan Perencanaan Penggunaan Peralatan
Sesuai dengan prinsip construction management “Menyelesaikan
pekerjaan pada waktunya sesuai jadwal dengan hasil yang
memuaskan mutunya sesuai dengan rencana dan spesifikasi, serta
dengan biaya serendah mungkin”
Dengan demikian faktor utamanya adalah biaya total peralatan
terhadap keseluruhan biaya konstruksi. Biaya inii mencakup :
 Investasi awal / biaya sewa alat
 Biaya pengoperasian dan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan operasional
 Hubungan antara biaya dan waktu
Ada 2 waktu yang harus diperhatikan yaitu Waktu Operasi dan Waktu
Menganggur. Dalam hubungannya dengan biaya peralatan terdapat
2 jenis biaya :
 Biaya yang dikeluarkan sebagai akibat memiliki alat tersebut baik
saat beroperasi / menganggur, yang disebut biaya pemilikan alat =
equipment ownership cost
 Biaya yang dikeluarkan pada saat alat beroperasi, yang disebut
biaya operasi peralatan = equipment operating cost
Pemeriksaan Keadaan Lapangan
Perencanaan yang teliti untuk penggunaan peralatan dari hasil
survey lapangan yang cermat dan penggunaan peralatan
yang baik akan menghasilkan daya guna dan hasil guna yang
tinggi.
Untuk mencapai dan hasil guna dan daya guna yang maksimal
dari pemeriksaan keadaan lapangan (survey) kita susun urutan
kegiatan selanjutnya.

Pemeriksaan
keadaan Rencana Rencana
lapangan Teknis Pelaksanaan
(survey)

Survey harus dilakukan secara cermat dan teliti dan dilakukan


secara visual maupun pengukuran.
1. Keadaan lapangan sendiri (termasuk data-data yang
diperlukan untuk land clearing)
 Tetumbuhannya (kerapatan, jenis pohon, struktur akar dll)
 Mengenai keadaan tanahnya (keadaan, jenis, kekerasan
tanah)
 Mengenai keadaan curah hujannya
 Mengenai keadaan topografi
 Mengenai volume pekerjaan
2. Keadaan kemampuan kerja (pemeriksaan tenaga kerja
setempat dan yang perlu diusahakan)
 Mengenai kemampuan tenaga kerja setempat
 Mengenai kemampuan perusahaan setempat
 Mengenai kemampuan per logistik
3. Keadaan kemampuan transport
 Tujuan akhir transportasi peralatan dan bahan
 Keadaan dan kemampuan jalan
 Keadaan dan kemampuan jembatan
 Dan lain-lain yang digunakan untuk transportasi bahan dan alat
Dari hasil survey lapangan kita dapat menentukan beberapa
kegiatan selanjutnya :
 Metoda pelaksanaan pekerjaan yang dipilih
 Macam, jenis, tipe peralatan/ alat-alat berat yang akan
digunakan
 Jumlah alat-alat berat/ peralatan yang ssesuai dengan
volume dan bagan waktu pelaksanaan pekerjaan
Setelah kita mengetahui metoda pelaksanaannya, kita dapat
memilih metoda yang paling menguntungkan.
Metoda pelaksanaan pekerjaan harus sudah meliputi :
o Pembersihan medan (land clearing)
o Pengupasan medan (stripping)
o Galian tanah
o Timbunann tanah dan penebasan
o Pemadatan tanah dan
o Peralatan tanah

Anda mungkin juga menyukai